Ilovepdf Merged
Ilovepdf Merged
Abstrak
E-commerce merupakan salah satu dari perkembangan teknologi dan internet. Yaitu sebuah layanan
internet yang dimanfaatkan untuk jual-beli secara online. E-commerce atau Perdagangan elektronik adalah
penyebaran, pembelian, penjualan, pemasaran barang dan jasa melalui sistem elektronik seperti internet atau
televisi, www, atau jaringan komputer lainnya. E-commerce dapat melibatkan transfer dana elektronik, pertukaran
data elektronik, sistem manajemen inventori otomatis, dan sistem pengumpulan data otomatis. Dalam penelitian
ini yang dipergunakan oleh penulis adalah metode penelitian adalah metode overview yakni dengan
merancanakan bagaimana Cibamerch dapat menjual produknya kepada customer. Dengan adanya sistem
informasi penjualan online ini dapat membantu Cibamerch untuk meningkatkan penjualannya.
Kata kunci: e-commerce, online, internet, transfer, elektronik.
Abstract
E-commerce is one of the developments in technology and Internet. It is an internet service which is used
for buying and selling online. E-commerce or electronic commerce is the deployment, purchasing, sales,
marketing goods and services over electronic systems such as the Internet or television, www, or other computer
networks. E-commerce can involve electronic funds transfer, electronic data interchange, automated inventory
management systems, and automated data collection systems. In this study used by the author, the research
method is the overview method, namely by planning how Cibamerch can sell its products to customers. With this
online sales information system, Cibamerch can increase its sales.
Keywords: e-commerce, online, internet, transfer, electronic.
1. PENDAHULUAN
Saat ini dengan semakin pesatnya perkembangan teknologi dan internet di Indonesia, telah memiliki
dampak yang besar terhadap perubahan bisnis. Mulai dari mempromosikan, cara jual beli, cara berinteraksi antar
manusia dan peran serta jejaring sosial.
E-commerce merupakan salah satu dari perkembangan teknologi dan internet. E-commerce merupakan
sebuah layanan internet yang dimanfaatkan untuk jual-beli secara online. Dengan e-commerce telah banyak
merubah dalam proses jual-beli. Jika dalam suatu jual-beli penjual dan pembeli bertemu, namun jika dengan e
commerce mereka tidak perlu bertemu, mereka berinteraksi dengan melalui internet maupun dengan komunikasi
melalui telepon atau chating. Dalam proses ini kepercayaanlah yang menjadi modal utama.
Pada masa sekarang dalam pembelian barang konsumen tidak perlu datang ke tempat yang dituju.
Konsumen bisa menggunakan gadgets yang sudah terhubung dengan jaringan internet untuk membeli barang
yang diinginkan. Ini merupakan salah satu dari perkembangan teknologi yang amat sangat dirasakan oleh
masyarakat. Para konsumen mulai berpikir untuk tidak perlu menghabiskan waktu untuk sekedar membeli
perlengkapan yang diinginkan, konsumen dapat membeli barang tersebut sambil lalu agar dapat mengerjakan hal
lainnya sembari barang tersebut sedang di proses oleh penjual.
Melihat semakin pesatnya perkembangan jaman, Cibamerch juga berubah sistem mereka yang biasanya
pembeli hanya membeli barang dengan datang ke toko langsung sudah bisa membeli barang dengan membuka
website yang sudah dibuat dengan tampilan yang sangat memudahkan pembeli dalam memilih barang.
Cibamerch yang awalnya hanya berupa toko biasa dimana yang membeli hanya berada di daerah tersebut
dapat dikenal oleh konsumen dari berbagai daerah dikarenakan perubahan dalam sistem penjualan yang mulai
menggunakan website. Apabila ada konsumen yang ingin membeli berbeda pulau dari toko Cibamerch bisa
menggunakan website yang sudah disediakan begitu pula bagi konsumen yang tidak sempat mengunjuni toko
Cibamerch dapat menggunakan website tersebut. Adapun beberapa masalah yang dapat diidentifikasi yaitu:
proses pelaporan tidak bisa real time, sering terjadi kesalahan pada laporan dan proses yang dilakukkan cenderung
lama.
331
Proceeding SENDIU 2020 ISBN: 978-979-3649-72-6
Agar penelitian ini lebih fokus, maka penelitian ini akan dibatasi oleh hal sebagai berikut: Penulis akan
merancang sistem penjualan, mulai dari pemesanan barang, dan pemrosesan transaksi tersebut pada Cibamerch
(Back end process).
2. LANDASAN TEORI
2.1. Penjelasan mengenai UKM
Usaha mikro adalah usaha produktif milik orang perorangan dan atau badan usaha perorangan yang
memenuhi kriteria usaha mikro. Usaha kecil adalah usaha produktif yang berdiri sendiri, yang dilakukan oleh
perseorangan atau badan usaha bukan merupakan anak cabang perusahaan yang dimiliki, dikuasai, atau menjadi
bagian baik langsung maupun tidak langsung dari usaha menengah atau besar yang memenuhi kriteria usaha kecil.
Usaha menengah adalah usaha ekonomi produktif yang berdiri sendiri, yang dilakukan oleh orang perorangan
atau badan usaha yang bukan merupakan anak perusahaan atau cabang perusahaan yang dimiliki, dikuasai, atau
menjadi bagian baik langsung maupun tidak langsung dengan Usaha kecil atau Usaha besar dengan jumlah
kekayaan bersih atau hasil penjualan tahunan [1]. Usaha Kecil (UK), termasuk usaha Mikro (UMI) adalah entitas
usaha yang mempunyai kekayaan bersih paling banyak Rp. 200.000.000, tidak termasuk tanah dan bangunan
tempat usaha dan memiliki penjualan tahunan paling banyak Rp. 1.000.000.000. Sementara itu, Usaha Menengah
(UM) merupakan entitas usaha milik warga negara Indonesia yang memiliki kekayaan bersih lebih besar dari Rp.
200.000.000 s.d. Rp. 10.000.000 tidak termasuk tanah dan bangunan [2]
2.2. Pengertian Perancangan Sistem
Perancangan sistem adalah sebuah kegiatan merancang dan menentukan cara mengolah sistem informasi
dari hasil analisa sistem sehingga dapat memenuhi kebutuhan dari pengguna termasuk diantaranya perancangan
user interface, data dan aktivitas proses [3]. Perancangan sistem adalah sekumpulan aktivitas yang
menggambarkan secara rinci bagaimana sistem akan berjalan. Hal itu bertujuan untuk menghasilkan
produk perangkat lunak yang sesuai dengan kebutuhan user [4].
Terdapat 10 prinsip yang mendasari metodologi pengembangan sistem menurut whitten dalam Taufiq
(2013): libatkan para pengguna, gunakan pendekatan pemecahan masalah, bentuklah fase dan aktivitas,
dokumentasikan sepanjang pengembangan, buat standar, kelola proses, membenarkan sistem informasi sebagai
investasi modal, berani melakukan revisi, membagi dalam bidang yang lebih kecil dan desain untuk mudah
dikembangkan [5]. Salah satu metode pengemangan sistem yang bisa digunakan yaitu Waterfall yang memiliki
langkah komunikasi, rencana, pemodelan, kontstruksi dan implementasi [6].
Penelitian tentang perancangan sistem sudah banyak dilakukukan berbagai tema sebagai contoh rancang
bangun sistem informasi Document Management System pada LKP ITC-PCB Berbasis Web dengan
menggunakan UML dan PHP [7]. Selain perancangan sistem informasi banyak dilakukan juga untuk Perancangna
Sistem Pendukung Keputusan Kejurusan Menggunakan Metode Simple Additive Weighting (SAW) di SMA
Negeri 15 Tangerang [8].
Pembuatan sistem informasi e-commerce berbasis web pada UMKM Binaan Aspami mampu
menyebarluaskan informasi mengenai produk yang dijual serta bisa menyajikan informasi sesuai dengan
kebutuhan konsumen [9]. Peranangan strategis pada usaha kecil dan menengah berbasis e-business juga sudah
dilakukan dan memiliki manfaat para pengambil keputusan di UKM untuk menerapkan UKM berbasis e-business
[10]. E-commerce pada produk unggulan dapat membantu penjual dan pelanggan untuk melakukan proses
transaksi jual beli dengan memanfaatkan media online. Dengan memanfaatkan E-Commerce maka akan dapat
membantu mengurangi biaya distribusi barang [11].
2.3. Pengertian E-Business
E-business adalah praktek pelaksanaan dan pengelolaan proses bisnis utama seperti perancangan produk,
pengelolaan pasokan bahan baku, manufaktur, penjualan, pemenuhan pesanan, dan penyediaan servis melalui
penggunaan teknologi komunikasi, komputer, dan data yang telah terkomputerisasi [12]. E-business meliputi
semua hal yang harus dilakukan menggunakan teknologi informasi dan komunikasi (ICT) untuk melakukan
kegiatan bisnis antar organisasi maupun dari organisasi ke konsumen [13]. Dari hasil penelitian yang dilakukan,
maka pemanfaatan e-business sangat membantu dalam upaya meningkatkan dan mengembangakan produksi bola
sepak PT. Sinjaraga Santika Sport. Hal tersebut dibuktikan dengan meningkatnya jumlah pesanan bola sepak
khususnya dari luar negeri [14].
3. METODE PENELITIAN
3.1. Metodologi Overview
Metode overview adalah metode yang digunakan untuk mendapatkan data mengenai sesuatu yang
berkaitan dengan survei, interview, membaca dokumen yang ada, observasi, berfokus pada grup dan studi kasus.
332
Proceeding SENDIU 2020 ISBN: 978-979-3649-72-6
333
Proceeding SENDIU 2020 ISBN: 978-979-3649-72-6
Tujuan Cibamerch
a. Mengetahui Budaya, Sejarah, Wisata, kuliner, dan lainnya tentang Kota Cirebon
b. Membantu usaha menjadikan lebih modern
c. Menjadi strategi untuk meningkatkan mutu organisasi.
d. Mengembangkan spirit kewirausahaan
Tim Projek
a. Pakar Analisis Requirements (requirement analyst);
Fatahillah Paweloi
b. Manajer Proyek (project manager);
M. Fajri Hidayatullah
c. Desainer Grafis (graphic designer);
Wulandari Algadri
d. Desainer UI/UX (UI/UX designer);
Diva Ramadha Ristanto
e. Web Developer;
Rian Maharani Diaz
Tabel 1 Kebutuhan Projek
Komponen Jumlah Harga Total Harga
Laptop 2 Buah Rp. 8.000.000 Rp. 16.000.000
Hosting 1 Tahun Rp. 300.000 Rp. 300.000
4.2. Diagnose
Setelah melakukan tahap begin, kami menemukan beberapa kelemahan pada sistem yang masih
menggunakan media sosial. Maka pada tahap perancangan ini kami akan membuat sebuah sistem informasi
penjualan berbasis web yang merupakan sebuah usulan yang diharapkan dapat memperbaiki kelemahan-kelemahan
pada sistem yang sebelumnya. Adapun prosedur sistem yang sedang berjalan adalah sebagai berikut:
a. Customer hanya dapat melihat produk di media sosial.
b. Jika customer tertarik menghubungi penjual melalui kontak person.
c. Setelah itu menunggu konfirmasi dari penjual.
d. Customer mentransfer uang sejumlah barang yang dibeli ke rekening penjual.
e. Customer mengirim bukti transfer ke penjual.
f. Penjual memverifikasi pemesanan lalu mengirim barang ke alamat customer.
Analisis SWOT
Strengths :
a. Branding produk mudah
b. Produk yang dihasilkan memiliki kulitas yang baik.
c. Memiliki hubungan kuat dengan pelanggan.
d. Gratis stiker menarik dengan desain dan kualitas yang baik.
Weakness :
a. Harga produk yang terbilang cukup mahal
b. Pangsa pasar mulai berkurang akibat semakin banyaknya competitor.
c. Banyaknya kompetitor yang menirukan desain dari produk.
Opportunities :
a. Kebutuhan anak muda dengan merchandise yang menarik dan up to date menjadi kesempatan besar.
b. Desain produk akan terus berkembang sehingga akan membutuhkan inovasi-inovasi baru
Threats :
a. Merchandise produk batik trusmi sangat menarik perhatian konsumen
b. Pesaing seperti batik trusmi merupakan pesaing terbesar, karena sudah memiliki kepercayaan dari
masyarakat.
Tabel 2 Analisis SWOT
Strengths Weakness
(S) (W)
Opportunities - Mengembangkan desain merchandise - Mengupdate desain yang lama agar pembeli
(O) untuk mendongkrak popularitas. tidak merasa bosan dengan desain tersebut.
- Bonus pembelian ditingkatkan.
Threats - Mempererat hubungan dengan - Mengurangi harga produk atau memberi
(T) pelanggan. diskon pada setiap pembelian.
334
Proceeding SENDIU 2020 ISBN: 978-979-3649-72-6
4.3. Develop
Use Case
335
Proceeding SENDIU 2020 ISBN: 978-979-3649-72-6
5. KESIMPULAN
Saat ini dengan semakin pesatnya perkembangan teknologi dan internet di Indonesia, telah memiliki
dampak yang besar terhadap perubahan bisnis. Mulai dari mempromosikan, cara jual beli, cara berinteraksi antar
manusia dan peran serta jejaring sosial. Semakin berkembangnya teknologi semakin banyak pula yang
dikembangkan, contohnya konsumen saat ingin membeli sesuatu tidak perlu datang ke tempat yang dituju.
Konsumen bisa menggunakan gadgets yang sudah terhubung dengan jaringan internet untuk membeli barang
yang diinginkan. Ini merupakan salah satu dari perkembangan teknologi yang amat sangat dirasakan oleh
masyarakat. Para konsumen mulai berpikir untuk tidak perlu menghabiskan waktu untuk sekedar membeli
perlengkapan yang diinginkan, konsumen dapat membeli barang tersebut sambil lalu agar dapat mengerjakan hal
lainnya sembari barang tersebut sedang di proses oleh penjual.
Dalam rangka pengembangan kewirausahaan nasional yang lebih efektif perlu dipertimbangkan untuk
membentuk lembaga koordinasi pengembangan kewirausahaan nasional yang tetap menjaga aspek sinergi dan
kebersamaan dari segenap komponen bangsa dengan memberikan akses koordinasi yang lebih terstruktur baik
pada dunia pendidikan, teknologi hingga badanbadan kreatif untuk menampung hasil dari technopreneurship.
DAFTAR PUTAKA
[1] Undang-Undang Republik Indonesia. Nomor 20 Tahun 2008. Tentang Usaha Mikro, Kecil dan Menengah.
[2] Aufar, Arizali. 2014. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Penggunaan Informasi Akuntansi Pada UMKM
(Survei Pada Perusahaan Rekanan PT. PLN (Persero) di Kota Bandung)
[3] O’Brien & Marakas. (2009). Management Information Systems.Ninth Edition. New York: McGraw-
Hill/Irwin.
[4] J. W. Satzinger, R. B. Jackson and S. D. Burd, Systems Analysis and Design in a Changing World,
Sixth ed., 2011
[5] Taufiq, Rohmat. 2013. Sistem Informasi Manajemen; Konsep dasar, Analisis dan Metode Pengembangan.
Graha ilmu. Yogyakarta.
[6] Pressman, R.S. 2005. Software Engineering: A Practitioner’s Approach Sixt Edition. Mc Graw Hill.
[7] Destriana, R.. Taufiq, R.. Suryana BE. 2020. Rancang Bangun Sistem Informasi Document Managemen
System pada LKP ITC-PCB Berbasis WEB Menggunakan UML dan PHP, Jurnal Inovasi Informatika Vol
5 No 1, EISSN : 2686-1615.
[8] R. Taufiq and I. S. Mustofa, "Perancangan Sistem Pendukung Keputusan Kejurusan Menggunakan Metode
Simple Additive Weighting (SAW) Di Sma Negeri 15 Tangerang," TI Atma Luhur, vol. IV, no. 1, pp. 103-
114, 2017.
[9] Abdurrofi, Reza. 2017. Pembuatan Sistem Informasi E-Commerce Berbasis Web Pada UMKM Binaan
Aspami. Program Studi Sistem Informasi, Fakultas Teknik Universitas Widyatama Bandung.
[10] Guna TH, Karyono. 2011. Perancangan Strategis Sistem Informasi dan Teknologi Informasi (SI/TI) Pada
usaha Kecil Menengah (UKM) Berbasis E-Business. Teknik Informatika UAD -Yogyakarta, 28 Juli 2011.
[11] Irhamni, F. Khotimah, B K. Satoto, B D. 2016. Sistem Informasi E-Commerce Produk Unggulan Usaha
Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) Batik. Jurnal Ilmiah NERO Vol. 2, No. 3
336
Proceeding SENDIU 2020 ISBN: 978-979-3649-72-6
[12] Alter, Steven. 2002. Information Systems: Foundation of E-Business. Upper Saddle Rive: Prentice Hall.
[13] Sid L. Huff, Michael Wade, Michael Parent, Scott Schneberger.2000. Cases in Electronic Commerce. The
Amazon Book Review.
[14] Jefry, Romdonny. 2017. Manfaat E-Business dalam Pemasaran Bola Sepak: Studi Kasus empiris pada PT.
Sinjaraga Santika Sport (Triple S) Majalengka. Journal Industrial Services Vol. 3 No. 1b Oktober 2017.
337
Volume XVII No. 2, Agustus 2014 ISSN 1979 -6471
Mariana Kristiyanti
Program Studi KPN, STIMART-AMNI Semarang
mkristiyanti@yahoo.com
ABSTRACT
In Semarang, college growth offers the entrepreneurial traits for educative
competitor of expanding very fast. Mostly, college has used the information system to
market result of practice entrepreneurial all its student, but on the way, growth
practice the entrepreneurial among student impress tardy and product and also
service which they yield, not yet optimal of its information spreading. Designedly
develop build the in wrought prototype system accomodating all result practice the
wirausaha competitor educated by which is gone the round of in various college in
Semarang, expected can give the information widely hit result of practice
entrepreneurial in web. And indirectly, the web can become the individuality of
Semarang providing information of result of child masterpiece nation passing the
Website. Design to develop, build the prototype base on the Web to find the product
yielded by all students in Semarang, representing picture of Information System to be
made later. Research method used by Observation to College offering program of
entrepreneurial and interview, while designing to develop build the Prototype of
result of this practice entrepreneurial use the Flowchat System.
Keywords: prototype, develop build, WEB, entrepreneurial practice
PENDAHULUAN
Untuk mendukung terciptanya pengusaha-pengusaha baru yang kompeten di
bidangnya, Perguruan Tinggi baik negeri maupun swasta, berlomba-lomba untuk
mendidik mahasiswanya menjadi pengusaha yang berhasil. Berbagai matakuliah
yang ada di fakultas, diberi muatan materi dunia usaha dan bisnis agar mahasiswa
menjadi lulusan yang mandiri yang dapat menciptakan lapangan usaha dan dapat
memajukan perekonomian di daerahnya masing-masing. Hal ini terbukti dengan
penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Warsitaningsih (2003) yang meneliti
mengenai pentingnya menumbuhkan jiwa wirausaha pada para mahasiswa jurusan
tata boga karena didapati para mahasiswa pada Program Studi Spesialisasi
Pendidikan Tata Boga telah merasakan manfaat pembelajaran bidang boga yang
telah diterimanya karena lebih dari setengahnya telah berani merintis usaha home
industry dan kurang dari setengahnya, walaupun berminat merintis usaha home
industry, namun merasa belum berani untuk mencoba dan kurang percaya diri. Oleh
karena itu, guna menambahkan jiwa wirausaha, perlu ditambahkan mata kuliah
kewirausahaan.
Bagi Perguruan Tinggi, tidak hanya lulusan yang lebih berkualitas akan
didapatkan, tetapi penerapan ilmu dan pengetahuan yang dihasilkan akan menjadi
sangat nyata. Bahkan secara ekonomis Perguruan Tinggi dan dosennya dapat
memperoleh manfaat tambahan dari proses komersialisasi Iptek yang dilakukan oleh
lulusannya. Integrasi dunia usaha dan dunia akademis akan tercipta dengan erat
melalui proses ini. Penciptaan wirausaha yang lebih berkualitas, bukan wirausaha
jalanan yang muncul karena keterpaksaan akibat lapangan kerja yang terbatas, akan
memberikan dampak ekonomi yang luar biasa bagi bangsa ini. Menjadikan
mahasiswa sebagai technopreneur dapat dimulai selama masa perkuliahan, sehingga
setelah lulus mahasiswa sudah mempunyai usaha sendiri yang siap untuk dijalankan
dan dikembangkan.
Hasil penelitian dari Penny et al. (2010), menyatakan bahwa salah satu
penyebab rendahnya aktivitas kewirausahaan adalah lulusan Perguruan Tinggi yang
pada kenyataannya mempunyai kemampuan dan keilmuan yang lebih tinggi, masih
banyak yang berperan sebagai pencari kerja dari pada sebagai pencipta lapangan
kerja. Hal ini mungkin disebabkan oleh karena sistem pembelajaran yang diterapkan
di berbagai Perguruan Tinggi di Indonesia lebih terfokus pada bagaimana
menyiapkan para mahasiswa yang cepat lulus dan mendapat pekerjaan dari pada
menciptakan lulusan yang siap menciptakan lapangan kerja. Rendahnya aktivitas
kewirausahaan ini dapat menyebabkan tingginya angka pengangguran karena tidak
ada ekspansi kegiatan usaha. Salah satu cara untuk menumbuhkan jiwa berwirausaha
di kalangan mahasiswa adalah dengan mengembangkan kewirausahaan yang
berbasis teknologi (technopreneurship). Untuk merancang kurikulum dan pengajaran
materi, inovasi teknologi yang dapat memberikan dampak sosial dan ekonomi, yang
menjadikan teknologi sebagai solusi bagi permasalahan yang dihadapi oleh
masyarakat miskin. Kegiatan ini merupakan wadah untuk meningkatkan kesadaran
mahasiswa dalam menciptakan teknologi baru serta pengembangan bisnis berbasis
inovasi. Kegiatan ini telah membuka wawasan bagi mahasiswa yang berasal dari
ilmu sosial bahwa pemanfaatan teknologi sebagai dasar berwirausaha dapat
dilakukan siapa saja.
Dalam riset pendahuluan, melalui laman www.kopertis6.or.id, di wilayah
Kopertis VI tercatat ada 33 Universitas, dua Institut, 71 Sekolah Tinggi, 18
Politeknik dan 100 Akademi, sehingga jika ditotal ada 22 Perguruan Tinggi di bawah
naungan Kopertis Wilayah VI, namun tidak sampai setengahnya memiliki laman
yang aktif dan up to date. Hal ini merupakan penyebab program usaha untuk para
mahasiswa tertinggal dalam mengadopsi teknologi informasi di dalam usahanya.
Sistem informasi yang digunakan oleh Perguruan Tinggi belum terlalu optimal untuk
memasarkan produk atau jasa yang dihasilkan oleh para mahasiswanya, sementara
saat ini zaman sudah semakin canggih disertai dengan keberadaan teknologi yang
modern. Maka tentu sangat minim peluang untuk mampu bersaing di dunia usaha
jika sistem yang ada di Perguruan Tinggi tidak melakukan perkembangan dengan
bekerjasama dengan pihak lain guna memasarkan produk atau jasa karya
mahasiswanya. Oleh karena itu, dengan meningkatkan kemampuan mahasiswa di
bidang teknologi, diharapkan dapat menyelesaikan beberapa permasalahan yang
dihadapi dalam dunia usaha.
Menyikapi hal di atas, salah satu penyelesaiannya adalah dengan
membuatkan prototype sistem terpadu yang menampung hasil usaha peserta didik
yang tersebar di berbagai Perguruan Tinggi di Semarang, untuk disatukan dalam
sebuah situs web (World Electronic Browser), dimana prototype yang dibangun
merupakan cikal bakal pembuatan web yang berisi produk-produk dan jasa yang
dihasilkan oleh mahasiswa yang berdomisili di Kota Semarang. Web tersebut dapat
menjadi ciri khas Kota Semarang yang menyediakan hasil karya anak bangsa melalui
media website.
Era globalisasi dan kemajuan teknologi informasi yang berkembang sangat
cepat telah memaksa kita mempersiapkan diri mau tidak mau untuk masuk dan
menjadi bagian aktif dari masyarakat ekonomi-informasi. Internet economy
mendorong globalisasi dan networking dunia usaha. Kondisi di atas menjadikan
pasar dan perdagangan makin terbuka tanpa batas, serta peluang yang setara bagi
pelaku-pelaku bisnis tidak mengenal apakah berasal dari mahasiswa, pengusaha
besar, menengah, atau pun kecil (Frinces 2004).
Di Jawa Tengah, khususnya di Kota Semarang, perkembangan Perguruan
Tinggi yang menawarkan program dunia usaha bagi peserta didiknya sangat pesat.
Sebagian Perguruan Tinggi sudah menggunakan sistem informasi untuk memasarkan
usaha para mahasiswanya, tetapi kesemuanya belum terpublikasi dengan baik.
Dengan dibuatnya sebuah prototype sistem informasi berbasis web untuk
mengenalkan produk-produk yang dihasilkan oleh para mahasiswa di Kota
Semarang, diharapkan Perguruan Tinggi juga dapat mengakses informasi tidak hanya
untuk peserta didiknya saja, tetapi juga peserta didik dari Perguruan Tinggi lainnya.
Hal ini juga bisa menjadikan tantangan tersendiri bagi mahasiswa maupun Perguruan
Tingginya, untuk terus berinovasi sehingga dapat bersaing dengan mahasiswa dari
Perguruan Tinggi yang lain.
Prototype sistem informasi bisnis berbasis web ini juga dapat di akses oleh
siapapun yang membutuhkan informasi mengenai produk dan jasa yang dihasilnya
oleh mahasiswa Kota Semarang, dengan lebih cepat, dibandingkan dengan harus
mencari daftar usaha di setiap Perguruan Tingginya masing-masing. Oleh karena itu,
peran Perguruan Tinggi dan dinas pendidikan diperlukan dalam mendorong
keberhasilan sistem informasi bisnis mahasiswa untuk memperluas akses komunikasi
melalui pemberian fasilitas teknologi informasi berbasis web yang dapat digunakan
sebagai media komunikasi secara global.
Teknologi informasi merupakan bentuk teknologi yang digunakan untuk
menciptakan, menyimpan, mengubah dan menggunakan informasi dalam segala
bentuknya. Melalui pemanfaatan teknologi informasi ini, mahasiswa di semua
Perguruan Tinggi di Kota Semarang dapat mengenalkan produk dan jasa yang
dihasilkan kepada masyarakat luas. Perusahaan yang awalnya kecil seperti toko buku
Amazon, portal Yahoo dan perusahaan lelang sederhana Ebay, ketiganya saat ini
menjadi perusahaan raksasa hanya dalam waktu singkat karena memanfaatkan
teknologi informasi dalam mengembangkan usahanya (Hartono 2005).
Pemanfaatan teknologi informasi dalam mengenalkan produk-produk
unggulannya bagi perusahaan kecil dapat memberikan fleksibilitas dalam promosi
produk dan jasa yang di tawarkan oleh mahasiswa, memungkinkan banyaknya
masyarakat yang akan mengetahui produk dan jasa yang dihasilkan secara lebih
cepat, mengirimkan dan menerima informasi secara cepat dan hemat, serta
mendukung pengembangan sistem informasi itu sendiri. Hal tersebut juga secara
tidak langsung mengangkat nama Perguruan Tinggi mereka di mata masyarakat.
Kesuksesan program usaha dan bisnis untuk mahasiswa dalam sebuah Perguruan
Tinggi, dapat terlihat dengan antusias masyarakat membeli produk dan memesan jasa
hasil karya mahasiswa tersebut.
Pemanfaatan internet yang merata di segala bidang memungkinkan
mahasiswa mengenalkan produk dan jasa yang dihasilkan lebih luas lagi ke
masyarakat. Dengan dibuatnya sebuah prototype sistem informasi berbasis web
untuk mengenalkan produk-produk unggulan yang telah dihasilkan oleh mahasiswa
di Kota Semarang, diharapkan dapat memudahkan pihak-pihak yang membutuhkan
produk dan jasa karya mahasiswa lebih cepat mendapatkan informasi yang mereka
butuhkan. Perguruan Tinggi merupakan pihak yang sangat berkompeten dalam
menciptakan mahasiswa berjiwa usaha. Prototype sistem informasi bisnis berbasis
web secara tidak langsung akan membawa Perguruan Tinggi yang bersangkutan
dikenal oleh masyarakat luas. Kinerja Perguruan Tinggi dalam menciptakan
pengusaha-pengusaha muda dapat dinilai dari keberhasilan mahasiswanya menjadi
pribadi yang mandiri yang dapat menciptakan produk dan jasa yang dibutuhkan oleh
masyarakat. Selain Perguruan Tinggi, pihak lain yang sangat penting adalah dinas
pendidikan. Melalui Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Tengah, prototype sistem
informasi bisnis berbasis web untuk mahasiswa Kota Semarang ini dapat diakses.
Web yang berisi produk-produk dan jasa yang dihasilkan oleh mahasiswa yang
berdomisili di Kota Semarang ini, secara tidak langsung dapat menjadikan Kota
Semarang dikenal sebagai kota yang mengenalkan produk-produk dan jasa yang
dihasilkan para mahasiswa yang ada di wilayahnya.
KAJIAN PUSTAKA
Menurut hasil penelitian dari Peny et al. (2010), salah satu cara untuk
menumbuhkan jiwa berwirausaha di kalangan mahasiswa adalah dengan
mengembangkan kewirausahaan yang berbasis teknologi (technopreneurship).
Technopreneurship Course Development merupakan program pengembangan
kurikulum technopreneurship dari RAMP IPB yang bekerjasama dengan berbagai
Perguruan Tinggi, untuk merancang kurikulum dan pengajaran materi inovasi
teknologi yang dapat memberikan dampak sosial dan ekonomi, yang menjadikan
teknologi sebagai solusi bagi permasalahan yang dihadapi oleh masyarakat miskin.
Kegiatan ini merupakan wadah untuk meningkatkan kesadaran mahasiswa dalam
menciptakan teknologi baru serta pengembangan bisnis berbasis inovasi. Pengembangan
kurikulum ini juga diharapkan dapat menunjukkan komitmen dari institusi pendidikan
tinggi untuk meningkatkan kualitas perkuliahan melalui experiential learning.
Better information for better business, ungkapan tersebut menunjukkan
betapa pentingnya cara pengelolaan informasi untuk sebuah bisnis. Sistem informasi
bisnis adalah bidang minat yang mendalami teknik pendayagunaan data untuk
mendukung aktivitas bisnis serta pengambilan keputusan yang akurat. Mahasiswa
dibekali pengetahuan tentang teknik analisis dan desain sistem informasi serta
menggunakan software untuk solusi bisnis, termasuk manajemen data. Saat ini,
kebanyakan sistem informasi bisnis dikembangkan dengan basis data dan memakai
teknologi internet. Jadi, atas dasar kebutuhan dari dunia bisnis modern inilah, bidang
minat bisnis dan usaha ini marak ditawarkan oleh Perguruan Tinggi sebagai materi
kuliah unggulan di Fakultas Ekonomi dan Bisnis.
Persaingan bisnis menuntut pengusaha untuk menyusun kembali strategi dan
taktik bisnisnya. Jika dilihat lebih mendalam, ternyata esensi dari persaingan terletak
pada bagaimana sebuah bisnis dapat mengimplementasikan proses penciptaan
produk dan atau jasanya secara lebih murah, lebih baik dan lebih cepat dibandingkan
dengan pesaing bisnisnya.
Saat ini penerapan teknologi informasi dan komunikasi diperlukan dalam
dunia bisnis sebagai alat bantu dalam upaya memenangkan persaingan. Penerapan
teknologi informasi yang dilakukan dikategorikan sebagai: pertama, aplikasi
teknologi informasi yang menjadi landasan dari berbagai aplikasi lain yang ada di
dalam perusahaan antara lain sistem operasi, basis data, network management dan
lain-lain. Kedua, aplikasi yang sifatnya mendasar (utility) yaitu aplikasi teknologi
informasi yang dipergunakan untuk berbagai urusan utilisasi sumber daya
perusahaan antara lain sistem penggajian, sistem akuntansi dan keuangan dan lain-
lain. Ketiga, aplikasi teknologi informasi yang sesuai dengan kebutuhan spesifik
perusahaan terutama yang berkaitan dengan proses penciptaan produk/jasa yang
ditawarkan.
Hambatan yang muncul dalam menerapkan kewirausahaan untuk mahasiswa
tidak hanya di bidang teknologi saja tetapi menurut hasil penelitian Peny et al.
(2010) adalah metoda pembelajaran yang dilakukan di kelas yang mempengaruhi
kemampuan mahasiswa di bidang wirausaha. Hambatan tersebut adalah sebagai berikut:
materi yang disampaikan hanya menjadi pengetahuan, tidak menjadi praktik (aplikasi).
Studi kasus yang dipelajari di kelas berdasarkan data sekunder (artikel) sehingga analisis
tidak aktual dan dialogis. Selain itu, studi kasus terdiri dari banyak tema sehingga
pemecahan masalah satu aspek tidak berkelanjutan pada tahap berikutnya. Ketiadaan
obyek usaha yang spesifik sehingga informasi tentang bisnis tertentu tidak
komprehensif. Informasi yang didapatkan untuk menyusun rencana, proposal dan
evaluasi bisnis tidak valid dan riil serupa dengan kondisi lapangan. Tidak tersedia
laboratorium produksi yang memadai sehingga mahasiswa memiliki gambaran
menjalankan bisnis sejak produksi, pemasaran dan keuangan yang harus dikelola.
Pengertian Wiraswasta
Wiraswasta berasal dari Bahasa Sansekerta, terdiri dari tiga suku kata:
“wira“, “swa“ dan “sta“. Wira berarti manusia unggul, teladan, tangguh, berbudi
luhur, berjiwa besar, berani, pahlawan, pionir, pendekar/pejuang kemajuan, memiliki
keagungan watak. Swa berarti sendiri dan sta berarti berdiri.
Hills (2008), mengungkapkan bahwa “wiraswasta“ atau “pengusaha“ diambil
dari Bahasa Perancis entrepreneur yang pada mulanya berarti pemimpin musik atau
pertunjukkan lainnya. Dalam ilmu ekonomi, seorang pengusaha berarti seorang
pemimpin ekonomi yang memiliki kemampuan untuk mendapatkan peluang secara
berhasil memperkenalkan mata dagangan baru, teknik baru, sumber pemasukan baru,
serta pabrik, peralatan, manajemen, tenaga buruh yang diperlukan dan
mengorganisasikannya ke dalam suatu teknik pengoperasian perusahaan. Pengertian
entrepreneur adalah mereka yang memulai sebuah usaha baru dan yang berani
menanggung segala macam risiko serta mereka yang mendapatkan keuntungan.
Dapat disimpulkan bahwa istilah wiraswasta dan wirausaha berasal dari
istilah yang sama yaitu entrepreneur. Oleh karena itu, istilah wirausaha dapat
diartikan sebagai manusia unggul yang mampu melakukan kegiatan/pekerjaan untuk
mencapai suatu maksud yang dalam bidang perdagangan/perusahaan dengan maksud
mencari untung, bahkan mampu membantu terutama dalam menciptakan lapangan
kerja bagi orang lain.
Pengertian Kewirausahaan
Dalam mengartikan kewirausahaan terlebih dahulu harus memahami arti dari
wirausaha dan wirausahawan. Wirausaha dari segi etimologi berasal dari kata wira
dan usaha. Wira berarti pejuang, pahlawan, manusia unggul, teladan, berbudi luhur,
gagah berani dan berwatak agung. Usaha berarti perbuatan amal, berbuat sesuatu.
Wirausahawan menurut Joseph Schumpeter adalah seorang inovator yang
mengimplementasikan perubahan-perubahan di dalam pasar melalui kombinasi-
kombinasi baru. Kombinasi baru tersebut bisa dalam bentuk: memperkenalkan
produk baru, memperkenalkan metoda produksi baru, membuka pasar yang baru
(new market), memperoleh sumber pasokan baru dari bahan atau komponen baru,
atau menjalankan organisasi baru pada suatu industri. Dari arti wirausaha dan
wirausahawan tersebut, maka kewirausahaan dapat diartikan sebagai berikut:
a. Kewirausahaan adalah suatu nilai yang diwujudkan dalam perilaku yang dijadikan
dasar sumber daya, tenaga penggerak, tujuan, siasat, kiat, proses dan hasil bisnis
(Sanusi 1994).
b. Kewirausahaan adalah suatu kemampuan untuk menciptakan sesuatu yang baru
dan berbeda (ability to create the new and different) (Drucker 1959).
yang terkomputerisasi untuk menunjang usahanya. Saat ini internet sudah merupakan
hal biasa di setiap lapisan masyarakat, sehingga aplikasi ini dapat diimplementasikan
ke dalam bentuk web.
Melalui TIK berbasis web, Perguruan Tinggi dapat mengenalkan hasil karya
mahasiswa di bidang bisnis kepada masyarakat secara luas dan data mengenai
produk dan jasa karya mahasiswa yang dibutuhkan, dapat dengan mudah diketahui
oleh masyarakat luas. Oleh karena itu, peran Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Tengah
diperlukan dalam mendorong keberhasilan para mahasiswa Kota Semarang untuk
memperluas informasi melalui pemberian fasilitas teknologi informasi berbasis web
yang dapat digunakan sebagai media komunikasi secara global. Oleh karena itu, agar
mahasiswa dengan segala keterbatasannya dapat berkembang dengan memanfaatkan
teknologi informasi, perlu dukungan berupa pelatihan dan penyediaan fasilitas. Tentu
saja tanggung jawab terbesar untuk memberi pelatihan dan penyediaan fasilitas ini
ada di tangan Perguruan Tinggi, di samping pihak-pihak lain yang punya komitmen,
khususnya kalangan Perguruan Tinggi.
Pengertian Sistem Informasi
Sistem informasi adalah suatu sistem di dalam suatu organisasi yang
mempertemukan kebutuhan transaksi harian yang mendukung fungsi operasi
organisasi yang bersifat manajerial dan kegiatan strategi dari suatu organisasi untuk
dapat menyediakan kepada pihak luar tertentu dengan laporan-laporan yang
diperlukan (Hartono 2005). Dengan telah dikembangkannya sistem yang baru, maka
diharapkan akan terjadi peningkatan-peningkatan sistem yang baru. Dalam
pengembangan sistem diperlukan tahapan proses analisis kemudian dilanjutkan
dengan tahapan desain sistem, karena kedua hal tersebut merupakan hal yang utama
dalam pengembangan sistem itu sendiri.
Beberapa tahapan dalam proses pengembangan sistem yang perlu
diperhatikan diantaranya adalah analisis sistem dan desain sistem. Analisis sistem
adalah penguraian dari suatu sistem informasi yang utuh ke dalam bagian-bagian
komponen-komponennya dengan maksud untuk mengidentifikasikan dan
mengevaluasi permasalahan-permasalahan, kesempatan-kesempatan, hambatan-
hambatan yang terjadi dan kebutuhan-kebutuhan yang diharapkan sehingga dapat
diusulkan perbaikan-perbaikannya.
Tahap analisis sistem dilakukan setelah tahap perencanaan sistem dan
sebelum tahap desain sistem. Tahap analisis merupakan tahap yang kritis dan sangat
penting, karena kesalahan di tahap ini akan menyebabkan juga di tahap selanjutnya
(Hartono 2005). Desain sistem dapat didefinisikan sebagai penggambaran,
perencanaan dan pembuatan sketsa atau pengaturan dari beberapa elemen yang
terpisah ke dalam satu kesatuan yang utuh dan berfungsi (Hartono 2005).
Beranjak dari pengertian Sistem Informasi tersebut tentu saja sebuah Usaha
Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) memerlukan alat ini dalam hal pencarian
METODA PENELITIAN
Metoda penelitian yang digunakan dalam rancang bangun prototype praktik
wirausaha mahasiswa adalah dengan sistem flowchart. Sistem flowchart dapat
memberikan gambaran yang jelas mengenai alur prototype yang akan dibuat untuk
mengenalkan hasil karya mahasiswa di bidang wirausaha. Sedangkan pengambilan
data dilakukan dengan metoda wawancara dan observasi. Wawancara diawal
dilakukan ke kepala program studi Ekonomi dan Bisnis mengenai manfaat teknologi
dalam mendukung pengenalan hasil usaha para mahasiswanya dan dari penelitian
pendahuluan, di ambil lima sampel PTS besar di Kota Semarang yang ternyata belum
memanfaatkan teknologi guna memasarkan hasil usaha para peserta didiknya. Laman
yang dimiliki hanya dimanfaatkan untuk mengenalkan program wirausaha yang
ditawarkan ke masyarakat luas saja. Beberapa diantaranya, laman hanya
dimanfaatkan untuk mempublikasikan program wirausaha mahasiswa yang sukses
saja dan dapat berjalan hingga menjadi profesi peserta didiknya.
Observasi dilakukan dengan mengamati langsung laman-laman yang dimiliki
PTS dan PTN di Kota Semarang dalam mempublikasikan aktifitas mahasiswanya di
bidang usaha. Observasi lapangan dilakukan pada PTS memiliki teknologi yang
terdepan dalam mempublikasikan lembaganya.
Langkah selanjutnya, sebelum merancang sistem flowchat, maka dibuatlah
bagan alir pembuatan prototype terlebih dahulu. Bagan alir dibuat, agar proses
pembuatan rancang bangun prototype dapat dilaksanakan sesuai dengan tujuan
pembuatan rancang bangun prototype. Bagan alir dibuat dengan tahapan-tahapan
yang tertera pada Gambar 1.
Sedangkan proses pembuatan rancang bangun prototype melalui langkah-
langkah sebagai berikut. Pertama adalah studi pendahuluan, yaitu untuk
menghasilkan data yang akurat sesuai dengan apa yang dibutuhkan. Hal-hal yang
dilakukan adalah: mengumpulkan data berupa jurnal-jurnal ilmiah dan buku-buku
pendukung mengenai rancang bangun prototype untuk kegiatan usaha mahasiswa,
Gambar 1
Bagan Alir Rancang Bangun Prototype
PEMBAHASAN
Rancangan bangun prototype merupakan teknologi yang akan digunakan
dalam kegiatan ini lebih bersifat teknologi tepat guna yang disesuaikan dengan
produk inovasi yang direncanakan. Pada pengenalan usaha yang dilakukan oleh
mahasiswa akan digunakan teknologi informasi yang sesuai dan mudah untuk
diakses oleh siapa saja. Pembuatan rancang bangun prototype sebagai implementasi
praktik wirausaha mahasiswa menjadi cakupan utama selain metoda desain yang
telah umum dilakukan.
Produk maupun jasa yang dihasilkan oleh mahasiswa merupakan sesuatu hal
yang penting dari proses inovasi dalam tahap komersialisasi. Tahap komersialisasi
membuat produk yang telah dihasilkan melalui proses kreativitas dan inovasi
tersebut dapat diterima oleh pasar.
Strategi komersialisasi yang dilakukan akan sangat tergantung pada jenis
produk yang dihasilkan. Secara umum strategi yang dilakukan adalah dengan
mengoptimalkan media promosi dengan Word of Mouth (WOM) selain media yang
lain seperti advertising, promosi langsung, mengikuti pameran dan model
konsinyasi. Potensi pasar terbesar untuk usaha-usaha tersebut adalah mahasiswa dan
masyarakat umum yang berada di sekitar lokasi usaha. Pada akhirnya diharapkan
bahwa produk yang dihasilkan akan memiliki nilai tambah bagi kelompok maupun
jurusan pada umumnya.
Rancang bangun prototype sistem informasi praktik wirausaha mahasiswa
diawali dengan sistem flowchat menu utama, dimana dalam alur sistem menu utama
tersebut, digambarkan proses pengguna (user) dapat mengakses ke sistem prototype.
Adapun perancangan sistem yang ditawarkan ada pada Gambar 2.
Mulai
Halaman
Utama
T
Pilih
Y
Menu Utama
Selesai
Gambar 2
Flowchart Halaman Utama
hasil praktik wirausahanya dalam web. Tentang kami, merupakan menu yang
memberikan informasi seluas-luasnya kepada user mengenai pengelola web dan
pembuatan sistem prototype praktik wirausaha mahasiswa di Kota Semarang dan di
bagian terakhir ada hubungi kami, merupakan menu yang berisi informasi mengenai
alamat dan nomer penting yang dapat dihubungi oleh user apabila user
menginginkan konsultasi maupun komunikasi secara langsung dengan pengelola
webprototype sistem informasi praktik wirausaha mahasiswa di Kota Semarang.
Mulai
Menu
UMKM
Beranda
y Menu Beranda
t
y Menu Produk
Produk
Wirausaha
t
y Menu Peta Lokasi
Peta Lokasi
t
y Menu UMKM
PT
t
y
Tentang Kami
Menu Tentang Kami
t
Hubungi y
Menu Hubungi Kami
Kami
Selesai
Gambar 3
Flowchart Menu Utama Praktik Wirausaha Mahasiswa
SIMPULAN
Salah satu penyebab rendahnya aktivitas kewirausahaan di kalangan
mahasiswa adalah mahasiswa masih berpikir bahwa kemampuan dan keilmuan yang
tinggi, sangat penting bagi mereka untuk memenangkan diri dalam berkompetisi
memenuhi lowongan kerja. Masih banyak mahasiswa yang berperan sebagai pencari
kerja dari pada sebagai pencipta lapangan kerja. Hal ini mungkin disebabkan oleh
karena sistem pembelajaran yang diterapkan di berbagai Perguruan Tinggi lebih
terfokus pada bagaimana menyiapkan para mahasiswa yang cepat lulus dan
mendapat pekerjaan dari pada menciptakan lulusan yang siap menciptakan lapangan
kerja. Rendahnya aktivitas kewirausahaan di kalangan mahasiswa ini dapat
menyebabkan tingginya angka pengangguran karena tidak ada ekspansi kegiatan
usaha.
Salah satu cara untuk menumbuhkan jiwa berwirausaha di kalangan
mahasiswa adalah dengan mengembangkan kewirausahaan yang berbasis teknologi
(technopreneurship). Technopreneurship memberikan pengajaran mengenai inovasi
teknologi yang dapat memberikan dampak sosial dan ekonomi, yang menjadikan
teknologi wadah untuk meningkatkan kesadaran mahasiswa dalam menciptakan
teknologi baru serta pengembangan bisnis berbasis inovasi.
Kegiatan ini telah membuka wawasan bagi mahasiswa yang berasal dari ilmu
ekonomi dan bisnis bahwa pemanfaatan teknologi sebagai dasar berwirausaha dapat
dilakukan siapa saja. Komersialisasi hasil-hasil teknologi menjadi penting agar dapat
memberi nilai tambah dan manfaat dalam peningkatan kehidupan sosial dan ekonomi
masyarakat. Perlu adanya kerjasama yang saling menguntungkan dari pihak
Perguruan Tinggi dan dunia usaha agar hasil-hasil praktik wirausaha dapat
diaplikasikan dan dimanfaatkan oleh kalangan industri, tidak hanya digunakan
sebagai praktik wirausaha di lingkungan Perguruan Tinggi saja.
Dengan dibuatnya rancang bangun prototype sistem informasi praktik
wirausaha mahasiswa di Kota Semarang berbasis web, maka didapatkan sebuah
gambaran yang jelas mengenai sebuah rancang bangun yang menggambarkan
aktifitas mahasiswa di Kota Semarang dalam mengimplementasikan praktik
wirausaha yang sedang dijalani secara jelas. Setelah rancang bangun prototype
sistem informasi praktik wirausaha mahasiswa di Kota Semarang berbasis web
selesai dibuat, diharapkan rancang bangun prototype dapat membuat sistem
informasi berbasis web yang komunikatif, menarik dan user friendly. Kemudian yang
menjadi tujuan utama adalah dihasilkannya rancang bangun prototype sistem
informasi praktik wirausaha mahasiswa berbasis web, sebagai implementasi program
wirausaha yang diselenggarakan oleh Perguruan Tinggi yang ada di Kota Semarang.
SARAN
Pertama, prototype sistem informasi praktik wirausaha mahasiswa di Kota
Semarang diharapkan dapat menjadi dasar pembuatan sistem informasi website yang
sangat bermanfaat, baik untuk mahasiswa, Perguruan Tinggi, maupun pelaku industri
di Kota Semarang. Kedua, prototype yang dibuat rancang bangunnya ini diharapkan
dapat dikembangkan lagi agar web yang akan dibuat nantinya menjadi lebih menarik,
lengkap dan bermanfaat bagi pengguna sistem dan menjadi tolak ukur keberhasilan
penerapan prakek wirausaha mahasiswa di Kota Semarang. Ketiga, rancang bangun
prototype perlu dilakukan evaluasi sehingga dapat dilihat apakah perlu diadakannya
perbaikan atau penyempurnaan kembali bagi penyempurnaan pembuatan prototype.
DAFTAR PUSTAKA
Warsitaningsih, A. S. 2003. Pembelajaran bidang boga sebagai upaya perintisan
home industri bagi mahasiswa program studi spesialisasi pendidikan tata
boga jurusan PKK FPTK-UPI. Jurusan Pendidikan Kesejahteraan Keluarga
FPTK Universitas Pendidikan Indonesia.
Frinces, H. 2004. Kewirausaahaan dan Inovasi Bisnis. Cetakan Pertama.
Yogyakarta: Penerbit Darusaalam.
Hills, G. 2008. Marketing and entrepreneur-ship, research ideas and opportunities.
Journal of Small and Medium Entrepreneurship.
Hartono, J. 2005. Analisa dan Desain Sistem Informasi. Yogyakarta: Penerbit Andi
Yogyakarta.
Keh, H., T. T. M. Nguyen, dan H. P. Eg. 2007. The effects of entrepreneurial
orientation and marketing information the performance of SMEs. Journal of
Business Venturing.
Laudon, K., dan J. P. Laudon. 2007. Management Information System: Managing the
Digital Firm. 10th edition. New Jersey: Prentice Hall.
Oxford University Press. Oxford Advanced Learner’s Dictionary. Available at
http://www.oxfordadvancedlearnersdictionary.com.
Penny R., H. S. Dyna, dan M. Lies. 2010. Pengembangan kewirausahaan melalui
technopreneurship mahasiswa: Kolaborasi kompetensi dan aplikasi teknologi.
Jurusan Manajemen Fakultas Ilmu Sosial dan Ekonomi UNY.
Sharing Vision. 2011. Kemandirian Teknologi Masyarakat. Available at
http://www.sharingvision.biz.
Shneiderman B., dan C. Plaisant. 2004. Designing the User Interface. 4th edition.
New York: Addison Wesley.
Suharto, P. 2010. Kewirausahaan dan Manajemen Usaha Kecil. Edisi 1. Yogyakarta:
BPFE.
Turban, E., R. K. Rainer, dan R. E. Potter. 2005. Introduction to Information
Technology. 3nd edition. New Jersey: John Wiley & Sons, Inc.
Layanan Informasi Kopertis VI-PTS-Perguruan Tinggi Swasta di Jawa Tengah.
Available at stiead.ptkpt.net-8059.
ABSTRACT
This study aims to determine whether the use of e-commerce has an effect on increasing
business income of Geprek Arisha Chicken, Rawangsari Village, Pangkalan Lesung District,
Pelalawan Regency. This research uses quantitative methods. The population in this study is
income data from the start of the business until now and 61 consumers. While the sample in
this study was income data 9 months before using E-commerce and 9 months after using E-
commerce, the data collection technique used was a questionnaire. The data analysis tool
used in this research is simple linear regression analysis. The results showed that the
variable use of e-commerce had a significant effect on increasing business income of Geprek
Arisha Chicken, Rawangsari Village, Pangkalan Lesung District, Pelalawan Regency. The
contribution of the variable use of e-commerce to operating income is 39.9%, while the
remaining 60.1% is influenced by other variables that are not in this study. Arisha's Chicken
Geprek business in using e-commerce does not conflict with the Islamic Economic system
because online buying and selling basically has similarities with offline buying and selling
in terms of the fulfillment of the pillars of buying and selling, and the fulfillment of inter-
adhin minkum (mutual pleasure between buyers and sellers), honesty, fairness , and
transparent.
Keywords:E-commerce, Income, Islamic economics
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah penggunaan e-commerce
berpengaruh terhadap peningkatan pendapatan usaha Ayam Geprek Arisha Desa
Rawangsari Kecamatan Pangkalan Lesung Kabupaten Pelalawan. Penelitian ini
menggunakan metode kuantitatif. Populasi dalam penelitian ini adalah data pendapatan
dari awal mulai usaha hingga sekarang dan 61 orang konsumen. Sedangkan sampel dalam
penelitian ini adalah data pendapatan 9 bulan sebelum menggunakan E-commerce dan 9
bulan setelah menggunakan E-commerce,teknik pengumpulan data yang digunakan adalah
kuesioner. Alat analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis regresi
linier sederhana. Hasil penelitian menunjukkan bahwa variabel penggunaan e-commerce
berpengaruh signifikan terhadap peningkatan pendapatan usaha Ayam Geprek Arisha
Desa Rawangsari Kecamatan Pangkalan Lesung Kabupaten Pelalawan. Kontribusi
variabel penggunaan e-commerce terhadap pendapatan usaha adalah sebesar 39,9%,
sedangkan sisanya sebesar 60,1% dipengaruhi oleh variabel lain yang tidak ada dalam
penelitian ini. Usaha Ayam Geprek Arisha dalam menggunakan e-commerce tidak
bertentangan dengan sistem Ekonomi Syariah karena jual beli online pada dasarnya
memiliki kesamaan dengan jual beli offline dalam hal terpenuhinya rukun jual beli, serta
DOI : https://doi.org/10.36341/al-amwal.vxix.xxx Some rights reserved BY-NC-SA 4.0 International License
53
Al-Amwal : Jurnal Ekonomi Islam
Volume 11 No. 01 | Juni 2022 : Hal :53- 65
terpenuhinya antaradhin minkum (saling ridha antar pembeli dan penjual), kejujuran, adil,
dan transparan.
PENDAHULUAN
Pendapatan adalah suatu hasil yang kita peroleh dari proses jual-beli, baik
barang maupun jasa. Pendapatan merupakan tujuan utama dari pendirian suatu perusahaan.
Sebagai suatu organisasi yang berorientasi profit maka pendapatan mempunyai peranan
yang sangat besar. Pendapatan merupakan faktor penting dalam operasi suatu perusahaan,
karena pendapatan akan mempengaruhi tingkat laba yang diharapkan akan menjamin
kelangsungan hidup perusahaan.
Menurut Harnanto (2019:102) menuliskan bahwa pendapatan adalah “kenaikan atau
bertambahnya aset dan penurunan atau berkurangnya liabilitas perusahaan yang merupakan
akibat dari aktivitas operasi atau pengadaan barang dan jasa kepada masyarakat atau
konsumen pada khususnya.
Proses jual-beli yang meningkatkan pendapatan pada dasarnya dapat mengurangi
masalah kesenjangan yang ada antar golongan pendapatan dan antar pelaku usaha, ataupun
pengetasan kemiskinan dan penyerapan tenaga kerja. Era globalisasi ekonomi yang
disertai dengan perkembangan pesat teknologi telah memberi kesan kepada persaingan yang
sangat hebat di kalangan pengusaha-pengusaha untuk meningkatkan pendapatan dan
seterusnya mengakibatkan perubahan ekonomi dunia yang sangat pesat. Selain itu, dalam
penjualan produk, pelaku usaha juga harus menerima kenyataan akan perkembangan
teknologi yang cendrung akan berdampak pada margin keuntungan. (Silvapalan Selvadurai,
2011: 303).
Dalam perkembangan tersebut, perindustrian di Indonesia harus dapat menjawab
tantangan dan mampu menjangkau perubahan sekitar yang berlaku maupun yang nanti
akan berlaku. Hal ini berlaku untuk seluruh sub sektor industri termasuk industri
makanan di Indonesia. Industri makanan adalah salah satu industri yang berkembang
pesat di seluruh dunia termasuk Indonesia.
Berbagai jenis makanan dengan tampilan menarik terus di produksi demi
meningkatkan nilai estetika dan daya tarik konsumen. Hal ini tentu saja dimaksudkan agar
mendapat margin keuntungan yang tinggi. Pemasarannya juga harus memenuhi hal tersebut.
Untuk meningkatkan daya tarik konsumen, tentu memerlukan strategi pemasaran yang baik
dan mengikuti arus globalisasi atau perkembangan zaman. Dalam arus globalisasi, jenis-
jenis pemasaran sudah beragam. Salah satu yang paling sering diperbincangkan adalah
pemasaran secara online baik melalui website tertentu atau melalui aplikasi tertentu.
Seiring dengan perkembangan jaman, peningkatan teknologi menyebabkan
pergeseran pola komunikasi antara produsen dan konsumen. Konsumen akan mencari
informasi tentang produk yang akan dibeli dengan membandingkan produk sejenis
menggunakan sarana informasi teknologi tanpa harus turun lansung ke lapangan seperti
penjualan online. Solusi pemanfaatan teknologi tepat guna adalah berbisnis dengan
teknologi yang dimiliki. Di dunia internet istilah “bisnis online” atau “technopreneur”
saat ini sangatlah tidak asing. Peluang peluang positif yang menarik tersebar
54
diberbagai website di Internet. (Agustin Dyah Utami dan Ramadian Agus Triyono,
2011: 33)
Internet membuat channel baru untuk komunikasi interaktif antara kosumen,
penjual, dan rekan bisnis lainnya. Hal ini memungkinkan perusahaan berinteraksi dan
bekerja sama secara terus menerus dalam pengembangan produk, pemasaran,
pengiriman, pelayanan, dan dukungan teknik. (Olivia Yenty Yuliana, 2010:44)
E-commerce adalah suatu jenis dari mekanisme bisnis secara elektronik
yang memfokuskan diri pada transaksi bisnis berbasis individu dengan menggunakan
internet (teknologi berbasis jaringan digital) yaitu WhatsApp, Facebook, Mesengger,
Instagram, Market place. Sebagai medium pertukaran barang atau jasa baik antara dua
buah institusi (business to business) dan konsumen langsung (business to consumer),
melewati kendala ruang dan waktu yang selama ini merupakan hal-hal yang dominan. ( I
Gusti Made Karmawan dan Arta Moro Sundjaja: 2010)
Dalam konteks bisnis, internet membawa dampak transformal yang menciptakan
paradigma baru dalam bisnis. Internet memiliki beberapa daya tarik keungulan bagi para
konsumen maupun organisasi. Internet juga merupakan media elektronik mutakhir yang
menunjang E-commerce dan mengalami peningkatan yang pesat. (Bertha Silvia
Sutejo: 2006). Internet memberikan banyak kemudahan dalam melakukan proses
pemasaran. Namun penggunaan E-Commerce bukan berarti proses bisnis menjadi bebas
hambatan, karena tentu saja setiap langkah yang ditempuh memiliki segi positif dan
negatifnya.
E-commerce belakangan ini digemari oleh kalangan produsen baik besar
maupun kecil serta penjual eceran umumnya. Hal ini karena promosi melalui media
online lebih mudah menjangkau konsumen dalam hal memperkenalkan atau
menjual produknya. E-commerce mempermudah antara konsumen dan produsen dalam
melakukan transaksi.
E-commerce ini juga dilakukan oleh banyak pelaku usaha di Pelalawan. Banyak
pelaku usaha yang melakukan strategi pemasaran dengan menggunakan e-commerce baik
usaha penjualan barang maupun jasa. Salah satu usaha yang menggunakan e-commerce
adalah industri olahan Ayam Geprek Arisha di Desa Rawangsari Kecamatan Pangkalan
Lesung Kabupaten Pelalawan.
Ayam Geprek Arisha merupakan Industri Kecil Menengah yang bergerak pada
Industri Pengolahan makanan. Berdasarkan observasi yang dilakukan oleh peneliti bahwa
pendapatan yang diperoleh Ayam Geprek Arisha pada bulan Juni-Desember 2020
mengalami fluktuasi dan pendapatan yang diperoleh pada bulan Januari-Juni 2021
mengalami peningkatan. Data pendapatan Ayam Geprek Arisha dapat dilihat pada tabel
berikut.
Tabel I
Data Pendapatan UMKM Ayam Geprek arisha Bulan Juni 2020 s/d Juni 2021
55
Al-Amwal : Jurnal Ekonomi Islam
Volume 11 No. 01 | Juni 2022 : Hal :53- 65
Porsi (Rp)
Perminggu
Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui bahwa pendapatan Ayam Geprek Arisha
bahwa dari bulan Juni sampai dengan bulan Desember mengalami penurunan. Bulan
Januari-juni 2021 terjadi kenaikan semenjak Ayam Geprek Arisha menggunakan E-
commerce. E-commerce dapat memudahkan produsen dan konsumen dalam melakukan
transaksi jual beli.
Berdasarkan permasalahan yang telah dipaparkan, maka peneliti merasa perlu untuk
mengkaji pengaruh penggunaan e-commerce terhadap pendapatan usaha menurut perspektif
ekonomi syariah.
56
KONSEP TEORITIS
E- commerce
E-Commerce merupakan suatu sistem atau paradigma baru dalam dunia bisnis, yang
menggeser paradigma perdagangan tradisional menjadi electronic commerce yaitu dengan
memanfaatkan teknologi ICT (Information and Communication Technology), atau dengan
kata lain teknologi internet. Definisi E-commerce secara umum : “Proses membeli, menjual,
baik dalam bentuk barang, jasa ataupun informasi yang dilakukan melalui media internet”.
(Sri Haryanti dan Tri Irianto, 2011: 10)
Electronic commerce (E-Commerce) merupakan konsep baru yang bisa digambarkan
sebagai proses jual-beli barang atau jasa dengan menggunakan internet atau proses jual beli
atau pertukaran produk, jasa dan informasi melalui jaringan informasi (I Gusti Made Karmawan,
2014: 749). E-commerce merupakan transaksi yang dilakukan secara elektronik, salah satu
media yang digunakan dalam E-commerce adalah internet.
Fungsi e-commerce
E-commerce memiliki beberapa fungsi yang dapat ditawarkan kepada para pemilik usaha
yaitu: 1) Sangat mudah dan efisien, memilih e-commerce untuk pengusaha pemula bisa
membantu belajar produk via website; 2) Memiliki ragam fitur yang lengkap, pengertian e-
commerce memang berbeda dengan marketplace yang memiliki lebih banyak penjual
berbagai produk oleh satu penjual saja. Namun, anda tetap bisa memaksimalkan fungsi e-
commerce yang memiliki fitur lengkap seperti daftar pencarian, keranjang belanja, metode
pembayaran, manajemen produk, chat dengan CS, dan lain-lain; 3) Memberikan keamanan
yang maksimal, flatfrom e-commerce memiliki keamanan yang telah dijamin pihak
perusahaan pengelola sehingga anda tidak perlu khawatir dengan risiko kebobolan data
pelanggan. Setidaknya anda bisa menjamin data pelanggan aman selama melakukan kartu
kredit atau sistem pembayaran lain; 4) Memberikan bantuan dan dukungan, fungsi e-
commerce bisa memberikan bantuan dan dukungan lewat surel, telepon atau pesan ke
contact center saat website terjadi masalah. Selama pengelolaan website toko online, anda
bisa tetap merasa aman dan nyaman dalam kondisi apapun sesuai pengertian e-commerce
yang memudahkan transaksi penjualan dengan konsumen.
