Anda di halaman 1dari 25

Casing Design Parameter

TUJUAN


 Pendahuluan
 Memahami Fungsi-Fungsi Casing
 Mengenali Klasifikasi Casing
 Conductor Casing
 Surface Casing
 Protective/Intermediate Casing
 Liner Casing
 Berat casing dan grade casing
 Berat casing
 Grade casing
 Sambungan casing
 Casing Burst resistance
 Casing collapse resistance
 Yield collapse
 Plastic collapse
 Transition collapse
 Elastic collapse
 Memahami Pembebanan Yang Terjadi Pada Casing
 Burst
 Collapse
 Tension
 Biaxial

Dril-003- Casing Design Parameter 1


1. Pendahuluan

Setelah suatu pemboran sumur minyak dan gas bumi mencapai kedalaman tertentu,
maka ke dalam sumur tersebut perlu dipasang casing yang kemudian disusul dengan proses
penyemenan. Casing merupakan suatu pipa baja, berfungsi antara lain untuk : mencegah
gugurnya dinding sumur, menutup zona bertekanan abnormal, zona lost dan sebagainya.
Faktor yang sangat berpengaruh dalam desain casing adalah :
1. Diameter, dimana diameter ini sangat berhubungan dengan parameter
operasi pemboran yang lain, seperti yang dijelaskan pada bab "Hole
Geometry Selection".
2. Length, yaitu berapa panjang masing-masing casing harus dipasang, seperti
dijelaskan lebih detail pada bab Casing Setting Depth Selection".
3. Pressure Resistance, yaitu berapa tebal dan berat casing harus dipasang, juga
termasuk kualitas bahan casing yang dinyatakan dalam "Grade" agar
mampu menahan tekanan dari dalam "Burst" dan tekanan dari luar
"Collapse".
4. Berapa besar "Tension" dan "Compression" yang akan membebani casing,
serta efeknya terhadap ketahanan "Collapse" atau "Burst" casing yang
berubah akibat "Tension atau Compression".
5. Dapatkah menurunkan biaya casing tanpa mengakibatkan kenaikan biaya di
tempat lain ?

2 Dril-003- Casing Design Parameter


2. Fungsi Casing

Beberapa fungsi casing antara lain adalah :


a. Mencegah gugurnya dinding sumur
b. Mencegah terkontaminasinya air tanah oleh lumpur pemboran
c. Menutup zona bertekanan abnormal dan zona lost
d. Membuat diameter sumur tetap
e. Mencegah hubungan langsung antar formasi
f. Tempat kedudukan BOP dan peralatan produksi
Berikut ini akan dijelaskan dan rinci mengenai fungsi casing dalam pemboran minyak
dan gas bumi secara umum :
a. Mencegah Gugurnya Dinding Sumur
Pada lapisan batuan yang tidak terkonsolidasi dengan baik, maka saat pemboran
menembus lapisan tersebut dapat menyebabkan terjadinya pembesaran pada
lubang bor. Lebih jauh apabila lapisan lunak ini berselangseling dengan lapisan
keras maka akan memberikan efek pembelokan terhadap drillstring, seperti terlihat
pada gambar 1.
b. Mencegah Air Tanah Terkontaminasi Oleh Lumpur Pemboran
Sebagaimana diketahui maka dalam pemboran untuk mengimbangi tekanan
formasi yang dilalui dipergunakan lumpur pemboran dengan densitas tertentu.
Lumpur pemboran ini memiliki tekanan hidrostatik yang sedikit lebih besar
daripada tekanan formasi. Akibatnya maka lumpur akan cenderung terperas ke luar
sekitar lubang bor. Pada proses ini pada dinding sumur akan terbentuk mud cake
dan filtrat lumpur yang masuk menembus formasi. Masuknya filtrat lumpur ini
kedalam lapisan air tanah dapat menyebabkan tercemarnya air tersebut, sehingga
untuk mencegah pencemaran tersebut perlu dipasang suatu casing.

