Mukhamad Haris Amrulloh - D01212077
Mukhamad Haris Amrulloh - D01212077
IMPLEMENTASI PEMBELAJARAN
PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DENGAN MODEL
PROJECT BASED LEARNING DI SMA AL
AHMAD KRIAN SIDOARJO
SKRIPSI
Oleh:
COVER ................................................................................................................
MOTTO ............................................................................................................... v
ABSTRAK............................................................................................................ vi
BAB I: PENDAHULUAN
vi
vii
BAB V: PENUTUP
LAMPIRAN
viii
Tabe1 1.1 Daftar Guru dan Tenaga Kependidikan SMA Al Ahmad Krian Sidoarjo
Tahun Ajaran 2018/2019.................................................................................... 78
Tabe1 1.2 Data Jumlah Siswa SMA Al Ahmad Krian Sidoarjo ......................... 78
Tabe1 1.4 Perlengkapan Belajar Mengajar SMA Al Ahmad Krian Sidoarjo ....... 81
Tabe1 1.5 Ruang Gedung Sekolah SMA Al Ahmad Krian Sidoarjo ................... 81
ix
Lampiran 2 RPP
xi
A. Latar Belakang
cara kerja organisme itu berperilaku pada waktu, dengan cara organisme itu
berperilaku pada waktu dalam suasana yang serupa. Bila perilaku dalam
suasana serupa itu berbeda untuk waktu itu, kita dapat berkesimpulan bahwa
pada anak-anak. Maksud dari perkataan tersebut adalah supaya kita dapat
ingin tahu siswa untuk belajar atau bagaimana membuat siswa dapat belajar
dengan mudah dan didasari oleh kemauannya sendiri untuk mempelajari apa
1
Ratna Wilis Dahar, Teori-Teori Belajar dan pembelajaran (Jakarta: Penerbit Erlangga,
2011), 2
2
Nanang purwanto, Pengantar Pendidikan (Yogyakarta: Graha Ilmu, 2014), 23
perilaku ke arah yang lebih baik. Dalam pembelajaran tersebut banyak sekali
faktor yang mempengaruhinya, baik faktor internal yang datang dari diri
Ada persepsi umum yang sudah berakar dalam dunia pendidikan yang
mengangap bahwa sudah merupakan tugas seorang guru untuk mengajar dan
perlu bersikap atau setidaknya dipandang oleh para siswa sebagai yang maha
seriring perkembangan zaman. Oleh karena itu, guru Pendidikan Agama Islam
harus siap dengan perubahan, seorang guru harus tepat dan efektif dalam
3
Oemar Hamalik, Kurikulum dan Pembelajaran (Jakarta: Aksara Bumi, 2001), 57
4
E. Mulyasa, Kurikulum Berbasis Kompetensi, (Konsep, Karakteristik dan Implementasi),
(Bandung: Remaja Rosda Karya, 2004), 100
Kualitas pembelajaran dapat dilihat dari proses dan dari segi hasil.
seluruh atau setidak-tidaknya sebagian besar (75%) peserta didik secara aktif,
dan rasa percaya pada diri sendiri.Sedang dari segi hasil, proses pembelajaran
dikatakan berhasil apabila terjadi perubahan yang positif dari peserta didik
itu sendiri. 6
para guru lebih menggunakan metode verbalistik, yaitu ceramah dan tanya
jawab. Hal ini tidak berarti bahwa metode ceramah tidak baik, melainkan pada
suatu saat siswa akan menjadi bosan bila guru berbicara terus sedangkan para
siswa duduk diam mendengarkan. Selain itu kadang ada pokok bahasan yang
5
E. Mulyasa, Kurikulum Berbasis, Ibid, 102
6
Depdikbud, Dedaktik Metodik Umum, (Jakarta: Direktorat Pendidikan Dasar, 1996), 40.
memang kurang tepat untuk disampaikan melalui metode ceramah dan lebih
Pendidikan Agama Islam disesuaikan dengan kondisi dan tujuan yang hendak
Jika dilihat dari materi yang ada, pelajaran Pendidikan Agama Islam
kebutuhan dan tujuan yang ingin dicapai. Salah satunya bila ditinjau dari
metode yang bisa digunakan untuk memperdalam kejelasan arti dari materi
7
Sri Anitah Iryawan dan Noorhadi Th., Strategi Belajar Mengajar, (Jakarta Universitas
Terbuka, 2000), cet. Ke-5, 1.24
8
Muhaimin, et. al, Paragdima Pendidikan Islam, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2004), 146
dan peserta didik berperan atau terlibat langsung adalah dengan menggunakan
metode.
tentang sebuah topik dunia nyata, hal ini akan berharga bagi atensi dan usaha
peserta didik. Seperti halnya apa yang telah disampaikan oleh Suzie dan Jane
Krauss:
teacher's lead, learners pursue their own questions to create their own
design the project as the framework for learning. but students may
pengalaman mereka berubah. Peran guru bergeser. Dia tidak lagi ahli
pelajar dan ahli dapat terjadi secara realtime. Itu berarti komunitas
bertukar ide.).9
Kemudian siswa belajar dengan terlibat dalam proyek dunia nyata. Hampir
setiap aspek perubahan pengalaman mereka. Peran guru bergeser. Dia bukan
Perilaku siswa juga berubah. Alih-alih mengikuti petunjuk guru, peserta didik
sendiri. Bahkan batas kelas pun berubah. Guru masih merancang proyek
dunia. Koneksi antara peserta didik dan ahli bisa terjadi secara realtime. Itu
9
Suzie and Jane Krauss, Reinventing Project Based Learning:Your Field Guide To Real
World Project In The Digital Age (Newgen Austin: International Society for Technology in Education,
2007), 11
segala aspek bidang studi, model ini juga cocok digunakan pada bidang studi
project based learning yang bercirikan adanya peraktek nyata sehingga peserta
Realitas pendidikan Islam saat ini bisa dibilang telah mengalami masa
pembaharuan, dan kalau toh ada kalah cepat dengan perubahan sosial, politik
dan kemajuan iptek. Kedua, praktek pendidikan Islam sejauh ini masih
kreatif, inovatif dan kritis terhadap isu-isu aktual. Ketiga, model pembelajaran
10
Dimyati, Belajar dan Pembelajaran, (Jakarta: Rineka Cipta, 2002), 157
Islam dapat berperan aktif dan tetap survive di era globalisasi. Dalam konteks
ini Indonesia sering mendapat kritik, karena dianggap masih tertinggal dalam
Islam. Oleh karena itu, dengan model pembelajaran project based learning,
SDM dari murid nantinya juga terbangun dan bias bersaing di era global yang
serba pragmatis.
11
Abd. Rachman Assegaf, Membangun format pendidikan Islam di Era Globalisasi, Dalam
Imam Machali dan Mustofa (Ed.) Pendidikan Islam dan Tantangan Globalisasi, (Yogyakarta: Ar-Ruzz
Media, 2004), Cet. I, 8-9
Krian Sidoarjo”.
B. Rumusan Masalah
Dari uraian masalah pada latar belakang diatas, maka dapat diambil
al-Achmad Krian ?
C. Tujuan Penelitian
Krian.
al-Achmad Krian.
D. Kegunaan Penelitian
1. Secara teoritis
laku yang dipelajari. Dari situlah timbulnya klasifikasi hasil yang perlu
ini, maka penulis dapat mengetahui konsep project based learning dan
2. Secara praktis
pembelajaran di sekolah.
mengajar.
E. Penelitian Terdahulu
project based learning (PBL) dalam proses pembelajaran CAD terbukti dapat
siklus II, keaktifan ranah afektif siswa mengalami peningkatan sebesar 74,5
pada jumlah skor jawaban, 0,41 pada rerata skor jawaban, dan 8,28 % pada
yaitu sebesar 178,5 pada jumlah skor jawaban, 0,50 pada rerata skor jawaban,
dari hasil skor gain pre-test dan post-test siswa. Skor gain pada kelompok
kategori tinggi, sedangkan skor gain pada kelompok kontrol memiliki rerata
nilai sebesar 0,48 sehingga termasuk dalam kategori rendah. Secara analisis,
12
Ryan Dwi Saputra, Skripsi:Penerapan Metode Pembelajaran Project Based Learning (Pbl)
Untuk Meningkatkan Prestasi Belajar Kompetensi Computerised Aided Design (Cad) Dengan
Software Inventor Siswa Kelas Xi Teknik Pemesinan Di Smk Negeri 2 Klaten, UNY 2013
13
Anjar Aji Saputro, Skripsi: Efektivitas Model Project Based Learning Pada Mata Pelajaran
Teknik Mikroprosesor Di SMKN 2 Yogyakarta. UNY 2014
pada siklus II yaitu sebesar 83,22%. Terdapat peningkatan hasil belajar ranah
menjadi 84,33%.14
untuk sekolah islam. Selain itu, penulis ingin sekali agar nantinya pendidikan
islam bisa lebih praktis dan siap pakai dengan mengedepankan contoh nyata
serta praktik langsung, dan salah satu langkah pertamanya adalah dengan
learning.
14
Tutik Lestari, Skripsi: Peningkatan Hasil Belajar Kompetensi Dasar Menyajikan Contoh-
Contoh Ilustrasi Dengan Model Pembelajaran Project Based Learning Dan Metode Pembelajaran
Demonstrasi Bagi Siswa Kelas Xi Multimedia Smk Muhammadiyah Wonosari. UNY 2015
F. Definisi Operasional
1. Implementasi
sikap.15
2. Pembelajaran
15
E. Mulyasa, Kurikulum Berbasis Kompetensi; Konsep, Karakteristik, Implementasi dan
Inovasi, (Bandung: PT. Remaja Rosda Karya, 2003), Cet. Ke-3, 93.
yang terjadi antara pendidik dan peserta didik dalam suatu lingkungan
arti “perbuatan” (hal, cara atau sebagainya). Istilah pendidikan ini semula
16
Oemar Hamalik, Kurikulum dan Pembelajaran, (Jakarta: PT. Bumi Aksara, 2001), 57
dan al-ta’dib lebih condong pada proses mendidik yang bermuara pada
pendidik.18
Islam, dan menjadi satu kesatuan yang tidak dapat diartikan secara
4. Model
kita hidup. Atas dasar pemikiran tersebut, maka yang dimaksud model
17
Samsul Nizar, Pengantar Dasar-dasar Pemikiran Pendidikan Islam (Jakarta: Gaya Media
Pratama, 2001), 86-88
18
Ibid, 92
sebagai berikut:
secara tatap muka di dalam kelas atau mengatur tutorial, dan untuk
19
Abdul Majid, Strategi Pembelajaran, PT Remaja Rosdakarya, Bandung, 2013, hlm. 13.
20
Agus Suprijono, Cooperative Learning Teori dan Aplikasi PAIKEM, Pustaka Pelajar,
Yogyakarta, 2011, hlm. 45.
kelas, baik dari segi alat-alat yang akan dibutuhkan, strategi, dan juga
pembelajaran.
,diantaranya: (1) ceramah; (2) diskusi; (3) tanya jawab; (4) praktek; (5)
21
Trianto, Model Pembelajaran Terpadu, PT Bumi Aksara, Jakarta, 2011, hlm. 52.
22
Abdul Majid, Strategi Pembelajaran, Op.Cit. hlm. 28.
