Anda di halaman 1dari 15

Volume 4, Nomor 2, Desember 2018 P-ISSN 2460-6383

E-ISSN 2621-7058

Kajian Tata Ruang Luk


Lukisan Dinding Pada
Batu Balai di Desa Tegur Wangi Lama
Kota Pagaralam Sebagai Sumber
Pembelajaran Sejarah
Muhammad Randi Saputra, H. Rudi Asri

Nilai Sejarah Toponim di Kecamatan Bukit


Kecil Kota Palembang Sebagai Sumber
Pembelajaran Sejarah di SMP Negeri 33
Palembang
Dedi Berianto

Upaya Meningkatkan Kualitas


Pembelajaran Sejarah Melalui Penerapan
Outdoor Learning Berbasis Inkuiri di SMA
Muhammadiyah 1 Palembang
Arman, Fatmah

Senjang:: Sejarah Tradisi Lisan Masyarakat


Musi Banyuasin
Brian Apriadi, Eva Dina Chairunisa

Peningkatan Hasil Belajar dan Aktifitas


Siswa Melalui Model Pembelajaran
Discovery Learning di SMA Negeri 8
Palembang
Sri Mulyati, Nurhayati Dina, Apriana

Jenis-Jenis
Jenis Peninggalan Megalit di Desa
Tanjung Aro Sebagai Sumber
Pembelajaran Sejarah di Kelas X SMA
Muhammadiyah 3 Palembang Tahun
Ajaran 2017/2018
Lita Sepriani

Persepsi Siswa Terhadap Penggunaan


Media Film Dokumenter Materi Kehidupan

Kalpataru
Manusia Purba Pada Mata Pelajaran
Sejarah di SMK Negeri 6 Palembang
M. Edo Nuryana

Sejarah Tulung Selapan Sebagai Sumber


Penulisan Sejarah Lokal Ogan Komering
Ilir
Muhamad Idris
JURNAL SEJARAH DAN
PEMBELAJARAN SEJARAH Pengaruh Model Pembelajaran Explicit
Instruction Terhadap Hasil Belajar Siswa
Pada Mata Pelajaran Sejarah di Sekolah
Menengah Atas Negeri 1 Gelumbang
Program Studi Pendidikan Sejarah
Jurusan Pendidikan IPS Ramoni Handayani
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas Persatuan Guru Republik Indonesia Pengaruh Penggunaan Media Film
Palembang
Dokumenter Terhadap Hasil Belajar Siswa
Pada Mata Pelajaran Sejarah di Sekolah
Menengah Atas Sriguna Pale
Palembang
Vina Pratiwi
Kalpataru
Jurnal Sejarah dan Pembelajaran Sejarah
Volume 4, Nomor 2, Desember 2018

Penanggung Jawab
Dr. Dessy Wardiah, M.Pd.

Ketua Dewan Redaksi


Drs. Sukardi, MPd

Penyunting Pelaksana
Muhamad Idris, MPd
Eva Dina Chairunisa, MPd
Jeki Sepriady, SPd

Penyunting Ahli
Dr Tahrun, M.Pd. (Universitas PGRI Palembang)
Drs. Supriyanto, MHum (Universitas Sriwijaya Palembang)
Dra Retno Purwati, MHum (Balai Arkeologi Sumatera Selatan)
Dr. Nor Huda Ali, M.Ag., M.A (Masyarakat Sejarawan Indonesia Sumsel)
Budi Agung Sudarman, S.S, MPd (Balai Bahasa Provinsi Sumatera Selatan)
Dr. Purmansyah, MA (Universitas Muhammadiyah Palembang)

Alamat Redaksi
Program Studi Pendidikan Sejarah
Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas PGRI Palembang
Telp 0711-510043
Email: jurnalkalpatarusejarah@gmailcom
Website: https://jurnal.univpgri-palembang.ac.id/index.php/Kalpa
Kalpataru DAFTAR ISI
Kajian Tata Ruang Lukisan Dinding Pada Batu Balai di
JURNAL SEJARAH DAN
Desa Tegur Wangi Lama Kota Pagaralam Sebagai
PEMBELAJARAN SEJARAH Sumber Pembelajaran Sejarah
Muhammad Randi Saputra, H. Rudi Asri.......................................... 89-98

Nilai Sejarah Toponim di Kecamatan Bukit Kecil Kota


Palembang Sebagai Sumber Pembelajaran Sejarah di
Terbit dua kali setahun pada SMP Negeri 33 Palembang
Juli dan Desember Dedi Berianto ................................................................................... 99-110

Upaya Meningkatkan Kualitas Pembelajaran Sejarah


Melalui Penerapan Outdoor Learning Berbasis Inkuiri
Diterbitkan oleh: di SMA Muhammadiyah 1 Palembang
Program Studi Pendidikan Sejarah Arman, Fatmah ............................................................................... 111-115
Jurusan Pendidikan IPS
Fakultas Keguruan Senjang: Sejarah Tradisi Lisan Masyarakat Musi
dan Ilmu Pendidikan Banyuasin
Brian Apriadi, Eva Dina Chairunisa ................................................ 116-123
Universitas PGRI Palembang
Peningkatan Hasil Belajar dan Aktifitas Siswa Melalui
Model Pembelajaran Discovery Learning di SMA
Negeri 8 Palembang
Sri Mulyati, Nurhayati Dina, Apriana ............................................... 124-128

Jenis-Jenis Peninggalan Megalit di Desa Tanjung Aro


Sebagai Sumber Pembelajaran Sejarah di Kelas X SMA
Muhammadiyah 3 Palembang Tahun Ajaran 2017/2018
Lita Sepriani.................................................................................... 129-134
Gambar Cover:
Pohon Kalpataru Persepsi Siswa Terhadap Penggunaan Media Film
Candi Prambanan Dokumenter Materi Kehidupan Manusia Purba Pada
Mata Pelajaran Sejarah di SMK Negeri 6 Palembang
M. Edo Nuryana.............................................................................. 135-145

Sejarah Tulung Selapan Sebagai Sumber Penulisan


Sejarah Lokal Ogan Komering Ilir
Muhamad Idris ................................................................................ 146-153

Pengaruh Model Pembelajaran Explicit Instruction


Terhadap Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran
Sejarah di Sekolah Menengah Atas Negeri 1
Koleksi: Muhamad Idris
Gelumbang
Ramoni Handayani ......................................................................... 154-161

Pengaruh Penggunaan Media Film Dokumenter


Terhadap Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran
Sejarah di Sekolah Menengah Atas Sriguna
Palembang
Vina Pratiwi..................................................................................... 162-169
Kalpataru, Volume 4, Nomor 2, Desember 2018 (135-145)

PERSEPSI SISWA TERHADAP PENGGUNAAN MEDIA FILM DOKUMENTER MATERI


KEHIDUPAN MANUSIA PURBA PADA MATA PELAJARAN SEJARAH DI SMK NEGERI 6
PALEMBANG

M. Edo Nuryana
Mahasiswa Program Studi Pendidikan Sejarah FKIP Universitas PGRI Palembang

ABSTRAK

Persepsi adalah suatu proses kegiatan yang didasari dari hasil pengamatan dan penilaian yang berupa
suatu tanggapan disampaikan dalam bentuk lisan atau tulisan serta dapat memengaruhi nilai yang
diamati. Persepsi siswa sangatlah penting untuk dapat diketahui dalam sebuah penilaian. Masalah dalam
penelitiaan ini adalah bagaimanakah persepsi siswa terhadap penggunaan media film dokumenter materi
kehidupan manusia purba pada mata pelajaran sejarah kelas X di SMK Negeri 6 Palembang. Tujuan dari
penelitian ini untuk mengetahui dan mendeskripsikan persepsi siswa terhadap penggunaan media film
dokumenter materi kehidupan manusia purba pada mata pelajaran sejarah. Metode penelitian ini adalah
deskriptif kuantitatif. Teknik pengumpulan data melalui wawancara, observasi, dokumentasi, dan angket.
Dari hasil penelitian ini didapat data persepsi siswa dengan rata-rata presentase yaitu 85,9 %, dilihat dari
keenam indikator yaitu menerima, menyeleksi, mengorganisasikan, mengartikan, menguji, dan
memberikan reaksi menunjukan bahwa persepsi siswa memilih setuju dan sangat setuju dengan kategori
sangat baik. Dengan demikian, media film dokumenter materi kehidupan manusia purba pada mata
pelajaran sejarah dapat meningkatkan kualitas pembelajaran yang lebih efektif dan mudah diterima siswa
dengan baik.

Kata Kunci: Persepsi Siswa, Media Film Dokumenter Materi Kehidupan Manusia Purba.

A. PENDAHULUAN pendidikan nasional pemerintah melakukan


Manusia adalah sasaran pendidikan berbagai cara seperti pengembangan dan
yang bermaksud untuk membantu peserta penyempurnaan kurikulum, pengembangan
didik menumbuhkembangkan potensi- materi pembelajaran, perbaikan sistem
potensi kemanusiannya, agar potensi- evaluasi, pengadaan buku dan alat-alat
potensi yang terkandung dalam dirinya pelajaran, perbaikan sarana prasarana
dapat berkembang secara luas dan dapat pendidikan, peningkatan kopetensi guru,
bermanfaat untuk kehidupan sehari-harinya serta peningkatan mutu pimpinann sekolah.
(Umar, 2013:1). Namun demikian upaya tersebut
Kegiatan utama dalam proses belum menunjukan hasil sebagaimana yang
pendidikan di sekolah adalah kegiatan diharapkan. Kualitas pendidikandipengaruhi
belajar mengajar. Proses belajar mengajar beberapa faktor, seperti: guru, siswa,
yang di lakukan merupakan suatu penentu pengelola sekolah (kepala sekolah,
untuk keberhasilan dalam mencapai tujuan karyawan dan staf), lingkungan (orang tua,
pendidikan nasional. Siswa yang terlibat masyarakat), kualitas pembelajaran dan
dalam proses belajar mengajar diharapkan kurikulum Edi Suharto (Aman, 2011:4).
mengalami perubahan baik dalam bidang Belajar menurut Gagne dalam
pengetahuan, pemahaman, keterampilan, Dimyati (2013:23), merupakan kegiatan
nilai dan sikap. Dalam proses belajar yang kompleks yang dilakukan sehari-hari.
mengajar guru akan menghadapi siswa Setelah belajar orang akan memiliki
yang mempunyai karakteristik yang keterampilan, pengetahuan, sikap, dan nilai.
berbeda-beda sehingga guru tidak akan Dengan demikian, belajar adalah proses
lepas dari masalah hasil belajar. Salah satu kongnitif menjadi kapasitas baru.
upaya untuk meningkatkan kualitas

M. Edo Nuryana | 135


Kalpataru, Volume 4, Nomor 2, Desember 2018 (135-145)

Menurut Sapriya (2012:23), sejarah B. METODE PENELITIAN


merupakan ilmu pengetahuan yang Tempat Penelitian. Untuk
membahas tentang asal-usul dan memperoleh data-data yang dibutuhkan
perkembangan serta peranan masyarakat di dalam penelitian ini. Penelitian ini
masa lampau berdasarkan metode tertentu. dilaksanakan di Sekolah Menengah
Mata pelajaran sejarah diberikan pada Kejuruan Negeri 6 Palembang di jalan
tingkat pendidikan menengah sebagai mata Mayor Ruslan Ilir Timur II kota Palembang.
pelajaran tersendiri, mata pelajaran sejarah Waktu Penelitian. Penelitian
memiliki arti strategis dalam pembentukan berlangsung di Sekolah Menengah Kejuruan
watak dan pembentukan manusia Indonesia Negeri 6 Palembang dilakukan pada bulan
yang memiliki rasa kebangsaan dan cinta Juli 2018 dilakukan observasi pertama guna
tanah air. mencari data sekolah untuk pengumpilan
Peranan guru terhadap proses belajar data, analisis data, dan penyusunan
mengajar sangat penting. Peranan sebagi laporan, pada tahap pengumpulan data
sumber belajar berkaitan erat dengan termasuk observasi awal dan mengurus
penguasaan materi pelajaran. Kita bisa surat perizinan, kemudian dilanjutkan
menilai baik atau tidaknya seseorang guru minggu berikutnya untuk melakukan
hanya dari penguasaan materi pelajaran. penelitian guna untuk menyelesaikan tugas
Guru juga merupakan salah satu fasilitator akhir skripsi.
untuk siswa agar memudahkan siswa dalam Populasi Penelitian. Populasi
kegiatan proses pembelajaran guna untuk merupakan wilayah generalisasi yang terdiri
meningkatkan kualitas pendidikan (Sanjaya, dari subjek objek yang mempunyai kualitas
2006:23). dan karakteristik tertentu yang ditetapkan
Peneliti membatasi masalah yang oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian
akan diteliti dengan memilih beberapa ditarik kesimpulan (Sugiyono, 2014:8).
masalah. Agar penelitian ini lebih terarah Menurut Arikunto (2013:173), populasi
dan tidak meluas, peneliti membatasi merupakan keseluruhan dari subjek
masalah pada persepsi siswa terhadap penelitian.
penggunaan media film dokumenter pada Berdasarkan pengertian diatas yang
pembelajaran sejarah. Penelitian ini menjadi populasi pada penelitian ini adalah
difokuskan pada siswa kelas X SMK Negeri kelas 10 Sekolah Menengah Kejuruan 6
6 Palembang. Palembang, jumlah kelas yang akan
Mengacu pada paparan latar dijadikan populasi 3 kelas jumlah
belakang masalah diatas, maka dapat keseluruhan siswa dari 3 kelas yaitu 75
dirumuskan masalah penelitian yaitu siswa.
“Bagaimanakah Persepsi Siswa Terhadap Sampel Penelitian. Jika hanya
Penggunaan Media Film Dokumenter Materi meneliti sebagian dari populasi, maka
Kehidupan Manusia Purba Pada Mata penelitian tersebut disebut penelitian sampel
Pelajaran Sejarah di SMK Negeri 6 dalam populasi. Sampel adalah sebaian
Palembang”. atau mewakili populasi yang diteliti. Teknik
Sebuah tindakan pasti memiliki suatu penelitian pada penelitian ini menggunakan
tujuan begitu pula dengan penelitian ini. teknik sampel bertujuan atau sampling
Tujuan dalam penelitian ini adalah untuk purposive, merupakan teknik penentuan
mengetahui persepsi siswa dalam proses sampel dengan pertimbangan tertentu,
pembelajaran sejarah mengunakan media seperti keterbatasaan waktu, dan tenaga
pembelajaran film dokumenter siswa kelas X sehingga tidak dapat mengambil sampel
SMK Negeri 6 Palembang. yang jauh (Arikunto, 2013:174-183).

