Anda di halaman 1dari 48

BAGIAN ILMU BEDAH TELAAH JURNAL

FAKULTAS KEDOKTERAN AGUSTUS 2023


UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA

A Case Report of Successful Conservative Treatment for Huge


Acute Traumatic Intracerebral Hematoma

OLEH :
Lalu Hermawan Ranova
111 2022 1024

PEMBIMBING
dr. Muh. Akram Chalid, Sp.B

DIBAWAKAN DALAM RANGKA TUGAS KEPANITERAAN KLINIK


BAGIAN ILMU BEDAH
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
MAKASSAR
2023
HALAMAN PENGESAHAN

Dengan ini, yang bertanda tangan di bawah ini menyatakan bahwa:

Nama : Lalu Hermawan Ranova

NIM : 11120221024

Judul Telaah Jurnal : A Case Report of Successful Conservative Treatment for


Huge Acute Traumatic Intracerebral Hematoma

Telah menyelesaikan tugas Telaah Jurnal yang berjudul “A Case Report of


Successful Conservative Treatment for Huge Acute Traumatic Intracerebral
Hematoma” dan telah disetujui serta dibacakan di hadapan Dokter Pembimbing
Klinik dalam rangka Kepaniteraan Klinik pada Bagian Ilmu Bedah Fakultas
Kedokteran Universitas Muslim Indonesia.

Makassar, Agustus 2023

Dokter Pendidik Klinik Mahasiswa

dr. Muh. Akram Chalid, Sp.B Lalu Hermawan Ranova

ii
KATA PENGANTAR

Segala puji dan rasa syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT
karena berkat limpahan rahmat, hidayah dan inayahnya maka telaah jurnal ini
dapat diselesaikan dengan baik. Salam dan salawat semoga selalu tercurah pada
baginda Rasulullah Muhammad SAW beserta para keluarga,sahabat-sahabatnya
dan orang-orang yang mengikuti ajaran beliau hingga akhir zaman.Telaah
Jurnal yang berjudul “A Case Report of Successful Conservative Treatment for
Huge Acute Traumatic Intracerebral Hematoma” ini di susun sebagai
persyaratan untuk memenuhi kelengkapan bagian Ilmu Bedah. Penulis
mengucapkan rasa terimakasih sebesar- besarnya atas semua bantuan yang
telah diberikan, baik secara langsung maupun tidak langsung selama
penyusunan telaah jurnal ini hingga selesai. Secara khusus rasa terimakasih
tersebut penulis sampaikan kepada dr. Muh. Akram Chalid, Sp.B sebagai
pembimbing yang sangat baik, sabar dan mau meluangkan waktunya dalam
penulisan telaah jurnal ini. Terakhir saya sebagai penulis berharap, semoga
telaah jurnal ini dapat memberikan hal yang bermanfaat dan menambah
wawasan bagi pembaca dan khususnya bagi penulis juga.

Makassar, Agustus 2023

Penulis

iii
4
DISKRIPSI JURNAL

 Judul
A Case Report of Successful Conservative Treatment for Huge Acute
Traumatic Intracerebral Hematoma
 Penulis
Zhenyu Guo, Lu Sun, Quang Dong, Chongxiao Liu, Rhen Zhou, Shouping
Gong, Gang Wang
 Publikasi
Journal Medicine Volume 94, Number 15, April 2015
 Tahun
2015

5
ABSTRAK

Trauma akut hematom intraserebral (ICH) adalah cedera intrakranial yang


umum terjadi setelah trauma. Pembedahan lebih direkomendasikan jika volume
hematoma supratentorial >30 mL dan disertai dengan gangguan kesadaran atau
gangguan fungsi saraf lainnya. Ketika hematoma supratentorial >50 mL, pasien
jarang dapat bertahan hidup jika hanya diobati dengan obat- obatan. Di sini
kami menyajikan kasus pengobatan konservatif yang berhasil untuk pasien
wanita lanjut usia dengan ICH traumatis akut sekitar 80 mL. Pasien dirawat di
unit gawat darurat, dengan keluhan gangguan kesadaran selama 15 hari setelah
cedera oksipital. Diagnosis hematom serebral lobus prefrontal kiri yang rumit
dengan ICH ditegakkan setelah pemeriksaan CT Scan. Pasien kemudian diobati
dengan manitol dan deksametason, yang dikurangi secara bertahap selama 65
dan 15 hari secara total. Hematom dan edema di sekitarnya telah diserap secara
bertahap. Akhirnya, pasien dipindahkan ke rumah sakit setempat untuk
rehabilitasi. Laporan ini dapat memberikan pengalaman tambahan pada
pengobatan konservatif untuk pasien lanjut usia dengan ICH luas, yang
bagaimanapun, perlu dievaluasi secara hati-hati dalam pengaturan klinis yang
berbeda. Selain itu, pasien yang lebih muda dengan kondisi klinis yang lebih baik
masih disarankan untuk menjalani operasi.

6
PENDAHULUAN

Trauma akut hematom intraserebral (ICH) selalu berkaitan dengan


morbiditas dan mortalitas yang tinggi. Operasi bedah adalah pilihan utama
ketika hematom meluas secara progresif atau menyebabkan efek pemenuhan
ruang yang jelas. Secara umum, operasi mendesak diyakini harus dilakukan
dalam keadaan berikut:

1. Hematoma supratentorial > 30 mL,


2. Garis Tengah (midline shift) bergeser >10 mm,
3. Kompresi cisterna basal,
4. Tekanan intrakranial (TIK) meningkat jelas.
Namun, di sini kami ingin melaporkan kasus keberhasilan pengobatan
konservatif untuk wanita lanjut usia dengan ICH sekitar 80 mL

7
TEMUAN KLINIS, INTERVENSI, DAN HASIL

Seorang wanita berusia 80 tahun dibawa ke UGD dengan keluhan


gangguan kesadaran. Setengah bulan yang lalu, dia kehilangan kesadaran
setelah cedera oksipital di kepalanya dan bangun 3 sampai 5 menit kemudian.
Kemudian dia segera dikirim ke rumah sakit setempat, di mana pemindaian
computed tomography (CT) dilakukan dan menunjukkan kontusio serebral
lobus prefrontal kiri ringan (Gbr. 1). Dia dirawat dan dirawat secara konservatif.
Empat jam setelah cedera, pasien mengalami penurunan kesadaran yang
fluktuatif. CT scan kepala menunjukkan hematoma prefrontal kiri sekitar 80
mL (Gbr. 2). Kesadaran pasien semakin memburuk dan dia koma 72 jam setelah
cedera. Pasien didukung secara konservatif sampai 15 hari setelah cedera, dan
kemudian dia dipindahkan ke rumah sakit kami untuk perawatan lebih lanjut.

Pemeriksaan neurologis menunjukkan koma, afasia, dan kekakuan


leher saat masuk. Pasien mengalami hemiplegia kanan, dimana tanda
Babinski positif dan otot hipertonik. CTscan menemukan edema di sekitar
hematoma dan pergeseran garis tengah yang nyata, sedangkan jaringan otak
lainnya dikompresi secara signifikan (Gbr. 3). Pada awal pengobatan, 125
mL mannitol diberikan secara intravena setiap 8 jam dan 5 mg deksametason
diberikan setiap 12 jam. Seiring dengan peningkatan kesadaran pasien secara
bertahap, deksametason dikurangi secara bertahap dan dihentikan pada hari
ke-15 pengobatan. Penyerapan hematoma dan edema serebral dipantau
dengan CT scan. Mannitol secara perlahan dikurangi menjadi 100 mL setiap
12 jam dan kemudian dihentikan 80 hari setelah cedera saat CT scan
menemukan bahwa hematoma dan edema di sekitarnya terserap secara
signifikan (Gbr. 4). Keadaan sadar pasien juga sangat membaik. Selanjutnya,
dia dipindahkan ke rumah sakit setempat untuk rehabilitasi.

Studi kasus disetujui oleh Komite Etika Rumah Sakit Afiliasi Kedua,
Universitas Xi'an Jiaotong, Xi'an, China. Selain itu, informed consent tertulis
diperoleh dari pasien sebelum pengumpulan data.

