Islam Rahmatun Lil
Islam Rahmatun Lil
Guru Pembimbing:
Mahmudin, S.Ag
Disusun Oleh:
1. Kansha Faya Hazariani
2. Ria Yusnandari
3. Chinta Apriliza
4. Figo Ariawan
5. Riki Aulia Febriansyah
6. Zaskia Ramadani
Puji syukur diucapkan kehadirat Allah SWT atas segala rahmatNya sehingga makalah ini
dapat tersusun sampai dengan selesai. Tidak lupa kami mengucapkan terimakasih terhadap
bantuan dari pihak yang telah berkontribusi dengan memberikan sumbangan baik pikiran
maupun materinya.
Penulis sangat berharap semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan pengalaman
bagi pembaca. Bahkan kami berharap lebih jauh lagi agar makalah ini bisa pembaca
praktekkan
dalam kehidupan sehari-hari.
Bagi kami sebagai penyusun merasa bahwa masih banyak kekurangan dalam penyusunan
makalah ini karena keterbatasan pengetahuan dan pengalaman Kami. Untuk itu kami sangat
mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari pembaca demi kesempurnaan makalah
ini.
Penyusun
BAB I
PENDAHULUAN
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana Peran Umat Islam pada masa Penjajahan ?
2. Bagaimana Peran Umat Islam pada masa Kemerdekaan ?
3. Bagaimana Peran Umat Islam pada masa Pembangunan ?
4. Siapa saja tokoh-tokoh perkembangan Agama Islam di Indonesia ?
5. Apa saja hikmah Perkembangan Islam di Indonesia ?
C. Tujuan Penulisan
Makalah ini kami buat untuk memenuhi Tugas Agama Islam dimana yang Insya Allah
akan dipresentasikan untuk bahan diskusi menjelang semester ganjil 2013/2014. Ada pun
tujuan dari pembahasan makalah ini yaitu : Untuk mengingat kembali tentang bagaimana
Islam masuk ke Indonesia, untuk mengetahui bagaimana perkembangan islam pada awal
masuknya di Indonesia, cara-cara sehingga Islam bisa masuk di Indonesia, dsb.
D. Manfaat Penulisan
Melalui makalah ini kami berharap agar makalah ini dapat menambah ilmu dan
wawasan para pembaca mengenai Perkembangan Agama Islam ada awal masuknya di
Indonesia.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Masa Penjajahan
a. Peranan Umat Islam pada Masa Penjajahan
Sebelum kaum penjajah, yakni Portugis, Belanda, dan Jepang, masuk ke Indonesia,
mayoritas masyarakat Indonesia telah menganut agama Islam. Dengan dianutnya agama
Islam tersebut, ajaran Islam telah banyak mendatangkan perubahan. Perubahan-perubahan itu
antara lain:
· Masyarakat Indonesia dibebaskan dari pemujaan berhala dan pendewaan raja-raja
serta dibimbing agar menghambakan diri hanya kepada Allah SWT.
· Rasa persamaan dan rasa keadilan yang diajarkan Islam, mampu mengubah
masyarakat Indonesia yang dulunya menganut sistem kasta dan diskriminasi menjadi
masyarakat yang setiap anggotanya mempunyai kedudukan, harkat, martabat, dan hak-hak
yang sama.
· Semangat cinta tanah air dan rasa kebangsaan yang didengungkan Islam dengan
semboyan “Hubbul-Watan Minal-Iman” (cinta tanah air sebagian dari iman) mampu
mengubah cara berpikir masyarakat Indonesia, khususnya para pemuda, yang dulunya
bersifat sekratin (lebih mementingkan sukunya dan daerahnya) menjadi bersifat nasionalis
(lebih mengutamakan kepentingan bangsa dan negaranya)
· Semboyan yang diajarkan Islam yang berbunyi “Islam adalah agama yang cinta
damai, tetapi lebih cinta kemerdekaan” telah mampu mendorong masyarakat Indonesia untuk
melakukan usaha-usaha mewujudkan kemerdekaan bangsanya dengan berbagai cara.
5. Pondok Pesantren
Pesantren merupakan lembaga pendidikan Islam tertus di Indonesia, yang
penyelenggaraan pendidikannya bersifat tradisional dan sederhana. Mata pelajaran yang
diajarkan di pesantren adalah: Ilmu Tauhid, Fikih Islam, Akhlak, Ushul Fikih, Nahwu, Saraf,
dan Ilmu Mantik. Sumber pelajarannya, biasanya, kitab-kitab berbahasa arab yang tidak
berharakat atau gundul, yang biasa disebut dengan “Kitab Kuning”.
C. Masa Pembangunan
a. Peranan Umat Islam pada Masa Pembangunan
Dalam usaha mempertahankan kemerdekaan negara Republik Indonesia, umat Islam
yang merupakan mayoritas penduduk, tampil di barisan terdepan dalam perjuangan, baik
perjuangan fisik (berperang) mauapun perjuangan diplomasi.
Di tahun-tahun awal kelahirannya sebagai negara yang merdeka dan berdaulat, bangsa
Indonesia harus menghadapi Jepang, negara Sekutu, dan Belanda.
Selain itu, kemerdekaan negara Republik Indonesia dipertahankan melalui usaha-
usaha diplomatik, yaitu perundingan antara Indonesia dan Belanda, misalnya: perundingan
Linggarjati, perjanjian Renville, perjanjian Roem Royen, dan Konferensi Meja Bundar di
Den Haag.
