Aspek Hukum Bidang Operasional
Aspek Hukum Bidang Operasional
Operasional
dulhadi
1
TOPIK BAHASAN
I Klausula Baku
II Hubungan Hukum (Hak & Kewajiban)
III Akta
IV Cek/BG
V Bea Meterai
VI Kuasa
VII Kerahasiaan Bank
VIII Pemblokiran dan Penyitaan
IX Ketentuan Ahli Waris
2
I Klausula Baku
3 3
Ketentuan Syarat Umum Pembukaan
Rekening
• Yang dapat membuka rekening :
– Orang WNI
WNA
– Badan Asing
Indonesia
• Dapat dibuka rekening gabungan;
• Rekening orang / badan ditata dengan berdiri
sendiri untuk masing-masing nomor rekening;
4
Ketentuan Syarat Umum Pembukaan
Rekening (2)
• Tahapan u/ menjadi Pemegang Rekening :
– Pengisian formulir permohonan;
– MenandaTangani SUPR/SK (Sesuai Jenis)
– Menyerahkan contoh tanda tangan (u/ yang mempunyai
No. rekening tertentu)
– Penundukan terhadap Syarat Umum Pembukaan Rekening
(SUPR) dan Syarat Khusus (SK)
• Dasar Hubungan :
– Itikad Baik;
– Saling Percaya;
– Saling menguntungkan.
5
Ketentuan Syarat Umum Pembukaan
Rekening (3)
• Pemegang Rekening :
– Orang/Badan yang telah membuka rekening atau orang
yang mempunyai hubungan hukum dengan Bank Syariah
(misal, pengamanat transfer).
• Hubungan Rekening :
– Hubungan antara Bank Syariah dengan pemegang
rekening yang menimbulkan hak dan kewajiban karena
adanya pencatatan yang dilakukanoleh Bank mengenai
penerimaan, pembayaran dan penyimpanan serta semua
transaksi yang dilakukan oleh Bank.
6
POKOK SUPR
• JENIS REKENING:
Tabungan, Giro, Deposito
• PEMILIKAN :
– Orang/Badan
– Joint Account
– QQ
• HUBUNGAN DENGAN RKG. LAIN
– Menjadi satu kesatuan, jika diperjanjikan
7
II Hubungan Hukum
8 8
PERINTAH
• HARUS MENGGUNAKAN APLIKASI YANG
DITANDATANGANI OLEH YANG BERHAK
• BUKTI TT DPT TT BASAH, PIN, SVS
• PENYETORAN EFEKTIF SETELAH DANANYA
EFEKTIF DIKUASAI
• PAPERLIST SEB. BUKTI
• JIKA MEMBERI KUASA, LENGKAP
WEWENANGANYA
9
KUASA
10
KEWAJIBAN INFO
• ADA PERUBAHAN :
– identitas;
– alamat
– ttd pihak yang berwenang
– pin
– kuasa
– anggaran dasar
BERLAKU SETELAH DITERIMA DG BAIK OLEH BANK
11
HAK BANK
• dapat memberikan informasi kepada pihak
yang berwenang, berdasarkan per-uu yg
berlaku:
– RAHASIA BANK
– MONEY LAUNDERING
– TERORISME
– INFORMASI DEBITUR
12
CATATAN BANK
• catatan bank yang benar, kecuali dibuktikan
sebaliknya
• catatan /laporan rekening yang dikirimkan benar, jika
1 bulan tidak memberitahukan kekeliruan, kecuali
produk yang rkg. tidak dikirim
• jika laporan yang seharusnya diambil nasabah, dan
tidak diambil selama 3 bulan, dapat dimusnahkan.
13
PEMILIK MENINGGAL
14
PEMBLOKIRAN
• BLOKIR OLEH BSM:
– dugaan sengketa
– dugaan tindak pidana
– dinyatakan pailit oleh pengadilan
• PERINTAH INSTANSI BERWENANG:
– kepolisian, kejaksaan, pengadilan (perdata, niaga,
pidana umum,pidana khusus (money laundering,
terorisme), perpajakan
15
PENUTUPAN OLEH BANK
• disalahgunakan
• menampung dan atau melakukan
kejahatan
• untuk kegiatan yg dapat merugikan
masyarakat
• pertimbangan lain oleh bank
16
PERUBAHAN KETENTUAN
17
PILIHAN HUKUM & DOMISILI
• berlaku hukum negara RI
• domisili hukum dimana rekening
dibuka
• jika terdapat beberapa rekening,
salah satu diantaranya
18
III Akta
1
9
19
Pengertian AKTA
20
Pengertian AKTA (2)
• Kekuatan Pembuktian
–Dibawah tangan Kurang sempurna
Bila ada pihak yang menyangkal maka pihak lain yang harus
membuktikan kebenarannya.
