Anda di halaman 1dari 10

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENDOKUMENTASIAN ASUHAN KEPERAWATAN

DI RUANG RAWAT INAP RUMAH SAKIT UNIVERSITAS TANJUNGPURA PONTIANAK

FACTORS THAT INFLUENCE THE DOCUMENTATION OF NURSING CARE IN THE INPATIENT


ROOM OF TANJUNGPURA UNIVERSITY HOSPITAL PONTIANAK

Eni Sartika*, M. Ali Maulana**, Fidi Rachmadi***


*Mahasiswi Program Studi Keperawatan, Fakultas Kedokteran, Universitas Tanjungpura
**Dosen Keperawatan Fakultas Kedokteran Universitas Tanjungpura
***UPT Pelayanan Kesehatan Paru-Paru Kota Pontianak

ABSTRAK

Latar Belakang : Pendokumentasian asuhan keperawatan adalah bagian dari manajemen keperawatan yang
merupakan asuhan secara tidak langsung yang bersifat legal berisi asuhan keperawatan kepada pasien. Kualitas
pelayanan disuatu rumah sakit satu diantaranya dapat dilihat dari pelaksanaan dokumentasi asuhan keperawatan.
Kenyataan dilapangan pendokumentasian sering tidak sesuai dengan standar, hal ini dapat dipengaruhi oleh
pengetahuan, sikap dan motivasi yang dimiliki perawat.
Tujuan : Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara pengetahuan, sikap, motivasi dengan
pendokumentasian asuhan keperawatan di ruang rawat inap Rumah Sakit Universitas Tanjungpura Pontianak
Metode : Penelitian ini bersifat kuantitatif dengan metode melalui rancangan cross sectional pada sampel
sebanyak 44 responden menggunakan teknik simple random sampling. Analisa bivariat menggunakan uji
korelasi spearman dan pearson. Instrumen yang digunakan adalah kuesioner pengetahuan, sikap dan motivasi
serta lembar observasi untuk pendokumentasian asuhan keperawatan yang dilakukan di ruang rawat inap Rumah
Sakit Universitas Tanjungpura Pontianak.
Hasil : Uji statistik dengan uji korelasi spearman ditemukan bahwa variabel pengetahuan memiliki nilai p =
0,076 (p < 0,05), variabel motivasi memiliki nilai p = 0,437 (p > 0,05) dan uji pearson didapatkan bahwa
variabel sikap memiliki nilai p = 0,748 (p > 0,05).
Kesimpulan : Ada hubungan antara pengetahuan dengan pendokumentasian asuhan keperawatan, tidak ada
hubungan antara sikap dengan pendokumentasian asuhan keperawatan dan tidak ada hubungan antara motivasi
dengan pendokumentasian asuhan keperawatan.

Kata Kunci : Perawat, Pengetahuan, Sikap, Motivasi, Pendokumentasian


Referensi : 59 (2000-2017)

ABSTRACT

Background: Documentation of nursing care is part of nursing management which is indirect care that’s legal
to contain nursing care to the patient. Service quality in a hospital one of them can be seen from the
implementation of nursing care documentation. The reality in the field of documentation is often not in
accordance with standars. This can influenced by the knowledge, attitudes and motivation that nurses have.
Aim : This study aims to determine the relationship between knowledge, attitude, motivation and documentation
of nursing care in the inpatient room at Tanjungpura University Hospital Pontianak.
Methods : This research is quantitative with a method through a cross sectional design in a sample of 44
respondents using simple random sampling technique. Bivariate analysis uses the spearman and pearson test.
The instrument used was a knowledge, attitude and motivation questionnaire as well as an observation sheet for
documenting nursing care carried out in the inpatient room of Tanjungpura University Hospital Pontianak.
Results : The spearman correlation statistical test found that the knowledge variable has a value of p = 0.076 (p
< 0.05), the motivation variable has a p value = 0.437 (p > 0.05) and the pearson correlation statistical test
found that the attitude variable has a p value = 0.748 (p > 0.05).
Conclusion: There was a relationship between knowledge with nursing care documentation, there was no
relationship between attitudes and documentation of nursing care and there was no relationship between
motivation and documentation of nursing care.

