Anda di halaman 1dari 41

Form PW-K3LMP-02-01

PT. WASKITA KARYA (Persero) , Tbk Form Rev. 02, 07 Okt. 2011
PW-K3LMP-02-01
Proyek Pembangunan Jalan Tol Jakarta Cikampek II Rev. 03, Juli 2016
Elevated
Pusat / Divisi / Cabang / Proyek : PEMBANGUNAN JALAN JAKARTA CIKAMPEK II ELEVATED

IDENTIFIKASI DAN EVALUASI PEMENUHAN PERSYARATAN HUKUM DAN LAINNYA (LEGISLASI)


KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA
Status
Legislasi Kesesuaian
Penanggung Bukti Kepatuhan (Diskripsi
No. yang menjabarkan kepatuhan atau
Jawab tindak lanjut jika belum patuh)
Nomor dan Judul Legislasi Diskripsi Legislasi Ya Tidak

UNDANG - UNDANG
1 UU RI No 36 Tahun 2009 Kesehatan K3LP
Pasal 4 ###
Setiap orang berhak atas kesehatan
2 UU No 22 Tahun 2009 Lalu Lintas dan Angkutan Jalan KSDM
Pasal 48 ###
Setiap Kendaraan Bermotor yang dioperasikan di Jalan harus memenuhi persyaratan teknis dan laik
jalan.

Pasal 57 ###
Setiap Kendaraan Bermotor yang dioperasikan di Jalan wajib dilengkapi dengan perlengkapan
Kendaraan Bermotor.

Pasal 77
Setiap orang yang mengemudikan Kendaraan Bermotor di Jalan wajib memiliki Surat Izin
Mengemudi sesuai dengan jenis Kendaraan Bermotor yang dikemudikan.

3 UU No 13 Tahun 2003 Ketenagakerjaan


Pasal 6 K3LP ###
Setiap pekerja/buruh berhak memperoleh perlakuan yang sama tampa diskriminasi dari pengusaha

Pasal 11 ###
Setiap tenaga kerja berhak untuk memperoleh dan/atau mengembangkan kompetensi kerja sesuai
dengan bakat, minat dan kemampuannya melalui pelatihan kerja.
4 UU No 18 Tahun 1999 Jasa Konstruksi K3LP
Pasal 23 ###
2 Penyelenggaraan pekerjaan konstruksi wajib memenuhi ketentuan tentang keteknikan,
keamanan, keselamatan dan kesehatan kerja, perlindungan tenaga kera, serta tata lingkungan
setempat untuk menjamin terwujudnya tertib penyelenggaraan pekerjaan konstruksi
Status
Legislasi Kesesuaian
Penanggung Bukti Kepatuhan (Diskripsi
No. yang menjabarkan kepatuhan atau
Jawab tindak lanjut jika belum patuh)
Nomor dan Judul Legislasi Diskripsi Legislasi Ya Tidak

5 UU No 3 Tahun 1992 Jaminan Sosial Tenaga Kerja K3LP & KSDM


Pasat 3 ###
2. Setiap tenaga kerja berhak atas jaminan sosial tenaga kerja
Pasal 4 ###
1. Program jaminan sosial tenaga kerja sebagaimana dimaksud pasal 3 wajib dilakukan oleh
setiap perusahaan bagi tenaga kerja yang melakukan pekerjaan didalam hubungan kerja
sesuai dengan ketentuan undang-undang ini.
Pasal 8 ###
1. Tenaga kerja yang tertimpa kecelakaan kerja berhak menerima jaminan kecelakaan kerja

Pasal 10 ###
1. Pengusaha wajib metaporkan kecetakaan kerja yang menimpa tenaga kerja kepada kantor
departemen tenaga kerja dan Badan Penyetenggara dalam waktu tidak lebih dari 2 X 24 jam

2. Pengusaha wajib meLaporkan kepada kantor departemen tenaga kerja dan badan
penyelenggara dalam waktu tidak lebih dari 2 x 24 jam setelah tenaga kerja yang tertimpa
kecelakaan oleh dokter yang merawatnya dinyatakan sembuh, cacaT atau meninggal dunia.

3. Pengusaha wajib mengurus tenaga kerja yang tertimpa kecelakaan kerja kepada badan
penyelengera sampai memperoleh hak-haknya.
Pasal 17 ###
Pengusaha dan tenaga kerja wajib ikut serta dalam program jaminan sosial tenga kerja
Pasal 22 ###
Pengusaha wajib membayar iuran dan melakukan pemungutan iuran yang menjadi kewajiban
tenaga kerja melalui pemotongan upah tenaga kerja serta membayarkan kepada Badan
Penyetenggara dalam waktu yang ditetapkan dengan peraturan pemerintah

6 UU No. 7 Tahun 1981 Wajib Lapor Ketenaga Kerjaan di Perusahaan K3LP


Pasal 4
Pengusaha atau pengurus wajib melaporkan secara tertulis setiap mendirikan, menghentikan,
menjalankan kembali, memindahkan atau membubarkan perusahaan kepada Menteri atau pejabat
yang ditunjuk.
7 UU No 1 Tahun 1970 Keselamatan Kerja K3LP
Pasal 3 ###
Point (1)
Dengan peraturan perundangan ditetapkan syarat-syarat keselamatan kerja untuk:
a. Mencegah dan mengurangi kecelakaan
b. Mencegah, mengurangi dan memadamkan kebakaran
c. Mencegah dan mengurangi bahaya peledakan
d. Memberikan kesempatan atau menyelamatkan diri pada waktu kebakaran atau kejadian -
kejadian yang berbahaya.
e. Memberi pertolongan pada kecelakaan
f. Memberi alat - alat perlindungan diri pada para pekerja
g. Mencegah dan mengendalikan timbul atau menyebarluasnya suhu, kelembaban, debu, kotoran,
asap, uap, gas, dan hembusan angin, cuaca sinar, atau radiasi, suara dan getaran.
Status
Legislasi Kesesuaian
Penanggung Bukti Kepatuhan (Diskripsi
No. yang menjabarkan kepatuhan atau
Jawab tindak lanjut jika belum patuh)
Nomor dan Judul Legislasi Diskripsi Legislasi Ya Tidak

h. mencegah dan mengendalikan timbulnya penyakit akibat kerj baik physik, maupun psychis,
peracunan, infeksi dan penularan.
i. Memperoleh penerangan yang cukup dan sesuai
j. Menyelenggarakan suhu dan kelebaban udara yang balk
k. Menyelenggarakan penyegaran udara yang cukup
l. Memelihara kebersihan, kesehatan dan ketertiban
m. Memperoleh keserasian antara tenaga kerja, alat kerja, lingkungan, cara dan proses kerjanya.

n. Mengamankan dan memperlancar pengangkutan orang, binatang, tanaman, atau barang.

o. Mengamankan dan memelihara segala jenis bangunan


p. Mengamankan dan memperlancar pekerjaan bongkar muat, perlakuan dan penyimpanan
barang.
q. Mencegah terkena aliran tistrik yang berbahaya.
r. Menyesuaikan dan menyempurnakan pengamanan pada pekerjaan yang berbahaya kecelakaan
menjadi bertambah tinggi.
Pasal 4 ###
1. Dengan peraturan perundangan ditetapkan syarat - syarat keselamatan kerja dalam
perencanaan, pembuatan, pengangkutan, peredaran, perdagangan, pemasangan, pemakaian,
penggunaan, pemeliharaan, dan penyimpanan bahan, barang, produk teknis dan aparat
produksi yang mengandung dan dapat menimbulkan bahaya.
2. Syarat-syarat tersebut memuat prinsip2 teknis ilmiah menjadi suatu kumpulan ketentuan yang
disusun secara teratur, jelas dan praktis yang mencakup bidang konstruksi, bahan,
perngolahan dan pembuatan, perlengkapan alat-alat perlindungan, pengujian dan pengesahan,
pengepakan, atau pembungkusan, pemberian tanda-tanda pengenal atas bahan, barang,
produk tehnis dan aparat produksi guna menjamin keselamatan barang-barang itu sendiri,
keselamatan tenga kerja yang melakukannya dan keselamatan umum.

3. Dengan Peraturan perundangan dapat dirubah perincian tersebut datam ayat (1) dan (2),
dengan peraturan perundangan ditetapkan siapa yang berkewajiban memenuhi dan mentaati
syarat-syarat keselamatan tersebut.
Pasal 8 ###
1. Pengurus diwajibkan untuk memeriksakan kesehatan badan, kondisi mental dan kemampuan
fisik dari tenaga kerja yang akan diterimanya maupun yang akan dipindahkan sesuai dengan
sifat-sifat pekerjaan yang diberikan kepadanya.
2. Pengurus diwajibkan memeriksakan kesehatan semua tenaga kerja yang berada dibawah
pimpinannya, secara berkala pada dokter yang ditunjuk oleh pengusaha dan dibenarkan oleh
direktur.
Pasal 9 ###
1. Pengurus diwajibkan menunjukkan dan menjelaskan pada tiap tenaga kerja baru tentang :

- kondisi-kondisl dan bahaya-bahaya serta yang dapat timbul dalam tempat kerjanya
- semua pengamanan dan atat-atat perlindungan yang diharus kan dalam tempat kerjanya

- alat-alat perlindungan diri bagi tenaga kerja yang bersangkutan


- cara-cara dan sikap yang aman dalam melaksanakan pekerjaannya
Status
Legislasi Kesesuaian
Penanggung Bukti Kepatuhan (Diskripsi
No. yang menjabarkan kepatuhan atau
Jawab tindak lanjut jika belum patuh)
Nomor dan Judul Legislasi Diskripsi Legislasi Ya Tidak

2. Pengurus hanya dapat mempekerjakan tenaga kerja yang bersangkutan setelah ia yakin
tenaga kerja tersebut telah memahami syarat-syarat diatas.
3. Pengurus diwajibkan menyelenggarakan pembinaan bagi tenaga kerja yang berada dibawah
pimpinannya dalam pencegahan kecelakaan dan pemberantasan kebakaran serta peningkatan
K3, pula datam pemberian P3K.
Pasal 11 ###
Pengurus diwajibkan melaporkan tiap kecelakaan yang terjadi dalam tempat kerja yang
dipimpinnya, pada pejabat yang ditunjuk oleh menteri tenaga kerja.
Pasal 12 ###
Dengan peraturan perundangaan diatur kewajiban dan hak tenaga kerja untuk :
a. Memberikan keterangan yang benar bila diminta oleh pegawai pengawas atau ahli keselamtan
kerja
b. Memakai alat-alat petindung diri yang diwajibkan
c. Mematuhi dan mentaati semua syarat-syarat K3 yang diwajibkan
d. Meminta pada pengurus agar dilaksanakan semua syarat-syarat K3 yang diwajibkan
Pasal 13 ###
Barang siapa akan memasuki susuatu tempat kerja, diwajibkan mentaati semua petunjuk
keselamatan kerja dan memakai alat-alat pelindungan diri yang diwajibkan
Pasal 14 ###
a. Secara tertulis menempatkan dalam tempat kerja yang dipimpinnya semua syarat keselamatan
kerja yang diwajibkan , sesuai undang - undang ini dan semua peraturan pelaksanaannya yang
bertaku bagi tempat kerja yang bersangkutan, pada tempat- tempat yang mudah dilihat dan
terbaca dan menurut petunjuk pegawai pengawas atau ahli kesehatan kerja.

b. Memasang dalam tempat kerja yang dipimpinnya, semua gambar kesetamatan kerja yang
diwajibkan dan semua bahan pembinaan tainnya, pada tempat - tempat yang mudah dilihat
dan terbaca menurut petunjuk pengawas atau ahli keselamatan kerja.
c. Menyediakan secara cuma-cuma alat petindung diri yang diwajibkan pada tenaga kerja berada
dibawah pimpinannya dan menyediakan bagi setiap orang lain yang memasuki tempat kerja
tersebut, disertai dengan petunjuk-petunjuk yang diperlukan menurut petunjuk pegawai
pengawas atau ahli-ahli keselamatan kerja.

