Anda di halaman 1dari 7

Phinisi Integration Review

Vol. 5, No. 3, Oktober 2022 Hal 601-607


Website: http://ojs.unm.ac.id/pir
p-ISSN: 2614-2325 dan e-ISSN: 2614-2317

Perspektif Sosiologi Organisasi Terhadap Kualitas Pelayanan Sim Sesuai


Visi Polri Presisi
Adi Sumandiyar*1, Hasruddin Nur2
12
Sosiologi, Universitas Sawerigading Makassar, Indonesia
12
Email: adisumandiyar@gmail.com, asrul23.23.a2@gmail.com

Abstract. This article aims to obtain in-depth information about the sociological
perspective of the organization on the quality of SIM services in accordance with the
Vision of the Precision Police. Using a descriptive qualitative approach and digging up
information about the involvement of all SIM service providers carried out by the South
Sorong Police, West Papua. The results showed that the quality of the SIM service was in
accordance with the Service Operational Standard (SOP) which was supported by the
facilities and infrastructure needed by the community, including the availability of
queuing machine facilities, waiting rooms, assistive facilities for people with disabilities
and humanism services by the personnel of the South Sorong Police Traffic Unit.

Keywords: Organizational Sociology; Service Quality; Police Precision.

Abstrak. Adanya fenomena pekerja anak pada sektor informal di Kecamatan


Panakkukang Kota Makassar yang semakin hari semakin banyak jumlahnya menarik
perhatian pekerja sosial untuk dapat memberikan pelayanan sosial bagi mereka.
Pelayanan sosial yang diberikan tentunya berdasarkan peran yang dimiliki oleh seorang
pekerja sosial. Penelitian ini bertujuan untuk I) Mengetahui gambaran peran pekerja
sosial dalam pemberdayaan pekerja anak pada sektor informal di Kecamatan
Panakkukang Kota Makassar. Di dalam penelitian ini yang menjadi informan adalah 16
orang. Penelitian ini menggunakan teknik observasi, wawancara, dan dokumentasi. Hasil
penelitian menunjukkan bahwa: I) Peran pekerja sosial yang terselenggara dalam
pemberdayaan pada pekerja anak sektor informal meliputi peran fasilitatif, peran
edukasional, peran perwakilan dan peran teknis.

Kata Kunci: Sosiologi Organisasi; Kualitas Pelayanan; Polri Presisi.

Ini adalah artikel dengan akses terbuka dibawah licenci CC BY-NC-4.0


(https://creativecommons.org/licenses/by-nc/4.0/ ).

PENDAHULUAN faktor penting yang mendorong munculnya


kurangnya kepercayaan masyarakat kepada
Pelayanan publik menjadi isu kebijakan pemerintah. kurangnya kepercayaan masyarakat
yang semakin strategis karena perbaikan teraktualisasi dalam bentuk protes dan
pelayanan publik di Indonesia cenderung demonstrasi yang cenderung tidak sehat yang
berjalan di tempat, di dalam kehidupan politik, menunjukkan kekecawaan masyarakat terhadap
perbaikan pelayanan publik sangat berdampak pemerintahnya.
luas khususnya dalam memperbaiki tingkat Oleh karena itu perbaikan pelayanan
kepercayaan kepada pemerintah. Buruknya publik perlu dilakukan agar pandangan
pelayanan publik selama ini menjadi salah satu masyarakat kepada pemerintah dapat diperbaiki,
601
Adi Sumandiyar, Hasruddin Nur Perspektif Sosiologi Organisasi …

karena dengan perbaikan kualitas pelayanan Berdasarkan Pasal 1 ayat 4 Peraturan


publik yang semakin baik, dapat mempengaruhi Kepala Kepolisian Republik Indonesia Nomor 9
kepuasan masyarakat sehingga kepercayaan Tahun 2012 tentang Surat Izin Mengemudi
masyarakat terhadap pemerintah dapat dibangun (SIM), menyebutkan bahwa Surat Izin
kembali. Pelayanan publik merupakan suatu Mengemudi (SIM) adalah tanda bukti legitimasi
bentuk layanan yang diberikan birokrasi atau kompetensi, alat kontrol dan data forensik
pemerintah kepada masyarakat yang kepolisian bagi seseorang yang telah lulus uji
dimaksudkan untuk memenuhi kebutuhan- pengetahuan, dan keterampilan untuk
kebutuhan yang sesuai dengan keinginan dan mengemudikan kendaraan bermotor dijalan
harapan masyarakat. Pelayanan publik sesuai dengan persyaratan yang ditentukan
disediakan oleh penyelenggara pelayanan publik, berdasarkan Undang-Undang Lalu Lintas dan
sedangkan penerima pelayanan publik adalah Angkutan Jalan. Permasalahan pelayanan surat
masyarakat atau kelompok yang melakukan izin mengemudi (SIM) merupakan salah satu
pelayanan. masalah internal dalam hal pelayanan terhadap
Masyarakat merupakan pelanggan dari masyarakat, hal ini terkait dengan kompetensi
pelayanan publik, karena masyarakat langsung sumber daya masyarakat (SDM) polri, kuliatas
dapat menilai apakah kualitas pelayanan yang pelayanan belum optimal dan Sistem Penilaian
diberikan sudah baik atau masih belum sesuai Kinerja (SMK) yang masih belum berjalan
dengan harapan masyarakat, karena baik dengan baik, hal ini yang harus dibenahi dalam
buruknya pelayanan publik yang diberikan pelayanan Surat Izin Mengemudi (SIM).
birokrat kepada masyarakat sering dijadikan Upaya dalam pelayanan SIM keberhasilan
tolak ukur keberhasilan suatu instansi peningkatan kualitas pelayanan dapat dilihat dari
pemerintah. Terkait dengan permasalahan publik, kelancaran rutinitas kegiatan pelayanan SIM dan
pelayanan publik yang ada pada daerah-daerah di partisipasi masyarakat serta meningkatnya
Indonesia ada sebagian yang masih memberikan kesadaran masyarakat untuk mengurus Surat Izin
kesan yang buruk, hal itu terjadi karena Mengemudi. Polantas juga mempunyai tugas
terselenggaranya pelayanan publik yang pokok yang harus dilaksanakan. Berdasarkan
dirasakan kurang maksimal. Sebagai hal contoh Vademikum Polisi Lalu Lintas (pendalaman
pelayanan publik yang berbelitbelit dan tidak masalah ke lalu lintasan), bahwa tugas Polantas
memudahkan masyarakatnya, biaya tinggi dan adalah teknis pembinaan ketertiban lalu lintas,
tidak transparan itu merupakan salah satu dari masalah penegakan hukum lalu lintas, registrasi
berbagai permasalahan yang ada pada pelayanan dan identifikasi pengemudi dan kendaraan
public, sehingga masyarakat memiliki hak untuk bermotor serta pengkajian masalah lalu lintas.
dapat melaporkan kepada intansi yang terkait Berdasarkan uraian latar belakang yang telah
mengenai pelayanan publik yang dirasa kurang kemukakan, maka rumusan masalahnya adalah
baik tersebut. Pemerintah memiliki berbagai bagaimana kualitas pelayanan SIM sesuai
tugas dalam menyelenggarakan dengan Visi Polri Presisi di Polres Sorong
pemerintahannya, salah satunya yaitu dengan Selatan Papua Barat?
memberikan pelayanan yang baik kepada
masyarakat. METODE
Seperti yang tercantum dalam Undang-
Undang Nomor 25 Tahun 2009 tentang Penelitian ini menggunakan pendekatan
pelayanan publik yang baik yaitu asas deskriptif kualitatif, dengan model pendekatan
kepentingan umum, kepastian hukum, kesamaan multisistemik yang digunakan untuk memberikan
hak, keseimbangan hak dan kewajiban, gambaran umum perihal optimalisasi peran Polri
keprofesionalan, partisipatif, persamaan dalam membantu percepatan pemulihan ekonomi
perlakuan atau tidak diskriminatif, keterbukaan, nasional (Cottrell et al. 2018). Pnedekatan
akuntabilitas, fasilitas dan perlakuan khusus bagi penelitian deskriptif kualitatif digunakan untuk
kelompok rentang, ketepatan waktu, kemudahan menganalisis secara menyeluruh perihal gagasan
dan keterjangkauan bagi masyarakat untuk utama penulis tentang subjek, dalam bentuk
mendapatkan penyelenggaraan pelayanan publik wacana dan konteks kekhusususan (Tramonti,
dalam hal ini diberikan dalam bentuk pelayanan Bonfiglio, dkk., 2019). Adapun metode
yang beroperasi di Kantor Satuan Penyelenggara pengumpulan data melalui cara telaah
Administrasi SIM di Polres Sorong Selatan.
602
Phinisi Integration Review. Vol 5(3) Oktober 2022