8
9
DISKUSI

Trauma akut hematom intraserebral (ICH) adalah penyakit yang umumnya terjadi
akibat trauma otak dengan morbiditas dan mortalitas yang tinggi karena perkembangan yang
cepat terutama, pada pasien yang lebih tua dengan volume perdarahan yang besar atau
keterlihatan batang otak. Pembedahan sering dilakukan karena perluasan hematom
yang progresif dan efek space occupying yang luar biasa. Tidak banyak
laporan yang menunjukkan keberhasilan pengobatan konservatif untuk ICH
traumatik akut >50 mL. Namun, di sini kami melaporkan kasus keberhasilan
pengobatan konservatif untuk wanita lanjut usia dengan hematom sekitar 80
mL. Sebelumnya, International Surgical Trial in Intracerebral Haemorrhage-2
(STICH-2) merekrut 601 pasien secara randomized controlled trial dengan ICH
supratentorial dan menunjukkan bahwa penanganan hematom dini dalam
waktu 12 jam tidak lebih baik daripada pengobatan konservatif awal dalam hal
angka morbiditas dan mortalitas. Namun, meta-analisis lain termasuk STICH-
2 mengungkapkan hasil yang berlawanan terlepas dari heterogenitas yang
signifikan. Skor ICH pasien dalam kasus kami adalah 3 (0-6), yang menunjukkan
risiko dan prognosis operasi yang tidak jelas.

Selain itu, lokasi hematom pada lobus frontal, ekstensi


nointraventrikular dan batang otak, dan atrofi serebral pasien semuanya dapat
menunda peningkatan tekanan intracranial (ICP) yang diinduksi oleh ICH
dalam kasus kami. Oleh karena itu, kami percaya pengobatan konservatif lebih
disukai.

Manitol telah digunakan untuk mengurangi TIK yang meningkat secara


akut sebagai osmoterapi di klinik sejak lama. Ditunjukkan bahwa pemberian
manitol pada 6 pasien dengan pergeseran midline shift menurunkan volume
otak yang signifikan 50 - 55 mL. Namun, hasil yang bertentangan dari penelitian
sebelumnya pada infark hemisfer yang luas menunjukkan bahwa manitol
memperburuk fungsi neurologis. Meskipun manitol tampaknya tidak bermanfaat
pada pasien dengan ICH dalam beberapa penelitian, ditemukan bahwa pemberian
manitol sebelum infus sel stroma sumsung tulang manusia (hBMSCs) dapat

10
secara signifikan meningkatkan jumlah hBMSCs di sekitar ICH, mendorong
regenerasi saraf, dan mengurangi gangguan patologis ICH. Manitol dapat
digunakan pada pasien dengan ICH luas dan peningkatan TIK dengan adanya
tanda – tanda klinis kerusakan rostrocaudal kedepannya nanti. Tetapi manitol
biasanya dipertahankan tidak lebih dari 5 hari untuk menghindari efek samping
seperti ketidakseimbangan cairan dan elektrolit, edema paru, dan gagal ginjal.
Pada kasus saat ini, CT Scan mengungkapkan bahwa penyerapan hematom
lambat sedangkan TIK berada pada tingkat tinggi secara terus menerus. Oleh
karena itu, manitol dikurangi secara bertahap selama periode pengobatan yang
lebih lama, yang mungkin berguna untuk rehabilitasi fungsi saraf. Perlu
diperhatikan, selama penggunaan manitol fungsi ginjal dan elektrolit serum
pasien dipantau secara ketat.

Peran steroid pada ICH akut telah diperdebatkan selama abad terakhir.
Saat ini, uji coba deferoxamine dosis tinggi pada ICH sedang dilakukan untuk
menindaklanjuti uji coba fase I, yang menunjukkan bahwa deferoxamine
mesylate 62 mg/kgbb/hari dapat memainkan peran sebagai neuro protector,
mengurangi edema perihematom dan kerusakan saraf, meningkatkan
pemulihan fungsional tanpa efek samping yang serius atau meningkatnya
kematian. Selain itu, glukokortikoid seharusnya lebih bermanfaat bagi janin
dan anak. Intervensi glukokortikoid prenatal dapat mencegah perdarahan
intraventricular paling efektif dengan meningkatkan stabilitas pembuluh darah
matriks germinal dan mengurangi fluktuasi sirkulasi darah serebral.
Pengobatan untuk anak - anak dengan betamethasone hemisuccinate, formulasi
baru dari prodrug glukokortikoid yang larut dalam air yang dikemas dalam
liposom, dan menyebabkan tingkat peradangan otak yang lebih rendah dan
berkurangnya perdarahan dan edema. Dosis awal deksametason yang diberikan
pada pasien ini ada 10 mg, dan dikurangi secara bertahap dan terus menerus
selama 15 hari. Akibatnya edema otak pasien terkontrol dengan baik,
sementara tidak ada efek samping yang parah muncul seperti nekrosis kaput
femur dan hiperglikemia.

