Bab 1
Bab 1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
ada maupun yang sedang direncanakan1. Politik hukum juga harus menyesuaikan
kebutuhan masyarakat, karena sifat hukum itu sendiri yang dinamis mengikuti
dalam suatu tujuan negara yang dapat dijadikan arah kebijakan pemerintah yang
dapat diuji kebenarannya baik secara materill maupun formil seperti yang
UUD NRI dalam pasal 1 ayat (3) mengakui bahwa Indonesia sebagai
Negara Hukum. Negara hukum merupakan suatu konsep kenegaraan yang hadir
embrionik pertama kali dicetuskan oleh Plato dalam bukunya yaitu nomoi. Dalam
nomoi Plato mengemukakan bahwa penyelenggaraan negara yang baik ialah yang
1
Moh. Mahfud MD, 2011, Politik Hukum di Indonesia, Jakarta, Rajawali Pers, hlm 1.
2
Ridwan HR., Hukum Administrasi Negara, Rajawali Pers , Jakarta, 2014, hlm 2
1
2
suatu negara yang baik ialah negara yang diperintahkan dengan konstitusi dan
berkedaulatan hukum.3
dan menentukan apa yang dimaksudkan dengan badan pemerintahan dan apa
akibat dari setiap masyarakat. Selain itu, konstitusi merupakan aturan-aturan dan
dalam waktu yang sangat lama. Pada abad ke-19 secara ekplisit konsep negara
3
Loc.Cit.
4
Ibid. hlm 3
3
Hal ini disebutkan dalam Pasal 1 ayat(3), yang artinya segala peraturan maupun
Tata urutan tersebut menjelaskan bahwa UUD NRI adalah sebagai Legal
Policy atau garis kebijakan resmi tentang hukum yang dianut oleh Pemerintah
hak bekerja dan mendapatkan penghidupan yang layak, dimana hak tersebut
5
Loc.Cit
4
tercantum didalam pasal 27 ayat(2) UUD NRI, “ Tiap-tiap warga negara berhak
Serta Pelaksanaan Perencanaan Tenaga Kerja dan peraturan organik yang bersifat
teknis lainnya.
moneter yang dialami oleh Indonesia dimulai pada tahun 1997 hingga puncaknya
pada tahun 1998 telah menarik perhatian dunia, bahkan organisasi Internasional
semacam International Monetery Fund (IMF) menilai ini masalah serius bagi
Indonesia. Dampak yang dirasakan sangat luas, salah satunya adalah mengenai
pada tahun 1998 karena banyaknya Pemutusan Hubungan Kerja yang dilakukan
moneter.6
6
Zatermans Rajagukguk, Fleksibilitas Pasar Kerja Versus Perlindungan Tenaga Kerja Indonesia,
Vol. V, No.2, 2010, Pada 09 Maret 2019 Pukul 05.20 WIB
5
Monetery Fund (IMF) menilai bahwa Indonesia harus menerapkan konsep Pasar
Kerja Fleksibel sebagai solusi akibat terjadinya krisis moneter yang menyebabkan
Indonesia. International Monetery Fund (IMF) juga menilai bahwa sistem pasar
kerja di Indonesia terlalu kaku dan kebanyakan Pekerja berada didalam Sektor
kepada sektor Formal di tataran negara dunia ketiga. Terutama Indonesia yang
bebas. Konsep tersebut juga bisa dikatakan lahir akibat adanya krisis moneter
yang diakibatkan oleh macetnya perputaran modal. Bank dunia menilai bahwa
pasar kerja fleksibel merupakan solusi dari kakunya sistem pasar kerja. Kakunya
Indonesia yang tidak stabil. Kondisi tersebut ditandai dengan tidak adanya
dengan prinsip supply and demand, dimana pencari kerja/tenaga kerja dan
pemberi kerja/pengusaha berada dalam posisi sejajar, hal ini dapat dikatakan
kedua subjek tersebut dapat menjadi supply and demand. Hal tersebut jelas
merugikan para pencari kerja/tenaga kerja, karena angka serapan yang sangat
minim dikarekan kondisi pasar kerja yang belum stabil akibat terjadinya krisis
moneter.
