Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH BIOKIMIA

“UJI ANALISIS KUALITATIF DAN KUANTITATIF LIPID”


Dosen Pengampu : Apt. Nurul Fatmawati PUA UPA, S.Farm, M.Farm

Kelompok 4 :

Amorisha Fatthya Hinowna 20220311240

Indah Insani 20220311274

Tiara Nazwa Aulia 20220311287

Pingkan Irlanda 20220311299

Bella Andini Safitri 20220311300

Muhammad Rasyid Anugrah 20220311303

Jeyonce Claire Kurniawan 20220311330

SEMESTER III

PROGRAM STUDI FARMASI

FAKULTAS ILMU – ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS ESA UNGGUL

2023
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kami ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena atas berkat dan rahmat-
Nya kami dapat menyelesaikan Makalah Biokimia ini tepat pada waktunya dan sesuai
dengan prosedur yang telah ditetapkan. Makalah yang berjudul “Uji Analisis Kualitatif dan
Kuantitatif Lipid”.

Kami juga mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada Ibu Apt. Nurul
Fatmawati PUA UPA, S.Farm, M.Farm selaku dosen mata kuliah Biokimia Universitas Esa
Unggul yang sudah membimbing proses pembuatan makalah.

Kami menyadari bahwa penyusunan makalah ini masih jauh dari kesempurnaan, namun
demikian telah memberikan manfaat bagi kami. Akhir kata kami berharap makalah biokimia
ini dapat bermanfaat bagi kita semua. Kritik dan saran yang bersifat membangun akan kami
terima dengan senang hati.

Jakarta, 11 Oktober 2023

Kelompok 4
DAFTAR ISI
BAB I

Pendahuluan
1.1 Tujuan
1. Memahami definisi lipid, struktur lipid, sifat fisikokimia lipid, komponen lipid, dan
klasifikasi lipid
2. Mengetahui macam-macam uji analisis kualitatif dan kualitatif pada lipid
3. Mengetahui uji analisis kualitatif dan kuantitatif yang digunakan pada minyak goreng

1.2 Latar Belakang


Lipid adalah sekelompok senyawa heterogen yang berkaitan dengan asam lemak dan
disimpan dalam tubuh sebagai penghasil energi. Lipid terdiri dari lipid sederhana (lemak,
lilin), lipid campuran (fosfolipid, glikolipid) dan turunan lipid (asam lemak, gliserol dan
steroid). Lipid Sebagai unsur pangan yang penting karena selain mempunyai energi yang
tinggi, juga karena vitamin yang larut dalam lemak. Lipid mempengaruhi pemanfaatan
lemak dalam tubuh. Sedangkan lemak berfungsi sebagai penyekat panas pada jaringan
subkutan dan penyekat listrik yang memungkinkan perambatan gelombang depolarisasi
secara cepat di sepanjang saraf bermielin. Kandungan lemak yang tinggi pada jaringan
saraf. Gabungan lemak dan protein (lipoprotein) merupakan unsur penting dan berfungsi
sebagai alat pengangkut lipid dalam darah.
Minyak goreng biasanya mengandung lemak tak jenuh dan lemak jenuh. Minyak
sehat adalah minyak yang lebih banyak mengandung lemak tak jenuh, baik rantai tunggal
maupun rantai ganda. Makanan tinggi lemak tak jenuh seperti beberapa jenis kacang-
kacangan, biji-bijian, alpukat, zaitun, dan minyak nabati dapat menurunkan kadar
kolesterol LDL dalam darah. Jenis minyak yang tinggi lemak tak jenuhnya misalnya
minyak zaitun, minyak canola, dan minyak biji bunga matahari. Meskipun minyak sawit
dan minyak kelapa mengandung lemak jenuhnya yang tinggi, keduanya dapat
meningkatkan kolesterol LDL dan meningkatkan risiko penyakit jantung.
Analisis uji kualitatif dan kuantitatif minyak goreng dilakukan untuk menilai kualitas,
keamanan, stabilitas dan umur simpan, pengendalian mutu dan proses produksi, serta nilai
gizinya. Analisis ini membantu produsen dalam pengendalian mutu.
BAB II