23
Muhamad Afandi, S.Pd., M.Pd, et al., Model dan Metode pembelajaran di sekolah (Semarang:
unissula press, 2013), cet. Ke- 1, h.15
adalah bentuk pembelajaran yang tergambar dari awal sampai akhir yang
disajikan secara khas oleh guru. Dengan kata lain, model pembelajaran
mendalam tentang sebuah topik dunia nyata, hal ini akan berharga bagi
6. SMA al-Ahmad
G. Sistematika Pembahasan
Agama Islam, tujuan dan ruang lingkup Pendidikan Agama Islam, materi
Islam. Sub kedua yaitu konsep dasar Model Project Based Learning yang
profil SMA al-Ahmad Krian, tujuan, visi, dan misi SMA al-Ahmad Krian,
stuktur organisasi sekolah, keadaan guru dan karyawan, keadaan siswa, unit-
unit pendidikan, keadaan sarana dan prasarana SMA al-Ahmad Krian, serta
penyajian data dan analisa hasil penelitian tentang intrepretasi penulis, dengan
Pendidikan Agama Islam melalui model project based learning di SMA al-
Ahmad Krian.
1. Pengertian
24
Zuhairini, Methodik Khusus Pendidikan Agama, (Malang: Biro Ilmiah Fakultas Tarbiyah,
1983), 27
25
Zuhairini, Metodologi Pendidikan Agama, (Solo: Ramadhani, 1993), 10
24
ukuran Islam. 28
26
Ibid, 10
27
Muhaimin, Strategi Belajar Mengajar: Penerapan Dalam Pembelajaran Pendidikan Agama,
(Surabaya: Citra Media, 1996), 1
28
Ahmad D. Marimba, Filsafat Pendidikan Islam, (Bandung: PT. Al-Ma’arif, 1989), 23
agama Islam adalah usaha orang dewasa Muslim yang bertaqwa secara
fitrah (kemampuan dasar) anak didik melalui ajaran Islam kearah titik
2. Dasar-Dasar
adalah pokok atau pangkal suatu pendapat (ajaran, aturan).31 Dasar itu
b. Proposisi paling umum dan makna paling luas yang dijadikan sumber
tidak akan ada. Pada pohon, dasar adalah akarnya. Tanpa akar, pohon itu
mati; dan ketika sudah mati, bukan pohon lagi namanya melainkan
kayu. 33 Betapa pentingnya sebuah akar bagi pohon, apabila tidak ada akar
29
Muhaimin, Paradigma Pendidikan Islam: Upaya Mengefektifkan Pendidikan Agama Islam
di Sekolah, (Bandung: Rosda Karya, 2001), 29
30
Arifin, Ilmu Pendidikan Islam, (Jakarta: Bumi Aksara, 1994), 32
31
Tim Penyusun Kamus Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa, Kamus Besar Bahasa
Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka, 1989), 187
32
Hery Noer Aly, Ilmu Pendidikan Islam, (Jakarta: Logos, 1999), 29
33
Ibid, 30
dasar untuk dijadikan sebuah landasan. Oleh karena itu dasar harus
berkenaan dengan amal perbuatan. Itu artinya bahwa amal itulah yang
34
Zakiah Darajat, Ilmu Pendidikan Islam, (Jakarta: Bumi Aksara, 1996), 19
35
Tim Penyusun, Ilmu Pendidikan Islam, (Jakarta: Proyek Pembinaan Perguruan Tinggi
Agama, 1982), 19
٥٢١ َسبِي ِلِۦه َوه َُو أ َ ۡعلَ ُم بِ ۡٱل ُمهۡ تَدِين َ أ َ ۡعلَ ُم بِ َمن
َ ض َّل
َ عن
36
Departemen Agama RI, Al-Qur’an dan Terjemahnya, (Semarang: PT Toha Putra, 1989), 421
37
Tim Penyusun, Ilmu Pendidikan, 20
dengan pendidikan ada yang langsung dan ada yang tidak langsung. 39
pembaharuan. 40
38
Departemen Agama RI, Al-Qur’an dan, 654
39
Hery Noer Aly, Ilmu Pendidikan, 38-39
40
Tim Penyusun, Ilmu Pendidikan, 20
b) As-Sunnah
Rasul Allah SWT. Yang dimaksud pengakuan itu adalah kejadian atau
()رواه البخاري.آيَة
41
Ibid, 20
42
Hery Noer Aly, Ilmu Pendidikan, 40-41
43 Ibid
, 43
َه ْل ت ََرى فِي َها، َ َك َمث َ ِل الْبَ ِهي َم ِة تُنْت َ ُج ْالبَ ِهي َمة، سانِ ِه
َ يُ َه ِودَانِ ِه أَوْ يُنَ ِص َرانِ ِه أَوْ ي ُ َم ِج
44
)(رواه البخاري.َجدْعَا َء
tubuhnya.(HR.al-Bukhari)
44
al-Bukhari, al-Jami’ al-Sahih al-Musnad Min Hadith Rasul Allah saw Wa Sunanihi Wa
Ayyamihi, Juz 5, 182.
3. Tujuan
lain
45
Hery Noer Aly, Ilmu Pendidikan, 44
46
Tim Penyusun, Ilmu Pendidikan, 20
47
Abudin Nata, Filsafat Pendidikan Islam, (Jakarta: Logos Wacana Ilmu, 1997), 45-46
agar mereka menjadi orang muslim sejati, beriman teguh, beramal sholeh
dan berakhlak mulia serta berguna bagi masyarakat, Agama dan Negara.48
adalah untuk membina manusia agar menjadi hamba Allah yang saleh
48
Zuhairini, Metodologi Pendidikan, 45
49
Zakiah Darajat, Pendidikan Islam dalam Keluarga dan Sekolah, (Jakarta: Ruhama, 1995), 35
50
Departemen Agama RI, Al-Qur’an dan, 862
utuh dari substansi fisik dan psikis manusia. Identitas individu disini
didalam hadits Nabi, yang antara lain menyebutkan bahwa Islam itu
2) Mendirikan shalat
3) Menunaikan zakat
51
Mujamil Qomar, Meniti Jalan Pendidikan Islam, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2003), 383-
384
seperti berbakti kepada kedua ibu bapak. 2) Sayang kepada orang yang
52
Zakiah Darajat, Pendidikan Islam, 36-40
1) Keimanan (Aqidah)
53
Zuhairini, Metodologi Pendidikan, 61
54
Departemen Agama RI, Al-Qur’an dan, 654
2) Islam (Syariah)
bahwa Islam itu dibangun atas dasar lima pilar. Lima pilar tersebut
55
Abdurrahman An-Nahlawi, Prinsip-Prinsip dan Metoda Pendidikan Islam Dalam Keluarga,
di Sekolah dan di Masyarakat, (Bandung: CV. Diponegoro, 1989), 118
56
Mukhotim El Moekry, Membina Anak Beraqidah Kokoh, (Jakarta: Wahyu Press, 2004), 35
3) Ihsan (Akhlak)
anak agar berperilaku baik, mempunyai moral dan etika yang baik.
