Anda di halaman 1dari 14

HIKMAH PERKEMBANGAN ISLAM DI INDONESIA &

ISLAM RAHMATUN LIL’ALAMIN

Guru Pembimbing:
Mahmudin, S.Ag

Disusun Oleh:
1. Kansha Faya Hazariani
2. Ria Yusnandari
3. Chinta Apriliza
4. Figo Ariawan
5. Riki Aulia Febriansyah
6. Zaskia Ramadani

SMA NEGERI 1 MARTAPURA


TAHUN AJARAN 2023/2024
KATA PENGANTAR

Puji syukur diucapkan kehadirat Allah SWT atas segala rahmatNya sehingga makalah ini
dapat tersusun sampai dengan selesai. Tidak lupa kami mengucapkan terimakasih terhadap
bantuan dari pihak yang telah berkontribusi dengan memberikan sumbangan baik pikiran
maupun materinya.
Penulis sangat berharap semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan pengalaman
bagi pembaca. Bahkan kami berharap lebih jauh lagi agar makalah ini bisa pembaca
praktekkan
dalam kehidupan sehari-hari.
Bagi kami sebagai penyusun merasa bahwa masih banyak kekurangan dalam penyusunan
makalah ini karena keterbatasan pengetahuan dan pengalaman Kami. Untuk itu kami sangat
mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari pembaca demi kesempurnaan makalah
ini.

Martapura, Oktober 2023

Penyusun
BAB I
PENDAHULUAN

1. HIKMAH PERKEMBANGAN ISLAM DI INDONESIA

A. Latar Belakang Masalah


Islam adalah salah satu agama yang memiliki penganut terbesar di dunia. Selain itu,
penganutnya juga terus-menerus mengalami peningkatan dan perkembangan yang sangat
signifikan setiap tahunnya. Perkembangan tersebut terjadi di seluruh dunia, tanpa terikat oleh
geografis, etnis, kasta dan lain sebagainya. Kemudian kalau kita cermati, agama Islam
memiliki keunikan tersendiri. Keunikan tersebut dapat kita lihat dari aspek sejarah turunnya
Islam dan respon masyarakat terhadapnya. Sekilas, Islam diturunkan oleh Allah SWT kepada
Muhammad Ibnu Abdullah dari golongan kaum Quraisy. Padahal, agama-agama sebelumnya
banyak diturunkan kepada bangsa Israil, bukan kaum Quraisy yang tidak memiliki akar
sejarah yang kuat ketimbang bangsa Israil. Sedangkan keunikan Islam jika dilihat dari respon
masyarakat, sangat menakjubkan sekali. Sebab Islam yang tergolong agama baru
dibandingkan agama lainnya, bisa mendapat respon positif dari masyarakt yang mengitarinya,
bahkan memiliki penganut yang besar hingga saat ini. Entah dari mana antusiasme mereka
dapatkan terhadap Islam –rahmatan lil alamin-.
Nah oleh sebab itu, menarik saya rasa untuk menjelajah dan menelaah lebih
konprehensif tanpa mengenyampingkan sifat kritis terhadap agama yang satu ini, khususnya
di Negara Indonesia yang memiliki penganut Islam terbesar di jagad raya ini. Dalam hal ini,
lagi-lagi kita dihadapkan dengan keunikan Islam. Apabila kita merefleksi sejarah Islam,
bukankah Islam pertama kali turun dan berkembang di Jazirah Arab, bukan di Indonesia.
Lantas, mengapa yang memiliki penganut Islam terbesar di dunia adalah bangsa Indonesia?
Tidakkah terlalu jauh antara Arab-Indonesia? Kenapa tidak Negara tetangganya saja yang
memiliki mayoritas penganut agama Islam, misalnya Tajikistan, Palestina, Turki, Uzbekistan,
dll? Dan bagaimana perkembangan Islam pada awal masuknya ke Nusantara?
Mengenai sejarah asal mula masuknya Islam di nusantara sepertinya sedikit
mengalami kerancuan (ikhtilaf) antara beberapa pakar. Hal itu terjadi karena tidak adanya
satu bukti yang lebih kuat diantara bukti kuat lainnya. Sehingga antara satu sama lain tidak
bisa menafikan sehingga kemudian keluarlah satu-satunya pendapat atau teori yang mutlak
kebenarannya dan diterima oleh para ahli sejarah.

