Anda di halaman 1dari 168

MENERAPKAN KESELAMATAN

DAN KESEHATAN KERJA DAN


LINGKUNGAN HIDUP (K3-LH)
F.43RAC01.001.1
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI............................................................................................................. i

KATA PENGANTAR................................................................................................. 1

A. PENDAHULUAN ................................................................................................ 2

B. PANDUAN PENGGUNAAN MATERI ................................................................... 2

C. DAFTAR IKON ................................................................................................... 4

D. BACAAN REFERENSI .......................................................................................... 5

E. PENGANTAR TEORI .............................................................................................. 6

F. LANGKAH KERJA ............................................................................................ 32

G. IMPLEMENTASI UNIT KOMPETENSI ..................................................................... 38

Elemen Kompetensi 1 .......................................................................................... 38

Elemen Kompetensi 2 .......................................................................................... 40

Elemen Kompetensi 3 .......................................................................................... 41

H. LAMPIRAN ....................................................................................................... 43

KAMUS ISTILAH .................................................................................................. 43

REFERENSI ......................................................................................................... 44

UNIT KOMPETENSI.............................................................................................. 45

DAFTAR NAMA PENYUSUN.................................................................................. 50


KATA PENGANTAR

Materi Pelatihan Berbasis Kompetensi (PBK) merupakan salah satu media


pembelajaran yang dapat digunakan sebagai media transformasi
pengetahuan, keterampilan dan sikap kerja kepada peserta pelatihan untuk
mencapai kompetensi tertentu berdasarkan program pelatihan yang mengacu
kepada Standar Kompetensi.

Materi pelatihan ini diformulasikan menjadi 2 (dua) buku, yaitu Buku


Materi dan Buku Asesmen, sebagai satu kesatuan yang tidak terpisahkan
dalam penggunaannya sebagai referensi dalam media pembelajaran bagi
peserta pelatihan dan instruktur, agar pelaksanaan pelatihan dapat
dilakukan secara efektif dan efisien.

Untuk memenuhi kebutuhan PBK tersebut, maka disusunlah materi


PBK dengan judul “MENERAPKAN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA
DAN LINGKUNGAN HIDUP (K3-LH) ”.

Kami menyadari bahwa materi yang kami susun ini masih jauh dari
sempurna. Oleh karena itu, kami sangat mengharapkan saran dan masukan
untuk perbaikan agar tujuan dari penyusunan materi ini menjadi lebih
efektif.

Demikian kami sampaikan, semoga Tuhan YME memberikan tuntunan


kepada kita dalam melakukan berbagai upaya perbaikan dalam menunjang
proses pelaksanaan pelatihan di lembaga pelatihan kerja.

Jakarta, 2020

Direktur
Bina Standardisasi Kompetensi dan
Pelatihan Kerja

..............................................
NIP ............................................

1
A. PENDAHULUAN

Tuntutan pembelajaran berbasis kompetensi menjadi sangat penting dalam


meningkatkan kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) yang kompeten, sesuai
dengan tuntutan kebutuhan pasar kerja. Selaras dengan tuntutan tersebut,
maka dibutuhkan mekanisme pelatihan yang lebih praktis, aplikatif, serta
dapat menarik dilaksanakan sehingga memotivasi para peserta dalam
melaksanakan pelatihan yang diberikan. Seiring dengan mudahnya teknologi
digunakan, maka materi pelatihan dapat disajikan dengan berbagai media
pembelajaran sehingga dapat diakses secara offline dan online.
Materi pelatihan ini terdiri dari buku Panduan Materi Pelatihan dan buku
Panduan Asesmen. Serta dilengkapi dengan materi yang bersifat soft copy
seperti materi presentasi dan video.

B. PANDUAN PENGGUNAAN MATERI

Beberapa ketentuan panduan penggunaan materi yang harus diperhatikan


adalah sebagai berikut:
1. Materi ini dapat dijadikan rujukan untuk pelaksanaan PBK dengan
penggunaannya dapat dikembangkan dan dikontekstualisasikan sesuai
dengan kebutuhan, materi ini terdiri dari:

a. Bacaan Referensi

b. Pengantar Teori

c. Langkah Kerja

d. Implementasi Unit kompetensi

e. Lampiran :

1) Kamus istilah

2) Daftar referensi

3) Unit kompetensi

4) Daftar penyusun

2. Slide powerpoint dan video merupakan kelengkapan yang dapat dijadikan


referensi bagi para instruktur.

2
3. Peran instruktur terkait dengan penggunaan modul, antara lain:

a. Instruktur dapat menggunakan modul dengan referensi video dan


powerpoint yang terlampir dalam modul sebagai referensi, diharapkan
dapat mengembangkan bahan yang disesuaikan dengan BLK masing-
masing

b. Proses pembelajaran dapat disampaikan dengan menggunakan


berbagai sumber yang menguatkan peserta pelatihan, baik melalui
tahapan persiapan, pelaksanaan di kelas, praktek, melakukan
investigasi, menganalisa, mendiskusikan, tugas kelompok, presentasi,
serta menonton video.

c. Keseluruhan materi yang tersedia sebagai referensi dalam buku ini


dapat menjadi bahan dan gagasan untuk dikembangkan oleh
instruktur dalam memperkaya materi pelatihan yang akan
dilaksanakan.

4. Buku penilaian menjadi kesatuan, namun disajikan dalam paket buku


penilaian secara terpisah. Buku penilaian dapat berupa soal tertulis,
panduan wawancara, serta instruksi demonstrasi yang akan dilaksanakan
sesuai dengan proses penilaian yang dilaksanakan.

5. Referensi merupakan referensi yang menjadi acuan dalam penyusunan


buku panduan pelatihan ini.

6. Lampiran merupakan bagian yang berisikan lembar kerja serta bahan yang
dapat digunakan sebagai berkas kelengkapan pelatihan.

3
C. DAFTAR IKON

Daftar ikon yang dapat digunakan dalam buku ini, antara lain:
Ikon Keterangan

Ikon ini memiliki arti anda diminta untuk mencari atau


menemui seseorang untuk mendapatkan informasi

Pemeriksaan

Icon ini memiliki arti anda diminta untuk


menuliskan/mencatat,melengkapi,latihan/aktivitas
(bermain peran, presentasi) dan mencatatkan dalam
lembar kerja pada buku/media lain sesuai instruksi
Aktivitas

Icon ini memiliki arti anda harus melihat pada


aturan atau kebijakan yang berlaku dan prosedur-
prosedur atau materi pelatihan/ sumber informasi
lain untuk dapat melengkapi latihan/ aktivitas ini.
Referensi
material/manual

Icon ini memiliki arti ambil waktu untuk Anda dapat


berpikir/ menganalisa informasi dan catat gagasan-
gagasan yang anda miliki.
Berpikir

Icon ini memiliki arti berbicara/ berdiskusi lah


dengan rekan anda untuk gagasan yang anda miliki.
Komunikasi/
Diskusi

Icon ini memiliki arti pilihlah bacaan yang


dibutuhkan sesuai dengan kebutuhan materi
pelatihan.
Membaca

Icon ini memiliki arti pilihlah video/youtube yang


dibutuhkan dalam materi pelatihan.
Video/Youtube

4
D. BACAAN REFERENSI

Membaca secara lengkap :

• Peraturan Menteri Ketenagakerjaan Nomor 12


Tahun 2015 tentang Keselamatan dan Kesehatan
Kerja Listrik di Tempat Kerja
• SNI 0225-2011 Persyaratan Umum Instalasi
Listrik 011 (PUIL 2011)

5
E. PENGANTAR TEORI

MENERAPKAN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA DAN


LINGKUNGAN HIDUP (K3-LH)

Teknisi refrigerasi dan AC melakukan pekerjaan dengan berbagai


macam situasi dengan potensi bahaya yang selalu melekat, antara lain :
cairan dan gas bertekanan, energi listrik, panas, dingin, bahan kimia, mesin
berputar, pergerakan mekanis, pemindahan benda berat, dan gas berbahaya.
Pekerjaan harus diselesaikan dengan cara yang aman bagi teknisi sendiri dan
orang lain serta lingkungan salah satunya adalah dengan memperhatikan
aturan yang melarang pelepasan refrigerant ke udara bebas/ atmosfer karena
merupakan salah satu penyebab rusaknya O3 (ozone)

Unit ini menjelaskan beberapa praktek keselamatan umum dan


prosedur yang harus dipahami oleh semua teknisi. Ketika Anda berada di
tempat kerja, harus memperhatikan bagaimana anda akan keluar apabila
keadaan terjadi darurat. Mengetahui lokasi peralatan P3K. Banyak praktek
keselamatan dan tips yang lebih spesifik yang diberikan di unit yang lain
sesuai dengan konteks pekerjaannya. Selalu bekerja dengan Kesehatan
jasmani dan rohani dan kompetensi yang baik.

Semua peralatan memiliki keterbatasan. Teknisi harus mempelajari


untuk mengetahui keterbatasan tersebut dengan membaca literatur
produsen. Jika anda memiliki perasaan bahwa anda akan melampaui
keterbatasan produsen, Anda mungkin dan tidak boleh melanjutkan.
Penyalahgunaan alat dapat menyebabkan kerusakan properti dan cedera.

Kacamata keselamatan adalah salah satu perangkat keselamatan yang


sering diabaikan dalam industri. Serpihan benda terbang dapat

6
menyebabkan cedera mata sebelum seseorang dapat bereaksi, sehingga
sebaiknya memakai kacamata dimanapun terdapat kemungkinan cedera.
Bahkan ketika bekerja dengan baikpun, kecelakaan bisa terjadi. Merupakan
hal yang bagus bagi setiap teknisi untuk mengetahui teknik cardiopulmonary
resuscitation (CPR).

Teknisi harus selalu bekerja profesional dan tidak bermain main pada
saat bekerja, kesalahan seringkali terjadi akibat bermain-main. Hal Ini
mungkin terlihat menyenangkan, sampai akhirnya ada yang terluka. Ingat,
Anda mungkin melibatkan orang lain dalam masalah, ketika kecelakaan
terjadi

TEKANAN DALAM TANGKI/ TABUNG DAN PIPA

Tabung/ bejana bertekanan dan pipa merupakan bagian sistem yang


ditangani oleh teknisi refrigerasi dan AC.

Sebagai contoh, sebuah silinder R-22 dibawah sinar matahari mungkin


memiliki suhu tabung 110 ° F (39° C). Grafik suhu / tekanan menunjukkan
bahwa tekanan di dalam silinder pada suhu tersebut adalah 226 psig.
Pembacaan tekanan ini berarti bahwa silinder memiliki tekanan dari 226
pound/113 kg pada setiap inchi persegi dari luas permukaan tabung.

Sebuah silinder besar mungkin memiliki total luas 1500 in2. Hal ini
akan terdapat total tekanan (dorongan keluar) sebagai berikut:

1500 in2 x 226 psi = 339,000 lb

Ini sama dengan

339,000 lb : 2000 lb/ton = 169.5 tons

Lihat Gambar Tekanan ini termuat dengan baik dan akan aman jika
silinder dilindungi. Jangan menjatuhkannya.

PERINGATAN KESELAMATAN:
Pindahkan silinder hanya ketika tutup pengaman terpasang, Gambar
2

7
Silinder yang besar harus dipindahkan dengan cara diikat ke wadah
khusus, Gambar 3 Jika silinder terjatuh, tutup pengaman akan melindungi
katup apabila patah dan menjadi seperti roket/proyektil. Silinder akan
memiliki kecenderungan untuk bergerak mengayun ketika jatuh karena
momentum dari cairan solid yang terkandung di dalamnya. Ayunan tersebut
dapat menyebabkan katup patah. Jika silinder jatuh, tutup pengaman juga
akan mencegah penguapan cairan dalam silinder, yang akan mencemari
udara yang kita hirup dan dapat berakibat fatal atau cedera. Udara tergeser
karena uap refrigeran lebih padat daripada udara. Tutup pengaman harus
diamankan. Tekanan dalam silinder dapat dianggap sebagai potensi bahaya.
Ini tidak akan menjadi berbahaya jika tidak terlepas secara tidak terkendali.
Silinder memiliki katup di atasnya dalam ruang uap, Gambar 4.4 (A). Jika
tekanan menumpuk ke pengaturan katup buang (relief valve), katup akan
mulai menghilangkan uap. Sebagai tekanan uap yang bebas, cairan dalam
silinder akan mulai menguap dan menyerap panas dari lingkungan
sekitarnya, menghasilkan efek pendinginan. Hal ini akan mengurangi
tekanan di dalam silinder, Gambar 4.4 (B). Pengaturan katup ditetapkan pada
nilai-nilai di atas kondisi operasi terburuk yang khas dan biasanya lebih dari
400 psig.

Gambar 1.
Tekanan yang diberikan di seluruh permukaan dari silinder pendingin.

8
Gambar 2.
Sebuah silinder refrigeran dengan topi pengaman.

Gambar 3.
silinder bertekanan harus diikat agar dapat aman dipindah di wadah
khusus.

Silinder refrigeran memiliki pengaman yang dapat melebur, terbuat


dari bahan dengan suhu leleh rendah. Pengaman (Steker) akan meleleh jika
silinder terlalu panas. Hal ini untuk mencegah silinder meledak dan melukai
dan merusak benda lain di sekitarnya.

9
Gambar 4.
(A) katup pressure relief silinder. (B) Katup pressure relief akan mengurangi
tekanan di dalam silinder ketika overpressure terjadi. (A) Courtesy Ferris
State University. Photo by John Tomczyk

PETUNJUK PENCEGAHAN (KESELAMATAN): silinder Refrigerant harus


disimpan dan diangkut dalam posisi tegak untuk menjaga tekanan
relief valve tetap berada dalam area uap, bukan cairan dalam silinder.
Beberapa teknisi mungkin memanaskan silinder refrigeran saat
pengisian sistem untuk menjaga tekanan silinder agar tidak turun. Ini
merupakan praktek yang sangat berbahaya. Disarankan apabila ini
harus dilakukan letakkan silinder refrigeran dalam wadah air hangat
dengan suhu tidak lebih tinggi dari 32° C, Gambar 5.

Gambar 5 Sebuah silinder refrigeran dalam air hangat (tidak lebih hangat dari 32°C).

10
Cairan R-22 ketika terlepas ke atmosfer dan mengenai kulit atau mata
Anda, akan menyebabkan radang dingin. Jaga kulit dan mata Anda dari
terpapar refrigeran cair. Saat Anda memasang alat pengukur dan membaca
tekanan refrigerant atau melakukan pemindahan refrigerant masuk atau
keluar dari sistem, kenakan sarung tangan dan kacamata.

PETUNJUK PENCEGAHAN(KEAMANAN): Jika kebocoran terjadi dan


refrigerant tersebut keluar, hal terbaik yang bisa dilakukan adalah
mundur dan mencari letak katup mematikannya. Jangan mencoba
untuk menghentikannya dengan tangan Anda.

PETUNJUK PENCEGAHAN(KEAMANAN): silinder recovery adalah silinder


khusus yang. Gambar 7 menunjukkan silinder dengan kode warna
yang menunjukkan silinder recovery yang terstandard. Jangan pernah
menggunakan tabung refrigerant untuk melakukan recovery.

Gambar 7 kode Warna silinder recovery refrigerant. bodi silinder berwarna abu-abu, bagian
atas berwarna kuning. Courtesy white Industries

Selain potensi tekanan di dalam silinder refrigeran, ada potensi


tekanan luar biasa dalam silinder nitrogen dan oksigen. Tabung tersebut
memiliki tekanan 2500 psig dan jangan memindahkan tanpa pengaman
terpasang. Harus diikat dan dipindah dalam alat angkut yang dirancang
khusus, Menjatuhkan silinder tanpa tutup pelindung dapat memecahkan

11
katup silinder, dan tekanan di dalam dapat mendorong silinder seperti balon
yang penuh dengan udara yang dilepaskan, Gambar 8.

Tekanan nitrogen harus diatur sebelum digunakan, karena tekanan


dalam silinder terlalu besar untuk dihubungkan ke sistem. Jika nitrogen
dimasukkan kedalam sistem pendinginan tanpa membatasi tekanan, maka
sistem bisa meledak, yang bisa sangat berbahaya jika berada di cangkang
kompresor. Gambar 9 tekanan tangki nitrogen sekitar 2.200 psi yang diatur
menjadi sekitar 130 psi.

Oksigen juga harus diatur karena tekanan yang tinggi. Selain itu, jalur
oksigen harus dijaga benar-benar bebas minyak. Tumpukan oli/ minyak
pada sambungan regulator oksigen dapat menyebabkan ledakan, yang
akibatnya mampu memutuskan tangan Anda.

PETUNJUK PENCEGAHAN(KESELAMATAN): Oksigen biasanya


bertekanan tinggi, tetapi tidak boleh digunakan pressure test sistem.
Jika ada minyak atau residu minyak dalam sistem, oksigen dan residu
oli dalam sistem akan menyebabkan ledakan.

Oksigen sering digunakan bersamaan dengan asetilin. Walaupun


tekanan Silinder Acetylene tidak seperti nitrogen dan oksigen tetapi juga
harus diperlakukan secara hati hati, karena asetilena sangat eksplosif.
Regulator penurun tekanan harus dipasang, Gambar 10. Selalu gunakan
gerobak yang memadai, ikat silinder pada tempatnya, dan amankan tutup
pelindung,

Gambar 8 Ketika katup silinder patah, silinder menjadi seperti proyektil hingga tekanan
habis.

12
Gambar 9 silinder nitrogen dengan regulator tekanan dan safety downstream katup pelepas
tekanan (pressure relief valve). Courtesy Ferris State University. Photo by John Tomczyk

Gambar 10 regulator Tekanan pada silinder oksigen dan asetilena. Courtesy Ferris State
University. Photo by John Tomczyk

13
Gambar 11 (A) silinder bertekanan harus diikat bila disimpan. Jarak aman minimum antara
tabung gas bahan bakar dengan bahan-bahan yang mudah terbakar adalah 6 m atau dinding
setinggi 1,5 m. (B) silinder Refrigerant diikat ke dinding untuk keamanan. (B) Courtesy
Ferris State University. Photo by John Tomczyk

BAHAYA LISTRIK

Sengatan listrik dan luka bakar merupakan bahaya yang selalu ada.
Tidak mungkin untuk menangani semua peralatan dalam keadaan power off,
sehingga Anda harus belajar metode yang aman untuk mengatasi masalah
pada saat rangkaian "hidup". Selama listrik dalam konduktor dan peralatan
berfungsi dengan baik, tidak ada yang perlu ditakutkan. Anda sangat
mungkin terluka Ketika aliran listrik yang tidak terkendali terjadi (misalnya,
jika Anda menyentuh dua kabel fasa).

14
PETUNJUK PENCEGAHAN(KESELAMATAN): Daya listrik harus selalu
dimatikan pada panel distribusi terkunci dengan cara yang tepat
ketika memasang peralatan. Persyaratan khusus dilengkapi oleh
Administrasi Keselamatan dan Kesehatan kerja / Occupational Safety
and Health Administration (OSHA) memberikan rincian untuk kondisi
keselamatan kerja, termasuk penguncian listrik dan prosedur label
(LOTO). Panel listrik memiliki tempat untuk gembok untuk tujuan
penguncian, Gambar 12 (A). Untuk menghindari seseorang menyalakan
daya, Anda harus menjaga panel terkunci ketika Anda tidak dapat
mengawasi dan menjaga dan pastikan hanya Anda yang memegang
kunci. Kontrol emergency Stop dapat dipasang di jalur listrik untuk
menambah keamanan, Gambar 12 (B). Jangan pernah berpikir bahwa
Anda cukup cerdas bekerja dengan sumber listrik aktif bila tidak
diperlukan.

Gambar 12 (A) pemutus Listrik "terkunci" dengan gembok. (B) putuskan Emergency stop
untuk keamanan. Courtesy Ferris State University. Foto oleh John Tomczyk

15
Namun, pada waktu tertentu pengukuran harus dilakukan pada saat
power on. Sikap hati-hati harus dilakukan saat melakukan tes ini. Pastikan
bahwa tangan Anda hanya menyentuh probe meter dan lengan dan seluruh
tubuh Anda menjauhi semua terminal listrik dan sambungan. Anda harus
tahu tegangan di sirkuit yang akan anda ukur. Pastikan bahwa range selector
pada alat ukur diatur dengan benar sebelum menggunakannya.

PETUNJUK PENCEGAHAN(KESELAMATAN): Jangan berdiri di area basah


atau lembab saat melakukan pengukuran/pemeriksaan. Gunakan alat
uji yang tepat, dan pastikan dalam kondisi baik. Memakai sepatu
safety standar. Teknisi cerdas dan kompeten akan selalu melakukan
tindakan pencegahan. Banyak area dengan tanda peringatan bahaya
yang memperingatkan bahwa kacamata dan alas kaki yang tepat
perlu digunakan di area tersebut, Gambar 13.

Gambar 13 tanda peringatan untuk menggunakan kacamata keselamatan dan alas kaki.
Courtesy Ferris State University. Photo by John Tomczyk

KEJUT LISTRIK

Sengatan listrik terjadi ketika Anda menjadi bagian dari rangkaian.


Arus Listrik mengalir melalui tubuh ke ground dan dapat mengakibatkan
luka, jantung Anda dapat berhenti bekerja, mengakibatkan kematian jika
tidak ditangani dengan cepat. Pengetahuan dan keterampilan pertolongan
pertama yang meliputi metode CPR untuk menyelamatkan nyawa penting
untuk dipelajari.

PETUNJUK PENCEGAHAN(KESELAMATAN): Untuk mencegah sengatan


listrik, jangan menjadi konduktor antara dua kabel yaitu L-L atau L-N
atau L-Ground

16
Gambar 14 teknisi dapat menjadi bagian dari sirkuit listrik dan menerima kejutan listrik.

Arus Listrik membutuhkan jalur untuk mengalir. Semakin tinggi


tegangan, semakin besar potensi bahayanya. Di industri, biasanya kita
bekerja dengan tegangan 380 V. Selalu kenali sumber tegangan ditempat
anda bekerja dan ambil sikap yang sesuai. Jangan biarkan tubuh anda
menjadi jalur listrik. Gambar 14 adalah diagram pengkabelan yang
menunjukkan situasi di mana teknisi merupakan bagian dari rangkaian.

Gambar 15 (A) Sebuah rangkaian listrik ke tanah dari rangka bor logam. (B) bor Metal frame
digroundkan dengan benar.

17
PETUNJUK PENCEGAHAN(KESELAMATAN): Gunakan alat-alat listrik
yang dilengkapi kawat ground dan terhubung dengan benar ke ground.

Sikap waspada harus selalu diterapkan ketika menggunakan alat-alat


listrik portabel, yang merupakan perangkat genggam yang menggunakan
energi listrik. Beberapa alat-alat listrik portabel dibuat dari logam. Jenis ini
harus memiliki kabel ground yang akan melindungi pengguna. Alat ini tetap
dapat bekerja tanpa ground, tetapi tidak aman, Gambar 15.

Alternatif untuk model lama dari alat-alat listrik logam portabel adalah
plastik-cased dan alat yang dioperasikan dengan baterai. Dalam alat plastik-
cased sambungan motor dan listrik terisolasi dalam perangkat. Ini disebut
peralatan dengan isolasi ganda dan dianggap aman, Gambar 16 (A). Alat
dioperasikan dengan baterai menggunakan baterai yang dapat diisi ulang dan
sangat nyaman dan aman, Gambar 16 (B).

Gambar 16 (A) Sebuah bor listrik terisolasi ganda. (B) Sebuah bor listrik dioperasikan
dengan baterai. Foto oleh Bill Johnson

18
Luka bakar akibat listrik

Jangan memakai perhiasan (cincin dan jam tangan) saat bekerja pada
rangkaian listrik hidup karena dapat menyebabkan sengatan listrik dan
kemungkinan luka bakar. Jangan gunakan obeng atau alat lain dalam panel
listrik ketika listrik menyala. Luka bakar listrik bisa berasal dari busur listrik,

Gambar 17 Ilustrasi ini menunjukkan short circuit yang diakibatkan oleh obeng.

Misalnya pada saat korsleting. Sebagai contoh, saat obeng terjatuh


ketika Anda sedang bekerja di panel dan mengalirkan arus ke ground, akan
terjadi aliran arus listrik yang sangat besar dan dapat menimbulkan bususr
api listrik (arching). Ketika sirkuit memiliki resistansi 10 Ω dan dioperasikan
pada 120 V saja, dengan menggunakan hukum Ohm, secara perhitungan,
memiliki arus :

Jika contoh ini dihitung lagi dengan resistensi lebih kecil, arus akan
lebih besar karena tegangan dibagi dengan nilai arus yang lebih kecil.

Jika resistance tersebut dikurangi menjadi 0,1 Ω, aliran arus akan


1200 A. Pada saat ini pemutus sirkuit akan trip, tetapi Anda mungkin sudah
mengalami luka bakar atau sengatan listrik, Gambar 17. Arus dari 0,015
ampere atau kurang yang mengalir melalui tubuh dapat berakibat fatal.

19
Sebaiknya menyediakan perlengkapan P3K di tempat yang permanen untuk
semua jenis cedera, Gambar 18 (A) dan (B).

Gambar 18 (A) kit pertolongan pertama dipasang di dinding. (B) Isi sebuah kotak P3K
umum. Courtesy Ferris State University. Foto oleh John Tomczyk

PRINSIP KEAMANAN PENGGUNAAN TANGGA

Tangga nonconducting direkomendasikan digunakan pada semua


pekerjaan. Dua jenis bahan tangga nonconducting adalah kayu dan fiberglass.
Tangga nonconducting jauh lebih aman untuk digunakan.

PETUNJUK PENCEGAHAN(KESELAMATAN): Seorang teknisi dapat saja tanpa


sadar memasang tangga bersentuhan kabel listrik atau menempatkannya di daerah
bahaya listrik tanpa menyadarinya. Ketika teknisi berdiri di tangga nonconducting, ia
akan terlindung dari sengatan listrik. Namun, tidak akan memberikan perlindungan
antara dua atau lebih konduktor listrik.

Tips keselamatan penggunaan tangga selain yang melibatkan potensi


bahaya listrik. Misalnya, Ketika tangga digunakan sebagai alat akses ke atas
atap, harus terdapat sisa Panjang setidaknya 3 kaki/ kurang lebih 90 cm di

20
atas permukaan atap. Selain itu, jarak horizontal dari tumpuan atas ke kaki
tangga harus sekitar seperempat panjang kerja tangga itu, Gambar 19.
Pastikan bahwa tangga ditempatkan pada permukaan yang stabil, rata,
bukan pada permukaan yang licin, dan memiliki kaki anti selip.

Gambar 19 Rel sisi tangga portabel harus diperpanjang 3 kaki di atas permukaan pendaratan
atas. Sudut tangga itu harus sedemikian rupa sehingga ruang horisontal di bagian bawah adalah
sekitar seperempat jarak panjang kerja tangga itu.

Tangga tidak boleh dibebani dengan berat yang melebihi


kemampuannya. Gunakan cara lain untuk mengangkat beban ke atas saat
berat dirasa berlebihan. Tangga harus dipelihara bebas dari minyak, lemak,
dan setiap hal yang menimbulkan potensi bahaya tergelincir lainnya.

Bekerja di ketinggian, di atas atap atau dengan tangga sangat


berbahaya. Atap memiliki pijakan yang biasanya miring. Ketika sudut terlalu
curam, teknisi harus menggunakan sabuk pengaman dan harus diikat
sedemikian rupa sehingga mencegah insiden terjatuh. Teknisi harus selalu
bekerja berpasangan ketika melakukan pekerjaan di atas atap atau ketika
bekerja pada sebuah tangga yang tinggi. Dalam banyak kasus,
mengharuskan tangga diberi pengaman/ diikat di bagian atas.

Pada saat membawa peralatan dan perlengkapan ke atas menggunakan


tangga, harus menggunakan teknik, metode, atau alat yang tepat.

21
TEMPERATUR PANAS

Torches/ blander las memiliki konsentrasi panas yang tinggi. Alat ini
digunakan untuk banyak hal, termasuk brazing, mematri, atau pengelasan.
Banyak bahan yang mudah terbakar mungkin berada di area di mana
pekerjaan brazing lakukan. Sebagai contoh, sistem pendinginan di sebuah
restoran yang memerlukan perbaikan. Lapisan furniture restaurant, minyak,
dan bahan mudah terbakar lainnya harus perhatikan secermat mungkin.

PETUNJUK PENCEGAHAN(KESELAMATAN): Ketika melakukan brazing,


Anda harus memiliki alat pemadam kebakaran didekatnya, dan Anda
harus tahu persis di mana letaknya dan bagaimana menggunakannya,
Gambar 20 (A, B).

Pelajari cara menggunakan alat pemadam kebakaran sebelum


kebakaran terjadi. APAR harus selalu disiapkan,

Jenis APAR dirancang khusus untuk jenis kebakaran. Tipe A adalah


untuk kebakaran sampah, kayu, dan kertas. Tipe B adalah untuk cairan dan
Type C adalah untuk kebakaran peralatan listrik. Namun, beberapa APAR
ada yang dibuat untuk semua jenis kebakaran tersebut, Gambar 20 (B).
Biasanya, alat pemadam ini adalah tipe kimia kering-. Pastikan Anda tahu
jenis pemadam api apa yang Anda gunakan pada kebakaran atau api justru
menyebar dan mengakibatkan kemungkinan cedera yang serius dan
kerusakan properti.

22
Gambar 20 (A) APAR. (B) rincian APAR menunjukkan harus digunakan pada jenis kebakaran.
(A) Foto oleh Bill Johnson. (B) Courtesy Ferris State University. Photo by John Tomczyk

PETUNJUK PENCEGAHAN (KESELAMATAN): Bila sambungan solder


harus dilakukan di dekat bahan mudah terbakar atau permukaan
yang sudah rapih, gunakan perisai bahan noncombustible untuk
isolasi, Gambar 21. Sebuah perisai juga sering diperlukan saat
menyolder dalam kompartemen peralatan, perisai harus digunakan
untuk melindungi setiap kabel yang mungkin dapat terkena pengaruh
panas.

PETUNJUK PENCEGAHAN (KESELAMATAN): Jangan brazing jalur pipa


yang tertutup. Service port atau Schrader valve harus terbuka sebelum
penyolderan dilakukan. Ketika panas dari torch masuk ke saluran
pipa tertutup, tekanan akan meningkat di dalam ruang dan
kemungkinan akan terjadi gelembung melalui bahan tambah cair
panas/ filler. Hal ini akan menyebabkan kebocoran pada sambungan.

23
PETUNJUK PENCEGAHAN (KESELAMATAN): jalur pipa high pressure gas
line, high pressure liquid line, dan motor kompresor yang panas dapat
membakar kulit dan meninggalkan bekas luka permanen.

Gambar 21 Sebuah perisai digunakan ketika mematri atau solder. Courtesy of Thermadyne
Industries, Inc

PETUNJUK PENCEGAHAN(KESELAMATAN): Bekerja di cuaca yang


sangat panas atau di loteng yang panas bisa sangat berbahaya untuk
tubuh. Teknisi harus menyadari bagaimana tubuh mereka dan tubuh
orang di sekitar mereka bereaksi terhadap kondisi kerja. Perhatikan
tanda-tanda overheating, seperti wajah seseorang berubah menjadi
sangat merah atau seseorang yang telah berhenti berkeringat.
Keluarkan mereka dari panas dan mendinginkan mereka. Overheating
dapat mengancam jiwa, panggil bantuan darurat.

SUHU DINGIN

Dingin dapat menjadi berbahaya seperti halnya panas. Refrigeran cair


dapat membekukan kulit atau mata anda secara instan. Tapi paparan hawa
dingin dalam waktu yang lama juga berbahaya. Bekerja di cuaca dingin dapat
menyebabkan radang dingin.

Kenakan pakaian yang tepat dan sepatu bot tahan air, yang juga
membantu melindungi terhadap kejutan listrik. Kondisi Dingin, basah bisa
membuat teknisi hilang konsentrasi.

PETUNJUK PENCEGAHAN(KESELAMATAN): Waspadai udara dingin


ketika bekerja di luar. Angin dapat dengan cepat mengambil panas
dari tubuh Anda, dan radang dingin akan terjadi. Sepatu tahan air
tidak hanya melindungi kaki Anda dari air dan dingin tetapi
membantu melindungi Anda dari bahaya sengatan listrik ketika Anda
bekerja dalam cuaca basah. Namun, tidak bergantung pada sepatu bot
ini untuk perlindungan terhadap bahaya listrik.

24
Sebagai contoh, setting/pengaturan katup ekspansi perlu dilakukan
didalam freezer/ cold storage selama lebih dari satu jam. Hal ini akan
mengakibatkan efek kejutan terhadap sistem tubuh kita Ketika kita keluar
dari ruang kerja yang dingin tersebut. Jika Anda sedang menangani peralatan
dengan suhu rendah, bawalah mantel dan sarung tangan dan memakainya
dalam ruang kerja yang dingin.

BAHAYA MEKANIS
Peralatan berputar berpotensi melukai tubuh dan merusak properti.
Motor penggerak fan, kompresor, dan pompa adalah yang paling berbahaya
karena memiliki power besar, saat kopling atau V-Belt terlepas dan terlempar.
Semua baut harus dipastikan terpasang dengan kuat sebelum motor
dijalankan, bahkan jika motor tidak terhubung ke beban. Tempatkan semua
alat kerja jauh dari kopling atau pulley. Karena kunci pas atau bahkan baut
yang terlepas dari kopling dapat menjadi proyektil yang mematikan, Gambar
22.

PETUNJUK PENCEGAHAN(KESELAMATAN): Ketika menyalakan sebuah


motor terbuka, berdiri dengan baik ke sisi mekanisme motor
penggerak.

PETUNJUK PENCEGAHAN(KESELAMATAN): Ketika motor besar, seperti


motor kipas, yang masih meluncur akan berhenti, jangan mencoba
untuk menghentikannya. Jika Anda mencoba untuk menghentikan
motor dan fan dengan mencengkeram sabuk, momentum kipas dan
motor bisa menarik tangan Anda ke pulley dan di bawah belt, Gambar
23

PETUNJUK PENCEGAHAN(KESELAMATAN): Jangan memakai perhiasan


saat bekerja pada pekerjaan yang membutuhkan banyak gerakan.
Sebuah cincin dapat tertangkap di kepala paku, atau gelang dapat
tertangkap di bak truk saat Anda melompat turun, Gambar 24.

25
Gambar 22 Pastikan semua mur terpasang kuat pada kopling dan komponen lainnya.

Gambar 23 PETUNJUK PENCEGAHAN (KESELAMATAN): Jangan pernah mencoba untuk


menghentikan motor atau mekanisme lain dengan memegang V belt.

Gambar 24 Perhiasan dapat menyangkut pada paku atau benda lain dan menyebabkan cedera.

PEMINDAHAN BENDA BERAT (ANGKAT ANGKUT)


Dalam bidang Refrigerasi seringkali pemindahan benda berat
merupakan bagian dari pekerjaan. Pikirkan metode yang terbaik dan paling
aman untuk memindahkan benda-benda ini, jangan hanya menggunakan
kekuatan otot. Alat khusus dapat membantu Anda memindahkan peralatan.
Jangan mencoba untuk mengangkat alat berat sendiri, cari bantuan orang

26
lain dan gunakan alat-alat dan peralatan bantu. Seorang teknisi tanpa
peralatan yang tepat akan sangat terbatas kinerjanya.

PETUNJUK PENCEGAHAN(KESELAMATAN): Ketika Anda harus


mengangkat, gunakan kaki Anda, bukan punggung, dan memakai
sabuk yang sesuai, Gambar 25.
Beberapa alat yang tersedia misalnya besi pengungkit, trolley, roda
kulkas, hand forklift.
Ketika memindahkan peralatan besar di lantai berkarpet atau
keramik atau di atap berlapis kerikil, pertama letakkan beberapa
lapis plywood. Jauhkan kayu lapis di depan peralatan sebagaimana
yang dipindahkan bersama. Ketika peralatan Memiliki bawah datar,
seperti AC paket, pipa panjang pendek dapat digunakan untuk
memindahkan peralatan di lantai yang solid, Gambar 27.

Gambar 25 PETUNJUK PENCEGAHAN(KESELAMATAN): (A) Gunakan kaki Anda, bukan


punggung, untuk mengangkat benda. Jaga punggung lurus. (B) Gunakan back belt brace. • (B)
Courtesy Wagner Produk Corp

27
Gambar 26 (A) besi pengungkit. (B) pengungkit berroda. (C) trolley. (D) pengangkat di sebuah
truk pickup. (E) lori portabel. Foto oleh Bill Johnson

Gambar 27 peralatan Pemindah menggunakan pipa sebagai rol.

REFRIGERAN DI RUANGAN
Uap refrigeran dan gas lain yang lebih berat daripada udara dapat
menggantikan oksigen pada ruang tertutup. Karena itu, pastikan ventilasi
memadai setiap saat untuk menghindari kekurangan oksigen. Pada saat
Anda berada dalam ruang tertutup dan konsentrasi refrigerant terlalu besar,
maka kemungkinan Anda tidak menyadarinya. Gejalanya Anda akan menjadi

28
merasa pusing, dan bibir Anda mungkin menjadi mati rasa. Jika Anda
merasakan gejala tersebut, segera cari udara segar keluar ruangan.
(KESELAMATAN) TINDAKAN PENCEGAHAN: ventilasi yang tepat harus
dibentuk sebelum memulai suatu pekerjaan. Fan dapat digunakan
untuk mendorong atau menarik udara segar ke ruang tertutup di mana
pekerjaan harus dilakukan. Crossventilation dapat membantu
mencegah penumpukan gas berbahaya, Gambar 28.

Gambar 28 Cross-ventilasi dengan udara segar akan membantu mencegah gas berbahaya
terakumulasi.

Beberapa instalasi memerlukan detektor kebocoran khusus dengan


alarm. Detektor ini membunyikan alarm dengan baik sebelum terjadi
akumulasi gas hingga level berbahaya. Gambar 29 (A) menunjukkan detektor
kebocoran refrigerant khusus untuk HCFC-123 (R-123) yang akan
mendeteksi refrigeran dalam part per million (ppm). Jika tingkat ppm yang
dibatasi program sensor tercapai, detektor akan membunyikan alarm dan
lampu kode warna akan berkedip. Ketika kebocoran detektor alarm berbunyi,
lakukan petunjuk pencegahanyang tepat, dapat dilakukan dengan peralatan
pernapasan khusus. Nyalakan sistem ventilasi. Gambar 29 (B) menunjukkan
peringatan tertulis ditempatkan pada pintu masuk ruang peralatan untuk
keamanan tambahan. Gambar 29 (C) adalah- detektor kebocoran refrigerant
specific untuk HFC-134a (R-134a) yang terletak di ruang peralatan yang
menyimpan sejumlah R-134a baik dalam receiver sistem pendingin yang

29
bekerja atau dalam silinder penyimpanan. Gambar 30 (A) menunjukkan
rencana evakuasi sebuah bangunan dalam kasus kebocoran refrigeran,
kebakaran, atau keadaan darurat lainnya. Denah bangunan sangat penting
untuk keselamatan manusia karena menginformasikan kepada penghuni
ruangan mengetahui di mana letak pintu masuk utama, tangga, lift, dan
toilet. Konfigurasi ruang dan lokasi juga dicantumkan dalam denah
bangunan, Gambar 4,39 (B).

30
Gambar 29 (A) detektor kebocoran Refrigerant-khusus untuk R-123 dengan lampu alarm. (B)
Ditulis peringatan tentang R-123 di pintu peralatan ruangan. (C) detektor kebocoran
Refrigerant-khusus untuk R-134a dengan lampu peringatan. (B) dan (C) Courtesy Ferris State
University. Foto oleh John Tomczyk

Gambar 30 (A) Rencana Evakuasi di dinding interior bangunan untuk keselamatan. (B)
direktori Bangunan pada dinding interior bangunan untuk keselamatan. Courtesy Ferris State
University. Foto oleh John Tomczyk

PETUNJUK PENCEGAHAN(KESELAMATAN): Jika Anda melakukan


brazing di tempat yang terbatas, jaga kepala Anda di bawah asap dan
pastikan bahwa Anda memiliki ventilasi yang memadai, Gambar 31 •.

31
Gambar 31 Jauhkan wajah Anda di bawah area yang dipanaskan dan pastikan bahwa daerah
tersebut memiliki ventilasi yang baik.

Gambar 32 Standard ASHRAE 34-2010 untuk Penandaan dan Klasifikasi Keselamatan


pendingin.

The American National Standards Institute (ANSI) dan American Society


of Heating, Refrigerating dan AC Engineers (ASHRAE) telah mengembangkan
Standard 34-2010 untuk Penandaan Klasifikasi Keselamatan pendingin.
Gambar 32 adalah matriks yang menguraikan Standard 34-2010, dan berikut
ini menjelaskan klasifikasi huruf dan angka nya.

32
Kelas A-Untuk pendingin di mana tingkat toksisitas belum
diidentifikasi pada konsentrasi kurang dari atau sama dengan 400 ppm (parts
per million).

Kelas B-Untuk refrigeran dimana bukti toksisitas ada pada konsentrasi


di bawah 400 ppm.

Kelas 1-Untuk refrigeran yang tidak menunjukkan perambatan api saat


diuji di 65 ° F udara pada 14,7 psia.

Kelas 2-Untuk pendingin dengan batas mudah terbakar yang lebih


rendah lebih dari 0,00625 Ib/ft3 ketika diuji pada 70 ° F dan 14,7 psia.
Mereka juga memiliki panas pembakaran kurang dari 8174 Btu / lb.

Kelas 3-Untuk pendingin dengan mudah terbakar yang tinggi. Batas


mudah terbakar rendah mereka kurang dari atau sama dengan 0.00625
Ib/ft3 ketika diuji pada 70 ° F dan 14,7 psia. Mereka memiliki panas
pembakaran yang lebih besar dari atau sama dengan 8174 Btu / lb.

Dua subclass (A2L dan B2L) berlaku untuk refrigeran mudah terbakar
yang lebih rendah. Huruf kapital "L" mengacu pada "rendah" mudah terbakar.

MENGGUNAKAN BAHAN KIMIA


Bahan kimia sering digunakan untuk membersihkan peralatan seperti
kondensor dan evaporator..