dokumentasi, wawancara, dan observasi dan menerapkan Standar Pelayanan Operasional


wawancara (Decker et al., 2018). Equatora & (SOP) dan tingkat pengetahuan serta wawasan
Rahayu (2019), memaknai proses ini sebagai masyarakat (Sumandiyar, A dkk 2021).
prosedur yang sistematis dan standar dalam
mengumpulkan data dengan melakukan studi Bukti fisik (tangible) penyelenggara
dokumentasi, wawancara, dan observasi dan administrasi
wawancara. Merupakan salah satu indikator dari
Menurut Bell & Willmott (2016), ada kualitas pelayanan publik dalam memberikan
korelasi antara pengumpulan data, dokumentasi, pelayanan yang berkualitas. Sarana dan
wawancara dan observasi dan wawancara, prasarana merupakan unsur yang tidak dapat
dengan pertanyaan penelitian yang belum dipisahkan dalam suatu pelayanan publik,
terpecahkan. Karena itu, metode deskriptif termasuk dalam aspek bukti fisik yang berupa
kualitatif dirumuskan untuk memberikan sarana dan prasarana yang lengkap akan
jawaban atas permasalahan (London et al., mempermudah pegawai dalam melayani
2016). Selanjutnya penelitian ini menggunakan masyarakat seperti adanya: komputer, ruang
pendekatan model triangulasi dan interaksi tunggu, peralatan pelayanan, fasilitas fisik meja
bertujuan menganalisis data yang diperoleh dari pelayanan dan media komunikasi pelayanan,
penelitian (Gellatly et al., 2019). Model tersebut serta kebersihan dan kerapian pegawai. Untuk
berguna dalam memeriksa keabsahan data, mengetahui hal tersebut penulis melakukan
sehingga dapat memberikan perbandingan observasi dan wawancara lapangan di wilayah
diantara hasil dokumentasi dengan wawancara. pelayanan SIM Satlantas Polres Sorong Selatan
Dengan demikian, maka prosedur yang bahwa untuk kelengkapan sarana dan prasarana
digunakan untuk mengevaluasi hasil observasi pelayanan SIM disini ada beberapa untuk
dan wawancara dengan wawancara dengan cara, penunjang yang pertama yaitu kami melakukan
yaitu: (1) menyusun berbagai bentuk isntrumen pelayanan system terpadu yaitu pelayanan satu
pertanyaan, (2) mengecek kembali sumber data, pintu, serta menyediakan sistem antrian agar
(3) memanfaatkan metode yang memungkinkan masyarakat lebih teratur dalam pelayanan
pemeriksaan data yang valid (Weisz et al., 2019). tersebut dimana kami menyediakan layanan
Indeks Kepuasan Masyarakat (IKM). Dalam hal
HASIL DAN PEMBAHASAN ini, IKM bisa dinilai bagaimana menurut
masyarakat pelayanan, disamping itu juga
Pelayanan publik merupakan suatu bentuk menyediakan Wi-fi dan sarana monitor untuk
layanan yang diberikan birokrasi atau pemerintah masyarakat yang mengurus SIM sambil
kepada masyarakat yang dimaksudkan untuk menunggu dan melihat bagaimana tata cara dan
memenuhi kebutuhan-kebutuhan yang sesuai prosedur untuk pelayanan tersebut, dan juga
dengan keinginan dan harapan masyarakat. disediakan beberapa fasilitas Infabel bagi
Menurut Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2009 masyarakat penyandang cacat.
tentang pelayanan publik yang baik yaitu asas Selanjutnya kelengkapan sarana dan
kepentingan umum, kepastian hukum, kesamaan prasarana penunjang kualitas pelayanan sudah
hak, keseimbangan hak dan kewajiban, lengkap. Karena petugas pelayanan telah
keprofesionalan, partisipatif, persamaan menyediakan layanan IKM (Indeks Kepuasan
perlakuan atau tidak diskriminatif, keterbukaan, Masyarakat), sehingga masyarakat dapat menilai
akuntabilitas, fasilitas dan perlakuan khusus bagi langsung bagaimana kualiatas pelayanannya.
kelompok rentang, ketepatan waktu, kemudahan Menurut hasil analisa penulis jika dilihat dari
dan keterjangkauan bagi masyarakat untuk bukti fisik diantaranya yaitu kelengkapan sarana
mendapatkan penyelenggaraan pelayanan publik dan prasaranya serta kepastian waktu dalam
dalam hal ini diberikan dalam bentuk pelayanan melayani masyarakat sudah memenuhi syarat
yang beroperasi di Kantor Satuan Penyelenggara indikator kualitas pelayanan yang prima yaitu,
Administrasi SIM Satlantas Polres Kabupaten keramahan, kredibilitas, akses, penampilan
Sorong Selatan. Polri melalui tugas dan tanggung pelayananan, kemapuan dalam penyajian
jawab dalam menjalankan fungsi edukasi kepada pelayanan. Sarana dan prasarana pelayanan SIM
masyarakat. Edukasi kepada masyarakat sangat sudah cukup lengkap ditambah dengaan adanya
penting dilakukan agar masyarakat senantiasa ruangan bermain anak bagi masyarakat pengurus
603
Adi Sumandiyar, Hasruddin Nur Perspektif Sosiologi Organisasi …