Indikator e-commerce
Menurut Delone dan MeLean indikator-indikator e-commerce dapat diklasifikasikan ke
dalam dua dimensi, yaitu:
1. Kemudahan penggunaan e-commerce dengan indikatornya, yaitu: a) pencairan
informasi yang dilakukan oleh mahasiswa; b) memudahkan untuk pemesanan
pelanggan; c) memudahkan untuk menerima pembayaran pelanggan; d) memudahkan
pelanggan untuk berinteraksi; e) memudahkan untuk pembayaran kepenjual-penjual;
dan memudahkan pelanggan untuk permintaan layanan pelanggan.
2. Kompleksitas transaksi dengan indikatornya, yaitu: a) banyaknya situs yang dikunjungi
oleh mahasiswa; b) lama menggunakan media dan c) jumlah pembelian yang
terselesaikan.
57
Al-Amwal : Jurnal Ekonomi Islam
Volume 11 No. 01 | Juni 2022 : Hal :53- 65
Artinya : apabila salat telah dilaksanakan, maka bertebaranlah kamu di bumi carilah
karunia Allah dan ingatlah Allah sebanyak-banyaknya agar kamu beruntung.
Ayat ini menjelaskan bahwa Allah mengizinkan hamba-Nya untuk melakukan
aktivitas apapun selama tidak bertentangan dengan prinsip Islam, termasuk transaksi
perdagangan atau jual beli. Namun, dalam melakukan transaksi jual beli seorang muslim
harus tetap memegang teguh iman dan takut kepada Allah segala jenis bentuk perdagangan.
E-commerce cenderung memiliki kesamaan dengan bai’ assalam jika ditinjau dari
pembayaran yang sifatnya disegerakan dan penyerahan atau pengiriman barang yang sifatnya
ditangguhkan. Pada transaksi e-commerce, setelah terjadi kesepakatan antara penjual dan
pembeli, maka pembeli akan membayar nominal barang yang telah disepakati. Sebenarnya
Islam merupakan agama yang memudahkkan umatnya dalam melakukan transaksi jual beli,
hanya saja terdapat beberapa ketentuan yang berlaku didalam Islam mengenai transaksi jual
beli, hanya saja terdapat beberapa ketentuan yang berlaku di dalam Islam mengenai transaksi
jual beli. Islam melarang transaksi jual beli yang mengandung unsur riba’, gharar, penipuan,
paksaan dan maisir, dan haram.
Pendapatan
Pendapatan merupakan unsur terpenting dalam sebuah perusahaan karena pendapatan akan
menentukan maju mundurnya sebuah perusahaan. Oleh karena itu perusahaan harus
berusaha semaksimal mungkin untuk memperoleh pendapatan yang diharapkan dengan
menggunakan sumber yang ada dalam perusahaan dengan seefisien mungkin.
Pendapatan adalah arus masuk bruto dari manfaat ekonomi yang timbul dari aktivitas
normal entitas selama suatu periode, jika arus masuk tersebut mengakibatkan kenaikan
ekuitas yang tidak berasal dari kontribusi penanam modal. Dalam kamus besar bahasa
indonesia pendapatan adalah imbalan atau hasil dari kerja (usaha dan sebagainya)
(Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, 1998: 185). Sedangkan dalam Pernyataan Standar
Akutansi Keuangan (PSAK) Nomor 23 Pendapatan adalah arus masuk bruto dari manfaat
ekonomi yang timbul dari aktivitas normal entitas selama suatu periode jika arus masuk
tersebut mengakibatkan kenaikan ekuitas yang tidak berasal dari kontribusi penanam modal
(Dewan Standar Akuntansi Keuaangan, 2009: 3).
Pendapatan menurut ilmu ekonomi merupakan nilai maksimum yang dikonsumsi
oleh seseorang dalam suatu periode dengan mengharapkan keadaan yang sama pada akhir
periode seperti keadaan semula. Pendapatan adalah suatu yang sangat penting dalam setiap
perusahaan. Tanpa adanya pendapatan mustahil akan didapat penghasilan atau earnings.
Pendapatan adalah hasil yang timbul dari aktivitas perusahaan yang biasa dikenal atau
disebut penjualan, penghasilan jasa (fees), bunga deviden, royalty dan sewa. Selain itu
pendapatan juga dapat didefinisikan sebagai penghasilan dari usaha pokok perusahaan atau
penjualan barang atas jasa diikuti biaya-biaya sehinga diperoleh laba kotor. Dengan kata lain
DOI : https://doi.org/10.36341/al-aamwal.vxix.xxx Penulis Pertama : Rozi Andrini
58
pendapatan adalah jumlah harta kekayaan awal periode ditambah keseluruhan hasil yang
diperoleh selama satu periode, bukan hanya yang dikonsumsi.
Peningkatan pedapatan
Menurut Alwi peningkatan pendapatan adalah menurunnya ongkos sehubungan penggunaan
yang lebih besar short-term financing dan berkurangnya long-term financing. Selain itu
menurut riyanto peningkatan pendapatan adalah kemampuan perusahaan dalam
memaksimalkan modal untuk menghasilkan laba maksimal selama periode tertentu (Dwi
Adi Lukmono, 2014: 3). Dengan kata lain peningkatan pendapatan adalah kemampuan suatu
usaha dengan seluruh modal yang bekerja di dalamnya untuk menghasilkan laba selama
peroide tertentu.
Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Peningkatan Pendapatan
Terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi pendapatan, yaitu: 1) Jumlah modal yang
digunakan, apabila modal suatu negara cukup untuk mengelola sumber daya alam yang
tersedia, tentu pendapatan nasional akan meningkat. Serta sebaliknya, apabila tidak memiliki
cukup modal atau kekurangan modal, maka pendapatan akan tidak optimal; 2) Tingkat
teknologi yang digunakan, tingkat teknologi yang digunakan suatu Negara dapat
memengaruhi pendapatan nasional Negara tersebut. Apabila Negara tersebut memiliki
teknologi yang sederhana, maka jumlah barang serta jasa yang akan dihasilkan relatif lebih
sedikit serta sebaliknya. Apabila Negara tersebut memiliki tingkat teknologi yang tinggi atau
modern, maka jumlah jasa serta barang yang akan dihasilkan akan lebih banyak; (3)
Stabilitas keamanan, Negara dengan stabilitas keamanan yang buruk akan berpengaruh
terhadap pencapaian pendapatan dari suatu negara; (4) Konsumsi, tabungan serta investasi,
konsumsi adalah pengeluaran terhadap barang serta jasa oleh rumah tangga yang memiliki
tujuan konsumsi. Sedangkan investasi merupakan persediaan yang dikuasai oleh beberpa
unit yang menghasilkan dan memiliki tujuan untuk digunakan dalam proses lebih lanjut
seperti menjual atau diberikan kepada pihak lain atau digunakan dengan cara-cara lain;
(5)Permintaan serta penawaran agregat, permintaan agregat adalah daftar dari keseluruhan
barang maupun jasa yang memiliki berbagai tingkat harga yang kemudian akan dibeli oleh
berbagai macam sektor ekonomi. Sementara itu, penawaran agregat memiliki fungsi untuk
memperlihatkan hubungan antara seluruh penawaran barang maupun jasa pada suatu tingkat
harga yang telah ditawarka oleh perusahaan.
59
Al-Amwal : Jurnal Ekonomi Islam
Volume 11 No. 01 | Juni 2022 : Hal :53- 65
Dengan adanya efisiensi dan distribusi pendapatan bukan saja pada aspek ekonomi
tetapi juga aspek sosial dan politik. Dampak yang ditimbulkan dari distribusi pendapatan
yang didasarkan atas konsep Islam yaitu: 1) Dalam konsep Islam perilaku distribusi
pendapatan masyarakat merupakan bagian dan bentuk proses kesadaran masyarakat dalam
mendekatkan diri kepada Allah; 2) Seorang muslim akan menghindari praktek alokasi dan
distribusi yang menggunakan barang -barang yang merusak masyarakat; 3) Negara
bertanggung jawab terhadap mekanisme alokasi dan distribusi dengan mengedepankan
kepentingan umum dari pada kepentingan kelompok, atau golongan apalagi perorangan; 4)
Negara memiliki tanggung jawab untuk menyediakan fasilitas publik, yang berhubungan
dengan masalah optimalisasi distribusi pendapatan, seperti: sekolah, rumah sakit, lapangan
kerja, perumahan, jalan, jembatan dan sebagainya. (Said Saad Marthon, 2004: 71)
Penelitian Terdahulu
Terdapat beberapa penelitian terdahulu yang berkaitan dengan penelitian ini: Pertama,
penelitian yang dilakukan oleh Christian Robert Oktaviuanus dan Akhir Matua Harahap
pada tahun 2013 yang berjudul “Analisis dampak pengunaan E-commerce pada aspek
pemasaran dan operasi terhadap kinerja usaha mikro kecil menengah di indonesia”Penelitian
Ini terdiri dari tiga variabel independen yaitu, operations effect,marketing effect,dan
performance effect dan satu variabel dependen yaitu E-commerce experience. Hasil dari
penelitian ini menunjukkan bahwa aspek operasi dan aspek pemasaran memberi pengaruh
yang signifikan pada kinerja UMKM yang menggunakan e-commerce; Kedua, penelitian
yang dilakukan oleh Swasta Priambada pada tahun 2015 yang berjudul “Manfaat
Penggunaan Media Sosial Pada Usaha Kecil Menengah (UKM)”Penelitian ini dilakukan
untuk mengidentifikasi penggunaan media sosial dan manfaatnya pada UKM di wilayah
Malang Raya dan Surabaya hasil dari penelitian ini menunjukan media sosial berpotensi
untuk meningkatkan angka pasar dan volume penjualan; Penelitian ketiga yang dilakukan
oleh Pergiwati pada tahun 2013 yang berjudul “Efektifitas Situs E-commerce bagi Penjual”
menunjukkan bahwa situs e-commerce sangat efektif bagi penjual jika dilihat dari perspektif
member aktif TokoBagus.com yang menjadi situs jual beli nomor satu di Indonesia dengan
prestasi yang diraih mampu berhasil menembus jumlah member aktif hingga 2,5 jt orang
lebih sejak didirikan delapan tahun silam dan lebih dari seratus ribu pengunjung setiap
harinya. Dengan kata lain situs e-commerce memberikan dampak yang signifikan pada
tingkat kecepatan penjualan, tingkat traffic (kunjungan), dan pendapatan. Hal tersebut
mebuktikan situs e-commerce cukup efektif bagi penjual.
METODE PENELITIAN
Penelitian ini termasuk dalam jenis penelitian lapangan (field research) dengan
pendekatan kuantitatif. Metode kuantitatif adalah metode penelitian yang dapat diartikan
sebagai metode penelitian yang berlandaskan pada filsafat positivisme, digunakan untuk
meneliti pada populasi atau sampel tertentu, pengumpulan data menggunakan instrument
penelitian, analisis data bersifat kuantitatif dengan tujuan untuk menguji hipotesis yang telah
di tetapkan. (Sugiyono, 2013: 11)
Subjek dalam penelitian ini adalah pemilik, karyawan dan konsumen usaha Ayam
Geprek Arisha. Sedangkan objek dalam penelitian ini adalah pengaruh E-commerce
terhadap peningkatan pendapatan usaha Ayam Gerprek Arisha Desa Rawangsari
DOI : https://doi.org/10.36341/al-aamwal.vxix.xxx Penulis Pertama : Rozi Andrini
60
Kecamatan Pangkalan Lesung Kabupaten Pelalawan. Populasi dalam penelitian ini adalah
data pendapatan dari awal mulai usaha hingga sekarang dan 61 orang konsumen.
Sedangkan sampel dalam penelitian ini adalah data pendapatan 9 bulan sebelum
menggunakan E-commerce dan 9 bulan setelah menggunakan E-commerce,teknik
pengumpulan data yang digunakan adalah kuesioner. Alat analisis data yang digunakan
dalam penelitian ini adalah analisis regresi linier sederhana.
Unstandardized Standardized
Coefficients Coefficients
Model B Std. Error Beta t Sig.
1 (Constant) 21.324 9.710 -2.196 .032
E-COMMERCE .375 .104 .379 3.617 .001
61
Al-Amwal : Jurnal Ekonomi Islam
Volume 11 No. 01 | Juni 2022 : Hal :53- 65
Koefisien Determinasi
Koefisien determinasi merupakan ukuran kehandalan model dalam menerangkan perubahan
dan variasi nilai variabel dependen (efektivitas). Nilai koefisien determinasi berada di antara
0–1, jika koefisien determinasi adalah 1 maka dapat disimpulkan bahwa perubahan nilai
variabel dependen secara sempurna diterangkan oleh variabel-variabel bebas atau variabel
independen dalam model.
Tabel III
Koefisien Determinasi
b
Model Summary
Std. Error Change Statistics
R Adjusted of the R Square F Sig. F
Model R Square R Square Estimate Change Change df1 df2 Change
E-
a
comm .632 .399 .378 5.21392 .399 19.242 2 58 .000
erce
a. Predictors: (Constant), E-COMMERCE
Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa nilai koefisien determinasi model Artinya
bahwa sumbangan/pengaruh yang diberikan oleh variabel E-commerce terhadap variabel
Pendapatan adalah sebesar 39,9%, sedangkan sisanya sebesar 60,1% dipengaruhi oleh
variabel lain yang tidak ada dalam penelitian ini.
62
dari Australia. Model Solow-swan menggunakan unsur peningkatan penduduk, akumulasi
kapital, kemajuan teknologi dan besarnya output yang saling berinteraksi. Menurut teori ini,
faktor terpenting yang mewujudkan peningkatan ekonomi bukanlah pertambahan modal
dan pertambahan tenaga kerja. Faktor yang paling penting adalah kemajuan terknologi,
pertumbuhan kemahiran dan kepakaran tenaga kerja. Sehingga penelitian ini sejalan dengan
teori yang ada, dimana E-commerce ini memberikan pengaruh yang positif terhadap
peningkatan pendapatan.
KESIMPULAN
Pengaruh pendapatan Ayam Geprek Arisha sebelum dan setelah menggunakan E-
commerce, berdasarkan uji paired t-test dapat disimpulkan bahwa terdapat perbedaan yang
signifikan terhadap peningkatan pendapatan Ayam Geprek Arisha sebelum dan sesudah
63
Al-Amwal : Jurnal Ekonomi Islam
Volume 11 No. 01 | Juni 2022 : Hal :53- 65
DAFTAR PUSTAKA
Agustin Dyah Utami, Ramadian Agus Triyono, (2011). Pemanfaatan Blackberry Sebagai
Sarana Komunikasi Dan Penjualan Batik Online Dengan Sistem Dropship Di
Batik Solo 85. Journal Speed Sentra Penelitian Engineering dan Edukasi, 3 (3).
Bertha Silvia Sutejo, ( 2 0 1 6 ) . Internet Marketing : Konsep dan Persoalan Baru Dunia
Pemasaran. Jurnal Manajemen, 6 (1).
Silvapalan Selvadurai, Ardieansyah, Asmadi, & Hamzah Jusoh, (2011). Pembangunan
Perindustrian dan Impak Terhadap Ekonomi Lokal di Dumai, Riau, Indonesia,
Jurnal of Social Sciences and Humanities.
I Gusti Made Karmawan, Arta Moro Sundjaja, Devyano Luhukay, (2010). Analisis dan
Perancangan E- commerce PD. Garuda Jaya. (Makalah yang disampaikan pada
Seminar Nasional Aplikasi Teknologi Informasi, yang diselenggarakan oleh
Binus University.
Munir Fuady, Hukum Kontrak (Dari Sudut Pandang Hukum Bisnis).
Olivia Yenty Yuliana, (2010). Pengunaan Teknologi Internet dalam Bisnis. Jurnal
Akuntansi & Keuangan, 2. (1).
Robinson Tarigan, (2005). Ekonomi Regional. Jakarta: Bumi Aksara.
Sugiono, (2013). Metode Penelitian Pendidikan Kuantitatif, kualitatif dan R&D. Cetakan-
15, Bandung: Alfabeta.
Faudili, Haris.(2014), Transaksi bisnis E-commerce, Yogyakarta: Magistrainsani.
Purwaningtias, Deasy Muhammad Nasihin dan Nanda Diaz Arizona. (2020) “E-BUSINESS
Konsep Dasar E-Business di Era Digital”, Yogyakarta : Graha Ilmu.
64
S, Arikunto, (2016) “Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Prakti”,Edisi Revisi VI.
Jakarta : Penerbit PT Rineka Cipta.
Supranto, J.(2018) , Statistik Teori dan Praktik, Edisi Ketujuh, Jakarta : Erlangga.
Supriyono, R.a. (2018), Akuntansi Keperilakuan, Yogyakarta: Gadjah Mada University
Press.
Suryani dan Hendryadi.(2015), Metode Riset Kuantitatif Teori dan Aplikasi Pada Penelitian
Bidang Manajemen dan Ekonomi Islam, Jakarta:Kencana.
65
JPM: JURNAL PENGABDIAN MASYRAKAT
Vol 4, No 1, Juli 2023, Hal 26−34
ISSN 2723-4118 (Media Online)
DOI 10.47065/jpm.v4i1.859
1. PENDAHULUAN
Kemajuan teknologi di Indonesia sedang pesat dan menyebar ke berbagai sektor ekonomi. Awalnya, teknologi
berkembang sebagai respons terhadap keterbatasan yang ada, menciptakan kegiatan yang lebih cepat dan lebih
mudah. Salah satu aspek yang terpengaruh oleh teknologi adalah alat pembayaran tunai, yaitu uang. Sebelum uang
ada, terdapat sistem yang dikenal sebagai barter. Barter adalah bentuk awal perdagangan yang telah ada sejak
6000 SM. Pada sistem barter, barang ditukar dengan barang tanpa menggunakan uang sebagai perantara.
Transaksi terjadi dengan saling bertukar barang berdasarkan kesepakatan individu yang terlibat. Namun, barter
memiliki kelemahan, yaitu sulit menemukan pasangan yang saling membutuhkan barang-barang yang
ditawarkan. Selain itu, nilai barang pasti berbeda-beda. Oleh karena itu, dalam barter, kedua belah pihak harus
memiliki keinginan yang saling sesuai, yang dalam bahasa Inggris dikenal sebagai "double coincidence of wants".
Syarat ini membuat perdagangan barter sulit dilakukan seefisien perdagangan yang dilakukan dalam
perekonomian modern menggunakan uang. Oleh karena itu, sistem barter memiliki banyak kelemahan dan
bukanlah solusi yang tepat sebagai alat transaksi. Inilah sebabnya mengapa uang sebagai alat tukar baru kemudian
diciptakan (Sukirno, 2015).
Inovasi terkini dalam bentuk dompet digital menjadi solusi yang kreatif dalam menyimpan dan membayar
secara elektronik. Aplikasi ini tidak hanya memudahkan pengguna dalam melakukan transaksi, tetapi juga
memberikan manfaat yang beragam. Proses penggunaan dompet digital yang praktis, aman, dan menguntungkan
menjadikannya pilihan yang menarik. Pengguna hanya perlu mengunduh aplikasi ini pada perangkat smartphone
mereka dan menyimpan uang secara digital. Dalam proses pembayaran, dompet digital memberikan kecepatan
yang luar biasa. Cukup dengan memindai kode barcode yang tersedia, pengguna dapat melakukan transaksi tanpa
Wahid | Page 26
JPM: JURNAL PENGABDIAN MASYRAKAT
Vol 4, No 1, Juli 2023, Hal 26−34
ISSN 2723-4118 (Media Online)
DOI 10.47065/jpm.v4i1.859
perlu repot membawa dompet fisik atau menggunakan uang tunai. Selain kemampuan pembayaran online, dompet
digital juga memungkinkan pengguna untuk mentransfer dana antar rekening bank, termasuk di berbagai bank
yang berbeda. Keamanan juga menjadi fokus utama, dengan verifikasi identitas pengguna dan pengaktifan fitur
keamanan seperti PIN, sidik jari, dan pemindai wajah, menjadikan penggunaan dompet digital sebagai langkah
yang efektif dalam mengurangi peredaran uang palsu dan memastikan keamanan transaksi (Sulistyowati et al.,
2020).
E-wallet adalah salah satu bentuk kemajuan teknologi keuangan yang memberikan manfaat dalam
mendukung aktivitas keuangan dan memfasilitasi transaksi masyarakat. Platform e-wallet dirancang dengan fitur-
fitur yang bertujuan untuk memudahkan pengguna dalam bertransaksi secara aman, efektif, dan efisien. Selain itu,
e-wallet juga merupakan alat pembayaran resmi yang diakui oleh Bank Indonesia. Di Indonesia, terdapat lima
platform e-wallet yang populer, termasuk OVO, Gopay, ShopeePay, Dana, dan LinkAja. Penggunaan dompet digital
semakin meningkat selama pandemi, tidak hanya karena kondisi yang mempengaruhi, tetapi juga karena "aji
mumpung" yang dimanfaatkan dengan baik oleh pengembang dompet digital untuk mempromosikan platform
mereka. Mereka menawarkan diskon belanja, cashback, dan program gratis ongkos kirim dengan berbagai
merchant atau e-commerce yang bekerja sama jika pembayaran dilakukan menggunakan e-wallet (Aulia, 2020).
