Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH

DISMENERU

Disusun oleh kelompok 4 :

Maya A. Manca ( 20010014)

Ni Komang Sinta Purnamasari (20010020)

Mata Kuliah :

Keperawatan Matenitas

Dosen pengampu :

Tasnim Mahmud. S.Kep.Ns.M.M

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN

HUSADA MANDIRI POSO PRODI

S1 KEPERAWATAN

T. A 2020/2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur kita ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah melimpahkan
rahmat dan karunia-Nya sehingga kami bisa menyelesaikan makalah ini dengan tepat pada
waktunya. Banyak rintangan dan hambatan yang saya hadapi dalam penyusunan makalah ini.
Namun berkat bantuan dan dukungan dari teman-teman sehingga kami bisa menyelesaikan
makalah ini.

Dengan adanya makalah ini di harapkan dapat membantu dalam proses pembelajaran
dan dapat menambah pengetahuan para pembaca. Penulis juga tidak lupa mengucapkan
banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah memberikan bantuan, dorongan dan doa.

Tidak lupa pula kami mengharap kritik dan saran untuk memperbaiki makalah kami
ini, di karenakan banyak kekurangan dalam mengerjakan makalah ini.

Poso, MEI 2022

Kelompok 5
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL...........................................................................................................

KATA PENGANTAR.........................................................................................................

DAFTAR ISI.......................................................................................................................

BAB I PENDAHULUAN...................................................................................................

A. LATAR BELAKANG.............................................................................................
B. RUMUSAN MASALAH........................................................................................
C. TUJUAN MASALAH.............................................................................................

BAB II TINJAUAN TEORI...............................................................................................

A. Definisi menstruasi..................................................................................................
B. Siklus menstruasi.....................................................................................................
C. Gangguan menstruasi..............................................................................................
D. dismeneru.................................................................................................................
E. etiologi dismeneru...................................................................................................
F. patofisiologi dismeneru...........................................................................................
G. menifestasi klinik.....................................................................................................
H. patofisologi ............................................................................................................

BAB III ASUHAN KEPERAWATAN...............................................................................

A. Pengkajian...............................................................................................................
B. Analisa data.............................................................................................................
C. Diagnosa keperawatan.............................................................................................
D. Intervensi keperawatan............................................................................................

BAB IV PENUTUP.............................................................................................................

A. Kesimpulan..............................................................................................................
B. Saran........................................................................................................................

DAFTAR PUSTAKA..........................................................................................................
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Menstruasi atau haid mengacu kepada pengeluaran secara periodik darah dan
sel-sel tubuh dari vagina yang berasal dari dinding rahim wanita. Menstruasi dimulai
saat pubertas dan menandai kemampuan seorang wanita untuk mengandung anak,
walaupun mungkin faktor-faktor kesehatan lain dapat membatasi kapasitas ini.
Menstruasi biasanya dimulai antara umur 10 dan 16 tahun, tergantung pada berbagai
faktor, termasuk kesehatan wanita, status nutrisi, dan berat tubuh relatif terhadap
tinggi tubuh.
Menstruasi berlangsung kira-kira sekali sebulan sampai wanita mencapai usia
45 — 50 tahun, sekali lagi tergantung pada kesehatan dan pengaruh-pengaruh lainnya.
Akhir dari kemampuan wanita untuk bermenstruasi disebut menopause dan menandai
akhir dari masa-masa kehamilan seorang wanita. anjang rata-rata daur menstruasi
adalah 2& hari, namun berkisar antara 21 hingga 40 hari. anjang daur dapat bervariasi
pada satu wanita selama saat-saat yang berbeda dalam hidupnya, dan bahkan dari
bulan ke bulan tergantung pada berbagai hal, termasuk kesehatan fisik, emosi, dan
nutrisi wanita tersebut.
Menstruasi merupakan bagian dari proses reguler yang mempersiapkan tubuh
wanita setiap bulannya untuk kehamilan. Daur ini melibatkan beberapa tahap yang
dikendalikan oleh interaksi hormon yang dikeluarkan oleh hipotalamus, kelenjar
dibawah otak depan, dan indung telur. ada permulaan daur, lapisan sel rahim mulai
berkembang dan menebal. Lapisan ini berperan sebagai penyokong bagi janin yang
sedang tumbuh bila wanita tersebut hamil. Hormon memberi sinyal pada telur di
dalam indung telur untuk mulai berkembang. *ak lama kemudian, sebuah telur
dilepaskan dari indung telur wanita dan mulai bergerak menuju tuba +alopii terus ke
rahim.
Bila telur tidak dibuahi oleh sperma pada saat berhubungan intim (atau saat
inseminasi buatan), lapisan rahim akan berpisah dari dinding uterus dan mulai luruh
serta akan dikeluarkan melalui vagina. #eriode pengeluaran darah, dikenal sebagai
periode menstruasi (atau mens, atau haid), berlangsung selama tiga hingga tujuh hari.
Bila seorang wanita menjadi hamil, menstruasi bulanannya akan berhenti.
Oleh karena itu, menghilangnya menstruasi bulanan merupakan tanda (walaupun
tidak selalu) bahwa seorang wanita sedang hamil. Kehamilan dapat di konfirmasi
dengan pemeriksaan darah sederhana.
B. Rumusan masalah
1. Apakah definisi menstruasi ?
2. Bagaimana siklus menstruasi ?
3. Apakah definisi dari gangguan dalam menstruasi ?
4. Apakah definisi dari macam – macam gangguan dalam menstruasi ?
5. Bagaimana patofisiologi dari macam – macam gangguan dalam
menstruasi?
6. Bagaimana manifestasi klinis gangguan dalam mentruasi ?
7. Bagaimana penatalaksanaan medis dari macam – macam gangguan dalam
mentruasi ?
8. Bagaimana We of Caution dari macam – macam gangguan dalam
menstruasi ?
9. Bagaimana Asuhan Keperawatan klien dengan gangguan dalam
menstruasi?
BAB II

PEMBAHASAN

A. Definisi menstruasi
Menstruasi adalah perdarahan vagina secara berkala akibat terlepasnya lapisan
endometrium uterus. +ungsi menstruasi normal merupakan hasil interaksi antara
hipotalamus, hipofisis, dan ovarium dengan perubahan terkait pada jaringan sasaran
pada saluran reproduksi normal, ovarium memainkan peranan penting dalam proses
ini, karena tampaknya bertanggung jawab dalam pengaturan perubahan — perubahan
siklik maupun lama siklus menstruasi (Greenspan et al, 199&).
Menstruasi adalah keluarnya darah melalui vagina, yang berasal dari rahim,
berlangsung secara teratur, sebagai aspek dari kerja hormon-hormon retorik (3anto
Kadarusman,2000).
Menstruasi adalah pelepasan dinding rahim (endometrium) yang disertai
dengan pendarahan dan terjadi setiap bulannya kecuali pada saat kehamilan.
Menstruasi yang terjadi terus menerus setiap bulannya disebut sebagai siklus
menstruasi. menstruasi biasanya terjadi pada usia 11 tahun dan berlangsung hingga
anda menopause (biasanya terjadi sekitar usia 45 — 55 tahun). Normalnya,
menstruasi berlangsung selama 5 — 7 hari.
B. Siklus menstruasi
siklus menstruasi bervariasi pada tiap wanita dan hampir 908 wanita
memiliki siklus 25 — 55 hari dan hanya 10-158 yang memiliki panjang siklus 2&
hari, namun beberapa wanita memiliki siklus yang tidak teratur dan hal ini bisa
menjadi indikasi adanya masalah kesuburan. #anjang siklus menstruasi dihitung dari
hari pertama periode menstruasi hari dimana pendarahan dimulai disebut sebagai hari
pertama yang kemudian dihitung sampai dengan hari terakhir — yaitu 1 hari sebelum
perdarahan menstruasi bulan berikutnya dimulai Hormone estrogen bekerjasama
dengan hormone FSH membantu sel telur yang dominan tersebut tumbuh dan
kemudian memberi signal kepada rahim agar mempersiapkan diri untuk menerima sel
telur tersebut. Hormone estrogen tersebut juga menghasilkan lendir yang lebih banyak
di vagina untuk membantu kelangsungan hidup sperma setelah berhubungan intim.
Ketika sel telur telah matang, sebuah hormon dilepaskan dari dalam otak yang
disebut dengan Luteinizing Hormone (LH). Hormone ini dilepas dalam jumlah
banyak dan memicu terjadinya pelepasan sel telur yang telah matang dari dalam
ovarium menuju tuba falopi. Jika pada saat ini, sperma yang sehat masuk kedalam
tuba falopi tersebut, maka sel telur tersebut memiliki kesempatan yang besar untuk
dibuahi.
Sel telur yang telah dibuahi memerlukan beberapa hari untuk berjalan menuju
tuba falopi, mencapai rahim dan pada akhirnya “menanamkan diri” didalam rahim.
Kemudian, sel telur tersebut akan membelah diri dan memproduksi hormon Human
Chorionic Gonadotrophin (HCG). Hormone tersebut membantu pertumbuhan embrio
didalam rahim. Jika sel telur yang telah dilepaskan tersebut tidak dibuahi, maka
endometrium akan meluruh dan terjadilah proses menstruasi.
C. Gangguan menstruasi
Definisi Gangguan menstruasi adalah kelainan-kelainan pada keadaan
menstruasi yang dapat berupa kelainan atau kelainan dari jumlah darah yang
dikeluarkan dan lamanya perdarahan.
D. Dismirea
Disminorea adalah nyeri haid menjelang atau selama haid, sampai membuat
wanita tersebut tidak dapat bekerja dan harus tidur. Nyeri sering bersamaan dengan
rasa mual, sakit kepala, perasaan mau pingsan, lekas marah. Dikenal adanya
disminore primer dan sekunder. Nyeri haid atau disminorea ada dua macam :
1. Nyeri haid primer
imbul sejak haid pertama dan akan pulih sendiri dengan berjalannya
waktu, tepatnya setelah stabilnya hormon tubuh atau perubahan posisi rahim
setelah menikah dan melahirkan. Nyeri haid itu normal, namun dapat berlebihan
jika dipengaruhi oleh faktor psikis dan fisik, dan seperti stres, shock,
penyempitan pembuluh darah, penyakit yang menahun, kurang darah, dan
kondisi tubuh yang menurun. Gejala tersebut tidak membahayakan kesehatan.
2. Nyeri haid sekunder
Biasanya baru muncul kemudian, yaitu jika ada penyakit atau kelainan
yang menetap seperti infeksi rahim, kista atau polip, tumor sekitar kandungan,
kelainan kedudukan rahim yang mengganggu organ dan jaringan di sekitarnya.
E. Etiologi Disminorea
Penyebab pasti disminore primer belum diketahui. Diduga faktor psikis sangat
berperan terhadap timbulnya nyeri. Disminore primer umumnya dijumpai pada wanita
dengan siklus haid berovulasi. Penyebab tersering disminore sekunder adalah
endometriosis dan infeksi kronik genitalia interna
F. Patofisiologi Disminore
1. Disminorea primer
Bila tidak terjadi kehamilan, maka korpus luteum akan mengalami regresi
dan hal ini akan mengakibatkan penurunan kadar progesteron. Penurunan ini akan
mengakibatkan labilisasi membran lisosom, sehingga mudah pecah dan
melepaskan enzim fosfolipase A2. Fosfolipase A2 ini akan menghidrolisis
senyawa fosfolipid yang ada di membran sel endometrium menghasilkan asam
arakhidonat. Adanya asam arakhidonat bersama dengan kerusakan endometrium
akan merangsang kaskade asam arakhidonat yang akan menghasilkan
prostaglandin, antara lain PGC2 dan PGF2 alfa. Danita dengan disminorea primer
didapatkan adanya peningkatan kadar PGC dan PGF2 alfa di dalam darahnya,
yang akan merangsang miometrium dengan akibat terjadinya peningkatan
kontraksi dan distrimi uterus. Akibatnya akan terjadi penurunan aliran darah ke
uterus dan ini akan mengakibatkan iskemia. Prostaglandin sendiri dan
endoperoksid juga menyebabkan sensitisasi dan selanjutnya menurunkan ambang
rasa sakit pada ujung-ujung syaraf aferen nervus pelvicus terhadap rangsang fisik
dan kimia.
2. disminorea sekunder
Adanya kelainan pelvis, misalnya : endometriosis, mioma uteri, stenosis
serviks, malposisi uterus atau adanya IUD dapat menyebabkan kram pada uterus
sehingga timbul rasa nyeri
G. Manifestasi klinis
1. Disminorea primer
 Usia lebih muda
 Timbul setelah terjadinya siklus haid yang teratur
 Sering pada nulipara
 Nyeri sering terasa sebagai kejang uterus dan spastik
 Nyeri timbul mendahului haid
 Nyeri meningkat pada hari pertama dan kedua saat haid
 Tidak dijumpai keadaan patologi pelvik
 Hanya terjadi pada siklus haid yang ovulatorik
 Sering memberikan respons terhadap pengobatan medikamentosa
 Pemeriksaan pelvik normal
 Sering disertai nausea, muntah, diare, kelelahan, dan nyeri kepala
2. disminorea sekunder
 Usia lebih tua
 Cenderung timbul setelah 2 tahun siklus haid teratur
 Tidak berhubungan dengan paritas
 Nyeri sering terasa terus-menerus dan tumpul
 Neri dimulai saat haid dan meningkat bersamaan dengan keluarnya
darah
 Berhubungan dengan kelainan pelvik
 Tidak berhubungan dengan adanya ovulasi
 Seringkali memerlikan tindakan operatif
 Terdapat kelainan pelvik
H. Terapi
a) Penerangan dan nasihat
Perlu dijelaskan kepada penderita bahwa disminore adalah gangguan
yang tidak berbahaya untuk kesehatan. Hendaknya diadakan penjelasan dan
diskusi mengenai cara hidup, pekerjaan, kegiatan, lingkungan penderita.
Nasihat-nasihat mengenai makanan sehat, istirahat yang cukup, dan olahraga
mungkin berguna. Kadang-kadang diperlukan psikoterapi.
b) Pemberian obat analgesik
Dewasa ini telah banyak beredar obat-obat analgesik yang dapat
diberikan sebagai terapi simptomatik. Jika rasa nyerinya berat, diperlukan
istirahat di tempat tidur dan kompres panas pada perut bawah untuk mengurangi
penderitaan.
Obat analgesik yang sering diberikan adalah preparat kombinasi aspirin,
fenasetin, dan kafein. Obat-obat paten beredar di pasaran ialah antara novalgin,
ponstan, acet- aminophen dan sebagainya.
c) Terapi hormonal
ujuan terapi hormonal ialah menekan ovulasi. *indakan ini bersifat
sementara dengan maksud untuk membuktikan bahwa gangguan benar-benar
disminore primer, atau untuk memungkinkan penderita melaksanakan pekerjaan
penting pada waktu haid tanpa gangguan. ujuan ini dapat dicapai dengan
pemberian salah satu jenis pil kombinasi kontrasepsi
d) Terapi dengan obat nonstreoid antiprostaglandin
Memegang peranan yang makin penting terhadap disminore primer.
Termasuk disini indometasin, ibuprofen, dan naproksen dalam kurang lebih
708 penderita dapat disembuhkan atau mengalami banyak perbaikan.
Hendaknya pengobatan diberikan sebelum haid mulai 1 sampai 5 hari sebelum
haid dan pada hari pertama haid.
BAB III
ASUHAN KEPERAWATAN DISMENERU
CONTOH KASUS
Nn.N berumur 19 th, belum kawin, datang ke dokter dengan keluhan kolik abdomen
pada hari pertama, kedua dan ketiga menstruasi, mudah merasa lelah, tekanan darah 90/60
mmHg, merasa gelisah, pada saat melakukan aktivitas nyeri abdomen bertambah, terlihat
pucat dan lemas.
A. PENGKAJIAN
 KELUAHAN UTAMA
NYERI ABDOMEN
 RIWAYAT PENGKAJIAN SEKARANG
Pasien mengeluh nyeri abdomen pada saat menstruasi hari pertama sampai
ketiga, pasien mengeluh lemas dan tidak bisa melakukan aktivitas sehari — hari.
 RIWAYAT MENSTRUASI
 Menarche usia: 12 th
 Siklus: 2& hari
 Banyaknya: normal
 Lamanya: 7 hari
 HPHT : 2 hari yg lalu
 Keluhan: disminore
 PEMERIKSAAN FISIK
 TTV
 Tekanan darah : 90/60 mmHg
 Badan terasa lemas dan tidak bisa melakukan aktivitas sehari hari
B. Analisa Data
No Data Etiologi Masalah Keperawatan
1  Ds : Menstruasi Nyeri akut
 Penyebab Regresi korpus luteum
timbulnya ↓
 Nyeri dirasakan Progesteron
pada saat ↓
melakukan Miometrium
aktivitas terangsang
 Skala nyeri lebih ↓
dari 6 Kontraksi&disritmia
 Nyeri sering terus uterus
menerus ↓
 DO : Aliran darah ke uterus
 Wajah Tampak ↓
Nyeri Iskemia
 Pasien menyatakan ↓
mudah lelah Nyeri haid

 Wajah terlihat
pucat
2  DS : _ menstruasi Intoleransi aktivitas
 DO : ↓
 Wajah Tampak Pendarahan
Nyeri ↓
 Pasien menyatakan Anemia
mudah lelah ↓
 Wajah terlihat Kelemahan
pucat ↓
Intoleransi aktivitas
3 menstruasi ansietas

Pendarahan

Anemia

Kelemahan

ansietas

C. Diagnosa Keperawatan
1. Nyeri akut b.d peningkatan kontraksi uterus saat menstruasi.
2. Intoleran aktivitas b.d kelemahan akibat anemia.
3. Ansietas b.d ketidaktahuan penyebab nyeri abdome.
D. Intervensi keperawatan
No Diagnosa keperawatan Intervensi keperawatan
1 Nyeri akut b.d peningkatan Observasi
kontraksi uterus saat  Identivikasi faktor pencetus dan parada
menstruasi. nyeri
 Monitor kwalitas nyeri
 Monitor lokasi nyeri
 Monitor intentias nyeri dengan
menggunakan skala nyeri
 Monitor durasi dan frekuensi nyeri
Terapeutik
 Atur interval waktu pemantauan nyeri
 Dokumentasikan hasil pemantauan
Edukasi
 Jelaskan tujuan dan prosedur pemantauan
 Informasikan hasil pemantauan
2 Intoleran aktivitas b.d Observasi
kelemahan akibat anemia.  Identivikasi gangguan fungsi tubuh yang
mengakibatkan kelelahan
 Monitor pola dan jam tidur
 Monitor kelelahan fisik dan emosional
Terapeutik
 Sediakan lingkungan nyaman dan rendah
stimulus
 Lakukan latihan rentang gerak pasif dan/
atau aktif
 Berikan aktifitas distraksi yang
menenangkan
 Fasilitas duduk disisi tempat tidur, jika
tidak dapat berpindah atau berjalan.
Edukasi
 Anjurkan tirah baring
 Anjurkan melakukan aktivitas secara
bertahap
Kolaborasi
 Kolaborasikan dengan ahli gizi tentang
cara meningkatkan asupan makanan
3 Ansietas b.d ketidaktahuan Observasi
penyebab nyeri abdome.  Identifikasi saat tingkat ansietas berubah
 Identifikasi kemampuan mengambil
keputusan
 Monitor tanda tanda ansietas
Terapeutik
 Ciptakan suasana terapeutik untuk
menumbuhkan kepercayaan
 Temani pasien untuk mengurangi
kecemasan jika memungkinkan
 Pahami situasi yang membuat ansietas
 Dengarkan dengan penuh perhatian
 Gunakan pendekatan yang tenang dan
meyakinkan
 Motivasi mengidentivikasi situasi yang
memicu kecemasan
Prosedur
 Jelaskan prosedur
 Informasikan secara faktual mengenai
diagnosis, pengobatan, prognosis
 Anjurkan keluarga untuk tetap bersama
pasien
 Latih kegiatan pengalihan untuk
mengurangi ketegangan
 Latih teknik relaksasi
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
Menstruasi adalah perdarahan vagina secara berkala akibat terlepasnya lapisan
endometrium uterus. Fungsi menstruasi normal merupakan hasil interaksi antara
hipotalamus, hipofisis, dan ovarium dengan perubahan terkait pada jaringan sasaran
pada saluran reproduksi normal, ovarium memainkan peranan penting dalam proses
ini, karena tampaknya bertanggung jawab dalam pengaturan perubahan perubahan
siklik maupun lama siklus menstruasi.
Gangguan menstruasi adalah kelainan-kelainan pada keadaan menstruasi yang
dapat berupa kelainan atau kelainan dari jumlah darah yang dikeluarkan dan lamanya
perdarahan.
B. Saran
Diharapkan pada pebaca maklah ini saat mengetahui bagiman prosis nyeri pada haid
dapat lebih mudah memahami cara menangani nyeri pada saat haid
DAFTAR PUSTAKA
Bobak, dkk. (2004). Buku Ajar Keperawatan Maternitas. Jakarta: CGC.
Diknjosastro, H. 2005. dalam Ilmu Kebidanan Jakarta: 3ayasan Bina Pustaka Sarwono
Prawirohardjo
Hendrik.(2006). Problema Haid: *injauan Syariat Islam Dan Medis. Solo:Serangkai Pustaka
Mandiri
Price, A. S., Dilson M. L., 2006. Patofisiologi Konsep Klinis Proses-Proses
Penyakit. Alih Bahasa: dr. Brahm U. Penerbit. Jakarta: CGC

Anda mungkin juga menyukai