Analisa Data Program Indonesia Sehat
Analisa Data Program Indonesia Sehat
Dalam program keluarga sehat, cara kerja puskesmas tidak hanya menyelenggarakan pelayanan
kesehatan di dalam gedung, melainkan juga diluar gedung melalui kunjungan rumah/keluarga di
wilayah kerjanya. Sehingga program keluarga sehat merupakan program dengan pendekatan
pelayanan terintegrsi antara Upaya Kesehatan Perorangan (UKP) dan Upaya Kesehatan
Masyarakat (UKM) yang berkesinambungan dengan target keluarga serta
didasari oleh data dan informasi dari profil kesehatan keluarga.
Sasaran utama Program keluarga sehat di wilayah kerja Puskesmas adalah keluarga. Kegiatannya
di fokuskan kepada kunjungan keluarga dengan memperhatikan indikator program prioritas, pada:
Perbaikan Gizi, Penurunan AKI & AKB dan, Pengendalian Penyakit Menular. Program lainnya
adalah Pengendalian Penyakit Tidak Menular, dan Kesehatan Lingkungan.
Program keluarga sehat yang telah dicanangkan oleh Kementerian Kesehatan mengacu kepada 12
Indikator keluarga sehat sebagai berikut :
1. Keluarga mengikuti KB,
2. Ibu bersalin di fasilitas kesehatan
3. Bayi mendapat imunisasi dasar lengkap
4. Bayi diberi ASI ekslusif selama 6 bulan
5. Pertumbuhan balita dipantau tiap bulan
6. Penderita TB berobat sesuai standar
7. Penderita Hipertensi berobat teratur
8. Gangguan Jiwa berat ditelantarkan
9. Tidak ada anggotaa keluarga yang merokok
10. Keluarga memiliki/memakai air bersih
11. Keluarga memiliki/memakai jamban sehat
12. Keluarga menjadi anggota JKN
Puskesmas Batu Kajang merupakan salah satu puskesmas yang ada di wilayah Kecamatan Batu
Sopang , Kabupaten Paser dengan luas wilayah 7.731,88 km2. Batu Sopang memiliki 9 Desa
wilayah kerja dengan jumlah penduduk 27,407 jiwa
Secara administrative wilayah kerja Puskesmas Batu Kajang terdiri dari 9 desa wilayah kerja yang
terdiri dari daratan, persawahan, dan pegunungan. dengan jumlah penduduk 27.407 jiwa
Batas wilayah sebelah utara dengan Kecamatan Long Ikis, sebelah timur dengan Kecamatan Kuaro,
sebelah selatan Kecamatan Muara Samu, sebelah barat dengan Kecamatan Muara Komam Kab.
Paser.
1. Tujuan umum
Penulisan laporan adalah mendapatkan gambaran lengkap Hasil PIS-PK di Puskesmas Batu
Kajang.
2. Tujuan khusus
Mendapatkan data dan hasil analisis Cakupan Program IKS RT/RW di Puskesmas Batu Kajang,
mengidentifikasi masalah kesehatan dan solusi serta menentukan prioritas masalah kesehatan di
wilayah kerja Puskesmas Batu Kajang.
Telah dilakukan pendataan PIS-PK di di wilayah kerja Puskesmas Batu Kajang Kabiupaten
Paser.Wilayah Kerja Puskesmas Batu Kajang terdiri dari 9 Desa yaitu yaitu Desa Batu Kajang, Songka,
Busui, Kasungai, Legai, Samurangau, Rantau Layung, Rantau Buta, Sei Terik. Keluarga yang telah
didata sebanyak 4258 KK dari 11.188 KK (40%).
Dari 9 desa di wilayah kerja Puskesmas Batu Kajang, capaian status Keluarga Sehat terbaik diperoleh
oleh Desa Sungai Terik dengan IKS 0,27 disusul Desa Batu Kajang dan Desa Busui dengan IKS masing-
masing 024,dan 0,23. Sedangkan capaian terendah didapat Desa Songka dan Desa Rantau Layung
dengan IKS masing-masing (0,01 dan 0,03).
Mengacu pada Indeks Keluarga Sehat (IKS), berarti capaian IKS dari 9 desa tersebut dikategorikan Tidak
Sehat ( IKS < 0,500) .Status ini merupakan tingkatan paling rendah dari IKS. Status IKS tertinggi adalah
Keluarga Sehat dengan IKS > 0.800, selanjutanya Keluarga Pra Sehat dengan IKS antara 0,500-0.800.