yang matang. Maka bagaimana caranya agar buah yang matang itu
bisa manis dan tidak busuk. Jika sebelumnya anak sudah diajarkan
Bukhori Muslim)
pengorbanan. 57
kedua orangtua.
14:
عا َم ۡي ِن أ َ ِن
َ صلُ ۥهُ فِي َ سنَ بِ ٰ َو ِلدَ ۡي ِه َح َم َل ۡتهُ أ ُ ُّم ۥهُ َو ۡهنًا
َ ٰ ِعلَ ٰى َو ۡه ٖن َوف ِ ۡ ص ۡينَا
َ ٰ ٱلَسن َّ َو َو
٥١ ير
ُ صِ ي ۡٱل َم ۡ
َّ َٱشكُ ۡر لِي َول ِٰو ِلدَ ۡيكَ إِل
57
Yusuf Al-Qardawy, Pendidikan Islam dan Madrasah Hasan al-Banna, (Jakarta: Bulan
Bintang, 1980), 52-60
keduanya. 59
58
Departemen Agama RI, Al-Qur’an dan terjemahannya, 654
59
Mahmud Yunus, Sejarah Pendidikan Islam; dari Zaman Nabi s.a.w, Khalifah Rasyidin, Bani
Umaiyah, dan Abbasiyah sampai Zaman Mamluks dan Usmaniyah Turki, (Jakarta: PT.
Hidakarya Agung, 1990), 10-11
ِ ع ۡز ِم ۡٱۡل ُ ُم
٥١ ور ۡ َصا َب ِۖكَ ِإ َّن ٰذَلِك
َ مِن َ َأ
٥١
60
Ibid, 655
sesamanya.
2. Tidak sombong.
kebenaran. 62
“Metodos”. Kata ini berasal dari dua suku kata yaitu “Metha” yang
61
Departemen Agama RI, Al-Qur’an dan, 655
62
Mukhotim El Moekry, Membina Anak, 7-9
berarti melalui atau melewati dan “Hodos” berarti jalan atau cara.63
Metode berarti suatu jalan yang dilalui untuk mencapai tujuan. Dalam
berarti suatu cara yang harus dilalui untuk menyajikan bahan pelajaran
1) Metode teladan
63
Arifin, Ilmu Pendidikan Islam, (Jakarta: Bumi Aksara, 1994), 40
64
Tim penyusun Kamus Pusat Pembinaan dan pengembangan Bahasa, Kamus Besar Bahasa
Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka,1989), 580
65
Abudin Nata, Filsafat Pendidikan, 95
yang baik itu adalah penting sekali, dan hal tersebut dapat dilihat
itu suri tauladan yang baik bagimu (yaitu) bagi orang yang
66
Asnelly Ilyas, Mendambakan Anak Shaleh, (Bandung: Al-Bayan, 1995), 38
67
Departemen Agama RI, Al-Qur’an dan, 670
68
Arifin, Ilmu Pendidikan, 214
ص ِب َما ٓ أ َ ۡو َح ۡي َنا ٓ ِإلَ ۡيكَ ٰ َهذَا ۡٱلقُ ۡر َءانَ َو ِإن كُنتَ مِن َ َسنَ ۡٱلق
ِ ص َ علَ ۡيكَ أ َ ۡح ُّ َُسن َۡح ُن َسنَق
َ ص
atau orang tua dapat menyesuaikan antara kisah dan materi yang
فَ َكش َۡفنَا َما ِبِۦه مِن ض ٖ ُِۖر َو َءات َۡي ٰنَهُ أ َ ۡهلَ ۥهُ َوم ِۡثلَ ُهم َّم َع ُهمۡ َر ۡح َم ٗة م ِۡن عِن ِدَسنَا َوذ ِۡك َر ٰى
menyembah Allah.
sabar yang patut dicontoh bagi peserta didik. Kesabaran itu dibagi
70
Ahmad Musthafa Al-Maraghi, Tafsir al-Maraghi Juz 17, (Mesir: Musthafa al-Babi al-Halabi,
1974), 60
menjadi tiga macam: (a). Sabar dalam ketaatan kepada Allah. (b).
3) Metode Nasehat
71
Sa’id Hawwa, Tazkiyatun Nafs Intisari, Ihya Ulumuddin, (Jakarta: Pena Pundi Aksara, 2005),
386
72
Asnelly Ilyas, Mendambakan Anak, 36
73
Abudin Nata, Filsafat Pendidikan, 98
perbuatan manusia
berjalan.74
4) Metode Pembiasaan
lakukan. 76
75
Ibid, 110
76
Ibid, 131
77
Tim Penyusun Kamus Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa, Kamus Besar, 253
(3): 148).80
6) Metode Ceramah
78
Ibid, 125
79
Ibid, 127
80
Departemen Agama RI, Al-Qur’an dan, 100
1. Pengertian
kompleks.