PETUNJUK PENCEGAHAN(KESELAMATAN): Bahan kimia ini harus


ditangani sesuai dengan petunjuk dari produsen. Jangan ceroboh. Jika
Anda menumpahkan bahan kimia pada kulit Anda atau terpercik di
mata, ikuti petunjuk dari produsen dan segera ke klinik pengobatan.
sebaiknya membaca seluruh label sebelum memulai pekerjaan. Sulit
untuk mengobati setelah mata Anda rusak. •

Refrigerant dan oli dari endapan sisa pembakaran motor listrik dapat
berbahaya. Zat pendingin dan oli yang terkontaminasi mungkin berbahaya
bagi kulit Anda, mata, dan paru-paru karena mengandung asam.

33
PETUNJUK PENCEGAHAN(KESELAMATAN): Jaga jarak Anda jika
saluran yang besangkutan pecah atau biarkan refrigerant terlepas •.

Emergency eye dan fasilitas untuk mencuci mata harus tersedia untuk
menangani kecelakaan yang disebabkan bahan kimia berbahaya atau
refrigeran. Tanda untuk mengarahkan seseorang menuju fasilitas ini harus
dipasang dan terlihat jelas.

Bahaya lingkungan
Dibalik dari penggunaan AC yang membuat rasa nyaman bagi
manusia, tahu kah bahwa AC juga memberikan kontribusi dalam merusak
lingkungan ketika tidak dilakukan perawatan yang baik dan benar?

Bahan pendingin AC pada awalnya menggunakan CFC


(Chlorofluorocarbon), yang memiliki unsur klorin (Chlor), florin (Fluoro) dan
karbon (Carbon) dan bersifat sangat stabil sehingga dapat mencapai lapisan
stratosfer. Di lapisan stratosfer terdapat ozon (O3) yang memiliki peranan
penting karena mampu menyerap sebagian besar radiasi ultraviolet-B (UV-B)
dari matahari, sehingga hanya sejumlah kecil yang lolos dan sampai ke
permukaan Bumi. Dengan keberadaan senyawa kimia buatan manusia yang
mengandung berbagai kombinasi elemen kimia klorin, florin, bromin, karbon,
dan hidrogen yang sering disebut halokarbon di lapisan stratosfer, maka
terjadilah reaksi dengan ozon yang kemudian menyebabkan penguraian
sehingga jumlah ozon mengalami penurunan.

Proses Kerusakan Ozon oleh CFC


Menilik pada sejarah, Mario Molina ilmuwan yang tergabung dalam tim
Departemen Kimia Universitas California - Irvine (UCI) bersama dengan
Sherwood Rowland, sekitar tahun 1973 melakukan penelitian pada CFC.
Molina mengetahui bahwa jumlah CFC yang ada di lapisan troposfer dengan
ketinggian antara 6 s/d 10 mil di atas permukaan bumi, kurang lebih sama
dengan jumlah CFC yang diproduksi oleh manusia. Berbeda dengan senyawa
kimia lainnya yang keberadaanya di atmosfer akan tercuci oleh air hujan,
jumlah CFC relatif tetap karena CFC tidak larut dalam air. Setelah
mengetahui tidak ada proses lain yang dapat melarutkan CFC di troposfer,

34
maka Rowland dan Molina berasumsi bahwa CFC akan terus naik dan
akhirnya mencapai lapisan stratosfer diatasnya. Mereka juga menduga
bahwa proses perjalanan CFC ke stratosfer sangat lamban. Menurut
perhitungan mereka, dibutuhkan waktu antara 40 hingga 150 tahun bagi
senyawa-senyawa kimia yang dilepaskan di bumi untuk mencapai
“kematiannya”.

Lapisan atmosfer
Dampak Kerusakan Ozon Stratosfer
Kemudian apa dampaknya jika sinar UV-B intensitas tinggi mencapai
bumi? Menurut para ahli, setiap 10% penipisan lapisan ozon dapat
meningkatkan 20% radiasi UV-B. Bila radiasi UV-B terlalu banyak sampai ke
Bumi maka kasus-kasus yang terjadi antara lain memicu terjadinya penyakit
kanker kulit, katarak mata dan menurunkan tingkat kekebalan tubuh
terhadap penyakit infeksi. Selain itu Menghambat pertumbuhan tanaman
sehingga menjadi kerdil, menyebabkan kepunahan plankton yang
merupakan sumber makanan utama bagi ikan dan organisme air lainnya.
Radiasi UV-B juga dapat mengurangi kemampuan sejumlah organisme dalam
penyerapan gas karbondioksida (CO2) yang merupakan salah satu gas rumah
kaca, sehingga konsentrasi gas tersebut di atmosfer meningkat dan
menyebabkan terjadinya pemanasan global.

Kesepakatan Internasional dalam Menanggulangi Kerusakan Ozon


Kerusakan lapisan ozon memberikan dampak negatif terhadap
kehidupan di bumi, sebaran dampak yang diakibatkan, serta pihak yang

35
menderita tidak mengenal batas yuridis wilayah suatu negara. Melalui
koordinasi oleh United Nations Environment Programme (UNEP), terwujud
kesepakatan yang memperhitungkan prinsip universal mengenai masalah
kerusakan lapisan ozon yang dituangkan dalam Konvensi Wina untuk
perlindungan lapisan ozon pada tahun 1985. Konvensi ini kemudian
ditindaklanjuti dengan Protokol Montreal tahun 1987 yang mengatur tentang
zat-zat yang dapat menipiskan lapisan ozon. Kewajiban-kewajiban yang
digariskan dalam Konvensi Wina 1985 menekankan masalah kerjasama
internasional. Isi perjanjian dalam Protokol Montreal lebih konkrit karena
memuat larangan-larangan yang harus dilaksanakan oleh negara anggota,
seperti keharusan mengganti BPO dengan bahan-bahan yang tidak merusak
lingkungan.

Pada awalnya Protokol Montreal menetapkan langkah-langkah


pengurangan, produksi dan konsumsi beberapa zat yang dapat merusak ozon
yaitu 5 jenis CFC dan 3 jenis Halon. Ketetapan Protokol Montreal didesain
berdasarkan hasil kajian ilmiah dan teknologi secara periodik, sehingga
jadwal penghapusan BPO dapat direvisi. Berdasarkan hasil kajian,
dilakukan adjustment untuk pengaturan penghapusan BPO lainnya pada
tahun 1990 di London, 1992 di Kopenhagen, 1995 di Wina, 1997 di Montreal,
1999 di Beijing dan tahun 2007 di Montreal.

Penghapusan BPO jenis CFC, Halon, TCA dan CTC, dan Methyl
Bromide untuk keperluan non karantina dan pra pengapalan dapat tercapai
sebagaimana disepakati bersama di Protokol Montreal. Saat ini BPO jenis
HCFC menjadi target percepatan penghapusan sebagaimana diputuskan
pada Meeting of Parties (MOP) ke-19. Jadwal penghapusan HCFC untuk
negara Artikel 5 (termasuk negara Indonesia) dihitung
berdasarkan baseline yang diambil dari rata-rata perkiraan konsumsi tahun
2009-2010. Target penghapusan HCFC yang telah ditetapkan adalah; Tahun
2013: freeze; tahun 2015: penurunan sebesar 10% dari angka baseline;
tahun 2020: penurunan sebesar 35%; tahun 2025: penurunan sebesar
67,5%; dan tahun 2030: penurunan sebesar 100%, dimana antara tahun
2030-2040 HCFC hanya diperbolehkan untuk kegunaan pemeliharaan
(servicing) peralatan pendingin.

36
Konvensi Wina dan Protokol Montreal saat ini telah ditandatangani oleh
197 negara, merupakan contoh penting kerjasama global dalam merespon
masalah lingkungan global yang serius. Apabila negara-negara mengikuti
perjanjian ini, tingkat ozon seharusnya kembali ke tingkat tahun 1980 pada
tahun 2068 dan ke level 1950 pada tahun 2100. Keberhasilan kerjasama ini
dapat terlihat sebagaimana kutipan dari berita di

website https://www.nasa.gov/feature/Goddard/2016/antarcti... pada


tanggal 25 Oktober 2016, yang berjudul “2016 Antarctic Ozone Hole Attains
Moderate Size, Consistent With Scientific Expectations”, Paul A. Newman
seorang pimpinan ilmuwan Earth Sciences at NASA's Goddard Space Flight
Center di Greenbelt, Maryland mengatakan: “Tahun ini kami melihat lubang
ozon berada di bawah ukuran rata-rata. Apa yang kita lihat konsisten dengan
harapan dan pemahaman kita tentang bahan kimia yang menipiskan ozon
dan cuaca stratosfer."

Peran dan Capaian Indonesia Dalam Menanggulangi Kerusakan


Lapisan Ozon
Di tingkat nasional, kebijakan perlindungan lapisan ozon di Indonesia
telah disusun sejak adanya ratifikasi Konvensi Wina yang merupakan payung
hukum dalam melaksanakan upaya pengendalian BPO. Pernyataan ratifikasi
konvensi Wina secara formal diwujudkan dalam bentuk Keputusan Presiden
Nomor 23 tahun 1992 tentang Pengesahan Vienna Convention for the
Protection of the Ozone Layer and Montreal Protocol on Substances that
Deplete the Ozone layer as adjusted and amended by second meeting of the
Parties London, 27 – 29 June 1990. Langkah tersebut menunjukkan
ketegasan Indonesia untuk mengikatkan diri, mematuhi hak dan kewajiban
yang timbul dengan ratifikasi tersebut. Pada tahun 1998, Pemerintah
Indonesia menerbitkan Keputusan Presiden No.92 tahun 1998 tentang
Pengesahan Montreal Protocol on Substances that Deplete the Ozone
Layer, dan Copenhagen Amandment 1992.

Program penghapusan BPO sangat dinamis sehingga diperlukan


peraturan yang dapat mendukung kebijakan yang telah disepakati di tingkat
internasional maupun nasional. Penyusunan peraturan dilaksanakan

37
dengan koordinasi antar kementerian terkait, asosiasi industri,dan pihak
pemangku kepentingan lainnya.

Secara ringkas, capaian Indonesia dalam upaya penghapusan BPO


antara lain dapat terlihat dengan adanya larangan impor beberapa jenis BPO
sejak 1 Januari 2008, kecuali BPO jenis Methyl bromideuntuk keperluan
fumigasi karantina dan pra-pengapalan serta HCFC. Kebutuhan nasional
BPO dan penetapan volume impor BPO untuk masing-masing importir BPO
setiap tahun ditentukan dan disepakati dalam rapat koordinasi kementerian
terkait sebagaimana diatur dalam Peraturan Menteri Perdagangan No. 83/M-
DAG/PER/10/2015 tahun 2015 tentang Ketentuan Impor Bahan Perusak
Lapisan Ozon. Selain itu, impor barang berbasis sistem pendingin yang
menggunakan refrigerant HCFC-22 baik dalam keadaan terisi maupun
kosong dilarang mulai 1 Januari 2015 sebagaimana diatur dalam Peraturan
Menteri Perdagangan No. 55/M/-DAG/PER/9/2014 tentang Ketentuan
Impor Barang Berbasis Sistem Pendingin.

Di tingkat penggunaan, sejak 1 Juli 2008 BPO jenis CFC, R-500, R-502
dan Halon telah dilarang digunakan pada produksi AC yang digunakan dalam
ruangan dan kendaraan bermotor, lemari es tipe rumah tangga, mesin
pendingin, aerosol dan alat pemadam api. CFC dan Halon dapat didaur ulang
dan hasil daur ulang hanya dapat digunakan untuk pemeliharaan barang
yang sistem kerjanya masih menggunakan CFC atau Halon. Ketentuan ini
diatur dalam Peraturan Menteri Perindustrian No. 33/M-IND-/PER/4/2007
Tahun 2007 tentang Larangan Memproduksi BPO Serta Barang Yang
Menggunakan BPO.

Selanjutnya, penggunaan BPO jenis HCFC diatur melalui Peraturan Menteri


Perindustrian No. 41/M-IND/PER/5/2014 tentang Larangan
Penggunaan Hydrochlorofluorocarbon (HCFC) di Bidang Perindustrian.
Disebutkan bahwa mulai 1 Januari 2015, HCFC jenis HCFC-22 dan HCFC-
141b dilarang digunakan pada pengisian dalam proses produksi AC ruangan,
mesin pengatur suhu udara, dan alat/mesin refrigerasi, proses produksi rigid
foam untuk barang freezer, domestic refrigerator, boardstock

38
laminated, refrigerated truck dan proses produksi integral skin untuk
penggunaan di sektor automotive dan furniture. HCFC yang digunakan
untuk pemeliharaan barang dilarang digunakan mulai 31 Desember 2030.

Pengendalian resiko ditempat kerja


Seperti yang telah disampaikan sebelumnya bahwa pekerjaan sebagai
teknisi bidang pendingin dan tata udara mengharuskan bekerja dalam situasi
yang berbahaya. Potensi bahaya selalu menciptakan peluang/ kejadian dan
berbagai macam tingkat resiko mulai dari resiko rendah hingga fatal atau
bahkan bencana. Merupakan tugas kita semua untuk mengendalikan resiko.

Pengendalian resiko adalah Tindakan yang dilakukan untuk


menurunkan tingkat resiko dengan cara mengurangi kemungkinan dan
menekan peluang keparahan dampak yang dihasilkan. Pengendalian resiko
ini secara praktis dapat dilakukan melalui cara sebagai berikut :

1. Eliminasi = menghilangkan sumber bahaya.


2. Substitusi = mengganti sumber bahaya
3. Engineering control/ rekayasa Teknik = memodifikasi sumber bahaya
sehingga sudah tidak menjadi sumber bahaya.
4. Administration control/ pengendalian administrasi = membuat SOP
untuk mencegah terjadinya insiden akibat kesalahan operasi dll.
5. APD = Alat pelindung diri.

39
F. LANGKAH KERJA

MENERAPKAN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA DAN LINGKUNGAN HIDUP (K3-LH)

No PANDUAN GAMBAR CAPAIAN KETERANGAN


1. 1. Potensi bahaya
1.1. Mengenali dan mengidentifikasi sumber bahaya
dan resiko
di tempat kerja
kecelakaan
kerja tidak
terjadi
dilingkungan
kerja.

1.2. Menilai tingkat resiko pekerjaan guna


menentukan Langkah pengendalian resiko.

32
MENERAPKAN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA DAN LINGKUNGAN HIDUP (K3-LH)

No PANDUAN GAMBAR CAPAIAN KETERANGAN

2. 2. Mengendalikan 2.1 Mermilih cara pengendalian resiko yang tepat.


resiko
ditempat kerja.

2.2 Membuat catatan rekomendasi dan SOP setiap


pekerjaan yang berresiko.

33
MENERAPKAN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA DAN LINGKUNGAN HIDUP (K3-LH)

No PANDUAN GAMBAR CAPAIAN KETERANGAN


2.3 Memilih dan menyediakan peralatan pelindung diri
yang tepat.
2.4 Mengadakan briefing sebelum melakukan pekerjaan.

34
MENERAPKAN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA DAN LINGKUNGAN HIDUP (K3-LH)

No PANDUAN GAMBAR CAPAIAN KETERANGAN


3. 3. Melaporkan 3.1. Mencatat hasil identifikasi bahaya dan penilaian
implementasi resiko.

pelaksanaan 3.2. Mencatat semua Tindakan pengendalian resiko yang

K3-LH sebagai dilakukan.

bahan evaluasi.

Perilaku Kerja : Indikator perilaku Alat yang digunakan :


Pelaksanaan kegiatan MENERAPKAN : 1. Daftar alat yang digunakan sesuai dengan
KESELAMATAN DAN KESEHATAN 1. seluruh potensi kebutuhan
KERJA DAN LINGKUNGAN HIDUP bahaya 2. Form isian pemeriksaan
(K3-LH) membutuhkan kompetensi teridentifikasi
perilaku : dengan benar.
1. Kecermatan dalam menilai resiko.

35
MENERAPKAN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA DAN LINGKUNGAN HIDUP (K3-LH)

No PANDUAN GAMBAR CAPAIAN KETERANGAN


2. teliti dalam mengidentifikasi potensi 2. Tindakan yang
bahaya dan mempersiapkan tepat dan
Langkah pengendalian resiko. lengkap
3. disiplin dalam dilakukan
mengimplementasikan K3-LH dan sesuai dengan
membuat laporan pelaksanaan rencana dan
yang relevan. hasil
identifikasi
potensi bahaya
dan
pengendalian
resiko yang
sudah
ditetapkan.
3. Laporan ditulis
dengan
lengkap.

36
G. IMPLEMENTASI UNIT KOMPETENSI

Elemen Kompetensi 1

Mengidentifikasi potensi dan risiko di tempat kerja

Referensi 1.1:

Silahkan untuk membaca secara lengkap modul ini.

Aktivitas 1.1 :

Lakukan identifikasi/ pengumpulan data dilapangan


terkait potensi bahaya apa saja yang mungkin dihadapi
oleh teknisi pendingin dan tata udara.

Aktivitas 1.2 :

Tuliskan dampak yang mungkin terjadi jika sumber


bahaya yang ditemukan dibiarkan dan seberapa besar
kemungkinan insiden/ accident akan terjadi

38
Data identifikasi potensi bahaya dan penilaian resiko
Kategori Keparahan Hasil penilaian
Kemungkinan
Bencana/ katastropik resiko
Pasti (5)
(5) (perkalian antara
Sangat mungkin(4)
Kematian/fatal (4) kolom 4 dan 5)
Sumber bahaya dan Mungkin (3)
Luka parah (3)
No. Jenis pekerjaan kemungkinan Bisa terjadi (2)
Luka perlu penanganan
insiden/ accident) Kemungkinan kecil
medis (2)
(1)
Luka ringan (1)
Tidak mungkin (0)

1 2 3 4 5 6

1 -

-
3

-
4

39
Elemen Kompetensi 2

Mengendalikan bahaya dan risiko di tempat kerja

Referensi 2.1:
1. Silahkan anda baca setiap petunjuk pencegahan
(keselamatan) dalam buku ini.

Diskusi 2.1:
Silahkan anda mendiskusikan cara pengendalian resiko
untuk mengisi table pengendalian resiko berdasarkan
identifikasi bahaya dan penilaian resiko yang anda buat
dengan membuat rekomendasi cara pengendalian supaya
tingkatan kategori resiko menjadi serendah rendahnya

Video Youtube 2.1:

Silahkan cari referensi video di youtube untuk lebih


memahami secara detail tentang cara pengendalisan
resiko. Berikut contoh link yang dapat digunakan
sebagai referensi :
https://bit.ly/pengendalianresiko

Aktivitas 2.1:

Isilah table yang tersedia sesuai dengan pemahaman and


aterkait cara pengendalian resiko

40
Elemen Kompetensi 3

Melaporkan pelaksanaan K3-LH

Diskusi 3.1:
Silahkan untuk mendiskusikan dokumen hasil dari
identifikasi potensi bahaya, penilaian resiko dan
pengendalian resiko yang anda buat dengan partner
anda:

1. Apakah hasil identifikasi anda sudah lengkap


mencakup seluruh potensi bahaya yang relevan.
2. Apakah penilaian resiko yang anda buat sudah sesuai
menurut pandangan teman anda
3. Apakah pengendalian resiko yang anda
rekomendasikan masih perlu ada perbaikan sehingga
lebih efisien dari segi biaya waktu dan efektifitas.

Video Youtube 3.1:

Silahkan cari referensi video di youtube untuk lebih


memahami secara detail tata cara pelaporan K3 Berikut
contoh link yang dapat digunakan sebagai referensi :
https://bit.ly/laporK3

Aktivitas 3.1:

Ikuti video yang anda lihat dan laporkan hasil kerja


pengendalian resiko yang anda lakukan.

41
Penilaian:

Penilaian Catatan :
Tercapai / Belum Tercapai
Peserta Instruktur

Nama/Tandatangan/tgl Nama/Tandatangan/tgl

42
H. LAMPIRAN

KAMUS ISTILAH

cardiopulmonary Adalah Tindakan awal pertolongan terhadap henti


resuscitation (CPR). jantung atau henti nafas.

silinder Adalah jenis wadah suatu fluida yang kedap


udara atau seringkali disebut tabung.

proyektil Peluru.

Tegangan sentuh Adalah arus listrik yang mengalir dalam tubuh


makhluk hidup

Katup pressure relief Adalah katup yang berfungsi mengeluarkan isi


dari suatu silinder secara otomatis Ketika tekanan
dalam silinder berlebihan hingga pada batas
tertentu akan menutup kembali.

Residu Endapan / sisa

Kabel fasa Adalah kabel yang dialiri alus listrik dan jika
ditestpen mengakibatkan testpen menyala sebagai
tanda bahwa kabel tersebut bertegangan.

L-L Line to Line atau fasa ke fasa

Resiko Tingkat kemungkinan dan tingkat dampak jika


terjadi insiden.

L-N Line to Neutral atau Fasa ke Netral

Resistansi Hambatan listrik dengan satuan ohm

Bahan nonconducting Bahan yang tidak mengalirkan arus listrik

APAR Alat Pemadam Api Ringan

Kompartemen Ruangan lemari pendingin

43
REFERENSI

• Undang-Undang Nomor 1 tahun 1970 tentang Keselamatan dan


Kesehatan Kerja (K3).
• Persyaratan Umum Instalasi Listrik 2011. SNI
• William C. Whitman, William M. Johnson, John A. Tomczyk, Eugene
Silberstein. 2013. Refrigeration and Air Conditioning Technology seventh
edition. USA : Delmar, Cengage Learning.
• http://sib3pop.menlhk.go.id/index.php/articles/view?slug=bahan-
perusak-ozon-bpo-apa-dan-bagaimana-penanganannya

44
UNIT KOMPETENSI

KODE UNIT : F.43RAC01.001.1


JUDUL UNIT : Menerapkan keselamatan dan kesehatan kerja dan
lingkungan hidup (K3-LH)
DESKRIPSI UNIT : Unit kompetensi ini mencakup pengetahuan,
keterampilan dan sikap kerja yang diperlukan dalam
penerapan keselamatan dan kesehatan kerja serta
lingkungan hidup sesuai dengan prosedur K3-LH pada
pekerjaan yang terkait sistem refrigerasi dan tata
udara.

ELEMEN KOMPETENSI KRITERIA UNJUK KERJA

1. Mengidentifikasi potensi dan 1.1. Peraturan terkait K3-LH disiapkan


risiko di tempat kerja sesuai dengan kebutuhan.
1.2. Sumber bahaya, potensi, dan risiko di
tempat dan lingkungan kerja
diidentifikasi sesuai dengan prosedur.
1.3. Peralatan pelindung diri yang tepat
ditentukan sesuai dengan jenis
bahaya.
2. Mengendalikan bahaya dan risiko 2.1. Alat pelindung diri dan alat pengaman
di tempat kerja kerja digunakan sesuai dengan
ketentuan.
2.2. Sumber bahaya di tempat kerja diberi
proteksi atau disingkirkan untuk
meminimisasi risiko.
2.3. Prosedur K3-LH diterapkan untuk
pengendalian bahaya dan risiko kerja
secara konsisten.
3. Melaporkan pelaksanaan K3-LH 3.1. Informasi hasil identifikasi potensi dan
sumber bahaya, penilaian dan
pengendalian risiko di tempat kerja
dilaporkan sesuai dengan ketentuan.
3.2. Panduan yang berhubungan dengan
K3- LH diterapkan sesuai dengan

45
ketentuan.
4. Melakukan pengujian rangkaian 4.1. Pengetesan kontinuitas dilakukan
pada setiap sambungan sesuai dengan
ketentuan.
4.2. Rangkaian sistem kontrol diuji
fungsinya sesuai dengan ketentuan.
4.3. Beban motor induksi 3 (tiga) phase
dijalankan dengan sistem control
sesuai dengan prosedur.
4.4. Hasil pengujian dicatat sesuai dengan
ketentuan.
.BATASAN VARIABEL
1. Konteks variabel
1.1. Unit kompetensi ini berlaku untuk kegiatan penerapan prinsip
keselamatan dan kesehatan kerja lingkungan hidup termasuk pada
area/lingkungan kerja khusus terbatas dan berbahaya (hazardous
area) yang memiliki tingkat risiko yang berbeda, dimana kecelakaan
kerja mungkin tereskalasi menjadi kecelakaan kerja yang
menimbulkan korban jiwa massal, kerugian aset yang sangat besar
dan pencemaran lingkungan yang sangat parah.
1.2. Sumber bahaya di tempat kerja meliputi:
1.2.1. Material yang mudah terbakar;
1.2.2. Bahan berbahaya dan beracun;
1.2.3. Api terbuka;
1.2.4. Bahan kimia berbahaya;
1.2.5. Benda dan objek yang terlepas;
1.2.6. Mesin atau perlengkapan yang digunakan;
1.2.7. Kesalahan pada kelistrikan;dan
1.2.8. Benda yang bertekanan atau bertemperatur ekstrim
1.3. Potensi dan risiko yang mungkin terjadi di tempat kerja termasuk
potensi dan risiko khusus yang harus dikenali dan ditangani pada
tempat atau lokasi kerja khusus terbatas dan berbahaya (hazardous
area) yang meliputi dan tidak terbatas pada:
1.3.1. Potensi dan risiko ledakan akibat terbakarnya bahan
hidrokarbon karena terpapar percikan api atau panas selama
pekerjaan;

46
1.3.2. Potensi dan risiko bekerja di ketinggian;
1.3.3. Potensi dan risiko kesalahan pemilihan material untuk
aplikasi di daerah yang korosif;
1.3.4. Potensi dan risiko bekerja pada sistem bertekanan dan
bertegangan;
1.3.5. Potensi dan risiko paparan temperatur, kebisingan, dan
getaran ekstrim serta bahan beracun dan berbahaya;
1.3.6. Potensi bahaya mekanis; dan
1.3.7. Potensi bahaya angkat angkut benda berat.
2. Peralatan dan perlengkapan
2.1 Peralatan
2.1.1 Alat pelindung diri (termasuk khusus hazardous area jika
diperlukan)
2.1.2 Alat Pemadam Api Ringan (APAR)
2.1.3 Alat pengaman kerja
2.2 Perlengkapan
2.2.1 Sarana perlindungan untuk mesin peralatan dan perlengkapan
kerja yang berpotensi menimbulkan bahaya
2.2.2 Perlengkapan Pertolongan Pertama pada Kecelakaan(P3K)
2.2.3 Rambu-rambu keselamatan kerja
3. Peraturan yang diperlukan
3.1. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja dan
aturan penggantinya
3.2. Undang-Undang Nomor 4 Tahun 1982 tentang Pencegahan
Pencemaran Lingkungan dan aturan penggantinya
3.3. Peraturan Pemerintah Nomor 50 Tahun 2012 tentang Penerapan
Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja dan aturan
penggantinya
3.4. Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Nomor
PER.04/MEN/1980 tentang Syarat-syarat Pemasangan dan
Pemeliharaan Alat Pemadam Ringan dan aturan penggantinya
3.5. Peraturan Menteri Tenaga Kerja Nomor PER.03/MEN/1998 tentang
Tata Cara Pelaporan dan Pemeriksaan Kecelakaan dan aturan
penggantinya
3.6. Peraturan Menteri Tenaga Kerja Nomor 12 Tahun 2015 tentang
Keselamatan dan Kesehatan Kerja Listrik di Tempat Kerja dan aturan
47
penggantinya
4. Norma dan standar
4.1. Norma
4.1.1. tidak ada
4.2. Standar
4.2.1. Standar Operasional Prosedur (SOP) terkait Keselamatan dan
Kesehatan Kerja Lingkungan Hidup
PANDUAN PENILAIAN
1. Konteks penilaian
1.1. Penilaian/asesmen kompetensi pada unit ini dapat dilakukan pada
Tempat Uji Kompetensi (TUK), tempat kerja dan/atau tempat kerja
simulasi.
1.2. Metode asesmen yang dapat diterapkan dapat berupa metode tes
lisan, tes tertulis, observasi/tempat kerja/demonstrasi/simulasi,
verifikasi bukti/portofolio dan wawancara serta metode lain yang
relevan.
1.3. Penilaian/asesmen kompetensi dilakukan pada aspek pengetahuan,
keterampilan dan sikap kerja untuk memenuhi ketercapaian
kompetensi yang ditetapkan.
2. 2. Persyaratan kompetensi
(Tidak ada.)
3. 3. Pengetahuan dan keterampilan yang diperlukan
3.1. Pengetahuan
3.1.1. Keselamatan, Keamanan dan Kesehatan kerja dan Lingkungan
Hidup (K3-LH)
3.1.2. Jenis dan fungsi alat pelindung diri dan alat pengaman kerja
termasuk di hazardous area
3.1.3. Karakteristik refrigeran
3.1.4. Sumber bahaya, potensi, dan risiko pekerjaan terkait sistem
refrigerasi dan tata udara
3.1.5. Metode dan teknik pengendalian bahaya dan risiko pekerjaan
terkait sistem refrigerasi dan tata udara
3.1.6. Dasar teori listrik

3.2. Keterampilan

48
1.2.1 Menggunakan alat pelindung diri
1.2.2 Menggunakan alat penanganan bahaya
1.2.3 Menerapkan kebersihan lingkungan
1.2.4 Berinteraksi dan berkomunikasi
1.2.5 Menerapkan ketentuan pencegahan pencemaran lingkungan
4. Sikap kerja yang diperlukan
4.1. Cermat
4.2. Teliti
4.3. Disiplin
5. Aspek kritis
5.1. Ketepatan dalam mengidentifikasi potensi bahaya, menganalisis
risiko, dan mengendalikan risiko (menurunkan tingkat risiko) di
tempat kerja
5.2. Kedisiplinan dalam mentaati prosedur atau ketentuan K3-LH

49
DAFTAR NAMA PENYUSUN

Jabatan Dalam
NO. NAMA PROFESI
Tim

1. Sri Hardono • Instruktur Pendingin Penyusun


dan Tata Udara BBPLK
Bekasi
• Expert dan juri Asean
Skills Competition
• Expert dan Juri World
skills Asia
• Asesor LSP BBPLK
Bekasi

2. Arif Hafidiyanto - Verifikator

3. Bayu - Validator

50
BUKU INFORMASI

MENGGUNAKAN ALAT UKUR REFRIGERASI


DAN TATA UDARA
F.43RAC01.008.1

KEMENTERIAN KETENAGAKERJAAN R.I.