Keywords: nurse, knowledge, attitude, motivation, documentation


Reference : 59 ( 2000-2017)
PENDAHULUAN pasien dari tindakan malpraktik akibat
Pelayanan keperawatan sebagai satu kekeliruan yang dilakukan., informasi yang
diantara bagian dari sistem pelayanan tidak beraturan, serta koordinasi yang kurang
kesehatan di Rumah Sakit merupakan baik antara perawat ataupun dengan tim
komponen sentral dalam upaya mewujudkan medis lainnya.7
pelayanan kesehatan yang bermutu dan Seorang perawat harus mampu
berkualitas.1 Keperawatan adalah suatu melaksanakan dokumentasi asuhan
bentuk pelayanan profesional yang keperawatan dalam rekam medis dengan
merupakan bagian integral dari pelayanan lengkap, jelas, akurat dan dapat dipahami
kesehatan berdasarkan ilmu dan keperawatan oleh orang lain. Namun, dalam
berbentuk pelayanan biologis, psikologis, pelaksanaannya pengisian dokumentasi
sosiologis dan spiritual yang komprehensif asuhan keperawatan dalam rekam medis oleh
atau holistik yang ditujukan kepada individu, tenaga perawat pada dasarnya masih
keluarga dan masyarakat baik dalam keadaan memiliki permasalahan, yaitu masih
sehat atau sakit yang mencakup seluruh rendahnya tingkat pemahaman terhadap
proses kehidupan manusia yang mengacu pendokumentasian asuhan keperawatan. Hal
pada standar praktik profesional keperawatan ini sesuai dengan hasil penelitian Mastini
dan menggunakan etika keperawatan sebagai (2013) tentang hubungan pengetahuan, sikap
tuntutan utama.2 dan beban kerja dengan kelengkapan
Pendokumentasian merupakan bukti pendokumentasian asuhan keperawatan di
legal pelaksanaan pelayanan di rumah sakit. RSUP Sanglah Denpasar diperolehnya
Kualitas pelayanan disuatu rumah sakit salah responden dengan pengetahuan kurang
satunya dapat dilihat dari pelaksanaan dengan kelengkapan pendokumentasian tidak
dokumentasi asuhan keperawatan.3 sesuai sebanyak 86,4%.
Pendokumentasian berguna bagi rumah sakit Banyak penelitian menunjukkan
dalam meningkatkan standar akreditasi, bahwa kualitas pendokumentasian asuhan
sebagai alat komunikasi antar profesi, keperawatan masih rendah. Gugerty, dkk
indikator pelayanan mutu, bukti tanggung (2007) menyebutkan bahwa dokumentasi
jawab, dan tanggung gugat perawat, sumber asuhan keperawatan tidak menggambarkan
data dan sebagai sarana penelitian.4,5 apa yang dilakukan perawat secara lengkap
Pendokumentasian yang tidak lengkap akan dan tidak sesuai dengan standar
memberikan kerugian bagi klien karena pendokumentasian. Peningkatan kualitas
informasi penting terkait perawatan dan pendokumentasian asuhan keperawatan
kondisi kesehatannya terabaikan.4 dapat dilakukan melalui pelatihan-pelatihan
Dokumentasi keperawatan berisi atau kursus. Peningkatan
tulisan yang tidak jelas kontennya dengan pengetahuan/pemahaman yang diperoleh
menggunakan terminologi dan akronim yang melalui pelatihan atau kursus akan
tidak terstandarisasi. Dokumentasi asuhan mendukung pendokumentasian yang lebih
keperawatan yang tidak lengkap akan lengkap. 7 Hal ini sesuai dengan penelitian
berpotensi menimbulkan dampak negatif yang telah dilakukan oleh Fitra Yeni tahun
bagi keselamatan pasien, pertangungjawaban 2014 yaitu hasil penelitiannya menunjukkan
professional dan organisasi.6 bahwa pelatihan proses keperawatan dapat
Dokumentasi bisa menjadi bukti bagi meningkatkan kemampuan perawat dalam
perawat jika terjadi pengaduan dari pasien melakukan dokumentasi asuhan
atau keluarga pasien. Pendokumentasian keperawatan.
asuhan keperawatan juga berperan penting Apabila dokumentasi asuhan
dalam mengawasi, mengendalikan dan keperawatan tidak dilakukan dengan tepat,
menilai kualitas asuhan keperawatan yang lengkap dan akurat dapat menurunkan mutu
diimplementasikan oleh perawat kepada pelayanan keperawatan karena tidak dapat
pasien atau keluarga pasien, dan melindungi mengidentifikasi sejauh mana tingkat
Mer
keberhasilan asuhan keperawatan yang telah Penelitian ini merupakan penelitian
diberikan. Dalam aspek legal, perawat tidak kuantitatif dengan menggunakan desain