81
Zuhairini, Metodologi Pendidikan, 74
having students confront real world issues and problems that they find
produk nyata.83
82
William N Bender, Project based learning: Differentiating Instruction for the 21st Century
(California: Corwin, 2012), 1
83
Nanang Hanafiah dan Cucu Suhana, Konsep strategi pembelajaran, (Bandung: PT. Refika
Aditama, 2009), 30
84
Trianto, Mendesain model pembelajaran inovatif, progresif, dan kontekstual. (Jakarta:
Prenadamedia Group, 2014), 42
secara mandiri.
85
Made Wena, Strategi pembelajaran inovatif kontemporer: suatu tinjauan konseptual
operasional (Jakarta: Bumi Aksara, 2009), 144
2. Langkah-Langkah
yang sesuai dengan realitas dunia nyata dan dimulai dengan sebuah
berbagai subyek yang mungkin, serta mengetahui alat dan bahan yang
pada tahap ini antara lain (1) membuat timeline untuk menyelesaikan
berikutnya.
individu maupun kelompok, pada tahap ini peserta didik diminta untuk
pembelajaran.
learning:87
87
Made Wena, Strategi Pembelajaran Inovatif Kontemporer. (Jakarta: Bumi Aksara, 2011),
108-118
sesuai dengan setiap jenis pekerjaan yang ada dalam proyek yang
akan dikerjakan.
maka lembar kerja secara detail tidak perlu dibuat. Namun yang
perlu dibuat agar siswa tahu secara jelas dan kongkrit bentuk-
kelengkapan bahan dan alat, maka kerja proyek siswa akan dapat
siswa dalam setiap jenis pekerjaan yang ada dalam proyek. Oleh
proyek ini dapat berjalan dengan baik, ada beberapa kegiatan yang
siswa harus diberi gambar atau rencana proyek yang akan dibuat.
mendalam.
pekerjaan.
1. Meningkatkan motivasi
3. Meningkatkan kolaborasi
88
Made Wena, Strategi pembelajaran, Ibid, 147
menyelesaikan masalah.
Learning
Pengetahuan riil bagi para siswa adalah sesuatu yang dibangun atau
fakta, konsep atau kaidah yang diingat siswa, tetapi harus merekonstruksi
hal ini siswa harus dilatih untuk memecahkan masalah, menemukan sesuatu
yang berguna bagi dirinya dan bergulat dengan ide-ide dan kemudian mampu
merekonstruksinya. 89
informasi atau pengetahuan dari guru. Dalam hal ini siswa membangun
learning siswa menjadi pelaku utama dalam proses pembelajaran selain itu
belajar di dalam kelas maupun di luar kelas siswa mampu menjalankan atau
masalah yang memiliki konteks dengan dunia nyata. Semakin dekat dengan
siswa. Dari masalah yang diberikan ini, siswa bekerja sama dengan kelompok,
dapat berjalan dengan maksimal jika dijalankan dengan baik sehingga siswa
olah antara konsep dan praktik ada kesenjangan sehingga siswa mengalami
menghasilkan data deduktif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-
saat sekarang.91
90
Lexy Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 1999), 3
91
Nana Sudjana Ibrahim, Penelitian dan Penelitian pendidikan, (Bandung: Sinar Baru, 1989),
64
92
Sanapiah Faisal, Format-format Penelitian Sosial, (Jakarta: Rajawali Press, 1992), 18
66
kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang diamati.93
sifat serta hubungan antara fenomena yang diselidiki. Dalam hal ini adalah
B. Lokasi Penelitian
pendidikan yang tetap eksis dengan standar nasional dan mampu mencetak
93
Lexy J. Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 1999),
3
C. Sumber Data
diperoleh.94 Menurut Lefland dan Leflan, sumber data yang utama dalam
data tertulis, foto dan statistik merupakan data tambahan sebagai pelengkap
94
Suharsimi Arikumto, Prosedur Penelitian; Suatu Pendekatan Praktek, (Jakarta: Rineka
Cipta, 1992), 102
95
Noeng Muhajir, Metodologi Penelitian Kualitatif, (Yogyakarta: Rake Sarasin, 1996), 112
2. Sumber tertulis
tambahan, akan tetapi hal ini tidaklah dapat diabaikan. Dilihat dari segi
sumber data bahan tambahan yang berasal dari sumber tertulis dapat
dibagi atas sumber buku dan majalah ilmiah, sumber dari arsip dan
metode cerita.96
adalah:
a. Teknik observasi
dan paling banyak digunakan dalam dunia penelitian dan juga dalam
96
Lexy J. Moelong, Metodologi, 113
97
Imam Suprayogo dan Tobroni, Metodologi Penelitian Sosial-Agama, (Bandung: Remaja
Rosdakarya, 2001), 167
sebagainya.
dilihat oleh subyek penelitian, hidup saat itu, menangkap arti fenomena
98
Ibid, 175
99
S. Margono, Metode Penelitian Pendidikan, (Jakarta: Remaja Rosdakarya, 1997), 159
secara lisan untuk dijawab secara lisan pula. Ciri utama interview adalah
bersumber dari:
1) Kepala sekolah
2) Guru
3) Siswa-siswi.
100
Suharismi Arikunto, Prosedur Penelitian, (Jakarta: Rineka Cipta, 1998), 126
101
S. Margono, Metode Penelitian Pendidikan, (Jakarta: Rineka Cipta, 1997), 165
c. Teknik dokumentasi
al-Ahmad Krian.
E. Analisis Data
102
Husaini Usman dan Purnomo Setiadji, Metode Penelitian Sosial, (Jakarta: Bumi Aksara,
1996), 176
103
Burhan Bungin, Analisis Data Penelitian Kualitatif, (Jakarta: Raja Grafindo Persada,
2003), 83
yaitu berusaha memaparkan secara detail hasil penelitian sesuai dengan data
Islam dengan model project based learning di SMA al-Ahmad krian. Adapun
peneliti berpijak pada pendapatnya Miles, hubermen, dan Yin yang ditulis
104
Suharismi Arikunto, Prosedur Penelitian Ilmiah, (Jakarta: Rineka Cipta, 2001), 310
105
Imam Suprayogo, Metodologi penelitian sosial Agama, (Bandung: Remaja Rosdakarya,
2001), 192-197
catatan lapangan. Data yang diperoleh dari lapangan ditulis dalam bentuk
uraian atau laporan terinci, data tersebut dalam bentuk laporan perlu
penting dan dicari tema atau polanya. Data yang direduksi memberikan
3. Display data, rakitan kalimat yang disusun secara logis dan sistematis
1. Tinjauan Historis
bakal bagi lembaga pendidikan yang sekarang ini dikelola oleh Yayasan
Sidoarjo.
