7 Hari Berlayar Dalam Lautan
7 Hari Berlayar Dalam Lautan
SOLILOKUI
“Sendirian aja ka dew” katanya, seorang adik tingkat yang katanya populer
Di saat yang bersamaan ada chat masuk dari seorang yang lama ia
kenal, onah. “kamu dimana?” Dewa bergegas pergi dan pamit dengan
alasan bimbingan pada kumpulan adik tingkatnya itu. Berjalan ia susuri
lorong kampus dan mencari tempat paling nyaman baginya untuk membalas
pesan dari onah.
“kamu laper gak? ayo makan aku laper” dewa mengirim pesan.
Hal ini sering terjadi. Dewa hentikan pesannya dan selalu mencoba
membaca situasi disaat hal yang sama terjadi. Lalu ia tersenyum, “dia
adalah orang yang selalu seperti ini, itu sebabnya aku disini.” batinnya.
Tak kesal sedikitpun, ia pasangkan kembali headsetnya dan mendengarkan
lagu playlist kolaborasinya dengan onah yang hampir tiap hari ia buka dan
ia tunggu lagu baru yang menggambarkan perasaannya pada dewa sewaktu-
waktu moodnya berubah.
Mereka begitu berbeda dan sama pula. Mereka selalu menggali hal yang
sama, hanya sebatas kebahagiaan kecil, atau sedikit mimpi yang terkabul
dan merasa cukup untuk disukuri. Tak ingin lebih bahkan untuk melahap
semuanya dalam satu pertemuan.
---
JALANG
PESAKITAN
Mereka berdua kebingungan, tak tahu arah dan jalan yang mestinya harus
dituju. Sebab terakhir mereka bertahan.
-senartogok
“Aku tu harus gimana biar kamu bisa ngerti” kata onah dengan nada
menuntut
“Aku gatau nah, aku masih buntu,” jawab dewa, dengan memutar kata-
katanya, ia mainkan berbagai kalimat agar keresahanya mereda hingga
harinya segera usai dan waktu sudah pukul 10 malam yang menandakan
mereka harus pulang karena onah dengan keluarganya yang strict.
Hanya maaf yang tiap hari ia lafalkan bak doa yang dapat mengubah hal
buruk dan benar benar pasrah. Tapi dalam kamusnya tak ada perpisahan,
sebab untuk apa ini semua dimulai. Disisi lain ia tak ingin onah sedih
berlarut-larut.