M. Edo Nuryana | 136


Kalpataru, Volume 4, Nomor 2, Desember 2018 (135-145)

Dari keterangan diatas jumlah tentang data-data awal yang berkenaan


populasi adalah 3 kelas, jumlah keseluruhan dengan penelitian. Observasi sebagai teknik
siswa 75 siswa. Maka dalam penelitian ini pengumpulan data mempinyai ciri yang
sample yang terpilih adalah 3 kelas, jumlah spesifik bila dibandingkan ternik lain, yaitu
sample penelitian dari 3 kelas yaitu 75 wawancara dan kuesioner selalu
responden. berkomunikasi dengan orang, maka
Metode penelitian yang digunakan observasi tidak terbatas pada orang, tetapi
dalam penelitian ini adalah deskriptif juga objek-objek alam yang lain (Sugiyono,
kuantitatif. Metode deskriptif adalah metode 2012:203).
yang digunakan untuk menggambarkan atau Angket: merupakan teknik
menganalisis suatu hasil penelitian tetapi pengumpulan data yang dilakukan dengan
tidak digunakan untuk membuat kesimpulan cara memberi seperangkat pernyataan atau
yang lebih luas (Sugiyono, 2012:16). pertanyaan tertulis kepada responden.
Metode kuantitatif adalah metode Kuesioner merupakan teknik pengumpulan
yang digunakan untuk meneliti pada data yang efesien bila peneliti tahu dengan
populasi atau sempel tertentu, teknik variabel yang akan diukur dan tahu apa
pengambilan sampel pada umumnya yang bisa diharapkan dari responden
dilakukan secara random, pengumpulan (Sugiyono, 2012:203).
data menggunakan instrumen penelitian, Dokumentasi: menurut Sugiyono
analisis data bersifat kuantitatif dengan (2012:203) dokumentasi merupakan catatan
tujuan untuk menguji hipotesis yang telah peristiwa yang sudah berlalu. Dokumentsi
ditetapkan (Sugiyono, 2012:14). bisa berbentuk tulisan, gambar, atau karya
Data Penelitian. Data yang akan monumental seseorang. Menurut Arikunto
digunakan oleh peneliti adalah data (2013:274) metode dokumentasi yaitu
mengenai kehidupan manusia purba, data mencari data mengenai hal-hal atau variabel
yang akan digunakan merupakan sebuah yang berupa catatan, transkip, buku, surat
film pendek atau film dokumenter mengenai kabar, majalah, dan sebagainya.
kehidupan manusia purba. Ada data lain Teknik Keabsahan Data: uji
yang didapatkan peneliti yaitu sebagai keabsahan data dalam penelitian kuantitatif
berikut: untuk mendapatkan data yang valid,
1. Observasi, merupakan data awal yang reliabel, dan objektif meliputi uji validitas dan
didapatkan oleh peneliti dari sebuah reabilitas. Validitas merupakan derajad
pengamatan yang dilakukan ketepataan antara data yang terjadi pada
dilingkungan sekolah. objek penelitian dengan daya yang dapat
2. Wawancara, merupakan data yang dilaporkan oleh peneliti. Dengan demikian
didapatkan setelah melalukan maka data yang valid adalah data yang tidak
observasi dilingkungan sekolah, data berbeda antara data yang dilaporkan peneliti
ini didapatkan melalui wawancara dengan data yang sesungguhnya yang
langsung dengan guru mata pelajaran terjadi pada objek penelitian (Sugiyono,
sejarah untuk mengetahui 2012:363).
tanggapannya terhadap media Dalam penelitian kuantitatif, untuk
pembelajaran di sekolah. mendapatkan data penelitian yang valid,
3. Dokumentasi, merupakan data reliabel, dan objektif maka penelitian
tambahan dan data pelengkap sebuah dilakukan dengan menggunakan instrumen
penelitian yang meliputi sebuah foto. yang valid dan reliabel, dilakukan pada
sampel yang mendekati jumlah populasi dan
Teknik Pengumpulan Data. pengumpulan serta analisis data dilakukan
Observasi: digunakan untuk mencari tahu

M. Edo Nuryana | 137


Kalpataru, Volume 4, Nomor 2, Desember 2018 (135-145)

