Sejarah - Ulangan Esai Sejarah Indonesia Demokrasi
Sejarah - Ulangan Esai Sejarah Indonesia Demokrasi
Pada masa berlakunya Konstitusi RIS ( 1949 ) dan UUDS ( 1950 ) bangsa kita melaksanakan
pesta Demokrasi Liberal dengan menggunakan sistem pemerintahan secara parlementer, di mana
kepala negara adalah presiden sedangkan kepala pemerintahan dipimpin oleh Perdana Menteri
dan bertanggung jawab pada Parlemen ( DPR ). Sistem pemerintahan dalam UUDS 1950 sama
dengan yang disebut dalam Konstitusi RIS yaitu sistem pemerintahan Parlementer semu. Hal ini
tercermin dalam ciri-ciri sebagai berikut:
Pelaksanaan demokrasi liberal sesuai dengan konstitusi yang berlaku saat itu, yakni
Undang- Undang Dasar Sementara 1950. Kondisi ini bahkan sudah dirintis sejak dikeluarkannya
maklumat pemerintah tanggal 16 Oktober 1945 dan maklumat tanggal 3 November 1945, tetapi
kemudian terbukti bahwa demokrasi liberal atau parlementer yang meniru sistem Eropa Barat
kurang sesuai diterapkan di Indonesia. Tahun 1950 sampai 1959 merupakan masa berkiprahnya
parta-partai politik. Dua partai terkuat pada masa itu (PNI & Masyumi) silih berganti memimpin
kabinet.
Jawab Soal di bawah ini!
1. Diumumkannya Maklumat Pemerintah tertanggal 3 November 1945 telah mendorong
lahirnya banyak partai politik. Buatlah deskripsi singkat tentang peran partai politik
dalam sebuah Negara?
Jawaban :
Partai Politik memiliki peran yang sangat penting dalam penyelenggaraan
pemerintahan, karena dapat menyalurkan aspirasi rakyat dan menyampaikan informasi
program atau kegiatan pemerintah kepada rakyatnya. Kemudian partai politik
merupakan media atau sarana partisipasi warga negara dalam proses demokrasi.
2. Berikan pendapatmu, apa kebaikan dan keburukan dari system demokrasi yang
menganut system multipartai ?
Jawaban :
Kebaikan :
- Ada kebebasan untuk mendirikan partai politik hingga menjadi pemimpin partai
politik
- Dengan banyaknya partai politik maka wadah masyarakat untuk menyampaikan
aspirasi akan semakin luas
- Mempermudah masyarakat mendapatkan wawasan politik
- Kontrol sosial lebih banyak terjadi dilakukan oleh partai-partai politik
Keburukan :
- Persaingan dengan melibatkan jumlah partai yang banyak akan menimbulkan
ketidakstabilan nasional
- Program-program pemerintah akan kurang berjalan efektif
- Sulitnya mencapai kesepakatan dalam musyawarah
3. Kemudian jelaskan masing-masing keberhasilan dan kegagalan yang dicapai pada masa
pemerintahannya masing-masing kabinet!
Jawaban :
1. Kabinet Natsir (6 September 1950 - 21 Maret 1951).
Kelebihan: kabinet ini bermaksud menyusun kekuatan nasional dengan melibatkan banyak partai
dan mendapat dukungan parlemen. Kabinet ini merupakan kabinet koalisi yang dipimpin oleh
Masyumi dengan program kerja antara lain:
a. Menggiatkan usaha keamanan dan ketenteraman.
b. Melakukan konsolidasi dan penyempurnaan susunan pemerintahan.
c. Menyempurnakan organisasi angkatan perang.
d. Mengembangkan dan memperkuat ekonomi rakyat.
e. Menyelesaikan masalah Irian Barat
Hasil yang dicapai: berhasil menyelenggarakan perundingan antara Indonesia-Belanda mengenai
Irian Barat.
Kegagalan:
- Gagal memperjuangkan Irian Barat untuk kembali ke wilayah Indonesia.
- Terjadi Gerakan DI/TII, Andi Aziz, APRA, dan RMS.
Kelemahan: upaya membentuk kekuatan nasional gagal karena kesulitan menempatkan tokoh
PNI. PNI dan Murba kemudian menjadi oposisi kabinet Natsir. Kabinet ini akhirnya jatuh karena
mosi yang diajukan oleh Hadikusumo uang menuntut Pemerintah mencabut PP No 39 Tahun
1950 tentang pemilihan lembaga perwakilan daerah.
Pada masa Demokrasi Terpimpin, Presiden soekarno sebagai kepala Negara dan Kepala
pemerintahan mengeluarkan kebijakan yang sebenarnya mempunyai tujuan untuk menyatukan
bangsa Indonesia dan mencegah perpecahan. Namun, yang terjadi adalah penyimpangan dasar
Negara.
