Anda di halaman 1dari 1

PERKEMBANGAN AGROINDUSTRI DI INDONESIA

Agroindustri merupakan kegiatan industri dengan memanfaatkan hasil pertanian nabati dan
hewani untuk diolah menjadi sebuah produk yang bernilai tinggi. Berbagai sumber yang
terlibat dalam agroindustri yaitu terdiri dari manusia, daya pertanian, ilmu, uang, teknologi,
dan informasi untuk menghasilkan suatu produk industrinya.

Di Indonesia agroindustri sudah bukan hal yang asing lagi, karena ketika Indonesia
sedang berada pada krisis moneter di tahun 1998, aktivitas ekonomi yang positif
dalam pertumbuhan perekonomian nasional adalah agroindustri. Selain itu, ada
beberapa kelompok agroindustri yang membantu pertumbuhan nasional seperti
industri kelapa sawit, pengolahan ubi kayu, serta industri pengolahan ikan.

Beberapa kelompok tersebut ternyata mampu membantu pertumbuhan ekonomi


nasional karena kelompok tersebut tidak bergantung pada bahan baku impor dan
pada saat itu merupakan peluang pasar ekspor yang besar dalam skala nasional. Di
era modern seperti saat ini ternyata perkembangan agroindustri di Indonesia masih
tertinggal jauh jika dibandingkan dengan negara tetangga seperti negara Thailand
ataupun Vietnam.

Berdasarkan data Institute for Development of Economic (INDEF) yang memberikan


penilaian bahwa sektor pertanian Indonesia nyatanya sudah tertinggal cukup jauh
dengan negara tetangga seperti Thailand. Jika dilihat dari segi lahan pertanian, di
Thailand lahannya jauh lebih sempit dari Indonesia.

Menurut wakil Direktur INDEF yang bernama Eko Listiyanto mengatakan bahwa
meskipun lahan pertanian di Thailand sedikit, namun hebatnya Thailand mampu
menjadi eksportir beras terbesar di dunia. Jika melihat data yang terdapat pada World
Stock Export Thailand berada di urutan ke 2 dari 15 negara yang memiliki eksportir
pangan terbesar.

Sedangkan Direktur Institute for Development of Economics and Finance (INDEF)


yang bernama Enny Sri Hartati berpendapat bahwa saat ini ketergantungan pada
impor kian beralih menjadi pemenuhan kebutuhan panganan pokok, yang dimana
tidak hanya lonjakan impor gandum yang tidak mampu diproduksi pada iklim
tropis.

Akan tetapi impor beberapa bahan pangan lainnya seperti gula, daging, beras,
kedelai, bawang putih, dan bahan pangan lainnya juga mengalami lonjakan yang
cukup baik. Terlebih lagi bahwa bahan baku industri makanan harus dipenuhi dari
impor sebesar 60%.

Anda mungkin juga menyukai