Anda di halaman 1dari 138

Aspek Hukum Bidang

Operasional

dulhadi

1
TOPIK BAHASAN
I Klausula Baku
II Hubungan Hukum (Hak & Kewajiban)

III Akta
IV Cek/BG
V Bea Meterai
VI Kuasa
VII Kerahasiaan Bank
VIII Pemblokiran dan Penyitaan
IX Ketentuan Ahli Waris

2
I Klausula Baku

3 3
Ketentuan Syarat Umum Pembukaan
Rekening
• Yang dapat membuka rekening :
– Orang WNI
WNA
– Badan Asing
Indonesia
• Dapat dibuka rekening gabungan;
• Rekening orang / badan ditata dengan berdiri
sendiri untuk masing-masing nomor rekening;

4
Ketentuan Syarat Umum Pembukaan
Rekening (2)
• Tahapan u/ menjadi Pemegang Rekening :
– Pengisian formulir permohonan;
– MenandaTangani SUPR/SK (Sesuai Jenis)
– Menyerahkan contoh tanda tangan (u/ yang mempunyai
No. rekening tertentu)
– Penundukan terhadap Syarat Umum Pembukaan Rekening
(SUPR) dan Syarat Khusus (SK)
• Dasar Hubungan :
– Itikad Baik;
– Saling Percaya;
– Saling menguntungkan.
5
Ketentuan Syarat Umum Pembukaan
Rekening (3)
• Pemegang Rekening :
– Orang/Badan yang telah membuka rekening atau orang
yang mempunyai hubungan hukum dengan Bank Syariah
(misal, pengamanat transfer).
• Hubungan Rekening :
– Hubungan antara Bank Syariah dengan pemegang
rekening yang menimbulkan hak dan kewajiban karena
adanya pencatatan yang dilakukanoleh Bank mengenai
penerimaan, pembayaran dan penyimpanan serta semua
transaksi yang dilakukan oleh Bank.

6
POKOK SUPR
• JENIS REKENING:
Tabungan, Giro, Deposito
• PEMILIKAN :
– Orang/Badan
– Joint Account
– QQ
• HUBUNGAN DENGAN RKG. LAIN
– Menjadi satu kesatuan, jika diperjanjikan

7
II Hubungan Hukum

8 8
PERINTAH
• HARUS MENGGUNAKAN APLIKASI YANG
DITANDATANGANI OLEH YANG BERHAK
• BUKTI TT DPT TT BASAH, PIN, SVS
• PENYETORAN EFEKTIF SETELAH DANANYA
EFEKTIF DIKUASAI
• PAPERLIST SEB. BUKTI
• JIKA MEMBERI KUASA, LENGKAP
WEWENANGANYA

9
KUASA

• BANK DIBERI KUASA UNTUK MENDEBET


REKENING, JIKA ADA KEWAJIBAN NASABAH
KEPADA BANK (Hati-hati)

10
KEWAJIBAN INFO
• ADA PERUBAHAN :
– identitas;
– alamat
– ttd pihak yang berwenang
– pin
– kuasa
– anggaran dasar
BERLAKU SETELAH DITERIMA DG BAIK OLEH BANK

11
HAK BANK
• dapat memberikan informasi kepada pihak
yang berwenang, berdasarkan per-uu yg
berlaku:
– RAHASIA BANK
– MONEY LAUNDERING
– TERORISME
– INFORMASI DEBITUR

12
CATATAN BANK
• catatan bank yang benar, kecuali dibuktikan
sebaliknya
• catatan /laporan rekening yang dikirimkan benar, jika
1 bulan tidak memberitahukan kekeliruan, kecuali
produk yang rkg. tidak dikirim
• jika laporan yang seharusnya diambil nasabah, dan
tidak diambil selama 3 bulan, dapat dimusnahkan.

13
PEMILIK MENINGGAL

• DEMI HUKUM PINDAH KE AHLI WARIS.

• PENGAMBILAN: SESUAI KEBIJAKAN INTERNAL


BANK

14
PEMBLOKIRAN
• BLOKIR OLEH BSM:
– dugaan sengketa
– dugaan tindak pidana
– dinyatakan pailit oleh pengadilan
• PERINTAH INSTANSI BERWENANG:
– kepolisian, kejaksaan, pengadilan (perdata, niaga,
pidana umum,pidana khusus (money laundering,
terorisme), perpajakan

15
PENUTUPAN OLEH BANK
• disalahgunakan
• menampung dan atau melakukan
kejahatan
• untuk kegiatan yg dapat merugikan
masyarakat
• pertimbangan lain oleh bank

16
PERUBAHAN KETENTUAN

• BANK BERHAK MENGADAKAN PERUBAHAN,


PENAMBAHAN ATAU PEMBAHARUAN (kurang
sesuai dengan Ps. 18 UUPK)

17
PILIHAN HUKUM & DOMISILI
• berlaku hukum negara RI
• domisili hukum dimana rekening
dibuka
• jika terdapat beberapa rekening,
salah satu diantaranya

18
III Akta

1
9
19
Pengertian AKTA

• Suatu tulisan yang ditandatangani dan diper-untukan


membuktikan kebenaran apa yang tertera di dalamnya;
• Macam-macamnya :
–Dibawah tangan (dibuat oleh para pihak tanpa bantuan pejabat
umum);
–Otentik (dalam bentuk yang ditetapkan oleh UU, dibuat oleh atau
dihadapan pejabat umum yang ditunjuk untuk itu dan ditempat akta
dibuat (1868 KUH Perdata).
• Pejabat Umum: Kecuali ditentukan secara khusus, yang
dimaksudkan adalah Notaris.

20
Pengertian AKTA (2)

• Kekuatan Pembuktian
–Dibawah tangan Kurang sempurna
Bila ada pihak yang menyangkal maka pihak lain yang harus
membuktikan kebenarannya.
–Otentik Sempurna
Dianggap benar kecuali dapat dibuktikan
ketidakbenarannya. Beban pembuktian ada pada pihak
yang menyangkal.

21
Pengertian AKTA (3)
• Akta-akta yang dibuat dengan bantuan atau oleh
NOTARIS :
–Akta yang dibuat oleh atau dihadapan Notaris:
• Akta Relaas (Akta Pejabat)
• Akta Partij
–Akta yang dilegalisir oleh Notaris:
• Sebenarnya akta dibawah tangan;
• Mengenai tanggal dan tandatangan dijamin kesempurnaan
pembuktiannya.
–Akta yang didaftarkan
–Akta yang disalin oleh Notaris.

22
IV Cek & BG

2
3
23
Pengertian CEK
• Diatur dalam pasal 178-229 KUHD;
• Pengertian :
– Warkat yg berupa perintah dari nasabah kepada Bank-nya untuk membayar
tanpa syarat suatu jumlah uang tertentu kepada orang/pihak tertentu atau
yang ditunjuk olehnya atau kepada pembawa

Perintah u/
NASABAH membayar BANK

transaksi Melakukan
pembayaran

PEMEGANG

24
Pengertian CEK (2)

• SYARAT-SYARAT FORMAL CEK:


– Nama “CEK” dimuatkan dalam teksnya;
– Perintah tak bersyarat untuk membayar sejumlah
uang;
– Nama yang harus membayar (Tertarik) - BANK
– Penetapan tempat dimana pembayaran harus
dilakukan;
– Tempat dan tanggal cek ditarik;
– Tanda tangan yang mengeluarkan cek (Penarik).

