Anda di halaman 1dari 10

LAPORAN KAJI BANDING KE PUSKESMAS WANADADI

KABUPATEN BANJARNEGARA

PROVINSI JAWA TENGAH

Disusun Oleh:
dr. Fariz Maulana
NRPTT: 19.11.0055911

PUSKESMAS LAMPASIO KABUPATEN TOLITOLI


PROVINSI SULAWESI TENGAH
I. Pendahuluan
a. Latar Belakang
Agar Puskesmas dapat menjalankan fungsinya secara optimal, perlu
dikelola dengan baik, segi kinerja pelayanan, proses pelayanan, maupun sumber
daya yang digunakan. Masyarakat menghendaki pelayanan kesehatan yang aman
dan bermutu, serta dapat menjawab kebutuhan mereka, oleh karena itu upaya
peningkatan mutu, manajemen risiko dan keselamatan pasien perlu diterapkan
dalam pengelolaan Puskesmas dalam memberikan pelayanan kesehatan yang
komprehensif kepada masyarakat.
Untuk menjamin bahwa perbaikan mutu, peningkatan kinerja dan
penerapan manajemen risiko dilaksanakan secara berkesinambungan di
Puskesmas, maka perlu dilakukan penilaian oleh pihak eksternal dengan
menggunakan standar yang ditetapkan yaitu melalui mekanisme akreditasi.
Tujuan utama akreditasi Puskesmas adalah untuk pembinaan peningkatan
mutu, kinerja melalui perbaikan yang berkesinambungan terhadap sistem
manajemen, sistem manajemen mutu dan sistem penyelenggaraan pelayanan dan
program, serta penerapan manajemen risiko, dan bukan sekedar penilaian untuk
mendapatkan sertifikat akreditasi.
Titik berat pelayanan kesehatan primer adalah promotif & preventif yang
mendorong meningkatnya peran serta dan kemandirian masyarat dalam
mengatasi berbagai faktor risiko kesehatan. Keberhasilan pelayanan kesehatan
primer akan mendukung pelaksanaan Jaminan Kesehatan Nasional (JKN), dimana
akan mengurangi jumlah pasien yang di rujuk. Sehingga Akreditasi Puskesmas
sebuah keniscayaan di era JKN.
Oleh karena itu sangat pantas bagi kami melakukan studi banding ke
Puskesmas Wanadadi sebagai bahan pembelajaran mengenai peningkatan Mutu
dan akreditasi Puskesmas untuk diterapkan dalam proses peningkatan mutu dan
akreditasi di Puskesmas kami.

b. Instrumen/Tujuan
1. Tujuan Umum
Melakukan studi banding mengenai mutu (akreditasi), Manajemen klinik,
manajemen fisik, manajemen penunjang (farmasi) dan manajemen
keperawatan di Puskesmas Wanadadi

2. Tujuan Khusus
• Melakukan studi banding proses dan kegiatan persiapan akreditasi
melalui kegiatan wawancara dengan pihak Puskesmas Wanadadi
• Melakukan survey fisik berkaitan dengan akreditasi
• Melakukan dokumentasi-dokumentasi akreditasi

c. Perumusan Pertanyaan Akreditasi


1. Bagaimana proses persiapan akreditasi Puskesmas Wanadadi?
2. Apa kendala yang dihadapi dalam akreditasi?
II. Isi
a. Akreditasi dan Mutu Puskesmas Wanadadi
Berikut adalah sekilas mengenai akreditasi Puskesmas Wanadadi:
 Visi: Menjadi Pusat Pelayanan Kesehatan Masyarakat Tingkat Pertama
yang Merupakan Pilihan Utama Masyarakat
 Misi:
1. Menyelenggarakan upaya kesehatan masyarakat tingkat pertama yang
bermutu
2. Menyediakan data dan informasi kesehatan berdasarkan hasil analisis
3. Menyelenggarakan program kesehatan yang bersifat inovatif
4. Menyelenggarakan klinik puskesmas berijin
 Proses akreditasi digambarkan dalam bagan di bawah ini:

(Akhir 2007dan awal


2008)

