Anda di halaman 1dari 17

MAKALAH BAHASA INDONESIA

DIKSI DAN KALIMAT EFEKTIF

DOSEN PENGAMPU:
Arum Gati Ningsih, M.Pd.

DISUSUN OLEH:
Hefti Rahma Salsabila A1C223042
Fatimah Agustin A1C223047
Yoga Astriadiansyah A1C223051
Syabna Syahena Hiza A1C223058
Amelia Febriani A1C223061

KELOMPOK 3

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS JAMBI
2023
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI ……....................................................................................................................ii


BAB I PENDAHULUAN..........................................................................................................3
A. Latar Belakang ...............................................................................................................3
B. Rumusan Masalah ..........................................................................................................4
C. Tujuan ............................................................................................................................4
D. Manfaat ..........................................................................................................................4
BAB II PEMBAHASAN...........................................................................................................5
A. Diksi ............................................................................................................................5
1. Definisi Diksi...........................................................................................................5
2. Fungsi Diksi.............................................................................................................5
3. Jenis-jenis Diksi.......................................................................................................5
4. Penggunaan diksi (pilihan kata)...............................................................................7
B. Kalimat Efektif ...............................................................................................................9
1. Definisi kalimat efektif ...........................................................................................9
2. Ciri-ciri kalimat efektif ...........................................................................................9
3. Penggunaan kalimat efektif .....................................................................................9
4. Syarat-syarat kalimat efektif ...................................................................................9
5. Faktor penyebab keefektifan kalimat ....................................................................11
6. Implementasi kalimat efektif terhadap bahas agaul ..............................................13
BAB III PENUTUP.................................................................................................................15
A. Kesimpulan .................................................................................................................15
B. Saran .......................................................................................................................... 15
DAFTAR PUSTAKA..............................................................................................................17

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Kalimat adalah satuan bahasa berupa kata atau rangkaian kata yang dapat berdiri
sendiri dan menyatakan makna yang lengkap. Kalimat adalah satuan bahasa terkecil yang
mengungkapkan pikiran yang utuh, baik dengan cara lisan maupun tulisan. Dalam wujud
lisan, kalimat diucapkan dengan suara naik turun dan keras lembut, disela jeda dan diakhiri
dengan intonasi akhir. Sedangkan dalam wujud tulisan berhuruf latin, kalimat dimulai dengan
huruf kapital dan diakhiri dengan tanda titik (.) untuk menyatakan kalimat berita atau yang
bersifat informatif, tanda tanya (?) untuk menyatakan pertanyaan dan tanda seru (!) untuk
menyatakan kalimat perintah. Keraf (1984:141) mengemukakan bahwa kalimat adalah satu
bagian ujaran yang didahului dan diikuti oleh kesenyapan sedangkan intonasinya
menunjukkan bahwa bagian ujaran itu sudah lengkap. Dengan menggunakan redaksi yang
berbeda, Ramlan (2001:23) mengemukakan bahwa kalimat merupakan satuan gramatik yang
dibatasi oleh adanya jeda panjang disertai nada akhir turun atau naik.
Bahasa figuratif atau yg sering kita kenal sebagai diksi itu ialah bahasa yang
digunakan penyair untuk mengatakan sesuatu dengan cara yang tidak biasa, yakni secara tidak
langsung untuk mengungkapkan maknanya. Bahasa figuratif terdiri atas pengiasan yang
menimbulkan makna kias dan pelambangan yang menimbulkan makna lambang. Diksi juga
didefinisikan sebagai sebuah pilihan kata yang tepat dan dapat digunakan untuk
menyampaikan ide atau cerita yang mencakup gaya bahasa dengan ekspresi dari kata yang
akan dipilih dan akan menghasilkan ide yang diinginkan.
Kalimat efektif adalah kalimat yang disusun berdasarkan kaidah-kaidah yang berlaku,
seperti unsur-unsur penting yang harus dimiliki setiap kalimat; memperhatikan ejaan yang
disempurnakan; jika, gagasan yang disampaikan sudah tepat, pendengar/pembaca dapat
memahami pikiran tersebut dengan mudah, jelas, dan lengkap seperti apa yang dimaksud oleh
penulis atau pembicaraanya. Akan tetapi, kadang-kadang harapan itu tidak tercapai. Misalnya,
ada sebagian lawan bicara atau pemabaca tidak memahami apa yang di maksud yang
diucapkan atau yang dituliskan. Supaya kalimat yang dibuat dapat mengungkapkan gagasan
pemakainya secara tepat, unsur kalimat yang dihilangkan. Sebaliknya, unsur – unsur yang
seharusnya tidak ada tidak perlu dimuculkan. Kelengkapan dan keeksplisitan semacam itu

3
dapat diukur berdasarkan keperluan komunikasi dan kesesuaiannya dengan kaidah
( Mustakim, 1994:86).

B. Rumusa Masalah
1. Apa itu diksi?
2. Apa fungsi dari diksi?
3. Apa saja jenis diksi?
4. Bagaimana penggunaan diksi?
5. Apa itu kalimat efektif?
6. Apa saja ciri-ciri kalimat efektif?
7. Bagaimana penggunaan kalimat efektif?
8. Apa saja syarat-syarat kalimat efektif?
9. Apa saja faktor yang menyebabkan ketidakefektifan kalimat?
10. Bagaimana implementasi kalimat efktif terhadap bahasa gaul?

C. Tujuan
1. Untuk mengatahui apa itu diksi
2. Untuk mengetahui apa fungsi dari diksi
3. Untuk mengetahui apa saja jenis dari diksi
4. Untuk mengetahui bagaimana penggunaan diksi
5. Untuk mengetahui ap aitu kalimat efektif
6. Untuk mengetahui apa saja ciri-ciri dari kalimat efektif
7. Untuk mengetahui bagaimana pneggunaan kalimat efektif
8. Untuk mengetahui apa saja syarat-syarat kalimat efektif
9. Untuk mengetahui apa saja faktor yang menyebabkan ketidakefektifan kalimat
10. Untuk mengetahui bagaimana implementasi kalimat efektif terhadap bahasa gaul

4
BAB II
PEMBAHASAN

A. Diksi
1. Definisi diksi
Menurut KBBI (Depdikbud 1990: 205), diksi adalah pemilihan kata yang bermakna
tepat untuk mengungkapkan gagasan. Diksi merupakan kemampuan memilih kata untuk
disusun menjadi kalimat dan disampaikan secara tertulis sesuai dengan EBI yang mewakili
gagasan atau pikiran yang akan disampaikan. Jadi Diksi juga bisa disebut sebagai pilihan kata.
Seseorang diharuskan menguasai diksi atau pilihan kata. Hal ini agar tidak terjadi kesulitan
mengungkapkan apa yang ia maksud, serta agar tidak terjadi penggunaan kata yang
berlebihan namun namun sulit dipahami.. Apabila kita membahas diksi, tentu tidak lepas pula
kita akan membahas mengenai gaya Bahasa. Diksi atau pilihan kata selalu mengandung
ketepatan makna dan kesesuaian situasi dan nilai rasa yang ada pada pembaca atau pendengar.
Ada beberapa hal yang mempengaruhi penggunaan diksi, yaitu:
1. Tepat memilih kata untuk mengungkapkan gagasan atau hal yang di amanatkan.
2. Dalam memilih diksi sangat diperlukan kemampuan untuk membedakan secara tepat
nuansa-nuansa makna sesuai dengan gagasan yang ingin disampaikan
3. Menguasai sejumlah kosa kata atau pembendaharaan kata.

1. Fungsi Diksi
Pemakaian diksi diharapkan mampu membantu pembaca dalam memahami suatu
karya. Fungsi lain dari diksi adalah memperjelas maksud. Dengan dibantu diksi atau pilihan
kata yang tepat, pembaca akan mudah dalam menangkap maksud penulis. Adapun perumusan
fungsi diksi, yaitu:
1. Untuk memperoleh keindahan sehingga menambah daya ekspresivitas;
2. Agar tidak menimbulkan interpretassi yang berlainan antarapenulis dengan pembaca;
3. Untuk menghaluskan kata dan kalimat agar terasa indah.

2. Jenis Diksi
Adapun jenis-jenis diksi yaitu:
a) Denotasi

5
Makna denotatif adalah makna yang sesuai dengan apa adanya. Contohnya kata
makan yang bermakna memasukkan sesuatu ke dalam mulut.
b) Konotatif
Makna konotatif adalah makna asosiatif yang berarti bermakna tidak tetap. Contohnya
kamar kecil. Kata ini tidak hanya bermakna kamar yang kecil, namun muncul makna berupa
kamar mandi.
c) Kata umum
Kata umum adalah Kata yang acuannya lebih luas. Contohnnya yaitu kata bunga. Kata
bunga memilikii acuan yang lebih luas. Banyak macam bunga seperti mawar, ros, Melati, dan
lain sebagainya.
d) kata khusus
kata khusus adalah kata yang acuannya lebih khusus. Contohnya mawar, anggrek,
Melati, dan ros merupakan kelompok bunga.
e) Kata konkret
Kata konkret yaitu kata yang mudah diserap atau dipahami. Contoh katanya yaitu meja,
rumah, mobil, air, cantik, hangat, wangi, suara.
f) Kata abstrak
Kata abstrak yaitu sebuah kata yang tidak mudah diserap atau dipahami.kata abstrak
digunakan untuk mengungkapkan gagasan rumit. Kata abstrak mampu membeakan gagasan
yang bersifat teknis dan khusus. Tetapi jika abstrak terlalu dihamburkan dalam karangan,
maka karangan itu menjadi samar dan tidak cermat. Contoh kata abstrak yaitu ide, gagasan,
kesibukan, keinginan, angan-angan, kehendak, dan perdamaian.
g) Kata sinonim
Kata sinonim adalah dua kata atau lebih yang memiliki makna yang sama, tetapi
bentuknya berbeda.sinonim dipergunakan untuk mengalih-alihkan pemakaian kata pada
tempat tertentu sehingga kalimat itu tidak membosankan. Contohnya kata cerdas dan cerdik.
Kedua kata itu bersinonim tetapi tidak sama persis benar. Kemudian contoh kata sinonim lain
yaitu ilmu dan pengetahuan.
h) Jargon
Jargon merupakan kata rahasia pada bidnag tertentu yang biasanya terdapat pada bidang
seni atau kelompok-kelompok tertentu. Contohya jargon perkenalan dalam kelompok
pramuka. Merka menggunakan jargon perkenalan sebagai bentuk pemilihan kata dan kalimat
dalam perkenalan tersebut agar terlihat menarik dan asik.

6
4. Pneggunaan Diksi (pilihan kata)
Agar dapat mengungkapkan gagasan, pendapat, pikiran, atau pengalaman secara baik
dan tepat dalam berbahasa baik itu lisan ataupun tulis, pemakai bahasa harus dapat memenuhi
beberapa persyaratan atau kriteria di dalam pemilihan kata, yaitu:
a) Ketepatan diksi (pemilihan kata)
Ketepatan dalam pemilihan kata berkaitan dengan kemampuan memilih kata. Pilihan
kata yang digunakan harus mampu mewakili gagasan secara tepat dan dapat menimbulkan
gagasan yang sama pada pikiran pembaca atau pendengarnya, sehingga gagasan tersebut
dapat diterima oleh pembaca atau pendengar. Agar pemilihan kata benar-benar tepat,
seseorang pengguna bahasa diharapkan dapat memahami syarat-syarat dalam pemilihan kata.
Adapun syarat-syaratnya yaitu:
1) membedakan secara tepat antara kata bermakna konotasi dan denotasi;
2) membedakan secara cermat terhadap kata yang hampir sama maknanya;
3) membedakan kata-kata yang mirip atau hampir mirip ejaannya;
4) mewaspadai akhiran asing yang kurang tepa;
5) memahami kata yang tergolong kata umum dan kata khusus;
6) memperhatikan perubahan makna yang terjadi pada kata-kata yang sudah dikenal.
Selain itu terdapat pula syarat-syarat kesesuaian diksi yaitu:
1) hindari kemungkinan penggunaan kata yang tidak baku pada situasi formal,
2) gunakan kata-kata ilmiah dalam situasi yang khusus saja, dalam situasi yang umum
hendaknya penulis atau pembicara menggunakan kata-kata populer,
3) dalam penulisan, jangan menggunakan kata percakapan, kecuali saat menulis kutipan
untuk mendukung isi tulisan,
4) hindari penggunaan ungkapan yang sudah usang,
5) hindari kata-kata yang mubazir,
6) hindari penggunaan bahasa atau dialek kedaerahan dalam tulisan pembaca umum, kecuali
istilah dalam bahasa daerah yang telah diserap ke dalam bahasa Indonesia.

b) Kesalahan diksi (pilihan kata)


Kesalahan pada diksi berupa kesalahan kalimat yang diseebabkan oleh kesalahan
pemakaian kata. beberapa kesalahan pengguanaan diksi dalam kalimat, yaitu:
1) Pemakaian kata yang tidak tepat

7
Misalnya penggunaan kata dari atau daripada yang sering digunakan secara tidak
tepat. Contoh penggunaanya dalam kalimat yaitu:
Kalimat yang salah Kalimat yang benar
Hasil daripada penjualan bahan pokok Hasil dari penjualan bahan pokok akan
akan digunakan untuk biaya sekolah. digunakan untuk biaya sekolah.
Penggunaan kata daripada pada kalimat tersebut tidak tepat karena kata daripada hanya
digunakan untuk membandingkan dua objek, sehingga kata yang tepat digunakan yaitu kata
dari yang menyatakan asal.
2) Pemakaian kata berpasangan
Beberapa pasangan kata yang salah dan yang benar yaitu:
Pasangan kata yang salah Pasangan kata yang benar
Antara…dengan...tidak Antara...dan…tidak
...melainkan...baik… …tetap...baik...
Ataupun…bukan… Maupun...bukan...
Tetapi… Melainkan…
Contoh penggunaannya dalam kalimat yaitu:
Kalimat salah Kalimat benar
Baik siswa ataupun guru masih baik siswa maupun guru masih
menunggu kejelasan tanggal masuk menungggu kejelasan tanggal masuk
sekolah. sekolah.
3) Pemakaian dua kata
Kata-kata yang sering digunakan secara serentak, bahkan pada posisi yang sama,
yaitu: ialah adalah merupakan, agar supaya, demi untuk, seperti contoh misalnya, atau daftar
nama-nama. Ccontoh penggunaannya dalam kalimat yaitu:
Kalimat yang salah
Penggunaan bahsa Indonesia yang Penggunaan Bahasa Indonesia yang
baik dan benar adalah merupakan baik adalah kewajiban kita sebagai
kewajiban kita sebagai bangsa bangsa Indonesia.
Indonesia.
4) Kelangsungan pilihan kata
Pilihan kata dapat berlangsung dengan baik jika maksud penulis atau pembaca
tersampaikan secara tepat. Namun pilihan kata dapat terganggu apabila seorang pembicara

8
atau pengarang menggunakan terlalu banyak kata untuk maksud yang dapat diungkapkan
secara singkat. Contoh penggunaanya dalam kalimat yaitu:
Kalimat yang salah Kalimta yang benar
Semua anak-anak yang tidak dipanggil Semua anak yang tidak dipanggil
seharusnya segera dan diharapkan harap masuk kembali ke kelas.
masuk kembali ke kelas.

B. Kalimat Efektif
1. Definisi Kalimat Efektif
Kalimat efektif ialah kalimat yang memiliki kemampuan untuk menimbulkan kembali
gagasan-gagasan pada pikiran pendengar atau pembaca seperti gagasan yang ada pada pikiran
pembicara atau penulis. Kalimat dikatakan efektif apabila berhasil menyampaikan pesan,
gagasan, perasaan, maupun pemberitahuan sesuai dengan maksud si pembicara atau penulis.
Kalimat efektif merupakan kalimat yang terdiri atas kata-kata yang mempunyai unsur SPOK
atau kalimat yang mempunyai ide atau gagasan pembicara atau penulis.

2. Ciri-Ciri Kalimat Efektif


Adapun ciri-ciri kalimat efektif yaitu:
1. Memiliki unsur penting atau pokok, minimal unsur SP.
2. Taat terhadap tata aturan ejaan yang berlaku.
3. Menggunakan diksi yang tepat.
4. Menggunakan kesepadanan antara Bahasa dan jalan pikiran yang logis dan sistematis
5. Menggunakan kesejajaran bentuk bahasa yang dipakai.
6. Melakukan penekanan ide pokok.
7. Mengacu pada kehematan penggunaan kata.
8. Menggunakan variasi struktur kalimat.

3. Pengguaan Kalimat Efektif


Kalimat efektif Digunakan pada tulisan ilmiah seperti makalah, skripsi, tesis, disertasi,
laporan penelitian, dan sebagainya Kalimat efektif berbeda dengan kalimat yang dipakai oleh
para sastrawan atau wartawan.

4. Syarat-syarat kalimat efektif

9
Adapun syarat-syarat kalimat efektif, yaitu:
a) Kelogisan
Dalam hal kelogisan ada hal yang perlu di perhatikan, yaitu kalimat pasif dan aktif
harus jelas, Subjek dan keterangan harus jelas, Pengantar kalimat dan predikat harus jelas,
Induk kalimat dan anak kalimat harus jelas, Subjek tidak ganda dan Predikat tidak didahului
kata yang.
b) Kepararelan
Predikat kalimat majemuk setara rapatan harus pararel. Artinya, jika kata kerja, harus
kata kerja semuanya; jika kata benda harus kata benda semuanya.
Contoh penggunaan kalimatnya, yaitu:
Kalimat yang salah Kalimat yang benar
Harga minyak disesuaikan atau Harga minyak disesuaikan atau
kenaikan itu secara wajar. dinaikan secara wajar.

c) Ketegasan
Dalam ketegasan, unsur-unsur yang ditonjolkan diletakkan di awal kalimat dan
membuat urutan yang logis. Misalnya 1, 2, dan 3; kecil, sedang, dan besar; anak- anak, remaja
dan orang tua. Conoh kalimatnya yaitu Penggemarnya tidak hanya anak-anak, tetapi juga
remaja, orang tua bahkan kakek-kakek.
d) Kehematan
Kehematan adalah penggunaan kata-kata secara hemat, tetapi tidak mengurangi makna
atau mengubah informasi. Dalam menghemat sebuah kata kita harus menghilangkan
pengulangan subjek yang sama pada anak kalimat, menghindarkan pemakaian superordinat
pada hiponimi kata dan menghindarkan kesinoniman kata dalam kalimat.
e) Ketepatan
Dalam hal ketepatan, hal yang perlu diperhatikan yaitu pemakaian kata yang harus
tepat, kata berpasangan yang harus sesuai, dan menghindari peniadaan preposisi.
f) Kecermatan
Cermat ialah kalimat yang dihasilkan tidak menimbulkan tafsir ganda dan harus tepat
diksinya. Prinsip kecermatan berarti cermat dan tepatdalam menggunakan diksi. Agar tercapai
kecermatan dan ketepatan diksi, terdapat beberapa hal yang harus diperhatikan, yaitu:
1) Hindari peluluhan bunyi/c/

10
2) Hindari penanggalan awalan
3) Hindari bunyi/s/,/p/./t/, dan/k/yang tidak luluh
4) Hindari pemakaian kata ambigu

g) Kepaduan
Kepaduan ialah informasi yang disampaikan itu tidak terpecah-pecah. Dalam hal
kepaduan suatu kalimat harus tidak bertele-tele dan sistematis. Kalimat yang padu
menggunakan pola aspek-agen verbal atau aspek-verbal-pasien. Diantara predikat kata kerja
dan objek penderita tidak disisipkan kata daripada/tentang.
h) Kesejajaran
Kesejajaran adalah penggunaan bentuk-bentuk yang sama pada kata-kata yang paralel.
Agar kalimat terlihat rapi dan bermakna sama, kesejajaran dalam kalimat diperlukan. Adapun
contoh penggunaan kesejajaran pada kalimat yang salah dan benar, yaitu:
Kalimat yang salah Kalimat yang benar
Maskapai tidak bertanggung jawab Maskapai tidak bertanggung jawab
terhadap kehilangan dokumen, kerusakan terhadap kehilangan dokumen, kerusakan
barang, busuknya makanan, dan jika barang, kebusukan makanan, dan
hewan ynag diletakkan di dalam bagasi kematian hewan.
tiba-tiba mati.
Pada kalimat tersebut kata busuknya dan mati tidak pararel dengan kata kehilangna dan
kerusakan, maka dua kata tersebut disejajarkan menjadi kebusukkan dan kematian
i) Keharmonisan
Keharmonisan kalimat artinya setiap kalimat yang kita buat harus harmonis antara
pola berpikir dan struktur bahasa. Dalam keharmonisan, terdapat beberapa hal yang perlu
diperhatikan, yaitu:
1) Subjek (s), yaitu bagian kalimat yang menunjukkan pelaku, tokoh, sosok, benda, sesuatu
hal,
2) Predikat Predikat (P) yaitu bagian kalimat yang memberitahu melakukan apa atau dalam
keadaan bagaimana subjek. Predikat dapat juga berupa sifat, situasi, status, cirri, atau
jatidiri subjek.
3) Objek dan Pelengkap Obje , yaitu bagian kalimat yang melengkapi predikat.
4) Keterangan (Ket), yaitu bagian kaliamat yang menerangkan berbagai hal mengenai bagian
yang lainnya.

11
5. Faktor penyebab ketidakefektifan kalimat
Ketidakefektifan kalimat dapat disebabkan oleh beberapa faktor. Faktor-faktor
tersebut, antara lain meliputi:
a) Kontaminasi atau Kerancuan
Kontaminasi adalah suatu gejala yang dalam bahasa Indonesia diistilahkan dengan
kerancuan. Yang dirancukan disini ialah susunan, perserangkaian, dan penggabungan. kalimat
yang rancu berarti kalimat yang kacau atau kalimat yang susunannya tidak teratur sehingga
informasinya sulit dipahami. Jika dilihat dari segi penataan gagasan, kerancuan sebuah
kalimat dapat terjadi karena dua gagasan digabungkan ke dalam satu ungkapan. Jika dilihat
dari segi strukturnya, kerancuan timbul karena penggabungan dua struktur kalimat ke dalam
satu struktur.
b) Pleonasme
Pleonasme berarti pemakaian kata-kata yang berlebihan. gejala pleonasme timbul
karena beberapa kemungkinan, yaitu:
1) pembicara tidak sadar (tidak sengaja) bahwa apa yang diucapkan itu mengandung sifat
berlebihan,
2) dibuat bukan karena tidak sengaja, melainkan karena tidak tahu bahwa kata-kata yang
digunakannya mengungkapkan pengertian yang berlebih-lebihan.
3) dibuat dengan sengaja sebagai salah satu bentuk gaya bahasa untuk memberikan tekanan
pada arti (intensitas).
c) Ambiguitas
Ambiguitas adalah Kalimat yang memenuhi ketentuan tata bahasa, tetapi masih
menimbulkan tafsiran ganda tidak termasuk kalimat yang efektif. Contoh penggunaannya
pada kalimat, yaitu:
Kalimat yang salah Kalimat yng benar
Rumah sang jutawan yang aneh Rumah aneh milik sang jutawan
itu akan segera dijual. itu akan segera dijual.
d) Ketidakjelasan Unsur Inti Kalimat
Suatu kalimat yang baik memang harus mengandung unsur-unsur yang lengkap.
Dalam hal ini, kelengkapan unsur kalimat itu sekurang-kurangnya harus memenuhi dua hal,
yaitu subjek dan predikat. Jika predikat kalimat itu berupa kata kerja transitif, unsur kalimat

12
yang disebut objek juga harus hadir. Unsur lain, yakni keterangan, kehadirannya bersifat
sekunder atau tidak terlalu dipentingkan.
e) Kemubaziran Preposisi dan Kata
Ketidakefektifan kalimat sering disebabkan oleh pemakaian kata depan (preposisi)
yang tidak terlalu perlu. Keefektifan dalam penggunaan bahasa, selain dapat dicapai melalui
pemilihan kata yang tepat, dapat dilakukan dengan menghindari pemakaian kata yang
mubazir. Kata mubazir yang dimaksud di sini ialah kata yang kehadirannya.
f) Kesalahan Nalar
Nalar menentukan apakah kalimat yang kita tuturkan adalah kalimat yang logis atau
tidak. Nalar ialah aktivitas yang memungkinkan seseorang berpikir logis. Dalam bertutur atau
menulis gunakanlah nalar sebaik-baiknya sehingga dapat menghasilkan kalimat yang logis
dan tepat makna, serta efektif. Kalimat yang seperti itulah yang mudah dipahami dan
dimengerti oleh pembaca atau pendengar.
g) Ketidaktepatan Bentuk Kata
Banyak kita jumpai bentuk kata yang menyimpang dari aturan yang ada. Misalnya
pengrusakan, pengluasan, perlawatan, dan perletakan. Bentuk seperti itu timbul karena
pengaruh bahasa Jawa. Sehingga dalam menulis atau bertutur perhatikanlah bentuk kata yang
digunakan.
h) Ketidaktepatan Makna Kata
Apabila sebuah kata tidak dipahami maknanya, hal ini akan menimbulkan keganjilan,
kekaburan, dan penafsiran yang salah. hubungan kata dengan maknanya juga sering
menimbulkan ketidakefektifan kalimat.
i) Pengaruh Bahasa Daerah
Kata-kata bahasa daerah yang sudah diserap ke dalam bahasa Indonesia tampaknya
tidak menjadi masalah jika digunakan dalam pemakaian bahasa sehari-hari. Akan tetapi,
bahasa daerah yang belum berterima dalam bahasa Indonesia inilah yang perlu dihindari
penggunaannya agar tidak menimbulkan kemacetan dalam berkomunikasi sehingga informasi
yang ingin disampaikan menjadi tidak efektif.
j) Pengaruh Bahasa Asing
Sekarang ini pengaruh bahasa Inggris dalam bahasa sehari-hari sangat besar. Beberapa
kata yang berasal dari bahasa Inggris sering dipakai selain kata-kata bahasa Indonesia yang
searti dengan kata-kata itu.

13
6. Implementasi Kalimat Efektif Terhadap Penggunaan Bahasa Gaul
Dewasa ini pemakaian bahasa gaul dalam keseharian mulai dipergunakan. Interferensi
bahasa gaul kadang muncul dalam penggunaan bahasa Indonesia dalam situasi resmi yang
mengakibatkan penggunaan bahasa tidak baik dan tidak benar. Saat ini secara umum
mahasiswa masih menggunakan bahasa prokem dalam pembelajaran atau pada saat
memanfaatkan media social, sehingga harus terbiasa merubah menjadi penggunaan kalimat
efektif. Misalnya, mahasiswa dapat menggunkan kalimat efektif yang baik maka secara tidak
langsung tutur kata yang telah disampaikan juga selalu efektif.
Salah satu penggunaan bahasa gaul yang menyebabkan ketidakefektifan kalimat dalam
lisan maupun tulisan yaitu colloqial. Colloqial merupakan bahasa yang tidak formal. Bahasa
gaul ini biasa di gunakan sebagai bahasa keseharian. Ciri khas dari bahasa ini antara lain
adalah dikuranginya pemakaian fitur-fitur linguistik seperti huruf dan pemenggalan suku kata
yang terdapat dalam kalimat. Pengurangan pemakaian bahasa linguistik bertujuan supaya
komunikasi bahasa dapat lebih ringkas dan praktis, bersifat akrab dan tidak resmi.
Penggunaan bahasa ini biasanya untuk penulisan di media sosial. Salah satu contoh
penggunaan bahasa colloquial, yaitu dalam pesan WhatsApp. Misalnya antara guru dan
siswa.
Siswa: “Bu Saya mau ngumpulin tugas, nanti ditaruh di meja ibu gitu bu?”
Guru: “Ya, silakan”.
Pada dialog WhatsApp di atas terdapat perubahan kata “ngumpulin” yang seharusnya
“mengumpulkan” dan kata "begitu" menjadi "gitu". Dalam kata tersebut terdapat
penghilangan suku kata pertama. Kalimat efektif pada WA tersebut menunjukkan bahwa
implementasi siswa itu belum bisa menjalankan perannya terhadap kemampuan penggunaan
kalimat efektif.

14
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Menurut KBBI (Depdikbud 1990: 205), diksi adalah pemilihan kata yang bermakna
tepat untuk mengungkapkan gagasan. Diksi merupakan kemampuan memilih kata untuk
disusun menjadi kalimat untuk disampaikan secara tertulis sesuai dengan EBI yang mewakili
gagasan atau pikiran yang akan disampaikan. Fungsi utama diksi yaitu agar tidak
menimbulkan interpretassi yang berlainan antara penulis dengan pembaca. Diksi sendiri
memiliki beberapa jenis yaitu denotasi, konotatif, kata umum, kata khusus, kata kongkrit, kata
abstrak, sinonim, dan jargon. Agar dapat mengungkapkan gagasan, pendapat, pikiran, atau
pengalaman secara baik dan tepat dalam berbahasa, pemakai bahasa harus dapat mengetahui
serta memahami ketepatan diksi dan kesalahannya.
Kalimat efektif ialah kalimat yang memiliki kemampuan untuk menimbulkan kembali
gagasan-gagasan pada pikiran pendengar atau pembaca seperti gagasan yang ada pada pikiran
pembicara atau penulis. Kalimat dikatakan efektif apabila berhasil menyampaikan pesan,
gagasan, perasaan, maupun pemberitahuan sesuai dengan maksud si pembicara atau penulis.
Salah satu ciri-ciri dari kalimat efektif yaitu memiliki unsur minimal SP, dan menggunakan
diksi yang tepat.
Kalimat efektif digunakan pada tulisan ilmiah seperti makalah, skripsi, tesis, disertasi,
laporan penelitian, dan sebagainya Kalimat efektif berbeda dengan kalimat yang dipakai oleh
para sastrawan atau wartawan. Suatu kalimat dikatakan efektif apabila telah memenuhi syarat-
syarat berupa kelogisan, kepararelan, ketegasan, kehematan, kecermatan, ketepatan,
kepaduan, kesejajaran, dan keharmonisan. Ketidakefektifan kalimat dapat disebabkan oleh
beberapa faktor. Salah satunya yaitu kontaminasi atau kerancuan.
Pada masa sekarang bahasa gaul telah banyak digunakan terlebih dikalangan remaja
dan dewasa, penggunaan bahasa gaul ini mengakibatkan ketidakefektifan penggunaaan
bahasa, maka dari itu ayo kita mulai menggunakan bahasa yang efektif agar mulai terbiasa
dan mengembalikan penggunaan bahasa yang baik dan benar.

B. Saran
Pada masa sekarang atau yang kita kenal dengan sebutan zaman milenial ada banyak
bahasa yang timbul seperti bahasa gaul, dengan ada nya bahasa gaul ini banyak yang tidak

15
sesuai dengan kaidah bahas terutama tidak sesuai kalimat efektif,maka dari itu ayo kita
kembali kebahasa indonesia yang baik dan benar sesuai kaidah kebahasaaan.
Dalam penulisan makalah ini tim penulis menyarankan agar makalah ini dapat menjadi salah
satu sumber pembelajaran bahasa indonesiah dan tim penulis menyarankan agar pembaca
tidak terpaku dalam mencari sumber acuan dalam pembelajaran bahasa Indonesia.

16
DAFTAR PUSTAKA

Arifin, Z., Wibowo, W., & Sosrohadi, S. (2010). Bahasa Akademik: Mata Kuliah Pengembangan
Kepribadian. Jakarta: Pustaka Mandiri.

Budiana, N., & Setiyoko, D. T. (2020). Implementasi Kalimat Efektif Terhadap Penggunaan Bahasa
Gaul. Jurnal KIBASP, 4, 61-70.

Heryani, H. (2019). Kemampuan Mahasiswa Menggunakan Kalimat Efektif Dalam Menuliskan Karya
Ilmiah. Jurnal Homepage, 8, 81-96.

Nurdjan, S., Mirnawati, & Firman. (2016). Bahasa Indonesia Untuk Perguruan Tinggi. Palopo: Aksara
Timur.

Suyanto, E. (2015). Membina, Memelihara, dan Menggunakan Bahasa Indonesia Secara Benar.
Bandar Lampung: Graha Ilmu.

Yuniar. (2021). Analisis Majas dan Diksi pada Puisi "Chairil Anwar. Jurnal Sastra, 10, 50-65.

17

Anda mungkin juga menyukai