Anda di halaman 1dari 9

Analisis Fungsi, Tugas dan Kewenangan Badan Kepegawaian Negara

dalam Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014 Tentang Aparatur Sipil Negara


(Ahmad Juwari1, Puti Paramita Bawie2, dan Rahadi Ferdiansyah3 )

ANALISIS FUNGSI, TUGAS DAN KEWENANGAN


BADAN KEPEGAWAIAN NEGARA
DALAM UNDANG-UNDANG NOMOR 5 TAHUN 2014 TENTANG
APARATUR SIPIL NEGARA

ANALYSIS OF THE FUNCTIONS, DUTIES AND AUTHORITIES OF THE


NATIONAL CIVIL SERVICE AGENCY
IN LAW NUMBER 5 OF 2014 CONCERNING STATE CIVIL APPARATUS
Ahmad Juwari1, Puti Paramita Bawie2, dan Rahadi Ferdiansyah3
Badan Kepegawaian Negara
Jl. Mayjen Soetoyo 12 Cililitan Jakarta Timur
email: 1ahmad.juwari@bkn.go.id, 2puti.bawie@bkn.go.id, 3rahadi.ferdiansyah@bkn.go.id

(Diterima 8 Juni 2021, Direvisi 15 November 2021, Disetujui 15 November 2021)

Abstrak
Penelitian ini mendeskripsikan evaluasi kelembagaan struktur organisasi pemerintah dalam hal ini di Badan
Kepegawaian Negara dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku yaitu Undang-Undang Nomor 5
Tahun 2014. Permasalahan yang diangkat dalam tulisan ini mengacu pada belum selarasnya Peraturan Presiden
No.58 Tahun 2013 tentang Badan Kepegawaian Negara yang saat ini berlaku dengan Undang-Undang Nomor
5 Tahun 2014 dan perkembangan tuntutan organisasi saat ini. Metodologi penulisan menggunakan analisis
kualitatif mengacu pada kerangka teori terkait dan peraturan perundang-undangan yang berlaku. Hasil dari
penelitian menunjukkan 4 (empat) pilar yaitu: pembinaan, penyelenggaraan, sistem informasi dan pengawasan
pengendalian menjadi pilar-pilar utama yang berasal dari fungsi dan wewenang BKN di Undang-Undang Nomor
5 Tahun 2014. Pilar-pilar tersebut menjadi pedoman dalam cascading fungsi organisasi yang terdiri dari satuan
haluan, operasi dan kontrol. Penelitian ini dilaksanakan selama satu bulan di bulan Mei 2021.

Kata kunci: Evaluasi Kelembagaan, Struktur Organisasi, BKN

Abstract
This study describes the evaluation of the institutional structure of the government organization in this case the
State Civil Service Agency with the applicable laws and regulations, namely Law Number 5 of 2014. The problems
raised in this paper refer to the inconsistency of Presidential Regulation Number 58 of 2013 about National
Civil Service Agency which is currently in effect with Law Number 5 of 2014 and the current development of
organizational demands. The writing methodology uses qualitative analysis referring to the related theoretical
framework and applicable laws and regulations. The results of the study show that 4 (four) pillars, namely:
development, implementation, information systems, and control supervision are the main pillars originating from
the functions and authorities of National Civil Service Agency in Law Number 5 of 2014. These pillars serve
as guidelines in cascading organization functions consisting of a unit of direction, operation, and control. This
research was conducted for one month in May 2021.

Keywords: Institutional Evaluation, Organizational Structure, BKN

PENDAHULUAN nepotisme, serta mampu menyelenggarakan


pelayanan publik bagi masyarakat.
Latar Belakang Pada Bab VIII, perihal kelembagaan,
Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014 Presiden memegang kekuasaan tertinggi
tentang Aparatur Sipil Negara (UU ASN) dalam kebijakan, pembinaan profesi dan
lahir dengan tujuan mewujudkan aparatur manajemen ASN yang didelegasikan kepada
sipil negara yang memiliki integritas, Kementerian yang menyelenggarakan urusan
profesional, netral dan bebas dari intervensi pemerintahan di bidang pendayagunaan
politik, bersih dari praktik korupsi, kolusi dan aparatur negara, KASN, LAN dan BKN.

1
Civil Service VOL. 15, No.2, November 2021 : 1 - 9

Badan Kepegawaian Negara (BKN), sumber daya Pegawai Negeri Sipil dan
dalam undang-undang tersebut berkaitan administrasi kepegawaian, pengawasan
dengan kewenangan penyelenggaraan dan pengendalian, penyelenggaraan dan
manajemen ASN, pengawasan dan pemeliharaan informasi kepegawaian,
pengendalian norma, standar, prosedur mendukung perumusan kebijaksanaan
dan kriteria manajemen ASN. Sebagai kesejahteraan Pegawai Negeri Sipil,
lembaga negara yang menjalankan amanah serta memberikan bimbingan teknis
manajemen ASN tersebut, faktanya BKN kepada unit organisasi yang menangani
masih mendasarkan organisasinya pada kepegawaian pada instansi pemerintah
ketentuan yang diatur dalam Peraturan pusat dan pemerintah daerah”
Presiden Nomor 58 Tahun 2013 tentang Sedangkan pada UU ASN, tugas,
Badan Kepegawaian Negara (Perpres BKN) fungsi dan kewenangan BKN lebih
yang belum disesuaikan dengan UU ASN. diperinci pada pasal 47, 48 dan 49. UU
Perpres BKN tersebut masih mengacu ASN tersebut juga menyebutkan di pasal
pada Undang-Undang No. 43 Tahun 1999 50 bahwa ketentuan terkait fungsi, tugas
tentang Perubahan atas Undang-Undang dan kewenangan BKN tersebut akan
No. 8 Tahun 1974 tentang Pokok-Pokok diatur dengan Peraturan Presiden. Namun
Kepegawaian. Dalam Undang-Undang demikian, pasca lahirnya UU ASN, sampai
tersebut, pada pasal 34, walaupun tidak saat ini belum disusun Peraturan Presiden
disebutkan lugas tugas dan fungsinya, namun pengganti Perpres Nomor 58 Tahun 2013,
pada pasal 2 disebutkan bahwa: hal ini perlu segera ditindaklanjuti karena
“Badan sebagaimana dimaksud dalam berpengaruh terhadap penyusunan dan
ayat (1), menyelenggarakan manajemen penataan organisasi BKN ke depan. Berikut
Pegawai Negeri Sipil mencakup tabel fungsi, tugas dan wewenang BKN
perencanaan, pengembangan kualitas dalam UU ASN.

Tabel 1. Fungsi, Tugas dan Wewenang BKN dalam UU ASN


Fungsi Tugas Wewenang
a. Pembinaan a. Mengendalikan seleksi calon pegawai Mengawasi dan
penyelenggaraan ASN mengendalikan pelaksanaan
manajemen ASN b. Membina dan menyelenggarakan norma, standar, prosedur dan
b. Penyelenggaraan penilaian kompetensi serta kriteria manajemen ASN
manajemen ASN dalam mengevaluasi pelaksanaan penilaian
bidang pertimbangan kinerja pegawai ASN
teknis formasi, c. Membina jabfung di bidang
pengadaan, perpindahan kepegawaian
antar instansi, persetujuan d. Mengelola dan mengembangkan sistem
kenaikan pangkat, informasi kepegawaian ASN berbasis
pensiun kompetensi
c. Penyimpanan informasi e. Menyusun norma, standar, dan
pegawai ASN dan prosedur teknis pelaksanaan kebijakan
bertanggungjawab manajemen ASN
atas pengelolaan dan
f. Menyelenggarakan administrasi
pengembangan sistem
kepegawaian ASN
informasi ASN
g. Mengawasi dan mengendalikan NSP
manajemen kepegawaian ASN
Sumber: Diolah oleh Tim Peneliti

Pada Peraturan Presiden Nomor 58 Manajemen Kepegawaian, Deputi Bidang


Tahun 2013 yang masih berlaku saat ini Mutasi Kepegawaian, Deputi Bidang
BKN terdiri dari Kepala, Wakil Kepala, Sistem Informasi Kepegawaian dan Deputi
Sekretariat Utama, Deputi Bidang Pembinaan Bidang Pengawasan dan Pengendalian.
2
Analisis Fungsi, Tugas dan Kewenangan Badan Kepegawaian Negara
dalam Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014 Tentang Aparatur Sipil Negara
(Ahmad Juwari1, Puti Paramita Bawie2, dan Rahadi Ferdiansyah3 )