DIREKTORAT JENDERAL PEMBINAAN PELATIHAN DAN PRODUKTIVITAS
DIREKTORAT BINA STANDARDISASI KOMPETENSI DAN PELATIHAN KERJA
Jl. Jend. Gatot Subroto Kav. 51 Lt. 6.A Jakarta Selatan
2019
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Sub-Golongan Teknik Refrigerasi dan Tata Udara F.43RAC01.008.1

DAFTAR ISI
DAFTAR ISI ____________________________________________________________ 2
BAB I _________________________________________________________________ 4
PENDAHULUAN _________________________________________________________ 4
A. Tujuan Umum _____________________________________________________ 4
B. Tujuan Khusus ____________________________________________________ 4
BAB II ________________________________________________________________ 5
MEMPERSIAPKAN ALAT UKUR ______________________________________________ 5
A. Pengetahuan yang Diperlukan dalam Mempersiapkan Alat Ukur ______________ 5
1. Mengidentifikasi Alat Ukur yang Standar Sesuai Kebutuhan _______________ 5
2. Cara memeriksa alat ukur sesuai dengan kebutuhan ____________________ 19
3. Memperhatikan Aspek keamanan sesuai dengan petunjuk kerja ___________ 20
B. Keterampilan yang Diperlukan dalam Mengidentifikasi Menggunakan Alat Ukur
Refrigerasi dan Tata Udara adalah ____________________________________ 21
C. Sikap kerja ______________________________________________________ 21
BAB III _______________________________________________________________ 22
MELAKUKAN PENGUKURAN PADA SYSTEM REFRIGERASI DAN TATA UDARA _______ 22
A. Pengetahuan yang Diperlukan dalam Melakukan Pengukuran pada Sistem
Refrigerasi dan Tata Udara. _________________________________________ 22
1. Prosedur menggunakan Insulation tester pada motor dan perlengkapan listrik.22
2. Prosedur Mengukur Tegangan sumber listrik __________________________ 24
3. Prosedur Mengukur Tekanan Menggunakan Manifod Gauge ______________ 27
4. Prosedur Mengukur Arus Menggunakan Tang Ampere __________________ 31
5. Prosedur Mengunakan Digital Thermometer __________________________ 32
B. Keterampilan yang Diperlukan dalam Melakukan pengukuran pada system
refrigerasi dan tata udara ___________________________________________ 33
C. Sikap kerja yang Diperlukan dalam Melakukan pengukuran pada system
refrigerasi dan tata udara ___________________________________________ 34
BAB IV _______________________________________________________________ 35
MEMELIHARA ALAT UKUR ________________________________________________ 35
A. Pengetahuan yang Diperlukan dalam Memelihara Alat Ukur ________________ 35
1. Cara Membersihkan Alat Ukur dari kotoran yang menempel. _____________ 35
2. cara menyimpan semua alat ukur sesuai dengan prosedur petunjuk manual _ 35
B. Keterampilan yang Diperlukan dalam Memastikan Peralatan dan Material _____ 35
C. Sikap kerja yang Diperlukan dalam Memastikan Peralatan dan Material _______ 36
DAFTAR PUSTAKA ______________________________________________________ 37
A. Dasar Perundang-undangan _________________________________________ 37
B. Buku Referensi ___________________________________________________ 37

Judul Modul: Menggunakan Alat Ukur Refrigerasi dan Tata Udara Halaman: 2 dari 40
Buku Informasi Versi: 2020
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Sub-Golongan Teknik Refrigerasi dan Tata Udara F.43RAC01.008.1

C. Majalah atau Buletin _______________________________________________ 37


D. Referensi Lainnya _________________________________________________ 37
DAFTAR PERALATAN/MESIN DAN BAHAN ___________________________________ 38
A. Daftar Peralatan/Mesin _____________________________________________ 38
B. Daftar Bahan _____________________________________________________ 38
LAMPIRAN ____________________________________________________________ 39
DAFTAR PENYUSUN MODUL ______________________________________________ 40

Judul Modul: Menggunakan Alat Ukur Refrigerasi dan Tata Udara Halaman: 3 dari 40
Buku Informasi Versi: 2020
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Sub-Golongan Teknik Refrigerasi dan Tata Udara F.43RAC01.008.1

BAB I
PENDAHULUAN

A. Tujuan Umum
Setelah mempelajari modul ini peserta latih diharapkan mampu Menggunakan Alat
Ukur Refrigerasi dan Tata Udara.

B. Tujuan Khusus
Adapun tujuan mempelajari unit kompetensi melalui buku informasi Menggunakan
Alat Ukur Refrigerasi dan Tata Udara ini guna memfasilitasi peserta latih sehingga
pada akhir pelatihan diharapkan memiliki kemampuan sebagai berikut:
1. Mempersiapkan alat ukur yang meliputi identifikasi alat sesuai kebutuhan
kemudian memeriksanya sesuai ketentuan, Disertai dengan memperhatikan
aspek keamanan sesuai petunjuk kerja.
2. Melakukan pengukuran pada sistem refrigerasi dan tata udara meliputi
pengukuran tahanan isolasi pada motor dan perlengkapan listrik diukur
menggunakan insulation tester sesuai dengan prosedur, tegangan sumber
listrik diukur menggunakan peralatan dan metode yang sesuai, Tekanan sistem
diukur menggunakan manifold gauge, Arus listrik diukur dengan menggunakan
tang ampere sesuai dengan prosedur, Digital thermometer digunakan sesuai
dengan prosedur dan manual pabrikan.
3. Memelihara alat ukur yang meliputi pembersihan dari kotoran yang menempel
dan menyimpannya sesuai dengan prosedur petunjuk manual.

Judul Modul: Menggunakan Alat Ukur Refrigerasi dan Tata Udara Halaman: 4 dari 40
Buku Informasi Versi: 2020
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Sub-Golongan Teknik Refrigerasi dan Tata Udara F.43RAC01.008.1

BAB II
MEMPERSIAPKAN ALAT UKUR

A. Pengetahuan yang Diperlukan dalam Mempersiapkan Alat Ukur

Teknisi Refrigerasi dan AC harus dapat Mempersiapkan alat ukur. Karena dengan
mempersiapkan alat ukur pekerjaan perawatan, pemasangan, dan perbaikan akan
menjadi lebih mudah dan efisien. Alat ukur memberikan manfaat yang sangat
penting untuk memastikan kesesuaian kerja sistem refrigerasi dan tata udara.
Untuk itu mempersiapkan alat ukur menjadi hal yang penting dilakukan oleh
seorang teknisi.

1. Mengidentifikasi Alat Ukur yang Standar Sesuai Kebutuhan

Sebelum Proses pengukuran dalam ilmu refrigerasi dan tata udara maka teknisi
harus tahu terlebih dahulu tahu dasar pengukuran listrik dan elektronika.
Pengukuran adalah langkah yang tidak boleh dihilangkan, Karena melalui
pengukuran akan diperoleh besaran-besaran yang diperlukan, baik untuk
pengambilan keputusan dan instrumen kontrol maupun hasil yang diinginkan
oleh seorang user. Kepentingan alat-alat ukur dalam kehidupan kita tidak dapat
disangkal lagi. Hampir semua alat ukur berdasarkan energi elektrik, karena
setiap kuantitas fisis mudah dapat diubah kedalam kuantitas elektrik, seperti
tegangan, arus, frekuensi, perputaran dan lain-lainnya. Misalnya : temperatur
yang dulu diukur dengan sebuah termometer air- raksa sekarang dapat diukur
dengan thermocople.

Sifat dari pengukuran itu dibagi dalam :


1. Indication, menyatakan, menunjukkan, alat semacam ini tidak tergantung
pada waktu;
2. Recording, mencatat, menyimpan, merekam, alat ini dipergunakan
bila pengukuran berubah dengan perubahan waktu;
3. Integrating, menjumlahkan, alat ini dipakai bila konsumsi energi elektrik
selama beberapa waktu waktu diperlukan.

Pekerjaan mengukur itu pada dasarnya adalah usaha menyatakan sifat


sesuatu zat/ benda ke dalam bentuk angka atau herga yang lazim disebut

Judul Modul: Menggunakan Alat Ukur Refrigerasi dan Tata Udara Halaman: 5 dari 40
Buku Informasi Versi: 2020
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Sub-Golongan Teknik Refrigerasi dan Tata Udara F.43RAC01.008.1

sebagai hasil pengukuran. Pemberian angka-angka tersebut dalam praktek


dapat dicapai dengan :
1. Membandingkan dengan alat tertentu yang dianggap sebagai standar.
2. Membandingkan besaran yang akan diukur dengan suatu skala yang telah
ditera atau dikalibrasikan.

Jelaslah bahwa pengukuran sebagai suatu proses yang hasilnya sangat


tergantung dari unsur-unsurnya. Unsur-unsur terpenting dalam proses
pengukuran itu antara lain :
1. Alat yang dipergunakan sebagai pembanding/ penunjuk.
2. Orang yang melaksanakan pengukuran.
3. Cara melaksanakan pengukuran.

Jika ada salah satu unsur yang tidak memenuhi syarat, maka hasilnya tidak
mungkin baik. Penjelasan di atas merupakan pengertian pengukuran yang
ditinjau secara umum. Pengukuran listrik mempunyai tujuan yang lebih luas
lagi, yaitu : untuk mengetahui, menilai dan atau menguji besaran listrik. Alat
yang dipergunakan sebagai pembanding/ penunjuk disebut instrumen
pengukur. Instrumen ini berfungsi sebagai penunjuk nilai besaran Listrik yang
diukurnya. Banyak sekali macam jenis pengukuran ini sesuai dengan banyak
besaran yang akan diukur. Hasil pengukuran pada umumnya merupakan
penunjukkan yang langsung dapat dibaca/ diketahui, ada yang dengan sistim
tercatat dan ada yang tidak. Dari hasil penunjukkan ini selanjutnya dapat
dianalisa atau dibuat data untuk suatu bahan studi/ analisa lebih lanjut. Oleh
sebab itu hasil pengukuran diharapkan mencapai hasil yang optimal.

Berikut adalah dasar pengukuran listrik yang harus diketahui :


a. Tegangan listrik (Electricity)
Adalah potensi/tekanan listrik dari suatu sumber listrik, besar tegangan
listriknya ditentukan oleh perbedaan potensi antara satu titik dengan titik
lainnya. Satuan tegangan listrik adalah Volt (V) dan mempunyai simbol huruf
E. Alat untuk mengukur tegangan listrik adalah Voltmeter.
b. Kuat arus (Intensity)

Judul Modul: Menggunakan Alat Ukur Refrigerasi dan Tata Udara Halaman: 6 dari 40
Buku Informasi Versi: 2020
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Sub-Golongan Teknik Refrigerasi dan Tata Udara F.43RAC01.008.1

Adalah banyak muatan listrik yang mengalir tiap detik melalui suatu
penghantar. Satuan kuat arus listrik adalah Ampere (A) dan mempunyai
simbol I. Alat untuk mengukur kuat arus listrik adalah Ampere meter.
c. Hambatan listrik (Resistance)
Adalah rintangan yang dihadapi oleh aliran listrik pada suatu penghantar.
Satuan untuk mengukur hambatan listrik adalah Ohm (Ω) dan mempunyai
simbol R, alat untuk mengukur hambatan listrik adalah Ohm Meter.

Dari percobaan yang dilakukan George Simon Ohm menghasilkan Hukum Ohm
dan ditulis dalam bentuk rumus:

Ket :
E = tegangan listrik (Volt)
I = kuat arus listrik (Ampere)
R = hambatan listrik (Ohm)

Daya listrik (Power)


Adalah kekuatan yang dikandung dalam aliran arus dan tegangan listrik melalui
hambatan dengan besaran tertentu. Satuan ukuran daya listrik adalah Watt
dan mempunyai simbol P. Dapat dirumuskan sebagai berikut:
P=ExI
Ket:
P = daya listrik (Watt)
E = tegangan listrik (Volt)
I = kuat arus listrik (Ampere)
Hubungan antara besaran-
besaran listrik menghasilkan
rumus sbb:

Judul Modul: Menggunakan Alat Ukur Refrigerasi dan Tata Udara Halaman: 7 dari 40
Buku Informasi Versi: 2020
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Sub-Golongan Teknik Refrigerasi dan Tata Udara F.43RAC01.008.1

Gambar 1. Rumus dasar Listrik dan Elektronika

Untuk memudahkan dalam memahami proses pengukuran maka seorang teknisi


juga harus mampu mengetahui makna-makna symbol yang terdapat seputar
alat ukur.
Simbol berasal dari kata symballo yang berasal dari bahasa Yunani yang artinya
"melempar bersama-sama", melempar atau meletakkan secara bersama-sama
dalam suatu ide atau objek yang terlihat, sehingga objek tersebut mewakili
gagasan. Simbol dapat diartikan sebagai pengembaraan suatu benda atau hal
pada konsep yang sederhana untuk mempermudah seseorang memahaminya.
Ada berbagai macam simbol yang digunakan pada alat ukur listrik dan ada
beberapa fungsi simbol pada alat ukur listrik yaitu :
1. Menunjukkan jenis alat ukur dan fungsi alat ukur
2. Menunjukan standar penggunaannya,
3. Menunjukan cara perawatan alat ukur, dan lain sebagainya.

