Anda di halaman 1dari 5

1. Menjelaskan sifat-sifat Rantai Markov Diskrit (RMD)!

Rantai Markov Diskrit (RMD) adalah model matematika yang digunakan untuk
menganalisis sistem yang mengalami perubahan keadaan dari waktu ke waktu. Sifat-
sifat penting dari RMD adalah sebagai berikut:

 Sifat Markov: RMD memiliki sifat Markov, yang berarti bahwa keadaan masa depan
hanya bergantung pada keadaan saat ini dan tidak tergantung pada sejarah
perubahan keadaan sebelumnya. Dengan kata lain, perubahan keadaan adalah "tidak
bergantung pada masa lalu". Ini dikenal sebagai sifat tanpa memori.

 Keadaan Diskrit: RMD menggunakan variabel keadaan diskrit, yang berarti bahwa
keadaan sistem dapat dihitung menggunakan himpunan terbatas nilai diskrit.
Misalnya, jika kita sedang memodelkan cuaca, keadaan sistem mungkin berupa
"cerah", "hujan", atau "berawan".

 Probabilitas Transisi: RMD menggunakan matriks probabilitas transisi untuk


menggambarkan kemungkinan perubahan keadaan sistem. Matriks ini memberikan
probabilitas peralihan dari satu keadaan ke keadaan lainnya dalam satu langkah
waktu. Setiap elemen matriks probabilitas transisi adalah probabilitas keadaan masa
depan, diberikan keadaan saat ini.

 Keadaan Stasioner: RMD dapat mencapai keadaan stasioner, di mana distribusi


probabilitas keadaan tidak berubah dari waktu ke waktu. Ini berarti bahwa setelah
mencapai keadaan stasioner, peluang keadaan sistem tetap konstan.

 Rantai Markov Berpindah: RMD dapat berpindah di antara beberapa himpunan


keadaan yang terpisah. Ini berarti bahwa ada beberapa himpunan keadaan yang
tidak dapat dijangkau dari himpunan keadaan lainnya dalam satu langkah waktu.

Pemahaman tentang sifat-sifat ini sangat penting untuk menganalisis dan


memodelkan sistem yang mengalami perubahan keadaan seiring waktu
menggunakan RMD.

2. jelaskan yang dimaksud proses melakukan transisi!

Proses melakukan transisi mengacu pada perubahan keadaan dari satu keadaan ke
keadaan lain dalam suatu sistem. Transisi dapat terjadi secara acak atau dapat
dikendalikan oleh aturan tertentu. Dalam konteks RMD, proses transisi sering kali
didasarkan pada probabilitas transisi antara keadaan-keadaan yang mungkin.

Proses melakukan transisi melibatkan beberapa tahapan, termasuk ;

 Identifikasi kebutuhan transisi: Tahap ini melibatkan mengidentifikasi alasan di balik


kebutuhan untuk melakukan transisi. Apakah itu karena perubahan dalam kebutuhan
pelanggan, perubahan di pasar, kemajuan teknologi, atau kebutuhan untuk
meningkatkan efisiensi operasional. Penting untuk memahami dengan jelas
mengapa transisi diperlukan dan apa yang ingin dicapai melalui transisi tersebut.

 Perencanaan transisi: Setelah kebutuhan transisi diidentifikasi, langkah selanjutnya


adalah merencanakan bagaimana transisi akan dilakukan. Ini melibatkan
pengembangan rencana yang rinci dan terperinci. Rencana transisi harus mencakup
sasaran yang ingin dicapai, langkah-langkah yang akan diambil, waktu pelaksanaan,
alokasi sumber daya, dan tanggung jawab yang jelas. Perencanaan yang matang
sangat penting untuk kesuksesan transisi.

 Persiapan: Tahap persiapan melibatkan mengumpulkan semua informasi yang


diperlukan dan mempersiapkan sumber daya yang diperlukan untuk melaksanakan
transisi. Ini mungkin melibatkan pelatihan karyawan, pengadaan peralatan baru, atau
perubahan proses yang ada. Selain itu, hambatan atau tantangan yang mungkin
muncul selama transisi harus diidentifikasi dan diatasi sebelumnya.

 Pelaksanaan: Setelah tahap persiapan selesai, transisi dilakukan. Langkah-langkah


yang direncanakan diimplementasikan sesuai dengan rencana. Ini bisa berarti
mengubah proses operasional, memperkenalkan teknologi baru, mengubah struktur
organisasi, atau mengadopsi model bisnis yang berbeda. Penting untuk memastikan
bahwa semua pihak yang terlibat memahami perubahan yang terjadi dan memiliki
dukungan yang cukup selama fase pelaksanaan.

 Evaluasi dan penyesuaian: Setelah transisi dilakukan, langkah terakhir adalah


mengevaluasi hasilnya. Evaluasi dilakukan untuk menilai apakah tujuan transisi
tercapai dan apakah ada perubahan yang perlu dilakukan. Jika ada masalah atau
ketidaksesuaian yang muncul, langkah-langkah perbaikan atau penyesuaian harus
diambil. Evaluasi dan penyesuaian terus-menerus membantu memastikan bahwa
transisi berjalan dengan sukses dan mencapai hasil yang diinginkan.

3. menjelaskan apa yang dimaksud dengan keadaan terakses ( dapat diakses )!

Keadaan terakses (dapat diakses) mengacu pada keadaan dalam RMD yang dapat
mencapai atau dapat dicapai dari keadaan lain dalam sistem. Dalam konteks RMD,
keadaan terakses adalah keadaan yang memiliki jalur transisi yang memungkinkan
untuk mencapai keadaan tersebut dari keadaan awal atau sebaliknya.

Keadaan terakses (dapat diakses) merujuk pada kemampuan untuk masuk,


mengakses, atau menggunakan sesuatu dengan izin atau hak akses yang sesuai. Ini
dapat mengacu pada berbagai hal, termasuk data, informasi, sistem, aplikasi, sumber
daya, atau layanan.
Dalam konteks teknologi informasi, keadaan terakses berarti bahwa pengguna
memiliki izin atau hak akses yang memungkinkan mereka untuk masuk ke sistem,
aplikasi, atau data tertentu. Misalnya, dalam sebuah organisasi, seorang karyawan
mungkin memiliki akses ke sistem kepegawaian untuk melihat dan mengelola data
karyawan. Dalam hal ini, keadaan terakses berarti bahwa karyawan memiliki izin untuk
masuk ke sistem tersebut dan dapat menggunakannya sesuai dengan hak akses yang
diberikan.

Dalam konteks keseluruhan, keadaan terakses (dapat diakses) adalah kondisi di


mana seseorang memiliki izin, hak akses, atau keterjangkauan yang memungkinkan
mereka untuk masuk, mengakses, atau menggunakan sesuatu yang diinginkan atau
diperlukan. Hal ini penting dalam memastikan bahwa informasi, sumber daya, atau
layanan yang relevan dapat diakses oleh orang-orang yang membutuhkannya.

4. menjelaskan apa yang dimaksud keadaan yang tidak dapat direduksi

Keadaan yang tidak dapat direduksi adalah keadaan dalam RMD yang tidak dapat
mencapai keadaan lain dalam sistem dan tidak dapat dicapai dari keadaan lain. Keadaan
ini disebut juga sebagai keadaan terminal atau keadaan absorben. Jika suatu RMD
memiliki keadaan yang tidak dapat direduksi, maka sistem tersebut akan mencapai
keadaan tersebut pada akhirnya dan tidak akan berpindah ke keadaan lain.

Keadaan yang tidak dapat direduksi, juga dikenal sebagai keadaan terminal atau
keadaan absorben, merujuk pada keadaan dalam rantai Markov yang tidak dapat
dipecahkan atau dijelaskan lebih lanjut menjadi komponen yang lebih sederhana atau
dasar. Dalam kata lain, keadaan ini merupakan titik akhir atau titik akhir dalam rantai
Markov di mana sistem tidak bergerak lagi setelah mencapai keadaan tersebut.

Keadaan yang tidak dapat direduksi memiliki probabilitas transisi sendiri yang bernilai
1, yang berarti jika sistem berada dalam keadaan tersebut, ia akan tetap di keadaan itu
tanpa kemungkinan berpindah ke keadaan lain.

Keadaan yang tidak dapat direduksi memiliki beberapa implikasi penting dalam
analisis rantai Markov. Misalnya, jika ada keadaan yang tidak dapat direduksi dalam
rantai Markov, maka rantai tersebut dapat terbagi menjadi beberapa subrantai yang
independen, di mana setiap subrantai terdiri dari satu atau beberapa keadaan yang tidak
dapat direduksi.

5. State recurrent dan transient adalah dua konsep penting dalam RMD:

State recurrent dan transient adalah konsep yang digunakan dalam teori rantai Markov
untuk menggambarkan keadaan dalam rantai Markov.
 State Recurrent:

State recurrent adalah keadaan dalam rantai Markov yang memiliki probabilitas 1 untuk
kembali ke keadaan tersebut di masa depan setelah beberapa langkah waktu. Dalam
kata lain, jika sistem berada dalam keadaan rekuren, maka dengan pasti akan kembali ke
keadaan itu sendiri pada suatu waktu di masa depan.

Contoh: Misalkan kita memiliki rantai Markov dengan beberapa keadaan. Jika kita
memulai di keadaan A dan ada jalur transisi yang memungkinkan kita kembali ke
keadaan A dengan probabilitas 1, maka keadaan A adalah keadaan rekuren.

 State Transient:

State transient adalah keadaan dalam rantai Markov yang memiliki probabilitas kurang
dari 1 untuk kembali ke keadaan tersebut di masa depan setelah beberapa langkah
waktu. Dalam kata lain, jika sistem berada dalam keadaan transient, maka ada
kemungkinan bahwa sistem tidak akan kembali ke keadaan itu pada suatu waktu di
masa depan.

Contoh: Misalkan kita memiliki rantai Markov dengan beberapa keadaan. Jika kita
memulai di keadaan B dan tidak ada jalur transisi yang memungkinkan kita kembali ke
keadaan B dengan probabilitas 1, maka keadaan B adalah keadaan transient.

Penting untuk dicatat bahwa status rekuren atau transient suatu keadaan dalam rantai
Markov bergantung pada struktur dan probabilitas transisi dalam rantai tersebut.
Keadaan rekuren dan transient memiliki implikasi penting dalam analisis dan prediksi
perilaku jangka panjang dari rantai Markov.

Sumber :

Diponegoro University | Institutional Repository http://eprints.undip.ac.id › M...PDF rantai


markov waktu diskrit (homogen)

https://lmsspada.kemdikbud.go.id › ...PPT BAB III Rantai Markov

https://ejournal.unsrat.ac.id › ...PDF penentuan klasifikasi state pada rantai markov dengan ...

Anda mungkin juga menyukai