Dril-003 Casing Design Parameter
Dril-003 Casing Design Parameter
TUJUAN
Pendahuluan
Memahami Fungsi-Fungsi Casing
Mengenali Klasifikasi Casing
Conductor Casing
Surface Casing
Protective/Intermediate Casing
Liner Casing
Berat casing dan grade casing
Berat casing
Grade casing
Sambungan casing
Casing Burst resistance
Casing collapse resistance
Yield collapse
Plastic collapse
Transition collapse
Elastic collapse
Memahami Pembebanan Yang Terjadi Pada Casing
Burst
Collapse
Tension
Biaxial
Setelah suatu pemboran sumur minyak dan gas bumi mencapai kedalaman tertentu,
maka ke dalam sumur tersebut perlu dipasang casing yang kemudian disusul dengan proses
penyemenan. Casing merupakan suatu pipa baja, berfungsi antara lain untuk : mencegah
gugurnya dinding sumur, menutup zona bertekanan abnormal, zona lost dan sebagainya.
Faktor yang sangat berpengaruh dalam desain casing adalah :
1. Diameter, dimana diameter ini sangat berhubungan dengan parameter
operasi pemboran yang lain, seperti yang dijelaskan pada bab "Hole
Geometry Selection".
2. Length, yaitu berapa panjang masing-masing casing harus dipasang, seperti
dijelaskan lebih detail pada bab Casing Setting Depth Selection".
3. Pressure Resistance, yaitu berapa tebal dan berat casing harus dipasang, juga
termasuk kualitas bahan casing yang dinyatakan dalam "Grade" agar
mampu menahan tekanan dari dalam "Burst" dan tekanan dari luar
"Collapse".
4. Berapa besar "Tension" dan "Compression" yang akan membebani casing,
serta efeknya terhadap ketahanan "Collapse" atau "Burst" casing yang
berubah akibat "Tension atau Compression".
5. Dapatkah menurunkan biaya casing tanpa mengakibatkan kenaikan biaya di
tempat lain ?
3.5. Liner
Liner pada pokoknya mempunyai fungsi yang sama dengan production casing,
tetapi tidak dipasang hingga ke permukaan. Salah satu alasan mengapa dipergunakan
liner adalah alasan biaya, karena lebih pendek maka harganya lebih murah. Apabila pada
akhir pemboran diperoleh ukuran lubang yang sangat kecil sementara itu sumur tidak
terlalu dalam maka diperlukan ukuran casing dengan toleransi yang sangat kecil. Untuk
persoalan semacam ini dapat dipergunakan liner.
Wm= 1 −[ ρm
65 , 5 ]
Wa
................................................................................................ (2)
dimana:
Wm = berat casing dalam lumpur, lb/ft
ρm = densitas lumpur, ppg
Sebagai ilustrasi, sebuah casing dengan diameter luar (OD) 9,625 in dan
ketebalan 0,545 in tertulis mempunyai "nominal weight" sebesar 53,5 lb/ft, padahal
menurut persamaan (1) hasilnya adalah:
wa = 10,68 (9,625 - 0,545).(0.545) = 52,85 lb/ft
Akibat penambahan berat sambungan, maka terdapat pertambahan berat
sebesar 0,65 lb/ft. Demikian pula dalam perhitungan berat casing dalam lumpur,
beratnya dihitung menggunakan persamaan (2), misalnya pada lumpur dengan berat 10
ppg, maka:
Wm= 1 −
[ 10
65 ,5 ]
( 53 ,5 ) = 45 ,33 lb/ft
Pada standar API, sebagai contoh grade H-40 mempunyai minimum yield
strength 40.000 psi dan L-80 mempunyai minimum yield strength sebesar 80.000 psi.
Tidak demikian pada standar Non-API, sebagai contoh S-80 mempunyai minimum yield
strength sebesar 53.000 psi.
90o 0.044
PIN 90o
DRIFT
DIAMETER
JOINT METAL TO
METAL SEAL
BOX
P Burst = 0 , 875
[ 2.ψt
]
OD .................................................................................................................... (3)
Dimana :
PBurst = Tekanan Burst resistance casing, psi
Ψ = Yield strength casing casing, psi
t = Ketebalan casing, inch
OD = Diameter luar casing, inch
Angka 0,875 merupakan kesepakatan untuk memberikan keamanan bila beberapa
titik pada casing mempunyai ketebalan yang kurang dari ketebalan nominal.
PBurst sendiri menyatakan tekanan yang memungkinkan casing mulai berubah
membesar.
Sebagai contoh untuk casing 9,625 inch OD, L-80, 53,5 lb/feet yang mempunyai
ketebalan 0,545 inch adalah :
P Burst = 0,875
[ 2 .. 80000 . 0,545
9,625 ]
= 7927,3 psi
bila dibulatkan per 10 psi, maka menjadi 7930 psi, dan angka tersebut yang biasanya
muncul pada tabel casing.
