Anda di halaman 1dari 11

See discussions, stats, and author profiles for this publication at: https://www.researchgate.

net/publication/346011586

ANALISIS 3M PLUS SEBAGAI UPAYA PENCEGAHAN PENULARAN DEMAM


BERDARAH DENGUE DI WILAYAH PUSKESMAS MARGAASIH KABUPATEN
BANDUNG

Article in Vektora Jurnal Vektor dan Reservoir Penyakit · July 2020


DOI: 10.22435/vk.v12i1.1813

CITATIONS READS

14 651

2 authors, including:

Ratna Dian Kurniawati


Bhakti Kencana university
32 PUBLICATIONS 107 CITATIONS

SEE PROFILE

All content following this page was uploaded by Ratna Dian Kurniawati on 01 December 2020.

The user has requested enhancement of the downloaded file.


Analisis 3M Plus Sebagai Upaya... (Ratna Dian Kurniawati, et. al)
DOI : https://doi.org/10.22435/vk.v12i1.1813

ANALISIS 3M PLUS SEBAGAI UPAYA PENCEGAHAN PENULARAN


DEMAM BERDARAH DENGUE DI WILAYAH PUSKESMAS MARGAASIH
KABUPATEN BANDUNG
Ratna Dian Kurniawati**, Ekawati**
*
Universitas Bhakti Kencana
Jl Soekarno Hatta No 754, Cibiru, Kota Bandung, Provinsi Jawa Barat, Indonesia
**
Dinas Kesehatan Kabupaten Bandung
Jl Pamekaran Soreang, Komplek Pemerintahan Daerah Kabupaten Bandung, Jawa Barat, Indonesia
*
Email: ratnadian680@gmail.com

© 2020 Vektora : Jurnal Vektor dan Reservoir Penyakit All rights reserved

ANALYSIS OF 3M PLUS AS A PREVENTION OF DENGUE HEMORRHAGIC


FEVER TRANSMISSION IN MARGAASIH PRIMARY HEALTH CENTER
Naskah masuk : 14 Mei 2019 Revisi I : 27 Desember 2019 Revisi II: 21 Januari 2020 Naskah diterima : 28 Januari 2020

Abstrak

Demam Berdarah Dengue merupakan penyakit menular yang menyebabkan kematian. Kabupaten Bandung
mengalami tren peningkatan prevalensi DBD tiga tahun terakhir periode 2014-2016 dan Puskesmas Margaasih
adalah salah satu daerah endemis DBD. Salah satu upaya pencegahan dan pengendalian terhadap penularan
DBD adalah dengan kegiatan 3M Plus. Tujuan penelitian ini adalah mengetahui hubungan antara 3M Plus
(menguras tempat-tempat penampungan air minimal seminggu sekali, menutup rapat-rapat tempat
penampungan air, mendaur ulang barang bekas yang dapat menampung air, memasang kawat kasa, pemakaian
kelambu saat tidur dan kebiasaan tidak menggantung pakaian di dalam rumah) dengan kejadian DBD. Desain
penelitian menggunakan observasional dengan pendekatan cross sectional. Populasi dalam penelitian ini
adalah seluruh Kepala Keluarga yang berjumlah 6.988 KK di Desa Margaasih. Sampel penelitian ini berjumlah
95 KK. Teknik Pengambilan Sampel dengan stratified random sampling di RW 13 dan RW 5 Desa Margaasih.
Hasil uji bivariat menunjukkan terdapat hubungan antara kegiatan menguras penampungan air, kegiatan
menutup penampungan air, mendaur ulang barang-barang bekas yang dapat menampung air dan kebiasaan
menggantung baju dengan kejadian DBD. Hasil berbeda ditunjukkan variabel pemasangan kawat dan
pemakaian kelambu saat tidur, kedua variabel tersebut tidak memiliki hubungan dengan kejadian DBD.

Kata Kunci: pemberantasan sarang nyamuk, demam berdarah dengue, 3M Plus

Abstract

Dengue Haemorrhagic Fever (DHF) is an infectious disease that causes death. Bandung Regency experienced a
trend of increasing the prevalence of DHF in the last three years of 2014-2016. Margaasih Health Center was
one of the endemic areas of DHF. One of the efforts to prevent and control disease transmission is the 3M Plus
activity. The purpose of this study was to determine the relationship between 3M Plus activities with DHF
incidence. The study design used observational with a cross-sectional approach. The population in this study
was all households with a total of 6,988 families in Margaasih village. The sample of this research is 95 families.
All data collection was conducted using stratified random sampling technique. The bivariate test results showed
the relationship between several 3M plus activities, such as draining water reservoirs, activities to close water
reservoirs, recycle used items that can hold water, and the habit of hanging clothes with the incidence of DHF.
While the installation of wire and the use of mosquito nets during sleep did not show a relationship with the DHF
incidence.

Keywords: mosquito breeding eradication, dengue haemorrhagic fever, 3M Plus

1
Vektora Volume 12 Nomor 1, Juni 2020: 1 - 10

PENDAHULUAN dari 47.34/100.000 penduduk menjadi


Demam Berdarah Dengue (DBD) 78.98/100.000 penduduk (Dinas Kesehatan
merupakan penyakit berbasis lingkungan akibat Provinsi Jawa Barat, 2017).
dari pembangunan perkotaan, perubahan iklim, Kasus DBD mengalami fluktuasi setiap
peningkatan mobilitas kepadatan penduduk, dan tahunnya di Kabupaten Bandung. Pada tahun 2014
rendahnya kesadaran menjaga kebersihan telah terjadi 995 kasus dengan kematian sebanyak
lingkungan (Pradana et al., 2016). Indonesia empat orang, tahun 2015 sebanyak 1.240 kasus
beriklim tropis, sangat baik untuk perkembangan dengan kematian 7 orang, serta tahun 2016 terjadi
DBD yang disebabkan oleh infeksi virus spesies 3.470 kasus dengan kematian 10 orang. Dari data
Flaviviridae, yaitu genus Flavivirus dengan DEN- ini terlihat kematian tertinggi terjadi di wilayah
1, DEN-2, DEN-3, dan DEN-4 serotype (Irwadi et kerja Puskesmas Margaasih Kecamatan Margaasih
al., 2018). Kasus dan penyebaran DBD semakin Kabupaten Bandung (Dinas Kesehatan Provinsi
meningkat, terutama saat musim hujan yang Jawa Barat, 2017).
merupakan kondisi optimal nyamuk berkembang Masyarakat menganggap penanganan dan
biak (Pusat Data dan Informasi Kemenkes RI, pencegahan DBD dengan pengasapan (fogging)
2016). Kepadatan larva Aedes aegypti meningkat merupakan cara yang paling efektif. Hal ini yang
saat musim penghujan sampai menjelang akhir menyebabkan permintaan fogging meningkat,
musim penghujan. Kondisi tersebut disebabkan sedangkan efektivitas fogging dalam menurunkan
oleh keberadaan kontainer berisi air di luar rumah Angka Bebas Jentik dan menurunkan Larva
yang bertambah (Sunaryo & Pramestuti, 2014). Density Index hanya sampai 8,6% (Ibrahim et al.,
Penularan DBD terjadi karena kepadatan 2016). Fogging hanya bertahan selama dua minggu
vektor, kepadatan penduduk, peningkatan dan hanya mematikan nyamuk dewasa.
urbanisasi yang tidak terkendali, pertumbuhan Fogging bukan strategi utama dalam
ekonomi, ketersediaan air bersih serta perilaku mencegah DBD. Fogging hanya dilakukan saat
masyarakat kurang sadar terhadap kebersihan terjadi kasus di suatu wilayah, untuk memberantas
lingkungan dan perubahan iklim (Pusat Data dan nyamuk sebagai vektor penyakit DBD
Informasi Kemenkes RI, 2016). Virus Dengue (Kementerian Kesehatan RI, 2016a).
ditularkan dari orang ke orang melalui gigitan Ae. Angka kejadian DBD yang terus meningkat
aegypti. Aedes aegypti merupakan vektor utama, ditambah siklus hidup Aedes yang cepat adalah
namun spesies lain seperti Ae. albopictus juga alasan penting tindakan pengendalian vektor.
dapat menjadi vektor penular DBD (Sukowati, Kementerian Kesehatan terus berkoordinasi
2010). Penyebaran DBD meliputi hampir semua dengan daerah untuk mengendalikan kejadian
daerah tropis dan sub tropis seluruh dunia. Aedes DBD (Kementerian Kesehatan RI, 2016b).
0
aegypti hidup di antara 35 lintang utara (LU) dan Tindakan pengendalian untuk menciptakan kondisi
0
35 lintang selatan (LS), di bawah ketinggian 1.000 yang tidak sesuai bagi perkembangan vektor.
meter. Aedes aegypti menggigit pada siang hari, Vektor sebagai media transmisi DBD
satu gigitan dapat menginfeksi manusia (Utomo, menghantarkan virus Dengue ke tubuh manusia
2017). sebagai host. Apabila vektor DBD ditekan, maka
Indonesia negara tertinggi kedua di dunia jumlah media transmisi DBD menjadi minimal dan
dengan jumlah kasus DBD tertinggi setelah Brasil. menurunkan jumlah kejadian DBD (Priesley et al.,
Akhir 2016 setengah kematian dan pasien DBD di 2018).
Asia Tenggara berasal dari Indonesia yaitu Menurut Direktorat Jenderal PPM-PLP, cara
sebanyak 129.650 kasus dengan kematian paling efektif dan tepat dalam pencegahan dan
sebanyak 1.071 kasus (Pusat Data dan Informasi pemberantasan DBD adalah Pemberantasan
Kemenkes RI, 2016). Penderita DBD di Provinsi Sarang Nyamuk (PSN) 3M Plus dengan partisipasi
Jawa Barat tahun 2016 mencapai 37.418 kasus seluruh lapisan masyarakat (Rosidi & Adisasmito,
lebih tinggi dibanding tahun 2015 (22.111 kasus). 2009). Pencegahan DBD hingga saat ini belum ada
Penderita DBD di Provinsi Jawa Barat tahun 2016 vaksin. Tindakan pencegahan dan pemberantasan
mencapai 37.418 kasus lebih tinggi dibanding lebih efektif dengan pemberantasan sumber larva
tahun 2015 (22.111 kasus). Incidence rate DBD di melalui PSN (Anggraini, 2016). Pemerintah
Provinsi Jawa Barat mengalami peningkatan tajam memerlukan bantuan partisipasi masyarakat dalam

2
Analisis 3M Plus Sebagai Upaya... (Ratna Dian Kurniawati, et. al)

upaya PSN. Partisipasi masyarakat dalam Keputusan Menteri Kesehatan Nomor


pemberantasan sarang nyamuk DBD tersebut perlu 581/MENKES/SK/VII/1992, di antaranya
ditingkatkan. Penelitian Widagdo, Husodo, dan ditegaskan bahwa pemberantasan DBD ditekankan
Bhinuri dalam Listyorini (2016) menyebutkan pada upaya pencegahan melalui pemberdayaan dan
bahwa ada hubungan antara PSN 3M Plus di bak peran serta masyarakat yaitu gerakan PSN 3M Plus
mandi, ember dan gentong plastik dengan (Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Barat, 2017).
kepadatan jentik (Listyorini, 2016). Pemberantasan Sarang Nyamuk 3M Plus
Pemberantasan Sarang Nyamuk adalah merupakan bagian dari Pola Hidup Bersih dan
kegiatan memberantas telur, jentik dan kepompong Sehat (PHBS) yang bisa dilakukan sehari-hari
nyamuk Ae. aegypti penular DBD pada tempat tetapi dampaknya sangat besar dalam memberantas
perkembangbiakan-nya. Program PSN merupakan dan menghilangkan lebih dini jentik/larva sebelum
prioritas utama yang dilaksanakan langsung oleh tumbuh menjadi nyamuk dewasa (Husna &
masyarakat sesuai kondisi dan budaya setempat Wahyuningsih, 2016). Upaya pencegahan dan
(Tanjung, 2012). Penelitian yang dilakukan pengendalian tersebut termasuk dalam pemutusan
Tombeng et al, membuktikan bahwa terdapat rantai penularan DBD berupa pencegahan terhadap
hubungan antara PSN dengan kejadian DBD di gigitan nyamuk Ae. aegypti melalui kegiatan PSN
Kecamatan Dimembe Kabupaten Minahasa Utara 3M Plus (Gifari et al., 2017).
(Tombeng et al., 2017). Kasus DBD di wilayah kerja Puskesmas
Kementerian Kesehatan RI menyebutkan Margaasih tersebar di lima desa, selama tahun 2014
PSN 3M Plus meliputi pemberantasan sarang - 2017 kasus DBD di Puskesmas Margaasih
nyamuk yang terdiri dari 3M yaitu menguras mencapai 93 kasus dengan kematian sebanyak lima
tempat-tempat penampungan air, seperti bak orang. Dari 22 RW, kasus tertinggi terjadi di Desa
mandi/WC, drum dan sebagainya sekurang- Margaasih terutama di RW 05 dan RW 13, yaitu
kurangnya seminggu sekali, menutup rapat tempat- sebanyak 30 kasus dan tiga orang di antaranya
tempat penampungan air seperti gentong meninggal dunia. Hasil survei menunjukkan,
air/tempayan dan lain-lain, memanfaatkan kembali sebagian besar merupakan wilayah padat
barang bekas yang dapat menampung air dan penduduk, di mana rumah-rumah berdempetan
memiliki potensi menjadi perkembangbiakan serta banyak rumah-rumah kontrakan petak kecil.
nyamuk penular DBD (Kementerian Kesehatan RI, Kondisi lingkungan kotor, saluran air terhambat
2016c). Makna Plus adalah mengganti air vas karena sampah dan barang bekas berserakan. Air
bunga, minuman burung, memperbaiki saluran dan untuk kebutuhan sehari-hari ditampung di bak atau
talang air rusak, membersihkan tempat yang dapat tempat penampungan air. Adanya kebiasaan
menampung air seperti pelepah pisang, dan penduduk menggantung pakaian di dalam rumah
pekarangan dan kebun, memelihara ikan cupang, karena baju kerja akan dipakai lagi tanpa dicuci.
ikan kepala timah, menggunakan obat anti nyamuk, Masyarakat jarang memasang kelambu saat tidur
melakukan larvasidasi (membubuhkan bubuk serta ventilasi rumah yang tidak dipasang kawat
larvasida), menggunakan ovitrap, larvitrap, kasa.
maupun mosquito trap Serta menggunakan Wawancara dengan petugas menyatakan
tanaman pengusir nyamuk seperti lavender, bahwa Program PSN 3M Plus sudah dilaksanakan
kantong semar, sereh, zodiac, geranium dan lain- walaupun belum maksimal. Masyarakat masih
lain (Kementerian Kesehatan RI, 2016c). menganggap fogging adalah cara terbaik
Pemberantasan Sarang Nyamuk 3M Plus pencegahan penularan penyakit DBD. Permintaan
berbasis masyarakat di mana pemberdayaan fogging dari Puskesmas Margaasih tercatat di
dimulai dari meningkatkan motivasi masyarakat Dinas Kesehatan Kabupaten Bandung paling
(Susianti, 2017). Target Sustainable Development banyak. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk
Goals (SDG's) pada tahun 2030 adalah mengakhiri mengetahui hubungan Pemberantasan Sarang
epidemic penyakit menular dan penyakit tropis Nyamuk 3M Plus dengan kejadian DBD di Desa
yang terabaikan seperti DBD (Koalisi CSO, 2017). Margaasih wilayah Puskesmas Margaasih,
Prioritas utama pengendalian DBD bertumpu pada Kabupaten Bandung.
tujuh kegiatan pokok yang tertuang dalam

3
Vektora Volume 12 Nomor 1, Juni 2020: 1 - 10

BAHAN DAN METODE Tabel 1. Distribusi kejadian DBD berdasarkan usia


Desain penelitian ini adalah observasional dan pendidikan di Desa Margaasih
dengan pendekatan cross-sectional untuk Kabupaten Bandung Tahun 2018
mengetahui hubungan PSN 3M Plus dengan Karakteristik Frekuensi Persentase
kejadian DBD di wilayah Puskesmas Margaasih Responden (n) (%)
Kabupaten Bandung. Populasi dalam penelitian ini Usia
adalah seluruh keluarga yang berjumlah 6.988 17 – 25 Tahun 3 3,2
kepala keluarga (KK) di Desa Margaasih 26 – 35 Tahun 15 15,8
Kecamatan Margaasih Kabupaten Bandung. 36 – 45 Tahun 34 35,8
46 – 55 Tahun 35 36,8
Penghitungan sampel minimal menggunakan
56 – 65 Tahun 6 6,3
rumus Lemeshow dengan derajat kepercayaan > 65 Tahun 2 2,1
sebesar 95%. Setelah dihitung dari 6.988 KK maka
didapatkan sampel penelitian berjumlah 95 KK. Tingkat Pendidikan
Tehnik pengambilan sampel dengan stratified SD 26 27,3
random sampling, dilakukan dengan cluster two SMP/Sederajat 20 21,1
SMA/Sederajat 42 44,2
stage, dengan tahap pertama memilih beberapa RW
Diploma 4 4,2
sebagai sampel, kemudian dipilih secara Sarjana 3 3,2
proporsional sejumlah sampel dari RW terpilih.
Penelitian dilakukan di RW yang mempunyai Total 95 100
angka kejadian tinggi setiap tahunnya yaitu di RW
13 dan RW 5. Kriteria inklusi yang ditetapkan mengganti air vas bunga, memperbaiki saluran air
adalah kepala keluarga yang ada di wilayah kerja dan memelihara ikan pemakan jentik agar terjadi
Puskesmas Margaasih Kabupaten Bandung dan pemutusan rantai pertumbuhan nyamuk pra dewasa
bersedia menjadi responden dalam penelitian. tidak menjadi dewasa sehingga daerah tersebut
Data penelitian didapatkan melalui bebas dari keberadaan jentik (Nani, 2017).
instrumen penelitian yang digunakan yaitu lembar Kegiatan ini merupakan suatu bentuk pencegahan
checklist observasi dan wawancara yang penularan DBD yang efektif dibanding larvasidasi
merupakan daftar pengamatan dan pertanyaan dan fogging. Kegiatan larvasidasi hanya
yang berhubungan dengan variabel yang akan mematikan jentik/larva di dalam air, sementara
diteliti (menguras tempat penampungan air, fogging hanya mematikan nyamuk dewasa saja
menutup tempat penampungan air, mendaur ulang pada saat terjadi kasus DBD (Rubandiyah &
barang-barang bekas, tidak menggantung pakaian Nugroho, 2018).
di dalam rumah, kebiasaan tidur memakai kelambu Hasil penelitian menunjukkan bahwa
dan memasang kawat kasa serta data kejadian DBD sebagian besar keluarga (82,1%) di Desa
di keluarga). Analisis data dalam penelitian ini Margaasih telah melaksanakan pengurasan tempat-
menggunakan uji statistik Chi Square. tempat penampungan air dengan alasan kondisi
tempat-tempat penampungan air mayoritas hanya
HASIL memiliki tempat-tempat penampungan air yang
Hasil penelitian dan analisis data yang kecil dan cepat habis, jarang sekali keluarga
dilakukan di Desa Margaasih wilayah kerja memiliki tempat penampungan air yang luas,
Puskesmas Margaasih Kecamatan Margaasih sehingga saat air habis maka tempat penampungan
Kabupaten Bandung pada 95 responden disajikan dikuras. Hasil penelitian menunjukkan 96,2%
pada Tabel 1. Data yang didapatkan merupakan responden yang menguras tempat penampungan air
data mengenai perilaku PSN 3M Plus keluarga tidak terkena DBD.
dengan kejadian DBD di wilayah Puskesmas Nyamuk Ae. aegypti lebih banyak ditemukan
Margaasih Kabupaten Bandung. berkembang biak di tempat penampungan air
buatan dan sejenisnya di dalam rumah meskipun
PEMBAHASAN juga ditemukan di luar rumah di wilayah perkotaan,
Perilaku PSN 3M Plus merupakan sedangkan Ae. albopictus lebih banyak ditemukan
serangkaian kegiatan yang dilakukan keluarga di di penampungan air alami di luar rumah terutama di
rumah dalam kehidupan sehari-hari seperti wilayah pinggiran kota dan pedesaan, namun juga

4
Analisis 3M Plus Sebagai Upaya... (Ratna Dian Kurniawati, et. al)

Tabel 2. Distribusi variabel PSN 3M Plus dan kejadian DBD masyarakat Desa Margaasih Kabupaten
Bandung tahun 2018
Faktor Risiko DBD Frekuensi Persentase (%)
Kejadian DBD
Pernah terjangkit DBD 1 bulan terakhir 14 14,7
Tidak pernah terjangkit DBD 1 bulan terakhir 81 85,3
Menguras tempat-tempat penampungan air
Menguras tempat-tempat penampungan air 78 82,1
Tidak menguras tempat-tempat penampungan air 17 17,9
Menutup rapat-rapat tempat penampungan air
Menutup rapat-rapat tempat penampungan air 54 56,8
Tidak menutup rapat-rapat tempat penampungan air 41 43,2
Mendaur ulang barang bekas
Mendaur ulang barang bekas 58 61,1
Tidak mendaur ulang barang bekas 37 38,9
Memasang kawat kasa
Memasang kawat kasa 46 48,4
Tidak memasang kawat kasa 49 51,6
Memasang kelambu saat tidur
Memasang kelambu saat tidur 17 17,9
Tidak memasang kelambu saat tidur 78 82,1
Tidak menggantung pakaian di dalam rumah
Tidak menggantung pakaian di dalam rumah 44 46,3
Menggantung pakaian di dalam rumah 51 53,7

Tabel 3. Distribusi hubungan pemberantasan sarang nyamuk 3M Plus dengan kejadian DBD masyarakat
Desa Margaasih Kabupaten Bandung Tahun 2018
Kejadian DBD
PSN 3M Plus Total Sig.
Tidak DBD DBD
Menguras tempat-tempat penampungan air
Menguras tempat-tempat penampungan air 75 (96,2%) 3 (3,8%) 78 (100%)
Tidak Menguras tempat-tempat penampungan air 0,00
6 (35,3%) 11 (64,7%) 17 (100%)
Menutup Rapat Tempat Penampungan Air
Menutup tempat penampungan air 51 (94,4%) 3 (5,6%) 54 (100%)
0,009
Tidak Menutup tempat penampungan air 30 (73,2%) 11 (26,8%) 41 (100%)
Mendaur ulang barang bekas
Mendaur ulang barang bekas 54 (93,1%) 4 (6,9%) 58 (100%)
0,02
Tidak Mendaur ulang barang bekas 27 (73,0%) 10 (27,0%) 37 (100%)
Memasang kawat kasa
Memasang kawat kasa 42 (91,3%) 4 (8,7%) 46 (100%)
0,19
Tidak Memasang kawat kasa 39 (79,6%) 10 (20,4%) 49 (100%)
Memakai Kelambu Saat Tidur
Memakai kelambu saat tidur 16 (94,1%) 1 (5,9%) 17 (100%)
0,45
Tidak Memakai kelambu saat tidur 65 (83,3%) 13 (16,7%) 78 (100%)
Tidak menggantung pakaian dalam rumah
Tidak menggantung pakaian dalam rumah 42 (95,5%) 2 (4,5%) 44 (100%)
Menggantung pakaian dalam rumah 39 (76,5%) 12 (23,5%) 51 (100%) 0,02
Total 81 (85,3%) 14 (14,7%) 95 (100%)

5
Vektora Volume 12 Nomor 1, Juni 2020: 1 - 10

ditemukan di tempat penampungan buatan di jatuhnya kotoran-kotoran dan debu ke dalam air, di
dalam dan di luar rumah (Sukowati, 2010). Dengan mana air tersebut selain dipakai mandi juga akan
mengetahui habitat perkembangbiakan nyamuk, digunakan untuk keperluan memasak dan
maka tempat penampungan air haruslah selalu diminum. Menutup rapat-rapat tempat penam-
tertutup sehingga populasi nyamuk dapat pungan air dapat meminimalkan perkembang-
berkurang dan dapat menurunkan angka DBD biakan nyamuk Ae. aegypti, sedangkan tempat
(Sumantri et al., 2014). penampungan air yang tidak tertutup rapat dan
Tempat penampungan yang sering jarang dibersihkan dapat dijadikan tempat
dibersihkan dapat menekan populasi jentik perkembangbiakan (breeding place) nyamuk Ae.
sehingga tidak tumbuh dan berkembang menjadi aegypti mulai dari telur hingga menjadi nyamuk
nyamuk dewasa. Jentik nyamuk biasanya dewasa yang akan menggigit manusia dan
diletakkan di dinding tempat penampungan air saat menularkan DBD (Wanti & Darman, 2014).
nyamuk dewasa bertelur. Pengurasan tempat Sesuai penelitian Utomo tahun 2017, bahwa
penampungan air dilakukan teratur minimal sebagian besar responden menutup rapat tempat
seminggu sekali dapat ditekan serendah- penampungan air. Tempat penampungan air yang
rendahnya, sehingga penularan DBD tidak terjadi tidak tertutup dengan rapat dan jarang dibersihkan
(Wanti & Darman, 2014). Menguras tempat dapat berfungsi sebagai tempat perindukan
penampungan air (TPA) merupakan salah satu cara nyamuk Ae. aegypti (Utomo, 2017). Praktik
pencegahan penyakit DBD, dengan cara menguras tempat penampungan air yang baik
membersihkan tempat perkembangbiakan nyamuk mempengaruhi keberadaan jentik (Nomitasari et
Ae. aegypti ( Jaya & Ibrahim, 2013). Siklus nyamuk al., 2012).
dari mulai bertelur sampai menggigit dibutuhkan Sebagian keluarga Desa Margaasih (61,1%)
waktu 9-10 hari. Perkembangan nyamuk jantan mendaur ulang barang bekas. Desa Margaasih telah
dari telur hingga menjadi dewasa dan kemudian memiliki bank sampah, warga mengumpulkan
mati membutuhkan waktu 9-10 hari sedangkan barang bekas dan diangkut oleh petugas kebersihan
pada betina dapat mencapai 2-3 bulan (Widiyanto, desa untuk didaur ulang. Ada juga yang mendaur
2007). ulang sendiri barang-barang bekas seperti ember
Nyamuk Ae. aegypti akan menghasilkan untuk dibuat menjadi pot bunga ataupun pot
telur 100 sampai 102 butir setiap kali bertelur. Telur tanaman hias. Hampir seluruh keluarga (93,1%)
Ae. aegypti dapat bertahan hidup dalam waktu lama yang mendaur ulang barang bekas tidak terkena
tanpa air bahkan sampai enam bulan. Kemampuan DBD.
telur bertahan dalam keadaan kering membantu Barang-barang bekas yang dibiarkan
kelangsungan hidup spesies dalam kondisi yang berserakan dapat menampung air dan membuat
tidak menguntungkan (Purba, 2013). Penelitian genangan air, sehingga di dalam genangan tersebut
baru menyebutkan bahwa nyamuk Ae. aegypti bisa nyamuk Ae. aegypti akan bertelur dan berkembang
mencapai radius 500 meter dalam mencari tempat biak. Habitat dan breeding places nyamuk Ae.
untuk bertelur (Kurniawan & Made, 2017). Vektor aegypti memerlukan air jernih yang tidak beralas
nyamuk Ae. aegypti akan berkembang secara langsung ke tanah, seperti tempayan, ember, drum,
optimum pada temperatur 20–28 0C. Umur nyamuk dan barang bekas yang menampung air
yang lebih panjang akan meningkatkan peluang (Awaluddin, 2017). Mendaur ulang barang bekas
bagi virus Dengue untuk menyelesaikan masa dapat mengurangi risiko genangan air hujan yang
inkubasi ekstrinsiknya. Indonesia sebagai negara tertampung pada barang bekas tersebut sehingga
tropis dengan suhu udara 16–32 0C dan kelembaban tidak menjadi perindukan dan perkembangbiakan
relatif 60–80 % merupakan ruang yang ideal untuk nyamuk Ae. aegypti (Kementerian Kesehatan RI,
mendukung perkembangbiakan nyamuk Ae. 2016b).
aegypti (Universitas Airlangga, 2017). Sebagian keluarga (53,7%) mempunyai
Sebagian besar keluarga (56,8%) telah kebiasaan menggantung pakaian di dalam rumah
menutup rapat-rapat tempat penampungan air. dengan alasan masih bisa dipakai untuk esok
Keluarga beralasan karena apabila tempat harinya saat mereka bekerja atau sekolah terutama
penampungan air terbuka berisiko terhadap pada rumah indekos atau kontrakan tempat
jatuhnya kotoran tikus, masuknya lalat serta masyarakat urban yang tinggal di tempat tersebut.

