Modul Biologi Sistem Imun
Modul Biologi Sistem Imun
Modul Pembelajaran
BIOLOGI
Berbasis Brain Based Learning disertai Crossword Puzzle
Sistem Imun
Kelas
XI
Nama:
Kelas:
Semester 1
i
Kata Pengantar
Puji syukur dipanjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena berkata Rahmat dan
Karunia-Nya Modul Pembelajaran Biologi untuk Peserta Didik Kelas XI telah selesai disusun.
Modul ini disusun berdasarkan pendekatan pembelajaran Brain Based Learning disertai
Crossword Puzzle. Diharapkan peserta didik dapat belajar aktif dan berfikir kritis untuk
menyelesaikan masalah yang ditemui ketika pembelajaran biologi berlangsung. Sehingga
peserta didik mampu mengembangkan potensi kognitif, afektif, dan psikomotorik yang
dimilikinya.
Angela
i
DAFTAR ISI
Kata Pengantar……………………………………………………………………………... i
Daftar Isi……………………………………………………………………………………..ii
Daftar Gamabr……………………………………………………………………………...iii
Peta Konsep…………………………………………………………………………...……..1
Mari Berpikir……………………………………………………………………………...2
Uraian Materi……………………………………………………………………………..3
Latihan Soal……………………………………………………………………………..15
Mari Berpikir…………………………………………………………….………………17
Uraian Materi……………………………………………………………………............18
Rangkuman…………………………………………………………………………………22
Evaluasi………………………………………………………………………………….….23
Glossarium………………………………………………………………………………….25
Daftar Pustaka……………………………………………………………………………..26
Kunci Jawaban…………………………………………………………………………….27
ii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1: Fagositosis…………………………………………………………………………5
Gambar 2: Respons peradangan sebagai suatu sistem imunitas………………………….……6
Gambar 3: Mekanisme perusakan sel mikroba oleh protein antimikroba………………….….8
Gambar 4: Bentuk-Bentuk Imunoglobulin………………………………………………….…9
iii
Petunjuk Penggunaan Modul
A. Petunjuk Guru
1. Sebelum belajar, guru menyampaikan tujuan pembelajaran yang akan dicapai.
2. Guru membimbing peserta didik dalam pembelajaran menggunakan modul ini.
3. Pelaksanaan pembelajaran sesuai dengan sintak dari pendekatan Brain Based
Learning yaitu:
a. Tahap pra-paparan (Peta Konsep)
b. Tahap persiapan (Memunculkan rasa ingin tahu peserta didik)
c. Tahap inisiasi dan akuisisi (Materi)
d. Tahap elaborasi (Latihan Soal)
e. Tahap inkubasi dan mamasukkan memori (Rangkuman)
f. Tahap verifikasi dan pengecekan keyakinan (Evaluasi dengan Crossword Puzzle
atau teka- teki silang)
g. Tahap perayaan dan integrasi (Penilaian)
4. Guru mengarahkan peserta didik dalam menggunakan modul pembelajaran biologi
serta memberikan penilaian.
B. Petunjuk Peserta Didik
1. Berdoalah sebelum membaca modul pembelajaran ini.
2. Bacalah tujuan pembeajaran yang tertera pada modul ini.
3. Pelajari dan pahami setiap bagian yang disajikan pada modul ini.
4. Lanjutkan dengan mengerjakan evaluasi yang tersedia pada modul pembelajaran ini
sesuai dengan perintah.
