Anda di halaman 1dari 10

KESEIMBANGAN PASAR BARANG DAN PASAR UANG DALAM EKONOMI

MAKRO ISLAM
Evi Sugiatni
905000120103
evisugiatni@gmail.com
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI MAKASSAR ( UINAM )

Abstrak

Keseimbangan pasar barang dan juga pasar uang merupakan sebuah fenomena yang tak asing

lagi bagi para pelaku ekonomi baik itu pada ekonomi mikro ataupun ekonomi makro. Hal ini

biasa juga dikenal dengan kata lain yaitu keseimbangan sektor rill dan sektor moneter, kedua

jenis keseimbangan ini di dalam sistem ekonomi merupakan dua hal yang penting untuk

dipahami dikarenakan dua hal ini merupakan kontribusi yang paling utama dalam

pembentukan agrerat demand dalam sistem perekonomian secara makro. Titik keseimbangan

sektor rill dan sektor moneter ini membuat beberapa perdebatan di dalam sistem ekonomi

secara islam atau syariah. Hal itu membahas menegnai relevansi dari sebuah model yang dapat

di pakai dalam ekonomi islam.

Kata Kunci : Keseimbangan IS, Keseimbangan LM, Islam, Ekonomi, Kebijakan Pemerintah.

Pembahasan

1. Pengertian keseimbangan pasar barang

Dalam ekonomi konvensional pasar didefinisikan sebagai sebuah tempat yang

dimana didalammnya terdapat para penjual dan pembeli dan mereka saling

menguntungkan karena mereka saling membutuhkan. Pasar juga merupakan sebuah

tempat yang dijadikans sebagai tempat perkuran barang dan jasa yang terjadi secara
alamiah dan juga terdapat permintaan dan penawaran. Biasanya pasar barang lebih

dikenal sebagai keseimbangan sektor rill.

Sedangkan dalam ekonomi islam pasar didefinisikan hampir sama dengan

ekonomi konvensional hanya saya pada sistem ekonomi konvensional tujuan yang

ingin dicapai oleh para pelaku ekonomi adalah mencari dan menghasilkan keuntngan

yang lebih banyak dari modalmnya. Sedangkan dalam ekonomi islam hal tersebut

merupakan sesuatu yang ganjil karena ekonomi islam lebih mengutamakan manfaat

yang luas atas transaksi yang terjadi di dalam pasar. Karena pasar nerupakan tenpat

bertemunya pembeli dan penjual dan terjadi transaksi antara mereka sehingga

menciptakan suatu keadaan yaitu terjadinya permintaan dan penawaran. Maka dalam

hal ini mekanisme pasar yang dianjurkan oleh ekonomi islam yaitu mekanisme pasar

yang selalu menerapkan dan mencerminkan prinsip-prinsip syariah dalam bentuk

sebuah nilai-nilai yang secara umu dapat terbagi menjadi dua yaitu perspektif makro

dan juga mikro. Nilai islam dalam ekonomi makro yaitu terletak pada aspek distribusi,

pelarangan riba dan memberikan manfaat yang real ke masyarakat. Sedangkan di

dalam ekonomi mikro terdapat nilai-nilai islam seperti pada aspek kompentensi dan

sikap yang amanah.

2. Pengertian keseimbangan pasar uang

Pada keseimbangan pasar uang penciptaan permintaan terhadap uang yang

tujuannya untuk transkasi dan berjaga-jaga itu sebenarnya dipengaruhi secara positif

dari perndapatan masyarakat. Sehingga, apabila pendapatan masyarakat naik, maka

uang yang dibuthkan untuk transaksi kosumsi dan investasi juga akan naik. Pada

ekonomi yang menerapkan sistem bunga, permintaan uang dijadikan sebagai bentuk
spekulasi yang menggadapi opportunity cost yang dapat berupa bunga yang

ditawarkan dan dijadikan sebagai alat atau instrumen dalam keuangan. Maka dari itu,

permintaan uang yang dijadikan sebagai alat spekulasi akan mepenagruhi secara

negatif atau tidak baik oleh suku bunga.

Sedangkan dalam ekonomi islam hal yang bersangkutan mengenai hal tersebut

yaitu spekulasi justru diharamkan atau dilarang dalam proses permintaan uang. Bahkan

motif apapun yang berkaitan dengan spekulasi itu dilarang di dalam islam. Para

ekonomi islam menganggap bahwa tiap spekulasi itu merupakan sebuah wujud

perjudian yang lain yang tentunya perjudian dalam islam itu di haramkan oleh islam.

Akan tetapi, beberapa dari mereka juga berpendapat bahwasannya tidak ada istila

spekulasi atau motif spekulasi. Sehingga mereka anggap spekulasi itu tidak ada tetapi

yang ada di dalam islam yang berhubungan dengan permintaan uang itu adalah tingkat

pendapatan. Banyaknya persediaan uang tunai juga akan bekaitan dengan tingkat

pendapatan, dan frekuesnsi pengeluaran. Penggunaan uang yang ada dalam ekonomi

islam hanya berkaitan dengan kedua hal tersebut. . Pada tingkat tertentu diatas yang

telahditentukan akan dikenakan zakat atas asset yang kurang produktif.Sesuatu

halyang penting disini adalah bahwa pemerintah, memelihara keseimbangan, tidak

dengan meningkatkan penawaran uang tetapi justru dengan menaikan biaya atasuang

mengangur. Ini akan menjamin bahwa penawaran uang tidak akan sampaike tingkat

rawan inflasi, sebagai reaksi atas peningkatan permintaan uang yangkemungkinan

akan terbelanjakan kemudian tanpa mempengaruhi peningkatanakan barang dan jasa.

3. Konsep keseimbangan dalam ekonomi islam.


Dalam lingkup ekonomi islam tidak hanya sekedar percaya, akan tetapi juga tentang

jalan hidup dari berbagai aspek. Ajaran agama islam akan mencakup banyak hal dan

banyak konsep ideal yang berkaitan dengan aspek sosial, ekonomi dan juga politik.

Konsep ideal yang dimaksud adalah konsep ideal yang mencantumkan secara detail

tentang hukum islam yang disebut debagai syariah. Aturan syariah ini mempunyai

jalan penyelesaian atas seluruh jenis permasalahan dalam kehidupan manusia. Akan

tetapi konsep yang paling pertama dalam ekonomi islam adalah keseimbangan.

Sehingga seluruh prinsip dalam perindustrian keuangan islam mempunyai tujuan yaitu

memberikan kesejateraan kepada masyarakat.

 Keseimbangan antara kebutuhan jasmani dan rohani.

Muslim seharusnya tidak terlalu fokus kepada bisnis hingga melalai ibadah.

Muslim wajib untuk menaati ketetapan syariah terhadap berbagai aspek

kehidupan. Balasan atas ketaatan muslim adalah pahala dan kelancaran

mencari rezeki di muka bumi.

 Keseimbangan antara Kebutuhan Individu dan Sosial.

Ekonomi islam berusaha mewujudkan keseimbangan antara kebutuhan

individu dan sosial masyarakat. Seorang muslim diharapkan peduli dengan

sesama manusia ketika melakukan aktivitas bekerja atau berbisnis. Keadilan

sangat dijunjung dalam ekonomi syariah, karena setiap manusia memiliki

tanggung jawab sosial dengan memanfaatkan hasil bumi secara bijak.

Beberapa akademisi ekonomi yang telah mempelajari ekonomi islam

berpendapat bahwa terdapat konsep keseimbangan antara permintaan dan


penawaran. Mereka menilai perkembangan ekonomi konvensional hingga saat

ini belum sampai pada tingkat keseimbangan tersebut

 Keseimbangan dalam Konsep Transaksi Murabahah.

Berbagai konsep transaksi jual beli telah dirumuskan dalam ekonomi islam.

Salah satu transaksi yang boleh dilakukan oleh muslim adalah murabahah.

Transaksi jual beli yang dilakukan oleh muslim harus berdasarkan kepada

konsep murabahah. Pada dasarnya konsep murabahah memiliki tujuan

menciptakan keseimbangan manfaat yang didapat oleh berbagai pihak.

Pertama, keterbukaan dalam proses transaksi mulai dari penyediaan barang

hingga kesesuaian barang pesanan. Kedua, kejujuran dalam menentukan nilai

transaksi mulai dari harga asli barang hingga terjalin kesepakatan nilai

margin keuntungan.

4. Mekanisme pasar dalam ekonomi islam

Mekanisme pasar Islam ialah mekanismepasar bebas dimana pemerintah tidak ikut

campur dalam menentukan harga pasar namun pemerintah disini berperan sebagai

pengawas pasar (al-muhtashib) untuk memastikan tidak terjadi gangguan di pasar

seperti Ikhtisar, tadlis, dan distorsi pasar. Dalam proses mekanisme pasar dalam

ekonomi islam itu memiliki beberapa aturan yang dimana dalam mekanisme pasar

islam sangat dilarang jika pelaku ekonomi melkaukan distorsdi pasar. Adapun salah

satu bentuk distorsi pasar yaitu melakukan penimbunan barang.

Karena pasar memilki peran penting dalam proses pembangunan sebuah negara. Maka

dari itu pasar berperan sebagai mediator distribusi barang dan juga jasa. Dari hal ini

akan terjadi sebuah transaksi dimana pembeli membeli barang atau jasa dan penjual
menjual barang dan jasa sehingga kedua belah pihak mendapatkan keuntungan satu

sama lain. Pembeli mendapatkan kepuasaan dan dapat memenuhi kebutuhannya

sedangkan penjual mendapatkan keuntungan dari penjualan barangnya. Rasulullah

SAW sebagai pendiri pasar Islam sangat menghargai mekanisme yang terjadi

di pasar, dimana beliau menyerahkan harga pasar pada kekuatan penawaran (supply)

dan permint-aan (demand) sehingga baginda dengan tegas menolak intervensi harga

selama harga yang terjadi telah secara adil.42 Keseimbangan har-ga pasar hanya

dapat dicapai apabila terjadin-ya persaingan secara sehat dan tidak terjadi

monopoli,43 tidak ada riba, ihtikar dan jual beli gharar44selain itu bisnis mestilah

didasari kejujuran (honesty), keterbukaan (transpar-ancy), dan berkeadilan (justice).

 Mekanisme pasar uang

Pasar uang terdiri dari sekumpulan pasar, masing-masing memperdagangkan

instrumen keuangan yang sangat berbeda. Tidak ada organisasi formal untuk

pasar uang, seperti halnya Bursa Efek Indonesia sebagai regulator dan

penyelenggara di pasar modal. Peserta atau pelaku pasar uang terhubung

secara elektronik. Pasar uang juga berbeda dari pasar keuangan lainnya

karena merupakan pasar grosir dan transaksi yang terjadi begitu besar.

Meskipun beberapa transaksi kecil dapat terjadi, namun kebanyakan

transaksi di pasar uang melibatkan jumlah uang yang relatif besar.

Namun, tidak semua transaksi pasar uang sepenuhnya bersifat terbuka seperti

halnya pasar dana federal. Sebagai contoh, bank di pasar uang sering

«mengakomodasi» dealer yang merupakan nasabah bank dengan menjual


sertifikat deposito agar dapat dinegosiasikan kepada bank, meskipun bank

tidak secara aktif mencari dana dengan suku bunga pasar yang berlaku.

 Mekanisme pasar barang.

Kekuatan pasar dalam islam itu ada dua yaitu permintaan dan penawaran.

Permintaan merupakan salah satu elemen yang menggerakkan pasar, istilah

yang digunakan oleh Ibnu Taimiyah untuk menunjukkan permintaan ini

adalah keinginan. Keinginan yang muncul pada konsumen sesungguhnya

merupakan sesuatu yang kompleks, dikatakan berasal dari Allah. Defenisi ini

menurut Ibnu Taimiyah adalah kekuatan penting dalam pasar sebagai

ketersediaan barang yang ada di pasar. Menurutnya penawaran bisa dari impor

dan produksi lokal sehingga kegiatan ini dilakukan oleh produsen maupun

penjual. Dalam pencapaian maslahah penawaran sendiri dibutuhkan keimanan

yang ada pada diri produsen, apabila jumlah maslahah yang terkandung dalam

barang yang diproduksi maka akan meningkatkan jumlah produksinya. Dalam

islam melakukan proses intervensi dalam ekonomi itu baik. Melakukan

intervensi dalam hal pengawasan, pengaturan maupun dalam pelaksanaanya

yang mungkin tidak dapat dilakukan oleh pihak masyarakat. Akan tetapi, cara

pengendaliannya dalam islam harga barang akan ditentukan oleh

penyebabnya. Sehingga jika penyebabnya merupakan sebuah perubahan pada

Guniune demand dan Gunuine supply, maka mekanisme pengendaliannya

dilakukan melalui pihak matker inervensi ( kontrol harga). Dalam proses pasar

barang penimbunan barang atau ihtikar merupakan perbuatan yang tidak

diperbolehkan dalam islam. Karena penimbunan barang merupakan salah satu


motif dari spekulasi, sehingga dapat mendapatkan sebuah keuntungan yang

lebih besar dari sebelumnya sedangkan islam menetapkan prinsip bahwa

seluruh kegiatan perekonomian islam itu diakukan untuk memperoleh

kesejateraan terhadap masyarakat. Dalam bidang ekonomi, spekulasi barang

ini dikenal dengan istilah monopoly’s rent seeking. Sedangkan pasar monopoli

merupakan sesuatu yang bertolak belakang dengan mekanisme pasar sehat dan

sempurna. Sedangkan dalam islam selalu mengutamakan sebuah keadilan

dalam masyarakanya oleh karena itu pemgambilan metode monopoli pasar

tidak dianjurkan dalam islamTas’ir (penetapan harga) merupakan salah satu

praktek yang tidak dibolehkan oleh syariat Islam. Pemerintah ataupun yang

memiliki otoritas ekonomi tidak memiliki hak dan wewenang untuk

menentukan harga tetap untuk sebuah komoditas, kecuali pemerintah telah

menyediakan pada para pedagang jumlah yang cukup untuk dijual dengan

menggunakan harga yang ditentukan, atau melihat dan mendapatkan

kezalimankezaliman di dalam sebuah pasar yang mengakibatkan rusaknya

mekanisme pasar yang sehat..

Kesimpulan

Dalam ekonomi konvensional pasar didefinisikan sebagai sebuah tempat yang

dimana didalammnya terdapat para penjual dan pembeli dan mereka saling

menguntungkan karena mereka saling membutuhkan. Sedangkan dalam

ekonomi islam hal yang bersangkutan mengenai hal tersebut yaitu spekulasi

justru diharamkan atau dilarang dalam proses permintaan uang. Bahkan motif

apapun yang berkaitan dengan spekulasi itu dilarang di dalam islam. Para
ekonomi islam menganggap bahwa tiap spekulasi itu merupakan sebuah

wujud perjudian yang lain yang tentunya perjudian dalam islam itu di

haramkan oleh islam. Dalam lingkup ekonomi islam tidak hanya sekedar

percaya, akan tetapi juga tentang jalan hidup dari berbagai aspek. Ajaran

agama islam akan mencakup banyak hal dan banyak konsep ideal yang

berkaitan dengan aspek sosial, ekonomi dan juga politik. Mekanisme pasar

Islam ialah mekanismepasar bebas dimana pemerintah tidak ikut campur

dalam menentukan harga pasar namun pemerintah disini berperan sebagai

pengawas pasar (al-muhtashib) untuk memastikan tidak terjadi gangguan di

pasar seperti Ikhtisar, tadlis, dan distorsi pasar. Dalam proses mekanisme pasar

dalam ekonomi islam itu memiliki beberapa aturan yang dimana dalam

mekanisme pasar islam sangat dilarang jika pelaku ekonomi melkaukan

distorsdi pasar. Adapun salah satu bentuk distorsi pasar yaitu melakukan

penimbunan barang.

Daftar Pustaka

Rahm, A. (2015). Mekanisme Pasar dalam Islam. Mekanisme Pasar dalam Islam, 4(2), 177-

192.

Rosia, R. (2018). Pemikiran Imam Al-Ghazali Tentang Uang. Jurnal Ilmiah Ekonomi Islam,

4(1), 14-27.
SAMUKA. (2021). ANALISIS PERMINTAAN UANG DI INDONESIA : PENDEKATAN

AUTOREGRESSIVE DISTRIBUTED LAG (ARDL). Jurnal Samudra Ekonomika,

5(2), 152-160.

Tuhfa, N. (2017). MEKANISME DAN INSTRUMENNYA PASAR UANG DAN PASAR

MODAL SYARIAH DI INDONESIA. MEKANISME PASAR UANG DALAM ISLAM,

3(2), 84-98.

WahyuWicaksono, J. (2020). Relevansi Model IS-LM Keseimbangan Pasar Barang dan Pasar

Uang dalam IslaM. : Jurnal Prodi Ekonomi Syari’ah, 3(1), 1-29.

Wulandari, C. &. (2020). Tinjauan Islam terhadap Mekanisme Pasar dan Penanganan

Distorsinya. Journal of Islamic Economics and Finance Studies, 1(1), 82-99.

Anda mungkin juga menyukai