Penggunaan strategi pemasaran melalui teknologi digital, seperti promosi melalui platform e-commerce,
merupakan contoh penggunaan metode pemasaran yang bertujuan untuk menarik minat konsumen terhadap
suatu produk. Selain itu, adopsi platform e-wallet sebagai alternatif transaksi jual beli juga menjadi bagian dari
strategi pemasaran ini, terutama karena penggunaan e-wallet telah menjadi tren dalam pembayaran selama
pandemi. Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa e-wallet memiliki potensi untuk meningkatkan efektivitas dan
daya tarik konsumen dalam melakukan transaksi pembelian produk. Salah satu alasan mengapa e-wallet dapat
meningkatkan daya tarik konsumen adalah karena fitur-fitur menarik yang ditawarkan oleh aplikasi e-wallet,
seperti cashback, promo, diskon, dan potongan harga. Fitur-fitur ini memberikan insentif kepada pengguna untuk
melakukan transaksi jual beli. Sebagai hasilnya, konsumen menjadi tertarik dan termotivasi untuk berbelanja
menggunakan e-wallet. Dalam era digital ini, hampir semua orang memiliki akses internet melalui perangkat
seperti komputer pribadi, laptop, atau smartphone. Media sosial juga menjadi saluran pemasaran online yang
efektif, dan Instagram adalah salah satu platform yang sangat populer saat ini. Oleh karena itu, penting bagi pelaku
usaha kecil dan menengah (UMKM) untuk mengadopsi strategi pemasaran digital ini. Jika mereka tidak mengikuti
tren digital, mereka berisiko tertinggal oleh pesaing dan ditinggalkan oleh pelanggan mereka. Pemanfaatan
dompet digital juga dapat diakses oleh siapa saja, termasuk mahasiswa dan orang-orang dengan modal terbatas
yang ingin memulai usaha. Ini memberikan kesempatan bagi mereka yang memiliki keterbatasan modal untuk
membangun bisnis yang sukses melalui platform e-wallet (Kumala & Mutia, 2020).
Masalah yang kerap kali dihadapi oleh pemilik UMKM di zaman modern ini, adalah, kurangnya kemampuan
dan keterampilan untuk menggunakan teknologi, sehingga menjadi sebuah keterbatasan untuk dapat
menggunakan teknologi modern baik dalam bentuk software maupun hardware dalam usaha mereka. Salah satu
penelitian terdahulu menunjukkan kondisi serupa, dimana penerapan atau implementasi penggunaan teknologi
dalam UMKM, terhambat dikarenakan kemampuan masyarakat untuk menggunakan teknologi masih sangat
minim (Islami et al., 2023). Dengan demikian, adanya kegiatan seperti ini diharapkan dapat mendorong
masyarakat untuk dapat melek teknologi, terutama yang dapat mendukung berbagai bentuk UMKM di zaman
modern, prioritas dari kegiatan pengembangan kapasitas masyarakat serupa, bertujuan untuk meningkatkan
performa UMKM secara umum, sebagaimana e-wallet dapat mendorong optimalisasi performa UMKM melalui
proses pembayaran yang lebih teratur, dan lebih tertata serta mudah untuk dilakukannya rekapitulasi atau
laporan kinerja usaha (Hasan et al., 2023).
Dalam bisnis online, terdapat pemasaran sistem pembayaran yang dilakukan secara online tanpa
menggunakan uang tunai, yang dikenal sebagai pembayaran digital atau e-payment. Proses pembayaran dalam e-
payment dapat dilakukan melalui berbagai metode seperti Short Message Service (SMS), Internet Banking, Mobile
Banking, e-money, atau e-wallet. Semua ini dapat dilakukan dengan menggunakan smartphone. Penggunaan
pembayaran digital telah mengalami perkembangan pesat dalam memenuhi kebutuhan individu maupun
masyarakat. Hal ini disebabkan oleh kemudahan bagi konsumen untuk melakukan pembayaran di mana pun dan
kapan pun saat mereka berbelanja. Peningkatan penggunaan e-payment juga mendorong pelaku UMKM untuk
mengadopsi sistem pembayaran ini guna menarik lebih banyak pelanggan. Namun, data menunjukkan bahwa
penggunaan e-payment masih terbilang sedikit, sehingga perlu meningkatkan penerapannya. Pertumbuhan
pelaku UMKM di kota Makassar, khususnya di kelurahan Mattoanging, sejalan dengan perkembangan digital,
menyebabkan persaingan usaha semakin ketat dan meningkatkan kebutuhan untuk mengembangkan dan
bersaing secara sehat. Hal ini menjadi tantangan bagi pemilik UMKM dalam mempertahankan bisnis mereka dan
mencapai keuntungan. Untuk menghadapi tantangan ini, pemahaman tentang strategi pemasaran dengan
memanfaatkan teknologi digital menjadi penting. Pelatihan yang berkaitan dengan peningkatan teknologi , sama
halnya dengan kegiatan ini, memiliki tujuan untuk memaksimalkan performa bisnis melalui pengelolaan
keuangan, peningkatan pemasaran, dan maximalisasi fitur-fitur lainnya dalam menunjang UMKM (Zulkarnen et
Wahid | Page 27
JPM: JURNAL PENGABDIAN MASYRAKAT
Vol 4, No 1, Juli 2023, Hal 26−34
ISSN 2723-4118 (Media Online)
DOI 10.47065/jpm.v4i1.859
al., 2023). Pemanfaatan teknologi digital bagi UMKM di era digital saat ini merupakan kebutuhan untuk
meningkatkan daya tarik produk dan bertahan serta bersaing dengan produk atau usaha sejenis.
2. METODE PELAKSANAAN
Era transformasi digital yang telah mengubah sebagian besar sektor kehidupan masyarakat Indonesia termasuk
Usaha Kecil Mikro, transformasi ini juga mengubah sebagian besar masyarakat dalam berekonomi seperti
kebiasaan dalam berbelanja online. Oleh karena itu untuk dapat bertahan terutama bagi pelaku UKM bagaimana
usaha ini dapat beralih dalam digital. Oleh karena itu transformasi pemerataan digital di setiap daerah sangat
diperlukan demi menjaga kestabilan peningkatan produksi ekonomi termasuk masyarakat di Kelurahan
Mattoanging Jalan Dahlia Lorong 310. Tapi digitalisasi di kalangan masyarakat membuktikan masih tergolong
minim dan belum merata, padahal para pelaku UKM yang telah bergabung merasakan manfaat yang lebih.
Sehingga kegiatan ini perlu dilakukan guna menginspirasi, menggali kemampuan dan keterampilan dengan
mengikuti perkembangan teknologi saat ini.
2.1 Tempat dan Waktu Pelaksanaan
Kegiatan ini merupakan bentuk pengabdian kepada masyarakat sebagai pemenuhan kewajiban akan tri dharma
perguruan tinggi, pelaksanaan kegiatan ini yakni pada tanggal 9 maret 2023, yang mana lokasi kegiatan ini adalah
Kelurahan Mattoanging, Kota Makassar, lebih tepatnya di Jalan Dahlia lorong nomor 310.
2.3 Sasaran Pengabdian
Kegiatan ini ditujukan kepada masyarakat dalam ini adalah masyarakat di Kelurahan Mattoanging Jalan Dahlia
Lorong 310 yang bermaksud untuk membuka pemikiran masyarakat untuk dapat mengadopsi teknologi tersebut
guna memperluas pemasaran terhadap usaha mereka saat ini karena walaupun media internet berkembang pesat
dan adopsi digital semakin populer di Indonesia, jumlah dan persentase UMKM khususnya UKM yang
menggunakan internet masih sangat rendah. Keseluruhan jumlah peserta yang tercatat mengikuti kegiatan ini
adalah sebanyak 38 orang, yang merupakan pemilik UMKM. Kegiatan ini dilaksanakan berdasarkan hasil observasi
di bulan April lalu, yang menyatakan bahwa banyak diantara pemilik UMKM, yang belum sepenuhnya menguasai
penggunaan teknologi keuangan, terutama yang berpotensi untuk mendorong kinerja usaha mereka seperti
dompet digital. Setalah observasi tersebut, maka dilaksanakanlah kegiatan ini pada awal bulan Mei tahun 2023.
2.3 Metode Pelaksanaan
Kegiatan ini dilaksanakan melalui tiga tahapan, yang mana tahapan tersebut adalah tahapan persiapan,
pelaksanaan, dan evaluasi akan kegiatan ini, demikian digambarkan dengan lebih spesifik tahapan pelaksanaan
kegiatan ini:
a. Tahapan Persiapan Kegiatan
Tahapan awal yakni persiapan dilakukan dengan diskusi internal bersama dengan tim pengabdian masyarakat
prodi bisnis digital Universitas Megarezky, selain itu, dilaksanakan pula observasi dan survei mengenai
masalah yang dihadapi masyarakat, terutama dalam konteks digitalisasi ekonomi, dan lebih spesifik pada
financial technology dan e-wallet. Dari sini, dipersiapkanlah materi yang tepat untuk disampaikan dengan
berdasar pada kebutuhan masyarakat yang disampaikan melalui survei yang telah dilaksanakan. Selanjutnya
dikoordinasikan dengan masyarakat setempat terkait waktu pelaksanaan, untuk memaksimalkan kehadiran
para peserta. Materi yang diberikan dalam kegiatan ini, membahas mengenai pentingnya e-wallet, yang
diharapkan dapat menunjang performa UMKM secara umum, namun terkhusus pada kegiatan ini adalah pada
para pemilik UMKM yang ikut sebagai peserta. Pelatihan-pelatihan maximalisasi penggunaan teknologi banyak
dilakukan sebelumnya, tidak jauh berbeda, kegiatan ini bertujuan untuk memberikan wawasan, hingga
membantu masyarakat untuk mahir dalam menggunakan teknologi bisnis, terkhusus e-wallet (Oktavianty &
Agit, 2023).
b. Pelaksanaan Kegiatan
Dalam pelaksanaannya, kegiatan ini dilaksanakan melalui tiga rangkaian acara yakni (1) sesi penyampaian
materi, materi yang disampaikan bertujuan untuk menambah wawasan para peserta untuk dapat
meningkatkan kualitas pengelolaan keuangan UMKM, terutama pemanfaatan media-media e-wallet dalam
kegiatan usahanya; (2) sesi tanya jawab, sesi tanya jawab memungkinkan untuk memberikan kesempatan
kepada para peserta untuk mengutarakan pertanyaan yang dimiliki, dan mendapatkan respon yang lebih
spesifik pada apa yang menjadi pertanyaan mereka; (3) sesi peragaan dan praktek, pada sesi ini, peserta akan
ditunjukkan apa dan bagaimana menggunakan e-wallet, selain itu, para peserta akan dipandu secara bertahap,
dimulai dari proses pengunduhan aplikasi, hingga cara efektif dalam menggunakannya; dan (4) sesi diskusi,
pada sesi ini, peserta dapat mendiskusikan masalah yang dihadapi selama pelatihan, dimana pemateri
berperan untuk membantu dalam menyelesaikan kendala-kendala tersebut, demi efektifnya kegiatan yang
Wahid | Page 28
JPM: JURNAL PENGABDIAN MASYRAKAT
Vol 4, No 1, Juli 2023, Hal 26−34
ISSN 2723-4118 (Media Online)
DOI 10.47065/jpm.v4i1.859
dilaksanakan. Melalui empat pendekatan ini, diharapkan hasil maksimal yang didapatkan pada akhir kegiatan
adalah, sekurang-kurangnya masyarakat mampu memahami secara baik mengenai e-wallet. Pendekatan
serupa digunakan dalam kegiatan-kegiatan dengan tema yang sama, yang mana praktek penggunaan teknologi,
diawali dengan pengenalan, kemudian dilakukan praktek, dan dilanjutkan dengan pembimbingan hingga
pemilik UMKM, mampu mengoperasikan teknologi tersebut secara berkelanjutan, langkah selanjutnya untuk
menjamin efektifnya kegiatan ini, adalah memberikan kontak, untuk meminta bantuan apabila sewaktu-waktu
pemilik UMKM memiliki pertanyaan terkait dengan apa yang pernah disampaikan dalam pelatihan ini
(Oktavianty & Alamsyah, 2023).
c. Tahap Evaluasi
Evaluasi kegiatan ini dilakukan secara internal oleh panitia penyelenggara, yang menilai sejauh mana
efektivitas kegiatan ini, dengan mengumpulkan opini dari para peserta mengenai apa yang dirasakan kurang
dalam pelaksanaan kegiatan ini. Tahapan kegiatan ini dapat dilihat melalui gambar berikut:
Wahid | Page 29
JPM: JURNAL PENGABDIAN MASYRAKAT
Vol 4, No 1, Juli 2023, Hal 26−34
ISSN 2723-4118 (Media Online)
DOI 10.47065/jpm.v4i1.859
lebih banyak waktu untuk dapat sepenuhnya menguasai penggunaan aplikasi dompet digital. Dengan adanya
kegiatan ini, ketakutan masyarakat untuk menerapkan sistem transaksi online, dapat diminimalisir, sebagaimana
peningkatan akan keamanan aktivitas keuangan online terus dikuatkan melalui peran berbagai lembaga seperti,
lembaga penjamin simpanan, dan otoritas jasa keuangan. Permasalahan umum yang ditemukan dalam
pelaksanaan kegiatan ini adalah kurangnya pemahaman UMKM dalam penggunaan aplikasi keuangan digital,
dengan demikian menyebabkan mereka untuk enggan dalam beralih ke metode transaksi online, dan lebih
memilih untuk tetap menggunakan transaksi dengan metode konvensional atau secara tunai.
3.2 Pembahasan Urgensi Kegiatan
Kegiatan ini bertujuan untuk mendorong adaptasi masyarakat dalam menggunakan dan beralih ke model
transaksi secara online, selain itu, tujuan dari kegiatan ini juga berhubungan dengan pendalaman pemahaman
akan peningkatan literasi keuangan digital masyarakat, agar sepenuhnya dapat memahami bagaimana tingkat
keamanan dan kemudahan yang ditawarkan oleh financial technology di era society 5.0. Pada awal tahun 2020,
Indonesia terserang wabah covid-19 yang mengakibatkan terjadinya peningkatan pengunaan teknologi informasi
dan komunikasi. Hal ini disebabkan karena adanya kebijakkan pemerintah untuk melakukan seluruh aktivitas dari
rumah sehingga pemerintah dapat meningkatkan e-government dan memudahkan masyarakat yang ingin
mendapatkan pelayanan. Wabah covid-19 memberikan dampak negatif bagi pelaku UMKM di mana terjadinya
penurunan ekonomi secara drastis. Kondisi yang disebabkan oleh memberikan perubahan akan pola bisnis
masyarakat, tidak terkecuali di Kota Makassar. Kebijakkan Pemerintah Kota Makassar untuk memutuskan mata
rantai penularan covid-19 melalui PSBB (pembatasan sosial berskala besar) yang dilakukan sebanyak dua kali
memberikan dampak bagi pelaku UMKM sekitar 5.387 berdasarkan data ditahun 2019 yang merasakan dampak
dan kesulitan dalam memasarkan produknya. Salah satunya yaitu UKM industri rumahan dengan memproduksi
jagung marning yang mengalami penurunan omset secara drastis hingga 70%-80%. Hal ini karena adanya
pembatasan jam operasional. Tidak hanya penurunan omset saja, terjadi kesulitan dalam melakukan pengiriman
bahan baku yang diakibatkan adanya pembatasan keluar masuk makassar. Kebijakkan mengenai pembatasan jam
operasianal di malam hari berdampak bagi pelaku usaha kecil atau menengah yang beraktivitas saat malam hari
seperti rumah makan, warkop dan aktivitas lainnya yang dilakukan pada malam hari. Hal ini membuat para pelaku
UMKM mengurangi karyawan bahkan terdapat pelaku UMKM juga yang menutup sementara usahanya. Minimnya
pengetahuan mengenai teknologi membuat pelaku UMKM sulit dalam pemasaran yang sehingga terjadinya
transformasi digital (Bidol & Marmin, 2022).
Era revolusi industri 4.0 menuntut adanya keterlibatan teknologi secara utuh dalam kegiatan ekonomi,
konsep akan society 5.0 lebih berfokus akan bagaimana manusia bisa hidup berdampingan dengan teknologi tanpa
mengorbankan atau meniadakan peran penting manusia, dengan demikian berbagai upaya dilakukan untuk dapat
sampai pada masa ini, diantaranya adalah dengan menguatkan sistem yang dapat memberikan layanan dan
informasi yang dapat menunjang kinerja bisnis. Governmet to business (G2B) yaitu aplikasi e-governmet yang
memiliki tujuan untuk menyediakan layanan dan informasi dalam dunia bisnis maupun industri. G2B ini
dikembangkan untuk dapat memenuhi berbagai informasi yang dibutuhkan dalam kelangsungan usaha yang
memiliki kebutuhan untuk bertransaksi dan berinteraksi dengan instansi pemerintah seperti dalam mengurus
surat ijin usaha, pelaporan wajib pajak, pendaftaran perusahan atau usaha dan informasi mengenai regulasi yang
dikeluarkan oleh pemerintah dalam mengatur iklim dunia usaha. Begitu juga sebaliknya dengan pemerintah yang
memerlukan jasa atau solusi produk dari industri atau dunia usaha seperti pengadaan jasa dan barang yang
dikenal dengan e-procurement, yaitu model bisnis yang telah dikembangkan saat ini dan sudah banyak
pemerintah yang mengadopsinya (Sabani et al., 2019).
Perkembangan dunia keuangan dan bisnis saat ini telah mengalami perubahan paradigma, terutama dari
ekonomi berbasis sumber daya alam ke ekonomi berbasis sumber daya manusia (SDM), seiring dengan pandangan
society 5.0 yang akan segera kita hadapi. Dalam menghadapi era masyarakat 5.0, penting bagi kita untuk
mengembangkan kemampuan berpikir kritis. Kemampuan berpikir kritis merupakan salah satu dari tujuh
kemampuan yang tidak dapat digantikan oleh kecerdasan buatan (AI) dan robot. Society 5.0 menggambarkan
bahwa hampir setiap aspek kehidupan manusia sangat bergantung pada teknologi. Teknologi telah menjadi
kebutuhan dasar dalam kehidupan sehari-hari, dan semuanya terhubung dengan smartphone. Dalam bisnis,
transaksi masyarakat juga sangat bergantung pada teknologi, sehingga transaksi bisnis tradisional semakin jarang
dilakukan. Oleh karena itu, e-commerce menjadi primadona dalam transaksi bisnis, dan prospeknya semakin
cerah. Hal ini juga mendorong munculnya banyak perusahaan startup yang bertujuan untuk memenuhi kebutuhan
masyarakat secara luas. Namun, society 5.0 juga mengutamakan peran manusia, dengan tujuan agar manusia
dapat memaksimalkan fungsi teknologi untuk membantu dalam berbagai kegiatan. Salah satu kegiatan yang
memiliki potensi tinggi untuk lebih maksimal dengan bantuan teknologi adalah kewirausahaan, terutama dalam
konteks Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM). UMKM menjadi pendukung utama dan memberikan
kontribusi besar dalam kegiatan perekonomian, dan keberadaan teknologi diharapkan dapat meningkatkan
kinerja UMKM dan membangun semangat kewirausahaan (Rukmana et al., 2021).
Wahid | Page 30
JPM: JURNAL PENGABDIAN MASYRAKAT
Vol 4, No 1, Juli 2023, Hal 26−34
ISSN 2723-4118 (Media Online)
DOI 10.47065/jpm.v4i1.859
Layanan keuangan berbasis teknologi digital sedang mengalami pertumbuhan yang cepat sejalan dengan
kemajuan teknologi. Bahkan, bank-bank juga mulai beralih dari layanan konvensional ke layanan aplikasi digital.
Perkembangan ini merupakan perubahan yang tak dapat dihindari. Pertumbuhan sistem pembayaran ini terjadi
karena adanya peningkatan volume dan nilai transaksi, risiko yang semakin kompleks, dan kemajuan teknologi.
Sistem pembayaran tunai telah mengalami perkembangan dari penggunaan uang komoditas menjadi uang fiat,
sementara sistem pembayaran non-tunai telah berkembang dari instrumen berbasis warkat seperti cek dan bilyet
giro menjadi instrumen berbasis elektronik seperti kartu dan uang elektronik. Dompet digital diakui sebagai
metode penyimpanan uang dalam bentuk elektronik yang populer karena memberikan cara yang nyaman bagi
pengguna untuk menyimpan dan menggunakan informasi belanja secara online. Penyedia jasa dompet digital
seperti OVO, Gopay, Dana, Doku, dan lainnya seringkali menawarkan berbagai promo menarik seperti cashback
dan voucher diskon, yang menarik minat masyarakat untuk menggunakan dompet digital dalam transaksi.
Dalam menghadapi perubahan ini, adaptasi terhadap teknologi keuangan digital menjadi sangat penting
bagi kelangsungan bisnis, terutama bagi bisnis yang mulai kehilangan daya tariknya karena persepsi masyarakat
terhadap proses transaksi yang kurang fleksibel dan memakan waktu jika jumlah uang yang dikembalikan tidak
mencukupi. Namun, kesadaran masyarakat masih rendah dan pengetahuan tentang fungsi dan manfaat
penggunaan dompet digital masih kurang. Terdapat perbedaan antara transaksi tunai dan transaksi elektronik, di
mana transaksi elektronik lebih mudah dan cepat dalam proses pencatatan data. Kesadaran seperti ini belum
meluas, bahkan di kalangan pengguna dompet digital sendiri, sehingga timbul berbagai persepsi. Dalam konteks
ini, sosialisasi dan iklan memainkan peran penting dalam mengedukasi masyarakat tentang penggunaan dompet
digital. Iklan bukan hanya alat persuasif untuk mendorong penggunaan, tetapi juga memberikan pengetahuan dan
pemahaman kepada masyarakat tentang produk yang diiklankan. Iklan memiliki peran penting dalam membentuk
sikap konsumen dan dapat mempengaruhi minat konsumen terhadap inovasi baru atau kebutuhan baru. Oleh
karena itu, iklan tetap menjadi faktor yang mendorong minat konsumen terhadap model pembayaran baru, yang
merupakan tantangan bagi pemilik UMKM untuk segera mengadopsi berbagai model pembayaran yang beragam
guna meningkatkan daya tarik usaha mereka (Widiyanti, 2020).