Kajian Teori
2.1 Definisi Lipid

Lipid merupakan molekul yang tidak larut dalam air (nonpolar) tetapi larut dalam
pelarut yang agak polar atau non polar, misalnya kloroform. Fungsi utama yang
dijalankan oleh lipid pada semua jenis sel berakar dari kemampuan- nya membentuk
membran yang berbentuk seperti lembaran. Membran plasma pada sel prokariotik
maupun sel eukariotik berfungsi memisahkan bagian seluler sel dari lingkungan luarnya
sehingga sel dapat menjalankan fungsinya sebagai unit kehidupan. Sel eukariotik
mempunyai membran internal, misalnya yang terdapat pada RE, nukleus, mitokondria,
dan kloroplas, yang mengkompartementalisasi sel bagi fungsi-fungsi spesifik. Fungsi lain
dari lipid adalah sebagai molekul penyimpan energi yang efisien.

Membran lipid terdiri dari tiga jenis utama: fosfolipid, glikolipid, dan sterol. Baik
fosfolipid maupun glikolipid mudah berikatan secara spontan untuk membentuk lapisan
ganda lipid (lipid bilayer) (lihat Gambar 2-2). Membran seluler berperilaku sebagai
struktur semifluid (semicair) dua-dimensi yang memungkinkan molekul-molekul protein
yang tertanam di dalamnya bergerak secara cukup bebas melalui difusi lateral. Fluiditas
membran pada sel prokariotik diatur oleh perbedaan jumlah ikatan ganda, serta panjang
rantai asam lemak, dari molekul-molekul lipid yang menyusun membran tersebut. Pada
hewan, kuantitas kolesterol (yang merupakan lipid sterol) merupakan pengatur (regulator)
utama fluiditas membran.

2.2 Struktur Lipid


Lipid adalah trigliserida yang merupakan senyawa ester, hasil kondsasi dari tiga
molekul asam lemak dengan satu molekul trihidroksi alkohol (gliserol). Struktur kimia
dan sifat fisik asam lemak penyusun lipid terdiri dari gugus karboksilat dan rantai karbon
(C) yang terdiri dari atom H dan O. Berdasaran strukur trigliserida, lipid dibagi menjadi
dua jenis yaitu lemak dan minyak. Lemak dan minyak tergolong senyawa trigliserida (3
gliserol). Rumus struktur dari lemak atau minyak adalah sebagai berikut :

2.3 Sifat FisikoKimia Lipid dan Asam Lemak


Sifat-sifat lemak dapat diketahui sebagai berikut:
1. Lemak hewani pada suhu ruangan berupa zat padat, sedang minyak nabati berupa
cairan.
2. Lemak dengan asam lemak jenuh mempunyai titik lebur tinggi, sedangkan minyak
yang mengandung asam lemak tidak jenuh titik leburnya lebih rendah.
3. Lemak dengan asam lemak rantai pendek dapat larut dalam air, sedangkan lemak
dengan asam lemak rantai panjang tidak larut dalam air.
4. Lemak dapat larut dalam pelarut organik seperti benzena, kloroform, dan alkohol
panas.
5. Di udara lemak akan mengalami hidrolisis dengan melepaskan asam lemak bebas
sehingga timbul bau yang tidak enak.
6. Oksidasi lemak akan menghasilkan warna dan rasa tidak enak (tengik).

Reaksi Kimia Lemak dan Minyak :


Lemak dan minyak dapat mengalami reaksi kimia, diantaranya adalah reaksi hidrolisis,
penyabunan, hidrogenasi, dan oksidasi.
1. Reaksi hidrolisis
Reaksi hidrolisis akan memecah lemak dan minyak menjadi asam lemak dan gliserol.
2. Reaksi penyabunan
Reaksi antara lemak dengan basa akan menghasilkan sabun dan gliserol. reaksi ini
disebut juga dengan reaksi saponifikasi.
3. Reaksi hidrogenasi
Hidrogenasi adalah proses untuk mengubah minyak nabati cari menjadi padatan,
proses ini dilakukan dalam proses pembuatan margarin. Proses ini juga bertujuan
untuk menstabilkan minyak dari pengaruh reaksi oksidasi.
4. Reaksi oksidasi
Oksidasi lemak dan minyak dapat terjadi apabila terjadi kontak dengan oksigen. Pada
proses oksidasi ini akan menimbulkan bau dan rasa tidak enak (tengik).
2.4 Fungsi Lipid
1. Sebagai komponen struktur membrane, di mana semua membran sel, termasuk sel
mielinisasi, mengandung lapisan ganda lipid, yang berfungsi sebagai penghalang
permeabilitas (menjaga konsentrasi zat terlarut yang berbeda di kedua sisi membran)
2. Membran yang mengandung lipid berfungsi terutama sebagai penghalang
permeabilitas untuk mencegah infeksi dan menunda kehilangan atau kelebihan
pasokan air
3. Bentuk penyimpanan energi seperti lemak dan minyak digunakan hampir secara
universal sebagai bentuk penyimpanan energi dalam tubuh makhluk hidup
4. Merupakan komponen penting membran, dapat membentuk sel dan membran
subseluler. Lipid ini merupakan asam lemak tak jenuh ganda/PUFA yang
mengandung fosfolipid dan ester dalam bentuk sterol
5. Fungsi lipid untuk memproduksi hormone. Kolesterol adalah jenis lemak yang
diperlukan untuk memproduksi hormon steroid yang penting untuk tubuh. Estrogen,
testosteron, progesteron dan bentuk aktif vitamin D (kolekalsiferol) semua terbentuk
dari kolesterol
6. Lipid berperan sebagai penyerap, pelarut dan pengangkut vitamin A, D, E, K dari
usus ke darah. Vitamin A, D, E, K larut di dalam lemak
7. Lipid berperan penting dalam mengatur metabolisme sel. Misalnya : hormon steroid
dan prostaglandin
8. Lipid melindungi organ dalam, bertindak sebagai insulasi dan memberikan bentuk
dan penampilan halus pada tubuh
9. Lipid bertindak sebagai isolator pada jaringan di bawah kulit dan di sekitar beberapa
organ
10. Lipid nonpolar berperan sebagai isolator pada sel saraf

2.5 Komponen Lipid


Lemak atau lipid adalah kelompok senyawa heterogen yang terkait dengan asam
lemak. Komponen utama lemak adalah asam lemak dan gliserol, yang dihasilkan dari
hidrolisis lemak, minyak dan lipid lainnya. Kandungan lemak makanan adalah lemak
kasar dan merupakan kandungan lipid total sebenarnya. Lemak dapat dibagi menjadi
beberapa kategori.