mempunyai bukti tertulis jika pasien deskriptif analitik, dengan metode
menuntut ketidakpuasan atas pelayanan pengumpulan data secara cross sectional
keperawatan. Kurangnya pengetahuan yang menekankan pada waktu pengukuran
perawat akan mempengaruhi sikap perawat atau observasi data variabel independen dan
dalam mendokumentasikan asuhan dependen hanya satu kali pada satu saat, dan
keperawatan, perawat akan cenderung dinilai secara simultan pada suatu saat jadi
bersikap negatif atau buruk dalam tidak ada follow up lalu menggunakan teknik
mendokumentasikan asuhan keperawatan pengambilan sampling secara probablity
sehingga akan berdampak pada tidak sampling yaitu dengan cara simple random
maksimalnya penulisan dokumentasi sampling dan jumlah responden dalam
keperawatan. Ketidak maksimalan penulisan penelitian ini adalah sebanyak 44 orang
dokumentasi keperawatan akan berdampak perawat dengan memberikan kuesioner
pada nilai guna dokumentasi keperawatan kepada perawat dan mengobservasi catatan
seperti administrasi, hukum, keuangan, keperawatan yang ada di rekam medis
penelitian, pendidikan.8 pasien. Instrumen yang digunakan adalah
Sebagai suatu rumah sakit yang lembar observasi data pendokumentasian
relatif baru dalam melayani pasien umum, asuhan keperawatan serta kuesioner
Rumah Sakit Universitas Tanjungpura harus pengetahuan, sikap dan motivasi yang telah
mampu memberikan pelayanan yang di uji valid di Rumah Sakit TK III dr.
bermutu, terutama pelayanan keperawatan Mohammad Sutomo Kubu Raya. Setelah
yang diberikan harus memberikan kesan baik data terkumpul kemudian dilakukan
bagi pasien yang menerimanya, mengingat pengolahan data dengan menggunakan uji
perawatlah yang paling lama berinteraksi korelasi spearman yang merupakan uji
dengan pasien. Rasa aman dan nyaman hipotesis korelatif numerik distribusi tidak
karena kecakapan perawat dan hubungan normal (variabel pengetahuan dan motivasi)
interpersonal yang baik pada saat pasien dan uji korelasi pearson yang merupakan uji
menerima pelayanan merupakan nilai tambah hipotesis korelatif numerik distribusi normal
bagi rumah sakit sebagai penyedia jasa (variabel sikap). Penelitian ini dilakukan di
pelayanan, karena alasan tersebut peneliti ruang rawat inap penyakit dalam, anak,
tertarik untuk memilih Rumah Sakit bedah dan syaraf rumah sakit universitas
Universitas Tanjungpura Pontianak sebagai tanjungpura pontianak pada 27 november
tempat penelitian. hingga 2 desember 2018.
Pelaksanaan dokumentasi asuhan
keperawatan yang kurang optimal HASIL
disebabkan oleh beberapa hal diantaranya 1. Analisa Univariat
perawat melakukan tindakan yang bukan Tabel 1 Gambaran Tingkat
tindakan keperawatan dan kurang memahami Pengetahuan Responden di Ruang
dalam proses pendokumentasian sehingga Rawat Inap Rumah Sakit
asuhan keperawatan tidak didokumentasian Universitas Tanjungpura Pontianak
secara terinci. Variabel (f) (%)
Berdasarkan uraian diatas, maka Pengetahuan
Baik 29 65,9
peneliti tertarik untuk melakukan penelitian Kurang Baik 15 34,1
tentang Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Total 44 100
Pendokumentasian Asuhan Keperawatan di Sumber : Data Primer (2018)
Rumah Sakit Universitas Tanjungpura. Analisis frekuensi responden
berdasarkan pengetahuan didapatkan
METODE responden yang berpengetahuan baik
berjumlah 29 orang dengan presentase
65,9% sedangkan responden yang dan 13 dokumentasi (29,5) yang
berpengetahuan kurang baik berjumlah 15 dikategorikan tidak lengkap.
orang dengan presentase 34,1%. 2. Analisa Bivariat
Tabel 2 Gambaran Tingkat Sikap Tabel 5 Hasil Analisis Hubungan
Responden di Ruang Rawat Inap Pengetahuan dengan Pendokumentasian
Rumah Sakit Universitas Tanjungpura Asuhan Keperawatan di Ruang
Pontianak Rawat Inap Rumah Sakit
Variabel (f) (%) UniversitasTanjungpura Pontianak
Sikap
Baik 22 50,0 Status Pendokumentasian
Kurang Baik 22 50,0 Status Pengetahuan r 0,270
Total 44 100 p 0,076
Sumber : Data Primer (2018) n 44
Analisis frekuensi responden Sumber : Data Primer Uji Spearman (2018)
berdasarkan sikap yang baik berjumlah 22 Tabel 5 menunjukkan bahwa pada
orang dengan presentase 50,0% hal ini nilai signifikansi 0,076 yang menunjukkan
seimbang dengan sikap responden yang bahwa hubungan antara pengetahuan
kurang baik yaitu berjumlah 22 orang dengan pendokumentasiaan asuhan
dengan presentase 50,0%. keperawatan adalah bermakna. Nilai
Tabel 3 Gambaran Tingkat Motivasi korelasi spearman sebesar 0,270
Responden di Ruang Rawat Inap menunjukkan bahwa arah korelasi positif
Rumah Sakit Universitas Tanjungpura dengan korelasi yang lemah, karena nilai p
Pontianak < 0,05 maka dapat diambil kesimpulan
Variabel (f) (%) bahwa ada hubungan antara pengetahuan
Motivasi dengan pendokumentasian asuhan
Baik 23 52,3 keperawatan di ruang rawat inap Rumah
Kurang Baik 21 47,7 Sakit Universitas Tanjungpura Pontianak.
Total 44 100
Sumber : Data Primer (2018)
Tabel 6 Hasil Analisis Hubungan Sikap
Analisis frekuensi responden
dengan Pendokumentasian Asuhan
berdasarkan motivasi yang baik berjumlah
Keperawatan di Ruang Rawat Inap
23 orang dengan presentase 52,3% dan
Rumah Sakit Universitas Tanjungpura
responden yang memiliki motivasi kurang
Pontianak
baik berjumlah 21 orang dengan presentase
47,7%. Status Pendokumentasian
Tabel 4 Gambaran Tingkat Status Sikap r 0,050
Pendokumentasian Asuhan p 0,748
Keperawatan Di Ruang Rawat Inap n 44
Sumber : Data Primer Uji Pearson (2018)
Rumah Sakit Universitas Tanjungpura
Pontianak Tabel 6 menunjukkan bahwa pada
Variabel (f) (%) nilai signifikansi 0,748 yang menunjukkan
Pendokumentasian bahwa hubungan antara pengetahuan dengan
Asuhan Baik 29 65,9 pendokumentasian asuhan keperawatan
Keperawatan Kurang 15 34,1 adalah tidak bermakna. Nilai korelasi
Baik spearman sebesar 0,050 menunjukkan bahwa
Total 44 100
arah korelasi negatif dengan korelasi yang
Sumber : Data Primer (2018)
sangat lemah, karena nilai p > 0,05 maka
Analisis frekuensi pada tabel dapat
dapat diambil kesimpulan bahwa tidak ada
dilihat dari 44 dokumentasi yang dilakukan
hubungan antara sikap dengan
44 responden terdapat 31 dokumentasi
pendokumentasian asuhan keperawatan di
(70,5) yang dapat dikategorikan lengkap
ruang rawat inap Rumah Sakit Universitas
Tanjungpura Pontianak.
dengan presentase 95,5%, tujuan
dokumentasi yang benar sebanyak 42 orang
Tabel 7 Hasil Analisis Hubungan Motivasi dengan presentase 95%, dan yang menjawab
dengan Pendokumentasian Asuhan masa penyimpanan dokumentasi dengan
Keperawatan di Ruang Rawat Inap benar sebanyak 44 orang dengan presentase
Rumah Sakit Universitas Tanjungpura 100%.
Pontianak Hasil analisis kuesioner didapatkan
jawaban tertinggi yaitu pertanyaan masa
Status Pendokumentasian
penyimpanan dokumentasi asuhan
Status Sikap R 0,120
p 0,437 keperawatan, sebesar 100% dan jawaban
n 44 terendah yaitu pengertian pendokumentasian
Sumber : Data Primer Uji Spearman (2018) asuhan pada rekam medis sebesar 72,7%.
Tabel 4.7 menunjukkan bahwa pada Faktor-faktor yang mempengaruhi
nilai signifikansi 0,437 yang menunjukkan pengetahuan yaitu pendidikan, pekerjaan,
bahwa hubungan antara motivasi dengan pengalaman, umur, minat, informasi,
pendokumentasiaan asuhan keperawatan kebudayaan, maka dapat disimpulkan
adalah tidak bermakna. Nilai korelasi pendidikan sangat mempengaruhi karena
spearman sebesar 0,120 menunjukkan bahwa apabila ada bimbingan yang diberikan
arah korelasi postif dengan korelasi yang seseorang pada orang lain terhadap suatu hal
lemah, karena nilai p > 0,05 maka dapat agar mereka dapat memahami. Makin tinggi
diambil kesimpulan bahwa tidak ada pendidikan seseorang semakin mudah pula
hubungan antara pengetahuan dengan mereka mendapat informasi.
pendokumentasian asuhan keperawatan di Sikap Perawat di Ruang Rawat Inap
ruang rawat inap Rumah Sakit Universitas Rumah Sakit Universitas Tanjungpura
Tanjungpura Pontianak. Pontianak
Faktor pembentuk sikap yaitu:
PEMBAHASAN pengalaman yang kuat, pengaruh orang lain
Pengetahuan Perawat di Ruang Rawat yang dianggap penting, pengaruh
