Anda di halaman 1dari 3

NAMA : RATIH ZULYASARI

NIM : 1310103010034

MK : STUDI KAWASAN KONFLIK (01)

UNTUK MEMENUHI TUGAS FINAL

“Covid-19 Berdampak Pada Ekonomi dan Potensi Terjadinya Konflik Sosial”

Saat ini dunia digemparkan dengan kasus virus yang mematikan yang dikenal
dengan virus Corona atau Covid-19, di Indonesia sendiri sudah memakan banyak korban
dan ini memungkinkan masih terus bertambah. Pandemi Covid-19 telah berdampak
hampir seluruh aspek kehidupan, selain dampak kesehatan virus ini juga berdampak pada
ekonomi dan sosial. Secara ekonomi berpengaruh pada dunia usaha, kemiskinan bahkan
kelaparan. Secara sosial berpotensi menimbulkan konflik yang begitu besara, konflik
keagamaan, konflik akibat kemiskinan, sampai konflik akibat kebijakan pemerintah yang
tidak tepat.

Di tengah upaya untuk memutuskan penyebaran virus covid-19, seluruh masyarakat


harus bersatu dalam menjalankan dan mematuhi intruksi pemerintah dengan meninggalkan
sikap ego masing-masing agar tidak lagi berkumpul dan lekuar rumah demi memutus
penyebaran vurus covid 19.

Covid-19 secara nyata telah berdampak terhadap perekonomian masyarakat, baik


pada ekonomi rumah tangga, keuangan baik swasta maupun keuangan negara. Selain itu
akan mengancam kesehatan ratusan jiwa orang (masih sulit di prediksi) terancam
kehilangan pekerjaan, pendapatan dan kemampuan memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari
sehingga terjadi penurunan daya beli masyarakat. Jika tidak mampu di tangani dengan baik
maka bukan hanya dampak kemiskinan namun bisa saja dampak kelaparan bagi masyarakat
tertentu.

Langka-langkah antisipasi pemerintah pusat dan beberapa daerah terhadap dampak


ekonomi patut di apresiasi secara posotif. Pemerinta pusat telah mengambil langkah hukum
politik dan keuangan. Melaui PERPPU No. 1 tahun 2020 tentang kebijakan keuangan
negara untuk menghadapi ancaman yang membahayakan perekonomian nasional dan
stabilitas keuangan, Pemerintah pusat membuat aturan untuk melakukan realokasi anggaran
negara mulai APBN, APBD, sampai APBDes untuk menangani dampak multidimensional
tersebut, terutama kesehatan dan ekonomi masyarakat. Beberapa daerah sudah melakukan
langkah cepat dengan memberi Dana Bantuan Langsung Tunai bagi masyarakat yang
terdampak secara ekonomi.

Pemerintah pusat terlah mengeluarkan kebijakan tentang gratis dan diskon tariff
listrik, keringan pembayaran kredit, pemberian BLT dan banyak lagi lainnya. Dengan
banyaknya dana bantuan penanggulangan kemiskinan akibat pandemi ini tentunya ini
merupakan upaya dari pemerintah yang cukup melegakan rakyat miskin, karena secara
langsung dapat membantu meringankan beban ekonomi di tengan pandemi covid-19.

Namun akibat besarnya dampak tersebut membuat warga miskin cukup sulit dan
merubah status sosial masyarakat. Sehingga bantuan-bantuan tersebut baik program
pemerintah pusat, pemerintah daerah dan pemerintah desa cukup bahkan sangat rentan
menimbulkan konflik horizontal di tengah masyarakat. Bahkan jika tidak ditangani dengan
baik dan bijak dapat berpotensi menimbulkan konflik vertikal yaitu antara masyarakat dan
pemerintah.

Jika pelaksanaan penyaluran tersebut tidak dilakukan dengan baik, adil dan
bijaksana. Sehingga jika muncul pikiran negative bahwa penyaluran tidak baik, tidak benar,
dan tidak tepat sasaran, maka akan adanya konflik di tengah masyarakat. Secaea horizontal
mungkin akan terjadi kecemburuan antar masyarakat yang bisa menimbulkan dampak
konflik sosial berkepanjangan. Mungkn akan menimbulkan konflik vertikasl karena
sebagian masyarakat akan menuduh pemerintah tidak adil dan tidak benar dalam
menyalurkan bantuan tersebut. Untuk itu diperlukan langkah-langkah yang cerdas dan
bijaksana dari semua pihak, pemerinta pusat sampai desa, agar konflik sosial tidak terjadi.

Dengan adanya masalah tersebut, dalam menangani krisis akibat pandemi covid-19
ini, benar-benar sangan dibutuhkan langkah-langkah cerdas, baik,benar, dan sangan
bijaksana dari semua pihak. Krisis ini bukanlah tanggung jawab pemerintah saja namun
sudah menjadi tanggung jawab semua pihak yang memilihi rasa tangung jawab. Salah satu
cara yang dinilai efektif adalah membangun kembali jiwa solidaritas dan semangat gotong
royong sebagi nilai yang pernah dan akan selalu ada dalam setiap jiwa bangsa Indonesia.

Langkah-langkah bijaksana bisa kita lakukan dengan melakukan pendataan


penerimaan yang bijaksana berdasarkan musyawarah. Dalam penyaluran dana bantuan,
ketika memang bantuan tersebut tidak mencakup seluruh warga miskin, disini kita
memerlukan jiwa solidaritas kekeluargaan, persaudaraan, dan penuh kesadaran dan
keikhlasan penerima bisa berbagi dengan tetangga lainnya yang sama-sama membutuhkan.
Setidaknya langkah tersebut dapat meringankan beban dan tanggung jawab pemerintah dan
warga masyarakat, dapat mengembalikan kembali kesetin bangsa Indonesia yang berjiwa
kekeluargaan.

Anda mungkin juga menyukai