8 UU No 03 Tahun 1969 Hygiene dalam Perniagaan dan Kantor Kantor K3LP


Pasal 7
Semua bangunan yang digunakan oleh pekerja-pekerja dan perlengkapannya harus dipelihara baik
dan dijaga kebersihannya
###
Pasal 8
Semua bangunan yang digunakan oleh pekerja-pekerja harus mempunyai ventilasi yang cukup dan
sesuai bersifat alami atau buatan atau kedua-duanya, yang memberi udara segar atau yang
dibersihkan. ###
Pasal 9
Semua bangunan yang digunakan oleh pekerja-pekerja harus mempunyai penerangan yang cukup ###
Status
Legislasi Kesesuaian
Penanggung Bukti Kepatuhan (Diskripsi
No. yang menjabarkan kepatuhan atau
Jawab tindak lanjut jika belum patuh)
Nomor dan Judul Legislasi Diskripsi Legislasi Ya Tidak

Pasal 10
Suhu yang nyaman dan tetap apabila keadaan memungkinkan harus dipertahankan dalam
bangunan yang dipergunakan oleh pekerja-pekerja. ###
Pasal 11
Semua tempat kerja harus disusun serta semua tempat duduk harus diatur sedemikian sehingga
tidak ada pengaruh yang berbahaya bagi kesehatan pekerja.
Pasal 12
Persediaan yang cukup dari air minum yang sehat atau minuman lain yang sehat harus ada bagi
keperluan pekerja-pekerja.

Pasal 14
Tempat-tempat duduk yang cukup dan sesuai harus disediakan untuk pekerja-pekerja, dan pekerja-
pekerja harus diberi kesempatan yang cukup untuk menggunakannya
Pasal 17
Para pekerja harus dilindungi dengan tindakan yang tepat dan dapat dilaksanakan terhadap bahan,
proses dan teknik yang berbahaya, tidak sehat atau beracun atau untuk suatu alasan yang
membahayakan. Apabila sifat pekerjaan menghendakinya, penguasa yang berwenang harus
memerintahkan penggunaan alat pelindung diri.
###
Pasal 18
Kebisingan dan getaran-getaran yang memungkinkan mempunyai pengaruh-pengaruh yang
berbahaya kepada pekerja harus dikurangi sebanyak mungkin dengan tindakan-tindakan yang
tepat dan dapat dilaksanakan. ###
KEPUTUSAN PRESIDEN
9 Kepres RI No 22 Tahun 1993 Penyakit Yang Timbul Karena Hubungan Kerja K3LP
Pasal 2 ###
Setiap tenaga kerja yang menderita penyakit yang timbul karena hubungan kerja berhak mendapat
jaminan kecelakaan kerja baik pada saat masih datam hubungan kerja maupun setelah hubungan
kerja berakhir
Pasal 3 ###
Hak atas jaminan kecelakaan kerja bagi tenaga kerja yang berhubungan kerjanya telah berakhir
sebagaimana pasal 2 diberikan, apabila menurut hasil diagnosa dokter yang merawat penyakit tsb
diakibatkan oleh pekerjaan selama tenaga kerja yang bersangkutan masih dalm hubungan kerja.

PERATURAN PEMERINTAH
10 Peraturan Pemerintah RI No. Penerapan Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja K3LP
50 Tahun 2012 Pasal 5
(1) Setiap perusahaan wajib menerapkan SMK3 di perusahaannya.
Pasal 8
Pengusaha harus menyebarluaskan kebijakan K3 yang telah ditetapkan kepada seluruh
pekerja/buruh, orang lain selain pekerja/buruh yang berada di perusahaan, dan pihak lain yang
terkait.
Status
Legislasi Kesesuaian
Penanggung Bukti Kepatuhan (Diskripsi
No. yang menjabarkan kepatuhan atau
Jawab tindak lanjut jika belum patuh)
Nomor dan Judul Legislasi Diskripsi Legislasi Ya Tidak

11 Peraturan Pemerintah RI No. Penyelenggaraan Program Kerja Jaminan Sosial Tenaga K3LP & KSDM
76 Tahun 2007 Pasal 2 ###
1. Program jaminan sosial tenaga kerja sebagaimana dimaksud dalam Peraturan Pemerintah ini,
terdiri:
a. Jaminan berupa uang yang metiputi : jaminan kecelakaan kerja, jaminan kematian, jaminan
hari tua
b. Jaminan berupa pelayanan yaitu jaminan pemeliharaan kesehatan
3. Pengusaha yang mempekerjakan tenaga kerja sebanyak 10 orang atau lebih, atau membayar
upah minimal Rp. 1.000.000 sebulan, wajib mengikutsertakan tenaga kerjanya dalam program
jaminan sosial.
Pasal 5 ###
1. pengusaha sebagaimana dimaksud dalam pasat 2 ayat 3 wajib mendaftarkan perusahaan dan
tenaga kerjanya sebagai peserta program jaminan sosial tenaga kerja pada badan
penyetenggara dengan mengisi formulir yang disediakan oleh badan penyetenggara.

Pasal 18 ###
1. Pengusaha wajib mernberikan pertotongan pertama pada kecelakaan bagi tenaga kerja yang
tertimpa kecelakaan.
2. Pengusaha wajib melaporkan setiap kecelakaan kerja yang menimpa tenaga kerjanya kepada
kantor departemen tenaga kerja dan badan penyelenggaraan setempat/terdekat sebagai
taporan kcelakaan tahap 1 dalam waktu tidak tebih 2 x 24 jam terhitung terjadinya kecelakaan.

12 PP RI No 29 Tahun 2000 Penyelenggaraan Jasa Konstruksi K3LP


Pasal 30 ###
Point (1)
b. Keamanan, keselamatan dan kesehatan tempat kerja konstruksi sesuai dengan peraturan
perundang-undangan yang berlaku
c. Perlindungan sosial tenaga kerja datam pelaksanaan pekerjaan konstruksi sesuai dengan
peraturan perundangan yang bertaku
d. Atas lingkungan setempat dan pengelolaan lingkungan hidup sesuai dengan peraturan
perundang-undangan yang berlaku.
13 PP RI No 14 Tahun 1993 Penyelenggaraan Program Jaminan Sosial Tenaga Kerja K3LP
Pasal 2 ###
Point (3)
3 Pengusaha yang mempekerjakan tenaga kerja sebanyak 10 (sepuluh) orang
atau lebih, atau membayar upah paling sedikit Rp.1.000.000,(satu juta
rupiah) sebulan, wajib mengikutsertakan tenaga kerjanya dalam program
jaminan sosial tenaga kerja sebagaimana dimaksud dalam ayat (1).
PERATURAN MENTERI
Status
Legislasi Kesesuaian
Penanggung Bukti Kepatuhan (Diskripsi
No. yang menjabarkan kepatuhan atau
Jawab tindak lanjut jika belum patuh)
Nomor dan Judul Legislasi Diskripsi Legislasi Ya Tidak

14 Permen Tenaga Kerja dan Nilai Ambang Batas Faktor Fisika dan Faktor Kimia di Tempat Kerja K3LP
Transmigrasi No. Pasal 2
PER.13/MEN/X/2011 Tahun (1) Pengurus dan/atau pengusaha wajib melakukan pengendalian faktor fisika dan faktor kimia di
2011 tempat kerja sehingga di bawah NAB.
Pasal 3
(1) NAB faktor fisika sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2, meliputi iklim kerja, kebisingan,
getaran, gelombang mikro, sinar ultra ungu, dan medan magnet.
(2) NAB faktor kimia meliputi bentuk padatan (partikel), cair, gas, kabut, aerosol dan uap yang
berasal dari bahan-bahan kimia.
Pasal 5
(1) NAB kebisingan ditetapkan sebesar 85 decibel A (dBA).

15 Permen Tenaga Kerja dan Operator dan Petugas Pesawat Angkat dan Angkut
Transmigrasi No. Pasal 3 LOGLAT
PER.09/MEN/VII/2010 Pengusaha atau pengurus dilarang mempekerjakan operator dan/atau petugas pesawat angkat dan
angkut yang tidak memiliki Lisensi K3 dan buku kerja.
Pasal 7
(1) Operator peralatan angkat sebagaimana dimaksud dalam Pasal 6 ayat (2) huruf a harus
memenuhi persyaratan sebagai berikut:
a. sekurang-kurangnya berpendidikan SLTA/sederajat;
b. berpengalaman sekurang-kurangnya 5 (lima) tahun membantu pelayanan di bidangnya;
c. berbadan sehat menurut keterangan dokter;
d. umur sekurang-kurangnya 23 tahun; dan
e. memiliki Lisensi K3 dan buku kerja.

Pasal 18
(1) Pengoperasian pesawat angkat dan angkut dapat dibantu oleh petugas pesawat angkat dan
angkut yang mempunyai Lisensi K3 dan buku kerja sesuai jenis dan kualifikasinya.
16 Permen Tenaga Kerja dan Alat Pelindung Diri
Transmigrasi No. Pasal 2 Seluruh Tim
PER.08/MEN/VII/2010 (1) Pengusaha wajib menyediakan APD bagi pekerja/buruh di tempat kerja.
(2) APD sebagaimana dimaksud pada ayat (1) harus sesuai dengan Standar Nasional Indonesia
(SNI) atau standar yang berlaku.
Pasal 5
Pengusaha atau Pengurus wajib mengumumkan secara tertulis dan memasang rambu-rambu
mengenai kewajiban penggunaan APD di tempat kerja.
Status
Legislasi Kesesuaian
Penanggung Bukti Kepatuhan (Diskripsi
No. yang menjabarkan kepatuhan atau
Jawab tindak lanjut jika belum patuh)
Nomor dan Judul Legislasi Diskripsi Legislasi Ya Tidak

17 PerMen Tenaga Kerja dan Pertolongan Pertama pada Kecelakaan di Tempat Kerja K3LP
Transmigrasi Pasal 2 ###
No.15/Men/VIII Tahun 2008 (1) Pengusaha wajib menyediakan petugas P3K dan fasilitas P3K di tempat kerja.
(2) Pengurus wajib melaksanakan P3K di tempat kerja.

18 PerMen Tenaga Kerja Tatacara Pelaporan dan Pemeriksaan Kesehatan K3LP


No.03/Men/1998 Pasal 2 ###
1 pengurus atau pengusaha wajib melaporkan setiap kecelakaan yang terjadi ditempat kerja
yang dipimpinnya.
2 Kecelakaan sebagaimana yang dimaksud ayat 1 terdiri :
a Kecelakaan Kerja
b Kebakaran atau peledakan atau bahaya pembuangan limbah
c Kejadian berbahaya lainnya
Pasal 3 ###
kewajiban melaporkan sebagaimana dimaksud dalam pasat 2 ayat (1) bertaku bagi pengurus atau
pengusaha yang telah dan betum mengikutsertakan pekerjaannya datam program jaminan sosial
tenaga kerja berdasarkan UU No 3 tahun 1992
Pasal 4 ###
1 pengurus atau pengusaha sebagaimana dimaksud pasal 3 wajib melaporkan secara tertutis
kecetakaan kepada Kepala Kantor Departemen tenaga kerja setempat datam waktu tidak lebih
dart 2x24 jam (dua kali duaputuh ernpat ) jam terhitung sejak terjadinya kecelakan dengan
formulir laporan kecelakaan kecelakaan sesuai contoh bentuk 3 KK2 A lampiran I.

