Anda di halaman 1dari 33

Angela

Modul Pembelajaran

BIOLOGI
Berbasis Brain Based Learning disertai Crossword Puzzle

Sistem Imun

Kelas

XI
Nama:

Kelas:
Semester 1
i
Kata Pengantar

Puji syukur dipanjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena berkata Rahmat dan
Karunia-Nya Modul Pembelajaran Biologi untuk Peserta Didik Kelas XI telah selesai disusun.

Modul ini disusun berdasarkan pendekatan pembelajaran Brain Based Learning disertai
Crossword Puzzle. Diharapkan peserta didik dapat belajar aktif dan berfikir kritis untuk
menyelesaikan masalah yang ditemui ketika pembelajaran biologi berlangsung. Sehingga
peserta didik mampu mengembangkan potensi kognitif, afektif, dan psikomotorik yang
dimilikinya.

Seiring dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, peserta didik


membutuhkan proses pembelajaran yang dapat membantu menghadapi segala tantangan dan
permasalahan dalam kehidupan sehari-hari. Modul ini dapat menjadi salah satu sumber belajar
yang memberi pengetahuan tentang biologi. Bahan-bahan pelajaran yang disusun dalam modul
ini disusun secara sederhana, sistematis dan praktis agar mudah dipahami oleh peserta didik.
Semoga modul ini bermanfaat bagi peserta didik dan pembaca lainnya.

Batusangkar, Juni 2022

Angela

i
DAFTAR ISI

Kata Pengantar……………………………………………………………………………... i
Daftar Isi……………………………………………………………………………………..ii

Daftar Gamabr……………………………………………………………………………...iii

Petunjuk Penggunaan Modul…………………………………………………………...…iv

Kompetensi Init (KI)………………………………………………………………………...v

Kompetensi Dasar (KD)………………………………………………………………...….vi

Peta Konsep…………………………………………………………………………...……..1

Kegiatan Pembelajaran 1…………………………………………………...………………2

Mari Berpikir……………………………………………………………………………...2

Uraian Materi……………………………………………………………………………..3

Latihan Soal……………………………………………………………………………..15

Kegiatan Pembelajaran 2……………………………………………………...…………..17

Mari Berpikir…………………………………………………………….………………17

Uraian Materi……………………………………………………………………............18

Rangkuman…………………………………………………………………………………22

Evaluasi………………………………………………………………………………….….23

Glossarium………………………………………………………………………………….25

Daftar Pustaka……………………………………………………………………………..26

Kunci Jawaban…………………………………………………………………………….27

ii
DAFTAR GAMBAR

Gambar 1: Fagositosis…………………………………………………………………………5
Gambar 2: Respons peradangan sebagai suatu sistem imunitas………………………….……6
Gambar 3: Mekanisme perusakan sel mikroba oleh protein antimikroba………………….….8
Gambar 4: Bentuk-Bentuk Imunoglobulin………………………………………………….…9

iii
Petunjuk Penggunaan Modul

A. Petunjuk Guru
1. Sebelum belajar, guru menyampaikan tujuan pembelajaran yang akan dicapai.
2. Guru membimbing peserta didik dalam pembelajaran menggunakan modul ini.
3. Pelaksanaan pembelajaran sesuai dengan sintak dari pendekatan Brain Based
Learning yaitu:
a. Tahap pra-paparan (Peta Konsep)
b. Tahap persiapan (Memunculkan rasa ingin tahu peserta didik)
c. Tahap inisiasi dan akuisisi (Materi)
d. Tahap elaborasi (Latihan Soal)
e. Tahap inkubasi dan mamasukkan memori (Rangkuman)
f. Tahap verifikasi dan pengecekan keyakinan (Evaluasi dengan Crossword Puzzle
atau teka- teki silang)
g. Tahap perayaan dan integrasi (Penilaian)
4. Guru mengarahkan peserta didik dalam menggunakan modul pembelajaran biologi
serta memberikan penilaian.
B. Petunjuk Peserta Didik
1. Berdoalah sebelum membaca modul pembelajaran ini.
2. Bacalah tujuan pembeajaran yang tertera pada modul ini.
3. Pelajari dan pahami setiap bagian yang disajikan pada modul ini.
4. Lanjutkan dengan mengerjakan evaluasi yang tersedia pada modul pembelajaran ini
sesuai dengan perintah.

iv
Kompetensi Inti (KI) dan Kompetensi Dasar (KD)

A. Kompetensi Inti (KI)


KI 1: Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya.

KI 2: Menghayati dan mengamalkan perilaku jujur, disiplin, santun, peduli (gotong


royong,kerjasama, toleran, damai), bertanggung jawab, responsif, dan pro-aktif
dalam berinteraksi secara efektif sesuai dengan perkembangan anak di
lingkungan, keluarga, sekolah, masyarakat dan lingkungan alam sekitar, bangsa,
negara, kawasan regional, dan kawasan internasional”.

KI 3: Memahami, menerapkan, dan menganalisis pengetahuan faktual, konseptual,


prosedural, dan metakognitif berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu
pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan
kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait penyebab fenomena
dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang kajian yang
spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah.

KI 4: Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak terkait
dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara mandiri,
bertindak secara efektif dan kreatif, serta mampu menggunakan metode sesuai
kaidah keilmuan

B. Kompetensi Dasar (KD)


3.12. Menganalisis peran sistem imun dan imunisasi terhadap proses fisiologi di dalam
tubuh

4.12. Melakukan kampanye pentingnya partisipasi masyarakat dalam program dan


immunisasi serta kelainan dalam sistem imun

v
Peta Konsep

Sistem Imun

Terdiri atas

Mekanisme Faktor yang


Fungsi sistem Gangguan
Pertahanan mempengaruhi
imun sistem imun
Tubuh sistem imun

Hipersensitivita
Pertahanan Non Pertahanan Genetik
s (Alergi)
Spesifik Spesisfik

Pertahanan Komponen Penyakit


Fisiologis
Tubuh Respon Autoimun
Nonspesifik imunitas
Eksternal
Respon Stress Imunidefisiensi
Pertahanan Kekebalan
Tubuh Tubuh
Nonspesifik
Internal
Struktur Sistem Usia
Kekeblan Tu

Inflamasi
Mekanisme Hormon
Sistem Imun
Spesifik
Protein anti
mikroba non
spesifik Obat-obatan

Modul Pembelajaran Biologi Berbasis Brain Based Learning disertai Crosssword Puzzle 1
Kegiatan Pembelajaran 1

Indikator:

1. Menjelaskan fungsi sistem imun


2. Menjelaskan mekanisme pertahanan tubuh.
3. Menjelaskan pertahanan tubuh nonspesifik
4. Menjelaskan pertahanan tubuh spesifik

Tujuan Pembelajaran

1. Peserta didik mampu menjelaskan fungsi sistem imun


2. Peserta didik mampu menjelaskan mekanisme pertahanan tubuh
3. Peserta didik mampu menjelaskan pertahanan tubuh nonspesifik
4. Peserta didik mampu menjelaskan pertahanan spesifik.

Mari Berpikir

Pernahkah kamu memikirkan, ketika tubuh terinfeksi penyakit. Awalnya


kita akan bersin, dan mengeluarkan ingus. Tahukah kamu bersin dan
mengeluarakan ingus ini merukan salah satu mekanisme pertahanan tubuh
terhadap penyakit yang menginfeksi. Ini merupakan salah satu kemampuan
sistem imun tubuh dalam menjaga pertahanan tubuh.

Modul Pembelajaran Biologi Berbasis Brain Based Learning disertai Crosssword Puzzle 2
Uraian Materi

Tubuh manusia memiliki sistem imun yang mengatur mekanisme perlindungan


terhadap penyakit dengan mengidentifikasi dan membunuh patogen yang masuk ke dalam.
Sistem Pertahanan Tubuh (Sistem Imunitas) adalah sistem pertahanan yang berkenan dalam
mengenal, menghancurkan serta menetralkan benda-benda asing atau sel-sel abnormal yang
berpotensi merugikan bagi tubuh. Sedangkan Imunitas (kekebalan) adalah kemampuan tubuh
untuk menahan atau menghilangkan benda asing serta sel-sel abnormal. Sistem imun tersusun
dari sel-sel dan jaringan yang membentuk imunitas, yaitu kekebalan tubuh terhadap infeksi atau
penyakit. Materi yang akan dibahas adalah fungsi sistem imun, respon imun, pencegahan
penyakit.

A. Fungsi Sistem Imun


Sistem imun memiliki beberapa fungsi bagi tubuh, yaitu:
1. Pembentuk kekebalan tubuh.
2. Penolak dan penghancur segala bentuk benda asing yang masuk ke dalam tubuh.
3. Pendeteksi adanya sel abnormal, infeksi dan patogen yang membahayakan.
4. Penjaga keseimbangan komponen dan fungsi tubuh.
Sistem imun melibatkan banyak sekali komponen untuk menjalankan fungsinya dan
tidak dapat bekerja sendiri-sendiri. Respon imun tubuh terhadap serangan patogen tidak dapat
dirasakan langsung saat tubuh terkena infeksi patogen, sehingga tubuh memerlukan waktu
untuk meresponnya. Tubuh kita memiliki pertahana tubuh yaitu pertahanan tubuh alami dan
pertahana tubuh oleh sel-sel darah putih.

B. Mekanisme Pertahanan Tubuh


Mekanisme pertahanan tubuh merupakan imunitas bawaan sejak lahir, berupa
komponen normal tubuh yang selalu ditemukan pada individu sehat, dan siap mencegah serta
menyingkirkan dengan cepat antigen yang masuk ke dalam tubuh. Tubuh manusia memiliki
dua macam mekanisme pertahanan tubuh, yaitu pertahanan nonspesifik (alamiah) dan
pertahanan spesifik (adaptif).

