Upaputungan, Artikel3 Jurnal Raden Febrianto
Upaputungan, Artikel3 Jurnal Raden Febrianto
2 : 355 – 363 (Juli 2021) pISSN 0852 – 2626 eISSN 2615 – 8698
ABSTRAK
Ransum yang diberikan ditambahkan premix yang bermanfaat untuk pertumbuhan serta
produksi susu sapi perah. Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui produksi susu dan
kualitas susu sapi perah yang ditambahkan premix dalam ransum. Metode yang digunakan
dalam penelitian adalah rancangan acak kelompok (RAK) dengan tiga macam perlakuan
pemberian premix sebanyak 90 gram, pemberian premix sebanyak 70 gram, pemberian premix
sebanyak 50 gram masing-masing diulang sebanyak 6 ulangan. Hasil penelitian menunjukkan
bahwa pemberian 50 gram premix berpengaruh nyata terhadap produksi susu sapi Friesien
Holstein dengan jumlah 19,41 liter/ekor/hari sedangkan terhadap kualitas susu (berat jenis,
kadar lemak, protein) memberikan pengaruh tidak nyata. Pemberian premix sebanyak 50 gram
dapat meningkatkan jumlah produksi susu tetapi tidak mampu meningkatkan kualitas susunya.
ABSTRACT
355
Zootec Vol. 41 No. 2 : 355 – 363 (Juli 2021) pISSN 0852 – 2626 eISSN 2615 – 8698
356
Zootec Vol. 41 No. 2 : 355 – 363 (Juli 2021) pISSN 0852 – 2626 eISSN 2615 – 8698
357
Zootec Vol. 41 No. 2 : 355 – 363 (Juli 2021) pISSN 0852 – 2626 eISSN 2615 – 8698
5,8 kg ditambah juga dengan k. Setting jenis susu yang akan diperiksa
premix 25 gram. Campuran ini (susu sapi), lalu tekan tombol OK.
selanjutnya dimasukan kedalam bak l. Tunggu hingga proses pengujian
plastik kemudian ditambah air + 15 selesai dan catat hasil yang
liter aduk hingga merata kemudian ditampilkan pada layar.
diberikan langsung kepada ternak 2. Tahap pelaksanaan pencampuran
keesokan harinya pada Pada Pukul premix 70 dan 90 gram/ekor/hari dalam
07.00 WIB. ransum sapi perah laktasi dan
d. Pemberian jerami sebanyak 5 kg pemeriksaan sampel susu dilakukan
pada Pukul 08.00 WIB. mengikuti prosedur dan pengambilan
e. Sanitasi ternak dan kandang mulai sampel pemberian premix 50
dari memandikan ternak dan gram/ekor/hari dari point 1a – 1k.
membersihkan lantai kandang
keesokan harinya pada Pukul 05.00 Metode penelitian
WIB. Rancangan percobaan yang
f. Pembersihan ambing dan puting digunakan adalah Rancangan Acak
menggunakan air hangat dilakukan Kelompok (RAK) dengan pemberian
pada Pukul 05.30 WIB kemudian premix sebanyak 90 g, pemberian premix
dikeringkan dengan lap, pemerahan sebanyak 70 g, dan pemberian premix
susu dilakukan menggunakan mesin sebanyak 50 g. Setiap perlakuan diulang
perah, setelah pemerahan dilakukan sebanyak 6 kali. Setiap ulangan terdiri atas
celup puting pada masing-masing kelompok sapi dengan masing-masing
ternak kedalam cairan iodin untuk kapasitas produksi susu rendah (diberikan
mencegah penyakit mastitis pada perlakuan 90 g), sedang (diberikan
ternak. perlakuan 70 g), dan tinggi (diberikan
g. Setelah pemerahan selesai perlakuan 50 g). Perlakuan tersebut untuk
pengambilan sampel susu mengukur efektivitas pengaruh premix
menggunakan gelas ukur sebanyak terhadap produksi susu pada masing-
260 ml, kemudian dimasukan masing kelompok sapi perah. Data yang
kedalam kantung plastik kapasitas diperoleh dianalisis dengan Anova
500 gram. menggunakan SPSS untuk mengetahui
h. Kemasan sampel kantong susu pengaruh pemberian premix dalam ransum
tersebut dimasukan kedalam apakah berpengaruh nyata atau
cooling bag dan langsung dibawa ke berpengaruh tidak nyata terhadap produksi
Laboratorium Rumah Sakit Hewan dan kualitas susu.
