Artikel Identitasdan Tipologi Rumah Tradisional Suku Arfak
Artikel Identitasdan Tipologi Rumah Tradisional Suku Arfak
KAKI SERIBU
Representasi Gaya Hidup Suku Arfak - Papua Barat
Hugo Warami
ABSTRACT
ABSTRAK
129
T I F A Jurnal Ilmiah Etnografi Papua
130
Identitas Dan Ideologi Rumah Tradisional Kaki Seribu
Identitas, Ideologi, Gaya Hidup, dan (2) ideologi adalah tipe wacana yang
Representasi Rumah Kaki Seribu membenarkan legitimasi dengan
mengacu pada realisme transedental,
Thomborrow dalam (Linda dan
realisme tuhan-tuhan, firgur spiritual,
Warreing, 2007:223) mengemukakan
dan mistis. Wacana ideologis tercermin
bahwa identitas merupakan bagian
dalam kehidupan sosial; ia berusaha
dari bagaimana menggunakan kode-
menyembunyikan pembagian sosial
kode sosial seperti berpakaian,
dan temporalitas tanpa mempertim
berperilaku, atau aktivitas lain
bangkan ‘dunia lain’, (3) ideologi
(mempunyai hunian tempat tinggal)
sebagai sistem kepercayaan meru
yang menunjukkan kepada orang
pakan orientasi tindakan (action-
lain tentang siap diri dan bagaimana
oriented) yang berisi kepercayaan, dan
identitas sosialnya. Masalah identitas
diorganisasi dalam satu sistem yang
sangat terkait dengan siapa diri kita,
koheren, (4) ideologi sebagai sistem
bagaimana cara kita memandang
proyeksi rasional yang memandang
diri kita sendiri, bagaimana orang
ideologi bukan sebagai objek potensial
lain memandang diri kita. Identitas
ilmu sosial belaka tetapi sebagai batas
individu, identitas sosial atau identitas
yang terjelaskan, batas yang berasal
institusional, adalah sesuatu yang terus
dari kelahiran yang simultan antara
menerus dibentuk dan dinegosiasikan
ideologi dan ilmu sosial pada masa
dalam sepanjang sejarah kehidupan
pencerahan (enlightenment), dan (5)
lewat interaksi orang lain. Selain itu,
ideologi sebagai relasi sosial, yakni
identitas juga memiliki banyak aspek
pada satu titik ideologi sebagai ‘sebuah
karena orang bisa berganti peran dan
sistem ide-ide politik’ yang dapat
menjalankan identitas yang berbeda
diterapkan dalam ‘kalkulasi politik’;
pada waktu yang berbeda dan situasi
dan pada titik yang lain ideologi
yang berbeda, dan tiap-tiap konteks
mengacu pada kompleksitas praktik
ini mengharuskan satu orang yang
sosial yang tidak menyatu dan sistem
sama untuk beralih peran ke lain yang
representasi yang memliliki signifikasi
kadang-kadang mengalami konflik
dan konsekuensi politik (Thompson,
dengan peran lain yang yang juga
2003:17-153).
dilakukannya dalam konteks lain.
Representasi menurut Danesi
Ideologi dapat dideskripsikan
merupakan proses perekaman gagasan,
menjadi (1) ideologi secara mendasar
pengetahuan, atau pesan secara fisik.
berhubungan dengan proses pem
Secara lebih tepat dapat diidefinisikan
benaran hubungan kekuasaan yang
sebagai penggunaan ‘tanda-tanda’
tidak simetris, berhubungan dengan
(gambar, suara, dan sebagainya)
proses pembenaran dominasi. Ideo
untuk menampilkan ulang sesuatu
logi bekerja sebagai perekat hubungan
yang diserap, diindra, dibayangkan,
sosial yang mengikat anggota
atau dirasakan dalam bentuk fisik.
masyarakat secara bersama dengan
Selain itu, dalam persepektif semiotika
menetapkan nilai-nilai dan norma-
dinyatakan bahwa bentuk fisik sebuah
norma yang disepakati secara kolektif,
representasi, disebut X, atau pada
131
T I F A Jurnal Ilmiah Etnografi Papua
132
Identitas Dan Ideologi Rumah Tradisional Kaki Seribu
teknis untuk berlindung dari pengaruh yang sistematik dan ilmiah; asumsi
iklim cuaca yang tidak bersahabat, tersebut menghasilkan apa kita sebut
tetapi lebih dari itu rumah sebagai sebagai ‘proses pengilmiahan konsep’
suatu produk budaya (Warami, (scientifization of the concept of culture).