Modul Pembelajaran Biologi Berbasis Brain Based Learning disertai Crosssword Puzzle 3
1. Pertahanan Nonspesifik
Sistem pertahanan tubuh nonspesifik tidak membedakan mikroorganisme
patogen satu dengan lainnya. Sistem ini merupakan pertahanan pertama terhadap
infeksi. Adapun sistem pertahanan tubuh spesifik bekerja hanya jika patogen
tertentu memasuki tubuh dan telah melewati sistem pertahanan tubuh nonspesifik
internal penyaringan ini dilakukan oleh kulit, membran mukosa, dan sekresi kulit
dan membran.
a. Pertahanan Tubuh Nonspesifik Eksternal
Pertahanan fisik, pertahanan tubuh terbesar dan paling mudah dilihat
yang menjaga tubuh dari infeksi adalah kulit. Permukaan kulit mencegah
mikroorganisme patogen memasuki tubuh. Kulit yang utuh, secara normal tidak
dapat dimasuki bakteri atau virus. Kulit juga mensekresikan berbagasi zat yang
dapat menghambat pertumbuhan bakteri sebagai Pertahanan kimiawi, yaitu air
mata, sebum (minyak), mukus, saliva dan keringat. Air liur, air mata dan sekresi
mukosa (mukus) yang disekresikan jaringan epitel dan mukosa, melenyapkan
banyak bibit penyakit yang potensial. Sekresi ini mengandung lisozim, suatu
enzim yang dapat menguraikan dinding sel bakteri. Selain itu, bakteri flora
normal tubuh pada epitel dan mukosa dapat juga mencegah koloni bakteri
patogen.
Pertahanan mekanik, berupa rambut hidung yang berfungsi sebagai
filter udara yang melewati saluran hidung. Bakteri atau partikel lain yang
terperangkap oleh mukus akan disapu oleh silis. Silia merupakan rambut hasul
yang memuliki gerakan seperti gelombang.
Pertahanan biologis, pertahaan ini dilakukan oleh bakteri baik yang
terdapat pada permukaan kulit yang memeiliki peran sebagai pengahambat
pertumbuhan bakteri patogen bakteri baik ini melindungi tubuh dengan cara
berkompetisis dengan bakteri patogen. Sehingga, penggunaan antibiotic
dipermukaan tubuh dapat membunuh bakteri tersebut dan menyebabkan
pertahanan tubuh kita berkurang.
b. Pertahanan Tubuh Nonspesifik Internal
Sistem pertahanan tubuh nonspesifik internal bergantung pada sel-sel
fagosit. Sel-sel fagosistosis menelan dan mencerna (fagositosis) benda asing
yang masuk ke dalam tubuh. Fagositosis dilakukan oleh sel darah putih. Jenis-

Modul Pembelajaran Biologi Berbasis Brain Based Learning disertai Crosssword Puzzle 4
jenis sel darah putih yang dapat melakukan fagositosis adalah neutrofil, monosit,
eosinofil, dan sel pembuluh alami (natural killer, NK). Proses ini dilakukan oleh
neutrofil dan makrofag, yang bergerak secara kemotaksis (dipengaruhi oleh zat
kimia). Makrofag dibedakan menjadi makrofag jaringan ikat. Makrofag dan
prekursornya (monosit) dan sistem makrofag mononukleus
Jenis sel darah putih lain yang dapat melakukan fagositosis adalah sel
monosit. Ketika suatu jaringan terinfeksi, sel monosit akan keluar dari saluran
darah menuju jaringan tersebut. Sel monosit kemudian berubah menjadi sel
makrofaga yaitu sel fagositosis yang besar. Makrofaga melakukan fungsinya
dengan menjulurkan kaki pseupodia, mengikat dan menelan mikroba. Di dalam
sel makrofaga, mikroba kemudian akan dicerna oleh enzim lisosom.

Gambar 1: Fagositosis
Sumber: mycunk.com, 2022
c. Inflamasi
Inflamasi adalah reaksi lokal jaringan terhadap infeksi atau cedera, yang
ditandai dengan kemerahan, panas, pembengkakan, nyeri, dan kehilangan fungsi
ini merupakan sinyal pertama yang diberikan oleh sel- sel yang telah rusak.
Sinyal pertama adalah histamin yang mengakibatkan peradangan, sedangkan
yang kedua adalah interferon yang akan menyiagakan sel-sel lain

1) Histamin
Sinyal yang diberikan oleh sel terinfeksi akan ditangkap oleh sel
darah putih jenis basofil yang kemudian akan melepaskan histamin ke

Modul Pembelajaran Biologi Berbasis Brain Based Learning disertai Crosssword Puzzle 5
jaringan. Histamin menyebabkan pembuluh darah prakapilker sekitar
jaringan membesar, sedangkan pembuluh vena mengecil. Dengan keadaan
demikian jaringan mengalami pembengkakan atau peradangan
Peradangan jaringan meningkatkan permeabilitas kapiler dan
meningkatkan migrasi sel-sel fagositosit dari kapiler darah ke jaringan.
Jaringan yang meradang juga melepaskan senyawa kemokin yang
merupakan sinyal kimiawi untuk merangsang sel fagositosis mendatangi
jaringan. Dengan masuknya sel-sel fagositosis ke jaringan yang meradang
maka proses perbaikan dimulai. Sel-sel fagositosis segera akan menelan
semua sel mikroba dan juga membersihkan jaringan tersebut dari senyawa
yang berbahaya.
Peradangan juga mengakibatkan demam karena sel-sel leukosit
melepaskan senyawa pirogen. Senyawa ini akan merangsang tubuh untuk
menaikkan suhu dengan demikian meningkatkan pertahanan tubuh,
menghambat pertumbuhan beberapa jenis mikroba, memudahkan
fagositosis, mempercepat reaksi tubuh, dan mempercepat perbaikan
jaringan.

Gambar 2: Respons peradangan sebagai suatu sistem imunitas


Sumber: kompasiana.com
Respons peradangan sebagai suatu sistem imunitas
1. Sinyal kimia 2. Pembekuan 3. Monosit dan 4. Patogen
dikeluarkan dan darah neutrofil difagositisi dan
mengaktifasi makrofag dimulai. berpindah dari area sekitar
di area infeksi. Hal ini aliran darah ke dibersihkan dari
menyebabkan dilatasi aliran infeksi. sisa-sisa jaringan
kapiler dan yang mati.

Modul Pembelajaran Biologi Berbasis Brain Based Learning disertai Crosssword Puzzle 6
meningkatkan
permeabilitas kapiler.

2) Interferon
Interferon adalah suatu bahan kimia spesifik pada setiap spesies yang
diproduksi oleh sel yang terkena serangan virus. Interferon mengaktifkan
sel-sel yang dekat dengan sel yang telah terkena serangan virus untuk siaga
dan bersiap-siap menghadapi serangan. Dengan adanya sinyal interferon ini
sel yang telah dihubungi akan melawan semua serangan virus.

d. Protein Antimikroba
Protein yang berperan dalam sistem pertahanan tubuh nonspesifik
disebut sistem komplemen. Protein tersebut dapat secara langsung membunuh
mikroorganisme ataupun mencegah reproduksinya. Terdapat sekitar 20 jenis
protein yang termasuk dalam sistem ini. Histamin dan interleukin termasuk
protein ini.

Protein komplemen bersirkulasi dalam darah dalam bentuk tidak aktif.


Jika beberapa molekul dari satu jenis protein komplemen aktif, hal tersebut
memicu gelombang reaksi yang besar. Mereka mengaktifkan banyak molekul
komplemen lain. Setiap molekul yang aktif, akan mengaktifkan jenis protein
komplemen lain dan begitu seterusnya. Aktivasi protein komplemen terjadi jika
protein komplemen tersebut berikatan dengan protein yang disebut antigen.
Antigen telah dimiliki oleh patogen. Aktivasi dapat terjadi ketika protein
komplemen berikatan langsung dengan permukaan bakteri.

Beberapa protein komplemen dapat bersatu membentuk pori kompleks


yang menginduksi lisis (kematian sel) pada patogen. Beberapa protein
komplemen yang aktif juga menyebabkan respons pertahanan tubuh nonspesifik
yang disebut peradangan (inflamasi). Selain itu, “menarik” sel-sel fagosit
menuju sel atau jaringan yang rusak.

Modul Pembelajaran Biologi Berbasis Brain Based Learning disertai Crosssword Puzzle 7
Gambar 3: Mekanisme perusakan sel mikroba oleh protein antimikroba
Sumber: mycunk.com, 2022
2. Pertahanan Spesifik
Pertahanan tubuh nonspesifik pada permukaan tubuh disokong oleh
pertahanan tubuh spesifik atau sistem kekebalan tubuh (imunitas) yang memiliki
kekuatan yang lebih besar menghadapi penyerang (patogen) tertentu. Pertahanan
tubuh spesifik ini dipicu oleh antigen (antibody generating), zat asing yang menjadi
bagian permukaan virus, bakteri, atau patogen lain. Semua zat asing yang memicu
sistem kekebalan tubuh disebut antigen. Antigen dapat berupa karbohidrat, lemak,
atau protein.
a. Komponen Respon Imunitas Spesifik
Antigen merupakan zat yang merangsang respons imunitas, terutama
dalam menghasilkan antibodi. Terdiri atas bagian determinan antigen (epitop),
yaitu bagian antigen yang membangkitkan respons imun, dan hapten, yaitu
molekul kecil yang jika sendirian tidak dapat menginduksi produksi antibodi,
melainkan harus bergabung dengan carrier yang bermolekul besar.

Sel Limfosit B dapat membentuk struktur protein khusus, yaitu


Immunoglobulin atau disebut juga antibodi. Protein khusus ini dimigrasikan ke
bagian membran sel, kemudian berfungsi mengenali dan mengikat sel asing atau
organisme asing yang ditemui, dan melumpuhkannya. Antibodi pada dasarnya
adalah protein yang sangat spesifik yang terbentuk sebagai respons dari
kehadiran antigen. Immunoglobin (disingkat Ig) dibagi menjadi lima kelas,
yaitu:

Modul Pembelajaran Biologi Berbasis Brain Based Learning disertai Crosssword Puzzle 8
1) IgA, mencegah masuknya virus atau bakteri melalui jaringan epitel mukosa
sistem pencernaan, pernapasan, dan saluran reproduksi. IgA ditemukan juga
pada air liur, air mata, dan kolostrum.
2) IgD, tidak mengaktifkan sistem komplemen dan tidak dapat melewati
plasenta. IgD diduga berfungsi dalam diferensi sel limfosit B menjadi sel
plasma dan sel B memori.
3) IgE, memicu peradangan jika cacing parasit menyerang tubuh. IgE juga
berperan dalam reaksi alergi.
4) IgG, IgG mengaktifkan protein komplemen dan menetralkan banyak racun.
Jumlah IgG paling banyak dan tahan lama. IgG merupakan satu-satunya
antibodi yang dapat melewati plasenta dan menjaga janin dengan kekebalan
tubuh ibunya. IgG juga disekresikan dalam kolostrum.
5) IgM merupakan antibodi pertama yang disekresikan sebagai respons
kekebalan tubuh. Setelah mengikat antigen, IgM memicu aktifnya protein
komplemen. IgM juga dapat mengikat antigen atau patogen menjadi
gumpalan sehingga memudahkan fagositosis makrofag..