Py = 2 . y
[ ( D/t ) − 1
]
( d /t )2 .............................................................................................(4)
Pp = ψ
[ A
( D/t ) ]
− B −C
dimana nilai A, B, dan C sangat tergantung dari yield strength dan grade seperti
terlampir pada tabel 5.
P p = 80.000
[ 3,071
17,66 ]
− 0,0667 − 1955 ,3 = 6621 psi
Ptr = ψ
[ F
( D/t )
−G
]
............................................................................................... (6)
dimana nilai F dan G tergantung dari tensile yield strength pada tabel 5. Untuk
contoh yang sama yaitu, 9,625 inch OD, 40 lb/ft, grade - 80 dengan ketebalan
0,395 inch, maka :
9, 625
D/t = = 24 , 37
0, 395
F = 1,9978
G = 0,0434
P p = 80 .000
[ 1 , 998
0 , 395 ]
− 0 , 0434 = 3087 psi
Pada tabel casing menjadi sebesar 3090 psi.
46 , 95 x 106
Pe = 2
( D/t ) [ ( D/t ) − 1 ] ..........................................................................................(7)
sebagai contoh casing 20 inch OD, 106,5 lb/feet, grade K-55 dengan ketebalan
0,5 inch, maka :
20 ,0
D/t = = 40
0 , 50
46 , 95 x 106
Pe = 2
= 772 psi
( 40 ) [ 40 − 1 ]
Pada tabel casing menjadi sebesar 770 psi
120000 psi
10000
100000 psi
8000
80000 psi
5000 60000 psi
40000 psi
3000 20000 psi
2000
1500
1000
800
500
10 15 20 25 30 35 40 450
(Diameter)/(Thickness) Ratio, (D/t)
Gambar 9. Plot collapse resistance untuk berbagai yield strength dan (D/t). 9)
Backup
Load Resultant
Load
Backup Minus
Load
Backup = resultant
Backup
Example:
Load =
10.000 psi
Backup =
6.000 psi
Resultant =
4.000 psi
Gambar 10. Kondisi Pembebanan Burst
Fungsi casing disini adalah menahan selisih tekanan di dalam dan di luar casing
tersebut sebesar Pi - Pe. Beban burst dapat berasal dari tekanan kepala sumur, tekanan
hidrostatik lumpur, tekanan pada saat penyemenan, stimulasi dan semua kondisi yang
dapat menyebabkan harga tekanan Pi - Pe positif. Tekanan burst adalah tekanan
minimum (Pi - Pe) yang dapat menyebabkan pecahnya/meledaknya casing.
Partial Evacuation
Of fluids inside
No fluid inside
(a) (b) the pipe Load
The pipe to
Load Fluid
Provide support
Level
Backup
Di atas titik netral casing berada dalam kondisi tension sedangkan di bawah titik
netral casing dalam kondisi compression. Rangkaian casing akan lebih ringan jika berada
didalam lumpur dibandingkan dengan di udara bebas, hal ini dapat diamati pada beban
hook di atas rig.
Apabila beban tension pada casing sudah melampaui minimum yield
strengthnya maka casing akan mengalami deformasi permanen. Deformasi akan terjadi
pada sambungan casing, yaitu pada bagian ulir terakhir, karena sebagaimana dijelaskan
sebelumnya luas penampang pada bagian tersebut adalah minimum.
Pemboran pada umumnya tidaklah menghasilkan lubang yang benar- benar
lurus, melainkan ada deviasi. Casing yang dipasang pada lubang yang mengalami
deviasi ini akan memperbesar beban tension.
Dalam perencanaan casing untuk lubang yang mengalami deviasi, beban tension
yang ditimbulkan pada casing sekitar titik belok tersebut harus diperhitungkan untuk
setiap seksi yang melewati dan ditempatkan pada titik belok tersebut. Tetapi casing
yang berada di atas titik belok tidak dipengaruhi.
Pengaruh pembelokkan lubang ini terhadap beban tension akan lebih besar
khususnya pada casing berdiameter besar daripada casing dengan diameter kecil.
Adapun kurva tersebut dapat didekati dengan suatu persamaan sebagai berikut :
X2 + 0,52 . X . Y + Y2 = 1.....................................................................................(1)
Dimana :
X = Perbandingan beban tension tensile strength
Y = Perbandingan collapse aktual dengan collapse rating
Hasil dari persamaan tersebut ditabelkan pada tabel 6, atau dapat dihitung
dengan rumus:
− 0 , 52 X + √ 0 , 2704 X − 4 ( X − 1 )
2 2
Y=
2
Jadi dapat disimpulkan dari uraian di atas, bahwa terdapat empat kondisi dasar
yang perlu diperhatikan dalam perencanaan casing yaitu :
1. Bila tekanan dalam tekanan luar : pembebanan burst