OKTOBER 2008

(BULAN MEI 2009,


OKTOBER 2009, JUNI
2010, BULAN
NOPEMBER 2010
PADA BULAN
NOPEMBER 2010

9 AGUSTUS, 5
NOPEMBER,
21 NOPEMBER, 5
DESEMBER 2012 DAN
1 PEBRUARI 2013

22 S.D 26 APRIL 2013

28 NOPEMBER 2013

 Kegiatan mutu:
1. Workshop mutu & Keselataman pasien
2. Workshop dengan Lintas sektor
3. Perumusan Kebijakan Mutu
4. Penyusunan Manual Mutu
5. Workshop Penyusunan Perencanaan Program mutu Puskesmas
&keselamatan pasien
6. Monitoring & Penilaian kinerja manajerial
7. Audit Internal Kinerja
8. Tinjauan Manajemen
9. Evaluasi Kinerja pihak ketiga
10. Monitoring & penilaian kinerja UKM
11. Monitoring & penilaian kinerja Yanis
12. Monitoring & penilaian kinerja perilaku SDM klinis

b. Laporan Kegiatan
Dinas Kesehatan Kabupaten Tolitoli, yang diwakilkan oleh Puskesmas
Lampasio melaksanakan kunjungan kaji banding ke Kabupaten Banjarnegara
yang telah melaksanakan akreditasi Puskesmas tingkat nasional. Adapun
tujuannya yakni menggali dan melihat langsung “best practice” yang ada di
Kabupaten Banjarnegara dalam pelaksanaan akreditasi Puskesmas; Mengetahui
lebih mendalam mengenai kegiatan akreditasi Puskesmas; Mempelajari tentang
menyusun kelengkapan pedoman tata naskah terkait dengan dokumen-dokumen
yang dipersyaratkan oleh standar akreditasi.
Kegiatan kaji banding dilaksanakan pada tanggal 14 s.d 15 September
2016. Banyak hal yang diperoleh dalam kunjungan kaji banding tersebut. Peserta
yang ikut dalam kegiatan kaji banding ini dengan jumlah 16 Orang terdiri dari
Tim pendamping akreditasi dari Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi Tengah dan
Tim Pokja akreditasi dari Puskesmas. Puskesmas yang ikut serta adalah
Puskesmas yang siap akreditasi tahun 2016 yaitu Puskesmas Lampasio dari
Kabupaten Tolitoli dan Puskesmas Donggala.
Kegiatan Pada hari pertama kegiatan kaji banding yaitu: Peserta mendapat
penjelasan tentang pelaksanaan akreditasi Puskesmas di Kabupaten Banjarnegara
sekaligus ramah tamah. Pelaksanaan kunjungan di lokasi Puskesmas akreditasi
yaitu Puskesmas Wanadadi, penerimaan oleh tim Puskesmas di lokasi kaji
banding. Peninjauan kaji dokumentasi pada masing-masing Pokja akreditasi.
Identifikasi potensi dan hambatan pelaksanaan akreditasi Puskesmas di
Kabupaten Banjarnegara. Diskusi kelompok Tim Kaji Banding bersama Tim
Puskesmas Wanadadi.
Kegiatan pada hari kedua: Kunjungan di Puskesmas dalam pengamatan
pelayanan dan penajaman terhadap hasil diskusi. Paparan Pokja Tim Kabupaten
Banjarnegara dan langsung kegiatan tanya jawab dengan Puskesmas Wanadadi.
Selama dalam kunjungan kaji banding tersebut kami mendapat banyak masukan
dan kisah sukses dalam meningkatkan mutu pelayanan di Puskesmas Wanadadi.
Sambutan hangat dan bersahaja dihadirkan oleh dr. Sulistiyowati, M.Kes (Kepala
Puskesmas) beserta seluruh staf Puskesmas Wanadadi. Seluruh peserta kaji
banding diajak berkeliling ke semua ruangan pelayanan dan melihat langsung
pola pelayanan yang diberikan oleh seluruh staf Puskesmas Wanadadi.

c. Rencana Tindak Lanjut Hasil Kaji Banding


 Bangun komitmen semua anggota organisasi, meliputi:
 Pimpinan hingga staf
 Medis dan non medis
 Karyawan dan kontraktor/tenaga kontrak
 Pembentukan tim persiapan akreditasi
Berasal dari perwakilan unit-unit
 Persiapan data dasar, meliputi:
Data bangunan (listrik, air, limbah, dll), SK Kapus & SOP
 “Self Assessment” oleh masing-masing tim, dengan tujuan: “gaps
identification” yaitu menemukan kesenjangan-kesenjangan masing-masing
standar dengan realitas yang terjadi di Puskesmas
 Menutup “gaps” yang teridentifikasi selama “self assessement”
 Penyelesaian kebijakan dan prosedur yang belum ada atau belum
sempurna pelaksanaannya
 Sosialisasi ke staf medis & non medis, untuk memahamkan prosedur yang
berlaku di Puskesmas
 Pelatihan-pelatihan, baik “in house” maupun “ex house”
 Monitoring penerapan kebijakan dan prosedur, dilakukan oleh Kapus
 “Mock Survey”, yaitu survey latihan yang dilakukan untuk mengidentifikasi
“gap” yang mungkin masih ada. Tindak lanjutnya berupa:
 Revisi kebijakan dan prosedur
 Sosialisasi ke staf medis dan non medis
 Pelatihan-pelatihan
 Monitoring penerapan kebijakan dan prosedur
III. Laporan Tindak Lanjut Kaji Banding
Mutu dan akreditasi Puskesmas Wanadadi yang dapat diadopsi untuk proses
internal Puskesmas Lampasio:
a. Menetapkan akreditasi sebagai wahana peningkatan dan penjagaan mutu
Puskesmas. Hal ini harus ditetapkan oleh Kepala Puskesmas
b. Memulai persiapan untuk akreditasi sedini mungkin minimal 1 tahun sebelum
target waktu akreditasi
c. Membangun komitmen seluruh anggota organisasi, hal ini merupakan bagian
terpenting untuk meningkatkan efisiensi dan efektifitas organisasi dalam
meningkatkan dan menjaga mutu Puskesmas melalui akreditasi
d. Membentuk tim akreditasi yang bertanggung jawab terhadap inisiasi sampai
jalannya proses akreditasi. Tim akreditasi dapat ditunjuk dari perwakilan masing-
masing unit selama tidak mengganggu tugas utamanya. Apabila dipandang perlu
bisa mengangkat tenaga khusus untuk mengurusi masalah akreditasi puskesmas
e. Mempersiapkan data-data dasar dan dokumen-dokumen dasar seperti SK dan
SOP
f. Memahamkan standar-standar penilaian kepada seluruh tim akreditasi dan
melibatkan keseluruhan tim dalam proses tersebut sehingga setiap anggota tim
akan mengetahui gambaran umum dan tugasnya secara spesifik. Anggota tim
dapat dilibatkan di awal dalam forum diskusi khusus membahas akreditasi
tersebut dengan pembagian standar yang telah ditentukan sebelumnya
berdasarkan kualifikasi personal tim
g. Melakukan ”self assessment” untuk menentukan hal-hal yang perlu
diadakan/dikerjakan
h. Menutup hal-hal yang menjadi gap yang ditemukan seperti penyempurnaan SOP,
sosialisasi dan monitoring penerapannya
i. Melakukan simulasi survey untuk melihat kesesuaian usaha perbaikan dengan
realitas yang terjadi
IV. Penutup
a. Kesimpulan
 Sebagian besar Puskesmas di Kabupaten Banjarnegara telah mendapat
pengakuan dalam hal mutu dan akreditasi, termasuk Puskesmas Wanadadi
yang telah terakreditasi tingkat nasional
 Akreditasi tersebut telah banyak membawa manfaat positif bagi pelayanan
Puskesmas, manajemen, serta keselamatan pasien di Puskesmas Kabupaten
Banjarnegara
 Dalam proses akreditasi diperlukan komitmen bersama mulai dari Kepala
Puskesmas hingga ke staf paling tepi seperti tenaga-tenaga magang/bakti
 Proses akreditasi juga memerlukan penghitungan pembiayaan yang akuntabel,
kerja keras dan kesabaran tim
 Dukungan dan komitmen lintas program di Dinas Kesehatan perlu digalakkan
 Diperlukan perencanaan, pelaksanaan serta monitoring yang kontinu dalam
menjaga mutu Puskesmas melalui akreditasi

b. Saran
 Mempersiapkan akreditasi sesuai rekomendasi dari Kabupaten Banjarnegara,
khususnya Puskesmas Wanadadi dengan komitmen dan usaha yang setinggi-
tingginya
 Mempersiapkan proses akreditasi dengan sungguh-sungguh dan terencana
dengan baik
DOKUMENTASI KEGIATAN

Anda mungkin juga menyukai