Gambar 4: Bentuk-Bentuk Imunoglobulin

Sumber: Hisham.id, 2022

b. Respon Kekebalan Tubuh (Imunitas)


Respons kekebalan tubuh (Imunitas) dan memori imunologis terhadap
suatu patogen atau antigen dapat dibedakan atas:

Modul Pembelajaran Biologi Berbasis Brain Based Learning disertai Crosssword Puzzle 9
1) Imunisasi aktif, diperoleh akibat kontak langsung dengan toksin/patogen
sehingga tubuh mampu memproduksi antibodi sendiri. Imunitas aktif
terbagi 2 yaitu:
 Imunisasi aktif alami terjadi jika seseorang terkena penyakit
kemudian sistem imunitas memproduksi antibodi/limfosit khusus.
 Imunisasi aktif buatan: merupakan hasil vaksinasi. Vaksin adalah
patogen yang dilemahkan atau toksin yang telah diubah, yang
dapat merangsang imunitas namun tidak menyebabkan penyakit.
2) Imunisasi pasif, jika antibodi satu individu dipindahkan ke individu lain.
 Imunisasi pasif alami: terjadi melalui pemberian ASI dan saat IgG
ibu masuk ke plasenta bayi.
 Imunisasi pasif buatan: terjadi melalui injeksi antibodi dalam
serum yang dihasilkan oleh orang atau hewan yang kebal karena
pernah terpapar antigen tertentu.
c. Struktur Sistem Kekebalan Tubuh
Sistem kekebalan tubuh pada organisme tingkat tinggi, terutama burung
dan Mammalia, bertumpu pada sel-sel darah putih (leukosit). Leukosit dibentuk
di dalam sumsum tulang oleh sebuah jaringan meristematik yang disebut stem
cells (sel induk darah).

Leukosit yang berperan dalam sistem kekebalan tubuh terdiri atas


fagosit dan limfosit. Fagosit merupakan sel yang akan menghancurkan benda
asing yang masuk dalam tubuh dengan cara menelannya (fagositosis). Fagosit
terdiri atas neutrofil dan makrofag. Neutrofil terdapat di dalam darah,
sedangkan makrofag mampu memasuki ke dalam jaringan ataupun rongga
tubuh. Limfosit terdiri atas dua jenis, yaitu limfosit B dan limfosit T.

1) Limfosit B
Limfosit B terbentuk dan dimatangkan dalam sumsum tulang (bone
marrow). Dalam sumsum tulang, limfosit B berdiferensiasi menjadi sel
plasma yang berfungsi bertugas menyekresikan antibodi kedalam cairan
tubuh dan sel limfosit B-memori yang berfungsi menyimpan informasi
antigen. Informasi ini disimpan dalam bentuk DNA yang dapat

Modul Pembelajaran Biologi Berbasis Brain Based Learning disertai Crosssword Puzzle 10
memproduksi antibodi yang cocok dengan antigen. Sel limfosit B hidup
dalam jangka waktu yang lama.

2) Limfosit T
Limfosit T dimatangkan di kelenjar timus. Di kelenjar timus,
limfosit T juga berdiferensiasi menjadi sel T sitotoksik (cytotoxic T cell),
sel T penolong (helper T cell), sel T supressor (supressor T cell), dan sel
T-memori (memory T cell). Masing-masing memiliki fungsi berbeda. Sel T
sitotoksik berfungsi dalam membunuh sel yang terinfeksi. Sel T penolong
berfungsi mengaktifkan limfosit B dan limfosit T. Sel supressor berfungsi
dalam mengurangi produksi antibodi oleh sel-sel plasma dengan cara
menghambat aktivitas sel T penolong dan sel T sitotoksik. Sel T memori
diproduksi untuk “mengingat” antigen yang telah masuk ke dalam tubuh.
Jika kelak antigen yang sama menyerang tubuh kembali, maka dengan
adanya sel T memori akan terjadi respons sekunder yang lebih cepat dan
kuat. Akibatnya, sering antigen telah dihancurkan sebelum terjadi demam
atau radang.

Baik limfosit B dan limfosit T akan masuk ke dalam sistem


peredaran limfatik atau getah bening. Sel limfosit banyak terdapat pada
sistem peredaran darah limfatik, sumsum tulang, kelenjar timus, kelenjar
limfa, amandel (tonsil), darah, dan dalam sistem pencernaan. Pada proses
transplantasi jaringan, penolakan tubuh donor yang menyebabkan
kerusakan jaringan yang akan ditransplantasikan, dapat disebabkan oleh sel
limfosit T. Hal ini terjadi karena limfosit T menganggap jaringan tersebut
bukan bagian dari tubuh.

d. Mekanisme sistem imun spesifik


Respon sistem kekebalan tubuh terhadap kehadiran antigen dapat
dibedakan atas dua cara, yaitu imunitas humoral dan imunitas seluler.
1) Imunitas Humoral
Imunitas humoral menghasilkan pembentukan antibodi yang
disekresikan oleh sel limfosit B. Antibodi ini berada dalam plasma darah dan
cairan limfa (dahulu disebut cairan humor) dalam bentuk protein.
Pembentukan antibodi ini dipicu oleh kehadiran antigen. Antibodi secara

Modul Pembelajaran Biologi Berbasis Brain Based Learning disertai Crosssword Puzzle 11
spesifik akan bereaksi dengan antigen. Spesifik, berarti antigen A hanya akan
berekasi dengan dengan antibodi A, tidak dengan antibodi B.

Antibodi umumnya tidak secara langsung menghancurkan antigen


yang menyerang. Namun, pengikatan antara antigen dan antibodi merupakan
dasar dari kerja antibodi dalam kekebalan tubuh. Terdapat beberapa cara
antibodi menghancurkan patogen atau antigen, yaitu netralisasi,
penggumpalan, pengendapan, dan pengaktifan sistem komplemen (protein
komplemen).

Cairan Antibodi Mekanisme


Netralisasi Netralisasi terjadi jika antibodi memblokir beberapa tempat
antigen berikatan dan membuatnya tidak aktif. Antibodi
menetralkan virus dengan menempel pada tempat yang
seharusnya berikatan dengan sel inang. Selain itu, antibodi
menetralkan bakteri dengan menyelimuti bagian beracun
bakteri dengan antibodi. Hal tersebut menetralkan racun
bakteri sehingga sel fagosit dapat mencerna bakteri tersebut
Penggumpalan Penggumpalan (aglutinasi) bakteri, virus, atau sel patogen
lain oleh antibodi merupakan salah satu cara yang cukup
efektif. Hal ini dapat dilakukan karena antibodi memiliki
minimal dua daerah ikatan (binding site). Cara ini
memudahkan sel fagosit menangkap sel-sel patogen
tersebut.
Pengendapan Pengendapan dilakukan pada antigen terlarut oleh antibodi.
Hal ini untuk membuat antigen terlarut tidak bergerak dan
memudahkan ditangkap oleh sel fagosit.
Sistem Komplemen Cara ini merupakan perpaduan antara antibodi dan sistem
komplemen. Antibodi yang berikatan dengan antigen akan
mengaktifkan sistem komplemen (protein komplemen)
untuk membentuk luka atau pori pada sel mikroba patogen.
Pembentukan luka atau pori ini menyebabkan luka atau pori
pada sel mikroba patogen. Pembentukan luka atau pori ini

Modul Pembelajaran Biologi Berbasis Brain Based Learning disertai Crosssword Puzzle 12
menyebabkan lisozim dapat masuk dan sel patogen tersebut
akan hancur (lisis)

Imunitas Humoral

Pengaktifan
Netralisasi Penggumpalan Pengendapan Sistem
Komplemen

Sel Fagosit Sel Patogen Lisis

2) Imunitas Seluler
Imunitas seluler bergantung pada peran langsung sel-sel (sel limfosit)
dalam menghancurkan patogen. Setelah kontak pertama dengan sebuah
antigen melalui makrofag, sekelompok limfosit T tertentu dalam jaringan.
limfatik akan membesar diameternya. Setelah itu, berkembang biak dan
berdiferensiasi menjadi beberapa sub populasi. Sub populasi tersebut, antara
lain sel T sitotoksik (cytotoxic T cell), sel T penolong (helper T cell), sel T
supressor (supressor T cell), dan sel T memori (memory T cell).

Tugas utama imunitas seluler adalah untuk menghancurkan sel tubuh


yang telah terinfeksi patogen, misalnya oleh bakteri atau virus. Bakteri atau
virus yang telah menyerang sel tubuh akan memperbanyak diri dalam sel
tubuh tersebut. Hal ini tidak dapat dilakukan oleh antibodi tubuh.

Modul Pembelajaran Biologi Berbasis Brain Based Learning disertai Crosssword Puzzle 13
Sebenarnya hanya sel T sitotoksik saja yang dapat menghancurkan
sel yang terinfeksi. Sel yang terinfeksi memiliki antigen asing milik virus
atau bakteri yang menyerangnya. Sel T sitotoksik membawa reseptor yang
dapat berikatan dengan antigen sel terinfeksi. Setelah berikatan dengan sel
yang terinfeksi, sel T sitotoksik menghasilkan protein perforin yang dapat
melubangi membran sel terinfeksi. Dengan adanya lubang, enzim sel T dapat
masuk dan menyebabkan kematian pada sel terinfeksi beserta patogen yang
menyerangnya.

Modul Pembelajaran Biologi Berbasis Brain Based Learning disertai Crosssword Puzzle 14
Latihan Soal

1. Sebutkanlah fungsi sistem imun!


.

2. Jelaskan proses yang terjadi pada gambar dibawah ini!

Modul Pembelajaran Biologi Berbasis Brain Based Learning disertai Crosssword Puzzle 15
3. Apakah yang dimaksud dengan inflamasi? Berikan contohnya
.

4. Jelaskan 5 kelas dari Imunoglobulin (Ig)!


.

5. Jelaskan 2 mekanisme respon imun spesifik!


.

Modul Pembelajaran Biologi Berbasis Brain Based Learning disertai Crosssword Puzzle 16
Kegiatan Pembelajaran 2

Indikator Pembelajaran

1. Menjelaskan faktor-faktor yang mempengaruhi sistem imun


2. Menjelaskan Gangguan sistem pertahanan tubuh

Tujuan Pembelajaran:

1. Peserta didik mampu menjelaskan faktor-faktor yang mempengaruhi sistem


imun.
2. Peserta didik mampu menjelaskan angguan sistem pertahanan tubuh

Mari Berpikir

Pernahkah kamu memikirkan, alergi merupakan salah satu kelainan dari


sistem pertahanan tubuh. Banyak orang yang memiliki gejala alergi yang
berbeda-beda. Coba sebutkan apa saja alergi yang kamu ketahui?

Modul Pembelajaran Biologi Berbasis Brain Based Learning disertai Crosssword Puzzle 17
Uraian Materi

A. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Sistem Imun


Kekebalan tubuh penting dijaga agar tubuh tetap sehat. Sistem kekebalan tubuh
yang kuat menjadi salah satu faktor yang berperan mencegah seseorang terpapar virus.
Maka perlu kita ketahui faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi sistem kekebalan
tubuh ini. Mari kita bahas dalam modul ini.
No. Faktor yang Mempengaruhi Sistem Gambar
Imun
1. Genetik (keturunan)
Seseorang yang memiliki riwayat penyakit
menurun seperti diebetes mellitus akan
beresiko menderita penyakit tersebut
dalam hidupnya.

