Anda di halaman 1dari 2

See discussions, stats, and author profiles for this publication at: https://www.researchgate.

net/publication/328637765

Kualitas Air di Waduk Saguling Berdasarkan Kandungan Nitrogen dan Fosfor

Poster · October 2018

CITATIONS READS

0 1,578

1 author:

Agus Tina
Bandung Institute of Technology
2 PUBLICATIONS 0 CITATIONS

SEE PROFILE

All content following this page was uploaded by Agus Tina on 31 October 2018.

The user has requested enhancement of the downloaded file.


View publication stats

Kualitas Air di Waduk Saguling Berdasarkan


Kandungan Nitrogen dan Fosfor
Oleh: Feni Hastuti (10615001), Fattreza Ihsan (10615013), Kennard Jerdy (10615025), Muhammad Irfan (10615039),
Nisrina Sukriandi (10615051), Agustina (10615064) Dosen: R.R. Kurnia Novita Sari | MA2802 - Biostatistika

Waduk Saguling merupakan salah satu bentuk ekosistem semi natural yang dibangun oleh manusia yang terletak di Kabupaten Bandung, Jawa
Barat. Pembangunan Waduk Saguling dilakukan dengan membendung aliran Sungai Citarum. Sifat perairan Waduk Saguling terus berubah
seiring berjalannya waktu, baik secara alami maupun akibat pengaruh kegiatan manusia di sepanjang daerah aliran sungai (DAS) terutama
karena aktivitas keramba jaring apung (KJA)[1]. Keberadaan KJA meningkatkan limbah ke dalam perairan Waduk Saguling, yaitu berupa limbah
organik yang didominasi dengan senyawa nitrogen dan fosfor yang berasal dari buangan ikan, dari kedua unsur hara tersebut fosfor lebih sering
menjadi penyebab utama timbulnya eutrofikasi, hal ini terjadi karena adanya denitrifikasi pada senyawa nitrogen, menyebabkan nitrogen tidak
mengalami akumulasi di sedimen, sedangkan senyawa fosfor akan terakumulasi di sedimen[2]. kandungan nitrogen dan fosfor mewakili kualitas
air yang terdapat di Waduk saguling. Hal ini sesuai dengan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 82 Tahun 2001 mengenai
Pengelolaan Kualitas Air dan Pengendalian Pencemaran Air.

Tujuan
Menentukan kualitas air dari kandungan nitrogen dan fosfor di Waduk Saguling, Padalarang, Jawa Barat berdasarkan
standar baku mutu air menurut Peraturan Pemerintah Nomor 82 Tahun 2001

Metode Kerja Dari persamaan regresi yang didapatkan untuk setiap jenis zat, dilakukan penaksiran
terhadap kadar masing-masing zat dalam sampel yang didapat. Kadar N dan P yang
Deskripsi Area Penelitian
didapatkan adalah sbb:
0,072 2,958 0,769 1,942
Kadar ortofosfat (ppm)

Kadar amonium (ppm)


Kadar nitrat (ppm)

Kadar nitrit (ppm)


0,054 2,219 0,577 1,456

0,036 1,479 0,384 0,971

0,018 0,74 0,192 0,485

0 0 0 0
ng t
N ang

ng at
on g
A
re apa

KJ

ng at
on g
A
N an
KJ

ng at
on g
A
re rap

N an
KJ

N an
re rap
g

KJ
re rap
g
r

on

g
KJ JA

Gambar 1 Area penelitian

g
KJ KJA

KJ KJA

KJ KJA
K

Pencuplikan Air dan Parameter Fisika-Kimia Air


A

A
Uji Ammonium (metode Nessler- spektrofotometri)
Uji Nitrat (metode Brusin-Spektrofotometri) Gambar 3 Grafik kandungan N dan P di ketiga titik
Uji Nitrit (metode Reaksi Diazotasi-Spektrofotometri)
Berdasarkan hasil pengolahan data, kualitas
Uji Orthofosfat (metode Stannous Klorida -
perairan di Waduk Saguling berada pada
Spektrofotometri)
kelas I .Hal ini sesuai dengan Peraturan
Penelitian dilakukan di kawasan Waduk Saguling,
Pemerintah Nomor 82 Tahun 2001[3]. Tabel 1 Indeks Kualitas (Pemerintah Republik Indonesia,
Kabupaten Bandung, Jawa Barat. Pada lokasi penelitian
2001)
ditentukan lokasi pencuplikan di tiga stasiun dengan
Data menunjukkan perairan di Waduk Saguling dapat dikonsumi sebagai air minum,
kondisi yang berbeda yaitu stasiun KJA rapat, KJA
tetapi pengaruh nitrogen dan fosfor dapat dibedakan pula dari keberadaan keramba
renggang, dan non KJA. Pencuplikan air dilakukan pada
jaring apung (KJA). Pada KJA rapat, kandungan nitrit dan nitratnya paling tinggi
tanggal 14 November 2017, pencuplikan dilakukan dengan
dibandingkan stasiun lain, tetapi kandungan amonium dan ortofosfat paling rendah
menggunakan water sampler di ketiga stasiun dengan
dibandingkan stasiun lain hal ini terkait adanya budidaya ikan misalnya pemberian
masing-masing stasiun tiga kali pencuplikan. Parameter
pakan, selain itu pada KJA rapat terdapat eceng gondok berkembang biak dengan
yang diukur yaitu kandungan ammonium, nitrit, nitrat dan
baik didaerah KJA rapat.Hasil yang didapatkan tersebut tidak mutlak menentukan
orthofosfat. Masing-masing parameter ditentukan kurva
bahwa air di kawasan waduk Saguling baik langsung dikonsumsi tetapi dapat
standarnya kemudian didapatkan model regresi sehingga
dikonsumsi dengan asumsi menilai data berdasarkan faktor fisika dan kimia yang lain
dapat ditentukan konsentrasi dari amonium, nitrat, nitrit,
lain, seperti suhu air, konduktivitas air, Dissolved Oxygen (DO), Total Dissolved Solid
dan fosfat.
(TDS), dan Total Solved Solid (TSS) dapat juga menentukan kualitas perairan.
Hasil dan Pembahasan
Berikut adalah kurva standar untuk mengestimasi kadar N dan P pada perairan Kesimpulan
waduk saguling.
Kualitas Air di Waduk Saguling, Padalarang, Jawa Barat terdapat pada kelas I yang
diasumsikan dapat digunakan untuk air minum, tetapi tetap memperhatikan faktor
fisika dan kimia lain.
Daftar Pustaka
[1]Putra, W. A., Zahidah, dan Lili, W. 2012. “Struktur Komunitas Plankton di Sungai Citarum Hulu Jawa Barat”.
Jurnal Perikanan dan Kelautan. 3(4): 313-325.
[2]Garno, Y.S. (2001). ”Status dan karakteristik Pencemaran di Waduk. Pencemaran Di Waduk Kaskade
Citarum”. Jurnal Tek. Ling. 2 (2): 207-213.
[3] Pemerintah Republik Indonesia, 2001. Peraturan Pemerintah Nomor 82 tahun 2001 Tentang Pengelolaan
Kualitas Air dan Pengendalian Pencemaran Air, Jakarta
Gambar 2 Grafik regresi kurva standar N dan P

Anda mungkin juga menyukai