Penggunaan metode pembayaran non-tunai atau online semakin meningkat, dan ini menyebabkan
popularitas penggunaan dompet digital meningkat dengan cepat. Berdasarkan penelitian, sebelum pandemi,
penggunaan dompet digital hanya sekitar 10%. Namun, sepanjang tahun 2020, terjadi lonjakan penggunaan
dompet digital hingga mencapai 44%, dan diperkirakan jumlah pengguna akan terus meningkat. Survei di Asia
Tenggara juga menemukan hasil menarik bahwa saat melakukan pembelian online, masyarakat lebih memilih
menggunakan dompet digital daripada rekening bank. Beberapa aplikasi dompet digital yang paling populer di
kalangan masyarakat Indonesia antara lain ShopeePay, OVO, GoPay, DANA, dan LinkAja (Zada & Sopiana, 2021).
Hasil riset terbaru yang dilakukan oleh InsightAsia dengan judul 'Consistency That Leads: 2023 E-Wallet
Industry Outlook' juga mengungkapkan bahwa dompet digital semakin menjadi pilihan utama masyarakat dalam
melakukan pembayaran, mengungguli pembayaran tunai dan transfer bank. Menurut hasil riset tersebut,
sebanyak 74% responden aktif menggunakan dompet digital untuk berbagai jenis transaksi keuangan mereka
(Adelia & Indah, 2023). Penggunaan dompet digital semakin meningkat, dikarenakan oleh banyak faktor, salah
satunya, berhubungan erat dengan kemudahan, dompet digital mudah untuk dibawah, dan memberikan berbagai
penawaran akan potongan-potongan harga yang diberikan (Rembulan & Firmansyah, 2020). Penggunaan dompet
digital mengungguli berbagai metode pembayaran lainnya, termasuk uang tunai (49%), transfer bank (24%), QRIS
(21%), Paylater (18%), kartu debit (17%), dan VA transfer (16%). Riset ini melibatkan 1.300 responden dan
dilakukan di tujuh kota besar di Indonesia, seperti Jabodetabek, Bandung, Medan, Makassar, Semarang,
Palembang, dan Pekanbaru, dari tanggal 19 September hingga 30 September 2022. Hasil riset ini mencerminkan
perubahan tren yang signifikan. Menurut riset tersebut, pada tahun 2022, GoPay merupakan platform dompet
digital yang paling banyak digunakan oleh konsumen. Sedangkan posisi kedua ditempati oleh OVO, dengan 70%
responden pernah menggunakannya, dan 53% menggunakan OVO dalam tiga bulan terakhir (Lishobrina et al.,
2023).
Riset menyebut bahwa, GoPay sebagai platform dompet digital yang paling banyak digunakan oleh
konsumen. Posisi kedua diduduki oleh OVO dengan 70% responden pernah menggunakan, dan 53%
menggunakan dalam tiga bulan terakhir (Shabrina & Dwijayanti, 2021). Kemampuan dompet digital untuk
mengaet pengguna, didapatkan melalui intensitas promosi yang dilakukan, melalui berbagai penawaran menarik,
dompet digital menjadi sangat diminati, terutama untuk generasi-generasi muda, dan mereka yang memiliki
frekuensi transaksi antar bank yang tinggi (Angelica & Soebiantoro, 2022). Selain promo-promo yang ditawarkan,
sifat dompet digital yang praktis dan multifungsi, memungkinkan untuk diakses dari mana, dan mengurangi resiko
akan pencopetan dan mengefisienkan waktu dengan model transaksi secara instan, semua aspek ini merupakan
aspek yang menjadi daya tarik pada dompet digital (Nizar & Yusuf, 2022). Bercemin dari sini, pentingnya peran
dompet digital, menjadi suatu hal yang merubah pola hidup masyarakat, dengan demikian ketidak mampuan
untuk beradaptasi dengan perubahan ini, dapat membawah pada kebangkrutan atau penurunan kinerja bisnis, hal
Wahid | Page 31
JPM: JURNAL PENGABDIAN MASYRAKAT
Vol 4, No 1, Juli 2023, Hal 26−34
ISSN 2723-4118 (Media Online)
DOI 10.47065/jpm.v4i1.859
ini menunjukkan bahwa pelatihan yang dapat membantu untuk mempercepat adaptasi masyarakat dalam hal
transaksi digital sangat urgen terutama di era society 5.0.
3.3 Evaluasi Kegiatan
Pelaksanaan kegiatan pelatihan untuk mengembangkan kemampuan dan menambah wawasan masyarakat
merupakan salah satu bentuk pemberdayaan masyarakat, begitu pula dengan kegiatan ini, di akhir kegiatan,
dilaksanakan kegiatan evaluasi untuk mengetahui kekurangan dari kegiatan ini. Berdasarkan pernyataan yang
diberikan oleh para peserta, beberapa diantara mereka memerlukan adanya bimbingan secara berkelanjutan
untuk dapat sepenuhnya menguasai penggunaan aplikasi keuangan digital. Peserta lain menyatakan bahwa
terdapat beberapa istilah yang membuat mereka bingung selama pemaparan materi. Sementara secara umum
dilihat bahwa beberapa diantara peserta tetap memilih untuk melakukan transaksi secara konvensional, atau
secara tunai, karena menilai penggunaan dompet digital bukan merupakan sesuatu yang urgen atau jauh berbeda
dari penggunaan uang tunai. Dengan demikian semua bahan tersebut akan menjadi bahan pengembangan untuk
kegiatan-kegiatan selanjutnya.
Wahid | Page 32
JPM: JURNAL PENGABDIAN MASYRAKAT
Vol 4, No 1, Juli 2023, Hal 26−34
ISSN 2723-4118 (Media Online)
DOI 10.47065/jpm.v4i1.859
secara umum, di akhir kegiatan, dapat dilihat adanya penerapan dan implementasi teknologi terkhusus e-wallet,
yang lansung dilakukan oleh para peserta pelatihan.
4. KESIMPULAN
Setelah dilaksanakannya kegiatan ini, hasil yang didapatkan tercermin dari bertambahnya wawasan peserta
dalam hal keuangan digital, hal ini ditandai dengan muncul nya minat peserta untuk menerapkan penggunaan
dompet digital, peserta yang awalnya memiliki keraguan terhadap aplikasi financial technology dan keuangan
digital, kini memiliki antusiasme untuk memahami lebih dalam mengenai manfaat yang bisa diberikan oleh
aplikasi-aplikasi tersebut. Lebih jauh kegiatan ini memberikan asistensi kepada para peserta untuk mulai
menggunakan aplikasi keuangan digital terutama dompet digital, asistensi dilakukan mulai dari peragaan hingga
pendaftaran dan ilustrasi penggunaan aplikasi keuangan digital.
DAFTAR PUSTAKA
Adelia, A., & Indah, D. R. (2023). Analisis Faktor-Faktor Penerimaan E-Wallet Menggunakan Metode Unified Theory Of
Acceptance and Use of Technology 2 (UTAUT 2) (Studi Kasus Pada Mahasiswa Universitas Sriwijaya Pengguna ShopeePay).
Jurnal JUPITER, 15(1), 753–762.
Angelica, L., & Soebiantoro, U. (2022). Analisa Menggunakan Dompet Digital. Jurnal Manajemen, 14(2), 232–238.
https://doi.org/10.29264/jmmn.v14i2.11209
Aulia, S. (2020). Pola Perilaku Konsumen Digital Dalam Memanfaatkan Aplikasi Dompet Digital. Jurnal Komunikasi, 12(2),
311–324. https://doi.org/10.24912/jk.v12i2.9829
Basmantra, I. N., & Pranurti, C. T. (2023). Dompet Digital Sebagai Alat Alternatif Pembayaran Non-Tunai Pada UMKM Di Desa
Padangsambian. Kaibon Abhinaya : Jurnal Pengabdian Masyarakat, 5(1), 27–33. https://doi.org/10.30656/ka.v5i1.4448
Bidol, S., & Marmin, M. (2022). Analisis Pendapatan UMKM Di Kelurahan Tamalanrea Kota Makassar Selama Masa Pandemi
Covid-19. Jurnal Manajemen Dan Organisasi Review (MANOR), 4(1), 51–63.
Wahid | Page 33
JPM: JURNAL PENGABDIAN MASYRAKAT
Vol 4, No 1, Juli 2023, Hal 26−34
ISSN 2723-4118 (Media Online)
DOI 10.47065/jpm.v4i1.859
Hasan, I., Fauzi, A. Z., Syah, A. L. N., & Harjanti, R. S. (2023). Literasi Keuangan: Peningkatan Kapasitas Siswa Akuntansi Dalam
Mengoptimalkan E-Wallet. Abdimas Galuh, 5(1), 578–584.
Islami, V. D., Mulyanti, K., & Qintharah, Y. N. (2023). Pelatihan Penggunaan Dompet Digital Bagi Masyarakat Desa Bantarjaya.
Jurnal An-Nizam: Jurnal Bakti Bagi Bangsa, 2(1), 135–141.
Kumala, I., & Mutia, I. (2020). Pemanfaatan Aplikasi Dompet Digital Terhadap Transaksi Retail Mahasiswa. Seminar Nasional
Riset Dan Teknologi (SEMNAS RISTEK), 64–69.
Lishobrina, L. F., Arum, M. P., Hidayat, C. M., Widianty, L. I., & Wengkau, G. P. (2023). Analisis Faktor Kepuasan Pengguna Gopay
dalam Digital Financial Management. Journal of Management and Social Sciences (JIMAS), 2(1), 161–171.
Nizar, A. M., & Yusuf, A. (2022). Pengaruh Persepsi Kemudahan Penggunaan dan Kepercayaan Terhadap Minat Menggunakan
Aplikasi Dompet Digital LinkAja. J-MAS (Jurnal Manajemen Dan Sains), 7(2), 928–933.
https://doi.org/10.33087/jmas.v7i2.569
Oktavianty, & Alamsyah. (2023). Strategi Penguatan Brand Image Produk Melalui Social Media Marketing Pada Usaha Mikro.
Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat Nusantara, 4(1), 62–69.
Oktavianty, O., & Agit, A. (2023). Penerapan Penggunaan E-Payment Sebagai Upaya Peningkatan Adaptabilitas UMKM
Terhadap Transformasi Digital. DEDIKASI PKM, 4(2), 232–243.
Pradnyadari, N. L. M. A. M., Dewi, N. W. C. S., & Manek, D. (2022). Pemanfaatan E-Commerce, Media Sosial, Dompet Digital Pada
UMKM Gandhi’s Laundrymart Di Desa Batubulan Kangin. Jurnal Abdi Dharma Masyarakat, 3(2), 15–22.
Pratama, K. A., & Sukmawati, C. E. (2023). Sosialisasi UMKM Digitalisasi Dan Penerapan Dompet Digital Sorodot Mak Ntut Di
Desa Kalijati. Abdima Jurnal Pengabdian Mahasiswa, 2(2), 7985–7988.
Puteri, I. R., & Wijayangka, C. (2020). Analisis Penerimaan Teknologi Dompet Digital Pada Umkm Di Kota Bandung. JABA:
Journal of Applied Business Administration, 4(2), 115–123. https://jurnal.polibatam.ac.id
Rembulan, N. D. R., & Firmansyah, E. A. (2020). Perilaku Konsumen Muslim Generasi-Z Dalam Pengadopsian Dompet Digital.
Valid Jurnal Ilmiah, 17(2), 111–128.
Rukmana, A. Y., Harto, B., & Gunawan, H. (2021). Analisis Urgensi Kewirausahaan Berbasis Teknologi (Technopreneurship)
dan Peranan Society 5.0 dalam Perspektif Ilmu Pendidikan Kewirausahaan. JSMA (Jurnal Sains Manajemen & Akuntansi),
13(1), 8–23.
Sabani, A., Deng, H., & Thai, V. (2019). Evaluating the Development of E-Government in Indonesia. 2nd International
Conference on Software Engineering and Information Management, 254–258. https://doi.org/10.1145/3305160.3305191
Shabrina, G. Y., & Dwijayanti, R. (2021). Pengaruh Fitur Layanan Dan Promosi Penjualan Terhadap Keputusan Pembelian
Makanan Dan Minuman Pada Pengguna OVO. Jurnal Pendidikan Tata Niaga (JPTN), 9(2), 1258–1264.
https://forms.gle/ntXeFZQzVcS5yHyu6.
Sukirno, S. (2015). Makroekonomi Teori Pengantar. PT. Raja Grafindo Persada.
Sulistyowati, R., Paais, L. S., & Rina, R. (2020). Persepsi Konsumen Terhadap Penggunaan Dompet Digital. ISOQUANT: Jurnal
Ekonomi, Manajemen Dan Akuntansi, 4(1), 17–34. http://studentjournal.umpo.ac.id/index.php/isoquant
Widiyanti, W. (2020). Pengaruh Kemanfaatan, Kemudahan Penggunaan dan Promosi terhadap Keputusan Penggunaan E-
wallet OVO di Depok. Moneter: Jurnal Akuntansi Dan Keuangan, 7(1), 54–63.
http://ejournal.bsi.ac.id/ejurnal/index.php/moneter54
Zada, C., & Sopiana, Y. (2021). Penggunaan E- Wallet atau Dompet Digital sebagai Alat Transaksi Pengganti Uang Tunai Bagi
UMKM di Kecamatan Banjarmasin Tengah. JIEP: Jurnal Ilmu Ekonomi Dan Pembangunan, 4(1), 251–268.
Zulkarnen, Z., Taib, Z., & Fahmi, T. (2023). Strategi Pengelolaan Keuangan Menggunakan Aplikasi E-Wallet Pada Pelaku Bisnis
Coffee Shop Kota Medan Di Era Digitalisasi. Jurnal Investasi Islam, 8(1), 39–57. http://journal.iainlangsa.ac.id/index.
Wahid | Page 34
…TRANSFORMASI INDUSTRI 4.0…
[M. SIHOMBING, S. RIYANTO]
MARGARET SIHOMBING1,2
SETYO RIYANTO3
UNIVERSITAS MERCU BUANA
ABSTRACT
The purpose of this study is to analyze aspects of people and culture in the
transformation of industry 4.0 in the banking industry. This research method is
qualitatively descriptive with engineering design this study uses a literature
approach and literature review. The transformation of Industry 4.0 in the banking
industry is carried out on the Aspects of People and Culture as one of the main
things. The people and culture aspects are important aspects and have the biggest
point of 30% of the 5 pilar in INDI 4.0, which is an indication of the readiness of the
industry to transform towards Industry 4.0. As for 3 the areas that are the focus of
the Aspects of People and Culture are the Work Culture of Employees, Openness
to Change, and the Development of Self Competence. With digital transformation,
mindset owned by HR it can compete in the digital age and this will support banking
to survive and develop into a company that excels in Industry 4.0.
Keywords: Aspects of People and Culture, Banking Industry, Industrial
Transformation, Industry 4.0
1 Correspondence Author
2 email: Sihombingmargaret79@gmail.com
3 email: setyo.riyanto@mercubuana.ac.id
Article Info:
Received 15 May 2022 │ Revised 21 August 2022 │ Accepted 15 October 2022
MARGARET SIHOMBING
SETYO RIYANTO
UNIVERSITAS MERCU BUANA
ABSTRAK
Tujuan penelitian ini untuk menganalisis aspek orang dan budaya dalam
transformasi industri 4.0 di industri perbankan. Metode penelitian ini yaitu kualitatif
deskriptif dengan desain teknik penelitian ini menggunakan pendekatan literatur
dan tinjauan pustaka. Transformasi Industri 4.0 dalam industri perbankan
dilakukan pada Aspek Orang dan Budaya sebagai salah satu hal yang utama.
Aspek Orang dan Budaya menjadi aspek yang penting dan memiliki poin terbesar
yaitu sebesar 30% dari 5 pilar yang dalam INDI 4.0, yang menjadi indikasi kesiapan
industri bertransformasi menuju Industri 4.0. Adapun 3 bidang yang menjadi fokus
dari Aspek Orang dan Budaya adalah Budaya Kerja Karyawan, Keterbukaan
terhadap Perubahan, serta adanya Pengembangan Kompetensi Diri. Dengan
digital transformasi, mindset yang dimiliki SDM dapat bersaing dalam era digital
dan ini akan mendukung perbankan bertahan dan berkembang menjadi
perusahaan yang unggul dalam Industri 4.0.
Kata-kata Kunci: Aspek Orang dan Budaya, Industri Perbankan,
Transformasi Industri, Industri 4.0
1. PENDAHULUAN
Prinsip dasar dari industri 4.0 adalah dengan menghubungkan mesin, alur
kerja mesin, bisnis yang menerapkan intelligent networks yang dapat
mengendalikan satu sama lain secara otonom. Oleh karena prinsip kerja otonom
tersebut, banyak sekali perubahan yang terjadi di dunia perindustrian (Kristianto,
2019). Revolusi industri 4.0 merupakan transformasi menyeluruh yang
mengkombinasikan antara sistem cerdas dan otomasi dalam aktivitas industri
(Prasetyo & Sutopo, 2017). Teknologi terlibat dalam proses pengaplikasian
sehingga dapat mengurangi tenaga kerja manusia. Proses perubahan yang terjadi
perlu didukung oleh strategi transformasi yang tepat, agar dapat memberikan daya
saing dan nilai lebih terhadap bisnis perusahaan (Sari & Halim, 2021).
Transformasi industri yang berkembang dengan cepat di berbagai industri
merupakan konsekuensi dari era disrupsi sehingga terjadi banyak perubahan
model bisnis, merombak ekosistem bisnis yang ada menjadi ekosistem baru yang
lebih inovatif, kompleks, dan dinamik. Menuju revolusi industri 4.0, pemerintah
menetapkan strategi dalam usaha mentransformasi berbagai sektor industri
melalui program Making Indonesia 4.0. Program ini juga membantu transformasi
berbagai sektor industri, terutama dalam saat menyesuaikan dan menjalankan
protokol kesehatan selama pandemi COVID-19 dalam pengaturan operasional
dan jam kerja melalui proses digitalisasi (Prasetyo & Sutopo, 2017).
Transformasi digital tentunya tidak terlepas dari kegiatan digital. Transformasi
ke dalam dunia digital pada masa sekarang merupakan keharusan dan kejadian
ini merupakan bentuk evolusi. Transformasi digital dapat mendorong terciptanya
ekonomi berbasis pengetahuan yang mendorong evolusi teknologi yang
menggunakan sistem cerdas, otomasi, dan manufaktur digital dalam Industri 4.0
(Madsen & Ulhøi., 2005).
Era digital industri ini juga terjadi dalam industri perbankan yang semakin
gencar dalam melakukan pengembangan teknologi perbankan digital (digital
banking). Kebutuhan dunia usaha dan nasabah bank semakin meningkat seiring
dengan kemajuan teknologi maupun informasi.
Gelombang pertama digitalisasi di industri perbankan Indonesia dimulai pada
awal 1980-an adalah anjungan tunai mandiri (ATM) menjadi alternatif transaksi,
dalam 3 dekade berikutnya industri perbankan mulai melakukan proyek digital.
Beberapa bank mulai menggunakan berbagai platform media social untuk
menyampaikan, memperkenalkan, dan mensosialisasikan berbagai fitur produk
yang bermanfaat bagi nasabahnya, seperti: membuka saluran layanan pengaduan
pelanggan dan mendorong interaktif dua arah komunikasi. Tuntutan digitalisasi
perbankan juga diperkuat dengan pergeseran bisnis kepemilikan yang saat ini
didominasi oleh generasi milenial yang lebih memilih kemudahan transaksi online
dan mobile (Jamaludin, 2022).
Untuk mewujudkan industri perbankan yang sesuai dengan transformasi
industri 4.0, manajemen akan melakukan perubahan karena hal ini akan merubah
strategi dari perusahaan ke depannya. Pemerintah sudah memberikan arahan
kepada industri di Indonesia, salah satunya industri perbankan untuk membuat
strategi perusahaan yang sesuai dengan Making Indonesia 4.0.
Program Making Indonesia 4.0 sebagai strategi dalam transformasi industri
mengajak berbagai industri di mana salah satunya industri perbankan untuk
melakukan perubahan dalam menjalankan bisnisnya. Dalam rangka mendorong
industri bertransformasi ke Industri 4.0, pemerintah melalui Kementerian
Perindustrian merasa perlu adanya sebuah indeks yang dapat digunakan untuk
mengukur tingkat kesiapan industri di Indonesia. Oleh sebab itu, disusunlah
sebuah indeks yang dikenal dengan Indonesia Industry 4.0 Readiness Index atau
yang disingkat dengan INDI 4.0 (Emillia & Damiri, 2020).