 Gambar 1. Pembelokan Terhadap Drill String

c. Menutup Zona Bertekanan Abnormal dan Zone Lost


Zona bertekanan abnormal adalah zona yang dapat menyebabkan terjadinya well-
kick, yaitu masuknya fluida formasi ke dalam lubang bor. Terlebih apabila fluida ini

Dril-003- Casing Design Parameter 3


berupa gas dan tidak segera ditanggulangi maka akan mengakibatkan blow-out
(sembur liar) yang sangat membahayakan. Sedangkan zone lost adalah zona
dimana lumpur pemboran menghilang masuk ke formasi.
d. Membuat Diameter Sumur Tetap
Sebagaimana disebutkan di atas bahwa pada dinding sumur akan terbentuk mud
cake. Tetapi ketebalan dari mud cake ini merupakan fungsi dari waktu dan
permeabilitas dari batuan yang ditembus, bila permeabilitasnya besar maka mud
cake semakin tebal. Dengan dipasangnya casing maka diameter sumur tetap, hal ini
terutama akan bermanfaat apabila kita membutuhkan data volume annulus secara
tepat.
e. Mencegah Hubungan Langsung Antar Formasi
Sebagai contoh apabila suatu sumur dapat menghasilkan minyak dan gas dari
lapisan yang berbeda, dan dikehendaki untuk diproduksi bersamasama, maka untuk
memisahkan dua lapisan produktif tersebut perlu dipasang casing dan packer,
terlihat pada gambar 2.

 Gambar 2. Casing dan Packer

f. Tempat Kedudukan BOP dan Peralatan Produksi


Blow Out Preventer merupakan peralatan untuk mematikan sumur yang berada
dalam kondisi kick. BOP ini diletakkan pada surface casing. Peralatan produksi yang
dipasang pada casing misalnya pompa submersible, christmas tree dan sebagainya.

4 Dril-003- Casing Design Parameter


3. Klasifikasi Casing
Jenis Casing adalah (lihat Gambar 3) :
a. Conductor casing
b. Surface casing
c. Protective /intermediate casing
d. Production casing
e. Liner

 Gambar 3. Jenis Casing 6)

3.1. Conductor Casing


Pada umumnya casing ini berdiameter besar, yaitu 16 inch sampai 30 inch dan
dipasang dengan cara dipancangkan biasa oleh vibrating hammer.
Letak kedalaman pemasangan umumnya antara 90 sampai 150 feet. Fungsinya :
1. Khusus di offshore adalah untuk melindungi drillstring dari air laut, dipasang
dari platform hingga dasar laut
2. Di onshore sebagai pelindung apabila tanah dekat permukaan tidak cukup
kuat atau mudah gugur, seperti rawa-rawa, gambut dan sebagainya

3.2. Surface Casing


Letak kedalaman pemasangan casing ini ditentukan oleh peraturan setempat
yang menentukan pada kedalaman berapa casing tersebut harus dipasang.
Casing ini disemen hingga ke permukaan.

Dril-003- Casing Design Parameter 5


Fungsinya :
1. Melindungi air tanah dari kontaminasi oleh lumpur pemboran
2. Tempat kedudukan BOP dan well head
3. Menyangga seluruh berat rangkaian casing berikutnya yang telah
dimasukkan ke dalam sumur.

3.3. Protective/Intermediate Casing


Fungsi intermediate casing ialah menutup formasi-formasi yang dapat
menimbulkan kesulitan selama operasi pemboran berlangsung, seperti sloughing shale,
lost circulation, tekanan abnormal, kontaminasi lumpur dan sebagainya. Suatu sumur
dapat mempunyai lebih dari satu intermediate casing, hal ini tergantung pada kondisi
yang dihadapi selama pemboran.

3.4. Production Casing


Casing ini juga disebut dengan oil string. Apabila dipasang sampai tepat di atas
formasi produktif maka hal ini disebut openhole completion, sedangkan apabila
dipasang sampai ke dasar formasi produktif maka ini dinamakan perforated casing
completion.
Fungsinya :
1. Memisahkan lapisan yang mengandung minyak dari lapisanlapisan lainnya
2. Melindungi alat-alat produksi yang terdapat di bawah permukaan seperti
pompa dan sebagainya

3.5. Liner
Liner pada pokoknya mempunyai fungsi yang sama dengan production casing,
tetapi tidak dipasang hingga ke permukaan. Salah satu alasan mengapa dipergunakan
liner adalah alasan biaya, karena lebih pendek maka harganya lebih murah. Apabila pada
akhir pemboran diperoleh ukuran lubang yang sangat kecil sementara itu sumur tidak
terlalu dalam maka diperlukan ukuran casing dengan toleransi yang sangat kecil. Untuk
persoalan semacam ini dapat dipergunakan liner.