iv
Kompetensi Inti (KI) dan Kompetensi Dasar (KD)
KI 4: Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak terkait
dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara mandiri,
bertindak secara efektif dan kreatif, serta mampu menggunakan metode sesuai
kaidah keilmuan
v
Peta Konsep
Sistem Imun
Terdiri atas
Hipersensitivita
Pertahanan Non Pertahanan Genetik
s (Alergi)
Spesifik Spesisfik
Inflamasi
Mekanisme Hormon
Sistem Imun
Spesifik
Protein anti
mikroba non
spesifik Obat-obatan
Modul Pembelajaran Biologi Berbasis Brain Based Learning disertai Crosssword Puzzle 1
Kegiatan Pembelajaran 1
Indikator:
Tujuan Pembelajaran
Mari Berpikir
Modul Pembelajaran Biologi Berbasis Brain Based Learning disertai Crosssword Puzzle 2
Uraian Materi
Modul Pembelajaran Biologi Berbasis Brain Based Learning disertai Crosssword Puzzle 3
1. Pertahanan Nonspesifik
Sistem pertahanan tubuh nonspesifik tidak membedakan mikroorganisme
patogen satu dengan lainnya. Sistem ini merupakan pertahanan pertama terhadap
infeksi. Adapun sistem pertahanan tubuh spesifik bekerja hanya jika patogen
tertentu memasuki tubuh dan telah melewati sistem pertahanan tubuh nonspesifik
internal penyaringan ini dilakukan oleh kulit, membran mukosa, dan sekresi kulit
dan membran.
a. Pertahanan Tubuh Nonspesifik Eksternal
Pertahanan fisik, pertahanan tubuh terbesar dan paling mudah dilihat
yang menjaga tubuh dari infeksi adalah kulit. Permukaan kulit mencegah
mikroorganisme patogen memasuki tubuh. Kulit yang utuh, secara normal tidak
dapat dimasuki bakteri atau virus. Kulit juga mensekresikan berbagasi zat yang
dapat menghambat pertumbuhan bakteri sebagai Pertahanan kimiawi, yaitu air
mata, sebum (minyak), mukus, saliva dan keringat. Air liur, air mata dan sekresi
mukosa (mukus) yang disekresikan jaringan epitel dan mukosa, melenyapkan
banyak bibit penyakit yang potensial. Sekresi ini mengandung lisozim, suatu
enzim yang dapat menguraikan dinding sel bakteri. Selain itu, bakteri flora
normal tubuh pada epitel dan mukosa dapat juga mencegah koloni bakteri
patogen.
Pertahanan mekanik, berupa rambut hidung yang berfungsi sebagai
filter udara yang melewati saluran hidung. Bakteri atau partikel lain yang
terperangkap oleh mukus akan disapu oleh silis. Silia merupakan rambut hasul
yang memuliki gerakan seperti gelombang.
Pertahanan biologis, pertahaan ini dilakukan oleh bakteri baik yang
terdapat pada permukaan kulit yang memeiliki peran sebagai pengahambat
pertumbuhan bakteri patogen bakteri baik ini melindungi tubuh dengan cara
berkompetisis dengan bakteri patogen. Sehingga, penggunaan antibiotic
dipermukaan tubuh dapat membunuh bakteri tersebut dan menyebabkan
pertahanan tubuh kita berkurang.
b. Pertahanan Tubuh Nonspesifik Internal
Sistem pertahanan tubuh nonspesifik internal bergantung pada sel-sel
fagosit. Sel-sel fagosistosis menelan dan mencerna (fagositosis) benda asing
yang masuk ke dalam tubuh. Fagositosis dilakukan oleh sel darah putih. Jenis-
Modul Pembelajaran Biologi Berbasis Brain Based Learning disertai Crosssword Puzzle 4
jenis sel darah putih yang dapat melakukan fagositosis adalah neutrofil, monosit,
eosinofil, dan sel pembuluh alami (natural killer, NK). Proses ini dilakukan oleh
neutrofil dan makrofag, yang bergerak secara kemotaksis (dipengaruhi oleh zat
kimia). Makrofag dibedakan menjadi makrofag jaringan ikat. Makrofag dan
prekursornya (monosit) dan sistem makrofag mononukleus
Jenis sel darah putih lain yang dapat melakukan fagositosis adalah sel
monosit. Ketika suatu jaringan terinfeksi, sel monosit akan keluar dari saluran
darah menuju jaringan tersebut. Sel monosit kemudian berubah menjadi sel
makrofaga yaitu sel fagositosis yang besar. Makrofaga melakukan fungsinya
dengan menjulurkan kaki pseupodia, mengikat dan menelan mikroba. Di dalam
sel makrofaga, mikroba kemudian akan dicerna oleh enzim lisosom.