6. Coba analisis kebijakan Presiden Soekarno pada masa Demokrasi Terpimpin tersebut !
Jawaban :
1.. Pelaksanaan Demokrasi Terpimpin
- Pembentukan MPRS
- Pembubaran DPR dan pembentukan DPR GR
- Pembentukan Dewan Pertimbangan Agung Sementara (DPAS)
- Pembentukan Front Nasional
- Pembentukan Kabinet Kerja
2. Arah Politik Luar Negeri Indonesia pada Masa Demokrasi Terpimpin
- Peran Aktif Indonesia pada Masa Awal Demokrasi Terpimpin
- Konfrontasi dengan Malaysia
- Indonesia Keluar dari Keanggotaan PBB
3. Pemasyarakatan Ajaran Nasakom dan Ajaran Resopim
- Ajaran Nasakom
- Ajaran Resopim
4. Kehidupan Ekonomi pada Masa Demokrasi Terpimpin
- Pembentukan Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenaa)
- Penurunan Nilai Mata Uang (Devaluasi)
- Deklarasi Ekonomi (Dekon)
- Kebijakan Lain Pemerintah ( Kotoe dan Kesop)
di awal Demokrasi Terpimpin, kondisi ekonomi Indonesia cukup memperihatikan. Hal ini karena
pemberontakan yang terjadi di mana-mana. Untuk mengatasi keadaan ekonomi pada masa ini,
sistem ekonomi berjalan dengan sistem komando. Artinya, alat-alat produksi dan distribusi yang
vital harus dimiliki dan dikuasai negara, minimal di bawah pengawasan negara. Terdapat
beberapa hal yang terjadi di bidang ekonomi, yaitu:
Untuk memperbaiki situasi ekonomi Indonesia, pada 15 Agustus 1959 pemerintah membentuk
Depernas yang dipimpin Mohammad Yamin. Depernas memiliki program dengan nama Pola
Pembangunan Semesta Berencana. Program tersebut terdiri atas Tripola, yaitu proyek
pembangunan, pola penjelasan pembangunan, dan pola pembiayaan pembangunan.
Setelah membentuk Depernas, pemerintah juga membentuk Bappenas pada 1963. Tugas
Bappenas adalah menyusun rencana pembangunan jangka panjang maupun pendek. Diketuai
langsung oleh Presiden Soekarno.
Pada 1950 pemerintah mengumumkan adanya penurunan nilai uang. Sebagai contoh, uang kertas
Rp 500 nilainya akan berubah menjadi Rp 50. Pemerintah juga membekukan beberapa bank
yang memiliki simpanan melebihi Rp 25.000. Hal ini untuk membendung inflasi dan mengurangi
jumlah uang yang ada di tengah masyarakat.
● Deklarasi Ekonomi (Dekon)
Pemerintah mengeluarkan landasan baru bagi perbaikan ekonomi dengan nama Deklarasi
Ekonomi (Dekon) pada 1963. Tujuannya, untuk menciptakan ekonomi yang bersifat nasional,
demokratis, dan bebas dari imperialisme. Dalam pelaksanaannya, Dekon ternyata tidak mampu
mengatasi kesulitan ekonomi dan masalah inflasi. Bahkan Dekon justru membuat ekonomi
Indonesia stagnan, hal ini karena banyak prinsip-prinsip dasar ekonomi yang diabaikan
pemerintah.
Kondisi ekonomi yang buruk juga ditambah dengan pembangunan proyek mercusuar yang
memakan banyak biaya. Proyek mercusuar merupakan proyek pembangunan ibu kota agar
mendapat perhatian dari luar negeri. Selain itu sebagai fasilitas Games of the New Emerging
Forces (Ganefo), pemerintah membangun proyek besar seperti gedung DPR, MPR, DPD DKI
Jakarta, Gelora Bung Karno, Hotel Indonesia, Jembatan Semanggi, Pembangunan Monumen
Nasional (Monas) dan pusat pertokoan Sarinah.
2. Bidang politik
Demokrasi Terpimpin memiliki Kabinet Kerja yang dilantik pada 10 Juli 1959 untuk
menggantikan Kabinet Djuanda.
Terdapat tiga program Kabinet Kerja saat itu, yaitu:
1. Masalah sandang dan pangan
2. Keamanan dalam negeri
3. Pengembalian Irian Barat
Selama dipegang Kabinet Kerja terdapat beberapa kebijakan-kebijakan yang diambil, baik dalam
maupun luar negeri.
Berikut penjelasannya:
Terdapat beberapa hal yang terjadi di bidang sosial dan budaya, di antaranya:
Pada masa Demokrasi Terpimpin terjadi konflik antar pedagang asing, terutama China. Pada
Januari 1960, para pedagang asing dilarang berdagang di pedesaan. Akibatnya banyak yang
berpindah ke kota. Hal ini menimbulkan reaksi besar bagi pemerintah Beijing karena Indonesia
melarang pedagang etnis China bergerak di luar kota-kota besar.
● Kerusuhan di Jakarta
Segala aspek kehidupan masyarakat berada di bawah dominasi politik. Beberapa kelompok
seniman ditahan karena dianggap memainkan musik yang kebarat-baratan. Presiden Soekarno
mengecam kebudayaan Barat berupa musik rock and roll, musik pop, dan dansa.
10. Analisa penyimpangan-penyimpangan dalam bidang politik yang terjadi pada masa
penerapan Demokrasi Terpimpin di Indonesia.
Jawaban :
Penyimpangan-penyimpangan pada masa demokrasi terpimpin antara lain :
a. Pada tahun 1960 Presiden dengan penetapan Presiden membubarkan DPR hasil pemilu
pertama karena menolak untuk menyetujui RAPBN yang diajukan Presiden.
seumur hidup. Hal ini jelas bertentangan dengan UUD 45 Bab III pasal 7.
b. Ketua Majelis Permusyawaratan Rakyat dan Ketua Dewan Perwakilan rakyat Gotong
Royong diangkat sebagai menteri. Tindakan ini bertentangan dengan UUD 45, sebab
kedudukan DPR selaku lembaga legislatif sejajar dengan kedudukan Presiden selaku
eksekutif. Dengan diangkatnya Ketua MPRS dan DPRGR sebagai menteri, di mana
dalam UUD 45 dinyatakan bahwa kedudukan menteri adalah sebagai pembantu Presiden,
maka tindakan tersebut secara terang-terangan telah merendahkan martabat lembaga
legislatif.
c. Membuat Poros Jakarta Peking Pyong Yang, jelas menyimpang dari Politik Luar Negeri
RI yang bebas aktif.