6 Dril-003- Casing Design Parameter


4. Berat Casing dan Grade Casing
Seperti dijelaskan sebelumnya bahwa ketebalan casing atau berat casing, juga grade
casing diperlukan untuk menanggulangi beban burst, collapse, tension, dan biaxial.
Kekuatan sebuah casing dinyatakan dalam :
1. Berat dalam satuan (lb/ft), yang berhubungan dengan ketebalan casing.
2. Grade casing yang berhubungan dengan bahan besi yang dipakai dengan
klasifikasi "Tensile Strength" yang dimiliki casing.
3. Jenis sambungan yang disesuaikan dengan kualitas casing maupun beban yang
terjadi.

4.1. Berat Casing


Berat casing tanpa sambungan berbanding lurus dengan ketebalan casing,
dengan hubungan sebagai berikut :
Wa = 10,68 . (OD - t) . t ............................................................................(1)
Dimana :
Wa = Berat casing di udara, lb/feet
OD = Diameter luar casing, inch
t = Ketebalan casing, inch
Akan tetapi berat yang tercantum pada tabel casing adalah "Nominal Weight",
yaitu berat casing ditambah dengan berat sambungan.
Demikian pula pada saat casing dalam lubang selalu terendam dalam lumpur,
maka beratnya akan berkurang karena gaya angkat, sehingga berat casing dalam
lumpur menjadi :

Wm= 1 −[ ρm
65 , 5 ]
Wa
................................................................................................ (2)
dimana:
Wm = berat casing dalam lumpur, lb/ft
ρm = densitas lumpur, ppg
Sebagai ilustrasi, sebuah casing dengan diameter luar (OD) 9,625 in dan
ketebalan 0,545 in tertulis mempunyai "nominal weight" sebesar 53,5 lb/ft, padahal
menurut persamaan (1) hasilnya adalah:
wa = 10,68 (9,625 - 0,545).(0.545) = 52,85 lb/ft
Akibat penambahan berat sambungan, maka terdapat pertambahan berat
sebesar 0,65 lb/ft. Demikian pula dalam perhitungan berat casing dalam lumpur,
beratnya dihitung menggunakan persamaan (2), misalnya pada lumpur dengan berat 10
ppg, maka:

Wm= 1 −
[ 10
65 ,5 ]
( 53 ,5 ) = 45 ,33 lb/ft

Dril-003- Casing Design Parameter 7


4.2. Grade Casing
API telah mengelompokkan grade casing berdasarkan tensile strengthnya,
seperti terlihat pada tabel 1. Akan tetapi ada juga yang tidak mengikuti standar API
tersebut, seperti yang terlihat pada tabel 2.

 Tabel 1. Karakteristik Casing API Grade 7)

 Tabel 2. Karakteristik Casing Non-API Grade 7)

Pada standar API, sebagai contoh grade H-40 mempunyai minimum yield
strength 40.000 psi dan L-80 mempunyai minimum yield strength sebesar 80.000 psi.
Tidak demikian pada standar Non-API, sebagai contoh S-80 mempunyai minimum yield
strength sebesar 53.000 psi.

4.3. Sambungan Casing


Untuk mendapatkan panjang rangkaian casing yang direncanakan maka masing-
masing casing perlu disambung dengan menggunakan coupling.
Coupling, sama seperti halnya casing, dibedakan dalam beberapa parameter
seperti diameter, grade dan bentuk ulir.
Dalam pembicaraan coupling perlu diketahui istilah joint strength dan body
yield. Joint strength adalah besarnya beban tension yang dapat ditanggung pada
sambungan oleh coupling sebagai akibat berat rangkaian yang berada dibawahnya.