dengan cara yang benar (Sugiyono, digali dari pengertian bahwa jika
2012:365). sesuatu itu objek, berarti dapat
Untuk menetapkan keabsahan data dipercaya, faktual, dan dapat
diperlukan teknik pemeriksaan. dipastikan. Subjektif berarti tidak dapat
Pelaksanaan teknik pemeriksaaan dipercaya, atau melenceng. Pengertian
didasarkan atas sejumlah kriteria tertentu terakhir inilah yang dijadikan tumpuan
(Sugiyono, 2012:270-271). Ada empat pengalihan pengertian objektivitas-
kriteria yang digunakan yaitu: subjektivitas menjadi kepastian.
1. Derajat kepercayaan (Credibility) Teknik Analisis Data. Dalam
Pada dasarnya menggantikan konsep penelitian kuantitatif, teknik analisis data
validitas internal dari nonkualitatif. yang digunakan yaitu diarahkan untuk
Kriterium ini berfungsi: pertama, menjawab rumusan masalah atau menguji
melaksanakan inkuiri sedemikian rupa hipotesis yang telah dirumuskan. Karena
sehingga tingkat kepercayaan data kuantitatif, maka teknik analisis data
penemuannya dapat dicapai; kedua, menggunakan metode statistik yang sudah
mempertunjukkan derajat kepercayaan tersedia (Sugiyono, 2012:243).
hasil-hasil penemuan dengan jalan Menurut Arikunto (2013:274), data
pembuktian oleh peneliti pada kuantitatif yang dikumpulkan dan diolah
kenyataan ganda yang sedang diteliti. dengan rumus-rumus yang sudah
2. Keteralihan (Transferability) disediakan, baik secara manual maupun
Sebagai persoalan yang empiris dengan menggunakan jasa komputer
bergantung pada kesamaan antara (SPSS). Bagi peneliti deskriptif yang
konteks pengirim dan penerima. Untuk datanya telah terkumpul, maka
melakukan pengalihan tersebut diklasifikasikan menjadi dua kelompok data,
seorang peneliti hendaknya hendaknya yaitu data kuantitatif yang berbentuk angka-
mencari dan mengumpulkan kejadian angka dan data kualitatif yang dinyatakan
empiris tentang tentang kesamaan dalam kata-kata atau simbol.
konteks. Dengan demikian peneliti Setelah data dikumpulkan kemudian
bertanggung jawab untuk menyediakan peneliti melakukan analisis secara deskriftif
data deskriptif secukupnya jika ia ingin yang menjelaskan mengenai deskriptif
membuat keputusan tentang responden yang diteliti terhadap pernyataan
pengalihan tersebut. Untuk keperluan yang dilakukan pada kuesioner/angket,
itu peneliti harus melakukan penelitian berkaitan dengan indikator variabel yang
kecil untuk memastikan usaha diteliti yaitu persepsi siswa terhadap
memverifikasi tersebut. penggunaan media film dokumenter materi
3. Kebergantungan (Dependability) kehidupan manusia purba pada mata
Konsep kebergantungan lebih luas dari pelajaran sejarah kelas X di Sekolah
pada realibilitas. Hal tersebut Menengah Kejuruan Negeri 6 Palembang
disebabkan peninjauan yang dari segi yang mana hasil angket menggunakan tabel
bahwa konsep itu diperhitungkan frekuensi yang dituangkan dalam bentuk
segala-galanya yaitu yang ada pada presentase (Sudijono, 2017:43), adapun
realibilitas itu sendiri ditambah faktor- rumusan yang digunakan sebagi berikut:
faktor lainya yang tersangkut. Keterangan, p = x 100%
4. Kriteria Kepastian (Confirmability)
P : Jumlah presentase yang diambil
Objektivitas-subjektivitasnya sesuatu
F : Frekuensi jumlah jawwaban yang di
hal bergantung pada orang. Selain itu
peroleh
masih ada unsur kualitas yang melekat
N : Jumlah responden
pada konsep objektivitas itu. Hal itu

M. Edo Nuryana | 138


Kalpataru, Volume 4, Nomor 2, Desember 2018 (135-145)

Hasil analisis data yang diperoleh dari terhadap penggunaan media film
kuesioner/angket dikelompokkan dokumenter materi kehidupan manusia
berdasarkan pesentase dengan klasifikasi purba di Sekolah Menengah Kejuruan
sebagai berikut (Riduwan, 2015:89): Negeri 6 Palembang tahun pelajaran
Angka 0 % - 20 % = sangat lemah 2017/2018.
Angka 21 % - 40 % = Lemah
Angka 41 % - 60 % = Cukup Sejarah Berdirinya Sekolah Menengah
Angka 61 % - 80 % = Kuat Kejuruan Negeri 6 Palembang
Angka 81 % - 100 % = Sangat Kuat Sekolah Menengah Kejuruan Negeri
6 Palembang mempunyai sejarah
Instrumen Penelitian. Menurut perjalanan pada saat berdiri dan dalam
Sugiyono (2014:102), instrumen merupakan perkembangannya.
suatu alat yang digunakan untuk mengukur Asal mula berdirinya Sekolah
suatu fenomena alam maupun sosial yang Menengah Kejuruan Negeri 6 Palembang
diamati. Dalam penelitian ini instrumen yang didirikan pada tanggal 09 Desember 1976
digunakan peneliti adalah pertanyaan- dengan lokasi di tengah kota, tepatnya di
pertanyaan tentang bagaimana persepsi jalan Mayor Ruslan Palembang. Lokasi
siswa terhadap penggunaan media film Sekolah Menegah Kejuruan Negeri 6
dokumenter materi kehidupan manusia Palembang memang cukup strategis.
purba. Terletak di dekat jalan utama dari simpang
Pernyataan yang dibuat ada 6 dan Rambang ke simpang Jl. Dr. M. Isa,
terdapat kolom komentar butir dari ketiga sehingga memudahkan sarana transportasi
indikator persepsi yaitu menerima, bagi siapa saja yang ingin mengunjungi
memahami, dan respon/evaluasi. Skala Sekolah Menegah Kejuruan Negeri 6
yang digunakan oleh peneliti dengan Palembang.
kategori, sangat seuju, setuju, netral, tidak Gedung SMKK Negeri Palembang
setuju, sangat tidak setuju kemudian dibangun secara bertahap mulai tahun
terdapat kolom komentar bagi responden. 1984-1990 dengan luas tanah 17.703 m2
serta luas bangunan 6.408 m2. Gedung
Tabel 1 Kisi-Kisi Instrumen SMKK Negeri Palembang mulai dipakai
Kriteria
Butir pada awal tahun pelajaran 1989, diresmikan
Variabel indikator Keterangan oleh Menteri Pendidikan dan Kebudayaan
soal
persepsi
Persepsi Menerima 1 Sangat
R.I. Prof. Dr. Fuad Hassan pada tanggal 30
siswa Menyeleksi 2 setuju,setuj Juni 1990. Kemudian pada tahun 1997
terhadap Mengorganisa 3 u,netral, sampai dengan sekarang SMKK Negeri
pengguna sikan tidak setuju, Palembang namanya berganti menjadi SMK
an media Mengartikan 4 sangat tidak Negeri 6 Palembang. Sebagai sekolah
film Menguji 5 setuju
kejuruan yang tergabung dalam kelompok
dokument Memberikan 6
er materi pariwisata, Sekolah Menegah Kejuruan
reaksi
kehidupa Negeri 6 Palembang ditunjuk oleh Direktur
n Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan
manusia Direktorat Jenderal Manajemen Pendidikan
purba
Dasar dan Menengah Departemen
Pendidikan Nasional sebagai Sekolah
C. HASIL DAN PEMBAHASAN Bertaraf Internasional (SBI) dengan nomor:
Gambaran Umum Tempat Penelitian 0004/C5.2/Kep/MN/2006 bersama 40
Setelah melakukan pengumpulan sekolah lainnya diseluruh Indonesia.
data, maka selanjutnya data yang akan
dianalisis untuk mengetahaui persepsi siswa

M. Edo Nuryana | 139


Kalpataru, Volume 4, Nomor 2, Desember 2018 (135-145)

Situasi dan Kondisi Sekolah Asal-Usul Kehidupan Manusia


Sekolah Menengah Kejuruan Negeri Menurut ilmu falaq, yaitu ilmu yang
6 Palembang merupakan sekolah yang mempelajari bintang-bintang, bumi yang kita
menjalankan program ADIWIYATA, kata tempati ini terjadi kira-kira 250 ribu juta
ADIWIYATA berasal dari 2 (dua) Kata “ADI” tahun yang lalu. Awalnya berupa bola gas
dan “WIYATA”. Adi memiliki makna: besar, yang sangat panas dan berputar pada
agung, baik, ideal dan sempurna. Wiyata porosnya. Karena berputar terus menerus
memiliki makna: tempat dimana seorang maka gas tadi menjadi semakin padat,
mendapat ilmu pengetahuan, norma dan terjadilah kulit bumi. Kulit ini makin lama
etika dalam berkehidupan sosial. Jika makin tebal tetapi turun derajat suhunya.
secara keseluruhan ADIWIYATA Sementara itu, bagian dalam dari bumi yang
mempunyai pengertian atau makna: tempat kita tempati ini sampai sekarang masih
yang baik dan ideal dimana dapat diperoleh belum padat. Kita dapat lihat bagaimana
secara ilmu pengetahuan dan berbagai sewaktu gunung api meletus yang
norma serta etika yang dapat menjadi dasar mengeluarkan magma yang sangat panas.
manusia menuju terciptanya kesejahteraan Kita juga dapat menyaksikan bagaimana
hidup kita menuju keada cita-cita meluapnya lumpur panas Lapindo di Porong
pembangunan berkelanjutan. Sidoarjo dari dalam perut bumi. Contoh
Sebagai sekolah berwawasan tersebut membuktikan bahwa bagian dalam
lingkungan sebagai lembaga pendidikan, perut bumi masih berupa zat cair yang
SMK Negeri 6 Palembang selalu sangat panas.
berkonsentrasi untuk menjaga Sebelum adanya kehidupan manusia,
serta merawat lingkungan. Hal ini dilakukan bumi ini mengalami perubahan-perubahan.
agar SMK Negeri 6 Palembang menjadi Proses perubahan itu terbagi atas beberapa
tempat yag kondusif untuk pelaksanaan fase-fase atau zaman. Perubahan dari satu
pendidikan. Komitmen untuk menjaga zaman ke zaman berikutnya memakan
lingkungan ini mendapat respon yang baik waktu yang cukup lama, sampai jutaan
oleh seluruh warga sekolah dan pemerintah. tahun. Pembagian zaman perubahan-
perubahan bumi menurut geologi meliputi
Hasil Penelitian arkaikum, palaeozoikum, mesozoikum, dan
Deskripsi Materi Sejarah Kehidupan neozoikum atau kenozoikum. Zaman
Manusia Purba kenozoikum ini terbagi dalam dua bagian,
Pra-aksara berasal dari gabungan yaitu zaman tersier dan kwarter. Pada
kata, yaitu pra dan aksara. Pra artinya zaman kwarter inilah mulai ada tanda-tanda
sebelum dan aksara berarti tulisan. Dengan kehidupan manusia.
demikian, yang dimaksud masa pra-aksara Kala plestosin merupakan zaman
adalah masa sebelum manusia mengenal yang sangat penting, sebab pada zaman
bentuk tulisan. Masa pra-aksara disebut itulah manusia mulai muncul di muka bumi.
juga dengan masa nirleka (nir artinya tidak Kala plestosin berlangsung kira-kira dari 3
ada, dan leka artinya tulisan), yaitu masa juta sampai 10.000 tahun SM. Pada masa
tidak ada tulisan. Masa praaksara disebut ini terjadilah masa perluasan lapisan es di
juga dengan masa pra-sejarah, yaitu suatu kutub. Beberapa daratan yang berdekatan
masa dimana manusia belum mengenal dengan kutub Utara tertutup es. Terjadilah
tulisan. Adapun masa sesudah manusia suatu perubahan suhu yang memengaruhi
mengenal tulisan disebut juga dengan masa keadaan kehidupan. Di daerah-daerah yang
aksara atau masa sejarah. jauh dari kutub tidak terjadi pembekuan,
tetapi terjadi musim penghujan yang hebat.

M. Edo Nuryana | 140


Kalpataru, Volume 4, Nomor 2, Desember 2018 (135-145)

Bagaimanakah dengan  Zaman batu tua (Palaelithkum);


perkembangan awal manusia di Indonesia?  Zaman batu tengah (Mesolithikum);
Asal usul nenek moyang bangsa Indonesia  Zaman batu muda (Neolithikum);
berlatar belakang juga pada perubahan  Zaman batu besar (Megalithikum).
alam. Menurut para ahli, manusia pertama 2. Zaman Logam, yaitu zaman sewaktu
di Indonesia berasal dari Asia. Perubahan- manusia sudah mampu membuat alat-
perubahan alam tersebut berakibat pada alat perlengkapan hidupnya dari logam.
terjadinya migrasi manusia. Pengaruh Teknik pembuatan alat-alat dari logam
musim dari kedua benua (Asia dan ini dengan cara melebur terlebih dahulu
Australia) memengaruhi migrasi melalui biji-biji logam yang nanti dituangkan
pelayaran. Dengan menggunakan perahu dalam bentuk alat-alat yang sesuai
yang sangat sederhana kelompok-kelompok dengan yang dibutuhkan. Dengan
manusia melakukan perjalanan mengikuti demikian, zaman logam ini tingkat
arah musim. Orang Indonesia zaman kehidupan manusia sudah lebih tinggi
praaksara dengan perahu-perahunya yang dari pada zaman batu. Zaman logam
sederhana telah mengarungi samudera dibagi atas:
yang luas dalam mencari tempat-tempat  Zaman tembaga,
pemukiman baru. Pada sekitar tahun 2000  Zaman perunggu, dan
SM terjadi gelombang perpindahan rumpun  Zaman besi.
bangsa yang berbahasa Melayu- Manusia purba adalah jenis manusia
Austronesia (Melayu Kepulauan Selatan). yang hidup pada zaman pra-aksara atau
Melayu-Austrononesia ialah suatu ras prasejarah. Untuk mengetahui bagaimana
Mongoloid yang berasal dari daerah Yunan kehidupan manusia pada masa pra-aksara
di Cina Selatan. Dari tempat itu mereka dapat kita ketahui dari fosil atau bekas-
menyebar ke daerah-daerah hilir sungai bekas manusia yang membatu yang
besar di teluk Tonkin. Pada sekitar 200 SM, ditemukan dalam lapisan bumi plestosin.
mereka pindah menyebar ke daerah-daerah Indonesia termasuk salah satu negara
Semenanjung Malaya, Indonesia, Filipina, tempat dimana ditemukan fosil dan artefak
Formosa, pulau-pulau Lautan Teduh sampai manusia purba. Ilmu bantu sejarah untuk
ke Madagaskar. Kelompok migrasi dari meneliti fosil manusia, tumbuhan, dan
Yunan ke Indonesia inilah yang dianggap hewan ini adalah paleontologi. Adapun ilmu
sebagai asal mula nenek moyang bangsa yang mempelajari manusia purba adalah
Indonesia. paleoantropologi.

