Retensi Urin
Retensi Urin
Proses Berkemih
Secara umum buli-buli menjalankan dua fungsi utama, yaitu:
1. Menyimpan urin (vesica urinaria/buli-buli)
2. Mengosongkan (mikturisi) urin
Ada 3 organ utama yang berperan dalam proses berkemih: buli-buli, sfingter uretra, dan saluran
keluar uretra
mampu mengakomodir kenaikan volume dan menjaga agar fase pengisian tetap terjadi
sehingga kita bisa tau kalau ingin kencing
otot buli-buli berelaksasi saat pengisian urin dan menjaga tekanan dan volume
compliance (atau kapasitas) buli berkaitan dengan elastisitas dinding buli. Contoh ada
penyakit yang kapasitas buli-buli jadi kecil sehingga lebih sering kencing
bladder outlet juga harus dalam keadaan tertutup sehingga mencegah terjadinya leakage.
Tidak boleh ada kontraksi involunter buli-buli.
Pada volume 20, 30, 40 mL masih relatif konstan tekanan di bladdernya. Tetapi sampai titik
tertentu tekanan meningkat dan menimbulkan keinginan untuk berkemih.
terjadi peningkatan kontraksi otot polos (m.detrussor) secara adekuat baik durasi maupun
amplitudonya. Kalau pompanya (kontraksinya) tidak kuat maka akan ada residual urin.
Kekuatan pompa tergantung hambatan di sfingter. Misal pada pembesaran prostat
sfingter terhambat sehingga harus lebih keras kerja pompanya.
Harus ada tahanan yang lebih rendah di tingkat sfingter eksterna. Sama seperti tadi
(hambatan akibat sumbatan oleh prostat) jadi tidak boleh ada hambatan
Tidak boleh ada sumbatan dalam proses pengosongan
Sistem Persarafan Vesika urinaria
Pada saat (vesica urinaria) terisi, medulla spinalis dan saraf simpatik di rangsang :
1. stimulasi sistem saraf alfa adrenergik kemudian memediasi kontraksi bladder neck
sehingga memicu pengosongan.
2. menghambat kontraksi buli-buli melalui penghambatan beta adrenergik pada otot polos
buli-buli. Kontrol persarafan terutama pada dewasa dapat terlihat pada kemampuan untuk
menahan kencing walaupun sudah ada kenginan untuk kencing. Ini lah bedanya dengan
anak kecil belum bisa nahan kencing karena belum berkembang sarafnya
3. Untuk mempertahankan pintu keluar kencing tetap tertutup saat fase pengisian, otot yang
ada di uretra berkontrakasi
Sebelum mempelajari tentang retensi urin, berikut adalah proses berkemih secara volunter
Sfingter akan berlelaksasi sehingga terjadi peningkatan kontraksi otot polos dari
rangsangan N. parasimpatik pelvis.
Meskipun pengosongan buli merupakan respon sistem parasimpatis, pusat yang
mengorganisir proses berkemih terdapat di batang otak dan melibatkan jalur asending dan
desending medulla spinalis. Pusatnya di S2-4 medula spinalis
proses berkemih merupakan proses yang kompleks dan bisa terjadi secara involunter atau
volunter
RETENSIO URIN Retensi urin adalah keadaan di mana seseorang tidak dapat berkemih
spontan sesuai kehendak. Retensi urin bisa dibagi menjadi 2 keadaan yaitu akut dan kronik.
supravesikal,
vesikal,
infravesikal.
Contoh gangguan supravesikal adalah gangguan inervasi saraf motorik dan sensorik. Misalnya
DM berat sehingga terjadi neuropati yang mengakibatkan otot tidak mau berkontraksi
Contoh gangguan vesikal adalah kondisi lokal seperti batu di kandung kemih, obat
antimuskarinik/antikolinergik (tekanan kandung kemih yang rendah)
Contoh gangguan infravesikal adalah bladder outlet obstruksi (Anatomi, meningkatnya resistensi
uretra, obat simpatomimetik (fisiologis).
Diagnosis
Ukuran kateter dilihat berdasarkan F. F adalah singkatan dari France. Ukurannya yaitu 3 France
= 1 mm.
Pasien tidak relaks karena tegang sehingga terjadi kontraksi sfingter eksterna. Hal yang
harus dilakukan adalah menenangkan pasien dan membimbingnya, bisa juga dengan
diajak ngobrol. Bila perlu diberikan relaksan/analgesik atau anestesi berupa xylocaine
jelly yang lebih banyak.
Striktura uretra. Pada keadaan ini digunakan kateter yang lebih kecil sampai dengan 10 F
Lobus medius prostat menonjol sehingga terjadi false route
Bila kateterisasi tidak berhasil bisa dilakukan pungsi suprapubic/sistostomi perkutan dengan
syarat: