Anda di halaman 1dari 13

INDIKATOR MINIMAL KEBERHASILAN MBS DI SD

Disusun oleh kelompok 6:

1. Sri widya Anjani 2103011093

2. Supta Gunawan 203011095

3. Tiara Agustin 2103011096

Dosen Pengampu

Melisa Anggraini, M.pd.

Program studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Universitas Dharmas Indonesia

Tahun Ajaran 20
KATA PENGANTAR

Puji syukur atas kehadirat Allah Swt karena berkat dan rahmat-Nyalah buku ajar ini
terselesaikan. Semoga sholawat serta salam selalu tercurahkan kepada junjungan kita nabi
besar Muhammad SAW yang selalu kita harapkan syafa’atnya diakhirat nanti. Secara khusus,
buku ini hadir dihadapan pembaca karena diniati untuk memenuhi bahan bacaan pada
perkuliahan Manajemen Berbasis Sekolahdi Universitas Dharmas Indonesian.

Penulis menyadari masih terdapat kekurangan dalam bahan ajar ini, untuk itu kritik dan saran
terhadap buku ajar ini sangat diharapkan. Semoga buku ajar ini dapat memberi manfaat bagi
mahasiswa Universitas Dharmas Indonesia dan bagi semua pihak yang membutuhkan.

Dharmasraya, 27Juni 2023

Penuli
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .....................................................................................................................

DAFTAR ISI .................................................................................................................................


BAB III INDIKATOR MINIMAL KEBERHASILAN MBS DI SD .............................................................

A.Kurikulum Dan Pembelajaran .............................................................................................

B.Peserta Didikan ..................................................................................................................

C.Pendidik Dan Tenaga Kependidikan ....................................................................................

D.Sarana Dan Prasarana ........................................................................................................

E.Pembiayaan .......................................................................................................................

F. Hubungan Sekolah Dengan Sekolah ...................................................................................

G.Budaya Dan Lingkungan Sekolah ........................................................................................

SOAL LATIHAN ...........................................................................................................................


BAB III
INDIKATOR MINIMAL KEBERHASILAN MBS DI SD
A. Kurikulum dan Pembelajaran

Indikator MBS pada dasarnya dapat berfungsi sebagai alat ukur keberhasilan sekolah dalam
melaksanakan MBS. Untuk dapat dijadikan alat ukur maka indikator dirumuskan mengacu pada
instrumen akreditasi sekolah dan berdasarkan 7 komponen MBS. Indikator MBS ini dikutip dari
buku acuan berdasarkan panduan nasional MBS SD tahun 2013 dari Kementerian Pendidikan
Dan Kebudayaan Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar Direktorat Pembinaan Sekolah Dasar
Jakarta.

Pada komponen kurikulum dan pembelajaran berbasis sekolah mempunyai 31 (tiga puluh satu)
indikator minimal, yaitu:

1. Kurikulum disusun dengan mempertimbangkan karakteristik peserta didik, potensi


lingkungan sekolah, masyarakat, dan potensi daerah.

2. Perangkat kurikulum dan pembelajaran disusun secara mandiri oleh sekolah melalui kerja tim
yang terdiri dari Kepala Sekolah, guru, unsur komite sekolah dan/atau orang tua siswa yang
memiliki keahlian.

3. Kurikulum sekolah dikembangkan berdasarkan prinsip-prinsip pengembangan kuriklum.

4. Tahapan pengembangan kurikulum dilakukan melalui langkah-langkah yanga sistematis.

5. Sekolah memiliki dokumen muatan lokal yang disusun dengan melibatkan kepala, guru,
komite, tokoh masyarakat, instansi terkait.

6. Sekolah memiliki dokumen silabus dan RPP setiap mata pelajaran.

7. Sekolah memiliki program pembinaan bakat dan minat peserta didik melalui kegiatan
ekstrakurikuler.Sekolah memiliki dokumen program kegiatan layanan konseling dengan sasaran
layanan individu dan layanan kelompok.

8. Proses pembelajaran di sekolah dilaksanakan dengan pendekatan aktif, kreatif, efektif dan
menyenangkan (PAKEM).

9. Strategi pembelajaran memberikan kesempatan dengan leluasa kepada peserta didik untuk
berpartisipasi aktif, interaktif, kreatif, inovatif dan mandiri.

10. Penilaian pembelajaran dilaksanakan mencakup penilaian proses dan hasil belajar.

11. Instrumen penilaian yang digunakan bervariasi, menerapkan teknis tes maupun non tes.
12. Pengorganisasian peserta didik dalam pembelajaran bervariasi (klasikal, kelompok,
berpasangan, individu).

13. Aktifitas belajar peserta didik bervariasi ( misalnya: wawancara, pengamatan, penelitian,
bermain peran, melakukan percobaan ) sesuai dengan kompetensi yang dikembangkan.

14. Tata tertib kelas disusun dan disepakati bersama oleh siswa dan guru.

15. Perilaku warga kelas (guru dan siswa) sesuai dengan etika yang berlaku.

16. Proses pembelajaran memberi kesempatan peserta didik agar berani bertanya,
mengemukakan pendapat, mengkomunikasikan ide/gagasan secara tertulis dan/atau lisan.

17. Guru memanfaatkan berbagai sumber belajar (bahan pustaka, lingkungan sekitar,
pengalaman peserta didik, nara sumber, internet) disesuaikan dengan kompetensi yang
dikembangkan.

18. Guru menggunakan alat bantu belajar (media atau alat peraga, lembar kerja) sesuai dengan
kompetensi yang dikembangkan bersama peserta didik.

19. Guru membuat dan menggunakan lembar kerja untuk mengkondisikan peserta didik
menemukan konsep/ gagasan/cara/rumus dan mengamati konteks kehidupan nyata.

20. Pertanyaan yang diajukan guru memancing siswa untuk membangun gagasannya sendiri.

21. Guru memberikan umpan balik yang dapat mendorong peserta didik mengemukakan
ide/gagasan.

22. Peserta didik aktif dan tekun melakukan kegiatan/aktifitas pembelajaran.

23. Guru memberikan kesempatan kepada peserta didik tampil di depan kelas untuk bercerita,
mempresentasikan hasil kerja kelompok/individu, memimpin diskusi kelas.

24. Guru bersama siswa melakukan refleksi/perenungan tentang kesan dan/atau pemahaman
terhadap proses pembelajaran yang telah dilaksanakan.

25. Hasil karya peserta didik dari kegiatan pembelajaran dipajang, ditata rapi, dan diganti secara
rutin dan teratur.

26. Hasil belajar peserta didik dipantau secara berkelanjutan untuk dapat mencapai kriteria
ketuntasan minimal (KKM).
27. Kompetensi peserta didik dikembangkan secara seimbang baik personal maupun sosial
sesuai dengan latar belakang potensi peserta didik (contoh: jujur, tanggung jawab, disiplin,
kerjasama, toleransi, empati, percaya diri, musyawarah, kepemimpinan).

28. Setiap proses pembelajaran bebas dari perlakuan kekerasan (emosional, fisik, dan
pelecehan seksual).

29. Memberikan pelayanan remedial bagi siswa yang belum mencapai kompetensi dan
pengayaan bagi yang sudah mencapai kompetensi.

30. Sekolah memiliki kalender akademik.

31. Sekolah memiliki dokumen perumusan Kriteria Ketuntasan Minimal yang dilaksanakan
melalui rapat dewan guru.

B. Peserta Didik

Pada komponen peserta didik berbasis sekolah mempunyai 10 (sepuluh) indikator minimal,
yaitu:

1. Cakupan “pengelolaan peserta didik” di sekolah meliputi penerimaan, penempatan, dan


pelayanan sehari-hari di sekolah.

2. Penerimaan peserta didik memberi kesempatan kepada semua anak usia SD, dari berbagai
latar belakang status ekonomi, sosial, agama, bangsa/suku bangsa.