6
Analisis 3M Plus Sebagai Upaya... (Ratna Dian Kurniawati, et. al)

Hampir seluruh keluarga yang tidak mempunyai Pemasangan kawat kasa dengan ukuran
kebiasaan menggantung pakaian di dalam rumah standar 0,88 mm memungkinkan nyamuk Ae.
tidak terkena DBD. aegypti yang sudah terjangkit virus DBD tidak
Nyamuk Ae. aegypti lebih menyukai dapat keluar masuk rumah dan menularkan DBD.
beristirahat di tempat yang gelap, lembab, tempat Nyamuk vektor DBD dewasa berukuran lebih
tersembunyi di dalam rumah atau bangunan, besar dari ukuran diameter pada kawat kasa.
termasuk kolong tempat tidur, kloset, kamar mandi, Pemakaian kasa dapat menghindari kontak
dan dapur. Nyamuk juga bersembunyi pada benda- langsung antara manusia dengan gigitan nyamuk
benda tergantung seperti baju, tirai, dan dinding. Ae. aegypti. Hasil penelitian ini diperkuat oleh hasil
Walaupun jarang, nyamuk dewasa dapat penelitian Elvin, di Kelurahan 19 November,
ditemukan di luar rumah, di tanaman atau tempat Kecamatan Wundulako Kabupaten Kolaka tahun
terlindung lainnya (Ariyati, 2015) 2016, bahwa hampir setengah (45,5%) dari
Pakaian yang menggantung menjadi tempat responden yang tidak memasang kawat kasa di
hinggap nyamuk Ae. aegypti untuk tempat rumahnya pernah mengalami DBD (Amrieds et al.,
beristirahat (resting place). Cahaya minimal di 2016) karena sebagian besar responden memiliki
dalam rumah seharusnya 100 lux, sedangkan kebiasaan mengusir nyamuk dengan menggunakan
kelembaban di ruangan seharusnya sekitar 40- obat nyamuk bakar atau lotion anti nyamuk. Begitu
60%. Menggantung pakaian di dalam rumah dapat juga dengan sebagian kecil keluarga di Desa
menyebabkan ruangan menjadi gelap, lembab serta Margaasih yang memasang kawat kasa di rumah.
tidak terkena sinar matahari langsung dan tidak Masyarakat cenderung memasang gorden yang
terkena angin yang bertiup. (Kementerian dianggap mempunyai fungsi sama dengan kawat
Kesehatan RI, 2016b). Nyamuk Ae. aegypti senang kasa. Pada penelitian ini tidak ada hubungan antara
pada daerah gelap dan lembab. Nyamuk Ae. memasang kawat kasa dengan kejadian DBD,
aegypti biasanya tidak menyukai tempat-tempat karena sebagian besar keluarga yang menggunakan
dengan suhu dan kelembaban yang tidak sesuai kawat kasa dan keluarga yang tidak menggunakan
misalnya terlalu panas atau terlalu kering kawat kasa sama-sama tidak mengalami DBD.
(Boekoesoe, 2013). Pemakaian kelambu saat tidur merupakan
Sebagian besar (51,6%) keluarga RW 13 dan bentuk pencegahan yang dilakukan agar ter-hindar
RW 5 di Desa Margaasih tidak memasang kawat dari gigitan nyamuk selama tidur. Masyarakat
kasa karena dapat mengurangi estetika rumah dan enggan memakai kelambu dengan alasan tidak
keluarga merasa butuh ruangan yang bebas terbuka praktis. Masyarakat Desa Margaasih yang
agar suasana rumah menjadi sejuk tidak gerah. memakai kelambu pada siang hari menyatakan
Hampir sebagian (48,4%) keluarga lainya telah efek kurang nyaman dan suasana terasa menjadi
memiliki kebiasaan baik memasang kawat kasa di panas. Kondisi inilah yang membuat penggunaan
rumah. Mereka beralasan dengan dipasangnya kelambu dirasa sudah tidak cocok lagi pada saat ini
kawat kasa dapat mengurangi debu-debu yang (Azizah et al., 2017).
masuk ke dalam rumah. Hampir seluruh keluarga Masyarakat cenderung lebih menyukai
(79,6%) yang tidak memasang kawat kasa di rumah pemakaian obat nyamuk atau lotion. Pemakaian
tidak terkena DBD. obat nyamuk atau lotion bertujuan sama yaitu
Pemasangan kawat kasa adalah kegiatan mengusir nyamuk dan menghindari dari gigitan
tambahan (Plus) dari kegiatan PSN 3M yang dapat nyamuk terutama nyamuk Ae. aegypti. Nyamuk
membantu mencegah gigitan nyamuk Ae. aegypti hanya akan hinggap pada kelambu tetapi tidak bisa
penular DBD. Memasang kawat kasa merupakan hinggap pada manusia dan tidak bisa menggigit
salah satu upaya untuk menghindari terbangnya manusia (Kementerian Kesehatan RI, 2016b).
nyamuk dari luar rumah ke dalam rumah melalui Hampir seluruh keluarga (82,1%) tidak
ventilasi. Ventilasi terbuka berfungsi sebagai memakai kelambu saat tidur. Masyarakat merasa
tempat pertukaran udara ke dalam rumah, namun gerah dan ruangan menjadi sempit apabila
dari kondisi ventilasi terbuka tersebut dapat dipasang kelambu. Jika dilihat dari waktu
memberi kesempatan nyamuk Ae.aegypti untuk pemakaian kelambu dengan tujuan menghindari
keluar atau masuk ke dalam rumah (Kementerian kontak langsung antara manusia dengan nyamuk
Kesehatan RI, 2016b). pada saat tidur maka pemakaian kelambu dirasa

7
Vektora Volume 12 Nomor 1, Juni 2020: 1 - 10

kurang tepat. Nyamuk Ae. aegypti memiliki kebi- Saran


asaan menggigit manusia pada siang hari pukul Puskesmas Margaasih perlu meningkatkan
08.00-12.00 dan petang hari pukul 15.00-17.00. sosialisasi Program PSN 3M Plus kepada
Pada jam tersebut masyarakat cenderung sedang masyarakat dalam upaya pencegahan DBD.
beraktivitas dan tidak akan memakai kelambu Mengintensifikasikan dan mengoptimalkan
karena sedang tidak dalam kondisi tidur. Hampir pemberdayaan masyarakat pada kegiatan PSN 3M
seluruh keluarga (83,3%) yang tidak memakai Plus di tingkat keluarga. Sesuai program Kemenkes
kelambu saat tidur tidak terkena DBD (Purba, RI yaitu satu rumah harus ada Agent of Change
2013). untuk mengubah perilaku dan ada gerakan 3M
Nyamuk Ae. aegypti terbang pada ketinggian Plus. Masyarakat perlu aktif dalam PSN 3M Plus.
satu meter dari permukaan tanah sehingga sulit
bagi manusia untuk memukul nyamuk Ae. aegypti. KONTRIBUSI PENULIS
Aedes aegypti dikenal tidak terlalu berisik ketika Kontribusi penulis dalam artikel ini adalah
terbang. Aedes aegypti nyamuk rumahan, selama RDK sebagai kontributor utama bertanggung
ada sumber makanan yaitu manusia dan tempat jawab dalam perumusan atau evolusi tujuan dan
untuk meletakkan telur, maka nyamuk itu akan tujuan penelitian menyeluruh. E sebagai
tetap berada di rumah. Aedes aegypti meletakkan kontributor pendukung bertanggung jawab dalam
telurnya di air yang tersimpan dalam berbagai pengembangan atau perancangan metodologi serta
media dengan pH air berkisar antara 5,8-8,6 dan melakukan penelitian khususnya melakukan
mengandung kadar garam dengan konsentrasi 0- eksperimen, atau pengumpulan data.
0,7 gr/l (Anggraini & Cahyati, 2017).
Penelitian Utomo tahun 2017 menunjukkan UCAPAN TERIMA KASIH
bahwa penggunaan kelambu pada keluarga Ucapan terima kasih kepada Dinas
tergolong rendah. Masyarakat menganggap kurang Kesehatan Kabupaten Bandung, Kepala
lazim dan kurang praktis serta ekonomis, sehingga Puskesmas Margaasih, Warga RW 5 dan RW 13
masyarakat lebih memilih memasang obat nyamuk Desa Margaasih, Wilayah Kerja Puskesmas
atau lotion anti nyamuk (Utomo, 2017). Margaasih, terutama ibu-ibu kader yang telah
Pemberantasan Sarang Nyamuk 3M Plus memberikan bantuan kepada peneliti. Kepada
merupakan kegiatan yang efektif mencegah Universitas Bhakti Kencana terutama Fakultas
kejadian DBD. Penelitian Priesley tahun 2018, Ilmu Kesehatan yang sudah memberikan ijin dalam
menunjukkan bahwa ada hubungan bermakna pelaksanaan penelitian ini. Kepada semua pihak
antara PSN 3M Plus dengan kejadian DBD. Setiap yang tidak bisa disebutkan satu persatu yang sudah
responden yang tidak melakukan kegiatan PSN 3M memberikan bantuan sehingga pelaksanaan
Plus, berisiko terkena DBD 5,842 kali penelitian ini terlaksana dengan lancar.
dibandingkan responden yang melakukan kegiatan
PSN 3M Plus dengan baik (Priesley et al., 2018). DAFTAR PUSTAKA
Utomo menyebutkan semakin tinggi tingkat
efektifitas 3M, maka semakin rendah kejadian Anggraini, A., 2016. Pengaruh kondisi sanitasi
DBD (Utomo et al., 2013). lingkungan dan perilaku 3M plus terhadap
kejadian demam berdarah dengue di
KESIMPULAN DAN SARAN Kecamatan Purwoharjo Kabupaten
Kesimpulan Banyuwangi. J. Pendidik. Geogr. Volume 03,
Berdasarkan hasil penelitian terdapat 321–328.
hubungan antara kegiatan menguras penampungan Anggraini, T.S., Cahyati, W.H., 2017.
air, kegiatan menutup penampungan air, mendaur Perkembangan Aedes aegypti pada berbagai
ulang barang-barang bekas yang dapat menampung pH Air dan salintas air. Higeia J. Public Heal.
air dan kebiasaan menggantung baju dengan Res. Dev. 1, 1–10.
kejadian DBD, akan tetapi tidak ada hubungan Ariyati, I.S., 2015. Hubungan antara perilaku PSN
antara variabel pemasangan kawat dan pemakaian (3M Plus) dan kemampuan mengamati jentik
kelambu saat tidur dengan kejadian DBD. dengan kejadian DBD di Kelurahan

8
Analisis 3M Plus Sebagai Upaya... (Ratna Dian Kurniawati, et. al)

Tembalang Kecamatan Tembalang Kota Kementerian Kesehatan RI, 2016a. Menkes:


Semarang [Skripsi]. Universitas Negeri Dibanding Fogging, PSN 3M Plus Lebih
Semarang, Semarang. Utama Cegah DB [WWW Document]. URL
Awaluddin, 2017. Korelasi Pengetahuan dan Sikap http://www.kemkes.go.id/development/site/
Keluarga Terhadap Tindakan Pencegahan depkes/pdf.php?id=16022200004. (accessed
Demam Berdarah Dengue. J. Endur. 1, 1.3.19).
263–269. Kementerian Kesehatan RI, 2016b. Kendalikan
Azizah, T.N., Zahroh, S., Huda BM, S., 2017. DBD Dengan PSN 3M Plus [WWW
Beberapa faktor yang berhubungan dengan Document]. Jakarta. URL
perilaku PSN (3M Plus) sebagai upaya https://www.kemkes.go.id/article/view/160
pencegahan DBD pada masyarakat 20900002/kendalikan-dbd-dengan-psn-3m-
Kelurahan Sendangmulyo, Semarang. J. plus.htmlhttp://www.depkes.go.id/article/vi
Kesehat. Masy. Volume 5, 645–653. ew/16020900002/kendalikan-dbd-dengan-
Boekoesoe, L., 2013. Kajian faktor lingkungan psn-3m-plus.html. (accessed 1.3.19).
terhadap kasus Demam Berdarah Dengue Kementerian Kesehatan RI, 2016c. Kemenkes
(DBD) studi kasus di Kota Gorontalo Keluarkan Surat Edaran Pemberantasan
Provinsi Gorontalo [Disertasi]. Universitas Sarang Nyamuk dengan 3M Plus dan
Negeri Gorontalo, Gorontalo. Gerakan 1 Rumah 1 Jumantik [WWW
Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Barat, 2017. Profil Document]. Jakarta. URL
Kesehatan Provinsi Jawa Barat. Dinas http://sehatnegeriku.kemkes.go.id/baca/
Kesehatan Provinsi Jawa Barat, Bandung. rilismedia/20160212/4314156/14156-2/
Gifari, M.A., Rusmartini, T., Astuti, R.D.I., 2017. (accessed 1.3.19).
Hubungan tingkat pengetahuan dan perilaku Koalisi CSO, 2017. Kesehatan yang baik dan
gerakan 3M Plus dengan keberadaan jentik Kesejahteraan : Memastikan kehidupan yang
Aedes aegypti. Bandung Meet. Glob. Med. sehat dan mendukung kesejahteraan bagi
Heal. 1, 84–90. semua untuk semua usia [WWW Document].
Husna, R., Wahyuningsih, N., 2016. Hubungan SDG. URL https://www.sdg2030indonesia.
perilaku 3M PLUS dengan kejadian Demam org/page/11-tujuan-tiga (accessed 1.3.19).
Berdarah Dengue (DBD) di Kota Semarang Kurniawan, A., Made, A.N., 2017. Preferensi
(Studi di Kota Semarang wilayah atas). J. Aedes aegypti meletakkan telur pada
Kesehat. Masy. 4, 171–177. berbagai warna ovitrap di Laboratorium.
Ibrahim, E., Hadju, V., Nurdin, A., Ishak, H., 2016. Balaba 13, 37–42.
Effectiveness of abatezation and fogging Listyorini, P.I., 2016. Faktor-faktor yang
intervention to the larva density of Aedes mempengaruhi perilaku pemberantasan
aegypti dengue in endemic areas of Makassar sarang nyamuk (PSN) pada masyarakat
City. Int. J. Sci. Basic Appl. Res. 30, Karangjati Kabupaten Blora. Infokes 6,
225–264. 6–15.
Irwadi, D., Arif, M., Hardjoeno, H., 2018. Nani, N., 2017. The relationship between PSN
Gambaran serologi IgM–IgG cepat dan behavior with existence larvae of Aedes
hematologi rutin penderita DBD. Indones. J. aegypti in Port of Pulang Pisau. J. Berk.
Clin. Pathol. Med. Lab. 3, 45–48. Epidemiol. 5, 1–12.
Jaya, D.M., Ibrahim, E., Anwar, 2013. Hubungan Nomitasari, D., Lintang, D.S., Ginandjar, P., 2012.
Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN) DBD Perbedaan praktik PSN 3M Plus di kelurahan
dengan keberadaan larva Aedes aegypti di percontohan dan non percontohan program
Wilayah Endemis DBD Kelurahan Kassi- pemantauan jentik rutin Kota Semarang. J.
Kassi Kota Makassar [WWW Document]. Entomol. Indones. Vol. 9, 32–37.
URL http://repository.unhas.ac.id/bitstream/ Pradana, R.C., Dharmawan, R., Sulaeman, E.S.,
handle/123456789/6168/Dewi Mustika Jaya 2016. The effectiveness of mosquito
K11109332.pdf?sequence=1. (accessed breeding site eradication and role of wiggler
1.3.19). controller toward countermeasure effort of

9
Vektora Volume 12 Nomor 1, Juni 2020: 1 - 10

Dengue Hemorrhagic Fever in Klaten, Tanjung, M.O., 2012. Perilaku kader jumantik
Central Java. J. Epidemiol. Public Heal. 1, dalam melaksanakan PSN DBD 3M Plus di
37–48. Kelurahan Jomblang Kecamatan Candisari.
Priesley, F., Reza, M., Rusdji, S.R., 2018. J. Kesehat. Masy. 1, 1061–1067.
Hubungan Perilaku Pemberantasan Sarang Tirtasari Amrieds, E., Asfian, P., Ainurafiq, 2016.
Nyamuk dengan Menutup, Menguras dan Faktor-faktor yang berhubungan dengan
Mendaur Ulang Plus (PSN M Plus) terhadap kejadian demam berdarah dengue (DBD) di
Kejadian Demam Berdarah Dengue (DBD) Kelurahan 19 November Kecamatan
di Kelurahan Andalas. J. Kesehat. Andalas 7, Wundulako Kabupaten Kolaka Tahun 2016.
124–130. J. Ilm. Mhs. Kesehat. Masy. 1, 1–12.
Purba, P.H., 2013. Kemampuan reproduksi Tombeng, C., Pingkan J, K., Ratag, B.., 2017.
nyamuk Aedes aegypti berdasarkan Hubungan antara pengetahuan dan tindakan
keberadaan nyamuk jantan [Skripsi]. Institut pemberantasan sarang nyamuk (PSN)
Pertanian Bogor, Bogor. dengan kejadian DBD di Desa Tatelu
Pusat Data dan Informasi Kemenkes RI, 2016. Kecamatan Dimembe Kabupaten Minahasa
Situasi DBD di Indonesia, Pusat Data dan Utara. E-Journal Heal. 1–8.
Informasi Kemenkes RI. Kementerian Universitas Airlangga, 2017. Iklim dan Cuaca
Kesehatan RI, Jakarta. Mempengaruhi Penularan Virus Dengue
Rosidi, A.R., Adisasmito, W., 2009. Hubungan [WWW Document]. URL
faktor penggerakan pemberantasan sarang https://unair.ac.id/site/article/read/1219/ikli
nyamuk Demam Berdarah Dengue dengan m-dan-cuaca-mempengaruhi-penularan-
angka bebas jentik di Kecamatan virus-dengue.html (accessed 1.3.19).
Sumberjaya Kabupaten Majalengka, Jawa Utomo, A.P., Ningsih, S., Setyawan, F.E.B., 2013.
Barat. Maj. Kedokt. Bandung, 41, 1–7. Efektifitas pelaksanaan 3M (Menguras,
Rubandiyah, H.I., Nugroho, E., 2018. Menutup, Dan Mengubur) untuk
Pembentukan kader jumantik sebagai upaya menurunkan kejadian Demam Berdarah
peningkatan pengetahuan siswa di Sekolah Dengue (DBD) di Kota Blitar pada Periode
Dasar. Higeia J. Public Heal. Res. Dev. 2, 2010-2011. Fak. Kedokt. Univesitas
216–226. Muhammadiyah Malang 9, 82–88.
Sukowati, S., 2010. Masalah Vektor DBD dan Utomo, B., 2017. Hubungan perilaku
Pengendaliannya di Indonesia. Bul. Jendela pemberantasan sarang nyamuk (PSN) dan
Epidemiol. 2, 26–30. kejadian DBD di Desa Mojokerto
Sumantri, R., Hasibuan, P., Novianry, V., 2014. Kecamatan Reban Kabupaten Batang.
Hubungan pemberantasan sarang nyamuk Skripsi Univ. Diponegoro, Semarang.
dan kebiasaan keluarga dengan kejadian Universitas Diponegoro.
DBD di Kota Pontianak Tahun 2013. J. Mhs. Wanti, Darman, M., 2014. Tempat penampungan
Fak. Kedokt. Untan 1, 1–21. air dan kepadatan jentik Aedes sp. di daerah
Sunaryo, S., Pramestuti, N., 2014. Surveilans endemis dan bebas Demam Berdarah
Aedes aegypti di Daerah Endemis Demam Dengue. Kesmas J. Kesehat. Masy. Nas. 9,
Berdarah Dengue. Kesmas J. Kesehat. Masy. 171–178.
Nas. 8, 423–429. Widiyanto, T., 2007. Kajian manajemen
Susianti, N., 2017. Government Strategy in the lingkungan terhadap kejadian Demam
eradication of Dengue Hemorrhagic Fever Berdarah Dengue (DBD) di Kota Purwokerto
(DHF) in Jambi City. J. Bina Praja 9, Jawa-Tengah [Tesis]. Universitas
243–253. Diponegoro, Semarang.

10

View publication stats

Anda mungkin juga menyukai