25
Pengertian CEK (3)

• Tenggang Waktu Pengunjukan:


– Harus dibayar pada saat pengunjukan;
– Harus diunjukkan dalam tenggang waktu 70 hari sejak tanggal
penarikan/penerbitannya;
– Bila batas waktu pengunjukan tersebut lewat maka Bank boleh
membayar (dalam arti dapat pula mengambil sikap untuk
menolak membayar)
• Daluarsa Cek:
– 6 bulan terhitung mulai akhir tenggang waktu pengunjukan;
atau
– 250 hari terhitung sejak tangal penerbitan.

26
Pengertian CEK (4)

• Macam cek:
– Atas Pembawa
Dengan atau tidak dengan mengisi nama penerima
pada kolom yang tersedia dan tidak mencoret kata-
kata “atau pembawa”
– Atas Nama
Dengan mengisi nama penerima pada kolom yang
tersedia dan mencoret kata-kata “atau pembawa”.

27
Pengertian CEK (5)

• Pemindahtanganan Cek:
– Atas Pembawa
Dengan penyerahan saja.
– Atas Nama
Dengan endosemen dan penyerahan.
• Endosemen :
Pengalihan hak atas surat berharga atas nama oleh pemegang hak
yang dilakukan dengan menandatangani bagian belakang surat
berharga tersebut.

28
Pengertian CEK (6)

• Endosemen :
– Tidak boleh dengan syarat;
– Tidak boleh hanya untuk sebagian;
– Harus ditandatangani oleh endosan;
– Ditandatangani di bagian belakang atau kepanjangannya
(alonge)
• Macam-macam Endosemen :
– Sempurna (menyebutkan nama yang menerima peralihan)
– Blanko (tidak menyebutkan nama yang menerima peralihan
atau hanya tanda tangan saja).

29
Pengertian CEK (7)

– CEK HILANG :
(SE BI No.4/501/UPPB/PbB 5 Nop ’71)
• Dilaporkan secara tertulis;
• Disertai Surat Keterangan Kehilangan dari Kepolisian;
• Bila ada yang menguangkan harus ditolak;
• Nasabah diberitahu tentang adanya penguangan
tersebut;
• Cek ditahan kemudian diserahkan ke Kepolisian yang
mengeluarkan surat keterangan kehilangan dimaksud
untuk diselesaikan.

30
Pengertian CEK (8)

– CROSS CEK :
• Adalah cek yang dibubuhi garis sejajar di bagian
depannya dengan maksud agar tidak dapat dibayar
dengan tunai;
• Ada 2 Macam: Umum dan Khusus (ditulis nama Bank)
• Perubahan dari khusus ke umum tidak diperkenankan;
• Cross Cek tidak dapat dibatalkan
• Yang boleh melakukan adalah Penarik atau pemegang
cek.

31
Pengertian CEK (9)

– CEK KOSONG:
• Adalah cek yang ditolak pembayarannya oleh Bank
karena dana nasabah tidak mencukupi untuk
membayar/memenuhi amanat pada cek ybs.
• Sanksi  administratif (masuk daftar hitam atau
rekeningnya ditutup).
– REGRES :
adalah tuntutan yang dilakukan oleh pemegang
hak atas cek, karena cek ditolak pembayarannya
oleh Bank.

32
Pengertian Bilyet Giro

• Diatur dalam SK Dir BI No.28/32/KEP/DIR dan SE


No.28/32/UPG tanggal 1 Nop 1995;
• Pengertian :
– Surat perintah dari nasabah kepada Bank penyimpan dana untuk
memindahbukukan sejumlah dana

Perintah u/ pindah
NASABAH BANK
buku

transaksi Melakukan
pemindah-bukuan

PEMEGANG/Rekening tertentu
33
Pengertian Bilyet Giro (2)

• Pengertian Umum:
– Penarik: nasabah yang memerintahkan pemindahbukuan dana;
– Tertarik: bank yang menerima perintah pemindahbukuan dana;
– Pemegang: nasabah yang memperoleh pemindahbukuan dana;
– Bank Penerima pemindahbukuan: bank yang menatausahakan
rekening pemegang;
– Tanggal Effektif: tanggal mulai berlakunya perintah
pemindahbukuan.

34
Pengertian Bilyet Giro (3)

• SYARAT-SYARAT FORMAL Bilyet Giro:


– Nama “Bilyet giro” dan Nomor Bilyet Giro;
– Nama tertarik;
– Perintah pemindahbukuan;
– Nama dan Nomor Rekening Pemegang
– Nama Bank Penerima;
– Jumlah dana yang dipindahbukukan;
– Tempat dan tanggal penarikan;
– Tanda tangan dan nama jelas Penarik.
• Apabila syarat formal tidak dipenuhi maka tidak berlaku
sebagai bilyet giro.

35
Pengertian Bilyet Giro (4)

• Tenggang Waktu Penawaran dan daluarsanya:


– Harus diunjukkan kepada Bank dalam tenggang waktu 70 hari sejak
tanggal penarikan;
– Fungsinya :
• Membatasi penetapan/tanggal waktu efektif;
• Sebagai kurun waktu tidak diperkenankannya penarik membatalkan Bilyet
Giro ybs.
– Bilyet Giro yang diterima oleh Bank setelah tanggal berakhirnya
tenggang waktu penawaran dapat dilaksanakan perintahnya
sepanjang :
• Dana tersedia; dan
• Tidak dibatalkan oleh Penarik.
– Bilyet Giro daluarsa bila sudah melewati 6 bulan sejak berakhirnya
tenggang waktu penawaran.
36
Pengertian Bilyet Giro (5)

• Tanggal Dalam Bilyet Giro:


– Tanggal Penerbitan :
tanggal yang menunjukkan saat kapan Bilyet Giro
diterbitkan/ditarik.
– Tanggal Efektif :
• Tanggal yang menunjukan saat kapan mulai berlaku perintah
pemindahbukuan.
• Merupakan hak penarik untuk mencantumkannya atau tidak.
Dalam hal tanggal efektif tidak dicantumkan maka tanggal
penarikan dianggap sebagai tanggal efektif.

37
Pengertian Bilyet Giro (6)

• Pengisian BG :
– Penarik harus mengisi bilyet giro selengkap-lengkapnya;
– Bank tidak wajib meneliti apakah pengisian bilyet giro
dilakukan sendiri oleh penarik atau pihak lain, namun
Bank harus meneliti :
• Bilyet giro telah diisi dengan lengkap;
• Terdapat nama jelas dan atau cap stempel perusahaan;
• Tanda tangan penarik sah (cocok dengan speciment)
– Perubahan amanat harus disahkan oleh Penarik
(ditandatangani di tempat kosong terdekat).

38
Pengertian Bilyet Giro (7)

• Pengisian BG :
– Bila pengisian BG tidak lengkap maka BG tidak memenuhi
syarat formal sehingga harus ditolak  bila tetap dibayar
maka :
• Bank dianggap tidak menaati ketentuan sehingga dapat diberikan
sanksi dalam rangka pembinaan dan pengawasan;
• Pegawainya bisa dianggap melanggar pasal 49 UU perbankan yang
diancam hukuman penjara maksimal 10 tahun dan denda.
• Bilyet Giro tidak dapat dibatalkan selama masih
dalam tenggang waktu penawaran

39
Pengertian Bilyet Giro (8)

• Bilyet Giro tidak dapat dibatalkan selama masih


dalam tenggang waktu penawaran (70 hari). Apabila
telah melewati tenggang waktu penawaran dapat
dibatalkan dengan surat yang menyebutkan :
– Nomor bilyet;
– Tanggal penarikan;
– Nominal.

