Anda di halaman 1dari 46

Spesifikasi Teknis

Penyusunan DED Pembangunan Penyediaan Air Baku

1
BAB

1.1. Ketentuan Umum


Sesuai Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor : 20 Tahun 2006,
dalam Peraturan
Pemerintah ini yang dimaksud dengan :
1. Air adalah semua air yang terdapat pada, diatas, ataupun dibawah
permukaan tanah, termasuk dalam pengertian ini air permukaan, air
tanah, air hujan, dan air laut yang berada di darat.
2. Sumber air adalah tempat atau wadah air alami dan/atau buatan
yang terdapat pada, diatas, ataupun dibawah permukaan tanah.
3. Irigasi adalah usaha penyediaan, pengaturan, dan pembuangan
air irigasi untuk menunjang pertanian yang jenisnya meliputi irigasi
permukaan, irigasi rawa, irigasi air bawah tanah, irigasi pompa, dan
irigasi tambak.
4. Sistem irigasi meliputi prasarana irigasi, air irigasi, manajemen irigasi,
kelembagaan pengelolaan irigasi, dan sumber daya manusia.
5. Penyediaan air irigasi adalah penentuan volume air per satuan waktu
yang dialoksikan dari suatu sumber air untuk suatu daerah irigasi yang
didasarkan waktu, jumlah, dan mutu sesuai dengan kebutuhan untuk
menunjang pertanian dan keperluan lainnya.
6. Pengaturan air irigasi adalah kegiatan yang meliputi pembagian,
pemberian, dan penggunaan air irigasi.

1
P T. R ama S u mb er Tek n ik
Spesifikasi Teknis
Penyusunan DED Pembangunan Penyediaan Air Baku

7. Pembagian air irigasi adalah kegiatan membagi air di bangunan


bagi dalam jaringan primer dan/atau jaringan sekunder.
8. Pemberian air irigasi adalah kegiatan menyalurkan air dengan
jumlah tertentu dari jaringan primer atau jaringan sekunder ke petak
tersier.
9. Penggunaan air irigasi adalah kegiatan memanfaatkan air dari
petak tersier untuk mengairi lahan pertanian pada saat diperlukan.
10. Pembuangan air irigasi, selanjutnya disebut drainase, adalah
pengalirankelebihan air yang sudah tidak dipergunakan lagi pada suatu
daerah irigasi tertentu
11. Daerah irigasi adalah kesatuan lahan yang mendapat air dari satu
jaringan irigasi.
12. Jaringan irigasi adalah saluran, bangunan, dan bangunan
pelengkapnya yang merupakan satu kesatuan yang diperlukan untuk
penyediaan, pembagian, pemberian, penggunaan, dan pembuangan
air irigasi.
13. Jaringan irigasi primer adalah bagian dari jaringan irigasi yang
terdiri dari bangunan utama, saluran induk/primer, saluran
pembuangannya, bangunan bagi, bangunan bagi- sadap,
bangunan sadap, dan bangunan pelengkapnya.
14. Jaringan irigasi sekunder adalah bagian dari jaringan irigasi yang
terdiri dari saluran sekunder, saluran pembuangannya, bangunan
bagi, bangunan bagi-sadap, bangunan sadap, dan bangunan
pelengkapnya.
15. Cekungan air tanah adalah suatu wilayah yang dibatasi oleh batas
hidrogeologis, tempat semua kejadian hidrogeologis seperti proses
pengimbuhan, pengaliran, dan pelepasan air tanah berlangsung.
16. Jaringan irigasi air tanah adalah jaringan irigasi yang airnya berasal dari
air tanah, mulai dari sumur dan instalasi pompa sampai dengan
saluran irigasi air tanah termasuk bangunan didalamnya.

2
P T. R ama S u mb er Tek n ik
Spesifikasi Teknis
Penyusunan DED Pembangunan Penyediaan Air Baku

17. Saluran irigasi air tanah adalah bagian dari jaringan irigasi air tanah
yang dimulai setelah bangunan pompa sampai lahan yang diari.
18. Jaringan irigasi desa adalah jaringan irigasi yang dibangun dan dikelola
oleh masyarakat desa atau pemerintah desa.
19. Jaringan irigasi tersier adalah jaringan irigasi yang berfungsi sebagai
prasarana pelayanan air irigasi dalam petak tersier yang terdiri dari
saluran tersier, saluran kuarter dan saluran pembuang, boks tersier, boks
kuarter, serta bangunan pelengkapnya.
20. Masyarakat petani adalah kelompok masyarakat
yang bergerak dalam bidang pertanian, baik yang
bergerak dalam bidang pertanian, baik yang telah tergabung dalam
organisasi perkumpulan petani pemakai air maupun petani lainnya
yang belum tergabung dalam organisasi perkumpulan petani pemakai
air.
21. Perkumpulan petani pemakai air adalah kelembagaan pengelolaan
irigasi yang menjadi wadah petani pemakai air dalam suatu daerah
pelayanan irigasiyang dibentuk oleh petani pemakai air sendiri secara
demokratis, termasuk lembaga lokal pengelola irigasi.
22. Pemerintah Pusat, selanjutnya disebut Pemerintah, adalah Presiden
Republik Indonesia yang memegang kekuasaan pemerintah negara
Republik Indonesia sebagaimana dimaksud dalam Undang-Undang
Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945.
23. Pemerintah Provinsi adalah Gubernur dan perangkat daerah provinsi
lainnya sebagai unsur penyelenggara pemerintah daerah.
24. Pemerintah Kabupaten/Kota adalah Bupati/Walikota dan perangkat
daerah kabupaten kota lainnya sebagai unsur penyelenggara
pemerintah daerah.
25. Hak guna air untuk irigasi adalah hak untuk memperolehdanmemakai
atau mengusahakan air dari sumber air untuk kepentingan pertanian.

3
P T. R ama S u mb er Tek n ik
Spesifikasi Teknis
Penyusunan DED Pembangunan Penyediaan Air Baku

26. Hak guna pakai air untuk irigasi adalah hak untuk memperoleh
dan memakai air dari sumber air untuk kepentingan pertanian.
27. Hak guna usaha air untuk irigasi adalah hak untuk memperoleh dan
mengusahakan air dari sumber air untuk kepentingan pengusahaan
pertanian.
28. Komisi Irigasi kabupaten/kota adalah lembaga koordinasi dan
komunikasi antara wakil pemerintah kabupaten/kota, wakil
perkumpulan petani pemakai air tingkat daerah irigasi, dan wakil
pengguna jaringan irigasi pada kabupaten/kota.
29. Komisi Irigasi provinsi adalah lembaga koordinasi dan
komunikasi antara wakil pemerintah provinsi, wakil perkumpulan
petani pemakai air tingkat daerah irigasi, dan wakil pengguna
jaringan irigasi pada provinsi, dan wakil komisi kabupaten/kota
yang terkait.
30. Komisi Irigasi antar provinsi adalah lembaga koordinasi dan
komunikasi antara wakil pemerintah kabupaten/kota yang terkait, wakil
komisi irigasi provinsi yang terkait, wakil perkumpulan petani pemakai
air, dan wakil pengguna jaringan irigasi di suatu daerah irigasi lintas
provinsi.
31. Menteri adalah Menteri yang membidangi sumber daya air.
32. Dinas adalah Instansi Pemerintah Provinsi atau Pemerintah
kabupaten/kota yang membidangi irigasi.
33. Pengembangan jaringan irigasi adalah pembangunan jaringan
irigasi baru dan/atau
peningkatan jaringan irigasi yang sudah ada.
34. Pembangunan jaringan irigasi adalah seluruh kegiatan penyediaan
jaringan irigasi di wilayah tertentu yang belum ada jaringan irigasinya.
35. Peningkatan jaringan irigasi adalah kegiatan meningkatkan fungsi
dan kondisi jaringan irigasi yang sudah ada atau kegiatan menambah
luas areal pelayanan pada jaringan irigasi yang sudah ada dengan
mempertimbangkan perubahan kondisi lingkungan daerah irigasi.

4
P T. R ama S u mb er Tek n ik
Spesifikasi Teknis
Penyusunan DED Pembangunan Penyediaan Air Baku

36. Pengelolaan jaringan irigasi adalah kegiatan yang meliputi operasi,


pemeliharaan, dan rehabilitasi jaringan irigasi di daerah irigasi.
37. Operasi jaringan irigasi adalah upaya pengaturan air irigasi dan
pembuangannya, termasuk kegiatan membuka-menutup pintu
bangunan irigasi, meyusun rencana tata tanam, menyusun system
golongan, menyusun rencana pembagian air, melaksanakan kalibrasi
pintu/bangunan, mengumpulkan data, memantau, dan
mengevaluasi.
38. Pemeliharaan jaringan irigasi adalah upaya menjaga dan
mengamankan jaringan irigasi agar selalu dapat berfungsi dengan
baik guna memperlancar pelaksanaan operasi dan mempertahankan
kelestariannya.
39. Rehabilitasi jaringan irigasi adalah kegiatan perbaikanjaringanirigasi
guna mengembalikan fungsi dan pelayanan irigasi seperti semula.
40. Pengelolaan aset irigasi adalah proses manjemen yang terstuktur
untuk perencanaan pemeliharaan dan pendanaan sistem irigasi
guna mencapai tingkat pelayanan yang ditetapkan dan
berkelanjutan bagi pemakai air irigasi dan pengguna jaringan irigasi
dengan pembiayaan pengelolaan aset irigasi seefisien mungkin

1.2. Latar Belakang


Air adalah kebutuhan utama dalam menunjang kehidupan mahluk hidup,
sehingga ketersediaannya harus selalu ada ddan dijaga, salah satau
penggunaan air adalah untuk bidang pertanian, sehingga air sangat diperlukan
dalam menunjang pertumbuhan tanaman dan hasil pertanian guna memenuhi
kebutuhan pokok manusia.
Antisipasi dampak perubahan iklim yang terjadi pada musim kemarau sangatlah
penting dilakukan, salah satu diantaranya adalah peningkatan kemampuan
sumber daya manusia dalam pemahaman perubahan iklim serta penerapan
teknologi adaptasi/mitigasi perubahan iklim. Dan juga perlu ditunjang sarana

5
P T. R ama S u mb er Tek n ik
Spesifikasi Teknis
Penyusunan DED Pembangunan Penyediaan Air Baku

prasarana seperti bangunan bangunan irigasi, pompa air dan sejenisnya yang
bisa menunjang kebutuhan air di wilayah pertanian.
Jenis irigasi meliputi irigasi permukaan, irigasi rawa, irigasi air bawah tanah, irigasi
pompa dan irigasi tambak. Sistim irigasi ini bertujuan untuk mempermudah dalam
pengairan lahan pertanian karena air merupakan salah satu faktor penting bagi
para petani untuk mewujudkan hasil panen yang melimpah. Sulitnya air di musim
kemarau yang panjang membuat saluran irigasi menjadi berkurang yang
berakibat banyaknya sawah yang tidak teraliri air. Sehingga hasil panen bisa
mengalami kegagalan yang berdampak negatif bagi pemenuhan kebutuhan
pokok, perputaran ekonomi dan kesejahteraan hidup para petani.
Keterbatasan jangkauan air sampai ke petak tersier menjadi kendala sawah
dapat terealisasi air. Alternatif lain yang bisa dilaksanakan adalah penyediaan air
baku sebagai sarana penunjang antisipasi keterbatasan air pada musim kemarau
panjang dan dapat juga digunakan untuk mengairi lahan yang ditanami
komoditas tertentu saat off season.
Setiap bangunan harus direncanakan, dirancang dan dibangun dengan
sebaik-baiknya, sehingga dapat memenuhi kriteria teknis bangunan yang layak
dari segi mutu, biaya, dan kriteria administrasi bagi bangunan.

