Anda di halaman 1dari 4

Nama : Nadira

Kelas : X.7

Mapel : Sejarah

Sejarah Peristiwa Rengasdengklok

A. Latar Belakang

Pada waktu itu Soekarno dan Moh. Hatta, tokoh-tokoh menginginkan agar proklamasi
dilakukan melalui PPKI ( Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia ), sementara golongan
pemuda menginginkan agar proklamasi dilakukan secepatnya tanpa melalui PPKI yang dianggap
sebagai badan buatan Jepang. Selain itu, hal tersebut dilakukan agar Soekarno dan Moh. Hatta
tidak terpengaruh oleh Jepang. Para golongan pemuda khawatir apabila kemerdekaan yang
sebenarnya merupakan hasil dari perjuangan bangsa Indonesia, menjadi seolah-olah
merupakan pemberian dari Jepang.

Sebelumnya golongan pemuda telah mengadakan suatu perundingan di salah satu lembaga
bakteriologi di Pegangsaan Timur Jakarta, pada tanggal 15 Agustus. Dalam pertemuan ini
diputuskan agar pelaksanaan kemerdekaan dilepaskan segala ikatan dan hubungan dengan janji
kemerdekaan dari Jepang. Hasil keputusan disampaikan kepada Ir. Soekarno pada malam
harinya tetapi ditolak oleh Soekarno karena merasa bertanggung jawab sebagai ketua PPKI.
B. Penyebab Terjadinya Peristiwa Rengasdengklok

Perbedaan pendapat antara golongan tua dengan golongan muda mengenai waktu proklamasi
merupakan penyebab terjadinya”Peristwa Rengasdengklok”. Peristiwa ini terjadi tanggal 16
Agustus 1945, para pemuda membawa Ir. Soekarno dan Drs.Moh Hatta ke Rengasdengklok.
Tujuannya untuk mengamankan Soekarno dan Hatta agar tidak terpengaruholeh Jepang.
Golongan muda menghendaki agar proklamasi dilaksanakan secepatnya tanpa melalui PPKI (
Dokuritsu Cosakai Inkai ).

Alasan pemilihan tempat ke Rengasdengklok, kota disebelah utara Karawang Jawa Barat :

1. Letaknya sudah jauh dari Jakarta sehingga tidak diganggu oleh pihak Jepang
2. Merupakan kota yang pertama kali bebas dari kekuasan Jepang, yang telah diduduki
para anggota PETA yang dipimpin oleh Syodanco Subeno.

Tokoh-tokoh penting dalam peristiwa Rengasdengklok, diantaranya :

1. Golongan muda : Yusuf Kunto, Wikana, Sukarni, Iwa Kusuma, Syodanco Singgih, dan
Subeno.
2. Golongan Tua : Ir. Soekarno, Drs.Moh Hatta, Mr.Ahmad Subardjo.

C. Waktu Terjadinya Peristiwa Rengasdengklok

Peristiwa Rengasdengklok adalah peristiwa dimulai dari "penculikan" yang dilakukan oleh
sejumlah pemuda (a.l.) Soekarni, Wikana dan Chaerul Saleh dari perkumpulan "Menteng 31"
terhadap Soekarno dan Hatta. Peristiwa ini terjadi pada tanggal 16 Agustus 1945 pukul 03.00.
WIB, Soekarno dan Hatta dibawa ke Rengasdengklok, Karawang, untuk kemudian didesak agar
mempercepat proklamasi kemerdekaan Republik Indonesia,sampai dengan terjadinya
kesepakatan antara golongan tua yang diwakili Soekarno dan Hatta serta Mr. Achmad Subardjo
dengan golongan muda tentang kapan proklamasi akan dilaksanakan.

Pada 14 Agustus 1945, Jepang menyerah tanpa syarat kepada Sekutu. Berita tersebut
dirahasiakan oleh tentara Jepang yang ada di Indonesia, tetapi para pemuda Indonesia
kemudian mengetahuinya melalui siaran radio BBC di Bandung pada 15 Agustus 1945. Pada
saat itu pula Ir. Soekarno dan Drs. Moh. Hatta kembali ke tanah air dari Saigon, Vietnam untuk
memenuhi panggilan Panglima Mandala Asia Tenggara, Marsekal Terauchi.

Pada 15 Agustus pukul 8 malam, para pemuda di bawah pimpinan Chairul Saleh berkumpul di
ruang belakang Laboratorium Bakteriologi yang berada di Jalan Pegangsaan Timur No. 13
Jakarta. Para pemuda bersepakat bahwa kemerdekaan Indonesia adalah hak dan masalah
rakyat Indonesia yang tidak bergantung kepada negara lain. Sedangkan golongan tua
berpendapat bahwa kemerdekaan Indonesia harus dilaksanakan melalui revolusi secara
terorganisir karena mereka menginginkan membicarakan proklamasi kemerdekaan Indonesia
pada rapat PPKI tanggal 18 Agustus 1945.