11
KESIMPULAN

Singkatnya, laporan kami dapat membantu mengumpulkan lebih


banyak pengalaman tentang pengobatan konservatif untuk pasien lanjut usia
dengan ICH besar akut. Karena morbiditas dan mortalitas ICH yang tinggi,
operasi bedah biasanya lebih disukai. Tetapi untuk pasien yang lebih tua dengan
volume perdarahan akut yang lebih besar dan prognosis yang buruk,
pengobatan konservatif mungkin menjadi pilihan. Namun, penelitian
prospektif masih diperlukan untuk mengevaluasi pengobatan konservatif pada
ICH di masa depan

12
TELAAH KRITIS JURNAL READING

Nama : Lalu Hermawan Ranova


NIM : 111 20221024
Judul Jurnal : A Case Report of Successful Conservative Treatment for
Huge Acute Traumatic Intracerebral Hematoma
Pembimbing : dr. Muh. Akram Chalid, Sp.B

Penilaian Checklist Penilaian Ya Tdk Keterangan / Alasan

JUDUL Apakah judul tidak Ya Sudah sesuai.


terlalu panjang atau
terlalu pendek?

Apakah judul Ya Iya, menjelaskan dengan


menggambarkan isi baik isi dari penelitian
utama penelitian? tersebut

Apakah judul cukup Ya Iya, karena penggunaan


menarik? kata yang menarik dan
dapat dipahami

Apakah judul tidak Ya Judul jurnal tidak


menggunakan menggunakan singkatan
singkatan selain yang yang tidak baku.
baku?

ABSTRAK Apakah merupakan Ya Pada jurnal terdapat abstrak


abstrak satu paragraf satu paragraf
atau abstrak terstruktur?

13
Apakah sudah tercakup Tdk Pada jurnal terdapat abstrak
komponen IMRAC namun tidak mencakup
(Introduction, Methods, methods
result, conclusion)

Apakah secara Ya Pada jurnal isi abstrak


keseluruhan abstrak informatif
informatif?

Apakah abstrak lebih Tdk Pada jurnal terdapat abstrak


dari 200 kata dan dengan 181 kata
kurang dari 250 kata?

PENDAHULUAN Apakah Ya Jurnal ini menjelaskan


mengemukakan alasan alasan dilakukannya
dilakukannya penelitian.
penelitian?

Apakah menyatakan Tdk Pendahuluan tidak


hipotesis atau tujuan menyatakan hipotesis dan
penelitian? tujuan penelitian

Apakah pendahuluan Tdk Jurnal tidak didukung


didukung oleh pustaka dengan pustaka yang kuat
yang kuat dan relevan? dan relevan karena tidak
melampirkan referensi.

METODE Apakah disebutkan Ya Ada pada jurnal


desain, tempat dan
waktu penelitian?

14
Apakah disebutkan Ya Ya, ada pada jurnal
populasi sumber
(populasi terjangkau)?

Apakah kriteria Tdk Pada jurnal tidak


pemilihan (inklusi dan membahas kriteria inklusi
eksklusi) dijelaskan? dan kriteria eksklusi

Apakah cara memilih Tdk Tidak ada pada jurnal


subyek (tekhnik
sampling) disebutkan?

Apakah perkiraan besar Tdk Pada jurnal tidak


sampel disebutkan dan disebutkan besar sampelnya
disebutkan pula
penjelasannya?

Apakah perkiraan Tdk Tidak ada pada jurnal


sampel dihitung dengan
rumus yang sesuai?

Apakah dijelaskan Tdk Tidak Ada pada jurnal


subyek yang drop out
dengan alasannya?

HASIL Apakah disertakan tabel Tdk Tidak Ada pada jurnal


deskripsi subyek
penelitian?

Apakah karektiristik Tdk Tidak Ada pada jurnal


subyek yang penting
(data awal)

15
dibandingkan
kesetaraannya?

Apakah disebutkan Ya Dalam jurnal, penelitian


jumlah subyek yang menggunakan 1 pasien
diteliti?

Apakah pembahasan Ya Pembahasan dilakukan


dilakukan dengan dengan
menghubungkannya menghubungkannya
dengan teori dan hasil dengan teori
penelitian terdahulu?