Inap Rumah Sakit Universitas kebudayaan, media massa, lembaga
Tanjungpura Pontianak pendidikan dan lembaga agama, serta
Pengetahuan yang dipertanyakan pengaruh faktor emosional. Sikap perawat
kepada responden adalah tentang pengertian dalam penelitian ini diartikan sebagai
dokumentasi dari segi hukum sebanyak 34 penilaian sikap perawat pelaksana terhadap
orang perawat menjawab benar dengan pendokumentasian asuhan keperawatan
presentase 77,3%, cara pengisian dilihat dari segi tanggung jawab sebagai
dokumentasi yang benar sebanyak 37 orang perawat terhadap pendokumentasian asuhan
dengan presentase 84,1%, manfaat keperawatan, menerima dan merespon tugas.
dokumentasi pada rekam medis yang benar Setiap perawat atau individu akan bersikap
sebanyak 41 orang dengan presentase 93,2%, baik atau kurang terhadap pendokumentasian
manfaat dokumentasi bagi pelayanan asuhan keperawatan tergantung bagaimana
kesehatan yang benar sebanyak 43 orang individu atau perawat tersebut menilai dan
dengan presentase 97,7%, prinsip mempersepsikannya.9
dokumentasi yang benar sebanyak 34 orang
dengan presntase 77,3% , hal yang perlu Motivasi Perawat di Ruang Rawat Inap
diperhatikan dalam dokumentasi jawaban Rumah Sakit Universitas Tanjungpura
yang benar sebanyak 41 orang dengan Pontianak
presentase 93,2%, pengertian dokumentasi Motivasi merupakan suatu kondisi
dari segi rekam medis yang benar sebanyak yang berpengaruh untuk membangkitkan,
32 orang dengan presentase 72,7%, isi mengarahkan, dan memelihara perilaku yang
catatan pasien yang benar sebanyak 42 orang berhubungan dengan lingkungan kerja.10
Dorongan dalam melakukan sesuatu
pekerjaan, sangat besar pengaruhnya format baku. Untuk perencanaan,
terhadap moral kerja dan hasil kerja. keseluruhan sudah disusun menurut urutan
Seseorang bersedia melakukan pekerjaan bila prioritas dan keseluruhan catatan
motivasi yang mendorong cukup kuat.11 perencanaan menggunakan kalimat perintah
Analisis kuesioner motivasi yang yang terinci dan jelas, sebanyak 54,5%
telah dibagikan kepada responden didapatkan rencana tindakan melibatkan pasien/keluarga
bahwa faktor yang menyebabkan kepuasan dan keseluruhan rencana tindakan
atau yang memotivasi responden dalam menggambarkan kerjasama dengan tim
melakukan pendokumentasian asuhan kesehatan lain.
keperawatan terutama motivasi instrinsik Implementasi/tindakan didapatkan
adalah prestasi, pengakuan, isi pekerjaan, data sebanyak 43,2% intervensi yang
tanggung jawab, dan kemajuan. Pernyataan dilaksanakan mengacu pada rencana asuhan
tertinggi yang didapat antara lain selama ini keperawatan. Perawat mengobservasi respon
pimpinan mengakui dan menghargai hasil pasien terhadap tindakan keperawatan
kerja sama dalam mendokumentasikan sebanyak 47,7%. Sebanyak 97,7 revisi
asuhan keperawatan sebesar 84,1% dan tindakan berdasarkan hasul evaluasi dan
pimpinan memberikan kesempatan kepada sebanyak 79,5% intervensi tang telah
saya untuk maju dan mengembangkan diri dilaksanakan didokumentasikan dengan
melalui pendidikan formal, pelatihan, kursus ringkas dan jelas. Sebanyak 100% evaluasi
dan seminar yang berkaitan dengan didokumentasikan, keseluruhan mengacu
pekerjaan sebesar 79,5%. Hal ini yang pada tujuan. Setiap aspek dalam dalam
menyebabkan tingginya motivasi perawat di tahapan rekam medis sudah dilaksanakan
ruang Rawat Inap Rumah Sakit Universitas oleh perawat sesuai dengan pedoman lembar
Tanjungpura Pontianak. evaluasi penerapan standar asuhan
keperawatan tahun 2005 yang disusun oleh
Pendokumentasian Asuhan Keperawatan Tim DepKes, tetapi permasalahan
diruang Rawat Inap Rumah Sakit dokumentasi pada setiap rumah sakit di
Universitas Tanjungpura Pontianak Indonesia pada saat ini masih menjadi
Catatan asuhan keperawatan perhatian serius dimana masih banyak
keseluruhan responden sudah menulis pada ditemukan dokuemntasi keperawatan yang
format yang baku dan disimpan sesuai kurang baik atau tidak lengkap sehingga
ketentuan yang berlaku serta pencatatan dikatakan masih kurang bermutu.
