Anda di halaman 1dari 6

KERANGKA ACUAN PROGRAM/ KEGIATAN LANSIA

a. Pendahuluan

Semakin majunya perkembangan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi terutama


dalam bidang Kesehatan memberikan dampak terhadap peningkatan usia harapan
hidup. Peningkatan usia harapan hidup terutama kualitas usia lanjut tidak diikuti oleh
peningkatan kualitas kehidupannya, karena secara fisiologis usia lanjut akan
mengalami banyak kemunduran dalam semua aspek kehidupannya. Hal ini dapat
mengakibatkan tingkat produktifitas dan kemandiriannya secara nyata semakin
berkurang, karena kemunduran ini mungkin akan menimbulkan ketergantungan pada
orang lain. Namun harus disadari bahwa manusia menjadi tua bukan suatu hal yang
luar biasa, karena proses ini adalah peristiwa yang alami yang sudah pasti datang pada
orang-orang yang berumur panjang.
Usia lanjut dikatakan sebagai tahap akhir perkembangan pada daur kehidupan
manusia. Sedangkan menurut Pasal 1 ayat (2), (3), (4) UU No. 13 Tahun 1998 tentang
kesehatan dikatakan bahwa usia lanjut adalah seseorang yang telah mencapai usia
lebih dari 60 tahun .
Pada tahun 2019, penduduk lansia sudah mencapai 27 juta jiwa atau 9,7 persen
dari jumlah penduduk dan berdasarkan proyeksi penduduk dari badan pusat statistik
diperkirakan jumlah penduduk lansia akan menjadi 63,3 juta (19,9%). Pada tahun
2045 sehingga sangat perlu dilakukan langkah langkah antisipatif agar para lansia
tidak menjadi beban bagi pemerintah dan masyarakat bahkan mampu produktif dan
berperan aktif(pedoman lansia 2020).
Klasifikasi pada lansia berdasarkan pedoman lansia 2020 yang terdiri dari :
pralansia yaitu seseorang yang berusia antara 45-59 tahun, lansia ialah seseorang
yang berusia 60 tahun atau lebih, lansia resiko tinggi ialah seseorang yang berusia 70
tahun atau lebih/seseorang yang berusia 60 tahun atau lebih dengan masalah
kesehatan, lansia potensial ialah lansia yang masih mampu melakukan pekerjaan
dan/atau kegiatan yang dapat menghasilkan barang/jasa, lansia tidak potensial ialah
lansia yang tidak berdaya mencari nafkah, sehingga hidupnya bergantung pada
bantuan orang lain.
b. Latar belakang

Salah satu dampak keberhasilan pembangunan kesehatan adalah terjadinya


penurunan angka kelahiran, angka kesakitan dan angka kematian serta peningkatan
angka harapan hidup penduduk Indonesia. Indonesia termasuk dalam lima besar
negara dengan jumlah lanjut usia terbanyak di dunia. Berdasarkan sensus penduduk
pada tahun 2015, jumlah lanjut usia di Indonesia di perkirakan meningkat pada tahun
2045.

Lanjut Usia mempunyai hak yang sama dalam kehidupan bermasyarakat,


berbangsa dan bernegara. Berdasarkan UU No. 36 tahun 2009 tentang kesehatan
menyebutkan bahwa untuk meningkatkan dan memelihara kesehatan masyarakat
dilaksanakan berdasarkan prinsip non diskriminatif, partisipatif dan berkelanjutan.
Dalam undang-undang kesehatan pasal 138 disebutkan bahwa upaya pemeliharaan
kesehatan bagi lanjut usia harus ditujukan untuk menjaga agar tetap hidup sehat dan
produktif secara sosial maupun ekonomis.

Riskesdas tahun 2018 menyebutkan bahwa 74,3 % lansia memiliki tingkat


kemandirian dan 22 % dengan tingkat kemandirian ketergantungan ringan . hal ini
ditunjukkan dengan sebagian besar lansia di Indonesia masih dalam status kesehatan
yang relatif baik. Kondisi ini hendaknya senaniasa dipertahankan.