75
2. Letak Geografis
berikut :
pelajaran Pendidikan Agama Islam ini memang suatu hal yang baru
bernegara.
tauhid
masyarakat.
dengan persaingan yang ketat dan dinamika yang tinggi, maka SMA
agar:
sehari-hari
Mengingat tugas dan tanggung jawab sebagai guru amat berat, maka
kelas.
106
Wawancara dengan Drs.H.M. Mistho tanggal 19 juni 2019
Dengan sistem penerimaan yang baik itu, maka akan lebih mudah
memperhatikan mutu dan keahlian guru, hal ini dibuktikan dengan adanya
diri masing-masing guru. Selain itu, peran serta dari tenaga administrasi
TABEL 1.1
Daftar Guru dan Tenaga Kependidikan
SMA Al Ahmad Krian Sidoarjo
Tahun Ajaran 2018/2019
NO NAMA JENIS IJAZAH JABATAN
KELAMIN
1. H.M. MISTHO L - KEPALA
SEKOLAH
2. MOCHAMAD L S1 T.U./ADMIN
AKSAN
TUDHONNI
3. EMARETNO P S1
NINGTIYAS
4. MUHAMMAD L
SYAIKHU
HIDAYAT
5. ALFI AINI P
ILMIYAH
6. USMAN ASSUFI L
7. NUGROHO L
TRIWIYANTO
8. SAPTONO L
SUPARWANTO
107
Wawancara dengan Drs.H.M. Mistho tanggal 19 juni 2019
TABEL 1.2
Data Jumlah Siswa
SMA Al Ahmad Krian Sidoarjo
NO URAIAN DETAIL JUMLAH TOTAL
1. KELAS 10 L 9 20
P 11
2. KELAS 11 L 17 30
P 13
3. KELAS 12 L 17 22
P 5
a. Kurikulum DEPDIKNAS
berikut:
2) Bahasa Inggris
4) Bahasa Indonesia
5) Matematika
6) Sejarah Indonesia
1) Bahasa Jawa
2) Ke-NU-an
3) Ta’lim
4) Nahwu Shorof
5) Kaligrafi
6) BTA
1) Geografi
2) Sejarah
3) Sosiologi
4) Ekonomi
1) Biologi
2) Fisika
3) Kimia
4) Matematika
dua dan memiliki fasilitas serta sarana prasarana yang memadai. Hal ini
TABEL 1.3
Perlengkapan Administrasi
SMA Al Ahmad Krian Sidoarjo
NO. NAMA BARANG JUMLAH KEADAAN
1. KOMPUTER TU 2 BUAH BAIK
2. PRINTER TU 2 BUAH BAIK
3. LEMARI TU 2 BUAH BAIK
4. MEJA TU 2 BUAH BAIK
5. KURSI TU 4 BUAH BAIK
6. MEJA GURU 6 BUAH BAIK
7. KURSI GURU 12 BUAH BAIK
TABEL 1.4
Perlengkapan Kegiatan Belajar Mengajar
SMA Al Ahmad Krian Sidoarjo
NO. NAMA JUMLAH KEADAAN
BARANG
1. KOMPUTER 15 BUAH BAIK 12,RUSAK
RINGAN 3
2. LEMARI 9 BUAH BAIK SEMUA
3. MEJA SISWA 50 BUAH BAIK SEMUA
4. KURSI 87 BUAH RUSAK RINGAN 9
BUAH
5. LAPANGAN 1 BUAH BAIK
TABEL 1.5
Ruang Gedung Sekolah
SMA Al Ahmad Krian Sidoarjo
NO JENIS SARPRAS JUMLAH KETERANGAN
1. RUANG KELAS 6 MILIK SENDIRI
2. LABORATORIUM 1 BAIK
BIOLOGI
3. LABORATORIUM 2 RUSAK RINGAN
KOMPUTER
4. LABORATORIUM 1 BAIK
KIMIA
5. LABORATORIUM 1 BAIK
FISIKA
6. LABORATORIUM 1 BAIK
IPS
7. PERPUSTAKAAN 1 RUSAK RINGAN
8. TOILET GURU 2 BAIK
9. TOILET SISWA 2 RUSAK RINGAN
10. RUANG KEPSAK 1 BAIK
11. RUANG T.U 1 BAIK
12. RUANG BK 1 BAIK
13. RUANG GURU 1 BAIK
14. RUANG OSIS 1 BAIK
15. RUANG UKS 1 BAIK
Krian Sidoarjo
penelitian ini dikelompokkan menjadi dua, yaitu: (1) paparan data mengenai
kompetensi dan kompetensi dasar yang harus dicapai oleh siswa pada
setiap materi”.108
bidang aqaid dan akhlaq maupun dalam bidang ibadah dan muamalat
hukum agama baik dalam bidang aqaid dan akhlaq maupun dalam bidang
108
Wawancara dengan Drs.H.M. Mistho tanggal 19 juni 2019
dalam masyarakat”109
Sidoarjo adalah 3JP dalam seminggu. Hal ini sesuai dengan pernyataan
Sidoarjo mengatakan:
Sidoarjo sesuai dengan apa yang tertera dalam struktur kurikulum adalah
kurikulum k13, materi yang diajarkan pun mengikuti apa yang tertera
dasar untuk mata pelajaran PAI SMA Al Ahmad Krian Sidoarjo sesuai
109
Wawancara dengan Muhammad Syaikhu Hidayat, S.Pd tanggal 13 November 2018
110
Wawancara dengan Drs.Saptono Suparwanto tanggal 19 juni 2019
digunakan.”111
a. Perencanaan
111
Wawancara dengan Muhammad Syaikhu Hidayat, S.Pd tanggal 13 November 2018
dasarnya tidak melenceng. RPP yang saya buat terdiri dari tiga tahap
materi yang akan saya ajarkan dan juga media yang saya butuhkan
b. Pelaksanaan
Hidayat, S.Pd:
112
Wawancara dengan Muhammad Syaikhu Hidayat, S.Pd tanggal 13 November 2018
lalu masuk ke tahap kegiatan inti, pada tahap inilah inti dari kegiatan
pada tahap ini saya melakukan evaluasi tentang materi yang telah
113
Wawancara dengan Muhammad Syaikhu Hidayat, S.Pd tanggal 13 November 2018
pembelajarannya, yaitu:
c. Pendahuluan
yang harus dikuasai siswa untuk materi PAI. Setelah itu, guru PAI
kegiatan inti.
d. Kegiatan Inti
PAI.
e. Penutup
f. Evaluasi
mengatakan:
yang telah diajarkan, saya sering atau kerap sekali melakukan tes
Selain itu juga ada tes unjuk kerja yang bertujuan untuk
daya serap siswa dalam menerima materi yang telah disampaikan” 115
114
Wawancara dengan Muhammad Syaikhu Hidayat, S.Pd tanggal 13 November 2018
115
Wawancara dengan Muhammad Syaikhu Hidayat, S.Pd tanggal 13 November 2018
2) Tes lisan
tentang materi yang telah diajarkan oleh guru. Tes lisan ini
disampaikan.
kelas.
pengalaman dan ilmu yang sama. Seperti terlihat pada kelas XI saat
adanya proyek untuk membuat mind map yang berisi tentang urut urutan
turunnya rasul serta sifat sifat rasul yang berpasangan diatas karton, yang
mana jumlah siswa kelas XI adalah sebanyak 30 siswa yang dibagi enam
proaktif karna mereka harus menyelesaikan proyek tepat waktu, serta jika
mereka tidak ikut mengerjakan, maka mereka akan tidak tahu saat ditanya
116
Wawancara dengan Drs.H.M. Mistho tanggal 19 juni 2019
pada siswa dalam menguasai materi yang disampaikan oleh guru. Seperti
proyek agar siswa lebih aktif dan paham pada materi yang dipelajariya,
jumlah siswa yang ada di dalam kelas, seperti kelas XI ini biasanya
serap siswa agar mampu berpikir secara kritis tentang materi PAI
untuk mengasah kemampuan siswa agar dapat berpikir secara kritis dan
117
Wawancara dengan Drs.Saptono Suparwanto tanggal 19 juni 2019
118
Wawancara dengan Muhammad Syaikhu Hidayat, S.Pd tanggal 13 November 2018
119
Wawancara dengan tanggal Ahmad Thoifur 13 November 2018
walaupun siswa ada yang ramai sendiri, ada yang bermain sendiri, dan
lain-lain. Sebagainya, namun, siswa dan guru PAI tetap semangat dalam
dirancang;
karyanya;
urutan rasul allah,dengan sifat wajib dan mustahil rasul rasul allah;
dan salah satu dari mereka tidak bekerja sama dalam kelompoknya,
siswa yang pasif, pendiam dan malas ini juga menjadi kendala saat
dalam bidangnya, siswa yang semangat dan termotivasi dengan baik dan
kritis dan mau dengan semangat mengerjakan proyek yang diberikan , ada
120
Wawancara dengan Drs.H.M. Mistho tanggal 19 juni 2019
based learning) pada mata pelajaran PAI adalah tentunya guru yang
yang sangat baik dan sarana prasarana yang menunjang dan memadai.
motivasi siswa yang baik, dan sarana pendidikan yang memadai sehingga
121
Wawancara dengan Drs.Saptono Suparwanto tanggal 19 juni 2019
Ahmad mengatakan:
yang diberikan. Sedangkan hasil negatif yang kita peroleh dari model
berbasis proyek (project based learning) pada mata pelajaran PAI SMA
122
Wawancara dengan Muhammad Syaikhu Hidayat, S.Pd tanggal 13 November 2018
123
Wawancara dengan tanggal Ahmad Thoifur 13 November 2018
C. Analisis Data
terjadi pada saat berlangsungnya interaksi antara guru dengan siswa untuk
yang ingin dicapai setelah pembelajaran berakhir. Dalam hal ini model
124
Abdul Majid, Strategi Pembelajaran, Rosdakarya, Bandung, 2013, hlm.13
proyek membuat mind map, yang mana jumlah siswa kelas XI adalah
sebanyak 30 siswa yang dibagi enam kelompok oleh guru PAI, kemudian
125
Goodman, Brandon and Stivers, J. 2010. Project-Based Learning. Educational Psychology. ESPY
505.
based learning) yang dilakukan oleh guru SMA Al Ahmad Krian Sidoarjo
sebagai berikut:
dirancang;
karyanya;
urutan rasul allah,dengan sifat wajib dan mustahil rasul rasul allah;
jumlah siswa yang ada, jika jumlah siswa dalam kelas ada 20 anak, maka
126
Lestari, Tutik. 2015. “Peningkatan Hasil Belajar Kompetensi Dasar menyajikan Contoh-Contoh
Ilustrasi Dengan Model Pembelajaran Project Based Learning dan Metode Pembelajaran”,Skripsi.
Program Studi Pendidikan Teknik Informatika Fakultas Teknik Universitas Negeri Yogyakarta.