2 penyampaian laporan sebagaimana dimaksud ayat 1 dapat dilakukan secara lisan sebelum
dlaporkan secara tertulis.
19 PerMen Tenaga Kerja No Penyelenggaraan pemeliharaan kesehatan bagi tenaga kerja dengan manfaat lebih baik K3LP
01/Men/1998 dari pada paket jaminan pemeliharaan kesehatan dasar Jaminan Sosial Tenaga Kerja

Pasal 1 ###
Perusahaan yang menyelenggarakan sendiri pemeliharaan kesehatan dapat dengan cara:
b. bekerjasama dengan badan yang menyelenggarakan pemeliharaan kesehatan
20 PerMen Tenaga Kerja Sistem manajemen keselamatan dan kesehatan kerja K3LP
No.05/Men/1996 Pasal 3 ###
1 Setiap perusahaan yang mempekerjakan tenaga kerja sebanyak seratus orang atau lebih dan
atau mengandung potensi bahaya yang ditimbutkan oteh karakteristik proses atau bahan
produksi yang dapat mengakibatkan kecetakaan kerja seperti petedakan, kebakaran,
pencemaran dan penyakit akibat kerja wajib menerapkan sistem manajemen K3
Status
Legislasi Kesesuaian
Penanggung Bukti Kepatuhan (Diskripsi
No. yang menjabarkan kepatuhan atau
Jawab tindak lanjut jika belum patuh)
Nomor dan Judul Legislasi Diskripsi Legislasi Ya Tidak

Pasal 4 ###
dalam penerapan sistem manajemen K3 sebagaimana dimaksudkan dalam pasat 3, perusahaan
wajib metaksanakan ketentuan-ketentuan sebagai berikut:
a. menetapkan kebijakan keselamatan dan kesehatan kerja dan menjamin komitmen terhadap
penerapan sistem manajemen K3
b. merencanakan pemenuhan kebijakan, tujuan dan sasaran penerapan keselamatan dan
kesehatan kerja.
c. menerapkan kebijakan keselamatan dan kesehatan kerja secara efektif dengan
mengembangkan kemampuan dan mekanisme pendukung yang dipertukan untuk mencapai
kebijakan, tujuan dan sasaran kesetamatan dan kesehatan kerja.
d. mengukur, memantau dan mengevatuasi kinerja kesetamatan dan kesehatan kerja serta
metakukan tindakan perbaikan dan pencegahan.
e. meninjau secara teratur dan meningkatkan petaksanaan sistem manajemen K3 secara
berkesinambungan dengan tujuan meningkatkan kinerja keselamatan dan kesehatan kerja.

Pasal 5 ###
untuk membuktikan penerapan sistem manajemen K3 sebagaimana dimaksud pasal 4, perusahaan
dapat metakukan audit melalui badan audit yang ditunjuk oleh menteri.
21 PerMen Tenaga Kerja P2K3 Serta Tata Cara Penunjukan Ahli Keselamatan Kerja K3LP
No.04/Men/1987 Pasal 2 ###
1 setiap tempat kerja dengan kriteria tertentu, pengusaha atau pengurus wajib membentuk P2K3

2a. tempat kerja dimana pengusaha atau pengurus mempekerjakan 100 orang atau lebih
Pasal 3 ###
1 keanggotaan P2K3 terdiri dad unsur pengusaha dan pekerja yang susunannya terdiri dari
ketua, sekertaris dan anggota.
2 sekretaris P2K3 ialah Ahli Keselamatan Kerja dari perusahaan yang bersangkutan
Status
Legislasi Kesesuaian
Penanggung Bukti Kepatuhan (Diskripsi
No. yang menjabarkan kepatuhan atau
Jawab tindak lanjut jika belum patuh)
Nomor dan Judul Legislasi Diskripsi Legislasi Ya Tidak

Pasal 4 ###
P2K3 mempunyai tugas memberikan saran dan pertimbangan baik diminta maupun tidak kepada
pengusaha atau pengurus mengenai masalah keselamatan dan kesehatan kerja.
22 Permenaker No. Pesawat Angkat dan Angkut
Per.05/MEN/1985 Pasal 1 ###
10 Pesawat angkat dan angkut ialah suatu pesawat atau alat yang digunakan untuk
memindahkan, mengangkat muatan baik bahan atau barang atau orang secara vertikal dan LOGLAT
atau horizontal dalam jarak yang ditentukan.
11 peralatan angkut ialah alat yang dikonstruksi atau dibuat khusus untuk mengangkat naik dan
menurunkan muatan.
Pasal 2 ###
Bahan konstruksi serta perlengkapan dari pesawat angkat dan angkut harus cukup kuat, tidak cacat
dan memenuhi syarat.
Pasal 3 ###
1 Beban maksimum yang diijinkan dari pesawat angkat dan angkut harus ditulis pada bagian
yang mudah dilihat dan dibaca dengan jelas;
2 Semua pesawat angkat dan angkut tidak boleh dibebani melebihi beban maksimum yang
diijinkan;
3 Pengangkatan dan penurunan muatan pada pesawat angkat dan angkut harus perlahan-lahan;

4 Gerak mula dan berhenti secara tiba-tiba dilarang


Pasal 4 ###
Setiap pesawat angkat dan angkut harus dilayani oleh operator yang mempunyai kemampuan dan
telah memiliki ketrampilan khusus tentang Pesawat Angkat dan Angkut
23 PerMen Tenaga Kerja Pesawat Tenaga dan Produksi LOGLAT
No.04/Men/1985 Pasal 1 ###
f. Pesawat tenaga dan produksi ialah pesawat atau alat yang bergerak berpindah-pindah atau tetap
yang dipakai atau dipasang untuk membangkitkann atau memindahkan daya atau tenaga,
mengolah, membuat: bahan, barang, produksi teknis dan aparat produksi yang mengandung dan
dapat menimbulkan bahaya kecelakaan.
Pasal 4
semua bagian yang bergerak dan berbahaya dan pesawat tenaga dan produksi harus dipasang alat
perlindungan yang efektif kecuall ditempatkan sedemikan rupa sehingga tidak ada orang atau
benda yang menyinggungnya.
Status
Legislasi Kesesuaian
Penanggung Bukti Kepatuhan (Diskripsi
No. yang menjabarkan kepatuhan atau
Jawab tindak lanjut jika belum patuh)
Nomor dan Judul Legislasi Diskripsi Legislasi Ya Tidak

Pasal 6 ###
pada pesawat tenaga atau produksi yang sedang diperbaiki tenaga penggerak harus dimatikan dan
alat pengontrol harus dikunci serta diberi suatu tanda larangan untuk menyatakan pada tempat
yang mudah dibaca sampai pesawat yang tenaga dan produksi atau alat pengaman tersebut selesai
diperbaiki.
Pasal 7 ###
jarak antara peawat-pesawat atau mesin-mesin harus cukup lebar dan bebas dan segala sesuatu
yang dapat membahayakan bagi lalu lintas.
Pasal 29 ###
operator pesawat tenaga dan produksi harus memenuhi syarat-syarat keselamatan dan kesehatan
kerja
Pasal 38 ###
Setiap perencana pesawat tenaga dan produksi harus mendapat pengesahan dari Direktur atau
pejabat yang ditujuknya, kecuali ditentukan lain.
24 PerMen Tenaga Kerja dan Pelayanan Kesehatan Kerja K3LP
Transmigrasi No.PER.03/Men Pasal 3 ###
Tahun 1982 (1) Setiap tenaga kerja berhak mendapatkan Pelayanan Kesehatan Kerja.
(2) Pengurus wajib memberikan Pelayanan Kesehatan Kerja sesuai dengan kemajuan
ilmupengetahuan dan teknologi.

25 PerMen Tenaga Kerja Kwalifikasi Juru Las Ditempat Kerja LOGLAT


No.02/Men/1982 Pasal 3
1. Juru las dianggaap trampil apabila telah menempuh ujian las dengan hasil memuaskan dan
mempunyai sertifikat juru las.
Pasal 4
Peserta Juru las harus memenuhi syarat-syarat sebagai berikut:
a. badan sehat baik physic maupun mental
b. berumur sekurang-kurangnya 18 tahun
c. Pernah mengikuti dan lulus latihan las dasar atau mereka yang oleh direkrut dianggap
memenuhi syarat.
26 PerMen Tenaga Kerja Kewajiban Melapor Penyakit Akibat Kerja Seluruh Tim
No.01/Men/1981 Pasal 2 ###
apabila dalam pemeriksaan kesehatan bekerja dan pemeriksaan kesehatan khusus sebagaimana
ditetapkan dalam peraturan menteri tenaga kerja dan transmigrasi No Per 07/MEN 1980 ditemukan
penyakit kerja yang diderita oleh tenaga kerja, pengurus dan badan yang ditunjuk wajib
melaporkan secara tertulis kepada kantor Direktorat Jendral Pembina Hubungan Perburuhan dan
Perlindungan Tenaga Kerja setempat.
Pasal 3 ###
Laporan sebagaimana dimaksud pasal 2 ayat 1 dilakukan dalam waktu paling lama 2X24 jam
setelah penyakit tersebut didiagnosa.
27 PerMen Tenaga Kerja Syarat-syarat Pemasangan dan Pemeliharaan APAR K3LP
No.04/Men/1980
Pasal 3 ###
tabung alat pemadam api ringan harus diisi sesuai dengan jenis dan konstruksinya
Status
Legislasi Kesesuaian
Penanggung Bukti Kepatuhan (Diskripsi
No. yang menjabarkan kepatuhan atau
Jawab tindak lanjut jika belum patuh)
Nomor dan Judul Legislasi Diskripsi Legislasi Ya Tidak

Pasal 4 ###
setiap satu atau kelompok atat pemadam api ringan harus ditempatkan pada posisi yang mudah
dilihat dengan jelas, mudah dicapai dan diambil serta dilengkapi dengan pemberian tanda
pemasangan
Pasal 5 ###
dilarang memasang atau menggunakan alat pemadam api ringan yang didapati sudah berlubang-
lubang atau cacad karena karat.
Pasal 8 ###
Pemasangan atat pemadam api ringan harus sedemikian rupa sehingga bagian paling atas
(puncaknya) berada pada ketinggian 1,2 m dari permukaan lantai, kecuali jenis CO2 dan tepung
kering (dry chemical) dapat ditempatkan lebih rendah dengan syarat, jarak antara dasart APAR
tidak kurang 15 cm dari permukaan lantai.
Pasal 14 ###
petunjuk cara-cara pemakaian alat pemadam api ringan harus dapat dibaca dengan jelas.
28 PerMen Tenaga Kerja Pemeriksaan Kesehatan Tenaga Kerja dalam Penyelenggaraan Keselamatan Kerja K3LP
No.02/MEN/1980 Pasal 3 ###
semua perusahaan sebagaimana dimaksud pasal 2 ayat 2 UU No 1 tahun 1970 harus melakukan
pemeriksaan kesehatan berkala bagi tenaga kerja sekurang-kurangnya 1 tahun sekali kecuali
ditentukan lain oleh Direktur Jendral Pernbinanaan Hubungan Perburuhan dan Perlindungan tenaga
kerja
29 PerMen Tenaga Kerja Keselamatan dan Kesehatan Kerja pada Konstruksi Bangunan K3LP
No.01 /Men/1980 Pasal 2 ###
Setiap pekerjaan konstruksi bangunan yang akan dilakukan wajib dilaporkan kepada direktur atau
pejabat
yang ditunjuk. Pasal 3 ###
1 pada pekerjaan konstruksi bangunan harus diusahakan pencegahan dan dikurangi terjadinya
kecelakaan atau sakit akibat kerja terhadap tenaga kerjanya.
2 sewaktu pekerjaan dimulai harus segera disusun suatu unit keselamatan dan kesehatan kerja
hat tersebut harus diberitahukan kepada setiap tenaga kerja
3 unit keselamatan kejera metiputi usaha-usaha pencegahan terhadap : kecelakaan, kebakaran,
petedakan, penyakit akibat kerja, pertolongan pertama pada kecetakaan dan usaha-usaha
penyelamatan
Pasal 4 ###
setiap kecelakaan kerja atau kejadian yang berbahaya harus ditaporkan kepada direktur atau
Pasal 5 ###
1 disetiap tempat kerja harus ditengkapi dengan sarana untuk keperluan keluar masuk dengan
aman
2 semua tempat kerja, tangga-tangga, Lorong-torong atau gang-gang tempat orang bekerja
atau sering ditatui, harus ditengkapi dengan penerangan yang cukup sesuai dengan ketentuan
yang bertaku
3 semua tempat kerja harus mempunyai ventilasi yang cukup sehingga dapat mengurangi
bahaya debu, uap dan bahaya lainnya
Pasal 6 ###
kebersihan dan kerapihan ditempat kerja harus dijaga sehingga bahan-bahan yang berserakan,
bahan-bahan bangunan, peralatan dan alat-alat Pasal 7 kerja tidak merintangi atau menimbulkan ###
Status
Legislasi Kesesuaian
Penanggung Bukti Kepatuhan (Diskripsi
No. yang menjabarkan kepatuhan atau
Jawab tindak lanjut jika belum patuh)
Nomor dan Judul Legislasi Diskripsi Legislasi Ya Tidak

