Anda di halaman 1dari 2

Upaya yang terukur

Setiap orang tentu ingin menjadi lebih baik dari waktu ke waktu. Begitu juga dengan organisasi atau
lembaga. Tidak ada satupun individu dan organisasi atau sebuah institusi yang berada dalam kondisi
stagnasi. Semua ingin berubah, berkembang dan bertransformasi menjadi lebih bernilai, lebih
bermanfaat atau lebih memiliki nilai guna yang lebih besar.

Untuk bergerak dan berubah dari satu posisi yang kurang baik, kurang
berkualitas, kurang produktif dan belum bernilai tersebut tentunya
tidaklah mudah. Baik individu maupun organisasi membutuhkan strategi
dan langkah-langkah yang berkontribusi terhadap perubahan dan
perkembangan. Berfikir dan bekerja keras saja tidaklah cukup.
Dibutuhkan effort atau upaya yang lebih terukur dan didukung dengan
parameter konkrit.

Seorang petani bisa saja beranggapan tidak mengalami perkembangan


selama berpuluh tahun bekerja sebagai petani kelapa. Seorang guru
juga bisa saja terlalu bangga dengan dirinya setelah bertahun-tahun mengajar dan memiliki anak didik
yang lulus dari sekolah. Begitu juga seorang karyawan atau pekerja yang terkadang merasa jenuh dan
hampir putus asa setelah ia merefleksikan dirinya berada di tempat dan posisinya setelah berpuluh
tahun mengabdi. Sebuah organisasi atau lembaga bisa mengalami hal yang serupa. Kerja keras, keringat,
dan sumberdaya yang dikeluarkan bisa saja terkesan tak berwujud apa-apa.

Dari sedikit pengantar di atas, ada beberapa hal yang bisa kita tarik kesimpulan. Pertama; Keinginan
untuk berubah dan berkembang tidak hanya butuh kerja keras, waktu dan sumberdaya. Semua hal yang
digunakan untuk berkembang bisa saja akan habis dan terserap tanpa kita bisa melihat kontribusinya
pada perkembangan atau perubahan. Kedua; sedikit atau banyaknya upaya hanya bisa berkontribusi
pada terjadinya improvement jika dilakukan pengukuran yang jelas. Alat ukur yang jelas, konkrit dan
detail memang bukan menjadi penentu improvement. Namun tanpa alat ukur atau parameter yang
jelas, upaya-upaya dan kerja keras sekalipun akan menjadi kabur.

Seorang petani kelapa bisa saja melakukan pemupukan secara intensif, mengeluarkan waktu yang
sangat banyak untuk melakukan perawatan kebunnya. Sebuah organisasi bisa saja memiliki ratusan
kegiatan dan mengalokasikan sumberdaya yang sangat besar untuk mencapai visi lembaga. Begitu juga
seorang pekerja/karyawan yang bertekad untuk bekerja lebih rajin dan disiplin selama bertahun tahun.
Namun jika akhir dari upaya dan sumberdaya yang dicurahkan hanya bermuara pada kesimpulan dan
akhir cerita yang tak bisa diukur dan abstrak, maka semuanya akan sekedar menjadi “Cerita Baik”
semata. Jika pola itu tetap berlangsung selama bertahun-tahun atau seumur hidup, bukan tidak
mungkin yang terjadi adalah berakhir dengan putus asa.

Semua rencana, kerja dan upaya dan cerita hasil sebaiknya bisa diukur dengan jelas. Kesampingkan
terlebihdahulu keberhasilan atau kesuksesan, karena sukses, berhasil, berkembang atau tidak hanya
akan bisa dilihat jika kita bisa mengukur apa dan berapa sumberdaya yang dikeluarkan dan sejauhmana
perubahan atau perkembangannya. Memasang target dan hasil yang terukur pada saat menyusun
rencana tentu tak membuat seseorang atau lembaga menjadi selalu berorientasi bisnis atau profit
oriented. Menetapkan parameter yang detail dan konkrit tidaklah juga membentuk kita menjadi
kehilangan “rasa” dan kualitas saat berupaya. Menyusun dan mengerjakan sesuatu yang lebih terukur
adalah bagian dari penghargaan terhadap diri sendiri. Mengejar impian dan visi tanpa mengukur
kemampuan dan langkah yang bisa/harus ditempuh bisa saja menjadi perjalanan yang membahagiakan
bagi setiap orang atau lembaga. Namun kebahagiaan dan kesejahteraan juga punya ciri dan tanda
(Parameter).

YBDA merupakan salahsatu organisasi yang bercita-cita besar membangun kesinambungan ekosistem
kelapa bersama banyak pihak. Kinerja YBDA tentu tak lepas dari penilaian-penilaian kerja yang terukur
namun juga berkualitas. Dengan usia yang sebentar lagi menginjak 31 tahun, YBDA terus-menerus
melakukan pembenahan, salah satunya melalui penyusunan rencana, sumberdaya, dan parameter kerja
dan perubahan yang lebih terukur. Seperti yang banyak dikatakan banyak orang bijak, perubahan atau
perkembangan yang terus-menerus (continues improvement) terkadang tak harus berhubungan dengan
strategi-strategi yang hebat dan massive, tak juga perlu dilihat besar atau kecilnya, ataupun cepat atau
tidaknya. Namun yang tak kalah penting, perubahan dan perkembangan harus bisa diukur (measurable)
sebagai alat bantu melihat sudah sudah sejauh mana seseorang atau organisasi telah melangkah.

Anda mungkin juga menyukai