Anda di halaman 1dari 10

Urgensi Pengaturan Artificial Intellegence Di Indonesia

Oleh:

Mohamad Zachary Rusman

(11001200075)

Universitas Trisakti

Abstrak

Perkembangan zaman adalah sesuatu yang tidak dapat dibendung dan sudah menjadi sebuah
keniscayaan, salah satu dampaknya adalah teknologi dan perkembangannya. Bagaikan
pedang bermata dua, selain memiliki dampak posistif teknologi juga memiliki sisi negatifnya,
yang keduanya sudah nyata dirasakan. Di Indonesia belum ada aturan yang dapat
mengakomodir secara khusus soal Artificial Intellegence baik pemanfaatan dan perlindukan
dari dampaknya. Sehingga pengaturan khusus terkait pemanfaatan dan perlindungan
dampaknya adalah sesuatu yang urgen. Sejauh ini upaya Indonesia dalam menanggapi hal ini,
baru sampai ke rencana aksi, serta perumusan strategi nasional.

Kata Kunci: Urgensi, Pengaturan. Artificial Intellegence

Abstrack

The development of the times is something that cannot be stopped and has become a
necessity, one of the impacts is technology and its development. Like a double-edged sword,
in addition to having a positive impact technology also has a negative side, both of which
have been clearly felt. In Indonesia, there are no rules that can accommodate specifically
about Artificial Intelligence, both the utilization and protection of its impact. So that special
arrangements related to the utilization and protection of its impact are urgent. So far,
Indonesia's efforts in responding to this matter have only reached the action plan, as well as
the formulation of a national strategy.

Keyword: Urgency, Regulation. Artificial Intelligence


Pendahuluan

Perkembangan zaman adalah sesuatu yang tidak dapat dibendung dan sudah menjadi

sebuah keniscayaan. Salah satu dampaknya adalah teknologi dan perkembangannya, yang

dewasa ini sudah hidup berdampingan bahkan sudah menjadi kebutuhan umat manusia untuk

menunjang kehidupan dan pekerjaan sehari-hari. Bagaikan pedang bermata dua, selain

memiliki dampak posistif teknologi juga memiliki sisi negatifnya.

Salah satu teknologi masa kini yang dampaknya sangat terasa adalah Artificial

Intelligence (AI) . AI umumnya dimaknai sebagai sebuah alat bantu untuk menemukan

sebuah permasalahan dan menyelesaikan permasalahan yang kompleks pada pelbagai

permasalahan di bidang bisnis, korporasi, dan juga pemerintahan. 1 Konsep utama dari AI

adalah menciptakan sebuah alat bantu atau mesin yang dapat berpikir seperti manusia. 2

Sebagai teknologi yang dapat membantu kegiatan manusia dengan cara meniru kecerdasan

manusia, mampu menjawab pertanyaan, melakukan perintah, mengambil keputusan, dan

mengekskusinya layaknya manusia bahkan melebihinya.

Perkembangan AI mampu memberikan terobosan-terobosan yang sangat inovatif

mengikuti kondisi terkini. Google search adalah AI yang paling banyak digunakan saat

ini termasuk asisten virtual yang dapat memberikan komunikasi dua arah serta deepface pada

smart phone dan media sosial facebook yang digunakan mengidentifikasi gambar wajah

yang diupload dimedia sosial, AI pada mobil tanpa kemudi. AI juga digunakan dalam

berbagai sektor kehidupan lainnya termasuk bidang bisnis, ekonomi dan kesehatan

yang mampu menjawab kebutuhan saat ini, dibidang kesehatan AI digunakan untuk

mendeteksi Virus Corona Covid 19, mengukur suhu tubuh manusia, deteksi kerumunan

dan jarak aman, deteksi penggunaan masker dan batuk, dan people tracking and tracing.3
1
Ivan Fauzan. 2020. Artificial Intelligence (Ai) Pada Proses Pengawasan Dan Pengendalian Kepegawaian –
Sebuah Eksplorasi Konsep Setelah Masa Pandemi Berakhir. Civil Service. Volume 14. No. 1. Hal. 31
2
Ibid.
3
Rodia Pakpahan. 2021. Analisa Pengaruh Implementasi Artificial Intelligence dalam Kehidupan Manusia.
Journal of Information System, Informatics and Computing. Volume 5. No. 2. Hal. 507
Tidak heran teknologi telekomunikasi, teknologi penyiaran dan aplikasi teknologi

informasi mengharuskan semua perangkat komputer dan perangkat elektronika canggih

menggunakan AI untuk membuat sistem lebih baik, efektif, dan efisien. Adapun Empat

konsep yang mendasari AI adalah sistem yang dapat berperilaku seperti manusia, adalah

(acting humanly), berpikir seperti manusia (thinking humanly), berpikir rasional (thinking

rationaly), dan bertindak rasional (acting rationaly).4

Pemanfaatan dan manfaat AI dalam sektor bisnis adalah bisnis daring yang

membutuhkan pelayanan ekstra, informasi detail tentang barang/jasa yang ditawarkan,

responsif, dan pelayanan tidak kenal waktu, yang itu semua dapat di fasilitasi oleh AI tanpa

biaya yang banyak dari pada harus menggaji lebih dari satu orang, dengan kualifikasi yang

tinggi untuk menunjang bisnis. Selain itu AI juga dirancang untuk dapat berpikir seperti

manusia dengan menentukan hal-hal yang harus dilakukan dalam waktu singkat dan tepat,

contohnya pada penggunaan aplikasi Global Positioning System (GPS) yang dapat membantu

menentukan arah tempat dan posisi seseorang serta membantu kurir untuk menemukan

tempat pengantaran barang atau tempat yang akan dituju oleh penyedia jasa lebih cepat dan

tepat menuju alamat konsumen.

AI juga memiliki kemampuan untuk berpikir dan bertindak secara rasionil dengan

membantu pemecahan masalah dengan solusi yang diharapkan, melalui pengolahan data-data

yang diterima. Contohnya dalam memahami situasi bisnis yang sedang dialami oleh pelaku

bisnis, AI dapat mengarahkan kepada suatu kebijakan berdasarkan pola perilaku dari

konsumen yang diamati, sehingga data perilaku konsumen yang diamati oleh AI dapat

menjadi solusi untuk menentukan kebijakan perusahaan. Intinya AI dengan aspek-aspek yang

mendasarnya dapat membantu perusahaan dalam meningkatkan bisnisnya, sehingga

menimbulkan kebutuhan yang makin meningkat dalam penggunaannya.

4
Enni Soerjati Priowirjanto. 2022. Urgensi Pengaturan Mengenai Artificial Intelligence Pada Sektor Bisnis
Daring Dalam Masa Pandemi Covid-19 Di Indonesia. Jurnal Bina Mulia Hukum. Volume 6. No. 2. Hal. 258
Namun layaknya pedang berbilah dua, AI tidak luput dari kekurangan, yang

dampaknya sebanding dengan manfaat AI. Kelemahan dalam penggunaannya AI tidak

mengenal emosi dan etika serta moral. Apalagi berdasarkan analisis awal penulis belum ada

kebijakan dari dari Negara yang mengatur secara spesifik mengenai pemanfaatan AI di

Indonesia.

Indonesia sebagai Negara Hukum sebagaimana ditegaskan dalam Pasal 1 ayat (3)

UUD 1945 yang menuntut Indonesia dalam

Atas dasar ini penulis merasa tertarik untuk meneliti soal bagaimana Negara

merespons ketergantungan masyarakat terhadap AI dan apa yang seharusnya dilakukan

Negara melalui kebijakan (Peraturan perundang-undangan) untuk melindungi masyarakat

dari dampak negatif AI. Yang dikerucutkan dalam Urgensi pengaturan Artificial Intellegence

di Indonesia

Metode Penelitian.

Adapun metode penelitian yang digunakan penulis untuk mengejahwantahkan

permasalahan yang sudah diurai di pendahuluan adalah analisis deskriptif. Yakni dengan

melakukan studi pustaka dan dianalisis serta dideskripsikan mengenai duduk masalahnya

serta solusinya. Adapun data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder

dengan teknik pengumpulan data yang tidak mengikat yang memberikan penjelasan-

penjelasan yang dapat dijadikan sumber data yang diperoleh seperti rancangan undang

undang, buku bacaan, hasil-hasil penelitian, dan hasil karya dari kalangan hukum.

Pembahasan.

Implementasi teknologi Artificial Intelligence pada dasarnya sudah banyak digunakan

dalam kehidupan sehari-hari sperti penggunaan google search, google map untuk mengukur

jarak rute jalan terpendek, mengetahui waktu tempuh dalam perjalanan dan sebagainya.

Pemanfaatan Asisten virtual yang dapat melakukan komunikasi dua arah seperti Asisten
Virtual Siri, Google Assisten dan Alexa dari Amazon yang mampu melakukan beberapa

pekerjaan yang biasa dilakukan manusia serta pemanfaatan deepface dibeberapa smart phone

dan media sosial contohnya facebook yang digunakan untuk menandai wajah serta

implementasi dalam pengolahan masaka artificial intelligence dan masih banyak lagi. 5

Indonesia adalah negara yang menganut sistem hukum kontinental dengan sendi

utama hukum tertulis (peraturan perundang-undangan) yang memerlukan tertib hukum secara

hirarkis dalam proses pembentukkannya.6 Tertib hukum tersebut harus dimulai dari tahap

perencanaan sampai dengan pengundangan produk hukum yang dihasilkan, karena hukum

pada dasarnya dipahami sebagai sarana menata perilaku masyarakat menjadi lebih baik dalam

rangka mewujudkan tujuan pembangunan nasional yakni masyarakat yang adil dan negara

berkewajiban melaksanakan pembangunan hukum nasional yang dilakukan secara terencana,

terpadu, dan berkelanjutan dalam sistem hukum nasional yang menjamin pelindungan hak

dan kewajiban segenap rakyat Indonesia berdasarkan Undang-Undang Dasar Negara

Republik Indonesia Tahun 1945.7

Dengan melihat status Indonesia sebagai Negara yang menganut sistem hukum

kontinental yang hal ini dipertegas dalam pasal 1 ayat 3 UUD 1945, yang singkatnya

menyatakan diri sebagai Negara hukum, yang juga mengharuskan setiap kebijakan Negara

dalam menjalankan pemerintahan harus berdasarkan Hukum. Hal ini pun berlaku untuk AI

dan perberlakuannya di Indonesia. Selanjutnya masih mengenai penegasan jati diri Indonesia

sebagai Negara hukum, juga harus turut serta dalam mendudukkan hukum sebagaimana

mestinya. Salah satunya dengan menjunjung tinggi asas utama dalam hukum yakni kepastian,

keadilan dan kemanfaatan yang secara teoritis dikenal dengan ajaran cita hukum (Idee des

5
Op. Cit. Rodia Pakpahan. 2021. Analisa Pengaruh Implementasi Artificial Intelligence dalam Kehidupan
Manusia. Hal. 510
6
Lusia Indrastuti & Abdul Kadir Jaelani. 2019. Penataan Sistem Peraturan Perundang-Undangan dalam
Mendukung Pembangunan Ekonomi Nasional. Prosiding Seminar Nasional Hukum Transendental 2019
Program Doktor Ilmu Hukum Universitas Muhammadiyah Surakarta. Hal. 103
7
Ibid.
Recht)8. Artinya dalam setiap kebijakan, putusan atau apapun yang berkaitan dengan hukum

harus memenuhi tiga unsur dasar tersebut. Termasuk dalam menjamin kehidupan warga

negara.

Upaya dalam menjamin kehidupan warga negara haruslah dipahami secara luas, baik

dari keamanannya, kesejahteraan, sampai dengan kemerdekaannya. Salahtunya adalah dalam

menjamin keamanan warga negara dari dampak negatif AI yang dewasa ini telah menguasai

seluruh lini kehidupan msyarakat Indonesia melalui pengaturan penggunaannya.

Respons Negara Indonesia terhadap AI 9 bisa dikatakan sudah dimulai dari tahun

1987, melalui penelitian oleh BPPT untuk proyek sistem mesin penerjemah multi bahasa

yang disponsori oleh pemerintah Jepang. Dari penelitian tersebut dilahirkan beberapa

penelitian lainnya diantaranya proyek Universal Networking Language (UNL), ASEAN-MT,

dll. Selain proyek penelitian kecerdasan buatan tersebut juga dilakukan komersialisasi dengan

membuat sebuah produk yang mampu membuat notulensi rapat secara cepat dengan mencatat

segala bentuk pembicaraan, produk tersebut dinamakan “Perisalah”. Selanjutnya penelitian

tersebut dilanjutkan ke arah speech-to-speech dengan melakukan integrasi teknologi

pengenalan wicara, mesin translasi dan pembangkit wicara (text-to-speech synthesizer).

Selanjutnya di tahun 2020 melalui Menteri Riset dan Teknologi (Menristek)/Badan

Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) Bambang PS Brodjonegoro akan sesegera mengkin

mengeluarkan Strategi Nasional Artificial Intelligence yang dikuatkan dengan Peraturan

Presiden tentang strategi Indonesia dalam penggunaan kecerdasan buatan di seluruh aspek

yang meliputi bidang pengembangan talenta kecerdasan buatan, etika dan kajian kebijakan

kecerdasan buatan, infrastruktur dan data kecerdasan buatan, riset dan inovasi industri

kecerdasan buatan, serta program prioritas dan quickwin implementasi kecerdasan buatan.

8
Tata Wijaya. 2014. Asas Kepastian Hukum, Keadilan, dan Kemanfaatan dalam Kaitannya dengan keputusan
Kepailitan Pengadilan Niaga. Jurnal Dinamika Hukum. Volume 14. No. 2. Hal. 219
9
Ivan Fauzan. 2020. Artificial Intelligence (Ai) Pada Proses Pengawasan Dan Pengendalian Kepegawaian –
Sebuah Eksplorasi Konsep Setelah Masa Pandemi Berakhir. Civil Service. Volume 14. No. 1. Hal. 32
Yakni regulasi yang mengatur mengenai kecerdasan buatan tersebut diharapkan akan dapat

mempermudah arah kebijakan kementerian atau lembaga yang akan menerapkan kecerdasan

buatan.10

Visi strategi nasional kecerdasan artifisial Indonesia adalah: 11 “Indonesia yang

Berdaulat, Maju, Adil dan Makmur, yang melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh

tumpah darah Indonesia, memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa,

dan ikut melaksanakan ketertiban dunia berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi, dan

keadilan sosial.” Adapun misi yang diaemban Negara ialah: 12 “Mewujudkan Kecerdasan

Artifisial yang beretika sesuai dengan nilai-nilai Pancasila, Menyiapkan Talenta Kecerdasan

Artifisial yang berdaya saing dan berkarakter, Mewujudkan ekosistem data dan infrastruktur

yang mendukung kontribusi Kecerdasan Artifisial untuk kepentingan negara,

Menumbuhkembangkan ekosistem kolaborasi riset dan inovasi kecerdasan artifisial guna

mengakselerasi reformasi birokrasi serta industri. Sebagai pengejahwantahan dari misi yang

diemban, misi ini bertujuan untuk Menghasilkan Produk Kebijakan Yang Relevan Dan

Menjamin Keamanan Bagi Masyarakat, Menciptakan Iklim Kecerdasan Artifisial Yang

Kondusif Dengan Tetap Bernafaskan Nilai-Nilai Pancasila, dan Berorientasi pada Ketahanan

Nasional, Terbentuknya Ekosistem Yang Kondusif Untuk Penelitian, Pengkajian,

Pengembangan, dan Penerapan (“Litbangjirap”) Terhadap Kecerdasan Artifisial,

Terwujudnya Sinergitas dan Efektivitas Dalam Pengawasan Kecerdasan Artifisial. 13

Meski sudah adanya upaya penelitian sampai dengan pencetusan strategi nasional

Negara dalam merespons perkembangan AI, namun secara praktis belum bisa dikatakan

sudah bisa melindungi warga negara dari dampak negatif AI. Sebab upaya tersebut baru

10
Ibid.
11
Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi. 2020. Strategi Nasional Kecerdasan Artifisial Indonesia 2020-
2045. Hal. 31
12
Ibid. Hal. 32-37
13
Ibid.
sebatas rencana aksi belum merupakan aksi. Apalagi rencana aksi tersebut sudah dicetuskan

dari tahun 2020, yang artinya sudah tiga tahun per tanggal hari ini belum ada aksi nyatanya.

karena sampai saat ini menurut penulis belum ada Undang-Undang khusus yang mengatur

tentang AI.

Adapun Undang-Undang yang disinyalir berhubungan dengan AI yakni:

1. Undang-Undang No. 11 Tahun 2008 tentang Informasi dan Transaksi Elektronik.

Undang-Undang ini mengatur tentang penggunaan teknologi informasi dan

elektronik, termasuk penggunaan AI, dalam kegiatan transaksi elektronik di Indonesia.

Undang-Undang ini juga menyebutkan bahwa pemerintah dapat mengeluarkan peraturan

turunan yang mengatur tentang keamanan dan perlindungan konsumen terkait dengan

penggunaan teknologi informasi dan elektronik, termasuk AI.

2. Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2016 tentang Perubahan atas Undang-undang

Nomor 11 Tahun 2008 tentang Informasi dan Transaksi Elektronik

Peraturan ini sebagai bentuk negara menanggapi perkembangan teknologi yang begitu

pesatnya di Indonesia. Harapan dari UU ITE sendiri dapat menyelesaikan segala

permasalahan teknologi dan sistem informasi di Indonesia untuk mewujudkan kepastian

hukum dan memberikan kemanfaatan dalam penyelesaian permasalahan teknologi. Namun

dalam UU ITE tidak secara jelas mendefinisikan AI dalam pengaturannya yang mana hal

tersebut kemudian menimbulkan beberapa pendapat dari banyak kalangan yang berusaha

menafsirkan AI dan mengkaitkan AI dengan pengaturan yang ada dalam UU ITE.

3. Peraturan Presiden Nomor 95 Tahun 2018 tentang 4.0 Revolusi Industri Nasional.

Peraturan Presiden ini bertujuan untuk memajukan sektor industri di Indonesia

melalui pemanfaatan teknologi digital termasuk AI. Peraturan ini menetapkan beberapa

program strategis, termasuk pembangunan SDM dan peningkatan infrastruktur teknologi

digital.
4. Peraturan Menteri Komunikasi dan Informatika Nomor 5 Tahun 2020 tentang

Perlindungan Data Pribadi dalam Sistem Elektronik

Peraturan ini mengatur tentang perlindungan data pribadi dalam sistem elektronik,

termasuk yang digunakan oleh sistem kecerdasan buatan. Peraturan ini memuat persyaratan

pengolahan data pribadi oleh pihak yang memanfaatkan AI, termasuk kewajiban memberikan

informasi kepada pemilik data pribadi.

Kesimpulan.

Arus pemanfaatan AI sudah semakin deras, semua sektor sudah menggunakan AI.

Karena AI ibaratkan pisau berbilah dua, maka sederas dan sebanyak itu juga yang memiliki

kemungkinan terdampak negatif dari AI. Apa lagi sampai saat ini belum ada aksi kongkret

dari pemerintah dalam menanggapi perkembangan AI, adapun upaya yang dilakukan baru

sampai pada tahap penelitian yg telah dimulai dari tahun 1987, Rencana Aksi Nasional di

Tahun 2019, sampai sampai dengan pencetusan Rencana Strategis Nasional Artifisial Buatan

Indonesia 2020-2045 di tahun 2020.

Dari beragamnya upaya yang telah ditempuh Negara, sayangnya belum ada satu

kebijakan dalam bentuk pengaturan penggunaan dan pemanfaatan AI, buktinya belum ada

Undang-Undang ksusus yang memuat soal AI, adapun yang disinyalir penulis dan hasil

penelitian-penitian terdahulu Undang-Undangan yang memiliki keterkaitan dengan AI adalah

Undang-Undang No. 11 Tahun 2008 tentang Informasi dan Transaksi Elektronik, Peraturan

Presiden Nomor 95 Tahun 2018 tentang 4.0 Revolusi Industri Nasional, serta Peraturan

Menteri Komunikasi dan Informatika Nomor 5 Tahun 2020 tentang Perlindungan Data

Pribadi dalam Sistem Elektronik.

Daftar Pustaka.

Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi. 2020. Strategi Nasional Kecerdasan Artifisial
Indonesia 2020-2045.
Enni Soerjati Priowirjanto. 2022. Urgensi Pengaturan Mengenai Artificial Intelligence Pada
Sektor Bisnis Daring Dalam Masa Pandemi Covid-19 Di Indonesia. Jurnal Bina Mulia
Hukum. Volume 6. No. 2
Ivan Fauzan. 2020. Artificial Intelligence (Ai) Pada Proses Pengawasan Dan Pengendalian
Kepegawaian – Sebuah Eksplorasi Konsep Setelah Masa Pandemi Berakhir. Civil
Service. Volume 14. No. 1
Lusia Indrastuti & Abdul Kadir Jaelani. 2019. Penataan Sistem Peraturan Perundang-
Undangan dalam Mendukung Pembangunan Ekonomi Nasional. Prosiding Seminar
Nasional Hukum Transendental 2019 Program Doktor Ilmu Hukum Universitas
Muhammadiyah Surakarta
Rodia Pakpahan. 2021. Analisa Pengaruh Implementasi Artificial Intelligence dalam
Kehidupan Manusia. Journal of Information System, Informatics and Computing.
Volume 5. No. 2
Tata Wijaya. 2014. Asas Kepastian Hukum, Keadilan, dan Kemanfaatan dalam Kaitannya
dengan keputusan Kepailitan Pengadilan Niaga. Jurnal Dinamika Hukum. Volume 14.
No. 2.

Anda mungkin juga menyukai