Keempat unsur baik mutasi, sistem Uraian senada juga diutarakan


informasi, pengawasan dan pengendalian Nugroho (Thaha, 2009) dimana kelembagaan
serta pembinaan manajemen kepegawaian memiliki ciri diantaranya: 1) Para
tersebut perlu direviu kembali dengan UU anggotanya (staf) secara pribadi bebas, dan
ASN. hanya melakukan tugas-tugas impersonal
dari jabatan-jabatannya; 2) Terdapat hierarki
Rumusan Masalah jabatan yang jelas; 3) Fungsi-fungsi
Berkaitan pada penjelasan latar jabatan diperinci dengan jelas; 4) Para
belakang diatas, maka rumusan masalah pejabat diangkat berdasarkan kontrak;
dalam artikel ini yaitu: 5) Penyeleksian atas dasar kualifikasi
1. Apakah Peraturan Presiden Nomor 58 profesional yang secara ideal diperkuat
Tahun 2013 tentang Badan Kepegawaian dengan diploma yang diperoleh melalui
Negara yang saat ini berlaku selaras ujian; 6) Anggotanya digaji dengan uang
dengan UU ASN? dan biasanya mempunyai hak-hak pensiun;
2. Fungsi, tugas dan wewenang seperti apa 7) Pekerjaan pejabat adalah pekerjaannya
yang dimliki oleh Badan Kepegawaian yang satu-satunya; 8) Terdapat suatu struktur
Negara dalam menyelaraskan dengan karier dan kenaikan pangkat adalah yang
peraturan dan tuntutan perkembangan mungkin baik melalui senioritas ataupun
organisasi? prestasi dan sesuai dengan penilaian para
atasan; 9) Pejabat tidak boleh mengambil
kedudukannya sebagai miliknya pribadi
PEMBAHASAN begitu pula sumber-sumber yang menyertai
kedudukan itu, dan; 10) Pejabat tunduk
Tinjauan Pustaka kepada pengendalian yang dipersatukan dan
Kelembagaan diartikan dalam literatur kepada sistem disipliner.
bahasa inggis sebagai bureaucracy atau Kaitannya dengan penataan kelem-
diserap dalam bahasa Indonesia sebagai bagaan/birokrasi, Fukuyama (LAN, 2013)
birokrasi. Max Weber mendefinisikan menjabarkan dua prinsip dalam mendesain
kelembagaan sebagai suatu bentuk organisasi kelembagaan pemerintah yang ideal.
yang ditandai oleh hierarki, spesialisasi Pertama, pemerintah harus memiliki
peranan, dan tingkat kompetensi yang tinggi kapasitas yang tinggi pada satu sisi dan
yang ditunjukkan oleh para pejabat yang pemerintah perlu memberikan diskresi yang
terlatih untuk mengisi peran-peran tersebut besar kepada masyarakat dan swasta pada
secara lebih detail, Max Weber mencirikan sisi lain. Kapasitas pemerintah sendiri dapat
kelembagaan sebagai (Thaha, 2009): diukur dalam berbagai variabel, misalnya
a. Kewenangan yang berjenjang sesuai ukuran prosedural birokrasi pemerintah,
dengan tindakan organisasi; ukuran-ukuran kapasitas (misalnya dalam
b. Spesialisasi tugas, kewajiban dan menarik pajak, mengelola sumberdaya
tanggungjawab; dan SDM di birokrasi) dan ukuran-ukuran
c. Posisi didesain sebagai jabatan; hasil (output). Menurut Fukuyama, yang
d. Penggantian dalam jabatan secara selama ini terjadi adalah banyak kapasitas
terencana; pemerintah sangat rendah pada satu sisi dan
e. Jabatan bersifat impersonal; pemerintah terlalu banyak membuat regulasi
f. Suatu sistem aturan dan prosedur yang pada sisi yang lain sehingga membuat peran
standar untuk menegakkan disiplin dan dan fungsi pemerintah berjalan tidak efektif.
pengendaliannya; Yang kedua menurut Fukuyama
g. Kualifikasi yang rinci mengenai individu (LAN, 2013) adalah pemerintah perlu
yang akan memangku jabatan; mempertimbangkan kekuatan kelembagaan
h. Perlindungan terhadap individu dari pada satu sisi dan jangkauan fungsi
pemecatan. pemerintah pada sisi lain. Sebagai