B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana Peran Umat Islam pada masa Penjajahan ?
2. Bagaimana Peran Umat Islam pada masa Kemerdekaan ?
3. Bagaimana Peran Umat Islam pada masa Pembangunan ?
4. Siapa saja tokoh-tokoh perkembangan Agama Islam di Indonesia ?
5. Apa saja hikmah Perkembangan Islam di Indonesia ?

C. Tujuan Penulisan
Makalah ini kami buat untuk memenuhi Tugas Agama Islam dimana yang Insya Allah
akan dipresentasikan untuk bahan diskusi menjelang semester ganjil 2013/2014. Ada pun
tujuan dari pembahasan makalah ini yaitu : Untuk mengingat kembali tentang bagaimana
Islam masuk ke Indonesia, untuk mengetahui bagaimana perkembangan islam pada awal
masuknya di Indonesia, cara-cara sehingga Islam bisa masuk di Indonesia, dsb.

D. Manfaat Penulisan
Melalui makalah ini kami berharap agar makalah ini dapat menambah ilmu dan
wawasan para pembaca mengenai Perkembangan Agama Islam ada awal masuknya di
Indonesia.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Masa Penjajahan
a. Peranan Umat Islam pada Masa Penjajahan
Sebelum kaum penjajah, yakni Portugis, Belanda, dan Jepang, masuk ke Indonesia,
mayoritas masyarakat Indonesia telah menganut agama Islam. Dengan dianutnya agama
Islam tersebut, ajaran Islam telah banyak mendatangkan perubahan. Perubahan-perubahan itu
antara lain:
· Masyarakat Indonesia dibebaskan dari pemujaan berhala dan pendewaan raja-raja
serta dibimbing agar menghambakan diri hanya kepada Allah SWT.
· Rasa persamaan dan rasa keadilan yang diajarkan Islam, mampu mengubah
masyarakat Indonesia yang dulunya menganut sistem kasta dan diskriminasi menjadi
masyarakat yang setiap anggotanya mempunyai kedudukan, harkat, martabat, dan hak-hak
yang sama.
· Semangat cinta tanah air dan rasa kebangsaan yang didengungkan Islam dengan
semboyan “Hubbul-Watan Minal-Iman” (cinta tanah air sebagian dari iman) mampu
mengubah cara berpikir masyarakat Indonesia, khususnya para pemuda, yang dulunya
bersifat sekratin (lebih mementingkan sukunya dan daerahnya) menjadi bersifat nasionalis
(lebih mengutamakan kepentingan bangsa dan negaranya)
· Semboyan yang diajarkan Islam yang berbunyi “Islam adalah agama yang cinta
damai, tetapi lebih cinta kemerdekaan” telah mampu mendorong masyarakat Indonesia untuk
melakukan usaha-usaha mewujudkan kemerdekaan bangsanya dengan berbagai cara.

