Anda di halaman 1dari 89

Proceeding SENDIU 2020 ISBN: 978-979-3649-72-6

ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM INFORMASI E-BISNIS


MENGGUNAKAN SWOT ANALISIS PADA USAHA KECIL MENENGAH
BERBASIS WEB E-COMMERCE
Rachmat Destriana1, Rohmat Taufiq2, Fatahillah Paweloi 3, M. Fajri Hidayatullah4, Wulandari Algadri 5
1,2
Program Studi Teknik Informatika, Fakultas Teknik, Universitas Muhammadiyah Tangerang
3,4,5
Program Studi Teknik Informatika, Institut Teknologi PLN, Jakarta
e-mail : Rachmat.destriana@ft-umt.ac.id, rohmat.taufiq@umt.ac.id, fatahillah1631154@itpln.ac.id,
mfajri1631160@itpln.ac.id, wulandari1631188@itpln.ac.id

Abstrak
E-commerce merupakan salah satu dari perkembangan teknologi dan internet. Yaitu sebuah layanan
internet yang dimanfaatkan untuk jual-beli secara online. E-commerce atau Perdagangan elektronik adalah
penyebaran, pembelian, penjualan, pemasaran barang dan jasa melalui sistem elektronik seperti internet atau
televisi, www, atau jaringan komputer lainnya. E-commerce dapat melibatkan transfer dana elektronik, pertukaran
data elektronik, sistem manajemen inventori otomatis, dan sistem pengumpulan data otomatis. Dalam penelitian
ini yang dipergunakan oleh penulis adalah metode penelitian adalah metode overview yakni dengan
merancanakan bagaimana Cibamerch dapat menjual produknya kepada customer. Dengan adanya sistem
informasi penjualan online ini dapat membantu Cibamerch untuk meningkatkan penjualannya.
Kata kunci: e-commerce, online, internet, transfer, elektronik.

Abstract
E-commerce is one of the developments in technology and Internet. It is an internet service which is used
for buying and selling online. E-commerce or electronic commerce is the deployment, purchasing, sales,
marketing goods and services over electronic systems such as the Internet or television, www, or other computer
networks. E-commerce can involve electronic funds transfer, electronic data interchange, automated inventory
management systems, and automated data collection systems. In this study used by the author, the research
method is the overview method, namely by planning how Cibamerch can sell its products to customers. With this
online sales information system, Cibamerch can increase its sales.
Keywords: e-commerce, online, internet, transfer, electronic.

1. PENDAHULUAN
Saat ini dengan semakin pesatnya perkembangan teknologi dan internet di Indonesia, telah memiliki
dampak yang besar terhadap perubahan bisnis. Mulai dari mempromosikan, cara jual beli, cara berinteraksi antar
manusia dan peran serta jejaring sosial.
E-commerce merupakan salah satu dari perkembangan teknologi dan internet. E-commerce merupakan
sebuah layanan internet yang dimanfaatkan untuk jual-beli secara online. Dengan e-commerce telah banyak
merubah dalam proses jual-beli. Jika dalam suatu jual-beli penjual dan pembeli bertemu, namun jika dengan e
commerce mereka tidak perlu bertemu, mereka berinteraksi dengan melalui internet maupun dengan komunikasi
melalui telepon atau chating. Dalam proses ini kepercayaanlah yang menjadi modal utama.
Pada masa sekarang dalam pembelian barang konsumen tidak perlu datang ke tempat yang dituju.
Konsumen bisa menggunakan gadgets yang sudah terhubung dengan jaringan internet untuk membeli barang
yang diinginkan. Ini merupakan salah satu dari perkembangan teknologi yang amat sangat dirasakan oleh
masyarakat. Para konsumen mulai berpikir untuk tidak perlu menghabiskan waktu untuk sekedar membeli
perlengkapan yang diinginkan, konsumen dapat membeli barang tersebut sambil lalu agar dapat mengerjakan hal
lainnya sembari barang tersebut sedang di proses oleh penjual.
Melihat semakin pesatnya perkembangan jaman, Cibamerch juga berubah sistem mereka yang biasanya
pembeli hanya membeli barang dengan datang ke toko langsung sudah bisa membeli barang dengan membuka
website yang sudah dibuat dengan tampilan yang sangat memudahkan pembeli dalam memilih barang.
Cibamerch yang awalnya hanya berupa toko biasa dimana yang membeli hanya berada di daerah tersebut
dapat dikenal oleh konsumen dari berbagai daerah dikarenakan perubahan dalam sistem penjualan yang mulai
menggunakan website. Apabila ada konsumen yang ingin membeli berbeda pulau dari toko Cibamerch bisa
menggunakan website yang sudah disediakan begitu pula bagi konsumen yang tidak sempat mengunjuni toko
Cibamerch dapat menggunakan website tersebut. Adapun beberapa masalah yang dapat diidentifikasi yaitu:
proses pelaporan tidak bisa real time, sering terjadi kesalahan pada laporan dan proses yang dilakukkan cenderung
lama.

331
Proceeding SENDIU 2020 ISBN: 978-979-3649-72-6

Agar penelitian ini lebih fokus, maka penelitian ini akan dibatasi oleh hal sebagai berikut: Penulis akan
merancang sistem penjualan, mulai dari pemesanan barang, dan pemrosesan transaksi tersebut pada Cibamerch
(Back end process).

2. LANDASAN TEORI
2.1. Penjelasan mengenai UKM
Usaha mikro adalah usaha produktif milik orang perorangan dan atau badan usaha perorangan yang
memenuhi kriteria usaha mikro. Usaha kecil adalah usaha produktif yang berdiri sendiri, yang dilakukan oleh
perseorangan atau badan usaha bukan merupakan anak cabang perusahaan yang dimiliki, dikuasai, atau menjadi
bagian baik langsung maupun tidak langsung dari usaha menengah atau besar yang memenuhi kriteria usaha kecil.
Usaha menengah adalah usaha ekonomi produktif yang berdiri sendiri, yang dilakukan oleh orang perorangan
atau badan usaha yang bukan merupakan anak perusahaan atau cabang perusahaan yang dimiliki, dikuasai, atau
menjadi bagian baik langsung maupun tidak langsung dengan Usaha kecil atau Usaha besar dengan jumlah
kekayaan bersih atau hasil penjualan tahunan [1]. Usaha Kecil (UK), termasuk usaha Mikro (UMI) adalah entitas
usaha yang mempunyai kekayaan bersih paling banyak Rp. 200.000.000, tidak termasuk tanah dan bangunan
tempat usaha dan memiliki penjualan tahunan paling banyak Rp. 1.000.000.000. Sementara itu, Usaha Menengah
(UM) merupakan entitas usaha milik warga negara Indonesia yang memiliki kekayaan bersih lebih besar dari Rp.
200.000.000 s.d. Rp. 10.000.000 tidak termasuk tanah dan bangunan [2]
2.2. Pengertian Perancangan Sistem
Perancangan sistem adalah sebuah kegiatan merancang dan menentukan cara mengolah sistem informasi
dari hasil analisa sistem sehingga dapat memenuhi kebutuhan dari pengguna termasuk diantaranya perancangan
user interface, data dan aktivitas proses [3]. Perancangan sistem adalah sekumpulan aktivitas yang
menggambarkan secara rinci bagaimana sistem akan berjalan. Hal itu bertujuan untuk menghasilkan
produk perangkat lunak yang sesuai dengan kebutuhan user [4].
Terdapat 10 prinsip yang mendasari metodologi pengembangan sistem menurut whitten dalam Taufiq
(2013): libatkan para pengguna, gunakan pendekatan pemecahan masalah, bentuklah fase dan aktivitas,
dokumentasikan sepanjang pengembangan, buat standar, kelola proses, membenarkan sistem informasi sebagai
investasi modal, berani melakukan revisi, membagi dalam bidang yang lebih kecil dan desain untuk mudah
dikembangkan [5]. Salah satu metode pengemangan sistem yang bisa digunakan yaitu Waterfall yang memiliki
langkah komunikasi, rencana, pemodelan, kontstruksi dan implementasi [6].
Penelitian tentang perancangan sistem sudah banyak dilakukukan berbagai tema sebagai contoh rancang
bangun sistem informasi Document Management System pada LKP ITC-PCB Berbasis Web dengan
menggunakan UML dan PHP [7]. Selain perancangan sistem informasi banyak dilakukan juga untuk Perancangna
Sistem Pendukung Keputusan Kejurusan Menggunakan Metode Simple Additive Weighting (SAW) di SMA
Negeri 15 Tangerang [8].
Pembuatan sistem informasi e-commerce berbasis web pada UMKM Binaan Aspami mampu
menyebarluaskan informasi mengenai produk yang dijual serta bisa menyajikan informasi sesuai dengan
kebutuhan konsumen [9]. Peranangan strategis pada usaha kecil dan menengah berbasis e-business juga sudah
dilakukan dan memiliki manfaat para pengambil keputusan di UKM untuk menerapkan UKM berbasis e-business
[10]. E-commerce pada produk unggulan dapat membantu penjual dan pelanggan untuk melakukan proses
transaksi jual beli dengan memanfaatkan media online. Dengan memanfaatkan E-Commerce maka akan dapat
membantu mengurangi biaya distribusi barang [11].
2.3. Pengertian E-Business
E-business adalah praktek pelaksanaan dan pengelolaan proses bisnis utama seperti perancangan produk,
pengelolaan pasokan bahan baku, manufaktur, penjualan, pemenuhan pesanan, dan penyediaan servis melalui
penggunaan teknologi komunikasi, komputer, dan data yang telah terkomputerisasi [12]. E-business meliputi
semua hal yang harus dilakukan menggunakan teknologi informasi dan komunikasi (ICT) untuk melakukan
kegiatan bisnis antar organisasi maupun dari organisasi ke konsumen [13]. Dari hasil penelitian yang dilakukan,
maka pemanfaatan e-business sangat membantu dalam upaya meningkatkan dan mengembangakan produksi bola
sepak PT. Sinjaraga Santika Sport. Hal tersebut dibuktikan dengan meningkatnya jumlah pesanan bola sepak
khususnya dari luar negeri [14].

3. METODE PENELITIAN
3.1. Metodologi Overview
Metode overview adalah metode yang digunakan untuk mendapatkan data mengenai sesuatu yang
berkaitan dengan survei, interview, membaca dokumen yang ada, observasi, berfokus pada grup dan studi kasus.

332
Proceeding SENDIU 2020 ISBN: 978-979-3649-72-6

Gambar 1 Metodologi Overview


1) Begin
a. Mulailah dengan mendapatkan dukungan manajemen eksekutif dan sponsor bisnis.
b. Mengidentifikasi tujuan bisnis untuk menyelesaikan e-rencana bisnis dan inisiatif.
c. Identifikasi tim dari individu-individu yang akan terlibat.
d. Garis besar proses perencanaan yang akan digunakan.
e. Mengembangkan rencana komunikasi menguraikan bagaimana anggota organisasi tim dan akan tetap
mengikuti kegiatan.
f. Akhirnya mengumumkan proyek kepada organisasi.
2) Diagnose
a. Mendiagnosis tren dan bagaimana mereka dapat mempengaruhi organisasi.
b. Dokumen lingkungan saat ini dan mendiagnosis kekuatan dan bidang perbaikan.
c. Mengidentifikasi para pemangku kepentingan dan mendiagnosis proses mereka.
d. Mendiagnosa industri dan dampak eksternal serta nilai rantai.
e. Bisnis mendiagnosis kekuatan, kelemahan, peluang, dan ancaman.
f. Pembuatan Analisis SWOT
3) Develop
a. Dalam merancangan sebuah Sistem Informasi e-Business harus memperhatikan kebutuhan perusahaan e-
business ,Kebutuhan operator, Kebutuhan pemakai dan Kebutuhan teknis ..
b. Mengembangkan strategi e-bisnis dan metric untuk mengukur keberhasilan dan kemajuan dari strategi.
4) Define
a. Tentukan peluang tertentu serta kompetitif situasi.
b. Tentukan prioritas.
5) Determine
a. Menentukan dampak ke arsitektur aplikasi bisnis, infrastruktur teknis, proses bisnis, sistem informasi
proses, dan orang / organisasi.
b. Menentukan biaya analisis manfaat serta peta jalan untuk mendapatkan strategi.
c. Mendapatkan persetujuan pada rencana bisnis untuk melanjutkan pengiriman dari rencana.
6) Design
a. Desain tampilan dan nuansa yang diperlukan untuk melaksanakan strategi dan nilai proposisi. Identifikasi
navigasi dan layardesain.
b. Desain perubahan yang dibutuhkan untuk aplikasi dan keamanan.
7) Deliver
a. Menyampaikan strategi dan desain dengan mengembangkan, pengujian, pelatihan, dan pelaksanaan.
b. Mempromosikan dan memasarkan e-bisnis situs dan fungsionalitas.
8) Discuss
a. Diskusikan hasil usaha e-bisnis dengan mendapatkan umpan balik dan menganalisis.
b. Menentukan tindakan yang diperlukan.

4. HASIL DAN PEMBAHASAN


4.1. Begin
Cirebon Banget berdiri sejak tahun 2015 yang di kepalai oleh M.Dzikri Taufik di instagram. Awal berdiri
hanya sebuah official account tentang budaya, kuliner, wisata, dan lainnya mengenai Kota Cirebon. Ciba Merch
(Cirebon Banget Merchandise) merupakan sebuah cendramata yang dibuat oleh Cirebon Banget sebagai oleh-
oleh saat berada di Cirebon, dan masyarakat mengetahui ciri khas dari Cirebon apabila berada diluar kota dengan
aksesoris, kaos buatan, dan batik dengan desain modern.

333
Proceeding SENDIU 2020 ISBN: 978-979-3649-72-6

Tujuan Cibamerch
a. Mengetahui Budaya, Sejarah, Wisata, kuliner, dan lainnya tentang Kota Cirebon
b. Membantu usaha menjadikan lebih modern
c. Menjadi strategi untuk meningkatkan mutu organisasi.
d. Mengembangkan spirit kewirausahaan
Tim Projek
a. Pakar Analisis Requirements (requirement analyst);
Fatahillah Paweloi
b. Manajer Proyek (project manager);
M. Fajri Hidayatullah
c. Desainer Grafis (graphic designer);
Wulandari Algadri
d. Desainer UI/UX (UI/UX designer);
Diva Ramadha Ristanto
e. Web Developer;
Rian Maharani Diaz
Tabel 1 Kebutuhan Projek
Komponen Jumlah Harga Total Harga
Laptop 2 Buah Rp. 8.000.000 Rp. 16.000.000
Hosting 1 Tahun Rp. 300.000 Rp. 300.000
4.2. Diagnose
Setelah melakukan tahap begin, kami menemukan beberapa kelemahan pada sistem yang masih
menggunakan media sosial. Maka pada tahap perancangan ini kami akan membuat sebuah sistem informasi
penjualan berbasis web yang merupakan sebuah usulan yang diharapkan dapat memperbaiki kelemahan-kelemahan
pada sistem yang sebelumnya. Adapun prosedur sistem yang sedang berjalan adalah sebagai berikut:
a. Customer hanya dapat melihat produk di media sosial.
b. Jika customer tertarik menghubungi penjual melalui kontak person.
c. Setelah itu menunggu konfirmasi dari penjual.
d. Customer mentransfer uang sejumlah barang yang dibeli ke rekening penjual.
e. Customer mengirim bukti transfer ke penjual.
f. Penjual memverifikasi pemesanan lalu mengirim barang ke alamat customer.
Analisis SWOT
Strengths :
a. Branding produk mudah
b. Produk yang dihasilkan memiliki kulitas yang baik.
c. Memiliki hubungan kuat dengan pelanggan.
d. Gratis stiker menarik dengan desain dan kualitas yang baik.
Weakness :
a. Harga produk yang terbilang cukup mahal
b. Pangsa pasar mulai berkurang akibat semakin banyaknya competitor.
c. Banyaknya kompetitor yang menirukan desain dari produk.
Opportunities :
a. Kebutuhan anak muda dengan merchandise yang menarik dan up to date menjadi kesempatan besar.
b. Desain produk akan terus berkembang sehingga akan membutuhkan inovasi-inovasi baru
Threats :
a. Merchandise produk batik trusmi sangat menarik perhatian konsumen
b. Pesaing seperti batik trusmi merupakan pesaing terbesar, karena sudah memiliki kepercayaan dari
masyarakat.
Tabel 2 Analisis SWOT
Strengths Weakness
(S) (W)
Opportunities - Mengembangkan desain merchandise - Mengupdate desain yang lama agar pembeli
(O) untuk mendongkrak popularitas. tidak merasa bosan dengan desain tersebut.
- Bonus pembelian ditingkatkan.
Threats - Mempererat hubungan dengan - Mengurangi harga produk atau memberi
(T) pelanggan. diskon pada setiap pembelian.

334
Proceeding SENDIU 2020 ISBN: 978-979-3649-72-6

4.3. Develop
Use Case

Gambar 2 User Case


Strategi E-Bisnis
Sebelumnya menggunakan media sosial yaitu instagram dalam mempromosikan dan memasarkan produk.
Dalam mengenalkan website Cibamerch kepada masyarakat mencantumkan alamat website di profil akun
cibamerch. Lalu ketika customer bertanya untuk pemesanan produk kemudian admin akan mengarahan customer
untuk mengunjungi website cibamerch.
4.4. Define
Peluang dalam pemasaran menggunakan website sangat baik karena memudahkan pelanggan saat
melakukan pemesanan karena sistem yang lebih otomatis.
Pada cibamerch memprioritaskan pelanggan remaja dan dewasa yang menginginkan fasion yang up to date
dan simpel dan juga untuk wisatawan yang berkunjung ke Cirebon.
4.5. Determine
Dalam penggunaan website seperti ini rentan terhadap penyerangan cyber yang dapat membuat website
down atau mengubah tampilan serta sistem website yang dapat merugikan cibamerch. Dan juga ada okmun yang
dapat mengatasnamakan cibamerch (phising) untuk menipu pelanggan yang sudah melakukan pemesanan.
4.6. Design
Dalam pembuatan desain website cibamech mengikuti perkembangan zaman agar user lebih nyaman saat
menggunakan website cibamerch.

Gambar 3 Tampilan Depan Web

Gambar 4 Tampilan Depan Web

335
Proceeding SENDIU 2020 ISBN: 978-979-3649-72-6

Gambar 5 Menu Produk


4.7. Deliver
Pada plastik belanja (goodie bag) terdapat informasi toko termasuk instagram beserta alamat website
cibamerch. Sehingga customer ketika ingin membeli bisa membuka website yang tertera. Ketika sudah
mendapatkan keuntungan lebih dapat memasang iklan pada media sosisal seperi facebook, instagram, dan google
ads.
4.8. Discuss
Pada website ketika berhasil melakukan pembelian dapat menilai dan memberikan komentar pada produk
yang telah dibeli. Dan juga dapat memberikan feedback dan report bug terhadap website cibamerch dalam
memperbaiki tampilan atau sistem untuk kenyamanan customer.

5. KESIMPULAN
Saat ini dengan semakin pesatnya perkembangan teknologi dan internet di Indonesia, telah memiliki
dampak yang besar terhadap perubahan bisnis. Mulai dari mempromosikan, cara jual beli, cara berinteraksi antar
manusia dan peran serta jejaring sosial. Semakin berkembangnya teknologi semakin banyak pula yang
dikembangkan, contohnya konsumen saat ingin membeli sesuatu tidak perlu datang ke tempat yang dituju.
Konsumen bisa menggunakan gadgets yang sudah terhubung dengan jaringan internet untuk membeli barang
yang diinginkan. Ini merupakan salah satu dari perkembangan teknologi yang amat sangat dirasakan oleh
masyarakat. Para konsumen mulai berpikir untuk tidak perlu menghabiskan waktu untuk sekedar membeli
perlengkapan yang diinginkan, konsumen dapat membeli barang tersebut sambil lalu agar dapat mengerjakan hal
lainnya sembari barang tersebut sedang di proses oleh penjual.
Dalam rangka pengembangan kewirausahaan nasional yang lebih efektif perlu dipertimbangkan untuk
membentuk lembaga koordinasi pengembangan kewirausahaan nasional yang tetap menjaga aspek sinergi dan
kebersamaan dari segenap komponen bangsa dengan memberikan akses koordinasi yang lebih terstruktur baik
pada dunia pendidikan, teknologi hingga badanbadan kreatif untuk menampung hasil dari technopreneurship.

DAFTAR PUTAKA
[1] Undang-Undang Republik Indonesia. Nomor 20 Tahun 2008. Tentang Usaha Mikro, Kecil dan Menengah.
[2] Aufar, Arizali. 2014. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Penggunaan Informasi Akuntansi Pada UMKM
(Survei Pada Perusahaan Rekanan PT. PLN (Persero) di Kota Bandung)
[3] O’Brien & Marakas. (2009). Management Information Systems.Ninth Edition. New York: McGraw-
Hill/Irwin.
[4] J. W. Satzinger, R. B. Jackson and S. D. Burd, Systems Analysis and Design in a Changing World,
Sixth ed., 2011
[5] Taufiq, Rohmat. 2013. Sistem Informasi Manajemen; Konsep dasar, Analisis dan Metode Pengembangan.
Graha ilmu. Yogyakarta.
[6] Pressman, R.S. 2005. Software Engineering: A Practitioner’s Approach Sixt Edition. Mc Graw Hill.
[7] Destriana, R.. Taufiq, R.. Suryana BE. 2020. Rancang Bangun Sistem Informasi Document Managemen
System pada LKP ITC-PCB Berbasis WEB Menggunakan UML dan PHP, Jurnal Inovasi Informatika Vol
5 No 1, EISSN : 2686-1615.
[8] R. Taufiq and I. S. Mustofa, "Perancangan Sistem Pendukung Keputusan Kejurusan Menggunakan Metode
Simple Additive Weighting (SAW) Di Sma Negeri 15 Tangerang," TI Atma Luhur, vol. IV, no. 1, pp. 103-
114, 2017.
[9] Abdurrofi, Reza. 2017. Pembuatan Sistem Informasi E-Commerce Berbasis Web Pada UMKM Binaan
Aspami. Program Studi Sistem Informasi, Fakultas Teknik Universitas Widyatama Bandung.
[10] Guna TH, Karyono. 2011. Perancangan Strategis Sistem Informasi dan Teknologi Informasi (SI/TI) Pada
usaha Kecil Menengah (UKM) Berbasis E-Business. Teknik Informatika UAD -Yogyakarta, 28 Juli 2011.
[11] Irhamni, F. Khotimah, B K. Satoto, B D. 2016. Sistem Informasi E-Commerce Produk Unggulan Usaha
Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) Batik. Jurnal Ilmiah NERO Vol. 2, No. 3

336
Proceeding SENDIU 2020 ISBN: 978-979-3649-72-6

[12] Alter, Steven. 2002. Information Systems: Foundation of E-Business. Upper Saddle Rive: Prentice Hall.
[13] Sid L. Huff, Michael Wade, Michael Parent, Scott Schneberger.2000. Cases in Electronic Commerce. The
Amazon Book Review.
[14] Jefry, Romdonny. 2017. Manfaat E-Business dalam Pemasaran Bola Sepak: Studi Kasus empiris pada PT.
Sinjaraga Santika Sport (Triple S) Majalengka. Journal Industrial Services Vol. 3 No. 1b Oktober 2017.

337
Volume XVII No. 2, Agustus 2014 ISSN 1979 -6471

RANCANG BANGUN PROTOTYPE BERBASIS WEB SEBAGAI


IMPLEMENTASI PRAKTIK WIRAUSAHA MAHASISWA DI
KOTA SEMARANG

Mariana Kristiyanti
Program Studi KPN, STIMART-AMNI Semarang
mkristiyanti@yahoo.com

ABSTRACT
In Semarang, college growth offers the entrepreneurial traits for educative
competitor of expanding very fast. Mostly, college has used the information system to
market result of practice entrepreneurial all its student, but on the way, growth
practice the entrepreneurial among student impress tardy and product and also
service which they yield, not yet optimal of its information spreading. Designedly
develop build the in wrought prototype system accomodating all result practice the
wirausaha competitor educated by which is gone the round of in various college in
Semarang, expected can give the information widely hit result of practice
entrepreneurial in web. And indirectly, the web can become the individuality of
Semarang providing information of result of child masterpiece nation passing the
Website. Design to develop, build the prototype base on the Web to find the product
yielded by all students in Semarang, representing picture of Information System to be
made later. Research method used by Observation to College offering program of
entrepreneurial and interview, while designing to develop build the Prototype of
result of this practice entrepreneurial use the Flowchat System.
Keywords: prototype, develop build, WEB, entrepreneurial practice

PENDAHULUAN
Untuk mendukung terciptanya pengusaha-pengusaha baru yang kompeten di
bidangnya, Perguruan Tinggi baik negeri maupun swasta, berlomba-lomba untuk
mendidik mahasiswanya menjadi pengusaha yang berhasil. Berbagai matakuliah
yang ada di fakultas, diberi muatan materi dunia usaha dan bisnis agar mahasiswa
menjadi lulusan yang mandiri yang dapat menciptakan lapangan usaha dan dapat
memajukan perekonomian di daerahnya masing-masing. Hal ini terbukti dengan
penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Warsitaningsih (2003) yang meneliti
mengenai pentingnya menumbuhkan jiwa wirausaha pada para mahasiswa jurusan
tata boga karena didapati para mahasiswa pada Program Studi Spesialisasi
Pendidikan Tata Boga telah merasakan manfaat pembelajaran bidang boga yang
telah diterimanya karena lebih dari setengahnya telah berani merintis usaha home
industry dan kurang dari setengahnya, walaupun berminat merintis usaha home

Jurnal Ekonomi dan Bisnis 23


Volume XVII No. 2, Agustus 2014 ISSN 1979 -6471

industry, namun merasa belum berani untuk mencoba dan kurang percaya diri. Oleh
karena itu, guna menambahkan jiwa wirausaha, perlu ditambahkan mata kuliah
kewirausahaan.
Bagi Perguruan Tinggi, tidak hanya lulusan yang lebih berkualitas akan
didapatkan, tetapi penerapan ilmu dan pengetahuan yang dihasilkan akan menjadi
sangat nyata. Bahkan secara ekonomis Perguruan Tinggi dan dosennya dapat
memperoleh manfaat tambahan dari proses komersialisasi Iptek yang dilakukan oleh
lulusannya. Integrasi dunia usaha dan dunia akademis akan tercipta dengan erat
melalui proses ini. Penciptaan wirausaha yang lebih berkualitas, bukan wirausaha
jalanan yang muncul karena keterpaksaan akibat lapangan kerja yang terbatas, akan
memberikan dampak ekonomi yang luar biasa bagi bangsa ini. Menjadikan
mahasiswa sebagai technopreneur dapat dimulai selama masa perkuliahan, sehingga
setelah lulus mahasiswa sudah mempunyai usaha sendiri yang siap untuk dijalankan
dan dikembangkan.
Hasil penelitian dari Penny et al. (2010), menyatakan bahwa salah satu
penyebab rendahnya aktivitas kewirausahaan adalah lulusan Perguruan Tinggi yang
pada kenyataannya mempunyai kemampuan dan keilmuan yang lebih tinggi, masih
banyak yang berperan sebagai pencari kerja dari pada sebagai pencipta lapangan
kerja. Hal ini mungkin disebabkan oleh karena sistem pembelajaran yang diterapkan
di berbagai Perguruan Tinggi di Indonesia lebih terfokus pada bagaimana
menyiapkan para mahasiswa yang cepat lulus dan mendapat pekerjaan dari pada
menciptakan lulusan yang siap menciptakan lapangan kerja. Rendahnya aktivitas
kewirausahaan ini dapat menyebabkan tingginya angka pengangguran karena tidak
ada ekspansi kegiatan usaha. Salah satu cara untuk menumbuhkan jiwa berwirausaha
di kalangan mahasiswa adalah dengan mengembangkan kewirausahaan yang
berbasis teknologi (technopreneurship). Untuk merancang kurikulum dan pengajaran
materi, inovasi teknologi yang dapat memberikan dampak sosial dan ekonomi, yang
menjadikan teknologi sebagai solusi bagi permasalahan yang dihadapi oleh
masyarakat miskin. Kegiatan ini merupakan wadah untuk meningkatkan kesadaran
mahasiswa dalam menciptakan teknologi baru serta pengembangan bisnis berbasis
inovasi. Kegiatan ini telah membuka wawasan bagi mahasiswa yang berasal dari
ilmu sosial bahwa pemanfaatan teknologi sebagai dasar berwirausaha dapat
dilakukan siapa saja.
Dalam riset pendahuluan, melalui laman www.kopertis6.or.id, di wilayah
Kopertis VI tercatat ada 33 Universitas, dua Institut, 71 Sekolah Tinggi, 18
Politeknik dan 100 Akademi, sehingga jika ditotal ada 22 Perguruan Tinggi di bawah
naungan Kopertis Wilayah VI, namun tidak sampai setengahnya memiliki laman
yang aktif dan up to date. Hal ini merupakan penyebab program usaha untuk para
mahasiswa tertinggal dalam mengadopsi teknologi informasi di dalam usahanya.
Sistem informasi yang digunakan oleh Perguruan Tinggi belum terlalu optimal untuk
memasarkan produk atau jasa yang dihasilkan oleh para mahasiswanya, sementara

24 Jurnal Ekonomi dan Bisnis


Volume XVII No. 2, Agustus 2014 ISSN 1979 -6471

saat ini zaman sudah semakin canggih disertai dengan keberadaan teknologi yang
modern. Maka tentu sangat minim peluang untuk mampu bersaing di dunia usaha
jika sistem yang ada di Perguruan Tinggi tidak melakukan perkembangan dengan
bekerjasama dengan pihak lain guna memasarkan produk atau jasa karya
mahasiswanya. Oleh karena itu, dengan meningkatkan kemampuan mahasiswa di
bidang teknologi, diharapkan dapat menyelesaikan beberapa permasalahan yang
dihadapi dalam dunia usaha.
Menyikapi hal di atas, salah satu penyelesaiannya adalah dengan
membuatkan prototype sistem terpadu yang menampung hasil usaha peserta didik
yang tersebar di berbagai Perguruan Tinggi di Semarang, untuk disatukan dalam
sebuah situs web (World Electronic Browser), dimana prototype yang dibangun
merupakan cikal bakal pembuatan web yang berisi produk-produk dan jasa yang
dihasilkan oleh mahasiswa yang berdomisili di Kota Semarang. Web tersebut dapat
menjadi ciri khas Kota Semarang yang menyediakan hasil karya anak bangsa melalui
media website.
Era globalisasi dan kemajuan teknologi informasi yang berkembang sangat
cepat telah memaksa kita mempersiapkan diri mau tidak mau untuk masuk dan
menjadi bagian aktif dari masyarakat ekonomi-informasi. Internet economy
mendorong globalisasi dan networking dunia usaha. Kondisi di atas menjadikan
pasar dan perdagangan makin terbuka tanpa batas, serta peluang yang setara bagi
pelaku-pelaku bisnis tidak mengenal apakah berasal dari mahasiswa, pengusaha
besar, menengah, atau pun kecil (Frinces 2004).
Di Jawa Tengah, khususnya di Kota Semarang, perkembangan Perguruan
Tinggi yang menawarkan program dunia usaha bagi peserta didiknya sangat pesat.
Sebagian Perguruan Tinggi sudah menggunakan sistem informasi untuk memasarkan
usaha para mahasiswanya, tetapi kesemuanya belum terpublikasi dengan baik.
Dengan dibuatnya sebuah prototype sistem informasi berbasis web untuk
mengenalkan produk-produk yang dihasilkan oleh para mahasiswa di Kota
Semarang, diharapkan Perguruan Tinggi juga dapat mengakses informasi tidak hanya
untuk peserta didiknya saja, tetapi juga peserta didik dari Perguruan Tinggi lainnya.
Hal ini juga bisa menjadikan tantangan tersendiri bagi mahasiswa maupun Perguruan
Tingginya, untuk terus berinovasi sehingga dapat bersaing dengan mahasiswa dari
Perguruan Tinggi yang lain.
Prototype sistem informasi bisnis berbasis web ini juga dapat di akses oleh
siapapun yang membutuhkan informasi mengenai produk dan jasa yang dihasilnya
oleh mahasiswa Kota Semarang, dengan lebih cepat, dibandingkan dengan harus
mencari daftar usaha di setiap Perguruan Tingginya masing-masing. Oleh karena itu,
peran Perguruan Tinggi dan dinas pendidikan diperlukan dalam mendorong
keberhasilan sistem informasi bisnis mahasiswa untuk memperluas akses komunikasi

Jurnal Ekonomi dan Bisnis 25


Volume XVII No. 2, Agustus 2014 ISSN 1979 -6471

melalui pemberian fasilitas teknologi informasi berbasis web yang dapat digunakan
sebagai media komunikasi secara global.
Teknologi informasi merupakan bentuk teknologi yang digunakan untuk
menciptakan, menyimpan, mengubah dan menggunakan informasi dalam segala
bentuknya. Melalui pemanfaatan teknologi informasi ini, mahasiswa di semua
Perguruan Tinggi di Kota Semarang dapat mengenalkan produk dan jasa yang
dihasilkan kepada masyarakat luas. Perusahaan yang awalnya kecil seperti toko buku
Amazon, portal Yahoo dan perusahaan lelang sederhana Ebay, ketiganya saat ini
menjadi perusahaan raksasa hanya dalam waktu singkat karena memanfaatkan
teknologi informasi dalam mengembangkan usahanya (Hartono 2005).
Pemanfaatan teknologi informasi dalam mengenalkan produk-produk
unggulannya bagi perusahaan kecil dapat memberikan fleksibilitas dalam promosi
produk dan jasa yang di tawarkan oleh mahasiswa, memungkinkan banyaknya
masyarakat yang akan mengetahui produk dan jasa yang dihasilkan secara lebih
cepat, mengirimkan dan menerima informasi secara cepat dan hemat, serta
mendukung pengembangan sistem informasi itu sendiri. Hal tersebut juga secara
tidak langsung mengangkat nama Perguruan Tinggi mereka di mata masyarakat.
Kesuksesan program usaha dan bisnis untuk mahasiswa dalam sebuah Perguruan
Tinggi, dapat terlihat dengan antusias masyarakat membeli produk dan memesan jasa
hasil karya mahasiswa tersebut.
Pemanfaatan internet yang merata di segala bidang memungkinkan
mahasiswa mengenalkan produk dan jasa yang dihasilkan lebih luas lagi ke
masyarakat. Dengan dibuatnya sebuah prototype sistem informasi berbasis web
untuk mengenalkan produk-produk unggulan yang telah dihasilkan oleh mahasiswa
di Kota Semarang, diharapkan dapat memudahkan pihak-pihak yang membutuhkan
produk dan jasa karya mahasiswa lebih cepat mendapatkan informasi yang mereka
butuhkan. Perguruan Tinggi merupakan pihak yang sangat berkompeten dalam
menciptakan mahasiswa berjiwa usaha. Prototype sistem informasi bisnis berbasis
web secara tidak langsung akan membawa Perguruan Tinggi yang bersangkutan
dikenal oleh masyarakat luas. Kinerja Perguruan Tinggi dalam menciptakan
pengusaha-pengusaha muda dapat dinilai dari keberhasilan mahasiswanya menjadi
pribadi yang mandiri yang dapat menciptakan produk dan jasa yang dibutuhkan oleh
masyarakat. Selain Perguruan Tinggi, pihak lain yang sangat penting adalah dinas
pendidikan. Melalui Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Tengah, prototype sistem
informasi bisnis berbasis web untuk mahasiswa Kota Semarang ini dapat diakses.
Web yang berisi produk-produk dan jasa yang dihasilkan oleh mahasiswa yang
berdomisili di Kota Semarang ini, secara tidak langsung dapat menjadikan Kota
Semarang dikenal sebagai kota yang mengenalkan produk-produk dan jasa yang
dihasilkan para mahasiswa yang ada di wilayahnya.

26 Jurnal Ekonomi dan Bisnis


Volume XVII No. 2, Agustus 2014 ISSN 1979 -6471

TUJUAN DAN MANFAAT PENELITIAN


Tujuan Penelitian
Dalam perkembangannya, program usaha dan bisnis mahasiswa di Kota
Semarang sampai saat ini belum disediakan sistem informasi secara khusus. Hasil-
hasil karya mahasiswa di bidang usaha, hanya dikenalkan di situs yang dimiliki oleh
Perguruan Tinggi masing-masing. Dengan dibuatnya prototype sistem informasi
bisnis bagi mahasiswa ini, mahasiswa memiliki wadah khusus dalam mengenalkan
produk maupun jasa hasil karya mereka. Seluruh mahasiswa di Kota Semarang dapat
melihat produk dan jasa yang dihasilkan oleh mahasiswa lain dari Perguruan Tinggi
yang lain pula. Bila perkembangannya bagus, tidak menutup kemungkinan bila
prototype sistem informasi bisnis dapat diakses di lamannya Dinas Pendidikan
Provinsi Jawa Tengah. Dengan demikian Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Tengah
dapat menjadi fasilisator dalam mengenalkan hasil karya mahasiswa Kota Semarang
di bidang usaha.
Manfaat Penelitian
Mahasiswa di wilayah Kota Semarang perlu mendapatkan tempat untuk
mengenalkan produk dan jasa hasil karya mereka. Dengan prototype sistem
informasi bisnis, informasi dapat diakses oleh masyarakat luas dengan mudah dan
cepat, baik informasi mengenai produk maupun jasa yang dihasilkan. Manfaat dari
pembuatan prototype sistem informasi bisnis bagi mahasiswa Kota Semarang adalah:
mahasiswa dapat memahami keterkaitan erat antara bisnis dengan penggunaan sistem
informasi dan teknologi informasi dalam kegiatan bisnisnya, mahasiswa secara tidak
langsung mendapatkan wawasan awal tentang proses analisa strategi bisnis.
Mahasiswa dapat mengetahui komponen penting terkait proses analisa strategi bisnis
melalui media website, mahasiswa dapat bersaing dengan mahasiswa Perguruan
Tinggi lain dalam meningkatkan produk unggulan yang memiliki kualitas berdaya
jual tinggi dan Perguruan Tinggi dapat menginformasikan ke masyarakat luas
mengenai hasil karya mahasiswanya di masyarakat luas. Perguruan Tinggi akan terus
berkompetensi guna menghasilkan calon pengusaha-pengusaha muda yang dapat
mengantisipasi pengangguran dan dapat mengangkat nama baik Kota Semarang
melalui usahanya.

KAJIAN PUSTAKA
Menurut hasil penelitian dari Peny et al. (2010), salah satu cara untuk
menumbuhkan jiwa berwirausaha di kalangan mahasiswa adalah dengan
mengembangkan kewirausahaan yang berbasis teknologi (technopreneurship).
Technopreneurship Course Development merupakan program pengembangan
kurikulum technopreneurship dari RAMP IPB yang bekerjasama dengan berbagai
Perguruan Tinggi, untuk merancang kurikulum dan pengajaran materi inovasi
teknologi yang dapat memberikan dampak sosial dan ekonomi, yang menjadikan

Jurnal Ekonomi dan Bisnis 27


Volume XVII No. 2, Agustus 2014 ISSN 1979 -6471

teknologi sebagai solusi bagi permasalahan yang dihadapi oleh masyarakat miskin.
Kegiatan ini merupakan wadah untuk meningkatkan kesadaran mahasiswa dalam
menciptakan teknologi baru serta pengembangan bisnis berbasis inovasi. Pengembangan
kurikulum ini juga diharapkan dapat menunjukkan komitmen dari institusi pendidikan
tinggi untuk meningkatkan kualitas perkuliahan melalui experiential learning.
Better information for better business, ungkapan tersebut menunjukkan
betapa pentingnya cara pengelolaan informasi untuk sebuah bisnis. Sistem informasi
bisnis adalah bidang minat yang mendalami teknik pendayagunaan data untuk
mendukung aktivitas bisnis serta pengambilan keputusan yang akurat. Mahasiswa
dibekali pengetahuan tentang teknik analisis dan desain sistem informasi serta
menggunakan software untuk solusi bisnis, termasuk manajemen data. Saat ini,
kebanyakan sistem informasi bisnis dikembangkan dengan basis data dan memakai
teknologi internet. Jadi, atas dasar kebutuhan dari dunia bisnis modern inilah, bidang
minat bisnis dan usaha ini marak ditawarkan oleh Perguruan Tinggi sebagai materi
kuliah unggulan di Fakultas Ekonomi dan Bisnis.
Persaingan bisnis menuntut pengusaha untuk menyusun kembali strategi dan
taktik bisnisnya. Jika dilihat lebih mendalam, ternyata esensi dari persaingan terletak
pada bagaimana sebuah bisnis dapat mengimplementasikan proses penciptaan
produk dan atau jasanya secara lebih murah, lebih baik dan lebih cepat dibandingkan
dengan pesaing bisnisnya.
Saat ini penerapan teknologi informasi dan komunikasi diperlukan dalam
dunia bisnis sebagai alat bantu dalam upaya memenangkan persaingan. Penerapan
teknologi informasi yang dilakukan dikategorikan sebagai: pertama, aplikasi
teknologi informasi yang menjadi landasan dari berbagai aplikasi lain yang ada di
dalam perusahaan antara lain sistem operasi, basis data, network management dan
lain-lain. Kedua, aplikasi yang sifatnya mendasar (utility) yaitu aplikasi teknologi
informasi yang dipergunakan untuk berbagai urusan utilisasi sumber daya
perusahaan antara lain sistem penggajian, sistem akuntansi dan keuangan dan lain-
lain. Ketiga, aplikasi teknologi informasi yang sesuai dengan kebutuhan spesifik
perusahaan terutama yang berkaitan dengan proses penciptaan produk/jasa yang
ditawarkan.
Hambatan yang muncul dalam menerapkan kewirausahaan untuk mahasiswa
tidak hanya di bidang teknologi saja tetapi menurut hasil penelitian Peny et al.
(2010) adalah metoda pembelajaran yang dilakukan di kelas yang mempengaruhi
kemampuan mahasiswa di bidang wirausaha. Hambatan tersebut adalah sebagai berikut:
materi yang disampaikan hanya menjadi pengetahuan, tidak menjadi praktik (aplikasi).
Studi kasus yang dipelajari di kelas berdasarkan data sekunder (artikel) sehingga analisis
tidak aktual dan dialogis. Selain itu, studi kasus terdiri dari banyak tema sehingga
pemecahan masalah satu aspek tidak berkelanjutan pada tahap berikutnya. Ketiadaan
obyek usaha yang spesifik sehingga informasi tentang bisnis tertentu tidak
komprehensif. Informasi yang didapatkan untuk menyusun rencana, proposal dan

28 Jurnal Ekonomi dan Bisnis


Volume XVII No. 2, Agustus 2014 ISSN 1979 -6471

evaluasi bisnis tidak valid dan riil serupa dengan kondisi lapangan. Tidak tersedia
laboratorium produksi yang memadai sehingga mahasiswa memiliki gambaran
menjalankan bisnis sejak produksi, pemasaran dan keuangan yang harus dikelola.