Dalam usaha mengisi kemerdekaan, pemerintah dan segenap bangsa Indonesia
melakukan usaha-usaha pembangunan dalam berbagai bidang demi tercapainya tujuan
nasional yang diamanatkan oleh UUD 1945. Usaha-usaha pembangunan yang berencana dan
terarah dimulai semenjak Repelita I, dst.
b. Peranan Organisasi Islam dalam Masa Pembangunan
Organisasi Islam yang ada pada masa pembangunan ini cukup banyak, antara lain:
Muhammadiyah; Nahdlatul Ulama (NU); Himpunan Mahasiswa Islam (HMI), Pergerakan
Mahasiswa Islam Indonesia (PMII), dan Majelis Ulama Indonesia (MUI).
Peranan Muhammadiyah dalam masa pembangunan antara lain :
§ Melakukan usaha-usaha agar masyarakat Indonesia berilmu pengetahuan tinggi, berbudi luhur
dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa.
§ Melakukan usaha-usaha di bidang kesehatan dan kesejahteraan masyarakat, antara lain
mendirikan Rumah Sakit, Poliklinik, BKIA (Balai Kesehatan Ibu dan Anak), Panti Asuhan
dan Pos Santunan Sosial.
§ Peranan NU pada masa pembangunan adalah:
§ Mendirikan madrasah-madrasah, seperti Madrasah Ibtidaiyah, Tsanawiyah, Aliyah dan
Perguruan Tinggi.
§ Mendirikan, mengelola, dan mengembangkan pesantren-pesantren .
§ Membantu dan mengurusi anak-anak yatim dan fakir miskin.
§ Adapun peranan MUI pada masa pembangunan adalah:
§ Memberikan fatwa dan nasihat keagamaan dalam masalah sosial kemasyarakatan kepada
pemerintah dan umat Islam Indonesia pada umumnya, sebagai amar ma’ruf nahi mungkar
dalam usaha meningkatkan ketahanan nasional.
§ Memperkuat Ukhuwah Islamiah dan melaksanakan kerukunan antar umat beragama dalam
mewujudkan persatuan dan kesatuan nasional.
§ MUI adalah penghubung antara Ulama dan Umara serta menjadi penerjemah timbal-balik
antara pemerintah dan umat Islam Indonesia guna menyukseskan pembangunna nasional.
b) Mendunia (al-alamiyah)
“Mendunia” atau “global” (al-alamiyah) mengacu pada fakta bahwa syariah Islam
bersifat universal dalam ruang lingkup dan tidak dibatasi oleh geografi geografis,etnis,
ras, atau negara tertentu, serta iklim dan geopolitik tertentu. Seluruh alam dan semua
orang yang memilih untuk memeluknya tunduk pada Syariat Islam. Tidak ada
perbedaan antara tujuan dan ajaran syariah di negara Arab dan non-Arab, dan
sebaliknya.
Syariat Islam telah menjadi universal, artinya dirancang untuk semua orang danseluruh
kosmos. Semua bangsa yang telah mengumumkan dan akan terus mewartakanLaa
Ilaaha Illallah dianggap Islam (tidak ada Tuhan selain Allah). karena Allah Subhanahu
wata'ala, Tuhan semesta alam, adalah sumber dari hukum ini. Akibatnya, Nabi Islam
adalah seorang nabi dan pesan untuk semua orang dan kosmos secara keseluruhan.
c) Komprehensif (as-syumul)
Ajaran Syariah Islam bersifat komprehensif, atau syumul, dan mencakup setiap
aspek keberadaan manusia di dunia dan akhirat. Islam tidak mengenal atau mengakui
pembagian atau pembatasan ajarannya pada beberapa dimensi atau sektor kehidupan
manusia karena Syariat Islam bersumber dan diterima dari Tuhan Yang Maha
Sempurna, Allah SWT.
Syariat Islam memberikan seluruh hukum dan konsepsi kehidupan
secara adil, proporsional, seimbang, dan paripurna untuk semua jeniskelamin, usia, dan
tahapan kehidupan manusia, meskipun sebenarnya banyak pendekatan syariat pada
berbagai tahapan dan situasi dalam kehidupan manusia (Rahmatika dan Khoirullina,
2020).
d) Realistis (al-waqi’iyah)
Al-Qardhawi mendefinisikan Al-Waqi'iyah, atau realistik, dalam kaitannya dengan
kualitas Islam sebagai sesuatu yang berbeda dari materialisme Barat, yang tidak
menekankan apapun selain materi dan benda-benda dan dapat digunakan dengancara
yang pragmatis dan realistis. Akan tetapi, dari segi karakteristik Islam, yang
dimaksud dengan “realistis” adalah “sifat hukum Islam, yang mampu memahami
kondisi alam sesuai dengan sifat dan bentuknya yang dapat diamati oleh manusia,
memahami dan memahami kondisi tersebut.
Al-Waqi'iyah mengacu pada gagasan bahwa Islam adalah syariah, yang
mengakui dan menjunjung tinggi fitrah dan fitrah manusia sebagai makhluk yang lemah
dan terkekang sehingga pemilik syariah (Allah SWT) dapat menawarkan kemudahan,
fleksibilitas, dan kebijakan yang memperhatikan kepentingan masyarakat.
B. Saran
Islam adalah agama yang damai. Islam masuk ke Indonesia, bukan dengan peperangan
ataupun penjajahan. Islam berkembang dan tersebar di Indonesia justru dengan cara damai
dan persuasif berkat kegigihan para ulama. Maka dari itu melalui makalah ini kita di ajarkan
untuk dapat berdamai dengan orang-orang disekitar kita. Hindarilah segala pertengkaran yang
dapat merusak hubungan silaturrahmi kita.
DAFTAR PUSTAKA