8 Dril-003- Casing Design Parameter


Sedangkan body yield adalah besarnya beban tension yang dapat ditanggung oleh
casing itu sendiri (bukan oleh coupling).
Maka didefinisikan suatu besaran baru, yaitu: efisiensi joint yang merupakan
perbandingan antara joint strength terhadap body yield. Coupling yang memiliki
efisiensi joint kurang dari 100 %, artinya kekuatan terhadap tension pada sambungan
tidak sekuat pada casing itu sendiri.
Seperti halnya grade, sambungan juga ada yang mengikuti standar API dan Non-
API. Menurut standar API, sambungan terdiri dari:
1. API Round Thread Connector (Gambar 4), terdiri dari:
o Short Thread Coupling (STC)
o Long Thread Coupling (LTC)
2. API Buttress Thread Connector (BTC, Gambar 5)
3. API Extreme-Line Connector (XL, Gambar 6)
Sedangkan yang Non-API (Gambar 7), terdiri dari:
1. Seal Lock (SL)
2. Tripple Seal (TS)
3. Coupled Tripple Seal (CTS)

 Gambar 4. API Round Thread Connector (STC & LTC) 5)

Dril-003- Casing Design Parameter 9


 Gambar 5. API Buttress Thread Connector (BTC) 5)

90o 0.044
PIN 90o

DRIFT
DIAMETER
JOINT METAL TO
METAL SEAL
BOX

(C) API Extreme Line Connector

 Gambar 6. API Extreme Line Connector (XL) 5)

10 Dril-003- Casing Design Parameter


 Gambar 7. Grade Non-API Connector

Dril-003- Casing Design Parameter 11


5. Casing Burst Resistance
Kekuatan casing terhadap tekanan dari dalam yang dinyatakan "Burst" dapat
ditentukan dengan menggunakan rumus :

P Burst = 0 , 875
[ 2.ψt
]
OD .................................................................................................................... (3)
Dimana :
PBurst = Tekanan Burst resistance casing, psi
Ψ = Yield strength casing casing, psi
t = Ketebalan casing, inch
OD = Diameter luar casing, inch
Angka 0,875 merupakan kesepakatan untuk memberikan keamanan bila beberapa
titik pada casing mempunyai ketebalan yang kurang dari ketebalan nominal.
PBurst sendiri menyatakan tekanan yang memungkinkan casing mulai berubah
membesar.
Sebagai contoh untuk casing 9,625 inch OD, L-80, 53,5 lb/feet yang mempunyai
ketebalan 0,545 inch adalah :

P Burst = 0,875
[ 2 .. 80000 . 0,545
9,625 ]
= 7927,3 psi

bila dibulatkan per 10 psi, maka menjadi 7930 psi, dan angka tersebut yang biasanya
muncul pada tabel casing.

12 Dril-003- Casing Design Parameter


6. Casing Collapse Resistance
Kekuatan casing terhadap tekanan dari luar yang biasa dinyatakan sebagai "Collapse"
lebih sulit dan rumit dibandingkan dengan "Burst".
API telah menyampaikan ada 4 buah jenis collapse yang dikenal :
1. Yield collapse, terjadi pada pipa tebal
2. Plastic collapse
3. Transition collapse
4. Elastic collapse, terjadi pada pipa tipis
Keempat jenis collapse terjadi sangat tergantung dari perbandingan antara diameter
terhadap ketebalan casing (OD/t) dan grade dari casing tentunya. Tabel 3 menunjukan
contoh masing-masing batasan pada beberapa grade casing Gambar 8 menunjukkan plot
data-data tersebut.
Sebagai contoh casing 9,625 inch OD, dengan grade L-80, maka akan menjadi tipe
collapse fungsi dari (D/t) ratio ditunjukkan tabel 5.

 Tabel 3. Contoh Batasan pada beberapa Grade Casing 9)

Dril-003- Casing Design Parameter 13


 Tabel 4. Tipe Collapse Dari (D/t) Ratio 9)

 Gambar 8. Plot Dari Data Collapse Resistance9)

6.1. Yield Collapse


Yield collapse dapat ditentukan dengan menggunakan rumus :

Py = 2 . y
[ ( D/t ) − 1
]
( d /t )2 .............................................................................................(4)

14 Dril-003- Casing Design Parameter


sebagai contoh untuk casing 7 inch OD, dengan berat 38 lb/feet dari grade L-80
mempunyai ketebalan 0,54 inch, maka casing ini akan mengalami yield collapse bila
menerima tekanan sebesar :
7,0
D/t = = 12 ,96
0,54
P y = 2 . 80000
[
12 ,96 − 1
12 ,96 ]
= 11393 psi
............................................................... (5)
Pada tabel casing harga collapse menjadi 11390 psi

6.2. Plastic Collapse


Plastic collapse dapat ditentukan dengan rumus :

Pp = ψ
[ A
( D/t ) ]
− B −C

dimana nilai A, B, dan C sangat tergantung dari yield strength dan grade seperti
terlampir pada tabel 5.

 Tabel 5. Parameter pada Penentuan Plastic Collapse 9)

Dril-003- Casing Design Parameter 15


Sebagai contoh suatu casing 9,625, 53,5 lb/feet dengan grade L-80 mempunyai
ketebalan 0,545 inch, maka :
9,625
D/t = = 17 ,66
0,545
A = 3,071
B = 0,0667
C = 1955,3

P p = 80.000
[ 3,071
17,66 ]
− 0,0667 − 1955 ,3 = 6621 psi

Pada tabel casing, harganya menjadi sebesar 6620 psi

6.3. Transition Collapse


Transition Collaps dapat ditentukan dengan rumus :

Ptr = ψ
[ F
( D/t )
−G
]
............................................................................................... (6)
dimana nilai F dan G tergantung dari tensile yield strength pada tabel 5. Untuk
contoh yang sama yaitu, 9,625 inch OD, 40 lb/ft, grade - 80 dengan ketebalan
0,395 inch, maka :
9, 625
D/t = = 24 , 37
0, 395
F = 1,9978
G = 0,0434

P p = 80 .000
[ 1 , 998
0 , 395 ]
− 0 , 0434 = 3087 psi
Pada tabel casing menjadi sebesar 3090 psi.

6.4. Elastic Collapse


Elastic collapse dapat ditentukan dengan rumus :

46 , 95 x 106
Pe = 2
( D/t ) [ ( D/t ) − 1 ] ..........................................................................................(7)
sebagai contoh casing 20 inch OD, 106,5 lb/feet, grade K-55 dengan ketebalan
0,5 inch, maka :
20 ,0
D/t = = 40
0 , 50
46 , 95 x 106
Pe = 2
= 772 psi
( 40 ) [ 40 − 1 ]
Pada tabel casing menjadi sebesar 770 psi

16 Dril-003- Casing Design Parameter


Gambar 9 menunjukkan plot collapse resistance untuk berbagai yield strength
dan (D/t).

Casing Collapse Pressure


30000
Yield Strength
20000
160000 psi
15000 140000 psi
Casing Collapse , psi

120000 psi
10000
100000 psi
8000
80000 psi
5000 60000 psi
40000 psi
3000 20000 psi

2000
1500

1000
800

500
10 15 20 25 30 35 40 450
(Diameter)/(Thickness) Ratio, (D/t)

 Gambar 9. Plot collapse resistance untuk berbagai yield strength dan (D/t). 9)

Dril-003- Casing Design Parameter 17


7. Pembebanan Yang Terjadi Pada Casing
Pembebanan yang terjadi pada casing pada dasarnya meliputi tiga macam gaya,
yaitu :

7.1. Tekanan Burst


Suatu rangkaian casing yang berada di dalam sumur secara serentak akan
menerima tekanan yang berasal dari kolom fluida di dalam casing (Pi), dan tekanan yang
berasal dari kolom fluida di luar casing (Pe). Kedua macam tekanan ini bekerja dengan
arah yang saling berhadapan.
Pada kasus tertentu Pi dapat menjadi lebih besar daripada Pe, sehingga terdapat
selisih tekanan yang arahnya keluar, maka dalam hal seperti ini casing dikatakan berada
dalam kondisi pembebanan burst, lihat Gambar 10.

Backup
Load Resultant
Load
Backup Minus
Load
Backup = resultant
Backup
Example:
Load =
10.000 psi
Backup =
6.000 psi
Resultant =
4.000 psi
Gambar 10. Kondisi Pembebanan Burst

Fungsi casing disini adalah menahan selisih tekanan di dalam dan di luar casing
tersebut sebesar Pi - Pe. Beban burst dapat berasal dari tekanan kepala sumur, tekanan
hidrostatik lumpur, tekanan pada saat penyemenan, stimulasi dan semua kondisi yang
dapat menyebabkan harga tekanan Pi - Pe positif. Tekanan burst adalah tekanan
minimum (Pi - Pe) yang dapat menyebabkan pecahnya/meledaknya casing.

7.2. Tekanan Collapse

18 Dril-003- Casing Design Parameter


Sebagaimana dijelaskan sebelumnya maka rangkaian casing yang berada di
dalam sumur akan mendapat tekanan dari fluida yang berada di dalam casing (Pi), dan
fluida yang berada di luar casing (Pe). Tetapi kali ini dapat pula terjadi sebaliknya yaitu Pi
menjadi lebih kecil dari pada Pe, maka dikatakan casing berada pada kondisi
pembebanan collapse. Tekanan collapse adalah tekanan minimum yang dikenakan pada
casing (Pi - Pe) sehingga menyebabkan casing tersebut remuk, (lihat Gambar 11).

Partial Evacuation
Of fluids inside
No fluid inside
(a) (b) the pipe Load
The pipe to
Load Fluid
Provide support
Level
Backup

 Gambar 11. Tekanan Collapse

7.3. Beban Tension


Beban tension adalah beban yang ditimbulkan oleh berat rangkaian casing.

Setiap sambungan casing harus menanggung berat rangkaian casing yang


tergantung di bawahnya, lihat Gambar 12.
Jadi beban tension terbesar terdapat di permukaan dan mengecil sampai nol di
suatu titik pada rangkaian casing. Pada saat casing dimasukkan ke dalam sumur maka
lumpur yang berada di dalam lubang akan memberikan gaya apung terhadap casing,
sehingga terdapat suatu titik netral pada rangkaian casing tersebut.

Dril-003- Casing Design Parameter 19


Positive
Section 1 W1= + (4.000 ft)(43.5 lb/ft)
9 3/8 in. . 43.5 lb/ft = + 174.000 lb
BF2 = + P x Da
A =12.559 in2 = + (Mud hydrostatic pressure
4.000 ft (Difference in pipe area)
= (+0.052 x 12.0 lb/gal x 4.000 ft)
Section 2 = + 2.258 lbs.
9 3/8 in. . 47.0 lb/ft
A =13.572 in2 W2= + (6.000 ft)(47.0 lb/ft)
6.000 ft = + 174.000 lb
BF = - P x Da
10.000 ft = - (Mud hydrostatic pressure
(pipe area)
= (0.052 x 12.0 lb/gal x 10.000 ft)
(13.572 in2)
= -84.689 lb

 Gambar 12. Beban Tension

Di atas titik netral casing berada dalam kondisi tension sedangkan di bawah titik
netral casing dalam kondisi compression. Rangkaian casing akan lebih ringan jika berada
didalam lumpur dibandingkan dengan di udara bebas, hal ini dapat diamati pada beban
hook di atas rig.
Apabila beban tension pada casing sudah melampaui minimum yield
strengthnya maka casing akan mengalami deformasi permanen. Deformasi akan terjadi
pada sambungan casing, yaitu pada bagian ulir terakhir, karena sebagaimana dijelaskan
sebelumnya luas penampang pada bagian tersebut adalah minimum.
Pemboran pada umumnya tidaklah menghasilkan lubang yang benar- benar
lurus, melainkan ada deviasi. Casing yang dipasang pada lubang yang mengalami
deviasi ini akan memperbesar beban tension.
Dalam perencanaan casing untuk lubang yang mengalami deviasi, beban tension
yang ditimbulkan pada casing sekitar titik belok tersebut harus diperhitungkan untuk
setiap seksi yang melewati dan ditempatkan pada titik belok tersebut. Tetapi casing
yang berada di atas titik belok tidak dipengaruhi.
Pengaruh pembelokkan lubang ini terhadap beban tension akan lebih besar
khususnya pada casing berdiameter besar daripada casing dengan diameter kecil.

7.4. Beban Biaksial


Gaya-gaya yang bekerja pada casing yang terdapat di dalam sumur terjadi
secara kombinasi. Beban burst atau collapse terjadi serentak dengan beban tension atau
compression. Kombinasi dan pengaruh gaya-gaya ini pada casing ditunjukkan pada
kurva ellips seperti terlihat pada Gambar 13.

20 Dril-003- Casing Design Parameter


Terlihat bahwa adanya tension akan menurunkan collapse resistance dan
menaikkan burst resistance. Sedangkan compression akan menurunkan burst resistance
dan menaikkan collapse resistance. Pada umumnya hanya pengaruh tension terhadap
penurunan collapse resistance yang diperhitungkan dalam perencanaan, Gambar 14.

 Gambar 13. Kurva Ellips Beban Biaksial

Dril-003- Casing Design Parameter 21


 Gambar 14. Kurva Elips Beban Biaxial Antara Tension dan Collapse Resistance

Adapun kurva tersebut dapat didekati dengan suatu persamaan sebagai berikut :
X2 + 0,52 . X . Y + Y2 = 1.....................................................................................(1)
Dimana :
X = Perbandingan beban tension tensile strength
Y = Perbandingan collapse aktual dengan collapse rating
Hasil dari persamaan tersebut ditabelkan pada tabel 6, atau dapat dihitung
dengan rumus:

− 0 , 52 X + √ 0 , 2704 X − 4 ( X − 1 )
2 2
Y=
2
Jadi dapat disimpulkan dari uraian di atas, bahwa terdapat empat kondisi dasar
yang perlu diperhatikan dalam perencanaan casing yaitu :
1. Bila tekanan dalam tekanan luar : pembebanan burst

22 Dril-003- Casing Design Parameter


2. Bila tekanan luar tekanan dalam : pembebanan collapse
3. Bila tension minimum yield strength : deformasi permanen
4. Tension akan menurunkan collapse resistance.

 Tabel 6. Tension Stress Ratio (X) dan Collapse Ratio (Y)

Dril-003- Casing Design Parameter 23


DAFTAR PUSTAKA
1. nn., "Pipe Characteristics Handbook", Williams Natural Gas Company Engineering
Group, PennWell Publishing Company, Tulsa-Oklahoma, 1996.
2. Rabia. H., "Oilwell Drilling Engineering: Principles & Practices", Graham & Trotman,
Oxford, UK, 1985.
3. Paxson J., "Casing and cementing", Second Edition, Petroleum Extension Service,
Texas, 1982.
4. Azar J.J., "Drilling in Petroleum Engineering", Magcobar Drilling Fluid Manual.
5. Bourgoyne A.T. et.al., "Applied Drilling Engineering", First Printing Society of
Petroleum Engineers, Richardson TX, 1986.
6. Moore P.L., "Drilling Practices Manual", Penn Well Publishing Company, Tulsa-
Oklahoma, 1974.
7. Moore P.L., "Drilling Practices Manual", Penn Well Publishing Company, Second
Edition, Tulsa-Oklahoma, 1986.
8. Bill-Mitchel, "Tubular Goods Design ", Mobil Oil Company, 1983.
9. Klozt, "Drilling Optimization", halaman 6-25.

24 Dril-003- Casing Design Parameter


DAFTAR PARAMETER DAN SATUAN

X = Perbandingan beban tension tensile strength


Y = Perbandingan collapse aktual dengan collapse rating
Wa = Berat casing di udara, lb/feet
OD = Diameter luar casing, in
t = Ketebalan casing, in
Wm = berat casing dalam lumpur, lb/ft
ρm = densitas lumpur, ppg
PBurst = Tekanan Burst resistance casing, psi
Ψ = Yield strength casing casing, psi

Dril-003- Casing Design Parameter 25

Anda mungkin juga menyukai