tindakan pencegahan harus ditakukan untuk menjamin bahwa peralatan perancah, atat-atat kerja,
bahan-bahan dan benda-benda tidak dilemparkan, dituncurkan atau dijatuhkan kebawah dart
tempat yang tinggi sehingga dapat menyebabkan kecelakaan.

Pasal 8 ###
semua peralatan sisi-sisi lantai yang terbuka, lubang-tubang dilantai yang terbuka, atap-atap atau
panggung yang dapat dtmasuki, sisi-sisi tangga yang terbuka, semua galian-galian dan lubang-
lubang yang berbahaya harus diberi pagar atau tutup pengaman yang kuat
pasal 9 ###
kebisingan dan getaran ditempat kerja tidak boleh melebihi ketentuan nilai ambang batas yang
pasal 10 ###
orang yang tidak berkepentingan dilarang memasuki tempat kerja
Pasal 11 ###
Tindakan harus dilakukan untuk mencegah bahaya terhadap orang yang disebabkan runtuhnya
pasal 12 ###
perancah yang sesuai dan aman harus disediakan untuk semua pekerjaan yang tidak dapat
dilakukan dengan aman oleh seseoarang yang berdiri diatas konstruksi yang kuat dan permanen,
kecuali apabila pekerjaan tersebut dapat dilakukan dengan aman dengan mempergunakan tangga

Pasal 13 ###
1 perancah harus diberi lantai papan yang kuat dan rapat sehingga dapat menahan dengan
aman tenaga kerja, peralatan dan bahan yang dipergunakan
2 Lantai perancah harus diberi pagar pengaman apabila tingginya lebih dari 2 m
Pasal 22 ###
Perancah beroda (Mobile Scaffold) harus dibuat sedemikian rupa sehingga perancah tidak memutar
waktu dipakai
pasal 25 ###
tangga harus terdiri dari 2 kaki tangga dan sejumlah anak tangga yang dipasang pada kedua kaki
tangga dengan kuat.
Status
Legislasi Kesesuaian
Penanggung Bukti Kepatuhan (Diskripsi
No. yang menjabarkan kepatuhan atau
Jawab tindak lanjut jika belum patuh)
Nomor dan Judul Legislasi Diskripsi Legislasi Ya Tidak

Pasal 28 ###
alat-alat angkat harus direncanakan, dipasang, dilayani dan dipelihara sedemikian rupa sehingga
terjamin kesetamatan pemakainya.
Pasal 31 ###
tindakan pencegahan harus dilakukan untuk melarang orang memasuki daerah lintas keran jalan
untuk menghindarkan kecelakaan karena terhimpit.
Pasal 39 ###
beban maksimum yang diijinkan harus dikurangi apabila (sling) digunakan pada bermacam-macam
sudut
Pasal 42 ###
1 Mesin - mesin yang dipergunakan harus dipasang dan dilengkapi dengan alat pengaman untuk
menjamin keselamatan kerja.
2 Alat-alat tersebut harus terpasang sewaktu mesin dijalankan.
Pasal 44 ###
operator mesin harus terlatih untuk pekerjaannya dan harus mengetahui peraturan keselamatan
kerja pada mesin tersebut.
Pasal 45 ###
Alat-alat penggali tanah yang digunakan harus dipelihara dengan baik sehingga terjamin
keselamatan dan kesehatan dalam pemakaiannya.
Pasal 49 ###
mesin adukan beton (concrete mixer) yang digunakan harus dilengkapi dengan alat-alat pengaman
dan dijalankan serta dipelihara untuk menjamin agar tidak ada orang yang mendapat kecelakaan
disebabkan bagian-bagian mesin yang berputar atau bergerak atau boleh karena kejatuhan bahan-
bahan.
Pasal 55 ###
1 alat-alat kerja tangan harus dari mutu yang cukup baik dan harus dijaga supaya selalu dalam
keadaan baik
2 penyimpanan dan pengangkutan alat-alat tajam harus dilakukan sedemikian rupa sehingga
tidak membahayakan
pasal 67 ###
1 setiap pekerjaan, harus dilakukan sedemikian rupa sehingga terjamin tidak adanya bahaya
terhadap setiap orang yang disebabkan oleh kejatuhan tanah, batu atau bahan-bahan lainnya
yang terdapat dipinggir atau didekat pekerjaan galian.
2 pinggir-pinggir dan dinding-dinding pekerjaan gallan harus diberi pengaman dan penunjang
yang kuat untuk menjamin keselamatan orang yang bekerja datam tubang/ parit.

3 setiap tenaga kerja yang bekerja dalam lubang galian harus dijamin pula keselamatannya dari
bahaya lain selain tersebut ayat (1) dan (2) diatas.
Pasal 72 ###
pembangunan konstruksi beton harus direncanakan dan dihitung dengan teliti untuk menjamin agar
konstruksi dan penguatnya dapat memikul beban dan tekanan lainnya sewaktu membangun tiap-
tiap bagiannya.
Pasal 74 ###
setiap ujung-ujung mencuat yang membahayakan harus dilengkungkan atau dilindungi.
Status
Legislasi Kesesuaian
Penanggung Bukti Kepatuhan (Diskripsi
No. yang menjabarkan kepatuhan atau
Jawab tindak lanjut jika belum patuh)
Nomor dan Judul Legislasi Diskripsi Legislasi Ya Tidak

Pasal 76 ###
beton harus dikerjakan dengan hati-hati untuk menjamin agar pemetian beton (bekisting) dan
penguatnya dapat memikul atau menahan seluruh beban sampai beton menjadi beku.
bagian-bagian yang siap dipasang (prefabricated parts) harus direncanakan dan dibuat dengan baik
sehingga dapat diangkut dan dipasang dengan aman
Pasal 86 ###
tenaga kerja yang melakukan pekerjaan diatap harus dilengkapi dengan alat pelindung diri yang
sesuai untuk menjamin agar mereka tidak jatuh drid atap atau bagian-bagian atap yang rapuh.

Pasal 88 ###
1 tindakan Pencegahan harus dilakukan untuk menghindarkan timbulnya kebakaran sewaktu
mengelas dan memotong dengan las busur.
2 juru las dan tenaga kerja yang berada disekitarnya harus ditindungi terhadap serpihan bunga
api, uap radiasi dan lainnya.
Pasal 88 ###
rencana pekerjaan pengangkutan harus ditetapkan terlebih dahulu sebelum pekerjaan
pembongkaran dimulai.
Pasal 99 ###
1 alat-alat petindung diri yang jenisnya disesuaikan dengan sifat pekerjaan yang dilakukan oleh
masing-masing tenaga kerja harus disediakan datam jumlah yang cukup.

'2 alat- atat termasuk di atas pasat ini harus setatu memenuhi syarat-syarat K3 yang tetah
ditentukan
3 alat-alat tsb diatas pasal ini harus digunakan sesuai dengan kegunaannya oleh setiap tenaga
kerja dan orang lain yang memasuki tempat kerja.
4 tenaga kerja dan orang lain yang memasuki tempat kerja diwajibkan menggunakan alat-alat
termaksud tsb. diatas
30 PerMen Perburuhan No 07 Syarat Kesehatan, Kebersihan Serta Penerangan dalam Tempat Kerja K3LP
Tahun 1964 Pasal 2 ###
Setiap bangunan perusahaan harus memenuhi syarat-syarat untuk :
a. menghindari kemungkinan bahaya kebekaran dan kecelakaan
b. menghindarkan kemungkinan bahaya keracunan, penularan penyakit atau timbulnya penyakit
jabatan
c. memajukan kebersihan dan ketertiban
d. mendapat penerangan yang cukup dan memenuhi syarat untuk melakukan pekerjaan
e. mendapat suhu yang layak dan peredaran udara yang cukup
f. menghindarkan gangguan debu, gas, uap, dan bauan yang tidak menyenangkan
Pasal 3 ###
1 Halaman harus bersih, teratur, rata dan tidak becek dan cukup luas untuk kemungkinan
perluasan
2 jalanan dihalaman tidak boleh berdebu
3 untuk keperluan air (riolering) harus cukup saluran yang kuat dan bersih
4 saluran air yang melintasi halaman harus tertutup
5 sampah dan terbuang lainnya harus terkumpul pada suatu tempat yang rapat dan tertutup.
Status
Legislasi Kesesuaian
Penanggung Bukti Kepatuhan (Diskripsi
No. yang menjabarkan kepatuhan atau
Jawab tindak lanjut jika belum patuh)
Nomor dan Judul Legislasi Diskripsi Legislasi Ya Tidak

6 pada waktunya sampah itu harus dibuang ketempat pembuangan sampah atau dibakar pada
tempat yang aman
7 tempat pengumpulan sampah tidak boleh menjadi sarang lalat atau binatang serangga yang
lain.
Pasal 4 ###
1 gedung harus kuat buatannya dan tidak boleh ada bagian yang mungkin rubuh ( bouwvaling)

2 tangga harus kuat buatannya, aman dan tidak boleh licin dan harus cukup luas
3 lantai, dinding, loteng dan atap harus selalu berada dalam keadaan terpelihara dan bersih

4 dinding dan loteng serta bagian-bagian lainnya harus dikapuri paling sedikit sekali dalam lima
tahun
5 dinding yang dicat harus dicuci paling sedikit 1 (satu) kali setahun, sehingga selalu terlihat
bersih
6 lantai harus dibersihkan pada waktu-waktu tertentu, sehingga selalu dalam keadaan bersih