Angka serapan tenaga kerja dalam negeri yang minim pada saat itu
pasar kerja di Indonesia yang tidak seimbang antara supply and demand. Masalah
karena posisi tenaga kerja sebagai pelaku dan tujuan pembangunan dalam
Angka serapan tenaga kerja dalam negeri akan semakin timpang jika tidak
bertambah. Bertambahnya tenaga kerja ditandai dengan adanya data dari Badan
Pusat Statistik(BPS) mengenai perkiraan bonus demografi yang akan terjadi pada
tahun 2030 – 2040 yakni jumlah penduduk usia produktif (berusia 15-64 tahun)
tahun dan di atas 64 tahun). Pada periode tersebut, penduduk usia produktif
sebesar 297 juta jiwa. Agar Indonesia dapat memetik manfaat maksimal dari
7
melimpah harus diimbangi dengan peningkatan kualitas dari sisi pendidikan dan
kerja.7
memposisikan para pencari kerja atau tenaga kerja serta pemberi berada dalam
mengalami penurunan jumlah dari 5.81% pada tahun 2018 menjadi 4.67% pada
2019 hal ini dapat dikatakan kemajuan yang cukup signifikan, karena dalam 5
juga tumbuhnya pekerja yang bekerja di sektor Informal. Namun disatu sisi
PKWT memiliki rentan waktu maksimal 2 tahun tergantung ada atau tidaknya
produksi baru, kegiatan baru atau produk tambahan dari perusahaan. Data tersebut
tidak serta merta melindungi para pekerja dalam posisi yang sejajar dengan
7
https://www.bappenas.go.id/files/9215/0397/6050/Siaran-Pers-Peer-Learning-and-Knowledge-
Sharing-Workshop.pdf Pada tanggal 22 Mei 2017
8
Data Bps : Masih Ada 7 Juta Orang Nganggur di Indonesia diakses dari
https://finance.detik.com/berita-ekonomi-bisnis/d-4288074/data--bps-masih-ada-7-juta-orang-
nganggur-di-indonesia, Pada tanggal 05 November 2018 pukul 13.30 WIB
8
tidak bisa dikatakan sebagai posisi yang sejajar, karena pada dasarnya hubungan
antara pekerja dan pengusaha memiliki unsur Perintah, sehingga hubungan kerja
perlindungan hukum bagi pekerja di sektor informal ini sangat minim. Pada
dasarnya pasar kerja di sektor informal yang ada di perkotaan ini diisi oleh para
migran yang bukan berdomisili berasal dari perkotaan. Mereka bekerja di industri
kecil yang harus bersaing dengan industri besar yang pada umumnya berada
dalam sektor formal. Industri Kecil yang dimaksud biasanya terjadi di dalam
Perusahaan – Perusahaan yang belum bisa memberikan upah sesuai dengan upah
kebutuhan pembangungan.
perlindungan hukum bagi pekerja di sektor informal ini sangat minim. Pada
dasarnya pasar kerja di sektor informal yang ada di perkotaan ini diisi oleh para
Industri kecil yang harus bersaing dengan industri besar yang pada umumnya
berada dalam sektor formal. Industri kecil yang dimaksud biasanya terjadi di
Tujuan negara selain tercantum didalam pembukaan UUD NRI, juga dapat
tercantum didalam politik hukum nasional yang dipengaruhi oleh beberapa faktor.