Sumber: Tribunnews.com, 2022


2. Fisiologis
Fungsi organ yang terganggu akan
mempengaruhi kerja organ yang lain
seperti berat badan yang berlebihan akan
menyebabkan sirkulasi darah kurang
lancar sehingga dapat meningkatkan
kerentanan terhadap penyakit.
Sumber: Bisnis.com, 2022

Modul Pembelajaran Biologi Berbasis Brain Based Learning disertai Crosssword Puzzle 18
3. Stress dapat mempengaruhi sistem
kekebalan tubuh karena melepaskan
hormon seperti neuroedokrin,
glukokortikoid, dan katekolamin. Stres
kronis dapat menurunkan jumlah sel darah
putih dan berdampak buruk pada produksi
antibodi.
Sumber: Sindonews.com, 2022
4. Usia dapat meningkatkan atau
menurunkan kerentanan terhadap penyakit
tertentu. Contohnya, bayi yang lahir
secara prematur lebih rentan terhadap
infeksi daripada bayi yang normal. Pada
usia 45 tahun atau lebih, resiko timbulnya
penyakit kanker meningkat.
Sumber: Google.com, 2022
5. Hormon bergantung pada jenis kelamin.
Wanita memproduksi hormon estrogen.
Sedangkan pria memproduksi hormon
androgen yang bersifat memperkecil
resiko penyakit autoimun, sehingga
penyakit lebih sering dijumpai pada
wanita.

Sumber: Google.com, 2022


6. Penggunaan obat -obatan terutama
penggunaan antibiotik yang berlebihan
atau teratur, menyebabkan bakteri lebih
resisten, sehingga ketika bakteri
menyerang lagi maka sistem kekebalan
tubuh akan gagal melawannya.

Sumber: Health.kompas.com, 2022

Modul Pembelajaran Biologi Berbasis Brain Based Learning disertai Crosssword Puzzle 19
B. Gangguan Sistem Pertahanan Tubuh
Sistem kekebalan tubuh dapat tidak berfungsi jika sistem ini bereaksi dengan
molekul asing dengan berlebihan. Beberapa contoh di antaranya alergi, autoimunitas,
dan AIDS.
1. Alergi (Hipersensitivitas)
Reaksi alergi juga disebut anaphylaxis atau hipersensitivitas terhadap suatu
hal. Anda mungkin pernah merasakan hal ini. Sebagian orang alergi terhadap bulu,
debu, makanan laut, gigitan serangga, polen (serbuk sari) dan lain sebagainya.
Bentuk reaksinya bisa bermacam-macam, dari mulai bersin, gatal-gatal, pusing,
muntah dan diare, bahkan hingga kesulitan bernapas dan kematian.
Ketika awal protein asing masuk kedalam tubuh tidak ada penolakan apapun
pada tubuh. Pada tahap ini tubuh mengembangkan imunoglobin (biasanya dari kelas
IgE). Ketika protein dari jenis yang sama memasuki tubuh untuk ke dua kalinya,
IgE bereaksi dengan berikatan pada antigen pada permukaan membran mast cell.
Reaksi ini mendorong mast cell menyekresikan histamin. Histamin dalam
jumlah besar inilah yang menyebabkan berbagai reaksi alergi. Misalnya saja jika
reaksi alergi terjadi pada saluran pernapasan, histamin akan ditangkap oleh sel-sel
otot polos pada rongga pernapasan, yang diikuti dengan berkontraksinya otot-otot
tersebut sehingga terjadi penyempitan saluran pernapasan. Histamin juga
mengakibatkan vasodilatasi, kapiler darah menjadi lebih permeabel, dan tekanan
darah turun. Hal ini mengakibatkan jaringan membengkak.

Gambar 5: Alergi
Sumber: Sehatq.com, 2022

Modul Pembelajaran Biologi Berbasis Brain Based Learning disertai Crosssword Puzzle 20
2. Autoimunitas
Autoimunitas merupakan suatu keadaan sistem kekebalan tubuh membentuk
antibodi untuk menyerang sel tubuh yang lain, memperlakukannya seolah-olah
bukan bagian dari tubuh. Sel limfosit T, karena suatu hal menyerang sel tubuh
sendiri.
Kemungkinan penyebab abnormalitas ini bermacam-macam. Beberapa
kemungkinan ditemukan. Di antaranya adalah infeksi virus pada masa pra natal
(sebelum lahir) yang menyerang sistem kekebalan tubuh. Kemungkinan lainnya
adalah ketidakmatangan (immature) sel-sel yang memproses limfosit T di kelenjar
thymus.
3. AIDS
Acquired Immunodeficiency Syndrome (AIDS), adalah penyakit yang
disebabkan oleh Human Immunodeficiency Virus (HIV) pada sel limfosit T. Ketika
virus berhasil menginfeksi sel limfosit T, virus menggunakan ‘perangkat’ selnya
untuk menggandakan diri di dalam sel. Virus, yang telah menggandakan diri
kemudian menghancurkan membran sel dan meninggalkan sel limfosit T yang lama.
Virus-virus ini siap menginfeksi sel limfosit T yang lain yang masih sehat.
Pada keadaan yang normal, virus dapat dinonaktifkan oleh sel limfosit T.
Namun, ketika sel T penolong terinfeksi virus, maka ia tidak memiliki kemampuan
untuk menjalankan fungsinya untuk mengenali dan menonaktifkan sel-sel asing
yang masuk ke dalam tubuh.
Virus HIV yang menyebabkan AIDS ini menular dari satu orang ke orang
yang lain melalui percampuran cairan tubuh terutama darah. Penggunaan jarum
suntik secara bersamaan, transfusi darah dari penderita, dan hubungan seksual,
hingga sejauh ini diketahui sebagai cara efektif penularan virus HIV ini. Penderita
AIDS meninggal dunia bukan karena virus HIV yang menyerangnya.