40
Pengertian Bilyet Giro (8)

• Penolakan Bilyet Giro :


– Bank penerima wajib menolak bilyet giro bila:
• Tidak memenuhi syarat formal;
• Ditawarkan sebelum tanggal penarikan atau sebelum tanggal
efektif;
• Tanggal efektif tidak berada dalam tenggang waktu penawaran;
• Ada perubahan yang tidak ditandatangani penarik;
• Telah daluarsa.
Dalam hal ini BG dikembalikan kepada pemegang disertai Surat
Keterangan Penolakan rangkap 3 (tiga) (u/ pemegang, penarik melalui
pemegang, arsip Bank Penerima).

41
Pengertian Bilyet Giro (9)

• Penolakan Bilyet Giro :


– Bank Tertarik wajib menolak bilyet giro bila:
• Tidak memenuhi syarat formal;
• Ditawarkan sebelum tanggal penarikan atau sebelum tanggal
efektif;
• Tanggal efektif tidak berada dalam tenggang waktu penawaran;
• Ada perubahan yang tidak ditandatangani penarik;
• Telah daluarsa;
• Dana tidak cukup;
• Ditawarkan setelah tenggang waktu penawaran dan Bank sudah
menerima surat pembatalan.

42
Pengertian Bilyet Giro (10)

• Kewajiban Penyediaan Dana:


– Kewajiban penyediaan dana timbul pada saat amanat
dalam Bilyet Giro menjadi efektif untuk dilaksanakan
(sejak tanggal efektif  tanggal mulainya daluarsa, kecuali
apabila ada pembatalan).
• Bilyet Giro Kosong :
– BG yang ditolak oleh Bank dalam tenggang waktu adanya
kewajiban penyediaan dana oleh pemilik karena dananya
tidak cukup.

43
Pengertian Bilyet Giro (11)

• Bank wajib menutup rekening giro nasabah bila:


– Menarik cek/bilyet giro kosong 3 (tiga) lembar atau lebih
dalam jangka waktu 6 bulan;
– Menarik cek/bilyet giro kosong 1 (satu) lembar dengan
nominal Rp. 1 Milyar atau lebih;
– Namanya tercantum dalam Daftar Hitam BI yang masih
berlaku.
• Sanksi menarik Bilyet Giro Kosong :
– Masuk Daftar Hitam;
– Rekening ditutup.

44
V Bea Meterai

4
5
45
46
47
48
49
50
51
52
53
54
55
56
57
58
59
60
61
62
63
64
65
66
67
68
VI Kuasa

6
9
69
DEFINISI
• Pemberian Kuasa adalah suatu persetujuan
dimana seseorang memberikan kekuasaan
kepada orang lain yang menerimanya untuk
dan atas nama pemberi kuasa menyelesaikan
suatu urusan.

70
JENIS KUASA
Kuasa Lisan Kuasa Tertulis
– Kuasa tertulis notariil :

• Diberikan secara • Kuasa yang dibuat dihadapan Notaris dalam bentuk akta notariil
dan mempunyai kekuatan pembuktian yang sempurna
percakapan, karena •

itu sulit menjadi •
Kuasa tertulis dibawah tangan yang dilegalisasi :

pegangan. Tetapi UU • Surat Kuasa yang dibuat oleh pihak (-pihak) namun ditandatangani
dihadapan Notaris, setelah surat kuasa tersebut dibacakan oleh
memperbolehkan Notaris lalu ditandatangan di hadapan Notaris.
• Kuasa tertulis dibawah tangan yang di-warmerkeen /didaftarkan
sesorang diberi kuasa :

lisan (Psl.1793 KUH • Surat Kuasa yang dibuat dan ditandatangani oleh pihak (-pihak),
kemudian didaftarkan/dicatatkan dalam buku Notaris.
Perd) •
• Kuasa tertulis dibawah tangan biasa (tanpa legalisasi dan tanpa
warmerken) :

• Surat kuasa yang dibuat oleh pihak (-pihak), tetapi tidak
didaftarkan/dicatatkan dalam buku Notaris

71
Surat Kuasa termasuk dalam kategori Surat perjanjian
dan surat-surat lainnya yang dibuat dengan tujuan
untuk digunakan sebagai alat pembuktian mengenai
perbuatan, kenyataan atau keadaan yang bersifat
perdata, sehingga berdasarkan Pasal 2, Peraturan
Pemerintah No. 24 Tahun 2000 tentang Perubahan Tarif
Bea Materai dan Besarnya Batas Pengenaan Harga
Nominal Yang Dikenakan Bea Materai, dokumen
tersebut dikenakan bea materai Rp10.000,- (sepuluh
ribu rupiah)

72
RUANG LINGKUP PEMBERIAN KUASA
• Kuasa Umum:
• Pemberian kuasa meliputi segala kepentingan
si Pemberi Kuasa (perbuatan pengurusan)

• Kuasa Khusus:
• Pemberian kuasa meliputi satu kepentingan
tertentu atau lebih (hal tertentu).

73
Pemberian kuasa dapat dilakukan dengan cara:

• Kuasa dengan Hak Substitusi:


• Kuasa yang dapat dialihkan kepada pihak lain oleh
Penerima Kuasa

• Kuasa tanpa Hak substitusi:


• Kuasa yang tidak dapat dialihkan kepada pihak lain
• Apabila pada Surat Kuasa tidak tercantum clausul
“Diberikan dengan Hak substitusi” atau tercantum
clausul “Diberikan tanpa Hak substitusi”, maka Kuasa
tersebut dianggap diberikan “tanpa Hak Substitusi”.

74
• Dalam praktek dikenal pula istilah Kuasa Mutlak, s
• uatu jenis lembaga kuasa dimana secara mutlak si Pemberi Kuasa
melepaskan hak-haknya kepada si Penerima Kuasa untuk
melakukan segala perbuatan pengurusan dari pemilikan dan atau
pengalihan hak atas barang tertentu.

• Sifat Kuasa Mutlak


• dinyatakan secara tegas oleh Pemberi Kuasa bahwa kuasa tidak
dapat dicabut kembali dan tidak dapat batal atau dibatalkan oleh
sebab-sebab batalnya surat kuasa yang ditentukan oleh KUH
Perdata
• Penerima kuasa dibebaskan dari kewajiban untuk memberikan
pertanggung-jawaban sebagai penerima kuasa kepada Pemberi
Kuasa

75
BERAKHIRNYA PEMBERIAN KUASA
• Ditariknya/dicabutnya kembali pemberian kuasa oleh si
Pemberi Kuasa
• Pemberitahuan penghentian kuasanya oleh si Pemberi
Kuasa
• Meninggalnya si Pemberi Kuasa atau si Penerima Kuasa
• Si Pemberi Kuasa atau si Penerima Kuasa ditaruh
dibawah pengampuan
• Pailitnya si Pemberi Kuasa atau si Penerima Kuasa
• Pengangkatan seorang Kuasa baru untuk menjalankan
urusan yang sama

76
Pengecualian Berakhirnya Kuasa
• Kuasa tidak akan berakhir dengan
ditarik/dicabutnya Kuasa oleh Pemberi Kuasa
atau meninggalnya Pemberi Kuasa apabila Kuasa
tersebut bersifat accesoir artinya : Kuasa tersebut
digantungkan kepada Perjanjian lain.
• Misalnya kuasa untuk menjual tanah sebagai
jaminan kredit, dimana kuasa tersebut menunjuk
kepada Perjanjian induknya yaitu Perjanjian
Kredit. Kuasa untuk mendebet rekening sebagai
pembayaran angsuran, dimana kuasa tersebut
menunjuk pada Perjanjian Kredit.