4(empat) tahapan.
secara sistematis yang dijadikan dasar dan acuan dalam penyusunan kebijakan,
terbentuk antara para pelaku dalam proses produksi barang dan/atau jasa yang
terdiri dari unsur pengusaha, pekerja/buruh, dan pemerintah yang didasarkan pada
Tahun 1945.
dan UUD NRI yang mana hal ini terwujud dengan adanya Undang-Undang yang
dalam proses pembangunan nasional yang sesuai dengan tujuan Negara yang
permasalahan diatas. Karena pada prinsipnya hukum dalam suatu negara harus
memiliki arah kebijakan atau legal policy yang telah disepakati baik secara
dalam konstitusi adalah Negara Hukum harus sesuai dengan peraturan perundang
11
B. Perumusan Masalah
C. Kerangka Teori
1. Politik Hukum
9
Moh. Mahfud MD, Loc,Cit
12
aktivitas memilih dan cara yang hendak dipakai untuk mencapai suatu tujuan
kehakiman, dan sebagainya atau jangka panjang dan yang bersifat Periodik
10
Ibid.
11
Ibid, hlm 3.
13
Administrasi Negara.
yang berkeenan dengan kejadian di mana seseorang bekerja pada orang lain
12
Budi Santoso, Pengaturan Mogok Kerja dalam Perspektif Hukum Indonesia dan Malaysia, jurnal
pandectaVolume 6. Nomor 1. Januari 2011
13
Abdul Khakim , Dasar – dasar Hukum Ketenagakerjaan Indonesia, Citra aditya Bakti, cetakan
ke-4 edisi revisi, 2014. hlm 5
14
mencangkup aspek yang sangat luas yaitu aspek sosial budaya, pisikologi,
14
Ibid, hlm 6
15
Ibid
15
para pelaku dalam proses produksi barang dan/jasa yang terdiri dari unsur
dalam hal ini diwakili oleh pemerintah yang mempunyai kekuasaan untuk
asasi dan kewajiban asasi. Landasan konstitusi Pasal 28-D ayat (1) yang
menyatakan
16
D.Koeshartono dan M.F. Shellyana Junaedi, Hubungan Industrial Kajian Konsep dan
Permasalahan,penerbitan universitas atma jaya yogyakarta, Cetakan pertama, Yogyakarta, 2005,
hlm.2
17
Dewa Ayu Febryana Putra Nuryanti dan Putu Gede Arya Sumertayasa, Peran dan Fungsi
Pemerintah dalam Hubungan Imdustrial, Jurnal Hukum Bisnis Fakultas Hukum Universitas
Udayana, hlm. 3
16
Formal (Modern) dan Sektor Informal (Tradisional) dan Pasar Kerja Pedesaan
, dalam kondisi pasar kerja tersebut pasar kerja dibedakan atas dasar kondisi
kerja (employer) dan pekerja serta pencari kerja bertemu pada suatu tingkat
dalam pasar tenaga kerja, interaksi yang bebas di antara pengguna tenaga
kerja (employer) dengan tenaga kerja (pekerja atau pencari kerja) dipandang
Pengguna tenaga kerja bebas mencari tenaga kerja sesuai dengan kebutuhan
18
Hari Nugroho dan Indrasari Tjandraningsih, Kertas Posisi Fleksibilitas Pasar Kerja dan Tanggung
Jawab Negara, https://media.neliti.com/media/publications/448-ID-fleksibilitas-pasar-kerja-dan-
tanggung-jawab-negara.pdf, di Unduh pada 09 Maret 2019
17
D. Tujuan Penelitian
dalam penentuan tujuan penelitian ini, maka penelitian ini mempunyai tujuan;
Indonesia
19
Zatermans Rajagukguk, Fleksibilitas Pasar Kerja Versus Perlindungan Tenaga Kerja Indonesia,
Vol. V, No.2, 2010 di unduh Pada 09 Maret 2019 Pukul 05.20 WIB
18
E. Kegunaan Penelitian
sebagai berikut :
a. Manfaat Teoritik
b. Manfaat Praktis
Secara Praktis, penelitian ini diharapkan dapat menjadi tolak ukur pemerintah dalam
melakukan evaluasi terkait dengan politik hukum peraturan perundang – undangan
ketenagakerjaan di era Pasar Kerja Fleksibel .