3
Civil Service VOL. 15, No.2, November 2021 : 1 - 9

contoh, pemerintah perlu membatasi e. Satuan penataan, merupakan satuan


jangkauannya apabila masyarakat dan organisasi yang melakukan aktivitasnya
kalangan swasta dapat mengambil peran untuk membantu berbagai kebutuhan
dalam mencukupi kebutuhan masyarakat, satuan lain agar berjalan lancar;
contoh lain pemerintah perlu memperkuat f. Satuan kontrol, merupakan satuan
kelembagaannya dalam bentuk misalnya organisasi yang melakukan aktivitas
koordinasi antar sektor dan desentralisasi memeriksa, mengawasi, mencocokkan
kewenangan agar kapasitas pemerintah serta mengusahakan agar pelaksanaan
(governability) dapat selalu ditingkatkan. aktivitas satuan lain dapat sesuai dengan
perencanaan, peraturan, kebijaksanaan,
Gambar 1: Desain Kelembagaan yang Ideal Oleh pedoan serta ketentuan lain yang telah
Fukuyama
ditetapkan;
High Capacity g. Satuan konsultasi, merupakan satuan
organisasi yang melakukan aktivitas
Sweet Spot
memberikan bantuan keahlian dengan
jalan memberikan nasehat, saran, atau
Too Many Excessive
pertimbangan tentang masalah tertentu
Rules Discretion kepada satuan lain.
Subordination Autonomy Apabila ditinjau melalui pendekatan
manajemen, Henry Fayol (Batlajery, 2016)
mengusulkan bahwa ada beberapa fungsi
yang melekat diantaranya merancang,
Low Capacity
memerintah, mengkoordinasikan, dan
mengendalikan yang dirinci sebagai berikut:
1) Perencanaan (Planning)
Sementara itu, kaitannya dengan Perencanaan dapat diartikan sebagai
pedoman pembentukan satuan-satuan suatu proses untuk menentukan tujuan
organisasi, (Sutarto, 2006) memberikan serta sasaran yang ingin dicapai dan
pengelompokan organisasi berdasarkan mengambil langkah-langkah strategis
fungsi-fungsi umum organisasi, diantaranya guna mencapai tujuan tersebut. Melalui
adalah: perencanaan seorang manajer akan
a. Satuan pimpinan/pimpinan, merupakan dapat mengetahui apa saja yang harus
pemegang wewenang tertinggi serta dilakukan dan bagaimana cara untuk
penanggungjawab terakhir dari suatu melakkukannya.
organisasi; 2) Pengorganisasian (Organizing)
b. Satuan haluan, merupakan satuan Pengorganisasian merupakan proses
organisasi yang melakukan aktivitas pemberian perintah, pengalokasian
untuk menetapkan norma, peraturan, sumber daya serta pengaturan kegiatan
kebijaksanaan pokok serta menampung secara terkoordinir kepada setiap individu
pendapat masyarakat lingkungannya; dan kelompok untuk menerapkan
c. Satuan operasi, merupakan satuan renacana. Kegiatan-kegiatan yang terlibat
organisasi yang melakukan aktivitas dalam pengorganisasian mencakup tiga
pokok yang langsung berhubungan kegiatan yaitu (1) membagai komponen-
dengan tercapainya tujuan organisasi; komponen kegiatan yang dibutuhkan
d. Satuan komersial, merupakan satuan untuk mencapai tujuan dan sasaran dalam
organisasi yang melakukan aktivitas kelompok-kelompok, (2) membagai
pokok yang langsung berhubungan tugas kepada manajer dan bawahan untuk
dengan tercapainya tujuan yang mengadakan pengelompokkan tersebut,
pengurusannya mendasarkan pada asas (3) menetapkan wewenang di antara
ekonomi; kelompok atau unit-unit organisasi.

4
Analisis Fungsi, Tugas dan Kewenangan Badan Kepegawaian Negara
dalam Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014 Tentang Aparatur Sipil Negara
(Ahmad Juwari1, Puti Paramita Bawie2, dan Rahadi Ferdiansyah3 )

3) Pengarahan (Commanding) penyusunan struktur organisasi ke depan


Pengarahan adalah proses untuk dalam bentuk Peraturan Presiden. Penelitian
menumbuhkan semangat (motivation) ini dilakukan pada bulan Mei 2021.
pada karyawan agar dapat bekerja keras Penulis menggunakan beberapa
dan giat serta membimbing mereka sumber data/dokumen terkait analisis
dalam melaksanakan rencana untuk pembagian fungsi dan kewenangan yakni
mencapai tujuan yang efektif dan efisien. dengan tahap-tahap analsis dokumen sebagai
Melalui pengarahan, seorang manajer berikut:
menciptakan komitemen, mendorong a. Analisis tugas dan fungsi BKN dalam
usaha-usaha yang mendukung ter- Undang-Undang Aparatur Sipil Negara
capainya tujuan. Nomor 5 Tahun 2014;
5) Pengendalian (Controlling) b. Analisis terhadap Rencana Strategis
Bagian terakhir dari proses manajemen Badan Kepegawaian Negara Tahun
adalah pengendalian (controlling). 2020-2024;
Pengendalian dimaksudkan untuk me- c. Analisis terhadap Keputusan Kepala No.
lihat apakah kegiatan organisasi sudah 232.1/KEP/2020 tentang Peta Proses
sesuai dengan rencana sebelumnya. Bisnis Badan Kepegawaian Negara.
Fungsi pengendalian mencakup empat Dari peraturan yang sudah ditetapkan
kegiatan, yaitu (1) menentukan standar tersebut, penulis melakukan analisis data
prestasi; (2) mengukur prestasi yang telah pilar-pilar yang muncul yang melekat dan
dicapai selama ini; (3) membandingkan dimandatkan kepada BKN sebagai landasan
prestasi yang telah dicapai dengan standar dalam hasil dan pembahasan.
prestasi; dan (4) melakukan perbaikan
jika terdapat penyimpangan dari standar Hasil dan Pembahasan
prestasi yang telah ditetapkan. Fungsi dan wewenang BKN dalam UU
Dari fungsi manajemen tersebut, fungsi ASN perlu digarisbawahi sebagai mandat
perencanaan, pengorganisasian, pengarahan, utama BKN. Dalam konteks kelembagaan,
dan pengendalian menjadi acuan dalam tugas BKN dalam pasal 48 tidak berupa
menyusunan desain organisasi. Struktur output melainkan lebih pada penjabaran
BKN sendiri dalam Peraturan Presiden apa saja yang perlu dilakukan BKN untuk
Nomor 58 Tahun 2013 memiliki korelasi menguatkan fungsi-fungsinya. Mengacu
erat dengan fungsi-fungsi organisasi yang pada UU ASN, ada 3 (tiga) fungsi dan 1 (satu)
dikemukakan oleh Henry Fayol maupun wewenang yang menjadi pilar utama BKN
penyusunan organisasi berdasarkan satuan diantaranya pembinaan, penyelenggaraan,
masing-masing fungsi. sistem informasi, dan wasdal (pengawasan
dan pengendalian).
Metodologi Penelitian Sebagai perbandingan, di dalam
Penelitian ini mendeskripsikan Rencana Strategis (Renstra) BKN sudah
mengenai mandat yang diberikan kepada mengemukakan pilar-pilar yang dirumuskan
BKN sesuai dengan UU ASN sebagai ke dalam sasaran strategis organisasi
alat analisis evaluasi kelembagaan BKN. hingga indikator. Namun demikian pilar
Metode yang digunakan adalah penelitian yang termuat dalam Renstra sedikit ber-
kepustakaan (library research) terhadap beda, yakni terdiri dari pilar pembinaan,
UU ASN dan dokumen lain yang berkaitan penyelenggaraan, pengelolaan dan wasdal
dengan evaluasi kelembagaan pemerintah. (pengawasan dan pengendalian). Sementara
Data diolah dengan melakukan ringkasan dalam proses bisnis yang sudah ditetapkan
tugas, fungsi dan wewenang BKN kemudian dalam Keputusan Kepala BKN No. 232.1/
diolah dan dianalisis sehingga menghasilkan KEP/2020, terdapat pilar pembinaan, penye-
garis besar fungsi yang harus melekat lenggaraan, pengelolaan sistem informasi
dan menjadi prioritas BKN sebagai dasar serta pengawasan dan pengendalian.

5
Civil Service VOL. 15, No.2, November 2021 : 1 - 9

Adanya pilar-pilar yang berbeda baik maka pilar pembinaan, penyelenggaraan,


pengelolaan, penyelenggaraan dan sistem sistem informasi serta pengawasan dan
informasi memiliki kesamaan kategori pengendalian menjadi pilar utama BKN.
fungsi yakni pada fungsi operasi organisasi. Berikut matriks yang menggambarkan pilar
Bagi penulis, dengan menyandarkan utama BKN berdasarkan UU ASN dan
pada UU ASN dan Proses Bisnis di BKN proses bisnis BKN:

Tabel 2. Fungsi, Wewenang, Pilar dan Kategori Fungsi Organisasi di BKN


Kategori
Fungsi dan Kewenangan BKN Pilar
Fungsi
Pembinaan penyelenggaraan manajemen ASN Pembinaan Haluan
Penyelenggaraan manajemen ASN dalam
bidang pertimbangan teknis formasi, pengadaan, Penyelenggaraan (Bidang Mutasi) Operasi
perpindahan antar instansi, persetujuan kenaikan
pangkat, pensiun
Penyimpanan informasi pegawai ASN dan
bertanggungjawab atas pengelolaan dan Sistem Informasi ASN Operasi
pengembangan sistem informasi ASN
Mengawasi dan mengendalikan pelaksanaan Wasdal (Pengawasan dan
norma, standar, prosedur dan kriteria manajemen Kontrol
Pengendalian)
ASN
Sumber: Diolah oleh Tim Peneliti

Pengertian pembinaan menurut Pada kenyataannya, pilar-pilar yang


Miftah Thoha (Aprianida, 2016) pembinaan ada di dalam fungsi BKN sesuai dengan
merupakan suatu tindakan, proses, hasil, pasal 47 terutama pada pengertian terkait
atau pernyataan lebih baik. Dalam hal pembinaan sendiri memiliki irisan dengan
ini menunjukkan adanya kemajuan, fungsi-fungsi lain. Namun demikian,
peningkatan, pertumbuhan, evolusi atas dari Peraturan Presiden Nomor 58 Tahun
berbagai kemungkinan, berkembang, atau 2013 tentang BKN dapat dilihat pada
peningkatan atas berbagai sesuatu. Ada Kedeputian Bidang Pembinaan Manajemen
dua unsur dari pengertian ini, pertama, Kepegawaian memiliki output utama pada
pembinaan itu sendiri dapat berupa suatu penyusunan Norma, Standar, Prosedur
tindakan, proses, atau pernyataan dari suatu dan Kriteria (NSPK) Manajemen ASN
tujuan dan kedua, pembinaan itu dapat yang merupakan tindakan, proses, maupun
menunjukkan kepada perbaikan atas sesuatu. hasil untuk mendorong penyelenggaraan
Pembinaan juga tidak dapat dilepaskan manajemen ASN menjadi lebih baik. Dari
dari konteks UU ASN, masing-masing hal tersebut, penulis mengkategorisasikan
Kementerian/Lembaga memiliki tugas dan unsur pembinaan yang lekat dengan
fungsi sendiri dalam ranah pembinaan. Pasal penyusunan/supervisi NSPK dalam kategori
26 yang berkaitan dengan Kementerian yang haluan (menitikberatkan pada penyusunan
menyelenggarakan urusan pemerintahan norma, peraturan dan kebijaksanaan pokok
di bidang pendayagunaan aparatur negara serta menampung pendapat masyarakat
memiliki fungsi menetapkan kebijakan lingkungannya).
salah satunya kebijakan umum pembinaan Selanjutnya, pada pilar penyeleng-
ASN. LAN memiliki fungsi salah satunya garaan dan sistem informasi ASN.
pembinaan pendidikan dan pelatihan Berdasarkan fungsinya maka dapat di-
kompetensi manajerial pegawai ASN jelaskan bahwa fungsi-fungsi tersebut
(pasal 43). Sedangkan BKN berfokus pada merupakan aktivitas pokok yang langsung
pembinaan manajemen ASN. berhubungan dengan tercapainya tujuan

6
Analisis Fungsi, Tugas dan Kewenangan Badan Kepegawaian Negara
dalam Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014 Tentang Aparatur Sipil Negara
(Ahmad Juwari1, Puti Paramita Bawie2, dan Rahadi Ferdiansyah3 )

organisasi (fungsi operasi). Sedangkan pemetaan terhadap Rencana Strategis dan


wewenang BKN terkait pengawasan dan proses bisnis BKN 2020-2024 sebagaimana
pengendalian merupakan fungsi kontrol terlihat pada gambar 2, pemetaan dilakukan
(Sutarto, 2006) yang merupakan satuan dengan mengklasifikasikan output layanan
organisasi yang melakukan aktivitas BKN sebagai pengelola ASN dan aspek-
memeriksa, mengawasi, mencocokkan serta aspek manajemen ASN. Kemudian pemetaan
mengusahakan agar pelaksanaan aktivitas dilakukan terhadap sasaran strategis yang
satuan lain dapat sesuai dengan perencanaan, merupakan dasar penetapan Indikator
peraturan, kebijaksanaan, pedoan serta Kinerja Utama (IKU). Tantangan terbesar
ketentuan lain yang telah ditetapkan. saat ini di tengah tuntutan perwujudan
Mengacu pada pendekatan fungsi birokrasi pemerintah berkelas dunia maka
manajemen menurut Henry Fayol maka penerjemahan fungsi dan wewenang BKN
fungsi-fungsi manajemen ASN yang harus dapat menggambarkan pencapaian
berhubungan dengan fungsi dan wewenang tujuan dan sasaran strategis secara jelas dan
BKN sebagai pengelola ASN diterjemahkan akuntabel.
sesuai dengan mandat UU ASN. Berdasarkan

Gambar 2. Pemetaan Pilar Berdasarkan Proses Bisnis dan Rencana Strategis BKN 2020-2024

Pengawasan &
Pembinaan Penyelenggaraan Sistem Informasi
Pengendalian
Penyusunan NSPK Penyusunan Kebutuhan ASN Seleksi Data & Informasi Sistem Mengawasi &
Kebijakan Manajemen Pengadaan dan Kepangkatan Informasi ASN Sistem Mengendalikan
Aspek-Aspek

Kepegawaian Penilaian Potensi Pensiun Status dan Kedudukan Informasi Kearsipan NSPK
& Kompetensi Pembinaan JF Penilaian Potensi & ASN Sistem Seleksi /
Kepegawaian Kompetensi Sistem Penilaian Aplikasi CAT
Kinerja Pengukuran Indeks
Profesionalitas
Pemenuhan Kebijakan Teknis Terwujudnya Pembinaan dan Peningkatan Kualitas Peningkatan
Sasaran Strategis
dalam Renstra

Manajemen ASN Pelayanan Kepegawaian yang Data & Sistem Informasi Kualitas
berkualitas prima ASN, Pengawasan &
BKN

Peningkatan Digitalisasi Pengendalian


Penyelenggaraan Pelaksanaan
Layanan Manajemen Manajemen ASN
ASN
Pembinaan Penyelenggaraan Penyelenggaraan manajemen Penyimpanan informasi Mengawasi &
dalam UU ASN No 5

manajemen ASN, Menyusun ASN, menyelenggarakan pegawai ASN, mengelola mengendalikan


Fungsi dan Tugas

NSPK teknis pelaksanaan administrasi kepegawaian ASN & mengembangkan NSPK


Tahun 2014

kebijakan Manajemen ASN, & mengendalikan seleksi calon sistem informasi pelaksanaan
Membina & menyelenggarakan pegawai ASN Kepegawaian ASN manajemen ASN
penilaian kompetensi &
penilaian kinerja ASN
serta membina JF bidang
kepegawaian

Output

Penyusunan & Persiapan kebutuhan, pengadaan, pangkat & jabatan,


Aspek-
Aspek

pengembangan karir, pola karir, promosi, mutasi, penilaian kinerja,


penggajian dan tunjangan, penghargaan, disiplin, pemberhentian &
perlindungan
Terwujudnya Instansi Pemerintah yang profesional dalam menerapkan
Strategis
Sasaran

Renstra
dalam

BKN

manajemen ASN

Koordinasi, Konsultasi, Fasilitasi, Bimbingan Teknis, Kerjasama,


5 Tahun
ASN No
Fungsi

dalam
Tugas

2014

Pemantauan & Evaluasi


dan

UU

Sumber: Diolah oleh Tim Peneliti


7
Civil Service VOL. 15, No.2, November 2021 : 1 - 9

Sedangkan fungsi-fungsi manajemen halnya dengan fungsi kontrol didalam


menurut Henry Fayol yang meliputi: fungsi organisasi yaitu untuk memantau,
perencanaan, perorganisasian, pengarahan, mengawasi, memeriksa dan memastikan agar
pengoordinasian dan pengendalian dapat pelaksanaan semua kegiatan yang dilakukan
dianalisis melalui 2 (dua) sisi yaitu: 1) aspek dapat berjalan sesuai dengan perencanaan,
tata kelola internal dan 2) aspek manajemen target, peraturan, kebijakan, pedoman serta
ASN. Aspek tata kelola internal yang ketentuan lain yang telah ditetapkan dalam
dimaksud bahwa fungsi-fungsi manajemen rangka pencapaian dan perwujudan tujuan
masuk ke dalam tahapan proses tata kelola organisasi.
di setiap pilar proses bisnis yang dilakukan
oleh BKN, misal pilar pembinaan bahwa
pada setiap proses pembinaan memasukan PENUTUP
fungsi-fungsi manajemen mulai dari
perencanaan hingga pengendalian. Kesimpulan
Sementara itu aspek manajemen Dari analisis dan pembahasan di atas
ASN yaitu dalam lingkup yang luas dapat disimpulkan yaitu Undang-Undang
menyangkut tata hubungan kelembagaan ASN memberikan landasan organisasi BKN
BKN dalam manajemen ASN. Apabila pada fungsi dan wewenang BKN yang
mengacu pada pemetaan Gambar 2. pilar- terdiri dari pembinaan penyelenggaraan
pilar BKN sebagai pengelola ASN dapat manajemen kepegawaian (pilar pembinaan),
dikelompokan menggunakan pendekatan penyelenggaraan manajemen ASN (pilar
fungsi-fungsi manajemen yang meliputi: penyelenggaraan), sistem informasi (pilar
perencanaan, perorganisasian, pengarahan, sistem informasi) dan wasdal (pengawasan
pengoordinasian dan pengendalian. Pilar dan pengendalian) (pilar wasdal), sedangkan
pembinaan termasuk ke dalam fungsi tugas BKN maupun fungsi yang ada dalam
perencanaan dan pengarahan mengingat PP Nomor 11 Tahun 2017 menjadi turunan
pendefinisiannya sesuai fungsi organisasi dari pilar-pilar tersebut.
yaitu fungsi haluan sebagai fundamental Pembagian fungsi agar meminimalisir
yang memberikan arah dan menentukan irisan antar fungsi mengacu pada pendapat
langkah awal suatu organisasi untuk Sutarto (Sutarto, 2006). Pilar pembinaan
mencapai tujuannya. Selain itu, menyangkut merupakan pilar haluan (menetapkan/
upaya yang dijalankan untuk mengantisipasi supervisi NSPK kepegawaian), pilar
trend masa mendatang serta perumusan penyelenggaraan dan sistem informasi
strategi dan kebijakan yang tepat untuk merupakan fungsi operasi (aktivitas utama
mewujudkan tujuan organisasi. organisasi) dan pilar wasdal merupakan
Pilar penyelenggaraan manajemen fungsi kontrol. Fungsi organisasi selaras
ASN dan pilar penyimpanan informasi ASN dengan fungsi manajemen namun perlu
termasuk ke dalam fungsi pengorganisasian dibedakan pendefinisian kontekstual ke-
dan pengoordinasian. Hal ini selaras dengan dudukannya secara eksternal dan internal
fungsi operasi yaitu aktivitas pokok yang dalam lingkup manajemen ASN. Pemetaan
langsung berhubungan dengan tercapainya berdasarkan tugas/fungsi lain di bawah 4
tujuan organisasi. Fungsi pengorganisasian (empat) pilar tersebut menjadi pedoman
dan pengoordinasian menyangkut pelak- cascading organisasi BKN yang akan
sanaan serta penyelarasan seluruh ke- disusun berdasarkan UU ASN.
giatan yang menjadi core bisnis BKN
sebagai pengelola ASN. Kemudian, pilar Saran
pengawasan dan pengendalian termasuk ke Dari hasil dan pembahasan di atas,
dalam fungsi pengendalian yang menjadi maka dapat dirumuskan saran yaitu perlunya
ujung tombak tahapan pelaksanaan mana- menata dan mengelompokkan unit-unit
jemen ASN. Fungsi pengendalian sama di BKN pada core fungsi haluan, operasi

8
Analisis Fungsi, Tugas dan Kewenangan Badan Kepegawaian Negara
dalam Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014 Tentang Aparatur Sipil Negara
(Ahmad Juwari1, Puti Paramita Bawie2, dan Rahadi Ferdiansyah3 )

ataupun kontrol di level eselon I maupun Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014


eselon II mandiri/pusat-pusat di BKN. tentang Aparatur Sipil Negara
Kemudian perlunya evaluasi kontekstual Undang-Undang No. 43 Tahun 1999 tentang
struktur organisasi BKN yang ada dalam Perubahan atas Undang-Undang No.
Peraturan Presiden Nomor 58 Tahun 2013 8 Tahun 1974 tentang Pokok-Pokok
terutama dengan keberadaan unit eselon II Kepegawaian
di bawah kedeputian dan pusat-pusat yang
berdiri mandiri berdasar 4 (empat) pilar
utama dalam UU ASN.

DAFTAR PUSTAKA

Aprianida, R. (2016). Pelaksanaan


Pembinaan Birokrasi Lokasl di
Kecamatan Cerenti Kabupaten
Kuantan Singingi Tahun 2014. JOM
Fisip, 3, 9. https://media.neliti.
com/media/publications/205356-
pelaksanaan-pembinaan-birokrasi-
lokal-di.pdf
Batlajery, S. (2016). Penerapan Fungsi-
Fungsi Manajemen Pada Aparatur
Pemerintahan Kampung Tambat
Kabupaten Merauke. Jurnal Ilmu
Ekonomi & Sosial, VII, 139.
https://media.neliti.com/media/
publications/163091-ID-penerapan-
fungsi-fungsi-manajemen-pada-a.pdf
LAN, P. K. K. K. (2013). Kajian Desain
Kelembagaan Pemerintah Pusat;
Arsitektur Kelembagaan Tahun
2014-2019. http://ppid.lan.go.id/
wp-content/uploads/2014/10/Kajian-
Desain-Kelembagaan.pdf
Keputusan Kepala No. 232.1/KEP/2020
tentang Proses Bisnis Badan
Kepegawaian Negara
Peraturan Presiden Nomor 58 Tahun 2013
tentang Badan Kepegawaian Negara
Rencana Strategis Badan Kepegawaian
Negara 2020-2024
Sutarto. (2006). Dasar-Dasar Organisasi
(21st ed.). Gadjah Mada University
Press.
Thaha, R. (2009). Penataan Kelembagaan
Pemerintah Daerah. Government:
Jurnal Ilmu Pemerintahan, 2, 50.
https://journal.unhas.ac.id/index.php/
government/article/view/1132

Anda mungkin juga menyukai