Sebagai unit terdepan dalam pelayanan kesehatan, Puskesmas diharapkan


mampu melakukan upaya-upaya tersebut diatas.Menurut data di UPT Puskesmas
Salo jumlah usia lanjut tahun 2022 adalah sebagai berikut

Usia Laki-laki Perempuan


45 – 59 tahun 3670 3822
60 – 69 tahun 3286 3421
≥ 70 tahun 942 980
Jumlah 7898 8223
c. Tujuan
1) Tujuan Umum
Meningkatkan derajat kesehatan dan mutu kehidupan untuk mencapai
masa tua yang bahagia dan berdaya guna dalam kehidupan keluarga dan
masyakat sesuai dengan keberadaannya dalam strata kemasyarakatan.
2) Tujuan Khusus
a. Meningkatkan kesadaran pada usia lanjut untuk membina sendiri
kesehatannya.
b. Meningkatkan kemampuan dan peran serta masyarakat termasuk
keluarganya dalam menghayati dan mengatasi kesehatan usia lanjut.
c. Meningkatkan jenis dan jangkauan kesehatan usia lanjut.
d. Meningkatkan mutu pelayanan kesehatan usia lanjut

d. Kegiatan pokok dan rincian kegiatan


Kegiatan yang dilakukan adalah :
1) Pemeriksaan Kesehatan Usila di tingkat layanan Puskesmas
2) Pembentukan Posyandu Usila
3) Pembinaan Posyandu Usila
4) Skrening Kesehatan Usila
5) Pencatatan dan pelaporan kegiatan tiap bulan

e. Cara melaksanakan kegiatan


1) Pemeriksaan Kesehatan Usila di tingkat layanan Puskesmas
a. Pelayanan kesehatan dasar
b. Pelayanan kesehatan spesifikasi melalui sistem rujukan
2) Pembentukan Posyandu Usila
a. Sosialisasi tentang posyandu usila
b. Pendataan desa/dusun mana yang dianggap perlu dibentuk posyandu usila dengan
bantuan kader
c. Pembentukan kader usila
d. Penjelasan tentang tugas 5 meja di posyandu usila
e. Penjelasan tentang cara membaca dan mengisi KMS usila
f. Penjelasan tentang cara mengukur tekanan darah dan nadi
3) Pembinaan Posyandu Usila
a. Penyuluhan
b. Evaluasi pelaksanaan 5 meja
4) Skrening Kesehatan Usila
a. Pendataan usila sesuai usia dilakukan skrening yang dibantu kader
b. Melakukan skrening pada usila di posyandu dengan alat yang sudah
ditentukan
5) Pencatatan dan pelaporan
Dilakukan tiap bulan sekali oleh kader posyandu ke Puskesmas Salo dan
petugas usila Puskesmas melakukan rekap data yang kemudian data tersebut
dilaporkan ke Dinas Kesehatan.

f. Sasaran
1. Sasaran pembinaan Secara Langsung
1. Kelompok usia menjelang usia lanjut ( 45 -59 tahun )
2. Kelompok usia lanjut dalam masa prasenium ( 60 -69 tahun ) dalam
keluarga,organisasi masyarakat usia lanjut dan masyarakat umumnya.
3. Kelompok usia lanjut dalam usia lanjut dengan resiko tinggi ( lebih dari
70 tahun ) .
4. Kader Usila
2. Sasaran Pembinaan Tidak Langsung
1. Keluarga dimana usia lanjut berada.
2. Masyarakat luas.

g. Monitoring Evaluasi Pelaksaan Kegiatan da Pelaporan


1. Evaluasi target tahun sebelumnya yang sudah tercapai dan target tahun yang
akan dilaksanakan
2. Evaluasi pelaksanaan 1-2 minggu sebelum pelaksanaan
3. Kegiatan dilaksanakan oleh pelaksanan program usila,drokter umum, dokter
gigi, dan petugas lain yang ada di wilayah Puskesmas Salo
4. Semua hasil kegiatan dilaporkan kepada Kepala Puskesmas dilanjutkan ke
Dinas Kesehatan

h. Pencatatan, Pelaporan dan Evaluasi Kegiatan


Hasil pelaksanaan kegiatan Usila dicatat dalam form laporan yang sudah disediakan.
Laporan program dibuat setelah pelaksanaan kegiatan dan dilaporkan ke Dinas Kesehatan
Kabupaten.Evaluasi kegiatan dilakukan dengan melihat cakupan kegiatan Puskesmas.
Kegiatan dilakukan oleh pelaksanan program Usila,dr umum dan dr gigi.

Anda mungkin juga menyukai