Tipe-Tipe Hujan
Tipe-Tipe Hujan
FAKULTAS KEHUTANAN
UNIVERSITAS HASANUDDIN
2023/2024
TIPE-TIPE HUJAN
A. Pengertian Hujan
Hujan adalah sebuah presipitasi berwujud cairan, berbeda dengan presipitasi non-
cair seperti salju, batu es dan campuran hujan dengan salju. Hujan memerlukan
keberadaan lapisan atmosfer tebal agar dapat menemui suhu di atas tiyik leleh es di dekat
dan di atas permukaan bumi.
Hujan adalah proses pengembalian air yang telah diuapkan ke atmosfer menuju ke
permukaan bumi. Pengembalian ini akibat dari udara yang naik hingga melewwati
ketinggian kondensasi dan berubah menjadi awan.
Hujan adalah peristiwa jatuhnya titik air atau es ke permukaan bumi. Hujan
terjadi karena proses kondensasi uap di atmosfer menjadi butir air yang cukup berat
untuk jatuh dan bias.
1. Penguapan (evaporasi)
Peristiwa berubahnya air laut menjadi uap air. Sinar matahari membuat berbagai
air di permukaan bumi menghangat, seperti air laut, air sungai, air danau, dan lain-
lain. Setelah air menghangat, air akan berubah menjadi uap air dan menguap ke udara
sampai ke langit.
2. Pengembunan (kondensasi)
Setelah itu, uap air yang terkumpul di langit ditampung oleh awan. Kemudian
terjadi kondensasi, yaitu peristiwa berubahnya uap air menjadi kristal es di awan.
Setetes demi setetes air tersebut berkumpul dalam awan. Tetesan air tersebur
mengembun, menabrak, hingga berkumpul menjadi satu. Akibatnya, awan semakin
berat karena semakin banyak kandungan airnya.
3. Pencairan (presipitasi)
Ketika awan telah menjadi sangat berat, awan tak dapat lagi menampung air.
Maka, perlahan air di awan mencair daan jatuh ke daratan.
Peristiwa pencairan awan menjadi butiran air. Butiran air dari awan yang jatuh ke
daratan disebut sebagai hujan. Air hujan yang jatuh ke daratan kemudian kembali lagi
ke tanah, sungai, danau, hingga laut. Lalu berulang lagi ketika tahapan itu sampai
terjadi hujan lagi.
C. Jenis-jenis Hujan
1. Hujan Konvektif
Proses hujan yang terjadi karena adanya ketidaksamaan panas antara
lapisan udara dan permukaan tanah. Semakin tinggi di atmosfer, maka udara
dengan suhu tinggi akan berubah menjadi udara dingin, sampai uap air
mengembun akhirnya mulai membentuk awan kumulus yang jatuh sebagai hujan.
Hujan ini terjadi karena kuatnya pemanasan matahari di khatulistiwa. Sehingga
menyebabkan penguapan yang naik secara vertikal (konveksi). Massa udara yang
naik akan terus mengalami penurunan suhu sehingga terjadi pengembunan dan
awan konveksi.
Terjadi karena curah hujan lebat.
Berlangsung singkat.
Ada awan kumulus disertai guntur.
Terjadi ketika kelembaban cukup dan mengalami pergerakan ke atas pada
saat itu juga.
2. Hujan Orografis atau Relief
Hujan yang terjadi karena udara yang mengandung uap air terhalang oleh
pegunungan. Gerak yang terhalang itu membuat udara naik ke lereng
pegunungan. Akibatnya, suhu udara menjadi dingin. Udara terus naik, sampai
ketinggian tertentu barulah terjadi proses kondensasi atau pengembunan dan
terbentuklah awan dan terjadi hujan.
Terjadi akibat pembakaran bahan bakar fosil, seperti batu bara dan minyak
bumi yang menghasilkan sulfur dioksida (SO2) dan nitrogen oksidasi
(NOX).
Industri dan transportasi juga merupakan penyebab utama hujan asam.
Erupsi gunung berapi juga dapat menyebabkan hujan asam meskipun
jarang terjadi.
Dampak hujan ini: