Anda di halaman 1dari 16

Konseling Eklektik Dengan Kerangka Kerja Skilled Helper Model

Yulianti D wi Astuti

Prodi Psikologi Fakultas Psikologi dan Ilmu Sosial Budaya


Universitas Is lam Indonesia
yuliant i.dwiastuti@ui i.ac.id

Abstrak

Pendekatan eklektik atau integratif saat i ni m uncul s ebagai s alah satu altern atif andalan dalam
pemberian intervensi psikologi dibandingkan p enggunaan pendekatan konseling mur ni. Art ikel
ini menco ba untuk memb erik an gambaran t entang pelaks ana an k onseling eklekt ik y ang
mengkombinasikan pendekatan Person Centered dan Rational Emot ive Behavior dengan kerangka
kerja Skilled Helper Mo del dari Egan. Person Centered dipilih karena klien merasa t idak dit erima
oleh lingkungan sehingga ti dak dapat beraktualisasi diri dengan baik. Adapun Rational Emot ive
Behavior diper lukan karena sumber masalah klien adalah pada k ecenderungannya untuk berfikir
tidak ras ional dan melemahkan di ri. Oleh kar ena i tu, setelah klien meras a diterima s epenuhnya
o leh ko ns elor, k lien k emu dian diajar i untuk mengubah fiki ran dan k eyakinannya dengan
merekonstruksi persepsi dan fikirannya agar menjadi lebih logis dengan menggunakan teknik dan
tata cara yang s esuai. Untuk memastikan proses k onseling berjalan dengan teratur dan memberikan
hasil, konselor menjadikan model Skilled Helper dari Egan sebagai kerangka kerja dalam melakukan
sesi konseling ini.

Kata kunci: Person Centered, Rational Emotive Behavior, Skilled Helper Model

Pendahuluan B idang k onseling di awa l

Bidang ilmu psik ologi memiliki banyak kemunculannya dipenuhi dengan perang teori.

pendekatan dalam t eori maupun aplikasinya. Mencari kes amaan d i antara berbagai si stem

Meskipun semua pendekatan ini memiliki intervensi adalah hal yang relatif baru. Selama

beberapatujuan yang sama, tetapi masing-masing beberapa dekade, para ahli menolak in tegrasi.

memiliki rute yang berbeda u ntuk mencapai Norcross & Beutler (Corey, 2015) menyatakan

tujuannya. Beberapa intervensi membutuhkan bahw a baru s ejak aw al 1980-an, int egrasi

sik ap aktif dan direkt if pemberi intervensi, berkembang menjadi lebih jelas dan saat i ni

sementara yang lain mengedepankan klien sebagai t elah menjadi gerakan yang mapan dan

agen aktif. Beberapa terapi fokus pada mengalami dihormati serta diandalkan. Mulai s aat itu para

emo si, s ementara yang lain menekankan penel it i dan prakt is i ps ik olo gi t idak lagi

identifikasi pola kognitif, atau berkonsentrasi pada menca ri pendekatan k onseling murni mana

perilaku yang ditunjukkan klien. Dengan semua yang paling efektif, tetapi mulai mengalihkan

keragaman ini, tentu sulit bagi seorang praktisi fokus risetnya pada identifikasi faktor- faktor

untuk dapat mengembangkan keterampilannya umum atau non spesifik yang secara universal

dalam semua teknik yang ada. efekt if dalam semua pendekatan utama

PSIKOLOGIKA Volume 21 Nomor 2 Juli 2016 111


YuliantiDwi Astuti

k onseling. Perubahan ini meny ebabkan o ri entasi t eor it is s erta menerapk an s atu
run tuhnya batasan-b atasan y ang kaku antar pendekatan saja akan membatasi ruang gerak
paradigma dan memengaruh i perk embangan ko ns elor. Sebalik nya dengan menggunakan
dan penin gkatan populari tas pendekatan vari asi dalam sudut pandang, pro sedur dan
integratif dan eklektik. t eknik, k onselor dapat memberi layanan
Menurut Kamus Psiko logi APA (https:// konseling yang lebih sesuai dengan kebutuhan
dictionary.apa.org/), konseling eklektik adalah serta ciri khas masalah yang dihadapi masing-
t eori atau pr akti k k onseling y ang masing klien. Ini tidak berarti bahwa konselor
menggabungkan doktrin, temuan, dan teknik berp ik ir dan berti ndak seperti o rang yang
yang dipilih dari beragam s ist em t eoreti s. bersikap opportunis, dalam art i diter apkan
Pendekatan eklekti k juga dikenal sebagai saja pandangan, pr os edur dan t eknik yang
k onseling int egrati f. Ori entasi pendekatan kebetulan membawa hasil y ang paling baik
eklek ti k adalah penggabungan teor i- teor i tanpa berpegang pada pr insip-prinsip tertentu.
k onseling dengan mempert imbangkan Konselo r yang berpegang pada po la eklektik
k elebihan dan k ekur angan pada masing- harus menguasai s ejumlah pro sedur dan
masing teor i ters ebut. Karena dalam teknik s erta memilih dari prosedur-prosedur
praktiknya pendekatan eklektik menggunakan dan tek nik- teknik y ang ters edia, mana y ang
semua t eori kon seling, maka pendekatan ini dianggapnya paling sesu ai dalam melay ani
ti dak pern ah menggunak an kon sep-k ons ep klien tertentu (Winkel & Hastuti, 2010).
teori secara tetap, tetapi akan memilih konsep Pendekatan fakt or non- sp esifik atau
t eori apakah y ang paling sesu ai dengan umum untuk integrasi ini berupaya
masalah peserta didik. Oleh karena itu, mengungkap dan memanfaatk an s ebaik
pendekatan eklektik bersifat fleksi bel dalam mungkin hal-hal yang dianggap sebagai unsur
penggunaannya. Selain itu, pendekatan eklektik int i yang univ ersal dari efekt if di semua
juga bersifat ilmiah, sistematik, dan logis. pendekatan ko nseling utama. Duncan et.al
Menur ut Lapwo rth et.al (Faris & v an (Kaslow & Lebow, 2 002) m eny atakan, yang
Ooijen, 2012), integrasi merupakan istilah yang terpenting paradigma ini berusaha untuk lebih
berguna untuk mengakomodasi berbagai menek ankan pada unsu r- uns ur apa y ang
pendekatan yang melampaui bentuk mur ni dianggap klien efektif dibandingkan apa yang
dengan memasu kk an plur alis me, dipik ir kan oleh pemberi int ervens i dan
transtheoreticism, faktor umum, eklektisme, penelit i.
relasional dan pendekatan dekonstruksionis. G rencavage dan Nor cr os s (Wo sk et,
Konselo r yang berpegang pada pola 2007) mengidentifikasi fak tor- fakt or umum
eklektik berpendapat bahwa mengikut i satu dalam beragam pendekatan k onseling yang

112 PSIKOLOGIKA Volume 21 Nomor 2 Juli 2016


Konseling Eklektik Dengan Kerangka Kerja Skilled Helper Model

t erdapat pada 50 publikasi ilmiah dan integrasi dalam dunia konseling. Sebuah survey
mengk ategorikannya menjadi lima kelompok y ang dilaku kan kepada para pro fess ional
utama sebagai berikut: helper di Amerika Utara menemukan bahwa
1. Karakteri st ik k lien sepert i harapan 50-7 5% pr aktis i lebih menyuk ai beberapa
positif, keaktifan klien mencari bantuan. jenis intervensi eklektik (Lambert, 2013).
2. Kualitas pemberi int ervens i sepert i Ger akan int egrati f/eklek ti k, banyak
kehangatan, empati, penerimaan. mengambil bentuk awalnya dari paradigma
3. Proses perubahan, misalnya kesempatan faktor-fakt or umum, kemudian dibentuk oleh
untuk k atars is , pengu asaan dan aku mulasi buk ti pene liti an y ang semakin
pener apan peri lak u baru, meningkat. Beberapa t emuan kunci dirangkum
pengembangan wa w asan/k esadar an, Wosket (2016) s ebagai berikut:
pengalaman suk ses dan keberh asilan, a. bahwa k onseling dan ps ik ot erapi
pembelajaran emosi dan interper sonal. umumnya efek tif, tidak ada y ang lebih
4. Struktur tritmen co ntohnya penggunaan menonjo l dar i yang lain. In i berart i
teknik, pengaturan tritmen, setting yang mustahil untuk memastikan pendekatan
mendukung penyembuhan, fokus pada (atau pendekatan) mana y ang lebih
inner world (batin) dan eks plorasi dari efekt if daripada y ang lain. Dengan
masalah emosi. dit emuk anny a ‘feno mena hasil y ang
5. Elemen hubungan, mis alnya sama’ - ini maka disi mpulk an bahwa
pengembangan hubungan ter apeuti k, pendekatan yang berbeda dapat
keterikatan dan transferensi. mencapai hasil yang sama
Dari daftar di atas dapat disimpulk an b. bahwa k esetaraan hasil t ersebut
bahwa terdapat faktor kompleks yang bekerja sebagian b esar ditentukan oleh fak tor-
dalam s etiap pendek atan y ang efek ti f dan faktor umum di seluruh pendekatan.
bahwa teknik dan strategi hanya membentuk c. bahwa pemberi int ervens i dan kl ien
sebagian kecil dari k eseluruhan per ubahan. yang co co k dengan b erbagai v ariabel

Pe rtu mbu han pe ndek ata n e kle ktik dan adalah prediktor penting hasil ‘paradoks
integratif kes etaraan’, yang menunjukk an bahwa

Pengaku an y ang berkembang bahw a pemberi int erv ensi berp engalaman

fakto r- fakt or umum muncul dalam semua (terlepas dari orientasi) lebih mirip dalam

pendekatan ko ns eling utama s ebagai agen cara prak teknya dan bahwa s emak in

perubahan univ ersal telah memberi kan berpengalaman prakt isi, semakin besar

kon tribu si signifik an terhadap gerakan y ang kemungkin an dia akan beker ja secara

dapat diamati menuj u eklek ti si sm e dan integratif. Pengalaman (bukannya teori)

PSIKOLOGIKA Volume 21 Nomor 2 Juli 2016 113


YuliantiDwi Astuti

mendor ong pemberi int ervens i yang Helper Model meru pakan salah satu ker angka
lebih berpengalaman untuk kerj a eklekt isisme sistematis atau teknis. Ini
menggunakan beragam pendekatan. didas arkan pada ar gumen bahw a model
d. bahwa asi s ten parapro fesiona t ersebut mem ungkinkan ko nselo r untuk
menggunakan berbagai keterampilan s ecara si st ema ti s menggun akan berbagai
yang s ama efekti fny a dengan p emberi keter ampilan dan s trategi y ang disesuaikan
int ervens i yang terlat ih s ecara dengan berb agai tahap pr os es k onseling.
pro fesional dalam beberapa ko nt eks Jenkins (2000) lebih suka m elihatnya s ebagai
bahwa agen peru bahan utama dari model integratif karena Skilled Helper Model
kons eling atau psiko terapi yang efektif memberikan kerangka kerja menyeluruh untuk
adalah kepribadian pemberi interv ensi, pr oses bantuan namun t idak mengacu pada
bukan teor i atau model yang digunakan salah satu teori tertentu.
- t erutama k emampuan untuk Jenkins (2000) berpendapat bahw a
membentuk hub ungan yang hangat dan Skilled Helper Model secara dominan mengacu
suportif pada nilai-nilai dan prinsip person centered dan
e. bahwa s ejumlah penelit ian mungkin pendekatan cogn itive- behavior. Adapun Coles
menghasilkan peru bahan t erapeuti k (Wosket, 2008) menyatakan kapasitas mo del
y ang dikait kan dengan pendekatan ini untuk mengin tegrasikan gagasan
t ertentu apadah peru bahan itu ps iko dinamik dengan pers pektif co gni tiv e-
sebenarnya dipengaruhi oleh p emberi be ha vior dan humanis ti k . Egan sendir i
intervensi. menggambarkan model ini sebagai kerangka

Skilled Helper Model sebagai kerangka kerja kerja integrasi yang akan membantu konselor
yang terintegrasi mengembangkan landasan y ang k uat untuk

H ol lander s (Woolfe, Strawb ri dge & membentuk orientasi k ons elingnya sendiri

Douglas, 2009) menyatak an bahw a Skil led (Egan, 2014).

114 PSIKOLOGIKA Volume 21 Nomor 2 Juli 2016


Konseling Eklektik Dengan Kerangka Kerja Skilled Helper Model

Gambar 1. Kerangka Kerja Pengelolaan Masalah 3 Tahap (Egan, 2014)

Model ini dapat membantu kli en untuk strategi-strat egi tindakan yang sesuai. Secara
memahami permas alahan- permas alahannya umum, model Skilled Helper dari Egan (2014)
dengan lebih jelas, menentuk an apa y ang ini memil ik i ti ga tahapan yaitu: Skenario
diinginkan k lien dan merancang mas a depan s ekarang, s kenario y ang diingin kan dan
yang lebih baik dan membentuk serta memilih strategi tindakan.

Cerita Kemungkinan-kemungkinan Strategi y ang mungkin

 Pendal aman  Memahami keinginan klien  Bangun stra tegi untuk


 M encapai hubungan  Menentukan arah tujuan mencapai tujuan
tera peutik  Dijalankan pada sesi dua  Jalankan secara bertahap
 Di jalankan pada sesi satu  Dijalankan pada sesi 3 dan

Membangun per pektif baru & Agenda per ubaha n Strat egi t erba ik
mengkaji ulang masalah

 Break the iceberg


 Mengkonfrontasi  Mengenali tujuan yang  Guna kan REBT
pertentangan ide dipr ioritaskan  Dijalankan pada sesi 3
 Dijalankan pada sesi satu  Buat a genda sehingga 7
 Dijalankan pada sesi dua

Pertimbangan Komitmen Rancangan

 Memahami masalah  Tanya kesungguha n dan  Teknik kognitif


 Dilakukan pada sesi sesi kesediaan me nghadapi  Teknik emot if
dua resiko  Teknik tingkah laku
 Cari insentif  Dijalankan pada sesi 3

Kondisi Sekarang Kondisi yang Diharapkan Tindakan


Bagan 1. Model Egan

PSIKOLOGIKA Volume 21 Nomor 2 Juli 2016 115


YuliantiDwi Astuti

P en erap an Kon se lin g Ek le kt ik den ga n memin ta layanan k ons eling. Ketik a kl ien
Kerangka Kerja Model Egan
menjelask an permasalahanny a, k onselo r
Beri ku t ini akan dijabark an co nt oh menc oba memahami dengan baik dan b etul
pelaksanaan konseling eklektik pada salah satu cerita tersebut. Berdasarkan masalah-masalah
kasus. Dalam konseling ini, klien akan mendapat y ang dikemukakan oleh kl ien, k onselo r
intervensi dengan menggunakan pendekatan mengidentifikasi tema cerita dan permasalahan
cli ent c entered di bagian awal k onseling dan y ang sebenarnya. Selanjutnya k onselo r
dilanjutk an dengan penerapan kon seling membantu ki en untuk meny adari bl ind spot
rational emotive behavior pada saat konselor y ang menghalangi mer eka untuk meli hat
telah mengetahui bahwa sumber masalah klien masalah y ang s ebenar ny a. Klien dibantu
ada pada keyaki nan- keyakinan ir asionalnya. membuat perspektif baru dan mengkaji ulang
Penerapan k onseling dilak uk an dengan masalah mereka. Klien disadarkan bahwa ada
kerangka kerja Skilled Helper Model dari Egan. ses uatu masalah y ang perlu diselesaikan dan
Skenario Sekarang dia sendiri perlu berperan aktif dalam proses

Tahap ini dijalankan pada sesi konseling penyelesaian tersebut.


Contoh:
yang pertama dan kedua. Pada tahap pertama
ini, konselor melakukan tiga tugas, yaitu: Klien datang dengan mengeluhkan masalah
1. Menjalin hubungan terapeut ik atau penyesuaian dirinya dengan sesama penghuni
psi ko lo gis untuk mendor ong kl ien asrama. Menurut klien hal itu terj adi karena
berceri ta dan mengun gkapkan is i teman-temannya menolak keberadaan dirinya
hatinya, kh us usn ya mengenai y ang dicuri gai sebagai lesbian k arena
permasalahan y ang dialami k epada peri lakuny a yang “berbeda” dengan teman-
konselor. t eman lainny a. Konselor k emud ian
Hu bungan ter apeutik yang baik akan menany akan kepada klien apakah kecur igaan
memb uat k lien menerima k onselor dengan teman- temannya itu benar? Klien mengakui
hati yang terbuka dan mempercayai konselor. bahwa dia memang pernah menjadi lesbi an
Konselo r mem ulai s esi dengan memb uat sewaktu bekerja beberapa tahun di luar negeri,
penstrukturan. Konselor menjelaskan k epada tetapi saat ini dia dalam proses untuk berhenti.
klien apakah pengertian dan tujuan konseling, Meskipun begitu, karena tinggal satu asr ama
bagaimana pro ses k onseling akan berj alan dengan banyak perempuan, kli en terk adang
serta etika yang ada. masih memiliki rasa suka yang intens kepada
Konselo r kemudian memi nta kl ien t eman s easr amanya dan dia mengalami
untuk menceri tak an masalah yang s edang kesulitan untuk membedakan apakah yang dia
dihadapi kl ien s ehingga dia datang untuk r asakan itu adalah perasaan s uk a sebagai

116 PSIKOLOGIKA Volume 21 Nomor 2 Juli 2016


Konseling Eklektik Dengan Kerangka Kerja Skilled Helper Model

t eman, adik , atau r asa c inta. Perasaanny a 2) Klien pernah dijual sebagai
t ersebut mempengar uhi perilaku pelacur oleh bib inya dan dip aksa
k esehariannya t erhadap perempu an- melak uk an hubungan seks ual
perempu an y ang dia s uk ai s ehingga dengan banyak lelaki
menim bulk an rasa r is ih dari y ang 3) Klien pernah diperko sa o leh
bersangkutan maupun t eman-teman yang lain. mertua atasannya di luar negeri
2. Konselo r men angk ap beberapa int i b. Rumah tangga orang tua klien yang tidak
permasalahan dan meminta klien untuk pernah damai dan kemudian berakhir
membu at penjelasan lebih mendalam dengan percer aian dan perebutan anak
(break the iceberg). menyebabk an kl ien mer asa hati ny a

Contoh: terbelah dua.

Klien mengatakan bahwa dia pernah menjalani Klien tidak mau terlalu dekat dengan ibu
karena takut menyaki ti ayah, sebaliknya
kehidupan sebagai lesbian ’! Konselor meminta
klien juga tidak mau dekat dengan ayah
klien untuk menjelaskan lebih mendalam kapan
hal itu terjadi dan apakah yang meny ebabkan k arena taku t dianggap mengk hianat i

hal itu terjadi? ibuny a. A ki batny a kl ien k ekur angan

B erdasark an berb agai penjelasan perhatian dan kasih s ayang dari kedua
orang tuanya.
klien, k onselor dapat mengetahui dengan jelas
c. Klien s elalu men ilai dir iny a s ebagai
bahwa k lien menjadi lesb ian lebih k arena
fak tor lingku ngan karena dalam keluarganya or ang yang t idak baik dan telah rus ak

tidak ditemukan riwayat homoseksualitas ini. k arena dia pernah dijual s ebagai

Sejak kecil sampai remaja kli en s ama sekali pelacur, menjalani kehidupan s ebagai

ti dak memil ik i k etertarik an kepada s esama lesbian, dan diperk os a o leh mer tua
atasan.
perempuan. Sewak tu SMA k lien juga pernah
berpacaran dengan beberapa lelaki. Beberapa Keadaan ini meny ebabkan kl ien

fator yang ditengarai menjadi penyebab klien memiliki perasaan rendah dir i, terutama bila

berubah menjadi lesbian adalah: berh ubungan dengan lelaki. A kib atny a, jika

a. Klien mengalami trauma karena mengalami kl ien mulai menyuk ai lelaki , dia c enderu ng
menghalanginya dengan memunculk an si kap
berbagai pengalaman buruk dengan lelaki:
1) A yah kandung menin ggalkan yang bertentangan (membenci lelaki) sebagai

ibunya dan tidak peduli terh adap mekanisme pembelaan d iri.

k lien. Oleh karena itu kl ien d. Klien aw alnya tertarik menjadi lesbian

memil ik i k ebencian yang amat k arena merasa mendapatkan kasi h


sayang dan perhatian teman kerjanya
dalam kepada ayahnya.

PSIKOLOGIKA Volume 21 Nomor 2 Juli 2016 117


YuliantiDwi Astuti

Klien yang selama i ni tidak memperoleh dia mengatakan mas ih menyukai wanita
kasih sayang dari keluarganya merasa disirami ’! k ons elo r menany akan apakah k lien
air s ejuk s aat mendapat perh atian dan memang bers ungguh- su ngguh ingin
diist imew akan oleh t emanny a tadi. Segala berubah ataukah sekedar memenuhi
permi ntaan kl ien j uga dikabulkan s ehingga tuntutan lingk ungan
kl ien mer asa memilik i k eterikatan fisik dan 3. Pada tahap ini juga, kon selo r dan klien
emosi y ang mendalam sampai akh ir ny a bersama-s ama men co ba memahami
memiliki pengalaman seks ual dengan sesama masalah y ang dihadapi o leh kli en dan
jenis. perlu diselesaikan.
Ko nselor juga melakukan k onfro ntasi Karena masalah yang dik emuk akan
k etik a menemui adany a pertentangan klien ada beberapa, maka konselor membantu
pandangan dalam diri k lien klien memilih masalah-masalah penting yang

Contoh: akan diprioritaskan.


Dalam tahap ini telah dikenali beberapa
a. Klien mengatakan bahwa dirinya adalah
masalah penting, yaitu:
orang yang tidak baik, sementara k lien
a. Klien ingin berhenti menjadi lesb ian,
juga mengatakan bahw a dia s elalu
tetapi masih merasa ragu apakah dia
berus aha memaafkan p erbuatan jahat
dapat melak uk ann ya. Norm a-norm a
orang lain terhadapnya, selalu perhatian
agama dan so sial yang dipercayai k lien
ter hadap orang lain, rajin menjalankan
menyatakan bahwa menj adi lesb ian
ibadah, dan lain- lain
adalah perbuatan yang salah dan berdosa
b. Klien mengatakan bahwa dia tidak peduli
sehingga klien merasa tertekan. Stres ini
dengan perkataan dan anggapan orang
menjadi bertambah ber at k arena
lain t erhadap dir iny a tetapi ko ns elor
lingku ngan j uga menentang perbuatan
menun jukk an bahwa s ebetulnya kli en
ters ebut dengan menu njuk kan si kap
mudah t erpengaruh oleh pandangan
tidak bersahabat serta selalu memberi
ataupun pendapat orang lain karena jika
t egur an k epada kl ien. Klien telah
ada o rang y ang memil iki pendapat
berus aha untuk ti dak lagi menj adi
negatif tentang dirinya maka klien akan
lesbian (dengan cara menghindar i
menjadi ragu, marah, k ecewa dan ti dak
perempuan yang dia s ukai), tetapi usaha
bersemangat melakukan akti vi tas
tersebut belum memberikan hasil. Klien
apapun.
mengatakan bahwa d ia masih memiliki
c. Klien mengatakan bahwa dia b ertekad
dor ongan untuk menyuk ai s esama
untuk t idak menjadi lesbian lagi, tetapi
wanita. Bahkan adakalanya k lien takut

118 PSIKOLOGIKA Volume 21 Nomor 2 Juli 2016


Konseling Eklektik Dengan Kerangka Kerja Skilled Helper Model

menjalin hubungan per sahabatan Skenarioyang Diinginkan

dengan sesama wanita karena khawatir Pada tahap k edua ini, k onselo r
perasaan s uk anya t ers ebut akan membantu kl ien untuk:
berganti menjadi rasa cinta. 1. Mencari kemungkinan- kemungkinan
b. Klien mengalami gangguan yang lebih baik di masa depan
peny esuaian dir i dengan teman se- Pada tahap ini, konselor membantu klien
asr amany a. Hal ini disebabkan teman- untuk menetapkan arah tujuan dan mencoba
teman asr amany a mengetahui bahwa membebas kan k lien dari permasalahan y ang
kl ien adalah seor ang lesbian s ehingga sedang dihadapiny a. Hal ini dimulai dengan
memberikan berbagai label yang negatif membantu kl ien mengetahui apa y ang
kepada kl ien. Permas alahan di asrama diinginkannya dan apa saja y ang diperluk an
ini dapat dibedakan menjadi atas dua: untuk berubah.
(1) Klien men dapat t entangan dari Hal-h al yang diinginkan k lien yaitu: (1)
o rang-or ang yang mem ang Klien ingin berhenti menjadi lesbian dan dapat
menganggap les bian s ebagai mengontrol perasaan ter tarik ny a t erhadap
abo r mali tas , (2) Klien mendapat s esama wa nita (3) Klien ingin dapat
t entangan dari o r ang-o r ang y ang menyesuaikan diri dengan orang lain (4) Klien
s ebenar nya juga lesbian tetapi ti dak ingin mengurangi tingkah lakunya yang dapat
mau mengungkapkan identitas mer eka menim bulk an penilaian negat if o rang lain
y ang s ebenar nya (c om in g o ut ) dan terhadap dir inya (5) Klien ingin dapat menjalin
menganggap k lien s ebagai s aingan pers ahabatan dengan sesama wa nita tetapi
ataupun pember ontak. Klien seolah-olah tidak membuatnya terjerumus menjadi lesbian
t idak mem erluk an or ang lain (“s aya lagi (6) Klien ingin dapat menyu kai lelaki lagi
t idak peduli dengan perk ataan dan (7) Klien ingin dapat mengatasi kecemasannya
anggapan or ang lain terh adap s aya”) s etiap mendengar penilaian negati f or ang
t etapi s ebenarnya kl ien mudah t erhadap dir inya (8) Klien ingin
terp engar uh o leh pandangan ataupun menghilangkan perasaan r endah dirin ya (9)
pendapat or ang lain (“s aya ingin Klien ingin menun jukk an kepada or ang lain
memb uk t ik an bahw a s aya t idak bahwa dirin ya juga memiliki kelebihan dan
seburuk yang mereka kir a”). (10) K lien ingin memperbaiki hubungannya
c. Ter dapat berbagai key akinan t idak dengan keluarganya
rasi onal dalam diri kli en seperti: “Saya Sumber k ekuatan y ang dimilik i k lien:
adalah seora ng yang tidak b aik/ rus ak”, Klien adalah s eorang y ang memil ik i
“Semua lelaki adalah jahat ”. kemampuan kognitif yang baik, Klien memiliki

PSIKOLOGIKA Volume 21 Nomor 2 Juli 2016 119


YuliantiDwi Astuti

berbagai minat, Klien dapat mencurahkan isi dalam dirinyaadalah kepuasanyang diperolehnya
hatinya dengan lancar (verbal fluency), Klien jika dia berhasil. Sedangkan insentif tambahan
memili ki rasa ingin tahu yang cu kup besar, adalah apabila para penghuni asrama karyawan
Klien merup akan or ang yang tabah dan t idak dapat menerima dirinya dengan baik.
mudah menyerah dan Klien memil ik i si fat Tindakan
mandiri (independence) .
Pada tahap ini, ko ns elor melaku kan
2. B ergerak dar i kemungk inan k epada
langkah-langkah:
pilihan.
1. Membangun strat egi dan perencanaan
Konselo r dan kl ien bersama-s ama
untuk mencapai tujuan klien.
mengenali t indakan-t indak an y ang perlu
Ko ns elor menanyakan k epada k lien
diambil oleh klien untuk menangani masalah
strategi apakah yang pernah dia lakukan untuk
yang dihadapiny a dan apakah pilihan yang
mengatasi perm asalahannya. Klien
ter baik bagi kli en. Agenda y ang dibuat kl ien
mengatakan bahw a dia pernah bert indak
harus bersi fat realist ik , menantang dan
ter gesa- gesa karena hendak cepat m engatasi
memb erikan h asil, s esuai dengan nilai-n ilai
masalahnya dan tidak m emikirkan resiko yang
klien, dan waktunya mencukupi.
akan dih adapinya, selain itu klien juga kurang
Dengan memp erti mbangkan sk ope
si ap menghadapi r intangan yang ada. Klien
tujuan, tingkat kesulitan dan sumber kekuatan
mendapat i bahwa strateginya t ersebut ti dak
yang ada pada diri kli en, maka klien memilih
efekti f.
untuk fok us t erlebih dulu k epada masalah
gangguan peny esuaian dir inya dengan Contoh:

mengubah keyaki nan- keyaki nan ir asional Klien pernah ber tunangan dengan
yang tertanam dalam di ri dan menimbulk an seorang lelaki bukan k arena dia menyukainya
konsekuensi-konsekuensi negatif pada klien. tetapi karena merasa k asihan terhadap lelaki
3. Membantu klien ber komitmen terhadap itu yang memiliki berbagai penyakit serius dan
pilihannya. sering membuatnya lemah. Klien sendiri belum
Ko nselor menanyakan apakah kli en yakin mengenai kesiapan dan kesungguhannya
betul-betul ingin mencapai tujuan tersebut, dan untuk bernikah.
apakah klien telahbersedia dengan resiko-resiko Klien pergi bekerj a ke luar neger i
yang harus dihadapinya. Kons elor juga kedua kalinya dalam rangka untuk menghindar
membantu klien mencari insentif y ang dapat dari kejaran pasangan les bianny a dan
digunakan agar k lien k omit t erhadap pili han melarik an diri dari kebimbanganny a u ntuk
yang harus dilakukannya. Dalam perkara ini, klien menikah dengan tunangannya. Tetapi itu tidak
mengatakan bahwa insentif y ang terp enti ng menyelesaikan masalahnya.

120 PSIKOLOGIKA Volume 21 Nomor 2 Juli 2016


Konseling Eklektik Dengan Kerangka Kerja Skilled Helper Model

2. Memilih s trategi yang ter baik/ s esuai pemicu atau a ct ivat in g event (A). Dalam
untuk membantu k lien k emud ian kon seling REB, C yang mengikuti keyaki nan
dilanjutkan dengan merancang tindakan. irrasional tentang A yang negatif akan bersifat
Konselor memilih untuk menggunakan mengganggu dan disebut kon sekuensi n egatif
beberapa tek nik dalam Rat io na l Emot ive t idak s ehat. Sebalikny a, C y ang mengik ut i
Beh avio r (REB). Model AB C merup akan inti keyaki nan rasi onal tentang A yang negat if
dari pr akt ik kon seling R EB oleh kar ena itu mak a sifatnya t idak m engganggu dan disebut
implementasinya haru s mendapatkan kon sekuensi negat if yang sehat ( Ellis, 2007;
perhati an y ang lebih mendetail (Dry den & Dryden & Neenan, 2004).
Neenan, 2004). A mewa kili ac tiva ting event Konseling REB merupakan p endekatan
atau peris tiwa pemicu. Terdapat dua jenis A ko nseling y ang dirancang untuk membantu
(activatin g event) dalam konseling REB, yang individu meminimalisir gangguan emosi dan
pertama adalah ‘A s ituasional’ y ang mengacu perilaku merus ak dir i, s erta mendor ong
pada aspek ob jekt if dari s ituasi y ang mereka untuk hidup secara lebih bermakna dan
mengganggu individu. A kedua adalah ‘A kritis’ bahagia (Dry den, 2007). Dalam men capai
yang mengacu pada aspek klientif dari s ituasi tujuan ters ebut , k onselor R EB diharapk an
yang mengganggu individu. Pada umumnya, ‘A membantu kl ien u ntuk : (1) u ntuk berpikir
k ri ti s’ merupakan inferens i dari apa y ang s ecara lebih rasi onal (logis , flek si bel dan
terjadi pada ‘A situasional’. ilmiah); (2) untuk merasa lebih sehat; dan (3)
B mew akili Be liefs atau keyak inan. untuk berti ndak lebih efisien dalam rangka
Key akinan mer upakan kognisi evaluatif atau mencapai tujuan dan s asaran mereka (Dryden
pandangan y ang ter struktur terhadap hal-hal & Neenan, 2004). Teknik REB ini dipilih karena
di s ekitar individu, bis a b erupa pandangan konselor menilai bahwa kebanyakan masalah
k aku atau flek si bel, eks tr im maup un non- emosi dan tingkah laku klien b ersumber dari
ekstrim. Ketika keyakinan individu bersifat perny ataan ti dak r asional yang dibuat oleh
r igid maka itu dinamak an ‘keyaki nan kl ien sendiri ket ika kehidupan t idak s esuai
ir ras ional’ dan biasanya berup a keharusan, dengan apa yang dia inginkan. Keyaki nan
k emut lakan, ataupun kewa jiban t erhadap irasional terdiri dari kemutlakan (absolu tist),
sesu atu. Ind iv idu y ang memiliki keyak inan kepercayaan yang dogmat is dan tidak fleksibel,
y ang ri gid akan c ender ung memb uat yang biasanya berbentuk “harus, seharusnya,
k esimpulan yang ir rasi onal. C mew akili perlu, sebaiknya”. Klien juga sering mempunyai
Co nseq uenc e, merupakan k onsek uens i k esimpulan meni lai dir i sepert i ‘saya in i
emosi onal, pi kiran dan perilaku yang muncul manusia yang sangat buruk...’ dan ‘Saya tidak
dari keyaki nan atau belief (B) terhadap situasi dapat melakukan apa-apa’.

PSIKOLOGIKA Volume 21 Nomor 2 Juli 2016 121


YuliantiDwi Astuti

Sebagai pelo por, Ellis mene kankan A: Act ivat in g Event/ Sit ua ti on rig ht n ow /
reality/ physical fact (Peristiwa)
kons ep bahwa “pemikiran yang tidak rasional
haru s ditantang su paya menjadi r asional”. Conto h: Klien mendapatk an banyak

Pemi ki r an yang t idak r asional ini adalah teguran dari para penghuni asrama karyawan

akibat dari proses dan pengar uh bu daya dan mengenai tingkah lakunya yang sering merayu-

pros es pembelajaran. Oleh k arena itu, individu rayu wanita lain.

harus mengubah fikiran dan kepercayaannya B: Bel ief system (things they tell themselves)/
Sis tem keperc ayaan y ang dipegang. Klien
dengan mer eko ns truk si per sepsi dan
meyaki ni bahwa dir inya t elah gagal untuk
fiki rannya agar menjadi lebih lo gis dengan mengubah dir inya menjadi seorang wa nita
norm al. Klien juga percaya bahwa dir inya
menggunak an tek nik dan tata c ara y ang adalah seor ang yang bur uk k arena memiliki
sesuai. tingkah laku yang tidak sama dengan orang lain.

3. Konselo r memb antu kl ien memb uat


C: Emotional c onsequence s/ feelin gs/ Emosi,
rancangan yang memungkinkan k lien pemikiran dan tingkah laku yang t erganggu
mengikuti strategi dan agenda yang telah aki bat dar i peri s ti wa (A) dan s is tem
keperc ayaan yang dianuti (B). Dalam contoh
ditetapkan. si tuasi yang diberi kan, kl ien menunjukk an
simtom gangguan emosi dan fikiran sepert i:
Konselo r menj elas k an k epada kl ien
merasa s edih dan tert ekan sehingga malas
bahwa rencana ini menuntut kedisiplinan dan melakukan apa pun.
konsentrasi klien. Karena klien memilih untuk
D: Dispute (confirm B or dispute B)
bekerja dengan t eknik- tek nik REB, maka
dilakukan langkah-langkah sebagai berikut: Ko ns elo r menantang, mendukung dan
memb etulkan s is tem k eperc ayaan kl ien
a. Teknik Kognitif
dengan mengatakan k esu litan dia untuk
(1) Konselo r memb antu kl ien untuk
menyesuaikan d iri t idak berar ti dia seor ang
membedakan antara fikiran-fikiran yang
yang gagal. Dia mendapat t eguran dari or ang
rasional dan t idak rasional.
lain juga ti dak berarti dia seorang yang buruk.
Klien diberi penjelas an t entang t eori
Tidak semua tingkah laku klien yang berbeda
A BCDE dari Ellis untuk menj elas kan
juga langsung dapat diartikan sebagai tingkah
kepercayaan tidak rasi onal yang menyebabkan
laku yang buru k. Oleh karena itu, dia dapat
masalah k lien. Klien juga ditantang untuk
mencoba lagi untuk menjadi normal.
mengubah sistem keyakinannya (beliefsystem)
E: Emotion after dispute
dalam menghadapi masalah emosin ya. Hal ini
dilakuk an dengan mencip takan D, “a di spu te Emos i dan tahap pemikir an indivi du

be lief system” y ang melawan fik ir an ti dak berubah dari tidak rasional menjadi fikiran yang

rasional yang dimiliki individu. rasional. Oleh karena itu emosi, pemikiran dan
tingkah laku individu menjadi normal lagi.

122 PSIKOLOGIKA Volume 21 Nomor 2 Juli 2016


Konseling Eklektik Dengan Kerangka Kerja Skilled Helper Model

Contoh-contoh lain:

Fikiran tidak rasional Konfrontasi


Saya adalah orang yang tidak Apakah anda tidak memiliki sisi baik sama sekali?
baik
Semua lelaki adalah jahat Apakah anda memiliki bukti bahwa semua lelaki
jahat? Berapa orang lelaki yang anda ketahui
kejahatannya?
Saya akan merasa tertekan dan Apakah kebahagiaan d an kenyamanan hidup anda
sedih kalau K (perempuan yg hanya ditentukan oleh keberadaan K?
disukainya di asrama) pulang
Masa lalu saya yang kelam Mengapa masa lalu yang kelam tersebut hanya
menyebabkan saya merasa membuat anda rendah diri di depan lelaki, tetapi
rendah diri bila berhadapan tidak di depan wanita? Apakah ini logis?
dengan lelaki
Saya benci lelaki yang disukai Lelaki itu tidak membuat kesalahan apapun, dia
banyak orang karena dia tidak menyuruh wanita-wanita itu untuk
menyebabkan para wanita menyukainya dan bertengkar untuk merebutnya.
bertengkar untuk merebutnya
Seorang penulis yang Seorang penulis bisa mendapatkan ide cerita dari
mengalami suatu peristiwa mana saja, antaranya buku-buku, film, pengalaman
secara langsung akan orang lain, ataupun fantasinya sendiri
menghasilkan karya yang lebih
baik

(2) Konselo r mendo ro ng kl ien untuk memil ik i kelebihan dan k eku ranganny a
memb entuk falsafah hidup baru yang masi ng-masing.
lebih positif. Contohnya: (3) Ko ns elo r memberi kan majalah-
“ Saya m ema ng p erna h m enga la mi majalah yang dapat memberik an
masa lalu yang buruk, tap i saya juga be rhak pengetahuan mengenai berf ik ir
mendapatkan masa depan yang lebih baik” positif untuk dibaca oleh klien
“Perlakuan dan perkataan kawan-kawan (4) Konselo r menanyakan
di asrama k ary awan m emang menyak itk an kesenangan atau hobi kl ien dan
hati say a, tapi hal itu dapat membantu saya menjelaskan keuntungan memiliki
mengo ntro l ti ngkah laku saya s ehingga hob i . Dalam hal ini kl ien
menjadi lebih baik” mengatakan bahwa dia memiliki
“Saya memang memil iki banyak kelemahan, hob i menu lis dan k onselo r
tetapi itu t idak menjadikan diri s aya lebih menyarankan klien untuk kembali
rendah dari orang lain karena set iap o rang menekuni hobinya tersebut.

PSIKOLOGIKA Volume 21 Nomor 2 Juli 2016 123


YuliantiDwi Astuti

b. Teknik Emotif (2) Konselor mendoro ng klien supaya


(1) Konselo r memin ta k lien untuk melak uk an sesu atu y ang
berbicara dengan dir inya sendiri menyenangkan seperti mengikuti
dengan beru saha memb antah pro gram-pro gram pelati han
keharus an-keharus an ir asional setiap hari Sabtu dan M inggu. Di
yang dimilikinya. s itu kl ien dapat mengik ut i
(2) Dorong klien untuk memberitahu berbagai permain an,
diri sendiri bahwa mendengarkan musik , menyanyi,

“ Saya t ida k m emerlukan persetuju an menar i, menont on film dan


orang lain dalam bertingkah laku, tetapi sebagainya.
tentu saja saya lebih suka apabila mereka
suka dengan pe rilaku saya”. (3) Konselor membantu klien membuat
r encana mengenai masa
“Saya me ma ng mem iliki pe nga lam an
buruk dengan beberap a laki-laki, tetapi depannya. Ko nselo r berd is ku si
banyak juga laki-la ki yang baik kepada dengan kli en mengenai apa yang
saya”
ingin dilakukanny a di masa depan.
(3) Konselor mendor ong klien untuk
Apakah kl ien s ungguh- sungguh
menggunakan humor dalam
ingin menik ahi tunangannya?
menghapus si stem kepercayaan
Pek erjaan apakah yang ingin dia
y ang ir rasi onal serta untuk
lakukan?
menghibur diri
(4) Konselo r membantu k lien untuk
c. Teknik Tin gkah Laku
mengembangk an hobiny a
(1) Konselor mendor ong klien untuk
menjadi salah satu kemahirannya.
s ecara bertahap menc ob a
Kar ena k lien mengatakan bahwa
melak uk an hal – hal y ang taku t
dia memiliki hobi menulis, maka
untuk dilakukannya. Contohnya:
ko ns elor mendo ro ngny a untuk
Ko nselor m endo rong klien u ntuk tetap
mengembangkan lagi hobiny a
be rtema n deng an p ara wa nita unt uk
me lat ih klien mem be dakan dorong an ter sebut. Konselor juga meminta
u nt uk b ersah a ba t den ga n doron ga n
bantuan kepadaseorang wartawan
untuk bercinta. Pada sesi 3 klien be rhasil
menjalin persahabatan dengan beberapa untuk membimbing klien belajar
penghuni asrama karyawan yang berusia
membuat tulis an yang baik.
p erteng ah a n ba ya . Pad a sesi 4 klien
suda h da pa t me nj al in p ersa ha ba ta n
den ga n b eb erapa pe ng h un i a sram a Penutup
karya wan ya ng seum ur deng a nn ya .
Orang-orang ini dipilih oleh klien dengan Set elah mengikuti tujuh sesi ko nseling
berhati -hati karena takut akan terbawa
perasaan lagi. Rational Emotive Behav ior dengan kerangka

124 PSIKOLOGIKA Volume 21 Nomor 2 Juli 2016


Konseling Eklektik Dengan Kerangka Kerja Skilled Helper Model

kerja Skilled Helper Model dari Egan, beberapa e. Perasaan rendah diri klien juga semakin
k emaj uan telah diperoleh k lien, t erutama berkurang karena tulisan yang dibuatnya
berk urangnya fiki ran-fik ir an negatif kl ien. dinilai cukup baik dan telah dicetak dalam
Klien mulai dapat berfikir secara ras ional, lebih sebuah majalah.
t erbuka dan mengur angi mekanism e Dengan dicapainya hasil tersebut, maka
pembelaan diri nya. B erubahnya keyak inan dapat dilihat bahwa intervensi yang dilakukan
ir asional k lien memberik an pengar uh juga cukup efektif. Hanya dengan 7 s esi kons eling
pada masalah-masalah yang dikeluhkan klien kemajuan y ang dicapai kl ien cuk up b anyak.
sebelumnya seperti: Oleh karena itu ko ns eling eklek ti k layak
a. Peny esuaian diri k lien menjadi lebih menj adi alternatif pilihan i nterv ens i dalam
baik. Di kalangan ibu- ibu, klien kini lebih menangani kli en.
dapat diterima karena k lien sudah mau
Daftar Pustaka
menyapa dan berint eraksi dengan
penghuni asrama sec ara wajar. Perilaku A PA Dicti onary Online. https ://
diction ary.apa.org/eclectic-counseling
kl ien s aat ini dinilai berani tapi t etap
Cor ey, G. (2015). Th eory and pr acti ce o f
sopan dan menghargai. counseling and psychotherapy. Toronto:
b. Klien dapat menggunakan coping ski lls Nelso n Education.
yang baik untuk mengatasi konfliknya Dry den, W., Neenan, M. (2004). Rati nal
Emoti ve B ehavi oural Couns elling in
dengan penghuni asr ama (tidak melayani
Ac ti on (3rd edit ion). Lo ndon: Sage
dengan seri us , bahkan cender ung Publicat ion Ltd.
menanggapi dengan hu mor) Dr yden, W. (2007). Dry den’s Handbo ok o f
c. Klien mengatakan b ahwa kecemasannya I ndiv idual T her apy (5 th edit ion).
Singapore: Sage Publications Asia Pasific
berkurang karena sekarang ini penghuni Pte Ltd.
asr ama dapat meli hat dengan jelas Egan, G. (2014). The S killed Helper: A problem
perubahan tingkah laku k lien sehingga management and opportunity-development
ap pro ach to h elp ing (10th edit ion ).
gosip t entang k lien juga su dah bany ak California: Thomson Brooks/Cole
berkurang Ellis, A. (2 007). Terapi R.E.B agar Hidup Bebas
d. Klien mulai dapat membedakan Derita (Terjemahan).Yogyakarta: B-First.

do rongannya untuk berkawan dengan Faris , A., van O oijen, E. ( 2012). I ntegrative
Couns elling and Psyc hot herapy : A
sesama perempuan dan bukannya jatuh Relatio nal A pproach. Singapor e: Sage
cinta kepada s esama perempuan. Oleh Publication Asia Pasific Pte Ltd.

kar enany a kli en mulai berani menjalin Jenkins, P. (2000). ‘Gerard Egan’s Sk illed Helper
model’ in S. Palmer and R. Woolfe (eds).
persahabatan dengan perempuan
Intergrative and Eclectic Counselling and
lainnya. Psychotherapy. London: Sage.

PSIKOLOGIKA Volume 21 Nomor 2 Juli 2016 125


YuliantiDwi Astuti

Kaslo w, F.W., Lebo w, J.L. (2002). Woolfe, R., Strawbridge, S., Douglas, B., Dryden,
Compr ehensive Handbo ok of W., 2009. H andb oo k o f Counselling
Psyc hoth erapy, I nt egrati ve/Eclec ti c. Psychology (3th eds). Singapore: Sage
New York: John Wiley & Sons Publication Asia Pasific Pte Ltd.
Lambert , M.J., (2013). T he effic acy and Wo sk et, V. (2016). The T herapeutic Us e of
effec ti venes s of psy chot herapy. M.J. Self: Couns elling pr act ice, r esearc h
Lambert (Ed). B ergin and Gar field’s and su perv is ion. Londo n: R outledge.
H andb oo k of Psy c hoth erapy and h t tp s : / / do i . o r g / 1 0 . 4 3 2 4 /
Behavior Change (6th ed). New York: John 9780203772263
Wiley & Sons.
Wosk et , V. (2007). Egan’s Sk illed H elper
Winkel, W.S., Hastuti, M.M., (2010). Bimbingan Mo del: Developments and Applications
dan Ko nseling di Inst itus i Pendidikan. in Co uns elling. Lo ndo n: Tay lor &
Jakarta: PT. Grasindo Francis

126 PSIKOLOGIKA Volume 21 Nomor 2 Juli 2016

Anda mungkin juga menyukai