Anda di halaman 1dari 5

MINGGU EPIDEMIOLOGI KE-40 1 – 7 Oktober 2023

BULETIN EPIDEMIOLOGI
SISTEM KEWASPADAAN DINI DAN RESPON
PUSKESMAS SANTONG KABUPATEN LOMBOK UTARA
(Sumber: http://skdr.surveilans.org)

SKDR (Sistem Kewaspadaan Dini Dan


4. Menilai dampak program pencegahan dan
pengendalian penyakit potensial wabah
Respon ) perannya sangat penting dalam 5. Meminimalkan angka kesakitan / kematian
mendeteksi adanya ancaman penyakit potensial akibat KLB
KLB/ wabah di negara kita baik tingkat nasional,
Secara Nasional ada 3 ( tiga ) target indikator yang
kabupaten dan puskesmas. Bila ancaman penyakit
perlu di perhatikan yaitu ketepatan sebesar 80 % ,
dapat dideteksi secara dini maka kita akan dapat
kelengkapan sebesar 90 % dan 70 % kabupaten /
mencegah potensial KLB menjadi besar dengan
kota melakukan respon minimal 80 % terhadap
melakukan respon dan intervensi yang cepat dan
sinyal kewaspadaan ( alert system ) yang muncul.
akurat. Selain itu SKDR juga bermanfaat untuk
GRAFIK 1
mengevaluasi kegiatan program pencegahan dan
KELENGKAPAN , KETEPATAN DAN RESPON ALERT
pengendalian penyakit. Bila penyakit potensial KLB
PUSKESMAS DAREK TAHUN 2023 ( MINGGU KE 39)
semakin meningkat dan KLB suatu penyakit juga
bertambah maka ini merupakan suatu indikasi
bahwa program pencegahan dan pengendalian
penyakit menular potensial KLB belum berjalan 100% 97%

optimal.
SKDR adalah suatu system yang dapat memantau 100%

perkembangan trend suatu penyakit menular


potensial KLB / Wabah dari waktu ke waktu KetepatanKelengkapanAlaert Yang Direspon
( Periode mingguan ) dan memberikan sinyal
peringatan kepada pengelola program bila kasus Kelengkapan dan ketepatan laporan merupakan
tersebut melebihi nilai ambang batasnya sehingga salah satu indikator yang perlu di perhatikan dalam
mendorong program untuk melakukan respon. system kewaspadaan dini, karena dengan data
Adapun tujuan dari SKDR adalah : yang lengkap dan tepat maka alert yang muncul
akan cepat di respon sehingga akan mengurangi /
1. Mengetahui trend penyakit potensial wabah mencegah terjadi KLB dan data yang di analisis
2. Melakukan deteksi dini penyakit potensial wabah lebih berkualitas. Dari data di atas dapat di lihat
3. Sebagai triger untuk verfikasi dan melakukan bahwa capaian target indikator minggu ke 39
respon cepat secara Nasional sudah mencapai target baik
ketepatan
,kelengkapan dan respon alert
MINGGU EPIDEMIOLOGI KE-39 24 – 30 September 2023

GRAFIK 2 GRAFIK 3
KELENGKAPAN DAN KETEPATAN TOTAL KASUS POTENSIAL KLB DI PUSKESMAS
PUSKESMAS DAREK TAHUN 2023 ( MINGGU 1 - 39) DAREK TAHUN 2023 ( MINGGU 1- 39)

100%

97%

Ketepatan Kelengkapan
Series1 97% 100%

Laporan SKDR minggu ke 39 untuk kelengkapan


100% dan ketepatan laporan sebesar 97 % .

TABEL 1 Pada minggu ke 29 terjadi peningkatan pelaporan


ALERT PERINGATAN DINI PUSKESMAS kasus potensial KLB, hal ini disebabkan oleh
DAREK TAHUN 2023 ( MINGGU 1 SD 39) penguatan koordinasi Puskesmas-jejaring dan
jaringannya.

GRAFIK 4
JUMLAH KASUS YANG DILAPORKAN DI
PUSKESMAS DAREK TAHUN 2023
( MINGGGU 1 sd 39)

Tabel 2. di atas menunjukan ada 17 alert yang


muncul selama 39 minggu dan sudah dilakukan
verfikasi / respon sebesar 100% . Namun pada
masih terdapat 2 alert yang diverifikasi lebih dari
24 jam pada minggu ke-10 dan ke-11.
Dari grafik 4 di atas dapat di lihat terjadi
peningkatan pelaporan kasus potensial KLB ILI dan
Susfek Demam Tifoid pada minggu ke.29
MINGGU EPIDEMIOLOGI KE-39 24 – 30 September 2023