77
VII Kerahasiaan Bank

7
8
78
DEFINISI
RAHASIA BANK
adalah segala sesuatu yang berhubungan
dengan keterangan mengenai Nasabah
Penyimpan dan Simpanannya

79
DEFINISI
NASABAH PENYIMPAN :
adalah Nasabah yang menempatkan dananya di Bank
dalam bentuk simpanan berdasarkan perjanjian antara
Bank dengan nasabah yang bersangkutan.
kepada Bank berdasarkan perjanjian SIMPANAN :
adalah dana yang dipercayakan oleh masyarakat
penyimpanan dana dalam bentuk giro, deposito,
sertifikat deposito, tabungan dan/atau bentuk lain yang
dipersamakan dengan itu

80
• Yang dimaksud dengan segala sesuatu yang berhubungan dengan
keterangan mengenai nasabah penyimpan dan simpanannya meliputi
segala keterangan tentang orang dan badan yang memperoleh pemberian
layanan dan jasa dalam lalu lintas uang, baik dalam maupun luar negeri,
meliputi :

1. Jumlah kredit;
2. Jumlah dan jenis rekening nasabah (Simpanan Giro, Deposito, Tabanas,
Sertifikat, dan surat berharga lainnya);
3. Pemindahan (transfer) uang;
4. Pemberian garansi bank;
5. Pendiskontoan surat-surat berharga; dan
6. Pemberian kredit

81
Cakupan Rahasiaan Bank(2)
• Pasal 41 UU No.21 Tahun 2008 tentang
Perubahan Syariah.
• “Bank dan Pihak Terafiliasi wajib
merahasiakan keterangan mengenai Nasabah
Penyimpan dan Simpanannya serta Nasabah
Investor dan Investasinya”.

82
83
84
85
Kerahasiaan Bank(4)
• PELANGGARAN RAHASIA BANK

Pelanggaran Rahasia Bank adalah perbuatan memberikan keterangan


mengenai Nasabah Penyimpan dan simpanannya, secara melawan hukum
(bertentangan dengan Undang-Undang Perbankan) atau tanpa
persetujuan Nasabah Penyimpan yang bersangkutan. Pelanggaran Rahasia
Bank dapat dilakukan karena paksaan pihak ketiga atau karena
kesengajaan anggota Dewan Komisaris, Direksi, Pegawai Bank, atau Pihak
terafiliasi lainnya.

86
Kerahasiaan Bank(5)
1. Paksaan Pihak Ketiga
Paksaan Pihak ketiga diatur dalam Pasal 44A Undang-Undang Nomor 10
Tahun 1998 tentang Perbankan. Dalam Pasal tersebut ditentukan sebagai
berikut:

“Barang siapa tanpa membawa perintah tertulis atau izin dari Pimpinan
Bank Indonesia sebagaimana dimaksud dalam Pasal 41, Pasal 41A, dan
Pasal 42, dengan sengaja memaksa Bank atau Pihak Terafiliasi untuk
memberikan keterangan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 40,
diancam dengan pidana penjara sekurang-kurangnya 2 (dua) tahun dan
paling lama 4 (empat) tahun serta dendan sekurang-kurangnya
Rp10.000.000.000,00 (sepuluh miliar rupiah) dan paling banyak
Rp200.000.000.000,00 (dua ratus miliar rupiah)”

87
Kerahasiaan Bank(6)
2. Kesengajaan Pihak Bank atau Pihak Terafiliasi
Paksaan Pihak ketiga diatur dalam Pasal 44A Undang-Undang Nomor 10
Tahun 1998 tentang Perbankan. Dalam Pasal tersebut ditentukan sebagai
berikut:

“Kesengajaan pihak Bank dilakukan oleh Anggota Dewan Komisaris,


direksi, Pegawai Bank, atau Pihak Terafiliasi diatur dalam Pasal 47 ayat
(2) Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1998. Dalam Pasal tersebut
ditentukan bahwa :
“Anggota Dewan Komisaris, direksi, Pegawai Bank, atau Pihak Terafiliasi
lainnya yang dengan sengaja memberikan keterangan yang wajib
dirahasiakan menurut Pasal 40, diancam dengan pidana penjara
sekurang-kurangnya 2 (dua) tahun dan paling lama 4 (empat) tahun
serta denda sekurang-kurangnya Rp 4.000.000.000,00 (empat miliar
rupiah) dan paling banyak Rp 8.000.000.000,00 (delapan miliar rupiah)”

88
Kerahasiaan Bank(6)
Dalam penjelasan pasal Pasal 44A Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1998 diatas
dinyatakan bahwa yang dimkasud dengan Pegawai Bank adalah semua pejabat
dan karyawan Bank. Pihak Terafiliasi sebagaimana disebutkan dalam pasal diatas,
diatas, menurut Pasal 1 angka (22) Undang-Undang Nomor 10 tahun 1998
adalah:
1. Anggota Dewan Komisaris, pengawas pengelola atau kuasanya, pejabat atau
karyawan Bank;
2. Anggota pengurus, pengawas pengelola atau kuasanya, pejabat atau
karyawan Bank. Khusus bagi Bank berbentuk hukum Koperasi sesuai dengan
peraturan perundang-undangan yang berlaku;
3. Pihak yang memberikan jasanya kepada Bank, antara lain akunta public,
penilai, konsultan hukum, dan konsultan lainnya;
4. Pihak yang menurut penilaian Bank Indonesia turut serta mempengaruhi
pengelolaan Bank, antara lain pemegang saham dan keluarganya, keluarga
Komisaris, keluarga pengawas, keluarga direksi, dan keluarga pengurus.

89
DASAR HUKUM (1)
• UU No. 7 Tahun 1992 tentang Perbankan sebagaimana diubah
dengan UU No.10 Tahun 1998 jo UU No.21 Tahun 2008
tentang Perbankan Syariah
• PBI No.2/19/PBI/2000 tanggal 7 September 2000 tentang
persyaratan dan tatacara pemberian perintah atau ijin tertulis
membuka rahasia bank.
• UU No. 23 Tahun 1999 tentang BI sebagaimana telah diubah
dengan UU No.3 Tahun 2004
• UU No.15 Tahun 2002 tentang Tindak Pidana Pencucian Uang,
sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang No. 25
Tahun 2003
• UU No.30 Tahun 2002 tentang Komisi Pemberantasan Tindak
Pidana Terorisme.
• UU No. 15 Tahun 2003 tentang Penetapan Peru No.1 Tahun
2002 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Terorisme
menjadi Undang-Undang
90
DASAR HUKUM (2)
• UU No.15 Tahun 2002 tentang Tindak Pidana
Pencucian Uang, sebagaimana telah diubah dengan
Undang-Undang No. 25 Tahun 2003
• UU No.30 Tahun 2002 tentang Komisi
Pemberantasan Tindak Pidana Terorisme.
• UU No. 15 Tahun 2003 tentang Penetapan Peru No.1
Tahun 2002 tentang Pemberantasan Tindak Pidana
Terorisme menjadi Undang-Undang

91
DASAR HUKUM (3)
• UU No.31 Tahun 1999 tentang Pemberantasan
Tindak Pidana Korupsi, sebagaimana telah
diubah dengan UU No.20 Tahun 2001
• Keppres No.82 Tahun 2003 tanggal 3
Nopember 2003 tentang Tata Cara
Pelaksanaan Kewenangan PPATK.