2.6 Klasifikasi Lipid


Berdasarkan klasifikasi kimia, lipid dibagi menjadi empat jenis, yaitu:
1. Lipid sederhana (lipid simple)
Lipid sederhana adalah jenis lemak atau lipid yang terdiri dari dua jenis penyusun:
gliserol ester (ester asam lemak dan gliserol), yang terdiri dari satu gliserol dan tiga
asam lemak, dan minyak ceramide (lemak sederhana yang cair pada suhu kamar).
Contoh: lemak sederhana yang padat pada suhu ruang yaitu lilin, gliserin ester,
kolesterol ester, minyak ceramide (lemak sederhana yang cair pada suhu ruang). Ada
dua jenis lemak sederhana :
1. Lemak netral: komponen utamanya adalah ester asam dengan gliserol (contoh:
monogliserida, digliserida dan trigliserida).
2. Ester asam lemak dengan alkohol dengan berat molekul tinggi. Contoh: malam.
Ester serol ester, ester non-sterol, ester vitamin A dan ester vitamin D.
2. Lipid majemuk (compound lipids)
Lipid majemuk adalah lipid yang mengandung lebih dari tiga komponen
(gliserol, asam lemak dan asam fosfat), seperti: asam fosfatidil, gliseril fosfatida,
fosfatidilkolin, fosfatidilserin, fosfatidilserin, fosfatidildifosfatida, fosfatidildifosfat.
Lemak campuran adalah campuran senyawa lemak dan non-lemak. Contohnya
lipoprotein (kombinasi lipid dan protein), fosfolipid (kombinasi lipid dan fosfat), dan
fosfatidilkolin (kombinasi lipid, fosfat, dan kolin). Lemak campuran adalah kombinasi
dari senyawa lemak dan non-lemak. Contoh: lipoprotein (kombinasi lipid dan
protein). fosfolipid (kombinasi lipid dan fosfat), dan fosfatidilkolin (kombinasi lipid,
fosfat, dan kolin).
3. Sphingolipid adalah turunan dari ceramide seperti sphingomyelin, cerebroside,
ceramiddihexoside, ceramide polyhexoside, cerebroside sulfate, dan ganglioside.
4. Lemak turunan (fat derivate/derived lipids), dikenal juga sebagai lemak turunan atau
lemak yang berasal dari lemak, adalah struktur atau senyawa lipid yang dihasilkan
dari hidrolisis gugus lipid seperti kolesterol dan asam lemak. Contoh lemak turunan :
1. asam lemak
2. Sterol, seperti kolesterol, hormon steroida, vitamin D, garam empedu, dan alkohol
berlemak serta
3. Lain-lain seperti karotenoid dan vitamin A, vitamin E, dan vitamin K.

Makanan berlemak yang dicerna dan diserap usus merupakan sumber lemak tubuh
manusia. Lemak tubuh terbanyak adalah lemak netral, yang terdiri dari fosfolipid,
kolesterol, dan trigliserida, yang terdiri dari 95%-98% dari semua lemak yang
dikonsumsi. Proporsi trigliserida dalam makanan ini sama dengan yang ada di tubuh
manusia. Fosfolipid dan kolesterol merupakan komponen utama dinding sel dan
dikonsumsi dalam jumlah kecil.