Cikole untuk dilakukan
pemeriksaan uji kualitas air susu. HASIL DAN PEMBAHASAN
i. Keluarkan sampel kantong plastik
yang berisi susu dari cooling bag, Pengaruh perlakuan terhadap produksi
sementara itu nyalakan tombol susu
lactoscan. Sebelum alat digunakan Produksi susu (liter/ekor/hari)
lakukan “Cleaning” menggunakan adalah jumlah susu yang dihasilkan dari
washing solution. setiap hasil pemerahan selama satu hari.
j. Tuang susu kedalam tabung sampel Rataan produksi susu pada masing-masing
susu, kemudian simpan tabung perlakuan dapat dilihat pada Tabel 3.
sampel susu pada tempat yang Berdasarkan Tabel 3 dapat dilihat
sudah tersedia di Lactoscan untuk rataan produksi susu secara berurutan mulai
melakukan pemeriksaan. dari terendah sampai tertinggi diperoleh
dari perlakuan 90 g (10,34 liter/ekor/hari),
358
Zootec Vol. 41 No. 2 : 355 – 363 (Juli 2021) pISSN 0852 – 2626 eISSN 2615 – 8698
359
Zootec Vol. 41 No. 2 : 355 – 363 (Juli 2021) pISSN 0852 – 2626 eISSN 2615 – 8698
(2013) berat jenis susu dipengaruhi oleh masing- masing perlakuan dapat dilihat
kandungan yang terlarut di dalam susu pada Tabel 3.
dimana semakain banyak senyawa yang Dari Tabel 3. dapat dilihat rataan
terdapat dalam susu maka berat jenis susu kadar lemak susu secara berurutan dari
akan meningkat. Selanjutnya menurut yang tertinggi sampai terendah diperoleh
Sukarini (2006) berat jenis susu akan dari perlakuan 90 g (4,34%), 70 g (3,91%)
dipengaruhi oleh bahan kering dan kadar dan 50 g (3,74%). Rataan tersebut berada
lemak susu. diatas kadar lemak susu rata-rata untuk sapi
Guna mengetahui pengaruh perah FH menurut SNI (2011) yaitu 3,80%,
perlakuan terhadap berat jenis susu, maka dan hasil penelitian Umar dan Novita
dianalisis menggunakan sidik ragam. Hasil (2014) sebesar 3,70%. Guna mengetahui
analisis menunjukkan bahwa perlakuan pengaruh perlakuan terhadap kadar lemak
berpengaruh tidak nyata (P>0,05) terhadap susu, maka dianalisis menggunakan sidik
berat jenis susu. Hal ini menunjukan bahwa ragam. Hasil analisis menunjukkan bahwa
pemberian premix dalam ransum tidak perlakuan berpengaruh tidak nyata
mempengaruhi berat jenis susu secara (P>0,05) terhadap kadar lemak susu.
signifikan. Dengan demikian, pemberian premix dalam
Faktor-faktor yang mempengaruhi ransum pada tiga kelompok sapi percobaan
berat jenis susu adalah penyimpanan, memberikan pengaruh tidak nyata pada
proses pengolahan, pengamanan, bahan lemak susu.
kering dan kadar lemak susu. Berat jenis Tidak adanya pengaruh yang nyata
susu berbanding terbalik dengan kadar pada kadar lemak susu, hal tersebut diduga
lemak susu dimana semakin tinggi kadar disebabkan oleh kadar serat kasar yang
lemak susu maka semakin rendah berat terkandung di dalam ransum jumlahnya
jenisnya. Berat jenis susu dipengaruhi oleh relatif sama dan memenuhi kebutuhan
zat-zat padatan yang terkandung di dalam standar sapi perah FH laktasi, sehingga
susu seperti lemak, protein, laktosa, vitamin persentase kadar lemak yang dihasilkan
dan mineral (Rahman et al., 1992). relatif tidak jauh berbeda. Laryska dan
Pengamatan terhadap produksi susu yang Nurhajati (2013) menyatakan sapi perah
meningkat mengindikasikan kandungan air yang diberikan dengan jumlah konsentrat
di dalam susu tinggi, berbanding terbalik banyak dan proporsi hijauan lebih sedikit
dengan kandungan bahan kering. Sehingga maka mengakibatkan pada produksi saliva
hasil penelitian menunjukkan berat jenis menjadi menurun, sehingga pH rumen
susu yang tidak terpengaruh secara nyata menjadi rendah. Keadaan ini menyebabkan
akibat dari pemberian premix di dalam perubahan komposisi asam-asam lemak
ransum sapi perah penelitian karena terbang dalam rumen, sehingga produksi
proporsi peningkatan produksi susu pada asam asetat menjadi berkurang, seperti
tiga kelompok sapi percobaan relatif diketahui asam asetat yang dibentuk dalam
seimbang. rumen merupakan precursor (bahan baku)
utama pembentukan lemak susu
Kadar lemak susu (Setyaningtias et al., 2014). Dengan
Lemak susu yang juga disebut demikian apabila produksi asam asetat
sebagai butter fat merupakan komponen dalam rumen seimbang pada ketiga
yang sangat penting dalam susu, bahkan kelompok sapi percobaan akan
secara komersial lemak susu merupakan mengakibatkan kadar lemak susu yang
komponen yang sangat berharga. Flavor relatif seimbang pula.
