Modul Ac - Bple Tiara Course
Modul Ac - Bple Tiara Course
DAFTAR ISI............................................................................................................. i
KATA PENGANTAR................................................................................................. 1
A. PENDAHULUAN ................................................................................................ 2
H. LAMPIRAN ....................................................................................................... 43
REFERENSI ......................................................................................................... 44
UNIT KOMPETENSI.............................................................................................. 45
Kami menyadari bahwa materi yang kami susun ini masih jauh dari
sempurna. Oleh karena itu, kami sangat mengharapkan saran dan masukan
untuk perbaikan agar tujuan dari penyusunan materi ini menjadi lebih
efektif.
Jakarta, 2020
Direktur
Bina Standardisasi Kompetensi dan
Pelatihan Kerja
..............................................
NIP ............................................
1
A. PENDAHULUAN
a. Bacaan Referensi
b. Pengantar Teori
c. Langkah Kerja
e. Lampiran :
1) Kamus istilah
2) Daftar referensi
3) Unit kompetensi
4) Daftar penyusun
2
3. Peran instruktur terkait dengan penggunaan modul, antara lain:
6. Lampiran merupakan bagian yang berisikan lembar kerja serta bahan yang
dapat digunakan sebagai berkas kelengkapan pelatihan.
3
C. DAFTAR IKON
Daftar ikon yang dapat digunakan dalam buku ini, antara lain:
Ikon Keterangan
Pemeriksaan
4
D. BACAAN REFERENSI
5
E. PENGANTAR TEORI
6
menyebabkan cedera mata sebelum seseorang dapat bereaksi, sehingga
sebaiknya memakai kacamata dimanapun terdapat kemungkinan cedera.
Bahkan ketika bekerja dengan baikpun, kecelakaan bisa terjadi. Merupakan
hal yang bagus bagi setiap teknisi untuk mengetahui teknik cardiopulmonary
resuscitation (CPR).
Teknisi harus selalu bekerja profesional dan tidak bermain main pada
saat bekerja, kesalahan seringkali terjadi akibat bermain-main. Hal Ini
mungkin terlihat menyenangkan, sampai akhirnya ada yang terluka. Ingat,
Anda mungkin melibatkan orang lain dalam masalah, ketika kecelakaan
terjadi
Sebuah silinder besar mungkin memiliki total luas 1500 in2. Hal ini
akan terdapat total tekanan (dorongan keluar) sebagai berikut:
Lihat Gambar Tekanan ini termuat dengan baik dan akan aman jika
silinder dilindungi. Jangan menjatuhkannya.
PERINGATAN KESELAMATAN:
Pindahkan silinder hanya ketika tutup pengaman terpasang, Gambar
2
7
Silinder yang besar harus dipindahkan dengan cara diikat ke wadah
khusus, Gambar 3 Jika silinder terjatuh, tutup pengaman akan melindungi
katup apabila patah dan menjadi seperti roket/proyektil. Silinder akan
memiliki kecenderungan untuk bergerak mengayun ketika jatuh karena
momentum dari cairan solid yang terkandung di dalamnya. Ayunan tersebut
dapat menyebabkan katup patah. Jika silinder jatuh, tutup pengaman juga
akan mencegah penguapan cairan dalam silinder, yang akan mencemari
udara yang kita hirup dan dapat berakibat fatal atau cedera. Udara tergeser
karena uap refrigeran lebih padat daripada udara. Tutup pengaman harus
diamankan. Tekanan dalam silinder dapat dianggap sebagai potensi bahaya.
Ini tidak akan menjadi berbahaya jika tidak terlepas secara tidak terkendali.
Silinder memiliki katup di atasnya dalam ruang uap, Gambar 4.4 (A). Jika
tekanan menumpuk ke pengaturan katup buang (relief valve), katup akan
mulai menghilangkan uap. Sebagai tekanan uap yang bebas, cairan dalam
silinder akan mulai menguap dan menyerap panas dari lingkungan
sekitarnya, menghasilkan efek pendinginan. Hal ini akan mengurangi
tekanan di dalam silinder, Gambar 4.4 (B). Pengaturan katup ditetapkan pada
nilai-nilai di atas kondisi operasi terburuk yang khas dan biasanya lebih dari
400 psig.
Gambar 1.
Tekanan yang diberikan di seluruh permukaan dari silinder pendingin.
8
Gambar 2.
Sebuah silinder refrigeran dengan topi pengaman.
Gambar 3.
silinder bertekanan harus diikat agar dapat aman dipindah di wadah
khusus.
9
Gambar 4.
(A) katup pressure relief silinder. (B) Katup pressure relief akan mengurangi
tekanan di dalam silinder ketika overpressure terjadi. (A) Courtesy Ferris
State University. Photo by John Tomczyk
Gambar 5 Sebuah silinder refrigeran dalam air hangat (tidak lebih hangat dari 32°C).
10
Cairan R-22 ketika terlepas ke atmosfer dan mengenai kulit atau mata
Anda, akan menyebabkan radang dingin. Jaga kulit dan mata Anda dari
terpapar refrigeran cair. Saat Anda memasang alat pengukur dan membaca
tekanan refrigerant atau melakukan pemindahan refrigerant masuk atau
keluar dari sistem, kenakan sarung tangan dan kacamata.
Gambar 7 kode Warna silinder recovery refrigerant. bodi silinder berwarna abu-abu, bagian
atas berwarna kuning. Courtesy white Industries
11
katup silinder, dan tekanan di dalam dapat mendorong silinder seperti balon
yang penuh dengan udara yang dilepaskan, Gambar 8.
Oksigen juga harus diatur karena tekanan yang tinggi. Selain itu, jalur
oksigen harus dijaga benar-benar bebas minyak. Tumpukan oli/ minyak
pada sambungan regulator oksigen dapat menyebabkan ledakan, yang
akibatnya mampu memutuskan tangan Anda.
Gambar 8 Ketika katup silinder patah, silinder menjadi seperti proyektil hingga tekanan
habis.
12
Gambar 9 silinder nitrogen dengan regulator tekanan dan safety downstream katup pelepas
tekanan (pressure relief valve). Courtesy Ferris State University. Photo by John Tomczyk
Gambar 10 regulator Tekanan pada silinder oksigen dan asetilena. Courtesy Ferris State
University. Photo by John Tomczyk
13
Gambar 11 (A) silinder bertekanan harus diikat bila disimpan. Jarak aman minimum antara
tabung gas bahan bakar dengan bahan-bahan yang mudah terbakar adalah 6 m atau dinding
setinggi 1,5 m. (B) silinder Refrigerant diikat ke dinding untuk keamanan. (B) Courtesy
Ferris State University. Photo by John Tomczyk
BAHAYA LISTRIK
Sengatan listrik dan luka bakar merupakan bahaya yang selalu ada.
Tidak mungkin untuk menangani semua peralatan dalam keadaan power off,
sehingga Anda harus belajar metode yang aman untuk mengatasi masalah
pada saat rangkaian "hidup". Selama listrik dalam konduktor dan peralatan
berfungsi dengan baik, tidak ada yang perlu ditakutkan. Anda sangat
mungkin terluka Ketika aliran listrik yang tidak terkendali terjadi (misalnya,
jika Anda menyentuh dua kabel fasa).
14
PETUNJUK PENCEGAHAN(KESELAMATAN): Daya listrik harus selalu
dimatikan pada panel distribusi terkunci dengan cara yang tepat
ketika memasang peralatan. Persyaratan khusus dilengkapi oleh
Administrasi Keselamatan dan Kesehatan kerja / Occupational Safety
and Health Administration (OSHA) memberikan rincian untuk kondisi
keselamatan kerja, termasuk penguncian listrik dan prosedur label
(LOTO). Panel listrik memiliki tempat untuk gembok untuk tujuan
penguncian, Gambar 12 (A). Untuk menghindari seseorang menyalakan
daya, Anda harus menjaga panel terkunci ketika Anda tidak dapat
mengawasi dan menjaga dan pastikan hanya Anda yang memegang
kunci. Kontrol emergency Stop dapat dipasang di jalur listrik untuk
menambah keamanan, Gambar 12 (B). Jangan pernah berpikir bahwa
Anda cukup cerdas bekerja dengan sumber listrik aktif bila tidak
diperlukan.
Gambar 12 (A) pemutus Listrik "terkunci" dengan gembok. (B) putuskan Emergency stop
untuk keamanan. Courtesy Ferris State University. Foto oleh John Tomczyk
15
Namun, pada waktu tertentu pengukuran harus dilakukan pada saat
power on. Sikap hati-hati harus dilakukan saat melakukan tes ini. Pastikan
bahwa tangan Anda hanya menyentuh probe meter dan lengan dan seluruh
tubuh Anda menjauhi semua terminal listrik dan sambungan. Anda harus
tahu tegangan di sirkuit yang akan anda ukur. Pastikan bahwa range selector
pada alat ukur diatur dengan benar sebelum menggunakannya.
Gambar 13 tanda peringatan untuk menggunakan kacamata keselamatan dan alas kaki.
Courtesy Ferris State University. Photo by John Tomczyk
KEJUT LISTRIK
16
Gambar 14 teknisi dapat menjadi bagian dari sirkuit listrik dan menerima kejutan listrik.
Gambar 15 (A) Sebuah rangkaian listrik ke tanah dari rangka bor logam. (B) bor Metal frame
digroundkan dengan benar.
17
PETUNJUK PENCEGAHAN(KESELAMATAN): Gunakan alat-alat listrik
yang dilengkapi kawat ground dan terhubung dengan benar ke ground.
Alternatif untuk model lama dari alat-alat listrik logam portabel adalah
plastik-cased dan alat yang dioperasikan dengan baterai. Dalam alat plastik-
cased sambungan motor dan listrik terisolasi dalam perangkat. Ini disebut
peralatan dengan isolasi ganda dan dianggap aman, Gambar 16 (A). Alat
dioperasikan dengan baterai menggunakan baterai yang dapat diisi ulang dan
sangat nyaman dan aman, Gambar 16 (B).
Gambar 16 (A) Sebuah bor listrik terisolasi ganda. (B) Sebuah bor listrik dioperasikan
dengan baterai. Foto oleh Bill Johnson
18
Luka bakar akibat listrik
Jangan memakai perhiasan (cincin dan jam tangan) saat bekerja pada
rangkaian listrik hidup karena dapat menyebabkan sengatan listrik dan
kemungkinan luka bakar. Jangan gunakan obeng atau alat lain dalam panel
listrik ketika listrik menyala. Luka bakar listrik bisa berasal dari busur listrik,
Gambar 17 Ilustrasi ini menunjukkan short circuit yang diakibatkan oleh obeng.
Jika contoh ini dihitung lagi dengan resistensi lebih kecil, arus akan
lebih besar karena tegangan dibagi dengan nilai arus yang lebih kecil.
19
Sebaiknya menyediakan perlengkapan P3K di tempat yang permanen untuk
semua jenis cedera, Gambar 18 (A) dan (B).
Gambar 18 (A) kit pertolongan pertama dipasang di dinding. (B) Isi sebuah kotak P3K
umum. Courtesy Ferris State University. Foto oleh John Tomczyk
20
atas permukaan atap. Selain itu, jarak horizontal dari tumpuan atas ke kaki
tangga harus sekitar seperempat panjang kerja tangga itu, Gambar 19.
Pastikan bahwa tangga ditempatkan pada permukaan yang stabil, rata,
bukan pada permukaan yang licin, dan memiliki kaki anti selip.
Gambar 19 Rel sisi tangga portabel harus diperpanjang 3 kaki di atas permukaan pendaratan
atas. Sudut tangga itu harus sedemikian rupa sehingga ruang horisontal di bagian bawah adalah
sekitar seperempat jarak panjang kerja tangga itu.
21
TEMPERATUR PANAS
Torches/ blander las memiliki konsentrasi panas yang tinggi. Alat ini
digunakan untuk banyak hal, termasuk brazing, mematri, atau pengelasan.
Banyak bahan yang mudah terbakar mungkin berada di area di mana
pekerjaan brazing lakukan. Sebagai contoh, sistem pendinginan di sebuah
restoran yang memerlukan perbaikan. Lapisan furniture restaurant, minyak,
dan bahan mudah terbakar lainnya harus perhatikan secermat mungkin.
22
Gambar 20 (A) APAR. (B) rincian APAR menunjukkan harus digunakan pada jenis kebakaran.
(A) Foto oleh Bill Johnson. (B) Courtesy Ferris State University. Photo by John Tomczyk
23
PETUNJUK PENCEGAHAN (KESELAMATAN): jalur pipa high pressure gas
line, high pressure liquid line, dan motor kompresor yang panas dapat
membakar kulit dan meninggalkan bekas luka permanen.
Gambar 21 Sebuah perisai digunakan ketika mematri atau solder. Courtesy of Thermadyne
Industries, Inc
SUHU DINGIN
Kenakan pakaian yang tepat dan sepatu bot tahan air, yang juga
membantu melindungi terhadap kejutan listrik. Kondisi Dingin, basah bisa
membuat teknisi hilang konsentrasi.
24
Sebagai contoh, setting/pengaturan katup ekspansi perlu dilakukan
didalam freezer/ cold storage selama lebih dari satu jam. Hal ini akan
mengakibatkan efek kejutan terhadap sistem tubuh kita Ketika kita keluar
dari ruang kerja yang dingin tersebut. Jika Anda sedang menangani peralatan
dengan suhu rendah, bawalah mantel dan sarung tangan dan memakainya
dalam ruang kerja yang dingin.
BAHAYA MEKANIS
Peralatan berputar berpotensi melukai tubuh dan merusak properti.
Motor penggerak fan, kompresor, dan pompa adalah yang paling berbahaya
karena memiliki power besar, saat kopling atau V-Belt terlepas dan terlempar.
Semua baut harus dipastikan terpasang dengan kuat sebelum motor
dijalankan, bahkan jika motor tidak terhubung ke beban. Tempatkan semua
alat kerja jauh dari kopling atau pulley. Karena kunci pas atau bahkan baut
yang terlepas dari kopling dapat menjadi proyektil yang mematikan, Gambar
22.
25
Gambar 22 Pastikan semua mur terpasang kuat pada kopling dan komponen lainnya.
Gambar 24 Perhiasan dapat menyangkut pada paku atau benda lain dan menyebabkan cedera.
26
lain dan gunakan alat-alat dan peralatan bantu. Seorang teknisi tanpa
peralatan yang tepat akan sangat terbatas kinerjanya.
27
Gambar 26 (A) besi pengungkit. (B) pengungkit berroda. (C) trolley. (D) pengangkat di sebuah
truk pickup. (E) lori portabel. Foto oleh Bill Johnson
REFRIGERAN DI RUANGAN
Uap refrigeran dan gas lain yang lebih berat daripada udara dapat
menggantikan oksigen pada ruang tertutup. Karena itu, pastikan ventilasi
memadai setiap saat untuk menghindari kekurangan oksigen. Pada saat
Anda berada dalam ruang tertutup dan konsentrasi refrigerant terlalu besar,
maka kemungkinan Anda tidak menyadarinya. Gejalanya Anda akan menjadi
28
merasa pusing, dan bibir Anda mungkin menjadi mati rasa. Jika Anda
merasakan gejala tersebut, segera cari udara segar keluar ruangan.
(KESELAMATAN) TINDAKAN PENCEGAHAN: ventilasi yang tepat harus
dibentuk sebelum memulai suatu pekerjaan. Fan dapat digunakan
untuk mendorong atau menarik udara segar ke ruang tertutup di mana
pekerjaan harus dilakukan. Crossventilation dapat membantu
mencegah penumpukan gas berbahaya, Gambar 28.
Gambar 28 Cross-ventilasi dengan udara segar akan membantu mencegah gas berbahaya
terakumulasi.
29
bekerja atau dalam silinder penyimpanan. Gambar 30 (A) menunjukkan
rencana evakuasi sebuah bangunan dalam kasus kebocoran refrigeran,
kebakaran, atau keadaan darurat lainnya. Denah bangunan sangat penting
untuk keselamatan manusia karena menginformasikan kepada penghuni
ruangan mengetahui di mana letak pintu masuk utama, tangga, lift, dan
toilet. Konfigurasi ruang dan lokasi juga dicantumkan dalam denah
bangunan, Gambar 4,39 (B).
30
Gambar 29 (A) detektor kebocoran Refrigerant-khusus untuk R-123 dengan lampu alarm. (B)
Ditulis peringatan tentang R-123 di pintu peralatan ruangan. (C) detektor kebocoran
Refrigerant-khusus untuk R-134a dengan lampu peringatan. (B) dan (C) Courtesy Ferris State
University. Foto oleh John Tomczyk
Gambar 30 (A) Rencana Evakuasi di dinding interior bangunan untuk keselamatan. (B)
direktori Bangunan pada dinding interior bangunan untuk keselamatan. Courtesy Ferris State
University. Foto oleh John Tomczyk
31
Gambar 31 Jauhkan wajah Anda di bawah area yang dipanaskan dan pastikan bahwa daerah
tersebut memiliki ventilasi yang baik.
32
Kelas A-Untuk pendingin di mana tingkat toksisitas belum
diidentifikasi pada konsentrasi kurang dari atau sama dengan 400 ppm (parts
per million).
Dua subclass (A2L dan B2L) berlaku untuk refrigeran mudah terbakar
yang lebih rendah. Huruf kapital "L" mengacu pada "rendah" mudah terbakar.
Refrigerant dan oli dari endapan sisa pembakaran motor listrik dapat
berbahaya. Zat pendingin dan oli yang terkontaminasi mungkin berbahaya
bagi kulit Anda, mata, dan paru-paru karena mengandung asam.
33
PETUNJUK PENCEGAHAN(KESELAMATAN): Jaga jarak Anda jika
saluran yang besangkutan pecah atau biarkan refrigerant terlepas •.
Emergency eye dan fasilitas untuk mencuci mata harus tersedia untuk
menangani kecelakaan yang disebabkan bahan kimia berbahaya atau
refrigeran. Tanda untuk mengarahkan seseorang menuju fasilitas ini harus
dipasang dan terlihat jelas.
Bahaya lingkungan
Dibalik dari penggunaan AC yang membuat rasa nyaman bagi
manusia, tahu kah bahwa AC juga memberikan kontribusi dalam merusak
lingkungan ketika tidak dilakukan perawatan yang baik dan benar?
34
maka Rowland dan Molina berasumsi bahwa CFC akan terus naik dan
akhirnya mencapai lapisan stratosfer diatasnya. Mereka juga menduga
bahwa proses perjalanan CFC ke stratosfer sangat lamban. Menurut
perhitungan mereka, dibutuhkan waktu antara 40 hingga 150 tahun bagi
senyawa-senyawa kimia yang dilepaskan di bumi untuk mencapai
“kematiannya”.
Lapisan atmosfer
Dampak Kerusakan Ozon Stratosfer
Kemudian apa dampaknya jika sinar UV-B intensitas tinggi mencapai
bumi? Menurut para ahli, setiap 10% penipisan lapisan ozon dapat
meningkatkan 20% radiasi UV-B. Bila radiasi UV-B terlalu banyak sampai ke
Bumi maka kasus-kasus yang terjadi antara lain memicu terjadinya penyakit
kanker kulit, katarak mata dan menurunkan tingkat kekebalan tubuh
terhadap penyakit infeksi. Selain itu Menghambat pertumbuhan tanaman
sehingga menjadi kerdil, menyebabkan kepunahan plankton yang
merupakan sumber makanan utama bagi ikan dan organisme air lainnya.
Radiasi UV-B juga dapat mengurangi kemampuan sejumlah organisme dalam
penyerapan gas karbondioksida (CO2) yang merupakan salah satu gas rumah
kaca, sehingga konsentrasi gas tersebut di atmosfer meningkat dan
menyebabkan terjadinya pemanasan global.
35
menderita tidak mengenal batas yuridis wilayah suatu negara. Melalui
koordinasi oleh United Nations Environment Programme (UNEP), terwujud
kesepakatan yang memperhitungkan prinsip universal mengenai masalah
kerusakan lapisan ozon yang dituangkan dalam Konvensi Wina untuk
perlindungan lapisan ozon pada tahun 1985. Konvensi ini kemudian
ditindaklanjuti dengan Protokol Montreal tahun 1987 yang mengatur tentang
zat-zat yang dapat menipiskan lapisan ozon. Kewajiban-kewajiban yang
digariskan dalam Konvensi Wina 1985 menekankan masalah kerjasama
internasional. Isi perjanjian dalam Protokol Montreal lebih konkrit karena
memuat larangan-larangan yang harus dilaksanakan oleh negara anggota,
seperti keharusan mengganti BPO dengan bahan-bahan yang tidak merusak
lingkungan.
Penghapusan BPO jenis CFC, Halon, TCA dan CTC, dan Methyl
Bromide untuk keperluan non karantina dan pra pengapalan dapat tercapai
sebagaimana disepakati bersama di Protokol Montreal. Saat ini BPO jenis
HCFC menjadi target percepatan penghapusan sebagaimana diputuskan
pada Meeting of Parties (MOP) ke-19. Jadwal penghapusan HCFC untuk
negara Artikel 5 (termasuk negara Indonesia) dihitung
berdasarkan baseline yang diambil dari rata-rata perkiraan konsumsi tahun
2009-2010. Target penghapusan HCFC yang telah ditetapkan adalah; Tahun
2013: freeze; tahun 2015: penurunan sebesar 10% dari angka baseline;
tahun 2020: penurunan sebesar 35%; tahun 2025: penurunan sebesar
67,5%; dan tahun 2030: penurunan sebesar 100%, dimana antara tahun
2030-2040 HCFC hanya diperbolehkan untuk kegunaan pemeliharaan
(servicing) peralatan pendingin.
36
Konvensi Wina dan Protokol Montreal saat ini telah ditandatangani oleh
197 negara, merupakan contoh penting kerjasama global dalam merespon
masalah lingkungan global yang serius. Apabila negara-negara mengikuti
perjanjian ini, tingkat ozon seharusnya kembali ke tingkat tahun 1980 pada
tahun 2068 dan ke level 1950 pada tahun 2100. Keberhasilan kerjasama ini
dapat terlihat sebagaimana kutipan dari berita di
37
dengan koordinasi antar kementerian terkait, asosiasi industri,dan pihak
pemangku kepentingan lainnya.
Di tingkat penggunaan, sejak 1 Juli 2008 BPO jenis CFC, R-500, R-502
dan Halon telah dilarang digunakan pada produksi AC yang digunakan dalam
ruangan dan kendaraan bermotor, lemari es tipe rumah tangga, mesin
pendingin, aerosol dan alat pemadam api. CFC dan Halon dapat didaur ulang
dan hasil daur ulang hanya dapat digunakan untuk pemeliharaan barang
yang sistem kerjanya masih menggunakan CFC atau Halon. Ketentuan ini
diatur dalam Peraturan Menteri Perindustrian No. 33/M-IND-/PER/4/2007
Tahun 2007 tentang Larangan Memproduksi BPO Serta Barang Yang
Menggunakan BPO.