dilakukan sesuai dengan tindakan yang Dokumentasi asuhan keperawatan
dilaksanakan. Sebanyak 43,2% pencatatan adalah suatu sistem pelaporan informasi
ditulis dengan jelas, ringkas, istilah yang tentang kondisi (status) kesehatan pasien
baku dan benar, namun sebanyak 72,7% serta semua kegiatan keperawatan meliputi
responden tidak mencantumkan paraf dan pengkajian, perumusan, diagnosis,
nama jelas serta jam/tanggal setelah perencanaan, implementasi dan evaluasi
dilakukannya tindakan. Seluruh responden keperawatan.12
menggunakan format SOAP (Subyektif,
Obyektif, Analisis dan Planning). Untuk Hubungan Pengetahuan dengan
pengkajian, semua responden mencatat data Pendokumentasian Asuhan Keperawatan
yang dikaji sesuai dengan pedoman di Ruang Rawat Inap Rumah Sakit
pengkajian, sebanyak 40,9% responden Universitas Tanjungpura Pontianak
yang mengkaji data sejak pasien masuk Hasil analisis dengan uji spearman
sampai pulang dan 75,0% data didapatkan hubungan pengetahuan dengan
dikelompokkan (biopsiko-sosio-spiritual). pendokumentasian asuhan keperawatan
Dari hasil observasi terhadap memiliki nilai signifikansi sebesar 0,076
pendokumentasian didapatkan 100% karena nilai p < 0,05, maka dapat diambil
diagnosa pasien dibuat karena sudah ada kesimpulan bahwa ada hubungan antara
pengetahuan dengan pendokumentasian dokumentasi asuhan keperawatan di di rawat
asuhan keperawatan di ruang rawat inap inap RSI Kendal.
Rumah Sakit Universitas Tanjungpura Pengetahuan yang baik ini
Pontianak. dipengaruhi usia responden yang rata-adalah
Hasil ini memperlihatkan bahwa dewasa penuh yaitu > 25 tahun. Dengan
pengetahuan berhubungan dengan bertambahnya usia seseorang dapat
pendokumentasian asuhan keperawatan di berpengaruh pada pertambahan pengetahuan
rumah sakit universitas tanjungpura yang diperolehnya. Sedangkan pendidikan
pontianak. Pengetahuan perawat di rumah responden yang terbanyak adalah S1 Ners
sakit tersebut sudah cukup baik. Pengetahuan sebesar 56,8%, lalu D3 sebesar 40,9% dan
adalah kumpulan informasi yang dipahami, DIV sebesar 2,3%. Pendidikan merupakan
diperoleh dari proses belajar selama hidup suatu proses pembelajaran untuk
dan dapat digunakan sewaktu-waktu sebagai mengembangkan atau meningkatkan
alat penyesuaian diri baik terhadap diri kemampuan tertentu. Semakin tinggi
sendiri maupun lingkungannya. Setelah pendidikan seseorang, semakin mudah pula
seseorang mengetahui stimulus atau obyek, untuk menerima informasi dan pengetahuan
kemudian mengadakan penilaian atau akan semakin meningkat.13
pendapat terhadap apa yang diketahui, proses Fakta-fakta di atas dapat ditarik
selanjutnya diharapkan akan melaksanakan kesimpulan bahwa pengetahuan responden di
atau mempraktekkan apa yang diketahui. Hal ruang rawat inap baik terhadap
yang utama dalam dokumentasi adalah pendokumentasian asuhan keperawatan
pengetahuan perawat tentang proses sehingga kelengkapan dokumentasi juga
keperawatan dan pengetahuan dalam hal baik, hal ini dikarenakan perawat sudah
pengkajian. mengetahui data apa saja yang harus
Pengetahuan perawat menentukan dimasukkan dan bagaimana cara
tindakan perawat dalam memberikan dokumentasi yang benar.
pelayanan kepada pasien, sehingga tindakan
perawat yang dilandasi oleh pengetahuan Hubungan Sikap dengan
akan memberikan pelayanan yang lebih baik Pendokumentasian Asuhan Keperawatan
dibandingkan dengan perawat yang di Ruang Rawat Inap Rumah Sakit
melakukan tindakannya tanpa didasari Universitas Tanjungpura Pontianak
pengetahuan. Pengetahuan perawat juga Hasil analisis dengan uji pearson
berpengaruh terhadap kelengkapan didapatkan hubungan sikap dengan
pengisisan dokumentasi asuhan keperawatan. pendokumentasian asuhan keperawatan
Hasil penelitian ini menunjukkan memiliki nilai signifikansi sebesar 0,748
pengetahuan perawat di ruang rawat inap karena nilai p > 0,05, maka dapat diambil
Rumah Sakit Universitas Tanjungpura lebih kesimpulan bahwa tidak ada hubungan
dari setengahnya memiliki pengetahuan yang antara sikap dengan pendokumentasian