3. Prosedur penerimaan peserta didik dilakukan secara transparan, mulai dari pengumuman
pendaftaran, proses seleksi, hingga pengumuman penerimaan.

4. Pelayanan prima kepada peserta didik, sejak siswa diterima menjadi peserta didik, hingga
pada melaksanakan kegiatan sehari-hari, dengan memperhatikan minat, bakat, dan kebutuhan
khusus peserta didik.

5. Sekolah memiliki dokumen buku induk peserta didik.

6. Sekolah memiliki dokumen kehadiran peserta didik.

7. Sekolah memiliki dokumen mutasi peserta didik.

8. Sekolah memiliki papan statistik peserta didik (yang menggambarkan tentang jumlah siswa
laki-laki dan perempuan di setiap kelas, jumlah lulusan setiap tahun, jumlah siswa melanjutkan
setiap tahun, jumlah siswa berdasarkan usia).
9. Sekolah memiliki dokumen pembinaan terhadap peserta didik yang berada di kelas akhir.

10. Sekolah memiliki dokumen tentang alumni.

C. Pendidik dan Tenaga Kependidikan

Pada pendidik dan tenaga kependidikan berbasis sekolah mempunyai 8 (delapan) indikator
minimal, yaitu:

1. Pembagian tugas guru yang jelas dan terpajang.

2. Sekolah memiliki agenda kegiatan pelatihan internal sekolah dan/atau tingkat gugus bagi
guru dan kepala sekolah.

3. Minimal 50% dari jumlah guru yang ada telah mengikuti pelatihan professional.

4. Kepala sekolah memiliki program dan/atau agenda supervise pembelajaran.

5. Kepala sekolah memilki agenda kegitan untuk memfasilitasi guru yang mengalami kesulitan
dalam menyusun perangkat dan mengimplementasikan pembelajaran.

6. Sekolah memmilik agenda kegiatan pertemuan rutin untuk mengevaluasi dan menyusun
kinerja sekolah.

7. Minimal 25% guru menghasilkan produk inovatif dan kreatif (alat peraga, hasil penelitian,
karya ilmiah popular,kreasi seni dan lain-lain.

8. Sekolah menerapkan sistem penghargaan.

D. Sarana dan Prasarana

Pada sarana dan prasarana berbasis sekolah mempunyai 11 (sebelas) indikator minimal, yaitu:

1. Sekolah memiliki buku inventaris asset.

2. Sekolah memiliki tempat penyimpanan peralatan sekolah.

3. Rasio antara ruang kelas dan rombongan belajar 1:1.

4. Sekolah memiliki ruang guru yang bersih dan rapi.

5. Standar luas ruangan kelas ( 8m x 8m) untuk 32 peserta didik.


6. Sekolah memiliki toilet, bersih, tidak berbau, rasio minimal 1:32 yang terpisah antara laki-laki
dan perempuan.

7. Sekolah memiliki halaman yang bersih dan tertata rapi.

8. Sekolah memiliki pagar yang rapi.

9. Sekolah memiliki media pembelajaran/alat peraga sederhana hasil karya guru dan siswa.

10. Sekolah memiliki sudut baca/mini library yang tertata rapi dan termanfaatkan sebagai
sumber belajar peserta didik.

11. Sekolah menyediakan tempat sampah minimal satu set yang terdiri dari tiga jenis
sampah(organic, plastic dan kertas, kaca besi dan seng).

E. Pembiayaan

Pada pembiayaan berbasis sekolah mempunyai 14 (empat belas) indikator minimal, yaitu:

1. Sekolah memiliki Rencana Kerja Sekolah (RKS) secara terpadu yang disusun berdasarkan
analisis kebutuhan peningkatan mutu pendidikan dan dipetakan untuk jangka waktu menengah
(4 tahun).

2. Penyusunan Rencana Kerja dan Anggaran Sekolah (RKAS) sebagai bagian yang tidak
terpisahkan dari RKS untuk jangka waktu 1 tahun, dilaksanakan secara transparan, terpadu,
berdasarkan skala prioritas, partisiaptif dan akuntabel.