Lain halnya dengan pendapat dari Drs. Moh Hatta dan Mr Ahmad Subardjo. Mereka berpedapat
bahwa masalah kemerdekaan Indonesia, baik datangnya dari pemerintah Jepang atau hasil
perjuangan bangsa Indonesia sendiri tidak perlu dipersoalkan, justru Sekutulah yang menjadi
persoalan karena mengalahan Jepang dalam Perang Pasifik dan mau merebut kembali
kekuasaan wilayah Indonesia.

Pada akhirnya terdapat perbedaan antara golongan tua dan golongan muda. Perbedaan
pendapat tersebut mendorong golongan muda untuk membawa Soekarno (bersama Fatmawati
dan Guntur yang baru berusia 9 bulan) dan Hatta ke Rengasdengklok pada dini hari 16 Agustus
1945. Tujuan dilakukannya pengasingan tersebut adalah agar Ir. Soekarno dan Drs. Moh. Hatta
tidak terpengaruh oleh Jepang. Dipilihnya Rengasdengklok karena berada jauh dari jalan raya
utama Jakarta-Cirebon dan di sana dapat dengan mudah mengawasi tentara Jepang yang
hendak datang ke Rengasdengklok, Karawang, Jawa Barat.

Di Rengasdengklok Soekarno dan Hatta menempati rumah milik warga masyarakat yang
bernama Jo Ki Song keturunan Tionghoa. Golongan muda berusaha untuk menekan kedua
pemimpin bangsa tersebut. Tetapi karena kedua pemimpin tersebut berwibawa yang tinggi,
para pemuda merasa segan untuk mendekatinya apalagi untuk menekannya.

Ir. Soekarno menyatakan bersedia untuk memproklamasikan kemerdekaan Indonesia setelah


kembali ke Jakarta melalui pembicaraan dengan Sudancho Singgih. Maka Sudancho Singgih
kemudian kembali ke Jakarta untuk memberi tahu pernyataan Soekarno tersebut kepada
kawan-kawannya dan pemimpin pemuda. Pada saat itu juga di Jakarta golongan muda (Wikana)
dan golongan tua (Ahmad Soebardjo) melakukan perundingan. Hasil perundingannya adalah
bahwa Proklamasi Kemerdekaan Indonesia harus dilaksanakan di Jakarta. Selain itu, Laksamana
Tadashi Maeda mengizinkan rumahnya untuk tempat perundingan dan ia bersedia untuk
menjamin keselamatan para pemimpin bangsa. Akhirnya Soekarno dan Hatta dijemput dari
Rengasdengklok.

Teks Proklamasi Kemerdekaan Indonesia dirumuskan oleh Ir. Soekarno, Drs. Moh. Hatta dan
Ahmad Soebardjo di rumah Laksamana Tadashi Maeda dini hari tanggal 17 Agustus 1945. Pada
saat perumusannya, Soekarno membuat konsep dan kemudian disempurnakan oleh Hatta dan
Ahmad Soebardjo. Setelah konsep selesai dan disepakati, Sayuti Melik kemudian menyalin dan
mengetik naskah tersebut menggunakan mesin ketik yang diambil dari kantor perwakilan AL
Jerman milik Mayor Dr. Hermann Kandeler.

Pada awalnya Proklamasi Kemerdekaan Indonesia akan dibacakan di Lapangan Ikada. Tetapi
melihat jalan menuju ke Lapangan Ikada dijaga ketat oleh pasukan Jepang bersenjata lengkap,
akhirnya pembacaan Teks Proklamasi Kemerdekaan Indonesia dilaksanakan di kediaman Ir.
Soekarno yaitu di Jalan Pegangsaan Timur No. 56 Jakarta.

Pada hari Jumat, 17 Agustus 1945 (pertengahan bulan Ramadhan) pukul 10.00 dibacakanlah
Teks Proklamasi Kemerdekaan Indonesia oleh Soekarno dan kemudian disambung dengan
pidato singkat tanpa teks. Bendera Merah Putih yang dijahit oleh Ibu Fatmawati dikibarkan olah
seorang prajurit PETA, Latief Hendraningrat yang dibantu oleh Soehoed. Setelah bendera
berkibar, hadirin menyanyikan lagu Indonesia Raya secara bersama-sama.

Anda mungkin juga menyukai