92
DASAR HUKUM (4)
• Skep Dir BI No.27/120/KEP/DIR/1995 tanggal 25 Januari
tentang tata cara tukar menukar informasi antar bank.
• SEBI No.27/6/UPPB tanggal 25 Januari 1995 tentang tata cara
tukar menukar informasi antar bank.
• Keputusan Kepala PPATK No.2/1/KEP.PPATK/ 2003 tanggal 9
Mei 2003 tentang pedoman umum pencegahan dan
pemberantasan tindak pidana pencucian uang bagi penyedia
jasa keuangan

93
DASAR HUKUM (5)
• Surat Ketua MA No. KMA/694/RHS/XII/2004 tanggal 3
Desember 2004 yang ditujukan kepada Gubernur BI perihal
pertimbangan hukum atas pelasanaan kewenangan KPK
terkait dengan ketentuan rahasia bank.
• Surat dari Direktorat Penelitian dan Pengaturan Perbankan,
Bank Indonesia No.6/659/DPNP/IDPnP tanggal 24 Desember
2004 perihal pertimbangan hukum atas pelaksanaan
kewenangan KPK terkait dengan ketentuan rahasia bank.

94
Apa yang wajib dirahasiakan?
• Bank wajib merahasiakan segala sesuatu yang
berhubungan dengan keterangan mengenai Nasabah
Penyimpan dan Simpanan Nasabah (Pasal 2 ayat (1)
PBI No.2/19/PBI/2000)
• Keterangan mengenai Nasabah selain Nasabah selain
Nasabah Penyimpan bukan merupakan keterangan
yang wajib dirahasiakan oleh Bank (Pasal 2 ayat (2)
PBI No.2/19/PBI/2000)

95
Penjelasan Pasal 2 ayat (2) PBI
No.2/19/PBI/2000
Keterangan mengenai Nasabah selain Nasabah
Penyimpan tidak wajib dirahasiakan.
Pemberian keterangan sebagaimana dimaksud dalam
ayat ini diserahkan sepenuhnya kepada
kebijaksanaan Bank dengan tetap memperhatikan
adanya kaitan yang erat antara keterangan yang
diminta dengan dengan peminta keterangan serta
kepentingan penegakan hukum yang dilakukan oleh
aparat penegak hukum.

96
Bukan Merupakan Rahasia Bank
• Keterangan mengenai Nasabah selain Nasabah Penyimpan
• Penyerahan keterangan diserahkan kepada unit kerja dengan
memperhatikan:
- adanya kaitan yang erat antara keterangan yang
diminta dengan peminta keterangan
- Kepentingan penegakan hukum yang dilakukan oleh
aparat penegak hukum
- Ketentuan di bidang Pasar Modal, khususnya
menyangkut fakta material

97
KETENTUAN UMUM (1)
Bank wajib menjaga Rahasia Bank.
Kewajiban menjaga Rahasia Bank berlaku pula bagi Pihak
Terafiliasi.
Pihak Terafiliasi, adalah :
a. Komisaris, pengawas, Direksi atau kuasanya,
pejabat atau karyawan Bank.
b. Pihak yang memberikan jasanya kepada
Bank, a.l akuntan publik, penilai, konsultan
hukum dan konsultan lainnya.
c. Pihak yang menurut penilaian Bank Indonesia turut
serta mempengaruhi pengelolaan Bank, antara lain
pemegang saham dan keluarganya, keluarga
Komisaris, keluarga pengawas, keluarga Direksi,
keluarga pengurus.

98
KETENTUAN UMUM (2)
Apabila Nasabah ybs adalah Nasabah penyimpan dan
sekaligus Nasabah Debitur → Bank wajib merahasiakan
kedudukannya sebagai nasabah penyimpan.
Keterangan mengenai nasabah selain sebagai Nasabah
Penyimpan, bukan merupakan keterangan yang wajib
dirahasiakan Bank.
Apabila Bank melakukan kegiatan usaha penunjang pasar
modal, maka ketentuan mengenai Pihak Terafiliasi
berpedoman pada ketentuan pasar modal yang berlaku bagi
Bank.

99
KETENTUAN UMUM (3)
Dalam hal terjadi penyitaan simpanan, dimana
sekaligus diperlukan keterangan atas Nasabah
Penyimpan dan Simpanannya, maka
perlakuannya tunduk pada ketentuan Rahasia
Bank.
Untuk pemblokiran → diihat kasus per kasus.

100
PENGECUALIAN RAHASIA BANK
1. Kepentingan perpajakan.
2. Penyelesaian piutang Bank yang sudah diserahkan
kepada PUPN/DJPLN.
3. Kepentingan peradilan dalam perkara pidana atau
perdata (antara Bank dengan nasabah).
4. Tukar menukar informasi antar Bank.
5. Permintaan, persetujuan, kuasa Nasabah Penyimpan
secara tertulis.
6. Permintaan ahli waris yang sah dari Nasabah
Penyimpan yang telah meninggal dunia.

101
PENGECUALIAN RAHASIA BANK
8. Melaksanakan tugas dan kewenangan kepala
PPATK.
9. Pemeriksaan Tindak Pidana Pencucian Uang atau
Terorisme.
10. Penyelidikan, penyidikan dan penuntutan dari KPK.
11. Pelaksanaan Kewenangan Bank Indonesia.
12. Kurator untuk kepentingan pengawasan dan
penyelesaian boedel pailit.

102
Kepentingan Perpajakan
Pimpinan Bank Indonesia atas permintaan Menteri Keuangan
berwenang mengeluarkan “perintah tertulis” kepada Bank
agar :
- memberikan keterangan
- memperlihatkan bukti tertulis/ surat-surat
mengenai keadaan keuangan Nasabah Penyimpan kepada
pejabat pajak.
Perintah tertulis tersebut, harus mencantumkan :
- Nama dan jabatan pejabat pajak
- Nama nasabah yang dikehendaki
- Nama kantor Bank tempat nasabah mempunyai
simpanan
- Keterangan yang diminta; dan
- Alasan diperlukannya keterangan

103
Kepentingan Penyelesaian
Piutang Bank

• Pimpinan BI memberikan izin tertulis kepada pejabat


PUPN/DJPLN untuk memperoleh keterangan mengenai
Simpanan Nasabah Debitur.
• Izin tertulis berdasarkan permintaan tertulis dari ka.
PUPN/DJPLN
• Permintaan tsb. harus mencantumkan :
- Nama dan jabatan pejabat PUPN/DJPLN
- Nama Nasabah Debitur ybs.
- Nama kantor Bank tempat simpanan Nasabah Debitur
- keterangan yang diminta
- alasan diperlukannya keterangan

104
Kepentingan Peradilan dalam Perkara Pidana
• Pimpinan BI dapat memberikan izin tertulis kepada polisi, jaksa,
atau hakim untuk memperoleh keterangan mengenai simpanan
tersangka atau terdakwa pada Bank.
• Izin tertulis tsb adalah atas permintaan tertulis dari Kepala
Kepolisian RI, Jaksa Agung RI, atau Ketua MARI
• Permintaan tertulis tsb, harus menyebutkan :
- Nama dan jabatan polisi NRP/NIP, jaksa, atau hakim;
- Nama tersangka atau terdakwa;
- Nama kantor Bank tempat tersangka atau terdakwa
punya simpanan;
- Keterangan yang diminta;
- Alasan diperlukannya keterangan; dan
- Hubungan perkara pidana ybs dengan keterangan yang
diminta.