Pasal 5
1 Dinding atau loteng dan bagian-bagiannya harus mempunyai permukaan yang dapat dikapuri
atau dicat dan mudah dibersihkan.
2 Dinding tidak boleh basah atau lembab.
3 Lantai dalm tempat kerja harus terbuat dari bahan yang keras, tahan air dan bahan kimia yang
merusak, datar dan tidak licin.
4 Lantai harus terbuat dari bahan yang mudah dibersihkan dan pada waktu tertentu dibersihkan
(disapu, dipel atau dicuci) sehingga selalu terlihat bersih.
5 Alat dan bahan harus selalu disusun atau disimpan secara rapi dan tertib.
6 Susunan tersebut harus sedemikian rupa sehingga tidak menimbulkan bahaya tertimpa atau
mungkin menyebabkan buruh terjatuh.
7 Air, sampah atau bahan terbuang yang lain harus selalu dikumpulkan dan dibuang ketempat-
tempat yang rapi.
Pasal 6 ###
1 kakus-kakus yang terbuat dart bahan yang kuat harus disediakan untuk kaum buruh.
2 Kakus-kakus tersebut harus terpisah untuk laki-laki dan perempuan, sehingga tidak
memungkinkan terjadinya gangguan kesusilaan
4 Kakus-kakus itu harus selalu dibersihkan oleh pegawai-pegawai tertentu
5 kakus-kakus harus mendapat penerangan yang cukup dan pertukaran udara yang baik
9 Kakus yang bersih ialah yang memenuhi syarat-syarat sebagai berikut:
a. tidak boleh berbau
b. tidak boleh ada kotoran yang terlihat
c. tidak boleh ada lalat, nyamuk atau serangga yang lain
d. harus selalu tersedia air bersih yang cukup untuk dipergunakan
e. harus dapat dibersihkan dengan mudah
f. paling sedikit harus dibersihkan 2-3 kali sehari
10 Pintu kakus harus dapat ditutup dengan mudah
Pasal 8 ###
1 dapur, kamar makan dan alat keperluan makan harus selalu bersih dan rapi.
2 dapur dan kamar makan tidak boleh berhubungan langsung dengan tempat kerja
Status
Legislasi Kesesuaian
Penanggung Bukti Kepatuhan (Diskripsi
No. yang menjabarkan kepatuhan atau
Jawab tindak lanjut jika belum patuh)
Nomor dan Judul Legislasi Diskripsi Legislasi Ya Tidak

3 dapur dan kamar makan harus mendapat penerangan yang baik dan peredaran udara yang
cukup
5 air yang dipergunakan untuk makan dan minum harus memenuhi syarat-syarat sbb.:
a. air tidak boleh berbau dan harus segar
Status
Legislasi Kesesuaian
Penanggung Bukti Kepatuhan (Diskripsi
No. yang menjabarkan kepatuhan atau
Jawab tindak lanjut jika belum patuh)
Nomor dan Judul Legislasi Diskripsi Legislasi Ya Tidak

b. air tidak boleh berwarna (harus bening)


c. air tidak boleh berasa
d. air tidak boleh mengandung binatang-binatang atau bakteri-bakteri yang berbahaya
6 alat-alat makan atau masak sesudah dipakai harus dibersihkan dengan sabun dan air panas
dan dikeringkan. Alat-alat tersebut harus dibuat dari bahan-bahan yang mudah dibersihkan

7 semua pegawai yang mengerjakan dan melayani makanan dan minum harus bebas dari salah
satu penyakit menular, dan selalu harus menjaga kebersihan badannya.
Pasal 10 ###
1 jarak antara gedung-gedung atau bangunan-bangunan lainnya harus sedemikian rupa
sehingga tidak menggangu masuknya cahaya siang ke tempat kerja
2 setiap tempat kerja harus mendapat penerangan yang cukup untuk melakukan pekerjaan

3 jalan-jalan keluar seperti pintu, gang-gang, dll. Harus mempunyai alat penerangan darurat,
dan diberi tanda pengenal dengan cat luminous, bahan-bahan reflectie atau bahan-bahan
fluorescence.
31 PerMen Ketenagakerjaan Keselamatan dan Kesehatan Kerja dalam Pekerjaan Pada Ketinggian
No. 09 Tahun 2016 Pasal 2 Seluruh
Pengusaha dan/atau Pengurus wajib menerapkan K3 dalam Bekerja Pada Ketinggian Tim
Pasal 3
Bekerja pada ketinggian wajib memenuhi persyaratan K3 meliputi :
1 Perencanaan
2 Prosedur kerja
3 Teknik bekerja aman
4 APD, perangkat pelindung jatuh, angkur dan
5 Tenaga kerja
Pasal 5
1 Pengusaha dan/atau pengurus wajib memperhatikan dan melaksanakan penilaian risiko dalam
kegiatan atau aktifitas pekerjaan pada ketinggian
2 Pengusaha dan/atau pengurus wajib memastikan bahwa bekerja pada ketinggian jika
pekerjaan dimaksud tidak dapat dilakukan di lantai dasar
3 Dalam hal pekerjaan dilakukan pada ketinggian pengusaha dan/atau pengurus wajib
melakukan langkah-langkah yang tepat dan memadai untuk mencegah kecelakaan kerja

4 Langkah-langkah untuk mencegah kecelakaan kerja tidak terbatas pada :


a. Memastikan bahwa pekerjaan dapat dilakukan dengan aman dan kondisi ergonomi yang
memadai melalui jalur masuk (access) atau jalur keluar (egress) yang telah disediakan

b. Memberikan peralatan keselamatan kerja yang tepat untuk mencegah Tenaga Kerja jatuh
jika pekerjaan tidak dapat dilakukan pada tempat atau jalur sebagaimana dimaksud dalam
huruf a
5 Dalam hal tidak dapat menghilangkan risiko jatuhnya tenaga kerja, pengusaha dan/atau
pengurus wajib :
a. Menyediakan peralatan kerja untuk meminimalkan jarak jatuh atau mengurangi konsekuensi
dari jatuhnya tenaga kerja
Status
Legislasi Kesesuaian
Penanggung Bukti Kepatuhan (Diskripsi
No. yang menjabarkan kepatuhan atau
Jawab tindak lanjut jika belum patuh)
Nomor dan Judul Legislasi Diskripsi Legislasi Ya Tidak

b. Menerapkan sistem izin kerja pada ketinggian dan memberikan instruksi dan melakukan hal
lainnya yang berkenaan dengan kondisi pekerjaan

32 Peraturan Menteri Kesehatan Standar Keselamatan dan Kesehatan Kerja Perkantoran K3LP
RI No. 48 Tahun 2016 Air Bersih ###
Air yang dipergunakan untuk keperluan sehari-hari dan kualitasnya memenuhi persyaratan
kesehatan air bersih sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku dan dapat
diminum dan dimasak atau diolah dengan macam-macam teknologi.

Udara Ruangan ###


Suhu : 23 - 26 °C
Kelembaban : 40 - 60 %, Lobi dan koridor 30 - 70%
a. Tinggi langit-langit dari lantai minimal 2,5 m
b. Bila suhu udara > 28 . C perlu menggunakan alat penata udara seperti AC, kipas angin dll

c. Bila suhu udara diluar 18 0 C pertu menggunakan pemanas ruangan


d. Bila kelembaban udara ruang kerja > 60 % perlu menggunakan alat dehumidifier
Debu P ###
Agar kandungan debu didalam ruang kerja perkantoran memenuhi persyaratan kesehatan
maka perlu dilakukan upaya-upaya sebagai berikut :
a. Kegiatan membersihkan ruang kerja perkantoran dilakukan pada pagi dan sore hari dengan
menggunakan kain pet basah atau pompa hampa (vacum pump)
b. Pembersihan dinding dilakukan secara periodik 2 kali/tahun dan di cat ulang 1 kali setahun

c. Sistem ventilasi yang memenuhi syarat.


Status
Legislasi Kesesuaian
Penanggung Bukti Kepatuhan (Diskripsi
No. yang menjabarkan kepatuhan atau
Jawab tindak lanjut jika belum patuh)
Nomor dan Judul Legislasi Diskripsi Legislasi Ya Tidak

Limbah ###
- setiap perkantoran harus dilengkapi dengan tempat sampah dan bahan yang kuat, cukup
ringan, tahan
karat, kedap air, dan mempunyai permukaan yang halus pada bagian dalamnya dan dilengkapi
penutup
- sampah kering dan basah di tampung dalam tempat yang terpisah
- tersedianya tempat penampungan sementara yang memenuhi syarat.
Pencahayaan. ###
Intenstitas minimal untuk ruangan 100 lux
Kebisingan ###
Tingkat kebisingan maksimal ditempat kerja maksimal 85 dBA
Toilet ###
Karyawan 1-25 : 1
karyawan 25-50 : 2
Karyawan 51 - 100: 3
KEPUTUSAN MENTERI
33 Keputusan Menteri Tenaga Pengendalian Bahan Kimia Berbahaya LOGLAT
Kerja RI Pasal 2 ###
No Kep-187/MEN/1999 Pengusaha atau pengurus yang menggunakan, menyimpan, memakai, memproduksi dan
mengangkut bahan kimia berbahaya di tempat kerja wajib mengendalikan bahan kimia berbahaya
untuk mencegah terjadinya kecelakaan kerja dan penyakit akibat kerja.
Pasal 4 ###
1 Lembar data keselamatan bahan sebagaimana dimaksud dalam pasal 3 huruf a meliputi
keterangan tentang :

a. Identitas bahan dan Perusahaan


b. Komposisi Bahan
c. Identifikasi Bahaya
d. Tindakan Pertolongan Panama pada Kecelakaan (P3K)
e. Tindakan Penanggulangan kebakaran
f. Tindakan Mengatasi kebocoran dan tumpahan
g. Penyimpanan dan Penanganan Bahan
h. Pengendalian Pemajanan dan Alat Petindung Dirt
i. Sifat fisik dan kimia
j. Stabilitas dan Reaktivitas bahan
k. Informasi toksikologi
I. Informasi Ekotogi
m. Pembuangan Limbah
n. Pengangkutan Bahan
o. Informasi Peraturan Perundangan yang berlaku
p. Informasi lain yang diperlukan
Status
Legislasi Kesesuaian
Penanggung Bukti Kepatuhan (Diskripsi
No. yang menjabarkan kepatuhan atau
Jawab tindak lanjut jika belum patuh)
Nomor dan Judul Legislasi Diskripsi Legislasi Ya Tidak

Pasal 5 ###
Label sebagaimana dimaksud dalam pasal 3 huruf a meliputi keterangan mengenai :
a. Nama Produk
b. Identitas Bahaya
c. Tanda Bahaya dan Artinya
d. Uraian resiko dan penanggulangannya
e. Tindakan Pencegahan
f. Instruksi dalam hat terkena atau terpapar
g. Instruksi kebakaran
h. Instruksi tumpahan atau bocoran
i. Instruksi Pengisian dan Penyimpanan
j. Referensi
k. Nama, Atamat dan Nomor telepon pabrik pembuat atau distributor
PERATURAN DAERAH
34 Peraturan Daerah Provinsi PENYELENGGARA JASA KONSTRUKSI SELURUH
Jawa Barat No. 5 Tahun 2014 PASAL 15 TIM
Penyelenggara jasa konstruksi dalam melaksanakan pekerjaan konstruksi wajib memenuhi
tuntutan sebagai berikut :
a. Keteknikan
b. Keamanan
c. Keselamatan dan Kesehatan Kerja
d. Perlindungan Tenaga Kerja
e. Jaminan Kelayakan Sosial Tenaga Kerja
f. Tata lingkungan setempat: dan
g. Ketertiban penyelenggaraan pekerjaan konstruksi

PASAL 20
1. Setiap Penyelenggara Jasa Konstruksi wajib mendaftarkan seluruh karyawan dan tenaga kerja
konstruksi menjadi anggota Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS)
2. Iuran keanggotaan karyawan dan tenaga kerja penyelenggara jasa konstruksi kepada BPJS,
wajib dibantu oleh penyelenggara jasa konstruksi.
3. Ketentuan mengenai iuran keanggotaan sebagaimana dimaksud pada ayat 2 diatur lebih lanjut
dengan Peraturan Gubernur

SKALA KEPATUHAN (%)


Status
Legislasi Kesesuaian
Penanggung Bukti Kepatuhan (Diskripsi
No. yang menjabarkan kepatuhan atau
Jawab tindak lanjut jika belum patuh)
Nomor dan Judul Legislasi Diskripsi Legislasi Ya Tidak

###
PW-K3LMP-03-01
PT. WASKITA KARYA (Persero) Tbk
Proyek Pembangunan Jalan Tol Jakarta CIkampek II Elevated Rev. 03 Juli 2016

Proyek : Jalan Tol Jakarta Cikampek II Elevated

IDENTIFIKASI DAN EVALUASI PEMENUHAN PERSYARATAN HUKUM DAN LAINNYA (LEGISLASI LINGKUNGAN)

Status
Legislasi Bukti Kepatuhan
Kesesuaian (Diskripsi yang
Penanggung menjabarkan
No. Jawab kepatuhan atau tindak
Nomor dan Judul lanjut jika belum
Deskripsi Legislasi Ya Tidak
Legislasi patuh)

UNDANG - UNDANG
1 UU No. 18 Tahun 2008 Pasal 3 K3LP
Tentang Pengelolahan Pengelolaan sampah diselenggarakan berdasarkan asas
Sampah tanggung jawab, asas berkelanjutan, asas manfaat, asas
keadilan, asas kesadaran, asas kebersamaan, asas
keselamatan, asas keamanan, dan asas nilai ekonomi.