baik yaitu berjumlah 29 orang. asuhan keperawatan di ruang rawat inap
Hal ini didukung oleh penelitian Rumah Sakit Universitas Tanjungpura
sebelumnya yang dilakukan oleh Martini Pontianak.
(2007), juga menunjukkan hal yang sama Sikap merupakan reaksi yang masih
yaitu bahwa ada hubungan antara tertutup dari seseorang terhadap stimulus.
pengetahuan dengan pendokumentasian Sikap belum merupakan tindakan yang
asuhan keperawatan di ruang rawat inap nyata, tetapi masih berupa persepsi dan
BPRSUD Kota Salatiga. Hasil penelitian kesiapan seseorang untuk bereaksi terhadap
yang dilakukan oleh Sri (2015) yang juga stimulus yang ada disekitarnya.14 Sikap
menyatakan bahwa terdapat hubungan antara manusia tidak terbentuk sejak manusia
pengetahuan dengan pelaksanaan dilahirkan. Sikap manusia terbentuk melalui
proses sosial yang terjadi selama hidupnya,
dimana individu mendapatkan informasi dan pengkajian sampai dengan evaluasi karena
pengalaman. Proses tersebut dapat adanya motivasi, demikian juga dengan
berlangsung di dalam lingkungan keluarga, dokumentasi keperawatan. Dokumentasi
sekolah maupun masyarakat. Saat terjadi akan lengkap dan mempunyai mutu yang
proses sosial terjadi hubungan timbal balik baik apabila perawat mempunyai motivasi
antara individu dan sekitarnya. Adanya yang tinggi dalam melakukan pencatatan
interaksi dan hubungan tersebut kemudian dalam rekam medis pasien.
membentuk pola sikap individu dengan Penelitian ini didukung penelitian
sekitarnya. Selvya (2015), yang menyatakan bahwa
Hal ini sejalan dengan penelitian tidak ada hubungan antara motivasi terhadap
Nuryani dan Sri (2014), yang menyatakan pendokumentasian asuhan keperawatan di
bahwa tidak terdapat hubungan antara sikap UPTD Puskesmas Kecamatan Pontianak
dengan kelengkapan pendokumentasian Utara.
asuhan keperawatan diruang rawat inap Penelitian Triyanto dan Kamalludin
Mawar, Melati dan Jantung RS. H. (2008) tidak sejalan dengan penelitian ini
Hasil presentase sikap perawat yang yang menyatakan bahwa adanya hubungan
baik dan kurang baik terhadap motivasi dengan pendokumentasian asuhan
pendokumentasian di ruang rawat inap keperawatan. Faktor yang dapat
penyakit dalam, bedah, syaraf dan anak mempengaruhi pendokumentasian asuhan
Rumah Sakit Universitas Tanjungpura keperawatan yaitu perawat memiliki
selisihnya tidak jauh beda. Hal ini motivasi yang tinggi untuk mencapai mutu
menunjukkan sikap seseorang berbeda-beda. pelayanan keperawatan yang baik, keyakinan
Setiap perawat atau individu akan bersikap perawat bahwa dokumentasi keperawatan
baik atau kurang tergantung bagaimana akan menentukan profesionalisme perawat
individu atau perawat tersebut menilai dan itu sendiri, kesadaran perawat akan tanggung
mempersepsikannya. Sikap perawat dalam jawabnya dalam dokumentasi keperawatan,
hal ini berhubungan dengan karakteristik pendokumentasian keperawatan melalui
demografi seperti masa kerja yang baru ini sistem komputerisasi, kesadaran perawat
membuat perawat belum banyak pengalaman untuk melakukan dokumentasi tanpa
dalam pekerjaan serta kurangnya membedakan status kepegawaian dalam
tanggungjawab dalam pekerjaan. melakukan dokumentasi keperawatan. Hal
ini didukung penelitian Pakudek, Robot, dan
Hubungan Motivasi dengan Hamel (2014) yang menyatakan bahwa kunci
Pendokumentasian Asuhan Keperawatan utama untuk menentukan kinerja perawat
di Ruang Rawat Inap Rumah Sakit dalam pendokumentasian asuhan
Universitas Tanjungpura Pontianak keperawatan adalah dorongan atau kemauan
kuat yang berasal dari dalam diri perawat itu
Hasil analisis dengan uji spearman sendiri.
didapatkan hubungan motivasi dengan Motivasi perawat di ruang rawat inap
pendokumentasian asuhan keperawatan rumah sakit universitas tanjungpura antara
memiliki nilai signifikansi sebesar 0,437 baik dan kurang baik selisihnya tidak jauh
karena nilai p > 0,05, maka dapat diambil beda dan dokumentasi asuhan keperawatan
kesimpulan bahwa tidak ada hubungan sudah cukup baik, hal ini yang menyebabkan