Transformasi industri di industri perbankan sudah menyeluruh di semua aspek
yang dinilai dalam INDI 4.0. Dilihat dari produk-produk cerdas dan layanan digital
yang sudah dikeluarkan untuk memberikan kenyamanan nasabah dalam
melakukan transaksi di era digital. Era digital mengubah strategi pemasaran dari
konvensional menjadi digital, sehingga mendorong peningkatan literasi layanan
perbankan digital. Strategi yang diambil oleh perbankan Indonesia dalam kesiapan
industri untuk bertransformasi menuju industri 4.0 akan menentukan
keberlangsungan perbankan di masa depan (Sutrisno, 2018).
Untuk INDI 4.0 ada pembobotan yang diberikan pada setiap pilar yaitu:
Manajemen dan Organisasi (17,5%); Orang dan Budaya (30,0%); Produk dan
Layanan Pintar (17,5%); Penggunaan Teknologi Pintar (17,5%); Operasi Pabrik
(17,5%) (INDI 4.0, 2018). Jurnal ini akan membahas aspek Orang dan Budaya
yang menjadi salah satu strategi perbankan dalam mempersiapkan diri menuju
transformasi industri 4.0. Aspek Orang dan Budaya dalam INDI 4.0 menjadi aspek
yang penting dengan pembobotan nilai yang lebih besar dari pilar yang lain karena
sukses dan tidaknya transformasi perusahaan menuju Indusri 4.0 sangat
tergantung dari budaya dan kesiapan dari orang yang nanti akan menjalankan
transformasi tersebut. Dalam transformasi industri 4.0, aspek Orang dan Budaya
yang akan mengalami banyak perubahan secara khusus dalam industri perbankan
yaitu kesiapan sumber daya manusia yang kompeten dan dapat bersaing karena
kemajuan teknologi dalam menciptakan layanan dan produk digital yang secara
keseluruhan juga akan memberikan dampak perubahan bagi budaya kerja dalam
industri perbankan itu sendiri.
2. LANDASAN TEORI
Dunia mengalami perubahan yang sangat cepat yang dikenal dengan istilah
Revolusi Industri 4.0. Yang dimaksud dengan revolusi ini adalah perubahan dalam
proses produksi, yang dicirikan antara lain adalah penggunaan internet, robot,
otomasi, hingga penggunaan kecerdasan buatan (Cahyono, 2018).
Globalisasi dan kemajuan teknologi mendorong organisasi untuk berkembang
ke arah strategis baru. Oleh karena itu, para karyawan harus siap menerima peran
dan harus memikirkan kelayakan kerja daripada keamanan kerja. Ada peningkatan
bukti berbasis penelitian yang menunjukkan bahwa karyawan, khususnya
pengetahuan pekerja, jangan menganggap uang sebagai satu-satunya alasan
penting untuk bekerja di perusahaan (Kleiner et al., 2011). Sebaliknya, mereka
sekarang mengharapkan organisasi yang lebih kaya lingkungan dan penyelarasan
nilai-nilai individu mereka dengan nilai-nilai organisasi (Hassan, 2007).
Inovasi penting dalam dua cara utama bagi organisasi, memainkan peran
dalam perkembangan radikal dan perubahan berkelanjutan yang lebih kecil. Ketika
organisasi berusaha untuk menjadi lebih inovatif, maka perilaku karyawan mereka
juga harus berubah (Madsen & Ulhøi., 2005).
Manajemen sumber daya manusia yang unggul, kreatif, dan inovatif sangat
diperlukan dalam rangka menghadapi era digitalisasi yang dikenal dengan istilah
era revolusi industri 4.0. Sejumlah upaya diperlukan bagi pimpinan, baik di
perusahaan maupun dalam sistem pemerintahan, untuk mendorong para
Gambar 1.
5 Pilar dan 17 Bidang dalam INDI 4.0
.
3. METODE PENELITIAN
R&D yang menjadi keunggulan, ditemukan bahwa budaya dan perilaku organisasi
menjadi faktor utama dalam melakukan transformasi (Sutrisno, 2018).
Gambar 2.
Budaya Perusahaan menjadi Faktor Penentu dalam Transformasi Digital
Budaya yang kuat dapat dengan cepat merespon perubahan lingkungan dan
pelanggan serta berani mengambil risiko yang lebih baik dari berbagai sisi
dibanding perusahaan yang tidak memiliki budaya. Makna budaya dalam era
digital dikenal dengan Digital Culture merupakan komplek set dari nilai atau
kepercayaan, asumsi, dan simbol yang menjadi cara perusahaan dalam
melakukan bisnis digital melalui kolaborasi, penciptaan kreativitas, dan inovasi
melalui strategi digital (Naufal, 2021).
Dengan budaya kerja yang dimiliki karyawan perusahaan, seperti: budaya
tepat waktu, budaya konsistensi terhadap rencana yang telah disepakati, budaya
untuk mau terus belajar, budaya berbicara terus terang, dll. Hal ini perlu diukur
karena secara tidak langsung akan mempengaruhi keberhasilan perusahaan
untuk bisa bertransformasi ke Industri 4.0. Transformasi Industri 4.0 memberikan
banyak perubahan kepada industri perbankan dilihat dari aspek orang, yaitu
dengan era digital banking banyak perbankan yang mengurangi outlet atau kantor
cabang konvensional untuk melakukan operasional dalam hal layanan karena
sudah mengeluarkan produk dan layanan cerdas (Ajabar, 2020).
Hal lain yang tidak kalah penting adalah otomasi kepegawaian yang saat ini
sudah dilakukan dalam Digital Human Capital (DIGIHC). Baik dari absensi
kehadiran yang sudah dilengkapi dengan GPRS sehingga mengetahui
keberadaan pegawai. Penggunaan aplikasi ini sangat bermanfaat karena saat ini
banyak perusahaan yang sudah memberlakukan sistem Work From Home.
Digitalisasi dalam hal kepegawaian juga sudah dilakukan dalam hal penilaian
kinerja pegawai. Melalui platform digital, perusahaan dapat menentukan kinerja
pegawai. Penilaian kepada masing-masing pegawai dapat dilakukan oleh atasan
dan lateral pegawai yang juga menghasilkan talent management (Devie et al.,
2019).
Selain budaya, adanya keterbukaan terhadap suatu perubahan menjadi salah
satu aspek penting di INDI 4.0. Dengan adanya keterbukaan terhadap perubahan
di mana pemikiran setiap karyawan dan manajemen yang selalu terbuka dengan
adanya perubahan yang baru akan membawa dampak yang baik dalam proses
transformasi suatu perusahaan. Hal ini juga termasuk keterbukaan terhadap
teknologi dari luar yang diperlukan untuk membuat perusahaan menjadi lebih
efisien dan efektif. Dengan keterbukaan pikiran maka harapannya proses
transformasi dapat diterima oleh semua karyawan.
Dengan adanya era digitalisasi akan memberikan banyak perubahan dalam
operasionalisasi dan tugas sehari-hari. Agar dapat beradaptasi dengan perubahan
maka karyawan harus memiliki sikap dalam digital transformation mindset, antara
lain learning agility, data influence, innovative, collaboration, human centered.
Learning agility yaitu keinginan untuk belajar dengan memiliki growth mindset,
karyawan mampu beradaptasi dengan perubahan cepat yang diminta oleh
perusahaan. Data influence yaitu menguasai data yang mendukung operasional
perusahaan sehingga dapat memenuhi kebutuhan dalam pengambilan keputusan.
Innovative yaitu inovasi yang dilakukan berdasarkan kebutuhan nasabah untuk
menghasilkan solusi terbaik. Untuk collaboration merupakan hal penting untuk
kesuksesan program yang dijalankan dengan melakukan kolaborasi antar unit dan
inter unit. Dengan adanya unsur empati dari SDM (human centered) yang akan
menggunakan sistem otomasi dalam perusahaan sehingga perlu adanya
visualisasi interaksi karena elemen kunci dari visualisasi informasi yang sukses
adalah data yang benar menggunakan teknik visualisasi terbaik dan teknik
interaksi terbaik sehubungan dengan pengguna (Nugraha, 2018; Sari, 2018;
Kasmir, 2019) .
Pengembangan kompetensi dapat meliputi aspek pengetahuan,
keterampilan, sikap, dan perilaku karyawan. Strategi organisasi dan pengertian
kompetensi ini dapat dipadukan dengan keterampilan dasar (soft skill),
keterampilan baku (hard skill), keterampilan sosial (social skill), dan keterampilan
mental (mental skill). Keterampilan baku (hard skill) mencerminkan pengetahuan
dan keterampilan fisik SDM; keterampilan dasar (soft skill) menunjukkan intuisi dan
kepekaan SDM; keterampilan sosial (social skill) menunjukkan keterampilan
dalam hubungan sosial SDM; keterampilan mental (mental skill) menunjukkan
ketahanan mental SDM (Kasmir, 2019; Abadi & Riyanto, 2021; Basmar et al.,
2021).
Kompetensi yang dikembangkan oleh karyawan merupakan strategi yang
penting yaitu adanya kebijakan dan pelaksanaan pengembangan kompetensi
untuk seluruh karyawan. Dalam hal ini yang berkaitan dengan keterampilan yang
diperlukan untuk mendorong perusahaan untuk bertransformasi ke Industri 4.0,
seperti pelatihan, sertifikasi, studi lanjut, workshop, lokakarya, dll . Tranformasi ini
terlihat dengan berkembangnya peran manajemen untuk menyediakan materi
pembelajaran, fasilitas, dan penganggaran, serta mentransformasi pola pikir
pegawai menjadi pusat pembelajar itu sendiri. Di mana pegawai harus berperan
lebih proaktif dan self-driven untuk mengejar pengetahuan, baik untuk materi yang
telah disediakan maupun mencari sumber pengetahuan eksternal lainnya
(Sutrisno, 2018).
5. KESIMPULAN
menuju Industri 4.0. Adapun 3 bidang yang menjadi fokus dari Aspek Orang dan
Budaya adalah Budaya Kerja Karyawan, Keterbukaan terhadap Perubahan, serta
adanya Pengembangan Kompetensi Diri. Dengan digital transformasi, mindset
yang dimiliki SDM dapat bersaing dalam era digital dan ini akan mendukung
perbankan bertahan dan berkembang menjadi perusahaan yang unggul dalam
Industri 4.0.
DAFTAR PUSTAKA
Abadi, W., & Riyanto, S. (2021). The Effect of Workload and Teamwork on
Organizational Productivity. Jurnal Economic Resources, 4(2).
Ayu, I. W., Fitriyanto, S., & Edrial, E. (2020). Sosialisasi Pemanfaatan Teknologi
Pertanian di Lahan Kering untuk Ketahanan Pangan Berlanjut di Indonesia
Era 4.0. Jurnal Pengembangan Masyarakat Lokal, 3(2), 168-171. https://e-
journallppmunsa.ac.id/index.php/jpml/article/view/305/291
Ayu, I. W., Zulkarnaen, Z., & Fitriyanto, S. (2022). Budaya Digital dalam
Transformasi Digital Menghadapi Era Society 5.0. Jurnal Pengembangan
Masyarakat Lokal, 5(1), 20-25.
Basmar, E., Purba, B., Damanik, D., & Rumondang, A. (2021). Ekonomi Bisnis
Indonesia. In Yayasan Kita Menulis Buku Kita.com.
Devie, D., Mangoting, Y., & Soengkono, M. (2019). Efek Leadership Style,
Management Control System, dan Organization Commitment terhadap
Learning Organization. EKUITAS (Jurnal Ekonomi dan Keuangan), 2(3).
Kleiner, A., Smith, B., Roberts, C., Senge, P. M., & Ross, R. (2011). The Fifth
Discipline Fieldbook: Strategies for Building a Learning Organization.
Hachette UK.
Sari, I., & Halim, A. (2021). Persepsi Literasi Digital dalam Mendukung Green
IT. Jurnal Green Growth dan Manajemen Lingkungan, 10(2), 100-107.
Sutrisno, A. (2018). Revolusi Industri 4.0 dan Berbagai Implikasinya. Jurnal Tekno
Mesin, 5(1).
Handrini Ardiyanti*
Abstract
Indonesia is reportedly facing a serious cyber-security threat due to the fact that the level of cyber crime in the
country has reached critical condition. Unlike in coping with other crimes, to counter cyber-security, a comprehensive
solutions should be found out. This paper discusses the ways of how cyber-security in the country has been handling,
how its prospect, and new challenges coming from its development today.
Keywords: cyber, cyber crime, cyber-security, defense, Indonesia
Abstrak
Indonesia saat ini tengah dalam keadaan mendesak cyber-security atau keamanan dunia maya karena melihat
kenyataan bahwa tingkat kejahatan di dunia maya atau cyber crime di Indonesia sudah mencapai tahap
memprihatinkan. Namun berbeda dengan penanganan kejahatan lainnya, cyber-security membutuhkan
pemikiran yang komprehensif untuk menanganinya. Karena itu tulisan ini membahas tentang bagaimana
kebijakan cyber-security yang telah dijalankan di Indonesia selama ini dan bagaimana prospek dan tantangan
bagi pengembangan kebijakan cyber-security di Indonesia.
Kati Kunci: kejahatan cyber, keamanan cyber, cyber-security, pertahanan, Indonesia
?
Incident Handling
Install Harden Monitor Incident Forensics
Intrusion Analyst
Pam
Disaster relief Penerbangan
/Pelayaran
Tugas Pam
Perdamaian Presiden/
Dunia Wapres
Bantu Pem
Tugas SAR
Binpotnas
Keseriusan dari militer Amerika itu sendiri ditempatkan Amerika setara dengan
menunjukkan bahwa cyber dalam kerangka domain matra lainnya yaitu darat, laut, udara dan
pertahanan, dipandang tidak hanya sebagai antariksa. Karenanya US Army Cyber Command
jaringan melainkan telah diposisikan sebagai bertugas merencanakan, mengkoordinasikan,
medan peperangan yang harus dimenangkan. mengintegrasikan, mensinkronisasikan, dan
Pandangan tersebut menjadikan militer Amerika melakukan kegiatan untuk: mengarahkan
secara serius meningkatkan sistem pertahanan operasi dan pertahanan ditentukan
negaranya di bidang cyber dengan dikomandoi Departemen Pertahanan dan jaringan informasi;
militer, sipil dan stakeholder yang memiliki mempersiapkan diri untuk, dan ketika diarahkan,
kemampuan di bidang informasi teknologi melakukan spektrum penuh operasi militer
sebagai supporting system untuk membangun dunia maya untuk memungkinkan tindakan di
strategi dan taktik sistem pertahanan yang semua domain, memastikan keamanan Amerika
senantiasa diperbaharui sesuai dengan di dunia cyber dan menangkal berbagai ancaman
perkembangan pesat di cyber dan memperluas yang ada di dunia cyber.25
batas-batas strategi pertahanan yang ada. Dengan adanya komando khusus satuan
Perjuangan untuk mendominasi dunia cyber cyber pengelolaan terhadap manajemen risiko
dalam pandangan US Army Cyber Command dunia maya melalui upaya seperti peningkatan
merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari pelatihan, informasi tentang keamanan dan
peperangan cyber atau cyber war itu sendiri baik kerahasiaan serta pembangunan jaringan
saat ini maupun di kemudian hari. yang aman dan tangguh hingga membentuk
Berbagai ancaman di dunia cyber atau industri pertahanan cyber yang tangguh antara
cyber threats menuntut pendekatan baru lain dengan membuat program-program
untuk mengelola informasi, mengamankan pertahanan dan perlindungan cyber yang dapat
informasi dan tantangan serta kondisi itulah digunakan untuk melindungi berbagai sistem
yang mendorong dari pembentukan US Army
Cyber Command. Cyber space atau dunia cyber
25
US Army Cyber Command, http://www.arcyber.army.mil/
org-arcyber.html diakses Selasa, 22 Juli 2014 pukul 15.00
24
Hasyim Gautama, Ibid. WIB.
Anto Tulim, S.E., S.S., M.Si.1, Dra. Yuanita, M.Si.2 dan Zetria Erma, S.H., M.Hum.3
1
Dosen Tetap Manajemen, Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi ITMI Medan, Jl. Timah Putih Blok G. 15-17
Komplek Asia Mega Mas Medan 20224 Telp. (061) 7356888
2
Dosen Tetap Fakultas Ekonomi, Universitas Pembangunan Masyarakat Indonesia, Jl. Teladan No. 15
Medan 20214 Telp. (061) 7872060
3
Dosen Tetap Fakultas Hukum, Universitas Pembangunan Masyarakat Indonesia, Jl. Teladan No. 15
Medan 20214 Telp. (061) 7872060
1
e-mail : antosintatulim@gmail.com
2
e-mail : yuanitasdom@gmail.com
3
e-mail : zetriaermaupmi2018@gmail.com
Abstrak
Perdagangan bebas mempunyai arti khusus ketika perdagangan diartikan sebagai proses tukar-menukar yang
didasarkan atas kehendak suka rela dari masing-masing pihak tanpa dibatasi ruang dan waktu. Aspek tanpa
dibatasi ruang dan waktu menjadi penting dalam perdagangan bebas karena akibat dari perluasan perdagangan
dunia yang terjadi sehingga bisa dikatakan perdagangan bebas muncul karena melihat adanya manfaat dari
pengembangan arus teknologi. Perluasan ekonomi berdampak pada berkembangnya kemajuan teknologi
perdagangan bebas antar negara. melalui perdagangan internasional melahirkan aturan perdagangan bebas serta
lebih fokus pada pengembangan pasar bebas atau cepat dalam suatu kehidupan tanpa batas. Wujud dari akibat
perluasan perdagangan bebas adalah munculnya fenomena electronic commerce. Penelitian ini mencoba
menganalisis permasalahan bagaimana penegakan hukum untuk pelaku terkait e-commerce sebagai bentuk dari
perluasan ekonomi. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif atau yuridis normatif dan bersifat
deskriptif analisis dengan bentuk penelitian desk study. Penelitian hukum kepustakaan adalah penelitian hukum
yang dilakukan dengan cara meneliti bahan pustaka atau data sekunder. Hasil penelitian menunjukkan bahwa
pertama, tantangan hukum dalam pembangunan e- commerce yaitu bentuk badan hukum, perizinan, aspek
legalitas dan perlindungan hukum para pihak dalam komuniatas e-commerce dan kedua, peran pemerintah dalam
pembangunan bisnis e- commerce adalah dengan melakukan perbaikan sistem hukum nasional sesuai dengan
dinamika perkembangan telematika dan menerbitkan regulasi yang memuat aspek pendanaan, perpajakan,
perlindungan konsumen, pendidikan atau sumber daya manusia, infrastruktur jaringan komunikasi, logistik,
keamanan siber serta manajemen pelaksana peta jalan e-commerce.
Kata Kunci : Penegakan Hukum, Pelaku Terkait e-commerce dan Perluasan Ekonomi
88
Seminar Nasional Sains Teknologi dan Inovasi Indonesia (SENASTINDO AAU)
Vol. 1, No.1, 25 September 2019, hlm. 299~306 ISSN 2685-8991 299
e-mail : cynthiarahma23@gmail.com
Abstrak— Revolusi Industri 4.0 dan peningkatan konektivitas antara bisnis dan kehidupan kita
sehari-hari kini tengah mendorong transformasi bisnis dan memajukan kehidupan para karyawan
dan pelanggan di seluruh dunia. Oleh karena itu, Pemerintah, Swasta, Pelaku Bisnis, dan
Masyarakat Digital Indonesia dapat menjadi tolak ukur kedepannya terhadap tantangan dan
ancaman keamanan siber yang terjadi. Penulisan ini menggunakan metode penelitian deskriptif
kualitatif dengan mengumpulkan data, mengulas masalah terkait dengan pemerintah, pelaku
bisnis/perusahaan swasta, dan masyarakat digital terhadap tantangan dan ancaman keamanan
siber di era revolusi industri 4.0, meneliti data, menganalisis dan ditutup dengan kesimpulan.
Simpulan yang diperoleh yaitu dalam hal tantangan dan ancaman siber Indonesia saat ini yakni
cara membangun sistem keamanan melawan ancaman eksternal dan internet. Tantangan tersebut
di bidang ekonomi, sosial, teknis, lingkungan, politik & aturan. Data tantangan industri tersebut
terhadap keamanan siber dikategorikan dalam 3 tantangan: target serangan, ransomware, dan
orang dalam. Oleh karena itu, dalam mengatasi tantangan dan ancaman keamanan siber di era
Revolusi Industri, maka keterlibatan Indonesia mulai dari sektor pemerintah, pelaku bisnis, dan
masyarakat digital antar lain: kesiapan masyarakat digital yang mandiri dan pengetahuan tinggi
terhadap bahaya serangan siber, setiap perusahaan memerlukan sertifikasi kesiapan memasuki
revolusi industri 4.0, sinergitas, perencanaan dan strategi sesuai dengan implementasi yang baik di
setiap Kementerian dan lembaga terkait bidang keamanan siber. Sebagai contoh adanya 10
inisiatif Making Indonesia 4.0 didukung dengan peningkatan keamanan siber, kapasitas dan
kualitas SDM/pekerja Indonesia. Saran dari penulisan ini adalah masih perlu dibahas lebih lanjut
bagaimana implementasi peningkatan kapasitas dan kualitas SDM di bidang keamanan siber yang
siap untuk dipekerjakan di era Revolusi Industri. Dengan demikian, Pemerintah, khususnya
Kementerian Perindustrian lebih jelas dalam memberikan indikator penilaian kesiapan Industri
4.0 di Indonesia.