Gambar 1: Fagositosis
Sumber: mycunk.com, 2022
c. Inflamasi
Inflamasi adalah reaksi lokal jaringan terhadap infeksi atau cedera, yang
ditandai dengan kemerahan, panas, pembengkakan, nyeri, dan kehilangan fungsi
ini merupakan sinyal pertama yang diberikan oleh sel- sel yang telah rusak.
Sinyal pertama adalah histamin yang mengakibatkan peradangan, sedangkan
yang kedua adalah interferon yang akan menyiagakan sel-sel lain
1) Histamin
Sinyal yang diberikan oleh sel terinfeksi akan ditangkap oleh sel
darah putih jenis basofil yang kemudian akan melepaskan histamin ke
Modul Pembelajaran Biologi Berbasis Brain Based Learning disertai Crosssword Puzzle 5
jaringan. Histamin menyebabkan pembuluh darah prakapilker sekitar
jaringan membesar, sedangkan pembuluh vena mengecil. Dengan keadaan
demikian jaringan mengalami pembengkakan atau peradangan
Peradangan jaringan meningkatkan permeabilitas kapiler dan
meningkatkan migrasi sel-sel fagositosit dari kapiler darah ke jaringan.
Jaringan yang meradang juga melepaskan senyawa kemokin yang
merupakan sinyal kimiawi untuk merangsang sel fagositosis mendatangi
jaringan. Dengan masuknya sel-sel fagositosis ke jaringan yang meradang
maka proses perbaikan dimulai. Sel-sel fagositosis segera akan menelan
semua sel mikroba dan juga membersihkan jaringan tersebut dari senyawa
yang berbahaya.
Peradangan juga mengakibatkan demam karena sel-sel leukosit
melepaskan senyawa pirogen. Senyawa ini akan merangsang tubuh untuk
menaikkan suhu dengan demikian meningkatkan pertahanan tubuh,
menghambat pertumbuhan beberapa jenis mikroba, memudahkan
fagositosis, mempercepat reaksi tubuh, dan mempercepat perbaikan
jaringan.
Modul Pembelajaran Biologi Berbasis Brain Based Learning disertai Crosssword Puzzle 6
meningkatkan
permeabilitas kapiler.
2) Interferon
Interferon adalah suatu bahan kimia spesifik pada setiap spesies yang
diproduksi oleh sel yang terkena serangan virus. Interferon mengaktifkan
sel-sel yang dekat dengan sel yang telah terkena serangan virus untuk siaga
dan bersiap-siap menghadapi serangan. Dengan adanya sinyal interferon ini
sel yang telah dihubungi akan melawan semua serangan virus.
d. Protein Antimikroba
Protein yang berperan dalam sistem pertahanan tubuh nonspesifik
disebut sistem komplemen. Protein tersebut dapat secara langsung membunuh
mikroorganisme ataupun mencegah reproduksinya. Terdapat sekitar 20 jenis
protein yang termasuk dalam sistem ini. Histamin dan interleukin termasuk
protein ini.
Modul Pembelajaran Biologi Berbasis Brain Based Learning disertai Crosssword Puzzle 7
Gambar 3: Mekanisme perusakan sel mikroba oleh protein antimikroba
Sumber: mycunk.com, 2022
2. Pertahanan Spesifik
Pertahanan tubuh nonspesifik pada permukaan tubuh disokong oleh
pertahanan tubuh spesifik atau sistem kekebalan tubuh (imunitas) yang memiliki
kekuatan yang lebih besar menghadapi penyerang (patogen) tertentu. Pertahanan
tubuh spesifik ini dipicu oleh antigen (antibody generating), zat asing yang menjadi
bagian permukaan virus, bakteri, atau patogen lain. Semua zat asing yang memicu
sistem kekebalan tubuh disebut antigen. Antigen dapat berupa karbohidrat, lemak,
atau protein.
a. Komponen Respon Imunitas Spesifik
Antigen merupakan zat yang merangsang respons imunitas, terutama
dalam menghasilkan antibodi. Terdiri atas bagian determinan antigen (epitop),
yaitu bagian antigen yang membangkitkan respons imun, dan hapten, yaitu
molekul kecil yang jika sendirian tidak dapat menginduksi produksi antibodi,
melainkan harus bergabung dengan carrier yang bermolekul besar.