1.3. Maksud dan Tujuan


Maksud dan tujuan dari kegiatan Penyusunan DED Pembangunan Air Baku ini
adalah sebagai bahan dan acuan dalam pembangunan prasana dan sarana air
baku, untuk menunjang hal tersebut diperlukan data-data mengenai daerah
yang direncanakan yang menyangkut kondisi fisik kawasan, keadaan sosial
ekonomi maupun data sumber air baku yang potensial, dilihat dari kapasitas,
kualitas, dan kontinuitas sumber di samping kondisi topografi dan elevasi sumber
daerah pelayanan.
Layanan jasa konsultan ini mencakup :
- Pembuatan rencana garis besar dan rencana rinci sistem penyediaan air baku
untuk pertanian yang didasarkan pada standar survey dan perencanaan yang
baku.

6
P T. R ama S u mb er Tek n ik
Spesifikasi Teknis
Penyusunan DED Pembangunan Penyediaan Air Baku

- Penyiapan rencana anggaran biaya.


- Spesifikasi teknis
- Gambar-gambar kerja, rencana kerja dan syarat yang akan menjadi dokumen
pengadaan penyedia jasa sebelum pelaksanaan fisik dilaksanakan.

Tujuan dan Target Sasaran Terciptanya perencaaan yang didasarkan pada


standar penyediaan air baku serta dapat menggambarkan suatu program
pembangunan dan pengembangan pembangunan air baku dengan biaya
yang ekonomis dan adanya pembangunan air baku secara langsung kepada
masyarakat dan memberikan manfaat berupa terpenuhinya air bagi masyarakat
petani.

1.4. Lokasi Pekerjaan


Pelaksanaan pekerjaan Penyusunan DED Pembangunan Penyediaan Air
Baku berlokasi di
Kabupaten Tulang Bawang Barat,
Desa Marga Asri, Kecamatan Tulang Bawang Tengah
Koordinat 4°37'48.86"S - 105° 8'34.47"E
Kabupaten Tanggamus
Desa Margodadi, Kecamatan Sumber rejo
Koordinat 5°22'9.07"S - 104°41'40.90"E
Kabupaten Pesisir Barat Propinsi Lampung.
Desa Gedung Cahaya Kuningan, Kecamatan Ngambur
Koordinat 5°28'21.57"S - 104°10'43.18"E
Kabupaten Tulang Bawang,
Desa Penawar Baru, Kecamatan Gedung Aji
Koordinat 4°20'8.00"S - 105°19'33.30"E

7
P T. R ama S u mb er Tek n ik
Spesifikasi Teknis
Penyusunan DED Pembangunan Penyediaan Air Baku

1.5. Sasaran Pekerjaan


Sasaran kegiatan pada Penyusunan Detail Engineering Desain DED
Pembangunan Penyediaan Air Baku ini adalah :
1. Mendapatkan secara umum perencanaan penyediaan air baku dalam
hal ini adalah jaringan irigasi air tanah dengan system sumur bor
submersible dan perpipaan
2. Mendapatkan secara detail
o Lokasi pekerjaan
o Desain perencanaan
o Material yang digunakan
o Sistem irigasi dll
o Volume kebutuhan irigasi dan volume material
o Bangunan bangunan pendukung
3. Mendapatkan perhitungan jumlah biaya total atau rencana anggaran
biaya / Engineer Estimate pada pekerjaan ini adapun item item pekerjaan
dalam perhitungan RAB adalah
o Pekerjaan Persiapan
o Pekerjaan Sumur Bor Dan Aksesorisnya
o Pekerjaan Reservoir / Bak Penampung
o Pekerjaan Instalasi Jaringan Pipa
o Pekerjaan Rumah Pompa & Jaringan Listrik
o Pekerjaan Pagar Brc
4. Mendapatkan spesifikasi teknis material yang akan digunakan
5. Sebagai acuan atau pedoman teknis dalam melaksanakan
pembangunan penyediaan air baku di Propinsi Lampung
6. Secara garis besar dan jangka panjangnya adalah masyarakat dapat
terbantukan dalam hal pengairan disawah terutama pada masyarakat
masyarakat yang pertaniannya masih kekurangan air baku dan masih
memanfaatkan system pengairan tadah hujan

8
P T. R ama S u mb er Tek n ik
Spesifikasi Teknis
Penyusunan DED Pembangunan Penyediaan Air Baku

2
BAB

2.1 Syarat-Syarat dan Peraturan Teknis


Secara umum perencanaan teknis penyediaan air baku untuk pertanian dengan
system jaringan irigasi air tanah adalah mendesain sumur bor atau sumber air dan
jaringannya sehingga bisa di distribusikan ke lahan lahan pertanian untuk
digunakan para petani dalam bercocok tanaman.
Dalam pelaksanaannya tentu ada syarat dan peraturan peraturan teknis yang
harus diikuti sehingga dapat hasil yang maksimal, adapun syarat syarat dan
peraturan teknis yang harus diikuti dan dijadikan pedoman adalah :

1. Syarat-Syarat Dan Peraturanteknis


o Dalam Syarat-Syarat dan Peraturan Teknis pekerjaan ini termasuk :
o Tenaga yang cukup dan ahli sesuai dengan jenis pekerjaan yang
ditugaskan. Bahan lain yang cukup dan berkualitas baik yang
didatangkan ke tempat pekerjaan tepat
o pada waktunya sehingga pekerjaan bisa berlangsung sesuai jadwal yang
telah ditentukan.
o Kontraktor diharuskan menghitung dan mengajukan permintaan
barang/material kepada
o logistic atas barang yang berhubungan dengan pekerjaan yang
dilaksanakan.
o Pekerjaaan harus diselesaikan sebaik mungkin dan sesuai dengan
ketentuan yangtertera dalam uraian dan syarat–syarat gambar serta
keputusan Direksi

9
P T. R ama S u mb er Tek n ik
Spesifikasi Teknis
Penyusunan DED Pembangunan Penyediaan Air Baku

2. Pengaturan Teknis Pembangunan


Dalam melaksanakan Program Pengembangan dan Pengelolaan Jaringan
Irigasi, Rawa dan Jaringan Pengairan Lainnya, kecuali bila ditentukan lain
dalam rencana dan Syarat-syarat (RKS) ini, sesuai Peppres No. 54 tahun
2010 dengan lampiran-lampirannya, berlaku dan mengikat ketentuan-
ketentuan di dalam ini termasuk segala perubahan dan tambahannya,
dan berdasarkan ketentuan :
o Undang-undang Nomor 11 Tahun 1974 Tentang Pengairan;
o Undang-undang Nomor 5 Tahun 1990 tentang Konservasi sumber
daya alam dan hayati;
o Undang-undang Nomor 18 Tahun 1999 tentang Jasa Konstruksi;
o Undang-undang Nomor 1 Tahun 1970 Tentang Keselamatan Kerja;
o Peraturan Pemerintah Nomor 23 Tahun 1982 tentang Irigasi;
o Peppres No. 54 tahun 2010 tentang Pedoman Pelaksanaan
Pengadaan Barang dan Jasa Konstruksi oleh Instansi Pemerintah;
o Peraturan Muatan Indonesia NI. 8 dan Indonesian Loading Code
1987 (SKBI-1.2.53.1987)
o Peraturan Semen Portland Indonesia NI. 8 Tahun 1972
o Peraturan Beton Bertulang Indonesia Tahun 1971 yang diterbitkan
Yayasan NormalisasiIndonesia SKSN I>I-15 1991-03;
o Peraturanumum tentang pelaksanaan pembangunan Indonesia
Algemene Voorwaaden Voor de Uitvoering bij aaneming van open
Werken (AV) 1941.
o Pedoman Perencanaan Penanggulangan Longsoran
SNI 03-1962-1990.
o Revisi SNI 03-2835-2002 dan Revisi SNI DT-91-0006-2007.
o Peraturan dan ketentuan lain yang dikeluarkan oleh Pemerintah
setempat yang bersangkutan dengan permasalahan
pemanfa’atan Jaringan Irigasi bagi Petani Pengguna Air.

10
P T. R ama S u mb er Tek n ik
Spesifikasi Teknis
Penyusunan DED Pembangunan Penyediaan Air Baku

o SK SNI T-15-1991 (Tata Cara Penghitungan Struktur Beton Bangunan


Indonesia. - PBI-1971/NI-2 (Peraturan Beton Bertulang Indonesia)
o PUBI-1982 (Peraturan Umum untuk Bangunan Indonesia).
o PMI-1970/NI-18 (Peraturan Muatan Indonesia)
o PKKI-1971/NI-5 (Peraturan Konstruksi Kayu Indonesia).
o PPBBI-1980 (Peraturan Perencanaan Bangunan Baja Indonesia).
o PUBI-1970/NI-3 (Peraturan Umum Bahan Bangunan Indonesia)
o Persyaratan Dewan Teknik Pembangunan Indonesia 1970.
o Peraturan Cat Indonesia/NI-4 (PTI-1961)
o Peraturan Pembebanan Indonesia untuk Gedung 1980.
o Standard Nasional Indonesia (SNI) Tahun 2002 dan Tahun 2008
o Peraturan-peraturan lain yang harus dipenuhi adalah peraturan-
peraturan daerah setempat.

3. Ketentuan-Ketentuan Lain
Selain Rencana Kerja dan Syarat-syarat ini, ketentuan-ketentuan lain yang
mengikat di dalam pelaksanaan pekerjaan ini adalah sebagai berikut :
a. Gambar.
Gambar-gambar yang dilampirkan pada rencana kerja dan syarat-syarat
pekerjaan ini.
Gambar Detail yang diserahkan oleh Pemberi Tugas/Direksi.
b. Petunjuk
Petunjuk atau keterangan yang diberikan dalan Rapat Penjelasan
(Aanwijzing) yang tercantum di dalam Berita Acara Rapat Penjelasan.
-Petunjuk, syarat-syarat yang diberikan dalam masa pelaksanaan oleh
Pemberi Tugas/Direksi, Konsultan Pengawas dan Instansi Teknis, Dinas Tata
Kota maupun Dinas Keselamatan Kerja.
c. Peraturan
Semua Undang-undang dan Peraturan Pemerintah yang berlaku untuk
semua pelaksanaan pemborongan.

11
P T. R ama S u mb er Tek n ik
Spesifikasi Teknis
Penyusunan DED Pembangunan Penyediaan Air Baku

Syarat-syarat umum untuk pelaksanaan pemborongan dari Dirjen Cipta


Karya Departemen Pekerjaan Umum yang disahkan dengan Surat
Keputusan Pemerintah tanggal 28 Mei 1941 (AV) kecuali dinyatakan lain
dalam Rencana Kerja dan Syarat-syarat ini.
4. Syarat-Syarat Umum Material Pekerjaan

a. Air (PUBI 1970/NI - 3)


Untuk seluruh pelaksanaan pekerjaan, dipakai air yang tidak mengandung
minyak, asam, alkali, garam, bahan-bahan organik atau bahan-bahan lain
yang dapat merusak bangunan. Dalam hal ini harus dengan hasil test
laboratorium.
bKhusus untuk beton, jumlah air yang digunakan untuk membuat adukan
disesuaikan dengan jenis pekerjaan beton atau dapat ditentukan dengan
ukuran isi atau ukuran berat serta harus dilakukan setepat-tepatnya.

b. Pasir (PUBI 1970/NI - 3, PBI 1971/NI - 2)


Pasir Urug
Pasir untuk pengurugan, peninggian dan lain-lain tujuan harus bersih dan
keras. Pasir laut untuk maksud-maksud tersebut harus terlebih dahulu
mendapat persetujuan dari Direksi Pekerjaan.
Pasir Pasang
Pasir untuk adukan pasangan, adukan plesteran dan beton bitumen harus
memenuhi syarat-syarat sebagai berikut :
o Butiran harus tajam dan keras tidak dapat dihancurkan dengan jari.
Kadar lumpur tidak boleh lebih dari 5% (lima persen)
o Butiran-butiran harus dapat melalui ayakan berlubang persegi 3
mm.
o Pasir laut tidak boleh dipergunakan.
Pasir Beton
Pasir untuk pekerjaan beton harus memenuhi syarat- syarat yang
ditentukan dalam PBI 1971 (NI-2) diantaranya yang paling penting adalah :

12
P T. R ama S u mb er Tek n ik
Spesifikasi Teknis
Penyusunan DED Pembangunan Penyediaan Air Baku

o Butiran-butiran harus tajam dan keras dan tidak dapat dihancurkan


dengan jari dan pengaruh cuaca.
o Kadar lumpur tidak boleh lebih dari 5% (lima persen)
o Pasir harus terdiri dari butiran-butiran yang beraneka ragam
besarnya, apabila diayak dengan ayakan 150 maka sisa butiran-
butiran di atas ayakan 0,25 mm, berkisar antara 80% sampai
dengan 90% dari berat.
o Pasir laut tidak boleh dipergunakan.
o Syarat-syarat tersebut di atas harus dibuktikan dengan pengujian
laboratorium.

c. Agregat Kasar (Kerikil Dan Batu Pecah)


o Yang dimaksud dengan Agregat Kasar dapat berupa kerikil atau
batu pecah yang diperoleh dari pemecahan batu dengan besar
butiran lebih besar dari 5 mm.
o Kerikil atau Batu Pecah untuk beton harus memenuhi syarat-syarat
yang ditentukan dalam SK SNI T-15-1991 diantaranya : harus terdiri
dari butir-butir yang keras, tidak berpori, tidak pecah/hancur oleh
pengaruh cuaca.
o Kerikil atau Batu Pecah harus keras, bersih serta sesuai butiran dan
gradasinya bergantung pada penggunaannya dan tidak boleh
mengandung lumpur lebih besar dari 1% (satu persen).
e. Warnanya harus hitam mengkilat keabu-abuan.

d. Portland cement (NI-8, PBI 1971/NI-2)


o Portland Cement (PC) yang digunakan harus PC jenis (NI-8) dan
dalam Kantong Baru/Utuh.
o Bila menggunakan PC yang telah disimpan lama harus diadakan
pengujian terlebih dahulu oleh Laboratorium yang berkompeten.

13
P T. R ama S u mb er Tek n ik
Spesifikasi Teknis
Penyusunan DED Pembangunan Penyediaan Air Baku

o Dalam pengangkutan PC ke tempat pekerjaan harus dijaga agar


tidak menjadi lembab, begitu pula penempatannya harus
ditempatkan di tempat kering.
o PC yang sudah membatu (menjadi keras dan sweeping) tidak boleh
dipergunakan lagi.

e. Kayu (PPKI 1961)


o Pada umumnya kayu harus bersifat baik dan sehat dengan
ketentuan bahwa sifat dari kekurangan-kekurangan yang
berhubungan dengan pemakaiannya tidak akan merusak atau
mempengaruhi nilai konstruksi bangunan.
o Jenis kayu yang digunakan harus sudah cukup tua, dipilih dari mutu
yang terbaik, kering, lurus dan dihindarkan adanya cacat kayu
antara lain yang berupa putih kayu, pecah-pecah, mata kayu,
melinting basah dan lapuk.
o Untuk kayu balok, kelembaban tidak dibenarkan melebihi 19% dan
kayu papan (kayu yang ketebalannya kurang dari 2,5 cm)
diisyaratkan kelembabannya tidak lebih dari 12%.

f. Baja Tulangan Beton Dan Kawat Pengikat (PUBI 1970/NI-3/SNI 2002)


o Jenis baja besi tulangan harus dihasilkan dari pabrik-pabrik baja
yang dikenal dan bentuk batang-batang polos atau batang-
batang yang diprofilkan (besi ulir).
o Mutu baja besi tulangan dipakai antara lain :
~ untuk diameter ≥ 13 mm, fy = 4000 kg/cm
o Kawat pengikat harus terbuat dari besi baja lunak dengan diameter
minimum 1 mm yang telah dipijarkan terlebih dahulu dan tidak
bersepuh seng.

14
P T. R ama S u mb er Tek n ik
Spesifikasi Teknis
Penyusunan DED Pembangunan Penyediaan Air Baku

g. . Batu Bata
Persyaratan Batu Bata harus memenuhi persyaratan seperti tertera
dalam NI-10, SNI 6897-2008 atau secara singkatnya diuraikan sebagai
berikut :
o Batu Bata merah harus dari satu Pabrik, satu ukuran, satu warna
atau satu kualitas.
o Ukuran harus sama
o Penyimpangan terbesar dari ukuran seperti tersebut di atas adalah
panjang maksimum 3%, lebar 4% tetapi antara batu bata ukuran
terbesar dengan ukuran selisih maksimum adalah sebagai berikut :
o Warna satu sama lainnya harus sama dan bila dipatahkan warna
penampang harus sama dan merata kemerah-merahan.
o Bentuk bidang-bidangnya harus rata, sudut-sudutnya atau rusuk-
rusuknya harus siku atau bersudut 90 derajat dan bidangnya tidak
boleh retak-retak.
o Berat satu sama lainnya harus sama, berarti ukuran, pembakaran
dan pengadukannya harus sama dan sempurna.
o Bila dipukul dengan benda keras suaranya harus nyaring.

2.2 Pekerjaan Persiapan

1. Pembersihan Areal Pekerjaan.


2. Sebelum memulai pekerjaan yang ada dalam kontrak, kontraktor
diharuskan terlebih dahulu membersihkan lokasi pekerjaan dari segala
macam tumbuh-tumbuhan dan rintangan yang terdapat disekitar
daerah tersebut, demi kelancaran pelaksanaan pekerjaan. Pekerjaan
pembersihan terdiri dari pembersihan segala macam tumbuh-
tumbuhan, pohon-pohon, semak-semak, sampah-sampah, akar-akaran
dan lain sebagainya.
3. Direksi Keet, Barak Kerja, dan Gudang

15
P T. R ama S u mb er Tek n ik
Spesifikasi Teknis
Penyusunan DED Pembangunan Penyediaan Air Baku

Kontraktor harus membuat Direksi Keet sebagai pelayanan Kantor dari


Kontraktor, Barak Kerja untuk para pekerja dan gudang penyimpanan
barang-barang yang dapat dikunci dan tempatnya akan ditentukan
kemudian oleh Konsultan Pengawas, dimana pembongkaran bangunan
Direksi Keet, Barak Kerja dan Gudang menjadi tanggung jawab Kontraktor.
4. Jalan Penghubung Sementara dan Jalan Inspeksi Jika tidak terdapat jalan
penghubung untuk mencapai lokasi pekerjaan,
5. Penyedia Jasa harus membuat dan memelihara jalan penghubung
sementara kearah lokasi tersebut pada tempat yang disetujui Direksi.
Penyedia Jasa juga harus membuat fasilitas yang diperlukan untuk
melintasi sungai, aliran atau jalan air yang ada atau harus memperbaiki
dan memperkuat suatu fasilitas yang ada untuk digunakan menuju lokasi
pekerjaan, jika diperlukan.
6. Penyedia Jasa boleh menggunakan jalan umum, jalan desa dan jalan
inspeksi pada saluran yang ada atau saluran baru atau saluran pembuang
dengan persetujuan Direksi Pekerjaan. Dalam hal ini, Penyedia Jasa harus
membayar pembuatan, pemeliharaannya dan perbaikannya
berdasarkan perjanjian bersama antar Penyedia Jasa.
7. Direksi atau Pemberi Tugas tidak akan menerima tuntutan terhadap
pemakaian bersama pada jalan penghubung yang dibuat oleh Penyedia
Jasa.
8. Papan nama Proyek
Kontraktor wajib membuat Papan Nama Proyek pada setiap lokasi
pekerjaan. Bedeng kerja pada lokasi pekerjaan.
9. Mobilitas Peralatan
Kontraktor harus menggunakan alat angkut yang sesuai dengan karakter
peralatan dan bahan-bahan yang diangkut serta kondisi lokasi yang
dilalui.

16
P T. R ama S u mb er Tek n ik
Spesifikasi Teknis
Penyusunan DED Pembangunan Penyediaan Air Baku

10. Peil dan Pengukuran ;


o Pemborong wajib memeriksa kebenaran dari ukuran-ukuran
keseluruhan maupun bagian - bagiannya dan memberitahukan
Direksi Proyek tentang setiap perbedaan yang ditemukan didalam
RKS dan gambar-gambar maupun dalam pelaksanaan (kondisi
lapangan), pemborong baru diijinkan membetulkan kesalahan dan
melaksanakannya setelah ada persetujuan tertulis dari Direksi
Proyek.
o Pemborong bertanggung jawab atas tepatnya pelaksanaan
pekerjaan Menurut Peil- Peil dan ukuran-ukuran yang ditetapkan
dalam gambar kerja.
o Mengingat setiap kesalahan selalu akan mempengaruhi bagian-
bagian pekerjaan selanjutnya, maka ketepatan peil dan ukuran
tersebut mutlak perlu diperhatikan sungguh-sungguh. Kelalaian
Pemborong dalam hal ini tidak ditolerir dan Direksi Proyek berhak
membongkar pekerjaan atas biaya Pemborong.
o Pengambilan ukuran-ukuran yang keliru dalam pelaksanaan,
didalam hal apapun menjadi tanggung jawab Pemborong. Oleh
karena itu sebelumnya kepadanya diwajibkan pemeriksaan
menyeluruh terhadap semua gambar-gambar yang ada.

11. Jadwal Pelaksanaan, Pengadaan, Penggunaan


Paling lambat 2 (dua) minggu sebelum dilaksanakan pekerjaan lapangan
Pemborong diharuskan mengajukan :
o Jadwal waktu (time schedule) pelaksanaan secara terperinci yang
digambarkan. 10.7.2 Jadwal waktu (time schedule) pelaksanaan
secara terperinci yang digambarkan secara Bar Chart / S Curve.
o Network Planning
o Jadwal Pengadaan Tenaga Kerja dan Personil Inti.
o Jadwal Pengadaan Bahan Material.
o Jadwal Penggunaan Peralatan.

