Anda di halaman 1dari 7

NASKAH PRAKTIK BAIK

Judul : Optimalisasi Pemanfaatan Green House sebagai


Ekosistem Buatan melalui Pembelajaran Proyek IPAS
Nama Lengkap : Delvia Masyur
Sekolah : SMK Negeri 1 Mananggu
Surel : delviamasyur34@guru.smk.belajar.id

Optimalisasi Pemanfaatan Green House sebagai Ekosistem Buatan


melalui Pembelajaran Proyek IPAS

A. PENDAHULUAN
Implementasi Kurikulum Merdeka adalah kurikulum yang digagas
berdasarkan filosofi Ki Hajar Dewantara. Menurut Bapak Pendidikan ini, tujuan
pendidikan adalah menuntun segala kodrat yang ada pada peserta didik, agar
mereka dapat mencapai keselamatan dan kebahagiaan yang setinggi-tingginya
baik sebagai manusia maupun sebagai anggota masyarakat, (Rafael, 2022: 10).
Dalam pelaksanaannya, proses pendidikan dan pengajaran disesuaikan dengan
kodrat alam dan kodrat zaman peserta didik. Penyesuaian struktur dan muatan
kurikulum di setiap jenjang pendidikan pun dilakukan, agar benar-benar
mengarahkan proses pembelajaran pada tujuan pendidikan.
Khusus pada jenjang Sekolah Menengah Kejuruan (SMK), mata pelajaran
Ilmu Pengetahuan Alam dan Ilmu Pengetahuan Sosial digabung dalam satu mata
pelajaran yakni Proyek Ilmu Pengetahuan Alam dan Sosial, yang dibelajarkan
pada tingkat X. Elemen dari mata pelajaran ini adalah meliputi menjelaskan
fenomena secara ilmiah dengan capaian pembelajaran diharapkan peserta didik
dapat memahami pengetahuan ilmiah dan penerapannya, atau membuat prediksi
sederhana disertai dengan pembuktiannya. Peserta didik menjelaskan fenomena-
enomena yang terdai di lingkungan sekitarnya dilihat dari berbagai aspek seperti
makhluk hidup dan lingkungannya, zat dan perubahannya energi dan
perubahannya, bumi dan antariksa, keruangan dan konektivitas antar ruang dan
waktu, interaksi, komunikasi, sosialisasi, institusi sosial dan dinamika sosial, serta
perilaku ekonomi dan kesejahteraan. Peserta didik mengaitkan fenomena-
fenomena tersebut dengan ketrampilan teknis pada bidang kealiannya. Elemen
kedua dari mata pelajaran ini adalah mendesain dan mengevaluasi penyelidikan
ilmiah, dimana pada elemen ini peserta didik diharapkan dapat menentukan dan
mengikuti prosedur yang tepat untuk melakukan penyelidikan ilmiah,
menjelaskan cara penyelidikan yang tepat bagi suatu pertanyaan ilmiah, serta
diharapkan dapat mengidentifikasi kekurangan atua kesalahan pada desain
percobaan ilmiah. Elemen lain yang dikembangkan pada mata pelajaran proyek
IPAS adalah menerjemahkan data dan bukti-bukti secara ilmiah, dimana pada
elemen ini peserta didik diharapkan dapat menerjemahkan data dan bukti dari
berbagai sumber untuk membangun sebuah argumen serta dapat
mempertahankannya dengan penjelasan ilmiah. Pada elemen ini pula peserta didik
diharapkan dapat mengidentifikasi kesimpulan yang bernar diambil dari tabel
hasil, grafik, atau sumber data lain. Peserta didik merencanakan dan
melaksanakan aksi sebagai tindak lanjut, mengkomunikasikan proses dan hasil
pembelajarannya, melakukan refleksi diri terhadap tahapan kegiatan yang
dilakukan.
Pemilihan materi yang akan diajarkan disesuaikan dengan rumpun
program studi. Aspek makhluk hidup dan lingkungannya adalah aspek yang
diajarkan pada rumpun Kesehatan dan Pekerja Sosial, rumpun Agribisnis dan
Agroteknologi serta Kemaritiman. Sehingga salah satu aspek yang penulis
belajarkan pada peserta didik di SMK Negeri 1 Mananggu dengan Program Studi
Agribisnis Pengolahan Hasil Perikanan dan Nautika Kapal Penangkap Ikan yakni
aspek makhluk hidup dan lingkungannya.
Untuk memenuhi ketiga elemen mata pelajaran Proyek Ilmu Pengetahuan
Alam dan Sosial, dan memenuhi kebutuhan belajar peserta didik SMK yang
kreatif dan produktif, penulis merancang pembelajaran berbasis proyek dengan
tema Optimalisasi Pemanfaatan Green House sebagai ekosistem buatan pada
Pembelajaran Proyek IPAS.
B. ISI
1. Situasi
Mata pelajaran Proyek IPAS adalah mata pelajaran gabungan Ilmu
Pengetahuan Alam dan Sosial yang diajarkan di tingkat Sekolah Menengah
Kejuruan pada Kurikulum Merdeka. Sebagai salah satu guru yang mengampu
mata pelajaran ini, penulis harus mampu memberikan pemahaman pada
peserta didik, tidak cukup hanya dengan memperagakan atau
mendemonstrasikan karena tidak mampu membangkitkan kreativitas dan
produktivitas peserta didik. Keadaan ini tergambarkan pada kondisi awal yang
penulis temui saat pembelajaran dimana peserta didik terlihat bosan dalam
mempelajari materi dengan menggali informasi lewat buku, internet maupun
video-video pembelajaran. Penulis merasa kesulitan mengembangkan
kreativitas dan produktifitas peserta didik karena pemahaman mereka yang
kurang baik akan konsep-kosep yang disajikan.
Khusus materi makhluk hidup dan lingkungannya, peserta didik
diharapkan dapat memahami konsep ekosistem sebagai komunitas
menyeluruh dan saling berinteraksi. Penulis berusaha menemukan solusi pada
proses pembelajaran agar konsep dapat dipahami dengan baik, dan
pembelajaran dapat meningkatkan kreativitas serta produktivitas mereka.
Dalam menentukan langkah selanjutnya, penulis mempertimbangkan beberapa
hal yakni minat, kebiasaan, lingkungan serta latar belakang peserta didik. Oleh
karena itu dalam mengajarkan materi ini penulis mencoba menerapkan
pembelajaran berbasis proyek. Penulis mengajak peserta didik merancang
satu proyek yakni menciptakan satu ekosistem buatan dalam bentuk Green
House .
Perancangan proyek ini difokuskan pada pengembangan kemampuan
peserta didik dimulai dari menyediakan bahan, menganggarkan biaya,
pembuatan green house, perawatan bibit tanaman, hingga pemasaran. Penulis
berperan mengontrol aktivitas peserta didik mulai dari persiapan dan
pelaksanaan, agar peserta didik benar-benar dapat menciptakan suatu karya
sebagai hasil dari pembelajaran Proyek IPAS. Hingga penulis merasa perlu
membagikan praktik ini untuk mendapatkan umpan balik dalam rangka
meningkatkan kualitas pembelajaran khususnya mata pelajaran Proyek IPAS.

2. Tantangan
Dalam menyelesaikan suatu proyek dengan beberapa tujuan yang
diusahakan dapat dicapai secara maksimal, tentunya penulis menemui berbagai
tantangan. Tantangan pertama adalah pada biaya pembuatan bangunan Green
House yang tidak sedikit. Untuk mengatasi hal ini penulis mengidentifikasi
peserta didik yang dapat menyediakan bahan yang bisa didapatkan tanpa
mengeluarkan biaya seperti bambu dan kayu, menggantikan balok kayu yang
harus dibeli.
Tantangan berikutnya adalah sumber daya manusia, dimana dalam
pembuatan butuh tenaga yang mampu dan ahli dalam hal membangun sebuah
bangunan Green House. Hal ini diatasi dengan meminta bantuan guru yang
mengerti dengan teknik membangun bangunan sederhana, dan memaksimalkan
peran peserta didik dalam menyelesaikan bangunan Green House.
Tantangan selanjutnya adalah kondisi tanah di lokasi sekolah tidak
memungkinkan untuk dijadikan media tanam yang baik, karena lokasi sekolah
yang terletak di tepi pantai dan tekstur tanah yang tersusun atas pasir dan kerikil.
Kendala ini diatasi dengan meminta peserta didik menyiapkan tanah subur yang
diambil dari lingkungan tempat tinggal mereka, untuk diatur pada polybag dan
gelas plastik bekas minuman.

3. Aksi
Adapun langkah-langkah yang ditempuh dalam menyelesaikan proyek ini
adalah sebagai berikut.
a. Menyampaikan keterkaitan materi dengan optimalisasi penggunaan Green
House pada peserta didik.
b. Membimbing peserta didik menyusun rencana kerja pembuatan Green
House.
c. Membimbing peserta didik menyusun Rencana Anggaran Biaya pembuatan
Green House hingga penyediaan bibit isi Green House
d. Penyiapan Alat dan Bahan kerja
e. Pembuatan Green House
f. Menyiapkan wadah yang sudah terisi media tanam beserta bibit tanaman
yang akan dipelihara dalam Green House
g. Penataan area Green House
h. Pemeliharaan bibit tanaman dan perencanaan pemasaran bibit
Dalam pembelajaran ini, penulis menggunakan Strategi pembelajaran berbasis
Proyek, dimana dalam pembelajaran ini peserta didik diajak untuk
mengembangkan ketrampilan berpikir kritis, kreatif, sehingga dapat
mengembangkan ketrampilan mereka dalam memecahkan masalah dan membuat
keputusan dalam situasi yang nyata.
Dalam pelaksanaanya, penulis memantau perkembangan peserta didik
lewat instrumen yang telah dibuat sebelumnya. Instrumen ini meliputi dimensi
profil pelajar pancasila yakni Gotong Royong, Bernalar Kritis, Kreatif, serta
Beriman Bertakwa Kepada Tuhan yang Maha Esa dan Berakhlak Mulia. Masing-
masing peserta didik mengembangkan kemampuan mereka berdasarkan minat dan
keahlian yang mereka miliki. Banyak juga diantara meraka yang berusaha mencari
tahu teknik pengerjaan dari berbagai langkah kerja yang telah disusun. Kesalahan-
kesalahan dalam proses pengerjaan pun tidak dapat dihindari, dan dalam keadaan
ini peserta didik berusaha mencari solusi terbaik untuk mengatasinya.
Dalam pelaksanaan proyek ini, penulis juga melibatkan 2 orang rekan guru
proyek IPAS yang lain untuk sama-sama mengontrol dan melakukan refleksi
terhadap hasil pembelajaran. Selama pelaksanaan Proyek, penulis memaksimalkan
pemanfaatan sumber daya dalam pembelajaran yakni Man (manusia) yang
meliputi guru dan peserta didik; Methods (metode) yakni Kurikulum Merdeka
pada mata pelajaran Proyek IPAS dan strategi pembelajaran berbasis proyek;
Materials (sarana prasarana) meliputi lokasi, alat dan bahan yang digunakan
dalam penyelesaian proyek; Money (dana) yang digunakan untuk mengadakan
bahan seperti paku dan paranet, Machines (teknologi pendidikan) meliputi
kontekstualisasi melalui youtube tentang teknik dan langkah kerja serta
pengunaan media sosial dalam kegiatan pembelajaran; dan Market (pemasaran)
yang berkaitan dengan pemasaran bibit yang dipelihara dalam Green House.

4. Refleksi Hasil dan Dampak


Sebagai refleksi dari kegiatan pembelajaran ini peserta didik dapat dengan
mudah memahami materi pembelajaran lewat aplikasi pada kehidupan nyata. Hal
ini terlihat dari kemampuan peserta didik mempresentasikan hasil pekerjaan
mereka lewat media sosial, memasarkan produk berupa bibit tanaman obat-obatan
dan rempah-rempah yang mereka pelihara dalam Green House, serta antusiasnya
mereka mereka memperbanyak produk menggantikan yang sudah terjual. Setiap
peserta didik menentukan strategi sendiri untuk memperkenalkan produk mereka
pada calon pembeli. Mereka membuat foto dan video menarik dan diposting di
masing-masing akun sosial medianya. Foto dan video yang dibuat berupa
langkah-langkah mereka menyelesaikan proyek, yang dijadikan salah satu strategi
untuk menarik pembeli. Dalam hal ini, peserta didik dapat memanfaatkan
teknologi dalam menunjang tercapainya tujuan pembelajaran
Selain memanfaatkan media sosial, ada pula yang memasarkan produk
mereka dengan membuat brosur. Mereka membagikan brosur di tempat-tempat
umum, diberikan langsung pada kenalan, keluarga yang ada di lingkungan mereka
tinggal.
Aktifitas peserta didik ini mendapat respon yang cukup baik dari berbagai
pihak, baik itu dari pihak sekolah sebagai apresiasi terhadap kreativitas peserta
didik. Sekolah memandang hal ini bisa dijadikan satu terobosan untuk
meningkatkan kemampuan bersaing peserta didik dalam memasuki dunia bisnis
dengan tingkat persaingan ekonomi yang semakin ketat. Selain itu, kegiatan ini
juga mendapat perhatian dari lingkungan sekitar khususnya para petani dan ibu
rumah tangga sebagai konsumen, yang merasa terbantu dengan adanya bibit
tanaman obat dan rempah-rempah dimana mereka lebih mudah
membudidayakannya.
Keberhasilan peserta didik dalam menyelesaikan proyek ini tidak lepas
dari dukungan pihak sekolah dan orang tua, kerjasama, komunikasi, serta
semangat belajar dan berkarya dari peserta didik. Hal paling penting dari
pembelajaran ini adalah bagaimana memotivasi peserta didik dalam usaha
mencapai tujuan yang telah ditetapkan, menjaga konsentrasi mereka agar tetap
fokus pada tujuan saat menemui kendala saat proses pembelajaran, serta
mengarahkan meraka untuk tetap berorientasi pada kreativitas yang produktif.
Berdasarkan hasil wawancara dengan beberapa peserta didik tentang
perasaan mereka belajar dalam proyek ini, sebagian besar mengakui bahwa
pembelajaran berbasis proyek seperti ini sangat menyenangkan, dan tak banyak
pula yang berharap penerapan pembelajaran yang sama untuk materi selanjutnya.
Akhirnya, penulis berharap semoga praktik baik ini dapat menjadi
referensi bagi rekan sesama guru Ilmu Pengetahuan Alam dan Sosial dalam proses
pembelajaran di sekolah masing-masing.

C. PENUTUP
Sebagai kesimpulan dari praktik baik yang telah penulis laksanakan adalah
sebagai berikut.
1. Optimalisasi pemanfaatan Green House dapat meningkatkan pemahaman
peserta didik terhadap aspek makhluk hidup dan lingkungannya khususnya
materi ekosistem.
2. Dengan pembelajaran berbasis proyek optimalisasi pemaanfaatan Greeen
House, kreativitas dan produktivitas peserta didik dapat dikembangkan.
3. Dengan pembelajaran berbais proyek optimalisasi pemanfaatan Green House
sebagai ekosistem buatan pada mata pelajaran Proyek IPAS dapat
mengembangkan dimensi profil pelajar pancasila yakni Gotong Royong,
Bernalar Kritis, Kreatif, serta Beriman Bertakwa Kepada Tuhan yang Maha
Esa dan Berakhlak Mulia

D. DAFTAR PUSTAKA
Rafael, Simon Petrus. 2022. Refleksi Filosofis Pendidikan Nasional Ki
Hadjar Dewantara. Jakarta : Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan,
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi

Anda mungkin juga menyukai