SIM yang membawa anak kecil dan juga pelanggan tanpa kesalahan, sikap yang simpatik,
penampilan pegawai sudah rapi, bersih dan juga dan dengan akurasi yang tinggi. Kehandalan
ditambah petugasnya yang ramah dalam pengethuan yang memadai merupakan kebutuhan
memberikan informasi. mutlak guna terselenggaranya pelayanan yang
Wujud pelayanan yang disediakan berupa berkualitas. Begitupun pada bagian pengurusan
fasilitas pelayanan dan kondisi pelayanan SIM di SIM guna memjamin tercapainya tugas pokok
Polres Sorong Selatan sudah memadai, terlihat yaitu melaksanakan kegiatan pelayanan SIM
dari bukti fisik berupa kelengkapanan sarana sesuai dengan dengan kebijakan yang ditetapkan.
yang diwujudkan dengan kelengkapan ruang Berdasarkan hasil observasi dan wawancara
tunggu dan layanan informasi dan tentunya penulis, maka kemampuan petugas pelayan SIM
prasarana pelayanan yang diperlihatkan pada dalam memberikan informasi pelayanan sudah
kenyamanan lingkungan kerja dan penampilan baik bahasanya mudah dimengerti dan juga
pegawai yang bersih dan rapi yang ramah dalam menjelaskan persayaratan
menggambarkan kesiapan petugas pelayanan pembuatan SIM, maupun perpanjangan dan juga
SIM Polres Sorong Selatan sudah memadai bersikap sopan dalam memberikan pelayanan.
untuk memberikan pelayanan. Berdasarkan hal Selanjutnya observasi dan wawancara
tersebut maka dapat disimpulkan bahwa yang penulis dapatkan dilapangan bahwa instansi
pelayanan di Satlantas Polres Kabupaten Sorong pasti memiliki standar prosedur dalam
Selatan sudah menerapkan dimensi tangible, menjalankan fungsi sebagai pelayanan
yaitu penilaian kualitas pelayanan sudah sesuai masyarakat agar berjalan dengan terstruktur
dengan harapan masyarakat seperti yang sedangkan prosedur pelayanan yang dijalankan
dikatakan oleh Fitzmmons dalam Sinambela sesuai dengan SOP yang berlaku. Pelayanan
(2006; 17) bahwa kualitas pelayanan berupa yang ada sudah berjalan dengan baik dan sudah
sarana dan prasarana sudah disediakan oleh sesuai dengan SOP yang berlaku di kantor
pihak Satlantas Polres Kabupaten Sorong Selatan tersebut agar pelayanan yang diberikan kepada
agar mempermudah masyarakat untuk masyarakat bisa berjalan dengan terstruktur. Hal
memperoleh pelayanan. Hal ini juga senada ini dibuktikan oleh petugas Kepolisian Polres
dengan pandangan Widodo (2001: 131) Sorong Selatan memberikan pelayanan
mengemukakan pelayanan publik adalah memberikan respon yang baik serta jika terjadi
pemberian layanan (melayani) keperluan orang perubahan prosedur administrasi pelayanan maka
atau masyarakat yang mempunyai kepentingan disampaikan kepada masyarakat terkait dengan
pada organisasi tersebut sesuai dengan aturan adanya perubahan tersebut, selain itu petugas
pokok dan tata cara yang telah ditetapkan. juga sudah menjalankan prosedur dan teknis
Pelayanan publik menurut Sinambela (Pasolong dengan baik. kehandalan dalam melakukan
2010: 199) adalah setiap kegiatan yang dilakukan pelayanan sangat dibutuhkan agar pelayanan
pemerintah tehadap sejumlah manusia yang yang diberikan dapat berjalan dengan lancar
memiliki setiap kegiatan dan menawarkan sehingga masyarakat merasa puas seperti yang
kepuasan meskipun hasilnya tidak terikat pada dikemukakan oleh Fitzmmons dalam Sinambela
suatu produk secara fisik. Menurut Hardiansyah (2006; 17) bahwa kemampuan dan kehandalan
(2011: 23) jenis pelayanan publik yang diberikan untuk dapat menyediakan berbagai layanan yang
pemerintah yaitu Pelayanan administratif, yakni terpercaya, seperti menjalankan prosedur
pelayanan yang menghasilkan berbagai bentuk pelayanan yang sudah ditentukan.
dokumen resmi yang dibutuhkan oleh publik,
misalnya status kewarganegaraan, kepemilikan Ketanggapan (responsiveness) penyelenggara
atau penguasaan terhadap suatu barang dan administrasi
sebagainya. Suatu kemampuan untuk membantu dan
memberikan pelayanan yang cepat dan tepat
Kehandalan (realiability) penyelenggara kepada masyarakat, dengan penyampaian
administrasi informasi yang jelas serta tanggap terhadap
Kemampuan organisasi untuk memberikan keinginan masyarakat. Hasil observasi dan
pelayanan sesuasi yang dijanjikan secara akurat wawancara dilapangan yang penulis peroleh
dan terpercaya. Kinerja harus sesuai dengan dilapangan adalah pelayanan yang diberikan
harapan masyarakat yang berarti ketepatan sudah cukup baik dan petugas cukup tanggap
waktu, pelayanan yang sama untuk semua dalam menerima keluhan dari saya contohnya
604
Phinisi Integration Review. Vol 5(3) Oktober 2022