Kata Kunci— Tantangan, Ancaman Keamanan Siber Indonesia, Revolusi Industri 4.0
I. PENDAHULUAN
K ondisi keamanan informasi di Indonesia di Era Revolusi Industri 4.0 dapat diketahui salah
satunya dengan pembahasan dalam penyelenggaraan CEOTalk oleh Center for Digital
Society (CfDS) Fisipol UGM bersama Presiden Direktur Microsoft, Haris Izmee, mengangkat
tema “Cybersecurity in Indonesia: Are We Ready for It?‖. Acara tersebut bertujuan untuk
memberikan pengetahuan mengenai keamanan siber dan bagaimana cara mempersiapkan diri di
era komputasi [1]. Dengan demikian, dalam mempersiapkan diri terhadap perubahan lingkungan
industri di era digitalisasi, maka akan mempengaruhi perubahan pola perilaku yang muncul
dalam masyarakat. Perubahan pola perilaku itu khususnya ada di lingkungan yang berbeda dan
generasi yang berbeda tersebut tumbuh dan berkembang.
Generasi saat ini yaitu generasi Z: generasi yang lahir tahun 1996-sekarang memiliki
karakteristik etos kerja: hobi membuat pekerjaan, kewirausahaan tinggi, dan mementingkan
kualitas [2]. Dizik (2017) mengungkapkan bahwa generasi z merupakan generasi yang akan
mengisi profesi yang belum terpetakan saat ini, akan muncul profesi baru dengan karakteristik
Received August 19th, 2019; Revised September 3rd, 2019; Accepted September 8th, 2019
300 ISSN 2685-8991
baru di masa mendatang [2]. Haris juga menyatakan masa depan akan dipegang oleh
mereka yang mampu untuk menjawab tantangan cyber dan menilai setiap hal dalam aspek
kehidupan akan mengalami digitalisasi atau disrupsi oleh Revolusi Industri 4.0. Pemerintah juga
mencanangkan Making Indonesia 4.0 yang bertujuan menghasilkan kualitas output yang lebih
tinggi di sektor industri dengan integrasi antara konektivitas dan teknologi informasi
komunikasi [1].
Perlu diketahui bahwa ada 10 Prioritas Nasional Making Indonesia 4.0 terdapat
beberapa layer, diantaranya wearable tech, advanced robotics, 3D printing, Artificial
Intelligence , dan Internet of Things. Oleh karena itu, menyadari pentingnya digitalisasi dalam
aspek kehidupan, pemerintah dan korporasi sepakat bahwa transformasi digital merupakan
prioritas utama [1]. Dengan demikian, dalam mencanangkan 10 Prioritas Nasional Making
Indonesia 4.0 agar berhasil, maka harus berkaitan dengan bagaimana kesiapan Indonesia, baik
di pihak Pemerintah, Pelaku Bisnis dan Masyarakat dalam menghadapi tantangan cyber security
di era revolusi Industri 4.0 ini. Berdasarkan fakta di lapangan dan permasalahan yang ada, maka
penulis tertarik mengangkat kajian tentang tantangan dan ancaman keamanan siber Indonesia di
era revolusi Industri 4.0.
II. LANDASAN TEORI
A. Cyber Space
Serangan di ruang siber (cyberspace) sendiri merupakan konsekuensi logis dari
berkembangnya era teknologi informasi. Identifikasi bentuk serangan siber dapat terlihat pada
hal-hal seperti kriminalitas siber, botnets, serangan terhadap institusi finansial-keuangan,
penyebaran Multi Purpose Malcode, aktivitas siber yang disponsori oleh negara, dan aktivitas
hacking. Berbagai bentuk trend ini menggunakan instrumen cyberspace sebagai saluran utama
dalam melaksanakan tindakannya.
B. Keamanan Siber
Sesuai dengan definisinya, cyber security adalah aktifitas pencegahan dan pengamanan
terhadap sumber daya telematika agar tidak terjadinya kriminalitas di dunia cyber (Cyber
Crime). Cyber security juga dapat diartikan upaya untuk menahan dari penyerangan-
penyerangan di dunia cyber. Berikut adalah elemen-elemen pokok dari cyber security.
- Security Policy Document
- Information Infrastructure
- Perimeter Defense
- Network Monitoring System
- System Information and Event Management
- Network Security Assessment
- Human Resource and Security Awareness
Dalam sistem informasi dikenal istilah ―Hardening” yaitu sebuah cara untuk memperkuat
keamanan infrastruktur sistem informasi seperti komputer maupun hal lainnya. Keamanan yang
diperkuat biasanya pada sisi jaringan, sistem komputer, penutupan port yang rentan akan
serangan, maupun dari segi firewall nya. Dilihat dari sisi sumber daya manusia,
praktisi cyber security dapat dikelompokkan menjadi 3 kelompok besar.
- Analis Keamanan.
- Spesialis Forensik.
- Hacker (peretas).
C. Road Map Making Indonesia 4.0 di Era Revolusi Industri 4.0
Secara luas, digitalisasi akan berpengaruh pada aspek bisnis dan ekonomi, baik itu ke negara,
pemerintah, organisasi bisnis, dan masyarakat. Data menunjukkan pada 2017 produk atau
layanan digital menyumbang 4% dari PDB Indonesia dan pada 2021 diperkirakan akan
meningkat menjadi 40%. Tentunya hal ini merupakan potensi besar. Tingginya angka
digitalisasi ternyata juga membawa dampak negatif. Sebanyak 49% organisasi di Indonesia
pernah mengalami serangan-serangan siber yang merugikan Indonesia sebesar US$ 43,2 miliar
Seminar Nasional Sains Teknologi dan Inovasi Indonesia - Akademi Angkatan Udara 2019
Vol. 1, No. 1, 25 September 2019 : 299–306
SENASTINDO AAU ISSN 2685-8991 301
atau 3,7% dari total PDB Indonesia menurut data Frost & Sullivan [3]. Namun demikian, perlu
diingat juga bahwa akhir-akhir ini marak terjadi serangan siber serta adanya penyalahgunaan
data. Dengan demikian, dalam mewujudkan kesadaran akan keamanan siber dapat dimulai dari
diri sendiri. Hal yang paling sederhana adalah dengan memahami pemanfaatan Internet of
Things di sekitar untuk menjamin keamanan dari data dan privasi di dunia maya. Contohnya,
adalah dengan secara rutin mengganti kata sandi akun email dan media sosial serta
memanfaatkan software yang resmi [3].
Oleh karena itu, kehadiran pelaku bisnis di Indonesia juga bukan hanya ingin memberikan
efisiensi dan biaya yang lebih rendah kepada perusahaan, tapi diharapkan juga ingin
mengamankan data, jaringan, serta sistem produksi yang dimiliki pelanggan. Contoh lain yang
menjadi tolak ukur Indonesia dalam kemampuan meraih peluang bisnis di era Industri 4.0 yakni
ada pada TUV Rheinland. TUV Rheinland merupakan perusahaan asal Jerman yang lebih dari
145 tahun fokus pada penyedia layanan pengujian, inspeksi, dan sertifikasi. Khusus untuk
meningkatkan kemampuan meraih peluang bisnis di era Industri 4.0 melalui transformasi digital
[3]. Selain Perusahaan, Negara juga akan menerima limpahan dampak atas perubahan Revolusi
Industri 4.0 tersebut. Namun demikian, roadmap tersebut perlu diturunkan dalam agenda dan
tataran praktis agar pada saat dikonversi menjadi kebijakan publik mampu diimplementasikan
secara komprehensif dan menyeluruh serta terintegrasi dengan seluruh instrument Negara dan
Pemerintah. Sehingga mitigasi risiko yang akan muncul dari dampak masuknya era Revolusi
Industri 4.0 dapat terukur dan terkendali [4]. Konsep mempersiapkan Republik Indonesia dalam
menghadapi revolusi industri 4.0 yang sangat bergantung kepada digitalisasi, khususnya cyber
yang harus dipahami tantangan dalam keamanan cyber dan perlu diselaraskan dengan fokus
pembangunan SDM dan infrastruktur yang selama ini dilakukan pemerintah.
III. METODOLOGI
Naskah penelitian ini menggunakan penelitian deskriptif kualitatif dengan mengumpulkan
data berupa bagaimana kesiapan semua sektor dalam menghadapi tantangan (mitigasi dan
ancaman) sebagai sebuah sistem keamanan siber, mengulas masalah terkait dengan tantangan
dan ancaman keamanan siber di era revolusi industri 4.0, meneliti data dari segi sistem
keamanan siber, kesiapan, situasi dan kondusi terhadap tantangan keamanan siber di era
revolusi industry 4.0, menganalisis situasi dan kondisi dimulai dari planning, doing, checking,
action, & Evaluation dan ditutup dengan kesimpulan sebagai solusi dan tindakan. Berikut
kerangka pemikiran dalam penulisan artikel ilmiah ini, disajikan pada Gambar 1.1 sebagai
berikut :
Tantangan & Ancaman Keamanan Siber Indonesia di Era Revolusi Industri 4.0
(Cynthia Rahmawati)
302 ISSN 2685-8991
c. Keterampilan media
d. Pemahaman keamanan TI
Berdasarkan data-data di atas, Eset menilai ada tiga tantangan yang akan di hadapi perusahaan
di Industri 4.0:
1. Target serangan
Bukan rahasia lagi, manufaktur adalah industri yang menjadi tujuan targeted atttack dalam
serangan siber. Menurut studi Enterprise Enviromental Factor (EEF), 48% produsen di
beberapa titik telah mengalami insiden keamanan, dan setengah dari organisasi tersebut
menderita kerugian finansial atau gangguan terhadap bisnis mereka. Menurut survei, industri
manufaktur adalah yang paling ditargetkan untuk serangan siber, tepat berada di belakang sektor
publik dan bisnis keuangan. Industrial Control System (ICS) atau Supervisory Control And Data
Acquisition (SCADA) adalah perangkat lunak yang paling sering digunakan dalam industri
manufaktur, infrastruktur dan berbagai bidang lain, merupakan titik terlemah dalam sistem
keamanan perusahaan. Contoh kasusnya adalah serangan malware BlackEnergy (2015) dan
Industroyer (2016) yang memadamkan listrik di Ukraina atau serangan Stuxnet di Iran. Kasus
terbaru adalah GreyEnergy (2018), yang dirancang untuk sasaran lebih luas. Perlu dicatat bahwa
ICS/SCADA digunakan bukan hanya di manufaktur, tetapi juga pada pembangkit listrik,
perusahaan transmisi, pengolahan minyak dan gas, pabrik-pabrik, bandara sampai layanan
pengiriman.
2. Ransomware
Menurut laporan Verizon 2018, 56% insiden malware melibatkan ransomware, sehingga
menjadikannya sebagai bentuk malware yang paling umum. Selain itu, hal paling
memprihatinkan adalah peretas mengalihkan perhatian mereka ke sistem penting seperti server
daripada perangkat karyawan. Dalam praktiknya, ransomware oleh pengembangnya
Tantangan & Ancaman Keamanan Siber Indonesia di Era Revolusi Industri 4.0
(Cynthia Rahmawati)
304 ISSN 2685-8991
Seminar Nasional Sains Teknologi dan Inovasi Indonesia - Akademi Angkatan Udara 2019
Vol. 1, No. 1, 25 September 2019 : 299–306
SENASTINDO AAU ISSN 2685-8991 305
mekanisme robot atau sistem fisik siber akan mengawasi proses fisik yang terjadi di dalam
pabrik. Sistem itu memiliki kemampuan untuk membuat keputusan sendiri sehingga dengan
adanya perubahan tren industri seperti ini muncul kekhawatiran kalau peluang pekerjaan akan
berkurang karena diambil alih robot dan mesin. Ia menjelaskan peningkatan kapasitas bisa
dilakukan lewat pelatihan, kursus, dan sertifikasi. Para pelaku industri harus ikut serta dalam
upaya ini karena peningkatan kapasitas pekerja akan berdampak positif terhadap industri itu
sendiri [8]. Berikut kesiapan Pemerintah Indonesia dalam menghadapi ancaman dan tantangan
siber di era revolusi Industri 4.0, antara lain:
1. Pembentukan Kinas
Menko Perekonomian menjelaskan pihaknya ingin membangun komunikasi yang
berkelanjutan dalam kaitannya dengan revolusi industri keempat. Oleh karena itu, pemerintah
telah membentuk Kinas untuk mendorong penyelarasan lintas kementerian dan lembaga
maupun pemangku kepentingan agar sektor industri mendapatkan manfaat dari era kecanggihan
teknologi 4.0.
2. Perekonomian Jasa
Satu faktor yang perlu dilihat pula adalah sektor jasa pada saat ini dinilai mulai mendominasi
kondisi perekonomian nasional sehingga merupakan hal yang bagus karena negara-negara maju
pada saat ini juga didominasi sektor jasa.
3. Revitalisasi manufaktur
Sementara itu, Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Industri (BPPI) Ngakan Timur
Antara mengatakan, implementasi Industri 4.0 akan membawa peluang besar untuk
merevitalisasi sektor manufaktur dan menjadi akselerator dalam mencapai visi Indonesia
menjadi 10 besar ekonomi dunia pada tahun 2030. ―Jadi, akan meningkatkan produktivitas
industri kita dan dapat menciptakan lapangan kerja baru yang lebih bernilai tambah tinggi
sebagai dasar dari fondasi pertumbuhan ekonomi Indonesia di masa datang,‖ tuturnya [9].
C. Solusi (Kebijakan, Antisipasi, dan Tindakan)
BSSN ada rencana untuk mengantisipasi keamanan siber seluruh provinsi di Indonesia.
BSSN akan tawarkan ke provinsi-provinsi, sebuah data center yang nanti dikoneksikan langsung
ke BSSN, penjelasan tersebut dari Bapak Djoko Setiadi (Kepala BSSN) di Jakarta. Selain itu,
dapat dikaji juga dari sisi perspektif US mengenai Cyber Domain. Cyber Domain berdasarkan
penjelasan Aziz Rahmani dalam materi pertemuan sekolah Keamanan Nasional, Universitas
Bhayangkara Jakarta tahun 2019, Aziz menjelaskan bahwa ada 4 kategori cyber domain yang
mungkin dapat diadopsi oleh Indonesia dari US [10].
a. Operasional Siber (Cyber Operation)
- ICT/ TIK : Defending ICT networks, sistem, dan informasi TIK.
- Operasi Jaringan: Menyediakan dan mengoperasikan jaringan militer sistem global
(C4ISR)
- Operasi Defensif siber: Melestarikan dan melindungi kemampuan ruang cyber yang
mencakup data, net-centric, sistem, dan jaringan.
b. Intelijen Siber (Inteligence Cyber)
- Penggunaan kemampuan siber untuk mendukung operasi intelijen.
c. Cyber Crime
- Keamanan dan penegakan hukum di area dunia maya.
d. Operasional Informasi (Information Operation)
- Penggunaan teknologi informasi dan informasi di arena politik, ekonomi, (ilmu &
teknologi), diplomatik, budaya, dan militer untuk mengamankan keuntungan informasi.
- Persaingan informasi di masa perang dan / atau perdamaian dan bersifat global.
- Operasi psikologis (PSYOP), Urusan Publik, dan Komunikasi Strategis.
Tantangan & Ancaman Keamanan Siber Indonesia di Era Revolusi Industri 4.0
(Cynthia Rahmawati)
306 ISSN 2685-8991
V. KESIMPULAN
Tantangan Indonesia saat ini dalam keamanan siber di era revolusi industri 4.0 yakni cara
membangun sistem keamanan melawan ancaman eksternal dan internet. Tantangan tersebut di
bidang ekonomi, sosial, teknis, lingkungan,d& politik. Tantangan industri tersebut terhadap
keamanan siber dikategorikan dalam 3 tantangan: target serangan, ransomware, dan orang
dalam. Oleh karena itu, dalam mengatasi tantangan keamanan siber di era Revolusi Industri,
maka kesiapan Indonesia mulai dari sektor pemerintah, pelaku bisnis, dan masyarakat digital
antar lain: kesiapan masyarakat digital yang mandiri dan pengetahuan tinggi terhadap bahaya
serangan siber, setiap perusahaan memerlukan sertifikasi kesiapan memasuki revolusi industri,
4.0, sinergitas, perencanaan dan strategi sesuai dengan implementasi yang baik di setiap
Kementerian dan lembaga terkait bidang keamanan siber. Sebagai contoh adanya 10 inisiatif
Making Indonesia 4.0 didukung dengan peningkatan keamanan siber, kapasitas dan kualitas
SDM/pekerja Indonesia. Contoh lainnya adalah pembentukkan Kinas (Komite Industri
Nasional), revitalisasi manufaktur, dan adanya pembentukkan data center oleh BSSN di setiap
daerah. Saran dari penulisan ini adalah masih perlu dibahas lebih lanjut bagaimana
implementasi peningkatan kapasitas dan kualitas SDM di bidang keamanan siber yang siap
untuk dipekerjakan di era Revolusi Industri. Dengan demikian, Pemerintah, khususnya
Kementerian Perindustrian lebih jelas dalam memberikan indikator penilaian kesiapan Industri
4.0 di Indonesia.
DAFTAR PUSTAKA
[1] Gloria. 2019. Kesiapan Keamanan Siber Indonesia di Era Revolusi Industri 4.0 diakses dari
https://www.ugm.ac.id/id/news/17376kesiapan.keamanan.siber.indonesia.di.era.revolusi.industri.40, pada
tanggal 10 Maret 2019 pukul 21.35 WIB.
[2] Marsudi, Almatius Setya dan Yunus Widjaja. Industri 4.0 dan Dampaknya Terhadap Financial Technology serta
Kesiapan Tenaga Kerja Indonesia. Ikraith Ekonomika,Vol.2, No.2, Bulan Juli. PPAK Universitas Katolik
Indonesia Atma Jaya Jl. Jendral Sudirman 51 Jakarta. Hlm. 8.
[3] Koran Jakarta. 2019. Perusahaan Mesti Punya Standar Digital Industri 4.0 diakses dari http://www.koran-
jakarta.com/perusahaan-mesti-punya-standar-digital-industri-4-0/ pada tanggal 12 Maret 2019 pukul 22.49
WIB.
[4] Karyoto. 2019. Ancaman Cyber Security di Era Industri 4.0 Bakal Semakin Beragam dan Masif. Diakses dari
https://eksekutif.id/ancaman-cyber-security-di-era-industri-4-0-bakal-semakin-beragam-dan-masif/. Pada
tanggal 17 Maret 2019, pukul 18.59 WIB.
[5] Suparjono. 2019. Revolusi Industri 4.0 dan Dampak terhadap Sumber Daya Manusia. Diakses dari :
https://www.kompasiana.com/suparjono46018/5b3fa2fecaf7db4f2b538085/revolusi-industri-4-0-dan-
dampak-terhadap-sumber-daya-manusia. Pada tanggal 20 maret 2019, pukul 22.39 WIB.
[6] Prasetyo, Hoedi dan Wahyudi Sutopo.2018. Industri 4.0: Telaah Klasifikasi Aspek dan Arah Perkembangan
Riset. J@ti Undip: Jurnal Teknik Industri, Vol. 13, No. 1, Januari 2018. Hlm 18.
[7] Yahya, Muhammad. 2018. Era Industri 4.0: Tantangan dan Peluang Perkembangan Pendidikan Kejuruan
Indonesia. Orasi Ilmiah Professor bidang Ilmu Pendidikan Kejuruan Universitas Negeri Makassar Tanggal
14 Maret 2018.
[8] Librianty, Andina. 2019. Ini 3 Tantangan Keamanan Siber di Industri 4.0. Diakses dari
https://www.liputan6.com/tekno/read/3689405/ini-3-tantangan-keamanan-siber-di-industri-40, tanggal 19
Maret 2019, Pukul 18.40 WIB.
[9] Kementerian Perindustrian. 2019. Making Indonesia 4.0 Strategi RI Masuki Revolusi Industri ke-4. Diakses dari
http://www.kemenperin.go.id/artikel/18967/Making-Indonesia-4.0:-Strategi-RI-Masuki-Revolusi-Industri-
Ke-4, pada tanggal 22 Maret 2019, pukul 17.45 WIB
[10] Rahmani, Aziz. 2019. Information Warfare and Cyber Security. Materi Sekolah Keamanan Nasional,
Universitas Bhayangkara Jakarta, Puskamnas Ubhara Jaya, 3 Januari 2019.
Cynthia Rahmawati, S.Si,M.Si (Han). adalah lulusan Magister Ilmu Pertahanan, Universitas
Pertahanan Tahun 2016 dengan predikat sangat memuaskan nilai IPK 3,78. Gelar Sarjana Biologi
diraih dengan predikat Sangat Memuaskan nilai IPK 3.35 di Fakultas MIPA Jurusan Biologi
Universitas Lampung tahun 2009. Bidang penelitian yang sedang ditekuni saat ini adalah
Biosecurity, Cyber Security, National Security System, Statistic, Human Resources &
Development, and Industry Technology, serta masih aktif sebagai dosen tetap untuk Prodi Teknik
Industri, Manajemen Informatika dan Prodi Sistem Informasi di Universitas Marsekal Dirgantara
Suryadarma, Halim, Jakarta.
Seminar Nasional Sains Teknologi dan Inovasi Indonesia - Akademi Angkatan Udara 2019
Vol. 1, No. 1, 25 September 2019 : 299–306