2009:6-7). Konsep klasik kebudayaan umumnya
sebagai gagasan humanistik yang
Teori Sosial: Relasi Ideologi dan berkaitan dengan penanaman
Identitas kemampuan manusia melalui karya
ilmiah dan seni; konsepsi deskriptif
Taylor dalam Thomson (2004:197)
kebudayaan yang dianggap sebagai
menyebutkan bahwa budaya atau
arus utama pemunculan disiplin
peradaban, diambil dari pemahaman
ilmiah mengenai analisis, klasifikasi
etnografik yang luas, secara kese
dan perbandingan antar elemen
luruhan bersifat kompleks itu memuat
pembentuk budaya yang berbeda.
pengetahuan, keyakinan, seni, moral,
Bagaimanapun, pengilmiahan konsep
kebiasaan, serta kemampuan dan
budaya tidak mengeliminasikan
kebiasaan lainnya yang dimiliki
penekanan sebelumnya akan gagasan
manusia sebagai bagian anggota suatu
tentang kemajuan; dalam kasus
masyarakat. Kondisi kebudayaan di
tertentu justru mengandung gagasan
kalangan masyarakat bangsa yang
tersebut dalam suatu kerangka kerja
beraneka ragam, sepanjang dapat
yang evolusioner.
diteliti berdasarkan prinsip yang
umum, maka merupakan subjek
Identitas Rumah Tradisional Kaki
yang sesuai untuk dilakukan studi
Seribu
tentang hukum-hukum pemikiran
dan tindakan manusia. Berdasarkan Topologi merupakan bagian
konsepsi tersebut, kebudayaan dari penanda identitas etnik atau
dapat dilihat sebagai susunan yang suku bangsa tertentu dalam konteks
paling berkelindan antara keyakinan, rumah hunian yang secara alamiah
kebiasaan, hukum, bentuk-bentuk terbangun, terstruktur, dan terpola
pengetahuan dan seni dan seterusnya melalui cara pandang etnik atau suku
yang dimiliki oleh individu-individu bangsa sersebut sebagai cerminan
sebagai anggota suatu masyarakat serta dirinya sendiri. Topologi itu sendiri
yang dapat dipelajari secara ilmiah. merupakan tatanan spasial (spatial
Keyakinan, kebiasaan dan begitu order) dan perorganisasian ruang
seterusnya membentuk ‘keseluruhan (spatial organization), dimana ruang
yang kompleks’ yang kemudian (space) berkaitan dengan tempat
menjadi karakteristik masyarakat (place) dari pada ruang abstrak yang
tertentu dan membedakannya dari matematis. Hal ini menunjukkan
anggota masyarakat yang lain yang lebih merujuk pada orientasi kegiatan
hidup dalam rentang ruang dan waktu manusia pada suatu tempat tertentu
yang berbeda. Tylor menjadikan berdasarkan tatanan spasial dan
kebudayaan sebagai objek penelitian organisasi ruangnya. Berkaitan
133
T I F A Jurnal Ilmiah Etnografi Papua
134
Identitas Dan Ideologi Rumah Tradisional Kaki Seribu
135
T I F A Jurnal Ilmiah Etnografi Papua
yang erat dan mempunyai kesamaan pola permukiman, mulai dari proses
dasar (bd. Suka, 2012:46-51). Dalam perencanaan, pembuatan, penempatan,
perspektif ideologi ekofeminis, RTKS sebuah lokasi permukiman akan
menyediakan ruang bagi kaum sangat berpengaruh terhadap keseim
perempuan yang terletak di bilik kiri bangan alam. Pola permukiman juga
(tampak depan). Bagian ini ditempati memaksimalkan areal pekarangan
oleh kaum perempuan yang sudah sebagai sumber daya hayati bagi
menikah maupun belum. Kepada kehidupan rumah sehari-hari
kaum pria dilarang tidur sekamar (permaculture). Memaksimalkan potensi
dengan perempuan biarpun sudah alam untuk menunjang operasional
menikah dan begitupula sebaliknya. rumah, misalnya pemanfaatan air
Jika kaum laki-laki ingin bermesrahan hujan untuk penyediaan air bersih,
dengan kaum perempuan yang pemanfaatan energi matahari dan
menjadi pasangannya (suami-istri), sebagainya. Dalam budaya Arfak,
mereka dapat melakukannya di luar RTKS sebagai media untuk melakukan
rumah seperti di kebun atau juga dapat komunikasi verbal bagi dirinya
dilakukan di rumah ketika anggota atas keberlangsungan hidup yang
keluarga inti lainnya sedang tidak dijalaninya. Terbingkai pemahaman
berada dalam RTKS tersebut. bahwa bahan atau material yang
Keempat, Ideologi Ekosentrisme. dipakai untuk membangun RTKS
Ideologi yang cenderung bermoral meliputi: (1) atap berasal dari sejenis
lingkungan dengan implementasi daun tikar (pandan) yang menunjukkan
bercorak kepentingan kesejahteraan betapa daya tahan daun tersebut
manusia; mengusahakan keseim dalam melindungi keseluruhan rumah
bangan antara kepentingan individu dan manusia sebagai penghuninya,
dengan kepentingan bersama dalam (2) tiang rumah diambil dari kayu
ekosistem (bd. Suka, 2012:35). Dalam yang keras sejenis kayu besi sebagai
perspektif ideologi ekosentrisme, pengokoh atau penopang dalam
mencakup (1) RTKS sebagai satuan menentukan posisi rumah terhadap
sosial terkecil dalam suatu wilayah, segala tantangan (manusia dan
tempat manusia memenuhi kebu alamnya), (3) dinding rumah yang
tuhan-kebutuhan dasarnya secara fisik terbuat dari kulit kayu menunjukkan
maupun sosial. Tata permukiman dan kenyamanan yang begitu ketat,
rumah harus dapat mengakomodasi begitu kuat, dan rapi sehingga dapat
dengan baik semua aktivitas keluarga melindungi dan memberi rasa aman,
yang berlangsung di dalamnya. Pola dan (4) tali pengikat rumah diambil
permukiman harus memberi ruang dari tali rotan yang menunjukkan
yang nyaman dan fungsional untuk adanya daya kekuatan menahan
mengakomodasi aktivitas penduduk; bangunan dan bertahan dalam jangka
(2) pola permukiman juga sangat waktu yang cukup lama.
memperhatikan konsep ekologi, yakni Kelima, Ideologi Antroposentrisme.
sebagai bagian yang tidak terpisahkan Ideologi ini cenderung memandang
dari ekosistem. Keseluruhan bagian bahwa manusia merupakan pusat
136
Identitas Dan Ideologi Rumah Tradisional Kaki Seribu
dari sistem alam semesta; manusia percaya dengan kekuatan alam yang
dan kepentingannya dianggap paling biasanya digunakan oleh orang-orang
menentukan dalam tatanan ekosistem tertentu atau yang dikenal dengan
dan dalam kebiajakan yang diambil istilah “Suanggi”. Suanggi dapat
terkait alam tempat tinggal; nilai dipakai atau disewa oleh orang untuk
tertinggi dalam kepentingan ini membunuh orang lain, ketika keduanya
adalah manusia dan kepentingannya terlibat dalam permasalahan, misalnya
(bd. Suka, 2012:34). Dalam perspektif persinahan ataupun pembunuhan
ideologi antroposentrisme, ruang atau terhadap anggota keluarga. Suanggi
bilik laki-laki maupun perempuan, dapat membunuh orang saat orang
terdapat para-para yang terdiri atas ke kebun atau sekalipun orang
tiga susun, yakni (1) tempat perapian tersebut sedang tidur di rumahnya.
yang dijadikan sebagai tempat Dalam konteks RTKS, suanggi dapat
menghangatkan tubuh mereka pada masuk melalui dinding rumah atau
malam hari, (2) tempat tidur yang dari bawah lantai rumah panggung
panjang dari depan hingga belakang dengan cara menggeser kulit kayu
rumah, dan (3) lapisan teratas yang atau kayu lantai dasar. Prosesnya,
difungsikan untuk menaruh potongan- biasa terjadi ketika pemilik rumah
potongan kayu bakar. Ada juga para- pergi ke kebun, suanggi datang ke
para yang dibuatkan sebagai tempat rumah dan memotong tali pengikat
menaruh alat-alat dapur seperti piring, dinding atau lantai. Pada malam hari
loyang, dan belanga. Secara khusus, tanpa sepengetahuan pemilik rumah,
noken digunakan sebagai wadah suanggi masuk melalui dinding atau
menampung hasil pertanian yang bagian rumah yang sudah terbuka tadi.
biasanya diletakan pada sisi badan Suanggi biasanya beroperasi dalam
mereka saat membaringkan tubuh di kelompok antar 3-5 orang. Setelah
tempat tidur. Namun, kadang juga masuk rumah, suanggi akan membuka
dijadikan sebagai alas kepala (bantal). buka pintu dan mengangkat target
Peralatan berburu lainnya seperti (orang/korban) yang akan dibunuh
busur maupun anak panah disisip dan melemparkannya keluar. Beberapa
pada dinding RTKS tersebut. rekan suanggi lainnya telah menunggu
Keenam, Ideologi Hororisme. Ideo di luar rumah atau di semak-semak
logi ini cenderung menghadirkan agar langsung melakukan pemukulan
lukisan atau citra dunia, yang didalam dan memberikan obat racun kepada
nya menusia menerima eksistensinya target yang bersangkutan. Selain itu,
sebagai suatu perjalanan di dalam suanggi yang telah berada di semak-
berbagai ancaman kekerasan menuju semak kemudian menelanjangkan
kematian; berbagai tindakan kekerasan, korban dan menikamnya dengan kayu
kebrutalan, dan horor telah menjelma atau alat yang disipakan sampai keluar
menjadi sebuah tindakan ekstasi darah lalu atau kadang juga tubuh
penghancuran bagi manusia (bd. korban dibelah pada bagian perut
Piliang, 2005:77-78). Dalam perspektif lalu dimasukkanlah racun ke dalam
ideologi hororisme, suku Arfak sangat tubuhnya. Jika target (korban) telah
137
T I F A Jurnal Ilmiah Etnografi Papua
138
Identitas Dan Ideologi Rumah Tradisional Kaki Seribu
139