Apakah dibahas Ya Dari hasil penelitian


hubungan hasil dengan dibahas pada diskusi
praktek klinis?

DISKUSI Apakah semua hasil di Tdk Tidak ada pada jurnal


dalam tabel disebutkan
dalam naskah?

Apakah semua outcome Ya Semua outcome yang


yang penting penting disebutkan dalam
disebutkan dalam hasil? hasil

Apakah disertakan hasil Tdk Tidak ada pada jurnal


uji statistic (x2,t) D
(degree of freedom),dan
nilai p ?

Apakah dalam hasil Tdk Tidak ada pada Jurnal


disertakan komentar
dan pendapat?

16
Apakah semua hal yang Ya Pembahasan sesuai
relevan dibahas?

Apakah dibahas Tdk Tidak ada dalam Jurnal


keterbatasan penelitian
dan kemungkinan
dampaknya terhadap
hasil?

Apakah disebutkan Tdk Tidak dibahas dalam Jurnal


kesulitan penelitian,
penyimpangan protokol
dan kemungkinan
dampaknya terhadap
hasil?

Apakah observasi, Ya Ada pada jurnal


pengukuran serta
intervensi dirinci
sehingga orang lain
dapat mengulanginya?

Apakah definisi istilah Tdk Tidak ada dibahas dalam


dan variabel penting jurnal
dikemukakan?

Apakah ethical Ya Ada pada jurnal


clearence diperoleh?

Apakah disebutkan Tdk Tidak ada pada jurnal


rencana analisis, batas
kemaknaan dan power
penelitian?

17
KESIMPULAN Apakah disertakan Ya Terdapat pada kesimpulan
kesimpulan utama
penelitian?

Apakah kesimpulan Ya Sesuai hasil yang


didasarkan pada data didapatkan
penelitian?

Apakah disebutkan Tdk Tidak ada.


hasil tambahan selama
diobservasi?

Apakah disebutkan Ya Ada pada jurnal.


generalisasi hasil
penelitian?

Apakah disertakan Ya Ada pada jurnal


saran penelitian
selanjutnya, dengan
anjuran metodologis
yang tepat

VALIDITY Apakah hasil penelitian Tdk Hasil penelitian berbeda –


satu dengan yang beda dengan yang lainnya
lainnya konsisten?

Apakah data tiap Tdk Tidak disebutkan dalam


penelitian digunakan jurnal
dalam analisis?

IMPORTANT Apakah outcome/hasil Ya Karena pada jurnal


dipaparkan secara jelas? dijelaskan hasil yang
didapatkan dalam
penelitian tersebut

18
APPLICABILITY Apakah penelitian ini Tdk Penelitian ini perlu ditinjau
dapat diterapkan di lagi dan belum bisa
indonesia digunakan di Indonesia

19
TELAAH JURNAL
BAGIAN ILMU BEDAH AGUSTUS 2023
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA

A C A S E R E P O R T O F S U C C E S S F U L C O N S E RVAT I VE T R E AT M E N T
F O R H U G E A C U T E T R A U M AT I C I N T R A C E R E B R A L H E M ATO M A

Oleh : Lalu Hermawan Ranova


11120221024

Dokter Pendidik Klinik :


dr. Muh. Akram Chalid, Sp.B
JUDUL : A Case Report of Successful Conservative Treatment for
Huge Acute Traumatic Intracerebral Hematoma

PENULIS : Zhenyu Guo, Lu Sun, Quang Dong, Chongxiao Liu,

Rhen Zhou, Shouping Gong, Gang Wang

JURNAL : Journal Medicine Volume 94, Number 15, April 2015

TAHUN : 2015
ABSTRAK

• Trauma akut hematom intraserebral (ICH) adalah cedera intrakranial yang umum terjadi setelah trauma.

• Pembedahan lebih direkomendasikan jika volume hematom supratentorial >30 mL dan disertai dengan gangguan

kesadaran atau gangguan fungsi saraf lainnya.

• Ketika hematoma supratentorial >50 mL, pasien jarang dapat bertahan hidup jika hanya diobati dengan obat-

obatan.

• Laporan ini dapat memberikan pengalaman tambahan pada pengobatan konservatif untuk pasien lanjut usia dengan

ICH luas
PENDAHULUAN

• Trauma akut hematom intraserebral (ICH) selalu berkaitan dengan morbiditas dan mortalitas yang tinggi.

