Jurnal P5 - Maria Vania A - 24030122120020
Jurnal P5 - Maria Vania A - 24030122120020
PERCOBAAN V
Disusun Oleh:
DEPARTEMEN KIMIA
UNIVERSITAS DIPONEGORO
2023
LEMBAR PENGESAHAN
I. TUJUAN
I.1 Menentukan secara kualitatif kelarutan zat padat di dalam berbagai
pelarut.
II. TINJAUAN PUSTAKA
II.1 Larutan
Larutan merupakan campuran dari dua atau lebih unsur atau
senyawa yang dihomogenkan. Zat terlarut yaitu senyawa yang
memiliki jumlah lebih sedikit dibanding kan dengan senyawa yang
merupakan pelarut (Putri et al., 2017).
II.2 Kelarutan
Kelarutan merupakan kemampuan suatu unsur atau senyawa
untuk larut dalam pelarut tertentu, dinyatakan dalam jumlah
maksimum senyawa terlarut dapat larut pada kesetimbangan
(Dzakwan & Priyanto, 2019).
II.3 Faktor-Faktor Yang Mepengaruhi Kelarutan
Menurut Gelyaman (2018), terdapat beberapa faktor pemengaruh
kelarutan, yaitu:
a. pH, kelarutan garam asam atau basa lemah bergantung dengan
pH pelarutnya.
b. Hidrolisis, konsentrasi ion hydrogen yang berubah
menimbulkan garam asam/basa lemah terurai dalam air.
c. Tekanan, semakin tinggi tekanan maka nilai kelarutannya
semakin tinggi pula.
d. Suhu, setiap senyawa memiliki nilai titik didih, beku, dan
leburnya masing-masing.
II.4 Proses Pelarutan
Menurut Ahmad (2016), proses pelarutan terdapat dua unsur
penditing yaitu konsentrasi pelarut dan temperature sehingga
tercamprnya pelarut dan senyawa terlarut membentuk senyawa baru.
Pada proses kelarutan terjadi pelepasan energi atau entalpi, entalpi
larutan merupaka panas larutan yang dilepas dengan persamaan
∆Hlarutan = Hpelarutan – Hkomponen
II.5 Hasil Kali Kelarutan (Ksp)
Hasil kali kelarutan suatu senyawa dapat ditentukan dengan
mengukur kelarutan hingga tepat jenuh yang mana menunjukan
kemampuan pelarut telah mencapai batas akhir untuk melarutkan atau
mengionkan senyawa terlarut.
Ksp = [Ax+]a.[By-]b
(Chattaraj, 2021)
II.6 Garam Kompleks
Garam kompleks dan garam rangkap dibuat dalam pelarut air dan
terionisasi menjadi ion-ion yang berbeda karakteristiknya sehingga
memiliki kelarutan, warna, dan reaktivitas yang berbeda. Garam yang
mengandung ion kompleks dapat dicontohkan dengan Co(NH3)6Cl3
atau K3Fe9CN)5. Garam rangkap dapat dicontohkan dengan garam
alumina atau Fe(NH3)2(SO4).6H2O.
(Harefa, 2021)
II.7 Perpindahan Elektron Hibridisasi
Hibridisasi adalah istilah yang menunjukan proses perpindahan
elektron dari orbital rendah ke tinggi, orbital hibrid yaitu lintasan hasil
hibridisasi. Hibridisasi sederhana yaitu sp, sp2, sp3 sedangkan tingkat
kompleks terdapat sp3d, sp3d2, sp3d3 (Zakariah et al., 2019).
II.8 Ikatan Ionik dan Ikatan Kovalen
Ikatan ionik merupakan ikatan antar ion negatif dan positif dan
terbentuk gaya tarik menarik satu sama lain dan akan saling menolak
bila ion yang sejenis berdekatan. Sedangkan ikatan kovalen adalah
interaksi antar molekul dan hanya membutuhkan energi yang kecil
untuk memutuskan ikatannya (Sarifudin, 2021).
II.9 Kepolaran
Kepolaran merupakan pemisahan muatan listrik pada gugus kimia
yang memiliki momen dipol, pemisahan terjadi dikarenakan adanya
perbedaan keelektronegativitasan antar atom yang berikat. Ikatan
kutub harus asimrtis bentuk geometrinya sehingga momen ikatan tidak
saling meniadakan. Kepolaran dapat dites dengan cara ekstraksi
bertingkat menggunakan pelarut tertentu seperti N-Heksana (Riasari et
al., 2022).
II.10 Macam-Macam Pelarut
Berdasarkan tingkat kepolaran pelarut, macam pelarut dibedakan
menjadi 3, yaitu (Riska, 2023):
a. Polar protik, mengikat setidaknya satu atom hidrogen yang
diberikan langsung dengan atom elektronegatif
b. Polar aprotik, atom hydrogen yang tidak diberikatan langsung
dengan atom elektronegatif
c. Non polar, elektronegativitas antar atom tidak jauh berbeda
dan dielektrik rendah.
II.11 Padatan Ionik
Padatan ionik terdiri dari atom, molekul atau ion yang saling
berikatan kaku dalam geometri susunannya. Sifat senyawa ionik
terdapat kation dan anion di kisi kristalnya dan terbentuk gaya tarikan
antar ion beda jenis. Karakteristik senyawa ionik (Ahmad Mudzakir et
al., 2008):
a. Stereokimia, kuat dan terarah
b. Titik leleh dan didih yang tinggi serta kalor pembentuk dan
penguapan yang tinggi juga
c. Kekerasan, gaya Tarik dalam kristal ionic membuat kristal
menjadi keras
d. Kerapuhan, gaya tarik dan tola kantar ion membuat kristal
menjadi rapuh
e. Kelarutan, senyawa ion larut dalam senyawa polar dengan
dielektrikum tinggi
f. Konduktasi, senyawa ionic memilihi daya hantar yang rendah
dikarenakan berbentuk padatan
II.12 Gaya Intermolekul
Gaya intermolekul adalah interaksi antara atom yang berada di
dalam beberapa molekul pada suatu senyawa. Kekuatan gaya tarik
antarmolekul dikenal juga sebagai interaksi antar dipol terinduksi
membentuk molekul dipol sesaat (Uge et al., 2021).
10mL aquadest 10mL HCl 10mL etanol 10mL NH4OH 10mL CHCl3
Tabung Reaksi Tabung Reaksi Tabung Reaksi Tabung Reaksi Tabung Reaksi
10mL aquadest 10mL HCl 10mL etanol 10mL NH4OH 10mL CHCl3
Tabung Reaksi Tabung Reaksi Tabung Reaksi Tabung Reaksi Tabung Reaksi
10mL aquadest 10mL HCl 10mL etanol 10mL NH4OH 10mL CHCl3
Tabung Reaksi Tabung Reaksi Tabung Reaksi Tabung Reaksi Tabung Reaksi