Pengertian Wiraswasta
Wiraswasta berasal dari Bahasa Sansekerta, terdiri dari tiga suku kata:
“wira“, “swa“ dan “sta“. Wira berarti manusia unggul, teladan, tangguh, berbudi
luhur, berjiwa besar, berani, pahlawan, pionir, pendekar/pejuang kemajuan, memiliki
keagungan watak. Swa berarti sendiri dan sta berarti berdiri.
Hills (2008), mengungkapkan bahwa “wiraswasta“ atau “pengusaha“ diambil
dari Bahasa Perancis entrepreneur yang pada mulanya berarti pemimpin musik atau
pertunjukkan lainnya. Dalam ilmu ekonomi, seorang pengusaha berarti seorang
pemimpin ekonomi yang memiliki kemampuan untuk mendapatkan peluang secara
berhasil memperkenalkan mata dagangan baru, teknik baru, sumber pemasukan baru,
serta pabrik, peralatan, manajemen, tenaga buruh yang diperlukan dan
mengorganisasikannya ke dalam suatu teknik pengoperasian perusahaan. Pengertian
entrepreneur adalah mereka yang memulai sebuah usaha baru dan yang berani
menanggung segala macam risiko serta mereka yang mendapatkan keuntungan.
Dapat disimpulkan bahwa istilah wiraswasta dan wirausaha berasal dari
istilah yang sama yaitu entrepreneur. Oleh karena itu, istilah wirausaha dapat
diartikan sebagai manusia unggul yang mampu melakukan kegiatan/pekerjaan untuk
mencapai suatu maksud yang dalam bidang perdagangan/perusahaan dengan maksud
mencari untung, bahkan mampu membantu terutama dalam menciptakan lapangan
kerja bagi orang lain.
Pengertian Kewirausahaan
Dalam mengartikan kewirausahaan terlebih dahulu harus memahami arti dari
wirausaha dan wirausahawan. Wirausaha dari segi etimologi berasal dari kata wira
dan usaha. Wira berarti pejuang, pahlawan, manusia unggul, teladan, berbudi luhur,
gagah berani dan berwatak agung. Usaha berarti perbuatan amal, berbuat sesuatu.
Wirausahawan menurut Joseph Schumpeter adalah seorang inovator yang
mengimplementasikan perubahan-perubahan di dalam pasar melalui kombinasi-
kombinasi baru. Kombinasi baru tersebut bisa dalam bentuk: memperkenalkan
produk baru, memperkenalkan metoda produksi baru, membuka pasar yang baru
(new market), memperoleh sumber pasokan baru dari bahan atau komponen baru,
atau menjalankan organisasi baru pada suatu industri. Dari arti wirausaha dan
wirausahawan tersebut, maka kewirausahaan dapat diartikan sebagai berikut:
a. Kewirausahaan adalah suatu nilai yang diwujudkan dalam perilaku yang dijadikan
dasar sumber daya, tenaga penggerak, tujuan, siasat, kiat, proses dan hasil bisnis
(Sanusi 1994).
b. Kewirausahaan adalah suatu kemampuan untuk menciptakan sesuatu yang baru
dan berbeda (ability to create the new and different) (Drucker 1959).

Jurnal Ekonomi dan Bisnis 29


Volume XVII No. 2, Agustus 2014 ISSN 1979 -6471

c. Kewirausahaan adalah suatu proses penerapan kreativitas dan inovasi dalam


memecahkan persoalan dan menemukan peluang untuk memperbaiki kehidupan
(Zimmerer 1996).
d. Kewirausahaan adalah suatu nilai yang diperlukan untuk memulai suatu usaha
(star-up phase) dan perkembangan usaha (venture growth) (Prawiro 1997).
e. Kewirausahaan adalah semangat, sikap, perilaku dan kemampuan seseorang
dalam menangani usaha atau kegiatan yang mengarah pada upaya mencari,
menciptakan, serta menerapkan cara kerja, teknologi dan produk baru dengan
meningkatkan efisiensi dalam rangka memberikan pelayanan yang lebih baik dan
atau memperoleh keuntungan yang lebih besar (Keputusan Menteri Koperasi dan
Pembinaan Pengusaha Kecil Nomor 961/KEP/M/XI/1995).
f. Kewirausahaan adalah suatu kemampuan (ability) dalam berfikir kreatif dan
berperilaku inovatif yang dijadikan dasar, sumber daya, tenaga penggerak tujuan,
siasat kiat dan proses dalam menghadapi tantangan hidup (Spemahamidjaja 1977).
g. Kewirausahaan adalah suatu sifat keberanian, keutamaan dalam keteladanan
dalam mengambil risiko yang bersumber pada kemampuan sendiri (Wijandi
1988).
h. Kewirausahaan didefinisikan sebagai bekerja sendiri (self-employment) (Cantillon
1973).
Dari berbagai pendapat para ahli di atas, maka dapat disarikan bahwa
pengertian kewirausahaan adalah sebuah proses mengkreasikan dengan
menambahkan nilai sesuatu yang dicapai melalui usaha keras dan waktu yang tepat
dengan memperkirakan dana pendukung, fisik, risiko sosial dan akan menerima
reward berupa keuangan dan kepuasan serta kemandirian personal.
Melalui pengertian tersebut, terdapat empat ciri yang dimiliki oleh seorang
wirausahawan, yaitu pertama, proses berkreasi yakni mengkreasikan sesuatu yang
baru dengan menambahkan nilainya. Penambahan nilai ini tidak hanya diakui oleh
wirausahawan semata, tetapi juga oleh konsumen yang akan menggunakan hasil
kreasi tersebut. Kedua, komitmen yang tinggi terhadap penggunaan waktu dan usaha
yang diberikan. Semakin besar fokus dan perhatian yang diberikan dalam usaha ini
maka akan mendukung proses kreasi yang akan timbul dalam kewirausahaan. Ketiga,
memperkirakan risiko yang mungkin timbul. Dalam kondisi ini risiko yang mungkin
terjadi berkisar pada risiko keuangan, fisik dan risiko sosial dan memperoleh reward.
Dalam hal ini reward yang terpenting adalah independensi atau kebebasan yang
diikuti dengan kepuasan pribadi, sedangkan reward berupa uang biasanya dianggap
sebagai suatu bentuk derajat kesuksesan usahanya.
Pengertian Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK)
Pada era globalisasi sekarang ini, perkembangan teknologi informasi
sangatlah pesat dimana membawa pengaruh yang cukup besar dalam berbagai

30 Jurnal Ekonomi dan Bisnis


Volume XVII No. 2, Agustus 2014 ISSN 1979 -6471

bidang, khususnya dalam bidang usaha. Seorang pengusaha memerlukan bantuan


suatu sistem informasi yang terkomputerisasi dengan baik untuk memaksimalkan
kinerja bisnis dalam mengatur sebuah bisnis. Selain itu, sistem informasi yang telah
terintegrasi ini juga dapat memberikan informasi yang cepat, akurat, relevan, lengkap
dan tepat kepada pengusaha dalam menentukan langkah langkah bisnis selanjutnya.
Ada beberapa pengertian TIK oleh beberapa ahli. Menurut Deeson (1991)
“Information Technology (IT) the handling of information by electric and electronic
(and microelectronic) means.”Here handling includes transfer. Processing, storage
and access, IT special concern being the use of hardware and software for these
tasks for the benefit of individual people and society as a whole.”

Dari penjelasan di atas dapat diartikan bahwa teknologi informasi adalah


kebutuhan manusia di dalam mengambil dan memindahkan, mengolah dan
memproses informasi dalam konteks sosial yang menguntungkan diri sendiri dan
masyarakat secara keseluruhan. Menurut Puskur Diknas Indonesia, Teknologi
Informasi dan Komunikasi (TIK) mencakup dua aspek, yaitu Teknologi Informasi
dan Teknologi Komunikasi. Teknologi Informasi adalah meliputi segala hal yang
berkaitan dengan proses, penggunaan sebagai alat bantu, manipulasi dan pengelolaan
informasi. Teknologi Komunikasi adalah segala hal yang berkaitan dengan
penggunaan alat bantu untuk memproses dan mentransfer data dari perangkat yang
satu ke lainnya.
Menurut Hartono (2005), informasi merupakan hasil dari pengolahan data
namun tidak semua hasil dari pengolahan tersebut dapat menjadi informasi. Dari
penjelasan diatas dapat disimpulkan bahwa teknologi informasi dan teknologi
komunikasi adalah suatu padanan yang tidak terpisahkan yang mengandung
pengertian luas tentang segala kegiatan yang terkait dengan pemrosesan, manipulasi,
pengelolaan dan transfer/pemindahan informasi antar media.
Jadi pengertian TIK adalah sebuah media atau alat bantu yang dapat
digunakan untuk mentransfer data, baik menerima informasi maupun dalam
memberikan informasi kepada orang lain yang dalam praktiknya sangat berperan
dalam kelancaran komunikasi, satu maupun dua arah. Beranjak dari pengertian TIK
tersebut tentu saja sebuah Perguruan Tinggi memerlukan alat ini dalam hal pencarian
informasi seputar perkembangan produk yang sedang dikerjakan serta memberikan
informasi kepada khalayak ramai terkait produk dan jasa yang dihasilkan para
mahasiswanya yang akhirnya pengenalan produk tersebut akan berjalan lancar.
Bukan hanya itu, ketika sebuah Perguruan Tinggi berbasis TIK maka kinerja dan
pelaksanaannya akan semakin mudah melalui komunikasi dengan pelanggan melalui
media tanpa harus memakan waktu lama untuk bertemu langsung.
Salah satu kendala utama yang sering dihadapi oleh setiap Perguruan Tinggi
adalah pengenalan produk dan jasa hasil karya mahasiswa hanya di kenalkan melalui
situs Perguruan Tinggi. Belum ada situs khusus yang hanya memuat mengenai
aktifitas mahasiswa di bidang bisnis. Mahasiswa membutuhkan sistem informasi

Jurnal Ekonomi dan Bisnis 31


Volume XVII No. 2, Agustus 2014 ISSN 1979 -6471

yang terkomputerisasi untuk menunjang usahanya. Saat ini internet sudah merupakan
hal biasa di setiap lapisan masyarakat, sehingga aplikasi ini dapat diimplementasikan
ke dalam bentuk web.
Melalui TIK berbasis web, Perguruan Tinggi dapat mengenalkan hasil karya
mahasiswa di bidang bisnis kepada masyarakat secara luas dan data mengenai
produk dan jasa karya mahasiswa yang dibutuhkan, dapat dengan mudah diketahui
oleh masyarakat luas. Oleh karena itu, peran Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Tengah
diperlukan dalam mendorong keberhasilan para mahasiswa Kota Semarang untuk
memperluas informasi melalui pemberian fasilitas teknologi informasi berbasis web
yang dapat digunakan sebagai media komunikasi secara global. Oleh karena itu, agar
mahasiswa dengan segala keterbatasannya dapat berkembang dengan memanfaatkan
teknologi informasi, perlu dukungan berupa pelatihan dan penyediaan fasilitas. Tentu
saja tanggung jawab terbesar untuk memberi pelatihan dan penyediaan fasilitas ini
ada di tangan Perguruan Tinggi, di samping pihak-pihak lain yang punya komitmen,
khususnya kalangan Perguruan Tinggi.
Pengertian Sistem Informasi
Sistem informasi adalah suatu sistem di dalam suatu organisasi yang
mempertemukan kebutuhan transaksi harian yang mendukung fungsi operasi
organisasi yang bersifat manajerial dan kegiatan strategi dari suatu organisasi untuk
dapat menyediakan kepada pihak luar tertentu dengan laporan-laporan yang
diperlukan (Hartono 2005). Dengan telah dikembangkannya sistem yang baru, maka
diharapkan akan terjadi peningkatan-peningkatan sistem yang baru. Dalam
pengembangan sistem diperlukan tahapan proses analisis kemudian dilanjutkan
dengan tahapan desain sistem, karena kedua hal tersebut merupakan hal yang utama
dalam pengembangan sistem itu sendiri.
Beberapa tahapan dalam proses pengembangan sistem yang perlu
diperhatikan diantaranya adalah analisis sistem dan desain sistem. Analisis sistem
adalah penguraian dari suatu sistem informasi yang utuh ke dalam bagian-bagian
komponen-komponennya dengan maksud untuk mengidentifikasikan dan
mengevaluasi permasalahan-permasalahan, kesempatan-kesempatan, hambatan-
hambatan yang terjadi dan kebutuhan-kebutuhan yang diharapkan sehingga dapat
diusulkan perbaikan-perbaikannya.
Tahap analisis sistem dilakukan setelah tahap perencanaan sistem dan
sebelum tahap desain sistem. Tahap analisis merupakan tahap yang kritis dan sangat
penting, karena kesalahan di tahap ini akan menyebabkan juga di tahap selanjutnya
(Hartono 2005). Desain sistem dapat didefinisikan sebagai penggambaran,
perencanaan dan pembuatan sketsa atau pengaturan dari beberapa elemen yang
terpisah ke dalam satu kesatuan yang utuh dan berfungsi (Hartono 2005).
Beranjak dari pengertian Sistem Informasi tersebut tentu saja sebuah Usaha
Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) memerlukan alat ini dalam hal pencarian

32 Jurnal Ekonomi dan Bisnis


Volume XVII No. 2, Agustus 2014 ISSN 1979 -6471

informasi seputar perkembangan produk yang sedang dikerjakan serta memberikan


informasi kepada khalayak ramai terkait produk UMKM yang akhirnya pemasaran
akan berjalan lancar. Bukan hanya itu, ketika sebuah UMKM berbasis web maka
kinerja dan pelaksanaannya akan semakin mudah melalui komunikasi dengan
pelanggan melalui media tanpa harus memakan waktu lama untuk bertemu langsung.
Oleh karena itu, agar UMKM dengan segala keterbatasannya dapat
berkembang dengan memanfaatkan teknologi informasi, perlu dukungan berupa
pelatihan dan penyediaan fasilitas. Tentu saja tanggung jawab terbesar untuk
memberi pelatihan dan penyediaan fasilitas ini ada di tangan pemerintah, disamping
pihak-pihak lain yang punya komitmen, khususnya kalangan Perguruan Tinggi.
Sistem Flowchart
Sistem flowchart adalah perangkat diagram grafik yang menyimpan dan
mengkomunikasikan aliran data media dan prosedur proses informasi yang
diperlukan dalam sistem informasi. Hal ini dilakukan dengan menggunakan berbagai
simbol yang dihubungkan dengan panah-panah untuk menunjukkan kelanjutan
aktivitas proses informasi. Sistem flowchart tertentu berfungsi penting sebagai media
dan hardware yang digunakan dan proses yang berhubungan dengan sistem
informasi. Semua itu mewakili model grafis dari sistem informasi fisik yang
diperlukan atau diajukan.
Sistem ini banyak dipakai untuk menghubungkan struktur menyeluruh dan
aliran sistem ke pengguna akhir karena sistem ini dapat menawarkan tampilan fisik
yang berperan penting pada keterkaitan hardware dan data media. Walaupun begitu,
beberapa kasus, sistem tersebut dapat digantikan dengan diagram aliran data untuk
digunakan oleh analis sistem profesional dan dengan grafik presentasi untuk
berkomunikasi dengan pengguna akhir.
Situs Web
Situs web adalah sejumlah halaman web yang memiliki topik saling terkait,
terkadang disertai pula dengan berkas-berkas gambar, atau jenis-jenis berkas lainnya.
Sebuah situs web biasanya ditempatkan setidaknya pada sebuah server web yang
dapat diakses melalui jaringan seperti internet, ataupun jaringan wilayah lokal Local
Area Network (LAN) melalui alamat internet yang dikenali sebagai Uniform
Resource Locator (URL). Gabungan atas semua situs yang dapat diakses publik di
internet disebut pula sebagai World Wide Web atau lebih dikenal dengan singkatan
www. Meskipun setidaknya halaman beranda situs internet umumnya dapat diakses
publik secara bebas, pada praktiknya tidak semua situs memberikan kebebasan bagi
publik untuk mengaksesnya, beberapa situs web mewajibkan pengunjung untuk
melakukan pendaftaran sebagai anggota, atau bahkan meminta pembayaran untuk
dapat menjadi anggota untuk dapat mengakses isi yang terdapat dalam situs web
tersebut, misalnya situs-situs yang menampilkan pornografi, situs-situs berita,

Jurnal Ekonomi dan Bisnis 33


Volume XVII No. 2, Agustus 2014 ISSN 1979 -6471

layanan surel (e-mail) dan lain-lain. Pembatasan-pembatasan ini umumnya dilakukan


karena alasan keamanan, menghormati privasi, atau karena tujuan komersil tertentu.
Prototype
Sebuah prototype adalah tipe yang asli, bentuk, atau contoh dari sesuatu yang
dipakai sebagai contoh yang khas, dasar, atau standar untuk hal-hal lain dari kategori
yang sama. Dalam bidang desain, sebuah prototype dibuat sebelum dikembangkan
atau justru dibuat khusus untuk pengembangan sebelum dibuat dalam skala
sebenarnya atau sebelum diproduksi secara massal. Kategori prototype dasar, tidak
ada kesepakatan umum tentang apa yang merupakan prototype dan kata tersebut
sering digunakan bergantian dengan kata “model”.

METODA PENELITIAN
Metoda penelitian yang digunakan dalam rancang bangun prototype praktik
wirausaha mahasiswa adalah dengan sistem flowchart. Sistem flowchart dapat
memberikan gambaran yang jelas mengenai alur prototype yang akan dibuat untuk
mengenalkan hasil karya mahasiswa di bidang wirausaha. Sedangkan pengambilan
data dilakukan dengan metoda wawancara dan observasi. Wawancara diawal
dilakukan ke kepala program studi Ekonomi dan Bisnis mengenai manfaat teknologi
dalam mendukung pengenalan hasil usaha para mahasiswanya dan dari penelitian
pendahuluan, di ambil lima sampel PTS besar di Kota Semarang yang ternyata belum
memanfaatkan teknologi guna memasarkan hasil usaha para peserta didiknya. Laman
yang dimiliki hanya dimanfaatkan untuk mengenalkan program wirausaha yang
ditawarkan ke masyarakat luas saja. Beberapa diantaranya, laman hanya
dimanfaatkan untuk mempublikasikan program wirausaha mahasiswa yang sukses
saja dan dapat berjalan hingga menjadi profesi peserta didiknya.
Observasi dilakukan dengan mengamati langsung laman-laman yang dimiliki
PTS dan PTN di Kota Semarang dalam mempublikasikan aktifitas mahasiswanya di
bidang usaha. Observasi lapangan dilakukan pada PTS memiliki teknologi yang
terdepan dalam mempublikasikan lembaganya.
Langkah selanjutnya, sebelum merancang sistem flowchat, maka dibuatlah
bagan alir pembuatan prototype terlebih dahulu. Bagan alir dibuat, agar proses
pembuatan rancang bangun prototype dapat dilaksanakan sesuai dengan tujuan
pembuatan rancang bangun prototype. Bagan alir dibuat dengan tahapan-tahapan
yang tertera pada Gambar 1.
Sedangkan proses pembuatan rancang bangun prototype melalui langkah-
langkah sebagai berikut. Pertama adalah studi pendahuluan, yaitu untuk
menghasilkan data yang akurat sesuai dengan apa yang dibutuhkan. Hal-hal yang
dilakukan adalah: mengumpulkan data berupa jurnal-jurnal ilmiah dan buku-buku
pendukung mengenai rancang bangun prototype untuk kegiatan usaha mahasiswa,

34 Jurnal Ekonomi dan Bisnis


Volume XVII No. 2, Agustus 2014 ISSN 1979 -6471

mendata PTN/PTS di Kota Semarang yang dalam penyelenggaraan pendidikannya


mengadakan studi usaha dan bisnis untuk para mahasiswanya dan mengamati
kecenderungan masyarakat luas yang mulai mengandalkan media online untuk
mencari barang dan jasa yang diinginkan.

Survey Data PT yang Analisis kebutuhan data untuk rancang


memiliki program bangun web
wirausaha bagi
mahasiswanya
Rancang bangun prototype sistem
informasi praktik wirausaha mahasiswa
berbasis web

Prototype sistem informasi prototype


Gambar
praktikwirausaha 1
mahasiswa berbasis web

Gambar 1
Bagan Alir Rancang Bangun Prototype

Kedua adalah survey (Observasi dan Wawancara). Setelah melakukan studi


pendahuluan, maka hal selanjutnya yang dilakukan adalah melakukan survey. Survey
diawali dengan mendata kegiatan mahasiswa di bidang usaha dan melakukan survey
PTN/PTS di Kota Semarang. Beberapa PTN/PTS telah melakukan upload hasil karya
mahasiswanya di bidang usaha melalui website yang dimiliki oleh Perguruan
Tingginya. Website yang ada akan dikaji nantinya untuk dijadikan website Sistem
Informasi Bisnis mahasiswa yang ada di Semarang. Survey dilakukan dengan metoda
observasi dan wawancara, baik dengan mahasiswa sebagai pelaku usaha maupun
PTN/PTS sebagai penyelenggara pendidikan.
Ketiga, analisis kebutuhan sistem. Yang dilakukan dalam menganalisa
kebutuhan sistem adalah mendata kebutuhan apa saja untuk mendukung pembuatan
prototype sistem informasi praktik wirausaha mahasiswa yang ada di Kota
Semarang. Kebutuhan sistem meliputi: perangkat keras, perangkat lunak, sumber
daya manusia, serta jaringan internet.
Keempat adalah desain sistem. Tahap desain sistem merupakan tahap
merancang bangun sistem informasi praktik wirausaha mahasiswa. Rancang sistem
yang digunakan adalah system flowchat. Berikutnya adalah pengujian prototype,
dimana pengujian prototype dilakukan setelah desain sistem selesai dibuat, maka
pembuatan prototype dilaksanakan. Diharapkan prototype yang dibuat dapat diuji
apakah prototype yang dibuat sudah sesuai dengan yang tujuan yang akan dicapai.
Tahap selanjutnya adalah implementasi, yaitu proses penerapan rancang
bangun yang telah dibuat. Diharapkan, setelah diimplementasikan banyak sekali
masukan dari para pengguna sistem untuk kemajuan sistem informasi praktik

Jurnal Ekonomi dan Bisnis 35


Volume XVII No. 2, Agustus 2014 ISSN 1979 -6471

wirausaha mahasiswa tersebut. Kemudian sosialisasi dan evaluasi, dimana setelah


adanya perbaikan dari proses penerapan rancang bangun prototype, maka prototype
siap disosialisasikan ke PTN/PTS serta mahasiswa yang mengambil studi usaha dan
bisnis untuk dapat di evaluasi agar prototype nantinya dapat menjadi sistem master
yang bermanfaat bagi PTN/PTS, mahasiswa, serta masyarakat luas.
Langkat selanjutnya validasi dan pengelolaan sistem. Apabila rancang
bangun prototype sistem informasi bagi mahasiswa layak di terapkan, maka akan
dibuat sistem informasi praktik wirausaha mahasiswa yang nantinya proses
pengelolaan lebih lanjut di serahkan ke Dinas pendidikan Provinsi Jawa Tengah.
Prototype dapat dilink oleh PTN/PTS dengan menggunakan hak akses sebagai
PTN/PTS yang menaungi para mahasiswanya. Tahap terakhir adalah dokumentasi.
Proses dokumentasi dilakukan sejak awal pelaksanaan kegiatan sampai akhir
kegiatan penelitian. Dokumentasi menceritakan proses berjalannya penelitian, dari
mulai studi pendahuluan sampai validasi dan pengelolaan sistem. Dokumentasi
sangat penting sebagai acuan pengembangan sistem di kemudian hari.

PEMBAHASAN
Rancangan bangun prototype merupakan teknologi yang akan digunakan
dalam kegiatan ini lebih bersifat teknologi tepat guna yang disesuaikan dengan
produk inovasi yang direncanakan. Pada pengenalan usaha yang dilakukan oleh
mahasiswa akan digunakan teknologi informasi yang sesuai dan mudah untuk
diakses oleh siapa saja. Pembuatan rancang bangun prototype sebagai implementasi
praktik wirausaha mahasiswa menjadi cakupan utama selain metoda desain yang
telah umum dilakukan.
Produk maupun jasa yang dihasilkan oleh mahasiswa merupakan sesuatu hal
yang penting dari proses inovasi dalam tahap komersialisasi. Tahap komersialisasi
membuat produk yang telah dihasilkan melalui proses kreativitas dan inovasi
tersebut dapat diterima oleh pasar.
Strategi komersialisasi yang dilakukan akan sangat tergantung pada jenis
produk yang dihasilkan. Secara umum strategi yang dilakukan adalah dengan
mengoptimalkan media promosi dengan Word of Mouth (WOM) selain media yang
lain seperti advertising, promosi langsung, mengikuti pameran dan model
konsinyasi. Potensi pasar terbesar untuk usaha-usaha tersebut adalah mahasiswa dan
masyarakat umum yang berada di sekitar lokasi usaha. Pada akhirnya diharapkan
bahwa produk yang dihasilkan akan memiliki nilai tambah bagi kelompok maupun
jurusan pada umumnya.
Rancang bangun prototype sistem informasi praktik wirausaha mahasiswa
diawali dengan sistem flowchat menu utama, dimana dalam alur sistem menu utama
tersebut, digambarkan proses pengguna (user) dapat mengakses ke sistem prototype.
Adapun perancangan sistem yang ditawarkan ada pada Gambar 2.

36 Jurnal Ekonomi dan Bisnis


Volume XVII No. 2, Agustus 2014 ISSN 1979 -6471

Data yang dipergunakan dilakukan uji normalitas dengan uji One–Sample


Kolmogorof-Smirnov dan hasilnya adalah normal lebih besar dari 0,05. Selanjutnya
distribusi data dengan pola kurva normal dapat dilihat pada Gambar 4 histogram
dengan kurva normal pada distribusi data setiap variabel.
Setelah pengguna (user) masuk ke dalam prototype sistem informasi praktik
wirausaha mahasiswa di Kota Semarang, maka user dapat memilih berbagai menu
yang ditawarkan oleh sistem adalah: beranda, merupakan menu awal tampilan dari
sistem prototype. Dalam beranda terdapat informasi terbaru mengenai peristiwa
ataupun kegiatan-kegiatan yang berhubungan dengan informasi mengenai kegiatan
kewirausahaan yang sedang dilakukan oleh mahasiswa dari suatu Perguruan Tinggi.
Informasi terbaru mengenai kegiatan-kegiatan mahasiswa yang ada di Kota
Semarang dalam berwirausaha juga dapat dilihat dalam menu beranda tersebut.
Produk wirausaha, merupakan menu dimana hasil karya mahasiswa dalam
menjalankan program wirausaha dapat dilihat oleh pengunjung web. Dalam menu
produk wirausaha, ditampilkan informasi mengenai produk atau jasa hasil praktik
wirausaha mahasiswa, baik warna, ukuran, harga maupun jenis produk, serta
Perguruan Tinggi dimana mahasiswa tersebut menuntut ilmu.

Mulai

Halaman
Utama
T
Pilih
Y

Menu Utama

Selesai

Gambar 2
Flowchart Halaman Utama

Kemudian, peta lokasi, merupakan menu yang menampilkan lokasi tempat


Perguruan Tinggi para mahasiswa menjalani program wirausaha. Perguruan Tinggi,
merupakan menu yang menampilkan daftar Perguruan Tinggi yang
menyelenggarakan program wirausaha untuk para mahasiswanya. Menu Perguruan
Tinggi juga menampilkan program studi dari mahasiswa yang telah menampilkan

Jurnal Ekonomi dan Bisnis 37


Volume XVII No. 2, Agustus 2014 ISSN 1979 -6471

hasil praktik wirausahanya dalam web. Tentang kami, merupakan menu yang
memberikan informasi seluas-luasnya kepada user mengenai pengelola web dan
pembuatan sistem prototype praktik wirausaha mahasiswa di Kota Semarang dan di
bagian terakhir ada hubungi kami, merupakan menu yang berisi informasi mengenai
alamat dan nomer penting yang dapat dihubungi oleh user apabila user
menginginkan konsultasi maupun komunikasi secara langsung dengan pengelola
webprototype sistem informasi praktik wirausaha mahasiswa di Kota Semarang.

Mulai

Menu
UMKM

Beranda
y Menu Beranda

t
y Menu Produk
Produk
Wirausaha

t
y Menu Peta Lokasi
Peta Lokasi

t
y Menu UMKM
PT

t
y
Tentang Kami
Menu Tentang Kami

t
Hubungi y
Menu Hubungi Kami
Kami

Selesai

Gambar 3
Flowchart Menu Utama Praktik Wirausaha Mahasiswa

SIMPULAN
Salah satu penyebab rendahnya aktivitas kewirausahaan di kalangan
mahasiswa adalah mahasiswa masih berpikir bahwa kemampuan dan keilmuan yang
tinggi, sangat penting bagi mereka untuk memenangkan diri dalam berkompetisi
memenuhi lowongan kerja. Masih banyak mahasiswa yang berperan sebagai pencari
kerja dari pada sebagai pencipta lapangan kerja. Hal ini mungkin disebabkan oleh
karena sistem pembelajaran yang diterapkan di berbagai Perguruan Tinggi lebih
terfokus pada bagaimana menyiapkan para mahasiswa yang cepat lulus dan

38 Jurnal Ekonomi dan Bisnis


Volume XVII No. 2, Agustus 2014 ISSN 1979 -6471

mendapat pekerjaan dari pada menciptakan lulusan yang siap menciptakan lapangan
kerja. Rendahnya aktivitas kewirausahaan di kalangan mahasiswa ini dapat
menyebabkan tingginya angka pengangguran karena tidak ada ekspansi kegiatan
usaha.
Salah satu cara untuk menumbuhkan jiwa berwirausaha di kalangan
mahasiswa adalah dengan mengembangkan kewirausahaan yang berbasis teknologi
(technopreneurship). Technopreneurship memberikan pengajaran mengenai inovasi
teknologi yang dapat memberikan dampak sosial dan ekonomi, yang menjadikan
teknologi wadah untuk meningkatkan kesadaran mahasiswa dalam menciptakan
teknologi baru serta pengembangan bisnis berbasis inovasi.
Kegiatan ini telah membuka wawasan bagi mahasiswa yang berasal dari ilmu
ekonomi dan bisnis bahwa pemanfaatan teknologi sebagai dasar berwirausaha dapat
dilakukan siapa saja. Komersialisasi hasil-hasil teknologi menjadi penting agar dapat
memberi nilai tambah dan manfaat dalam peningkatan kehidupan sosial dan ekonomi
masyarakat. Perlu adanya kerjasama yang saling menguntungkan dari pihak
Perguruan Tinggi dan dunia usaha agar hasil-hasil praktik wirausaha dapat
diaplikasikan dan dimanfaatkan oleh kalangan industri, tidak hanya digunakan
sebagai praktik wirausaha di lingkungan Perguruan Tinggi saja.
Dengan dibuatnya rancang bangun prototype sistem informasi praktik
wirausaha mahasiswa di Kota Semarang berbasis web, maka didapatkan sebuah
gambaran yang jelas mengenai sebuah rancang bangun yang menggambarkan
aktifitas mahasiswa di Kota Semarang dalam mengimplementasikan praktik
wirausaha yang sedang dijalani secara jelas. Setelah rancang bangun prototype
sistem informasi praktik wirausaha mahasiswa di Kota Semarang berbasis web
selesai dibuat, diharapkan rancang bangun prototype dapat membuat sistem
informasi berbasis web yang komunikatif, menarik dan user friendly. Kemudian yang
menjadi tujuan utama adalah dihasilkannya rancang bangun prototype sistem
informasi praktik wirausaha mahasiswa berbasis web, sebagai implementasi program
wirausaha yang diselenggarakan oleh Perguruan Tinggi yang ada di Kota Semarang.

SARAN
Pertama, prototype sistem informasi praktik wirausaha mahasiswa di Kota
Semarang diharapkan dapat menjadi dasar pembuatan sistem informasi website yang
sangat bermanfaat, baik untuk mahasiswa, Perguruan Tinggi, maupun pelaku industri
di Kota Semarang. Kedua, prototype yang dibuat rancang bangunnya ini diharapkan
dapat dikembangkan lagi agar web yang akan dibuat nantinya menjadi lebih menarik,
lengkap dan bermanfaat bagi pengguna sistem dan menjadi tolak ukur keberhasilan
penerapan prakek wirausaha mahasiswa di Kota Semarang. Ketiga, rancang bangun
prototype perlu dilakukan evaluasi sehingga dapat dilihat apakah perlu diadakannya
perbaikan atau penyempurnaan kembali bagi penyempurnaan pembuatan prototype.

Jurnal Ekonomi dan Bisnis 39


Volume XVII No. 2, Agustus 2014 ISSN 1979 -6471

DAFTAR PUSTAKA
Warsitaningsih, A. S. 2003. Pembelajaran bidang boga sebagai upaya perintisan
home industri bagi mahasiswa program studi spesialisasi pendidikan tata
boga jurusan PKK FPTK-UPI. Jurusan Pendidikan Kesejahteraan Keluarga
FPTK Universitas Pendidikan Indonesia.
Frinces, H. 2004. Kewirausaahaan dan Inovasi Bisnis. Cetakan Pertama.
Yogyakarta: Penerbit Darusaalam.
Hills, G. 2008. Marketing and entrepreneur-ship, research ideas and opportunities.
Journal of Small and Medium Entrepreneurship.
Hartono, J. 2005. Analisa dan Desain Sistem Informasi. Yogyakarta: Penerbit Andi
Yogyakarta.
Keh, H., T. T. M. Nguyen, dan H. P. Eg. 2007. The effects of entrepreneurial
orientation and marketing information the performance of SMEs. Journal of
Business Venturing.
Laudon, K., dan J. P. Laudon. 2007. Management Information System: Managing the
Digital Firm. 10th edition. New Jersey: Prentice Hall.
Oxford University Press. Oxford Advanced Learner’s Dictionary. Available at
http://www.oxfordadvancedlearnersdictionary.com.
Penny R., H. S. Dyna, dan M. Lies. 2010. Pengembangan kewirausahaan melalui
technopreneurship mahasiswa: Kolaborasi kompetensi dan aplikasi teknologi.
Jurusan Manajemen Fakultas Ilmu Sosial dan Ekonomi UNY.
Sharing Vision. 2011. Kemandirian Teknologi Masyarakat. Available at
http://www.sharingvision.biz.
Shneiderman B., dan C. Plaisant. 2004. Designing the User Interface. 4th edition.
New York: Addison Wesley.
Suharto, P. 2010. Kewirausahaan dan Manajemen Usaha Kecil. Edisi 1. Yogyakarta:
BPFE.
Turban, E., R. K. Rainer, dan R. E. Potter. 2005. Introduction to Information
Technology. 3nd edition. New Jersey: John Wiley & Sons, Inc.
Layanan Informasi Kopertis VI-PTS-Perguruan Tinggi Swasta di Jawa Tengah.
Available at stiead.ptkpt.net-8059.

40 Jurnal Ekonomi dan Bisnis


Al-Amwal : Jurnal Ekonomi Islam ISSN CETAK : 2303-064X
Volume 11 No. 01 | Juni 2022 : Hal :53- 65 ISSN ONLINE : 2623-0771

PENGARUH PENGGUNAAN E-COMMERCE TERHADAP PENDAPATAN


USAHA MENURUT PERSPEKTIF EKONOMI SYARIAH
Rozi Andrini1) , Lesi Sasmita2)
1) 2)
Ekonomi Syariah Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau
Jl. HR. Soebrantas No. 155 Pekanbaru 28293 Indonesia
HP. 082172227839 e-mail: andrinirozi@gmail.com lesisasmita077@gmail.com

ABSTRACT
This study aims to determine whether the use of e-commerce has an effect on increasing
business income of Geprek Arisha Chicken, Rawangsari Village, Pangkalan Lesung District,
Pelalawan Regency. This research uses quantitative methods. The population in this study is
income data from the start of the business until now and 61 consumers. While the sample in
this study was income data 9 months before using E-commerce and 9 months after using E-
commerce, the data collection technique used was a questionnaire. The data analysis tool
used in this research is simple linear regression analysis. The results showed that the
variable use of e-commerce had a significant effect on increasing business income of Geprek
Arisha Chicken, Rawangsari Village, Pangkalan Lesung District, Pelalawan Regency. The
contribution of the variable use of e-commerce to operating income is 39.9%, while the
remaining 60.1% is influenced by other variables that are not in this study. Arisha's Chicken
Geprek business in using e-commerce does not conflict with the Islamic Economic system
because online buying and selling basically has similarities with offline buying and selling
in terms of the fulfillment of the pillars of buying and selling, and the fulfillment of inter-
adhin minkum (mutual pleasure between buyers and sellers), honesty, fairness , and
transparent.
Keywords:E-commerce, Income, Islamic economics

ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah penggunaan e-commerce
berpengaruh terhadap peningkatan pendapatan usaha Ayam Geprek Arisha Desa
Rawangsari Kecamatan Pangkalan Lesung Kabupaten Pelalawan. Penelitian ini
menggunakan metode kuantitatif. Populasi dalam penelitian ini adalah data pendapatan
dari awal mulai usaha hingga sekarang dan 61 orang konsumen. Sedangkan sampel dalam
penelitian ini adalah data pendapatan 9 bulan sebelum menggunakan E-commerce dan 9
bulan setelah menggunakan E-commerce,teknik pengumpulan data yang digunakan adalah
kuesioner. Alat analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis regresi
linier sederhana. Hasil penelitian menunjukkan bahwa variabel penggunaan e-commerce
berpengaruh signifikan terhadap peningkatan pendapatan usaha Ayam Geprek Arisha
Desa Rawangsari Kecamatan Pangkalan Lesung Kabupaten Pelalawan. Kontribusi
variabel penggunaan e-commerce terhadap pendapatan usaha adalah sebesar 39,9%,
sedangkan sisanya sebesar 60,1% dipengaruhi oleh variabel lain yang tidak ada dalam
penelitian ini. Usaha Ayam Geprek Arisha dalam menggunakan e-commerce tidak
bertentangan dengan sistem Ekonomi Syariah karena jual beli online pada dasarnya
memiliki kesamaan dengan jual beli offline dalam hal terpenuhinya rukun jual beli, serta
DOI : https://doi.org/10.36341/al-amwal.vxix.xxx Some rights reserved BY-NC-SA 4.0 International License

53
Al-Amwal : Jurnal Ekonomi Islam
Volume 11 No. 01 | Juni 2022 : Hal :53- 65

terpenuhinya antaradhin minkum (saling ridha antar pembeli dan penjual), kejujuran, adil,
dan transparan.

Kata Kunci: E-commerce, Pendapatan, Ekonomi Syariah.

