Anda di halaman 1dari 8

LAPORAN PRAKTIKUM

KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA (K3)

DISUSUN OLEH:

KELOMPOK 3

1. Joy Anastasya Assa (2309484010038)


2. Ni Made Mila Ardiani (2309484010039)
3. I Kadek Nata Wijaya (2309484010040)
4. Ni Ketut Lyra Sakhya Melani (2309484010041)
5. Ni Putu Novia Angga Canti (2309484010042)

FAKULTAS FARMASI

UNIVERSITAS MAHASARASWATI DENPASAR

2023
I. TUJUAN PRAKTIKUM
a. Mengetahui konsep dan standar Patient Safety dalam identifikasi pasien secara benar dan
komunikasi Efektif
b. Mengetahui sasaran Patient Safety dalam identifikasi pasien secara benar dan komunikasi
Efektif
c. Mengetahui langkah-langkah penerapan Patient Safety dalam identifikasi pasien secara
benar dan komunikasi Efektif
II. DASAR TEORI
Keselamatan dan kesehatan kerja merupakan hal yang perlu diperhatikan untuk
menghindari terjadinya kecelakaan kerja. Keselamatan kerja sendiri menurut Izral (2016)
dan Solikhin, M., et al. (2014) adalah suatu usaha ataupun kegiatan untuk menciptakan
lingkungan kerja yang aman, serta mencegah semua bentuk kecelakaan yang mungkin
terjadi. Sedangkan menurut Triyono (2014) kesehatan kerja diartikan sebagai
derajat/tingkat keadaan fisik dan psikologi individu (the degree of physiological and
psychological well being of the individual). Keselamatan kerja sendiri masih perlu
perhatian secara khusus, sebab angka kecelakaan kerja di Indonesia masih cukup tinggi.
Berdasarkan data yang diperoleh dari Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS)
Ketenagakerjaan, setidaknya tercatat kasus kecelakaan kerja sebanyak 114.148 kasus
pada tahun 2018 dan sebanyak 77.295 kasus pada tahun 2019. Dari data tentang jumlah
kasus kecelakaan kerja di Indonesia tersebut, sangat diperlukan usaha-usaha perlindungan
bagi tenaga kerja. Diantara upaya-upaya yang diperlukan, salah satunya dilakukan
melalui program pendidikan. Dalam Undang-undang No. 20 Tahun 2003 disebutkan
bahwa pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar
dan proses pembelajaran agar peserrta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya
untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian,
kecerdasan, akhlak mulia, serta ketrampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa
dan negara.
Semakin canggihnya peralatan praktik membuat semakin kompleks pula
kaitannya dengan penggunaan, perawatan sampai pada resiko kerja. Kurangnya
pengetahuan dan kecerobohan dalam melaksanakan praktik akan membuat efek yang
sangat fatal (kecelakaan kerja), yang secara langsung atau tidak langsung berdampak
merugikan baik bagi siswa maupun bagi sekolah. Untuk itu pengetahuan akan Kesehatan
dan Keselamatan Kerja (K3) merupakan faktor yang berperan penting dalam usaha
menghndari berbagai resiko kerja. Dampak negatif dari mengabaikan faktor K3 oleh
siswa ketika prakikum tentu saja berakibat pada resiko kecelakaan kerja yang semakin
tinggi pula. Mengabaikan pemakaian Alat Pelindung Diri (APD) seperti kaca mata las
dapat mengakibatkan cidera pada mata karena tidak mampu menahan silaunya sinar
ultraviolet yang masuk ke mata, ataupun mengabaikan pemakaian wearpack yang dapat
mengakinatkan kotornya pakaian ataupun anggota badan. Penggunaan alat yang harus
sesuai dengan fungsiya juga harus ditekankan karena selain dapat membahayakan juga
menghindari kerugian akibat kelalaian. Oleh karena itu, penerapan K3 ketika praktik
harus selalu diterapkan untuk membentuk sikap kerja yang baik sebagai cerminan sumber
daya yang berkualitas untuk bekal nantinya ketika memasuki dunia usaha dan dunia
industri.
III. ALAT DAN BAHAN
1. Kertas
2. Pensil dan pulpen
IV. PROSEDUR KERJA
1. Menyiapkan alat dan bahan
2. Menyelesaikan kasus 3 dengan cara:
a. Menulis keterangan terkait obat pada etiket
b. Meminta pasien untuk menyebutkan nama lengkap dan tanggal lahir
c. Memeriksa dan membandingkan data pada etiket dengan resep yang diberikan
d. Memberikan dan menjelaskan obat kepada pasien
3. Melakukan dan mendokumentasikan Komunikasi Efektif dengan cara :