Modul Pembelajaran Biologi Berbasis Brain Based Learning disertai Crosssword Puzzle 8
1) IgA, mencegah masuknya virus atau bakteri melalui jaringan epitel mukosa
sistem pencernaan, pernapasan, dan saluran reproduksi. IgA ditemukan juga
pada air liur, air mata, dan kolostrum.
2) IgD, tidak mengaktifkan sistem komplemen dan tidak dapat melewati
plasenta. IgD diduga berfungsi dalam diferensi sel limfosit B menjadi sel
plasma dan sel B memori.
3) IgE, memicu peradangan jika cacing parasit menyerang tubuh. IgE juga
berperan dalam reaksi alergi.
4) IgG, IgG mengaktifkan protein komplemen dan menetralkan banyak racun.
Jumlah IgG paling banyak dan tahan lama. IgG merupakan satu-satunya
antibodi yang dapat melewati plasenta dan menjaga janin dengan kekebalan
tubuh ibunya. IgG juga disekresikan dalam kolostrum.
5) IgM merupakan antibodi pertama yang disekresikan sebagai respons
kekebalan tubuh. Setelah mengikat antigen, IgM memicu aktifnya protein
komplemen. IgM juga dapat mengikat antigen atau patogen menjadi
gumpalan sehingga memudahkan fagositosis makrofag..
Modul Pembelajaran Biologi Berbasis Brain Based Learning disertai Crosssword Puzzle 9
1) Imunisasi aktif, diperoleh akibat kontak langsung dengan toksin/patogen
sehingga tubuh mampu memproduksi antibodi sendiri. Imunitas aktif
terbagi 2 yaitu:
Imunisasi aktif alami terjadi jika seseorang terkena penyakit
kemudian sistem imunitas memproduksi antibodi/limfosit khusus.
Imunisasi aktif buatan: merupakan hasil vaksinasi. Vaksin adalah
patogen yang dilemahkan atau toksin yang telah diubah, yang
dapat merangsang imunitas namun tidak menyebabkan penyakit.
2) Imunisasi pasif, jika antibodi satu individu dipindahkan ke individu lain.
Imunisasi pasif alami: terjadi melalui pemberian ASI dan saat IgG
ibu masuk ke plasenta bayi.
Imunisasi pasif buatan: terjadi melalui injeksi antibodi dalam
serum yang dihasilkan oleh orang atau hewan yang kebal karena
pernah terpapar antigen tertentu.
c. Struktur Sistem Kekebalan Tubuh
Sistem kekebalan tubuh pada organisme tingkat tinggi, terutama burung
dan Mammalia, bertumpu pada sel-sel darah putih (leukosit). Leukosit dibentuk
di dalam sumsum tulang oleh sebuah jaringan meristematik yang disebut stem
cells (sel induk darah).
1) Limfosit B
Limfosit B terbentuk dan dimatangkan dalam sumsum tulang (bone
marrow). Dalam sumsum tulang, limfosit B berdiferensiasi menjadi sel
plasma yang berfungsi bertugas menyekresikan antibodi kedalam cairan
tubuh dan sel limfosit B-memori yang berfungsi menyimpan informasi
antigen. Informasi ini disimpan dalam bentuk DNA yang dapat
Modul Pembelajaran Biologi Berbasis Brain Based Learning disertai Crosssword Puzzle 10
memproduksi antibodi yang cocok dengan antigen. Sel limfosit B hidup
dalam jangka waktu yang lama.
2) Limfosit T
Limfosit T dimatangkan di kelenjar timus. Di kelenjar timus,
limfosit T juga berdiferensiasi menjadi sel T sitotoksik (cytotoxic T cell),
sel T penolong (helper T cell), sel T supressor (supressor T cell), dan sel
T-memori (memory T cell). Masing-masing memiliki fungsi berbeda. Sel T
sitotoksik berfungsi dalam membunuh sel yang terinfeksi. Sel T penolong
berfungsi mengaktifkan limfosit B dan limfosit T. Sel supressor berfungsi
dalam mengurangi produksi antibodi oleh sel-sel plasma dengan cara
menghambat aktivitas sel T penolong dan sel T sitotoksik. Sel T memori
diproduksi untuk “mengingat” antigen yang telah masuk ke dalam tubuh.
Jika kelak antigen yang sama menyerang tubuh kembali, maka dengan
adanya sel T memori akan terjadi respons sekunder yang lebih cepat dan
kuat. Akibatnya, sering antigen telah dihancurkan sebelum terjadi demam
atau radang.
Modul Pembelajaran Biologi Berbasis Brain Based Learning disertai Crosssword Puzzle 11
spesifik akan bereaksi dengan antigen. Spesifik, berarti antigen A hanya akan
berekasi dengan dengan antibodi A, tidak dengan antibodi B.
Modul Pembelajaran Biologi Berbasis Brain Based Learning disertai Crosssword Puzzle 12
menyebabkan lisozim dapat masuk dan sel patogen tersebut
akan hancur (lisis)
Imunitas Humoral
Pengaktifan
Netralisasi Penggumpalan Pengendapan Sistem
Komplemen
2) Imunitas Seluler
Imunitas seluler bergantung pada peran langsung sel-sel (sel limfosit)
dalam menghancurkan patogen. Setelah kontak pertama dengan sebuah
antigen melalui makrofag, sekelompok limfosit T tertentu dalam jaringan.
limfatik akan membesar diameternya. Setelah itu, berkembang biak dan
berdiferensiasi menjadi beberapa sub populasi. Sub populasi tersebut, antara
lain sel T sitotoksik (cytotoxic T cell), sel T penolong (helper T cell), sel T
supressor (supressor T cell), dan sel T memori (memory T cell).
Modul Pembelajaran Biologi Berbasis Brain Based Learning disertai Crosssword Puzzle 13
Sebenarnya hanya sel T sitotoksik saja yang dapat menghancurkan
sel yang terinfeksi. Sel yang terinfeksi memiliki antigen asing milik virus
atau bakteri yang menyerangnya. Sel T sitotoksik membawa reseptor yang
dapat berikatan dengan antigen sel terinfeksi. Setelah berikatan dengan sel
yang terinfeksi, sel T sitotoksik menghasilkan protein perforin yang dapat
melubangi membran sel terinfeksi. Dengan adanya lubang, enzim sel T dapat
masuk dan menyebabkan kematian pada sel terinfeksi beserta patogen yang
menyerangnya.
Modul Pembelajaran Biologi Berbasis Brain Based Learning disertai Crosssword Puzzle 14
Latihan Soal
Modul Pembelajaran Biologi Berbasis Brain Based Learning disertai Crosssword Puzzle 15
3. Apakah yang dimaksud dengan inflamasi? Berikan contohnya
.
Modul Pembelajaran Biologi Berbasis Brain Based Learning disertai Crosssword Puzzle 16
Kegiatan Pembelajaran 2
Indikator Pembelajaran
Tujuan Pembelajaran:
Mari Berpikir
Modul Pembelajaran Biologi Berbasis Brain Based Learning disertai Crosssword Puzzle 17
Uraian Materi
Modul Pembelajaran Biologi Berbasis Brain Based Learning disertai Crosssword Puzzle 18
3. Stress dapat mempengaruhi sistem
kekebalan tubuh karena melepaskan
hormon seperti neuroedokrin,
glukokortikoid, dan katekolamin. Stres
kronis dapat menurunkan jumlah sel darah
putih dan berdampak buruk pada produksi
antibodi.