3. Transparansi dokumen RKAS dan penggunaannya melalui (dipajang, website sekolah,laporan


tertulis secara rutin).

4. Sekolah memiliki inisiatif mencari dana tambahan di luar dana BOS.

5. Minimal 70% dana sekolah dialokasikan untuk peningkatan mutu.

6. Sekolah membuat pembukuan yang tertib, rapi dan dapat dipertanggung jawabkan.

7. Hubungan sekolah dengan masyarakat.

8. Sekolah memiliki nota kesepakatan (MOU) kerja sama dengan lembaga pendidikan dan non
pendidikan untuk meningkatkan mutu penyelenggaraan pendidikan.

9. Sekolah memiliki agenda kegiatan/rencana aksi untuk sosialisasi/promosi program sekolah.


10. Sekolah mengadakan open house di akhir tahun pelajaran kepada masyarakat.

11. Sekolah memiliki pengurus komite sekolah.

12. Sekolah memiliki agenda kegiatan bakti sosial di lingkungan sekitar sekolah.

13. Sekolah memiliki agenda kegiatan pertemuan rutin dengan orang tua peserta didik dan
komtie sekolah.

14. Komite sekolah dan/atau orang tua peserta didik terlibat dalam penyusunan program dan
anggaran sekolah.

F. Hubungan sekolah dengan masyarakat

Pada hubungan sekolah dengan masyarakat berbasis sekolah mempunyai 7 (tujuh) indikator
minimal, yaitu:

1. Sekolah memiliki nota kesepakatan (MOU) kerja sama dengan lembaga pendidikan dan non
pendidikan untuk meningkatkan mutu penyelenggaraan pendidikan

2. Sekolah memiliki agenda kegiatan/rencana aksi untuk sosialisasi/promosi program sekolah.

3. Sekolah mengadakan open house di akhir tahun pelajaran kepada masyarakat.

4. Sekolah memiliki pengurus komite sekolah.

5. Sekolah memiliki agenda kegiatan bakti sosial di lingkungan sekitar sekolah.

6. Sekolah memiliki agenda kegiatan pertemuan rutin dengan orang tua peserta didik dan
komtie sekolah.

7. Komite sekolah dan/atau orang tua peserta didik terlibat dalam penyusunan program dan
anggaran sekolah.

G. Budaya dan lingkungan sekolah

Pada budaya dan lingkungan sekolah berbasis sekolah mempunyai 5 (lima) indikator minimal,
yaitu:

1. Sekolah menerapkan 7 K ( kebersihan, ketertiban, kesehatan, keindahan, kekeluargaan,


keamanan, kerindangan).
2. Sekolah memiliki agenda kegiatan budaya baca bagi peserta didik dan guru.

3. Sekolah memiliki tata tertib sekolah, kode etik sekolah, peraturan akademik hasil rumusan
bersama antara sekolah, orang tua dan perwakilan peserta didik dan terpampang secara
komunikatif.

4. Sekolah memiliki agenda kegiatan aksi bersih sekolah (jumat bersih, sabsih).

5. Sekolah memiliki program pembiasaan (berperilaku sopan, berbicara santun, berperilaku


jujur, disiplin, tanggung jawab, amanah, menepati janji, empati kepada sesame sesama) dan
terpampang secara komunikatif.
SOAL LATIHAN

1. Jelaskan apa yang dimaksud dengan indikator MBS?


2. Jelaskan apa -apa saja indikator minimal keberhasilan MBS di SD?
3. Jelaskan mengapa harus ada saran dan prasarana di dalam indikator MBS di SD?
4. Mengapa perlu ada nya indikator MBS di SD?
5. Dari mana sumber pembiayaan MBS di SD ?
DAFTAR PUSTAKA

Sutomodkk.2011.ManajemenSekolah.Semarang:UNNESPress

Asikbelajar.Com on Uvaya Banjarmasin

Copyright 2023AsikBelajar.Com Design by Asik belajar.Com Themes

Marsidin,S.2005.KepemimpinandalammewujudkanManajemenBerbasisSekolah.

Anda mungkin juga menyukai