Anda di halaman 1dari 6

TUGAS INFORMATIKA

DEKOMPOSISI
D

OLEH :

NAMA : ALISYA PUTRI


MARCELA ZALYANTI
AFIFAH LESTARI
RANGGA RAMADHAN
ALFA RIZI RAESHAL
RAFA DWI ARIANTO
KELAS : VIII E

SMP NEGERI 34 MEDAN


T.A 2023/2024
A. PENGERTIAN DEKOMPOSISI DALAM INFORMATIKA

Dekomposisi dalam informatika adalah proses untuk mengurai sistem, program, atau hal-hal
lain dalam komputer.

Tujuan dari dekomposisi adalah membuat masalah abstrak menjadi lebih detail serta konkrit.
Dengan demikian, masalah akan lebih mudah diatasi.

Sebagai contoh, sistem operasi dari suatu komputer mempunyai puluhan juta baris kode. Lalu
terdapat kesalahan yang membuat sistem tersebut menjadi tidak berfungsi. Maka dari itu,
kesalahan ini perlu ditelusuri.

Jika tidak dipecah menjadi bagian-bagian kecil, maka pengguna akan kesulitan mencari
kesalahan tersebut di antara kode-kode tersebut. Itulah mengapa dekomposisi diperlukan.

Setelah menemukan letak kesalahannya, pengguna akan mencari tahu dan berusaha untuk
memahami kesalahan tersebut. Lalu, hal ini diperbaiki. Jika kesalahannya kecil, maka
pengguna hanya perlu memperbaiki bagian tertentu saja dalam suatu sistem.

B. JENIS-JENIS DEKOMPOSISI

Dalam ilmu komputer, ada berbagai jenis dekomposisi menurut apa yang diurai. Berikut
penjelasannya.

 Dekomposisi perangkat lunak, yaitu proses untuk mengurai sistem pada perangkat
lunak atau aplikasi sehingga menjadi modul yang lebih sederhana.
 Dekomposisi data, yaitu proses untuk memecah sistem atau fungsi program sehingga
menjadi sub-sub fungsi yang lebih kecil.
 Dekomposisi proses, yaitu tahapan untuk mengurai suatu proses sehingga menjadi
langkah-langkah yang lebih sederhana.
 Dekomposisi data, yaitu tahapan untuk memecah suatu informasi atau data sehingga
menjadi bagian-bagian yang lebih kecil
 Dekomposisi sistem, yaitu proses untuk mengurai suatu sistem menjadi sub-sub
sistem yang lebih sederhana.

Jadi, dekomposisi dalam informatika adalah proses untuk mengurai hal-hal yang berkaitan
dengan komputer. Tujuannya adalah untuk mempermudah pengaturan dan pemecahan
masalah. (LOV)

C. CIRI-CIRI DEKOMPOSISI
Ciri-ciri dekomposisi dapat berbeda-beda tergantung pada konteks atau bidang di mana
proses dekomposisi terjadi.
Namun, secara umum, ada beberapa ciri khas dekomposisi yang dapat diidentifikasi:
1. Pemecahan Menjadi Bagian-Bagian yang Lebih Sederhana
Ciri utama dekomposisi adalah pemecahan keseluruhan menjadi bagian-bagian yang
lebih kecil dan lebih sederhana. Ini bertujuan untuk mengurangi kompleksitas masalah atau
entitas sehingga lebih mudah untuk dikelola dan dipahami.

2. Penguraian Secara Berurutan


Dekomposisi sering kali melibatkan proses berurutan di mana objek atau masalah
dipecah menjadi bagian-bagian yang lebih kecil secara bertahap.
Setiap bagian mungkin dapat didekomposisi lagi menjadi sub-bagian yang lebih kecil, dan
demikian seterusnya.

3. Fokus pada Fungsi atau Karakteristik


Saat melakukan dekomposisi, fokusnya adalah pada fungsi atau karakteristik masing-
masing bagian yang terbentuk. Bagian-bagian tersebut akan memiliki peran atau tujuan
tertentu dalam keseluruhan sistem atau masalah.