2.7 Metabolisme Lipid


Metabolisme lipid adalah sintesis dan degradasi lipid dalam sel, yang melibatkan
pemecahan aatau penyimpanan lemak untuk energi. Lemak ini diperoleh dari
mengkonsumsi makanan dan menyerapnya atau disintesis oleh hati. Mayoritas lipid yang
ditemukan dalam tubuh manusia dari makanan adalah trigliserida dan kolesterol. Jenis
lipid lain yang ditemukan dalam tubuh adalah asam lemak dan lipid membran.
Metabolisme lipid sering dianggap sebagai proses pencernaan dan penyerapan lemak
makanan, namun ada dua cara organisme dapat menggunakan lemak untuk mendapatkan
energi yaitu lemak yang dikonsumsi dan lemak penyimpanan. Metabolisme lipid sering
dimulai dengan hidrolisis yang terjadi dengan bantuan berbagai enzim dalam sistem
pencernaan. Metabolisme lipid terjadi juga pada tumbuhan meskipun prosesnya berbeda
dibandingkan dengan hewan, langkah kedua setelah hidrolisis adalah penyerapan asam
lemak ke dalam sel epitel dinding usus. Dalam sel epitel, asam lemak dikemas dan
diangkut ke seluruh tubuh.
Pencernaan adalah langkah pertama untuk metabolisme lipid, dan langkah itu adalah
proses memecah trigliserida menjadi unit monogliserida yang lebih kecil dengan bantuan
enzim lipase. Pencernaan lemak dimulai di mulut melalui pencernaan kimiawi oleh lipase
lingual. Kolesterol yang dicerna tidak dipecah oleh lipase dan tetap utuh sampai
memasuki epitel usus halus. Pencernaan dilanjutkan ke lambung oleh lipase lambung dan
pencernaan mekanis dimulai. Namun, sebagian besar pencernaan dan penyerapan lipid
terjadi setelah lemak mencapai usus halus.
Selain lemak makan, penyimpanan lemak yang disimpan dalam jaringan adiposa
adalah salah satu sumber energi utama bagi organisme hidup. Trigliserida, membran lipid
dan kolesterol dan kolesterol dapat disintesis oleh organisme melalui berbagai jalur.
Lemak dalam jaringan adiposa bisa digunakan kapan saja saat dibutuhkan tubuh melalui
proses lipolisis dalam sitoplasma. Lipolisis mengubah trigliserida menjadi asam lemak
dan gliserol. Gliserol yang dihasilkan kemudian digunakan untuk proses glikolisis.
Asam lemak akan dioksidasi oleh B-oksidasi dalam mitokondria menjadi asil koenzim
A. Asil koenzim A bergabung dengan asil kartinin menghasilkan asetil koenzim A yang
digunakan dalam siklus asam sitrat/siklus krebs. Hal ini berati lemak dapat digunakan
untuk membuat energi dalam siklus krebs sebagai ganti glukosa. Setelah digunakan oleh
otot dan juga digunakan untuk sintesis energi, kelebihan lemak yang masih ada diproses
secara ketogenesis untuk membuat badan keton.
Badan keton adalah cadangan makanan pada saat tubuh kelaparan, atau menggantikan
karbohidrat untuk menjadi bahan bakar otak. Untuk dapat digunakan oleh otak, badan
keton harus dioksidasi secara beta-hydroxubuty oksidasi menghasilkan asetoasetat dan
menghasilkan energi berupa NADH. Asetoasetat kemudian diproses agar bisa masuk
kedalam siklus krebs untuk membuat energi bagi otak dan tubuh.

2.8 Analisis Lipida


Analisis atau pengujian yang dilakukan terhadap bahan dapat dialkuakn melalui
analisis kualitatif dan analisis kuantitatif. Analisis kualitatif dilakukan untuk mengetahui
zat/senyawa apa yang terkandung dalam bahan, sementara analisis kuantitatif untuk
mengetahui jumlah zat yang terkandung pada suatu bahan. Begitu pula untuk mengetahui
apa dan berapa kandungan zat lipida yang terkandung pada bahan, maka dilakukan
analisis secara kualitatif dan kuantitatif.
A. Analisis Kualitatif.
1. Uji Kelarutan
Uji ini dilakukan untuk menentukan kelarutan lipida maupun derivat lipida
terhadap berbagai macam pelarut. Dalam uji ini, kelarutan lipid ditentukan oleh
polaritas pelarut. Pada umumnya lipida memiliki sifat nonpolar, sehingga akan
larut pada pelarut yang sama-sama polar.
2. Uji Acrolein
Uji acrolein digunakan untuk menguji keberadaan gliserin atau lemak. Dalam uji
ini terjadi dehidrasi gliserol dalam bentuk bebas atau lemak menghasilkan aldehid
akrilat/akrolein. Dalam analisisnya, lemak ditambahkan KHSO4 sebagai agen
pendehidrasi yang akan menarik air, sehingga gliserol akan terdehidrasi ke dalam
bentuk aldehid tidak jenuh atau dikenal akrolein (CH2-CHCHO) yang berbau
seperti lemak terbakar.
3. Uji Kejenuhan
Uji ini digunakan untuk mengetahui kejenuhan asam lemak yang terkandung
dalam trigliserida dengan menggunakan pereaksi lod Hubl. Asam lemak yang
diuji ditambahkan sejumlah kloroform, yang selanjutnya ditambahkan pereaski
lon Hubl sedikit demi sedikit sampai terjadi perubahan warna. Jika setelah diberi
reagen lod Hubl terjadi perubahan warna dari merah, kemudian warna merah
memudar menjadi kuning jernih, maka hal ini menunjukkan bahwa asam lemak
yang diuji adalah asam lemak tidak jenuh. Hal ini disebabkan karena pereaksi iod
buble akan mengoksidasi asam lemak berikatan rangkap menjadi ikatan tunggal.
4. Uji Ketengikan
Uji ini digunakan untuk mengidentifikasi ketengikan lemak/minyak oleh adanya
reaksi oksidasi. Uji ketengikan ditentukan melalui beberapa cara: uji bilangan
peroksida, jumlah karbonik, oksugen aktif, dan uji asam tiobarbiturat. Uji bilangan
perokasida ditentukan berdasarkan jumlah iodin yang dibebaskan setelah
lemak/minyak direaksikan dengan Kl dalam pelarut asam asetat dan kloroform.
Jumlah karbonil ditentukan dengan menambahkan senyawa tertentu, misalanya
2,4- dinitrofenilahidrin. yang akan membentuk warna jk beraksi dengan karbonil.
Oksigen aktif ditentukan dengan cara melewatkan udara dengan keadaan tertentu
pada lemak yang dipanaskan pada temperatur 100°C. Uji asam tiobarbiturat
dipakai untuk menentukan adanya reaksi oksidasi lemak/minyak/ lemak yang
teroksidasi akan bereaksi dengen asam tiobarbiturat menghasilkan warna merah.
5. Uji Salkowski
Uji ini dilakukan untuk mengidentifikasi kolesterol. Bahan uji dilarutkan dengan
kloroform anhidrat kemudian ditambahkan sejumah asam sulfat. Apabila dalam
bahan uji terdapat kolesterol, maka lapisan di bagian atas akan berwarna merah,
yang menandakan adanya kolesterol, sementara lapisan bawah (asam sulfat)
terlihat berubah menjadi kuning kehijauan.
6. Uji Lieberman Buchard
Uji ini digunakan untuk menguji keberadaan kolesterol pada bahan dengan cara
menambahkan bahan dengan asam sulfat pekat. Jika terjadi perubahan warna pink
kemudian menjadi biru ungu dan pada akhirnya menjadi hijau tua, maka bahan
tersebut positif mengandung kolesterol.

B. Analisis Kuantitatif
1. Uji Bilangan Reichert Meisel (BMR)
BMR dapat diartikan dengan jumlah 0,1N basa yang diperlukan setiam 5 gram
lemak untuk menetralkan asam lemak
2. Uji Bilangan Polenske
Uji ini dilakukan dengan menentukan kadar asam lemak volatil yang tidak larut
air. Pada umumnya asam lemak jenis ini memiliki rantai atom karbon antara 8
sampai 14. Bilangan polenske menunjukkan jumlah (dalam mL) 0,1N alkali yang
diperlukan untuk menetralkan asam elmak yang terdapat pada 5 gram sampel
bahan.
3. Uji Bilangan Kirschner Baru (BKB)
Uji BKB dilakukan dengan mereaksikan bahan (yang diduga mengandung
lemak/minyak) dengan larutan Ag2SO4 dalam campuran etanol dan air,
selanjutnya ditambahkan larutan H2SO4 Reaksi lemak dengan Ag₂SO, akan
menghasilkan garam perak yang dapat larut dalam air. Perhitungan BKB
didasarkan pada jumlah (dalam satuan mL) basa konsentrasi 0,1N yang diperlukan
untuk menetralkan setiap 5 gram lemak/minyak.
4. Uji Bilangan Penyabunan (BP)
Uji BKB dilakukan dengan mereaksikan bahan uji dengan larutan basa KOH
berlebih dalam alkohol. KOH akan bereaksi dengan trigliserida, dimana tiga
molekul KOH akan bereaksi dengan satu molekul trigliserida. Larutan alkali yang
tertinggal akan dititrasi dengan HCL. Penentuan BP didasarkan pada jumlah (mg)
KOH yang dibutuhkan untuk menyabunkan (dengan basa) 1 gram lemak. BP
menunjukkan berat molekul trigliserida secara cepat. Dari hasil penelitian
diketahui bahwa trigliserida berantai karbon pendek menunjukkan BP yang lebih
tinggi daripada trigliserida berantai karbon panjang,
5. Uji Bilangan Herber
Uji bilangan herben digunakan untuk menentukan jumlah asam lemak yang tidak
larut dalam air. Pada umumnya, lemak yang memiliki berat molekul besar,
bilangan herbernya rendah, begitu pula sebaliknya. Untuk menentukan bilangan
herber, pertama filtrat yang diperoleh dari uji penyabunan diuapkan alkoholnya.
Selanjutnya filtrat yang bebas dari alkohol dilarutkan dengan air panas dan
ditambah HCl pekat sehingga terbentuk asam lemak bebas. Pada saat dingin, akan
diperoleh lapisan asam lemak yang tidak larut dalam air, lapisan ini disaring,
ditimbiang, dan dihitung bilangan herbernya.
6. Uji Bilangan Iodin
Bilangan iodin digunakan untuk menentukan jumlah asam lemak tidak jenuh yang
terkandung di dalam lemak/minyak. Dalam reaksinya, iodin akan mengadisi
ikatan asam lemak tidak jenuh. Bilangan ini dihitung berdasarkan massa (gram)
iodin yang diserap oleh 100 gram lemak. Trigliserida yang akan diuji dilarutkan
dengan CC14 kemudian ditambahkan dengan larutam iodin berlebih (0,1 s/d 0,5
gram). Selanjutnya sisa iodin yang tudak bereaksi dititrasi dengan menggunakan
larutan tiosulfat.
BAB IV

Pembahasan
5.1 Analisis Kualitatif Lipid pada Minyak Goreng
1. Uji kelarutan atau ekstraksi lipid: Lemak diekstraksi dari minyak goreng
menggunakan pelarut organik nonpolar seperti eter, aseton, kloroform, atau benzena
2. Tes Liebermann-Burchard: Tes ini menggunakan reagen asam sulfat pekat dan asam
asetat glasial untuk menghasilkan warna biru atau hijau pada lipid
3. Tes Salkowski: Tes ini menggunakan reagen asam sulfat pekat dan asam asetat untuk
menghasilkan warna merah pada lipid

Berikut adalah salah satu contoh analisis uji kualitatif pada minyak goreng :
Reaksi Liebermann-Burchad ( L.B test untuk kolesterol)
1. Tabung reaksi disiapkan
2. Dimasukkan 3 tetes sampel minyak
3. Ditambah 2 ml kloroform dan 10 tetes asam anhidrida
4. Ditambah 3 tetes asam sulfat pekat
5. Larutan akan menjadi merah, kemudian biru, dan hijau menunjukkan adanya
kolesterol
6. Diamati perubahan warnanya

Asetat anhidrat memiliki berbagai macam kegunaan antara lain sebagai fungisida dan
bakterisida, pelarut senyawa organik, berperan dalam proses asetilasi, pembuatan aspirin,
dan dapat digunakan untuk membuat acetylmorphine. Asam asetat anhidrat paling banyak
digunakan dalam industri selulosa asetat untuk menghasilkan serat asetat, plastik serat
kain dan lapisan. Prinsip uji kolesterol yaitu larutan sampel ditambahkan dengan
Kloroform, Asam Asetat Anhidrat dan Asam Sulfat Pekat. Kemudian diamati perubahan
warna yang terjadi pada larutan setiap penambahan suatu zat. Sampel yang mengandung
kolesterol yaitu larutan sampel yang berubah menjadi warna merah, kemudian biru dan
hijau yang menunjukkan adanya kolesterol dalam bahan yang diuji.
Dengan demikian, jika sampel larutan berubah menjadi warna merah kemudian biru
dan hijau, hal ini menunjukkan adanya kolesterol dalam bahan yang diuji.