pada saat saya ingin mengurus perpanjangan Jaminan (assurance) penyelenggara


SIM petugas dengan cepat menjelaskan administrasi
persyaratan apa saja yang harus dilengkapi. Kemampuan dan keramahan serta sopan
Pelayanan pembuatan SIM dan perpanjangan santun yang harus dimiliki pegawai untuk
yang dilakukan oleh masyarakat meendapatkan meyakinkan kepercayaan masyarakat.
pelayanan yang sangat baik dengan petugas yang Masyarakat sebagai pengguna layanan kantor
cepat dan tanggap dalam menyikapi dan satuan penyelenggara administrasi SIM tentu
menerima keluhan masyarakat tentang ingin mendapatkan pelayanan yang baik dan
persyaratan apa saja yang harus dilengkapi ketika berkualitas. Hal tersebut harus dibarengi dengan
hendan melakukan perpanjangan SIM dengan komunikasi yang baik pemberi layanan dan
cepat dan sigap. penerima layanan. Hasil observasi dan
Selanjutnya petugas pelayanan sudah wawancara dilapangan memperoleh gambaran
memberikan pelayanan yang cukup bagus, cepat bahwa prosedur pelayanan yang diberikan oleh
dan tanggap dalam melayani serta memberikan petugas pelayanan SIM sudah sesuai dengan
perhatian yang penuh dalam melayani SOP (standar operasional prosedur) dan juga
masyarakat. Selanjutnya bentuk perhatian yang jaminan kepastian biaya saya rasa sudah sesuai
penuh dalam memberikan pelayanan kepada dalam hal pembuatan SIM dan perpanjangan di
masyarakat harus diperhatikan karena adanya Polres Sorong Selatan sudah sesuai dengan
timbal balik melalui petugas dan masyarakat agar Standar Operasional Pelayanan (SOP). Hal ini
tercipta pelayanan prima kepada masyarakat dibukstikan dengan prosedur pelayanan SIM
sesuai dengan prosedur yang ada. Selain itu juga dalam hal pembuatan SIM dan perpanjangan
aspek yang harus diperhatikan dalam melakukan sudah ada jaminan kepastian biaya dan prosedur
pelayanan yaitu menyelesaikan dengan cepat pelayanan sudah sesuai dengan SOP.
segera apa yang dikelukan oleh masyarakat dan Selanjutnya untuk kepastian waktu tentang
juga memberikan perhatian dan pelayana kepada prosedur pelayanan SIM kadang tidak selalu
masyarakat dengan sepenuh hati, ikhlas dan tepat waktu mengenai ujian praktek karena
antusias dan tentunya menguasai atau ketika kami tidak lulus tes untuk tahapan
professional dalam memberikan pelayanan dan pertama kami harus menunggu satu minggu lagi
mampu memberikan pelayanan dan mampu untuk mengulang tetapi untuk jaminan kepastian
memberikan informasi yang tepat dan mudah biaya sudah jelas sesuai dengan spanduk yang
dimengerti. Pelayanan yang cepat dan tepat yang tertempel didinding antrian. Dalam penyelesaian
diberikan kepada masyarakat dengan meliputi pembuatan SIM dan perpanjangan sudah ada
keramahan dan sopan santun dengan adanya kepastian biaya yang keluarkan pada saat
motto pelayanan membuat masyarakat nyaman menugurs SIM dan perpanjangan dan juga
akan pelayanan yang diberikan dari awal layanan prosedur pelayanan yang diberikan oleh petugas
sampai akhir layanan. sudah cukup jelas. Hal ini dibuktikan dari hasil
Dalam hal ini pelayanan pembuatan SIM observasi dan wawancara dilapangan pelayanan
dan Perpanjangan sudah cukup berhasil dalam yang diberikan tidak selalu tepat waktu mengenai
memberikan pelayanan dilihat dari aspek ujian prakteknya saya juga tidak tau apa karena
Responsiviness, petugas pelayanan memberikan akhir-akhir ini banyak sekali masyarakat yang
pelayanan dengan cepat, memberikan solusi atas menungurus SIM jadi petugas mungkin
masalah-masalah yang dihadapi masyarakat kewalahan untuk menyelesaikan tugasnya secara
dalam mengurusan SIM dan juga sepenuh hati tepat waktu.
dalam melayani masyarakat dan petugas Semantara itu untuk prosedur pembuatan
pelayanan sudah tanggap terhadap keinginan SIM atau perpanjangan yaitu pertama mengambil
masyarakat dan sudah sesuai dengan yang administrasinya terlebih dahulu kepelayanan
dikemukakan oleh Fitzmmons dalam Sinambela kesehatan setelah itu tes psikologi setelah
(2006; 17) kesanggupan dalam membantu lengkap kedua berkas tersebut kemudian ke
menyediakan suatu pelayanan secara cepat dan SPKT pelayanan mengambil nomor antrian
tepat, serta tanggap terhadap keinginan para menyampaikan apakah mau membuat SIM baru
konsumen, dengan begitu masyarakat merasa atau perpanjangan kemudian mendaftar dan
puas dengan pelayanan yang diberikan pegawai mengisi formulir setelah mengisi formulir
petugas pelayanan. kemudian megikuti tes teori dan praktek
605
Adi Sumandiyar, Hasruddin Nur Perspektif Sosiologi Organisasi …