2 UU RI No. 22 Tahun Pasal 48 KSDM


2009 Tentang Lalu Point (1)
Lintas dan Angkutan Setiap Kendaraan Bermotor yang dioperasikan di Jalan
Jalan harus memenuhi persyaratan teknis dan laik jalan.

Point (3)
Persyaratan laik jalan sebagaimana dimaksud pada ayat
(1) ditentukan oleh kinerja minimal Kendaraan Bermotor
yang diukur sekurang-kurangnya terdiri atas:
a. emisi gas buang;

Pasal 22 K3LP
UU RI No. 32 Tahun (1) Setiap usaha dan/atau kegiatan yang berdampak
3 2009 Tentang penting terhadap lingkungan hidup wajib memiliki amdal.
Perlindungan dan
Pengelolaan
Lingkungan Hidup Pasal 47
(1) Setiap usaha dan/atau kegiatan yang
berpotensi menimbulkan dampak penting terhadap
lingkungan hidup, ancaman terhadap ekosistem dan
kehidupan, dan/atau kesehatan dan keselamatan
manusia wajib melakukan analisis risiko lingkungan
hidup.

Pasal 53
(1) Setiap orang yang melakukan pencemaran
dan/atau perusakan lingkungan hidup wajib melakukan
penanggulangan pencemaran dan/atau kerusakan
lingkungan hidup.

Pasal 58
(1) Setiap orang yang memasukkan ke dalam
wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia,
menghasilkan, mengangkut, mengedarkan, menyimpan,
memanfaatkan, membuang, mengolah, dan/atau
menimbun B3 wajib melakukan pengelolaan B3.

Pasal 67
Setiap orang berkewajiban memelihara
kelestarian fungsi lingkungan hidup serta mengendalikan
pencemaran dan/atau kerusakan lingkungan hidup.
Status
Legislasi Bukti Kepatuhan
Kesesuaian (Diskripsi yang
Penanggung menjabarkan
No. Jawab kepatuhan atau tindak
Nomor dan Judul lanjut jika belum
Deskripsi Legislasi Ya Tidak
Legislasi patuh)

AMDAL
Peraturan Pemerintah Pasal 4 K3LP
4 RI No. 27 Tahun 1999
Tentang Analisis 2. Usaha dan atau kegiatan sebagaimana dimaksud ayat
Mengenai Dampak 1 diwajibkan untuk melakukan pengendalian dampak
Lingkungan Hidup lingkungan hidup dan perlindungan fungsi lingkungan
hidup sesuai dengan rencana pengelolaan lingkungan
hidup dan rencana pemantauan lingkungan hidup
kawasan
5 Kepka Bapedal No. 56 Lampiran I K3LP
Tahun 1994 Tentang … setiap rencana yang diperkirakan akan mempunyai
Pedoman Mengenai dampak penting terhadap lingkungan wajib dilengkapi
Dampak Penting dengan AMDAL

6 Surat Keputusan Pasal 2 K3LP


Menteri Perindustrian
Setiap perusahaan industri, perusahaan kawasan industri
Nomor : dan perusahaan kawasan berikat diwajibkan untuk
250/M/SK/10/1994 melakukan pengendalian dampak akibat kegiatan usaha
industrinya terhadap lingkungan hidup
Tentang Pedoman
Teknis Penyusunan Point (1)
Pengendalian Dampak Bagi kegiatan industri yang tidak mempunyai dampak
Terhadap Lingkungan penting dan atau secara teknologi dapat dikelola dampak
pentingnya terhadap lingkungan hidup wajib disusun UKL
Hidup Pada Sektor dan UPL
Industri

7 Kepmenkes No.
1405/Menkes/SK/XI/200
2 Tentang Persyaratan Lampiran I K3LP
dan Tata Cara syarat-syarat air bersih, kualitas udara, limbah,
Penyelenggaraan pencahayaan, kebisingan, getaran dan lainnya diatur
Kesehatan Lingkungan dalam lampiran 1
Kerja Perkantoran dan
Industri

Pasal 2
8 Permen LH No. 05 Point (1) K3LP
Tahun 2012 Tentang Setiap Usaha dan/atau Kegiatan yang berdampak
Jenis Rencana Usaha penting terhadap lingkungan hidup wajib memiliki Amdal.
dan/atau Kegiatan
yang Wajib Memiliki
Analisis Mengenai
Dampak Lingkungan
Hidup
Status
Legislasi Bukti Kepatuhan
Kesesuaian (Diskripsi yang
Penanggung menjabarkan
No. Jawab kepatuhan atau tindak
Nomor dan Judul lanjut jika belum
Deskripsi Legislasi Ya Tidak
Legislasi patuh)

PENGELOLAAN BAHAN BERBAHAYA DAN BERACUN (B3) & LIMBAH BAHAN BERBAHAYA DAN BERACUN (B3)
9 Peraturan Pemerintah Pasal 3
Republik Indonesia Setiap orang yang melakukan usaha dan/atau kegiatan LOGLAT
Nomor 18 Tahun 1999 yang menghasilkan limbah B3 dilarang membuang
dan diperbaharui limbah B3 yang dihasilkannya itu secara langsung
dengan PP No. 85 kedalam media lingkungan hidup, tanpa pengolahan lebih
Tahun 1999 Tentang dahulu
Pengelolaan Limbah
Bahan Berbahaya dan Pasal 4
Beracun Setiap orang atau badan usaha yang melakukan kegiatan
penyimpanan, pengumpulan, pengangkutan, pengolahan,
dan penimbunan limbah B3 dilarang melakukan
pengenceran untuk maksud menurunkan konsentrasi zat
racun dan bahaya limbah B3

Pasal 10
Point (1)
1. Penghasil limbah B3 dapat menyimpan limbah B3 yang
dihasilkan paling lama 90 hari (sembilan puluh hari)
sebelum menyerahkan kepada pengumpul atau
pemanfaat atau pengolah atau penimbun limbah B3

2. Bila limbah B3 yang dihasilkan kurang dari 50 kg/hari,


penghasil limbah B3 dapat menyimpan limbah B3 yang
dihasilkannya lebih dari 90 hari sebelum diserahkan
kepada pemanfaat atau pengolah atau penimbun limbah
B3, dengan persetujuan Kepala instansi yang
bertanggungjawab.

Pasal 11
Point (1)
Penghasil limbah B3 wajib membuat dan menyimpan
catatan tentang
a. Jenis, Karakteristik, jumlah dan waktu penyerahan
limbah B3
c. Nama pengangkut limbah B3 yang melaksanakan
pengiriman kepada pengumpul atau pemanfaat atau
pengolah atau penimbun limbah B3

Pasal 28
Setiap kemasan limbah B3 wajib diberi simbol dan label
yang menunjukkan karakteristik dan jenis limbah
Status
Legislasi Bukti Kepatuhan
Kesesuaian (Diskripsi yang
Penanggung menjabarkan
No. Jawab kepatuhan atau tindak
Nomor dan Judul lanjut jika belum
Deskripsi Legislasi Ya Tidak
Legislasi patuh)

Pasal 29
Penyimpanan limbah B3 dilakukan ditempat
penyimpanan yang sesuai dengan persyaratan

Pasal 52
Point (1)
Untuk menjaga kesehatan pekerja dan pengawas yang
bekerja dibidang pengelolaan limbah B3 dilakukan uji
kesehatan secara berkala

Pasal 58
Point(2)
Penghasil, pengumpul, pengangkut, pemanfaat,
pengolah, dan penimbun limbah B3 wajib memiliki sistem
tanggap darurat

10 Peraturan Pemerintah Pasal 4 LOGLAT


Republik Indonesia Setiap orang yang melakukan kegiatan pengelolaan B3
Nomor 74 tahun 2001 wajib mencegah terjadinya pencemaran dan atau
Tentang Pengelolaan kerusakan lingkungan hidup
Bahan Berbahaya
Beracun (Bahan B3)
Pasal 15
Point (1)
Setiap kemasan B3 wajib diberikan simbol dan label serta
dilengkapi dengan Lembar Data Keselamatan Bahan
(MSDS)

Pasal 18
Point (1)
Setiap tempat penyimpanan B3 wajib diberikan simbol
dan Label

11 Kepdal No. Pasal 1 LOGLAT


01/BAPEDAL/09/1995 Setiap limbah B3 yang belum diketahui sifat dan
Tentang Tata cara dan karakteristiknya wajib dilakukan pengujian pada Lab.
Persya-ratan Teknis Yang ditunjuk
Penyimpanan &
Pengumpulan Limbah
Bahan Berbahaya dan
Beracun Pasal 2
Hasil pengujian sifat dan karakteristik limbah-limbah B3,
wajib dilaporkan kepada Kepala BAPEDAL

Persyaratan Pra Pengemasan


Setiap penghasil/pengumpul limbah B3 harus dengan
pasti mengetahui karakteristik bahaya dari setiap limbah
B3 yang dihasilkan
Bagi penghasil yang menghasilkan limbah B3 yang sama
secara terus menerus, maka pengujian karakteristik
masing-masing limbah B3 dapat dilakukan sekurang-
kurangnya satu kali
Persyaratan Umum Kemasan
Kemasan untuk limbah B3 harus dalam kondisi baik, tidak
rusak, dan bebas dari pengkaratan serta kebocoran

Prinsip Pengemasan Limbah B3


Limbah-Iimbah B3 yang tidak saling cocok, atau limbah
dan bahan yang tidak saling cocok tidak boleh disimpan
secara bersama-sama dalam satu kemasan
Status
Legislasi Bukti Kepatuhan
Kesesuaian (Diskripsi yang
Penanggung menjabarkan
No. Jawab kepatuhan atau tindak
Nomor dan Judul lanjut jika belum
Deskripsi Legislasi Ya Tidak
Legislasi patuh)

12 Kepdal No. Pasal 1 LOGLAT


02/BAPEDAL/09/1995

Tentang Dokumen Dokumen Limbah B3 adalah surat yang diberikan pada


Limbah B3 waktu penyerahan Iimbah B3 untuk diangkut dari lokasi
kegiatan penghasil ke tempat penyimpanan di luar lokasi
kegiatan, dan atau pengumpulan dan atau pengangkutan
dan atau pengolahan Iimbah B3 dan atau pemanfaatan
Iimbah B3 serta penimbunan hasil pengolahan

Penghasil limbah B3 akan menerima kembali dokumen


limbah B3 dari pengumpul atau pengolah selambat-
lambatnya 120 hari sejak limbah B3 diangkut untuk
dibawa ke pengumpul atau ke pemanfaat atau pengolah
Limbah B3

13 Kepdal No. Pasal 4 K3LP


05/BAPEDAL/09/1995 Setiap kemasan atau wadah untuk menyimpan,
Tentang Simbol dan pengolahan, pengumpulan, pemanfaatan limbah B3 wajib
Label Limbah B3 diberi simbol dan label yang menunjukkan karakteristik
dan jenis limbah B3

14 Kepmenaker No.187 Pasal 2


Tahun 1999 Tentang Pengusaha atau Pengurus yang menggunakan, K3LP
Pengendalian Bahan menyimpan, memakai, memproduksi dan mengangkut
Kimia Berbahaya bahan kimia berbahaya di tempat kerja wajib
mengendalikan bahan kimia berbahaya untuk mencegah
terjadinya kecelakaan kerja dan penyakit akibat kerja.

Pasal 2
15 Permen LH No. 03 Point (1) K3LP
Tahun 2008 Tentang Setiap kemasan B3 wajib diberikan simbol sesuai dengan
Tata Cara Pemberian klasifikasinya dan label sesuai dengan jenis dan
Simbol dan Label klasifikasinya
Bahan Berbahaya dan
Beracun
Pasal 3
Setiap tempat penyimpanan kemasan dan alat
pengangkutan B3 wajib diberi simbol B3.

PENGENDALIAN PENCEMARAN AIR


16 Peraturan Pemerintah Pasal 25 K3LP
Republik Indonesia Setiap usaha dan/atau kegiatan wajib membuat rencana
Nomor. 82 Tahun 2001 penanggulangan pencemaran air pada keadaan darurat
Tentang Pengelolaan dan atau keadaan yang tidak terduga lainnya
Kualitas Air dan
Pengendalian
Pencemaran Air Pasal 37
Setiap penanggung jawab usaha dan atau kegiatan yang
membuang air limbah ke air atau sumber air wajib
mencegah dan menanggulangi terjadinya pencemaran air

Pasal 38
Point (1)
Setiap penanggung jawab usaha dan atau kegiatan yang
membuang air limbah ke air atau sumber air wajib
Mentaati persyaratan yang ditetapkan dalam izin

Pasal 40
Point (1)
Setiap usaha atau kegiatan yang membuang air limbah
ke air atau sumber air wajib mendapat izin tertulis dari
bupati/walikota
Status
Legislasi Bukti Kepatuhan
Kesesuaian (Diskripsi yang
Penanggung menjabarkan
No. Jawab kepatuhan atau tindak
Nomor dan Judul lanjut jika belum
Deskripsi Legislasi Ya Tidak
Legislasi patuh)

17 Permenkes No. Pasal 2 K3LP


416/MENKES/PER/IX/1 Point (1)
990 Tentang Syarat- Kualitas Air harus memenuhi syarat kesehatan yang
syarat dan meliputi persyaratan mikrobiologi, Fisika kimia, dan
Pengawasan Kualitas radioaktif.
Air

18 Kepmenkes No. Pasal 2 K3LP


907/Menkes/SK/VII/200
2 Tentang Syarat- Point (2)
syarat dan Persyaratan kesehatan air minum sebagaimana
Pengawasan Kualitas dimaksud pada ayat (1) meliputi persyaratan
Air Minum bakteriologis, kimiawi, radioaktif dan fisik.

19 Kep. Men LH No. Kep. Pasal 1 K3LP


112 / MENLH / 2003 Point ( 1 )
Tentang Baku Mutu Air
Limbah Bagi Usaha Air limbah domestik adalah air limbah yang berasal dari
dan Kegiatan Domestik usaha dan atau kegiatan pemungkiman ( real estate ),
rumah makan, perkantoran, perniagaan, apartemen dan
asrama.

Point ( 2 )
Baku mutu air limbah domestik adalah ukuran batas atau
kadar unsur pencemaran dan atau jumlah unsur
pencemaran yang ditenggang keberadaannya dalam air
limbah domestik yang akan dibuang atau dilepas ke air
permukaan ;

20 Permen LH No. 01 Point (2) K3LP


Tahun 2010 Tentang Persyaratan teknis sebagaimana dimaksud dalam Pasal
Tata Laksana 22 ayat (2)
Pengendalian huruf b terdiri atas: a. upaya pencegahan pencemaran,
Pencemaran Air minimisasi air limbah, serta
efisiensi energi dan sumberdaya yang harus dilakukan
oleh penanggungjawab usaha dan/atau kegiatan yang
berkaitan dengan pengelolaan air limbah;

PENGENDALIAN PENCEMARAN KERUSAKAN LAUT


21 Kepmen LH No. 201 Pasal 3 K3LP
Tahun 2004 Tentang Kriteria Baku Kerusakan Mangrove ditetapkan
Kriteria Baku dan berdasarkan prosentase luas tutupan dan
Pedoman Penentuan kerapatan mangrove yang hidup sebagaimana dimaksud
Kerusakan Mangrove dalam Lampiran I Keputusan ini.

Pasal 4
Kriteria Baku Kerusakan Mangrove sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 3 merupakan
cara untuk menentukan status kondisi mangrove yang
diklasifikasikan dalam:
a. Baik (sangat padat)
b. Baik (sedang)
c. Rusak

PENGENDALIAN PENCEMARAN UDARA


22 Peraturan Pemerintah Pasal 2 K3LP
Republik Indonesia Pengendalian pencemaran udara meliputi pengendalian
Nomor 41 Tahun 1999 dari usaha dan/atau kegiatan sumber bergerak, sumber
Tentang Pengendalian bergerak spesifik, sumber tidak bergerak, sumber tidak
Pencemaran Udara bergerak spesifik yang dilakukan dengan upaya
pengendalian sumber emisi dan/atau sumber gangguan
yang bertujuan untuk mencegah turunnya mutu udara
ambien.

Pasal 3
Perlindungan mutu udara ambien didasarkan pada baku
mutu udara ambien, status mutu udara ambien, baku
mutu emisi, ambang batas emisi gas buang, baku tingkat
gangguan, ambang batas kebisingan dan Indeks Standar
Pencemaran Udara
Status
Legislasi Bukti Kepatuhan
Kesesuaian (Diskripsi yang
Perlindungan mutu udara ambien didasarkan pada baku Penanggung menjabarkan
No. mutu udara ambien, status mutu udara ambien, baku Jawab kepatuhan atau tindak
Nomor dan Judul mutu emisi, ambang batas emisi gas buang, baku tingkat lanjut jika belum
Deskripsi Legislasi Ya Tidak
Legislasi gangguan, ambang batas kebisingan dan Indeks Standar patuh)
Pencemaran Udara
Status
Legislasi Bukti Kepatuhan
Kesesuaian (Diskripsi yang
Penanggung menjabarkan
No. Jawab kepatuhan atau tindak
Nomor dan Judul lanjut jika belum
Deskripsi Legislasi Ya Tidak
Legislasi patuh)

Pasal 16
Pengendalian pencemaran udara meliputi pencegahan
dan penanggulangan pencemaran, serta pemulihan mutu
udara dengan melakukan investigasi mutu udara ambien,
pencegahan sumber pencemar, baik dari sumber
bergerak maupun sumber tidak bergerak termasuk
sumber gangguan termasuk sumber gangguan serta
penanggulangan keadaan darurat.

Pasal 21
Setiap orang yang melakukan usaha dan/atau kegiatan
yang mengeluarkan emisi dan/atau gangguan ke udara
ambien wajib :
a. menaati baku mutu udara ambien, baku mutu emisi,
dan baku mutu tingkat gangguan yang ditetapkan untuk
usaha dan/atau kegiatan yang dilakukannya;

b. Melakukan pencegahan dan/atau penanggulangan


pencemaran udara yang diakibatkan oleh usaha
dan/ataukegiatan yang dilakukannya.

c. Memberikan informasi yang benar dan akurat kepada


masyarakat dalam rangka upaya pengendalian
pencemaran udara dalam lingkup usaha dan/atau
kegiatannya.

Pasal 22
Point (1)
Setiap orang yang melakukan usaha dan/atau kegiatan
sumber tidak bergerak yang mengeluarkan emisi
dan/atau gangguan wajib memenuhi persyaratan mutu
emisi dan/atau gangguan yang ditetapkan dalam izin
melakukan usaha dan/atau kegiatan.

Point (2)
Izin melakukan usaha dan/atau kegiatan sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) diterbitkan oleh pejabat yang
berwenang sesuai dengan peraturan perundang-
undangan yang berlaku.

Pasal 24
Point (1)
Setiap usaha dan/atau kegiatan yang tidak wajib memiliki
analisis mengenai dampak lingkungan hidup, maka
pejabat yang berwenang menerbitkan izin usaha
dan/atau kegiatan mewajibkan penanggung jawab usaha
dan/atau kegiatan untuk mematuhi ketentuan baku mutu
emisi dan/atau baku tingkat gangguan untuk mencegah
dan menanggulangi pencemaran udara akibat
dilaksanakannya rencana usaha dan/atau kegiatannya.
Status
Legislasi Bukti Kepatuhan
Kesesuaian (Diskripsi yang
Penanggung menjabarkan
No. Jawab kepatuhan atau tindak
Nomor dan Judul lanjut jika belum
Deskripsi Legislasi Ya Tidak
Legislasi patuh)

Pasal 25
Point (1)
Setiap orang atau penanggung jawab usaha dan/atau
kegiatan yang menyebabkan terjadinya pencemaran
udara dan/atau gangguan wajib melakukan upaya
penanggulangan dan pemulihannya.

Pasal 30
Point (1)
Setiap penaggung jawab usaha dan/atau kegiatan dari
sumber tidak bergerak yang mengeluarkan emisi wajib
menaati ketentuan baku mutu udara ambien, baku mutu
emisi, dan baku tingkat gangguan.

Pasal 33
Kendaraan bermotor tipe baru dan kendaraan motor lama
yang mengeluarkan emisi gas buang wajib memenuhi
ambang batas emisi gas buang kendaraan bermotor.

23 Keputusan MENLH Pasal 7 K3LP


No. 13/MENLH/1995 Setiap penanggung jawab jenis kegiatan wajib memenuhi
Baku Mutu Emisi ketentuan sbb :
Sumber Tidak a. membuat cerobong emisi yang dilengkapi dengan
Bergerak sarana pendukung dan alat pengaman

c. melakukan pencatatan harian hasil emisi yang


dikeluarkan dari setiap cerobong emisi
d. menyampaikan hasil pemeriksaan kepada gubernur
dengan tembusan kepala badan sekurang-kurangnya
dalam 3 bulan
e. melaporkan kepada Gubernur serta Kepala Badan
apabila ada kejadian tidak normal dan atau dalam
keadaan darurat yang mengakibatkan baku mutu emisi
dilampaui

24 Permen LH No. 05 Pasal 1 K3LP & Loglat


Tahun 2006 Tentang
Ambang Batas Emisi Point ( 1 )
Gas Buang Kendaraan Ambang batas emisi gas buang kendaraan bermotor
Bermotor Lama lama adalah batas maksimum zat atau bahan
pencemaran yang boleh dikeluarkan langsung dari pipa
gas buang kendaraan bermotor lama.
Point ( 2 )
Kendaraan bermotor adalah kendaraan yang digerakkan
oleh peralatan teknik yang berada pada kendaraan itu.

Point ( 3 )
Kendaraan bermotor lama adalah kendaraan yang sudah
diproduksi, di rakit atau diimpor dan sudah beroperasi di
wilayah Republik Indonesia.
Point ( 4 )
uji emisi kendaraan bermotor lama adalah uji emisi gas
buang yang wajib di lakukan untuk kendaraan bermotor
lama secara berkala.