17
P T. R ama S u mb er Tek n ik
Spesifikasi Teknis
Penyusunan DED Pembangunan Penyediaan Air Baku

12. Pengajuan Bahan / Material dan Barang :


Bagian-bagian yang disebutkan diatas 1 s/d 3 harus mendapatkan
persetujuan dari Direksi Proyek sebagai dasar / patokan Pemborong dalam
melaksanakan pekerjaan dan pemborong wajib mengikutinya
pemborong wajib mengikutinya.
o Semua bahan & barang untuk proyek ini harus memenuhi standar /
mutu yang disebut dalam gambar rencana & RKS. Bila dalam RKS
disebutkan nama dan pabrik pembuatan dari suatu bahan dan
barang, maka ini dimaksudkan menunjukkan standard minimal mutu
/ kualitas bahan dan barang yang digunakan.
o Bila Direksi Proyek meragukan kualitas bahan dan barang dimaksud,
maka dapat mengeluarkan kualitas bahan dan barang dimaksud,
maka dapat mengeluarkan perintah untuk mengadakan pengujian
melalui test laboratorium atas biaya Pemborong.
o Setiap bahan dan barang yang akan digunakan dalam pekerjaan
harus disetujui Direksi Proyek secara tertulis, waktu penyampaiannya
dilaksanakan jauh sebelum pekerjaannya dimulai.
o Contoh bahan dan barang yang akan digunakan dalam pekerjaan
harus diadakan atas biaya Pemborong, setelah disetujui oleh Direksi
proyek, maka bahan dan barang tersebut seperti diatas yang akan
dipakai dalam pelaksanaan pekerjaan nanti.
o Contoh bahan dan barang tersebut disimpan oleh Direksi Proyek
untuk dijadikan dasar penolakan apabila ternyata bahan dan
barang yang dipakai tidak sesuai dengan contoh, baik kualitas
maupun sifatnya.
o Dalam pengajuan harga penawaran. Pemborong harus sudah
memasukkan sejauh keperluan biaya untuk pengujian berbagai
bahan dan barang.
o Tanpa mengingat jumlah tersebut, Pemborong tetap bertanggung
jawab pula atas biaya pengujian bahan dan barang yang tidak

18
P T. R ama S u mb er Tek n ik
Spesifikasi Teknis
Penyusunan DED Pembangunan Penyediaan Air Baku

memenuhi syarat atas perintah Direksi Teknis.


o Pada waktu mengajukan penawaran, Rekanan harus menyertakan
/ melampirkan “Daftar Material” yang lebih terperinci dari semua
bahan yang akan dipasang pada proyek dan harus disebutkan
nama pabrik, merk, spesifikasi teknis lengkap dengan brosur /
katalog. Daftar material yang diajukan pada waktu penawaran ini
adalah mengikat, dan harus diajukan lengkap, tidak boleh
sebagian-sebagian.
o Direksi Proyek akan mengeluarkan perintah untuk menyingkirkan
bahan/barang yang tidak disetujui dalam tempo 1x24 jam keluar
lapangan pekerjaan, atas biaya Pemborong.

13. Pengukuran & Pematokan :


o Pemborongharus mengerjakan pematokan dan pengukuran ulang
utnuk menentukanbatas batas pekerjaan
o Sebelum pelaksanaan pematokan, Pemborong wajib
memberitahukan secaratertulis kepada Direksi Proyek.
o Pekerjaan pematokan yang telah selesai diukur oleh Pemborong,
dimintakanpersetujuan untuk dasar pekerjaan selanjutnya.
o Pemborong bertanggung jawab penuh atas tepatnya pelaksanaan
pekerjaanmenurut peil-peil dan ukuran-ukuran yang ditetapkan
dalam gambar rencana dan RKS.
o Mengingat setiap kesalahan selalu mempengaruhi Mengingat setip
kesalahan selalu akan mempengaruhi bagian-bagian pekerjaan
selanjutnya, maka ketepatanpeil dan ukuran tersebut mutlak perlu
diperhatikan sungguh-sungguh. Kelalaian Pemborong dalam hal ini
tidak ditolerir dan Direksi Proyek berhak membongkar pekerjaan
atas biaya Pemborong.

19
P T. R ama S u mb er Tek n ik
Spesifikasi Teknis
Penyusunan DED Pembangunan Penyediaan Air Baku

o Pemborong diwajibkan mencocokan ukuran-ukuran satu sama lain


dalam tiap pekerjaan dan melaporkan kepada Direksi Proyek setiap
terdapat selisih/perbedaan-perbedaan ukuran, untuk diberikan
keputusan pembetulannya. Tidak dibenarkan Pemborong
membetulkan sendiri kekeliruan tersebut, tanpa persetujuan Direksi
Proyek.

2.3 Pelaksanaan Pekerjaan


2.3.1 Galian Tanah, Urugan Pasir, dan Urugan Kembali
o Lingkup Pekerjaan.
Pekerjaan ini meliputi Menyediakan peralatan dan perlengkapan yang
memadai, bahan-bahan, tenaga kerja yang cukup untuk menyelesaikan
semua pekerjaan sementara jika diperlukan. Penggalian, pengurugan
kembali dan pemadatan semua pekerjaan yang membutuhkan galian
dan/atau urugan kembali seperti ditunjukkan dalam Gambar Kerja.
Penggalian, pengurugan kembali dan pemadatan di lokasi dimana
terdapat sisa konstruksi atau instalasi yang berada di bawah tanah yang
sudah tidak berfungsi lagi sesuai dengan petunjuk Pengawas. Membuang
semua bahan-bahan galian yang tidak memenuhi persyaratan ke suatu
tempat pembuangan yang telah ditentukan. Penggalian dan
pengangkutan bahan timbunan dari suatu tempat galian dan melengkapi
pekerjaan seperti ditentukan dalam Spesifikasi ini.

o Pelaksanaan Pekerjaan Penggalian :


a. Penggalian harus dikerjakan sesuai garis dan kedalaman seperti
ditunjukkanKuntur Permukaan Tanah.
b. Gambar Kerja atau sesuai petunjuk Pengawas. Lebar galian harus
dibuat cukup lebar untuk memberikan ruang gerak dalam
melaksanakan pekerjaan.

20
P T. R ama S u mb er Tek n ik
Spesifikasi Teknis
Penyusunan DED Pembangunan Penyediaan Air Baku

c. Elevasi yang tercantum dalam Gambar Kerja merupakan perkiraan


saja dan Pengawas dapat menginstruksikan perubahan-perubahan
bila dianggap perlu.
d. Setiap kali pekerjaan galian selesai, Kontraktor wajib melaporkannya
kepadaPengawas untuk diperiksa sebelum melaksanakan pekerjaan
selanjutnya.
e. Semua lapisan keras atau permukaan keras lainnya yang digali harus
bebas dari bahan lepas, bersih dan dipotong mendatar atau miring
sesuai Gambar Kerja atau sesuai petunjuk Pengawas Lapangan
sebelum menempatkan bahan urugan.
f. Bila bahan yang tidak sesuai terlihat pada elevasi penggalian rencana,
Kontraktor harus melakukan penggalian tambahan sesuai petunjuk
Pengawas, sampai kedalaman yang memiliki permukaan yang sesuai.
g. Untuk lapisan lunak, permukaan akhir galian tidak boleh diselesaikan
sebelum pekerjaan berikutnya siap dilaksanakan, sehingga air hujan
atau air permukaan lainnya tidak merusak permukaan galian. Untuk
menggali tanah lunak, Kontraktor harus memasang dinding penahan
tanah sementara untuk mencegah longsornya tanah ke dalam lubang
galian. Kontraktor harus melindungi galian dari genangan air atau air
hujan dengan menyediakan saluran pengeringan sementara atau
pompa.
h. Galian di bawah elevasi rencana karena kesalahan dan kelalaian
Kontraktor harus diperbaiki sesuai petunjuk Pengawas tanpa tambahan
biaya dari Pemilik Proyek.

2.3.2 Urugan Pasir dan Urugan Kembali bekas Galian.


o Pekerjaan urugan atau timbunan hanya dapat dimulai bila bahan urugan
dan lokasi pengerjaan urugan/timbunan telah disetujui Pengawas.
o Kontraktor tidak diijinkan melanjutkan pekerjaan pengurugan sebelum
pekerjaan terdahulu disetujui Pengawas.

21
P T. R ama S u mb er Tek n ik
Spesifikasi Teknis
Penyusunan DED Pembangunan Penyediaan Air Baku

o Bahan galian yang sesuai untuk bahan urugan dan timbunan dapat
disimpan olehKontraktor di tempat penumpukan pada lokasi yang
memudahkan pengangkutan selama pekerjaan pengurugan dan
penimbunan berlangsung. Lokasi penumpukan harus disetujui Pengawas.
o Pengurugan pekerjaan beton hanya dapat dilakukan ketika umur beton
minimal 14 hari, dan ketika pekerjaan pasangan berumur minimal 7 hari,
atau setelah mendapat persetujuan dari Pengawas.
o Urugan kembali lubang pondasi/ pasangan harus dilakukan dengan
persetujuanPengawas.
o Urugan harus dilakukan lapis demi lapis dan tiap-tiap lapis dipadatkan,
Kontraktorharus menyediakan peralatan pemadatan yang memadai
untuk memadatkan urugan maupun daerah galian. Bila tingkat
pemadatan tidak memenuhi, perbaikan harus dilakukan sampai tercapai
pemadatan sesuai ketentuan. Bahan yang ditempatkan di atas lapisan
yang tidak dipadatkan dengan baik harus disingkirkan dan atau harus
dipadatkan kembali sesuai petunjuk Pengawas.

2.3.3 Beton
o Lingkup Pekerjaan.
Lingkup pekerjaan ini meliputi pengangkutan, pengadaan bahan,
peralatan dan tenaga kerja serta pelaksanaan pekerjaan beton pada
tempat-tempat seperti ditunjukkan dalam Gambar Kerja. Pekerjaan ini
termasuk tetapi tidak terbatas pada Lantai Kerja dan Pondasi dari pada
pekerjaan beton lainnya seperti ditunjukkan alam Gambar Kerja.

o Prosedur Umum.
a) Gambar Detail Pelaksanaan.
Gambar Detail Pelaksanaan harus diserahkan Kontraktor kepada
Pengawas untuk disetujui.
b) Contoh Bahan.

22
P T. R ama S u mb er Tek n ik
Spesifikasi Teknis
Penyusunan DED Pembangunan Penyediaan Air Baku

Sebelum pelaksanaan, Kontraktor harus memberikan contoh-contoh


material, misalnya PC, Pasir, Split (Kerikil) untuk mendapatkan
persetujuan dari Pengawas Pekerjaan.
c) Contoh-contoh material yang telah disetujui oleh Pengawas Pekerjaan,
akan dipakai sebagai standard/pedoman untuk memeriksa/ menerima
material yang dikirim oleh Kontraktor ke site.
d) Pemakaian adukan atau campuran adukan diajukan terlebih dahulu
sebelum melakukan pengecoran.

o Syarat Pengiriman dan Penyimpanan.


a) Bahan harus didatangkan ke tempat pekerjaan dalam keadaan utuh
dan tidak cacat. Beberapa bahan tertentu harus masih di dalam
kotak/ kemasan aslinya yang masih tersegel dan berlabel pabriknya.
b) Bahan harus disimpan di tempat yang terlindung dan tertutup kering,
tidak lembab dan bersih sesuai dengan persyaratan yang telah
ditentukan pabrik.
c) Tempat penyimpanan harus cukup, bahan ditempatkan dan dilindungi
sesuai dengan jenisnya.

d) Kontraktor harus bertanggung jawab terhadap kerusakan selama


pengiriman dan penyimpanan. Bila ada kerusakan, Kontraktor wajib
mengganti atas beban Kontraktor sendiri.

o Bahan – Bahan
a) Mutu Beton.
Mutu beton yang dicapai dalam pekerjaan beton adalah sesuai dengan
gambar kerja yakni beton K175, dan harus memenuhi persyaratan yang
ditentukan dalam PBI 1971. Adapun beton ini dipakai untuk pekerjaan
lantai saluaran, dan lain-lain seuai dengan gambar kerja.
b) Semen.
Semen harus dari Type I dan memenuhi persyaratan SII-0013. Sebelum

23
P T. R ama S u mb er Tek n ik
Spesifikasi Teknis
Penyusunan DED Pembangunan Penyediaan Air Baku

pengadaan semen, sertifikat semen harus diserahkan kepada


Pengawas untuk disetujui, termasuk metoda dan cara pengangkutan
harus disertakan. Semen harus diadakan dalam kemasan besar atau
zak, dengan persetujuan dari Pengawas.
c) Pasir & Batu Pecah.
Pasir / batu pecah harus memenuhi SNI dan diusahakan diambil dari
galian C setempat
d) Air.
Air untuk campuran, perawatan atau aplikasi lainnya harus bersih dan
bebas dari unsur-unsur yang merusak seperti alkali, asam, garam dan
bahan anorganik lainnya. Air dari kualitas yang dikenal dan untuk
konsumsi manusia tidak perlu diuji. Bagaimanapun, bila hal ini terjadi,
semua air kecuali yang telah disebutkan di atas, harus diuji dan disetujui
Pengawas.

o Cara Pengadukan.
a) Cara pengadukan harus tunduk ketentuan PBI 1971.
b) Takaran untuk semen portland, pasir dan koral harus disetujui terlebih
dahulu oleh Pengawas Lapangan.
c) Hanya untuk beton praktis, lantai kerja, beton tumbuk yang
diperkenankan memakai mesin pengaduk beton/molen, mengaduk
dengan sekop/cangkul dilarang.
d) Jika diperlukan pada setiap pengecoran pada bagian-bagian yang
penting, Kontraktor harus membuat kubus-kubus beton percobaan/
pengetesan, sedangkan jumlah serta cara pengambilan kubus-kubus
beton tersebut harus sesuai dengan peraturan PBI 1971.
e) Pengetesan terhadap kubus-kubus beton tersebut dilakukan pada
laboratorium yang disetujui oleh Pengawas Pekerjaan.

o Pengecoran Beton.
a) Kontraktor diwajibkan melaksanakan pekerjaan persiapan dengan

24
P T. R ama S u mb er Tek n ik
Spesifikasi Teknis
Penyusunan DED Pembangunan Penyediaan Air Baku

membersihkan dan menyiram cetakan-cetakan sampai jenuh,


pemeriksaan ukuran dan ketinggian, pemeriksaan penulangan dan
penempatan penahan jarak.
b) Pengecoran beton hanya dapat dilaksanakan atas persetujuan
PengawasLapangan.
c) Pengecoran harus dilakukan dengan sebaik mungkin dengan
menggunakan alat penggetar untuk menjamin beton cukup padat,
dan harus dihindrkan terjadinya cacat pada beton seperti keropos, dan
sarang-sarang koral/split yang dapat memperlemah beton konstruksi
d) Apabila pengecoran beton akan dihentikan, dan diteruskan pada hari
berikutnya, maka tempat perhentian tersebut harus disetujui oleh
Pengawas Pekerjaan.
e) Beton harus dilindungi dari pengaruh panas, sehingga tidak terjadi
penguapan cepat.Persiapan perlindungan atas kemungkinan
datangnya hujan harus diperhatikan. f) Beton harus dibasahi paling
sedikit 10 (sepuluh) hari setelah pekerjaan pengecoran.

o Pembongkaran Perancah/Acuan
Pembongkaran bekesting hanya boleh dilakukan dengn ijin tertulis dari
Pengawas Pekerjaan. Setelah bekesting dibuka tidak diijinkan
mengadakan perubahan apapun pada permukaan beton, tanpa
persetujuan dari Pengawas Pekerjaan.

o Syarat Pengamanan Pekerjaan


a) Beton yang telah dicor dihindarkan dari benturan benda keras selama
3x24 jam setelah pengecoran.
b) Beton dilindungi dari kemungkinan cacat yang diakibatkan dari
pekerjaan-pekerjaan lain.
c) Bila terjadi kerusakan, Kontraktor diwajibkan untuk memperbaikinya
dengan tidakmengurangi mutu pekerjaan. Seluruh biaya perbaikan
menjadi tanggung jawab Kontraktor sendiri.

25
P T. R ama S u mb er Tek n ik
Spesifikasi Teknis
Penyusunan DED Pembangunan Penyediaan Air Baku

d) Bagian beton setelah dicor selama dalam pengerasan harus selalu


dibasahi dengan air terus menerus selama 1 ( satu ) minggu atau lebih (
sesuai dengan ketentuan PBI 1971 ).

2.3.4 PasanganBatuKali
o Lingkup Pekerjaan
Pekerjaan ini meliputi semua pekerjaan pasangan batu kali, seperti
pondasi, turap dan lainnya seperti ditunjukkan dalam Gambar Kerja
atau sesuai petunjuk Pengawas Pekerjaan ini meliputi tidak terbatas
pada pengadaan bahan, tenaga kerja dan semua pekerjaan yang
dibutuhkan untuk menyelesaikan pekerjaan pasangan sesuai batas,
tingkat, bagian dan dimensi seperti ditunjukkan dalam Gambar Kerja.
o Prosedur Umum
a) Contoh Bahan.
Contoh bahan batu seberat minimal 5 kg dengan ukuran terpanjang
maksimal 15 cm, harus diserahkan terlebih dahulu kepada Pengawas untuk
disetujui.
b) Gambar Detail Pelaksanaan. Sebelum memulai pekerjaan, Kontraktor
harus membuat Gambar Detail Pelaksanaan yang mencakup dimensi,
elevasi, kemiringan dan detail- detail lain yang diperlukan, untuk
disetujui Pengawas Lapangan.
o Bahan – Bahan.
a) Batu Kali.
Batu kali harus memiliki sisi terpanjang berukuran maksimal 15 cm,
dan memiliki minimal 3 bidang kontak. Batu kali harus keras bersifat
kekal dan tidak boleh mengandung bahan yang dapat merusak.
b) Adukan dan Pelesteran.
Adukan yang dipakai harus memenuhi uraian Persyaratan teknis Adukan &
Plesteran.

26
P T. R ama S u mb er Tek n ik
Spesifikasi Teknis
Penyusunan DED Pembangunan Penyediaan Air Baku

o Pelaksanaan Pekerjaan
a) Umum.
Pekerjaan pasangan batu kali, baru diijinkan untuk dimulai bila semua
pekerjaan galian dan urugannya telah diperiksa serta disetujui
Pengawas Pekerjaan galian dan urugan kembali dilaksanakan sesuai
Persyaratan teknis Galian, Urugan kembali, dan Pemadatan.
b) b) Sebelum memulai pekerjaan perletakan pasangan batu kali, air
hujan atau pun air tanah yang berada dalam galian harus dipompa
dan dikeluarkan.
c) Pemasangan.
Adukan 1 semen dengan 2 pasir untuk pasangan batu kali yang
terendam air dan adukan 1 semen dengan 4 pasir untuk pasangan
batu kali yang tidak terendam air.
d) Adukan harus membungkus batu kali pada bagian tengah pasangan
sedemikian rupa sehingga tidak ada bagian dari pasangan yang
berongga/tidak padat.
e) Tidak diperbolehkan sama sekali memukul batu kali di tempat
pekerjaan (pada bagian konstruksi) dengan martil besar, kecuali di luar
papan patok ukur/bow plank.
f) Pasangan batu kali di atas dasar galian harus diurug lapisan pasir
setebal 5 dan di anstamping batu kali 10 cm.
g) Bagian yang akan diberi pasangan batu kali harus sudah dibentuk
sesuai petunjuk dalam Gambar Kerja, dan/atau sesuai petunjuk
Pengawas.
h) Pasangan batu kali harus saling menyilang dan terkait, sehingga tidak
ada siar yang merupakan garis lurus.

27
P T. R ama S u mb er Tek n ik
Spesifikasi Teknis
Penyusunan DED Pembangunan Penyediaan Air Baku

i) Pembersihan Permukaan.
Segera setelah adukan ditempatkan, semua permukaan pasangan
batu kali yang terlihat harus dibersihkan secara menyeluruh dari
cipratan adukan dan harus dijaga sedemikian rupa sampai pekerjaan
selesai.
j) Perawatan.
Pasangan batu kali harus dilindungi dari cahaya matahari dan secara
terus- menerusharus dibasahi dengan cara yang disetujui selama tiga
hari setelah pekerjaan selesai.

2.3.5 Pekerjaan Plesteran


o Lingkup Pekerjaan
Pekerjaan ini meliputi semua pekerjaan adukan dan pelesteran (kasar dan
halus), seperti dinyatakan dalam Gambar Kerja atau ketentuan dalam
Persyaratan teknis ini.

o Prosedur Umum
a) Contoh Bahan.
Contoh bahan yang akan digunakan harus diserahkan kepada Pengawas
untuk disetujui terlebih dahulu sebelum dikirim ke lokasi proyek.
b) Pengiriman dan Penyimpanan.
Pengiriman dan penyimpanan bahan semen harus sesuai ketentuan
pabrik.

c) Pasir harus disimpan di atas tanah yang bersih, bebas dari aliran air,
dengan kata lain daerah sekitar penyimpanan dilengkapi saluran
pembuangan yang memadai, dan bebas dari benda-benda asing. Tinggi
penimbunan tidak lebih dari 1200 mm agar tidak berhamburan.

28
P T. R ama S u mb er Tek n ik
Spesifikasi Teknis
Penyusunan DED Pembangunan Penyediaan Air Baku

o Bahan – Bahan.
a) Semen.
Semen Type I harus memenuhi standar SII-0013,
b) Pasir.
Pasir harus bersih, keras, padat dan tajam, tidak mengandung lumpur atau
kotoran lain yang merusak dengan ukuran atau perbandingan butir-butir
yang seragam mulai dari yang kasar sampai pada yang halus.
c) Air.
Air harus bersih, bebas dari asam, minyak, alkali dan zat-zat organik yang
bersifat merusak. Air dengan kualitas yang diketahui dan dapat diminum
tidak perlu diuji. Pada dasarnya semua air yang digunakan harus disetujui
Pengawas.

o Pelaksanaan Pekerjaan
Perbandingan Campuran Adukan dan/atau Pelesteran.
a) Campuran 1 semen dan 2 pasir digunakan untuk adukan kedap air,
adukan kedap air 15 cm di bawah permukaan tanah sampai 20 cm di
atas lantai, tergambar atau tidak tergambar dalam Gambar Kerja,
pelesteran permukaan beton yang terlihat dan tempat-tempat lain
seperti ditunjukkan dalam Gambar Kerja.
b) Campuran 1 semen dan 3 pasir untuk semua pekerjaan adukan dan
pelesteran selain tersebut di atas, kecuali bila ditentukan lain dalam
Gambar Kerja.
c) Pencampuran.
Semua bahan kecuali air harus dicampur dalam kotak pencampur
atau alat pencampur yang disetujui sampai diperoleh campuran yang
merata, untuk kemudian ditambahkan sejumlah air dan pencampuran
dilanjutkan kembali. Adukan harus dibuat dalam jumlah tertentu dan
waktu pencampuran minimal 1 sampai 2 menit sebelum
pengaplikasian. Adukan yang tidak digunakan dalam jangka waktu 45
menit setelah pencampuran tidak diijinkan digunakan.

29
P T. R ama S u mb er Tek n ik
Spesifikasi Teknis
Penyusunan DED Pembangunan Penyediaan Air Baku

o Persiapan dan Pembersihan Permukaan.


a) Semua permukaan yang akan menerima adukan dan/atau pelesteran
harus bersih, bebas dari serpihan karbon lepas dan bahan lainnya yang
mengganggu.
b) Pekerjaan pelesteran hanya diperkenankan setelah selesainya
pemasangan instalasi listrik dan plumbing serta seluruh bagian yang
akan menerima pelesteran telah terlindung di bawah atap. Permukaan
yang akan dipelester harus telah berusia tidak kurang dari dua minggu.
Bidang permukaan tersebut harus disiram air terlebih dahulu dengan air
hingga jenuh dan siar telah dikerok sedalam 1 cm dan dibersihkan.

o Plesteran Pada Pasangan Batu Dan Beton Struktur


a) Pelesteran Pasangan Batu Kali/Gunung.
Pekerjaan pelesteran dapat dimulai setelah pekerjaan persiapan dan
Pembersihan selesai. Untuk memperoleh permukaan yang rapi dan
sempurna, bidang pelesteran dibagi-bagi dengan kepala pelesteran
yang dipasangi kelos-kelos sementara dari bambu. Kepala pelesteran
dibuat pada setiap jarak 100 cm, dipasang tegak dengan
menggunakan kepingan kayu lapis tebal 6 mm untuk patokan
kerataan bidang. Setelah
kepala pelesteran diperiksa kesikuannya dan kerataannya, permukaan
dinding baru dapat ditutup dengan pelesteran sampai rata dan tidak
ada kepingan-kepingan kayu yang tertinggal dalam pelesteran.
Seluruh permukaan pelesteran harus rata dan rapi, kecuali bila
pasangan aka dilapis dengan bahan lain. Sisa-sisa pekerjaan yang
telah selesai harus segera dibersihkan. Tali air (naad) selebar 4 mm
digunakan pada bagian-bagian pertemuan dengan bukaan dinding
atau bagian lain yang ditentukan dalam Gambar Kerja, dibuat dengan
menggunakan profil kayu khusus untuk itu yang telah diserut rata, rapi
dan siku. Tidak diperkenankan membuat tali air dengan menggunakan
baja

30
P T. R ama S u mb er Tek n ik
Spesifikasi Teknis
Penyusunan DED Pembangunan Penyediaan Air Baku

b) Pelesteran Permukaan Beton.


Permukaan beton yang akan diberi pelesteran harus dikasarkan,
dibersihkan dari bagian-bagian yang lepas dan dibasahi air, kemudian
dipelester. Permukaan beton harus bersih dari bahan-bahan cat,
minyak, lemak, lumut dan sebagainya sebelum pekerjaan pelesteran
dimulai. Permukaan beton harus dibersihkan menggunakan kawat
baja. Setelah pelesteran selesai dan mulai mengeras, permukaan
pelesteran dirawat dengan penyiraman air. Pelesteran yang tidak
sempurna, misalnya bergelombang, retak-retak, tidak tegak lurus dan
sebagainya harus diperbaiki.

o Ketebalan Adukan dan Pelesteran.


Tebal adukan dan/atau pelesteran minimal 15 mm, kecuali bila dinyatakan
lain dalam Gambar Kerja atau sesuai petunjuk Pengawas.

o Pemeriksaan.
Semua pekerjaan harus dengan mudah dapat diperiksa. Kontraktor setiap
waktu harus memberi kemudahan kepada Pengawas untuk dapat
memeriksa pada bagian yang telah diselesaikan. Bagian yang ditemukan
tidak memuaskan; seperti pada plesteran dan acian yang tidak sempurna
dan retak akibat kelalaian kontraktor terutama pada bagian pemasangan
instalasi yang tertanam atau pada pemasangan pintu & jendela dan
pada bagian lainnya; harus diperbaiki dan dikerjakan dengan cara yang
sama dengan sebelumnya tanpa biaya tambahan dari Pemilik Proyek.
Lainnya

o Lapisan Kedap Air.


Pada bagian yang memerlukan lapisan kedap air seperti dinding
Bendungan atau lainnya yang ditunjukan gambar kerja harus diberi lapisan
kedap air.
a) Bahan lapisan kedap air yang digunakan sperti AM Product, Cemecryl

31
P T. R ama S u mb er Tek n ik
Spesifikasi Teknis
Penyusunan DED Pembangunan Penyediaan Air Baku

Elastis, Silasec atau yang setara. Contoh berikut data teknis bahan yang
akan dipakai harus diserahkkan kepada Pengawas untuk
mendapatkan persetujuan Aplikasi pelaksanaanya harus sesuai
dengan ketentuan teknis dari pabrik.
b) Pemeriksaan
Dilakukan pemeriksaan dengan 24 jam pengujian kebocoran, jika
ternyata masih ada kebocoran atau rembesan maka harus diulangi
atau diperbaiki lagi hingga sempurna tanpa tambahan biaya dari
Pemilik Proyek.

2.3.6 Pekerjaan Konstruksi Sumur


1. Urutan Pekerjaan
Penyedia Jasa harus memberitahukan secara tertulis kepada Satlak paling
kurang 24 jam sebelum memulai pekerjaan pemboran. Pemboran akan
dilakukan dengan metoda Direct Circulatian Mud Flush. Secara umum urutan
pekerjaan pemboran dan kontruksi sumur adalah sebagai berikut:
a. Persiapan jalan masuk menuju site.
b. Persiapan site, persiapan bahan dan persiapan pekerjaan.
c. Pemasangan menara bor, mesin bor, pompa lumpur dan alat bantu.
d. Pemboran lubang untuk pipa konduktor sementara (temporary casing)
diameter 12" dari permukaan tanah sampai pada kedalaman 10 m
atau seperti yang ditentukan oleh Satlak.
e. Pemasangan pipa konduktor sementara dengan diameter 10".
f. Pemboran lubang diameter 83/4" sampai akhir (sesuai dengan debit
yang dipersyaratkan dalam kontrak dan harus menembus habis satuan
batuan lapisan aquifer yang di buktikan dari cutting atau hasil loging).
g. Pengambilan cutting dilakukan pada tiap meter kedalaman dari awal
sampai akhir pemboran.
h. Logging Point Resistivity (PR) dan logging Self Potential (SP) untuk
menentukan kedudukan dan ketebalan lapisan pembawa air (akuifer)

32
P T. R ama S u mb er Tek n ik
Spesifikasi Teknis
Penyusunan DED Pembangunan Penyediaan Air Baku

dan merencana susunan konstruksi.


i. Membuat gambar lapangan dan melaksanakan rencana susunan
konstruksi sumur yang terdiri dari susunan casing, screen, gravel pack,
bail plug/sumbat bawah, centralizer, dan komponen sumur, berdasarkan
log pemboran deskripsi sample dan geophysical logging /SP-PR logging .
j. Pemasangan pipa produksi diameter 6", 5”, 4” 3”, bail plug/sumbat
bawah, reducer.
k. Pemasangan pipa jambang pompa diameter 6" sesuai dengan desain
sumur.
l. 12. Penempatan gravel pack ke dalam rongga annulus di sekeliling pipa
produksi.
m. Development sumur.
n. Pengukuran electric conductivity (EC) saat Development Sumur untuk
mengetahui kualitas air.
o. Uji Pemompaan, Uji Pemulihan/recovery test, pengukuran muka air tanah,
dan pengukuran debit sumur.
p. Pengambilan sample air untuk analisa kualitas air.
q. Pencabutan Pipa Konduktor Sementara diameter 10".
r. Pemasangan tutup sumur dan kunci.
s. Pengisian semen kedalam rongga annulus di sekeliling Pipa jambang
pompa.
t. Pembongkaran mesin bor.
u. Pengembalian kondisi lokasi (reklamasi) site/pembersihan site lokasi
pemboran.

Jika dalam setiap langkah kegiatan di atas mengindikasikan adanya kegagalan,


maka Penyedia Jasa (Pihak Kedua) wajib melaporkan kepada Satlak,
selanjutnya Satlak berkonsultasi dengan Tim Teknis lainnya.

33
P T. R ama S u mb er Tek n ik
Spesifikasi Teknis
Penyusunan DED Pembangunan Penyediaan Air Baku

2. Pemasangan Mesin Bor


Sebelum operasi pemboran dimulai, mesin bor harus dipasang dengan hati-
hati di atas pondasi yang kuat, datar dan stang bor tegak lurus, agar
dapat memberikan hasil pemboran yang baik, dan mencegah kerusakan
mesin bor itu sendiri serta menghindari kemungkinan terjadinya kecelakaan
terhadap personil atau tenaga kerja pemboran serta diperoleh lubang bor
yang tegak dan lurus.

3. Pemasangan dan Pencabutan Pipa Konduktor Sementara


Pipa Konduktor Sementara dipasang di setiap lokasi rencana lubang
sumur untuk mencegah keruntuhan lapisan permukaan tanah atas (soil)
selama operasi pemboran berlangsung. Kedalaman pemasangan pipa
konduktor ditentukan berdasarkan keadaan lapangan/soil di tiap lokasi
dengan persetujuan Satlak. Setelah pekerjaan yang membutuhkan pipa
konduktor selesai dilaksanakan, maka Penyedia Jasa harus mencabut
pipa tersebut, apabila tidak dapat dicabut dan tetap tertinggal, maka
menjadi tanggung jawab Penyedia Jasa (Pihak Kedua) tanpa ada
penggantian biaya.

4. Diameter dan Kedalaman Pemboran


Diameter Instalasi ditentukan untuk pipa jambang pompa 6” pada bagian
atas lubang sumur dan diameter 5", 4”, dan 3” pada bagian bawah lubang
sumur. Perubahan diameter dapat dilakukan atas persetujuan atau atas
perintah Satlak. Perubahan tersebut didasarkan pada sifat formasi dan jenis
peralatan yang dipakai.