dilapangan setleha lulus baru kami cetakkan (services). Pandangan Dwiyanto (2017: 171)
SIM-nya dan untuk perpanjangan hanya pelayanan publik memiliki peran strategis dalam
melengkapi persayaratan diantaranya yaitu: surat mewujudkan tata pemerintahan yang baik karena
kesehatan, surat tes psikologi dan fotocopy KTP. menjadi arena interaksi yang intensif antara
Melalui prosedur yang jelas dan kemudahan pemerintah dan warganya serta memiliki potensi
untuk mendapat informasi dari petugas untuk secara langsung menyentuh pemenuhan
pelayanan yang diinginkan masyarakat agar kebutuhan dan penanganan permasalahan publik.
mampu mengetahui dan memahami prosedur Menurut Ibrahim (2008: 1) melihat bahwa
yang sebenarnya. Hasil obsevasi dilapangan kualitas itu sebagai suatu strategi dasar bisnis
pelayanan yang diberikan kepada masyarakat yang menghasilkan barang dan jasa yang
mengenai pembuatan SIM dan perpanjangan memenuhi kebutuhan dan kepuasan konsumen
sudah mengukuti prosedur yang ada tetapi internal dan eksternal, secara eksplisit maupun
mengenai jaminan kepastian waktu masih ada implisit.
keluhan masyarakat dan untuk biaya sudah ada
jaminan dalam hal pembuatan SIM, jika dilihat SIMPULAN DAN SARAN
dari segi assurance jaminan pegawai petugas
pelayanan SIM sudah memberikan pelayanan Kualitas pelayanan SIM sesuai dengan
yang baik kepada masyarakat seperti yang Visi Polri Presisi di Polres Sorong Selatan Papua
dikemukakan oleh Fitzmmons dalam Sinambela Barat sudah memenuhi Standar Operasional
(2006;17) bahwa kemampuan dan keramahan Pelayana (SOP) yang dibuktikan melalui
serta sopan santun yang harus dimiliki pegawai kelengkapan sarana dan prasarana serta
untuk meyakinkan kepercayaan masyarakat, penampilan petugas pelayanan pada saat
sudah dilakukan. melayani sudah baik karena dilengkapi mesin
antrian, sehingga masyarakat tidak dapat
Empati (emphaty) penyelenggara menerobos antrian serta penampilan petugas
administrasi pada saat melayani sudah cukup rapi adalah
Memberikan perhatian yang tulus dan bukti nyata dari pelayanan yang diberikan oleh
bersifat individual atau pribadi yang diberikan petugas pelayanan. Kondisi demikian dapat
kepada para masyarakat dengan berupaya memberikan rasa kenyamanan bagi masyarakat
memahami keinginan masyarakat. Dimana suatu yang hendak mengurus SIM di Polres Sorong
organisasi diharapkan memiliki pengertian dan Selatan dan juga sinergi dengan Visi Presisi
pengetahuan tentang masyarakat, memahami Polri.
kebutuhan masyarakat secara spesifik. Hasil
observasi dan wawancara lapangan yang penulis DAFTAR RUJUKAN
lakukan adalah kepedulian petugas pelayanan
dalam memberikan pelayanan cukup baik, Barata, A. (2003). Dasar-Dasar Pelayan Prima.
petugas pelayanan sangat peduli dengan keluhan Jakarta: Gramedia.
kami dan menyapaikan informasi dengan sopan
dan ramah. Hal ini dapat diketahui bahwa Bell, E., & Willmott, H. (2016). Qualitative
kepedulian petugas dalam hal memberikan Research in Business and Management. In
pelayanan cukup baik dan peduli terhadap Qualitative Research in Business and
keluhan masyarakat dan menyampaikan Management.
informasi yang jelas dan cukup sopan dan ramah.
Terdapatnya pelayanan yang baik dan dijalankan Cottrell, D. J., Wright-Hughes, A., Collinson,
sesuai prosedur yang ada di Satlantas cara yang M., Boston, P., Eisler, I., Fortune, S.,
dilakukan ketika melayani yaitu cepat, senyum Graham, E. H., Green,J., House, A. O.,
meyampaikan sesuai dengan aturan yang ada. Kerfoot, M., Owens, D. W., Saloniki, E.
Hal ini sesuai dengan pandangan pandangan C., Simic, M., Lambert, F., Rothwell, J.,
Barata (2003:11) unsur-unsur penting dalam Tubeuf,S., & Farrin, A. J. (2018).
proses pelayanan publik, yaitu: Penyedia Effectiveness of systemic family therapy
layanan, yaitu pihak yang dapat memberikan versus treatment as usual for young people
suatu layanan tertentu kepada konsumen, baik after self-harm: a pragmatic, phase 3,
berupa layanan dalam bentuk penyediaandan
penyerahan barang (goods) atau jasajasa
606
Phinisi Integration Review. Vol 5(3) Oktober 2022