PENDAHULUAN
Pendapatan adalah suatu hasil yang kita peroleh dari proses jual-beli, baik
barang maupun jasa. Pendapatan merupakan tujuan utama dari pendirian suatu perusahaan.
Sebagai suatu organisasi yang berorientasi profit maka pendapatan mempunyai peranan
yang sangat besar. Pendapatan merupakan faktor penting dalam operasi suatu perusahaan,
karena pendapatan akan mempengaruhi tingkat laba yang diharapkan akan menjamin
kelangsungan hidup perusahaan.
Menurut Harnanto (2019:102) menuliskan bahwa pendapatan adalah “kenaikan atau
bertambahnya aset dan penurunan atau berkurangnya liabilitas perusahaan yang merupakan
akibat dari aktivitas operasi atau pengadaan barang dan jasa kepada masyarakat atau
konsumen pada khususnya.
Proses jual-beli yang meningkatkan pendapatan pada dasarnya dapat mengurangi
masalah kesenjangan yang ada antar golongan pendapatan dan antar pelaku usaha, ataupun
pengetasan kemiskinan dan penyerapan tenaga kerja. Era globalisasi ekonomi yang
disertai dengan perkembangan pesat teknologi telah memberi kesan kepada persaingan yang
sangat hebat di kalangan pengusaha-pengusaha untuk meningkatkan pendapatan dan
seterusnya mengakibatkan perubahan ekonomi dunia yang sangat pesat. Selain itu, dalam
penjualan produk, pelaku usaha juga harus menerima kenyataan akan perkembangan
teknologi yang cendrung akan berdampak pada margin keuntungan. (Silvapalan Selvadurai,
2011: 303).
Dalam perkembangan tersebut, perindustrian di Indonesia harus dapat menjawab
tantangan dan mampu menjangkau perubahan sekitar yang berlaku maupun yang nanti
akan berlaku. Hal ini berlaku untuk seluruh sub sektor industri termasuk industri
makanan di Indonesia. Industri makanan adalah salah satu industri yang berkembang
pesat di seluruh dunia termasuk Indonesia.
Berbagai jenis makanan dengan tampilan menarik terus di produksi demi
meningkatkan nilai estetika dan daya tarik konsumen. Hal ini tentu saja dimaksudkan agar
mendapat margin keuntungan yang tinggi. Pemasarannya juga harus memenuhi hal tersebut.
Untuk meningkatkan daya tarik konsumen, tentu memerlukan strategi pemasaran yang baik
dan mengikuti arus globalisasi atau perkembangan zaman. Dalam arus globalisasi, jenis-
jenis pemasaran sudah beragam. Salah satu yang paling sering diperbincangkan adalah
pemasaran secara online baik melalui website tertentu atau melalui aplikasi tertentu.
Seiring dengan perkembangan jaman, peningkatan teknologi menyebabkan
pergeseran pola komunikasi antara produsen dan konsumen. Konsumen akan mencari
informasi tentang produk yang akan dibeli dengan membandingkan produk sejenis
menggunakan sarana informasi teknologi tanpa harus turun lansung ke lapangan seperti
penjualan online. Solusi pemanfaatan teknologi tepat guna adalah berbisnis dengan
teknologi yang dimiliki. Di dunia internet istilah “bisnis online” atau “technopreneur”
saat ini sangatlah tidak asing. Peluang peluang positif yang menarik tersebar

DOI : https://doi.org/10.36341/al-aamwal.vxix.xxx Penulis Pertama : Rozi Andrini

54
diberbagai website di Internet. (Agustin Dyah Utami dan Ramadian Agus Triyono,
2011: 33)
Internet membuat channel baru untuk komunikasi interaktif antara kosumen,
penjual, dan rekan bisnis lainnya. Hal ini memungkinkan perusahaan berinteraksi dan
bekerja sama secara terus menerus dalam pengembangan produk, pemasaran,
pengiriman, pelayanan, dan dukungan teknik. (Olivia Yenty Yuliana, 2010:44)
E-commerce adalah suatu jenis dari mekanisme bisnis secara elektronik
yang memfokuskan diri pada transaksi bisnis berbasis individu dengan menggunakan
internet (teknologi berbasis jaringan digital) yaitu WhatsApp, Facebook, Mesengger,
Instagram, Market place. Sebagai medium pertukaran barang atau jasa baik antara dua
buah institusi (business to business) dan konsumen langsung (business to consumer),
melewati kendala ruang dan waktu yang selama ini merupakan hal-hal yang dominan. ( I
Gusti Made Karmawan dan Arta Moro Sundjaja: 2010)
Dalam konteks bisnis, internet membawa dampak transformal yang menciptakan
paradigma baru dalam bisnis. Internet memiliki beberapa daya tarik keungulan bagi para
konsumen maupun organisasi. Internet juga merupakan media elektronik mutakhir yang
menunjang E-commerce dan mengalami peningkatan yang pesat. (Bertha Silvia
Sutejo: 2006). Internet memberikan banyak kemudahan dalam melakukan proses
pemasaran. Namun penggunaan E-Commerce bukan berarti proses bisnis menjadi bebas
hambatan, karena tentu saja setiap langkah yang ditempuh memiliki segi positif dan
negatifnya.
E-commerce belakangan ini digemari oleh kalangan produsen baik besar
maupun kecil serta penjual eceran umumnya. Hal ini karena promosi melalui media
online lebih mudah menjangkau konsumen dalam hal memperkenalkan atau
menjual produknya. E-commerce mempermudah antara konsumen dan produsen dalam
melakukan transaksi.
E-commerce ini juga dilakukan oleh banyak pelaku usaha di Pelalawan. Banyak
pelaku usaha yang melakukan strategi pemasaran dengan menggunakan e-commerce baik
usaha penjualan barang maupun jasa. Salah satu usaha yang menggunakan e-commerce
adalah industri olahan Ayam Geprek Arisha di Desa Rawangsari Kecamatan Pangkalan
Lesung Kabupaten Pelalawan.
Ayam Geprek Arisha merupakan Industri Kecil Menengah yang bergerak pada
Industri Pengolahan makanan. Berdasarkan observasi yang dilakukan oleh peneliti bahwa
pendapatan yang diperoleh Ayam Geprek Arisha pada bulan Juni-Desember 2020
mengalami fluktuasi dan pendapatan yang diperoleh pada bulan Januari-Juni 2021
mengalami peningkatan. Data pendapatan Ayam Geprek Arisha dapat dilihat pada tabel
berikut.
Tabel I
Data Pendapatan UMKM Ayam Geprek arisha Bulan Juni 2020 s/d Juni 2021

No Bulan Banyak Harga (Rp) Kapasitas Jumlah

porsi Produksi Pendapatan

DOI : https://doi.org/10.36341/al-amwal.vxix.xxx Some rights reserved BY-NC-SA 4.0 International License

55
Al-Amwal : Jurnal Ekonomi Islam
Volume 11 No. 01 | Juni 2022 : Hal :53- 65

Porsi (Rp)

Perminggu

1 Juni 2800 porsi Rp.15.000 658 porsi Rp.42.000.000

2 Juli 2850 porsi Rp.15.000 665 porsi Rp.42.750.000

3 Agustus 2800 porsi Rp.15.000 658 porsi Rp.42.000.000

4 Septembe 2700 porsi Rp.15.000 630 porsi Rp.40.000.000

5 Oktober 2600 porsi Rp.15.000 602 porsi Rp.39.000.000

6 November 2720 porsi Rp.15.000 635 porsi Rp.40.800.000

7 Desember 2680 porsi Rp.15.000 625 porsi Rp.40.200.000

8 Januari 2720 porsi Rp.15.000 635 porsi Rp.40.800.000

9 Februari 2800 porsi Rp.15.000 658 porsi Rp.42.000.000

10 Maret 2880 porsi Rp.15.000 672 porsi Rp.43.200.000

11 April 3200 porsi Rp.15.000 749 porsi Rp.54.000.000

12 Mei 3500 porsi Rp.15.000 819 porsi Rp.52.500.000

13 Juni 3600 porsi Rp.15.000 840 porsi Rp.54.000.000

Sumber: Data olahan ayam geprek arisha

Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui bahwa pendapatan Ayam Geprek Arisha
bahwa dari bulan Juni sampai dengan bulan Desember mengalami penurunan. Bulan
Januari-juni 2021 terjadi kenaikan semenjak Ayam Geprek Arisha menggunakan E-
commerce. E-commerce dapat memudahkan produsen dan konsumen dalam melakukan
transaksi jual beli.
Berdasarkan permasalahan yang telah dipaparkan, maka peneliti merasa perlu untuk
mengkaji pengaruh penggunaan e-commerce terhadap pendapatan usaha menurut perspektif
ekonomi syariah.

DOI : https://doi.org/10.36341/al-aamwal.vxix.xxx Penulis Pertama : Rozi Andrini

56
KONSEP TEORITIS
E- commerce
E-Commerce merupakan suatu sistem atau paradigma baru dalam dunia bisnis, yang
menggeser paradigma perdagangan tradisional menjadi electronic commerce yaitu dengan
memanfaatkan teknologi ICT (Information and Communication Technology), atau dengan
kata lain teknologi internet. Definisi E-commerce secara umum : “Proses membeli, menjual,
baik dalam bentuk barang, jasa ataupun informasi yang dilakukan melalui media internet”.
(Sri Haryanti dan Tri Irianto, 2011: 10)
Electronic commerce (E-Commerce) merupakan konsep baru yang bisa digambarkan
sebagai proses jual-beli barang atau jasa dengan menggunakan internet atau proses jual beli
atau pertukaran produk, jasa dan informasi melalui jaringan informasi (I Gusti Made Karmawan,
2014: 749). E-commerce merupakan transaksi yang dilakukan secara elektronik, salah satu
media yang digunakan dalam E-commerce adalah internet.

Fungsi e-commerce
E-commerce memiliki beberapa fungsi yang dapat ditawarkan kepada para pemilik usaha
yaitu: 1) Sangat mudah dan efisien, memilih e-commerce untuk pengusaha pemula bisa
membantu belajar produk via website; 2) Memiliki ragam fitur yang lengkap, pengertian e-
commerce memang berbeda dengan marketplace yang memiliki lebih banyak penjual
berbagai produk oleh satu penjual saja. Namun, anda tetap bisa memaksimalkan fungsi e-
commerce yang memiliki fitur lengkap seperti daftar pencarian, keranjang belanja, metode
pembayaran, manajemen produk, chat dengan CS, dan lain-lain; 3) Memberikan keamanan
yang maksimal, flatfrom e-commerce memiliki keamanan yang telah dijamin pihak
perusahaan pengelola sehingga anda tidak perlu khawatir dengan risiko kebobolan data
pelanggan. Setidaknya anda bisa menjamin data pelanggan aman selama melakukan kartu
kredit atau sistem pembayaran lain; 4) Memberikan bantuan dan dukungan, fungsi e-
commerce bisa memberikan bantuan dan dukungan lewat surel, telepon atau pesan ke
contact center saat website terjadi masalah. Selama pengelolaan website toko online, anda
bisa tetap merasa aman dan nyaman dalam kondisi apapun sesuai pengertian e-commerce
yang memudahkan transaksi penjualan dengan konsumen.

Indikator e-commerce
Menurut Delone dan MeLean indikator-indikator e-commerce dapat diklasifikasikan ke
dalam dua dimensi, yaitu:
1. Kemudahan penggunaan e-commerce dengan indikatornya, yaitu: a) pencairan
informasi yang dilakukan oleh mahasiswa; b) memudahkan untuk pemesanan
pelanggan; c) memudahkan untuk menerima pembayaran pelanggan; d) memudahkan
pelanggan untuk berinteraksi; e) memudahkan untuk pembayaran kepenjual-penjual;
dan memudahkan pelanggan untuk permintaan layanan pelanggan.
2. Kompleksitas transaksi dengan indikatornya, yaitu: a) banyaknya situs yang dikunjungi
oleh mahasiswa; b) lama menggunakan media dan c) jumlah pembelian yang
terselesaikan.

DOI : https://doi.org/10.36341/al-amwal.vxix.xxx Some rights reserved BY-NC-SA 4.0 International License

57
Al-Amwal : Jurnal Ekonomi Islam
Volume 11 No. 01 | Juni 2022 : Hal :53- 65

E-commerce dalam lslam


Dalam pandangan Islam, transaksi e-commerce sebenarnya memiliki definisi yang hampir
sama dengan transaksi konvensional, hanya saja terdapat beberapa aturan dan kewajiban
yang harus sesuai dengan prinsip Islam dan diperbolehkan dalam Islam. Seperti yang
disebut dalam (Q.S Al-Jumuah: 10).
َّ ٰ ‫للاِ او ْاذ ُكرُو‬
َ‫للا اكثِيْرَ لَّعلَّ ُك َْم تُ ْفلِحُوْ ن‬ َّ ٰ ‫ل‬ َِ ْ‫ف ْاْلر‬
َِ ْ‫ض ِم ْناوابْت ُغوَْ فض‬ َِ ‫َّل وْ افا ْنت ِش َُر‬
َٰ ‫ت ةُوالص‬ ِ ُ‫افاِذَ ق‬
َِ ‫ضي‬

Artinya : apabila salat telah dilaksanakan, maka bertebaranlah kamu di bumi carilah
karunia Allah dan ingatlah Allah sebanyak-banyaknya agar kamu beruntung.
Ayat ini menjelaskan bahwa Allah mengizinkan hamba-Nya untuk melakukan
aktivitas apapun selama tidak bertentangan dengan prinsip Islam, termasuk transaksi
perdagangan atau jual beli. Namun, dalam melakukan transaksi jual beli seorang muslim
harus tetap memegang teguh iman dan takut kepada Allah segala jenis bentuk perdagangan.
E-commerce cenderung memiliki kesamaan dengan bai’ assalam jika ditinjau dari
pembayaran yang sifatnya disegerakan dan penyerahan atau pengiriman barang yang sifatnya
ditangguhkan. Pada transaksi e-commerce, setelah terjadi kesepakatan antara penjual dan
pembeli, maka pembeli akan membayar nominal barang yang telah disepakati. Sebenarnya
Islam merupakan agama yang memudahkkan umatnya dalam melakukan transaksi jual beli,
hanya saja terdapat beberapa ketentuan yang berlaku didalam Islam mengenai transaksi jual
beli, hanya saja terdapat beberapa ketentuan yang berlaku di dalam Islam mengenai transaksi
jual beli. Islam melarang transaksi jual beli yang mengandung unsur riba’, gharar, penipuan,
paksaan dan maisir, dan haram.

Pendapatan
Pendapatan merupakan unsur terpenting dalam sebuah perusahaan karena pendapatan akan
menentukan maju mundurnya sebuah perusahaan. Oleh karena itu perusahaan harus
berusaha semaksimal mungkin untuk memperoleh pendapatan yang diharapkan dengan
menggunakan sumber yang ada dalam perusahaan dengan seefisien mungkin.
Pendapatan adalah arus masuk bruto dari manfaat ekonomi yang timbul dari aktivitas
normal entitas selama suatu periode, jika arus masuk tersebut mengakibatkan kenaikan
ekuitas yang tidak berasal dari kontribusi penanam modal. Dalam kamus besar bahasa
indonesia pendapatan adalah imbalan atau hasil dari kerja (usaha dan sebagainya)
(Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, 1998: 185). Sedangkan dalam Pernyataan Standar
Akutansi Keuangan (PSAK) Nomor 23 Pendapatan adalah arus masuk bruto dari manfaat
ekonomi yang timbul dari aktivitas normal entitas selama suatu periode jika arus masuk
tersebut mengakibatkan kenaikan ekuitas yang tidak berasal dari kontribusi penanam modal
(Dewan Standar Akuntansi Keuaangan, 2009: 3).
Pendapatan menurut ilmu ekonomi merupakan nilai maksimum yang dikonsumsi
oleh seseorang dalam suatu periode dengan mengharapkan keadaan yang sama pada akhir
periode seperti keadaan semula. Pendapatan adalah suatu yang sangat penting dalam setiap
perusahaan. Tanpa adanya pendapatan mustahil akan didapat penghasilan atau earnings.
Pendapatan adalah hasil yang timbul dari aktivitas perusahaan yang biasa dikenal atau
disebut penjualan, penghasilan jasa (fees), bunga deviden, royalty dan sewa. Selain itu
pendapatan juga dapat didefinisikan sebagai penghasilan dari usaha pokok perusahaan atau
penjualan barang atas jasa diikuti biaya-biaya sehinga diperoleh laba kotor. Dengan kata lain
DOI : https://doi.org/10.36341/al-aamwal.vxix.xxx Penulis Pertama : Rozi Andrini

58
pendapatan adalah jumlah harta kekayaan awal periode ditambah keseluruhan hasil yang
diperoleh selama satu periode, bukan hanya yang dikonsumsi.

Peningkatan pedapatan
Menurut Alwi peningkatan pendapatan adalah menurunnya ongkos sehubungan penggunaan
yang lebih besar short-term financing dan berkurangnya long-term financing. Selain itu
menurut riyanto peningkatan pendapatan adalah kemampuan perusahaan dalam
memaksimalkan modal untuk menghasilkan laba maksimal selama periode tertentu (Dwi
Adi Lukmono, 2014: 3). Dengan kata lain peningkatan pendapatan adalah kemampuan suatu
usaha dengan seluruh modal yang bekerja di dalamnya untuk menghasilkan laba selama
peroide tertentu.
Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Peningkatan Pendapatan
Terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi pendapatan, yaitu: 1) Jumlah modal yang
digunakan, apabila modal suatu negara cukup untuk mengelola sumber daya alam yang
tersedia, tentu pendapatan nasional akan meningkat. Serta sebaliknya, apabila tidak memiliki
cukup modal atau kekurangan modal, maka pendapatan akan tidak optimal; 2) Tingkat
teknologi yang digunakan, tingkat teknologi yang digunakan suatu Negara dapat
memengaruhi pendapatan nasional Negara tersebut. Apabila Negara tersebut memiliki
teknologi yang sederhana, maka jumlah barang serta jasa yang akan dihasilkan relatif lebih
sedikit serta sebaliknya. Apabila Negara tersebut memiliki tingkat teknologi yang tinggi atau
modern, maka jumlah jasa serta barang yang akan dihasilkan akan lebih banyak; (3)
Stabilitas keamanan, Negara dengan stabilitas keamanan yang buruk akan berpengaruh
terhadap pencapaian pendapatan dari suatu negara; (4) Konsumsi, tabungan serta investasi,
konsumsi adalah pengeluaran terhadap barang serta jasa oleh rumah tangga yang memiliki
tujuan konsumsi. Sedangkan investasi merupakan persediaan yang dikuasai oleh beberpa
unit yang menghasilkan dan memiliki tujuan untuk digunakan dalam proses lebih lanjut
seperti menjual atau diberikan kepada pihak lain atau digunakan dengan cara-cara lain;
(5)Permintaan serta penawaran agregat, permintaan agregat adalah daftar dari keseluruhan
barang maupun jasa yang memiliki berbagai tingkat harga yang kemudian akan dibeli oleh
berbagai macam sektor ekonomi. Sementara itu, penawaran agregat memiliki fungsi untuk
memperlihatkan hubungan antara seluruh penawaran barang maupun jasa pada suatu tingkat
harga yang telah ditawarka oleh perusahaan.

Pendapatan dalam Islam


Alokasi dan Distribusi Pendapatan dalam pandangan Islam didasarkan pada dua nilai
manusiawi yang sangat mendasar dan penting, yaitu nilai kebebasan dan nilai keadilan.
Pendapat ini didasarkan atas kenyataan bahwa Allah sebagai pemilik mutlak kekayaan telah
memberi amanat kepada manusia untuk mengatur dan mengolah kekayaan disertai
kewenangan untuk memiliki kekayaan tersebut.
Pendapatan dalam Islam disebut penghasilan yang diperoleh dari usaha yang halal.
Pendapatan yang halal akan membawa keberkahan dari Allah SWT. Harta yang didapat dari
kegiatan yang tidak halal, seperti mencuri, korupsi dan perdagangan barang haram bukan
hanya akan mendatangkan bencana atau siksa di dunia namun akan juga di siksa di akhirat
kelak. Harta yang diperoleh secara halal akan membawa keberkahan. Sebagaimana Allah
SWT berfirman dalam (Q.S. An-Nahl Ayat 114):

DOI : https://doi.org/10.36341/al-amwal.vxix.xxx Some rights reserved BY-NC-SA 4.0 International License

59
Al-Amwal : Jurnal Ekonomi Islam
Volume 11 No. 01 | Juni 2022 : Hal :53- 65

Dengan adanya efisiensi dan distribusi pendapatan bukan saja pada aspek ekonomi
tetapi juga aspek sosial dan politik. Dampak yang ditimbulkan dari distribusi pendapatan
yang didasarkan atas konsep Islam yaitu: 1) Dalam konsep Islam perilaku distribusi
pendapatan masyarakat merupakan bagian dan bentuk proses kesadaran masyarakat dalam
mendekatkan diri kepada Allah; 2) Seorang muslim akan menghindari praktek alokasi dan
distribusi yang menggunakan barang -barang yang merusak masyarakat; 3) Negara
bertanggung jawab terhadap mekanisme alokasi dan distribusi dengan mengedepankan
kepentingan umum dari pada kepentingan kelompok, atau golongan apalagi perorangan; 4)
Negara memiliki tanggung jawab untuk menyediakan fasilitas publik, yang berhubungan
dengan masalah optimalisasi distribusi pendapatan, seperti: sekolah, rumah sakit, lapangan
kerja, perumahan, jalan, jembatan dan sebagainya. (Said Saad Marthon, 2004: 71)

Penelitian Terdahulu
Terdapat beberapa penelitian terdahulu yang berkaitan dengan penelitian ini: Pertama,
penelitian yang dilakukan oleh Christian Robert Oktaviuanus dan Akhir Matua Harahap
pada tahun 2013 yang berjudul “Analisis dampak pengunaan E-commerce pada aspek
pemasaran dan operasi terhadap kinerja usaha mikro kecil menengah di indonesia”Penelitian
Ini terdiri dari tiga variabel independen yaitu, operations effect,marketing effect,dan
performance effect dan satu variabel dependen yaitu E-commerce experience. Hasil dari
penelitian ini menunjukkan bahwa aspek operasi dan aspek pemasaran memberi pengaruh
yang signifikan pada kinerja UMKM yang menggunakan e-commerce; Kedua, penelitian
yang dilakukan oleh Swasta Priambada pada tahun 2015 yang berjudul “Manfaat
Penggunaan Media Sosial Pada Usaha Kecil Menengah (UKM)”Penelitian ini dilakukan
untuk mengidentifikasi penggunaan media sosial dan manfaatnya pada UKM di wilayah
Malang Raya dan Surabaya hasil dari penelitian ini menunjukan media sosial berpotensi
untuk meningkatkan angka pasar dan volume penjualan; Penelitian ketiga yang dilakukan
oleh Pergiwati pada tahun 2013 yang berjudul “Efektifitas Situs E-commerce bagi Penjual”
menunjukkan bahwa situs e-commerce sangat efektif bagi penjual jika dilihat dari perspektif
member aktif TokoBagus.com yang menjadi situs jual beli nomor satu di Indonesia dengan
prestasi yang diraih mampu berhasil menembus jumlah member aktif hingga 2,5 jt orang
lebih sejak didirikan delapan tahun silam dan lebih dari seratus ribu pengunjung setiap
harinya. Dengan kata lain situs e-commerce memberikan dampak yang signifikan pada
tingkat kecepatan penjualan, tingkat traffic (kunjungan), dan pendapatan. Hal tersebut
mebuktikan situs e-commerce cukup efektif bagi penjual.
METODE PENELITIAN
Penelitian ini termasuk dalam jenis penelitian lapangan (field research) dengan
pendekatan kuantitatif. Metode kuantitatif adalah metode penelitian yang dapat diartikan
sebagai metode penelitian yang berlandaskan pada filsafat positivisme, digunakan untuk
meneliti pada populasi atau sampel tertentu, pengumpulan data menggunakan instrument
penelitian, analisis data bersifat kuantitatif dengan tujuan untuk menguji hipotesis yang telah
di tetapkan. (Sugiyono, 2013: 11)
Subjek dalam penelitian ini adalah pemilik, karyawan dan konsumen usaha Ayam
Geprek Arisha. Sedangkan objek dalam penelitian ini adalah pengaruh E-commerce
terhadap peningkatan pendapatan usaha Ayam Gerprek Arisha Desa Rawangsari
DOI : https://doi.org/10.36341/al-aamwal.vxix.xxx Penulis Pertama : Rozi Andrini

60
Kecamatan Pangkalan Lesung Kabupaten Pelalawan. Populasi dalam penelitian ini adalah
data pendapatan dari awal mulai usaha hingga sekarang dan 61 orang konsumen.
Sedangkan sampel dalam penelitian ini adalah data pendapatan 9 bulan sebelum
menggunakan E-commerce dan 9 bulan setelah menggunakan E-commerce,teknik
pengumpulan data yang digunakan adalah kuesioner. Alat analisis data yang digunakan
dalam penelitian ini adalah analisis regresi linier sederhana.

HASIL DAN PEMBAHASAN


Untuk melihat apakah terdapat pengaruh E-commerce terhadap Ayam Geprek Arisha
yang pertama perlu dilakukan analisis hipotesis sebagai berikut:
Ho = tidak ada pengaruh E-commerce terhadap pendapatan Ayam Geprek Arisha.
Ha = ada pengaruh E-commerce terhadap Ayam Geprek Arisha.
Hasil penelitian ini mendukung hipotesis yang diajukan dimana Ho ditolak dan
Ha diterima dengan hasil adanya perbedaan yang signifikan terhadap pendapatan Ayam
Geprek Arisha sebelum dan setelah menggunakaan E-commerce. Hal ini dibuktikan dari
hasil uji paired t-test yang menunjukkan nilai sig.(2 tailed) sebesar 0,000 dimana nilai ini
lebih kecil dari nilai 0,05.

Analisis Regresi Linier Sederhana


Pengelolan data dengan model analisis regresi linier sederhana pada penelitian ini dilakukan
untuk melihat hubungan antara Variabel E-commerce (X) dengan variabel Pendapatan (Y).
Berdasarkan hasil penelitian, diperoleh persamaan regresi linier sederhana sebagai berikut:
Tabel II
Uji Regresi Linier Sederhana

Unstandardized Standardized
Coefficients Coefficients
Model B Std. Error Beta t Sig.
1 (Constant) 21.324 9.710 -2.196 .032
E-COMMERCE .375 .104 .379 3.617 .001

a. Dependent Variable: PENDAPATAN E-COMMERCE

Sumber : data olahan, 2022

Persamaan regresi dari hasil perhitungan statistic didapat sebagai berikut:


Y = a + bX
Y = 21,324 + 0,375X
Arti dari persamaan regresi tersebut adalah:
a. Nilai konstanta (a) sebesar 21,324 menyatakan bahwa pada saat E-commerce
sama dengan nol, maka variabel pendapatan diperoleh adalah sebesar 21,324.
b. Nilai koefisien regresi sebesar 0,375 menyatakan bahwa variabel E-commerce
meningkat sebesar 1 satuan maka pendapatan juga akan memperoleh
peningkatan sebesar 0,375.

DOI : https://doi.org/10.36341/al-amwal.vxix.xxx Some rights reserved BY-NC-SA 4.0 International License

61
Al-Amwal : Jurnal Ekonomi Islam
Volume 11 No. 01 | Juni 2022 : Hal :53- 65

c. (+) artinya bahwa E-commerce berpengaruh positif terhadap pendapatan. Maka


kenaikan variabel E-commerce akan diikuti oleh kenaikan Keputusan
pendapatan.
Jadi, dapat disimpulkan bahwa E-commerce memiliki pengaruh yang positif
terhadap pendapatan. Jika E-commerce meningkat maka pendapatan juga akan
meningkat.

Koefisien Determinasi
Koefisien determinasi merupakan ukuran kehandalan model dalam menerangkan perubahan
dan variasi nilai variabel dependen (efektivitas). Nilai koefisien determinasi berada di antara
0–1, jika koefisien determinasi adalah 1 maka dapat disimpulkan bahwa perubahan nilai
variabel dependen secara sempurna diterangkan oleh variabel-variabel bebas atau variabel
independen dalam model.

Tabel III

Koefisien Determinasi
b
Model Summary
Std. Error Change Statistics
R Adjusted of the R Square F Sig. F
Model R Square R Square Estimate Change Change df1 df2 Change
E-
a
comm .632 .399 .378 5.21392 .399 19.242 2 58 .000
erce
a. Predictors: (Constant), E-COMMERCE

Sumber : data olahan, 2022

Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa nilai koefisien determinasi model Artinya
bahwa sumbangan/pengaruh yang diberikan oleh variabel E-commerce terhadap variabel
Pendapatan adalah sebesar 39,9%, sedangkan sisanya sebesar 60,1% dipengaruhi oleh
variabel lain yang tidak ada dalam penelitian ini.

Jadi dapat disimpulkan bahwa terdapat pengaruh secara signifikan antara E-


commerce dengan Pendapatan Usaha Ayam Geprek Arisha. Hal ini juga serupa dengan
penelitian yang dilakukan oleh Pergiwati pada tahun 2013 yang berjudul ”Efektifitas
situs E-commerce bagi penjual” yang dimana penelitiannya menyatakan bahwa situs E-
commerce memberikan dampak yang signifikan pada tingkat kecepatan penjualan, tingkat
Traffic (kunjungan), dan pendapatan. Hal tersebut membuktikan situs E-commerce cukup
efektif bagi penjual.

Hasil penelitian ini juga diperkuat kembali dengan teori peningkatan


nonklasik yang dikembangkan oleh Robert M. Solow dari Amerika Serikat dan T.W Swan

DOI : https://doi.org/10.36341/al-aamwal.vxix.xxx Penulis Pertama : Rozi Andrini

62
dari Australia. Model Solow-swan menggunakan unsur peningkatan penduduk, akumulasi
kapital, kemajuan teknologi dan besarnya output yang saling berinteraksi. Menurut teori ini,
faktor terpenting yang mewujudkan peningkatan ekonomi bukanlah pertambahan modal
dan pertambahan tenaga kerja. Faktor yang paling penting adalah kemajuan terknologi,
pertumbuhan kemahiran dan kepakaran tenaga kerja. Sehingga penelitian ini sejalan dengan
teori yang ada, dimana E-commerce ini memberikan pengaruh yang positif terhadap
peningkatan pendapatan.

Tinjauan Ekonomi Syariah Terhadap Penggunaan E-commerce


Yusuf Al-Qardhawi menyatakan bahwa yang membangun Ekonomi Syariah adalah
Ekonomi Syariah menghargai nilai harta benda dan kedudukannya dalam kehidupan.
Harta merupakan sarana untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan dan membantu
melaksanakan kewajiban, seperti sedekah (zakat), haji, dan jihad, serta persiapan untuk
memakmurkan bumi. Ekonomi Syariah memerintahkan manusia untuk berkreasi dan
bekerja dengan baik. Islam mengajak kita untuk berusaha dan bekerja. Islam
memperingatkan kita dari sikap putus asa dan rasa malas.
Dalam hasil penelitian ini sendiri, E-commerce yang digunakan atau dilakukan
pada produsen sudah sesuai dengan Ekonomi Syariah dimana menjalankan sistem E-
commerce pengusaha tetap bersaing secara sehat. Selain itu pengusaha yang menggunakan
E-commerce tersebut tetap menerapkan prinsip-prinsip etika bisnis Islam di
dalamnya seperti tanggung jawab terhadap konsumen dan produk yang dipasarkan seperti
menjaga kualitas barang, memberikan kebenaran dengan cara memberi spesifikasi produk
dengan jujur walaupun produk tidak terlihat secara langsung, dan memberikan kebebasan
kepada setiap pengusaha lainnya yang menjual produk yang sama serta saling menjatuhkan
sesama responden walaupun mereka sama-sama menjual produk yang sama. Produsen juga
tetap berlaku adil terhadap konsumen yang tidak membedakan pembelian online maupun
offline.
Jual beli online (e-commerce) dibolehkan dalam syariat Islam dengan
memperhatikan beberapa ketentuan, yaitu Jual beli online pada dasarnya memiliki
kesamaan dengan jual beli offline dalam hal terpenuhinya rukun jual beli. Akad dalam
transasksi jual beli online dibolehkan melalui lafadz ataupun isyarat, artinya
kesepakatan dalam jual beli online selama masih dalam majlis akad bisa menggunakan
media komunikasi apa saja yang dibangun atas dasar an taradhin minkum (saling ridha
antar pembeli dan penjual), kejujuran, adil, dan transparan. Pelaku jual beli online harus
orang yang sudah mukkalaf (dewasa) atau didampingi oleh yang mukallaf. Barang dagangan
online harus ada dan menjadi tanggungan penjual sebelum transaksi serta dapat diketahui
oleh calon penjual baik sifat, bentuk dan ukurannya baik secara langsung maupun melalui
media.

KESIMPULAN
Pengaruh pendapatan Ayam Geprek Arisha sebelum dan setelah menggunakan E-
commerce, berdasarkan uji paired t-test dapat disimpulkan bahwa terdapat perbedaan yang
signifikan terhadap peningkatan pendapatan Ayam Geprek Arisha sebelum dan sesudah

DOI : https://doi.org/10.36341/al-amwal.vxix.xxx Some rights reserved BY-NC-SA 4.0 International License

63
Al-Amwal : Jurnal Ekonomi Islam
Volume 11 No. 01 | Juni 2022 : Hal :53- 65

menggunakan E-commerce. Masing-masing butir pernyataan untuk variabel pendapatan


memiliki nilai r-hitung (pearson correlation) lebih besar dari kriteria r-tabel 0,4329. Jadi
dapat disimpulkan bahwa secara statistik masing-masing indikator pernyataan untuk
variabel pendapatan valid dan layak untuk digunakan sebagai data penelitian. Berdasarkan
nilai t hitung (9,710) > ttabel (2,196) nilai signifikan sebesar 0,000 < 0,05 yang berarti HO
ditolak dan Ha diterima. Jadi dapat disimpulkan bahwa terdapat pengaruh secara signifikan
antara E-commerce dengan Pendapatan Usaha Ayam Geprek Arisha. Kontribusi variabel
penggunaan e-commerce terhadap pendapatan usaha adalah sebesar 39,9%, sedangkan
sisanya sebesar 60,1% dipengaruhi oleh variabel lain yang tidak ada dalam penelitian ini.
Penggunaan e-commerce untuk meningkatkan pendapatan dalam penelitian ini sudah sesuai
dengan Ekonomi Syariah karena dalam menjalankan sistem E-commerce pengusaha tetap
bersaing secara sehat. Selain itu pengusaha yang menggunakan E-commerce tersebut tetap
menerapkan prinsip-prinsip etika bisnis Islam di dalamnya seperti tanggung jawab
terhadap konsumen dan produk yang dipasarkan seperti menjaga kualitas barang,
memberikan kebenaran dengan cara memberi spesifikasi produk dengan jujur walaupun
produk tidak terlihat secara langsung, dan memberikan kebebasan kepada setiap pengusaha
lainnya yang menjual produk yang sama serta saling menjatuhkan sesama responden
walaupun mereka sama-sama menjual produk yang sama. Produsen juga tetap berlaku adil
terhadap konsumen yang tidak membedakan pembelian online maupun offline.

DAFTAR PUSTAKA
Agustin Dyah Utami, Ramadian Agus Triyono, (2011). Pemanfaatan Blackberry Sebagai
Sarana Komunikasi Dan Penjualan Batik Online Dengan Sistem Dropship Di
Batik Solo 85. Journal Speed Sentra Penelitian Engineering dan Edukasi, 3 (3).
Bertha Silvia Sutejo, ( 2 0 1 6 ) . Internet Marketing : Konsep dan Persoalan Baru Dunia
Pemasaran. Jurnal Manajemen, 6 (1).
Silvapalan Selvadurai, Ardieansyah, Asmadi, & Hamzah Jusoh, (2011). Pembangunan
Perindustrian dan Impak Terhadap Ekonomi Lokal di Dumai, Riau, Indonesia,
Jurnal of Social Sciences and Humanities.
I Gusti Made Karmawan, Arta Moro Sundjaja, Devyano Luhukay, (2010). Analisis dan
Perancangan E- commerce PD. Garuda Jaya. (Makalah yang disampaikan pada
Seminar Nasional Aplikasi Teknologi Informasi, yang diselenggarakan oleh
Binus University.
Munir Fuady, Hukum Kontrak (Dari Sudut Pandang Hukum Bisnis).
Olivia Yenty Yuliana, (2010). Pengunaan Teknologi Internet dalam Bisnis. Jurnal
Akuntansi & Keuangan, 2. (1).
Robinson Tarigan, (2005). Ekonomi Regional. Jakarta: Bumi Aksara.
Sugiono, (2013). Metode Penelitian Pendidikan Kuantitatif, kualitatif dan R&D. Cetakan-
15, Bandung: Alfabeta.
Faudili, Haris.(2014), Transaksi bisnis E-commerce, Yogyakarta: Magistrainsani.
Purwaningtias, Deasy Muhammad Nasihin dan Nanda Diaz Arizona. (2020) “E-BUSINESS
Konsep Dasar E-Business di Era Digital”, Yogyakarta : Graha Ilmu.

DOI : https://doi.org/10.36341/al-aamwal.vxix.xxx Penulis Pertama : Rozi Andrini

64
S, Arikunto, (2016) “Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Prakti”,Edisi Revisi VI.
Jakarta : Penerbit PT Rineka Cipta.
Supranto, J.(2018) , Statistik Teori dan Praktik, Edisi Ketujuh, Jakarta : Erlangga.
Supriyono, R.a. (2018), Akuntansi Keperilakuan, Yogyakarta: Gadjah Mada University
Press.
Suryani dan Hendryadi.(2015), Metode Riset Kuantitatif Teori dan Aplikasi Pada Penelitian
Bidang Manajemen dan Ekonomi Islam, Jakarta:Kencana.

DOI : https://doi.org/10.36341/al-amwal.vxix.xxx Some rights reserved BY-NC-SA 4.0 International License

65
JPM: JURNAL PENGABDIAN MASYRAKAT
Vol 4, No 1, Juli 2023, Hal 26−34
ISSN 2723-4118 (Media Online)
DOI 10.47065/jpm.v4i1.859

Peran Dompet Digital dalam Meningkatkan Kualitas Keuangan UMKM


Menuju Era Society 5.0
Wahid1,*, Alamsyah Agit2, Salsabila Eka Ramadhani1
1Fakultas Ekonomi dan Bisnis Digital, Bisnis Digital, Universitas Megarezky, Makassar, Indonesia
2Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam, Ekonomi Syariah, Institut Agama Islam DDI, Sidenreng Rappang, Indonesia
Email: wahid@universitasmegarezky.ac.id
Email Penulis Korespondensi: wahid@universitasmegarezky.ac.id
Abstrak−Penggunaan aplikasi keuangan di zaman modern dapat ditemui dalam berbagai kegiatan, tidak terkecuali kegiatan
ekonomi, era society 5.0 ditandai dengan kemunculan teknologi yang dapat membantu berbagai kegiatan manusia, namun
konsep tersebut menuntut manusia untuk dapat hidup berdampingan dengan teknologi tersebut. Dengan demikian perlu
upaya untuk memaksimalisasi penggunaan teknologi dalam kegiatan bisnis. Salah satu bentuk usaha yang berkontribusi besar
terhadap kegiatan ekonomi secara umum adalah UMKM, namun masih kurangnya penerapan teknologi dalam UMKM menjadi
suatu tantangan dan ancaman yang dapat menjadi faktor penghambat pertumbuhan UMKM di masa yang akan datang. Kegiatan
ini bertujuan untuk menambah wawasan dan membantu UMKM dalam penerapan penggunaan aplikasi keuangan digital
seperti dompet digital untuk menunjang kinerja, dan memperkuat daya saing. Kegiatan ini dilaksanakan di Kelurahan
Mattoanging Kota Makassar, dengan jumlah peserta 38 orang yang merupakan pemilik UMKM, rangkaian acara dilaksanakan
dengan tiga tahapan, yakni tahap persiapan, tahap pelaksanaan yang terdiri dari penyampaian materi, sesi tanya jawab, dan
sesi diskusi, serta tahap evaluasi, untuk mengidentifikasi kekurangan dari kegiatan ini sebagai referensi pengembangan di
masa yang akan datang. Hasil dari kegiatan ini menunjukkan antusiasme para pemilik UMKM untuk segera menerapkan
penggunaan aplikasi keuangan digital, namun terdapat beberapa pemilik UMKM yang masih lebih memilih menggunakan
metode transaksi konvensional atau secara tunai.
Kata Kunci: Daya Saing; Dompet Digital; Kinerja; Society 5.0; UMKM
Abstract−The use of financial applications in modern times can be found in various activities, including economic activities,
the era of society 5.0 is marked by the emergence of technology that can assist various human activities, but this concept
requires humans to be able to live side by side with this technology. Thus, it is necessary to maximize the use of technology in
business activities. One form of business that contributes greatly to economic activity in general is MSMEs, but the lack of
application of technology in MSMEs is a challenge and a threat that can become a factor inhibiting MSME growth in the future.
This activity aims to add insight and assist MSMEs in implementing the use of digital financial applications such as digital
wallets to support performance and strengthen competitiveness. This activity was carried out in the Mattoanging Village,
Makassar City, with 38 participants who were MSME owners, a series of events carried out in three stages, namely the
preparation stage, the implementation stage which consisted of delivering material, question and answer sessions, and
discussion sessions, as well as the evaluation stage, to identify the shortcomings of this activity as a reference for future
development. The results of this activity show the enthusiasm of MSME owners to immediately implement the use of digital
financial applications, but there are some MSME owners who still prefer to use conventional transaction methods or in cash.
Keywords: Competitiveness; E-Wallet; Performance; Society 5.0; SMEs

1. PENDAHULUAN
Kemajuan teknologi di Indonesia sedang pesat dan menyebar ke berbagai sektor ekonomi. Awalnya, teknologi
berkembang sebagai respons terhadap keterbatasan yang ada, menciptakan kegiatan yang lebih cepat dan lebih
mudah. Salah satu aspek yang terpengaruh oleh teknologi adalah alat pembayaran tunai, yaitu uang. Sebelum uang
ada, terdapat sistem yang dikenal sebagai barter. Barter adalah bentuk awal perdagangan yang telah ada sejak
6000 SM. Pada sistem barter, barang ditukar dengan barang tanpa menggunakan uang sebagai perantara.
Transaksi terjadi dengan saling bertukar barang berdasarkan kesepakatan individu yang terlibat. Namun, barter
memiliki kelemahan, yaitu sulit menemukan pasangan yang saling membutuhkan barang-barang yang
ditawarkan. Selain itu, nilai barang pasti berbeda-beda. Oleh karena itu, dalam barter, kedua belah pihak harus
memiliki keinginan yang saling sesuai, yang dalam bahasa Inggris dikenal sebagai "double coincidence of wants".
Syarat ini membuat perdagangan barter sulit dilakukan seefisien perdagangan yang dilakukan dalam
perekonomian modern menggunakan uang. Oleh karena itu, sistem barter memiliki banyak kelemahan dan
bukanlah solusi yang tepat sebagai alat transaksi. Inilah sebabnya mengapa uang sebagai alat tukar baru kemudian
diciptakan (Sukirno, 2015).
Inovasi terkini dalam bentuk dompet digital menjadi solusi yang kreatif dalam menyimpan dan membayar
secara elektronik. Aplikasi ini tidak hanya memudahkan pengguna dalam melakukan transaksi, tetapi juga
memberikan manfaat yang beragam. Proses penggunaan dompet digital yang praktis, aman, dan menguntungkan
menjadikannya pilihan yang menarik. Pengguna hanya perlu mengunduh aplikasi ini pada perangkat smartphone
mereka dan menyimpan uang secara digital. Dalam proses pembayaran, dompet digital memberikan kecepatan
yang luar biasa. Cukup dengan memindai kode barcode yang tersedia, pengguna dapat melakukan transaksi tanpa

Wahid | Page 26
JPM: JURNAL PENGABDIAN MASYRAKAT
Vol 4, No 1, Juli 2023, Hal 26−34
ISSN 2723-4118 (Media Online)
DOI 10.47065/jpm.v4i1.859

perlu repot membawa dompet fisik atau menggunakan uang tunai. Selain kemampuan pembayaran online, dompet
digital juga memungkinkan pengguna untuk mentransfer dana antar rekening bank, termasuk di berbagai bank
yang berbeda. Keamanan juga menjadi fokus utama, dengan verifikasi identitas pengguna dan pengaktifan fitur
keamanan seperti PIN, sidik jari, dan pemindai wajah, menjadikan penggunaan dompet digital sebagai langkah
yang efektif dalam mengurangi peredaran uang palsu dan memastikan keamanan transaksi (Sulistyowati et al.,
2020).
E-wallet adalah salah satu bentuk kemajuan teknologi keuangan yang memberikan manfaat dalam
mendukung aktivitas keuangan dan memfasilitasi transaksi masyarakat. Platform e-wallet dirancang dengan fitur-
fitur yang bertujuan untuk memudahkan pengguna dalam bertransaksi secara aman, efektif, dan efisien. Selain itu,
e-wallet juga merupakan alat pembayaran resmi yang diakui oleh Bank Indonesia. Di Indonesia, terdapat lima
platform e-wallet yang populer, termasuk OVO, Gopay, ShopeePay, Dana, dan LinkAja. Penggunaan dompet digital
semakin meningkat selama pandemi, tidak hanya karena kondisi yang mempengaruhi, tetapi juga karena "aji
mumpung" yang dimanfaatkan dengan baik oleh pengembang dompet digital untuk mempromosikan platform
mereka. Mereka menawarkan diskon belanja, cashback, dan program gratis ongkos kirim dengan berbagai
merchant atau e-commerce yang bekerja sama jika pembayaran dilakukan menggunakan e-wallet (Aulia, 2020).
Penggunaan strategi pemasaran melalui teknologi digital, seperti promosi melalui platform e-commerce,
merupakan contoh penggunaan metode pemasaran yang bertujuan untuk menarik minat konsumen terhadap
suatu produk. Selain itu, adopsi platform e-wallet sebagai alternatif transaksi jual beli juga menjadi bagian dari
strategi pemasaran ini, terutama karena penggunaan e-wallet telah menjadi tren dalam pembayaran selama
pandemi. Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa e-wallet memiliki potensi untuk meningkatkan efektivitas dan
daya tarik konsumen dalam melakukan transaksi pembelian produk. Salah satu alasan mengapa e-wallet dapat
meningkatkan daya tarik konsumen adalah karena fitur-fitur menarik yang ditawarkan oleh aplikasi e-wallet,
seperti cashback, promo, diskon, dan potongan harga. Fitur-fitur ini memberikan insentif kepada pengguna untuk
melakukan transaksi jual beli. Sebagai hasilnya, konsumen menjadi tertarik dan termotivasi untuk berbelanja
menggunakan e-wallet. Dalam era digital ini, hampir semua orang memiliki akses internet melalui perangkat
seperti komputer pribadi, laptop, atau smartphone. Media sosial juga menjadi saluran pemasaran online yang
efektif, dan Instagram adalah salah satu platform yang sangat populer saat ini. Oleh karena itu, penting bagi pelaku
usaha kecil dan menengah (UMKM) untuk mengadopsi strategi pemasaran digital ini. Jika mereka tidak mengikuti
tren digital, mereka berisiko tertinggal oleh pesaing dan ditinggalkan oleh pelanggan mereka. Pemanfaatan
dompet digital juga dapat diakses oleh siapa saja, termasuk mahasiswa dan orang-orang dengan modal terbatas
yang ingin memulai usaha. Ini memberikan kesempatan bagi mereka yang memiliki keterbatasan modal untuk
membangun bisnis yang sukses melalui platform e-wallet (Kumala & Mutia, 2020).
Masalah yang kerap kali dihadapi oleh pemilik UMKM di zaman modern ini, adalah, kurangnya kemampuan
dan keterampilan untuk menggunakan teknologi, sehingga menjadi sebuah keterbatasan untuk dapat
menggunakan teknologi modern baik dalam bentuk software maupun hardware dalam usaha mereka. Salah satu
penelitian terdahulu menunjukkan kondisi serupa, dimana penerapan atau implementasi penggunaan teknologi
dalam UMKM, terhambat dikarenakan kemampuan masyarakat untuk menggunakan teknologi masih sangat
minim (Islami et al., 2023). Dengan demikian, adanya kegiatan seperti ini diharapkan dapat mendorong
masyarakat untuk dapat melek teknologi, terutama yang dapat mendukung berbagai bentuk UMKM di zaman
modern, prioritas dari kegiatan pengembangan kapasitas masyarakat serupa, bertujuan untuk meningkatkan
performa UMKM secara umum, sebagaimana e-wallet dapat mendorong optimalisasi performa UMKM melalui
proses pembayaran yang lebih teratur, dan lebih tertata serta mudah untuk dilakukannya rekapitulasi atau
laporan kinerja usaha (Hasan et al., 2023).
Dalam bisnis online, terdapat pemasaran sistem pembayaran yang dilakukan secara online tanpa
menggunakan uang tunai, yang dikenal sebagai pembayaran digital atau e-payment. Proses pembayaran dalam e-
payment dapat dilakukan melalui berbagai metode seperti Short Message Service (SMS), Internet Banking, Mobile
Banking, e-money, atau e-wallet. Semua ini dapat dilakukan dengan menggunakan smartphone. Penggunaan
pembayaran digital telah mengalami perkembangan pesat dalam memenuhi kebutuhan individu maupun
masyarakat. Hal ini disebabkan oleh kemudahan bagi konsumen untuk melakukan pembayaran di mana pun dan
kapan pun saat mereka berbelanja. Peningkatan penggunaan e-payment juga mendorong pelaku UMKM untuk
mengadopsi sistem pembayaran ini guna menarik lebih banyak pelanggan. Namun, data menunjukkan bahwa
penggunaan e-payment masih terbilang sedikit, sehingga perlu meningkatkan penerapannya. Pertumbuhan
pelaku UMKM di kota Makassar, khususnya di kelurahan Mattoanging, sejalan dengan perkembangan digital,
menyebabkan persaingan usaha semakin ketat dan meningkatkan kebutuhan untuk mengembangkan dan
bersaing secara sehat. Hal ini menjadi tantangan bagi pemilik UMKM dalam mempertahankan bisnis mereka dan
mencapai keuntungan. Untuk menghadapi tantangan ini, pemahaman tentang strategi pemasaran dengan
memanfaatkan teknologi digital menjadi penting. Pelatihan yang berkaitan dengan peningkatan teknologi , sama
halnya dengan kegiatan ini, memiliki tujuan untuk memaksimalkan performa bisnis melalui pengelolaan
keuangan, peningkatan pemasaran, dan maximalisasi fitur-fitur lainnya dalam menunjang UMKM (Zulkarnen et

Wahid | Page 27
JPM: JURNAL PENGABDIAN MASYRAKAT
Vol 4, No 1, Juli 2023, Hal 26−34
ISSN 2723-4118 (Media Online)
DOI 10.47065/jpm.v4i1.859

al., 2023). Pemanfaatan teknologi digital bagi UMKM di era digital saat ini merupakan kebutuhan untuk
meningkatkan daya tarik produk dan bertahan serta bersaing dengan produk atau usaha sejenis.

2. METODE PELAKSANAAN
Era transformasi digital yang telah mengubah sebagian besar sektor kehidupan masyarakat Indonesia termasuk
Usaha Kecil Mikro, transformasi ini juga mengubah sebagian besar masyarakat dalam berekonomi seperti
kebiasaan dalam berbelanja online. Oleh karena itu untuk dapat bertahan terutama bagi pelaku UKM bagaimana
usaha ini dapat beralih dalam digital. Oleh karena itu transformasi pemerataan digital di setiap daerah sangat
diperlukan demi menjaga kestabilan peningkatan produksi ekonomi termasuk masyarakat di Kelurahan
Mattoanging Jalan Dahlia Lorong 310. Tapi digitalisasi di kalangan masyarakat membuktikan masih tergolong
minim dan belum merata, padahal para pelaku UKM yang telah bergabung merasakan manfaat yang lebih.
Sehingga kegiatan ini perlu dilakukan guna menginspirasi, menggali kemampuan dan keterampilan dengan
mengikuti perkembangan teknologi saat ini.
2.1 Tempat dan Waktu Pelaksanaan
Kegiatan ini merupakan bentuk pengabdian kepada masyarakat sebagai pemenuhan kewajiban akan tri dharma
perguruan tinggi, pelaksanaan kegiatan ini yakni pada tanggal 9 maret 2023, yang mana lokasi kegiatan ini adalah
Kelurahan Mattoanging, Kota Makassar, lebih tepatnya di Jalan Dahlia lorong nomor 310.
2.3 Sasaran Pengabdian
Kegiatan ini ditujukan kepada masyarakat dalam ini adalah masyarakat di Kelurahan Mattoanging Jalan Dahlia
Lorong 310 yang bermaksud untuk membuka pemikiran masyarakat untuk dapat mengadopsi teknologi tersebut
guna memperluas pemasaran terhadap usaha mereka saat ini karena walaupun media internet berkembang pesat
dan adopsi digital semakin populer di Indonesia, jumlah dan persentase UMKM khususnya UKM yang
menggunakan internet masih sangat rendah. Keseluruhan jumlah peserta yang tercatat mengikuti kegiatan ini
adalah sebanyak 38 orang, yang merupakan pemilik UMKM. Kegiatan ini dilaksanakan berdasarkan hasil observasi
di bulan April lalu, yang menyatakan bahwa banyak diantara pemilik UMKM, yang belum sepenuhnya menguasai
penggunaan teknologi keuangan, terutama yang berpotensi untuk mendorong kinerja usaha mereka seperti
dompet digital. Setalah observasi tersebut, maka dilaksanakanlah kegiatan ini pada awal bulan Mei tahun 2023.
2.3 Metode Pelaksanaan
Kegiatan ini dilaksanakan melalui tiga tahapan, yang mana tahapan tersebut adalah tahapan persiapan,
pelaksanaan, dan evaluasi akan kegiatan ini, demikian digambarkan dengan lebih spesifik tahapan pelaksanaan
kegiatan ini:
a. Tahapan Persiapan Kegiatan
Tahapan awal yakni persiapan dilakukan dengan diskusi internal bersama dengan tim pengabdian masyarakat
prodi bisnis digital Universitas Megarezky, selain itu, dilaksanakan pula observasi dan survei mengenai
masalah yang dihadapi masyarakat, terutama dalam konteks digitalisasi ekonomi, dan lebih spesifik pada
financial technology dan e-wallet. Dari sini, dipersiapkanlah materi yang tepat untuk disampaikan dengan
berdasar pada kebutuhan masyarakat yang disampaikan melalui survei yang telah dilaksanakan. Selanjutnya
dikoordinasikan dengan masyarakat setempat terkait waktu pelaksanaan, untuk memaksimalkan kehadiran
para peserta. Materi yang diberikan dalam kegiatan ini, membahas mengenai pentingnya e-wallet, yang
diharapkan dapat menunjang performa UMKM secara umum, namun terkhusus pada kegiatan ini adalah pada
para pemilik UMKM yang ikut sebagai peserta. Pelatihan-pelatihan maximalisasi penggunaan teknologi banyak
dilakukan sebelumnya, tidak jauh berbeda, kegiatan ini bertujuan untuk memberikan wawasan, hingga
membantu masyarakat untuk mahir dalam menggunakan teknologi bisnis, terkhusus e-wallet (Oktavianty &
Agit, 2023).
b. Pelaksanaan Kegiatan
Dalam pelaksanaannya, kegiatan ini dilaksanakan melalui tiga rangkaian acara yakni (1) sesi penyampaian
materi, materi yang disampaikan bertujuan untuk menambah wawasan para peserta untuk dapat
meningkatkan kualitas pengelolaan keuangan UMKM, terutama pemanfaatan media-media e-wallet dalam
kegiatan usahanya; (2) sesi tanya jawab, sesi tanya jawab memungkinkan untuk memberikan kesempatan
kepada para peserta untuk mengutarakan pertanyaan yang dimiliki, dan mendapatkan respon yang lebih
spesifik pada apa yang menjadi pertanyaan mereka; (3) sesi peragaan dan praktek, pada sesi ini, peserta akan
ditunjukkan apa dan bagaimana menggunakan e-wallet, selain itu, para peserta akan dipandu secara bertahap,
dimulai dari proses pengunduhan aplikasi, hingga cara efektif dalam menggunakannya; dan (4) sesi diskusi,
pada sesi ini, peserta dapat mendiskusikan masalah yang dihadapi selama pelatihan, dimana pemateri
berperan untuk membantu dalam menyelesaikan kendala-kendala tersebut, demi efektifnya kegiatan yang

Wahid | Page 28
JPM: JURNAL PENGABDIAN MASYRAKAT
Vol 4, No 1, Juli 2023, Hal 26−34
ISSN 2723-4118 (Media Online)
DOI 10.47065/jpm.v4i1.859

dilaksanakan. Melalui empat pendekatan ini, diharapkan hasil maksimal yang didapatkan pada akhir kegiatan
adalah, sekurang-kurangnya masyarakat mampu memahami secara baik mengenai e-wallet. Pendekatan
serupa digunakan dalam kegiatan-kegiatan dengan tema yang sama, yang mana praktek penggunaan teknologi,
diawali dengan pengenalan, kemudian dilakukan praktek, dan dilanjutkan dengan pembimbingan hingga
pemilik UMKM, mampu mengoperasikan teknologi tersebut secara berkelanjutan, langkah selanjutnya untuk
menjamin efektifnya kegiatan ini, adalah memberikan kontak, untuk meminta bantuan apabila sewaktu-waktu
pemilik UMKM memiliki pertanyaan terkait dengan apa yang pernah disampaikan dalam pelatihan ini
(Oktavianty & Alamsyah, 2023).
c. Tahap Evaluasi
Evaluasi kegiatan ini dilakukan secara internal oleh panitia penyelenggara, yang menilai sejauh mana
efektivitas kegiatan ini, dengan mengumpulkan opini dari para peserta mengenai apa yang dirasakan kurang
dalam pelaksanaan kegiatan ini. Tahapan kegiatan ini dapat dilihat melalui gambar berikut:

Gambar 1. Tahapan Pelaksanaan Kegiatan Pengabdian Kepada Masyarakat

3. HASIL DAN PEMBAHASAN


3.1 Hasil Pelaksanaan Kegiatan
Pelaksanaan kegiatan ini dinilai berjalan dengan lancar, sebagaimana pelaksanaan kegiatan ini ditunjukkan untuk
memberikan wawasan kepada para pemilik UMKM untuk dapat beradaptasi dengan transformasi digital yang
terjadi, mengingat bahwa proses menuju society 5.0 kini sedang berlansung, maka upaya untuk membantu
percepatan adaptasi digital melalui berbagai pelatihan dan workshop. Dalam kegiatan ini para peserta
diperkenalkan dengan berbagai aplikasi financial technology, e-wallet, e-money, diantaranya adalah OVO, Dana,
Link Aja, GoPay, ShopeePay, iSaku, dan aplikasi-aplikasi lainnya. Pelaksanaan kegiatan diawali dengan
penyampaian materi mengenai keuangan digital, yang mana materi tersebut ditunjukkan untuk memperdalam
pemahaman para peserta tentang proses transaksi digital, instrumen keuangan digital, dan seberapa aman proses-
proses transaksi digital. Penyampaian materi ini diterima dengan baik oleh para peserta, yang dinilai melalui
respon para peserta yang senantiasa bertanya di sela-sela transisi materi, hal ini juga terkonfirmasi di sesi tanya
jawab, yang menunjukkan antusiasme para peserta melalui berbagai pertanyaan yang berhubungan dengan
penerapan penggunaan dompet digital.

Gambar 2. Pelaksanaan Kegiatan PKM


Secara umum penyampaian materi dianggap efektif, dan keikutsertaan masyarakat dinilai baik, dengan
adanya respon yang baik sejak dimulainya kegiatan hingga tahap akhir pelaksanaan kegiatan, namun dalam
pelaksanaannya, hasil dari kegiatan ini menunjukkan terdapat beberapa masyarakat yang masih membutuhkan

Wahid | Page 29
JPM: JURNAL PENGABDIAN MASYRAKAT
Vol 4, No 1, Juli 2023, Hal 26−34
ISSN 2723-4118 (Media Online)
DOI 10.47065/jpm.v4i1.859

lebih banyak waktu untuk dapat sepenuhnya menguasai penggunaan aplikasi dompet digital. Dengan adanya
kegiatan ini, ketakutan masyarakat untuk menerapkan sistem transaksi online, dapat diminimalisir, sebagaimana
peningkatan akan keamanan aktivitas keuangan online terus dikuatkan melalui peran berbagai lembaga seperti,
lembaga penjamin simpanan, dan otoritas jasa keuangan. Permasalahan umum yang ditemukan dalam
pelaksanaan kegiatan ini adalah kurangnya pemahaman UMKM dalam penggunaan aplikasi keuangan digital,
dengan demikian menyebabkan mereka untuk enggan dalam beralih ke metode transaksi online, dan lebih
memilih untuk tetap menggunakan transaksi dengan metode konvensional atau secara tunai.
3.2 Pembahasan Urgensi Kegiatan
Kegiatan ini bertujuan untuk mendorong adaptasi masyarakat dalam menggunakan dan beralih ke model
transaksi secara online, selain itu, tujuan dari kegiatan ini juga berhubungan dengan pendalaman pemahaman
akan peningkatan literasi keuangan digital masyarakat, agar sepenuhnya dapat memahami bagaimana tingkat
keamanan dan kemudahan yang ditawarkan oleh financial technology di era society 5.0. Pada awal tahun 2020,
Indonesia terserang wabah covid-19 yang mengakibatkan terjadinya peningkatan pengunaan teknologi informasi
dan komunikasi. Hal ini disebabkan karena adanya kebijakkan pemerintah untuk melakukan seluruh aktivitas dari
rumah sehingga pemerintah dapat meningkatkan e-government dan memudahkan masyarakat yang ingin
mendapatkan pelayanan. Wabah covid-19 memberikan dampak negatif bagi pelaku UMKM di mana terjadinya
penurunan ekonomi secara drastis. Kondisi yang disebabkan oleh memberikan perubahan akan pola bisnis
masyarakat, tidak terkecuali di Kota Makassar. Kebijakkan Pemerintah Kota Makassar untuk memutuskan mata
rantai penularan covid-19 melalui PSBB (pembatasan sosial berskala besar) yang dilakukan sebanyak dua kali
memberikan dampak bagi pelaku UMKM sekitar 5.387 berdasarkan data ditahun 2019 yang merasakan dampak
dan kesulitan dalam memasarkan produknya. Salah satunya yaitu UKM industri rumahan dengan memproduksi
jagung marning yang mengalami penurunan omset secara drastis hingga 70%-80%. Hal ini karena adanya
pembatasan jam operasional. Tidak hanya penurunan omset saja, terjadi kesulitan dalam melakukan pengiriman
bahan baku yang diakibatkan adanya pembatasan keluar masuk makassar. Kebijakkan mengenai pembatasan jam
operasianal di malam hari berdampak bagi pelaku usaha kecil atau menengah yang beraktivitas saat malam hari
seperti rumah makan, warkop dan aktivitas lainnya yang dilakukan pada malam hari. Hal ini membuat para pelaku
UMKM mengurangi karyawan bahkan terdapat pelaku UMKM juga yang menutup sementara usahanya. Minimnya
pengetahuan mengenai teknologi membuat pelaku UMKM sulit dalam pemasaran yang sehingga terjadinya
transformasi digital (Bidol & Marmin, 2022).
Era revolusi industri 4.0 menuntut adanya keterlibatan teknologi secara utuh dalam kegiatan ekonomi,
konsep akan society 5.0 lebih berfokus akan bagaimana manusia bisa hidup berdampingan dengan teknologi tanpa
mengorbankan atau meniadakan peran penting manusia, dengan demikian berbagai upaya dilakukan untuk dapat
sampai pada masa ini, diantaranya adalah dengan menguatkan sistem yang dapat memberikan layanan dan
informasi yang dapat menunjang kinerja bisnis. Governmet to business (G2B) yaitu aplikasi e-governmet yang
memiliki tujuan untuk menyediakan layanan dan informasi dalam dunia bisnis maupun industri. G2B ini
dikembangkan untuk dapat memenuhi berbagai informasi yang dibutuhkan dalam kelangsungan usaha yang
memiliki kebutuhan untuk bertransaksi dan berinteraksi dengan instansi pemerintah seperti dalam mengurus
surat ijin usaha, pelaporan wajib pajak, pendaftaran perusahan atau usaha dan informasi mengenai regulasi yang
dikeluarkan oleh pemerintah dalam mengatur iklim dunia usaha. Begitu juga sebaliknya dengan pemerintah yang
memerlukan jasa atau solusi produk dari industri atau dunia usaha seperti pengadaan jasa dan barang yang
dikenal dengan e-procurement, yaitu model bisnis yang telah dikembangkan saat ini dan sudah banyak
pemerintah yang mengadopsinya (Sabani et al., 2019).
Perkembangan dunia keuangan dan bisnis saat ini telah mengalami perubahan paradigma, terutama dari
ekonomi berbasis sumber daya alam ke ekonomi berbasis sumber daya manusia (SDM), seiring dengan pandangan
society 5.0 yang akan segera kita hadapi. Dalam menghadapi era masyarakat 5.0, penting bagi kita untuk
mengembangkan kemampuan berpikir kritis. Kemampuan berpikir kritis merupakan salah satu dari tujuh
kemampuan yang tidak dapat digantikan oleh kecerdasan buatan (AI) dan robot. Society 5.0 menggambarkan
bahwa hampir setiap aspek kehidupan manusia sangat bergantung pada teknologi. Teknologi telah menjadi
kebutuhan dasar dalam kehidupan sehari-hari, dan semuanya terhubung dengan smartphone. Dalam bisnis,
transaksi masyarakat juga sangat bergantung pada teknologi, sehingga transaksi bisnis tradisional semakin jarang
dilakukan. Oleh karena itu, e-commerce menjadi primadona dalam transaksi bisnis, dan prospeknya semakin
cerah. Hal ini juga mendorong munculnya banyak perusahaan startup yang bertujuan untuk memenuhi kebutuhan
masyarakat secara luas. Namun, society 5.0 juga mengutamakan peran manusia, dengan tujuan agar manusia
dapat memaksimalkan fungsi teknologi untuk membantu dalam berbagai kegiatan. Salah satu kegiatan yang
memiliki potensi tinggi untuk lebih maksimal dengan bantuan teknologi adalah kewirausahaan, terutama dalam
konteks Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM). UMKM menjadi pendukung utama dan memberikan
kontribusi besar dalam kegiatan perekonomian, dan keberadaan teknologi diharapkan dapat meningkatkan
kinerja UMKM dan membangun semangat kewirausahaan (Rukmana et al., 2021).

Wahid | Page 30
JPM: JURNAL PENGABDIAN MASYRAKAT
Vol 4, No 1, Juli 2023, Hal 26−34
ISSN 2723-4118 (Media Online)
DOI 10.47065/jpm.v4i1.859

Layanan keuangan berbasis teknologi digital sedang mengalami pertumbuhan yang cepat sejalan dengan
kemajuan teknologi. Bahkan, bank-bank juga mulai beralih dari layanan konvensional ke layanan aplikasi digital.
Perkembangan ini merupakan perubahan yang tak dapat dihindari. Pertumbuhan sistem pembayaran ini terjadi
karena adanya peningkatan volume dan nilai transaksi, risiko yang semakin kompleks, dan kemajuan teknologi.
Sistem pembayaran tunai telah mengalami perkembangan dari penggunaan uang komoditas menjadi uang fiat,
sementara sistem pembayaran non-tunai telah berkembang dari instrumen berbasis warkat seperti cek dan bilyet
giro menjadi instrumen berbasis elektronik seperti kartu dan uang elektronik. Dompet digital diakui sebagai
metode penyimpanan uang dalam bentuk elektronik yang populer karena memberikan cara yang nyaman bagi
pengguna untuk menyimpan dan menggunakan informasi belanja secara online. Penyedia jasa dompet digital
seperti OVO, Gopay, Dana, Doku, dan lainnya seringkali menawarkan berbagai promo menarik seperti cashback
dan voucher diskon, yang menarik minat masyarakat untuk menggunakan dompet digital dalam transaksi.
Dalam menghadapi perubahan ini, adaptasi terhadap teknologi keuangan digital menjadi sangat penting
bagi kelangsungan bisnis, terutama bagi bisnis yang mulai kehilangan daya tariknya karena persepsi masyarakat
terhadap proses transaksi yang kurang fleksibel dan memakan waktu jika jumlah uang yang dikembalikan tidak
mencukupi. Namun, kesadaran masyarakat masih rendah dan pengetahuan tentang fungsi dan manfaat
penggunaan dompet digital masih kurang. Terdapat perbedaan antara transaksi tunai dan transaksi elektronik, di
mana transaksi elektronik lebih mudah dan cepat dalam proses pencatatan data. Kesadaran seperti ini belum
meluas, bahkan di kalangan pengguna dompet digital sendiri, sehingga timbul berbagai persepsi. Dalam konteks
ini, sosialisasi dan iklan memainkan peran penting dalam mengedukasi masyarakat tentang penggunaan dompet
digital. Iklan bukan hanya alat persuasif untuk mendorong penggunaan, tetapi juga memberikan pengetahuan dan
pemahaman kepada masyarakat tentang produk yang diiklankan. Iklan memiliki peran penting dalam membentuk
sikap konsumen dan dapat mempengaruhi minat konsumen terhadap inovasi baru atau kebutuhan baru. Oleh
karena itu, iklan tetap menjadi faktor yang mendorong minat konsumen terhadap model pembayaran baru, yang
merupakan tantangan bagi pemilik UMKM untuk segera mengadopsi berbagai model pembayaran yang beragam
guna meningkatkan daya tarik usaha mereka (Widiyanti, 2020).
Penggunaan metode pembayaran non-tunai atau online semakin meningkat, dan ini menyebabkan
popularitas penggunaan dompet digital meningkat dengan cepat. Berdasarkan penelitian, sebelum pandemi,
penggunaan dompet digital hanya sekitar 10%. Namun, sepanjang tahun 2020, terjadi lonjakan penggunaan
dompet digital hingga mencapai 44%, dan diperkirakan jumlah pengguna akan terus meningkat. Survei di Asia
Tenggara juga menemukan hasil menarik bahwa saat melakukan pembelian online, masyarakat lebih memilih
menggunakan dompet digital daripada rekening bank. Beberapa aplikasi dompet digital yang paling populer di
kalangan masyarakat Indonesia antara lain ShopeePay, OVO, GoPay, DANA, dan LinkAja (Zada & Sopiana, 2021).
Hasil riset terbaru yang dilakukan oleh InsightAsia dengan judul 'Consistency That Leads: 2023 E-Wallet
Industry Outlook' juga mengungkapkan bahwa dompet digital semakin menjadi pilihan utama masyarakat dalam
melakukan pembayaran, mengungguli pembayaran tunai dan transfer bank. Menurut hasil riset tersebut,
sebanyak 74% responden aktif menggunakan dompet digital untuk berbagai jenis transaksi keuangan mereka
(Adelia & Indah, 2023). Penggunaan dompet digital semakin meningkat, dikarenakan oleh banyak faktor, salah
satunya, berhubungan erat dengan kemudahan, dompet digital mudah untuk dibawah, dan memberikan berbagai
penawaran akan potongan-potongan harga yang diberikan (Rembulan & Firmansyah, 2020). Penggunaan dompet
digital mengungguli berbagai metode pembayaran lainnya, termasuk uang tunai (49%), transfer bank (24%), QRIS
(21%), Paylater (18%), kartu debit (17%), dan VA transfer (16%). Riset ini melibatkan 1.300 responden dan
dilakukan di tujuh kota besar di Indonesia, seperti Jabodetabek, Bandung, Medan, Makassar, Semarang,
Palembang, dan Pekanbaru, dari tanggal 19 September hingga 30 September 2022. Hasil riset ini mencerminkan
perubahan tren yang signifikan. Menurut riset tersebut, pada tahun 2022, GoPay merupakan platform dompet
digital yang paling banyak digunakan oleh konsumen. Sedangkan posisi kedua ditempati oleh OVO, dengan 70%
responden pernah menggunakannya, dan 53% menggunakan OVO dalam tiga bulan terakhir (Lishobrina et al.,
2023).
Riset menyebut bahwa, GoPay sebagai platform dompet digital yang paling banyak digunakan oleh
konsumen. Posisi kedua diduduki oleh OVO dengan 70% responden pernah menggunakan, dan 53%
menggunakan dalam tiga bulan terakhir (Shabrina & Dwijayanti, 2021). Kemampuan dompet digital untuk
mengaet pengguna, didapatkan melalui intensitas promosi yang dilakukan, melalui berbagai penawaran menarik,
dompet digital menjadi sangat diminati, terutama untuk generasi-generasi muda, dan mereka yang memiliki
frekuensi transaksi antar bank yang tinggi (Angelica & Soebiantoro, 2022). Selain promo-promo yang ditawarkan,
sifat dompet digital yang praktis dan multifungsi, memungkinkan untuk diakses dari mana, dan mengurangi resiko
akan pencopetan dan mengefisienkan waktu dengan model transaksi secara instan, semua aspek ini merupakan
aspek yang menjadi daya tarik pada dompet digital (Nizar & Yusuf, 2022). Bercemin dari sini, pentingnya peran
dompet digital, menjadi suatu hal yang merubah pola hidup masyarakat, dengan demikian ketidak mampuan
untuk beradaptasi dengan perubahan ini, dapat membawah pada kebangkrutan atau penurunan kinerja bisnis, hal

Wahid | Page 31
JPM: JURNAL PENGABDIAN MASYRAKAT
Vol 4, No 1, Juli 2023, Hal 26−34
ISSN 2723-4118 (Media Online)
DOI 10.47065/jpm.v4i1.859

ini menunjukkan bahwa pelatihan yang dapat membantu untuk mempercepat adaptasi masyarakat dalam hal
transaksi digital sangat urgen terutama di era society 5.0.
3.3 Evaluasi Kegiatan
Pelaksanaan kegiatan pelatihan untuk mengembangkan kemampuan dan menambah wawasan masyarakat
merupakan salah satu bentuk pemberdayaan masyarakat, begitu pula dengan kegiatan ini, di akhir kegiatan,
dilaksanakan kegiatan evaluasi untuk mengetahui kekurangan dari kegiatan ini. Berdasarkan pernyataan yang
diberikan oleh para peserta, beberapa diantara mereka memerlukan adanya bimbingan secara berkelanjutan
untuk dapat sepenuhnya menguasai penggunaan aplikasi keuangan digital. Peserta lain menyatakan bahwa
terdapat beberapa istilah yang membuat mereka bingung selama pemaparan materi. Sementara secara umum
dilihat bahwa beberapa diantara peserta tetap memilih untuk melakukan transaksi secara konvensional, atau
secara tunai, karena menilai penggunaan dompet digital bukan merupakan sesuatu yang urgen atau jauh berbeda
dari penggunaan uang tunai. Dengan demikian semua bahan tersebut akan menjadi bahan pengembangan untuk
kegiatan-kegiatan selanjutnya.

Gambar 3. Rangkaian Akhir Pelaksanaan Kegiatan PKM


Pelaksanaan kegiatan seperti ini memberikan berbagai luaran yang dinilai bermanfaat bagi masyarakat,
pelatihan serupa banyak dilakukan dengan tujuan yang tidak jauh berbeda, yakni untuk menambah wawasan, dan
membantu masyarakat untuk mahir menggunakan teknologi untuk menunjang kinerja bisnis dan usaha mereka.
Untuk dapat menerima dompet digital secara utuh, kemitraan dompet digital dengan UMKM sebisa mungkin
membantu UMKM dalam memaksimalkan keuntungan yang didapatkan, selain itu penyuluhan, sosialisasi, dan
pengenalan produk, serta berbagai promosi dianggap perlu untuk dilakukan lansung oleh pihak e-wallet demi
untuk meningkatkan jumlah pengguna (Puteri & Wijayangka, 2020). Kegiatan edukasi atau bersifat menambah
wawasan untuk UMKM dalam penggunaan teknologi, diyakini mampu mendorong kinerja UMKM, untuk
mendapatkan lebih banyak pelanggan, dikarenakan kecenderungan masyarakat yang menginginkan kemudahan
dan fleksibilitas dalam proses transaksi (Pradnyadari et al., 2022). Peningkatan penjualan, dan membangun daya
saing, juga menjadi salah satu manfaat yang didapatkan dari penggunaan dompet digital, konsumen akan lebih
memilih untuk menggunakan dompet digital, dikarenakan mediasi promosi yang ditawarkan melalui dompet
digital akan barang dan jasa yang diperjual belikan oleh pemilik UMKM (Basmantra & Pranurti, 2023). Secara
keseluruhan, sistem pembayaran digital memiliki kelebihan dan kekurangan. Namun, secara umum, kelebihan
sistem pembayaran digital jauh lebih signifikan daripada kekurangannya. Perlu dicatat bahwa kehadiran sistem
pembayaran digital tidak berarti penghilangan uang tunai secara keseluruhan. Sebaliknya, sistem pembayaran
digital dan penggunaan dompet digital dapat membantu meminimalkan terjadinya inflasi akibat jumlah uang yang
beredar di masyarakat, sambil juga memberikan kemudahan bagi UMKM dalam menyimpan uang mereka selain
di bank (Pratama & Sukmawati, 2023).
Secara umum, kegiatan ini berhasil menambah wawasan masyarakat, terutama pemilik UMKM yang ikut
terlibat, melalui langkah-langkah yang diterapkan, observasi mampu memberikan starting point untuk memulai
kegiatan ini, berdasar pada hasil observasi, kegiatan ini dilaksanakan dengan baik, melalui penyampaian materi,
pelatihan secara lansung dengan adanya ilustrasi, dan pendampingan lebih jauh melalui sesi tanya jawab. Hasil
yang diperoleh, menunjukkan masyarakat yang secara nyata lebih paham, dan merasa tidak lagi memiliki banyak
keraguan akan e-wallet, selain itu, penggunaan dan implementasi teknologi, terkhusus e-wallet, merupakan suatu
bentuk Langkah awal untuk adanya perbandingan akan kinerja UMKM sebelum dan setelah menggunakan e-
wallet. Dari sini, dapat menjadi sebuah observasi dimasa yang akan datang, sejauh mana efektivitas e-wallet, dalam
mendorong kinerja UMKM secara umum, namun dalam penelitian ini, tujuan untuk mendorong penggunaan e-
wallet, selain untuk meningkatkan kualitas pengelolaan keuangan UMKM, juga untuk mendorong kinerja UMKM

Wahid | Page 32
JPM: JURNAL PENGABDIAN MASYRAKAT
Vol 4, No 1, Juli 2023, Hal 26−34
ISSN 2723-4118 (Media Online)
DOI 10.47065/jpm.v4i1.859

secara umum, di akhir kegiatan, dapat dilihat adanya penerapan dan implementasi teknologi terkhusus e-wallet,
yang lansung dilakukan oleh para peserta pelatihan.

4. KESIMPULAN
Setelah dilaksanakannya kegiatan ini, hasil yang didapatkan tercermin dari bertambahnya wawasan peserta
dalam hal keuangan digital, hal ini ditandai dengan muncul nya minat peserta untuk menerapkan penggunaan
dompet digital, peserta yang awalnya memiliki keraguan terhadap aplikasi financial technology dan keuangan
digital, kini memiliki antusiasme untuk memahami lebih dalam mengenai manfaat yang bisa diberikan oleh
aplikasi-aplikasi tersebut. Lebih jauh kegiatan ini memberikan asistensi kepada para peserta untuk mulai
menggunakan aplikasi keuangan digital terutama dompet digital, asistensi dilakukan mulai dari peragaan hingga
pendaftaran dan ilustrasi penggunaan aplikasi keuangan digital.

Gambar 4. Proses Akhir Pelaksanaan Kegiatan PKM


Meskipun secara umum kegiatan ini berjalan dengan lancar, namun masih ditemukan beberapa peserta
yang masih lebih cenderung memilih model transaksi konvesional atau secara tunai, demikian hal ini menjadi
evaluasi untuk dikembangkan selanjutnya mengenai bagaimana pengantaran materi yang lebih menarik dan lebih
efektif dalam mendorong minat masyarakat untuk segera beralih menggunakan dompet digital dan aplikasi
keuangan digital lainnya, untuk menunjang kinerja bisnisnya. Selanjutnya diharapkan, maximalimalisasi
penggunaan teknologi dapat menunjang kinerja UMKM, selain itu, diharapkan dalam kegiatan-kegiatan
selanjutnya, peserta yang masih cenderung memilih model transaksi konvensional, dapat mencoba menggunakan
teknologi, yang mana hal tersebut akan memberikan perubahan yang signifikan terhadap performa bisnis. Pada
saat ini, peran para peserta yang telah menggunakan teknologi, menjadi penting, untuk mendorong dan terus
memperagakan penggunaan teknologi, terkhusus e-wallet, untuk mendorong minat pemilik UMKM lainnya dalam
memaksimalkan teknologi dalam kegiatan bisnisnya.

DAFTAR PUSTAKA
Adelia, A., & Indah, D. R. (2023). Analisis Faktor-Faktor Penerimaan E-Wallet Menggunakan Metode Unified Theory Of
Acceptance and Use of Technology 2 (UTAUT 2) (Studi Kasus Pada Mahasiswa Universitas Sriwijaya Pengguna ShopeePay).
Jurnal JUPITER, 15(1), 753–762.
Angelica, L., & Soebiantoro, U. (2022). Analisa Menggunakan Dompet Digital. Jurnal Manajemen, 14(2), 232–238.
https://doi.org/10.29264/jmmn.v14i2.11209
Aulia, S. (2020). Pola Perilaku Konsumen Digital Dalam Memanfaatkan Aplikasi Dompet Digital. Jurnal Komunikasi, 12(2),
311–324. https://doi.org/10.24912/jk.v12i2.9829
Basmantra, I. N., & Pranurti, C. T. (2023). Dompet Digital Sebagai Alat Alternatif Pembayaran Non-Tunai Pada UMKM Di Desa
Padangsambian. Kaibon Abhinaya : Jurnal Pengabdian Masyarakat, 5(1), 27–33. https://doi.org/10.30656/ka.v5i1.4448
Bidol, S., & Marmin, M. (2022). Analisis Pendapatan UMKM Di Kelurahan Tamalanrea Kota Makassar Selama Masa Pandemi
Covid-19. Jurnal Manajemen Dan Organisasi Review (MANOR), 4(1), 51–63.

Wahid | Page 33
JPM: JURNAL PENGABDIAN MASYRAKAT
Vol 4, No 1, Juli 2023, Hal 26−34
ISSN 2723-4118 (Media Online)
DOI 10.47065/jpm.v4i1.859

Hasan, I., Fauzi, A. Z., Syah, A. L. N., & Harjanti, R. S. (2023). Literasi Keuangan: Peningkatan Kapasitas Siswa Akuntansi Dalam
Mengoptimalkan E-Wallet. Abdimas Galuh, 5(1), 578–584.
Islami, V. D., Mulyanti, K., & Qintharah, Y. N. (2023). Pelatihan Penggunaan Dompet Digital Bagi Masyarakat Desa Bantarjaya.
Jurnal An-Nizam: Jurnal Bakti Bagi Bangsa, 2(1), 135–141.
Kumala, I., & Mutia, I. (2020). Pemanfaatan Aplikasi Dompet Digital Terhadap Transaksi Retail Mahasiswa. Seminar Nasional
Riset Dan Teknologi (SEMNAS RISTEK), 64–69.
Lishobrina, L. F., Arum, M. P., Hidayat, C. M., Widianty, L. I., & Wengkau, G. P. (2023). Analisis Faktor Kepuasan Pengguna Gopay
dalam Digital Financial Management. Journal of Management and Social Sciences (JIMAS), 2(1), 161–171.
Nizar, A. M., & Yusuf, A. (2022). Pengaruh Persepsi Kemudahan Penggunaan dan Kepercayaan Terhadap Minat Menggunakan
Aplikasi Dompet Digital LinkAja. J-MAS (Jurnal Manajemen Dan Sains), 7(2), 928–933.
https://doi.org/10.33087/jmas.v7i2.569
Oktavianty, & Alamsyah. (2023). Strategi Penguatan Brand Image Produk Melalui Social Media Marketing Pada Usaha Mikro.
Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat Nusantara, 4(1), 62–69.
Oktavianty, O., & Agit, A. (2023). Penerapan Penggunaan E-Payment Sebagai Upaya Peningkatan Adaptabilitas UMKM
Terhadap Transformasi Digital. DEDIKASI PKM, 4(2), 232–243.
Pradnyadari, N. L. M. A. M., Dewi, N. W. C. S., & Manek, D. (2022). Pemanfaatan E-Commerce, Media Sosial, Dompet Digital Pada
UMKM Gandhi’s Laundrymart Di Desa Batubulan Kangin. Jurnal Abdi Dharma Masyarakat, 3(2), 15–22.
Pratama, K. A., & Sukmawati, C. E. (2023). Sosialisasi UMKM Digitalisasi Dan Penerapan Dompet Digital Sorodot Mak Ntut Di
Desa Kalijati. Abdima Jurnal Pengabdian Mahasiswa, 2(2), 7985–7988.
Puteri, I. R., & Wijayangka, C. (2020). Analisis Penerimaan Teknologi Dompet Digital Pada Umkm Di Kota Bandung. JABA:
Journal of Applied Business Administration, 4(2), 115–123. https://jurnal.polibatam.ac.id
Rembulan, N. D. R., & Firmansyah, E. A. (2020). Perilaku Konsumen Muslim Generasi-Z Dalam Pengadopsian Dompet Digital.
Valid Jurnal Ilmiah, 17(2), 111–128.
Rukmana, A. Y., Harto, B., & Gunawan, H. (2021). Analisis Urgensi Kewirausahaan Berbasis Teknologi (Technopreneurship)
dan Peranan Society 5.0 dalam Perspektif Ilmu Pendidikan Kewirausahaan. JSMA (Jurnal Sains Manajemen & Akuntansi),
13(1), 8–23.
Sabani, A., Deng, H., & Thai, V. (2019). Evaluating the Development of E-Government in Indonesia. 2nd International
Conference on Software Engineering and Information Management, 254–258. https://doi.org/10.1145/3305160.3305191
Shabrina, G. Y., & Dwijayanti, R. (2021). Pengaruh Fitur Layanan Dan Promosi Penjualan Terhadap Keputusan Pembelian
Makanan Dan Minuman Pada Pengguna OVO. Jurnal Pendidikan Tata Niaga (JPTN), 9(2), 1258–1264.
https://forms.gle/ntXeFZQzVcS5yHyu6.
Sukirno, S. (2015). Makroekonomi Teori Pengantar. PT. Raja Grafindo Persada.
Sulistyowati, R., Paais, L. S., & Rina, R. (2020). Persepsi Konsumen Terhadap Penggunaan Dompet Digital. ISOQUANT: Jurnal
Ekonomi, Manajemen Dan Akuntansi, 4(1), 17–34. http://studentjournal.umpo.ac.id/index.php/isoquant
Widiyanti, W. (2020). Pengaruh Kemanfaatan, Kemudahan Penggunaan dan Promosi terhadap Keputusan Penggunaan E-
wallet OVO di Depok. Moneter: Jurnal Akuntansi Dan Keuangan, 7(1), 54–63.
http://ejournal.bsi.ac.id/ejurnal/index.php/moneter54
Zada, C., & Sopiana, Y. (2021). Penggunaan E- Wallet atau Dompet Digital sebagai Alat Transaksi Pengganti Uang Tunai Bagi
UMKM di Kecamatan Banjarmasin Tengah. JIEP: Jurnal Ilmu Ekonomi Dan Pembangunan, 4(1), 251–268.
Zulkarnen, Z., Taib, Z., & Fahmi, T. (2023). Strategi Pengelolaan Keuangan Menggunakan Aplikasi E-Wallet Pada Pelaku Bisnis
Coffee Shop Kota Medan Di Era Digitalisasi. Jurnal Investasi Islam, 8(1), 39–57. http://journal.iainlangsa.ac.id/index.

Wahid | Page 34
…TRANSFORMASI INDUSTRI 4.0…
[M. SIHOMBING, S. RIYANTO]

ASPECTS OF PEOPLE AND CULTURE IN INDUSTRIAL TRANSFORMATION


4.0 IN BANKING INDUSTRY

MARGARET SIHOMBING1,2
SETYO RIYANTO3
UNIVERSITAS MERCU BUANA

ABSTRACT
The purpose of this study is to analyze aspects of people and culture in the
transformation of industry 4.0 in the banking industry. This research method is
qualitatively descriptive with engineering design this study uses a literature
approach and literature review. The transformation of Industry 4.0 in the banking
industry is carried out on the Aspects of People and Culture as one of the main
things. The people and culture aspects are important aspects and have the biggest
point of 30% of the 5 pilar in INDI 4.0, which is an indication of the readiness of the
industry to transform towards Industry 4.0. As for 3 the areas that are the focus of
the Aspects of People and Culture are the Work Culture of Employees, Openness
to Change, and the Development of Self Competence. With digital transformation,
mindset owned by HR it can compete in the digital age and this will support banking
to survive and develop into a company that excels in Industry 4.0.
Keywords: Aspects of People and Culture, Banking Industry, Industrial
Transformation, Industry 4.0

1 Correspondence Author
2 email: Sihombingmargaret79@gmail.com
3 email: setyo.riyanto@mercubuana.ac.id

Article Info:
Received 15 May 2022 │ Revised 21 August 2022 │ Accepted 15 October 2022

202 SIMAK VOL. 20 NO. 02 (NOVEMBER) 2022, 202-212


…TRANSFORMASI INDUSTRI 4.0…
[M. SIHOMBING, S. RIYANTO]

ASPEK ORANG DAN BUDAYA DALAM TRANSFORMASI INDUSTRI 4.0


DI INDUSTRI PERBANKAN

MARGARET SIHOMBING
SETYO RIYANTO
UNIVERSITAS MERCU BUANA

ABSTRAK
Tujuan penelitian ini untuk menganalisis aspek orang dan budaya dalam
transformasi industri 4.0 di industri perbankan. Metode penelitian ini yaitu kualitatif
deskriptif dengan desain teknik penelitian ini menggunakan pendekatan literatur
dan tinjauan pustaka. Transformasi Industri 4.0 dalam industri perbankan
dilakukan pada Aspek Orang dan Budaya sebagai salah satu hal yang utama.
Aspek Orang dan Budaya menjadi aspek yang penting dan memiliki poin terbesar
yaitu sebesar 30% dari 5 pilar yang dalam INDI 4.0, yang menjadi indikasi kesiapan
industri bertransformasi menuju Industri 4.0. Adapun 3 bidang yang menjadi fokus
dari Aspek Orang dan Budaya adalah Budaya Kerja Karyawan, Keterbukaan
terhadap Perubahan, serta adanya Pengembangan Kompetensi Diri. Dengan
digital transformasi, mindset yang dimiliki SDM dapat bersaing dalam era digital
dan ini akan mendukung perbankan bertahan dan berkembang menjadi
perusahaan yang unggul dalam Industri 4.0.
Kata-kata Kunci: Aspek Orang dan Budaya, Industri Perbankan,
Transformasi Industri, Industri 4.0

203 SIMAK VOL. 20 NO. 02 (NOVEMBER) 2022, 202-212


…TRANSFORMASI INDUSTRI 4.0…
[M. SIHOMBING, S. RIYANTO]

1. PENDAHULUAN

Prinsip dasar dari industri 4.0 adalah dengan menghubungkan mesin, alur
kerja mesin, bisnis yang menerapkan intelligent networks yang dapat
mengendalikan satu sama lain secara otonom. Oleh karena prinsip kerja otonom
tersebut, banyak sekali perubahan yang terjadi di dunia perindustrian (Kristianto,
2019). Revolusi industri 4.0 merupakan transformasi menyeluruh yang
mengkombinasikan antara sistem cerdas dan otomasi dalam aktivitas industri
(Prasetyo & Sutopo, 2017). Teknologi terlibat dalam proses pengaplikasian
sehingga dapat mengurangi tenaga kerja manusia. Proses perubahan yang terjadi
perlu didukung oleh strategi transformasi yang tepat, agar dapat memberikan daya
saing dan nilai lebih terhadap bisnis perusahaan (Sari & Halim, 2021).
Transformasi industri yang berkembang dengan cepat di berbagai industri
merupakan konsekuensi dari era disrupsi sehingga terjadi banyak perubahan
model bisnis, merombak ekosistem bisnis yang ada menjadi ekosistem baru yang
lebih inovatif, kompleks, dan dinamik. Menuju revolusi industri 4.0, pemerintah
menetapkan strategi dalam usaha mentransformasi berbagai sektor industri
melalui program Making Indonesia 4.0. Program ini juga membantu transformasi
berbagai sektor industri, terutama dalam saat menyesuaikan dan menjalankan
protokol kesehatan selama pandemi COVID-19 dalam pengaturan operasional
dan jam kerja melalui proses digitalisasi (Prasetyo & Sutopo, 2017).
Transformasi digital tentunya tidak terlepas dari kegiatan digital. Transformasi
ke dalam dunia digital pada masa sekarang merupakan keharusan dan kejadian
ini merupakan bentuk evolusi. Transformasi digital dapat mendorong terciptanya
ekonomi berbasis pengetahuan yang mendorong evolusi teknologi yang
menggunakan sistem cerdas, otomasi, dan manufaktur digital dalam Industri 4.0
(Madsen & Ulhøi., 2005).
Era digital industri ini juga terjadi dalam industri perbankan yang semakin
gencar dalam melakukan pengembangan teknologi perbankan digital (digital
banking). Kebutuhan dunia usaha dan nasabah bank semakin meningkat seiring
dengan kemajuan teknologi maupun informasi.
Gelombang pertama digitalisasi di industri perbankan Indonesia dimulai pada
awal 1980-an adalah anjungan tunai mandiri (ATM) menjadi alternatif transaksi,
dalam 3 dekade berikutnya industri perbankan mulai melakukan proyek digital.
Beberapa bank mulai menggunakan berbagai platform media social untuk
menyampaikan, memperkenalkan, dan mensosialisasikan berbagai fitur produk
yang bermanfaat bagi nasabahnya, seperti: membuka saluran layanan pengaduan
pelanggan dan mendorong interaktif dua arah komunikasi. Tuntutan digitalisasi
perbankan juga diperkuat dengan pergeseran bisnis kepemilikan yang saat ini
didominasi oleh generasi milenial yang lebih memilih kemudahan transaksi online
dan mobile (Jamaludin, 2022).
Untuk mewujudkan industri perbankan yang sesuai dengan transformasi
industri 4.0, manajemen akan melakukan perubahan karena hal ini akan merubah
strategi dari perusahaan ke depannya. Pemerintah sudah memberikan arahan
kepada industri di Indonesia, salah satunya industri perbankan untuk membuat
strategi perusahaan yang sesuai dengan Making Indonesia 4.0.
Program Making Indonesia 4.0 sebagai strategi dalam transformasi industri
mengajak berbagai industri di mana salah satunya industri perbankan untuk
melakukan perubahan dalam menjalankan bisnisnya. Dalam rangka mendorong
industri bertransformasi ke Industri 4.0, pemerintah melalui Kementerian

204 SIMAK VOL. 20 NO. 02 (NOVEMBER) 2022, 202-212


…TRANSFORMASI INDUSTRI 4.0…
[M. SIHOMBING, S. RIYANTO]

Perindustrian merasa perlu adanya sebuah indeks yang dapat digunakan untuk
mengukur tingkat kesiapan industri di Indonesia. Oleh sebab itu, disusunlah
sebuah indeks yang dikenal dengan Indonesia Industry 4.0 Readiness Index atau
yang disingkat dengan INDI 4.0 (Emillia & Damiri, 2020).
Transformasi industri di industri perbankan sudah menyeluruh di semua aspek
yang dinilai dalam INDI 4.0. Dilihat dari produk-produk cerdas dan layanan digital
yang sudah dikeluarkan untuk memberikan kenyamanan nasabah dalam
melakukan transaksi di era digital. Era digital mengubah strategi pemasaran dari
konvensional menjadi digital, sehingga mendorong peningkatan literasi layanan
perbankan digital. Strategi yang diambil oleh perbankan Indonesia dalam kesiapan
industri untuk bertransformasi menuju industri 4.0 akan menentukan
keberlangsungan perbankan di masa depan (Sutrisno, 2018).
Untuk INDI 4.0 ada pembobotan yang diberikan pada setiap pilar yaitu:
Manajemen dan Organisasi (17,5%); Orang dan Budaya (30,0%); Produk dan
Layanan Pintar (17,5%); Penggunaan Teknologi Pintar (17,5%); Operasi Pabrik
(17,5%) (INDI 4.0, 2018). Jurnal ini akan membahas aspek Orang dan Budaya
yang menjadi salah satu strategi perbankan dalam mempersiapkan diri menuju
transformasi industri 4.0. Aspek Orang dan Budaya dalam INDI 4.0 menjadi aspek
yang penting dengan pembobotan nilai yang lebih besar dari pilar yang lain karena
sukses dan tidaknya transformasi perusahaan menuju Indusri 4.0 sangat
tergantung dari budaya dan kesiapan dari orang yang nanti akan menjalankan
transformasi tersebut. Dalam transformasi industri 4.0, aspek Orang dan Budaya
yang akan mengalami banyak perubahan secara khusus dalam industri perbankan
yaitu kesiapan sumber daya manusia yang kompeten dan dapat bersaing karena
kemajuan teknologi dalam menciptakan layanan dan produk digital yang secara
keseluruhan juga akan memberikan dampak perubahan bagi budaya kerja dalam
industri perbankan itu sendiri.

2. LANDASAN TEORI

Dunia mengalami perubahan yang sangat cepat yang dikenal dengan istilah
Revolusi Industri 4.0. Yang dimaksud dengan revolusi ini adalah perubahan dalam
proses produksi, yang dicirikan antara lain adalah penggunaan internet, robot,
otomasi, hingga penggunaan kecerdasan buatan (Cahyono, 2018).
Globalisasi dan kemajuan teknologi mendorong organisasi untuk berkembang
ke arah strategis baru. Oleh karena itu, para karyawan harus siap menerima peran
dan harus memikirkan kelayakan kerja daripada keamanan kerja. Ada peningkatan
bukti berbasis penelitian yang menunjukkan bahwa karyawan, khususnya
pengetahuan pekerja, jangan menganggap uang sebagai satu-satunya alasan
penting untuk bekerja di perusahaan (Kleiner et al., 2011). Sebaliknya, mereka
sekarang mengharapkan organisasi yang lebih kaya lingkungan dan penyelarasan
nilai-nilai individu mereka dengan nilai-nilai organisasi (Hassan, 2007).
Inovasi penting dalam dua cara utama bagi organisasi, memainkan peran
dalam perkembangan radikal dan perubahan berkelanjutan yang lebih kecil. Ketika
organisasi berusaha untuk menjadi lebih inovatif, maka perilaku karyawan mereka
juga harus berubah (Madsen & Ulhøi., 2005).
Manajemen sumber daya manusia yang unggul, kreatif, dan inovatif sangat
diperlukan dalam rangka menghadapi era digitalisasi yang dikenal dengan istilah
era revolusi industri 4.0. Sejumlah upaya diperlukan bagi pimpinan, baik di
perusahaan maupun dalam sistem pemerintahan, untuk mendorong para

205 SIMAK VOL. 20 NO. 02 (NOVEMBER) 2022, 202-212


…TRANSFORMASI INDUSTRI 4.0…
[M. SIHOMBING, S. RIYANTO]

karyawannya agar memiliki kompetensi dalam bidang teknologi, selain itu


diperlukan juga upaya dari Lembaga Pendidikan pada semua tingkatan untuk
dapat memperkaya kurikulum yang berorientasi pada maksimalisasi kualitas
keterampilan vokasi dalam bidang teknologi dan relevan dengan tuntutan pasar
(Sabrina, 2021).
Revolusi Industri 4.0 merupakan era yang mempergunakan sistem ke bentuk
digital dibantu dengan jaringan, di mana perubahan besar revolusi di bidang
teknologi yang menyebabkan perubahan di bidang lainnya. Revolusi industri
pertama dimulai pada tahun 1750 ketika ditemukan mesin uap. Revolusi industri
2.0 dimulai ketika adanya pergantian penggunaan mesin uap ke mesin yang
menggunakan tenaga listrik. Revolusi industri 3.0 dimulai ketika proses produksi
sudah menggunakan mesin yang mampu bergerak dan dikontrol, mulai
digunakannya robot sederhana, hingga penggunaan komputer (Ayu et al., 2020).
Budaya digital yang tercipta karena kemajuan teknologi infomasi yang
mengubah budaya tradisional ataupun konvensional menjadi lebih kreatif dan
menawarkan perspektif baru untuk komunikasi antar budaya (Cvjetieanin, 2008).
Budaya digital merupakan hasil dari revolusi industri 4.0 yaitu penggunaan
teknologi dan internet oleh masyarakat untuk berinteraksi, berperilaku, berpikir,
dan berkomunikasi dalam kehidupan sehari-hari. Budaya digital merupakan
prasyarat dalam melakukan transformasi digital karena penerapan budaya
digital lebih kepada mengubah pola pikir (mindset) agar dapat beradaptasi dengan
perkembangan digital. Perkembangan budaya digital sangat ditentukan oleh
kemampuan dari masyarakat mengenai pengetahuan dan teknologi (Ayu et al.,
2022).
INDI 4.0 merupakan sebuah indeks acuan yang digunakan oleh industri dan
pemerintah untuk mengukur tingkat kesiapan industri dalam bertransformasi
menuju Industri 4.0. Hasil dari pengukuran dengan indeks ini kemudian dijadikan
acuan dalam mengidentifikasi tantangan, menentukan strategi, dan sebagai dasar
dalam menentukan kebijakan pemerintah untuk mendorong industri
bertransformasi menuju Industri 4.0. Selain itu, dengan INDI 4.0 diharapkan
adanya standar baku yang berlaku nasional yang dijadikan ukuran untuk menilai
kesiapan industri dalam negeri (Nugraha, 2018).
Lima pilar dalam INDI 4.0 yaitu Aspek Manajemen dan Organisasi, Aspek
Orang dan Budaya, Aspek Produk dan Layanan, Aspek Teknologi, serta Aspek
Operasi dan Pabrik. Aspek Manajemen dan Organisasi merupakan dukungan dari
pihak manajemen dalam membuat sistem produksi menjadi lebih efisien dengan
industri 4.0. Aspek Orang dan Budaya meliputi budaya dan karyawan di
perusahaan yang terbuka akan perubahan untuk transformasi industri 4.0 (Emillia
& Damiri, 2020). Aspek Produk dan Layanan yaitu perusahaan sudah menciptakan
produk dan layanan yang sudah bertransformasi ke Industri 4.0 yaitu produk-
produk cerdas dalam perbankan, misalnya mesin CRM (Cash Recycle Machine)
atau produk kartu prabayar yang sudah terintegrasi dengan fitur penyimpanan data
(RFID, Barcode, dll). Aspek Teknologi adalah aspek pendukung dari transformasi
industri yang mana penggunaan teknologi mendukung konektivitas antar mesin
atau sistem juga digitalisasi dalam seluruh sistem produksi dan keamanan cyber
perusahaan. Aspek yang terakhir adalah Operasi Pabrik yang meliputi sistem
rantai pasok dan logistik perusahaan dengan proses produksi yang sudah
otonom/otomatis serta sistem penyimpanan dan pengendalian data yang sudah
terpusat (Nugraha, 2018; Nurliana, 2019).

206 SIMAK VOL. 20 NO. 02 (NOVEMBER) 2022, 202-212


…TRANSFORMASI INDUSTRI 4.0…
[M. SIHOMBING, S. RIYANTO]

Gambar 1.
5 Pilar dan 17 Bidang dalam INDI 4.0
.
3. METODE PENELITIAN

Metode penelitian ini yaitu kualitatif deskriptif (Ardianto, 2019). Desain


penelitian ini menggunakan pendekatan literatur dan tinjauan pustaka yang
berkaitan serta pendekatan fenomenologis yang bertujuan untuk mengidentifikasi
hal-hal yang mempengaruhi aspek orang dan budaya dalam transformasi industri
4.0 di dunia perbankan. Penulis juga memaparkan beberapa langkah yang sudah
dilakukan oleh salah satu bank pemerintah, BNI, dengan metode literatur. Hasil
analisa berupa pemaparan mengenai kondisi dan situasi yang disajikan dalam
bentuk uraian naratif berdasarkan analisa berbagai sumber dan mencoba
memberikan solusi yang perlu dipersiapkan dari aspek orang dan budaya menuju
transformasi industri 4.0 yang masuk dalam assessment INDI 4.0 sebagai indikator
kesiapan industri atau perbankan dalam transformasi industri 4.0.

4. HASIL DAN PEMBAHASAN

Industri perbankan adalah industri jasa di mana layanan jasa yang


mengutamakan kepuasan pelanggan adalah menjadi fokus dalam layanan yang
diberikan. Layanan perbankan yang diberikan sangat dipengaruhi oleh aspek
Orang atau Sumber Daya Manusia yang melakukan operasional layanan tersebut.
Orang atau SDM yang kompeten akan dapat memberikan layanan yang
memuaskan nasabah, sehingga aspek orang dan budaya menjadi salah satu
aspek yang penting dalam perubahan yang dilakukan perbankan menuju
transformasi industri 4.0. Dalam INDI 4.0, aspek orang dan budaya dapat
dikembangkan melalui 3 bidang yang menjadi fokus, yaitu budaya, keterbukaan
terhadap perubahan, dan budaya perusahaan adalah faktor penting dari aset yang
berwujud di samping aset tak berwujud lainnya seperti merek, intelektual properti,

207 SIMAK VOL. 20 NO. 02 (NOVEMBER) 2022, 202-212


…TRANSFORMASI INDUSTRI 4.0…
[M. SIHOMBING, S. RIYANTO]

R&D yang menjadi keunggulan, ditemukan bahwa budaya dan perilaku organisasi
menjadi faktor utama dalam melakukan transformasi (Sutrisno, 2018).

Gambar 2.
Budaya Perusahaan menjadi Faktor Penentu dalam Transformasi Digital

Budaya yang kuat dapat dengan cepat merespon perubahan lingkungan dan
pelanggan serta berani mengambil risiko yang lebih baik dari berbagai sisi
dibanding perusahaan yang tidak memiliki budaya. Makna budaya dalam era
digital dikenal dengan Digital Culture merupakan komplek set dari nilai atau
kepercayaan, asumsi, dan simbol yang menjadi cara perusahaan dalam
melakukan bisnis digital melalui kolaborasi, penciptaan kreativitas, dan inovasi
melalui strategi digital (Naufal, 2021).
Dengan budaya kerja yang dimiliki karyawan perusahaan, seperti: budaya
tepat waktu, budaya konsistensi terhadap rencana yang telah disepakati, budaya
untuk mau terus belajar, budaya berbicara terus terang, dll. Hal ini perlu diukur
karena secara tidak langsung akan mempengaruhi keberhasilan perusahaan
untuk bisa bertransformasi ke Industri 4.0. Transformasi Industri 4.0 memberikan
banyak perubahan kepada industri perbankan dilihat dari aspek orang, yaitu
dengan era digital banking banyak perbankan yang mengurangi outlet atau kantor
cabang konvensional untuk melakukan operasional dalam hal layanan karena
sudah mengeluarkan produk dan layanan cerdas (Ajabar, 2020).
Hal lain yang tidak kalah penting adalah otomasi kepegawaian yang saat ini
sudah dilakukan dalam Digital Human Capital (DIGIHC). Baik dari absensi
kehadiran yang sudah dilengkapi dengan GPRS sehingga mengetahui
keberadaan pegawai. Penggunaan aplikasi ini sangat bermanfaat karena saat ini
banyak perusahaan yang sudah memberlakukan sistem Work From Home.
Digitalisasi dalam hal kepegawaian juga sudah dilakukan dalam hal penilaian
kinerja pegawai. Melalui platform digital, perusahaan dapat menentukan kinerja
pegawai. Penilaian kepada masing-masing pegawai dapat dilakukan oleh atasan
dan lateral pegawai yang juga menghasilkan talent management (Devie et al.,
2019).
Selain budaya, adanya keterbukaan terhadap suatu perubahan menjadi salah
satu aspek penting di INDI 4.0. Dengan adanya keterbukaan terhadap perubahan
di mana pemikiran setiap karyawan dan manajemen yang selalu terbuka dengan

208 SIMAK VOL. 20 NO. 02 (NOVEMBER) 2022, 202-212


…TRANSFORMASI INDUSTRI 4.0…
[M. SIHOMBING, S. RIYANTO]

adanya perubahan yang baru akan membawa dampak yang baik dalam proses
transformasi suatu perusahaan. Hal ini juga termasuk keterbukaan terhadap
teknologi dari luar yang diperlukan untuk membuat perusahaan menjadi lebih
efisien dan efektif. Dengan keterbukaan pikiran maka harapannya proses
transformasi dapat diterima oleh semua karyawan.
Dengan adanya era digitalisasi akan memberikan banyak perubahan dalam
operasionalisasi dan tugas sehari-hari. Agar dapat beradaptasi dengan perubahan
maka karyawan harus memiliki sikap dalam digital transformation mindset, antara
lain learning agility, data influence, innovative, collaboration, human centered.
Learning agility yaitu keinginan untuk belajar dengan memiliki growth mindset,
karyawan mampu beradaptasi dengan perubahan cepat yang diminta oleh
perusahaan. Data influence yaitu menguasai data yang mendukung operasional
perusahaan sehingga dapat memenuhi kebutuhan dalam pengambilan keputusan.
Innovative yaitu inovasi yang dilakukan berdasarkan kebutuhan nasabah untuk
menghasilkan solusi terbaik. Untuk collaboration merupakan hal penting untuk
kesuksesan program yang dijalankan dengan melakukan kolaborasi antar unit dan
inter unit. Dengan adanya unsur empati dari SDM (human centered) yang akan
menggunakan sistem otomasi dalam perusahaan sehingga perlu adanya
visualisasi interaksi karena elemen kunci dari visualisasi informasi yang sukses
adalah data yang benar menggunakan teknik visualisasi terbaik dan teknik
interaksi terbaik sehubungan dengan pengguna (Nugraha, 2018; Sari, 2018;
Kasmir, 2019) .
Pengembangan kompetensi dapat meliputi aspek pengetahuan,
keterampilan, sikap, dan perilaku karyawan. Strategi organisasi dan pengertian
kompetensi ini dapat dipadukan dengan keterampilan dasar (soft skill),
keterampilan baku (hard skill), keterampilan sosial (social skill), dan keterampilan
mental (mental skill). Keterampilan baku (hard skill) mencerminkan pengetahuan
dan keterampilan fisik SDM; keterampilan dasar (soft skill) menunjukkan intuisi dan
kepekaan SDM; keterampilan sosial (social skill) menunjukkan keterampilan
dalam hubungan sosial SDM; keterampilan mental (mental skill) menunjukkan
ketahanan mental SDM (Kasmir, 2019; Abadi & Riyanto, 2021; Basmar et al.,
2021).
Kompetensi yang dikembangkan oleh karyawan merupakan strategi yang
penting yaitu adanya kebijakan dan pelaksanaan pengembangan kompetensi
untuk seluruh karyawan. Dalam hal ini yang berkaitan dengan keterampilan yang
diperlukan untuk mendorong perusahaan untuk bertransformasi ke Industri 4.0,
seperti pelatihan, sertifikasi, studi lanjut, workshop, lokakarya, dll . Tranformasi ini
terlihat dengan berkembangnya peran manajemen untuk menyediakan materi
pembelajaran, fasilitas, dan penganggaran, serta mentransformasi pola pikir
pegawai menjadi pusat pembelajar itu sendiri. Di mana pegawai harus berperan
lebih proaktif dan self-driven untuk mengejar pengetahuan, baik untuk materi yang
telah disediakan maupun mencari sumber pengetahuan eksternal lainnya
(Sutrisno, 2018).

5. KESIMPULAN

Transformasi Industri 4.0 dalam industri perbankan dilakukan pada Aspek


Orang dan Budaya sebagai salah satu hal yang utama. Aspek Orang dan Budaya
menjadi aspek yang penting dan memiliki poin terbesar yaitu sebesar 30% dari 5
pilar dalam INDI 4.0, yang menjadi indikasi kesiapan industri bertransformasi

209 SIMAK VOL. 20 NO. 02 (NOVEMBER) 2022, 202-212


…TRANSFORMASI INDUSTRI 4.0…
[M. SIHOMBING, S. RIYANTO]

menuju Industri 4.0. Adapun 3 bidang yang menjadi fokus dari Aspek Orang dan
Budaya adalah Budaya Kerja Karyawan, Keterbukaan terhadap Perubahan, serta
adanya Pengembangan Kompetensi Diri. Dengan digital transformasi, mindset
yang dimiliki SDM dapat bersaing dalam era digital dan ini akan mendukung
perbankan bertahan dan berkembang menjadi perusahaan yang unggul dalam
Industri 4.0.

210 SIMAK VOL. 20 NO. 02 (NOVEMBER) 2022, 202-212


…TRANSFORMASI INDUSTRI 4.0…
[M. SIHOMBING, S. RIYANTO]

DAFTAR PUSTAKA

Abadi, W., & Riyanto, S. (2021). The Effect of Workload and Teamwork on
Organizational Productivity. Jurnal Economic Resources, 4(2).

Ajabar, A. (2020). Manajemen Sumber Daya Manusia - Ajabar - Google Buku. In


CV BUDI UTAMA.

Ardianto, Y. (2019). Memahami Metode Penelitian Kualitatif. In Djkn (Issue 2).

Ayu, I. W., Fitriyanto, S., & Edrial, E. (2020). Sosialisasi Pemanfaatan Teknologi
Pertanian di Lahan Kering untuk Ketahanan Pangan Berlanjut di Indonesia
Era 4.0. Jurnal Pengembangan Masyarakat Lokal, 3(2), 168-171. https://e-
journallppmunsa.ac.id/index.php/jpml/article/view/305/291

Ayu, I. W., Zulkarnaen, Z., & Fitriyanto, S. (2022). Budaya Digital dalam
Transformasi Digital Menghadapi Era Society 5.0. Jurnal Pengembangan
Masyarakat Lokal, 5(1), 20-25.

Basmar, E., Purba, B., Damanik, D., & Rumondang, A. (2021). Ekonomi Bisnis
Indonesia. In Yayasan Kita Menulis Buku Kita.com.

Devie, D., Mangoting, Y., & Soengkono, M. (2019). Efek Leadership Style,
Management Control System, dan Organization Commitment terhadap
Learning Organization. EKUITAS (Jurnal Ekonomi dan Keuangan), 2(3).

Emillia, D. K., & Damiri, D. J. (2020). Transformasi Sumber Daya Manusia


Menghadapi Pasar Tenaga Kerja Era Revolusi Industri 4.0. KREATIF: Jurnal
Ilmiah Prodi Manajemen Universitas Pamulang, 8(1), 91-103.
https://doi.org/10.32493/jk.v8i1.y2020.p91-103

Hassan, A. (2007). Human Resource Development and Organizational Values.


Journal of European Industrial Training

Kasmir, K. (2019). Manajemen Sumber Daya Manusia Teori dan Praktek.


Manajemen Sumber Daya Manusia, 5.

Kleiner, A., Smith, B., Roberts, C., Senge, P. M., & Ross, R. (2011). The Fifth
Discipline Fieldbook: Strategies for Building a Learning Organization.
Hachette UK.

Madsen, A. S., & Ulhøi, J. P. (2005). Technology Innovation, Human Resources,


and Dysfunctional Integration. International Journal of Manpower.

Naufal, H. A. (2021). Literasi Digital. Perspektif, 1(2).


https://doi.org/10.53947/perspekt.v1i2.32

Nugraha, D. (2018). Transformasi Sistem Revolusi Industri 4.0. Workshop


Technopreneurship Road to TBIC 2019, 1 (30 September 2018).

211 SIMAK VOL. 20 NO. 02 (NOVEMBER) 2022, 202-212


…TRANSFORMASI INDUSTRI 4.0…
[M. SIHOMBING, S. RIYANTO]

Nurliana, N. (2019). Transformasi Masyarakat Islam Era Revolusi Industri 4.0.


Madania: Jurnal Ilmu-Ilmu Keislaman, 9(2).
https://doi.org/10.24014/jiik.v9i2.8389

Prasetyo, H., & Sutopo, W. (2017). Perkembangan Keilmuan Teknik Industri


Menuju Era Industri 4.0. Seminar dan Konferensi Nasional IDEC, 2017.

Sabrina, R. (2021). Manajemen Sumber Daya Manusia: Unggul, Kreatif, dan


Inovatif di Era Revolusi Industri 4.0. Jurnal Ilmiah Manajemen dan
Bisnis, 22(2), 216-222.

Sari, I., & Halim, A. (2021). Persepsi Literasi Digital dalam Mendukung Green
IT. Jurnal Green Growth dan Manajemen Lingkungan, 10(2), 100-107.

Sari, P. P. (2018). Pemanfaatan Teknologi Digital sebagai Percepatan Berusaha


oleh Ekonomi Kreatif. Jurnal Komunika : Jurnal Komunikasi, Media dan
Informatika, 7(3). https://doi.org/10.31504/komunika.v7i3.1824

Sutrisno, A. (2018). Revolusi Industri 4.0 dan Berbagai Implikasinya. Jurnal Tekno
Mesin, 5(1).

212 SIMAK VOL. 20 NO. 02 (NOVEMBER) 2022, 202-212


CYBER-SECURITY DAN TANTANGAN
PENGEMBANGANNYA DI INDONESIA

Handrini Ardiyanti*

Abstract
Indonesia is reportedly facing a serious cyber-security threat due to the fact that the level of cyber crime in the
country has reached critical condition. Unlike in coping with other crimes, to counter cyber-security, a comprehensive
solutions should be found out. This paper discusses the ways of how cyber-security in the country has been handling,
how its prospect, and new challenges coming from its development today.
Keywords: cyber, cyber crime, cyber-security, defense, Indonesia

Abstrak
Indonesia saat ini tengah dalam keadaan mendesak cyber-security atau keamanan dunia maya karena melihat
kenyataan bahwa tingkat kejahatan di dunia maya atau cyber crime di Indonesia sudah mencapai tahap
memprihatinkan. Namun berbeda dengan penanganan kejahatan lainnya, cyber-security membutuhkan
pemikiran yang komprehensif untuk menanganinya. Karena itu tulisan ini membahas tentang bagaimana
kebijakan cyber-security yang telah dijalankan di Indonesia selama ini dan bagaimana prospek dan tantangan
bagi pengembangan kebijakan cyber-security di Indonesia.
Kati Kunci: kejahatan cyber, keamanan cyber, cyber-security, pertahanan, Indonesia

I. PENDAHULUAN kita memberi perhatian pada kegunaan dari


Saat ini dunia tengah berada dalam era teknologi yang disesuaikan dengan nilai-nilai
informasi yang merupakan tahapan lanjutan sosial maupun pribadi serta adanya peraturan
dari era prasejarah, era agraris, dan era pemerintah yang melindungi masyarakat dari
industri. Pada era informasi, keberadaan suatu dampak negatif yang ditimbulkannya.
informasi mempunyai arti dan peranan yang Terkait dengan internet terdapat sejumlah
sangat penting bagi semua aspek kehidupan, konsep yang berhubungan yaitu telematika,
serta merupakan salah satu kebutuhan hidup multimedia dan cyber space. Istilah telematika
bagi semua orang baik individual maupun dikenal sebagai the new hybrid of technology
organisasi, sehingga dapat dikatakan bahwa yang muncul karena perkembangan teknologi
dalam masyarakat informasi, informasi telah digital yang membuat perkembangan teknologi
berfungsi sebagaimana layaknya aliran darah telekomunikasi dan informatika semakin terpadu
sumber kehidupan bagi tubuh manusia.1 atau yang biasa disebut dengan konvergensi.
Salah satu temuan yang memberikan Konvergensi antara teknologi telekomunikasi,
pengaruh paling besar dalam masyarakat media dan informatika tersebut akhirnya
informasi adalah ditemukannya internet. mendorong penyelenggaraan sistem elektronik
Hadirnya internet sebagai bentuk teknologi berbasis teknologi digital yang kemudian di kenal
baru menyebabkan manusia tidak mampu dengan istilah the net. Konvergensi itu sendiri
terlepas dari arus komunikasi dan informasi. adalah merupakan gejala yang mengemuka dalam
Internet telah menyebabkan terjadinya satu industri jasa Teknologi Informasi Komunikasi
lompatan besar dalam kehidupan. Sama halnya (TIK) yang muncul sejalan dengan pesatnya
dengan teknologi lainnya, internet tidak bebas kemajuan teknologi elektronika pada akhir abad
nilai. Teknologi akan menjadi efektif jika 20. Dampak konvergensi secara sosial telah
*
Penulis adalah Peneliti Muda Bidang Komunikasi pada Pusat Pengkajian, Pengolahan Data dan Informasi Sekretariat Jenderal
DPR RI. Alamat e-mail: handrini@gmail.com dan handrini.ardiyanti@dpr.go.id
1
Anne W. Brascomb (ed), Toward A Law of Global Communication Network, New York: Lognman, 1986, hal.1

Handrini Ardiyanti: Cyber security dan Tantangan Pengembangannya..... 95


dirasakan masyarakat baik itu positif maupun Satu fakta yang mengejutkan datang dari
negatif.2 Salah satu dampak negatif yang muncul perusahaan monitoring internet Akamai yang
dalam cyber-space adalah terjadinya cyber crime. mengungkap bahwa kejahatan internet di
Maraknya cyber crime memerlukan perhatian Indonesia meningkat dua kali lipat. Angka
dan keseriusan dalam mengembangkan cyber- ini menempatkan Indonesia di posisi pertama
security bagi sebuah negara termasuk Indonesia. negara berpotensi menjadi target hacker,
Perkembangan selanjutnya para praktisi menggantikan Tiongkok. Dari 175 negara yang
menyebut media dalam telematika tersebut diinvestigasi, Indonesia berkonstribusi sebanyak
dengan istilah multimedia. Sementara seiring 38 persen dari total sasaran trafik hacking di
dengan pemakaian jaringan sistem komputer yang internet. Angka ini meningkat seiring dengan
mengunakan infrastruktur sistem telekomunikasi meningkatnya kecepatan internet di Indonesia.
maka masyarakat penggunanya kemudian seolah- Menurut David Belson dari Akamai Research,
olah mendapati dunia baru yang dinamakan cyber kecepatan internet tidak memiliki hubungan
space.3 Awalan cyber, adalah awalan yang dipakai dengan potensi besar kejahatan internet yang
untuk hampir segala sesuatu yang melibatkan mengancam Indonesia. Aksi hacking lebih
komunikasi lewat komputer. Cyber space adalah dikarenakan lemahnya sistem keamanan
tempat maya dimana komunikasi terjadi. Istilah internet dan komputer di Indonesia.6
cyber-space diperkenalkan oleh novelis sains-fiksi Kerugian yang disebabkan karena tindak
William Gibson dalam bukunya Neuromancer. kejahatan dengan memanfaatkan maupun di
Pada saat itu, tahun 1984 dia melihat ada semacam dunia cyber di Indonesia menurut data CIA telah
integrasi antar komputer dengan manusia.4 mencapai 1,20 % dari tingkat kerugian akibat
Berdasarkan data Kementerian Komunikasi dan cyber crime yang terjadi di dunia sebagaimana
Informatika (Kemkominfo) pengguna internet di terlihat dalam tabel berikut ini:
Indonesia hingga saat ini telah mencapai 82 juta Tabel Perkiraan Kerugian Akibat Cyber crime di
orang. Dengan capaian tersebut, Indonesia berada dunia dan Indonesia
pada peringkat ke-8 di dunia.5 Global Indonesia
GDP:* USD 71,620 bn USD 895 bn
Berdasarkan berbagai kejadian pada Percent of
beberapa tahun ke belakang, Indonesia 1,20 %
global GDP*:
merupakan negara yang lemah cyber-securitynya. Cost of:**
Hal ini dapat diketahui dari maraknya berbagai Genuine cyber
USD 3,457 m USD 43 m
crime:
kejadian, salah satunya adalah peretasan
Transitional
terhadap data kartu debit nasabah sebuah bank Cyber crime:
USD 46,600 m USD 582 m
karena hacker berusaha menyusup ke sistem Cyber criminal
USD 24,840 m USD 310 m
pengamanan kartu nasabah bank yang terjadi infrastructure:
pertengahan Mei 2014 menjadikan catatan Traditional
USD 150,200
betapa buruknya cyber-security di Indonesia. crimes USD 2,748 m
m
becoming cyber
2
Pusat Teknologi Informasi dan Komunikasi Badan Sumber: Meeting the cyber-security challenge in Indonesia An
Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT), Kajian analysis of threats and responses A report from DAKA
Konvergensi Teknologi Informasi dan Komunikasi, advisory, hal 217
Jakarta: Pusat Teknologi Informasi dan Komunikasi BPPT,
2007, hal.3 6
Ketika Hacker Lebih Menakutkan Ketimbang Teroris,
3
M. Arsyad Sanusi, Hukum Teknologi dan Informasi, Tidak hanya berbahaya bagi keamanan negara, tapi juga
Bandung: Tim Kemas Buku, 2005, hal.92-93. ekonomi dunia, http://m.news.viva.co.id/news/read/507480-
4
John Vivian, Teori Komunikasi Massa, Jakarta: Kencana, ketika-hacker-lebih-menakutkan-ketimbang-teroris, diakses
2008, hal. 264. Kamis, 17 Juli 2014 pukul 11.55 WIB.
5
Kemkominfo: Pengguna Internet di Indonesia Capai 82 7
Meeting the cyber security challenge in Indonesia An analysis
Juta, http://kominfo.go.id/index.php/content/detail/3980/ of threats and responses A report from DAKA advisory
Kemkominfo%3A+Pengguna+Internet+di+Indone http://dakaadvisory.com/wp-content/uploads/DAKA-
sia+Capai+82+Juta/0/berita_satker#.U9G4o5R_tfs, Indonesia-cyber-security-2013-web-version.pdf diakses
diakses Jumat 24 Juli 2014 pukul 09.00 WIB. 22 Juli 2014 2014 pukul 13.30 WIB.

96 Politica Vol. 5 No. 1 Juni 2014


Dari tabel perkiraan kerugiaan akibat cyber III. TUJUAN
crime yang memperbandingkan antara perkiraan Tulisan ini bertujuan:
kerugiaan akibat cyber crime di Indonesia USD 1. Memperoleh gambaran tentang kebijakan
895 billion yang artinya mencapai 1,20% dari cyber-security di Indonesia saat ini.
total keseluruhan perkiraan kerugian akibat 2. Memetakan prospek pengembangan cyber-
cyber crime secara global mencapai USD 71,620 security di Indonesia dan tantangannya.
billion.
Dalam tataran kebijakan, penanganan cyber IV. KERANGKA PEMIKIRAN
crime berbeda dengan penanganan kejahatan A. Manajemen Teknologi Informasi
lainnya. Pemerintah umumnya dapat dengan Ada 4 (empat) pondasi utama yang
mudah mengendalikan dan menerapkan mendukung perkembangan teknologi informasi
hukum di dalam wilayah kedaulatan negaranya. yaitu: perkembangan perangkat lunak (software)
Namun tidak demikian terhadap aktifitas- seperti sistem dan aplikasi dan perkembangan
aktifitas on-line yang letak atau lokasinya secara alat keras (hardware) perkembangan sarana
fisik dapat berubah sewaktu-waktu, bahkan dan prasarana teknologi informasi, manajemen
hanya dapat dibayangkan.8 isi (content management), telecommunication
Permasalahannya kemudian, ketika and networking, perkembangan internet serta
menentukan pilihan hukum dan yuridiksi perdagangan online atau melalui internet.10
telah mengakibatkan berbagai pemikiran Sementara untuk pengorganisasian terkait
tentang bagaimana mendekati permasalahan dengan pengunaan sistem teknologi informasi
tersebut. Salah satu pemikiran yang timbul setidaknya ada empat hal utama yang harus
adalah menempatkan internet sebagai ruang diperhatikan yaitu: pertama, sistem informasi
internasional keempat sama seperti halnya (information systems) dan kedua, kompetisi
antartika, luar angkasa dan samudera.9 organisasi (organizational competition); ketiga,
information systems (sistem informasi) dan
II. PERUMUSAN MASALAH organizational decision making (sistem informasi
Indonesia sebenarnya saat ini tengah dalam dan pengambilan keputusan dalam organisasi);
keadaan mendesak cyber-security atau keamanan keempat, pengorganisasian penggunaan sistem
dunia maya karena melihat kenyataan bahwa informasi (organizational use of information systems).
tingkat kejahatan di dunia maya atau cyber Pada dasarnya sistem informasi itu terintegrasi,
crime di Indonesia sudah mencapai tahap teknologi informasi dibangun berbasis sistem
memprihatinkan. Namun berbeda dengan yang dirancang untuk dapat mendukung kerja,
penangganan kejahatan lainnya, cyber-security manajemen dan pengambilan keputusan dalam
membutuhkan pemikiran yang komprehensif organisasi. Teknologi Informasi Komunikasi (TIK)
untuk menangganinya. Berdasarkan hal tersebut adalah salah satu komponen paling penting dalam
maka permasalahan yang akan dibahas dalam pengembangan sistem informasi.11
tulisan ini adalah bagaimana kebijakan cyber- Pengelolaan sumber daya sistem informasi
security yang telah dijalankan di Indonesia adalah permasalahan selanjutnya terkait dengan
selama ini? Bagaimana prospek dan tantangan tantangan pengembangan TIK. Ada empat kunci
bagi pengembangan kebijakan cyber-security di utama yang harus diperhatikan agar pengelolaan
Indonesia? sumber daya sistem informasi berhasil yaitu:
8
Elizabeth Longworth, The Possibilities for legal framework pertama, bahwa pengelolaan sumber daya sistem
for cyberspace- Including New Zealand Perspective, Theresa informasi haruslah ditempatkan sebagai proses
Fuentes et.al (editor), The International Dimesions manajemen bisnis. Kedua, Pembangunan sistem
of Cyberspace Law: Law of Cyberspace Series, Vol.1,
Aldershot: Ashgate Publishing Limited, 2000, hal,14. 10
Ronald Thompson & William Cats Barril, Information
9
D. Menthe, Jurudiction in Cyberspace: A Theory of Technology and Management, New York: Mc Graw Hill,
International Space, Michigan Telecommunications and 2003, hal.29.
Technology Law Review, 23 April 1998, hal. 59. 11
Ibid, hal. 200-203.

Handrini Ardiyanti: Cyber security dan Tantangan Pengembangannya..... 97


informasi. Ketiga, sumber daya external sistem Global cyber-security dibangun di atas lima
informasi. Keempat, manajemen sumber daya bidang kerja: Global cyber-security dibangun
informasi.12 di atas lima bidang kerja: Kepastian Hukum
(undang-undang cyber crime); teknis dan tindakan
B. Cyber-security dan Pertahanan Negara prosedural (pengguna akhir dan bisnis (pendekatan
Cyber-security adalah kumpulan alat, langsung dan penyedia layanan dan perusahaan
kebijakan, konsep keamanan, perlindungan perangkat lunak); struktur organisasi (struktur
keamanan, pedoman, pendekatan manajemen organisasi sangat berkembang, menghindari
risiko, tindakan, pelatihan, praktik terbaik, tumpang tindih); capacity building dan pendidikan
jaminan dan teknologi yang dapat digunakan Pengguna (kampanye publik dan komunikasi
untuk melindungi lingkungan cyber dan terbuka dari ancaman cyber crime terbaru);
organisasi dan aset pengguna. Organisasi dan Kerjasama Internasional (termasuk didalamnya
aset pengguna dalam cyber-security termasuk kerjasama timbal balik dalam upaya mengatasi
perangkat yang terhubung komputasi, ancaman cyber) (undang-undang cyber crime);
personil, infrastruktur, aplikasi, layanan, teknis dan tindakan prosedural (pengguna akhir
sistem telekomunikasi dan totalitas informasi dan bisnis (pendekatan langsung dan penyedia
yang dikirimkan dan/atau disimpan dalam layanan dan perusahaan perangkat lunak); struktur
lingkungan maya. organisasi (struktur organisasi sangat berkembang,
Cyber-security merupakan upaya untuk menghindari tumpang tindih); capacity building
memastikan pencapaian dan pemeliharaan sifat dan pendidikan Pengguna (kampanye publik dan
keamanan organisasi dan aset pengguna terhadap komunikasi terbuka dari ancaman cyber crime
Bagan Ruang Lingkup Kebijakan Cyber Security

S E C U R IT Y P O L IC Y Attack Law Enforcement

?
Incident Handling
Install Harden Monitor Incident Forensics
Intrusion Analyst

sumber: Technology Perscpetive: National Cyber-Security, Universitas Pertahanan Indonesia


risiko keamanan yang relevan dalam lingkungan terbaru); Kerjasama Internasional (termasuk
cyber. Tujuan keamanan umum terdiri dari: didalamnya kerjasama timbal balik dalam upaya
ketersediaan; Integritas termasuk didalamnya mengatasi ancaman cyber).13
keaslian dan kemungkinan upaya mengurangi 13
Edmon Makarim, Indonesian Legal Framework for
terjadinya penolakan serta terakhir kerahasiaan. Cybersecurity http://www.nisc.go.jp/security-site/campaign/
ajsympo/pdf/lecture2.pdf diakses Kamis, 17 April 2014
12
Ibid, hal. 339. pukul 15. 40 wib.

98 Politica Vol. 5 No. 1 Juni 2014


Dari gambar tersebut dapat diketahui bahwa 7. Human resource dan security awareness
ruang lingkup cyber-security dimulai dari install, berkaitan dengan sumber daya manusia dan
harden atau keamanan terkait dengan perangkat awareness-nya pada keamanan informasi.
keras yang digunakan dalam mengoperasikan Selain cyber-security kelangsungan operasi
internet, monitor, yang menyebabkan terjadinya informasi juga bergantung pada physical security
insiden atau kejadian dan insiden itu dapat yang tentunya berkaitan dengan semua elemen
pula berasal dari serangan atau cyber attact yang fisikal misalnya bangunan data center, disaster
membutuhkan penangganan terhadap insiden recovery system, dan media transmisi.14
tersebut dengan melakukan uji forensik sebagai
pembuktian dalam penegakan hukum terhadap IV. PEMBAHASAN
terjadinya cyber crime. IV.A. Kebijakan cyber-security di Indonesia
Cyber-security lebih lanjut dimaknai sebagai Saat Ini
semua mekanisme yang dilakukan untuk IV.A.1. Kepastian Hukum
melindungi dan meminimalkan gangguan Kebijakan cyber-security secara khusus
kerahasiaan (confidentiality), integritas di Indonesia telah diinisiasi sejak tahun
(integrity), dan ketersediaan (availability) 2007 dengan dikeluarkannya Peraturan
informasi. Mekanisme ini harus bisa melindungi Menteri Komunikasi dan Informatika No.26/
informasi baik dari physical attack maupun cyber PER/M.Kominfo/5/2007 tentang Pengamanan
attack. Cyber-security merupakan upaya untuk Pemanfaatan Jaringan Telekomunikasi Berbasis
melindungi informasi dari adanya cyber attack, Protokol Internet yang kemudian direvisi
adapun elemen pokok cyber-security adalah: dengan Peraturan Menteri Komunikasi dan
1. Dokumen security policy merupakan Informatika No.16/PER/M.KOMINFO/10/2010
dokumen standar yang dijadikan acuan yang kemudian diperbaharui lagi dengan
dalam menjalankan semua proses terkait Peraturan Menteri Komunikasi dan Informatika
keamanan informasi. No.29/PER/M.KOMINFO/12/2010. Salah satu
2. Information infrastructure merupakan media yang diatur dalam peraturan tersebut adalah
yang berperan dalam kelangsungan operasi pembentukan ID-SIRTII, yang merupakan
informasi meliputi hardware dan software. kepanjangan dari Indonesia Security Incident
Contohnya adalah router, switch, server, Response Team on Internet Infrastructure adalah
sistem operasi, database, dan website. Tim yang ditugaskan Menteri Komunikasi
3. Perimeter Defense merupakan media yang dan Informatika (Kominfo) untuk membantu
berperan sebagai komponen pertahanan pengawasan keamanan jaringan telekomunikasi
pada infrastruktur informasi misalnya IDS, berbasis protokol internet.
IPS, dan firewall. Tugas dan fungsi dari ID-SIRTII diantaranya
4. Network Monitoring System merupakan melakukan pemantauan, pendeteksian dini,
media yang berperan untuk memonitor peringatan dini terhadap ancaman dan
kelayakan, utilisasi, dan performance gangguan pada jaringan, berkoordinasi dengan
infrastruktur informasi. pihak-pihak terkiat di dalam maupun luar
5. System Information and Event Management negeri di dalam menjalankan tugas pengamanan
merupakan media yang berperan dalam jaringan telekomunikasi berbasis protokol
memonitor berbagai kejadian di jaringan internet, mengoperasikan, memelihara dan
termasuk kejadian terkait pada insiden mengembangkan sistem database sistem ID-
keamanan. SIRTII, menyusun katalog-katalog dan silabus
6. Network Security Assessment merupakan
14
Indonesian Defense University, Technology Perscpetive:
elemen cyber-security yang berperan sebagai
National Cyber Security, http://binkorpspelaut.tnial.mil.id/
mekanisme kontrol dan memberikan index.php?option=com_docman&task=doc_download
measurement level keamanan informasi. &gid=6&Itemid=22. diakses Kamis, 17 April 2014
pukul 15. 40 wib.

Handrini Ardiyanti: Cyber security dan Tantangan Pengembangannya..... 99


yang berkaitan dengan proses pengamanan cyber semakin meningkat dan pola kejadiannya
pemanfaatan jaringan, memberikan layanan sangat cepat sehingga sulit untuk ditangani
informasi atas ancaman dan gangguan oleh aparat penegak hukum.
keamanan pengamanan pemanfaatan jaringan IV.A.2. Teknis Dan Tindakan Prosedural
telekomunikasi yang berbasis protokol internet, Secara nasional, menurut Hasyim Gautama
menjadi contact point dengan lembaga terkait terdapat sejumlah permasalah terkait dengan
tentang keamanan pengamanan pemanfaatan pembangunan cyber-security yang tangguh di
jaringan telekomunikasi yang berbasis protokol antaranya:
internet serta menyusun program kerja dalam 1. Lemahnya pemahaman penyelenggara
rangka melaksanakn pekerjaan yang berkaitan negara atan security terkait dengan dunia
dengan keamanan pengamanan pemanfaatan cyber yang memerlukan pembatasan
jaringan telekomunikasi yang berbasis protokol pengunaan layanan yang servernya berada
internet.15 di luar negeri dan diperlukan adanya
Menurut Hasyim Gautama, kerangka pengunaan secured system.
hukum cyber-security di Indonesia saat ini 2. Legalitas penanganan penyerangan di
dibangun diantaranya berdasarkan atas dasar dunia cyber.
UU Informasi dan Transaksi Elektronik 3. Pola kejadian cyber crime sangat cepat
No. 11 Tahun 2008, Peraturan Pemerintah sehingga sulit ditangani.
tentang Penyelenggaraan Sistem dan Transaksi 4. Tata kelola kelembagaan cyber-security
Elektronik No. 82 Tahun 2012 serta surat nasional.
edaran menteri dan peraturan menteri. 5. Rendahnya awareness atau kesadaran akan
Terkait dengan upaya menjamin kepastian adanya ancaman cyber attack internasional
hukum dalam pengembangan cyber-security telah yang dapat melumpuhkan infrastruktur
dilakukan antara lain dengan melaksanakan vital suatu negara.
serangkaian program yang sudah mulai berjalan 6. Masih lemahnya industri kita dalam
diantaranya: menginisiasi peraturan perundang- memproduksi dan mengembangkan
undangan yang terkait dengan cyber-security perangkat keras atau hardware terkait
seperti UU Informasi dan Transaksi Elektronik dengan teknologi informasi yang merupakan
No. 11 Tahun 2008, Peraturan Pemerintah celah yang dapat memperkuat maupun
tentang Penyelenggaraan Sistem dan Transaksi memperlemah pertahanan dalam dunia
Elektronik No. 82 Tahun 2012, menyusun cyber.16
kerangka nasional cyber-security. Penangganan kejahatan cyber yang masih
Namun demikian, legalitas penanganan parsial dan tersebar serta tidak adanya koordinasi
kejahatan di dunia cyber masih lemah karena yang baku dalam penanganan masalah cyber-
meski telah ada peraturan perundang- security. Rendahnya awarenees atau kesadaran
undangan yang melarang bentuk penyerangan akan adanya ancaman cyber attack yang
atau perusakan sistem elektronik dalam UU berdampak melumpuhkan infrastruktur vital
Informasi dan Transaksi Elektronik No.11 contohnya adalah sistem radar penerbangan
Tahun 2008 namun belum terdapat peraturan di bandara internasional Soekarno Hatta yang
perundang-undangan yang mengatur secara beberapa kali mengalami gangguan. Tidak
khusus cyber crime dan penanganan cyber crime menutup kemungkinan cyber attack menyerang
padahal dilain sisi bentuk kejahatan dunia infrastruktur vital negara seperti itu.
Terkait dengan kebijakan cyber-security
15
Pasal 9 Peraturan Menteri Komunikasi dan Informatika
No. 29/PER/M.KOMINFO/12/2010 tentang perubahan di Indonesia perlu diatur sebuah kebijakan
kedua Peraturan Menteri Komunikasi dan Informatika yang mengatur tentang berbagai elemen yang
No. 26/PER/M.Kominfo/5/2007 tentang Pengamanan terkait dengan cyber-security dalam berbagai
Pemanfaatan Jaringan Telekomunikasi Berbasis Protokol
Internet. 16
Hasyim Gautama, Ibid.

100 Politica Vol. 5 No. 1 Juni 2014


kebijakan yang mengatur tentang sistem Guna menyikapi cyber crime yang sudah
teknologi informasi komunikasi yang digunakan mencapai tahap memprihatinkan tersebut
yang meliputi pengaturan perlu adanya maka salah satu alternatif kebijakannya adalah
dokumen standar yang dijadikan acuan dalam dengan menempatkan cyber-security dalam
menjalankan semua proses terkait dengan kontek pertahanan. Berbagai kebijakan yang
keamanan informasi, standar infrastruktur telah dilakukan terkait dengan cyber-security
yang wajib dipenuhi yang sesuai dengan standar dalam konteks pertahanan di tingkat nacional
internasional dalam menghadapi cyber war antara lain, pada tahun 2010, Kementerian
termasuk didalamnya adanya perimeter defense Pertahanan (Kemhan) memulai program
yang memadai, adanya network monitoring penanggulangan terhadap cyber attack dengan
system, system information and event management membentuk Tim Kerja Pusat Operasi Dunia
yang berfungsi memonitor berbagai kejadian Maya (Cyber Defence Operation Centre) yang
di jaringan terkait dengan insiden keamanan, telah menyusun rencana pembentukan Tim
network security assement yang berperan sebagai Penanganan Insiden Keamanan Informasi.
control dan measurement keamanan. IV.A.4. Capacity Building
IV.A.3. Struktur Organisasi Program pelatihan dan peningkatan
Permasalahan lainnya adalah penanganan keahlian cyber-security dilakukan dalam
cyber-security dalam kerangka pertahanan negara koordinasi Tim Kerja Pusat Operasi Dunia
hingga saat ini masih bersifat sektoral dan belum Maya (Cyber Defence Operation Centre). Selain
terkoodinasi serta belum terpadu. Sebagai contoh itu diperlukan pembinaan SDM tentang arti
seperti dijelaskan Eris Herryanto bahwa selama pentingnya cyber-security guna meningkatkan
ini konsep cyber defence yang dilaksanakan pemahaman langkah-langkah preventif dalam
Kemhan dan TNI masih bersifat sektoral, belum menangkal segala tindak cyber crime.
menyeluruh sebagai satu kesatuan.17 Guna pengembangan kapasitas SDM dalam
Guna mengatasi cyber crime, kebijakan yang penangganan cyber-security, dalam tubuh TNI
telah dilaksanakan kementerian pertahanan telah melakukan kerjasama dengan stakeholder
keamanan adalah dengan membentuk Tim yang memiliki kemampuan di bidang Informasi
Kerja Pusat Operasi Dunia Maya (Cyber Defence Teknologi diantaranya seperti kerjasama
Operation Centre) yang bertujuan menjaga yang dilakukan oleh TNI AD dengan Institut
keamanan dan perlindungan internal (Kemhan) Teknologi Del (IT Del), Sumatera Utara.
maupun keamanan dan perlindungan eksternal Kerjasama ini direncanakan berlangsung selama
(nasional) dalam dunia cyber. Cyber Defence tiga tahun, dari tahun 2014 sampai 2017 dalam
Operation Centre dalam tataran kebijakan cyber- tiga program. Ketiga program itu antara lain:
security nasional pembentukannya ditujukan untuk penyiapan model perang cyber, seminar military
membangun sistem pertahanan semesta yang cyber intelligence and cyber operation, serta cyber
melibatkan seluruh warga negara, wilayah dan camp atau pekan cyber.19
sumber daya nasional lainnya untuk menegakkan IV.A.5. Kerjasama Internasional
kedaulatan negara, keutuhan wilayah dan Langkah lainnya yang dilakukan adalah
keselamatan segenap bangsa dari ancaman cyber.18 dengan melakukan kerjasama internasional
dengan organisasi regional maupun internasional
17
Penjelasan Sekretaris Jenderal Kementerian Pertahanan
dalam rangka penanggulangan cyber crime.
Marsdya TNI Eris Herryanto pada seminar nasional
keamanan Infrastuktur Internet yang diselenggarakan Kerjasama dalam rangka penanggulangan
Indonesia Security Incident Response Team on Internet cyber crime yang telah dilakukan Indonesia di
Infrastruktur (ID-SIRTI) di Universitas Pertahanan di antaranya dengan menjadi anggota ASEAN
tahun 2011.
18
Kemhan dan TNI Membangun Pertahanan Cyber, http:// 19
TNI Gandeng IT Del Antisipasi Penjahat di Dunia
dmc.kemhan.go.id/post-kemhan-dan-tni-membangun- Internet, http://www.jpnn.com/read/2014/05/13/234115/
kekuatan-pertahanan-cyber.html, diakses Jumat, 18 Juli TNI-Gandeng-IT-Del-Antisipasi-Penjahat-di-Dunia-
2014 pukul 14.15. Internet- diakses Selasa, 22 Juli 2014 pukul 14.30 WIB.

Handrini Ardiyanti: Cyber security dan Tantangan Pengembangannya..... 101


Network Security Action Council, menjadi IV.B.2. Teknis dan Tindakan Prosedural
anggota International Telecommunication Union Adapun elemen pokok cyber-security
(ITU), menjadi steering committee Asia yang harus terpenuhi dalam tersedianya
Pacific Computer Emergency Response Team information infrastructure merupakan media
(APCERT), anggota dari Forum of Incident yang berperan dalam kelangsungan operasi
Response and Security (FIRST), melakukan kerja informasi meliputi hardware dan software.
sama bilateral di bidang cyber-security dengan Contohnya adalah router, switch, server, sistem
Jepang, Inggris serta beberapa negara lainnya. operasi, database, dan website; tersedianya
Terkait dengan kerjasama internasional perimeter defense merupakan media yang
dalam bidang cyber-security, Indonesia juga berperan sebagai komponen pertahanan
ikut berperan aktif dalam program Global pada infrastruktur informasi misalnya IDS,
Cyber security Agenda (GSA) yang diluncurkan IPS, dan firewall; adanya network monitoring
pada World Telecommunication and Information system merupakan media yang berperan untuk
Society Day 2007 yang merupakan program memonitor kelayakan, utilisasi, dan performance
kerjasama internasional yang bertujuan infrastruktur informasi; terbangunnya system
untuk menciptakan strategi dan solusi untuk information and event management merupakan
meningkatkan kepercayaan dan keamanan di media yang berperan dalam memonitor
tengah masyarakat informasi.20 berbagai kejadian di jaringan termasuk kejadian
terkait pada insiden keamanan; terbentuknya
IV.B. Prospek dan Tantangan Pengembangan network security assessment merupakan elemen
Kebijakan Cyber security Di Indonesia cyber-security yang berperan sebagai mekanisme
IV.B.1. Kepastian Hukum kontrol dan memberikan measurement level
Terkait dengan kepastian hukum. keamanan informasi.
pembangunan cyber-security adalah tersedianya Terkait dengan pengembangan kebijakan
dokumen security policy merupakan dokumen cyber security secara teknis, hal lain yang perlu
standar yang dijadikan acuan dalam dipikirkan menurut Kuntjara Pinardi dan Taufik
menjalankan semua proses terkait keamanan Arief hal pertama yang patut diperhatikan
informasi. adalah diperlukannya satelit khusus dalam
Pengembangan dan penguatan kebijakan rangka pertahanan dan keamanan dalam
cyber-security di Indonesia hendaknya menyatu menyikapi secara serius cyber crime. Dimilikinya
dengan strategi nasional dalam membangun satelit khusus dalam rangka pertahanan dan
ekosistem cyber-security nasional yang telah keamanan mutlak diperlukan karena telah
disusun pemerintah. Strategi nasional dalam dimilikinya sejumlah provider telekomunikasi
membangun ekosistem cyber-security nasional oleh pemilik modal asing. Sebagaimana
yang telah disusun pemerintah tersebut meliputi diketahui, kebijakan cyber-security berkaitan erat
upaya hukum, upaya teknis yang melingkupi dengan pembangunan dan penyelenggaraan
standar dan operasional, penataan organisasi telekomunikasi, khususnya di sektor
dan kelembagaan penangganan cyber-security pertahanan, dalam keadaan penyelenggaraan
dalam lingkup kepentingan nasional, capacity telekomunikasi Dephankam dan/atau TNI
building atau peningkatan kapasitas Sumber belum atau tidak mampu mendukung
Daya Manusia (SDM) di bidang cyber-security kegiatan penyelenggaraan telekomunikasi
dan meningkatkan kerjasama internasional. pertahanan keamanan negara, Dephankam
dan/atau ABRI dapat menggunakan dan
memanfaatkan telekomunikasi yang disediakan
oleh badan penyelenggara atau badan lain atau
20
Menteri Kominfo Pada “High Level Segment ITU Council
2008” Yang Membahas Cyber security, http://www.postel. telekomunikasi untuk keperluan khusus, saat
go.id/info_view_c_26_p_814.htm diakses Jumat, 24 Juli ini satelit yang digunakan Kemhan/TNI saat
2014 pukul 13.30 WIB.

102 Politica Vol. 5 No. 1 Juni 2014


ini untuk komunikasi video conference Kemhan/ Potensi Nasional (Binpotnas) dan fungsi
TNI menyewa kapasitas bandwidth satelit lainnya.
Gambar Penggunaan Satelit Pertahanan di Masa Damai

PENGGUNAAN DIMASA DAMAI (OMSP)

Atasi Atasi Atasi Pam


Separatisme Pemberontakan Terorisme Perbatasan

Pam
Disaster relief Penerbangan
/Pelayaran

Tugas Pam
Perdamaian Presiden/
Dunia Wapres

Bantu Pem
Tugas SAR
Binpotnas

Pam Bantu Pam


Bantu Pemda Bantu POLRI
Obvitstrat Tamu Negara

Sumber: Taufik Arief, Satelit Pertahanan21


c-band milik PT Indosat, untuk komunikasi Hal lain yang membuat pentingya segera
data Kemhan/TNI, VPN IP menyewa dari PT. dimilikinya satelit khusus pertananan menurut
Telkom dan untuk komunikasi voice Kemhan/ Taufik Arief adalah, satelit telah digunakan
TNI, PTSN dan VPN IP menyewa dari PT sejak Uni Soviet meluncurkan “Sputnik”
Telkom. pada tahun 1957. Dewasa ini militer di dunia
Dari gambar dapat diketahui bahwa (termasuk TNI) telah menggunakan satelit
satelit khusus sangat diperlukan oleh sektor guna mendukung operasionalnya. Digunakan
pertahanan baik pada saat melancarkan operasi baik dalam masa damai (OMSP) dan masa
di masa damai mulai dari pengawalan Presiden/ perang (OMP). Sementara TNI membutuhkan
Wakil Presiden, membantu pengawalan tamu- satelit komunikasi bergerak yang bersifat closed
tamu negara, mencegah terjadinya konflik group. (Surat Panglima TNI Nomor: B/2446/
akibat isu separatisme, pengamanan perbatasan VI/2013 tanggal 14 Juni 2013).
dan berbagai fungsi lainnya seperti mengatasi Berbagai kejadian yang terkait dengan
aksi terorisme, pengamanan perbatasan sebab terjadinya cyber crime diantaranya perentasan
di daerah perbatasan sangat rawan tindak situs Kepolisian RI, situs TNI AD termasuk
pidana penyelundupan narkoba dan senjata diantaranya situs www.pusdikkav.mil.id yang
api, pengamanan pelayanan penerbangan dan merupakan situs Pusat Pendidikan Kavaleri
tranportasi massal lainnya, pencegahan tindak TNI AD. Tercatat hacker Malaysia pernah
separatisme, membantu upaya pertolongan menyambangi situs TNI AD. Begitu membuka
dan pencarian berbagai musibah dalam satu situs TNI yang diretas, maka yang ada adalah
rangkaian search and rescue (SAR), Pembinaan tulisan ‘This Website Has Been Hacked By
m33h00n.’ Ketika diamati lebih seksama, pada
21
Taufik Arief, Satelit Pertahanan pada Focus Group
Discussion dalam rangka penyusunan proposal penelitian bagian atas website, peretas meninggalkan jejak
“Pembangunan TIK dalam kerangka Keamanan Nasional” berupa ‘Greetings From Malaysia! By m33h00n
Jumat, 7 Maret 2014.

Handrini Ardiyanti: Cyber security dan Tantangan Pengembangannya..... 103


& m0rn!ngw00d!’. Demikian pula dengan situs cyber defence yang dalam implementasinya
www.pusdikkav.mil.id yang merupakan situs membutuhkan badan koordinasi.23
Pusat Pendidikan Kavaleri TNI AD disatroni Pengaturan dan penataan kelembagan cyber-
peretas pada Rabu, 15 Oktober 2013. Bila security nasional yang kuat merupakan salah
membuka website tersebut, maka yang akan satu prasyarat terwujudnya cyber-security yang
tampil adalah latar hijau dan tulisan warna handal. Karenanya pembentukan pengaturan dan
hijau berbunyi ‘Secret 404 Was HERE.’ Hacker penataan kelembagaan yang menanggani cyber-
tersebut juga meninggalkan jejak nama yaitu security secara nasional tersebut harus terintegrasi
404 Cyber Attack.22 Berbagai kasus cyber crime sebagaimana dijelaskan dalam bagan berikut:
tersebut menunjukkan kenyataan bahwa di Dari bagan pengorganisasian dan kelembagaan
bidang cyber dalam kerangka pertahanan, penangganan cyber-security secara nasional
Indonesia masih sangat jauh tertinggal. tersebut dapat diketahui bahwa penangganan
Kondisi ini disebabkan karena keseriusan cyber-security harus terintegrasi secara kuat
dalam menyikapi cyber-security membutuhkan dan melibatkan berbagai lembaga terkait yaitu
insentif yang sangat besar, sebab bukan hanya intelejen, penegak hukum, pertahanan dan
karena ruang lingkup penanganan cyber- keamanan baik itu Kementerian Pertahanan
security yang kompleks namun juga penanganan maupun TNI serta pemerintah sebagai regulator
cyber-security yang serius membutuhkan yang dalam hal ini diwakili oleh Kominfo dan
pembangunan infrastruktur penunjang yang ISSIRTI serta Lembaga Sandi Negara.
membutuhkan pembiayaan yang tidak sedikit Terkait dengan pengorganisasian
serta memerlukan sumber daya manusia yang penangganan cyber-security. salah satu
seimbang dengan kompleksitas infrastruktur strategi menarik yang patut dicermati dalam
pendukung yang akan dibangun. menghadapi cyber war diantaranya upaya
Langkah berikutnya dalam cyber-security serius pemerintah Amerika Serikat dalam
secara teknis adalah penyempurnaan terhadap mengembangkan The National Cyber Security
perangkat yang terhubung komputasi, Division (NCSD) atau satu divisi khusus yang
personil, infrastruktur, aplikasi, layanan, sistem bertugas menanggani keamanan cyber secara
telekomunikasi, dan totalitas informasi yang nasional yang didukung oleh sektor swasta
dikirimkan dan/atau disimpan dalam dunia dan masyarakat yang memiliki tugas untuk
cyber. membangun dan memelihara nasional yang
IV.B.3. Struktur Organisasi efektif sistem keamanan cyber atau dunia
Tantangan lainnya ke depan dalam maya, membuat dan menerapkan program
pengembangan kebijakan cyber-security adalah manajemen resiko untuk dunia cyber guna
sifat dari ancaman cyber yang multidimensional melindungi infrastruktur telekomunikasi dan
membuat penanganannya tidak hanya menjadi cyber dari situasi kritis yang dikenal dengan
tanggungjawab dari TNI dan/atau Polri. the National Cyber space Response System.
Kemhan maupun Kemenkominfo. Menurut Pembentukan Komando khusus satuan cyber
Sjafrie Sjamsoeddin, ancaman cyber termasuk oleh Departemen Pertahanan yang dipimpin
dalam ancaman asimetris yang penanganannya oleh Jenderal Keith Alexander pada tahun 2009
membutuhkan pendekatan komprehensif. merupakan langkah strategis yang perlu segera
Karena sifatnya multidimensional, membuat diimplementasikan dalam upaya menyikapi
cyber-security tidak dan bukan merupakan lebih serius dalam kerangka pertahanan dan
urusan satu kementerian saja, tetapi juga menjaga kedaulatan di bidang cyber.
urusan berbagai kementerian lainnya. Karena
23
Penjelasan Wakil Menteri Pertahanan Sjafrie Sjamsoeddin
itu diperlukan kebijakan cyber-security atau
pada seminar nasional keamanan Infrastuktur Internet
22
Situs TNI Kembali Disatroni, http://www.merdeka.com/ yang diselenggarakan Indonesia Security Incident
teknologi/situs-tni-kembali-disatroni-hacker.html diakses Response Team on Internet Infrastruktur (ID-SIRTI) di
Selasa, 22 Juli 2014 pukul 14.20 WIB. Universitas Pertahanan di tahun 2011.

104 Politica Vol. 5 No. 1 Juni 2014


Bagan Organisasi dan Kelembagaan Cyber security Nasional

Sumber: Penerapan Cyber security, Hasyim Gautama24

Keseriusan dari militer Amerika itu sendiri ditempatkan Amerika setara dengan
menunjukkan bahwa cyber dalam kerangka domain matra lainnya yaitu darat, laut, udara dan
pertahanan, dipandang tidak hanya sebagai antariksa. Karenanya US Army Cyber Command
jaringan melainkan telah diposisikan sebagai bertugas merencanakan, mengkoordinasikan,
medan peperangan yang harus dimenangkan. mengintegrasikan, mensinkronisasikan, dan
Pandangan tersebut menjadikan militer Amerika melakukan kegiatan untuk: mengarahkan
secara serius meningkatkan sistem pertahanan operasi dan pertahanan ditentukan
negaranya di bidang cyber dengan dikomandoi Departemen Pertahanan dan jaringan informasi;
militer, sipil dan stakeholder yang memiliki mempersiapkan diri untuk, dan ketika diarahkan,
kemampuan di bidang informasi teknologi melakukan spektrum penuh operasi militer
sebagai supporting system untuk membangun dunia maya untuk memungkinkan tindakan di
strategi dan taktik sistem pertahanan yang semua domain, memastikan keamanan Amerika
senantiasa diperbaharui sesuai dengan di dunia cyber dan menangkal berbagai ancaman
perkembangan pesat di cyber dan memperluas yang ada di dunia cyber.25
batas-batas strategi pertahanan yang ada. Dengan adanya komando khusus satuan
Perjuangan untuk mendominasi dunia cyber cyber pengelolaan terhadap manajemen risiko
dalam pandangan US Army Cyber Command dunia maya melalui upaya seperti peningkatan
merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari pelatihan, informasi tentang keamanan dan
peperangan cyber atau cyber war itu sendiri baik kerahasiaan serta pembangunan jaringan
saat ini maupun di kemudian hari. yang aman dan tangguh hingga membentuk
Berbagai ancaman di dunia cyber atau industri pertahanan cyber yang tangguh antara
cyber threats menuntut pendekatan baru lain dengan membuat program-program
untuk mengelola informasi, mengamankan pertahanan dan perlindungan cyber yang dapat
informasi dan tantangan serta kondisi itulah digunakan untuk melindungi berbagai sistem
yang mendorong dari pembentukan US Army
Cyber Command. Cyber space atau dunia cyber
25
US Army Cyber Command, http://www.arcyber.army.mil/
org-arcyber.html diakses Selasa, 22 Juli 2014 pukul 15.00
24
Hasyim Gautama, Ibid. WIB.

Handrini Ardiyanti: Cyber security dan Tantangan Pengembangannya..... 105


pelayanan publik dan pemerintahan serta (hardware) perkembangan sarana dan prasarana
militer dari serangan di dunia maya tidak hanya teknologi informasi, manajemen isi (content
berupa Tim Kerja Pusat Operasi Dunia Maya management), telecommunication and networking,
(Cyber Defence Operation Centre) sebagaimana perkembangan internet serta perdagangan
dibentuk oleh Kemenhan. online atau melalui internet.
Pengorganisasian terkait dengan cyber Mengingat pesatnya perkembangan
security tersebut hendaknya selaras dengan teknologi maka pengelolaan sumber daya cyber
pengorganisasian pengunaan sistem teknologi security haruslah ditempatkan sebagai proses
informasi dengan memperhatikan empat manajemen bisnis. Hal ini diperlukan karena
hal utama yaitu: pertama, sistem informasi penangganan cyber-security bukanlah sesuatu
(information systems) dan kedua, kompetisi yang murah dan mengalami perkembangan
organisasi (organizational competition); ketiga, yang sangat pesat. Pengembangan kapasitas
information systems (sistem informasi) dan infrastruktur dengan ditempatkan sebagai
organizational decision making (sistem informasi proses manajemen bisnis maka potensi kerugian
dan pengambilan keputusan dalam organisasi); atau biaya yang harus dikeluarkan karena
keempat, pengorganisasian penggunaan sistem perkembangan teknologi dapat dikurangi.
informasi (organizational use of information systems). Demikian pula dengan pengembangan
Pengembangan cyber security itu terintegrasi, kapasitas SDM yang bergerak di bidang cyber-
teknologi informasi dibangun berbasis sistem security. Dengan dikelolanya SDM cyber-security
yang dirancang untuk dapat mendukung kerja, dengan manajemen bisnis maka diharapkan
manajemen dimana cyber-security tersebut akan mampu mempercepat terpenuhinya
dibangun. Selain itu Kedua, pembangunan kebutuhan SDM yang menguasai bidang cyber-
sistem informasi. Ketiga, sumber daya eksternal security.
sistem informasi. Keempat, manajemen sumber IV.B.5. Kerjasama Internasional
daya informasi. Yang menjadi permasalahan adalah hingga
Berbagai konsep dan langkah terkait saat ini belum ada kesepakatan internasional
dengan penyempurnaan pengorganisasian dan yang mengikat terkait dengan cyber-security
penangganan kelembagaan yang menangani sehingga diperlukan inisiatif Indonesia sebagai
cyber-security tersebut dilakukan dalam satu negara untuk mengupayakan tercapainya
rangka untuk memastikan pencapaian dan kesepakatan bersama yang mengikat terkait
pemeliharaan sifat keamanan organisasi dan pengamanan dunia cyber secara internasional.
aset pengguna baik itu di tingkat kelembagaan Namun demikian, mengingat belum adanya
maupun nasional terhadap risiko keamanan kesepakatan secara internasional terkait dengan
yang relevan dalam lingkungan cyber. cyber-security maka penguatan pengamanan
IV.B.4. Capacity Building cyber-security nasional mutlak diperlukan.
Penguasaan tehnologi masih terkendala Kerjasama internasional lainnya terkait
merupakan permasalahan utama dalam dengan pengembangan cyber-security adalah
pengembangan kebijakan cyber-security. Karenanya dalam rangka meningkatkan kapasitas
pengembangan kapasitas SDM merupakan salah kemampuan cyber security baik itu untuk
satu hal yang harus diperhatikan selain infrastruktur, sarana prasarana maupun dalam
Karenanya, pengembangan strategi pengembangan kemampuan SDM dalam
nasional dalam membangun cyber-security bidang cyber-security baik bilateral antar dua
di Indonesia ke depan dilakukan dengan negara maupun regional ataupun internasional.
memenuhi empat pondasi yang mendukung Peningkatan kerja sama teknologi informasi
perkembangan teknologi pengembangan dan cyber-security selain itu juga diharapkan
perangkat lunak (software) seperti sistem mampu membuka peluang bagi pengembangan
dan aplikasi dan perkembangan alat keras industri media baru terkait dengan IT di

106 Politica Vol. 5 No. 1 Juni 2014


Indonesia sebagai salah satu bagian dari Kebijakan cyber-security yang telah dijalankan
pengembangan industri strategis. di Indonesia telah diinisiasi sejak tahun
Terkait dengan pengembangan kerjasama 2007 dengan dibentuknya Indonesia Security
internasional dalam rangka pengembangan cyber- Incident Response Team on Internet Infrastructure
security Indonesia perlu meningkatkan peran aktif adalah Tim yang ditugaskan Menteri
mendorong berbagai kesepakatan bersama yang Komunikasi dan Informatika (Kominfo) untuk
sepakati bersama dalam ITU yang merupakan membantu pengawasan keamanan jaringan
organisasi terdepan dalam menciptakan cyber space telekomunikasi berbasis protokol internet.
yang aman bagi negara, pemerintah, masyarakat Tugas dan fungsi dari ID-SIRTII di antaranya
maupun dunia usaha. Selain itu Indonesia melakukan pemantauan, pendeteksian dini,
juga dapat mengembangkan kerjasama dengan peringatan dini terhadap ancaman dan
negara-negara anggota ITU lainnya yang memiliki gangguan pada jaringan, berkoordinasi dengan
kemampuan IT lebih baik dari Indonesia untuk pihak-pihak terkiat di dalam maupun luar
memberikan asistensi dalam upaya peningkatan negeri didalam menjalankan tugas pengamanan
sumber daya manusia, memberikan perlindungan jaringan telekomunikasi berbasis protokol
kepada penguna dari kemungkinan terjadinya internet, mengoperasikan, memelihara dan
cyber crime dan meningkatkan kebermanfaatan mengembangkan sistem database sistem ID-
internet untuk masyarakat informasi. Di samping SIRTII, menyusun katalog-katalog dan silabus
itu juga Indonesia perlu terus meningkatkan peran yang berkaitan dengan proses pengamanan
aktifnya dalam program Global Cyber security pemanfaatan jaringan, memberikan layanan
Agenda (GSA). informasi atas ancaman dan gangguan
keamanan pengamanan pemanfaatan jaringan
V. KESIMPULAN DAN REKOMENDASI telekomunikasi yang berbasis protokol internet,
Indonesia saat ini tengah dalam keadaan menjadi contact point dengan lembaga terkait
mendesak cyber-security atau keamanan tentang keamanan pengamanan pemanfaatan
dunia maya karena melihat kenyataan bahwa jaringan telekomunikasi yang berbasis protokol
tingkat kejahatan di dunia maya atau cyber internet serta menyusun program kerja dalam
crime di Indonesia sudah mencapai tahap rangka melaksanakan pekerjaan yang berkaitan
memprihatinkan. Salah satu fakta yang dengan keamanan pengamanan pemanfaatan
menunjukkan cyber crime di Indonesia sudah jaringan telekomunikasi yang berbasis protokol
mengkhawatirkan adalah data CIA yang internet.
menyebutkan kerugian yang disebabkan karena Kerangka hukum cyber-security di Indonesia
tindak kejahatan dengan memanfaatkan saat ini dibangun diantaranya berdasarkan atas
maupun di dunia cyber di Indonesia telah dasar UU Informasi dan Transaksi Elektronik
mencapai 1,20% dari tingkat kerugian akibat No. 11 Tahun 2008, Peraturan Pemerintah
cyber crime yang terjadi di dunia. tentang Penyelenggaraan Sistem dan Transaksi
Dalam tataran kebijakan, penangganan Elektronik No. 82 Tahun 2012 serta surat edaran
cyber crime berbeda dengan penangganan menteri dan peraturan menteri. Secara nasional,
kejahatan lainnya. Namun berbeda dengan terdapat sejumlah permasalah terkait dengan
penangganan kejahatan lainnya, cyber-security pembangunan cyber-security yang tangguh di
membutuhkan pemikiran yang komprehensif antaranya lemahnya pemahaman penyelenggara
untuk menangganinya. Karena itu tulisan ini negara atan security terkait dengan dunia cyber
membahas dua hal yaitu: pertama, bagaimana yang memerlukan pembatasan pengunaan
kebijakan cyber-security yang telah dijalankan layanan yang servernya berada di luar negeri
di Indonesia selama ini. Kedua, bagaimana dan diperlukan adanya pengunaan secured
prospek dan tantangan bagi pengembangan system; belum adanya legalitas yang memadai
kebijakan cyber-security di Indonesia. terhadap penanganan penyerangan di dunia

Handrini Ardiyanti: Cyber security dan Tantangan Pengembangannya..... 107


cyber; tata kelola kelembagaan cyber-security manajemen risiko untuk dunia cyber guna
secara nasional yang masih parsial dan tersebar melindungi infrastruktur telekomunikasi dan
serta tidak adanya koordinasi yang baku dalam cyber dari situasi kritis yang dikenal dengan the
penanganan masalah cyber-security; masih National Cyber space Response System.
lemahnya industri kita dalam memproduksi Terkait dengan pengembangan strategi
dan mengembangkan perangkat keras atau nasional dalam membangun cyber-security
hardware terkait dengan teknologi informasi. di Indonesia ke depan dilakukan dengan
Pengaturan dan penataan kelembagan memenuhi empat pondasi yang mendukung
cyber-security nasional yang kuat merupakan perkembangan teknologi informasi termasuk
salah satu prasyarat terwujudnya cyber-security didalamnya pengembangan cyber-security yaitu:
yang handal. penangganan cyber-security perkembangan perangkat lunak (software)
harus terintegrasi secara kuat dan melibatkan seperti sistem dan aplikasi dan perkembangan
berbagai lembaga terkait yaitu intelejen, alat keras (hardware) perkembangan sarana
penegak hukum, pertahanan dan keamanan dan prasarana teknologi informasi, manajemen
baik itu kementerian pertahanan maupun TNI isi (content management), telecommunication
serta pemerintah sebagai regulator yang dalam and networking, perkembangan internet serta
hal ini diwakili oleh Kominfo dan ISSIRTI serta perdagangan online atau melalui internet.
Lembaga Sandi Negara. Selain memenuhi keempat pondasi utama
Guna menyikapi cyber crime yang sudah pengembangan cyber-security langkah lainnya
mencapai tahap memprihatinkan tersebut yang mutlak dilakukan adalah pengorganisasian
maka salah satu alternatif kebijakannya adalah terkait dengan pengunaan sistem teknologi
dengan menempatkan cyber-security dalam informasi dengan memperhatikan empat
kontek pertahanan. penanganan cyber-security hal utama yaitu: pertama, sistem informasi
yang serius membutuhkan pembangunan (information systems) dan kedua, kompetisi
infrastruktur penunjang diantaranya organisasi (organizational competition); ketiga,
diperlukannya satelit khusus untuk pertahanan information systems (sistem informasi) dan
termasuk didalamnya kerja penangganan cyber- organizational decision making (sistem informasi
security karena telah dimilikinya sejumlah dan pengambilan keputusan dalam organisasi);
provider telekomunikasi oleh pemilik modal keempat, pengorganisasian penggunaan sistem
asing. informasi (organizational use of information
Tantangan lainnya ke depan dalam systems).
pengembangan kebijakan cyber-security adalah Secara singkat, cyber-security ke depan
sifat dari ancaman cyber yang multidimensional hendaknya dibangun atas lima bidang dasar
membuat penangganannya tidak hanya yaitu adanya kepastian hukum (undang-undang
menjadi tanggungjawab dari TNI dan/atau cyber crime); teknis dan tindakan prosedural
Polri. Kemhan maupun Kemenkominfo. Salah (pengguna akhir dan bisnis (pendekatan
satu strategi menarik yang patut dicermati langsung dan penyedia layanan dan perusahaan
dalam menghadapi cyber war di antaranya perangkat lunak); struktur organisasi (struktur
upaya serius pemerintah Amerika Serikat organisasi sangat berkembang, menghindari
dalam mengembangkan The National Cyber tumpang tindih); capacity building & pendidikan
Security Division (NCSD) atau satu divisi pengguna (kampanye publik dan komunikasi
khusus yang bertugas menanggani keamanan terbuka dari ancaman cyber crime terbaru);
cyber secara nasional yang didukung oleh sektor Kerjasama Internasional (termasuk didalamnya
swasta dan masyarakat yang memiliki tugas kerjasama timbal balik dalam upaya mengatasi
untuk membangun dan memelihara nasional ancaman cyber).
yang efektif sistem keamanan cyber atau dunia
maya, membuat dan menerapkan program

108 Politica Vol. 5 No. 1 Juni 2014


DAFTAR PUSTAKA Peraturan Menteri Komunikasi dan Informatika
N o . 2 9 / P E R / M. KO M I N F O / 1 2 / 2 0 1 0
tentang perubahan kedua Peraturan
Menteri Komunikasi dan Informatika
Buku No.26/PER/M.Kominfo/5/2007 tentang
Anne W. Brascomb (ed), Toward A Law of Pengamanan Pemanfaatan Jaringan
Global Communication Network, New Telekomunikasi Berbasis Protokol Internet
York: Lognman, 1986.
Elizabeth Longworth, The Possibilities for legal Majalah
framework for cyber space- Including New D. Menthe, Jurudiction in Cyber space: A
Zealand Perspective, Theresa Fuentes et.al Theory of International Space, Michigan
(editor), The International Dimesions of Telecommunications and Technology Law
Cyberspace Law: Law of Cyberspace Series, Review, 23 April 1998.
Vol.1, Aldershot: Ashgate Publishing
Limited, 2000. Internet
John Vivian, Teori Komunikasi Massa, Jakarta: David S Alberts, Informastion Age Anthology:
Kencana, 2008 The Information Age Military http://www.
M. Arsyad Sanusi, Hukum Teknologi dan dodccrp.org/files/Alberts_Anthology_III.
Informasi, Bandung: Tim Kemas Buku, 2005 pdf diakses Rabu, 16 April 2014 pukul
13.00 WIB.
Pusat Teknologi Informasi dan Komunikasi Badan
Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT), Edmon Makarim, Indonesian Legal Framework
Kajian Konvergensi Teknologi Informasi for Cyber security http://www.nisc.go.jp/
dan Komunikasi, Jakarta: Pusat Teknologi securitysite/campaign/ajsympo/pdf/lecture2.
Informasi dan Komunikasi BPPT, 2007 pdf diakses Kamis, 17 April 2014 pukul 15.
40 wib.
Ronald Thompson & William Cats Barril,
Information Technology and Management, Dirjen Pothan: Ancaman Nonmiliter Lebih
New York: Mc Graw Hill, 2003. Banyak, http://www.kemhan.go.id/
kemhan/?pg=73&id=928 diakses Rabu,
16 April 2014 pukul 13.00 WIB.
Jurnal
Nathalie Chaplan, Cyber War: the Challenge to Indonesian Defense University, Technology
National Security, Global Security Studies, Perscpetive: National Cyber Security,
Winter 2013, Volume 4, Issue 1, University http://binkorpspelaut.tnial.mil.id/index.
of North Carolina Wilmington php?option=com_docman&task=doc_
download&gid=6&Itemid=22. diakses
Kamis, 17 April 2014 pukul 15. 40 wib.
Peraturan Perundang-Undangan
Peraturan Nomor 24 Tahun 2008 Tentang Iran Luncurkan Sistem Komunikasi Pertahanan
Penyelenggaraan Sistem Komunikasi Dan Udara Canggih, http://www.islamtimes.org/
Elektronika Pertahanan Negara. vdcjaoe8auqehxz.bnfu.html diakses Kamis,
17 April 2014 pukul 12.40 wib.
Peraturan Kepala Divisi Teknologi Informasi
Kepolisian Negara Republik Indonesia Kathleen Rustici, Indonesia’s Cyber security: An
No.1 Tahun 2011 tentang Hubungan Tata Opportunity for Deeper Cooperation, http://
Cara Kerja Di Lingkungan Divisi Teknologi csis.org/publication/indonesias- cyber
Informasi Kepolisian Negara Republik security-opportunity-deeper-cooperation
Indonesia. diakses Kamis, 17 April 2014 pukul 16.25
wib.

Handrini Ardiyanti: Cyber security dan Tantangan Pengembangannya..... 109


Kemhan dan TNI Membangun Pertahanan TNI Gandeng IT Del Antisipasi Penjahat di
Cyber, http://dmc.kemhan.go.id/post- Dunia Internet, http://www.jpnn.com/
kemhan-dan-tni-membangun-kekuatan- read/2014/05/13/234115/TNI-Gandeng-
pertahanan-cyber.html, diakses Jumat, 18 IT-Del-Antisipasi-Penjahat-di-Dunia-
Juli 2014 pukul 14.15 Internet- diakses Selasa, 22 Juli 2014 pukul
Ketika Hacker Lebih Menakutkan Ketimbang 14.30 WIB.
Teroris, Tidak hanya berbahaya bagi keamanan US Army Cyber Command, http://www.arcyber.
negara, tapi juga ekonomi dunia, http://m.news. army.mil/org-arcyber.html diakses Selasa,
viva.co.id/news/read/507480-ketika-hacker-lebih- 22 Juli 2014 pukul 15.00 WIB.
menakutkan-ketimbang-teroris, diakses Kamis,
17 Juli 2014 pukul 11.55 WIB. Bahan lain yang tidak dipublikasikan
Meeting the cyber security challenge in Indonesia An Taufik Arief, Satelit Pertahanan pada Focus Group
analysis of threats and responses A report from Discussion dalam rangka penyusunan
DAKA advisory http://dakaadvisory.com/ proposal penelitian “Pembangunan TIK
wp-content/uploads/DAKA-Indonesia- dalam kerangka Keamanan Nasional”
cyber- security-2013-web -version.pdf Jumat, 7 Maret 2014
diakses 22 Juli 2014 2014 pukul 13.30 WIB. Taufik Arief, Intelligent Integrated Information
Menteri Kominfo Pada “High Level Segment ITU System Dan Intelligent Surveillance System
Council 2008” Yang Membahas Cyber security, Dlm Sistem Pertahanan Negara, disampaikan
http://www.postel.go.id/info_view_c_ pada Focus Group Discussion dalam
26_p_814.htm diakses Jumat, 24 Juli 2014 rangka penyusunan proposal penelitian
pukul 13.30 WIB. “Pembangunan TIK dalam kerangka
Penerapan Cyber security, Hasyim Gautama, Keamanan Nasional” Jumat, 7 Maret 2014.
http://kemhubri.dephub.go.id/pusdatin/ Penjelasan Sekretaris Jenderal Kementerian
files/materi/Penerapan_Cybersecurity.pdf, Pertahanan Marsdya TNI Eris Herryanto
diakses Jumat, 18 Juli 2014 pukul 14.15 pada seminar nasional keamanan
Kemkominfo: Pengguna Internet di Indonesia Infrastuktur Internet yang diselenggarakan
Capai 82 Juta, http://kominfo.go.id/index. Indonesia Security Incident Response Team
php/content/detail/3980/Kemkominfo%3A on Internet Infrastruktur (ID-SIRTI) di
+Pengguna+Internet+di+Indonesia+Cap Universitas Pertahanan di tahun 2011.
ai+82+Juta/0/berita_satker#.U9G4o5R_tfs Penjelasan Wakil Menteri Pertahanan Sjafrie
diakses Jumat 24 Juli 2014 pukul 09.00 WIB. Sjamsoeddin pada seminar nasional
Struktur TNI, http://www.tni.mil.id/pages-13- keamanan Infrastuktur Internet yang
mabes-tni.html diakses Sabtu 5 Juli 2014, diselenggarakan Indonesia Security
pukul 14.30 wib. Incident Response Team on Internet
Infrastruktur (ID-SIRTI) di Universitas
Situs TNI Kembali Disatroni, http://www. Pertahanan di tahun Pertahanan di tahun
merdeka.com/teknologi/situs-tni-kembali- 2011.
disatroni-hacker.html diakses Selasa, 22
Juli 2014 pukul 14.20 WIB
TNI AD Berdayakan Kopassus Menjadi
Hacker, http://www.republika.co.id/berita/
nasional/umum/14/05/16/n5noce-tni-ad-
berdayakan-kopassus-jadi-hacker, diakses
Sabtu 5 Juli 2014, pukul 14.00 wib.

110 Politica Vol. 5 No. 1 Juni 2014


Jurnal TEKESNOS Vol 1 No 1 November tahun 2019

Jurnal Teknik, Kesehatan dan Ilmu


Sosial
PENEGAKAN HUKUM UNTUK PELAKU TERKAIT E-COMMERCE
SEBAGAI BENTUK DARI PERLUASAN EKONOMI

Anto Tulim, S.E., S.S., M.Si.1, Dra. Yuanita, M.Si.2 dan Zetria Erma, S.H., M.Hum.3
1
Dosen Tetap Manajemen, Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi ITMI Medan, Jl. Timah Putih Blok G. 15-17
Komplek Asia Mega Mas Medan 20224 Telp. (061) 7356888
2
Dosen Tetap Fakultas Ekonomi, Universitas Pembangunan Masyarakat Indonesia, Jl. Teladan No. 15
Medan 20214 Telp. (061) 7872060
3
Dosen Tetap Fakultas Hukum, Universitas Pembangunan Masyarakat Indonesia, Jl. Teladan No. 15
Medan 20214 Telp. (061) 7872060
1
e-mail : antosintatulim@gmail.com
2
e-mail : yuanitasdom@gmail.com
3
e-mail : zetriaermaupmi2018@gmail.com

Abstrak
Perdagangan bebas mempunyai arti khusus ketika perdagangan diartikan sebagai proses tukar-menukar yang
didasarkan atas kehendak suka rela dari masing-masing pihak tanpa dibatasi ruang dan waktu. Aspek tanpa
dibatasi ruang dan waktu menjadi penting dalam perdagangan bebas karena akibat dari perluasan perdagangan
dunia yang terjadi sehingga bisa dikatakan perdagangan bebas muncul karena melihat adanya manfaat dari
pengembangan arus teknologi. Perluasan ekonomi berdampak pada berkembangnya kemajuan teknologi
perdagangan bebas antar negara. melalui perdagangan internasional melahirkan aturan perdagangan bebas serta
lebih fokus pada pengembangan pasar bebas atau cepat dalam suatu kehidupan tanpa batas. Wujud dari akibat
perluasan perdagangan bebas adalah munculnya fenomena electronic commerce. Penelitian ini mencoba
menganalisis permasalahan bagaimana penegakan hukum untuk pelaku terkait e-commerce sebagai bentuk dari
perluasan ekonomi. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif atau yuridis normatif dan bersifat
deskriptif analisis dengan bentuk penelitian desk study. Penelitian hukum kepustakaan adalah penelitian hukum
yang dilakukan dengan cara meneliti bahan pustaka atau data sekunder. Hasil penelitian menunjukkan bahwa
pertama, tantangan hukum dalam pembangunan e- commerce yaitu bentuk badan hukum, perizinan, aspek
legalitas dan perlindungan hukum para pihak dalam komuniatas e-commerce dan kedua, peran pemerintah dalam
pembangunan bisnis e- commerce adalah dengan melakukan perbaikan sistem hukum nasional sesuai dengan
dinamika perkembangan telematika dan menerbitkan regulasi yang memuat aspek pendanaan, perpajakan,
perlindungan konsumen, pendidikan atau sumber daya manusia, infrastruktur jaringan komunikasi, logistik,
keamanan siber serta manajemen pelaksana peta jalan e-commerce.

Kata Kunci : Penegakan Hukum, Pelaku Terkait e-commerce dan Perluasan Ekonomi

1. PENDAHULUAN Namun, dari hal demikian juga tampak bahwa


Perkembangan ekonomi menggambarkan hukum antar negara-negara di dunia menjadi
proses percepatan interaksi yang luas dalam bidang semakin terintegras.
politik, teknologi, ekonomi, sosial dan budaya. Teknologi informasi di Indonesia
perkembangan merupakan istilah yang digunakan berkembang pesat, menurut survei yang dilakukan
untuk menggambarkan multi lapis dan multi oleh Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet
dimensi proses atau fenomena hidup serta Indonesia (APJII) pada tahun 2018 pengguna
pelaksanaan yang terjadi. internet di Indonesia berjumlah 132,7 juta atau 52%
Perkembangan dimaksudkan sebagai dari jumlah penduduk Indonesia. Dari jumlah
proses pengintregasian perekonomian negara- tersebut peringkat pertama diduduki pengguna di
negara ke arah masyarakat ekonomi dunia yang pulau Jawa sebesar 86,3 juta orang (65%). Hal ini
saling terkait, saling tergantung dan saling disebabkan selain karena sebaran penduduk tetapi
pengaruh mempengaruhi. Perkembangan ekonomi juga karena kesiapan infrastruktur jaringan
diperlihatkan oleh saling tergantung dan bahkan komunikasi yang lebih baik di pulau Jawa
pengintegrasian produksi. Perkembangan dibandingkan dengan pulau yang lain. Jika
menimbulkan akibat yang sangat besar terhadap dibandingkan dengan hasil survei pada tahun 2016
aspek kehidupan bermasyarakat terutama aspek pengguna internet Indonesia berada pada angka 88
hukum, globalisasi hukum terjadi dalam arti juta pengguna. Peningkatan ini sebanding dengan
substansi berbagai Undang-undang dan kontrak- meningkatnya perkembangan teknologi gadget
kontrak menyebar melewati batas-batas ruang (smartphone) yang semakin murah dan kompetitif
lingkup suatu negara semakin menjadi samar.
82
Jurnal TEKESNOS Vol 1 No 1 November tahun 2019

Jurnal Teknik, Kesehatan dan Ilmu


Sosial
atau perbaikan infrastruktur komunikasi oleh mendukung perekonomian Indonesia yang
operator telekomunikasi di Indonesia. diprediksi menjadi kekuatan ekonomi baru dunia
Kemajuan teknologi telah membawa pada tahun 2020 nanti.
perubahan dan pergeseran yang cepat dalam suatu Pemerintah Indonesia ingin menempatkan
kehidupan tanpa batas di era globalisasi ini. Indonesia sebagai negara digital ekonomi terbesar
Globalisasi merupakan proses penghapusan di Asia Tenggara pada tahun 2020. Kondisinya saat
berbagai kendali yang menghalangi gerak kinerja ini banyak pelaku bisnis e-commerce pemula
perdagangan dan modal untuk merentangkan (startup) baik perdagangan online maupun startup
jangkauan seluas bola dunia. digital dengan ide-ide segar dan inovatif yang
Perkembangan yang pesat dari teknologi kurang memiliki akses atau pendanaan untuk
telekomunikasi dan teknologi komputer mengembangkan bisnisnya. Pemerintah akan
menghasilkan internet yang multifungsi. mendorong tumbuhnya technopreneurs baru baik
Perkembangan ini membawa kita ke ambang dengan menggandeng mentor technopreneurs
revolusi ke empat dalam sejarah pemikiran manusia terkemuka, pusat data, technopark serta
bila ditinjau dari konstruksi pengetahuan umat memberikan pendanaan. Bagi pelaku bisnis UKM
manusia yang dicirikan dengan cara berfikir yang diharapkan mampu naik tingkat menjadi pelaku
tanpa batas (borderless way of thinking). usaha besar bahkan menggurita hingga
Percepatan teknologi semakin lama semakin internasional.
meningkat yang menjadi sebab material perubahan Penguatan infrastuktur teknis, strategi
yang terus-menerus dalam semua interaksi dan bisnis dan strategi pemasaran digital tak diragukan
aktivitas masyarakat informasi. memainkan peranan penting untuk meningkatkan
Dalam dunia perdagangan global saat ini, profitabilitas e-commerce. Namun, pengembangan
transaksi elektronik adalah suatu hal yang tidak atau penguatan bisnis juga harus diiringi dengan
dapat dihindarkan. Electronic commerce (E- pengamanan secara hukum atas risiko-risiko yang
commerce) adalah suatu contoh dari kemajuan dapat muncul dalam kegiatan serta transaksi e-
teknologi informasi di mana transaksi bisnis tidak commerce antara pelaku usaha online dan
lagi dilakukan secara konvensional yang konsumen. Risiko-risiko hukum tersebut di
mengharuskan pembeli berinteraksi langsung antaranya berkaitan dengan keamanan transaksi
dengan penjual atau adanya keharusan baik dari segi pembayaran, logistik maupun
menggunakan uang tunai. Tetapi, penjual diwakili delivery, keautentikan identitas, perlindungan
oleh suatu sistem yang melayani pembeli secara terhadap privasi dan data, layanan dan penyelesaian
online dengan melalui media jaringan komputer. komplain dari konsumen serta hubungan kontrak
Dalam melakukan transaksi seorang pembeli jual beli termasuk risiko tuntutan dari pihak ketiga
berhadapan dan berkomunikasi dengan sistem yang lainnya.
mewakili penjual. Oleh karena itu, E-commerce ini Hal lain yang sering kali menjadi
membutuhkan infrastruktur sistem yang mampu persoalan hukum terkait dengan e-commerce ini
menjamin keamanan transaksi tersebut. adalah erat hubungannya dengan masalah hak
Era perdagangan global membutuhkan kekayaan intelektual seperti hak cipta, merek dan
dukungan digital economy yang tercermin dengan paten. Seperti yang dialami oleh Chef Farah Quinn
lahirnya aktivitas perdagangan secara elektronik yang mempersoalkan secara hukum salah satu
(electronic trading) dalam berbagai bentuk kegiatan perusahaan e-commerce karena menggunakan
seperti perdagangan retail, pelelangan barang, fotonya tanpa izin. Di mana foto yang digunakan
penawaran jasa dan sebagainya. Sebagai untuk iklan pisau adalah foto yang terdapat pada
konsekuensinya toko tradisional digantikan oleh sampul buku miliknya berjudul Healthy Happy
toko elektronik yang dikenal dengan nama: Family By Farah Quinn. Foto yang digunakan oleh
cyberstore, virtual store, digital market, electronic produk double fry pan milik Modern House
mall, online shop dan lain sebagainya. merupakan foto yang digunakan untuk iklan produk
Pertumbuhan digital ekonomi ini tentunya Tupperware.
memberikan dampak positif ataupun negatif Berdasarkan latar belakang masalah di atas
terhadap kehidupan ekonomi global yang tidak lagi peneliti akan membahas mengenai penegakan
mengenal batas teritorial suatu negara. hukum untuk pelaku terkait e-commerce sebagai
Pertumbuhan industri e-commerce dalam bentuk dari perluasan ekonomi. Rumusan masalah
negeri semakin pesat di tengah perlambatan laju dalam penelitian ini dapat dirumuskan adalah
ekonomi tanah air. Terlebih kebanyakan pelaku bagaimanakah penegakan hukum untuk pelaku
bisnis e-commerce di tanah air berskala kecil dan terkait e-commerce sebagai bentuk perluasan
menengah (UKM). Seperti yang kita ketahui, bisnis ekonomi?. Tujuan penelitian adalah untuk
UKM menjadi usaha yang paling tahan banting di mengetahui penegakan hukum untuk pelaku terkait
saat krisis ekonomi sekalipun. Melalui industri e- e-commerce sebagai bentuk perluasan ekonomi.
commerce dapat terus dikembangkan dan
83
Jurnal TEKESNOS Vol 1 No 1 November tahun 2019

Jurnal Teknik, Kesehatan dan Ilmu


Sosial
2. TINJAUAN PUSTAKA portal e-commerce yang menerapkan konsep C2C
Secara umum e-commerce adalah sistem adalah Tokopedia, Bukalapak, Elevania dan lain-
perdagangan yang menggunakan mekanisme lain. 4. Consumer to Business (C2B) di mana
elektronik yang ada di jaringan internet. E- pelaku bisnis perorangan atau individual melakukan
commerce dapat melibatkan transfer dana transaksi atau interaksi dengan suatu atau beberapa
elektronik, pertukaran data elektronik, sistem perusahaan. Jenis e-commerce seperti ini sangat
manajemen inventori otomatis dan sistem jarang dilakukan di Indonesia. Contoh portal e-
pengumpulan data otomatis. E-commerce dapat commerce yang menerapkan model bisnis seperti
didefinisikan sebagai segala bentuk transaksi ini adalah priceline.com. 5. Business to
perdagangan atau perniagaan barang dan jasa (trade Administration (B2A) mencakup semua transaksi
of goods and services) dengan menggunakan media yang dilakukan secara online antara perusahaan dan
elektronik. Di dalam e-commerce itu sendiri administrasi publik pemerintah. Jenis e-commerce
terdapat perdagangan melalui internet seperti dalam ini melibatkan banyak layanan khususnya di
bussines to consumer (B2C) dan bussines to bidang-bidang seperti fiskal, jaminan sosial,
bussines (B2B) serta perdagangan dengan ketenagakerjaan, dokumen hukum dan register.
pertukaran data terstruktur secara elektronik. Contoh website administrasi publik yang
Menurut Purbo dan Wahyudi (2016 : 38) menerapkan B2A adalah www.bpjs-online.com. 6.
yang mengutip pendapatnya Baum menyebutkan Consumer to Administration (C2A) meliputi semua
bahwa “E-commerce is a dynamic set of transaksi elektronik yang dilakukan antara individu
technologies, aplications and business procces that dan administrasi publik. Contoh area yang
link enterprises, consumers and communities menggunakan jenis e-commerce ini adalah a.
through electronictransaction and the electronic Pendidikan – Penyebaran informasi, proses
exchange of goods, services and information” pembelajaran jarak jauh dan lainnya b. Jamsostek –
bahwa e-commerce merupakan suatu set dinamis Penyebaran informasi, pembayaran dan lainnya c.
teknologi, aplikasi dan proses bisnis yang Pajak – Pengajuan pajak, pembayaran pajak dan
menghubungkan perusahaan, konsumen dan lainnya d. Kesehatan – Janji pertemuan, informasi
komunitas melalui transaksi elektronik dan mengenai penyakit, pembayaran layanan kesehatan
perdagangan barang, pelayanan dan informasi yang dan lainnya 7. Online to Offline (O2O) jenis e-
dilakukan secara elektronik. commerce yang menarik pelanggan dari saluran
E-commerce merupakan konsep baru yang online untuk toko fisik. Beberapa website di
biasa digambarkan sebagai proses jual beli barang Indonesia yang menerapkan jenis O2O adalah
atau jasa pada World Wide Web Internet (Darus, Kudo dan MatahariMall.
2016 : 86) atau e-commerce adalah proses jual beli Faktor-faktor yang menjadi pendorong
atau pertukaran produk, jasa dan informasi melalui implementasi e-commerce menurut Sanusi (2017 : :
jaringan informasi termasuk internet (Suyanto, 67) meliputi 1. Globalisasi dan liberalisasi
2018 : 43). perdagangan, 2. Kompetisi yang semakin tajam, 3.
Penggolongan e-commerce yang lazim Perkembangan teknologi, 4. Pengurangan tujuan
dilakukan orang adalah berdasarkan sifat secara fisik dan 5. Publisitas.
transaksinya. Berikut jenis-jenis dari e-commerce Di samping banyaknya manfaat yang
yaitu 1. Business to Business (B2B) meliputi semua ditawarkan oleh sistem e-commerce, ada celah-
transaksi elektronik yang dilakukan antar celah ancaman yang ada dalam pemanfaatannya.
perusahaan. Contoh bisnis e-commerce yang Ancaman tersebut yaitu berbagai kemungkinan
menerapkan model ini adalah bizzy.co.id dan ralali. munculnya kejadian yang dapat membahayakan
com 2. Business to Consumer (B2C) di mana aset-aset yang berharga. Secara yuridis kegiatan
pelaku bisnisnya melibatkan langsung antara pada ruang siber/ internet tidak dapat menggunakan
penjual atau perusahaan dan konsumen akhir pendekatan hukum konvensional saja sebab akan
(individual buyer). Jenis ini berkembang dengan banyak kesulitan yang muncul. Kegiatan dalam
sangat cepat karena adanya dukungan munculnya ruang siber adalah kegiatan virtual yang berdampak
platform website dan banyaknya toko virtual sangat nyata meskipun dokumen yang dijadikan
bahkan mal di internet yang menjual beragam sebagai alat bukti bersifat elektronik atau softcopy.
kebutuhan masyarakat. Contoh bisnis e-commerce Oleh karena itu, maka peran negara dalam hal ini
yang menerapkan model ini adalah Berybenka, pemerintah mempunyai kewajiban untuk
Bhinneka, Tiket.com dan lain-lain. 3. Consumer to melindungi warga negaranya dengan menjalankan
Consumer (C2C) meliputi semua transaksi fungsi perlindungan melalui regulasi hukum yang
elektronik antar konsumen. Umumnya transaksi ini mengatur transaksi e-commerce tersebut sehingga
dilakukan melalui pihak ketiga yang menyediakan kepastian hukum tercapai dan kesejahteraan bisa
platform online untuk melakukan transaksi tersebut. terwujud.
Konsep jenis ini banyak digunakan dalam situs
online auction atau lelang secara online. Contoh
84
Jurnal TEKESNOS Vol 1 No 1 November tahun 2019

Jurnal Teknik, Kesehatan dan Ilmu


Sosial
3. METODE PENELITIAN dapat melepaskan dari kekuatan tersebut meski
Pendekatan penelitian adalah pada kenyataannya hasil yang diperoleh bangsa
menggunakan pendekatan kualitatif sebagai strategi Indonesia dari ketergantungan tersebut tidaklah
untuk mengumpulkan dan memanfaatkan semua selalu manis. Salah satu wujud dari akibat
informasi terkait pokok permasalahan. Penelitian perluasan perdagangan bebas adalah munculnya
ini bersifat deskriptif yang bertujuan untuk fenomena electronic commerce atau disingkat e-
menggambarkan dan menganalisis bagaimana commerce adalah kegiatan bisnis yang menyangkut
peran atau sinergi antar lembaga terkait guna konsumen (consumers), manufaktur
mendukung pembangunan e-commerce dalam (manufactures), service providers dan pedagang
negeri sebagai upaya meningkatkan pertumbuhan perantara (intermediaries) dengan mengunakan
ekonomi nasional di era ekonomi digital. jaringan-jaringan komputer (computer networks)
Pengumpulan data yaitu menggunakan yaitu internet. E-commerce sudah meliputi seluruh
metode desk study yaitu cara pengumpulan data dan spektrum kegiatan komersial.
informasi melalui pemeriksaan dan analisis data Teknologi internet yang pada awal
atau informasi yang menggunakan data sekunder. diciptakannya hanya untuk mempublikasikan
Data sekunder diperoleh melalui penelusuran informasi kemudian pada saat ini telah banyak
literatur. Sumber data dalam penelitian ini adalah berubah menjadi lebih interaktif yang dapat
literatur, artikel, jurnal, penelitian ilmiah dan laman menciptakan proses timbal balik dan menjadi
internet yang berkenaan dengan penelitian yang sarana untuk bertransaksi. Demikian pula dengan
dilakukan. mekanisme transaksi dan pembayarannya serta
Teknik analisis data yang digunakan pengirimannya.
dalam penelitian ini adalah model interaktif Transaksi perdagangannya kini telah
sebagaimana dikemukakan oleh Miles dan mengarah menjadi one-stop shopping di mana
Huberman (dalam Sugiono, 2018 : 38) meliputi kesepakatan transaksi adalah mencakup
kegiatan reduksi data, penyajian data dan penarikan kesepakatan atas barang atau jasa berikut
kesimpulan. Reduksi data dan sajian data disusun pembayaran dan pengirimannya sehingga
pada waktu peneliti mendapatkan data yang keseluruhannya mencakup arus informasi, arus
diperlukan dalam penelitian. Setelah pengumpulan uang dan arus barang. Dinamika kebijakan tentang
data berakhir peneliti berusaha menarik kesimpulan e-commerce secara global telah berubah demi
berdasarkan verifikasi data lapangan tersebut. adanya kepastian hukum terhadap penyelenggara
transaksi e-commerce dan perlindungan hukum
4. HASIL DAN PEMBAHASAN kepada konsumen. Fenomena global framework for
Apabila dilihat dari aspek hukum, e-commerce yang membatasi peran serta
transaksi perdagangan atau jual beli sebagai suatu pemerintah dalam memberikan pengaturan dalam
bentuk perjanjian sudah diatur dalam Kitab berbagai regulasi telah berubah menjadi suatu
Undang-undang Hukum Perdata yaitu Buku III harapan adanya peranan pemerintah dalam
tentang Perikatan. Akan tetapi, dalam KUHPdt menciptakan regulasi untuk mengatur segala
tersebut hanya mengatur transaksi jual beli aktivitas dalam e-commerce sebagai upaya untuk
konvensional dan belum mengatur kegiatan jual melindungi kedua belah pihak baik dari sisi pelaku
beli di ruang siber (e-commerce). Pada tahun 2008 usaha ataupun dari pihak konsumen.
pemerintah mengesahkan Undang-undang Nomor Prinsip dari kebijakan perdagangan secara
11 tahun 2008 yang saat ini telah diubah dalam elektronik yakni pada dasarnya diarahkan kepada
Undang-undang Nomor 19 tahun 2016 tentang amanat pemberian perlindungan hukum kepada
Informasi dan transaksi Elektronik (UU ITE). UU kepentingan pengguna atau konsumen (user’s
ITE secara umum mengatur tentang pemanfaatan centric). Hal tersebut diturunkan sebagai prinsip-
teknologi informasi dan komunikasi. Dalam UU prinsip hukum atau setidak-tidaknya beberapa hal
tersebut dilakukan perluasan penafsiran terhadap penting yang harus diperhatikan oleh pelaku usaha
norma-norma yang berkaitan dengan e-commerce penyelenggara perdagangan secara elektronik
yang tetap mengacu pada aturan keperdataan antara lain a. Perdagangan harus dibangun atas
konvensional dalam KUHPdt. dasar itikad baik dan menghargai asas
Perluasan ekonomi bagi bangsa Indonesia keterpercayaan terhadap akuntabilitas sistem
di mana masyarakatnya memiliki multi etnis elektronik yang baik, b. Perdagangan secara
dengan multi budaya melahirkan beberapa elektronik harus efektif dan efisien sehingga
tantangan yang tidak ringan yang bisa mengancam kendala biaya ekonomi tinggi harus ditiadakan, c.
keutuhan bangsa dan negara Indonesia. Tantangan Perdagangan diharapkan dapat menumbuhkan iklim
pertama berupa tekanan-tekanan yang datang dari persaingan usaha yang sehat, dan d. Perdagangan
luar baik dalam wujud ekonomi, politik maupun diharapkan dapat memberikan kemudahan dan
budaya. Ketergantungan atas kekuatan ekonomi melindungi kepentingan konsumen serta mencegah
internasional menyebabkan bangsa Indonesia tidak setiap upaya untuk eksploitasi hak-hak konsumen
85
Jurnal TEKESNOS Vol 1 No 1 November tahun 2019

Jurnal Teknik, Kesehatan dan Ilmu


Sosial
Dari kerangka kebijakan umum tersebut usahanya (perdagangan) maka perusahaan tersebut
maka diperlukan upaya melakukan perbaikan harus terlebih dahulu melakukan pendaftaran
sistem hukum nasional dan pembangunan aturan terhadap sistem elektroniknya kepada Kemkominfo
hukum baru dalam rangka mengawal sesuai dengan Peraturan menteri Komunikasi dan
perkembangan perdagangan elektronik yang Informatika Nomor 36 Tahun 2014 tentang Tata
semakin meningkat. Sesuai dengan dinamika Cara Pendaftaran Penyelenggaraan Sistem
perkembangan telematika maka kebijakan e- Eelektronik yang prosesnya data dilaksanakan
commerce tidak dapat dilepaskan dari kebijakan secara elektronik melalui portal
dan regulasi terhadap sumber daya komunikasi atau https://pse.kominfo.go.id/pendaftaranpse yang
infraktruktur jaringan telekomunikasi. Dalam terdiri dari beberapa tahap antara lain a. Mengisi
konteks telematika perdagangan secara elektronik form pengajuan pendaftaran penyelenggara sistem
sesungguhnya berada pada lapisan aplikasi dan elektronik, b. Melengkapi dokumen (profil usaha,
konten setelah lapisan penyelenggaraan jaringan domisili, KTP, TDP dan domain.id), c. Melengkapi
sebagai infrastruktur atau sarana perdagangannya. data gambaran teknis (hardware, software, tenaga
Terdapat perbedaan paradigma antara ahli dan lingkup pelayanan), d. Pendaftaran akan
regulasi terhadap jaringan dan regulasi terhadap di-publish pada website e-busines Kemenkominfo.
aplikasi atau konten. Dalam konteks infrastruktur, Dengan demikian, demi melindungi
fokusnya adalah untuk dapat menciptakan koneksi kepentingan publik pemerintah dapat menyatakan
internet cepat yang dapat diakses dari seluruh bahwa setiap penyelenggaraan perdagangan secara
wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia, elektronik tersebut berjalan di atas penyelenggaraan
pembangunannya adalah sebagaimana layaknya sistem elektronik yang akuntabel dan bertanggung
pembangunan fisik yaitu berupa pembangunan jawab. Pemerintah memiliki visi untuk
infrastruktur jaringan fiber optik atau yang menempatkan Indonesia sebagai negara dengan
memanfaatkan satelit (palapa ring). Sementara kapasitas digital ekonomi terbesar di Asia Tenggara
terhadap aplikasi dan konten dapat dikatakan pada 2020. Indonesia adalah salah satu pengguna
sebaliknya karena keberadaan aplikasi dan konten internet terbesar di dunia, mencapai 93,4 juta orang
dapat bersifat dinamis sesuai olah pikir atau dan pengguna telepon pintar (smartphone)
kebutuhan pembuat aplikasi dan konten serta tidak mencapai 71 juta orang. Pada tanggal 21 Juli 2017
terbatas pada pengembangan fisik layaknya Pemerintah telah menerbitkan Peraturan Presiden
infrastruktur jaringan koneksi. Oleh karena itu, Nomor 74 tahun 2017 tentang Peta Jalan Sistem
dalam penyelenggaraan aplikasi dan konten yang Perdagangan Nasional Berbasis Elektronik (Road
beroperasi pada jaringan koneksi internet tidak Map E-commerce) tahun 2017-2019 (SPNBE 2017-
memerlukan perijinan layaknya pembangunan fisik 2019) untuk mendorong perluasan atau peningkatan
pada infrastruktur jaringan koneksi internet. Hal kegiatan ekonomi masyarakat di seluruh Indonesia
yang harus dipastikan bahwa aplikasi dan konten secara efisien dan terkoneksi secara global. Peta
yang dijalankannya telah memenuhi segala aspek jalan e-commerce ini sekaligus dapat mendorong
kelayakan secara hukum untuk suatu penyelenggara kreasi, inovasi dan invensi kegiatan ekonomi baru
sistem dan transaksi elektronik untuk kepentingan di kalangan generasi muda.
transaksi e-commerce yang sesuai dengan aturan Pengaturan hukum berupa peraturan
yang berlaku. Berdasarkan hal di atas maka perlu perundang-undangan tentang cyber dan e-
ada koordinasi kewenangan antara instansi pembina commerce seyogyanya mencakup perangkat hukum
dan pengawas dari jaringan yakni Kementerian yang berkaitan sehingga menjadi satu subsistem di
Komunikasi dan Informatika (Kemkominfo) dalam sistem hukum nasional. Oleh karena itu,
dengan instansi pembina dan pengawas dari tata perlu dilakukan perluasan makna dari KUH
niaga perdagangan yakni Kementrian Perdagangan. perdata, Undang-undang hak cipta, Undang-undang
Kemkominfo bertanggung jawab terhadap perlindungan konsumen, Undang-undang informasi
setiap aspek engineering process sementara teknologi elektronik dan Undang-undang merek
Kementerian Perdagangan bertanggung jawab terkait dengan hal tersebut. Masalah-masalah legal
terhadap setiap aspek business process. Pada sisi di internet yang belum terjangkau oleh hukum
teknis setiap penyelenggaraan sistem elektronik secara jelas antara lain kontrak online, privasi, e-
harus memenuhi kelaikan atau akuntabilitas sistem commerce, pembayaran elektronis, tanggung jawab
elektronik sesuai standart teknis, sementara pada pembuat hompage, e-mail dan chat. Dalam hal
sisi bisnis setiap penyelenggaraan sistem kontrak dilakukan di cyberspace peraturan tidak
perdagangan harus memenuhi standart memiliki perbedaan. Namun, bagaimanapun
perdagangan. terdapat keadaan di cyberspace yang sama sekali
Kebijakan terhadap perdagangan secara baru dan tidak ada suatu ketentuanpun yang berlaku
elektronik dapat diturunkan dalam bentuk sehingga menyebabkan ketidakpastian dan risiko
koordinasi antar kementerian misalnya sebuah bisnis sangat tinggi.
perusahan e-commerce untuk mendapatkan izin
86
Jurnal TEKESNOS Vol 1 No 1 November tahun 2019