• Operasi bedah adalah pilihan utama ketika hematom meluas secara progresif

• Secara umum, operasi mendesak diyakini harus dilakukan dalam keadaan berikut:
1. Hematoma supratentorial > 30 mL,
2. Garis Tengah (midline shift) bergeser >10 mm,
3. Kompresi cisterna basal,
4. Tekanan intrakranial (TIK) meningkat jelas.

• Namun, di sini kami ingin melaporkan kasus keberhasilan pengobatan konservatif untuk wanita lanjut usia dengan

ICH sekitar 80 mL
TEMUAN KLINIS, INTERVENSI, DAN HASIL

Seorang wanita berusia 80 tahun dibawa ke UGD dengan keluhan gangguan kesadaran. Setengah

bulan yang lalu, dia kehilangan kesadaran setelah cedera oksipital di kepalanya dan bangun 3 sampai 5 menit

kemudian. Kemudian dia segera dikirim ke rumah sakit setempat, di mana pemindaian computed tomography

(CT) dilakukan dan menunjukkan kontusio serebral lobus prefrontal kiri ringan (Gbr. 1).
TEMUAN KLINIS, INTERVENSI, DAN HASIL

Pasien dirawat dan dirawat secara konservatif. Empat jam setelah cedera, pasien mengalami

penurunan kesadaran yang fluktuatif. CT scan kepala menunjukkan hematoma prefrontal kiri sekitar 80 mL

(Gbr. 2). Kesadaran pasien semakin memburuk dan dia koma 72 jam setelah cedera. Pasien didukung secara

konservatif sampai 15 hari setelah cedera, dan kemudian dia dipindahkan ke rumah sakit kami untuk

perawatan lebih lanjut


TEMUAN KLINIS, INTERVENSI, DAN HASIL

Pemeriksaan neurologis menunjukkan koma, afasia, dan kekakuan leher saat masuk. Pasien

mengalami hemiplegia kanan, dimana tanda Babinski positif dan otot hipertonik. CTscan menemukan edema

di sekitar hematoma dan pergeseran garis tengah yang nyata, sedangkan jaringan otak lainnya dikompresi

secara signifikan (Gbr. 3). Pada awal pengobatan, 125 mL mannitol diberikan secara intravena setiap 8 jam

dan 5 mg deksametason diberikan setiap 12 jam.


TEMUAN KLINIS, INTERVENSI, DAN HASIL

Seiring dengan peningkatan kesadaran pasien secara bertahap, deksametason dikurangi secara

bertahap dan dihentikan pada hari ke-15 pengobatan. Penyerapan hematoma dan edema serebral dipantau

dengan CT scan. Mannitol secara perlahan dikurangi menjadi 100 mL setiap 12 jam dan kemudian

dihentikan 80 hari setelah cedera saat CT scan menemukan bahwa hematoma dan edema di sekitarnya

terserap secara signifikan (Gbr. 4). Keadaan sadar pasien juga sangat membaik. Selanjutnya, dia

dipindahkan ke rumah sakit setempat untuk rehabilitasi

Studi kasus disetujui oleh Komite Etika Rumah Sakit Afiliasi Kedua, Universitas Xi'an Jiaotong, Xi'an,

China. Selain itu, informed consent tertulis diperoleh dari pasien sebelum pengumpulan data
TEMUAN KLINIS, INTERVENSI, DAN HASIL
TEMUAN KLINIS, INTERVENSI, DAN HASIL
DISKUSI

• Tidak banyak laporan yang menunjukkan keberhasilan pengobatan konservatif untuk ICH traumatik akut >50
mL.

• Namun, di sini kami melaporkan kasus keberhasilan pengobatan konservatif untuk wanita lanjut usia dengan
hematom sekitar 80 mL.

• Sebelumnya, International Surgical Trial in Intracerebral Haemorrhage-2 (STICH-2) merekrut 601 pasien secara
randomized controlled trial dengan ICH supratentorial dan menunjukkan bahwa penanganan hematom dini dalam
waktu 12 jam tidak lebih baik daripada pengobatan konservatif awal dalam hal angka morbiditas dan mortalitas.
DISKUSI

• Namun, meta-analisis lain termasuk STICH-2 mengungkapkan hasil yang berlawanan terlepas dari heterogenitas
yang signifikan. Skor ICH pasien dalam kasus kami adalah 3 (0-6), yang menunjukkan risiko dan prognosis
operasi yang tidak jelas.

