Anda di halaman 1dari 11

MAKALAH

Hukum Bacaan Tafkhim dan Tarqiq


Diajukan untuk memenuhi tugas kelompok mata kuliah Tahsin al-Quran

DI SUSUN OLEH :

Aulia Afrizona 2122278

DOSEN PENGAMPU :
Dr. Elfi Monalisa, MA

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM


FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SJECH M DJAMIL DJAMBEK
BUKITTINGGI
TAHUN AKADEMIK 2023
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan
hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas makalah yang
berjudul Hukum Bacaan Tafkhim dan Tarqiq.
Adapun tujuan dari penulisan dari makalah ini adalah untuk memenuhi
tugas makalah pada mata kuliah Tahsin Al Selain itu, makalah ini juga
bertujuan untuk menambah wawasan tentang bagi para pembaca dan juga bagi
penulis.
Penulis mengucapkan terima kasih kepada Dr. Elfi Monalisa
selaku Dosen pengampu pada mata kuliah yang telah memberikan tugas ini
sehingga dapat menambah pengetahuan dan wawasan sesuai dengan bidang
studi yang penulis tekuni.
Penulis menyadari, makalah yang saya tulis ini masih jauh dari kata
sempurna. Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun akan saya
nantikan demi kesempurnaan makalah ini.

Bukittinggi, 1 Maret 2023

Penulis

i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR............................................................................................i
DAFTAR ISI..........................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang.............................................................................................1
B. Rumusan Masalah........................................................................................2
C. Tujuan Penulisan..........................................................................................2
D. Manfaat Penulisan........................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN
A. Lam Tafhim ................................................................................................
B. Lam Tarqiq ..................................................................................................
C. Ra Tafkhim .................................................................................................
D. Ra Tarqiq.....................................................................................................

BAB III PENUTUP


A. Kesimpulan..................................................................................................
B. Saran............................................................................................................

DAFTAR PUSTAKA

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Al-quran secara harfiah artinya “bacaan sempurna” merupakan suatu nama
pilihan allah yang sungguh tepat karena tiada suatu bacaan sejak manusia mengenl
baca lima ribu tahun lalu yang dapat menandingi Al-Quran Al-Karim, bacaan
sempurna lagi mulia itu.1
Tiada bacaan semacam Al-Quran yang dibaca oleh ratusan juta orang yang
tidak mengerti artinya dan atau tidak dapat menulis dengan aksaranya. Bahkan
dihafal huruf deml huruf oleh orang dewasa, remaja, bahkan anak-anak.
Tiada bacaan melebihi Al-Quran dalam perhatian yang diperolehnya, bukan
saja sejarahnya secara umum, tetapi ayat demi ayat, baik dari segi masa, musim, dan
saat turunnya, sampai kepada sebab-sebab serta waktu-waktu turunnya.
Tiada bacaan seperti Al-Quran yang dipelajari bukan hanya susunan redaksi
dan pemilihan kosakatanya, tetapi juga kandungannya yang tersurat, tersirat bahkan
sampai kepada kesan yang ditimbulkannya. Semua dituangkan dalam jutaan jilid
buku, generasi demi generasi. Kemudian apa yang dituangkan dari sumber yang tak
pernah kering itu, berbedabeda sesuai dengan perbedaan kemampuan dan
kecenderungan mereka, namun semua mengandung kebenaran. Al-Quran layaknya
sebuah permata_yang memancarkan cahaya yang berbeda- beda sesuai dengan sudut
pandang masing-masing.
Tiada bacaan seperti Al-Quran yang diatur tatacara membacanya, mana yang
dipendekkan, dipanjangkan, dipertebal atau diperhalus ucapannya, di mana tempat
yang terlarang, atau boleh, atau harus memulai dan berhenti, bahkan diatur lagu dan
iramanya, sampai kepada etika membacanya.
1
M. Quraisy Shihab, Wawasan Al-Quran (Tafsir Maudhu’i Atas Pelbagai Persoalan Umat, (Bandung:
Mizan, 1997), Cet. VI, h. 3

1
2

Tiada bacaan sebanyak kosa kata Al-Quran yang berjumlah 77.439 (tujuh
puluh tujuh ribu empat ratus tiga puluh sembilan) kata, dengan jumlah hunuf 323.015
(tiga ratus dua puluh tiga ribu lima belas) huruf yang seimbang jumlah kata-katanya,
baik antara kata dengan padanannya, maupun kata dengan lawan kata dan
dampaknya.2

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, maka dirumuskan beberapa
masalah sebagai berikut :
1. Bagaimana mengetahui Lam Tafkhim ?
2. Bagaimana mengetahui Lam Tarqiq ?
1. Bagaimana mengetahui Ra Tafkhim ?
3. Bagaimana mengetahui Ra Tarqiq ?

C. Tujuan Penulisan
Sejalan dengan rumusan masalah di atas, maka tujuan penulisan
makalah ini adalah sebagi berikut :
2. Untuk Mengetahui Lam Tafkhim
3. Untuk Mengetahui Lam Tarqiq
4. Untuk Mengetahui Ra Tafkhim
5. Bagaimana mengetahui Ra Tarqiq

D. Manfaat Penulisan
Makalah ini diharapkan dapat memberi informasi kepada pihak
berikut :
2
Ibid., h. 4
3

1. Bagi Pembaca makalah ini diharapkan agar dapat memberikan


informasi serta menambah wawasan bagi pembaca tentang Hukum
Bacaan Tafkhim Dan Tarqiq.
2. Bagi Penulis, makalah ini diharapkan dapat menjadi sarana untuk
melatih.
BAB II
PEMBAHASAN
Hukum Bacaan Tafkhim dan Tarqiq
A. Tafkhim
Tafkhim menurut bahasa artinya menggemukkan atau mengagungkan. Sedang
menurut Istilah Tafkhim adalah suara tebal yang terjadi saat mengucapkan huruf
sehingga mulut menjadi penuh dengan gaungnya.
Tafkhim disamakan dengan istilah isti’la yaitu dengan mengangkat suara ke
langit-langit atas.

B. Tarqiq
Tarqiq menurut bahasa artinya menguruskan sedang menurut istilah tarqiq
artinya tipis yang terjadi saat mengucapkan huruf sehingga mulut tidak menjadi
penuh dengan gaungnya.
Hukum bacaan tafkhim dan tarqiq dibagi menjadi dua, yaitu:
1) hukum bacaan lam ( ‫)ل‬
2) hukum bacaan ra ( ‫)ر‬3
Kedua macam hukum bacaan ini dapat diuraikan sebagai berikut:
1. Lam Tafkhim
Lam tafkhim adalah lam yang dibaca tebal, yaitu apabila ada huruf lam (‫)ل‬
yang terdapat dalam perkataan allah(‫ )َهَّللَا‬dan didahului oleh huruf yang berharokat
fathah atau dhommah harus dibaca tebal atau tafkhim yakni dengan mengangkat
semua lidah dan menekannaya ke langit-langit sambil menekankan suara yang cukup
kuat. Huruf lam pada lafaz Allah tersebut disebut lam jalalah yaitu dibaca tafkhim
(tebal)
a) apabila lafaz Allah didahului harakat fathah.
b) apabila lafaz Allah didahului harakat dammah.
Contoh :
3

4
5

2. Lam Tarqiq
Lam tarqiq adalah lam yang dibaca tipis, yaitu
a) apabila lafaz Allah didahului harakat kasrah
CONTOH :
…………… Cara bacanya BISMILLAAHI
b) Apabila huruf lam () yang terdapat dalam semua perkataan bahasa arab selain
perkataan jalalah () harus dibaca tipis () pada semua harokat, baik harokat
fathah, kasroh, dhommah atau sukun (mati).4
Contoh :
………….. Cara bacanya fil’uqodi
………….. Cara bacanya lakum diinukum
………….. Cara bacanya waliyadiini
………….. Cara bacanya khoolidiina
………….. Cara bacanya faqooluu

3. Ra Tafkhim
Ra tafkhim adalah ra yang dibaca tebal, yaitu apabila :
a) Ra (‫ )ر‬berharakat fathah ( َ ) atau fathatain (ً) dan yang berharakat dhommah
(__) atau dhommatain (ٌ).
Contoh :

b) Ra’ (‫ )ر‬berharakat dhommah (ُ) atau dhommatain (ٌ).


Contoh :

c) Ra sukun ( ‫ )ْر‬di dahului huruf sebelumnya yang berharakat fathah


Contoh :

4
6

d) Ra suku( ‫ )ْر‬didahului huruf sebelumnya yang berharakat sukun


Contoh :

4. Ra Tarqiq
Ra tarqiq adalah ra yang dibaca tipis yaitu apabila :
a) Ra berharakat kasrah atau kasratain
Contoh :

b) Ra berharakat yang didahului oleh ya sukun


Contoh :
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
1. Tafkhim merupakan masdar dari fakhkhama yang berarti menebalkan.
Sedang yang dimaksud dengan bacaan tafkhim adalah membunyikan
huruf-huruf tertentu dengan suara atau bacaan tebal.
2. Tarqiq merupakan bentuk dengan bacaan tarqiq adalah membunyikan
huruf-huruf tertentu dengan suara atau bacaan tipis.
3. Tafkhim artinya tebal sedangkan tarqiq artinya tipis.
4. Hukum bacaan tafkhim dan tarqiq dibagi menjadi dua, yaitu: hukum
bacaan lam dan ra’.
5. Huruf lam pada lafaz Allah tersebut disebut “lam jalalah”.
6. Lam jalalah dibaca tafkhim apabila lafaz Allah didahului harakat fathah
atau dammah.
7. Sedangkan “lam jalllah” dibaca tarqiq apabila lafaz Allah didahului
harakat kasrah.
8. Ra’ dibaca tafkhim apabila:
a) Ra’ berharakat fathah atau fathahtain.
b) Ra’ berharakat dammah atau dammatain.
c) Ra’ sukun didahului huruf berharakat fathah.
d) Ra’ sukun didahului huruf berharakat dammah.
9. Huruf ra dibaca tarqiq apabila:
a) Ra berharakat kasrah atau kasratain.
b) Ra berharakat yang didahului oleh ya sukun.

7
DAFTAR PUSTAKA

M. Quraisy Shihab, Wawasan Al-Quran (Tafsir Maudhu’i Atas Pelbagai Persoalan Umat,
(Bandung: Mizan, 1997), Cet. VI

H. Sayuti, Ilmu Tajwid Lengkap (Kaidah Sebagaimana Seharusnya Membaca Al-Quran


Dengan Baik Dan Benar, (Sangkala)

Kementerian Pendidikan Dan Kebudayaan, Pendidikan Agama Islam Dan Budi Pekerti,
(Jakarta : Pusat Kurikulum Dan Perbukuan, Balitbang, Kemendikbud, 2014), Cet. I

Anda mungkin juga menyukai