5.2 Analisis Kuantitatif Lipid pada Minyak Goreng


Berikut ini adalah dua contoh dari analisis uji kuantitatif pada minyak goreng :
Uji Bilangan Penyabunan (BP)
Sampel ditimbang sebanyak 2 gram ke dalam erlenmeyer bertutup. Perlahan
ditambahkan 25 ml KOH 0.5 N beralkohol dengan pipet. Labu erlenmeyer dihubungkan
dengan pendingin tegak dan didinginkan secara hati-hati sampai tersabunkan dengan
sempurna. Bagian dalam dari pendingin tegak dibilas dengan sedikit air. Selanjutnya
larutan tersebut ditambahkan 1 ml larutan indikator phenolptalin, kemudian dititrasi
dengan HCl 0.5 N sampai warna merah jambu menghilang. Titrasi juga dilakukan untuk
blanko, yaitu pelarut KOH 0.5 N. Bilangan penyabunan sampel dihitung sebagai berikut :
SV = [(VHCl blanko-VHCLsampel) x 28.5]/Wsampel
Bilangan penyabunan menunjukkan jumlah miligram KOH yang dibutuhkan
untuk menyabunkan 1 gram minyak/lemak, dipengaruhi oleh senyawa- senyawa seperti
TAG, DAG, dan MAG yang terbentuk selama proses transesterifikasi.
BAB V

Penutup
3.1 Hasil dan Kesimpulan
Uji analisis kuantitatif dan kualitatif pada lipid sangat penting karena lipid adalah
kelompok senyawa yang memiliki peran vital dalam organisme dan banyak industri.
Beberapa alasan mengapa uji analisis pada lipid penting yaitu untuk membantu dalam
mengidentifikasi dan memahami komposisi spesifik lipid dalam sampel, membantu dalam
evaluasi kualitas produk lipid, membantu mendeteksi kontaminan atau bahan oksidasi
yang dapat membahayakan kesehatan manusia jika dikonsumsi, dan dalam penelitian
ilmiah, uji analisis lipid penting untuk memahami fungsi dan peran lipid dalam organisme.
DAFTAR PUSTAKA
Day Dosmayhot Simaremare, dkk. (2023). BIOKIMIA METABOLISME. Uwais Inspirasi
Indonesia.

Du, M., Nam, K. C., & Ahn, D. U. (2001). Cholesterol and lipid oxidation products in cooked
meat as affected by raw‐meat packaging and irradiation and by cooked‐meat
packaging and storage time. Journal of Food Science, 66(9), 1396-1401.

Hutami, R., & Ayu, D. F. (2015). Pembuatan dan karakterisasi metil ester dari minyak goreng
kelapa sawit komersial. Jurnal Agroindustri Halal, 1(2), 124-131.

Komala, S. N., & Febrianti, P. (2022). Biology Notes: Fisiologi Hewan (Vol. 1). Zahira
Media Publisher.

Salsabila, S., Prabandari, A. S., Junita, D., Kaluku, K., Utami, R. P., Sundari, D., ... & Sari,
R. A. (2023). Biokimia Gizi. Get Press Indonesia.

Suprayitno, E., Sulistiyati, T. D., Panjaitan, M. A. P., Tambunan, J. E., Djamaludin, H., &
Islamy, R. A. (2021). Biokimia Produk Perikanan. Universitas Brawijaya Press.

Tri Siswati, dkk. (2022) Kimia Analisis Bahan Pangan. Get Press.

William D. Stansfield, Ph.D. dkk. (2006). Schaum's : Biologi Mulekuler. Erlangga.

Yulianita Pratiwi Indah Lestari, dkk. (2023). Biokimia. Global Eksekutif Teknologi.

Anda mungkin juga menyukai