b. Perlawanan Kerajaan Islam dalam Menentang Penjajahan


1. Perlawanan terhadap Penjajah Portugis
2. Perlawanan terhadap Penjajah Belanda

B. Masa Perang Kemerdekaan


a.Peranan Ulama Islam Pada Masa Perang Kemerdekaan
Peranan ulama Islam Indonesia pada masa perang kemerdekaan ada dua macam :
Membina kader umat Islam, melalui pesantren dan aktif dalam pembinaan masyarakat
Turut berjuang secara fisik sebagai pemimpin perang.
b. Peranan Organisasi dan Pondok Pesantren Pada Masa Perang Kemerdekaan
Organisasi-organisasi yang dimaksud antara lain :
1. Serikat Dagang Islam/Serikat Islam
Serikat Dagang Islam didirikan oeh Haji Samanhudi dan Mas Tirta Adisuryo pada tahun
1905 di Kota Solo. Tujuan organisasi ini pada awalnya adalah menggalang kekuatan para
pedagang Islam melawan monopoli pedagang Cina dan memajukan agama Islam.
2. Muhammadiyah
Organisasi Islam Muhammadiyah didirikan di kota Yogyakarta oleh K.H. Ahmad Dahlan
pada tanggal 18 November 1912. Peranan Muhammadiyah pada masa penjajahan Belanda
lebih dititikberatkan pada usaha-usaha mencerdaskan rakyat Indonesia dan meningkatkan
kesejahteraan mereka, yakni dengan mendirikan sekolah-sekolah, baik sekolah umum
maupun sekolah agama, rumah sakit, panti asuhan, rumah-rumah penampungan bagi warga
miskin dan perpustakaan-perpustakaan.
3. Nahdlatul Ulama (NU)
NU didirikan di Surabaya pada tanggal 31 Januari 1926. Dua tokoh penting dalam upaya
pembentukan NU adalah K.H. Hasyim Asy’ari dan K.H. Wahab Hasbullah.
Pada masa penjajahan Belanda, NU senantiasa berjuang menentang pejajahan dan
pernah mengeluarkan pernyataan politik yang isinya:
Menolak kerja rodi yang dibebankan oleh penjajah kepada rakyat.
Menolak rencana ordonansi (peraturan pemerintah) tentang perkawinan tercatat.
Menolak diadakannya Milisi (wajib militer)
Menyokong GAPI dalam menuntut Indonesia yang memiliki parlemen kepada pemerintah
kolonial Belanda.
4. Organisasi-organisasi Islam lainnya yang didirikan pada masa penjajahan
Organisasi Islam lainnya yang didirikan pada masa penjajahan Belanda di antaranya
adalah Al Irsyad, Persatuan Islam (PERSIS), Persatuan Umat Islam (PUI), PERTI (Persatuan
Tarbiyah Islam), dan PUSA (Persatuan Ulama Seluruh Aceh)
Pada masa penjajahan Jepang, semua organisasi Islam tersebut berkumpul dalam suatu
wadah partai yang bernama Majelis Islam Tinggi, yang telah mengeluarkan pernyataan
politiknya sebagai berikut:
§ Membentuk barisan fi sabilillah, untuk berjuang di garis depan menentang penjajah.
§ Akan berjuang mengusir penjajah, karena hukumnya adalah fardu ain.
§ Menyatakan bahwa seorang yang mati dalam melawan penjajahan adalah mati syahid.
§ Membentuk barisan palang merah wanita, sesuai dengan ajaran Islam.

5. Pondok Pesantren
Pesantren merupakan lembaga pendidikan Islam tertus di Indonesia, yang
penyelenggaraan pendidikannya bersifat tradisional dan sederhana. Mata pelajaran yang
diajarkan di pesantren adalah: Ilmu Tauhid, Fikih Islam, Akhlak, Ushul Fikih, Nahwu, Saraf,
dan Ilmu Mantik. Sumber pelajarannya, biasanya, kitab-kitab berbahasa arab yang tidak
berharakat atau gundul, yang biasa disebut dengan “Kitab Kuning”.