Pembagian Zaman Praaksara Manusia Pra-Aksara di Indonesia


Berdasarkan benda-benda Jenis manusia purba yang ditemukan
peninggalan yang ditemukan, masa pra- di Indonesia memiliki usia yang sudah tua,
aksara/pra sejarah dibagi menjadi: hampir sama dengan penemuan manusia
1. Zaman Batu, yaitu zaman ketika purba di negara-negara lainnya di dunia.
manusia mulai mengenal alat-alat yang Bahkan Indonesia dapat dikatakan mewakili
terbuat dari batu. Pada zaman ini, penemuan manusia purba di daratan Asia.
bukan berarti alat-alat dari kayu atau Daerah penemuan manusia purba di
bambu tidak dibuat. Alat yang terbuat Indonesia tersebar di beberapa tempat,
dari bahan kayu atau bambu mudah khususnya di Jawa. Penelitian tentang
rapuh, tidak tahan lama seperti dari manusia purba di Indonesia telah lama
batu, bekas-bekas peninggalannya dilakukan. Para peneliti itu antara lain:
tidak ada lagi. Zaman batu ini dibagi Eugene Dubois, G.H.R Von Koenigswald,
lagi atas beberapa periode, yaitu: dan Franz Wedenreich. Berikut ini jenis-jenis

M. Edo Nuryana | 141


Kalpataru, Volume 4, Nomor 2, Desember 2018 (135-145)

manusia purba yang ditemukan di besar), karena bentuk tubuhnya yang lebih
Indonesia: besar. Diperkirakan hidup pada 2 juta
1. Pithecantropus Erectus sampai satu juta tahun yang lalu.
Jenis manusia ini ditemukan oleh
seorang dokter dari Belanda bernama 3. Homo Soloensis dan Homo Wajakensis
Eugene Dubois pada tahun 1890 di dekat Von Koenigswald dan Wedenreich
Trinil, sebuah desa di pinggir Bengawan menemukan kembali sebelas fosil tengkorak
Solo, tak jauh dari Ngawi (Madiun). pada tahun 1931-1934 di dekat Desa
Pithecanthropus Erectus diambil dari kata Ngandong, lembah Bengawan Solo.
pithekos = kera, anthropus = manusia, Sebagian dari jumlah fosil itu telah hancur,
erectus = berjalan tegak. Jadi tetapi ada beberapa yang dapat
Pithecanthropus Erectus artinya manusia- memberikan informasi bagi penelitiannya.
kera yang berjalan tegak. Jenis manusia ini Von Koeningswald menilai hasil temuannya
menurut para ahli kemampuan berpikirnya ini bahwa mahluk itu lebih tinggi
masih rendah karena volume otaknya 900 tingkatannya dari pada Pithecanthropus
cc, sedangkan volume otak manusia Erectus, bahkan sudah dapat dikatakan
modern lebih dari 1000 cc. Kemudian kalau manusia. Mahluk ini oleh von Koeningswald
dibandingkan dengan kera, volume otak disebut Homo Soloensis (manusia dari
kera tertinggi 600 cc. Jadi, jenis manusia Solo).
purba ini belum mencapai taraf ukuran otak
manusia modern. Diperkirakan jenis Pembahasan
manusia ini hidup antara 1 juta 600.000 Hasil penelitian yang dilakukan oleh
tahun yang lalu atau pada zaman peneliti dengan pengumpulan data melalui
paleolithikum (zaman batu tua). wawancara, observasi, dokumentasi, dan
Fosil sejenis Pithecantropus lainnya angket, maka peneliti dapat menyimpulkan
ditemukan oleh G.H.R Von Koenigswald bahwa persepsi adalah keyakinan
pada tahun 1936 di dekat Mojokerto. Dari seseorang akan suatu objek yang
gigi tengkorak diperkirakan usia fosil ini melahirkan tanggapan atau pandangan
belum melebihi usia 5 tahun. Kemungkinan seseorang dan terungkapkan dengan lisan
tengkorak tersebut anak dari sehingga menjadi suatu bentuk informasi
Pithecanthropus Erectus dan von bagi orang lain. Persepsi setiap orang akan
Koenigswald menyebutnya dengan nama beda satu sama lain terhadap suatu objek
Pithecantropus Mojokertensis. Von yang diamati, hal ini berkaitan dengan pokok
Koenigswald di tempat yang sama penelitian ini yang meneliti persepsi siswa
menemukan fosil yang diberi nama terhadap penggunaan media film
Pithecantropus Robustus. dokumenter materi kehidupan manusia
purba di Sekolah Menengah Kejuruan
2. Meganthropuis Paleojavanicus Negeri 6 Palembang.
Pada tahun 1941, von Koeningwald di Media pembelajaran film dokumenter
daerah menemukan sebagian tulang rahang merupakan media pembelajran
bawah yang jauh lebih besar dan kuat dari menggunakan sebuah film pendek dalam
rahang Pithecanthropus. Geraham- proses belajar mengajarnya baik guru
gerahamnya menunjukkan corak-corak maupun siswa. Dalam penelitian ini materi
kemanusiaan, tetapi banyak pula sifat yang digunakan adalah kehidupan manusia
keranya. Von Koeningwald menganggap purba yang sesuai pada kurikulum 2013
mahluk ini lebih tua dari pada revisi 2016 kelas X Sekolah Menengah
Pithecanthropus. Mahluk ini ia beri nama Kejuruan Negeri 6 Palembang.
Meganthropuis Paleojavanicus (mega =

M. Edo Nuryana | 142


Kalpataru, Volume 4, Nomor 2, Desember 2018 (135-145)