Sumber: Sindonews.com, 2022
4. Usia dapat meningkatkan atau
menurunkan kerentanan terhadap penyakit
tertentu. Contohnya, bayi yang lahir
secara prematur lebih rentan terhadap
infeksi daripada bayi yang normal. Pada
usia 45 tahun atau lebih, resiko timbulnya
penyakit kanker meningkat.
Sumber: Google.com, 2022
5. Hormon bergantung pada jenis kelamin.
Wanita memproduksi hormon estrogen.
Sedangkan pria memproduksi hormon
androgen yang bersifat memperkecil
resiko penyakit autoimun, sehingga
penyakit lebih sering dijumpai pada
wanita.
Modul Pembelajaran Biologi Berbasis Brain Based Learning disertai Crosssword Puzzle 19
B. Gangguan Sistem Pertahanan Tubuh
Sistem kekebalan tubuh dapat tidak berfungsi jika sistem ini bereaksi dengan
molekul asing dengan berlebihan. Beberapa contoh di antaranya alergi, autoimunitas,
dan AIDS.
1. Alergi (Hipersensitivitas)
Reaksi alergi juga disebut anaphylaxis atau hipersensitivitas terhadap suatu
hal. Anda mungkin pernah merasakan hal ini. Sebagian orang alergi terhadap bulu,
debu, makanan laut, gigitan serangga, polen (serbuk sari) dan lain sebagainya.
Bentuk reaksinya bisa bermacam-macam, dari mulai bersin, gatal-gatal, pusing,
muntah dan diare, bahkan hingga kesulitan bernapas dan kematian.
Ketika awal protein asing masuk kedalam tubuh tidak ada penolakan apapun
pada tubuh. Pada tahap ini tubuh mengembangkan imunoglobin (biasanya dari kelas
IgE). Ketika protein dari jenis yang sama memasuki tubuh untuk ke dua kalinya,
IgE bereaksi dengan berikatan pada antigen pada permukaan membran mast cell.
Reaksi ini mendorong mast cell menyekresikan histamin. Histamin dalam
jumlah besar inilah yang menyebabkan berbagai reaksi alergi. Misalnya saja jika
reaksi alergi terjadi pada saluran pernapasan, histamin akan ditangkap oleh sel-sel
otot polos pada rongga pernapasan, yang diikuti dengan berkontraksinya otot-otot
tersebut sehingga terjadi penyempitan saluran pernapasan. Histamin juga
mengakibatkan vasodilatasi, kapiler darah menjadi lebih permeabel, dan tekanan
darah turun. Hal ini mengakibatkan jaringan membengkak.
Gambar 5: Alergi
Sumber: Sehatq.com, 2022
Modul Pembelajaran Biologi Berbasis Brain Based Learning disertai Crosssword Puzzle 20
2. Autoimunitas
Autoimunitas merupakan suatu keadaan sistem kekebalan tubuh membentuk
antibodi untuk menyerang sel tubuh yang lain, memperlakukannya seolah-olah
bukan bagian dari tubuh. Sel limfosit T, karena suatu hal menyerang sel tubuh
sendiri.
Kemungkinan penyebab abnormalitas ini bermacam-macam. Beberapa
kemungkinan ditemukan. Di antaranya adalah infeksi virus pada masa pra natal
(sebelum lahir) yang menyerang sistem kekebalan tubuh. Kemungkinan lainnya
adalah ketidakmatangan (immature) sel-sel yang memproses limfosit T di kelenjar
thymus.
3. AIDS
Acquired Immunodeficiency Syndrome (AIDS), adalah penyakit yang
disebabkan oleh Human Immunodeficiency Virus (HIV) pada sel limfosit T. Ketika
virus berhasil menginfeksi sel limfosit T, virus menggunakan ‘perangkat’ selnya
untuk menggandakan diri di dalam sel. Virus, yang telah menggandakan diri
kemudian menghancurkan membran sel dan meninggalkan sel limfosit T yang lama.