susu dan sebagian besar produk susu olahan Menurut Muchtadi dan Sugiyono
terutama ditimbulkan oleh kandungan (1992) menyatakan kadar lemak susu
lemak dalam susu (Muchtadi and Sugiyono, dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu : 1)
1992). Rataan kadar lemak susu pada kadar lemak pakan, 2) pengaruh iklim, 3)
360
Zootec Vol. 41 No. 2 : 355 – 363 (Juli 2021) pISSN 0852 – 2626 eISSN 2615 – 8698
kadar lemak susu akan lebih tinggi saat mikroba. Peningkatan ketersediaan asam-
musim dingin, 4) periode laktasi, dan asam amino ini akan memberi kontribusi
prosedur pemerahan, 5) umur sapi yang terhadap peningkatan sintesis protein susu.
semakin tua kadar lemaknya akan semakin Peningkatan rasio konsentrat
rendah, dan 6) waktu pemerahan. mengakibatkan terjadinya peningkatan
Kadar protein susu energi metabolisme dan protein kasar pada
Protein merupakan zat gizi utama ternak yang diberi pakan rumput lapangan
dalam susu karena mengandung asam-asam (Sarah et al., 2016)
amino esensial yang diperlukan oleh tubuh Beberapa faktor yang
(Parakkasi, 1999). Rataan kadar protein mempengaruhi protein susu adalah faktor
susu dapat dilihat pada Tabel 3. internal (kondisi fisiologis, bangsa, tingkat
Data pada Tabel 3 dapat dilihat laktasi, kebuntingan, estrus, interval
rataan kadar protein susu secara berurutan beranak, dan umur) dan faktor eksternal
dari yang tertinggi sampai terendah yaitu ransum (Soeharsono, 2008).
diperoleh dari perlakuan 90 g (3,29%), 70 g
(3,22%) dan 50 g (3,16%). Rataan tersebut KESIMPULAN
berada diatas syarat minimum kadar protein
susu pada sapi FH menurut (SNI, 2011) Pemberian premix sebanyak 50
yaitu 2,80 %. gram pada kelompok sapi perah yang
Guna mengetahui pengaruh produksinya tinggi dapat meningkatkan
perlakuan terhadap kadar protein susu maka kapasitas produksi susunya tetapi tidak
dianalisis mengunakan sidik ragam. Hasil pada kualitas lemak, protein dan berat jenis.
analisis menunjukkan bahwa perlakuan
berpengaruh tidak nyata (P>0,05) terhadap UCAPAN TERIMAKASIH
kadar protein susu. Hal ini memperlihatkan
bahwa pemberian premix dalam ransum Penulis ucapkan terima kasih
tidak mampu mengubah kadar protein susu kepada anggota peternak sapi perah
pada tiga kelompok sapi percobaan secara Koperasi Peternak Sapi Bandung Utara
signifikan. (KPSBU) lembang yang telah
Proses sintesis protein susu terjadi memfasilitasi dalam kegiatan penelitian ini.
dalam sel-sel epitel alveoli dan dikontrol Selain itu, penulis juga ucapkan terima
oleh gen yang berisi DNA. Prosesnya ialah kasih kepada semua pihak khususnya Tim
dengan bergabungnya beberapa asam Peneliti yang telah menyelesaikan dengan
amino membentuk protein. Kadar protein baik penelitian ini
susu relatif tetap selama laktasi, karena
protein disintesa dalam sel epitel kelenjar DAFTAR PUSTAKA
ambing yang dikontrol oleh gen (Larson,
1985). Christi R. F., H. Indrijani, D.S. Tasripin dan
Kandungan protein dipengaruhi D. Suharwanto. 2021. Evaluasi
oleh ransum yang dikonsumsi sapi. produksi susu sapi perah friesian
Mekanisme pembentukan susu berasal dari holstein pada berbagai laktasi di
konsumsi ransum yang kemudian mengalir BPPIBTSP Bunikasih Cianjur.
di dalam darah dan mengalami proses Agrivet: Jurnal Ilmu-Ilmu Pertanian
filtrasi menjadi bahan-bahan penyusun susu dan Peternakan. 8(2).
(Soeharsono, 2008). Hasil penelitian Larson B.L. 1985. Biosynthesis and
Sukarini (2006), pemberian konsentrat akan Celluler Secration of Milk. In: B.L.
meningkatkan kadar protein susu, dengan Larson: Laction, lowa State
tambahan konsentrat, energi yang tersedia University. Ames, P: 129-163.
menjadi lebih banyak untuk pembentukan Laryska B. dan T. Nurhajati. 2013.
asam amino yang berasal dari protein Peningkatan kadar lemak susu sapi
361
Zootec Vol. 41 No. 2 : 355 – 363 (Juli 2021) pISSN 0852 – 2626 eISSN 2615 – 8698
362
Zootec Vol. 41 No. 2 : 355 – 363 (Juli 2021) pISSN 0852 – 2626 eISSN 2615 – 8698
363