multicentre, randomised controlled trial.


The Lancet Psychiatry. Sinambela. (2006). Reformasi Pelayanan Publik:
Teori, Kebijakan dan Implementasi.
Decker, M. R., Wilcox, H. C., Holliday, C. N., & Jakarta: Bumi Aksara.
Webster, D. W. (2018). An Integrated
Public HealthApproach to Interpersonal Sumandiyar, A., Nur, H., Jaya, B., Irwan., Arda.,
Violence and Suicide Prevention and Yahya. M., & Kamaruddin U. (2021).
Response. Public Health Reports, Optimalisasi Pendekatan Multi Aktor
133(1_suppl), 65S-79S. Terhadap Satuan Tugas Covid-19 Dalam
Penanganan Pemberlakuan Pembatasan
Dwiyanto, A. (2017). Manajemen Pelayanan Kegiatan Masyarakat Darurat. Jurnal Neo
Publik: Peduli, Inklusif dan Kolaboratif. Societal, 6 (2), 191-198.
Yogyakarta: Gadjah Mada University
Press. Tramonti, F., Bonfiglio, L., Bongioanni, P.,
Belviso, C., Fanciullacci, C., Rossi, B.,
Equatora, M. A., & Rahayu, M. (2019). Media in Chisari, C., & Carboncini, M. C. (2019).
Community Guidance Services. Caregiver burden and family functioning
Proceedings of the 2nd International in different neurological diseases.
Conference on Educational Sciences Psychology, Health and Medicine.
(ICES 2018).https://doi.org/10.2991/ices-
18.2019.52. Weisz, J. R., Kuppens, S., Ng, M. Y., Vaughn-
Coaxum, R. A., Ugueto, A. M., Eckshtain,
Gellatly, R., Brookman-Frazee, L., Barnett, M., D., & Corteselli,K. A. (2019). Are
Gonzalez, J. C., Kim, J. J., & Lau, A. S. Psychotherapies for Young People
(2019). Therapist Reports of EBP Client Growing Stronger? Tracking Trends Over
Engagement Challenges in Sessions with Time forYouth Anxiety, Depression,
Diverse Youth and Families in Attention-Deficit/Hyperactivity Disorder,
Community Mental Health Settings. Child and Conduct Problems. Perspectiveson
& Youth Care Forum, 48(1), 55–75. Psychological Science, 14(2), 216–237.

Hardiansyah. (2011). Kualitas Pelayanan Publik. Widodo, J. (2001). Etika Birokrasi Dalam
Yogyakarta: Gaya Media. Pelayanan Publik. Malang: CV Citra.

Ibrahim. (2008). Teori dan Konsep Pelayanan


Publik Serta Impementasinya. Bandung:
Mandar Maju.

London, S., Maudsley, N., Standard, M. N.-N.,


2014, U., Gunn, A. C. A. A. C. (Alexandra
C., Hruska, C.A. C., Gunn, A. C. A. A. C.
(Alexandra C., Hruska, C. A. C., Gunn, A.
C. A. A. C. (Alexandra C., Hruska,C. A.
C., D’Arbon, T., Duignan, P., Disorders,
D. L. G.-A. of eating, 2005, U., Higgins,
J., Mainstone, F.,Work, J. P.-A. N. Z. S.,
2015, U., Muir, R. C., ..Malden, P. E.
(2016). Managing childhood obesity:
Learnings from the implementation of two
statewide programmes. Wiley Online
Library.

Pasolong, H. (2010). Kepemimpinan Birokrasi.


Bandung: CV Alfabeta.
607

Anda mungkin juga menyukai