4. Terjadi di Berbagai Bidang


Dekomposisi tidak terbatas pada satu bidang saja, melainkan dapat ditemukan dalam
banyak aspek kehidupan. Baik dalam matematika, ilmu pengetahuan, teknik, komputer, atau
bidang lainnya, prinsip dekomposisi tetap sama.

5. Memungkinkan Analisis Lebih Mendalam


Dengan memecah suatu masalah menjadi bagian-bagian yang lebih kecil, analisis
terhadap masing-masing bagian menjadi lebih mudah dan lebih mendalam.
Hal ini membantu dalam memahami peran dan interaksi antar bagian, sehingga memudahkan
pengambilan keputusan atau perbaikan jika diperlukan.

6. Mendukung Pemecahan Masalah Kompleks


Dekomposisi memungkinkan pemecahan masalah yang kompleks menjadi
serangkaian masalah yang lebih sederhana dan dapat diatasi secara terpisah. Dengan cara ini,
solusi untuk masalah keseluruhan dapat dicapai melalui solusi-solusi yang lebih sederhana
dan terkelola.
7. Meningkatkan Keteraturan dan Efisiensi
Dengan memecah keseluruhan menjadi bagian-bagian yang lebih teratur dan
terkelola, dekomposisi dapat meningkatkan efisiensi dalam pengelolaan dan pelaksanaan
suatu proses atau sistem.

D. CONTOH DEKOMPOSISI DALAM KEHIDUPAN SEHARI-HARI


Berikut adalah beberapa contoh dekomposisi dalam kehidupan sehari-hari beserta
penjelasannya:
1. Penguraian Sampah Organik
Saat kita membuang sampah organik seperti sisa makanan, daun kering, atau kulit
buah, sampah ini akan mengalami dekomposisi alami oleh mikroorganisme seperti bakteri
dan jamur.
Proses dekomposisi ini akan memecah bahan organik menjadi bahan-bahan anorganik
yang lebih sederhana seperti air, karbon dioksida, dan nutrisi.
Hasil dari dekomposisi ini akan menjadi pupuk alami yang berguna bagi pertumbuhan
tanaman.

2. Dekomposisi Sinyal Suara


Saat berbicara di telepon atau menggunakan perangkat komunikasi lainnya, suara
yang kita ucapkan akan mengalami proses dekomposisi menjadi sinyal listrik.
Sinyal tersebut kemudian dipecah menjadi bit-bit data yang lebih kecil untuk
ditransmisikan melalui jaringan atau media komunikasi, seperti kabel atau gelombang radio.
Di sisi penerima, sinyal tersebut didekomposisi kembali menjadi suara yang dapat didengar.

3. Dekomposisi Angka dalam Matematika


Misalnya, ketika kita ingin menghitung 548 + 312, kita dapat menggunakan
dekomposisi untuk memecah kedua angka ini menjadi bentuk yang lebih sederhana,
misalnya: 548 = 500 + 40 + 8 dan 312 = 300 + 10 + 2.
Selanjutnya, kita dapat menambahkan bagian-bagian yang sesuai satu per satu, seperti
500 + 300, 40 + 10, dan 8 + 2, untuk mendapatkan hasil akhir dari penjumlahan tersebut.

4. Pembuatan Kue
Ketika kita membuat kue, kita harus mengikuti resep yang biasanya mengandung
beberapa langkah. Dekomposisi terjadi di sini ketika kita memecah resep menjadi beberapa
tahap yang berbeda, seperti persiapan bahan, pencampuran adonan, dan proses memanggang.
Setiap tahap ini bisa dipecah lagi menjadi langkah-langkah yang lebih rinci untuk
memastikan proses pembuatan kue berjalan dengan baik.

5. Penguraian Bahan Kimia


Pada dasarnya, proses kimia merupakan dekomposisi dan reaksi kimia. Sebagai
contoh, saat kayu terbakar di dalam api, kayu tersebut mengalami dekomposisi karena
senyawa-senyawanya diuraikan oleh panas menjadi karbon dioksida dan air.
Selain itu, reaksi kimia lainnya, seperti pembusukan makanan atau penguapan air, juga
termasuk dalam kategori dekomposisi bahan kimia.

E. TUJUAN DEKOMPOSISI
Tujuan utama dari dekomposisi dalam informatika adalah untuk meningkatkan pemahaman
tentang sistem yang kompleks dan memungkinkan pendekatan yang lebih terstruktur dalam
mengatasi masalah tersebut. Beberapa tujuan penting dari dekomposisi antara lain:

1. Pemahaman yang Lebih Baik


Dekomposisi membantu dalam memahami bagian-bagian penting dari sistem secara
terpisah, sehingga memudahkan analisis dan pemecahan masalah.

2. Pembagian Tugas
Dengan membagi sistem besar menjadi bagian-bagian yang lebih kecil, tugas-tugas
pengembangan dan pemeliharaan dapat dibagi kepada tim atau individu yang berbeda-beda.

3. Reusabilitas
Bagian-bagian yang didekomposisi dapat digunakan kembali dalam proyek-proyek
lain, mengurangi usaha pengembangan ulang dan meningkatkan efisiensi.

4. Perbaikan Kinerja
Pada beberapa kasus, dekomposisi dapat membantu mengidentifikasi bagian-bagian
yang memengaruhi kinerja sistem secara keseluruhan, sehingga perbaikan dapat dilakukan
secara lebih efektif.

F. Tahapan Dekomposisi
Proses dekomposisi melibatkan beberapa tahapan penting yang harus diikuti untuk
mencapai tujuannya.
Proses dekomposisi melibatkan beberapa tahapan penting yang harus diikuti untuk
mencapai tujuan-tujuan yang telah disebutkan di atas. Berikut adalah tahapan-tahapan umum
dalam proses dekomposisi:

1. Identifikasi Sistem
Tahap awal melibatkan identifikasi sistem atau masalah yang akan didekomposisi.
Pahami tujuan sistem dan bagaimana komponen-komponennya saling berinteraksi.

2. Pemetaan Fungsionalitas
Identifikasi fungsionalitas utama yang harus diakomodasi oleh sistem. Identifikasi
proses utama, fungsi-fungsi, dan fitur-fitur penting yang harus dimasukkan dalam
dekomposisi.
3. Pemecahan menjadi Subsistem
Bagi sistem menjadi subsistem atau komponen-komponen yang lebih kecil. Setiap
subsistem seharusnya memiliki tanggung jawab dan fungsionalitas yang jelas.

4. Definisi Antarmuka
Setiap subsistem harus memiliki definisi yang jelas tentang antarmuka atau cara interaksi
dengan subsistem lainnya. Ini mencakup masukan, keluaran, dan komunikasi antar subsistem.

5. Dekomposisi Lanjutan (Opsional


Jika masih ada kompleksitas dalam subsistem, lakukan dekomposisi lebih lanjut untuk
memecahnya menjadi unit yang lebih kecil dan terkelola.

6. Pengembangan Subsistem
Kembangkan masing-masing subsistem secara terpisah. Ini bisa dilakukan oleh tim yang
berbeda, memungkinkan pengembangan paralel.

7. Integrasi dan Pengujian


Setelah semua subsistem selesai dikembangkan, lakukan integrasi mereka menjadi satu
kesatuan sistem dan lakukan pengujian menyeluruh untuk memastikan keseluruhan sistem
berfungsi dengan baik.

8. Pemeliharaan dan Perbaikan


Sistem akan terus memerlukan pemeliharaan dan perbaikan. Dengan struktur
dekomposisi yang baik, tugas ini dapat dilakukan lebih mudah dan efisien.

Dalam praktiknya, dekomposisi dapat dilakukan dengan menggunakan berbagai teknik dan
pendekatan, termasuk pemecahan masalah secara hierarkis, analisis berorientasi objek, dan
lain sebagainya.
Pemilihan teknik dekomposisi yang tepat akan sangat tergantung pada sifat sistem yang
sedang dikerjakan.
Dalam kesimpulannya, dekomposisi merupakan proses krusial dalam bidang informatika
yang membantu dalam menghadapi kompleksitas sistem atau masalah dengan lebih
terstruktur.
Dengan memecah sistem menjadi bagian-bagian yang lebih sederhana, kita dapat memahami,
mengembangkan, dan memelihara sistem dengan lebih efektif dan efisien.

Anda mungkin juga menyukai