5. Metoda Pemboran
Metoda pemboran yang akan digunakan adalah metoda Direct Circulation
Mud Flush Sirkulasi pembilas harus menggunakan lumpur Bentonite.1

34
P T. R ama S u mb er Tek n ik
Spesifikasi Teknis
Penyusunan DED Pembangunan Penyediaan Air Baku

6. Pengawasan Lumpur Pemboran


Selama pemboran berlangsung, apabila sirkulasi lumpur berhenti karena
sebab apapun, guna menghindari tertimbunnya mata bor dan stang
bor (drill pipe) dari runtuhan atau endapan lumpur dan lempung, maka
mata bor dan stang bor harus segera diangkat, atau digantung,
setidaknya sepanjang 12 meter ke atas dari kedalaman terakhir yang
dicapai.

7. Sirkulasi pembilasan Lubang Sumur


Untuk memperoleh lubang bor dan sample batuan (cutting) yang baik maka
Penyedia Jasa (Pihak Kedua) harus melaksanakan sirkulasi pembilasan
lubang bor dengan lumpur pemboran atau sirkulasi lumpur tanpa penetrasi
disetiap penyambungan stang bor.
Sirkulasi pembilasan dilakukan dengan jalan melaksanakan sirkulasi lumpur
tanpa menambah kedalaman lubang (menggantung mata bor) sampai
lubang bor bersih dari material material hancuran batuan (cutting).
Apabila terjadi mud looses atau hilangnya lumpur sirkulasi secara tiba-
tiba, maka segera diambil langkah-langkah pengamanan, diantaranya
dengan segera mengangkat mata bor, stang bor dan memberikan bahan
additive yang sesuai dengan kebutuhan.
Apabila terjadi gejala keluarnya gas/uap air panas, maka harus
dilakukan tindakan pengamanan dengan menambah bahan additive
yang sesuai sehingga berat jenis lumpur meningkat dan mampu memblokir
gas.

8. Ketegak-lurusan Lubang Bor


Lubang bor harus dibuat benar-benar vertikal dan tegak lurus, hal
tersebut untuk menjamin kelancaran pemasangan pipa sumur. Apabila
terdapat penyimpangan lubang bor, sehingga menyebabkan kesulitan
pemasangan pipa sumur atau menyebabkan pipa sumur tidak dapat
dipasang tegak lurus, maka Penyedia Jasa (Pihak Kedua) harus melakukan

35
P T. R ama S u mb er Tek n ik
Spesifikasi Teknis
Penyusunan DED Pembangunan Penyediaan Air Baku

koreksi atas biaya sendiri supaya lubang bor benar-benar vertikal dan tegak
lurus, bila perlu mengganti lubang bor baru.
Penyedia Jasa (Pihak Kedua) diwajibkan untuk melakukan checking terhadap
ketegak- lurusan lubang bor sekurangnya setiap hari, sebelum dan setelah
berhentinya operasi pemboran.

9. Berakhirnya Operasi Pemboran


Apabila pemboran lubang bor telah selesai, lubang bor harus dicuci sampai
bersih dari endapan atau cutting dengan melaksanakan sirkulasi pembilasan
lumpur, paling tidak selama 4 (empat) jam secara menerus, apabila dalam
waktu tersebut kondisi lumpur sirkulasi masih belum bersih, maka waktu sirkulasi
pembilasan harus ditambah sampai dicapai kondisi lumpur dalam lubang bor
sudah bersih dari cutting.
Setelah lubang bor betul-betul bersih, maka kekentalan lumpur
pemboran dikurangi dengan cara ditambah air, selanjutnya Penyedia
Jasa mempersiapkan sumur untuk pelaksanaan logging.

10. Pembongkaran Mesin Bor


Setelah pekerjaan pemboran, Instalasi sumur dan pekerjaan lain yang
memerlukan mesin bor dinyatakan selesai, maka mesin bor beserta semua
peralatan dan material yang tidak akan dipakai lagi, harus dibongkar atau
dipindahkan oleh Penyedia Jasa.

2.3.7 Instalasi Sumur


1. Material Instalasi Sumur
Material instalasi sumur yang akan dipasang untuk konstruksi sumur antara lain
dapat terdiri dari :
• Pipa PVC diameter 6", 5”, 4” dan 3” SNI.
• Pipa Saringan PVC – SNI diameter 5", 4” dan 3“.
• Reducer PVC untuk menyambung pipa/screen yang berbeda
diameternya.

36
P T. R ama S u mb er Tek n ik
Spesifikasi Teknis
Penyusunan DED Pembangunan Penyediaan Air Baku

• Centralizer dengan diameter sesuai pipa/screen yang dipasang.


• Tutup atas dan kunci, tutup dasar sumur (top cap & bottom plug).
• Gravel pack 8 mm – 10 mm.
• Semen Grouting.
• Temporary casing.
• Bahan bahan penyambung, lem mur, dan baut.
Semua bahan tersebut disediakan oleh Penyedia Jasa sesuai dalam Daftar
Item Pekerjaan.

2.3.8 Pipa dan Saringan Sumur (Casing dan Screen Sumur)


Setelah Pemboran selesai, maka harus dilakukan sirkulasi lumpur paling tidak
selama 4 (empat) jam, atau lubang bor harus sangat bersih dari sisa contoh
batuan yang dicek dengan memeriksa lumpur bor yang sirkulasi. Penyedia
Jasa kemudian harus memasang pipa dan pipa saringan ke dalam lubang
bor pada posisi yang tepat, sesuai lapisan dan tebal aquifer.
Pipa dan pipa saringan harus disambung sesuai petunjuk teknis
penyambungan pipa, hingga cukup kuat, dan diperkuat dengan pasak
baut, panjang pasak baut tidak melebihi 2 kali ketebalan pipa (menembus
dua dinding pipa), tidak diperkenankan ada sisa panjang baut yang
menonjol di dalam pipa (sumur)
Pipa dan pipa saringan yang dipasang harus dijaga agar tepat berada di
tengah lubang bor dengan menggunakan centralizer (terbuat dari besi plat
atau bahan lainya) yang dipasang minimal setiap 4 meter. (Lampiran A ;
Gambar 4)
Penyedia Jasa harus mengukur dan mencatat dengan teliti panjang
masing-masing pipa dan pipa saringan maupun reduser sebelum diinstalasi
(dipasang di dalam sumur).
Penyedia Jasa harus mempunyai perhitungan/catatan, gambar/sketsa
tambah dan kurangnya panjang pipa setelah disambung dalam sumur,
sehingga diketahui panjang total pipa/screen sebelum instalasi dan panjang
total konstruksi sumur setelah instalasi. Pipa dengan sambungan socket

37
P T. R ama S u mb er Tek n ik
Spesifikasi Teknis
Penyusunan DED Pembangunan Penyediaan Air Baku

biasanya akan bertambah panjang, sedangkan pipa dengan sambungan


sistem bell mouth (salah satu pipa dimasukkan kedalam pipa berikutnya),
panjang total setelah instalasi akan kurang dari total panjang pipa sebelum
dipasang
Kemudian setelah diinstalasi jumlah total pemasangan casing, screen dan
reducer tiap sumur juga harus diukur ulang, untuk menghitung dengan
tepat kedalaman setiap komponen sumur dengan ketelitian pengukuran 1
cm.
Untuk mencapai konstruksi sumur yang baik dan benar, instalasi pipa
sumur akan diijinkan untuk dilaksanakan setelah bahan gravel pack
tersedia dilokasi pekerjaan. gravel pack yang tersedia harus sudah
dibersihkan dan disaring sesuai ukuranya. Hal ini dilakukan agar setelah
pemasangan pipa dapat segera dilakukan pengisian gravel pack. Upaya ini
dilakukan untuk mencegah terjadinya longsoran dinding lubang sumur yang
dapat menutup saringan sumur.
Sebelum gravel pack tersedia di lokasi pekerjaan dilarang melaksanakan
konstruksi sumur.

2.3.9 Gravel pack


1. Material Gravel pack
Penyedia Jasa harus menyediakan gravel pack. Gravel pack tersebut terdiri
dari batuan keras, tidak mengandung batu gamping atau batuan
gampingan, tidak mengandung batu apung, lempung dan batu lempung,
lumpur dan batu lumpur, tidak mengandung bahan-bahan organik, ranting
kayu, rumput dan semacamnya, bentuk butirnya membulat dan ukuran
butirnya bergradasi.
2. Pengisian Gravel pack
Setelah pemasangan pipa sumur selesai dan sesuai dengan yang
direncanakan maka gravel pack dengan ukuran yang telah ditentukan
dimasukkan ke dalam rongga di luar pipa sumur di dalam lubang bor (ruang
anulus). Dalam proses pengisian gravel pack, sirkulasi lumpur bor harus

38
P T. R ama S u mb er Tek n ik
Spesifikasi Teknis
Penyusunan DED Pembangunan Penyediaan Air Baku

tetap dijalankan, kekentalan lumpur bor dikurangi. Pengisian gravel pack


dilaksanakan hati-hati dengan menggunakan wadah (ember kecil). Pipa
konstruksi sumur harus terbungkus rata dan padat oleh gravel pack mulai dari
dasar lubang sumur sampai pada kedalaman 10 m dari permukaan tanah
asli.
Penyedia Jasa harus selalu membuat catatan dan perhitungan volume
gravel pack yang telah dimasukkan, tiap saat harus di check dengan
mengukur posisi kedalaman
gravel pack dalam lubang anulus. Setelah pengisian gravel dinyatakan
cukup, maka penyempurnaan/development sumur dapat dimulai.
Pada kasus pemboran sumur yang menjumpai zona mud loose, pengisian
gravel pack dihentikan setidaknya 3 (tiga) meter (atau lebih, tergantung
kondisi formasi batuanya) dibawah zona mud loose, kemudian pada zona
mud loose ditutup semen, atau campuran semen dengan bentonite, atau
ditutup dengan lempung impermeable (kedap air), setebal sampai 3 meter
diatas zona mud loose, baru kemudian dilanjutkan pengisian gravel
pack. Zona mud loose harus dipastikan posisinya dengan berdasarkan data
log pemboran (penetration log), lithologi log atau deskripsi batuan dan
logging geofisika (electric logging).

2.3.10 Penyempurnaan Sumur (Development)


Development akan dilaksanakan setelah pengisian gravel pack selesai,
lumpur pemboran dan pasir harus dihilangkan dengan melaksanakan sirkulasi
air bersih terus menerus, sampai air sirkulasi yang keluar hanya air, tidak
mengandung lumpur sehingga sumur benar-benar bersih dari lumpur dan
pasir.
Development harus dilaksanakan dengan hati-hati sehingga tidak
menimbulkan kerusakan, baik pada akuifer maupun pada sumur sendiri.
Jika dalam pelaksanaan development terjadi kerusakan sumur (screen
pecah/patah, lubang bor/sumur longsor) maka Penyedia Jasa harus
menggantinya.

39
P T. R ama S u mb er Tek n ik
Spesifikasi Teknis
Penyusunan DED Pembangunan Penyediaan Air Baku

Penyedia Jasa harus melakukan penyempurnaan (development) sumur


dengan metoda yang cukup efektif untuk mengeluarkan material halus,
lumpur pemboran, dan mud cake yang menempel pada dinding lubang
bor atau terperangkap dalam gravel pack di sekeliling screen. Hal ini
dilakukan agar lumpur pemboran dan mud cake dapat lolos melalui celah
saringan dan keluar dari sumur tanpa merusak akuifer maupun pipa
sumur.
Pekerjaan development sumur akan menggunakan metoda tekanan udara
(Air jetting) memakai kompresor udara bertekanan tinggi, yang ditiupkan
melalui pipa tiup, dengan menggunakan alat jetting tool (Lampiran A ;
Gambar 5) pada ujung pipa tiup
Development dengan peniupan udara bertekanan tinggi, melalui drop
pipe diameter lebih kecil atau sama dengan 1,5 inchi dan harus cukup
tebal dengan sambungan- sambungan yang cukup kuat.
Development sumur dilaksanakan normalnya selama 40 jam untuk sumur
sedalam 100 m, jika selama waktu tersebut masih belum bersih, maka
waktu development harus ditambah sampai sumur bersih.
Sebelum, selama dan setelah pekerjaan development sumur dilakukan, maka
Penyedia Jasa harus selalu mengukur posisi kedalaman gravel dalam
lubang anulus. Jika permukaan gravel pack turun dari kedalaman
semula, maka Penyedia Jasa harus menambah gravel sampai kembali
pada kedalaman yang telah ditentukan. Kekosongan gravel pack atau
berkurangnya atau menurunnya posisi gravel pack yang tidak segera
dipenuhi akan berakibat runtuh dan rusak atau bengkoknya sumu

2.3.11 Uji Pemompaan


Setelah konstruksi sumur selesai dan development selesai, Penyedia Jasa
harus mempersiapkan Uji Pemompaan. Uji Pemompaan yang akan
dilaksanakan adalah sebagai berikut :

40
P T. R ama S u mb er Tek n ik
Spesifikasi Teknis
Penyusunan DED Pembangunan Penyediaan Air Baku

• Uji Pemompaan Pendahuluan (preliminary pumping test).


• Uji Pemompaan Penurunan Bertingkat (step drawdown test).
• Uji Pemompaan Debit Tetap (constant rate test).
• Uji Pemulihan (recovery test).
Penyedia Jasa harus menyediakan semua peralatan, pekerja, bahan bakar
dan semua kebutuhan lain selama periode waktu Uji Pemompaan.
Dalam kegiatan Uji Pemompaan, Penyedia Jasa harus mempersiapkan
site/lokasi agar tidak terjadi gangguan dalam pengujian tersebut.
Penyedia Jasa harus mempersiapkan saluran untuk buangan, agar air
hasil Uji Pemompaan tidak kembali atau meresap ke dalam sumur. Penyedia
Jasa juga harus mengendalikan adanya alliran air dalam saluran umum,
saluran buangan/limbah rumah tangga, saluran irigasi atau aliran air lainya di
sekitar lokasi/site agar tidak meresap ke dalam sumur dan tidak mengganggu
validitas data.
Apabila dalam proses Uji Pemompaan terjadi hujan yang cukup deras
sehingga mengganggu muka air tanah, maka Uji Pemompaan dianggap
gagal karena data menjadi tidak valid dan harus diulangi dari awal.

2.3.12 Spesifikasi mesin submersible


spesifikasi pompa adalah sebagai berikut :

IQUID
• Pumped liquid : Water
• Liquid max temp : 30 - 40 °C (86 °F)
• Max liquid t at 0.15 m/sec : 30 - 40 °C (86 °F)
• Selected liquid temperature : 20 °C
• Density : 998.2 kg/m³

TECHNICAL
• Pump speed on which pump data are based : 2875 - 2900 rpm
• Actual calculated flow : 5 - 6 m³/h

41
P T. R ama S u mb er Tek n ik
Spesifikasi Teknis
Penyusunan DED Pembangunan Penyediaan Air Baku

• Resulting head of the pump : 100 m


• Shaft seal for motor: SIC/SIC - CSA certified
• Approvals on nameplate : CE,EAC - ANSI/NSF 61 certified
• Curve tolerance : ISO9906:2012 3B
• Motor version : T40
• Specification for shaft end : CYLINDRICAL

MATERIALS
• Pump : Stainless steel Corrosion resistant
• Impeller : Stainless steel Corrosion resistant
• Motor : Stainless steel Corrosion resistant

INSTALLATION:
• Pump outlet : Rp1 1/2
• Motor diameter : 4 inch

ELECTRICAL DATA:
• Rated power - P2: 2.2 kW / 2200VA
• Power (P2) required by pump : 2.2 kW / 2200VA
• Mains frequency : 50 Hz
• Rated voltage : 1 x 220-230 V
• Rated current : 5.75-6.00-6.30 A
• Starting current : 440-450-450 %
• Cos phi - power factor : 0.82-0.76-0.71
• Rated speed : 2840-2860-2870 rpm
• Start. Method : direct-on-line
• Enclosure class (IEC 34-5) : IP68
• Insulation class (IEC 85) :F
• Built-in temp. transmitter : yes
• Windings : Enamelled

42
P T. R ama S u mb er Tek n ik
Spesifikasi Teknis
Penyusunan DED Pembangunan Penyediaan Air Baku

OTHERS:
• Minimum efficiency index, MEI ≥ : 0.5
• ErP status : EuP Standalone/Prod.
• Net weight : 26.6 kg (Maks)
• Gross weight : 28.4 kg (Maks)
• Shipping volume : 21.7 m³
• Custom tariff no. : 8413.70.9900

2.3.13 Pekerjaan Perpipaan

1. Spesifikasi teknis Pipa


dan Pemilihan bahan pipa harus memenuhi persyaratan teknis dalam SNI,
antara lain:
a. Spesifikasi pipa PVC mengikuti standar SNI 03-6419-2000 tentang Spesifikasi
pipa PVC bertekanan berdiameter 110-315 mm dan SK SNI S-20-1990-2003
tentang spesifikasi pipa PVC.
b. SNI 06-4829-2005 tentang pipa polietilena.
c. Standar BS 1387-67 untuk pipa baja kelas medium.
d. Fabrikasi pipa baja harus sesuai dengan \/INJA c 200 atau SNI-07-0822-1989
atau 8112527-90 atau JIS G 3452 dan JIS G 3457.
d. Standar untuk pipa ductile menggunakan standar dari ISO 2531 dan
BS 4772.
Persyaratan bahan pipa lainnya dapat menggunakan standar nasional
maupuninternasional lainnya yang berlaku

2. Jalur Pipa
Perencanaan jalur pipa harus memenuhi ketentuan teknis sebagai berikut:
a. Jalur pipa sependek mungkin.
b. Menghindari jalur yang mengakibatkan konstruksi sulit dan mahal.
c. Tinggi hidrolis pipa minimum 5 m diatas pipa, sehingga cukup

43
P T. R ama S u mb er Tek n ik
Spesifikasi Teknis
Penyusunan DED Pembangunan Penyediaan Air Baku

menjamin operasi air valve.


d. Menghindari perbedaan elevasi yang terlalu besar, sehingga tidak ada
perbedaan kelas pipa.

3. Dimensi Pipa
Penentuan dimensi pipa harus memenuhi ketentuan teknis sebagai berikut:
a. Pipa harus direncanakan untuk mengalirkan debit maksimum.
b. Kehilangan tekanan dalam pipa tidak lebih dari 30% dari total tekanan
·statis(head statis) pada sistem transmisi dengan pemompaan.
c. Kehilangan tekanan untuk sistem gravitasi, kehilangan tekanan maksimum 5
m/1 000 m atatu sesuai dengan spesifikasi pipa.

2.3.14 Pekerjaan Pagar BRC


a. Ukuran Tinggi Pagar
Ukuran duga (peil) dan ukuran tinggi ditentukan dalam gambar,
pemborong wajibmemeriksa semua ukuran ini dalam pelaksanaan,
sehingga betul-betul sesuai dengangambar.Apabila terdapat perbedaan
ukuran maka pemborong wajib menanyakan pada
PemberiTugas.Penentuan semua ukuran harus digunakan pesawat
theodolit dan setelah ditentukan harusdisahkan secara tertulis dimuka
Pemberi Tugas oleh Pengawas Pekerjaan.

b. Pekerjaan Tanah
Pekerjaan penggalian, perataan, pengukuran dan lain-lain adalah bagian
dari pekerjaantanah ini. Untuk galian pondasi disesuaikan dengan gambar
yang telah disetujui, dan lubang galian pondasi harus cukup lebar,
sehingga pelaksanaan pekerjaan tidak terganggu.Apabila galian dasar
pondasi terdapat akar-akar atau tanah masih lunak, maka harusdigali
sampai memenuhi syarat tanah yang cukup baik.Dibawah pasangan
pondasi (anstamping) diberi lapisan pasir padat setebal 10 cm.

44
P T. R ama S u mb er Tek n ik
Spesifikasi Teknis
Penyusunan DED Pembangunan Penyediaan Air Baku

c. Pekerjaan Pondasi
Material yang digunakan harus bermutu baik yang sudah disetujui oleh
Pengawas /Pemberi Tugas untuk dipakai Pondasi menggunakan pondasi
pasangan batu belah seperti uraian diatas

d. Material Yang digunakan


Pagar BRCTerbuat dari lembaran JKBL BRC, setelah dibentuk kemudian
digalvani dengan cara“HOT DIP” (celup panas 4650C).Ukuran dan Type
o Type : 200 A3
o Tinggi : 2,00 m
o Lebar : 2,40 m
o Diameter Kawat : 8,00 mm
o Jarak Kawat vertikal : 10 cm

2.4 Pekerjaan Finishing/Lain-lain

a. Segala sesuatu yang belum tercantum dalam Spesifikasi Teknis ini


dan pada petunjuk Teknis dan ternyata diperlukan, maka akan
dicantumkan dalam Berita Acara Penjelasan Pekerjaan. Atau pada
ketentuan lain
b. Hal-hal yang timbul dalam pelaksanaan dan diperlukan
penyelesaian di lapangan akan dibicarakan dan diatur oleh Direksi
dengan Kontraktor dan bila diperlukan akan dibicarakan dengan
pemberi tugas yaitu Dinas Pengelolaan Sumber Daya Air PSDA Proppinsi
Lampung
c. Meskipun dalam bestek pada uraian pekerjaan dan uraian bahan-
bahan ini dinyatakan kata-kata yang harus disediakan oleh
Kontraktor tetapi disebutkan dalam penjelasan pembangunan ini
pekerjaan tersebut tetap dianggap ada di muat dalam bestek ini.

45
P T. R ama S u mb er Tek n ik
Spesifikasi Teknis
Penyusunan DED Pembangunan Penyediaan Air Baku

d. Pekerjaan yang dinyatakan menjadi bagian dari pekerjaan


bangunan ini harus diselenggarakan /dilaksanakan dan diselesaikan
oleh Kontraktor, harus dianggap
e. Pekerjaan lain-lain yang terkait instansi lain seperti PLN, untuk spesifikasi
teknisnya mengikuti standrat dari instansi tersebut
f. Untuk menjaga kesehatan dimasa pandemic covid-19 maka dianjurkan
tetap melaksanakan protocol kesehatan dari pemerintah
g. Pekerjaan yang ada hubungannya dengan masyarakat secara
langsung sebaiknya disosialisasikan dan di buat pernyataan
pernyataan diatas kertas guna mengeliminasi masalah yang akan
timbul kedepannya
h. Sisa pekerjaan baik material atau hal-hal yang menimbulkan dampak
terhadap lingkungan dan social sebaiknya di perbaiki setelah
pekerjaan semua selesai

46
P T. R ama S u mb er Tek n ik

Anda mungkin juga menyukai