Nilai IKS dari Desa Batu Kajang adalah 0,24 yang berarti menurut indikator IKS
dikategorikan tidak sehat. Dengan status tidak sehat maka perlu prioritas intervensi
untuk meningkatkan status IKS mereka. Sehingga dapat berkontribusi untuk
meningkatkan status IKS di desa tersebut.
Sedangkan cakupan program yang masih perlu ditingkatkan di desa ini karena angka
cakupan masih rendah (dengan indicator cakupan > 40%) adalah sbb: KB, ODGJ,dan
Hipertensi serta TB. Cakupan masing-masing program tersebut adalah 33,70%, 15,38%,
35,7% dan 35,62%).
Prioritas intervensi program hendaknya dilakukan pada keluarga dengan kategori Pra
Sehat yang mendominasi IKS di Desa Batu Kajang. Namun demikian perlu juga
dilakukan intervensi khusus kepada keluarga dengan kategori IKS Tidak Sehat dengan
pendekatan per keluarga. Intervensi tersebut diharapkan merubah kategori IKS keluarga
tersebut menjadi Sehat melalui peningkatan cakupan sejumlah program kesehatan.
2. Desa Songka
Nilai IKS dari Desa Songka adalah 0,01 yang berarti menurut indicator IKS dikategorikan
tidak sehat. Dengan status tidak sehat maka perlu prioritas intervensi untuk
meningkatkan status IKS mereka. Sehingga dapat berkontribusi untuk meningkatkan
status IKS di desa tersebut.
Sedangkan cakupan program yang masih perlu ditingkatkan di desa ini karena angka
cakupan masih rendah (dengan indicator cakupan > 40%) adalah sbb: ASI Ekslusif,
Hipertensi, Gangguan Jiwa serta Tidak Merokok. Cakupan masing-masing program
tersebut adalah 0%, 4%, 0% dan 28%).
Prioritas intervensi program hendaknya dilakukan pada keluarga dengan kategori Pra
Sehat yang mendominasi IKS di Desa Songka. Intervensi khusus perlu juga dilakukan
kepada keluarga dengan kategori IKS Tidak Sehat dengan metode pendekatan per
keluarga. Intervensi tersebut diharapkan merubah kategori IKS keluarga tersebut menjadi
Sehat melalui peningkatan cakupan sejumlah program kesehatan.
3. Desa Busui
Nilai IKS dari Desa Busui adalah 0,23 yang berarti menurut indikator IKS dikategorikan
tidak sehat. Dengan status tidak sehat maka perlu prioritas intervensi untuk
meningkatkan status IKS mereka. Sehingga dapat berkontribusi untuk meningkatkan
status IKS di desa tersebut.
Sedangkan cakupan program yang masih perlu ditingkatkan di desa ini karena angka
cakupan masih rendah (dengan indicator cakupan > 40%) adalah sbb: JKN, Merokok,dan
Hipertensi serta TB. Cakupan masing-masing program tersebut adalah 34,43%, 37,70%,
32,35% dan 0%).
Prioritas intervensi program hendaknya dilakukan pada keluarga dengan kategori Pra
Sehat yang mendominasi IKS di Desa Busui. Namun demikian perlu juga dilakukan
intervensi khusus kepada keluarga dengan kategori IKS Tidak Sehat dengan pendekatan
per keluarga. Intervensi tersebut diharapkan merubah kategori IKS keluarga tersebut
menjadi Sehat melalui peningkatan cakupan sejumlah program kesehatan
4. Desa Kasungai
Nilai IKS dari Desa Kasungai dalah 0,14 yang berarti menurut indikator IKS dikategorikan
tidak sehat. Dengan status tidak sehat maka perlu prioritas intervensi untuk
meningkatkan status IKS mereka. Sehingga dapat berkontribusi untuk meningkatkan
status IKS di desa tersebut.
Sedangkan cakupan program yang masih perlu ditingkatkan di desa ini karena angka
cakupan masih rendah (dengan indicator cakupan > 40%) adalah sbb: KB, ODGJ,dan
Hipertensi serta Merokok. Cakupan masing-masing program tersebut adalah 30,95%,
25%, 22,50% dan 26,60%).
Prioritas intervensi program hendaknya dilakukan pada keluarga dengan kategori Pra
Sehat yang mendominasi IKS di Desa Kasungai. Namun demikian perlu juga dilakukan
intervensi khusus kepada keluarga dengan kategori IKS Tidak Sehat dengan pendekatan
per keluarga. Intervensi tersebut diharapkan merubah kategori IKS keluarga tersebut
menjadi Sehat melalui peningkatan cakupan sejumlah program kesehatan.