C. Masa Pembangunan
a. Peranan Umat Islam pada Masa Pembangunan
Dalam usaha mempertahankan kemerdekaan negara Republik Indonesia, umat Islam
yang merupakan mayoritas penduduk, tampil di barisan terdepan dalam perjuangan, baik
perjuangan fisik (berperang) mauapun perjuangan diplomasi.
Di tahun-tahun awal kelahirannya sebagai negara yang merdeka dan berdaulat, bangsa
Indonesia harus menghadapi Jepang, negara Sekutu, dan Belanda.
Selain itu, kemerdekaan negara Republik Indonesia dipertahankan melalui usaha-
usaha diplomatik, yaitu perundingan antara Indonesia dan Belanda, misalnya: perundingan
Linggarjati, perjanjian Renville, perjanjian Roem Royen, dan Konferensi Meja Bundar di
Den Haag.
Dalam usaha mengisi kemerdekaan, pemerintah dan segenap bangsa Indonesia
melakukan usaha-usaha pembangunan dalam berbagai bidang demi tercapainya tujuan
nasional yang diamanatkan oleh UUD 1945. Usaha-usaha pembangunan yang berencana dan
terarah dimulai semenjak Repelita I, dst.
b. Peranan Organisasi Islam dalam Masa Pembangunan
Organisasi Islam yang ada pada masa pembangunan ini cukup banyak, antara lain:
Muhammadiyah; Nahdlatul Ulama (NU); Himpunan Mahasiswa Islam (HMI), Pergerakan
Mahasiswa Islam Indonesia (PMII), dan Majelis Ulama Indonesia (MUI).
Peranan Muhammadiyah dalam masa pembangunan antara lain :
§ Melakukan usaha-usaha agar masyarakat Indonesia berilmu pengetahuan tinggi, berbudi luhur
dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa.
§ Melakukan usaha-usaha di bidang kesehatan dan kesejahteraan masyarakat, antara lain
mendirikan Rumah Sakit, Poliklinik, BKIA (Balai Kesehatan Ibu dan Anak), Panti Asuhan
dan Pos Santunan Sosial.
§ Peranan NU pada masa pembangunan adalah:
§ Mendirikan madrasah-madrasah, seperti Madrasah Ibtidaiyah, Tsanawiyah, Aliyah dan
Perguruan Tinggi.
§ Mendirikan, mengelola, dan mengembangkan pesantren-pesantren .
§ Membantu dan mengurusi anak-anak yatim dan fakir miskin.
§ Adapun peranan MUI pada masa pembangunan adalah:
§ Memberikan fatwa dan nasihat keagamaan dalam masalah sosial kemasyarakatan kepada
pemerintah dan umat Islam Indonesia pada umumnya, sebagai amar ma’ruf nahi mungkar
dalam usaha meningkatkan ketahanan nasional.
§ Memperkuat Ukhuwah Islamiah dan melaksanakan kerukunan antar umat beragama dalam
mewujudkan persatuan dan kesatuan nasional.
§ MUI adalah penghubung antara Ulama dan Umara serta menjadi penerjemah timbal-balik
antara pemerintah dan umat Islam Indonesia guna menyukseskan pembangunna nasional.

c. Peranan Lembaga Pendidikan Islam dalam Pembangunan


Adapun peranan-peranan kelembagaan Islam dalam pembangunan antara lain:
Melakukan usaha-usaha agar masyarakat Indonesia bertakwa pada Tuhan Yang Maha Esa.
Menumbuhkan kesadaran berbangsa dan bernegara.
Memupuk persatuan dan kesatuan umat.
Mencerdaskan bangsa Indonesia.
Mengadakan pembinaan mentel spiritual.

D. Tokoh-Tokoh Dalam Perkembangan Islam Di Indonesia


Proses penyebaran Islam di wilayah Nusantara tidak dapat dilepas dari peran aktif para
ulama. Melalui merekalah Islam dapat diterima dengan baik dikalangan masyarakat. Di
antara Ulama tersebut adalah sebagai berikut:
a. Hamzah Fansuri
Ia hidup pada masa pemerintahan Sultan Iskandar Muda sekitar tahun 1590. Pengembaraan
intelektualnya tidak hanya di Fansur-Aceh, tetapi juga ke India, Persia, Mekkah dan
Madinah. Dalam pengembaraan itu ia sempat mempelajari ilmu fiqh, tauhid, tasawuf, dan
sastra Arab.
b. Syaikh Muhammad Yusuf Al-Makasari
Beliau lahir di Moncong Loe, Gowa, Sulawesi Selatan pada tanggal 3 Juli 1626 M/1037 H. Ia
memperoleh pengetahuan Islam dari banyak guru, di antaranya yaitu; Sayid Ba Alwi bin
Abdullah Al-‘allaham (orang Arab yang menetap di Bontoala), Syaikh Nuruddin Ar-Raniri
(Aceh), Muhammad bin Wajih As-Sa’di Al-Yamani (Yaman), Ayub bin Ahmad bin Ayub
Ad-Dimisqi Al-Khalwati (Damaskus), dan lain sebagainya.
c. Syaikh Abdussamad Al-Palimbani
Ia merupakan salah seorang ulama terkenal yang berasal dari Sumatra Selatan. Ayahnya
adalah seorang Sayid dari San’a, Yaman. Ia dikirim ayahnya ke Timur Tengah untuk belajar.
Di antara ulama sezaman yang sempat bertemu dengan beliau adalah; Syaikh Muhammad
Arsyad Al-Banjari, Abdul Wahab Bugis, Abdurrahman Bugis Al-Batawi dan Daud Al-
Tatani.
d. Syaikh Muhammad bin Umar n-Nawawi Al-Bantani
Beliau lahir di Tanar, Serang, Banten. Sejak kecil ia dan kedua saudaranya, Tamim dan
Ahmad, di didik oleh ayahnya dalam bidang agama; ilmu nahwu, fiqh dan tafsir. Selain itu ia
juga belajar dari Haji Sabal, ulama terkenal saat itu, dan dari Raden Haji Yusuf di Purwakarta
Jawa Barat. Kemudian ia pergi ke Mekkah untuk menunaikan ibadah haji dan menetap disana
kurang lebih tiga tahun. Di Mekkah ia belajar Sayid Abmad bi Sayid Abdurrahman An-
Nawawi, Sayid Ahmad Dimyati dan Sayid Ahmad Zaini Dahlan. Sedangkan di Madinah ia
berguru kepada Syaikh Muhammad Khatib Sambas Al-Hambali. Selain itu ia juga
mempunyai guru utama dari Mesir.
e. Wali Songo
Dalam sejarah penyebaran Islam di Indonesia, khususnya di pulau Jawa terdapat sembilan
orang ulama yang memiliki peran sangat besar. Mereka dikenal dengan sebutan wali songo.
Para wali ini umumnya tinggal di pantai utara Jawa sejak dari abad ke-15 hingga pertengahan
abad ke-16. Para wali menyebarkan Islam di Jawa di tiga wilayah penting, yaitu; Surabaya,
Gresik dan Lamongan (Jawa Timur), Demak, Kudus dan Muria (Jawa Tengah), serta di
Cirebon Jawa Barat. Wali Songo adalah para ulama yang menjadi pembaru masyarakat pada
masanya. Mereka mengenalkan berbagai bentuk peradaban baru seperti, kesehatan, bercocok
tanam, niaga, kebudayaan, kesenian, kemasyarakatan hingga pemerintahan.
Adapun wali-wali tersebut yaitu; Maulana Malik Ibrahim, Sunan Ampel, Sunan Giri, Sunan
Bonang, Sunan Kalijaga, Sunan Gunung Jati, Sunan Drajat, Sunan Kudus dan Sunan Muria.
f. tokoh-tokoh ulama besar sekaligus pimpinan perjuangan diantaranya :
K.H. Ahmad Dahlan
K.H. Hasyim Ansy’ari
K.H. Abdul Halim
H. Agus Salim
K.H. Abdul Wahab Hasbullah
Mohammad Daud Beureuh (Pemimpin Persatuan Ulama Seluruh Aceh)
K.H. Zaenal Mustafa (Pemimpin Pesantren Sukamanah di Singapura)
H. Saman Hudi dan Mas Tirta Adisuryo (Pemdiri Serikat Dagang Islam), serta masih banyak
lagi tokoh-tokoh pemimpin Islam pada masa lalu.

E. Hikmah Perkembangan Islam di Indonesia


Hikmah perkembangan Islam di Indonesia antara lain sebagai berikut :
1. Semboyang yang diajarkan Islam yang berbunyi “Islam adalah agama yang cinta damai,
tetapi lebih cinta kemerdekaan” telah mampu mendorong masyarakat Indonesia untuk
melakukan usaha-usaha mewujudkan kemerdekaan bangsanya dengan berbagai cara. Mula-
mula dengan cara damai, tapi karena tidak bisa lalu dengan cara menempu peperangan.
Allah SWT berfirman, “dan perangilah dijalan Allah orang-orang yang memerangi kamu,
tetapi janganlah kamu melampaui batas, karena sesungguhnya Allah tidak menyukai orang
yang melampaui batas.”
2. Masyarakat Indonesia dibebaskan dari pemujaan berhala dan pendewaan raja-raja serta
dibimbing agar menghambakan diri hanya kepada Allah, Tuhan yang maha Esa.
Rasa persamaan dan rasa keadilan yang diajarkan islam mampu mengubah masyarakat
Indonesia yang dulunya menganut sistem kasta dan diskriminasi menjadi masyarakat yang
setiap anggotanya mempunyai kedudukan, harkat, martabat dan hak-hak yang sama.
3. Semangat cinta tanah air dan rasa kebangsaan yang didengungkan Islam dengan
semboyan”Hubbul-watan minaliiman” (cinta tanah air sebagian dari iman) mampu mengubah
cara berpikir masyarakat Indonesia, khususnya para pemudanya, yang dulunya bersifat
sectarian (lebih mementingkan sukunya dan daerahnya) menjadi bersifat nasionalis. Hal ini
ditandai dengan lahirnya organisasi pemuda yang bernama Jong Indonesia pada bulan
februari 1927 dan dikumandangkannya sumpah pemuda pada tanggal 28 oktober 1928.
2. ISLAM RAHMATUN LIL’ALAMIN

A. Pengertian Islam Rahmatan Lil’alamin


Kata pertama dalam pernyataan ini adalah Rahmat, yang berasal dari istilah
Rahim, yang berarti rahim wanita. Rahmat adalah kata Arab untuk "kasih sayang dan
kelembutan dengan tambahan berbuat baik kepada orang yang dicintai." Al-Qur'an
memiliki sebanyak 25 ayat yang mengandung istilah Rahmat, yang menunjukkan nilai
dan tempat yang tinggi kasih sayang dalam ajaran Islam. Dua huruf Lil'alamin berarti
"untuk alam". Lil'alamin adalah bentuk jamak dari alamin, yaitu sebutan untuk berbagai
suku atau bangsa; karena manusia juga disebut sebagai alam, setiap orang, pada titik
tertentu, disebut sebagai alam. Setiap jenis makhluk memiliki periodenya sendiri ketika
disebut sebagai alam, termasuk Jin dan semua spesies lainnya.
Islam rahmatan lil alamin adalah Islam yang menyebarkan
budaya dan tsaqafah cinta, kedamaian, kasih sayang, kelembutan, dan rasa hormat
kepadasemua orang di seluruh dunia, menawarkan bimbingan dan arahan kepada
mereka melampaui batas etnis, bangsa, dan geografis. Menurut hukum Islam, semua
anggota masyarakat harus memiliki hubungan yang ramah dan damai berdasarkan
cinta, kesetiaan, dan gotong royong. Islam juga meletakkan prinsip-prinsip dasar
kehidupan, seperti keselarasan dan keseimbangan antara hak dan tanggung jawab,
antara keberuntungan dankemalangan, dan antara kerja dan imbalan.

B. Prinsip-Prinsip Islam Rahmatan Lil Alamin


Islam Rahmatan lilalamin menjunjung tinggi cita-cita Islam yang membuat dunia
menjadi tempat yang lebih baik melalui cinta dan kedamaian. Rahmatan Lilalamin
adalahsalah satu dari beberapa pemikiran Islam yang telah dipelajari secara mendalam
oleh paraUlama, antara lain:
a) Berperikemanusiaan (al-Insaniyah)
Islam cocok dan selalu memperhatikan semua kebutuhan dan sifat manusia, itulah
yang dimaksud dengan kemanusiaan atau insaniyah. Syariat Islam menuntut agar segala
pemaksaan ibadah, aturan, ketentuan, dan larangan harus sesuai dengan kemampuan
dan kebutuhan manusia. Karena syariat Islam tidak diproduksi oleh Allah dengan sia-sia,
kosong, atau tanpa nilai atau tujuan, tidak ada doktrin Islam yang bertentangan dengan
umat manusia, dan tidak ada syariat yang tidak membantu manusia

b) Mendunia (al-alamiyah)
“Mendunia” atau “global” (al-alamiyah) mengacu pada fakta bahwa syariah Islam
bersifat universal dalam ruang lingkup dan tidak dibatasi oleh geografi geografis,etnis,
ras, atau negara tertentu, serta iklim dan geopolitik tertentu. Seluruh alam dan semua
orang yang memilih untuk memeluknya tunduk pada Syariat Islam. Tidak ada
perbedaan antara tujuan dan ajaran syariah di negara Arab dan non-Arab, dan
sebaliknya.

Syariat Islam telah menjadi universal, artinya dirancang untuk semua orang danseluruh
kosmos. Semua bangsa yang telah mengumumkan dan akan terus mewartakanLaa
Ilaaha Illallah dianggap Islam (tidak ada Tuhan selain Allah). karena Allah Subhanahu
wata'ala, Tuhan semesta alam, adalah sumber dari hukum ini. Akibatnya, Nabi Islam
adalah seorang nabi dan pesan untuk semua orang dan kosmos secara keseluruhan.

c) Komprehensif (as-syumul)
Ajaran Syariah Islam bersifat komprehensif, atau syumul, dan mencakup setiap
aspek keberadaan manusia di dunia dan akhirat. Islam tidak mengenal atau mengakui
pembagian atau pembatasan ajarannya pada beberapa dimensi atau sektor kehidupan
manusia karena Syariat Islam bersumber dan diterima dari Tuhan Yang Maha
Sempurna, Allah SWT.
Syariat Islam memberikan seluruh hukum dan konsepsi kehidupan
secara adil, proporsional, seimbang, dan paripurna untuk semua jeniskelamin, usia, dan
tahapan kehidupan manusia, meskipun sebenarnya banyak pendekatan syariat pada
berbagai tahapan dan situasi dalam kehidupan manusia (Rahmatika dan Khoirullina,
2020).
d) Realistis (al-waqi’iyah)
Al-Qardhawi mendefinisikan Al-Waqi'iyah, atau realistik, dalam kaitannya dengan
kualitas Islam sebagai sesuatu yang berbeda dari materialisme Barat, yang tidak
menekankan apapun selain materi dan benda-benda dan dapat digunakan dengancara
yang pragmatis dan realistis. Akan tetapi, dari segi karakteristik Islam, yang
dimaksud dengan “realistis” adalah “sifat hukum Islam, yang mampu memahami
kondisi alam sesuai dengan sifat dan bentuknya yang dapat diamati oleh manusia,
memahami dan memahami kondisi tersebut.
Al-Waqi'iyah mengacu pada gagasan bahwa Islam adalah syariah, yang
mengakui dan menjunjung tinggi fitrah dan fitrah manusia sebagai makhluk yang lemah
dan terkekang sehingga pemilik syariah (Allah SWT) dapat menawarkan kemudahan,
fleksibilitas, dan kebijakan yang memperhatikan kepentingan masyarakat.

e) Toleransi dan Memudahkan (as-samhah dan at-taisir)


Dalam konteks ini, istilah “toleransi”dan“kenyamanan” mengacu pada kenyataan
bahwa Allah SWT telah menjelaskan dalam
ajaran Islam bahwa hamba-Nya selalu dapat memilih pilihan terbaik dan termudah
daripada yang terburuk dan bahwa Allah selalu mengizinkan pilihan itu. dapat
ditoleransi dan ringan untuk semua. Ketika hamba-hamba-Nya mengalamikesulitan
dalam menjalankan perintah-Nya dan mengatur kehidupan mereka sehari- hari, Allah
SWT senantiasa menyediakan akomodasi bagi mereka.

C. Nilai nilai Islam rahmatan lil alamin:


Islam Rahmatan Lil'alamin senantiasa selalu menerapkan 5 nilai, yaitu :
1.nilai perdamaian.
2.nilai persaudaraan.
3. Nilai toleransi.
4. Nilai kesantunan dan
5. Nilai keseimbangan dalam kehidupan di dunia, khususnya di Indonesia.

D. Perwujudan Islam rahmatan lil alamin:


Rahmatan Lil'alamin sebagai perwujudan cita-cita Islam dalam kebangsaan dapat
diaktualisasikan dengan 3 (tiga) cara, yaitu:
1.memiliki ilmu pengetahuan yang luas dan memahami perkembangan teknologi dan
sains
2.tidak emosi dalam bergama; dan
3. hati-hati dalam setiap ucapan, perbuatan serta tindakan.

E. Ciri-ciri Islam Rahmatan Lil'alamin :


1. At Tawasuth yaitu sikap tengah-tengah, sedang-sedang, tidak extrim kiri ataupun
kanan.
2. At Tawazun yaitu seimbang termasuk dalam penggunaan dalil Naqli maupun 'aqli
seimbang fertikal dan horizontal,.
3. At Tasaamuh yaitu toleran menghargai perbedaan serta menghargai orang.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
a. Masuknya Islam di Indonesia” pada tanggal 17 s.d 20 Maret 1963 di Medan, Islam masuk
ke Indonesia pada abad pertama hijriyah atau pada abad ke tujuh masehi. Menurut sumber
lain menyebutkan bahwa Islam sudah mulai ekspedisinya ke Nusantara pada masa Khulafaur
Rasyidin (masa pemerintahan Abu Bakar Shiddiq, Umar bin Khattab, Usman bin Affan dan
Ali bin Abi Thalib), disebarkan langsung dari Madinah.
Perkembangan Islam di Indonesia terbagi menjadi beberapa wilayah diantaranya yaitu
Sumatera, Jawa, Sulawesi, Kalimantan, dan Maluku.
Sedangkan masuknya islam di Indonesia menurut uka tjandrasasmita dilakukan dengan
enam saluran yaitu: Saluran perdagangan, Saluran perkawinan, Saluran tasawuf, Saluran
pendidikan, Saluran kesenian, dan Saluran politik. Dari keenam saluran di ataslah islam bisa
menjangkau hampir ke seluruh pelosok Indonesia yang salah satu pengaruhnya diakui
sebagai kebudayaan Indonesia sendiri sampai sekarang seperti Pengaruh bahasa dan nama,
Pengaruh adat-istiadat, Pengaruh kesenian.
b. Berdasarkan pembahasan sebelumnya dapat disimpulkan bahwasanya Islam rahmatan lil
alamin adalah Islam yang sesuai dengan fitrah manusia, islam yang membawa kasih
sayang, cinta bukan kebencian, kedamaian bukan permusuhan. Islam rahmatan lilalamin
adalah Islam yang membawa kemudahan bukan kesulitan dan membawa solusi kehidupan
bukan masalah dan pertikaian. Islam rahmatan lilalamin adalah ajaran Allah SWT yang
paling mengetahui seluk beluk manusia, karenanya dia menjadi ajaran dan ideologi yang
menyelamtkan manusia, mengajarkan salingmeghormati. dan saling toleransi, selama
menghasilkan maslahat bagi manusia. Islama rahmatan lilalamin adalah Islam universal
dan komprehensif, harus diimplementasikan dalam semua dimensi hidup manusia
termasuk kehidupan social budaya. Dalam kehidupan sosial, islam menjadi rahmat dalam
kehidupan keluarga, lingkungan pendidikan, Masyarakat, lingkungan kerja, ibadah dan
media massa. Hal tersebut sesuai dengan beberapa prinsip dari islam rahmal lil alamin itu
sendiri yaitu toleran, mendunia, berprikemanusiaan dan lain sebagainya.

B. Saran
Islam adalah agama yang damai. Islam masuk ke Indonesia, bukan dengan peperangan
ataupun penjajahan. Islam berkembang dan tersebar di Indonesia justru dengan cara damai
dan persuasif berkat kegigihan para ulama. Maka dari itu melalui makalah ini kita di ajarkan
untuk dapat berdamai dengan orang-orang disekitar kita. Hindarilah segala pertengkaran yang
dapat merusak hubungan silaturrahmi kita.
DAFTAR PUSTAKA

Syamsuri. 2002.Pendidikan Agama Islam Untuk SMA. Jakarta : Erlangga.


Haludi, Khuslan dan abdirrohim. 2007. Integrasi Budi Pekerti dalam Pendidikan Agama Islam.
Solo: Tiga Serangkai.
http://kafeilmu.com/tema/hikmah-perkembangan-islam-di-indonesia.html
nurilblog.blogspot.com/.../sejarah-masuknya-islam-di indonesia
www.slideshare.net/.../perkembangan-islam-di-indonesia
amifta45.blogspot.com/.../proses-penyebaran-islam-di-indonesia
sejarah11-jt.blogspot.com/.../proses-awal-penyebaran-islam-di-indonesia
eljannahraheem.blogspot.com/.../peranan-umat-islam-indonesia
http:/www.saufudin.info/2008/12/perkembangan-islam-di-indonesia.html?m=1
http://bassicor.blogspot.com/2010/01/hikmah-perkembangan-islam-di-indonesia.html

Anda mungkin juga menyukai