antara motivasi dengan pendokumentasian tidak adanya hubungan antara motivasi dan
asuhan keperawatan di ruang rawat inap pendokumentasiana suhan keperawatan.
Rumah Sakit Universitas Tanjungpura
Pontianak.
Berdasarkan penelitian, perawat yang
mempunyai motivasi baik akan melakukan
dokumentasi yang baik pula. Perawat akan
memberikan asuhan keperawatan mulai dari
SIMPULAN DAN SARAN 4. Bagi Peneliti Selanjutnya
Diharapkan dapat dilakukan
Simpulan penelitian serupa tapi dengan variabel
1.Pengetahuan responden terbanyak yaitu berbeda seperti beban kerja,
baik. kepemimpinan, supervisi, dan bisa
2.Sikap responden yang baik dan kurang dilakukan penelitian pada instalasi rawat
baik jumlahnya sama. lainnya, agar hasil yang didapat bisa
3.Motivasi responden terbanyak yaitu baik. lebih digenerelisasikan karena
4.Pendokumentasian asuhan keperawatan cakupannya adalah keseluruhan ruangan
terbanyak yaitu lengkap. yang ada di rumah sakit.
5.Ada hubungan antara pengetahuan dengan
pendokumentasian asuhan keperawatan. DAFTAR PUSTAKA
6.Tidak ada hubungan antara sikap dengan 1. Dermawan. (2012). Proses
pendokumentasian asuhan keperawatan. Keperawatan Penerapan Konsep dan
7.Tidak ada hubungan antara motivasi Kerangka Kerja. Yogyakarta:
dengan pendokumentasian asuhan Goysen Publishing.
keperawatan. 2. Nursalam. (2012). Proses dan
Dokumentasi Keperawatan: Konsep dan
Saran Praktik. Ed.2. Jakarta: Salemba Medika.
1. Bagi Manajemen Bidang Keperawatan 3. Wang, N., Hailey, D & Yu, P. (2011).
Rumah Sakit Quality of Nursing Documentation and
Diharapkan agar lebih Approaches To Its Evaluation: A Mixed-
meningkatkan pengetahuan, motivasi, Method Systematic Review. Journal Of
sikap dan tanggung jawab perawat dalam Advanced Nursing, 67 (9), 1858-1875
mendokumentasikan asuhan keperawatan 4. Teytelman, Y. (2002). Effective Nursing
melalui pelatihan untuk meningkatkan Documentation and Communication.
kualitas pendokumentasian asuhan Seminars in Oncology Nursing, 18 (2),
keperawatan serta meningkatkan peran 121-127
dan fungsi manajemen unit keperawatan 5. Jefferies, D., Johnson, M., Nicholls, D., &
dalam mengevaluasi proses Lad, S. (2012). A Ward-Based Writing
pendokumentasian dalam meningkatkan Coach Program to Improve The Quality of
mutu pelayanan kesehatanBagi Institusi Nursing Documentation. Journal Nurse
Pendidikan. Education Today, 32, 647-651.
2. Bagi Perawat 6. Blair, W. & Smith, B. (2012). Nursing
Diharapkan dapat meningkatkan Documentation: Frameworks and
motivasi, sikap dan tanggung jawab Barriers. Contemporary Nurse, 41 (2),
serta kinerja perawat pelaksana terutama 160.
terhadap pendokumentasian asuhan 7. Lees, L. (2010). Improving The
keperawatan yang sesuai dengan Quality Of Nursing Documentation
standar. on an Acute Medicine Unit.
3. Bagi Pendidikan Keperawatan Diakses dari www.nursingtimes.net
Diharapkan penelitian ini dapat pada tanggal 3 maret 2018.
dijadikan tambahan informasi bagi 8. Nuryani, Dwi dan Tutik Sri Hariyati.
mahasiswa keperawatan khususnya pada (2014). Pengetahuan dan Sikap Perawat
bidang ilmu manajemen keperawatan Terhadap Kelengkapan
tentang pentingnya pemahaman Pendokumentasian Asuhan Keperawatan
manajemen keperawatan dan pentingnya di Rumah Sakit H. FIK UI.
penekanan pemahaman mengenai 9. Azwar, S. 2010. Sikap Manusia, Teori
metode pendokumentasian asuhan dan Pengukurannya. Yogyakarta: Pustaka
keperawatan yang baik. Pelajar.
10. Nursalam. (2015). Manajemen
Keperawatan, Aplikasi dalam Praktik
Keperawatan Profesional. Jakarta:
Salemba Medika.
11. Sabarulin, Darmanwansyah, Abdullah.
R. (2013). Faktor yang Mempengaruhi
Kinerja Perawat dalam
Mendokumentasikan Asuhan
Keperawatan di Rumah Sakit
Woodward Palu. “Jurnal AKK”, 29-34.
12. Hatta, G. (2010). Pedoman Manajemen
Informasi Kesehatan di Sarana
Pelayanan Kesehatan. Jakarta:
UI-Press.
13. Notoatmodjo. (2012). Metodologi
Penelitian Kesehatan. Jakarta: Rineka
Cipta
14. Notoatmodjo. (2010). Promosi
Kesehatan dan Ilmu Perilaku. Jakarta:
Rineka Cipta.

Anda mungkin juga menyukai