Virus-virus ini siap menginfeksi sel limfosit T yang lain yang masih sehat.
Pada keadaan yang normal, virus dapat dinonaktifkan oleh sel limfosit T.
Namun, ketika sel T penolong terinfeksi virus, maka ia tidak memiliki kemampuan
untuk menjalankan fungsinya untuk mengenali dan menonaktifkan sel-sel asing
yang masuk ke dalam tubuh.
Virus HIV yang menyebabkan AIDS ini menular dari satu orang ke orang
yang lain melalui percampuran cairan tubuh terutama darah. Penggunaan jarum
suntik secara bersamaan, transfusi darah dari penderita, dan hubungan seksual,
hingga sejauh ini diketahui sebagai cara efektif penularan virus HIV ini. Penderita
AIDS meninggal dunia bukan karena virus HIV yang menyerangnya.
Modul Pembelajaran Biologi Berbasis Brain Based Learning disertai Crosssword Puzzle 21
Rangkuman
Modul Pembelajaran Biologi Berbasis Brain Based Learning disertai Crosssword Puzzle 22
Evaluasi
Modul Pembelajaran Biologi Berbasis Brain Based Learning disertai Crosssword Puzzle 23
MENDATAR
2. Respon sesitif berlebihan terhadap suatu hal
5. Air mata, sebum, mukus, saliva dan keringat
merupakan pertahanan
10. Hormon yang bereaksi ketika ada benda asing yang
masuk ke tubuh
11. Pertahanan Nonspesifik
13. Penyakit kekebalan tubuh yang tidak bisa melawan
infeksi
14. Sistem pertahanan yang berfingsi melawan benda
asing yang masuk ke tubuh.
15. Menelan dan Mencerna
17. Zat yang merangsang respon imunitas
19. Pertahanan Spesifik
20. Patogen yang dilemahkan yang dapat merangsang
imunitas
MENURUN
1. Faktor keturunan yang mempengaruhi sistem imun
3. Salah satu contoh penyakit autoimun
4. Suatu keadaan tubuh yang membentuk antibody
yang menyerang sel nya sendiri.
6. Bahan kimia spesfik yang diproduksi oleh sel yang
terkena virus
7. Peradangan
8. Kekebalan Tubuh
9. Miktoorganisme parasite yang dapat menyebabkan
penyakit pada inangnya
12. Respon imun yang tidak melibatkan antibodi
merupakan imunitas
16. Protein khusus yang dihasilakn sel B
18. Memicu peradangan jika cacing parasite
menyerang tubuh
Modul Pembelajaran Biologi Berbasis Brain Based Learning disertai Crosssword Puzzle 24
Glossarium
Aglutinasi : Penggumpalan
Fagositosis : Peranan sel darah putih yang memakan benda asing bagi
sel darah putih.
Modul Pembelajaran Biologi Berbasis Brain Based Learning disertai Crosssword Puzzle 25
Daftar Pustaka
Ariebowo, M., Fictor, F.P. (2009). Praktis Belajar Biologi. Jakarta: Departemen
Pendidikan Nasional
Campbell, N.A. (2000). Biologi. Jakarta: Erlangga
Winarni, E.W,dkk (2007). Biologi SMA dan MA. Jakarta: Erlangga
Modul Pembelajaran Biologi Berbasis Brain Based Learning disertai Crosssword Puzzle 26
Kunci Jawaban
Crossword Puzzle
1. Genetik
2. Alergi
3. Diabetes
4. Autoimun
5. Kimiawi
6. Interferon
7. Inflamasi
8. Imunitas
9. Patogen
10. Histamine
11. Alamiah
12. Seluler
13. AIDS
14. Imun
15. Fagositosis
16. Antibodi
17. Antigen
18. IgE
19. Adaptif
20. Vaksin
Modul Pembelajaran Biologi Berbasis Brain Based Learning disertai Crosssword Puzzle 27