105
Kepentingan Peradilan dalam Perkara Perdata
antara Bank dengan Nasabah
• Dalam perkara perdata antara Bank vs
Nasabah, Direksi dapat memberikan informasi
kepada pengadilan tentang keadaan keuangan
nasabah ybs berikut keterangan lain yang
relevan & terkait dengan perkara tsb.
• Tidak diperlukan izin atau perintah membuka
rahasia Bank dari Pimpinan BI

106
Tukar Menukar Informasi antar Bank
• Permintaan dan pemberian informasi keadaan
kredit yang diberikan oleh Bank kepada seoran
Debitur, Direksi dapat memberitahukan
keadaan keuangan nasabahnya kepada Bank
lain.
• Tidak diperlukan ijin atau perintah membuka
rahasia Bank dari Pimpinan BI

107
Permintaan, Persetujuan atau Kuasa Nasabah
Penyimpan
• Atas permintaan, persetujuan atau kuasa dari
Nasabah Penyimpan secara tertulis, Bank dapat
memberikan keterangan mengenai simpanan
Nasabah penyimpan pada Bank kepada pihak yang
ditunjuk.
• Tidak diperlukan ijin atau perintah membuka rahasia
Bank dari Pimpinan BI

108
Permintaan Ahli Waris Nasabah Penyimpan yang
Sudah Meninggal Dunia
Ahli waris sah dari Nasabah penyimpan berhak
memperoleh keterangan mengenai simpanan dari
Nasabah penyimpan.
Tidak diperlukan ijin atau perintah membuka rahasia
Bank dari Pimpinan BI
Memperhatikan ketentuan SE No. LGL/001/2000
tanggal 1 Februari 2000 perihal Harta
Peninggalan/Warisan

109
Tugas dan Kewenangan Kepala PPATK
Tidak berlaku ketentuan Rahasia Bank, pada saat
PPATK menjalankan tugas dan wewenang sebagai
berikut :
• Meminta dan menerima laporan dari Bank.
• Meminta informasi mengenai perkembangan
penyidikan atau penuntutan terhadap Tindak Pidana
Pencucian Uang.
• Melakukan audit kepada Bank berkaitan dengan
laporan transaksi keuangan.

110
Tindak Pidana Pencucian Uang/Terorisme

Surat Permintaan Keterangan ditandatangani oleh


Kapolri/Kapolda untuk permintaan dari penyidik,
Kejagung/Kejati untuk permintaan dari penuntut umum dan
Hakim Ketua Majelis yang memeriksa perkara.
Mencantumkan :
- Nama dan jabatan penyidik, penuntut umum atau
hakim.
- Identitas pihak yang dilaporkan PPATK, tersangka
atau terdakwa.
- Tindak pidana yang disangkakan atau didakwakan.
- Tempat Harta Kekayaan

111
Pengecualian Rahasia Bank Lainnya

Kewenangan KPK
Kewenangan Bank Indonesia
Kewenangan kurator

112
Membuka Rahasia Bank
Memenuhi syarat kewenangan (kepala unit
kerja, pejabat yang berwenang)
Memenuhi syarat dokumentasi hukum.

113
VIII Penyitaan dan Pemblokiran

1
1 114
4
PRINSIP-PRINSIP DASAR PEMBLOKIRAN
Pemblokiran dapat terjadi dalam:

 Perkara Pidana;
 Tindak Pidana Pencucian Uang;
 Tindak Pidana Korupsi;
 Pencegahan Tindak Pidana Terorisme;
 Penagihan Pajak dengan Surat Paksa;
 Pengurusan Piutang Negara oleh KPKNL

115 12 March 2021 115


PRINSIP-PRINSIP DASAR PEMBLOKIRAN
 Pemblokiran rekening simpanan didasarkan pada perintah pejabat yang
berwenang atau pertimbangan Bank sendiri.
 Pejabat Bank meyakini kebenaran perintah/permintaan pemblokiran
dimaksud.
 Harus dilakukan oleh Pejabat Bank yang berwenang. Jika surat perintah
pemblokiran diterima selain oleh Pejabat Bank yang berwenang, maka
wajib segera diteruskan kepada Pejabat Bank yang berwenang.
 Rekening simpanan yang diblokir tetap berada dalam pengelolaan Bank.
 Wajib memperhatikan ketentuan Rahasia Bank.
 Pencabutan Pemblokiran:
- Dalam perkara tindak pidana umum, tindak pidana pencucian uang,
korupsi dan terorisme hanya dapat dilakukan atas perintah
lembaga/instansi yang berwenang sesuai tingkat pemeriksaan perkara
ybs.
- Untuk penagihan pajak dengan surat paksa dan pengurusan piutang
Negara oleh KP2LN hanya dapat dilakukan oleh/atas perintah pihak yang
memerintahkan pemblokiran.

116 12 March 2021 116


PEMBLOKIRAN REKENING SIMPANAN DALAM
PERKARA PIDANA
 Pemblokiran dilakukan atas permintaan/perintah tertulis Penyidik.
 Apabila diikuti permintaan data/keterangan mengenai rekening simpanan
dan pemiliknya, maka wajib memastikan Penyidik memiliki ijin membuka
Rahasia Bank dari Pimpinan BI dan/atau persetujuan/kuasa tertulis dari
nasabah.
 Rekening yang dapat diblokir adalah rekening milik Tersangka atau siapapun
sepanjang terkait dengan tindak pidana yang sedang diperiksa.
 Dibuatkan berita Acara Pemblokiran.
 Diberitahukan secara tertulis kepada pemilik Rekening dan Penyidik (tanpa
dilampiri Berita Acara Pemblokiran)
 Pencabutan hanya dapat dilakukan oleh/atas perintah lembaga/instansi
yang berwenang sesuai tingkat pemeriksaan perkara.
 Didasarkan pada perintah tertulis dari Penyidik, Penuntut Umum atau
Hakim.

117 12 March 2021 117


PEMBLOKIRAN REKENING SIMPANAN DALAM
PERKARA TINDAK PIDANA PENCUCIAN UANG
 Rekening yang dapat dimintakan pemblokiran oleh Penyidik, Penuntut
Umum atau Hakim adalah:
- Rekening setiap orang, apabila berasal dari laporan PPATK;
- Rekening milik nasabah berstatus Tersangka, apabila bukan berasal dari
laporan PPATK.
 Dibuat Berita Acara Pemblokiran dan tindasannya diserahkan kepada
Penyidik, Jaksa Penuntut Umum (JPU) atau Hakim paling lambat 1 (satu) hari
kerja terhitung mulai tanggal pelaksanaan pemblokiran.
 Pemblokiran dilakukan paling lama 30 (tiga puluh) hari kerja.
 Dalam hal jangka waktu pembokiran berakhir, pelapor wajib mengakhiri
pemblokiran demi hukum.
 Pencabutan hanya dapat dilakukan oleh/atas perintah lembaga/instansi yang
berwenang sesuai tingkat pemeriksaan perkara ybs.

118 12 March 2021 118


PEMBLOKIRAN REKENING SIMPANAN DALAM
PERKARA TINDAK PIDANA KORUPSI
 Rekening yang dapat dimintakan pemblokiran oleh Penyidik, Penuntut
Umum atau Hakim adalah rekening milik nasabah berstatus Tersangka atau
Terdakwa yang diduga hasil korupsi.
 Khusus penyidikan tindak pidana korupsi oleh KPK, pemblokiran dapat
dilakukan terhadap rekening yang diduga sebagai hasil korupsi milik
Tersangka, Terdakwa atau pihak lain yang terkait.
 Dibuatkan Berita Acara Pemblokiran.
 Diberitahukan secara tertulis kepada pemilik rekening dan penyidik (tanpa
dilampiri Berita Acara Pemblokiran)
 Pencabutan hanya dapat dilakukan oleh/atas perintah lembaga/instansi
yang berwenang sesuai tingkat pemeriksaan perkara.
 Didasarkan pada perintah tertulis dari Penyidik, Penuntut Umum atau
Hakim.