Pasal 2
Ruang lingkup peraturan ini meliputi ambang batas emisi
gas buang, metode uji, prosedur pengujian, evaluasi, dan
pelaporan pelaksanaan penataan ambang batas emisi
gas buang kendaraan bermotor lama.
Status
Legislasi Bukti Kepatuhan
Kesesuaian (Diskripsi yang
Penanggung menjabarkan
No. Jawab kepatuhan atau tindak
Nomor dan Judul lanjut jika belum
Deskripsi Legislasi Ya Tidak
Legislasi patuh)

Pasal 4
1. Setiap kendaraan bermotor lama wajib memenuhi
ambang batas emisi gas buang kendaraan bermotor
lama.
2. Setiap kendaraan bermotor lama wajib melakukan uji
emisi sesuai dengan peraturan perundang-undangan.

Pasal 5
Pengujian emisi kendaraan bermotor lama dilakukan di
tempat pengujian milik pemerintah atau swasta yang
telah mendapat sertifikasi berdasarkan peraturan
perundang-undangan.

Lampiran I
Kendaraan bermotor kategori M, N, dan O
- Berpenggerak motor bakar; <2007; CO = 4.5%; HC =
1200ppm
- Cetus api (bensin); > 2007; CO = 1.5%; HC = 200ppm

- Berpenggerak motor bakar penyalaan kompresi (diesel)

a. GVW < 3.5 ton < 2010; Opasitas = 70% HSU


GVW < 3.5 ton > 2010; Opasitas = 40% HSU
b. GVW > 3.5 ton < 2010; Opasitas = 70% HSU
GVW > 3.5 ton > 2010; Opasitas = 50% HSU

Ket.: M= kendaraan bermotor beroda empat atau lebih


dan digunakan untuk angkutan orang; N= kendaraan
bermotor beroda empat atau lebih dan digunakan untuk
angkutan barang; O= kendaraan bermotor penarik untuk
gandengan atau tempel.

25 Keputusan Menteri Pasal 6 K3LP


Lingkungan Hidup No. Setiap penanggung jawab usaha atau kegiatan wajib
Kep-48/MENLH/1996
Tentang Baku Tingkat
Kebisingan a. mentaati baku tingkat kebisingan yang telah
dipersyarakan
Lampiran I
Baku tingkat kebisingan peruntukan kawasan
perumahan= 55 dB(A)
b. memasanig alat pencegahan terjadinya kebisingan
c. menyampaikan laporan hasil pemantauan tingkat
kebisingan sekurang-kurangnya 3 (tiga) bulan kepada
Gubernur, Menteri, instansi yang bertanggung jawab di
bidang pengendalian dampak lingkungan dan instansi
teknis yang membidangi kegiatan yang bersangkutan
serta instansi lain yang dipandang perlu.

26 Kep. Men LH No. Kep. Pasal 1 K3LP


49 / MENLH / 1996 Point ( 1 )
Tentang Baku Tingkat
Getaran
Getaran adalah gerakan bolak balik suatu masa melalui
keadaan seimbang terhadapa titik acuan ;
Point ( 2 )
Getaran mekanik adalah getaran yang ditimbulkan oleh
sarana dan peralatan kegiatan manusia.
Point ( 3 )
Getaran Seismik adalah getaran tanah yang disebabkan
oleh peristiwa alam dan kegiatan manusia.

Point ( 4 )
Getaran kejut adalah getaran yang berlangsung secara
tiba - tiba dan sesaat :
Status
Legislasi Bukti Kepatuhan
Kesesuaian (Diskripsi yang
Penanggung menjabarkan
No. Jawab kepatuhan atau tindak
Nomor dan Judul lanjut jika belum
Deskripsi Legislasi Ya Tidak
Legislasi patuh)

Point ( 5 )
Baku tingkat getaran mekanik dan getaran kejut adalah
batas maksimal tingkat getaran mekanik yang
diperbolehkan dari usaha atau kegiatan pada media
padat sehingga tidak menimbulkan gangguan terhadap
kenyamanan dan kesehatan serta keutuhan bangunan.

Pasal 2
Point ( 1 )
Baku tingkat getaran mekanik dan getaran kejut untuk
kenyamanan dan kesehatan, getaran berdasarkan
dampak kerusakan, getaran berdasarkan jenis
bangunanan, adalah sebagaimana tersebut dalam
lampiran I, II, III, IV keputusan ini.

27 Kep. Men. LH No. 45 Pasal 4 K3LP


Tahun 1997 Tentang
Indeks Standar Point (2)
Pencemaran Udara Parameter Indeks Standar Pencemaran Udara
(ISPU) sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) meliputi:

a. Partikulat (PM10)
b. Karbon Monoksida (CO2)
c. Sulfur Dioksida (SO2)
d. Nitrogen Dioksida (NO2)
e. Ozon (O3)

PERATURAN DAERAH
28 Perda Kota Bekasi No. Pasal 12 K3LP
2 Tahun 2014 Tentang
Pengendalian (1.) Setiap orang atau badan usaha yang melakukan
Pencemaran Udara usaha dan atau kegiatan yang mengeluarkan bahan
pencemar ke udara wajib mentaati baku mutu dan
melakukan pengelolaan kualitas udara sesuai dengan
peraturan perundang-undangan yang berlaku.
(2.) Pengelolaan kualitas udara sebagaimana dimaksud
pada ayat (1), dapat dilakukan sendiri oleh penghasil
bahan pencemar ke udara setelah melalui sistem
pengendalian kualitas udara dan memenuhi baku mutu
udara ambien
(3.) Usaha dan/atau kegiatan sebagaimana dimaksud
ayat (1), wajib melakukan pencegahan dan/atau
penanggulangan pencemaran udara yang diakibatkan
oleh usaha dan/atau kegiatan yang dilakukannya.

Pasal 17
Point (1)
Setiap penanggung jawab usaha dan/atau kegiatan dari
sumber tidak bergerak yang mengeluarkan emisi wajib
menaati ketentuan baku mutu udara ambien, baku mutu
emisi, dan baku tingkat gangguan.

Point (2)
Setiap penanggung jawab usaha dan/atau kegiatan dari
sumber tidak bergerak yang mengeluarkan emisi wajib
menaati ketentuan persyaratan teknis.

29 Kepgub DKI Jakarta Pertama K3LP


No. 670 Tahun 2000
Tentang Penetapan
Baku Mutu Emisi Penetapan baku mutu emisi dari sumber tidak bergerak di
Sumber Tidak Propinsi DKI Jakarta,sesuai dengan jenis kegiatannya
Bergerak di Provinsi yang terdiri dari baku mutu emisi industri besi dan baja,
DKI Jakarta baku mutu emisi untuk pembangkit listrik tenaga uap, dan
baku mutu emisi untukjenis kegiatan lain, sebagaimana
tercantum dalam lampiran I, II, dan III surat keputusan ini.
Status
Legislasi Bukti Kepatuhan
Kesesuaian (Diskripsi yang
Penanggung menjabarkan
No. Jawab kepatuhan atau tindak
Nomor dan Judul lanjut jika belum
Deskripsi Legislasi Ya Tidak
Legislasi patuh)

30 SK Gubernur DKI Kedua


Jakarta No.1041 Tahun K3LP
2000 Tentang Baku Setiap jenis kendaraan bermotor yang beroperasi di
Mutu Udara Emisi Propinsi DKI Jakarta wajib memenuhi baku mutu udara
Kendaraan Bermotor di emisi sebagaimana dimaksud pada diktum Pertama
Propinsi DKI Jakarta
Status
Legislasi Bukti Kepatuhan
Kesesuaian (Diskripsi yang
Penanggung menjabarkan
No. Jawab kepatuhan atau tindak
Nomor dan Judul lanjut jika belum
Deskripsi Legislasi Ya Tidak
Legislasi patuh)

SKALA KEPATUHAN (%)


Persero
PT. WASKITA KARYA

Pusat/ Wilayah/ Divisi/ Cabang/ Proyek : Jalan Tol Jakarta Cikampek II Elevated

IDENTIFIKASI DAN EVALUASI PEMENUHAN PERSYARATAN HUKUM DAN LAINNYA (LE

No. LEGISLASI

Nomor dan Judul Legislasi Deskripsi Legislasi

1. UU No. 18 Tahun 1999 Jasa Konstuksi


Pasal 2
Pengaturan jasa konstruksi berlandaskan pada asas kejujuran dan
keadilan, manfaat, keserasian, keseimbangan, kemandirian,
keterbukaan, kemitraan, keamanan dan keselamatan demi kepentingan
masyarakat, bangsa, dan negara.

Pasal 23
1. Penyelenggaraan pekerjaan konstruksi meliputi tahap perencanaan
dan tahap Pelaksanaan beserta pengawasannya yang masing-masing
tahap dilaksanakan melalui kegiatan penyiapan, pengerjaan, dan
pengakhiran
2 Penyelenggaraan pekerjaan struksi wajib memenuhi ketentuan tentang
keamanan, keselamatan dan keselamatan kerja,-perlindungan tenaga
kerja, serta tata lingkungan setempat untuk menjamin terwujudnya
tertib penyelenggaraan pekerjaan konstruksi

3 Para pihak dalam melaksanakan ketentuan sebagaimana dimaksud


pada ayat (1) harus memenuhi kewajiban yang dipersyaratkan untuk
menjamin berlangsungnya tertib penyelenggaraan pekerjaan
konstruksi sebagaimana dimaksud pada ayat (2)

4 Penyelenggaraan pekerjaan konstruksi sebagaimana dimaksud pada


ayat (1) dan ayat (2) diatur lebih lanjut dengan Peraturan Pemerintah

2. Undang-Undang No.2 Kepolisian Negara Republik Indonesia


Thn.2002
Pasal 3
1. Pengemban fungsi kepolisian adalah Kepolisian Negara Republik
Indonesia yang dibantu oleh :
a. kepolisian khusus
b. penyidik pegawai negeri sipil
c. bentuk-bentuk pengamanan swakarsa

3. Peraturan Kapolri No. 24 Sistem Manajemen Pengamanan Organisasi, Perusahaan, dan/ atau
Tahun 2007 Instansi/ Lembaga Pemerintah
Pasal 2
Tujuan dari SMP adalah menciptakan sistem pengamanan di tempat
kerja dengan melibatkan unsur manajemen, tenaga kerja, kondisi dan
lingkungan kerja yang secara profesional terintegrasi untuk mencegah
dan mengurangi kerugian akibat ancaman, gangguan dan/atau bencana
serta mewujudkan tempat kerja yang aman, efisien dan produktif

Pasal 3
SMP wajib diterapkan pada organisasi, perusahaan dan/atau
instansi/lembaga pemerintah di wilayah hukum Republik Indonesia

Pasal 4
Standar SMP meliputi :
a. penetapan kebijakan pengamanan dan menjamin komitmen terhadap
penerapan SMP;
b. perencanaan pemenuhan kebijakan tujuan dan sasaran manajemen
pengamanan

c. penerapan kebijakan SMP secara efektif dengan mengembangkan


kemampuan dan mekanisme pendukung yang diperlukan untuk
mencapai kebijakan, tujuan dan sasaran pengamanan

d. pengukuran, pemantauan dan evaluasi kinerja pengamanan serta


melakukan tindakan perbaikan dan pencegahan
e. peninjauan secara teratur dan peningkatan pelaksanaan SMP secara
berkesinambungan dengan tujuan meningkatkan kinerja pengamanan

SKALA KEPATUHAN (%)


Form PW-K3LM-02-01
Rev. 03, Juli 2016

KUM DAN LAINNYA (LEGISLASI PENGAMANAN)


Status
Kesesuaia
n Bukti Kepatuhan
Penanggung (Deskripsi yang menjabarkan kepatuhan atau
Jawab rencana tindak lanjut jika belum patuh)
Tidak
Ya

K3LP

K3LP

KSDM

Anda mungkin juga menyukai