–Otentik Sempurna
Dianggap benar kecuali dapat dibuktikan
ketidakbenarannya. Beban pembuktian ada pada pihak
yang menyangkal.
21
Pengertian AKTA (3)
• Akta-akta yang dibuat dengan bantuan atau oleh
NOTARIS :
–Akta yang dibuat oleh atau dihadapan Notaris:
• Akta Relaas (Akta Pejabat)
• Akta Partij
–Akta yang dilegalisir oleh Notaris:
• Sebenarnya akta dibawah tangan;
• Mengenai tanggal dan tandatangan dijamin kesempurnaan
pembuktiannya.
–Akta yang didaftarkan
–Akta yang disalin oleh Notaris.
22
IV Cek & BG
2
3
23
Pengertian CEK
• Diatur dalam pasal 178-229 KUHD;
• Pengertian :
– Warkat yg berupa perintah dari nasabah kepada Bank-nya untuk membayar
tanpa syarat suatu jumlah uang tertentu kepada orang/pihak tertentu atau
yang ditunjuk olehnya atau kepada pembawa
Perintah u/
NASABAH membayar BANK
transaksi Melakukan
pembayaran
PEMEGANG
24
Pengertian CEK (2)
25
Pengertian CEK (3)
26
Pengertian CEK (4)
• Macam cek:
– Atas Pembawa
Dengan atau tidak dengan mengisi nama penerima
pada kolom yang tersedia dan tidak mencoret kata-
kata “atau pembawa”
– Atas Nama
Dengan mengisi nama penerima pada kolom yang
tersedia dan mencoret kata-kata “atau pembawa”.
27
Pengertian CEK (5)
• Pemindahtanganan Cek:
– Atas Pembawa
Dengan penyerahan saja.
– Atas Nama
Dengan endosemen dan penyerahan.
• Endosemen :
Pengalihan hak atas surat berharga atas nama oleh pemegang hak
yang dilakukan dengan menandatangani bagian belakang surat
berharga tersebut.
28
Pengertian CEK (6)
• Endosemen :
– Tidak boleh dengan syarat;
– Tidak boleh hanya untuk sebagian;
– Harus ditandatangani oleh endosan;
– Ditandatangani di bagian belakang atau kepanjangannya
(alonge)
• Macam-macam Endosemen :
– Sempurna (menyebutkan nama yang menerima peralihan)
– Blanko (tidak menyebutkan nama yang menerima peralihan
atau hanya tanda tangan saja).
29
Pengertian CEK (7)
– CEK HILANG :
(SE BI No.4/501/UPPB/PbB 5 Nop ’71)
• Dilaporkan secara tertulis;
• Disertai Surat Keterangan Kehilangan dari Kepolisian;
• Bila ada yang menguangkan harus ditolak;
• Nasabah diberitahu tentang adanya penguangan
tersebut;
• Cek ditahan kemudian diserahkan ke Kepolisian yang
mengeluarkan surat keterangan kehilangan dimaksud
untuk diselesaikan.
30
Pengertian CEK (8)
– CROSS CEK :
• Adalah cek yang dibubuhi garis sejajar di bagian
depannya dengan maksud agar tidak dapat dibayar
dengan tunai;
• Ada 2 Macam: Umum dan Khusus (ditulis nama Bank)
• Perubahan dari khusus ke umum tidak diperkenankan;
• Cross Cek tidak dapat dibatalkan
• Yang boleh melakukan adalah Penarik atau pemegang
cek.
31
Pengertian CEK (9)
– CEK KOSONG:
• Adalah cek yang ditolak pembayarannya oleh Bank
karena dana nasabah tidak mencukupi untuk
membayar/memenuhi amanat pada cek ybs.
• Sanksi administratif (masuk daftar hitam atau
rekeningnya ditutup).
– REGRES :
adalah tuntutan yang dilakukan oleh pemegang
hak atas cek, karena cek ditolak pembayarannya
oleh Bank.
32
Pengertian Bilyet Giro
Perintah u/ pindah
NASABAH BANK
buku
transaksi Melakukan
pemindah-bukuan
PEMEGANG/Rekening tertentu
33
Pengertian Bilyet Giro (2)
• Pengertian Umum:
– Penarik: nasabah yang memerintahkan pemindahbukuan dana;
– Tertarik: bank yang menerima perintah pemindahbukuan dana;
– Pemegang: nasabah yang memperoleh pemindahbukuan dana;
– Bank Penerima pemindahbukuan: bank yang menatausahakan
rekening pemegang;
– Tanggal Effektif: tanggal mulai berlakunya perintah
pemindahbukuan.
34
Pengertian Bilyet Giro (3)
35
Pengertian Bilyet Giro (4)
37
Pengertian Bilyet Giro (6)
• Pengisian BG :
– Penarik harus mengisi bilyet giro selengkap-lengkapnya;
– Bank tidak wajib meneliti apakah pengisian bilyet giro
dilakukan sendiri oleh penarik atau pihak lain, namun
Bank harus meneliti :
• Bilyet giro telah diisi dengan lengkap;
• Terdapat nama jelas dan atau cap stempel perusahaan;
• Tanda tangan penarik sah (cocok dengan speciment)
– Perubahan amanat harus disahkan oleh Penarik
(ditandatangani di tempat kosong terdekat).
38
Pengertian Bilyet Giro (7)
• Pengisian BG :
– Bila pengisian BG tidak lengkap maka BG tidak memenuhi
syarat formal sehingga harus ditolak bila tetap dibayar
maka :
• Bank dianggap tidak menaati ketentuan sehingga dapat diberikan
sanksi dalam rangka pembinaan dan pengawasan;
• Pegawainya bisa dianggap melanggar pasal 49 UU perbankan yang
diancam hukuman penjara maksimal 10 tahun dan denda.
• Bilyet Giro tidak dapat dibatalkan selama masih
dalam tenggang waktu penawaran
39
Pengertian Bilyet Giro (8)
40
Pengertian Bilyet Giro (8)
41
Pengertian Bilyet Giro (9)
42
Pengertian Bilyet Giro (10)
43
Pengertian Bilyet Giro (11)
44
V Bea Meterai
4
5
45
46
47
48
49
50
51
52
53
54
55
56
57
58
59
60
61
62
63
64
65
66
67
68
VI Kuasa
6
9
69
DEFINISI
• Pemberian Kuasa adalah suatu persetujuan
dimana seseorang memberikan kekuasaan
kepada orang lain yang menerimanya untuk
dan atas nama pemberi kuasa menyelesaikan
suatu urusan.
70
JENIS KUASA
Kuasa Lisan Kuasa Tertulis
– Kuasa tertulis notariil :
•
• Diberikan secara • Kuasa yang dibuat dihadapan Notaris dalam bentuk akta notariil
dan mempunyai kekuatan pembuktian yang sempurna
percakapan, karena •
•
itu sulit menjadi •
Kuasa tertulis dibawah tangan yang dilegalisasi :
pegangan. Tetapi UU • Surat Kuasa yang dibuat oleh pihak (-pihak) namun ditandatangani
dihadapan Notaris, setelah surat kuasa tersebut dibacakan oleh
memperbolehkan Notaris lalu ditandatangan di hadapan Notaris.
• Kuasa tertulis dibawah tangan yang di-warmerkeen /didaftarkan
sesorang diberi kuasa :
•
lisan (Psl.1793 KUH • Surat Kuasa yang dibuat dan ditandatangani oleh pihak (-pihak),
kemudian didaftarkan/dicatatkan dalam buku Notaris.
Perd) •
• Kuasa tertulis dibawah tangan biasa (tanpa legalisasi dan tanpa
warmerken) :
•
• Surat kuasa yang dibuat oleh pihak (-pihak), tetapi tidak
didaftarkan/dicatatkan dalam buku Notaris
71
Surat Kuasa termasuk dalam kategori Surat perjanjian
dan surat-surat lainnya yang dibuat dengan tujuan
untuk digunakan sebagai alat pembuktian mengenai
perbuatan, kenyataan atau keadaan yang bersifat
perdata, sehingga berdasarkan Pasal 2, Peraturan
Pemerintah No. 24 Tahun 2000 tentang Perubahan Tarif
Bea Materai dan Besarnya Batas Pengenaan Harga
Nominal Yang Dikenakan Bea Materai, dokumen
tersebut dikenakan bea materai Rp10.000,- (sepuluh
ribu rupiah)
72
RUANG LINGKUP PEMBERIAN KUASA
• Kuasa Umum:
• Pemberian kuasa meliputi segala kepentingan
si Pemberi Kuasa (perbuatan pengurusan)
• Kuasa Khusus:
• Pemberian kuasa meliputi satu kepentingan
tertentu atau lebih (hal tertentu).
73
Pemberian kuasa dapat dilakukan dengan cara:
74
• Dalam praktek dikenal pula istilah Kuasa Mutlak, s
• uatu jenis lembaga kuasa dimana secara mutlak si Pemberi Kuasa
melepaskan hak-haknya kepada si Penerima Kuasa untuk
melakukan segala perbuatan pengurusan dari pemilikan dan atau
pengalihan hak atas barang tertentu.
75
BERAKHIRNYA PEMBERIAN KUASA
• Ditariknya/dicabutnya kembali pemberian kuasa oleh si
Pemberi Kuasa
• Pemberitahuan penghentian kuasanya oleh si Pemberi
Kuasa
• Meninggalnya si Pemberi Kuasa atau si Penerima Kuasa
• Si Pemberi Kuasa atau si Penerima Kuasa ditaruh
dibawah pengampuan
• Pailitnya si Pemberi Kuasa atau si Penerima Kuasa
• Pengangkatan seorang Kuasa baru untuk menjalankan
urusan yang sama
76
Pengecualian Berakhirnya Kuasa
• Kuasa tidak akan berakhir dengan
ditarik/dicabutnya Kuasa oleh Pemberi Kuasa
atau meninggalnya Pemberi Kuasa apabila Kuasa
tersebut bersifat accesoir artinya : Kuasa tersebut
digantungkan kepada Perjanjian lain.
• Misalnya kuasa untuk menjual tanah sebagai
jaminan kredit, dimana kuasa tersebut menunjuk
kepada Perjanjian induknya yaitu Perjanjian
Kredit. Kuasa untuk mendebet rekening sebagai
pembayaran angsuran, dimana kuasa tersebut
menunjuk pada Perjanjian Kredit.
77
VII Kerahasiaan Bank
7
8
78
DEFINISI
RAHASIA BANK
adalah segala sesuatu yang berhubungan
dengan keterangan mengenai Nasabah
Penyimpan dan Simpanannya
79
DEFINISI
NASABAH PENYIMPAN :
adalah Nasabah yang menempatkan dananya di Bank
dalam bentuk simpanan berdasarkan perjanjian antara
Bank dengan nasabah yang bersangkutan.
kepada Bank berdasarkan perjanjian SIMPANAN :
adalah dana yang dipercayakan oleh masyarakat
penyimpanan dana dalam bentuk giro, deposito,
sertifikat deposito, tabungan dan/atau bentuk lain yang
dipersamakan dengan itu
80
• Yang dimaksud dengan segala sesuatu yang berhubungan dengan
keterangan mengenai nasabah penyimpan dan simpanannya meliputi
segala keterangan tentang orang dan badan yang memperoleh pemberian
layanan dan jasa dalam lalu lintas uang, baik dalam maupun luar negeri,
meliputi :
1. Jumlah kredit;
2. Jumlah dan jenis rekening nasabah (Simpanan Giro, Deposito, Tabanas,
Sertifikat, dan surat berharga lainnya);
3. Pemindahan (transfer) uang;
4. Pemberian garansi bank;
5. Pendiskontoan surat-surat berharga; dan
6. Pemberian kredit
81
Cakupan Rahasiaan Bank(2)
• Pasal 41 UU No.21 Tahun 2008 tentang
Perubahan Syariah.
• “Bank dan Pihak Terafiliasi wajib
merahasiakan keterangan mengenai Nasabah
Penyimpan dan Simpanannya serta Nasabah
Investor dan Investasinya”.
82
83
84
85
Kerahasiaan Bank(4)
• PELANGGARAN RAHASIA BANK
86
Kerahasiaan Bank(5)
1. Paksaan Pihak Ketiga
Paksaan Pihak ketiga diatur dalam Pasal 44A Undang-Undang Nomor 10
Tahun 1998 tentang Perbankan. Dalam Pasal tersebut ditentukan sebagai
berikut:
“Barang siapa tanpa membawa perintah tertulis atau izin dari Pimpinan
Bank Indonesia sebagaimana dimaksud dalam Pasal 41, Pasal 41A, dan
Pasal 42, dengan sengaja memaksa Bank atau Pihak Terafiliasi untuk
memberikan keterangan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 40,
diancam dengan pidana penjara sekurang-kurangnya 2 (dua) tahun dan
paling lama 4 (empat) tahun serta dendan sekurang-kurangnya
Rp10.000.000.000,00 (sepuluh miliar rupiah) dan paling banyak
Rp200.000.000.000,00 (dua ratus miliar rupiah)”
87
Kerahasiaan Bank(6)
2. Kesengajaan Pihak Bank atau Pihak Terafiliasi
Paksaan Pihak ketiga diatur dalam Pasal 44A Undang-Undang Nomor 10
Tahun 1998 tentang Perbankan. Dalam Pasal tersebut ditentukan sebagai
berikut:
88
Kerahasiaan Bank(6)
Dalam penjelasan pasal Pasal 44A Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1998 diatas
dinyatakan bahwa yang dimkasud dengan Pegawai Bank adalah semua pejabat
dan karyawan Bank. Pihak Terafiliasi sebagaimana disebutkan dalam pasal diatas,
diatas, menurut Pasal 1 angka (22) Undang-Undang Nomor 10 tahun 1998
adalah:
1. Anggota Dewan Komisaris, pengawas pengelola atau kuasanya, pejabat atau
karyawan Bank;
2. Anggota pengurus, pengawas pengelola atau kuasanya, pejabat atau
karyawan Bank. Khusus bagi Bank berbentuk hukum Koperasi sesuai dengan
peraturan perundang-undangan yang berlaku;
3. Pihak yang memberikan jasanya kepada Bank, antara lain akunta public,
penilai, konsultan hukum, dan konsultan lainnya;
4. Pihak yang menurut penilaian Bank Indonesia turut serta mempengaruhi
pengelolaan Bank, antara lain pemegang saham dan keluarganya, keluarga
Komisaris, keluarga pengawas, keluarga direksi, dan keluarga pengurus.
89
DASAR HUKUM (1)
• UU No. 7 Tahun 1992 tentang Perbankan sebagaimana diubah
dengan UU No.10 Tahun 1998 jo UU No.21 Tahun 2008
tentang Perbankan Syariah
• PBI No.2/19/PBI/2000 tanggal 7 September 2000 tentang
persyaratan dan tatacara pemberian perintah atau ijin tertulis
membuka rahasia bank.
• UU No. 23 Tahun 1999 tentang BI sebagaimana telah diubah
dengan UU No.3 Tahun 2004
• UU No.15 Tahun 2002 tentang Tindak Pidana Pencucian Uang,
sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang No. 25
Tahun 2003
• UU No.30 Tahun 2002 tentang Komisi Pemberantasan Tindak
Pidana Terorisme.
• UU No. 15 Tahun 2003 tentang Penetapan Peru No.1 Tahun
2002 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Terorisme
menjadi Undang-Undang
90
DASAR HUKUM (2)
• UU No.15 Tahun 2002 tentang Tindak Pidana
Pencucian Uang, sebagaimana telah diubah dengan
Undang-Undang No. 25 Tahun 2003
• UU No.30 Tahun 2002 tentang Komisi
Pemberantasan Tindak Pidana Terorisme.
• UU No. 15 Tahun 2003 tentang Penetapan Peru No.1
Tahun 2002 tentang Pemberantasan Tindak Pidana
Terorisme menjadi Undang-Undang
91
DASAR HUKUM (3)
• UU No.31 Tahun 1999 tentang Pemberantasan
Tindak Pidana Korupsi, sebagaimana telah
diubah dengan UU No.20 Tahun 2001
• Keppres No.82 Tahun 2003 tanggal 3
Nopember 2003 tentang Tata Cara
Pelaksanaan Kewenangan PPATK.
92
DASAR HUKUM (4)
• Skep Dir BI No.27/120/KEP/DIR/1995 tanggal 25 Januari
tentang tata cara tukar menukar informasi antar bank.
• SEBI No.27/6/UPPB tanggal 25 Januari 1995 tentang tata cara
tukar menukar informasi antar bank.
• Keputusan Kepala PPATK No.2/1/KEP.PPATK/ 2003 tanggal 9
Mei 2003 tentang pedoman umum pencegahan dan
pemberantasan tindak pidana pencucian uang bagi penyedia
jasa keuangan
93
DASAR HUKUM (5)
• Surat Ketua MA No. KMA/694/RHS/XII/2004 tanggal 3
Desember 2004 yang ditujukan kepada Gubernur BI perihal
pertimbangan hukum atas pelasanaan kewenangan KPK
terkait dengan ketentuan rahasia bank.
• Surat dari Direktorat Penelitian dan Pengaturan Perbankan,
Bank Indonesia No.6/659/DPNP/IDPnP tanggal 24 Desember
2004 perihal pertimbangan hukum atas pelaksanaan
kewenangan KPK terkait dengan ketentuan rahasia bank.
94
Apa yang wajib dirahasiakan?
• Bank wajib merahasiakan segala sesuatu yang
berhubungan dengan keterangan mengenai Nasabah
Penyimpan dan Simpanan Nasabah (Pasal 2 ayat (1)
PBI No.2/19/PBI/2000)
• Keterangan mengenai Nasabah selain Nasabah selain
Nasabah Penyimpan bukan merupakan keterangan
yang wajib dirahasiakan oleh Bank (Pasal 2 ayat (2)
PBI No.2/19/PBI/2000)
95
Penjelasan Pasal 2 ayat (2) PBI
No.2/19/PBI/2000
Keterangan mengenai Nasabah selain Nasabah
Penyimpan tidak wajib dirahasiakan.
Pemberian keterangan sebagaimana dimaksud dalam
ayat ini diserahkan sepenuhnya kepada
kebijaksanaan Bank dengan tetap memperhatikan
adanya kaitan yang erat antara keterangan yang
diminta dengan dengan peminta keterangan serta
kepentingan penegakan hukum yang dilakukan oleh
aparat penegak hukum.
96
Bukan Merupakan Rahasia Bank
• Keterangan mengenai Nasabah selain Nasabah Penyimpan
• Penyerahan keterangan diserahkan kepada unit kerja dengan
memperhatikan:
- adanya kaitan yang erat antara keterangan yang
diminta dengan peminta keterangan
- Kepentingan penegakan hukum yang dilakukan oleh
aparat penegak hukum
- Ketentuan di bidang Pasar Modal, khususnya
menyangkut fakta material
97
KETENTUAN UMUM (1)
Bank wajib menjaga Rahasia Bank.
Kewajiban menjaga Rahasia Bank berlaku pula bagi Pihak
Terafiliasi.
Pihak Terafiliasi, adalah :
a. Komisaris, pengawas, Direksi atau kuasanya,
pejabat atau karyawan Bank.
b. Pihak yang memberikan jasanya kepada
Bank, a.l akuntan publik, penilai, konsultan
hukum dan konsultan lainnya.
c. Pihak yang menurut penilaian Bank Indonesia turut
serta mempengaruhi pengelolaan Bank, antara lain
pemegang saham dan keluarganya, keluarga
Komisaris, keluarga pengawas, keluarga Direksi,
keluarga pengurus.
98
KETENTUAN UMUM (2)
Apabila Nasabah ybs adalah Nasabah penyimpan dan
sekaligus Nasabah Debitur → Bank wajib merahasiakan
kedudukannya sebagai nasabah penyimpan.
Keterangan mengenai nasabah selain sebagai Nasabah
Penyimpan, bukan merupakan keterangan yang wajib
dirahasiakan Bank.
Apabila Bank melakukan kegiatan usaha penunjang pasar
modal, maka ketentuan mengenai Pihak Terafiliasi
berpedoman pada ketentuan pasar modal yang berlaku bagi
Bank.
99
KETENTUAN UMUM (3)
Dalam hal terjadi penyitaan simpanan, dimana
sekaligus diperlukan keterangan atas Nasabah
Penyimpan dan Simpanannya, maka
perlakuannya tunduk pada ketentuan Rahasia
Bank.
Untuk pemblokiran → diihat kasus per kasus.
100
PENGECUALIAN RAHASIA BANK
1. Kepentingan perpajakan.
2. Penyelesaian piutang Bank yang sudah diserahkan
kepada PUPN/DJPLN.
3. Kepentingan peradilan dalam perkara pidana atau
perdata (antara Bank dengan nasabah).
4. Tukar menukar informasi antar Bank.
5. Permintaan, persetujuan, kuasa Nasabah Penyimpan
secara tertulis.
6. Permintaan ahli waris yang sah dari Nasabah
Penyimpan yang telah meninggal dunia.
101
PENGECUALIAN RAHASIA BANK
8. Melaksanakan tugas dan kewenangan kepala
PPATK.
9. Pemeriksaan Tindak Pidana Pencucian Uang atau
Terorisme.
10. Penyelidikan, penyidikan dan penuntutan dari KPK.
11. Pelaksanaan Kewenangan Bank Indonesia.
12. Kurator untuk kepentingan pengawasan dan
penyelesaian boedel pailit.
102
Kepentingan Perpajakan
Pimpinan Bank Indonesia atas permintaan Menteri Keuangan
berwenang mengeluarkan “perintah tertulis” kepada Bank
agar :
- memberikan keterangan
- memperlihatkan bukti tertulis/ surat-surat
mengenai keadaan keuangan Nasabah Penyimpan kepada
pejabat pajak.
Perintah tertulis tersebut, harus mencantumkan :
- Nama dan jabatan pejabat pajak
- Nama nasabah yang dikehendaki
- Nama kantor Bank tempat nasabah mempunyai
simpanan
- Keterangan yang diminta; dan
- Alasan diperlukannya keterangan
103
Kepentingan Penyelesaian
Piutang Bank
104
Kepentingan Peradilan dalam Perkara Pidana
• Pimpinan BI dapat memberikan izin tertulis kepada polisi, jaksa,
atau hakim untuk memperoleh keterangan mengenai simpanan
tersangka atau terdakwa pada Bank.
• Izin tertulis tsb adalah atas permintaan tertulis dari Kepala
Kepolisian RI, Jaksa Agung RI, atau Ketua MARI
• Permintaan tertulis tsb, harus menyebutkan :
- Nama dan jabatan polisi NRP/NIP, jaksa, atau hakim;
- Nama tersangka atau terdakwa;
- Nama kantor Bank tempat tersangka atau terdakwa
punya simpanan;
- Keterangan yang diminta;
- Alasan diperlukannya keterangan; dan
- Hubungan perkara pidana ybs dengan keterangan yang
diminta.
105
Kepentingan Peradilan dalam Perkara Perdata
antara Bank dengan Nasabah
• Dalam perkara perdata antara Bank vs
Nasabah, Direksi dapat memberikan informasi
kepada pengadilan tentang keadaan keuangan
nasabah ybs berikut keterangan lain yang
relevan & terkait dengan perkara tsb.
• Tidak diperlukan izin atau perintah membuka
rahasia Bank dari Pimpinan BI
106
Tukar Menukar Informasi antar Bank
• Permintaan dan pemberian informasi keadaan
kredit yang diberikan oleh Bank kepada seoran
Debitur, Direksi dapat memberitahukan
keadaan keuangan nasabahnya kepada Bank
lain.
• Tidak diperlukan ijin atau perintah membuka
rahasia Bank dari Pimpinan BI
107
Permintaan, Persetujuan atau Kuasa Nasabah
Penyimpan
• Atas permintaan, persetujuan atau kuasa dari
Nasabah Penyimpan secara tertulis, Bank dapat
memberikan keterangan mengenai simpanan
Nasabah penyimpan pada Bank kepada pihak yang
ditunjuk.
• Tidak diperlukan ijin atau perintah membuka rahasia
Bank dari Pimpinan BI
108
Permintaan Ahli Waris Nasabah Penyimpan yang
Sudah Meninggal Dunia
Ahli waris sah dari Nasabah penyimpan berhak
memperoleh keterangan mengenai simpanan dari
Nasabah penyimpan.
Tidak diperlukan ijin atau perintah membuka rahasia
Bank dari Pimpinan BI
Memperhatikan ketentuan SE No. LGL/001/2000
tanggal 1 Februari 2000 perihal Harta
Peninggalan/Warisan
109
Tugas dan Kewenangan Kepala PPATK
Tidak berlaku ketentuan Rahasia Bank, pada saat
PPATK menjalankan tugas dan wewenang sebagai
berikut :
• Meminta dan menerima laporan dari Bank.
• Meminta informasi mengenai perkembangan
penyidikan atau penuntutan terhadap Tindak Pidana
Pencucian Uang.
• Melakukan audit kepada Bank berkaitan dengan
laporan transaksi keuangan.
110
Tindak Pidana Pencucian Uang/Terorisme
111
Pengecualian Rahasia Bank Lainnya
Kewenangan KPK
Kewenangan Bank Indonesia
Kewenangan kurator
112
Membuka Rahasia Bank
Memenuhi syarat kewenangan (kepala unit
kerja, pejabat yang berwenang)
Memenuhi syarat dokumentasi hukum.
113
VIII Penyitaan dan Pemblokiran
1
1 114
4
PRINSIP-PRINSIP DASAR PEMBLOKIRAN
Pemblokiran dapat terjadi dalam:
Perkara Pidana;
Tindak Pidana Pencucian Uang;
Tindak Pidana Korupsi;
Pencegahan Tindak Pidana Terorisme;
Penagihan Pajak dengan Surat Paksa;
Pengurusan Piutang Negara oleh KPKNL
1
3 133
3
KETENTUAN UMUM
– Pengamanan terhadap rekening setelah
mendapatkan informasi berdasarkan “informasi”/
dokumen bukti meninggalnya nasabah.
• WNI : Surat Keterangan Kematian dari Instansi
Berwenang seperti Kelurahan, Rumah
Sakit/Dokter atau Kepolisian.
• WNA : Akta atau Dokumen kematian (sudah
dilegalisir).
– Melakukan pemblokiran, pencabutan surat-
surat kuasa.
134
DOKUMEN AHLI WARIS WNI
• Akte/Surat Kematian dari kelurahan setempat / Rumah Sakit / Catatan
Sipil.
• Kartu Keluarga dari Nasabah yang meninggal.
• Akte Perkawinan/Buku Nikah (jika Nasabah yang meninggal telah
menikah).
• Akta Kelahiran/Surat Kenal Lahir / Penetapan Adopsi (dari pengadilan)
dari anak-anak yang meinggal dunia sebagai ahli waris.
• Kartu Identitas Diri dari masing-masing ahli waris.
• Surat Tanda Bukti sebagai Ahli Waris :
135
DOKUMEN AHLI WARIS WNA
– Akta atau dokumen kematian dari negara dimana nasabah WNA
meninggal dunia.
– Dokumen ahli waris terdiri dari :
• Surat penetapan atau dokumen keterangan waris (sesuai dgn
peraturan yang berlaku di negara asal).
• Surat kuasa dari para ahli waris kepada salah seorang ahli waris /
pihak lain yang ditunjuk untuk mengurus segala kepentingan atau
sesuatu yang berkenaan dengan rekening di Bank Syariah Mandiri,
kecuali kuasa atau penunjukkan dimaksud sudah tertera didalam
Surat Penetapan atau Dokumen Keterangan Waris.
•
• Semua dokumen ini harus di legalisir oleh Kedutaan / Konsulat RI di negara
asal Nasabah WNA tersebut
136
SURAT PERNYATAAN
• Ahli Waris membuat Surat Pernyataan yang
membebaskan Bank Syariah dari tuntutan ataupun
gugatan dalam bentuk apapun dari pihak manapun
juga dan oleh karenanya segala resiko apapun juga
berkenaan dengan rekening nasabah.
137
Terima Kasih
138