• Manitol telah digunakan untuk mengurangi TIK yang meningkat secara akut sebagai osmoterapi di klinik sejak
lama. Ditunjukkan bahwa pemberian manitol pada 6 pasien dengan pergeseran midline shift menurunkan volume
otak yang signifikan 50 - 55 mL.
DISKUSI

• Namun, hasil yang bertentangan dari penelitian sebelumnya pada infark hemisfer yang luas menunjukkan bahwa
manitol memperburuk fungsi neurologis.

• Meskipun manitol tampaknya tidak bermanfaat pada pasien dengan ICH dalam beberapa penelitian, ditemukan
bahwa pemberian manitol sebelum infus sel stroma sumsung tulang manusia (hBMSCs) dapat secara signifikan
meningkatkan jumlah hBMSCs di sekitar ICH, mendorong regenerasi saraf, dan mengurangi gangguan patologis
ICH
DISKUSI

• Manitol dapat digunakan pada pasien dengan ICH luas dan peningkatan TIK dengan adanya tanda – tanda
klinis kerusakan rostrocaudal.

• Tetapi manitol biasanya dipertahankan tidak lebih dari 5 hari untuk menghindari efek samping seperti
ketidakseimbangan cairan dan elektrolit, edema paru, dan gagal ginjal.

• Pada kasus saat ini, CT Scan mengungkapkan bahwa penyerapan hematom lambat sedangkan TIK berada
pada tingkat tinggi secara terus menerus.
DISKUSI

• Oleh karena itu, manitol dikurangi secara bertahap selama periode pengobatan yang lebih lama, yang mungkin
berguna untuk rehabilitasi fungsi saraf. Perlu diperhatikan, selama penggunaan manitol fungsi ginjal dan elektrolit
serum pasien dipantau secara ketat.

• Saat ini, uji coba deferoxamine dosis tinggi pada ICH sedang dilakukan untuk menindaklanjuti uji coba fase I,
yang menunjukkan bahwa deferoxamine mesylate 62 mg/kgbb/hari dapat memainkan peran sebagai neuro
protector, mengurangi edema perihematom dan kerusakan saraf, meningkatkan pemulihan fungsional tanpa efek
samping yang serius atau meningkatnya kematian.
DISKUSI

• Selain itu, glukokortikoid seharusnya lebih bermanfaat bagi janin dan anak. Intervensi glukokortikoid
prenatal dapat mencegah perdarahan intraventricular paling efektif dengan meningkatkan stabilitas pembuluh
darah matriks germinal dan mengurangi fluktuasi sirkulasi darah serebral.

• Pengobatan untuk anak - anak dengan betamethasone hemisuccinate, formulasi baru dari prodrug
glukokortikoid yang larut dalam air yang dikemas dalam liposom, dan menyebabkan tingkat peradangan otak
yang lebih rendah dan berkurangnya perdarahan dan edema.
DISKUSI

• Dosis awal deksametason yang diberikan pada pasien ini ada 10 mg, dan dikurangi secara bertahap dan terus
menerus selama 15 hari. Akibatnya edema otak pasien terkontrol dengan baik, sementara tidak ada efek samping
yang parah muncul seperti nekrosis kaput femur dan hiperglikemia.
KESIMPULAN

• Singkatnya, laporan kami dapat membantu mengumpulkan lebih banyak pengalaman tentang pengobatan konservatif untuk
pasien lanjut usia dengan ICH besar akut.

• Karena morbiditas dan mortalitas ICH yang tinggi, operasi bedah biasanya lebih disukai.

• Tetapi untuk pasien yang lebih tua dengan volume perdarahan akut yang lebih besar dan prognosis yang buruk,
pengobatan konservatif mungkin menjadi pilihan.

• Namun, penelitian prospektif masih diperlukan untuk mengevaluasi pengobatan konservatif pada ICH di masa depan
TELAAH KRITIS
TELAAH KRITIS
TELAAH KRITIS
TELAAH KRITIS
TELAAH KRITIS
TELAAH KRITIS
TELAAH KRITIS
TELAAH KRITIS
TELAAH KRITIS
TELAAH KRITIS
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai