Anda di halaman 1dari 2

NAMA : Dian Yemima Panjaitan

NIM : 201000101
PEMINATAN : Epidemiologi

SOAL UAS INVESTIGASI WABAH


Dosen : Drs. Jemadi M.Kes
SOAL
1. Jelaskan bagaimana menjaga keamanan dan kualitas vaksin
2. Jelaskan sistem pelaporan bila di suatu daerah A terjadi KLB
JAWAB:
1.Untuk menjaga keamanan dan mutu vaksin, sistem penyimpanan dan distribusi harus
dilaksanakan dengan aman dan tepat waktu. Setiap vaksin memiliki standar penyimpanan suhu
masing-masing baik selama proses produksi maupun selama penggunaan vaksin. Dengan
demikian, keamanan vaksin dapat terjaga pada suhu yang ditentukan
Hal-hal yang dapat dilakukan untuk menjaga keamanan dan kualitas vaksin seperti:
• Perhatikan VVM (Vaccine Vial Monitor) catat kondisi vaksin
• Pada saat proses pendistribusian vaksin, minimal menggunakan vaccine carrier yang diisi
cool pack pada sesuai suhu standar agar vaksin tidak rusak.
• Jika vaksin tidak langsung digunakan pada hari distribusi, pelarut disimpan pada suhu
ruang minimal 12 jam sebelum digunakan namun, jika vaksin langsung digunakan maka
pelarut dididstribusikan sesuai dengan rantai dingin.
• Pelarut diberikan satu paket dengan vaksinnya dan harus berasal dari pabrik yang sama.
• Tempat penyimpanan vaksin seperti Cold room, freezer room, vaccine refrigerator dan
freezer harus steril sampai alat trasportasi vaksin juga harus kendaraan yang memiliki
pendingin khusus, dan tersedianya alat pemantaun suhu untuk mengukur suhu vaksin.
• Vaksin yang diterima terlebih dahulu lebih baik digunakan dengan cepat karena,
mempunyai jangka waktu pemakaian yang lebih pendek.
• Jika kondisi VVM vaksin sama, maka gunakan vaksin yang lebih pendek masa
kadaluarsanya.
• Jika ada vaksin sisa maka disimpan dengan suhu sesuai dengan standar vaksin.
2. Pelaporan KLB dapat dilakukan jika terdapat seorang atau sekelompok penderita tersangka
penyakit berpotensi KLB di suatu daerah. Jika ditemukan kasus yang berpotensi KLB maka sistem
pelaporan yang dapat dilakukan di daerah tersebut ialah:
• Untuk pelaporkan KLB dapat dilakukan oleh siapa saja seperti orang terdekat si penderita,
masyarakat sekitar rumah penderita, dokter, petugas kesehatan, dll. Jika terjadinya
penemuan kasus maka dapat dilakukan pelaporan segera kepada kepala desa setempat,
lurah, dan puskesmas sekitar.
• Tenaga kesehatan atau masyarakat wajib memberikan laporan kepada kepala desa/lurah
dan puskesmas terdekat atau jejaringnya selambat-lambatnya 24 (dua puluh empat) jam
sejak mengetahui adanya penderita atau tersangka penderita penyakit tertentu agar
nantinya dapat dilakukan penyelidikan secara epidemiologi.
• Setelah dilaporkan maka dapat mengisi data diri si penderita seperti nama, umur, jenis
kelamin, tempat dan waktu kejadian, jumlah yang sakit dan meninggal. Lalu, laporan
diteruskan ke kepala puskesmas setempat.
• Kepala puskesmas yang menerima laporan kewaspadaan dapat langsung memastikan
apakah benar terjadinya KLB di Desa tersebut.
• Jika benar terjadi KLB maka, kepala puskesmas harus segera membuat laporan KLB,
melaksanakan penyelidikan epidemiologis, dan penanggulangan KLB. Laporan KLB
disampaikan secara lisan dan tertulis. Penyampaian secara lisan dilakukan dengan tatap
muka, melalui telepon, radio, dan alat komunikasi lainnya. Penyampaian secara tertulis
dapat dilakukan dengan surat, faksimili, dan sebagainya.
• Laporan KLB puskesmas dikirimkan ke Dinas Kesehatan Kab/Kota dan secara berjenjang
kepada Menteri dengan berpedoman pada format laporan KLB (Formulir W1).
• Formulir Laporan KLB (Formulir W1) sama untuk puskesmas, kabupaten/kota dan
provinsi, namun dengan kode yang berbeda. Satu formulir W1 berlaku untuk satu jenis
penyakit saja.
• Laporan KLB puskesmas (W1Pu) dibuat oleh kepala puskesmas kepada camat dan kepala
dinas kesehatan kabupaten/kota. Laporan KLB kabupaten/kota (W1Ka) dibuat oleh kepala
dinas kesehatan kabupaten/kota kepada bupati/ walikota dan kepala dinas kesehatan
provinsi. Laporan KLB provinsi (W1Pr) dibuat oleh kepala dinas kesehatan provinsi
kepada gubernur dan Menteri (up. Direktur Jenderal).
• Isi laporan penyelidikan KLB adalah sebagai berikut: A. Pendahuluan B. Tujuan
penyelidikan KLB C. Metode penyelidikan KLB D. Desain penyelidikan KLB E.
Kesimpulan F. Rekomendasi
• Setelah dilakukan tahap pelaporan secara beruntun maka dapat dikeluarkan kebijakan dan
dicari pencegahan dan penanggulangan pada KLB yang terjadi.

Anda mungkin juga menyukai