Modul Pembelajaran Biologi Berbasis Brain Based Learning disertai Crosssword Puzzle 21
Rangkuman

1. Untuk melindungi tubuh dari serangan penyakit tubuh memiliki sistem


pertahanan yang disebut dengan Sistem imun
2. Sistem pertahanan tubuh, berdasarkan sifatnya dapat dikelompokkan
menjadi sistem pertahanan tubuh nonspesifik dan sistem pertahanan tubuh
spesifik. Sistem pertahanan tubuh nonspesifik melindungi tubuh dari
berbagai jenis mikroba patogen dan zat asing. Adapun sistem pertahanan
tubuh spesifik hanya bereaksi pada satu jenis patogen atau zat asing
tertentu. Pada sistem pertahanan spesifik, setiap jenis patogen atau antigen
tertentu, direspons oleh antibodi atau sel tertentu saja.
3. Pertahanan nonspesifik merupakan garis pertahanan pertama yang
dimiliki tubuh yang terdiri atas pertahanan nonspesifik eksternal,
pertahanan nonspesifik internal, inflamasi, protein antimikroba
4. Pertahanan spesifik terdiri atas komponen respon imunitas, Respon
Kekebalan Tubuh (Imunitas), struktur sistem imunitas, mekanisme sistem
imun spesifik.
5. Antigen merupakan zat yang merangsang respons imunitas, terutama
dalam menghasilkan antibodi. Antibody merupakan protein khusus.
6. Mekanisme ertahan tubuh secara spesifik terdiri atas imunitas humoral
dan imunitas selluer.

Modul Pembelajaran Biologi Berbasis Brain Based Learning disertai Crosssword Puzzle 22
Evaluasi

Isilah kolom dibawah ini sesuai dengan pertanyaan di bawah ini!

Modul Pembelajaran Biologi Berbasis Brain Based Learning disertai Crosssword Puzzle 23
MENDATAR
2. Respon sesitif berlebihan terhadap suatu hal
5. Air mata, sebum, mukus, saliva dan keringat
merupakan pertahanan
10. Hormon yang bereaksi ketika ada benda asing yang
masuk ke tubuh
11. Pertahanan Nonspesifik
13. Penyakit kekebalan tubuh yang tidak bisa melawan
infeksi
14. Sistem pertahanan yang berfingsi melawan benda
asing yang masuk ke tubuh.
15. Menelan dan Mencerna
17. Zat yang merangsang respon imunitas
19. Pertahanan Spesifik
20. Patogen yang dilemahkan yang dapat merangsang
imunitas

MENURUN
1. Faktor keturunan yang mempengaruhi sistem imun
3. Salah satu contoh penyakit autoimun
4. Suatu keadaan tubuh yang membentuk antibody
yang menyerang sel nya sendiri.
6. Bahan kimia spesfik yang diproduksi oleh sel yang
terkena virus
7. Peradangan
8. Kekebalan Tubuh
9. Miktoorganisme parasite yang dapat menyebabkan
penyakit pada inangnya
12. Respon imun yang tidak melibatkan antibodi
merupakan imunitas
16. Protein khusus yang dihasilakn sel B
18. Memicu peradangan jika cacing parasite
menyerang tubuh

Modul Pembelajaran Biologi Berbasis Brain Based Learning disertai Crosssword Puzzle 24
Glossarium

Aglutinasi : Penggumpalan

Alergi : Reaksi sensitif berlebihan terhadap suatu hal

Antibodi : Protein khusus yang dihasilakn oleh sel limfosit B.

Antigen : Protein asing yang menggerakkan pembentukan antibodi.

Fagosit : Sel yang akan menghancurkan benda asing yang masuk


dalam tubuh dengan cara menelannya (fagositosis).

Fagositosis : Peranan sel darah putih yang memakan benda asing bagi
sel darah putih.

Histamin : Zat kimia yang di produksi oleh sel-sel darah putih di


dalam tubuh ketika mengalami reaksi alergu atau infeksi.

Imunitas humoral : Hasil pembentukan antibodi yang disekresikan oleh sel


limfosit B.

Imunitas Selluler : respon imun yang tidak melibatkan antibody, tetapi


melibatkan aktivasi fagosit dan sel T

Inflamasi : Reaksi cepat terhadap kerusakan jaringan.

Interferon : Suatu bahan kimia spesifik pada setiap spesies yang


diproduksi oleh sel yang terkena serangan virus.

Makrofag : Sel jaringan ikat yang bentuknya bisa berubah-ubah.

Modul Pembelajaran Biologi Berbasis Brain Based Learning disertai Crosssword Puzzle 25
Daftar Pustaka

Ariebowo, M., Fictor, F.P. (2009). Praktis Belajar Biologi. Jakarta: Departemen
Pendidikan Nasional
Campbell, N.A. (2000). Biologi. Jakarta: Erlangga
Winarni, E.W,dkk (2007). Biologi SMA dan MA. Jakarta: Erlangga

Modul Pembelajaran Biologi Berbasis Brain Based Learning disertai Crosssword Puzzle 26
Kunci Jawaban

Crossword Puzzle
1. Genetik
2. Alergi
3. Diabetes
4. Autoimun
5. Kimiawi
6. Interferon
7. Inflamasi
8. Imunitas
9. Patogen
10. Histamine
11. Alamiah
12. Seluler
13. AIDS
14. Imun
15. Fagositosis
16. Antibodi
17. Antigen
18. IgE
19. Adaptif
20. Vaksin

Modul Pembelajaran Biologi Berbasis Brain Based Learning disertai Crosssword Puzzle 27

Anda mungkin juga menyukai