Untuk mengetahui hasil tanggapan Persepsi Siswa Berdasarkan


siswa di kelas X Sekolah Menegah Kejuruan Pengorganisasian Hasil Seleksi
Negeri 6 Palembang terhadap penggunaan Pembelajaran Sejarah Menggunakan
media film dokumenter materi kehidupan Media Film Dokumenter
manusia purba, maka peneliti menggunakan Berdasarkan indikator
kuesioner (angket) yang berisikan 6 mengorganisasikan, perseprsi siswa
pertanyaan dan 5 tanggapan. berdasarkan pengorganisasian hasil seleksi
Adapun pembahasan hasil angket pembelajaran sejarah menggunakan media
yang dibagikan kepada responden siswa film dokumenter dengan keterangan
kelas X Sekolah Menengah Kejuruan 6 menyatakan sangat setuju berjumlah 29
Palembang berdasarkan indikator persepsi responden atau 38,7 %, yang menyatakan
yaitu menerima, menyeleksi, setuju berjumlah 33 responden atau 44 %,
mengorganisasikan, mengartikan, menguji, yang menyatakan netral berjumlah 13
memberikan reaksi sebagai berikut: responden atau 17,3%, yang menyatakan
tidak setuju dan sangat tidak setuju
Persepsi Siswa Di Tinjau Dari Yang berjumlah 0 responden atau 0 %.
Menerima Pembelajaran Menggunakan
Media Film Dokumenter Persepsi Siswa Berdasarkan Mengartikan
Berdasarkan indikator menerima, Informasi Hasil Seleksi Pembelajaran
persepsi siswa berdasarkan pernyataan Sejarah Menggunakan Media Film
yang menerima materi kehidupan manusia Dokumenter
purba menggunakan media film dokumenter Berdasarkan indikator mengartikan,
dengan kategori menyatakan sangat setuju perseprsi siswa berdasarkan mengartikan
berjumlah 53 responden atau 70,7 %, yang informasi hasil seleksi pembelajaran sejarah
menyatakan setuju berjumlah 17 responden menggunakan media film dokumenter
atau 22,7 %, yang menyatakan netral dengan keterangan menyatakan sangat
berjumlah 5 responden atau 6,6 %, yang setuju berjumlah 32 responden atau 42,7 %,
menyatakan tidak setuju dan sangat tidak yang menyatakan setuju berjumlah 35
setuju berjumlah 0 %. responden atau 46,7 %, yang menyatakan
netral berjumlah 8 responden atau 10,6 %,
Persepsi Siswa Berdasarkan yang menyatakan tidak setuju dan sangat
Penyeleksian Pembelajaran Sejarah tidak setuju berjumlah 0 responden atau 0
Menggunakan Media Film Dokumenter %.
Berdasarkan indikator menyeleksi,
bahwa persepsi siswa berdasarkan Persepsi Siswa Berdasarkan Menguji
penyeleksian pembelajaran sejarah Kumpulan Informasi Hasil Seleksi
menggunakan media film dokumenter Pembelajaran Sejarah Menggunakan
dengan keterangan menyatakan sangat Media Film Dokumenter
setuju berjumlah 27 responden atau 36 %, Berdasarkan indikator menguji,
yang menyatakan setuju berjumlah 36 persepsi siswa berdasarkan menguji
responden atau 48 %, yang menyatakan kumpulan informasi hasil seleksi
netral berjumlah 12 responden atau 16 %, pembelajaran sejarah menggunakan media
yang menyatakan tidak setuju dan sangat film dokumenter dengan keterangan
tidak setuju berjumlah 0 responden atau 0 menyatakan sangat setuju berjumlah 39
%. responden atau 52 %, yang menyatakan
setuju berjumlah 24 responden atau 32 %,
yang menyatakan netral berjumlah 10
responden atau 13,3 %, yang menyatakan

M. Edo Nuryana | 143


Kalpataru, Volume 4, Nomor 2, Desember 2018 (135-145)

tidak setuju berjumlah 2 responden atau 2,7 dengan memberikan reaksidengan persepsi
% dan sangat tidak setuju berjumlah 0 sangat setuju dan setuju dapat dilihat dari
responden atau 0 %. table sebagai berikut:

Persepsi Siswa Berdasarkan Memberikan Table 3 Jumlah Persepsi


Reaksi Pembelajaran Sejarah Jumlah Persepsi
Indikator
Menggunakan Media Film Dokumenter SS S N TS
ST
S
Berdasarkan indikator memberikan Menerima,
reaksi, perseprsi siswa berdasarkan menguji Menyeleksi,
Mengorganisasika, 302,8 213,4 79,8 4 0
kumpulan informasi hasil seleksi Mengartikan, % % % % %
pembelajaran sejarah menggunakan media Menguji,
Memberikan Reaksi
film dokumenter dengan keterangan 50,4 35,5 13,3 0,6 0
Jumlah Rata-rata
menyatakan sangat setuju berjumlah 47 % % % % %
responden atau 62,7 %, yang menyatakan
setuju berjumlah 15 responden atau 20 %, Untuk mencari rata-rata persepsi
yang menyatakan netral berjumlah 12 sangat setuju dan setuju masing-masing
responden atau 16 %, yang menyatakan jumlah persepsi dibagi 6 (indikator) lalu
tidak setuju berjumlah 1 responden atau 1,3 dijumlahkan antara persepsi sangat setuju
% dan sangat tidak setuju berjumlah 0 dan setuju dibawah ini cara menghitung
responden atau 0 %. rata-rata persepsi sangat setuju dan setuju:

Kesimpulan Hasil Persepsi 302,8 %


Berdasarkan hasil penelitian dari 6 6
indikator yaitu menerima, meyeleksi, = 50,4 %
mengorganisasikan, mengartikan, menguji, 213,4 %
= 35,5 %
memberikan reaksi menyimpulkan data 6
keseluruhan dari hasil penelitian pada tabel
berikut: 50,4 % + 35,5 % = 85,9 %

Tabel 2 Hasil Persepsi Keterangan:


Jumlah Persepsi Angka 0 % - 20 % = Sangat Lemah
No Indikator SS S N TS STS Angka 21 % - 40 % = Lemah
1 Menerima
70,7 22,7 6,6 0
0%
Angka 41 % - 60 % = Cukup
% % % % Angka 61 % - 80 % = Kuat
48 16 0
2 Menyeleksi 36 % 0% Angka 81 % - 100 % = Sangat Kuat
% % %
17,
Mengorgani 38,7 44 0
3 3 0%
sasikan % %
%
% Dari keterangan yang tercantum
42,7 46,7
10,
0 diatas maka dapat dilihat hasil persepsi
4 Mengartikan 6 0%
% %
%
% siswa terhadap penggunaan media film
32
13,
2,7 dokumenter materi kehidupan manusia
5 Menguji 52 % 3 0%
%
%
% purba pada mata pelajaran sejarah di SMK
6
Memberikan 62,7 20 16 1,3
0% Negeri 6 Palembang memiliki rata-rata 85,9
Reaksi % % % %
79, % masuk kedalam keteria sangat kuat.
302,8 213, 4
Jumlah 8 0%
% 4% %
%
D. SIMPULAN
Dengan menggunakan media film
Berdasarkan table 2 rata-rata dari dokumenter materi kehidupa manusia purba
indikator menerima, menyeleksi, siswa yang sebelumnya sulit untuk
mengorganisasikan, mengartikan, menguji,

M. Edo Nuryana | 144


Kalpataru, Volume 4, Nomor 2, Desember 2018 (135-145)

memahami materi yang disampaikan guru, Umar, Hamalik. 2013. Proses Belajar
sekarang mampu untuk memahami materi Mengajar. Jakarta: PT. Bumi
dengan jelas dan lebil luas yang didasari Aksara.
oleh penilaian persepsi melalui angket yang Riduwan. 2015. Belajar Mudah Penelitian.
telah diisi oleh siswa. Bandung: Alfabeta.
Berdasarkan data hasil angket pada Sanjaya, Wina. 2006. Strategi
siswa Sekolah Menengah Kejuruan 6 Pembelajaran. Jakarta: Kencana.
Palembang dapat disimpulkan bahwa siswa Sapriya. 2012. Pendidikan IPS. Bandung:
kelas X berpersepsi sangat baik terhadap PT. Remaja Rosdakarya.
media film dokumenter dalam pembelajaran Sudijono. 2017. Pengantar Statistik
sejarah materi kehidupan manusia purba, Pendidikan. Jakarta: PT. Raja
hal ini dapat dilihat dari hasil persepsi yang Grafindo Persada.
terdiri dari 6 indikator yaitu menerima, Sugiyono. 2012. Metode Penelitian
menyeleksi, mengorganisasikan, Pendidikan. Bandung: Alfabeta.
mengartikan, menguji, memberikan reaksi. Sugiyono. 2014. Metode Penelitian
Hasil akhir yang peneliti dapatkan bahwa Kuantitatif, Kualitatif, dan R & D.
siswa sangat setuju dan setuju dengan Bandung: Alfabeta.
adanya media film dokumenter dalam
pembelajaran sejarah memiliki rata-rata 85,9
% dengan katerogi sangat baik. Jadi secara
keseluruhan persepsi siswa kelas X
terhadap media film dokumenter dalam
pembelajaran sejarah di Sekolah Menengah
Kejuruan 6 Palembang dalam kategori
sangat baik dapat meningkatkan kemauan
belajar dan hasil belajar yang lebih baik.
Setelah melakukan pengolahan data
tentang persepsi siswa terhadap media film
dokumenter materi kehidupan manusia
purba, maka dapat diperoleh hasil bahwa
persepsi siswa kelas X Sekolah Menengah
Kejuruan 6 Palembang tergolong sangat
baik. Dari hasil penelitian yang sudah
diketahui, diharapkan berdampak baik
terutama bagi sekolah dan guru sejarah
agar dapat lebih memperhatikan dan
meningkatkan kualitas pembelajaran yang
lebih efektif dan mudah diterima oleh siswa
guna untuk pencapaian belajar yang lebih

DAFTAR PUSTAKA
Aman. 2011. Model Evaliasi Pembelajaran
Sejarah. Yogyakarta: Ombak.
Arikunto. 2013. Prosedur Penelitian.
Jakarta: PT. Rineka Cipta.
Dimyati & Mudjiono. 2013. Belajar Dan
Pembelajaran. Jakarta: Rineka
Cipta.

M. Edo Nuryana | 145


KETENTUAN PENULISAN ARTIKEL JURNAL KALPATARU

1. Naskah berbahasa Indonesia yang disempurnakan bertemakan kesejarah yang meliputi hasil
penelitian sejarah, pengajaran sejarah dan penelitian kebudayaan.
2. Naskah harus asli dan belum pernah dimuat dalam media lain. Naskah dapat berupa hasil
penelitian/artikel kajian konseptual yang ditulis oleh perorangan dan atau kelompok.
3. Naskah ditulis dengan cara-cara yang sesuai dengan ketentuan penulisan artikel ilmiah menggunakan
bahasa Indonesia yang baku, berupa ketikan, beserta soft file dalam CD-RW atau dengan
mengirimkan email pada redaksi jurnal Kalpataru dengan alamat jurnalkalpatarusejarah@gmail.com,
spasi tunggal, jenis huruf arial narrow ukuran 12, dengan panjang naskah antara 8-15 halaman pada
kertas A4.

4. Artikel hasil penelitian memuat:


JUDUL : XXX (HURUF KAPITAL)
Nama Penulis : (disertai jabatan, institusi, dan email)
Abstrak : (Bahasa Indonesia yang memuat 100-200 kata diikuti kata kunci,
dengan jenis huruf arrial narrow dan ukuran huruf 11 serta dicetak
miring).
A. PENDAHULUAN : (memuat latar belakang masalah, tinjauan pustaka secara ringkas,
masalah penelitian, dan tujuan penelitian).
B. METODE PENELITIAN
C. HASIL DAN PEMBAHASAN
D. SIMPULAN : (berisi simpulan).
DAFTAR PUSTAKA : (berisi pustaka yang dirujuk dalam uraian naskah).

5. Artikel Kajian Konseptual memuat:


JUDUL : XXX (HURUF KAPITAL)
Nama Penulis : (disertai jabatan, institusi, dan email)
Abstrak : (Bahasa Indonesia yang memuat 100-200 kata diikuti kata kunci,
dengan jenis huruf arrial narrow dan ukuran huruf 11 serta dicetak
miring.
PENDAHULUAN : (memuat latar belakang masalah, tinjauan pustaka secara ringkas,
masalah penelitian, dan tujuan penelitian).
Sub Judul : Sesuai dengan kebutuhan (tanpa numbering).
Simpulan : (berisi simpulan dan saran).
DAFTAR PUSTAKA

6. Referensi sumber dalam teks artikel ditulis dengan menggunakan side note, contoh (Jalaludin,
1991:79); sementara penulisan daftar pustaka disusun dengan ketentuan. Nama pengarang. Tahun
terbit. Judul (dicetak miring). Kota terbit: Nama Penerbit. Contoh: Koentjaraningrat. 2010. Manusia dan
Kebudayaan di Indonesia. Jakarta: Djambatan. Daftar pustaka hanya memuat pustaka/sumber yang
dirujuk dalam uraian dan disusun menurut abjad tanpa nomor urut.
7. Naskah yang dimuat akan disunting kembali oleh redaksi tanpa mengubah isinya.
8. Naskah yang ditolak (tidak bisa dimuat) akan dikirim kembali ke penulis dengan pemberitahuan tertulis
dari redaksi atau melalui email.
9. Penulis yang naskahnya dimuat akan mendapat 1 (satu) majalah nomor yang bersangkutan.
10. Kontak person: Muhamad Idris (081271498618); Eva Dina Chairunisa (082281267851); Jeki Sepriady
(085269261780).

Anda mungkin juga menyukai