a. Melakukan komunikasi efektif dengan SOAP pada kasus 1
b. Melakukan komunikasi efektif secara lisan atau melalui telepon pada kasus 2
V. HASIL PENGAMATAN
1. Pasien Ny. B. Usia 70 tahun masuk rumah sakit dengan keluhan nyeri pada daerah
tengkuk dan pusing. Pasien memiliki riwayat DM, Hipertensi dan Dislipidemia. Hasil
pemeriksaan TTV meliputi TD : 160/90 mmHg, LDL 210 mg/dL, HbA1C 7%, HDL 40
mg/dL. Pasien diresepkan Metformin 3 x 500 mg, Pioglitazone 1 x 30 mg, Amlodipin 1 x
5 mg, Candesartan 1 x 8 mg, Spironolakton 1 x 100 mg, Simvastanin 1 x 20 mg. Buatlah
analisis terhadap kasus dan rekomendasi trapi dengan metoda SOAP!
a. SUBYEKTIF
Nama : Ny. B
Usia : 70 tahun
Keluhan : Nyeri pada daerah tengkuk dan pusing
Riwayat pasien : Hipertensi dan Dislipidemia
b. OBYEKTIF
Hasil pemeriksaan TTV :
Tekanan darah: 160/90 mmHg
LDL 210 mg/dL
HbA1C 7%
HDL 40 mg/dL
c. ASSESMENT
Pasien menderita Diabetes Melitus, Hipertensi dan Dislipidemia (kolesterol)
d. PLAN
Pasien diresepkan obat :
Metformin 3 x sehari 1 tablet
Pioglitazone 1 x sehari 1 tablet
Amlodipin 1 x sehari 1 tablet
Candesartan 1 x sehari 1 tablet
Spironolakton 1 x sehari 1 tablet
Simvastatin 1 x sehari 1 tablet
2. Pasien Tn. A diresepkan olrh DR. Tk obat Canderin (Candesartan) dengan dosis 2 x 32
mg, berdasarkan literature frekuensi pemberian candesartan adalah 1x sehari dengan
dosismaksimal 16 mg. Lakukan komunikasi dengan dokter nelalui telepon!
Apoteker : Selamat pagi dokter, apakah benar ini dengan dokter Tk?
Dokter : Selamat pagi, iya benar dengan saya sendiri. Ada perlu apa ya?
Apoteker : Mohon maaf sebelumnya mengganggu waktu dokter, saya apoteker
Novia dari apotek N. APA BENAR PASIEN ATAS NAMA Tn. A
dengan diagnosis mengalami hipertensi ini pasien dokter?
Dokter : Iya benar, ada apa ya?
Apoteker : Begini dokter, apa benar obat yang dokter dosiskan itu obat Canderin
(Candesartan) dengan dosis 2x32 mg?
Dokter : Iya benar, saya mendosiskan resepnya seperti itu
Apoteker : Mohon maaf dok, resep yang dokter berikan itu obat Canderin atau
Candesartan dengan dosis2x32 mg itu dosisnya terlalu tinggi jika
diberikan dengan dosis 2x32 mg pada pasien dapat memperburuk kondisi
pasien, menurut dokter bagaimana?
Dokter : Kalau dari saya resepnya seperti itu
Apoteker : Mohon maaf dok, berdasarkan literatur frekuensi pemberian Candesartan
itu 1x16 mg jika melebihi dosis takutnya pasien mengalami efek samping
seperti pusing atau alergi ruam pada kulit.
Dokter : Sepertinya saya melakukan kesalahan alam mendiagnosa pasien, tolong
turunkan dosisnya menjadi 1 x 16 mg. Tolong sampaikan pada pasien saya
meminta maaf sebesar-besarnya, terimakasih Novia sudah mengingatkan
serta mengkonfirmasi kepada saya
Apoteker : Baik dokter, saya izin mengulang kembali resep yang diberikan yaitu
obat canderin(candersartan) dengan dosis 1x sehari dengan dosis 16 mg.
Apa benar dokter?
Dokter : Iya, benar
Apoteker : Baik dokter, mohon maaf jika penyampaian saya kurang berkenan, akan
saya sampaikan kepada pasien. Terimakasih dokter, selamat beraktivitas
Dokter : Selamat beraktivitas kembali
3. Pasien atas nama Putu Hari Lahir (12/5/1990) dengan nomor rekam medik 123456
berobat ke drA dan diresepkan Metformin 1 x 500mg dan Amlodipin 1 x 10 mg. Tuliskan
keterangan obat pada etiket dans erahkan obat kepada pasien dengan melakukan
identifikasi yang benar.
Apoteker : Selamat siang, pak. Saya apoteker di apotek ini ada yang bisa saya
bantu?
Hari : Iya, saya mau menebus resep dari dokter A
Apoteker : Baik resepnya atas nama Hari?
Hari : Iya, benar.
Apoteker : Mohon maaf, bisa bapak sebutkan nama lengkap dan tanggal lahir
bapak?
Hari : Nama lengkap saya Putu Hari, untuk tanggal lahir 12 Mei 1990.
Apoteker : Saya cek terlebih dahulu obatnya ya pak, nanti saya panggil kemali. Oh
iya, `silahkan tunggu sebentar ya pak diruang tunggu.
Hari : Baik
Apoteker : Pasien atas nama Hari
Hari : Ya, saya
Apoteker : Bapak, ini obatnya sudah saya siapkan, dan ini etiketnya. Apakah bapak
ada waktu sebentar untuk saya jelaskan mengenai obatnya?

Hari : Kira-kira berapa lama ya?


Apoteker : Mohon maaf pak, kira-kira 10 menit pak. Mohon ditunggu sebentar pak

Hari : Baik, saya tunggu


Apoteker : Baik pak,kalau begitu saya akan menjelaskan sedikit tentang obat yang
dokter A berikan ini. Jadi metformin ini adalah obat untuk mengendalikan
kada gula darah, sedangkan Amlodipin ini adalah obat untuk menurunkan
tekanan darah atau biasa juga disebut dengan obat antihipertensi. Bisa
bapak lihat pada etiket aturan minum kedua obat ini adalah satu tablet
sekali sehari. Apakah bapak sudah paham dengan penjelasan saya
mengenai obat dan aturan minumnya pak?
Hari : Iya, saya sudah paham. Terima kasih untuk informasinya.
Apoteker : Apa ada yang ingin ditanyakan pak?
Hari : Tidak, sudah cukup jelas. Terimakasih ya
Apoteker : Sama-sama bapak, semoga lekas sembuh
VI. KESIMPULAN
Identifikasi yang salah menyebabkan pasien menerima prosedur tindakan medis
yang tidak benar. Kesalahan yang mengakibatkan pasien cedera dapat berupa
ketidaktepatan identifikasi pasien yang berakibat kesalahan atau keterlambatan diagnosis,
kegagalan dalam bertindak, kesalahan pengobatan, dan kesalahan dosis atau metode
dalam pemberian obat. Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui gambaran penerapan
identifikasi dalam melakasakan sasaran keselamatan pasien di rumah sakit. Metode
penelitian yang digunakan merupakan study kasus. Peneliti melakukan pengamatan
terhadap pelaksanaan identifikasi pasien di salah satu ruangan perawatan rumah sakit di
Bogor. Instrumen penelitian menggunakan lembar cecklist yang disesuaikan dengan
Standar Operasional Prosedur identifikasi pasien di rumah sakit tersebut. Peneliti
melakukan pengamatan kepada 5 orang perawat setiap hari dalam jangka waktu 5 hari
berturut-turut. Hasil observasi didapatkan masih ada perawat yang belum patuh dalam
melaksanakan penerapan Standar Operasional Prosedur Identifikasi Pasien. Hasil
wawancara didapatkan bahwa; “…SPO tersebut sudah disosialisasikan oleh kepala
ruangan, perawat sudah memahaminya. Tetapi saat akan melakukan tindakan kepada
pasien langkah-langkah identifikasi tidak dilakukan…” Kesimpulan hasil penelitian yaitu
Identifikasi Pasien yang dilakukan oleh perawat belum optimal.
DAFTAR PUSTAKA
Solikhin, M., et al. (2014). Buku Ajar Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3).
Yogyakarta: Universitas Negeri Yogyakarta

Izral. (2016). Dasar-dasar Kesehatan dan Keselamatan Kerja. Jakarta: Kencana.

Anda mungkin juga menyukai