119 12 March 2021 119


PEMBLOKIRAN REKENING SIMPANAN DALAM
PERKARA TINDAK PIDANA TERORISME
 Rekening yang dapat dimintakan pemblokiran oleh Penyidik, Penuntut
Umum atau Hakim adalah rekening setiap orang yang diketahui atau patut
diduga merupakan hasil tindak pidana terorisme dan/atau tindak pidana
berkaitan dengan terorisme
 Dibuat Berita Acara Pemblokiran dan diserahkan kepada Penyidik, Jaksa
Penuntut Umum atau Hakim paling lambat 1 (satu) hari kerja terhitung
mulai tanggal pelaksanaan pemblokiran
 Pencabutan hanya dapat dilakukan oleh/atas perintah lembaga/instansi yang
berwenang sesuai tingkat pemeriksaan perkara ybs.

120 12 March 2021 120


PEMBLOKIRAN REKENING SIMPANAN DALAM
PENAGIHAN PAJAK DENGAN SURAT PAKSA
 Didasarkan pada permohonan tertulis dari Kepala Kantor Pelayanan
Pajak/Kantor Pelayanan PBB, disertai salinan surat paksa dan surat perintah
melaksanakan penyitaan.
 Sekurang-kurangnya mencantumkan nama, NPWP dan alamat pemilik
rekening (bersifat kumulatif)
 Bank berhak menolak permohonan pemblokiran dalam hal:
- Tidak dipenuhi syarat pada dash ke-2 di atas;
- Terdapat perbedaan dengan data Bank;
Tanpa harus menyebutkan detail perbedaan data dimaksud.
 Dibuatkan Berita Acara Pemblokiran dan salinannya disampaikan kepada
Kepala Kantor Pelayanan Pajak/Kantor Pelayanan PBB.
 Pengiriman salinan ke pemilik rekening dilakukan pada hari yang sama
dengan tanggal pemblokiran
 Memperhatikan ketentuan Rahasia Bank (tanpa perlu mencantumkan
nomor rekening nasabah/data nasabah lainnya).
 Pencabutan pemblokiran hanya dapat dilakukan oleh/atas perintah pihak
yang memerintahkan/meminta pemblokiran.
121 12 March 2021 121
PEMBLOKIRAN REKENING SIMPANAN DALAM
PENGURUSAN PIUTANG NEGARA OLEH KPKLN

 Permohonan pemblokiran didasarkan surat permintaan


pemblokiran yang ditandatangani oleh Kepala KPKLN, dengan
melampirkan copy izin tertulis dari pimpinan BI.
 Dibuatkan Berita Acara Pemblokiran dan tindasannya disampaikan
kepada Kepala KPKLN.
 Diberitahukan secara tertulis kepada pemilik rekening
 Pencabutan pemblokiran hanya dapat dilakukan atas perintah pihak
yang memerintahkan/meminta pemblokiran.

122 12 March 2021 122


PEMBLOKIRAN REKENING SIMPANAN ATAS DASAR
PERJANJIAN ANTARA BANK DENGAN NASABAH
 Pemblokiran dapat dilakukan atas dasar kewenangan Bank yang timbul dari
perjanjian antara Bank dengan Nasabah
 Dalam syarat-syarat umum pembukaan rekening (SUPR), Bank atas
pertimbangan sendiri berhak & berwenang memblokir dalam hal terdapat
indikasi/dugaan adanya:
- Sengketa intern dalam diri pemilik rekening atau berdasarkan
pertimbangan Bank dapat menimbulkan kerugian bank;
- Tindak pidana atas sebagian atau seluruh dana yang terdapat rekening
simpanan.
 Meyakini pemilik rekening simpanan telah menandatangani SUPR yang
mengatur pemblokiran dimaksud
 Dibuatkan Berita Acara Pemblokiran.
 Diberitahukan secara tertulis kepada pemilik rekening

123 12 March 2021 123


PEMBLOKIRAN REKENING SIMPANAN ATAS DASAR
PERJANJIAN ANTARA BANK DENGAN NASABAH
 Dalam hal dugaan Bank atas adanya tindak pidana kemudian menjadi perkara di
pihak berwajib, maka:
- Apabila terdapat permintaan tertulis pemblokiran dari pihak berwajib,
berlaku ketentuan pemblokiran rekening simpanan oleh pihak berwajib.
- Apabila tidak ada, maka berlaku ketentuan pemblokiran berdasarkan SUPR
tersebut di atas.
 Ketentuan mengenai pencabutan pemblokiran:
- Jika pemblokiran didasarkan indikasi perselisihan intern, pencabutan dapat
dilakukan berdasarkan adanya bukti tertulis mengenai penyelesaian
perselisihan;
- Jika pemblokiran didasarkan pada permintaan pihak berwajib, maka
dilakukan berdasarkan perintah dari pihak yang berwenang;
- Jika pemblokiran berdasarkan indikasi/dugaan tindak pidana dan pihak
berwajib tidak meminta pemblokiran, maka dilakukan berdasarkan
pertimbangan pejabat Bank yang berwenang.
 Pencabutan pemblokiran diberitahukan secara tertulis kepada pemilik rekening.

124 12 March 2021 124


PRINSIP –PRINSIP DASAR PENYITAAN
 Penyitaan dapat dilakukan oleh pihak berwajib.
 Harus dilalkukan oleh pejabat bank yang berwenang. Jika surat perintah
pemblokiran diterima selain oleh pejabat bank yang berwenang, maka wajib
segera diteruskan kepada pejabat bank yang berwenang.
 Wajib memperhatikan ketentuan Rahasia Bank.
 Pengangkatan penyitaan:
- Dalam rangka proses perkara pidana, tind pid pencucian uang, tind pid.
korupsi dan t.p. terorisme, hanya dapat dilakukan oleh/atas perintah
lembaga/instansi yang berwenang sesuai tingkat pemeriksaan perkara;
- Dalam perkara perdata, penagihan pajak dengan surat paksa dan
pengurusan piutang Negara oleh KPKNL, hanya dapat dilakukan oleh/atas
perintah pihak yang memerintahkan penyitaan.

125 12 March 2021 125


PENYITAAN REKENING SIMPANAN DALAM PERKARA
PERDATA
 Dibedakan menjadi:
- Sita eksekusi (executorial beslag);
- Sita jaminan (conservatoir beslag/revindicatoir beslag).
 Telah terdapat putusan/penetapan dari Pengadilan.
 Terdapat kesesuaian dokumen yang terkait dengan identitas juru sita dan surat
perintah tugasnya.
 Berita Acara Penyitaan dibuat oleh jurusita, disaksikan/turut ditandatangani oleh
pejabat Bank. Salah satu tindasannya diperuntukkan bagi Bank.
 Pengangkatan penyitaan hanya dapat dilakukan atas perintah pihak yang
lakukan penyitaan.
 Diberitahukan secara tertulis kepada pemilik rekening.
 Untuk sita jaminan (conservatoir beslag/revindicatoir beslag), tidak terdapat
pencairan dana dan/atau pengalihan dana dari rekening simpanan (esensinya
sama dengan pemblokiran).

126 12 March 2021 126


PENYITAAN REKENING SIMPANAN DALAM PERKARA
PIDANA
 Penyitaan hanya dapat dilakukan oleh penyidik dengan surat izin Ketua
Pengadilan Negeri (PN) setempat.
 Dalam keadaan mendesak dimana penyidik tidak dapat memperoleh izin
dimaksud, penyidik dapat melakukan penyitaan, namun penyidik wajib segera
melaporkan kepada ketua PN setempat guna memperoleh persetujuan
 Penyidik berwenang memerintahkan kepada Bank menyerahkan dana yang
terdapat pada rekening kepada penyidik dengan bukti surat tanda penerimaan.
 Berita Acara Penyitaan dibuat oleh Penyidik, disaksikan/turut ditandatangani
oleh pejabat Bank dan tindasannya diserahkan kepada Bank.
 Diberitahukan secara tertulis kepada pemilik rekening.

127 12 March 2021 127


PENYITAAN REKENING SIMPANAN BERKAITAN
DENGAN TINDAK PIDANA PENCUCIAN UANG
 Proses penyitaan rekening simpanan berkaitan
dengan Tindak Pidana Pencucian Uang dilakukan
oleh Penyidik, Jaksa Penuntut Umum dan Hakim.
 Prosedur penyitaan sama dengan prosedur
penyitaan dalam perkara pidana (lihat uraian
sebelumnya).

128 12 March 2021 128


PENYITAAN REKENING SIMPANAN BERKAITAN
DENGAN TINDAK PIDANA KORUPSI

 Proses penyitaan rekening simpanan berkaitan dengan


Tindak Pidana Korupsi dilakukan oleh Penyidik, Jaksa
Penuntut Umum dan Hakim.
 Prosedur penyitaan sama dengan prosedur penyitaan dalam
perkara pidana (lihat uraian sebelumnya)
 Salinan Berita Acara Penyitaan disampaikan kepada pemilik
rekening simpanan atau Bank.

129 12 March 2021 129


PENYITAAN REKENING SIMPANAN BERKAITAN
DENGAN TINDAK PIDANA TERORISME
 Proses penyitaan rekening simpanan berkaitan dengan
Tindak Pidana Terorisme dilakukan oleh Penyidik, Jaksa
Penuntut Umum dan Hakim.
 Prosedur penyitaan sama dengan prosedur penyitaan dalam
perkara pidana (lihat uraian sebelumnya)

130 12 March 2021 130


PENYITAAN REKENING SIMPANAN DALAM RANGKA
PENAGIHAN PAJAK DENGAN SURAT PAKSA
 Merupakan rangkaian proses dari pemblokiran sebelumnya (vide pemblokiran
dalam rangka penagihan pajak dengan surat Paksa)
 Jurusita Pajak setelah menerima Berita Acara Pemblokiran dari Bank,
memerintahkan penanggung pajak untuk memberikan kuasa kepada Bank agar
memberitahukan saldo kekayaan penanggung pajak yang tersimpan di Bank
kepada jurusita pajak.
 Apabila penanggung tidak bersedia memberikan kuasa kepada Bank, maka
pejabat akan meminta BI (melalui Menkeu) untuk memerintahkan Bank
memberitahukan saldo kekayaan penanggung pajak yang tersimpan di Bank.
 Setelah saldo kekayaan diketahui, jurusita Pajak melaksanakan penyitaan dan
membuat Berita Acara Penyitaan. Salinannya disampaikan kepada penanggung
pajak.
 Pencabutan sita dilaksanakan dengan menyampaikan surat pencabutan sita dari
Kepala Kantor Pelayanan Pajak/Kantor Pelayanan PBB kepada penanggung
pajak dan tembusannya disampaikan kepada Bank.

131 12 March 2021 131


PENYITAAN REKENING SIMPANAN DALAM RANGKA
PENGURUSAN PIUTANG NEGARA
 Penyitaan rekening nasabah sebagai penanggung hutang dilakukan berdasarkan
Surat Perintah Penyitaan dari Panita Cabang KPKLN.
 Penyitaan dilakukan apabila pemilik rekening tidak melunasi hutangnya dalam
jangka waktu 1 X 24 jam sejak surat paksa diberitahukan.
 Berita Acara Penyitaan dibuat oleh jurusita piutang Negara dan turut
ditandatangani oleh pemilik rekening serta minimal 2 (dua) orang Saksi. Berita
Acara Penyitaan tetap sah, meski pemilik rekening menolak menandatangani
atau tidak hadir.
 Penyitaan didahului dengan pemblokiran dan uang hasil penyitaan ditransfer ke
rekening Bendaharawan Penerima KPKLN

132 12 March 2021 132


IX Ketentuan Ahli Waris

1
3 133
3
KETENTUAN UMUM
– Pengamanan terhadap rekening setelah
mendapatkan informasi berdasarkan “informasi”/
dokumen bukti meninggalnya nasabah.
• WNI : Surat Keterangan Kematian dari Instansi
Berwenang seperti Kelurahan, Rumah
Sakit/Dokter atau Kepolisian.
• WNA : Akta atau Dokumen kematian (sudah
dilegalisir).
– Melakukan pemblokiran, pencabutan surat-
surat kuasa.

134
DOKUMEN AHLI WARIS WNI
• Akte/Surat Kematian dari kelurahan setempat / Rumah Sakit / Catatan
Sipil.
• Kartu Keluarga dari Nasabah yang meninggal.
• Akte Perkawinan/Buku Nikah (jika Nasabah yang meninggal telah
menikah).
• Akta Kelahiran/Surat Kenal Lahir / Penetapan Adopsi (dari pengadilan)
dari anak-anak yang meinggal dunia sebagai ahli waris.
• Kartu Identitas Diri dari masing-masing ahli waris.
• Surat Tanda Bukti sebagai Ahli Waris :

• Wasiat dari pewaris (yang dibuat sesuai UU), atau


• Putusan Pengadilan, atau
• Penetapan Hakim / Ketua Pengadilan, atau

• Surat Keterangan Ahli Waris yang dibuat :
• Untuk Penduduk Asli – dibuat dgn disaksikan 2
orang saksi dan dikuatkan oleh Kepala Desa /
Kelurahan dan Camat setempat.
• WNI keturunan Tionghoa – yang dibuat oleh
Notaris.
• WNI keturunan Timur Asing – yang dibuat oleh Balai
Harta Peninggalan.

135
DOKUMEN AHLI WARIS WNA
– Akta atau dokumen kematian dari negara dimana nasabah WNA
meninggal dunia.
– Dokumen ahli waris terdiri dari :
• Surat penetapan atau dokumen keterangan waris (sesuai dgn
peraturan yang berlaku di negara asal).
• Surat kuasa dari para ahli waris kepada salah seorang ahli waris /
pihak lain yang ditunjuk untuk mengurus segala kepentingan atau
sesuatu yang berkenaan dengan rekening di Bank Syariah Mandiri,
kecuali kuasa atau penunjukkan dimaksud sudah tertera didalam
Surat Penetapan atau Dokumen Keterangan Waris.

• Semua dokumen ini harus di legalisir oleh Kedutaan / Konsulat RI di negara
asal Nasabah WNA tersebut

136
SURAT PERNYATAAN
• Ahli Waris membuat Surat Pernyataan yang
membebaskan Bank Syariah dari tuntutan ataupun
gugatan dalam bentuk apapun dari pihak manapun
juga dan oleh karenanya segala resiko apapun juga
berkenaan dengan rekening nasabah.

137
Terima Kasih

138

Anda mungkin juga menyukai