Yogyakarta.
proyek yang harus dikerjakan oleh seluruh anggota dan hanya ada satu
kelas.127
Guru menyampaikan materi pelajaran pai dan setelah itu guru menyuruh
sudah diterima oleh guru. Menurut guru mata pelajaran hasil dari
127
Trianto, Strategi Pembelajaran Terpadu, PT Bumi Aksara, Jakarta, 2011, hlm. 51
learning) ini lebih baik dan perkembangan daya tangkap siswa jauh lebih
baik dan efektif. Melihat hasil belajar, para siswa rata-rata bisa
oleh guru mata pelajaran, sesuai dengan perkataan kurniasih yaitu sebagai
berikut:
pembelajaran ini lebih baik dan efektif karena para siswa sangat antusias
membuat siswa senang belajar PAI, ini terlihat siswa memiliki motivasi
masalah walaupun siswa ada yang ramai sendiri, ada yang bermain
128
Nurfitriyanti, Maya. 2016. Model Pembelajaran Project Based Learning Terhadap Kemampuan
Pemecahan Masalah Matematika. Jurnal Formatif 6(2): 149-160.
sendiri, dan lain sebagainya, namun, siswa dan guru PAI tetap semangat
metode lain yang dapat melibatkan siswa secara aktif. Ketika guru kurang
atau gurunya.129
129
Hamdani, Strategi Belajar Mengajar, Bandung: CV. PUSTAKA SETIA, 2011, hlm. 79-80
a. Faktor Guru
b. Faktor Siswa
130
Hamzah B. Uno, Nurdin Mohamad, 2012, Belajar dengan Pendekatan PAILKEM, Jakarta:
Bumi Aksara, hlm. 152-153.
siswa. 131
dengan baik. Bahan ajar adalah informasi, alat, dan teks yang
seperti kelas yang kondusif dan terdapat LCD sehingga bisa nyaman
131
Ibid., hlm. 236-237.
132
Andi prastowo, 2011, Panduan Kreatif Membuat Bahan Ajar Inovatif, Jogjakarta; DIVA
Press, hlm. 17-18.
a. Faktor Guru
b. Faktor Siswa
133
Ibid., hlm. 152.
objek. Oleh karena itu agar pembelajaran dapat mencapai hasil yang
c. Alokasi Waktu
134
Ibid., hlm. 237
A. Kesimpulan
Islam, ini terlihat siswa memiliki motivasi belajar yang cukup baik dalam
ada yang bermain sendiri, dan lain sebagainya, namun, siswa dan guru
kelas.
Ahmad Krian Sidoarjo berjalan dengan baik, namun hal tersebut tidak
121
a. Faktor pendukung
b. Faktor penghambat
1) Hambatan yang muncul dari siswa yaitu tidak banyak siswa yang
menyampaikan pendapatnya.
B. Saran
1. Untuk Guru
2. Bagi Siswa
3. Bagi Peneliti
Sri Anitah Iryawan dan Noorhadi Th., Strategi Belajar Mengajar, (Jakarta
Universitas Terbuka, 2000), cet. Ke-5, 1.24
Suzie and Jane Krauss, Reinventing Project Based Learning:Your Field Guide To
Real World Project In The Digital Age (Newgen Austin: International Society
for Technology in Education, 2007), 11
Anjar Aji Saputro, Skripsi: Efektivitas Model Project Based Learning Pada Mata
Pelajaran Teknik Mikroprosesor Di SMKN 2 Yogyakarta. UNY 2014
124
Agus Suprijono, Cooperative Learning Teori dan Aplikasi PAIKEM, Pustaka Pelajar,
Yogyakarta, 2011, hlm. 45
Trianto, Model Pembelajaran Terpadu, PT Bumi Aksara, Jakarta, 2011, hlm. 52.
Muhamad Afandi, S.Pd., M.Pd, et al., Model dan Metode pembelajaran di sekolah
(Semarang: unissula press, 2013), cet. Ke- 1, h.15
Tim Penyusun Kamus Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa, Kamus Besar
Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka, 1989), 187
Tim Penyusun, Ilmu Pendidikan Islam, (Jakarta: Proyek Pembinaan Perguruan Tinggi
Agama, 1982), 19
Abudin Nata, Filsafat Pendidikan Islam, (Jakarta: Logos Wacana Ilmu, 1997), 45-46
Mahmud Yunus, Sejarah Pendidikan Islam; dari Zaman Nabi s.a.w, Khalifah
Rasyidin, Bani Umaiyah, dan Abbasiyah sampai Zaman Mamluks dan
Usmaniyah Turki, (Jakarta: PT. Hidakarya Agung
Tim penyusun Kamus Pusat Pembinaan dan pengembangan Bahasa, Kamus Besar
Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka,1989),
Ahmad Musthafa Al-Maraghi, Tafsir al-Maraghi Juz 17, (Mesir: Musthafa al-Babi
al-Halabi, 1974), 60
Sa’id Hawwa, Tazkiyatun Nafs, Intisari Ihya Ulumuddin, (Jakarta: Pena Pundi
Aksara, 2005), 386
William N Bender, Project based learning: Differentiating Instruction for the 21st
Century (California: Corwin, 2012), 1
Nanang Hanafiah dan Cucu Suhana, Konsep strategi pembelajaran, (Bandung: PT.
Refika Aditama, 2009), 30
Nana Sudjana Ibrahim, Penelitian dan Penelitian pendidikan, (Bandung: Sinar Baru,
1989), 64
Husaini Usman dan Purnomo Setiadji, Metode Penelitian Sosial, (Jakarta: Bumi
Aksara, 1996), 176
Burhan Bungin, Analisis Data Penelitian Kualitatif, (Jakarta: Raja Grafindo Persada,
2003), 83
Suharismi Arikunto, Prosedur Penelitian Ilmiah, (Jakarta: Rineka Cipta, 2001), 310
Hamdani, Strategi Belajar Mengajar, Bandung: CV. PUSTAKA SETIA, 2011, hlm.
79-80
Andi prastowo, 2011, Panduan Kreatif Membuat Bahan Ajar Inovatif, Jogjakarta;
DIVA Press, hlm. 17-18