Jurnal Teknik, Kesehatan dan Ilmu


Sosial
Pemerintah sebagai regulator dalam Pengaturan hukum berupa peraturan
pengembangan iklim e-commerce menyiapkan perundang-undangan tentang cyber dan e-
kebijakan dan regulasi yang mendukung commerce seyogyanya mencakup perangkat hukum
pelaksanaan transaksi elektronik pada e-commerce, yang berkaitan sehingga menjadi satu subsistem di
di antaranya dengan 1. Undang-undang Republik dalam sistem hukum nasional. Untuk menggunakan
Indonesia No. 11 tahun 2008 Tentang Informasi pendekatan sistem sangatlah tepat dengan cara
dan Transaksi Elektronik (ITE) yang telah dibuah melihat perangkat hukum yang terkait termasuk di
dalam Undang-undang Nomor 19 tahun 2016 (UU dalamnya KUH Perdata dan perundang-undangan
ITE). Undang-undang yang disusun pemerintah organik lainnya seperti undang-undang.
(Kemenkominfo) bersama DPR untuk mengatur
segala aspek engineering process. UU ini mengatur 5. KESIMPULAN
tentang informasi serta transaksi elektronik atau Perlindungan hukum bagi para pihak
teknologi informasi secara umum. UU ini memiliki dalam e-commerce sebagai akibat dari perluasan
yurisdiksi yang berlaku untuk setiap orang yang ekonomi mencakup 2 sisi yaitu dalam perjanjian
melakukan perbuatan hukum sebagaimana diatur dan di luar perjanjian. Perlindungan hukum di
dalam Undang-undang ini baik yang berada di dalam perjanjian e-commerce dokumen tersebut
wilayah hukum Indonesia maupun di luar wilayah dibuat oleh pihak merchant yang berisi aturan dan
hukum Indonesia yang memiliki akibat hukum di kondisi yang harus dipatuhi oleh customer tetapi
wilayah hukum Indonesia atau di luar wilayah isinya tidak memberatkan customer. Perlindungan
hukum Indonesia dan merugikan kepentingan hukum di luar perjanjian lebih menyangkut tentang
Indonesia. Hak Atas Kekayaan Intelektual atas nama domain
Perubahan drastis dari prilaku komunikasi yang dimilikinya seperti terdapat dalam Pasal 23
yang biasanya menggunakan kertas (paper) dan UU ITE.
kemudian menggunakan elektronik mengubah Perdagangan berbasis elektronik saat ini
sistem kehidupan masyarakat. Gaya hidup yang dan ke depannya mempunyai potensi pangsa pasar
beralih dari alam wujud (fisik) ke alam elektronik yang tinggi dan dapat menjadi sektor penting dan
(non-fisik) disebutkan sebagai ruang maya salah satu tulang punggung perekonomian nasional.
(cyberspace). Dalam hukum perdata bisnis, Dari data statistik perkembangan e-commerce
kegiatan di alam maya ini terjadi dalam bentuk menunjukkan bahwa peningkatan tiap tahunnya di
kontrak dagang elektronik (e-commerce). Kontrak mana juga telah merambah pada usaha kecil dan
dagang tidak lagi merupakan paper-based economy menengah. Bagi pelaku bisnis konvensional dan
tetapi digital electronic economy. Pemakaian benda pelaku-pelaku pemula yang ingin mengembangkan
yang tidak berwujud semakin tumbuh dan mungkin bisnis e-commerce ada beberapa tantangan hukum
secara relatif akan mengalahkan penggunaan benda yang perlu diketahui bagi pemula antara lain 1)
yang terwujud. Bentuk badan hukum dalam bisnis e-commerce, 2)
Beberapa pasal hukum yang sudah ada Perizinan dan dokumen legalitas lainnya dalam
dapat digunakan untuk menyelesaikan hal-hal yang pendirian bisnis e-commerce, 3) Pemahaman dan
berhubungan dengan masalah cyberspace implementasi aspek legalitas dari hulu ke hilir
sedangkan hal-hal lainnya harus dituangkan dalam sesuai dengan aturan hukum yang berlaku, 4)
cyber law yang baru sebelum mengarah ke Pemahaman menyeluruh mengenai bentuk
perumusan cyberlaw harus praktisi di bidang perlindungan hukum para pihak dalam komunitas
teknologi informasi berharap peraturan mengenai bisnis e-commerce.
internet (cyberlaw) tidak dibuat secara khusus Dalam rangka mengoptimalkan
cukup dimasukkan dalam peraturan lain yang pemanfaatan potensi ekonomi berbasis elektronik
terkait. dari sisi kebijakan umum pemerintah melakukan
Arah perkembangan teknologinya belum perbaikan sistem hukum nasional sesuai dengan
bisa ditebak dan pasti akan berpengaruh terhadap dinamika perkembangan telematika yang tidak
cara hidup masyarakat maka sebaiknya tidak perlu dapat dilepaskan dari pembentukan kebijakan atau
diatur secara khusus. Pemerintah perlu regulasi terhadap sumber daya komunikasi dan
mengembangkan struktur regulasi dengan infraktruktur jaringan telekomunikasi. Pengaturan
memanfaatkan peraturan perundangan yang telah hukum (payung hukum) tentang e-commerce ini
ada sekarang seperti Undang-undang perlindungan harus selaras dengan pengaturan mengenai Hak
konsumen, Undang-undang anti monopoli serta Kekayaan Intelektual yang berlaku di Indonesia
pengaturan prdagangan dan investasi. Jadi, tidak karena e-commerce erat kaitannya dengan hak
perlu dibuatkan aturan khusus dan terpisah dan cipta, paten dan merek. Di samping itu, peranan
semua negara mengalami persoalan yang sama pemerintah sangat dibutuhkan oleh para pelaku
dengan perkembangan internet sehingga persoalan bisnis e-commerce untuk mendorong percepatan
regulasi e-commerce bukan dihadapi di indonesia dan pengembangan sistem perdagangan nasional
saja.
87
Jurnal TEKESNOS Vol 1 No 1 November tahun 2019

Jurnal Teknik, Kesehatan dan Ilmu


Sosial
berbasis elektronik, usaha pemula (start-up), Perlu meningkatkan aturan mengenai
pengembangan usaha dan percepatan logistik. kebijakan Safe Harbor Policy dalam Surat Edaran
Pemerintah menetapkan Peta Jalan Sistem Menteri Komunikasi dan Informatika Nomor 5
Perdagangan Nasional Berbasis Elektronik (Road Tahun 2016 Tentang Batasan Tanggung Jawab
Map e-Commerce) yang terintegrasi yang meliputi Penyedia Platform dan Pedagang (merchant)
aspek pendanaan, perpajakan, perlindungan Perdagangan melalui sistem elektronik yang
konsumen, pendidikan dan sumber daya manusia, berbentuk user generated content menjadi setingkat
infrastruktur jaringan komunikasi, logistik, Peraturan Menteri atau yang lebih tinggi.
keamanan siber atau manajemen pelaksana peta
jalan e-commerce.
Peneliti menyarankan bagi para pelaku DAFTAR PUSTAKA
usaha perdagangan konvensional dan pelaku-pelaku Darus, Mariam. 2016. Kompilasi Hukum Perikatan.
bisnis pemula harus mampu melihat potensi atau Bandung : PT. Citra Aditya Bhakti.
peluang-peluang bisnis sebagai akibat dari Elwina S, Marcella. 2016. Aspek Hukum Transaksi
perkembangan teknologi informasi dengan (Perdagangan) melalui Media Elektronik (E-
memanfaatkan perdagangan elektronik (e- Commerce) di Era Global : Suatu Kajian
commerce) ini. Penting untuk dimengerti dan Perlindungan Hukum terhadap Konsumen.
dipahami oleh mereka berbagai persoalan terkait Jurnal Ilmiah Hukum Legality. Universitas
dengan tantangan hukum dalam membangun usaha Muhammadiyah Malang. Diakses pada
perdagangan elektronik sebagai upaya dalam laman
meminimalisasi persoalan-persoalan hukum yang ttp://ejournal.umm.ac.id/index.php/legality/a
dapat terjadi di kemudian hari. rticle/view/278 pada 26 Juli 2019.
Pemerintah perlu meningkatkan koordinasi Makarim, Edmon. 2016. Kerangka Kebijakan dan
antara instansi/ lembaga yang secara langsung Reformasi Hukum untuk Kelancaran
memiliki peran dalam mengeluarkan regulasi e- Perdagangan secara Elektronik (E-
commerce yaitu Kementerian Komunikasi dan Commerce) di Indonesia. Jurnal Hukum dan
Informatika, Kementerian Perdagangan, Pembangunan. Vol. 44 No. 3. Universitas
Kementerian Keuangan dan Otoritas Jasa Keuangan Indonesia.
sebagai bahan pengambilan kebijakan dan Purbo, Onno W dan Wahyudi. 2016. Mengenal E-
pembentukan regulasi e-commerce. Pemerintah Commerce. Jakarta : PT. Elex Media
dalam membentuk regulasi-regulasi tersebut Komputindo.
sebaiknya melibatkan berbagai pihak seperti Sanusi, Arsyad. 2017. Efektivitas UU ITE dalam
konsultan (pakar) teknologi informasi ataupun Pengaturan Perdagangan Elektronik (E-
asosiasi pemerhati e-commerce dalam Commerce). Jurnal Hukum Bisnis. Volume
pembahasannya. 29. No. 1.
Diperlukan peran aktif pemerintah untuk Sugiyono. 2018. Metode Penelitian Kuantitatif,
segera melihat perkembangan di dalam pengaturan Kualitatif dan R&D. Bandung : Alfabeta.
e-commerce khususnya masalah kontrak agar Susanto, Joko. 2018. Kajian Teoritik tentang
dibuat aturan agar setiap kontrak yang ditawarkan Pengaruh Globalisasi terhadap Proses
di dalam situs internet haruslah terlebih dahulu Demokratisasi. Jurnal Masyarakat,
diundangkan di dalam lembaran negara atau Kebudayaan dan Politik. Volume 07. No. 2.
lembaran daerah. Di samping itu, pemerintah juga April 2018. Universitas Airlangga.
harus segera menerima pendaftaran setiap kegiatan Suyanto, M. 2018. E-Commerce Perusahaan Top
usaha di dalam cyberspace (e-bussiness) agar Dunia. Yogyakarta : Andi.
pelaku usaha dapat di-monitor di samping Ustadiyanto, Riyeke. 2018. Framework e-
keamanan serta kepastian hukum dalam transaksi e- Commerce. Yogyakarta : Andi.
commerce supaya dapat berlangsung dengan baik.

88
Seminar Nasional Sains Teknologi dan Inovasi Indonesia (SENASTINDO AAU)
Vol. 1, No.1, 25 September 2019, hlm. 299~306 ISSN 2685-8991  299

Tantangan Dan Ancaman Keamanan Siber


Indonesia Di Era Revolusi Industri 4.0
Cynthia Rahmawati1
1
Universitas Dirgantara Suryadarma, Jakarta Timur, Indonesia

e-mail : cynthiarahma23@gmail.com

Abstrak— Revolusi Industri 4.0 dan peningkatan konektivitas antara bisnis dan kehidupan kita
sehari-hari kini tengah mendorong transformasi bisnis dan memajukan kehidupan para karyawan
dan pelanggan di seluruh dunia. Oleh karena itu, Pemerintah, Swasta, Pelaku Bisnis, dan
Masyarakat Digital Indonesia dapat menjadi tolak ukur kedepannya terhadap tantangan dan
ancaman keamanan siber yang terjadi. Penulisan ini menggunakan metode penelitian deskriptif
kualitatif dengan mengumpulkan data, mengulas masalah terkait dengan pemerintah, pelaku
bisnis/perusahaan swasta, dan masyarakat digital terhadap tantangan dan ancaman keamanan
siber di era revolusi industri 4.0, meneliti data, menganalisis dan ditutup dengan kesimpulan.
Simpulan yang diperoleh yaitu dalam hal tantangan dan ancaman siber Indonesia saat ini yakni
cara membangun sistem keamanan melawan ancaman eksternal dan internet. Tantangan tersebut
di bidang ekonomi, sosial, teknis, lingkungan, politik & aturan. Data tantangan industri tersebut
terhadap keamanan siber dikategorikan dalam 3 tantangan: target serangan, ransomware, dan
orang dalam. Oleh karena itu, dalam mengatasi tantangan dan ancaman keamanan siber di era
Revolusi Industri, maka keterlibatan Indonesia mulai dari sektor pemerintah, pelaku bisnis, dan
masyarakat digital antar lain: kesiapan masyarakat digital yang mandiri dan pengetahuan tinggi
terhadap bahaya serangan siber, setiap perusahaan memerlukan sertifikasi kesiapan memasuki
revolusi industri 4.0, sinergitas, perencanaan dan strategi sesuai dengan implementasi yang baik di
setiap Kementerian dan lembaga terkait bidang keamanan siber. Sebagai contoh adanya 10
inisiatif Making Indonesia 4.0 didukung dengan peningkatan keamanan siber, kapasitas dan
kualitas SDM/pekerja Indonesia. Saran dari penulisan ini adalah masih perlu dibahas lebih lanjut
bagaimana implementasi peningkatan kapasitas dan kualitas SDM di bidang keamanan siber yang
siap untuk dipekerjakan di era Revolusi Industri. Dengan demikian, Pemerintah, khususnya
Kementerian Perindustrian lebih jelas dalam memberikan indikator penilaian kesiapan Industri
4.0 di Indonesia.

Kata Kunci— Tantangan, Ancaman Keamanan Siber Indonesia, Revolusi Industri 4.0

I. PENDAHULUAN
K ondisi keamanan informasi di Indonesia di Era Revolusi Industri 4.0 dapat diketahui salah
satunya dengan pembahasan dalam penyelenggaraan CEOTalk oleh Center for Digital
Society (CfDS) Fisipol UGM bersama Presiden Direktur Microsoft, Haris Izmee, mengangkat
tema “Cybersecurity in Indonesia: Are We Ready for It?‖. Acara tersebut bertujuan untuk
memberikan pengetahuan mengenai keamanan siber dan bagaimana cara mempersiapkan diri di
era komputasi [1]. Dengan demikian, dalam mempersiapkan diri terhadap perubahan lingkungan
industri di era digitalisasi, maka akan mempengaruhi perubahan pola perilaku yang muncul
dalam masyarakat. Perubahan pola perilaku itu khususnya ada di lingkungan yang berbeda dan
generasi yang berbeda tersebut tumbuh dan berkembang.
Generasi saat ini yaitu generasi Z: generasi yang lahir tahun 1996-sekarang memiliki
karakteristik etos kerja: hobi membuat pekerjaan, kewirausahaan tinggi, dan mementingkan
kualitas [2]. Dizik (2017) mengungkapkan bahwa generasi z merupakan generasi yang akan
mengisi profesi yang belum terpetakan saat ini, akan muncul profesi baru dengan karakteristik

Received August 19th, 2019; Revised September 3rd, 2019; Accepted September 8th, 2019
300  ISSN 2685-8991

baru di masa mendatang [2]. Haris juga menyatakan masa depan akan dipegang oleh
mereka yang mampu untuk menjawab tantangan cyber dan menilai setiap hal dalam aspek
kehidupan akan mengalami digitalisasi atau disrupsi oleh Revolusi Industri 4.0. Pemerintah juga
mencanangkan Making Indonesia 4.0 yang bertujuan menghasilkan kualitas output yang lebih
tinggi di sektor industri dengan integrasi antara konektivitas dan teknologi informasi
komunikasi [1].
Perlu diketahui bahwa ada 10 Prioritas Nasional Making Indonesia 4.0 terdapat
beberapa layer, diantaranya wearable tech, advanced robotics, 3D printing, Artificial
Intelligence , dan Internet of Things. Oleh karena itu, menyadari pentingnya digitalisasi dalam
aspek kehidupan, pemerintah dan korporasi sepakat bahwa transformasi digital merupakan
prioritas utama [1]. Dengan demikian, dalam mencanangkan 10 Prioritas Nasional Making
Indonesia 4.0 agar berhasil, maka harus berkaitan dengan bagaimana kesiapan Indonesia, baik
di pihak Pemerintah, Pelaku Bisnis dan Masyarakat dalam menghadapi tantangan cyber security
di era revolusi Industri 4.0 ini. Berdasarkan fakta di lapangan dan permasalahan yang ada, maka
penulis tertarik mengangkat kajian tentang tantangan dan ancaman keamanan siber Indonesia di
era revolusi Industri 4.0.
II. LANDASAN TEORI
A. Cyber Space
Serangan di ruang siber (cyberspace) sendiri merupakan konsekuensi logis dari
berkembangnya era teknologi informasi. Identifikasi bentuk serangan siber dapat terlihat pada
hal-hal seperti kriminalitas siber, botnets, serangan terhadap institusi finansial-keuangan,
penyebaran Multi Purpose Malcode, aktivitas siber yang disponsori oleh negara, dan aktivitas
hacking. Berbagai bentuk trend ini menggunakan instrumen cyberspace sebagai saluran utama
dalam melaksanakan tindakannya.
B. Keamanan Siber
Sesuai dengan definisinya, cyber security adalah aktifitas pencegahan dan pengamanan
terhadap sumber daya telematika agar tidak terjadinya kriminalitas di dunia cyber (Cyber
Crime). Cyber security juga dapat diartikan upaya untuk menahan dari penyerangan-
penyerangan di dunia cyber. Berikut adalah elemen-elemen pokok dari cyber security.
- Security Policy Document
- Information Infrastructure
- Perimeter Defense
- Network Monitoring System
- System Information and Event Management
- Network Security Assessment
- Human Resource and Security Awareness
Dalam sistem informasi dikenal istilah ―Hardening” yaitu sebuah cara untuk memperkuat
keamanan infrastruktur sistem informasi seperti komputer maupun hal lainnya. Keamanan yang
diperkuat biasanya pada sisi jaringan, sistem komputer, penutupan port yang rentan akan
serangan, maupun dari segi firewall nya. Dilihat dari sisi sumber daya manusia,
praktisi cyber security dapat dikelompokkan menjadi 3 kelompok besar.
- Analis Keamanan.
- Spesialis Forensik.
- Hacker (peretas).
C. Road Map Making Indonesia 4.0 di Era Revolusi Industri 4.0
Secara luas, digitalisasi akan berpengaruh pada aspek bisnis dan ekonomi, baik itu ke negara,
pemerintah, organisasi bisnis, dan masyarakat. Data menunjukkan pada 2017 produk atau
layanan digital menyumbang 4% dari PDB Indonesia dan pada 2021 diperkirakan akan
meningkat menjadi 40%. Tentunya hal ini merupakan potensi besar. Tingginya angka
digitalisasi ternyata juga membawa dampak negatif. Sebanyak 49% organisasi di Indonesia
pernah mengalami serangan-serangan siber yang merugikan Indonesia sebesar US$ 43,2 miliar

Seminar Nasional Sains Teknologi dan Inovasi Indonesia - Akademi Angkatan Udara 2019
Vol. 1, No. 1, 25 September 2019 : 299–306
SENASTINDO AAU ISSN 2685-8991  301

atau 3,7% dari total PDB Indonesia menurut data Frost & Sullivan [3]. Namun demikian, perlu
diingat juga bahwa akhir-akhir ini marak terjadi serangan siber serta adanya penyalahgunaan
data. Dengan demikian, dalam mewujudkan kesadaran akan keamanan siber dapat dimulai dari
diri sendiri. Hal yang paling sederhana adalah dengan memahami pemanfaatan Internet of
Things di sekitar untuk menjamin keamanan dari data dan privasi di dunia maya. Contohnya,
adalah dengan secara rutin mengganti kata sandi akun email dan media sosial serta
memanfaatkan software yang resmi [3].
Oleh karena itu, kehadiran pelaku bisnis di Indonesia juga bukan hanya ingin memberikan
efisiensi dan biaya yang lebih rendah kepada perusahaan, tapi diharapkan juga ingin
mengamankan data, jaringan, serta sistem produksi yang dimiliki pelanggan. Contoh lain yang
menjadi tolak ukur Indonesia dalam kemampuan meraih peluang bisnis di era Industri 4.0 yakni
ada pada TUV Rheinland. TUV Rheinland merupakan perusahaan asal Jerman yang lebih dari
145 tahun fokus pada penyedia layanan pengujian, inspeksi, dan sertifikasi. Khusus untuk
meningkatkan kemampuan meraih peluang bisnis di era Industri 4.0 melalui transformasi digital
[3]. Selain Perusahaan, Negara juga akan menerima limpahan dampak atas perubahan Revolusi
Industri 4.0 tersebut. Namun demikian, roadmap tersebut perlu diturunkan dalam agenda dan
tataran praktis agar pada saat dikonversi menjadi kebijakan publik mampu diimplementasikan
secara komprehensif dan menyeluruh serta terintegrasi dengan seluruh instrument Negara dan
Pemerintah. Sehingga mitigasi risiko yang akan muncul dari dampak masuknya era Revolusi
Industri 4.0 dapat terukur dan terkendali [4]. Konsep mempersiapkan Republik Indonesia dalam
menghadapi revolusi industri 4.0 yang sangat bergantung kepada digitalisasi, khususnya cyber
yang harus dipahami tantangan dalam keamanan cyber dan perlu diselaraskan dengan fokus
pembangunan SDM dan infrastruktur yang selama ini dilakukan pemerintah.

III. METODOLOGI
Naskah penelitian ini menggunakan penelitian deskriptif kualitatif dengan mengumpulkan
data berupa bagaimana kesiapan semua sektor dalam menghadapi tantangan (mitigasi dan
ancaman) sebagai sebuah sistem keamanan siber, mengulas masalah terkait dengan tantangan
dan ancaman keamanan siber di era revolusi industri 4.0, meneliti data dari segi sistem
keamanan siber, kesiapan, situasi dan kondusi terhadap tantangan keamanan siber di era
revolusi industry 4.0, menganalisis situasi dan kondisi dimulai dari planning, doing, checking,
action, & Evaluation dan ditutup dengan kesimpulan sebagai solusi dan tindakan. Berikut
kerangka pemikiran dalam penulisan artikel ilmiah ini, disajikan pada Gambar 1.1 sebagai
berikut :

Gambar 1.1 Kerangka Berpikir

Tantangan & Ancaman Keamanan Siber Indonesia di Era Revolusi Industri 4.0
(Cynthia Rahmawati)
302  ISSN 2685-8991

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN


A. Tantangan dan Ancaman Keamanan Cyber Indonesia di Era Revolusi Industri 4.0
Sistem keamanan siber harus dapat dibangun dengan terpadu dalam melawan ancaman
eksternal dan internal, maupun menghadapi tantangan yang terjadi di era revolusi Industri 4.0.
Tantangan ini terjadi pada aspek bisnis di segala bidang yang harus bersiap menghadapi
perubahan global dunia yang mengkombinasikan manufaktur tradisional dan praktik industri
dengan dunia teknologi. Berdasarkan Breach Level Index, 945 pelanggaran data publik
menyebabkan 4,5 miliar catatan data dikompromikan di seluruh dunia pada semester pertama
2018. Dibandingkan periode sama pada 2017, jumlah data yang hilang, dicuri atau
dikompromikan meningkat sebesar 133%. Oleh karena itu, berdasarkan beberapa penjelasan
tersebut maka sesuai dengan yang disampaikan oleh Zhou dkk (2015) bahwa secara umum ada
lima tantangan besar yang akan dihadapi yaitu aspek pengetahuan, teknologi, ekonomi, sosial,
dan politik [5].
Selain itu, guna menjawab tantangan tersebut, diperlukan usaha yang besar, terencana, dan
strategis baik dari sisi regulator (pemerintah), kalangan akademisi maupun praktisi. Kagermann
dkk (2013) menyampaikan diperlukan keterlibatan akademisi dalam bentuk penelitian dan
pengembangan untuk mewujudkan Industri 4.0. Menurut Jian Qin dkk (2016) roadmap
pengembangan teknologi untuk mewujudkan Industri 4.0 masih belum terarah. Hal ini terjadi
karena Industri 4.0 masih berupa gagasan yang wujud nyata dari keseluruhan aspeknya belum
jelas sehingga dapat memunculkan berbagai kemungkinan arah pengembangan [6]. Berikut penjelasan
tantangan industri disajikan pada Tabel 1.1:
Tabel 1.1 Tantangan Industri 4.0 (Heckeu et al, 2016) [7]
No Jenis Tantangan Keterangan

1 Tantangan ekonomi 1. Globalisasi yang terus berlanjut:


a. Keterampilan antarbudaya
b. Fleksibilitas waktu
c. Keterampilan jaringan.

2. Meningkatnya kebutuhan akan inovasi:


a. Pemikiran wirausaha
b. Kreativitas,
c. Pemecahan masalah
d. Bekerja di bawah tekanan
e. Pengetahuan mutakhir

3. Permintaan untuk orientasi layanan yang lebih tinggi:


a. Pemecahan konflik
b. Kemampuan komunikasi
c. Kemampuan berkompromi
d. Keterampilan berjejaring

4. Tumbuh kebutuhan untuk kerja sama dan kolaboratif:


a. Mampu berkompromi dan kooperatif
b. Kemampuan bekerja dalam tim
c. Kemampuan komunikasi
d. Keterampilan berjejaring
2 Tantangan Sosial 1. Perubahan demografi dan nilai sosial:
a.Kemampuan mentransfer pengetahuan
b.Penerimaan rotasi tugas kerja dan perubahan pekerjaan yang terkait
c. Fleksibilitas waktu dan tempat
d. Keterampilan memimpin

2. Peningkatan kerja virtual:


a. Fleksibilitas waktu dan tempat
b. Keterampilan teknologi
Seminar Nasional Sains Teknologi dan Inovasi Indonesia - Akademi Angkatan Udara 2019
Vol. 1, No. 1, 25 September 2019 : 299–306
SENASTINDO AAU ISSN 2685-8991  303

No Jenis Tantangan Keterangan

c. Keterampilan media
d. Pemahaman keamanan TI

3.Pertumbuhan kompleksitas proses:


a. Keterampilan teknis
b. Pemahaman proses
c. Motivasi belajar
3 Tantangan Teknis 1. Perkembangan teknologi dan penggunaan data eksponensial:
a. Keterampilan teknis
b. Kemampuan analisis
c. Efisiensi dalam bekerja dengan data
d. Keterampilan koding
e. Kemampuan memahami keamanan TI f. Kepatuhan

2. Menumbuhkan kerja kolaboratif:


a. Mampu bekerja dalam tim
b. Kemampuan komunikasi virtual
c. Keterampilan media
d. Pemahaman keamanan TI
e. Kemampuan untuk bersikap kooperati
4 Tantangan Lingkungan Perubahan iklim dan kelangkaan sumber daya:
a. Pola pikir berkelanjutan
b. Motivasi menjaga lingkungan
c. Kreativitas untuk mengembangkan solusi keberlanjutan baru
5 Tantangan Politik dan 1. Standarisasi:
Aturan a. Keterampilan teknis
b. Keterampilan koding
c. Pemahaman proses
2. Keamanan data dan privasi:
a.Pemahaman keamanan teknologi informasi
b. Kepatuhan

Berdasarkan data-data di atas, Eset menilai ada tiga tantangan yang akan di hadapi perusahaan
di Industri 4.0:
1. Target serangan
Bukan rahasia lagi, manufaktur adalah industri yang menjadi tujuan targeted atttack dalam
serangan siber. Menurut studi Enterprise Enviromental Factor (EEF), 48% produsen di
beberapa titik telah mengalami insiden keamanan, dan setengah dari organisasi tersebut
menderita kerugian finansial atau gangguan terhadap bisnis mereka. Menurut survei, industri
manufaktur adalah yang paling ditargetkan untuk serangan siber, tepat berada di belakang sektor
publik dan bisnis keuangan. Industrial Control System (ICS) atau Supervisory Control And Data
Acquisition (SCADA) adalah perangkat lunak yang paling sering digunakan dalam industri
manufaktur, infrastruktur dan berbagai bidang lain, merupakan titik terlemah dalam sistem
keamanan perusahaan. Contoh kasusnya adalah serangan malware BlackEnergy (2015) dan
Industroyer (2016) yang memadamkan listrik di Ukraina atau serangan Stuxnet di Iran. Kasus
terbaru adalah GreyEnergy (2018), yang dirancang untuk sasaran lebih luas. Perlu dicatat bahwa
ICS/SCADA digunakan bukan hanya di manufaktur, tetapi juga pada pembangkit listrik,
perusahaan transmisi, pengolahan minyak dan gas, pabrik-pabrik, bandara sampai layanan
pengiriman.
2. Ransomware
Menurut laporan Verizon 2018, 56% insiden malware melibatkan ransomware, sehingga
menjadikannya sebagai bentuk malware yang paling umum. Selain itu, hal paling
memprihatinkan adalah peretas mengalihkan perhatian mereka ke sistem penting seperti server
daripada perangkat karyawan. Dalam praktiknya, ransomware oleh pengembangnya

Tantangan & Ancaman Keamanan Siber Indonesia di Era Revolusi Industri 4.0
(Cynthia Rahmawati)
304  ISSN 2685-8991

dikolaborasikan dengan botnet, bahkan CryptoJacking untuk mendapatkan keuntungan


ganda. Oleh karena itu, menghadapi ransomware memang bukan perkara mudah, sehingga bagi
sebuah perusahaan memiliki alat proteksi dari ransomware bukan suatu hal yang bisa ditawar
karena ransowmare tidak pernah pilih-pilih ketika menyerang korbannya.
3. Orang dalam
Menurut Eset, ada kesenjangan antara pengetahuan karyawan dan perkembangan keamanan
siber. Akar masalah dari kerentanan, 52% diantaranya dinilai berasal dari kesalahan karyawan
yang dilakukan secara tidak sengaja, seperti salah copy file, salah kirim file, meninggalkan
komputer dalam keadaan terbuka saat tidak dipakai, dan lain-lain. Ponemon Institute dalam
studinya mengatakan, satu dari empat kebocoran data disebabkan oleh orang dalam yang
dilakukan sengaja dengan motivasi finansial, spionase dan persaingan bisnis. Oleh karena itu,
untuk menghadapi tantangan keamanan di Industri 4.0, pelaku bisnis diimbau untuk
menggunakan solusi keamanan [9]. Perlu diketahui juga ada enam langkah penting dalam
merencanakan dan merancang keamanan siber. Keenam langkah itu adalah penaksiran aset dan
risko, membangun kebijakan, pemilihan perangkat dan pelaksanaan, implementasi, edukasi ke
seluruh pemangku kebijakan, dan pengujian sistem secara berkelanjutan [4].
B. Kesiapan Indonesia: Sektor Pemerintah, Pelaku Bisnis/Swasta/Perusahaan, dan Masyarakat Digital
Indonesia diakui masih banyak mempunyai permasalahan yang harus diselesaikan di sisi
keamanan siber. Dalam dokumen Global Cybersecurity Index 2017 yang diterbitkan oleh ITU-
D, Indonesia mendapatkan nilai 0.424 dan berada di posisi nomor 69 dari 164 negara dengan
status Maturing (sedang menuju kesiapan). Komponen-komponen yang masih mendapatkan
penilaian merah adalah: CERT sektor, standar organisasi, strategi keamanan siber, matriks
keamanan siber, good practice, program edukasi, industri dalam negeri, perjanjian bilateral,
perjanjian multilateral, serta kerjasama antara pemerintah dan swasta [4].
Hal lain yang penting juga bahwa perusahaan-perusahaan di Indonesia mesti mempunyai
sertifikasi kesiapan memasuki revolusi industri 4.0, karena saat masyarakat menikmati manfaat
Internet of Things (IoT) yang nirkabel dan Industrial Internet of Things (IIoT), berbagai risiko
tidak dapat dihindari. Hal ini membuat para pelaku bisnis menuntut adanya solusi untuk
mengamankan sistem suplai pusat, pertukaran data yang aman, dan adanya sistem produksi
yang bisa diandalkan [4]. Berikut Gambaran mengenai Penjelasan Industri 4.0 dengan Industri
IoT disajikan pada Gambar 1.2 :

Gambar 1.2 Industri 4.0 dengan Industri IoT


Kementerian Perindustrian telah merancang Making Indonesia 4.0 sebagai
sebuah roadmap yang terintegrasi untuk mengimplementasikan sejumlah strategi dalam
memasuki era Industri 4.0. Peneliti Center for Indonesian Policy Stuides (CIPS) Imelda Freddy
menyatakan pada dasarnya industri 4.0 [10] memperkenalkan era smart factories di mana

Seminar Nasional Sains Teknologi dan Inovasi Indonesia - Akademi Angkatan Udara 2019
Vol. 1, No. 1, 25 September 2019 : 299–306
SENASTINDO AAU ISSN 2685-8991  305

mekanisme robot atau sistem fisik siber akan mengawasi proses fisik yang terjadi di dalam
pabrik. Sistem itu memiliki kemampuan untuk membuat keputusan sendiri sehingga dengan
adanya perubahan tren industri seperti ini muncul kekhawatiran kalau peluang pekerjaan akan
berkurang karena diambil alih robot dan mesin. Ia menjelaskan peningkatan kapasitas bisa
dilakukan lewat pelatihan, kursus, dan sertifikasi. Para pelaku industri harus ikut serta dalam
upaya ini karena peningkatan kapasitas pekerja akan berdampak positif terhadap industri itu
sendiri [8]. Berikut kesiapan Pemerintah Indonesia dalam menghadapi ancaman dan tantangan
siber di era revolusi Industri 4.0, antara lain:
1. Pembentukan Kinas
Menko Perekonomian menjelaskan pihaknya ingin membangun komunikasi yang
berkelanjutan dalam kaitannya dengan revolusi industri keempat. Oleh karena itu, pemerintah
telah membentuk Kinas untuk mendorong penyelarasan lintas kementerian dan lembaga
maupun pemangku kepentingan agar sektor industri mendapatkan manfaat dari era kecanggihan
teknologi 4.0.
2. Perekonomian Jasa
Satu faktor yang perlu dilihat pula adalah sektor jasa pada saat ini dinilai mulai mendominasi
kondisi perekonomian nasional sehingga merupakan hal yang bagus karena negara-negara maju
pada saat ini juga didominasi sektor jasa.
3. Revitalisasi manufaktur
Sementara itu, Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Industri (BPPI) Ngakan Timur
Antara mengatakan, implementasi Industri 4.0 akan membawa peluang besar untuk
merevitalisasi sektor manufaktur dan menjadi akselerator dalam mencapai visi Indonesia
menjadi 10 besar ekonomi dunia pada tahun 2030. ―Jadi, akan meningkatkan produktivitas
industri kita dan dapat menciptakan lapangan kerja baru yang lebih bernilai tambah tinggi
sebagai dasar dari fondasi pertumbuhan ekonomi Indonesia di masa datang,‖ tuturnya [9].
C. Solusi (Kebijakan, Antisipasi, dan Tindakan)
BSSN ada rencana untuk mengantisipasi keamanan siber seluruh provinsi di Indonesia.
BSSN akan tawarkan ke provinsi-provinsi, sebuah data center yang nanti dikoneksikan langsung
ke BSSN, penjelasan tersebut dari Bapak Djoko Setiadi (Kepala BSSN) di Jakarta. Selain itu,
dapat dikaji juga dari sisi perspektif US mengenai Cyber Domain. Cyber Domain berdasarkan
penjelasan Aziz Rahmani dalam materi pertemuan sekolah Keamanan Nasional, Universitas
Bhayangkara Jakarta tahun 2019, Aziz menjelaskan bahwa ada 4 kategori cyber domain yang
mungkin dapat diadopsi oleh Indonesia dari US [10].
a. Operasional Siber (Cyber Operation)
- ICT/ TIK : Defending ICT networks, sistem, dan informasi TIK.
- Operasi Jaringan: Menyediakan dan mengoperasikan jaringan militer sistem global
(C4ISR)
- Operasi Defensif siber: Melestarikan dan melindungi kemampuan ruang cyber yang
mencakup data, net-centric, sistem, dan jaringan.
b. Intelijen Siber (Inteligence Cyber)
- Penggunaan kemampuan siber untuk mendukung operasi intelijen.
c. Cyber Crime
- Keamanan dan penegakan hukum di area dunia maya.
d. Operasional Informasi (Information Operation)
- Penggunaan teknologi informasi dan informasi di arena politik, ekonomi, (ilmu &
teknologi), diplomatik, budaya, dan militer untuk mengamankan keuntungan informasi.
- Persaingan informasi di masa perang dan / atau perdamaian dan bersifat global.
- Operasi psikologis (PSYOP), Urusan Publik, dan Komunikasi Strategis.

Tantangan & Ancaman Keamanan Siber Indonesia di Era Revolusi Industri 4.0
(Cynthia Rahmawati)
306  ISSN 2685-8991

V. KESIMPULAN
Tantangan Indonesia saat ini dalam keamanan siber di era revolusi industri 4.0 yakni cara
membangun sistem keamanan melawan ancaman eksternal dan internet. Tantangan tersebut di
bidang ekonomi, sosial, teknis, lingkungan,d& politik. Tantangan industri tersebut terhadap
keamanan siber dikategorikan dalam 3 tantangan: target serangan, ransomware, dan orang
dalam. Oleh karena itu, dalam mengatasi tantangan keamanan siber di era Revolusi Industri,
maka kesiapan Indonesia mulai dari sektor pemerintah, pelaku bisnis, dan masyarakat digital
antar lain: kesiapan masyarakat digital yang mandiri dan pengetahuan tinggi terhadap bahaya
serangan siber, setiap perusahaan memerlukan sertifikasi kesiapan memasuki revolusi industri,
4.0, sinergitas, perencanaan dan strategi sesuai dengan implementasi yang baik di setiap
Kementerian dan lembaga terkait bidang keamanan siber. Sebagai contoh adanya 10 inisiatif
Making Indonesia 4.0 didukung dengan peningkatan keamanan siber, kapasitas dan kualitas
SDM/pekerja Indonesia. Contoh lainnya adalah pembentukkan Kinas (Komite Industri
Nasional), revitalisasi manufaktur, dan adanya pembentukkan data center oleh BSSN di setiap
daerah. Saran dari penulisan ini adalah masih perlu dibahas lebih lanjut bagaimana
implementasi peningkatan kapasitas dan kualitas SDM di bidang keamanan siber yang siap
untuk dipekerjakan di era Revolusi Industri. Dengan demikian, Pemerintah, khususnya
Kementerian Perindustrian lebih jelas dalam memberikan indikator penilaian kesiapan Industri
4.0 di Indonesia.
DAFTAR PUSTAKA
[1] Gloria. 2019. Kesiapan Keamanan Siber Indonesia di Era Revolusi Industri 4.0 diakses dari
https://www.ugm.ac.id/id/news/17376kesiapan.keamanan.siber.indonesia.di.era.revolusi.industri.40, pada
tanggal 10 Maret 2019 pukul 21.35 WIB.
[2] Marsudi, Almatius Setya dan Yunus Widjaja. Industri 4.0 dan Dampaknya Terhadap Financial Technology serta
Kesiapan Tenaga Kerja Indonesia. Ikraith Ekonomika,Vol.2, No.2, Bulan Juli. PPAK Universitas Katolik
Indonesia Atma Jaya Jl. Jendral Sudirman 51 Jakarta. Hlm. 8.
[3] Koran Jakarta. 2019. Perusahaan Mesti Punya Standar Digital Industri 4.0 diakses dari http://www.koran-
jakarta.com/perusahaan-mesti-punya-standar-digital-industri-4-0/ pada tanggal 12 Maret 2019 pukul 22.49
WIB.
[4] Karyoto. 2019. Ancaman Cyber Security di Era Industri 4.0 Bakal Semakin Beragam dan Masif. Diakses dari
https://eksekutif.id/ancaman-cyber-security-di-era-industri-4-0-bakal-semakin-beragam-dan-masif/. Pada
tanggal 17 Maret 2019, pukul 18.59 WIB.
[5] Suparjono. 2019. Revolusi Industri 4.0 dan Dampak terhadap Sumber Daya Manusia. Diakses dari :
https://www.kompasiana.com/suparjono46018/5b3fa2fecaf7db4f2b538085/revolusi-industri-4-0-dan-
dampak-terhadap-sumber-daya-manusia. Pada tanggal 20 maret 2019, pukul 22.39 WIB.
[6] Prasetyo, Hoedi dan Wahyudi Sutopo.2018. Industri 4.0: Telaah Klasifikasi Aspek dan Arah Perkembangan
Riset. J@ti Undip: Jurnal Teknik Industri, Vol. 13, No. 1, Januari 2018. Hlm 18.
[7] Yahya, Muhammad. 2018. Era Industri 4.0: Tantangan dan Peluang Perkembangan Pendidikan Kejuruan
Indonesia. Orasi Ilmiah Professor bidang Ilmu Pendidikan Kejuruan Universitas Negeri Makassar Tanggal
14 Maret 2018.
[8] Librianty, Andina. 2019. Ini 3 Tantangan Keamanan Siber di Industri 4.0. Diakses dari
https://www.liputan6.com/tekno/read/3689405/ini-3-tantangan-keamanan-siber-di-industri-40, tanggal 19
Maret 2019, Pukul 18.40 WIB.
[9] Kementerian Perindustrian. 2019. Making Indonesia 4.0 Strategi RI Masuki Revolusi Industri ke-4. Diakses dari
http://www.kemenperin.go.id/artikel/18967/Making-Indonesia-4.0:-Strategi-RI-Masuki-Revolusi-Industri-
Ke-4, pada tanggal 22 Maret 2019, pukul 17.45 WIB
[10] Rahmani, Aziz. 2019. Information Warfare and Cyber Security. Materi Sekolah Keamanan Nasional,
Universitas Bhayangkara Jakarta, Puskamnas Ubhara Jaya, 3 Januari 2019.

Cynthia Rahmawati, S.Si,M.Si (Han). adalah lulusan Magister Ilmu Pertahanan, Universitas
Pertahanan Tahun 2016 dengan predikat sangat memuaskan nilai IPK 3,78. Gelar Sarjana Biologi
diraih dengan predikat Sangat Memuaskan nilai IPK 3.35 di Fakultas MIPA Jurusan Biologi
Universitas Lampung tahun 2009. Bidang penelitian yang sedang ditekuni saat ini adalah
Biosecurity, Cyber Security, National Security System, Statistic, Human Resources &
Development, and Industry Technology, serta masih aktif sebagai dosen tetap untuk Prodi Teknik
Industri, Manajemen Informatika dan Prodi Sistem Informasi di Universitas Marsekal Dirgantara
Suryadarma, Halim, Jakarta.

Seminar Nasional Sains Teknologi dan Inovasi Indonesia - Akademi Angkatan Udara 2019
Vol. 1, No. 1, 25 September 2019 : 299–306

Anda mungkin juga menyukai