BAB I Adit
BAB I Adit
PROPOSAL
OLEH:
ADITHIA ARYA AKBAR
168110222
FAKULTAS PSIKOLOGI
UNIVERSITAS ISLAM RIAU
PEKANBARU
2021
BAB I
PENDAHULUAN
Era modern saat ini membawa pengaruh maupun dampak yang cukup
Indonesia. Culture ini adalah budaya Korea Selatan dimana sering disebut
orang laki-laki maupun perempuan dan bahkan dibwakan oleh band maupun
solo artis. Dimana boy group dan girl group saat ini yang sangat melejit
seperti Bangtan Boys, RV, BP, WayV dan masih banyak lagi (Nugraini,
2016).
Oleh karena itu, industri K-Pop ini juga melahirkan penggemar K-Pop
atau yang disebut K-Pop’ers. Dimana fans K-Pop Indonesia ini mempunyai
(Tartila, 2014)
Ada pula perilaku fans K-Pop yang berbeda dengan aktivitas yang
dilakukan fans K-Pop lainnya. Misalnya fans K-Pop saat menyaksikan sebuah
konser dapat terlihat bagaimana mereka yang memiliki dedikasi tinggi seperti
mereka ingin bertindak sesuai keinginannya agar cepat-cepat bertemu
idolanya. Penggemar K-Pop ini berperilaku diluar nalar dengan datang pagi
buta agar bisa memperoleh ticket concert. Buruknya adalah mereka egois,
tidak mau diatur dan mereka ingin agar bisa melihat idolanya dari
melakukan aksi anarkis di sosial media mereka melalui komentar jahat yang
kini sudah menjadi hal biasa. Kasus agresi verbal dan perang antar fans di
sosial media ini bukanlah menjadi permasalahan yang baru lagi, melainkan
sebelum banyak media platform jejaring sosial saat ini beredar, dimasa lalu
verbal dengan berkomentar jahat di akun sosial media mereka. Fans K-Pop
suka bersaing argumen antar fans lain dan mereka menunjukkan suatu
kebencian dan tidak setuju akan suatu hal, menyebarkan sebuah fitnahan,
memaki serta bertingkahlaku anarkis sehingga hal ini dapat menjadi sebuah
masalah dan mengakibatkan para korban menjadi mental down, stres, depresi,
kehilangan rasa percaya diri, cemas dan selalu merasa tidak aman. Dengan
adanya ini, maka menjadikan fans K-Pop yang melakukan aksi tersebut
ataupun aksi agresi verbal lainnya. Oleh karena itu, aksi tersebut menunjukkan
citra buruk fans K-Pop dan sarat akan memicu sebuah perilaku agresi verbal.
Perilaku agresi verbal menurut pendapat Vissing dan Straus (1991)
secara psikologis. Straus dan Sweet (1992) menambahkan bahwa agresi verbal
orang lain menjadi sakit secara psikis. Agresi verbal ini merupakan sebuah
menurut (Buss & Perry, 1992). Oleh karena itu, dapat diklasifikasian haters
atau non fans yang memiliki perilaku agresi verbal tersebut dicirikan dengan:
oleh fanatisme. Oleh karena itu bisa saja membuat menjadi sebuah bentrokan
dan menimbulkan individu tidak bisa berpikir rasional dan bertindak sesuatu
fanatismenya tinggi cenderung berpikiran bahwa apa yang dirasakan oleh sang
artis, maka akan dirasakan pula oleh seseorang fans tersebut menurut (Forsyth,
2010). Dengan terdapat proses indikasi tersebut, maka seorang fans K-Pop
yang fanatik hendak meluap serta akan balas dendam ketika sang idolanya
dihina dan diperlakukan buruk sehingga aksi ini membuat atau memicu
Hal tersebut selaras dengan sebuah pengkajian yang dibuat oleh Jenni
Eliani, Dkk, (2018) yang berjudul “Fanatisme dan Perilaku Agresif Verbal di
Media Sosial pada Penggemar Idola KPop” Subyek dalam penelitian tersebut
beserta perilaku agresif verbal di media sosial pada fans K-pop, artinya
semakin tinggi rasa fanatisme fans idol K-pop bahwa semakin tinggi
tingkahlaku agresif verbal di media sosial fans idol K-Pop, kebalikannya jika
bahkan rendah fanatisme fans idol K-Pop bahwa semakin rendah perilaku
Penetitian ini juga mempunyai manfaat secara teoritis maupun secara praktis.
Sedangkan, manfaat secara praktis yaitu memberi informasi pada fans K-Pop
tentang fanatisme dan kecenderungan agresi verbal di sosial media. Bagi fans
K-Pop diharapkan untuk menghindari aksi-aksi fanwar di sosial media.
kajian ilmiah ini ialah peneliti tertarik untuk mengungkap lebih jauh tentang
kpopers indonesia ?
indonesia ?
media?
1. Secara teoritis
2. Secara Praktis
fanatisme terhadap perilaku agresi verbal serta dapat berguna untuk pihak
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Fanatisme
1. Pengertian Fanatisme.
objeknya dihina.
(2009) fanatik yaitu satu sikap yang penuh semangat yang berlebihan
terhadap satu segi pandangan atau satu sebab. Menurut EYD, kata
mengamuk, fanatik, geram). Kata sifat didasarkan pada kata benda Fanum
terlalu kuat dan kurang menggunakan akal budi sehingga tidak menerima
faham yang lain dan bertujuan untuk mengejar sesuatu. Adanya fanatisme
yang terikat atas pilihan dirinya, atau jelasnya ketika seseorang melindungi
tidak rasional atau pengabdian kepada suatu teori, keyakinan atau garis
kurang menggunakan akal budi sehingga tidak menerima faham yang lain
kelompok, tren, karya seni atau ide yang menujukkan perilaku ekstrim
sesuatu yang positif atau yang negatif, pandangan mana tidak memiliki
Sukmawati, 2017:2).
biasanya menjadi hal yang positif dan bisa juga menjadi sesuatu hal yang
negatif.
2. Aspek-aspek Fanatisme
dilakukan.
fanatic.
3. Faktor yang menyebabkan fanatisme
muncul,
a. Kebodohan
sebagai sifat atau nafsu untuk menyerang orang lain. Perilaku agresif
Ratri, 2018)
maka setiap saat sifat itu bisa muncul lebih lebih dalam situasi hidup
orang lain atau melukai makhluk hidup lain yang terdorong untuk
kita akan menerima batasan ini karena kita hanya akan dapat
maksudnya.
3.3 Hipotesis
METODE PENELITIAN
Variabel ialah berbagai hal yang ditentukan peneliti untuk di teliti dan
3.2.1 Fanatisme
objeknya dihina.
lain.
3.3 Subjek Penelitian
mewakili (representatif).
untuk tolak ukur dalam menentukan panjang serta pendeknya interval dalam
alat ukur itu, jadi ketika alat ukur dipakai untuk pengukuran akan
menghasilkan atau menunjukkan data kuantitatif. Instrumen yang dipakai
peneliti ialah Skala likert dimana terdapat pernyataan yang harus dijawab
oleh subjek penelitian dengan menunjuk salah satu pilihan, yaitu : Sangat
Setuju (SS), Setuju (S), Tidak Setuju (TS), Sangat Tidak Setuju (STS). Skala
ini terdiri dari dua bentuk pernyataan yaitu, favourable dan unfavourable.
3.4.1 skala fanatisme
kegiatan secara
keseluruhan
Berlebihan 12,13 14
menekuni satu
jenis kegiatan
tertentu
Jumlah 26
3.4.2 skala agresi verbal
perilaku agresi verbal memakai teori dari Buss dan Perry. Skala
verbal pasif tak langsung, agresi verbal aktif langsung, dan agresi
Aitem
Favorable Unforable
langsung
Mengumpat / 8,6 5,7
Memaki
langsung Menggosip 16 14
Mengadu domba 17 18
bungkam terhadap
orang lain
22
3.5 Validitas dan reliabilitas alat ukur
3.5.1 Reliabilitas
3.5.2 Validitas
Windows.
Windows.
2016).
Daftar pustaka
Ancok, D., & Suroso, F. N. (2011). Psikologi Islam: Solusi Islam Atas Problem-
Problem Psikologi. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Agnensia, N. P. (2019). Fan War Fans K-Pop dan Keterlibatan Penggemar dalam
Media Sosial Instagram (Doctoral dissertation, UNIVERSITAS AIRLANGGA).
Ameliany, C., Mirza, R., & Marpaung, W. (2019). Perilaku Agresi ditinjau dari
Fanatisme pada Satuan Mahasiswa dan Mahasiswa Ikatan Pemuda Karya.
ANALITIKA, 11(1), 31-37.
Eliani, J., Yuniardi, M. S., & Masturah, A. N. (2018). Fanatisme dan perilaku
agresif verbal di media sosial pada penggemar idola K-Pop. Psikohumaniora:
Jurnal Penelitian Psikologi, 3(1), 59-72.