38
laminated, refrigerated truck dan proses produksi integral skin untuk
penggunaan di sektor automotive dan furniture. HCFC yang digunakan
untuk pemeliharaan barang dilarang digunakan mulai 31 Desember 2030.
39
F. LANGKAH KERJA
32
MENERAPKAN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA DAN LINGKUNGAN HIDUP (K3-LH)
33
MENERAPKAN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA DAN LINGKUNGAN HIDUP (K3-LH)
34
MENERAPKAN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA DAN LINGKUNGAN HIDUP (K3-LH)
bahan evaluasi.
35
MENERAPKAN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA DAN LINGKUNGAN HIDUP (K3-LH)
36
G. IMPLEMENTASI UNIT KOMPETENSI
Elemen Kompetensi 1
Referensi 1.1:
Aktivitas 1.1 :
Aktivitas 1.2 :
38
Data identifikasi potensi bahaya dan penilaian resiko
Kategori Keparahan Hasil penilaian
Kemungkinan
Bencana/ katastropik resiko
Pasti (5)
(5) (perkalian antara
Sangat mungkin(4)
Kematian/fatal (4) kolom 4 dan 5)
Sumber bahaya dan Mungkin (3)
Luka parah (3)
No. Jenis pekerjaan kemungkinan Bisa terjadi (2)
Luka perlu penanganan
insiden/ accident) Kemungkinan kecil
medis (2)
(1)
Luka ringan (1)
Tidak mungkin (0)
1 2 3 4 5 6
1 -
-
3
-
4
39
Elemen Kompetensi 2
Referensi 2.1:
1. Silahkan anda baca setiap petunjuk pencegahan
(keselamatan) dalam buku ini.
Diskusi 2.1:
Silahkan anda mendiskusikan cara pengendalian resiko
untuk mengisi table pengendalian resiko berdasarkan
identifikasi bahaya dan penilaian resiko yang anda buat
dengan membuat rekomendasi cara pengendalian supaya
tingkatan kategori resiko menjadi serendah rendahnya
Aktivitas 2.1:
40
Elemen Kompetensi 3
Diskusi 3.1:
Silahkan untuk mendiskusikan dokumen hasil dari
identifikasi potensi bahaya, penilaian resiko dan
pengendalian resiko yang anda buat dengan partner
anda:
Aktivitas 3.1:
41
Penilaian:
Penilaian Catatan :
Tercapai / Belum Tercapai
Peserta Instruktur
Nama/Tandatangan/tgl Nama/Tandatangan/tgl
42
H. LAMPIRAN
KAMUS ISTILAH
proyektil Peluru.
Kabel fasa Adalah kabel yang dialiri alus listrik dan jika
ditestpen mengakibatkan testpen menyala sebagai
tanda bahwa kabel tersebut bertegangan.
43
REFERENSI
44
UNIT KOMPETENSI
45
ketentuan.
4. Melakukan pengujian rangkaian 4.1. Pengetesan kontinuitas dilakukan
pada setiap sambungan sesuai dengan
ketentuan.
4.2. Rangkaian sistem kontrol diuji
fungsinya sesuai dengan ketentuan.
4.3. Beban motor induksi 3 (tiga) phase
dijalankan dengan sistem control
sesuai dengan prosedur.
4.4. Hasil pengujian dicatat sesuai dengan
ketentuan.
.BATASAN VARIABEL
1. Konteks variabel
1.1. Unit kompetensi ini berlaku untuk kegiatan penerapan prinsip
keselamatan dan kesehatan kerja lingkungan hidup termasuk pada
area/lingkungan kerja khusus terbatas dan berbahaya (hazardous
area) yang memiliki tingkat risiko yang berbeda, dimana kecelakaan
kerja mungkin tereskalasi menjadi kecelakaan kerja yang
menimbulkan korban jiwa massal, kerugian aset yang sangat besar
dan pencemaran lingkungan yang sangat parah.
1.2. Sumber bahaya di tempat kerja meliputi:
1.2.1. Material yang mudah terbakar;
1.2.2. Bahan berbahaya dan beracun;
1.2.3. Api terbuka;
1.2.4. Bahan kimia berbahaya;
1.2.5. Benda dan objek yang terlepas;
1.2.6. Mesin atau perlengkapan yang digunakan;
1.2.7. Kesalahan pada kelistrikan;dan
1.2.8. Benda yang bertekanan atau bertemperatur ekstrim
1.3. Potensi dan risiko yang mungkin terjadi di tempat kerja termasuk
potensi dan risiko khusus yang harus dikenali dan ditangani pada
tempat atau lokasi kerja khusus terbatas dan berbahaya (hazardous
area) yang meliputi dan tidak terbatas pada:
1.3.1. Potensi dan risiko ledakan akibat terbakarnya bahan
hidrokarbon karena terpapar percikan api atau panas selama
pekerjaan;
46
1.3.2. Potensi dan risiko bekerja di ketinggian;
1.3.3. Potensi dan risiko kesalahan pemilihan material untuk
aplikasi di daerah yang korosif;
1.3.4. Potensi dan risiko bekerja pada sistem bertekanan dan
bertegangan;
1.3.5. Potensi dan risiko paparan temperatur, kebisingan, dan
getaran ekstrim serta bahan beracun dan berbahaya;
1.3.6. Potensi bahaya mekanis; dan
1.3.7. Potensi bahaya angkat angkut benda berat.
2. Peralatan dan perlengkapan
2.1 Peralatan
2.1.1 Alat pelindung diri (termasuk khusus hazardous area jika
diperlukan)
2.1.2 Alat Pemadam Api Ringan (APAR)
2.1.3 Alat pengaman kerja
2.2 Perlengkapan
2.2.1 Sarana perlindungan untuk mesin peralatan dan perlengkapan
kerja yang berpotensi menimbulkan bahaya
2.2.2 Perlengkapan Pertolongan Pertama pada Kecelakaan(P3K)
2.2.3 Rambu-rambu keselamatan kerja
3. Peraturan yang diperlukan
3.1. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja dan
aturan penggantinya
3.2. Undang-Undang Nomor 4 Tahun 1982 tentang Pencegahan
Pencemaran Lingkungan dan aturan penggantinya
3.3. Peraturan Pemerintah Nomor 50 Tahun 2012 tentang Penerapan
Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja dan aturan
penggantinya
3.4. Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Nomor
PER.04/MEN/1980 tentang Syarat-syarat Pemasangan dan
Pemeliharaan Alat Pemadam Ringan dan aturan penggantinya
3.5. Peraturan Menteri Tenaga Kerja Nomor PER.03/MEN/1998 tentang
Tata Cara Pelaporan dan Pemeriksaan Kecelakaan dan aturan
penggantinya
3.6. Peraturan Menteri Tenaga Kerja Nomor 12 Tahun 2015 tentang
Keselamatan dan Kesehatan Kerja Listrik di Tempat Kerja dan aturan
47
penggantinya
4. Norma dan standar
4.1. Norma
4.1.1. tidak ada
4.2. Standar
4.2.1. Standar Operasional Prosedur (SOP) terkait Keselamatan dan
Kesehatan Kerja Lingkungan Hidup
PANDUAN PENILAIAN
1. Konteks penilaian
1.1. Penilaian/asesmen kompetensi pada unit ini dapat dilakukan pada
Tempat Uji Kompetensi (TUK), tempat kerja dan/atau tempat kerja
simulasi.
1.2. Metode asesmen yang dapat diterapkan dapat berupa metode tes
lisan, tes tertulis, observasi/tempat kerja/demonstrasi/simulasi,
verifikasi bukti/portofolio dan wawancara serta metode lain yang
relevan.
1.3. Penilaian/asesmen kompetensi dilakukan pada aspek pengetahuan,
keterampilan dan sikap kerja untuk memenuhi ketercapaian
kompetensi yang ditetapkan.
2. 2. Persyaratan kompetensi
(Tidak ada.)
3. 3. Pengetahuan dan keterampilan yang diperlukan
3.1. Pengetahuan
3.1.1. Keselamatan, Keamanan dan Kesehatan kerja dan Lingkungan
Hidup (K3-LH)
3.1.2. Jenis dan fungsi alat pelindung diri dan alat pengaman kerja
termasuk di hazardous area
3.1.3. Karakteristik refrigeran
3.1.4. Sumber bahaya, potensi, dan risiko pekerjaan terkait sistem
refrigerasi dan tata udara
3.1.5. Metode dan teknik pengendalian bahaya dan risiko pekerjaan
terkait sistem refrigerasi dan tata udara
3.1.6. Dasar teori listrik
3.2. Keterampilan
48
1.2.1 Menggunakan alat pelindung diri
1.2.2 Menggunakan alat penanganan bahaya
1.2.3 Menerapkan kebersihan lingkungan
1.2.4 Berinteraksi dan berkomunikasi
1.2.5 Menerapkan ketentuan pencegahan pencemaran lingkungan
4. Sikap kerja yang diperlukan
4.1. Cermat
4.2. Teliti
4.3. Disiplin
5. Aspek kritis
5.1. Ketepatan dalam mengidentifikasi potensi bahaya, menganalisis
risiko, dan mengendalikan risiko (menurunkan tingkat risiko) di
tempat kerja
5.2. Kedisiplinan dalam mentaati prosedur atau ketentuan K3-LH
49
DAFTAR NAMA PENYUSUN
Jabatan Dalam
NO. NAMA PROFESI
Tim
3. Bayu - Validator
50
BUKU INFORMASI
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI ____________________________________________________________ 2
BAB I _________________________________________________________________ 4
PENDAHULUAN _________________________________________________________ 4
A. Tujuan Umum _____________________________________________________ 4
B. Tujuan Khusus ____________________________________________________ 4
BAB II ________________________________________________________________ 5
MEMPERSIAPKAN ALAT UKUR ______________________________________________ 5
A. Pengetahuan yang Diperlukan dalam Mempersiapkan Alat Ukur ______________ 5
1. Mengidentifikasi Alat Ukur yang Standar Sesuai Kebutuhan _______________ 5
2. Cara memeriksa alat ukur sesuai dengan kebutuhan ____________________ 19
3. Memperhatikan Aspek keamanan sesuai dengan petunjuk kerja ___________ 20
B. Keterampilan yang Diperlukan dalam Mengidentifikasi Menggunakan Alat Ukur
Refrigerasi dan Tata Udara adalah ____________________________________ 21
C. Sikap kerja ______________________________________________________ 21
BAB III _______________________________________________________________ 22
MELAKUKAN PENGUKURAN PADA SYSTEM REFRIGERASI DAN TATA UDARA _______ 22
A. Pengetahuan yang Diperlukan dalam Melakukan Pengukuran pada Sistem
Refrigerasi dan Tata Udara. _________________________________________ 22
1. Prosedur menggunakan Insulation tester pada motor dan perlengkapan listrik.22
2. Prosedur Mengukur Tegangan sumber listrik __________________________ 24
3. Prosedur Mengukur Tekanan Menggunakan Manifod Gauge ______________ 27
4. Prosedur Mengukur Arus Menggunakan Tang Ampere __________________ 31
5. Prosedur Mengunakan Digital Thermometer __________________________ 32
B. Keterampilan yang Diperlukan dalam Melakukan pengukuran pada system
refrigerasi dan tata udara ___________________________________________ 33
C. Sikap kerja yang Diperlukan dalam Melakukan pengukuran pada system
refrigerasi dan tata udara ___________________________________________ 34
BAB IV _______________________________________________________________ 35
MEMELIHARA ALAT UKUR ________________________________________________ 35
A. Pengetahuan yang Diperlukan dalam Memelihara Alat Ukur ________________ 35
1. Cara Membersihkan Alat Ukur dari kotoran yang menempel. _____________ 35
2. cara menyimpan semua alat ukur sesuai dengan prosedur petunjuk manual _ 35
B. Keterampilan yang Diperlukan dalam Memastikan Peralatan dan Material _____ 35
C. Sikap kerja yang Diperlukan dalam Memastikan Peralatan dan Material _______ 36
DAFTAR PUSTAKA ______________________________________________________ 37
A. Dasar Perundang-undangan _________________________________________ 37
B. Buku Referensi ___________________________________________________ 37
Judul Modul: Menggunakan Alat Ukur Refrigerasi dan Tata Udara Halaman: 2 dari 40
Buku Informasi Versi: 2020
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Sub-Golongan Teknik Refrigerasi dan Tata Udara F.43RAC01.008.1
Judul Modul: Menggunakan Alat Ukur Refrigerasi dan Tata Udara Halaman: 3 dari 40
Buku Informasi Versi: 2020
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Sub-Golongan Teknik Refrigerasi dan Tata Udara F.43RAC01.008.1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Tujuan Umum
Setelah mempelajari modul ini peserta latih diharapkan mampu Menggunakan Alat
Ukur Refrigerasi dan Tata Udara.
B. Tujuan Khusus
Adapun tujuan mempelajari unit kompetensi melalui buku informasi Menggunakan
Alat Ukur Refrigerasi dan Tata Udara ini guna memfasilitasi peserta latih sehingga
pada akhir pelatihan diharapkan memiliki kemampuan sebagai berikut:
1. Mempersiapkan alat ukur yang meliputi identifikasi alat sesuai kebutuhan
kemudian memeriksanya sesuai ketentuan, Disertai dengan memperhatikan
aspek keamanan sesuai petunjuk kerja.
2. Melakukan pengukuran pada sistem refrigerasi dan tata udara meliputi
pengukuran tahanan isolasi pada motor dan perlengkapan listrik diukur
menggunakan insulation tester sesuai dengan prosedur, tegangan sumber
listrik diukur menggunakan peralatan dan metode yang sesuai, Tekanan sistem
diukur menggunakan manifold gauge, Arus listrik diukur dengan menggunakan
tang ampere sesuai dengan prosedur, Digital thermometer digunakan sesuai
dengan prosedur dan manual pabrikan.
3. Memelihara alat ukur yang meliputi pembersihan dari kotoran yang menempel
dan menyimpannya sesuai dengan prosedur petunjuk manual.
Judul Modul: Menggunakan Alat Ukur Refrigerasi dan Tata Udara Halaman: 4 dari 40
Buku Informasi Versi: 2020
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Sub-Golongan Teknik Refrigerasi dan Tata Udara F.43RAC01.008.1
BAB II
MEMPERSIAPKAN ALAT UKUR
Teknisi Refrigerasi dan AC harus dapat Mempersiapkan alat ukur. Karena dengan
mempersiapkan alat ukur pekerjaan perawatan, pemasangan, dan perbaikan akan
menjadi lebih mudah dan efisien. Alat ukur memberikan manfaat yang sangat
penting untuk memastikan kesesuaian kerja sistem refrigerasi dan tata udara.
Untuk itu mempersiapkan alat ukur menjadi hal yang penting dilakukan oleh
seorang teknisi.
Sebelum Proses pengukuran dalam ilmu refrigerasi dan tata udara maka teknisi
harus tahu terlebih dahulu tahu dasar pengukuran listrik dan elektronika.
Pengukuran adalah langkah yang tidak boleh dihilangkan, Karena melalui
pengukuran akan diperoleh besaran-besaran yang diperlukan, baik untuk
pengambilan keputusan dan instrumen kontrol maupun hasil yang diinginkan
oleh seorang user. Kepentingan alat-alat ukur dalam kehidupan kita tidak dapat
disangkal lagi. Hampir semua alat ukur berdasarkan energi elektrik, karena
setiap kuantitas fisis mudah dapat diubah kedalam kuantitas elektrik, seperti
tegangan, arus, frekuensi, perputaran dan lain-lainnya. Misalnya : temperatur
yang dulu diukur dengan sebuah termometer air- raksa sekarang dapat diukur
dengan thermocople.
Judul Modul: Menggunakan Alat Ukur Refrigerasi dan Tata Udara Halaman: 5 dari 40
Buku Informasi Versi: 2020
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Sub-Golongan Teknik Refrigerasi dan Tata Udara F.43RAC01.008.1
Jika ada salah satu unsur yang tidak memenuhi syarat, maka hasilnya tidak
mungkin baik. Penjelasan di atas merupakan pengertian pengukuran yang
ditinjau secara umum. Pengukuran listrik mempunyai tujuan yang lebih luas
lagi, yaitu : untuk mengetahui, menilai dan atau menguji besaran listrik. Alat
yang dipergunakan sebagai pembanding/ penunjuk disebut instrumen
pengukur. Instrumen ini berfungsi sebagai penunjuk nilai besaran Listrik yang
diukurnya. Banyak sekali macam jenis pengukuran ini sesuai dengan banyak
besaran yang akan diukur. Hasil pengukuran pada umumnya merupakan
penunjukkan yang langsung dapat dibaca/ diketahui, ada yang dengan sistim
tercatat dan ada yang tidak. Dari hasil penunjukkan ini selanjutnya dapat
dianalisa atau dibuat data untuk suatu bahan studi/ analisa lebih lanjut. Oleh
sebab itu hasil pengukuran diharapkan mencapai hasil yang optimal.
Judul Modul: Menggunakan Alat Ukur Refrigerasi dan Tata Udara Halaman: 6 dari 40
Buku Informasi Versi: 2020
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Sub-Golongan Teknik Refrigerasi dan Tata Udara F.43RAC01.008.1
Adalah banyak muatan listrik yang mengalir tiap detik melalui suatu
penghantar. Satuan kuat arus listrik adalah Ampere (A) dan mempunyai
simbol I. Alat untuk mengukur kuat arus listrik adalah Ampere meter.
c. Hambatan listrik (Resistance)
Adalah rintangan yang dihadapi oleh aliran listrik pada suatu penghantar.
Satuan untuk mengukur hambatan listrik adalah Ohm (Ω) dan mempunyai
simbol R, alat untuk mengukur hambatan listrik adalah Ohm Meter.
Dari percobaan yang dilakukan George Simon Ohm menghasilkan Hukum Ohm
dan ditulis dalam bentuk rumus:
Ket :
E = tegangan listrik (Volt)
I = kuat arus listrik (Ampere)
R = hambatan listrik (Ohm)
Judul Modul: Menggunakan Alat Ukur Refrigerasi dan Tata Udara Halaman: 7 dari 40
Buku Informasi Versi: 2020
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Sub-Golongan Teknik Refrigerasi dan Tata Udara F.43RAC01.008.1
Contoh simbol yang menunjukan jenis alat ukur dan fungsi alat ukur :
A adalah simbol alat ukur Ampermeter, berfungsi untuk mengukur besar
kecilnya arus listrik yang mengalir.
V adalah simbol alat ukur Voltmeter, berfungsi untuk mengukur besar kecilnya
nilai tegangan listrik.
W adalah simbol alat ukur Wattmeter, berfungsi untuk mengukur daya listrik.
kWh adalah simbol alat ukur kWhmeter, berfungsi untuk mengukur daya listrik
yang digunakan tiap jam.
Ω adalah simbol alat ukur Ohmmeter, berfungsi untuk mengukur nilai hambatan
atau resistansi.
Judul Modul: Menggunakan Alat Ukur Refrigerasi dan Tata Udara Halaman: 8 dari 40
Buku Informasi Versi: 2020
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Sub-Golongan Teknik Refrigerasi dan Tata Udara F.43RAC01.008.1
Cosφ adalah simbol alat ukur Cosφmeter, berfungsi untuk mengukur faktor
daya listrik.
Hz adalah simbol alat ukur Frekuensi meter, untuk mengukur besar kecilnya
frekuensi.
Berikut ini adalah beberapa contoh simbol alat ukur listrik yang sering dijumpai
dalam kehidupan sehari-hari :
Tabel 1. Simbol-simbol pada alat ukur
Judul Modul: Menggunakan Alat Ukur Refrigerasi dan Tata Udara Halaman: 9 dari 40
Buku Informasi Versi: 2020
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Sub-Golongan Teknik Refrigerasi dan Tata Udara F.43RAC01.008.1
Judul Modul: Menggunakan Alat Ukur Refrigerasi dan Tata Udara Halaman: 10 dari 40
Buku Informasi Versi: 2020
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Sub-Golongan Teknik Refrigerasi dan Tata Udara F.43RAC01.008.1
Awas perhatian
Judul Modul: Menggunakan Alat Ukur Refrigerasi dan Tata Udara Halaman: 11 dari 40
Buku Informasi Versi: 2020
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Sub-Golongan Teknik Refrigerasi dan Tata Udara F.43RAC01.008.1
Tegangan tingi
Alat Ukur yang digunakan dalam pekerjaan refrigerasi dan tata udara
Judul Modul: Menggunakan Alat Ukur Refrigerasi dan Tata Udara Halaman: 12 dari 40
Buku Informasi Versi: 2020
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Sub-Golongan Teknik Refrigerasi dan Tata Udara F.43RAC01.008.1
Judul Modul: Menggunakan Alat Ukur Refrigerasi dan Tata Udara Halaman: 13 dari 40
Buku Informasi Versi: 2020
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Sub-Golongan Teknik Refrigerasi dan Tata Udara F.43RAC01.008.1
Keterangan :
1) Tombol ON/Off : Berfungsi untuk menghidupkan dan mematikan
multimeter
2) Tombol Hold : Berfungsi untuk menahan nilai hasil pengukuran
sebelumnya agar tetap tertampil di layar.
3) Tombol Select : Berfungsi untuk mengganti jenis pengukuran dalan
satu besaran yang sama. Misalnya pada pengukuran tegangan bisa
memilih mau mengukur tegangan AC atau DC. Atau pada pegukuran
resistansi bisa juga memilih buzzer (untuk mengetahui sambungan
dengan bunyi, bila bunyi maka terhubung), mengukur diode.
4) Tombol Range : Berfungsi merubah Range dari hasil pengukuran. Bisa
meperbesar batas maksimum dari pengukuran
5) Soket transistor (terkadang ada, tidak digunakan dalam refrigerasi)
6) Input untuk mengukur arus DC batas maksimum 10A.
7) Input untuk mengukur arus DC dalam mA.
8) Input untuk COM (kabel Hitam Probe)
9) Input untuk Kabel Merah Probe untuk mengukur Tegangan, Resistansi
dan Arus DC
b. Tang Ampere / Ampere Meter / Clamp Meter
Mengukur arus listrik AC kita gunakan Tang Ampere. Tang Ampere atau
dalam bahasa Inggrisnya disebut dengan Clamp Meter adalah alat ukur
yang digunakan untuk mengukur arus listrik pada sebuah kabel konduktor
yang dialiri arus listrik dengan menggunakan dua rahang penjepitnya
(Clamp) tanpa harus memiliki kontak langsung dengan terminal listriknya.
Dengan demikian, kita tidak perlu mengganggu rangkaian listrik yang akan
diukur, cukup dengan ditempatkan pada sekeliling kabel listrik yang akan
diukur.Pada umumnya, Tang Ampere (Clamp Meter) yang terdapat di
pasaran memiliki fungsi sebagai Multimeter juga. Jadi selain terdapat dua
rahang penjepit, Clamp Meter juga memiliki dua probe yang dapat
digunakan untuk mengukur Resistansi, Tegangan AC, Tegangan DC dan
Judul Modul: Menggunakan Alat Ukur Refrigerasi dan Tata Udara Halaman: 14 dari 40
Buku Informasi Versi: 2020
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Sub-Golongan Teknik Refrigerasi dan Tata Udara F.43RAC01.008.1
bahkan ada model tertentu yang dapat mengukur Frekuensi, Arus Listrik
DC, Kapasitansi dan Suhu.
Bagian-bagian Tang Ampere
Keterangan :
1) Tombol Hold : Berfungsi untuk menahan nilai hasil pengukuran
sebelumnya agar tetap tertampil di layar.
2) Display : Berfungsi untuk menampilkan nilai hasil pengukuran.
3) Input untuk COM (kabel Hitam Probe)
4) Transformer Jaw : Berfungsi untuk mendeteksi nilai induksi listrik
pada kabel yang diukur.
5) Barrier : sekat antara trigger dan transformer jaw
6) Trigger : untuk membuka transformer jaw agar bisa dicantolkan
pada kabel.
7) Range switch : Berfungsi untuk memilih pengukuran apa yang akan
dilakukan, bisa teganga, arus, hambatan, dll.
8) Wrist Strap untuk tali pegangan tang ampere.
9) Input untuk Tegangan dan Resistansi (kabel Merah Probe)
Judul Modul: Menggunakan Alat Ukur Refrigerasi dan Tata Udara Halaman: 16 dari 40
Buku Informasi Versi: 2020
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Sub-Golongan Teknik Refrigerasi dan Tata Udara F.43RAC01.008.1
e. Manifold Gauge
Service manifold lazim disebut juga sebagai gauge manifold atau ada yang
menyebutnya sebagai system analyser. Service manifold merupakan
peralatan service memiliki fungsi ganda, yakni sebagai pengukur tekanan
operasi dan sebagai pengukur suhu operasi sistem refrijerasi. Alat ukur ini
terdiri dari manifold yang terletak dibagian atas di mana terpasang dua
buah meter tekanan (pressure gauge) seperti diperlihatkan dalam Gambar
1.2. Di bagian bawah service manifold terdapat tiga sambungan untuk
memasang selang (external hose), dan pada kedua sisi manifold terdapat
katub (shut-off valve) lengkap dengan rotary handle. Kedudukan katup
tersebut diatur untuk mengatur buka tutup ke sambungan selang yang
terdapat ditengah. Jika katub ditutup(turned fully clockwise),
makamenutup saluran gas ke sambungan selang yang ada ditengah.
Untuk membedakan fungsinya, maka kedua gauge dan shut-oo valve
diberi kode warna berbeda. Shut-off valve dan gauge sebelah kiri diberi
kode warna biru, sedang suhut-off valve dan gauge kanan diberi.
Judul Modul: Menggunakan Alat Ukur Refrigerasi dan Tata Udara Halaman: 17 dari 40
Buku Informasi Versi: 2020
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Sub-Golongan Teknik Refrigerasi dan Tata Udara F.43RAC01.008.1
Selang eksternak juga diberi kode warna sesuai kode warna untuk
pressure gauge dan shut-offvalves. Selang biru terhubung ke compound
gauge, selang kuning ke sambungan di tengah, dan selang merah ke
pressure gauge.
Judul Modul: Menggunakan Alat Ukur Refrigerasi dan Tata Udara Halaman: 18 dari 40
Buku Informasi Versi: 2020
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Sub-Golongan Teknik Refrigerasi dan Tata Udara F.43RAC01.008.1
Keterangan :
A = Skala tekanan tinggi (pressure gauge)
B = Manifold Chamber yaitu tempat gas mengalir.
C = Skala tekanan rendah (compond gauge)
a = Katup isolasi tekanan rendah
b = Katup isolasi tekanan tinggi
Hal yang pertama kali dilakukan seorang teknisi dalam memeriksa alat ukur
adalah
a. Memeriksa apakah terdapat bagian yang rusak apa tidak
b. Mengecek power pada alat ukur, meliputi kondisi baterai yang digunakan juga
c. Melakukan Kalibrasi alangkah lebih baik jika dikalibrasikan dengan alat ukur lainnya
d. Perhatikan skala yang akan di kalibrasikan agar tidak terjadi pada alat ukur
e. Coba ukur pada komponen atau benda lain yang sesuai misal : memeriksa resistor
dengan ohm meter, memeriksa temperatur dengan Thermometer dan sebagainya,
lalu cermati hasilnya apakah sesuai dengan kondisi real atau tidak.
Judul Modul: Menggunakan Alat Ukur Refrigerasi dan Tata Udara Halaman: 19 dari 40
Buku Informasi Versi: 2020
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Sub-Golongan Teknik Refrigerasi dan Tata Udara F.43RAC01.008.1
Perlu diperhatikan oleh teknisi bahwa Alat ukur dapat menyebabkan insiden yang
tidak diharapkan saat kerja berlangsung, karena Alat ukur dapat dijadikan
indikator standar normal dari suatu sistem atau alat yang akan di ukur nantinya,
maka dari itu proses pemeriksaan alat ukur harus benar-benar dilakukan sesuai
dengan ketentuan, berikut point penting saat mengececk alat ukur :
1. Memilih alat-alat ukur system refrigerasi dan tata udara sesuai kebutuhan
2. mengindentifikasi alat ukur sesuai dengan kebutuhan
3. Menggunakan alat ukur
4. Membaca dan mencatat hasil pengukuran
5. Memeriksa alat ukur sesuai dngan ketentuan
6. Melakukan aspek-aspek keamanan sesuai dengan petunjuk kerja
C. Sikap kerja
Judul Modul: Menggunakan Alat Ukur Refrigerasi dan Tata Udara Halaman: 21 dari 40
Buku Informasi Versi: 2020
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Sub-Golongan Teknik Refrigerasi dan Tata Udara F.43RAC01.008.1
BAB III
MELAKUKAN PENGUKURAN PADA SYSTEM REFRIGERASI DAN TATA UDARA
Tahanan isolasi adalah tahanan yang terdapat diantara dua kawat saluran
(kabel) yang diisolasi satu sama lain atau tahanan antara satu kawat saluran
dengan tanah (ground). Pengukuran tahanan isolasi digunakan untuk
memeriksa status isolasi rangkaian dan perlengkapan listrik, sebagai dasar
pengendalian keselamatan
Megger atau Mega Ohm Meter berfungsi untuk mengukur besarnya tahanan
isolasi dari suatu peralatan listrik yang dipakai. Oleh karena tahanan yang
mampu diukur oleh Ohm Meter biasa sangat kecil, maka untuk mengukur
tahanan isolasi biasa digunakan Megger.
Judul Modul: Menggunakan Alat Ukur Refrigerasi dan Tata Udara Halaman: 22 dari 40
Buku Informasi Versi: 2020
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Sub-Golongan Teknik Refrigerasi dan Tata Udara F.43RAC01.008.1
Judul Modul: Menggunakan Alat Ukur Refrigerasi dan Tata Udara Halaman: 23 dari 40
Buku Informasi Versi: 2020
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Sub-Golongan Teknik Refrigerasi dan Tata Udara F.43RAC01.008.1
Bila skala 1 hasil ukur menunjuk, pindahkan ke pimilih skala 2, bila hasilnya
sama pindahkan ke skala 3, dan tunggu sampai waktu pengukuran yang
ditentukan (0,5 – 1 menit) atau jarum penunjuk tidak bergerak lagi. Catat
hasil ukur dan kalikan denga faktor kali alat ukur, bandingkan hasil ukur
dengan standard tahanan isolasi. Harga terendah 1M ohm/kV. Untuk lebih
mudah maka kita bias menggunakan megger yang digital, dimana hasil
pengukuran akan ditampilkan pada layar secara rinci.
Untuk mengukur tegangan listrik pada suatu rangkaian kelistrikan, maka dapat
menggunakan alat volt meter atau dapat juga menggunakan multimeter
dengan selektor diarahkan pada skala volt. Bila akan mengukur tegangan AC
maka skala diarahkan pada ACV, sedangkan bila ingin melakukan pengukuran
tengan DC maka skala diarahkan pada skala DCV.
Gunakan alas kaki kering terbuat dari bahan isolator sebagai pengaman
minimal jika terjadi kejutan listrik. Ini perlu dilakukan bila dilakukan
pengukuran tegangan AC yang dianggap besar. Sebelum melakukan
pengukuran tegangan hendaknya kita sudah bisa memperkirakan berapa
besar tegangan yang akan diukur, ini digunakan sebagai acuan
menentukan Batas Ukur yang harus digunakan.
Pemilihan batas ukur yang tepat hendaknya harus lebih tinggi dari tegangan
yang diukur. Contoh : untuk pengukuran tegangan PLN, diketahui jenis
tegangan-nya adalah AC dan besar tegangan adalah 220 VAC, sehingga batas
ukur yang harus digunakan adalah 250 atau 1000. Jika tidak diketahui nilai
tegangan yang akan diukur, pilih batas ukur tertinggi.
Judul Modul: Menggunakan Alat Ukur Refrigerasi dan Tata Udara Halaman: 24 dari 40
Buku Informasi Versi: 2020
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Sub-Golongan Teknik Refrigerasi dan Tata Udara F.43RAC01.008.1
(a) (b)
Gambar 10. (a) Batas Ukur 250 ACV dan (b) Batas Ukur 1000 ACV
Judul Modul: Menggunakan Alat Ukur Refrigerasi dan Tata Udara Halaman: 25 dari 40
Buku Informasi Versi: 2020
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Sub-Golongan Teknik Refrigerasi dan Tata Udara F.43RAC01.008.1
Rumus :
VAC = Tegangan AC
BU = Batas Ukur
SM = Skala maksimum yang dipakai
JP = Jarum Penunjuk
Pada pengukuran kita di atas Batas Ukur yang digunakan adalah 250 Vc dan
Skala Maksimum yang digunakan 250, serta penunjukan jarum pada angka
200 lebih 4 kolom kecil yang mana masing kolom bernilai 5 sehingga bila kita
jumlah menunjuk angka 220. dari data tersebut maka diketahui BU = 250, SM
= 250 dan JP = 220. Sehingga tinggal kita masukan ke rumus diatas sbb :
Untuk penerapan pengukuran yang lain kita lakukan hal yang sama misalnya
output trafo step down yang merupakan tegangan AC. Untuk mengukurnya
tentukan batas ukur terlebih dahulu dengan mengacu pekiraan nilai yang
tertera pada trafo tersebut. Kemudian sentuhkan ujung probe multimeter ke
masing-masing terminal outpu trafo yang akan diukur. Tentu saja terminal
trafo primer trafo harus terhubung tengangan PLN.
Judul Modul: Menggunakan Alat Ukur Refrigerasi dan Tata Udara Halaman: 26 dari 40
Buku Informasi Versi: 2020
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Sub-Golongan Teknik Refrigerasi dan Tata Udara F.43RAC01.008.1
Tekanan adalah gaya yang bekerja secara verikal pada bidang datar luas 1
cm2 oleh benda padat, cair maupun gas. Pada umumnya,satuan yg digunakan
adalah kg/cm2.besarnya tekanan di pakai satuan mm Aq ( tekanan
hidrostatika), mm Hg (tinggi air raksa dalam tabung) atau gr/cm2.
1) Tekanan Atmosfir
Tekanan atmosfir normal adalah tekanan yang bekerja atas semua benda
di bumi ini. Tekanan ini adalah berat udara di sekeliling kita = 1,03
kg/cm2 (1 atmosfir). Pada tekanan ini air raksa menunjukkan 760 mm Hg
( 76 cm Hg)
Jadi, 1 atm = 1,03 kg/cm2 = 760 mm Hg. Tekanan 76 cm air raksa
dinamakan 1 atmosfir yang berharga 1,03 kg/cm2. berat jenis air raksa =
13,6 gr/cm3. tinggi air raksa dalam tabung = 760 mm
13,6 x 76 = 1033 gr/cm2 = 1,03 kg/cm2
Judul Modul: Menggunakan Alat Ukur Refrigerasi dan Tata Udara Halaman: 27 dari 40
Buku Informasi Versi: 2020
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Sub-Golongan Teknik Refrigerasi dan Tata Udara F.43RAC01.008.1
Keterangan :
A = Skala tekanan tinggi (pressure gauge)
B = Manifold Chamber yaitu tempat gas mengalir.
Judul Modul: Menggunakan Alat Ukur Refrigerasi dan Tata Udara Halaman: 28 dari 40
Buku Informasi Versi: 2020
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Sub-Golongan Teknik Refrigerasi dan Tata Udara F.43RAC01.008.1
Kemudian jika posisi valve yang dibuka diganti yaitu valve a saja yang
terbuka sementara valve b yang ditutup rapat maka kemungkinan aliran
Judul Modul: Menggunakan Alat Ukur Refrigerasi dan Tata Udara Halaman: 29 dari 40
Buku Informasi Versi: 2020
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Sub-Golongan Teknik Refrigerasi dan Tata Udara F.43RAC01.008.1
yang berlaku pada manifold adalah sebagai berikut; aliran dari nozzle
berselang kuning akan mengalir ke nozzle berselang biru tapi tidak bisa
mengalir ke selang merah, sebaliknya aliran dari selang berwarna biru bisa
mengalir ke selang berwarna kuning tapi tidak akan lolos ke nozzle selang
merah. Kemudian jika kedua valve ( a dan b) ditutup rapat, maka tiap-tiap
nozzle didalam manifold tidak saling berhubungan, artinya tidak ada aliran
yang dapat berlangsung diantara masing-masing nozzle tersebut.
Mengingat kontruksi manifold yang seperti demikian ini maka bilamana
nozzle tengah tidak dibutuhkan sebaiknya dipasangkan tutup (cap) agar
jika terjadi kesalahan dalam mengoperasikan manifold tidak terjadi
pelepasan material berlebih-lebihan.
Meter untuk mesin pendingin yang banyak kita pakai selain menunjukkan
besarnya tekanan dalam psig juga dapat menunjukkan besarnya suhu
penguapan bahan pendingin dalam Fahrenheit. Suatu tekanan dalam psig
pada meter, juga menunjukkan suhu penguapan dari beberapa bahan
pendingin, seperti: R-12, R-22 dan R-502. Dengan adanya persamaan
untuk tekanan dan suhu penguapan tersebut, kita tidak perlu lagi melihat
tabel hubungan suhu dan tekanan dari bahan pendingin.
Judul Modul: Menggunakan Alat Ukur Refrigerasi dan Tata Udara Halaman: 30 dari 40
Buku Informasi Versi: 2020
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Sub-Golongan Teknik Refrigerasi dan Tata Udara F.43RAC01.008.1
Jika menggunakan satuan bar (garis warna hitam), maka tekanan dibaca
sebesar 3,4 bar karena persatuan garis kecilnya yaitu 0,1 bar, sedangkan
jika menggunakan psi (garis warna merah), maka tekanan pada manifold
dibaca 49 psi karena satuan persatuan garis kecilnya yaitu 1 psi.
Cara memakai clamp meter atau tang ampere yakni hanya dengan
menjepitkan rahang penjepit ke kabel listrik yang dikehendaki.
Putar atau setting saklar clamp meter ke posisi ampere meter yang
biasanya ditulis dengan huruf A dengan gelombang sinus di atasnya.
Atur skala di atas arus yang akan kita ukur, jika tidak diketahui pada
nameplate maka gunakan skala tertinggi
Tekan trigger yang ada di sisi samping untuk membuka rahang penjepit
Ampere meter yang ada di bagian tengah rahang penjepit ke salah satu
kabel baik fasa maupun netral lalu lepaskan trigger clamp meter.
Jika kable listrik belum dialiri listrik, maka hubungkan kabel tersebut atau
nyalakan perangkat yang ingin diukur arus listriknya.
Judul Modul: Menggunakan Alat Ukur Refrigerasi dan Tata Udara Halaman: 31 dari 40
Buku Informasi Versi: 2020
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Sub-Golongan Teknik Refrigerasi dan Tata Udara F.43RAC01.008.1
Fungsi Menggunakan ampere meter pada sistem refrigerasi dan tata udara
adalah untuk indikator kinerja kompresor pada saat mesin kerja sehingga bisa
diketahui jika sistem bermasalah, hal itu bisa dibandingkan arus yang terukur
dengan arus pada name plate.
a. Menggunakan Thermocuple
Cara menggunakan jenis ini yaitu tekan tombl power kemudian atur satuann
yang diinginkan dengan menempelkan ujung dari thermocouple ke
permukaan yang akan di ukur temperaturnya, lalu tunggu sebentar sampai
angka yang ditunjukkan pada layar berhenti atau stabil, pastikan kembali
satuan yang digunakan apakah menggunakan F atau C , Terakhir catat
hasinya.
Perlu diperhatikan pada alat jenis thermo couple terdapat batasan suhu yang
dapat diukur jangan sampai melewati batas maksimal kemampuan alat.
Judul Modul: Menggunakan Alat Ukur Refrigerasi dan Tata Udara Halaman: 32 dari 40
Buku Informasi Versi: 2020
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Sub-Golongan Teknik Refrigerasi dan Tata Udara F.43RAC01.008.1
Judul Modul: Menggunakan Alat Ukur Refrigerasi dan Tata Udara Halaman: 33 dari 40
Buku Informasi Versi: 2020
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Sub-Golongan Teknik Refrigerasi dan Tata Udara F.43RAC01.008.1
Judul Modul: Menggunakan Alat Ukur Refrigerasi dan Tata Udara Halaman: 34 dari 40
Buku Informasi Versi: 2020
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Sub-Golongan Teknik Refrigerasi dan Tata Udara F.43RAC01.008.1
BAB IV
MEMELIHARA ALAT UKUR
Alat akan kotor jika sering sering dipakai maka diperlukan perawatan yaitu
membesihkan alat ukur dari kotoran yang menempel secara rutin. Semprot
bagian yang kotor menggunakan cairan khusus elektronik kemudian sikat
menggunakan sikat gigi atau kuas pelan-pelan sampai kotoran hilang, terakhir
keringkan. Jika diperlukan menggunakan air sbun maka jangan sampai masuk
ke dalam alat ukur.
2. cara menyimpan semua alat ukur sesuai dengan prosedur petunjuk manual
Cara menyimpan alat ukur yaitu sebagai berikut :
a. Simpan alat ukur pada tools box atau lemari yang tertutup,
b. Simpan dengan kondisi temperature 5C – 65C dan Kelembaban 35%-
85%
c. Pisahkan alat ukur jangan ditumpuk dengan alat umum lainnya agar tidak
berbenturan saat box bergetar
d. Matikan power alat ukur sebelum disimpan
e. Jika alat ukur ingin disimpan dalam waktu lama maka lepas baterai
f. Bersihkan terlebih dulu alat ukur yang mau disimpan beserta tool box nya
g. Tutup semua lubang alat agar tidak terkontaminasi oleh kotoran.
h. Letakkan alat ukur sesuai arah penyimpanan.
i. Tambahkan busa pada box jika alat mudah pecah.
j. Pastikan semua bagian alat ukur telah lengkap.
k. Beri Keterangan jika alat terjadi kecacatan.
Judul Modul: Menggunakan Alat Ukur Refrigerasi dan Tata Udara Halaman: 35 dari 40
Buku Informasi Versi: 2020
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Sub-Golongan Teknik Refrigerasi dan Tata Udara F.43RAC01.008.1
Judul Modul: Menggunakan Alat Ukur Refrigerasi dan Tata Udara Halaman: 36 dari 40
Buku Informasi Versi: 2020
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Sub-Golongan Teknik Refrigerasi dan Tata Udara F.43RAC01.008.1
DAFTAR PUSTAKA
A. Dasar Perundang-undangan
1. -
B. Buku Referensi
1. –
D. Referensi Lainnya
https://muhammadyusuf1996.blogspot.com/2017/02/megger-mega-ohm-meter.html
http://makalah-beta.blogspot.com/2016/02/teori-dasar-pengukuran-listrik.html
https://oktapiyanti.wordpress.com/2011/08/11/besaran-besaran-listrik/
https://kusumandarutp.blogspot.com/2015/07/simbol-simbol-dalam-alat-ukur.html
https://fsagung.blogspot.com/2019/06/pengertian-megger-fungsi-megger-dan-cara-
penggunaan-megger.html
teknik-otomotif.com/2017/11/cara-mengukur-arus-tahanan-dan-tegangan.html
http://pengukuran-avometer.blogspot.com/2012/09/mengukur-tegangan-ac.html
Judul Modul: Menggunakan Alat Ukur Refrigerasi dan Tata Udara Halaman: 37 dari 40
Buku Informasi Versi: 2020
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Sub-Golongan Teknik Refrigerasi dan Tata Udara F.43RAC01.008.1
A. Daftar Peralatan/Mesin
B. Daftar Bahan
Judul Modul: Menggunakan Alat Ukur Refrigerasi dan Tata Udara Halaman: 38 dari 40
Buku Informasi Versi: 2020
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Sub-Golongan Teknik Refrigerasi dan Tata Udara F.43RAC01.008.1
LAMPIRAN
Judul Modul: Menggunakan Alat Ukur Refrigerasi dan Tata Udara Halaman: 39 dari 40
Buku Informasi Versi: 2020
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Sub-Golongan Teknik Refrigerasi dan Tata Udara F.43RAC01.008.1
Judul Modul: Menggunakan Alat Ukur Refrigerasi dan Tata Udara Halaman: 40 dari 40
Buku Informasi Versi: 2020
MENGINTERPRETASIKAN GAMBAR TEKNIK
REFRIGERASI DAN TATA UDARA
MENGINTERPRETASIKAN GAMBAR TEKNIK
F.43RAC01.005.1
REFRIGERASI DAN TATA UDARA
F.43RAC01.005.1
DAFTAR ISI
i
KATA PENGANTAR
Buku Materi ini berisi informasi dan pengetahuan terkait unit kompetensi
yang dipelajari. Selain itu buku Materi juga berisi penjabaran dari metode dan
teknik yang dapat dilakukan saat instruktur dan peserta pelatihan berinteraksi
di ruang teori maupun di ruang praktek. Karena memiliki banyak pilihan dalam
cara pembelajarannya sehingga diharapkan kegiatan pelatihan menjadi tidak
monoton. Sedangkan buku Asesmen berisi soal, pertanyaan dan tugas praktek
sebagai alat untuk menilai dan mengukur kemampuan peserta pelatihan dalam
penguasaan unit kompetensi tersebut.
Semoga Tuhan Yang Maha Esa memberikan tuntunan kepada kita dalam
melakukan berbagai upaya untuk menunjang proses pelaksanaan pelatihan
guna menghasilkan tenaga kerja yang kompeten dan berdaya saing tinggi sesuai
kebutuhan pasar kerja baik nasional maupun global.
1
A. PENDAHULUAN
B. PENGGUNAAN MATERI
2
• Buku Panduan Asesmen disajikan dalam paket buku secara
terpisah. Penilaian dapat berupa soal tertulis, wawancara, serta
demonstrasi yang akan dilaksanakan sesuai dengan proses
penilaian yang dilaksanakan.
C. DAFTAR IKON
Daftar ikon yang dapat digunakan dalam buku ini, antara lain:
Pemeriksaan
Ikon ini memiliki arti anda diminta untuk mencari
atau menemui seseorang untuk mendapatkan
informasi
Aktivitas
Icon ini memiliki arti anda diminta untuk
menuliskan/ mencatat, melengkapi latihan/
aktivitas (bermain peran, presentasi) dan
mencatatkan dalam lembar kerja pada buku ini
sesuai instruksi
Referensi material/manual
Icon ini memiliki arti Anda harus melihat pada
aturan atau kebijakan yang berlaku dan
prosedur-prosedur atau materi pelatihan/ sumber
informasi lain untuk dapat melengkapi latihan/
aktivitas ini.
3
Berpikir
Ambil waktu untuk Anda dapat berpikir/
menganalisa informasi dan catat gagasan-gagasan
yang Anda miliki.
Komunikasi/ Diskusi
Berbicara/ berdiskusi lah dengan rekan anda
untuk gagasan yang anda miliki.
Membaca
Pilihlah bacaan yang dibutuhkan sesuai dengan
kebutuhan materi pelatihan.
Video/Youtube
D. BACAAN REFERENSI
❖ PUIL 2011
❖ Panduan Instalasi PT Daikin Airconditioning Indonesia
4
E. PENGANTAR TEORI
Dengan semakin kompleknya sistem refrigerasi dan tata udara dewasa ini,
para teknisi harus mampu membaca dan menginterprestasi seluruh jenis
gambar teknik refrigerasi dan tata udara. Gambar teknik memuat informasi
berharga tentang diagram instalasi listrik dan operasi peralatan listrik. Para
mekanik yang memasang suatu peralatan listrik misalnya peralatan tata udara
sangat tergantung pada diagram pengawatan yang dikeluarkan oleh pabrikannya
agar dia dapat memasang peralatan tersebut dengan semestinya. Para teknisi
menggunakan gambar teknik sebagai acuan atau rujukan untuk melakukan
pelacakan gangguan sistem kelistrikan dari suatu unit peralatan. Ada tiga jenis
diagram yang lazim digunakan di industri, yaitu diagram skematik, diagram
ladder, dan diagram pengawatan atau diagram koneksi. Dalam dunia refrigerasi
dan tata udara, diagram listrik yang sering digunakan juga bervariasi tergantung
pabrikan pembuatnya. .
Satu hal yang tidak mungkin dalam membangun diagram listrik adalah,
memuat seluruh komponen yang digunakan pada suatu unit peralatan
refrigerasi dan tata udara di dalam diagram listrik, karena akan terlalu memakan
tempat dan menjadi terlalu rumit bila disertai dengan cara penyambungan antar
komponen. Oleh karena itu, mengapa diagram listrik menggunakan simbol-
simbol untuk merepresentasikan komponen-komponen listrik yang digunakan
pada suatu unit peralatan refrigerasi dan tata udara.
Komponen listrik yang digunakan pada system refrigerasi dan tata udara
dapat dibedakan menjadi 2 bagian, yaitu (1) beban listrik, (2) sensor, yang terdiri
dari piranti kontrol, dan piranti pengaman atau proteksi. Beban listrik yang
5
digunakan pada peralatan refrigerasi dan tata udara dapat dibedakan menjadi
dua, yaitu beban listrik yang digunakan sebagai penggerak dan beban listrik
yang digunakan untuk keperluan lainnya. Beban listrik yang digunakan sebagai
penggerak dibedakan menjadi dua, yaitu yang menghasilkan gerakan rotari dan
yang menghasilkan gerakan translasi. Beban listrik yang menghasilkan gerakan
rotari lazim disebut sebagai motor. Bila tenaga penggeraknya energi listrik
disebut motor listrik. Beban listrik yang menghasilkan gerakan translasi adalah
koil solenoid. Dan beban listrik untuk keperluan lainnya adalah elemen pemanas
(heater) dan lampu.
Para teknisi/mekanik harus mampu mengidentifikasi sebagian besar simbol
yang digunakan dan mengetahui di mana melihat posisinya dalam suatu
peralatan listrik. Sebagian besar pabrikan menggunakan simbol-simbol yang
sama pada diagram listrik yang digunakannya, walaupun begitu sering dijumpai
masih adanya beberapa perbedaan yang bersifat minor. Jadi pemahaman dasar
tentang simbol dasar kelistrikan merupakan hal yang paling penting bila ingin
berhasil di dunia industri.
2. Simbol elektrik dan elektronik sistem refrigerasi dan tata udara sesuai
standar yang berlaku
6
Beban listrik yang menghasilkan gerakan translasi adalah solenoid.Solenoid
lazim digunakan pada rele dan katub.Solenoid mengoperasikan rele, membuka
dan menutup kontak rele.
1 Kompress
or
2 Fan
3 Solenoid
Valve
4 Overloud
7
5 Kapasitor
6 Reley PTC
7 MCB
8 ELCB
8
9 Kontaktor
Magnet
1 TOR
0
1 Push
1 Button
1 Pilot Lamp
2
1 Thermosta
3 t
1 Thermosta
4 t digital
1 Pressure A = Sumber
(commond)
A
5 switch B = Indikator lamp
C = Kompressor
C B
9
1 Kabel
6 AWG dan
NYAF
3. Simbol Mekanikal dan sistem refrigerasi dan tata udara sesuai standar yang
berlaku.
1 Kondensor
10
2 TXV
3 Pipa Tembaga
4 Pipa Kapiler
5 Hand Valve
Refrigeran
6 Filter Dryer
7 Refnet
8 Elbow
11
9 Tee
10 Liquid Reciver
11 Glassis
12
13 Oil Saparator
14 Akumulator
12
F. LANGKAH KERJA
No.
1. Menyiapkan layout dan diagram elektrik dan elektronik, 1. Akurasi Menyiapkan Skematik, layout,
penerjemahan
Refrigerasi Diagram kelistrikan Refrigerasi.
gambar teknik
untuk sistem
refrigerasi dan
tata udara.
- Kertas
- Penghapus
- Penggaris
9
Menyiapkan blok diagram dan skema Rangkaian Kontrol Menterjemahkan blok diagram
dan skema rangkaian Kontrol
temperatur digital elliwel 974.
Refrigerasi komersil
menggunakan kontrol digital type
794 elliwel.
1. 6 dan 7 sumber
2. 1 commen
3. 3, 4 dan 5 No dan NC
4. 4 ke beban
Menyiapkan blok diagram dan skema Rangkaian utama Menterjemakan blok diagram dan
skema Rangkaian Utama
Refrigerasi komersil.
K1 1. Motor Fan indoor berkeja
K2
terlebih dahulu.
10
Menyiapkan skema dan diagram kelistrikan Switch Menterjemahkan skema dan
pressure. diagram kelistrikan Switch
pressure.
A Commen / sumber
B Indikator lmpu
C Kompressor
11
3 Menyiapkan Skematik, layout, piping and Menyiapkan skema,layout piping
Instrumentation Diagram (P&ID), Refrigerasi. and Instrumen Diagram (P&ID)
Refrigerasi dan Tata Udara.
12
Cairan refrigeran yang berasal
dari kondensor sebelum di
distribusikan ke evaporator di
tampung terlebih dahulu di liquid
reciever.
13
mendeteksi apabila tekanan
refrigerant terlalu tinggi dan
terlalu rendah.
2 Menyiapkan skema dan diagram elektrik Tata Udara Menterjemahkan skema dan
diagram elektrik Tata udara:
14
Menyiapkan skema dan diagram pemasangan kabel Menterjemahkan polaritas
2. Terminal outdoor
15
Menyiapkan diagram piping Tata udara Terjemahkan diagram piping Tata
A. Peletakan outdoor
C. Menentukan refnet
16
C. Pemipaan indoor
D Menentukan refnet
17
Perilaku Kerja : Indikator perilaku : SOP Menterjemahkan gambar
teknik sesuai ketentuan.
Pelaksanaan kegiatan menginterpretasikan gambar teknik a. Mengikuti
refrigerasi dan tata udara membutuhkan kompetensi tahapan sesuai
perilaku : SOP
18
G. IMPLEMENTASI UNIT KOMPETENSI
Elemen Kompetensi 1
Diskusi
Aktivitas
1.
19
Elemen Kompetensi 2
Referensi :
Diskusi :
1. TXV
2. Liqeid Reciever
3. Switch Pressure
4. Digital kontrol Temperatur
Pemeriksaan :
20
Penilaian:
Penilaian Catatan :
Memenuhi / Belum memenuhi
capaian pembelajaran
Peserta Instruktur
Nama/Tandatangan/tgl Nama/Tandatangan/tgl
21
H. LAMPIRAN
KAMUS ISTILAH
REFERENSI
7. https://www.formasitraining.com/blog/potensi-bahaya-bekerja-di-
ketinggian#:~:text=Beberapa%20bahaya%20yang%20ada%20pada,dari%
20atas%20(falling%20object).
8. https://safetynet.asia/bahaya-bekerja-di-suhu-dingin/
9. https://riverspace.org/thermal-overload-relay/
10. https://www.danfoss.com/en-us/service-and-support/case-
stories/dcs/how-thermostatic-expansion-valves-
22
work/#:~:text=A%20thermostatic%20expansion%20valve%20(TXV,and%
20pressure%E2%80%94called%20the%20superheat.
11. www.lembarinformasi.com
12. https://www.listrik-praktis.com/2016/05/cara-memahami-instalasi-
dasar-kontaktor-pemula.html
13. https://hvactutorial.wordpress.com/sectioned-components/expansion-
valves/txv-with-external-equalizer/
UNIT KOMPETENSI
23
KODE UNIT : F. 43RAC01.005.1
JUDUL UNIT : Menginterpretasi Gambar Teknik Refrigerasi dan
Tata Udara
DESKRIPSI UNIT : Unit kompetensi ini mencakup pengetahuan,
keterampilan dan sikap kerja yang dibutuhkan dalam
menginterpretasikan gambar teknik (technical drawing)
refrigerasi dan tata udara.
BATASAN VARIABEL
1. Konteks variabel
24
1.1 Unit kompetensi ini memberikan dasar kemampuan berpikir
relevan dengan pelaksanaan tugas memeriksa, memahami,
melaksanakan dan memperbaiki unit serta sistem refrigerasi dan
tata udara.
1.2 Gambar teknik yang dimaksud dapat berbentuk skematik, layout,
Piping and Instrumentation Diagram (P&ID), dan kelistrikan.
1.3 Pemeriksaan gambar mencakup dan tidak terbatas pada:
1.3.1 Kegiatan membandingkan gambar awal dengan kondisi
aktual; dan
1.3.2 Membuat sketsa perubahan sebagai bahan informasi untuk
drafter.
2. Peralatan dan perlengkapan
2.1 Peralatan
2.1.1 Alat tulis kantor
2.2 Perlengkapan
2.2.1 Gambar teknik (skematik diagram, charts, diagram blok,
rencana tata letak, rencana lokasi, atau loop diagram)
3. Peraturan yang diperlukan
(Tidak ada.)
4. Norma dan standar
4.1 Norma
(Tidak ada.)
4.2 Standar
4.2.1 Standar nasional dan/atau internasional yang berlaku
terkait dengan simbol gambar
PANDUAN PENILAIAN
1. Konteks penilaian
1.1 Penilaian/asesmen kompetensi pada unit ini dapat dilakukan pada
Tempat Uji Kompetensi (TUK), tempat kerja dan/atau tempat kerja
simulasi.
1.2 Metode asesmen yang dapat diterapkan dapat berupa metode tes
lisan, tes tertulis, observasi di tempat kerja/demonstrasi/simulasi,
verifikasi bukti/portofolio dan wawancara, serta metode lain yang
relevan.
25
1.3 Penilaian/asesmen kompetensi dilakukan pada aspek pengetahuan,
keterampilan dan sikap kerja untuk memenuhi ketercapaian
kompetensi yang ditetapkan.
2. Persyaratan kompetensi
(Tidak ada.)
3. Pengetahuan dan keterampilan yang diperlukan
3.1 Pengetahuan
3.1.1 Sistem refrigerasi dan tata udara
3.1.2 Simbol elektrik dan elektronik
3.1.3 Simbol gambar sesuai standar nasional dan/atau
internasional yang berlaku
3.2 Keterampilan
3.2.1 Membaca gambar teknik
3.2.2 Membuat sketsa perubahan gambar
4. Sikap kerja yang diperlukan
4.1 Teliti
4.2 Cermat
5. Aspek kritis
5.1 Kecermatan dalam melakukan pemeriksaan gambar dengan
membandingkan kondisi aktual
26
DAFTAR NAMA PENYUSUN
2. Abdul Hadi
• Instruktur Refrigerasi
BBPLK Bekasi
27
MEMBERSIHKAN AC INDOOR DAN
OUTDOOR
C. 281930.056.01
DAFTAR ISI
Wassalamu’alaikum Wr. Wb
1
A. PENDAHULUAN
a. Bacaan Referensi
b. Pengantar Teori
c. Langkah Kerja
e. Lampiran :
1) Kamus istilah
2) Daftar referensi
3) Unit kompetensi
4) Daftar penyusun
2
2. Slide powerpoint dan video merupakan kelengkapan yang dapat
dijadikan referensi bagi para instruktur.
3
C. DAFTAR IKON
Daftar ikon yang dapat digunakan dalam buku ini, antara lain:
Ikon Keterangan
4
D. BACAAN REFERENSI
E. PENGANTAR TEORI
5
dengan hal ini, Protokol Kyoto tahun 1997 tentang perubahan iklim
bumi telah mengatur penggunaan refrigerant yang termasuk dalam gas
rumah kaca, yakni HFCs (Hidro Fluoro Carbons).
6
terpasang pada bagian evaporator (indoor). Filter tersebut berguna untuk
menyaring udara kotor di dalam ruangan. Untuk itu, unit AC
memerlukan pembersihan secara berkala, baik pada komponen filter
maupun evaporatornya. Ini diperlukan agar kesejukan dan kebersihan
udara di dalam ruangan tetap terjaga.
1. Bagian Indoor.
Meliputi : evaporator, cross flow fan/blower, saringan udara, panel
listrik, thermistor.
Udara suhu normal/hangat disirkulasikan dari ruangan menuju
7
ke kisi bagian atas dan depan AC, melewati air filter/saringan udara dan
evaporator sehingga suhu udara yg normal/hangat setelah melewati
evaporator berubah menjadi udara dingin. Selanjutnya, melalui hasil
kerja cross flow fan /blower yang memiliki daya hisap dan tiupan relatif
kencang, udara dingin tersebut disemburkan keluar melalui grid/kisi-
kisi AC.
Udara ruangan yang mengandung debu terisap, disirkulasikan
terus menerus oleh cross flow fan /blower melewati sirip evaporator. Saat
melewati filter udara, debu udara ini lama kelamaan akan menempel
pada filter yang menyebabkan kualitas udara yang dihasilkan oleh unit
AC kotor. Disamping itu apabila debu yang menempel pada filter udara
tebal, menyebabkan debit udara yang bersirkulasi berkurang dari
evaporator . Dan ini akan mempengaruhi proses penyerapan panas oleh
bahan pendingin (Kapasitas pendinginan jadi kecil).
Indoor Unit
Gambar 2.
2. Bagian Outdoor
Meliputi : kompresor, kondenser, propeller fan, pipa kapiler, strainer.
Sirkulasi udara pada outdoor dikendalikan oleh propeller fan. Dengan
bantuan propeller fan udara dari alam lingkungan sekitar mendinginkan
koil kondenser, sehingga refrigeran panas dari evaporator dibuang ke
udara bebas.
Kondensor adalah merupakan media pembuangan panas. Apabila
bagian ini kotor, maka proses pelepasan panas akan terhambat.
Sehingga refrigeran tidak sepenuhnya terkondensasi. Bila hal ini terjadi
maka tekanan refrigeran dalam sistem akan naik seiring bertambahnya
arus kompresor.
8
Outdoor Unit
Gambar 3.
Komponen utama yang perlu dibersihkan :
1. Heat exchanger evaporator.
3. Filter udara.
Titik pengukuran
2. Arus kompresor.
9
Keselamatan Kerja Saat Membersihkan AC Indoor dan Outdoor
10
Thermometer Tang Amper Manifold Gauge
Multimeter
Peralatan Pengukuran
(Gambar 4)
11
Peralatan K3
12
F. LANGKAH KERJA
Menyiapkan alat
9
MEMBERSIHKAN AC INDOOR DAN OUTDOOR
Indoor Unit
Outdoor unit
10
MEMBERSIHKAN AC INDOOR DAN OUTDOOR
11
MEMBERSIHKAN AC INDOOR DAN OUTDOOR
Filter Udara
12
MEMBERSIHKAN AC INDOOR DAN OUTDOOR
13
MEMBERSIHKAN AC INDOOR DAN OUTDOOR
Membersihkan Kondenser
Membersihkan Fan
14
MEMBERSIHKAN AC INDOOR DAN OUTDOOR
15
MEMBERSIHKAN AC INDOOR DAN OUTDOOR
16
MEMBERSIHKAN AC INDOOR DAN OUTDOOR
17
G. IMPLEMENTASI UNIT KOMPETENSI
Elemen Kompetensi 1
Aktivitas 1.1 :
Aktivitas 1.2 :
14
Unit indoor :
Lokasi pemeriksaan temperatur
suplay pada unit indoor
Catatan:
Unit outdoor:
Catatan:
Periksalah kinerja AC, fungsi dan performa unit indoor dan outdoor sesuai
dengan spesifikasi pabrik dan pahamilah keterangannya:
Catatan:
15
Elemen Kompetensi 2
Diskusi 2.1:
Silahkan untuk mendiskusikan hasil mencarian informasi
mengenai hal berikut yang telah Anda pelajari:
Pemeriksaan 2.1:
Aktivitas 2.1:
16
Video Youtube 2.1:
Pikirkan 2.1:
Aspek K3 yang penting diperhatikan dalam proses
membersihkan AC indoor dan outdoor menurut saya
adalah:
17
Elemen Kompetensi 3
Aktivitas 3.1:
18
Diskusi 3.1:
Pikirkan 3.1:
Studi Kasus 1:
Studi Kasus 2:
Study Kasus 3:
Penilaian:
Penilaian Catatan :
Kompeten / Belum Kompeten
Peserta Instruktur
Nama/Tandatangan/tgl Nama/Tandatangan/tgl
19
H. LAMPIRAN
KAMUS ISTILAH
20
Suhu Adalah besaran yang menyatakan derajat panas
dingin suatu benda
Cross Flow fan Adalah jenis kipas yang ada pada indoor unit
Propeller fan Adalah jenis kipas yang ada pada outdoor unit
21
REFERENSI
22
UNIT KOMPETENSI
23
3.3 Sistem kelistrikan AC diukur sesuai
prosedur.
3.4 Kinerja unit indoor dan outdoor
diperiksa
kembali fungsi dan performance-nya.
3.5 Hasil perawatan dan penjadwalan
perawatan kembali dicatat dalam kartu
servis
.
BATASAN VARIABEL
1. Konteks variabel
1.1 Unit kompetensi ini berlaku untuk melakukan persiapan
pembersihan pembersihan unit indoor dan outdoor AC, melakukan
pembersihan unit indoor dan outdoor AC, serta melakukan
pemeriksaan hasil perawatan AC unit indoor dan outdoor AC dalam
lingkup membersihkan AC indoor dan outdoor.
1.2 Pemeriksaan sistem kelistrikan meliputi tegangan, arus, dan daya.
2. Peralatan dan perlengkapan
2.1 Peralatan
2.2 Pipa steam
2.3 Alat pengukuran suhu ruangan
2.4 Plastik
2.5 Alat ukur tekanan
2.6 Multi meter
2.7 Perlengkapan
2.8 APD
2.9 Kartu servis
3. Peraturan yang diperlukan
3.1 Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor 02 Tahun
2007 tentang Pedoman Teknis dan Persyaratan Kompetensi
Pelaksanaan Retrofit dan Recycle pada Sistem Refrigerasi
4. Norma dan standar
4.1 Norma
4.2 Etika kerja
4.3 Standar
24
4.4 Petunjuk kerja atau standard operating procedure (SOP) yang terkait
dengan membersihkan AC indoor dan outdoor
PANDUAN PENILAIAN
1. Konteks penilaian
1.1 Penilaian dilakukan terhadap pengetahuan, keterampilan dan sikap
kerja.
1.2 Kondisi penilaian merupakan aspek dalam penilaian yang sangat
berpengaruh atas tercapainya kompetensi ini terkait dengan
membersihkan AC indoor dan outdoor.
1.3 Hal-hal yang diperlukan dalam penilaian dan kondisi yang
berpengaruh atas tercapainya kompetensi ini adalah tempat uji
yang merepresentasikan tempat kerja, serta dilengkapi dengan
peralatan praktik.
1.4 Penilaian dapat dilakukan dengan cara lisan, tertulis, demonstrasi
atau praktik dan simulasi di workshop, di tempat kerja atau di
tempat uji kompetensi (TUK).
2. Persyaratan kompetensi
(Tidak ada.)
3. Pengetahuan dan keterampilan yang diperlukan
3.1 Pengetahuan
3.2 Komponen elektrik dan wiring diagram
3.3 Komponen mekanik
3.4 Teknik melepas casing unit outdoor dan indoor
3.5 Keterampilan
3.6 Menggunakan pompa steam
3.7 Menggunakan alat ukur clamp meter/tang ampere
4. Sikap kerja yang diperlukan
4.1 Teliti
4.2 Cermat
5. Aspek kritis
5.1 Ketepatan dalam mengukur kinerja arus listrik AC sesuai
prosedur
25
DAFTAR NAMA PENYUSUN
Jabatan Dalam
NO. NAMA PROFESI
Tim
3. Bayu - Validator
26