A. PNEMONIA
Definisi Oprasional Pnemonia adalah h. Polusi udara dalam ruangan, dan paparan polusi di luar
infeksi saluran napas bawah akut yang ditandai ruangan
dengan demam, gejala saluran napas (misalnya i. Imunisasi yang tidak lengkap
batuk), dan adanya bukti keterlibatan
jaringan/parenkim paru melalui pemeriksaan fisik
yaitu napas cepat, retraksi dada/Tarikan Dinding
Dada bagian bawah Kedalam (TDDK) dan gambaran
infiltrat pada pemeriksaan radiologi (rontgen dada/
thoraks)

GRAFIK 5
TREND PENYAKIT PNEMONIA DI PUSKESMAS
DAREK TAHUN 2023 ( s/d minggu ke 39 )

B. SUSPEK DEMAM TYPOID


Definisi Oprasional Suspek Demam Typoid adalah
Penyakit yang disebabkan oleh kuman Salmonella
typhi,dengan gejala demam naik turun, gangguan
pencernaan, dan kadang disertai gangguan kesadaran.
GRAFIK 6
TREND PENYAKIT SUSPEK DEMAM TYPOID DI
PUSKESMAS DAREK TAHUN 2023 ( sd minggu ke 39 )

Dilihat dari gambar di atas terjadi peningkatan kasus


Pnemonia yang cukup signifikan pada di Puskesmas
Darek tahun 2023 mengalami peningkatan yang signifikan pada
minggu ke-3.
Faktor Resiko Pnemonia
a. Indeks Standar Pencemar Udara (ISPU) setempat yang
kurang baik (kategori tidak sehat, sangat tidak sehat dan
berbahaya) selama 1 bulan terakhir.
b. Rumah yang tidak memenuhi persyaratan kesehatan
c. Kepadatan hunian rumah
d. Perilaku Hidup Bersih dan Sehat yang tidak memenuhi
syarat kesehatan,
Dari trend di atas dapat di lihat bahwa suspek demam typoid
e. Tidak memberikan ASI eksklusif
berfluktuatif dan mengalami peningkatan pada
f. Kekurangan gizi pada Balita,
g. Berat Badan Lahir Rendah (BBLR),
MINGGU EPIDEMIOLOGI KE-39 24 – 30 September 2023

tahun 2023 pada minggu ke-29 dan minggu ke-32.


GRAFIK 7
Faktor Risiko TREND PENYAKIT ILI ( SERUPA PENYAKIT INFLUENZA )
a. Higiene sanitasi tidak memenuhi persyaratan kesehatan DI PUSKESMAS DAREK TAHUN 2023 ( sd minggu ke 39 )
b. PHBS yang tidak diterapkan dengan baik

Dari grafik di atas dapat di terjadi peningkatan kasus ILI pada


minggu ke-34 sd 35.
Faktor Risiko ILI
a. Daya tahan tubuh menurun
b. Kepadatan hunian dan kepadatan penduduk
yang tinggi
c. Perubahan musim/cuaca
d. Penyakit Paru Obstruktif Kronik (PPOK)
e. Usia lanjut
f. Komorbid atau penyakit penyerta
g. PHBS dan Personal
ALGORITME RESPON KLB ILI
( PENYAKIT SERUPA INFLUENZA )

4. ILI ( PENYAKIT SERUPA INFLUENZA )


Definisi Oprasional ILI adalah Penderita dengan demam
≥ 38°C ( pengukuran suhu pada saat pasien datang Ke
Puskesmas), dan disertai batuk. Gejala tidak lebih dari 10 hari.
MINGGU EPIDEMIOLOGI KE-39 24 – 30 September 2023

REKOMENDASI
1. Kinerja SKDR sudah mencapai target target
baik ketepatan , Kelengkapan dan respon
alert yaitu 100 % .
2. Untuk mempertahankan / meningkatkan
kinerja SKDR Puskesmas Darek setiap minggu
menginformasikan ke jejaring dan jaringan
Puskesmas untuk mengirimkankan laporan
secara lengkap dan tepat paling lambat hari
Selasa.
3. Meningkatkan koordinasi, kalaborasi dan
integrasi dalam pencegahan dan
pengendalian penyakit potensial wabah
dengan LP / LS
4. Meningkatkan kewaspadaan dini terhadap
peningkatan kasus – kasus PD3I dengan
melihat cakupan imunisasi di wilayahnya dan
mewaspadai daerah kantong dengan cakupan
imunisasi rendah.
5. Segera melakukan tindakan penanggulangan
apabila terdapat peningkatan kasus penyakit
potensial KLB sehingga dapat menguarangi /
mencegah terjadinya KLB.
6. Melakukan pengamatan terhadap kasus dan
faktor resiko penyakit potensial wabah.
7. Meningkatkan kewaspadaan terhadap
penyakit potensial KLB / wabah yang
berhubungan dengan pernafasan , segera
lakukan respon tatalaksana kasus, respon
pelaporan dan respon di kesehatan
masyarakat.

Anda mungkin juga menyukai