Anda di halaman 1dari 9

10

BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil

1. Skrining Fitokimia
Skrining fitokimia dilakukan secara kualitatif dengan menggunakan pereaksi
fitokimia. Berikut adalah hasil dari skrining fitokimia:

a). b).
Gambar 5. Alkaloid a) Dragendorf b) Mayer

a). b).
Gambar 6. Flavonoid a) FeCl3 b) Mg + HCl
11

a). b).
Gambar 7. Tanin a) FeCl3 b) Gelatin

a). b).
Gambar 8. a & b Terpenoid/Steroid

Gambar 9. Saponin

Senyawa Pereaksi Hasil Keterangan


Alkaloid Dragendorf Adanya endapan Positif
jingga
Mayer Adanya endapan Positif
putih/kuning.
12

Flavonoid FeCl3 Terbentuk warna Positif


hijau biru
Magnesium + Timbulnya warna Positif
HCl merah tua dalam
waktu 3 menit.
Tanin FeCl3 5% Terbentuk warna Positif
hijau biru hingga
kehitaman
Gelatin Terbentuk negatif
endapan putih
Saponin HCl Terbentuk buih negatif
Terpenoid SbCl3 Terbentuk warna Positif
merah muda

2. Analisis Kromatografi Lapis Tipis

Tabel 2. Hasil Analisis KLT


13

Identifikasi Hasil Pustaka Hasil (Sinar UV) Hasil (Sinar UV)


Senyawa (254 nm) (366 nm)
Nilai Rf yang
telah memenuhi
syarat
Flavonoid Flavonoid ketentuan yaitu
(+) antara 0,2-0,8
(Rasyid et al.,
2006).

Nilai Rf 0,64 Nilai Rf 0,21

B. Pembahasan
Bagian tanaman yang digunakan untuk penelitian ini adalah daun, daun

sirsak yang telah kering dihaluskan menggunakan blender hal ini bertujuan untuk

memudahkan simplisia kontak dengan pelarut pengekstrak. Sampel yang

diekstraksi menjadi lebih efektif dan memudahkan mengambil zat-zat yang

terkandung dalam sampel. Pelarut yang digunakan dalam penyarian ini adalah

etanol 96% karena etanol merupakan pelarut yang baik untuk ekstraksi

pendahuluan selain itu etanol juga memiliki kemampuan menyari dengan polaritas

yang lebar mulai dari senyawa non polar sampai dengan polar (Saifudin dkk. 2011).

Skrining fitokimia merupakan suatu metode yang dilakukan untuk

mengetahui kandungan senyawa kimia yang terkandung dalam ekstrak tanaman.

Hasil skrining fitokimia menunjukkan beberapa kandungan senyawa metabolit

sekunder seperti alkaloid, terpenoid,steroid, saponin, flavonoid, dan tanin. (Fira

dkk. 2022).
14

Pengujian alkaloid pada ekstrak yang ditambahkan pereaksi Dragendrof

menunjukan hasil negatif yang ditandai dengan terbentuknya endapan jingga,

namun pada ekstrak yang ditambahkan pereaksi mayer menunjukan hasil positif

yang ditandai dengan endapan kuning yang menunjukkan adanya alkaloid (Fira

dkk. 2022)

Pengujian flavonoid pada ekstrak yang ditambahkan pereaksi FeCl3

menunjukan hasil positif yang ditandai dengan terbentuknya warna hijau, dan pada

ekstrak yang ditambahkan pereaksi Magnesium dan HCl juga menunjukan hasil

positif yang ditandai dengan timbulnya warna jingga dalam waktu 3 menit.

Beberapa penelitian yang telah dilakukan menunjukan bahwa ekstrak positif

mengandung senyawa flavonoid. Jika dalam suatu ekstrak tumbuhan terdapat

senyawa flavanoid akan terbentuk garam flavilium saat penambahan Mg dan HCl

yang berwarna merah atau jingga (Viogenta, 2017).

Pengujian tanin pada dengan penambahan pereaksi FeCl3 terbentuk warna

hijau biru hingga kehitaman yang menunjukkan adanya tannin terkondensasi

(Forestryana dkk. 2020) namun jika ditambah gelatin tidak terbentuk endapan putih.

Identifikasi adanya saponin pada ekstrak daun sirsak negatif saponin karena tidak

terjadinya perubahan pada saponin diindikasikan dari tidak terbentuknya busa,

saponin merupakan zat aktif yang mampu meningkatkan permeabilitas membran

sehingga terjadi himolisis pada sel (Utami, 2016). Pengujian terpenoid pada ekstrak

yang ditambahkan pereaksi SbCl3 menunjukan hasil positif yang ditandai dengan

warna merah muda. Senyawa terpenoid umumnya memiliki struktur yang siklik

berupa alkohol yang mengakibatkan senyawa tersebut bersifat semipolar sehingga

ikatannya dengan pelarut metanol yang bersifat polar sangat lemah (Agustina dkk.
15

2016). Setelah dilakukan skrining fitokimia, kemudian dilakukan uji KLT untuk

mempertegas hasil positif yang diperoleh dari skrining fitokimia. Berdasarkan hasil

identifikasi dengan menggunkan uji KLT, pada senyawa flavonoid menghasilkan

sinar UV 254 nm memiliki nilai Rf 0,64 dan pada sinar UV 366 nm 0,21 dinyatakan

bahwa sampel positif karena ada pada rentang standar. Hal ini menunjukkan bahwa

nilai Rf sesuai dengan literatur dimana nilai Rf dikatakan baik jika berada pada

rentang 0,2-0,8 (Rasyid et al., 2006). Dengan demikian, ekstrak daun sirsak terbukti

secara kualitatif mengandung alkaloid, flavonoid, tanin, saponin, terpenoid dan

steroid.
16

BAB V
KESIMPULAN

Daun sirsak juga dikenal sebagai salah satu tanaman yang mengandung antioksidan

yang dapat menghambat pembentukan asam urat dari purin, (Putu R.A.S & Agung

Satria utama H, 2017). dilakukan skrining fitokimia dan KLT untuk mengetahui

kandungan metabolit sekunder yang terkandung dalam ekstrak. Pada ekstrak

dilakukan skrining fitokimia dan didapatkan hasil positif pada senyawa alkaloid

dengan pereaksi dragendorf dan mayer, flavonoid, tanin dengan pereaksi FeCL 3%

dan terpenoid, sedangkan hasil negatif pada senyawa tanin dengan pereaksi gelatin

tidak terbentuk endapan putih dan saponin tidak terbentuk buih. Setelah dilakukan

skrining fitokimia, kemudian dilakukan uji KLT untuk mempertegas hasil positif

yang diperoleh dari skrining fitokimia. ekstrak akar ceplukan terbukti secara

kualitatif mengandung flavonoid dengan hasil sinar UV 254 nm dengan nilai Rf

0,64 dan pada sinar UV 366 nm 0,21 dimana nilai Rf dikatakan baik jika berada

pada rentang 0,2-0,8.


17

DAFTAR PUSTAKA

Agustina, S., Ruslan, dan Wiraningtyas, A. 2016. Skrining Fitokimia Tanaman Obat
di Kabupaten Bima. Cakra Kimia Indonesia. 4(1):71-76..

Departemen Kesehatan Republik Indonesia. 2000. Parameter Standar Umum


Ekstrak Tumbuhan Obat. Kementrian Kesehatan Republik Indonesia,
Jakarta. 3-30.

Adri, D. dan Hersoelistyorini, W. 2013.Aktivitas Antioksidan dan Sifat


Organoleptik Daun Sirsak (Annona muricata Linn.) Berdasarkan Variasi
Lama Pengeringan. Jurnal Pangan dan Gizi. 4(7):1-12.

Prasetyoniri, Moerfiah, Wardatun, S., dan Rusli, Z. 2014. Potensi Antioksidan


Berbagai Sediaan Buah Sirsak (Annona muricata Linn). Jurnal Panel Gizi
Makan. 37(2):137- 144.

Salempa, P. 2016. Uji Bioaktivitas Senyawa Metabolit Sekunder Ekstrak Kloroform


Kulit Batang Sirsak (Annona muricata Linn.). Jurnal Bionature. 17(1):37-
40

Apriliana, E. dan Syafira, A. U. 2016. Ekstraksi Daun Sirsak (Annona muricata)


sebagai antibakteri terhadap Staphylococcus auerus dan
Propionibacteriumm acnes. Majority. 5(1):1- 5

Gavamukulya Y. E. Faten Abou. W. Fred. A. Hany. 2014. Phytochemical Screening,


Anti-Oxidant Activity and In Vitro Anticancer Potential of Ethanolic and
Water Leaves Extracts of Annona muricata (Graviola). Asian Pac. J. Trop
Med. 7(Suppl 1): S355 - S363.

Ukwubile CA. 2012. Phytochemical Screening and Anti-Ovarian Cancer Properties


of Annona muricata Linn (Annonaceae) Seed Ethanol Extract. Int J. Pharm.
Front. Res. 2: 9-17

Komansilan A, AL. Abadi. B. Yanuwiadi. DA. Kaligis. 2012. Isolation and


Identification of Biolarvicide From Soursop (Annona muricata Linn) Seeds
to Mosquito (Aedes aegypti) Larvae. Int. J. Eng Technol. 12 (03): 28 – 32

Masrihanah, A. (2020). Uji Aktivitas Antioksidan Ekstrak Ultrasonik Air, Metanol,


Etanol, Etil Asetat dan Petroleum Eter Daun Katuk (Sauropus androgynus
L.Merr). SKRIPSI. http://www.akrabjuara.com/index.php/
18

Agustina, S., Ruslan, dan Wiraningtyas, A. 2016. Skrining Fitokimia Tanaman Obat
di Kabupaten Bima. Cakra Kimia Indonesia. 4(1):71-76.

Halimatussakdiah, Amna, U., dan Wahyuningsih, P. 2018. Preliminary


Photochemical Analysis and Larvicidal Activity of Edible Fern Diplazium
esculentum (Retz.) Sw.) Extract against Culex. Jurnal Natural. 18(3):141-
147.

Utami, S. 2016. Patentabilitas Antibakteri dari Tanaman Garcinia. Jurnal


Kedokteran Yarsi. 24(1):69-79.

Viogenta, Pratika, dkk. 2017. Aktivitas Antibakteri Ekstrak Terhadap


Staphylococcus epidermidis dan Pseudomonas aeruginosa. Jurnal Farmasi
Lampung.

Anda mungkin juga menyukai