5. Desa Legai
Nilai Nilai IKS dari Desa Legai adalah 0,19 yang berarti menurut indikator IKS
dikategorikan tidak sehat. Dengan status tidak sehat maka perlu prioritas intervensi
untuk meningkatkan status IKS mereka. Sehingga dapat berkontribusi untuk
meningkatkan status IKS di desa tersebut.
Sedangkan cakupan program yang masih perlu ditingkatkan di desa ini karena angka
cakupan masih rendah (dengan indicator cakupan > 40%) adalah sbb: ODGJ,dan
Hipertensi serta TB. Cakupan masing-masing program tersebut adalah 33,30%, 39,53%
dan 0 %).
Prioritas intervensi program hendaknya dilakukan pada keluarga dengan kategori Pra
Sehat yang mendominasi IKS di Desa Legai. Namun demikian perlu juga dilakukan
intervensi khusus kepada keluarga dengan kategori IKS Tidak Sehat dengan pendekatan
per keluarga. Intervensi tersebut diharapkan merubah kategori IKS keluarga tersebut
menjadi Sehat melalui peningkatan cakupan sejumlah program kesehatan.
6. Desa Samurangau
IKS dari Desa Nilai IKS dari Desa Samurangau adalah 0,18 yang berarti menurut
indikator IKS dikategorikan tidak sehat. Dengan status tidak sehat maka perlu prioritas
intervensi untuk meningkatkan status IKS mereka. Sehingga dapat berkontribusi untuk
meningkatkan status IKS di desa tersebut.
Sedangkan cakupan program yang masih perlu ditingkatkan di desa ini karena angka
cakupan masih rendah (dengan indicator cakupan > 40%) adalah sbb: Hipertensi serta
TB. Cakupan masing-masing program tersebut adalah 27,71% dan 0%).
Prioritas intervensi program hendaknya dilakukan pada keluarga dengan kategori Pra
Sehat yang mendominasi IKS di Desa Samurangau. Namun demikian perlu juga
dilakukan intervensi khusus kepada keluarga dengan kategori IKS Tidak Sehat dengan
pendekatan per keluarga. Intervensi tersebut diharapkan merubah kategori IKS keluarga
tersebut menjadi Sehat melalui peningkatan cakupan sejumlah program kesehatan.
Nilai Nilai IKS dari Desa Rantau Layung adalah 0,03 yang berarti menurut indikator IKS
dikategorikan tidak sehat. Dengan status tidak sehat maka perlu prioritas intervensi
untuk meningkatkan status IKS mereka. Sehingga dapat berkontribusi untuk
meningkatkan status IKS di desa tersebut.
Sedangkan cakupan program yang masih perlu ditingkatkan di desa ini karena angka
cakupan masih rendah (dengan indicator cakupan > 40%) adalah sbb: Merokok dan
Hipertensi serta JKN. Cakupan masing-masing program tersebut adalah 29,03%,
30,43%, dan 9,68%).
Prioritas intervensi program hendaknya dilakukan pada keluarga dengan kategori Pra
Sehat yang mendominasi IKS di Desa Rantau Layung. Namun demikian perlu juga
dilakukan intervensi khusus kepada keluarga dengan kategori IKS Tidak Sehat dengan
pendekatan per keluarga. Intervensi tersebut diharapkan merubah kategori IKS keluarga
tersebut menjadi Sehat melalui peningkatan cakupan sejumlah program kesehatan.
Nilai IKS dari Desa Rantau Buta dalah 0,16 Nilai IKS dari Desa Batu Kajang
adalah 0,24 yang berarti menurut indikator IKS dikategorikan tidak sehat. Dengan status
tidak sehat maka perlu prioritas intervensi untuk meningkatkan status IKS mereka.
Sehingga dapat berkontribusi untuk meningkatkan status IKS di desa tersebut.
Sedangkan cakupan program yang masih perlu ditingkatkan di desa ini karena angka
cakupan masih rendah (dengan indicator cakupan > 40%) adalah sbb: JKN dan
Hipertensi. Cakupan masing-masing program tersebut adalah 31,58% dan 14,29%).
Prioritas intervensi program hendaknya dilakukan pada keluarga dengan kategori Pra
Sehat yang mendominasi IKS di Desa Rantau buta. Namun demikian perlu juga
dilakukan intervensi khusus kepada keluarga dengan kategori IKS Tidak Sehat dengan
pendekatan per keluarga. Intervensi tersebut diharapkan merubah kategori IKS keluarga
tersebut menjadi Sehat melalui peningkatan cakupan sejumlah program kesehatan.
Nilai IKS dari Desa Sei Terik dalah 0,27 Nilai IKS yang berarti menurut indikator IKS
dikategorikan tidak sehat. Dengan status tidak sehat maka perlu prioritas intervensi
untuk meningkatkan status IKS mereka. Sehingga dapat berkontribusi untuk
meningkatkan status IKS di desa tersebut.
Sedangkan cakupan program yang masih perlu ditingkatkan di desa ini karena angka
cakupan masih rendah (dengan indicator cakupan > 40%) adalah sbb: ODGJ,dan TB.
Cakupan masing-masing program tersebut adalah 0% dan 10%).
Prioritas intervensi program hendaknya dilakukan pada keluarga dengan kategori Pra
Sehat yang mendominasi IKS di Desa Sei Terik. Namun demikian perlu juga dilakukan
intervensi khusus kepada keluarga dengan kategori IKS Tidak Sehat dengan pendekatan
per keluarga. Intervensi tersebut diharapkan merubah kategori IKS keluarga tersebut
menjadi Sehat melalui peningkatan cakupan sejumlah program kesehatan.
Nilai IKS Puskesmas Batu Kajang dari gabungan 9 desa wilayah kerjanya
adalah 0,22 yang berarti menurut indicator IKS dikategorikan tidak sehat. Terdapat 4402
keluarga dari 9 desa di wilayah kerja Puskesmas Batu Kajang yang didapat dari hasil
kunjungan rumah tim PIS-PK Puskesmas Batu Kajang, dengan cakupan keluarga yang
disurvei mencapai 92 %. Hasil survey menunjukkan 23% Keluarga yang berstatus tidak
Sehat dan 67% keluarga yang berstatus Pra Sehat. Sementara 8% yang berstatus
sehat.
Persentase 23 % dengan status IKS tidak sehat terdiri dari 928 keluarga yang perlu
prioritas intervensi untuk meningkatkan status IKS mereka. Sehingga diharapkan dapat
berkontribusi secara signifikan meningkatkan status IKS di desa tersebut.
Sedangkan cakupan program yang masih perlu ditingkatkan di Puskesmas ini karena
angka cakupan masih rendah (dengan indicator cakupan > 30%) adalah sbb: ASI
Ekslusif, Hipertensi dan Tidak Merokok. Cakupan masing-masing program tersebut
adalah 1%, 10% dan 23%).
Secara garis besar masalah kesehatan di Puskesmas Batu Kajang yang perlu prioritas
intervensi tindaklanjut berdasarkan informasi diatas adalah: ASI Ekslusif, Hipertensi dan
Tidak Merokok dengan besaran masalah masing-masing 99%, 96%, 90% dan 77%.
1. Masalah Kesehatan di Desa Batu Kajang adalah KB, ODGJ,dan Hipertensi serta
TB
2. Masalah Kesehatan di Desa Songka adalah ASI Ekslusif, Hipertensi , ODGJ
serta Tidak Merokok.
3. Masalah Kesehatan di Desa Busui adalah JKN, Merokok,dan Hipertensi serta
TB.
4. Masalah Kesehatan di Desa Kasungai adalah KB, ODGJ,dan Hipertensi serta
Merokok.
5. Masalah Kesehatan di Desa Legai adalah ODGJ,dan Hipertensi serta TB.
6. Masalah Kesehatan di Desa Samurangau adalah Hipertensi serta TB.
7. Masalah Kesehatan di Desa Rantau Layung adalah Merokok dan Hipertensi
serta JKN.
8. Masalah Kesehatan di Desa Rantau Buta adalah JKN dan Hipertensi.
9. Masalah Kesehatan di Desa Sei Terik adalah ODGJ,dan TB.
Dasar identifikasi program kesehatan yang bermasalah adalah cakupan PIS-PK kurang
dari 40%. Dengan demikian diperoleh hasil sebagai berikut: Hipertensi, ODGJ dan TB,.
Setelah diadakan survey PIS-PK di wilayah kerja Puskesmas Batu Kajang Tahun 2018,
diidentifikasi tiga masalah kesehatan yang perlu dijadikan prioritas program untuk
Penggunaan anggaran. Namun karena banyaknya masalah yang terdapat diwilyah kerja
puskesmas Batu Kajang tidak semua program yang bisa diberikan pembiayaan. Oleh
karena itu dibutuhkan skoring dengan metode USG + F untuk mendapatkan skala
prioritas untuk mendapatkan alokasi anggaran sebagai berikut:
TOTAL
1 TB 32,6 5 5 5 5 20 1
2 Hipertensi 34,6 4 4 3 5 16 2
3 ODGJ 29,26 2 2 1 3 8 3
Keterangan;
kemampuan keluarga/RT/RW/Kelurahan.
5 = sangat besar
4= besar
3 = sedang
2 = kecil
1 = sangat kecil
Setelah melakukan skoring maka prioritas masalah yang perlu segera ditanggulangi dan
adalah : TB dan Hipertensi. Hasil cakupan PIS-PK kedua program tersebut juga
mempunyai cakupan yang rendah .Ini berarti salah satu bentuk intervensi yang dilakukan
adalah pemantauan penderita TB rutin minum obat dan scrining kembali penderita TB
yang berhenti minum obat sebelum 6 bulan. Sedangkan penderita Hipertensi yang
berobat tidak teratur, intervensi perlu dilakukan dalam bentuk penyuluhan untuk
meningkatkan kesadaran minum obat hipertensi secara teratur.
Intervensi yang akan dilakukan di desa Batu Kajang dipreoritaskan pada masalah
penderita hipertensi rutin minum obat. Intervesi yang akan dilakukan berupa penyuluhan
pada penderita hipertensi untuk meningkatkan kesadaran minum obat rutin secara teratur
dibantu oleh petugas promkes puskesmas Batu Kajang, mengontrol tekanan darah rutin
dibantu petugas lansia untuk penderita usia lanjut dan petugas pusbindu untuk usia 15-
45 tahun.
A. PENUTUP
1. KESIMPULAN
a. Indeks Keluarga Sehat (IKS) Puskesmas Batu Kajang adalah 0,22 sehingga termasuk
dalam kategori “Tidak Sehat”
b. Masalah Kesehatan di Puskesma Batu Kajang yang perlu mendapatkan intervinsi
program dan penyediaan anggaran kegiatan Puskesma adalah TB, Hipertensi dan
ODGJ.
c. Untuk mendapatkan prioritas masalah kesehatan terbatasnya alokasi anggaran maka
digunakan metode USG + F dengan hasil sebagai berikut: TB dan Hipertensi.
2. SARAN
a. Perlu dilakukan kerjasama antar Pengelola Program Puskesmas Batu Kajang dan lintas
sektor terkait dalam meningkatkan status IKS Puskesmas Batu Kajang dari IKS Tidak
Sehat menjadi IKS Sehat.
b. Diperlukan Prioritas intervensi tindak lanjut kepada keluarga dengan kategori IKS Tidak
Sehat sehingga dapat meningkat menjadi Kategori IKS Kategori Sehat.
c. Prioritas program yang perlu segera diintervensi dengan alokasi anggaran pembiayaan
Puskesmas adalah TB dan Hipertensi.
A. UCAPAN TERIMAKASIH
1. Pengelola PIS-PK Puskesmas Batu Kajang, Kabupatan Paser, Propinsi Kalimantan Timur,
2. Kepala Puskesmas Batu Kajang Kabupaten Paser Propinsi Kalimantan Timur,
3. Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Paser,
4. Kepala DInas Kesehatan Propinsi Kalimantan Timur,
REFERENSI
1. Data Cakupan PIS-PK Puskesmas Batu Kajang Kabupaten paser Propinsi Kalimantan Timur.
Tidak diterbitkan.
2. Panduan Penulisan Laporan PIS-PK tingkat Puskesmas, BBPK Samarinda 2018
3. Modul Pelatihan PIS-PK, BPPSDM Kemenkes RI 2016
4. Laporan PIS-PK Pusdatin Kemenkes RI 2018
5. Petunjuk Teknis Penguatan Manajemen Puskesmas Dengan Pendekatan Keluarga, Kementerian
Kesehatan Republik Indonesia,Tahun 2016
6. Pedoman Umum Program Indonesia Sehat dengan Pendekatan Keluarga, Kementerian
Kesehatan Republik Indonesia,Tahun 2016
ANALISA DATA PROGRAM INDONESIA SEHAT – PENDEKATAN
TAHUN 2021