Contoh simbol yang menunjukan jenis alat ukur dan fungsi alat ukur :
A adalah simbol alat ukur Ampermeter, berfungsi untuk mengukur besar
kecilnya arus listrik yang mengalir.
V adalah simbol alat ukur Voltmeter, berfungsi untuk mengukur besar kecilnya
nilai tegangan listrik.
W adalah simbol alat ukur Wattmeter, berfungsi untuk mengukur daya listrik.
kWh adalah simbol alat ukur kWhmeter, berfungsi untuk mengukur daya listrik
yang digunakan tiap jam.
Ω adalah simbol alat ukur Ohmmeter, berfungsi untuk mengukur nilai hambatan
atau resistansi.

Judul Modul: Menggunakan Alat Ukur Refrigerasi dan Tata Udara Halaman: 8 dari 40
Buku Informasi Versi: 2020
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Sub-Golongan Teknik Refrigerasi dan Tata Udara F.43RAC01.008.1

Cosφ adalah simbol alat ukur Cosφmeter, berfungsi untuk mengukur faktor
daya listrik.
Hz adalah simbol alat ukur Frekuensi meter, untuk mengukur besar kecilnya
frekuensi.
Berikut ini adalah beberapa contoh simbol alat ukur listrik yang sering dijumpai
dalam kehidupan sehari-hari :
Tabel 1. Simbol-simbol pada alat ukur

Alat ukur kumparan putar dengan magnet

Alat ukur kumparan dengan kumparan silang

Alat ukur dengan pelindung besi

Alat ukur dengan pelindung elektrostatis

Alat ukur magnet putar

Rasiometer (qutientmeter) magnet permanen putar

Gawai elektronika dalam sirkit pengukuran

Gawai elektronika dalam sirkit bantu

Alat ukur besi putar

Alat ukur besi putar terpolarisasi

Judul Modul: Menggunakan Alat Ukur Refrigerasi dan Tata Udara Halaman: 9 dari 40
Buku Informasi Versi: 2020
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Sub-Golongan Teknik Refrigerasi dan Tata Udara F.43RAC01.008.1

Rasiometer (quotientmeter) besi putar

Alat ukur elektrodinamis

Alat ukur elektrodinamis dengan pelindung besi

Alat ukur elektrodinamis kumparan silang

Alat ukur elektrodinamis kumparan silang dengan pelindung


besi

Instrumen dengan arus searah

Instrumen dengan arus bolak-balik

Instrumen dengan arus searah dan arus bolak-balik

Instrumen arus putar dengan satu alat ukur

Instrumen arus putar dengan dua alat ukur

Instrumen arus putar dengan tiga alat ukur

Alat ukur dengan bimetal

Alat ukur dengan vibrasi

Judul Modul: Menggunakan Alat Ukur Refrigerasi dan Tata Udara Halaman: 10 dari 40
Buku Informasi Versi: 2020
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Sub-Golongan Teknik Refrigerasi dan Tata Udara F.43RAC01.008.1

Alat ukur dengan induksi

Alat ukur dengan elektrostatis

Alat ukur dengan termokopel

Alat ukur termokopel yang diisolasi

Alat ukur kumparan putar dengan termokopel

Alat ukur dengan penyearah

Alat ukur kumparan putar dengan penyearah

Kedudukan (posisi) pemakaian alat ukur harus tegak lurus


(Vertikal)

Kedudukan (posisi) alat ukur harus mendatar (Horizontal)

Kedudukan pemakaian alat ukur harus sesuai dengan besar


sudut yang ditunjukkan

Pengaturan kedudukan jarum pada nol

Tegangan Uji (Besar nilai tegangan uji berada di dalam


bintang)

Awas perhatian

Judul Modul: Menggunakan Alat Ukur Refrigerasi dan Tata Udara Halaman: 11 dari 40
Buku Informasi Versi: 2020
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Sub-Golongan Teknik Refrigerasi dan Tata Udara F.43RAC01.008.1

Tegangan tingi

Kuat medan magnet dinyatakan dalam Kilo Amper / meter

Alat Ukur yang digunakan dalam pekerjaan refrigerasi dan tata udara

a. Avometer atau Multimeter


Multimeter digunakan untuk mengukur Tegangan, Arus listrik dan Resistansi
Berikut ini cara menggunakan Multimeter untuk mengukur beberapa fungsi
dasar Multimeter seperti Volt Meter (mengukur tegangan DC atau AC),
Ampere Meter (mengukur Arus listrik DC) dan Ohm Meter (mengukur
Resistansi atau Hambatan)
Bagian-bagian Multimeter Analog

Gambar 2. Bagian-bagian Multimeter Analog


Keterangan :
1) Jarum penunjuk meter : Berfungsi sebagai penunjuk besaran yang
diukur.
2) Skala : Berfungsi sebagai skala pembacaan meter, yaitu : skala
tegangan skala arus dan skala resistor.
3) Zero adjust screw : Berfungsi untuk mengatur kedudukan jarum
penunjuk dengan cara memutar sekrupya ke kanan atau ke kiri
dengan menggunakan oben pipih kecil.

Judul Modul: Menggunakan Alat Ukur Refrigerasi dan Tata Udara Halaman: 12 dari 40
Buku Informasi Versi: 2020
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Sub-Golongan Teknik Refrigerasi dan Tata Udara F.43RAC01.008.1

4) Zero Ohm Adjust Knob : Berfungsi untuk mengatur jarum penunjuk


pada posisi nol. Caranya, saklar pemilih diputar pada posisi (ohm), test
lead + (merah) dihuungkan ke test lead – (hitam), kemudian tombol
pengatur diputar ke kiri atau ke kanan sehingga jarum menunjuk pada
0 Ohm.
5) Lubang kutub + : Berfungsi sebagai tempat masuknya test lead kutub
(+) yang berwarna merah.
6) Positive Terminal (20 A DC Only) : Berfungsi sebagai tempat
masuknya test lead kutub (+) yang berwarna merah ketika mengukur
Arus DC dari 0-20 Ampere
7) Range Selector Switch : Berfungsi untuk memilih posisi pengukuran
dan batas ukurannya. Ada 4 yaitu : DCV, DC mA, ACV, dan Ohm.
8) Lubang kutub – : Berfungsi sebagai tempat masuknya test lead kutub
(-) yang berwarna hitam.

Gambar 3. Bagian-bagian Multimeter Digital

Judul Modul: Menggunakan Alat Ukur Refrigerasi dan Tata Udara Halaman: 13 dari 40
Buku Informasi Versi: 2020
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Sub-Golongan Teknik Refrigerasi dan Tata Udara F.43RAC01.008.1

Bagian-bagian Multimeter Digital

Keterangan :
1) Tombol ON/Off : Berfungsi untuk menghidupkan dan mematikan
multimeter
2) Tombol Hold : Berfungsi untuk menahan nilai hasil pengukuran
sebelumnya agar tetap tertampil di layar.
3) Tombol Select : Berfungsi untuk mengganti jenis pengukuran dalan
satu besaran yang sama. Misalnya pada pengukuran tegangan bisa
memilih mau mengukur tegangan AC atau DC. Atau pada pegukuran
resistansi bisa juga memilih buzzer (untuk mengetahui sambungan
dengan bunyi, bila bunyi maka terhubung), mengukur diode.
4) Tombol Range : Berfungsi merubah Range dari hasil pengukuran. Bisa
meperbesar batas maksimum dari pengukuran
5) Soket transistor (terkadang ada, tidak digunakan dalam refrigerasi)
6) Input untuk mengukur arus DC batas maksimum 10A.
7) Input untuk mengukur arus DC dalam mA.
8) Input untuk COM (kabel Hitam Probe)
9) Input untuk Kabel Merah Probe untuk mengukur Tegangan, Resistansi
dan Arus DC
b. Tang Ampere / Ampere Meter / Clamp Meter
Mengukur arus listrik AC kita gunakan Tang Ampere. Tang Ampere atau
dalam bahasa Inggrisnya disebut dengan Clamp Meter adalah alat ukur
yang digunakan untuk mengukur arus listrik pada sebuah kabel konduktor
yang dialiri arus listrik dengan menggunakan dua rahang penjepitnya
(Clamp) tanpa harus memiliki kontak langsung dengan terminal listriknya.
Dengan demikian, kita tidak perlu mengganggu rangkaian listrik yang akan
diukur, cukup dengan ditempatkan pada sekeliling kabel listrik yang akan
diukur.Pada umumnya, Tang Ampere (Clamp Meter) yang terdapat di
pasaran memiliki fungsi sebagai Multimeter juga. Jadi selain terdapat dua
rahang penjepit, Clamp Meter juga memiliki dua probe yang dapat
digunakan untuk mengukur Resistansi, Tegangan AC, Tegangan DC dan

Judul Modul: Menggunakan Alat Ukur Refrigerasi dan Tata Udara Halaman: 14 dari 40
Buku Informasi Versi: 2020
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Sub-Golongan Teknik Refrigerasi dan Tata Udara F.43RAC01.008.1

bahkan ada model tertentu yang dapat mengukur Frekuensi, Arus Listrik
DC, Kapasitansi dan Suhu.
Bagian-bagian Tang Ampere

Gambar 4. Bagian-bagian Tang Ampere

Keterangan :
1) Tombol Hold : Berfungsi untuk menahan nilai hasil pengukuran
sebelumnya agar tetap tertampil di layar.
2) Display : Berfungsi untuk menampilkan nilai hasil pengukuran.
3) Input untuk COM (kabel Hitam Probe)
4) Transformer Jaw : Berfungsi untuk mendeteksi nilai induksi listrik
pada kabel yang diukur.
5) Barrier : sekat antara trigger dan transformer jaw
6) Trigger : untuk membuka transformer jaw agar bisa dicantolkan
pada kabel.
7) Range switch : Berfungsi untuk memilih pengukuran apa yang akan
dilakukan, bisa teganga, arus, hambatan, dll.
8) Wrist Strap untuk tali pegangan tang ampere.
9) Input untuk Tegangan dan Resistansi (kabel Merah Probe)

c. Insulation Tester/ Mega Ohm Meter


Megger atau Mega Ohm Meter berfungsi untuk mengukur besarnya
tahanan isolasi dari suatu peralatan listrik yang dipakai. Oleh karena
tahanan yang mampu diukur oleh Ohm Meter biasa sangat kecil, maka
untuk mengukur tahanan isolasi biasa digunakan Megger.
Judul Modul: Menggunakan Alat Ukur Refrigerasi dan Tata Udara Halaman: 15 dari 40
Buku Informasi Versi: 2020
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Sub-Golongan Teknik Refrigerasi dan Tata Udara F.43RAC01.008.1

Megger biasa digunakan untuk memastikan atau memperbaiki peralatan


listrik tenaga seperti generator, transformator, motor listrik serta
mengukur tahanan isolasi pada jaringan SUTM. Megger digunakan dalam
memeriksa kemungkin apakah peralatan listrik tersebut terjadi gangguan
seperti gangguan hubung singkat antar phasa, hubung singkat phasa
dengan bodi ataupun antar phasa.

Gambar 5. Insulation Tester/ Megger


d. Digital Termometer
Termometer merupakan sebuah alat yang digunakan untuk mengukur
suhu atau alat yang digunakan untuk menyatakan derajat panas atau
dingin suatu benda. Termometer ini memanfaatkan sifat termometrik dari
suatu zat, yakni perubahan dari sifat-sifat zat yang disebabkan perubahan
suhu dari zat tersebut. Namun seiringnya perkembangan teknologi
thermometer berevolusi menjadi alat ukur digital, dimana hasil
pengukuran akan ditampilkan ke display.
Cara kerja thermometer digital yang memanfaatkan hubungan antara
tegangan dengan temperatur. Pada setiap jenis logam yang akan diukur
dengan thermometer digital, masing-masing memiliki temperatur tertentu
dengan tegangan yang tertentu pula. Pada temperatur atau suhu yang
sama, logam X mempunyai tegangan yang berbeda dengan logam Y.
Maka terjadilah perbedaan tegangan yang kecil sekali (miliVolt) yang bisa

Judul Modul: Menggunakan Alat Ukur Refrigerasi dan Tata Udara Halaman: 16 dari 40
Buku Informasi Versi: 2020
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Sub-Golongan Teknik Refrigerasi dan Tata Udara F.43RAC01.008.1

terdeteksi. Perbedaan tegangan itu kemudian diubah kembali nilai arusnya


melalui pembandingan dengan nilai acuan serta nilai offset pada bagian
komparator. Fungsinya adalah untuk menerjemahkan setiap satuan
ampere ke dalam satuan volt. Lalu dijadikan besaran temperatur suhu
yang akan ditampilkan pada display monitor berupa digit angka.
Satuan pengukuran suhu bisa berupa F (Fahrenheit) atau C (Celcius).

Gambar 6. Thermometer Digital

e. Manifold Gauge
Service manifold lazim disebut juga sebagai gauge manifold atau ada yang
menyebutnya sebagai system analyser. Service manifold merupakan
peralatan service memiliki fungsi ganda, yakni sebagai pengukur tekanan
operasi dan sebagai pengukur suhu operasi sistem refrijerasi. Alat ukur ini
terdiri dari manifold yang terletak dibagian atas di mana terpasang dua
buah meter tekanan (pressure gauge) seperti diperlihatkan dalam Gambar
1.2. Di bagian bawah service manifold terdapat tiga sambungan untuk
memasang selang (external hose), dan pada kedua sisi manifold terdapat
katub (shut-off valve) lengkap dengan rotary handle. Kedudukan katup
tersebut diatur untuk mengatur buka tutup ke sambungan selang yang
terdapat ditengah. Jika katub ditutup(turned fully clockwise),
makamenutup saluran gas ke sambungan selang yang ada ditengah.
Untuk membedakan fungsinya, maka kedua gauge dan shut-oo valve
diberi kode warna berbeda. Shut-off valve dan gauge sebelah kiri diberi
kode warna biru, sedang suhut-off valve dan gauge kanan diberi.

Judul Modul: Menggunakan Alat Ukur Refrigerasi dan Tata Udara Halaman: 17 dari 40
Buku Informasi Versi: 2020
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Sub-Golongan Teknik Refrigerasi dan Tata Udara F.43RAC01.008.1

kode warna merah. Gauge pressure sebelah kiri lazim disebut


sebagaicompound gauge, karena dapat mencacat tekanan positif dan
tekanan negatif. Jarum penunjuk pada compound gauge dikalibrasi
menunjuk ke angka nol pada tekanan atmosfir. Rentang skala ukur dimulai
dari 30 in Hg to 0 psi (0.9 to 0 bar) untuk tekanan negatif atau tekanan di
bawah tekanan atmosfir, dan dari 0 hingga 250 psi (0 - 10.7 bar) atau
lebih untuk tekanan positif. Pressure gauge sebelah kanan disebut sebagai
pressure gauge. Gauge ini hanya membaca tekanan positif di atas tekanan
atmosfir, dari 0 hingga 500 psi (0 - 35 bar).

Selang eksternak juga diberi kode warna sesuai kode warna untuk
pressure gauge dan shut-offvalves. Selang biru terhubung ke compound
gauge, selang kuning ke sambungan di tengah, dan selang merah ke
pressure gauge.

Bila service manifold sudah terpasang pada tempatnya tidak perlu


membuka katub. Tekanan operasi akan langsung terbaca oleh meter
begitu tekanan sistem masuk lewat selang ke meter melalui service valve.

Gambar 7. Konfigurasi Service Manifold

Judul Modul: Menggunakan Alat Ukur Refrigerasi dan Tata Udara Halaman: 18 dari 40
Buku Informasi Versi: 2020
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Sub-Golongan Teknik Refrigerasi dan Tata Udara F.43RAC01.008.1

Gambar 8. Bagian-bagian Manifold

Keterangan :
A = Skala tekanan tinggi (pressure gauge)
B = Manifold Chamber yaitu tempat gas mengalir.
C = Skala tekanan rendah (compond gauge)
a = Katup isolasi tekanan rendah
b = Katup isolasi tekanan tinggi

2. Cara memeriksa alat ukur sesuai dengan kebutuhan

Sebelum melakukan pekerjaan seorang teknisi harus cermat dalam memeriksa


alat ukur yang akan digunakan dalam pekerjaannya.

Hal yang pertama kali dilakukan seorang teknisi dalam memeriksa alat ukur
adalah
a. Memeriksa apakah terdapat bagian yang rusak apa tidak
b. Mengecek power pada alat ukur, meliputi kondisi baterai yang digunakan juga
c. Melakukan Kalibrasi alangkah lebih baik jika dikalibrasikan dengan alat ukur lainnya
d. Perhatikan skala yang akan di kalibrasikan agar tidak terjadi pada alat ukur
e. Coba ukur pada komponen atau benda lain yang sesuai misal : memeriksa resistor
dengan ohm meter, memeriksa temperatur dengan Thermometer dan sebagainya,
lalu cermati hasilnya apakah sesuai dengan kondisi real atau tidak.

Judul Modul: Menggunakan Alat Ukur Refrigerasi dan Tata Udara Halaman: 19 dari 40
Buku Informasi Versi: 2020
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Sub-Golongan Teknik Refrigerasi dan Tata Udara F.43RAC01.008.1

Kemudian gunakan metode yang mudah dilakukan, dengan membuat tabel.


Sehingga akan memudahkan ketika melakukan pengecekan alat ukur yang akan
digunakan. Di bawah ini adalah contoh tabel tersebut.

Gambar 9. Tabel List Alat


Jika alat ukur yang sudah diceck normal maka tuliskan pada tabel bagian
keterangan dngan kata ”normal”, namun jika terdapat kekurangan maka tuliskan
kekurangan yang terdapat pada alat ukur tersebut sesuai kekurangannya

3. Memperhatikan Aspek keamanan sesuai dengan petunjuk kerja

Perlu diperhatikan oleh teknisi bahwa Alat ukur dapat menyebabkan insiden yang
tidak diharapkan saat kerja berlangsung, karena Alat ukur dapat dijadikan
indikator standar normal dari suatu sistem atau alat yang akan di ukur nantinya,
maka dari itu proses pemeriksaan alat ukur harus benar-benar dilakukan sesuai
dengan ketentuan, berikut point penting saat mengececk alat ukur :

a. Sesuaikan alat ukur yang digunakan dengan yang akan di ukur


b. Gunakan alat yang memiliki proteksi cukup baik
c. Pelajari terlebih dulu fiture yang terdapat pada alat ukur, dan perhatikan
apa saja himbauan yang harus diperhatikan saat penggunaan alat,
misalnya tegangan tinggi, hindarkan dari benda mudah terbakar, dll.
Judul Modul: Menggunakan Alat Ukur Refrigerasi dan Tata Udara Halaman: 20 dari 40
Buku Informasi Versi: 2020
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Sub-Golongan Teknik Refrigerasi dan Tata Udara F.43RAC01.008.1

d. Saat melakukan pengukuran gunakan skala yang mudah kita pahami


e. Jika menggunakan alat ukur yang mempunyai tingkatan skala pengukuran
seperti multimeter maka gunakan skala tertinggi terlebih dulu
f. Hasil pengukuran harus dibaca dengan cermat agar informasi yang akan
disampaikan akurat.

B. Keterampilan yang Diperlukan dalam Mengidentifikasi Menggunakan Alat


Ukur Refrigerasi dan Tata Udara adalah

1. Memilih alat-alat ukur system refrigerasi dan tata udara sesuai kebutuhan
2. mengindentifikasi alat ukur sesuai dengan kebutuhan
3. Menggunakan alat ukur
4. Membaca dan mencatat hasil pengukuran
5. Memeriksa alat ukur sesuai dngan ketentuan
6. Melakukan aspek-aspek keamanan sesuai dengan petunjuk kerja

C. Sikap kerja

Harus bersikap secara:


1. Taat aturan penggunaan alat
2. Teliti dalam mengidentifikas alat ukur dan membaca hasil ukuran
3. Aman dalam menggunakan alat.

Judul Modul: Menggunakan Alat Ukur Refrigerasi dan Tata Udara Halaman: 21 dari 40
Buku Informasi Versi: 2020
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Sub-Golongan Teknik Refrigerasi dan Tata Udara F.43RAC01.008.1

BAB III
MELAKUKAN PENGUKURAN PADA SYSTEM REFRIGERASI DAN TATA UDARA

A. Pengetahuan yang Diperlukan dalam Melakukan Pengukuran pada


Sistem Refrigerasi dan Tata Udara.

1. Prosedur menggunakan Insulation tester pada motor dan perlengkapan listrik.

Tahanan isolasi adalah tahanan yang terdapat diantara dua kawat saluran
(kabel) yang diisolasi satu sama lain atau tahanan antara satu kawat saluran
dengan tanah (ground). Pengukuran tahanan isolasi digunakan untuk
memeriksa status isolasi rangkaian dan perlengkapan listrik, sebagai dasar
pengendalian keselamatan

Megger atau Mega Ohm Meter berfungsi untuk mengukur besarnya tahanan
isolasi dari suatu peralatan listrik yang dipakai. Oleh karena tahanan yang
mampu diukur oleh Ohm Meter biasa sangat kecil, maka untuk mengukur
tahanan isolasi biasa digunakan Megger.

Megger biasa digunakan untuk memastikan atau memperbaiki peralatan listrik


tenaga seperti generator, transformator, motor listrik serta mengukur tahanan
isolasi pada jaringan SUTM. Megger digunakan dalam memeriksa kemungkin
apakah peralatan listrik tersebut terjadi gangguan seperti gangguan hubung
singkat antar phasa, hubung singkat phasa dengan bodi ataupun antar phasa.

Judul Modul: Menggunakan Alat Ukur Refrigerasi dan Tata Udara Halaman: 22 dari 40
Buku Informasi Versi: 2020
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Sub-Golongan Teknik Refrigerasi dan Tata Udara F.43RAC01.008.1

Hal-hal yang harus diperhatikan sebelum dan setelah menggunakan megger


ialah :
1) skala ukur yang dipakai harus lebih besar dari alat yang diukur. Misalnya
jika akan mengukur tahanan isolasi motor listrik 380V maka gunakanlah
skala ukur megger yang lebih besar seperti 500 V.
2) Sebelum mengukur, pastikan bahwa peralatan yang akan diukur dalam
keadaan stop dan tidak ada arus listrik yang mengalir
3) Setelah mengukur, Pastikan untuk grounding kembali peralatan yang
diukur. Hal ini karena teknik pengukuran Megger adalah dengan
menggunakan tegangan listrik yang jika tidak digrounding akan
mengakibatkan kita kena setrum saat menghubungkan kembali.
4) Cara Grounding setelah pengukuran Megger : hubungkan setiap terminal
atau kabel yang diukur dengan body.

Cara Menggunakan Meger Dalam Memperbaiki Motor Listrik


1) Cek baterai
2) Lakukan prosedur mecanical zero check atau kalibrasi saat megger off,
jarum penunjuk harus tepat berimbit dengan garis skala. Bila tidak tepat,
atur pointer zero (10) pada saat ukur.
3) Lakukan electrical zero check.
4) Pasang kabel test pada megger terminal, serta hubung singkatkan ujung
yang lain.
5) Letakkan saklar pemilih di posisi 500.
6) Letakkan saklar pemilih skala pada posisi skala 1.
7) Hidupkan megger, jarum akan bergerak dan harus menunjuk tepat di
angka nol, bila tidak tepat, atur pointer. Bila dengan pengaturan pointer
tidak berhasil (penunjukan tidak mencapai nol) periksa atau mengganti
baterai.
8) Matikan megger dan ulangi poin pengecekan electrical zero.
9) Pasang kabel test ke peralatan yang diukur.
10) Pilih tegangan ukur melalui saklar sesuai tegangan kerja alat yang
diukur.
11) Hidupkan megger, baca tampilan pada skalanya.

Judul Modul: Menggunakan Alat Ukur Refrigerasi dan Tata Udara Halaman: 23 dari 40
Buku Informasi Versi: 2020
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Sub-Golongan Teknik Refrigerasi dan Tata Udara F.43RAC01.008.1

Cara Membaca Hasil Alat Ukur Megger

Bila skala 1 hasil ukur menunjuk, pindahkan ke pimilih skala 2, bila hasilnya
sama pindahkan ke skala 3, dan tunggu sampai waktu pengukuran yang
ditentukan (0,5 – 1 menit) atau jarum penunjuk tidak bergerak lagi. Catat
hasil ukur dan kalikan denga faktor kali alat ukur, bandingkan hasil ukur
dengan standard tahanan isolasi. Harga terendah 1M ohm/kV. Untuk lebih
mudah maka kita bias menggunakan megger yang digital, dimana hasil
pengukuran akan ditampilkan pada layar secara rinci.

2. Prosedur Mengukur Tegangan sumber listrik

Untuk mengukur tegangan listrik pada suatu rangkaian kelistrikan, maka dapat
menggunakan alat volt meter atau dapat juga menggunakan multimeter
dengan selektor diarahkan pada skala volt. Bila akan mengukur tegangan AC
maka skala diarahkan pada ACV, sedangkan bila ingin melakukan pengukuran
tengan DC maka skala diarahkan pada skala DCV.

Gunakan alas kaki kering terbuat dari bahan isolator sebagai pengaman
minimal jika terjadi kejutan listrik. Ini perlu dilakukan bila dilakukan
pengukuran tegangan AC yang dianggap besar. Sebelum melakukan
pengukuran tegangan hendaknya kita sudah bisa memperkirakan berapa
besar tegangan yang akan diukur, ini digunakan sebagai acuan
menentukan Batas Ukur yang harus digunakan.

Pemilihan batas ukur yang tepat hendaknya harus lebih tinggi dari tegangan
yang diukur. Contoh : untuk pengukuran tegangan PLN, diketahui jenis
tegangan-nya adalah AC dan besar tegangan adalah 220 VAC, sehingga batas
ukur yang harus digunakan adalah 250 atau 1000. Jika tidak diketahui nilai
tegangan yang akan diukur, pilih batas ukur tertinggi.

Judul Modul: Menggunakan Alat Ukur Refrigerasi dan Tata Udara Halaman: 24 dari 40
Buku Informasi Versi: 2020
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Sub-Golongan Teknik Refrigerasi dan Tata Udara F.43RAC01.008.1

(a) (b)

Gambar 10. (a) Batas Ukur 250 ACV dan (b) Batas Ukur 1000 ACV

Langkah-langkah Mengukur Tegangan sumber AC pada PLN :

 Atur Selektor pada posisi ACV.


 Colokan probe merah pada terminal (+), dan probe hitam pada
terminal (-) pada multimeter.
 Menentukan Skala Batas Ukur berdasarkan perkiraan besar tegangan
yang akan di cek, jika tegangan yang di cek sekitar 220 Volt maka atur
posisi skala di batas ukur 250V.
 Untuk mengukur tegangan yang tidak diketahui besarnya maka atur
batas ukur pada posisi tertinggi supaya multimeter tidak rusak.
 Hubungkan atau tempelkan probe multimeter ke titik tegangan AC
yang akan dicek. Pemasangan probe multimeter bisa bolak-balik.
 Hubungkan kedua ujung probe (colokan) multimeter masing-masing
pada dua kutub jalur tegangan PLN misalnya stop kontak.

Gambar 11. Mengukur Tegangan AC PLN

Judul Modul: Menggunakan Alat Ukur Refrigerasi dan Tata Udara Halaman: 25 dari 40
Buku Informasi Versi: 2020
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Sub-Golongan Teknik Refrigerasi dan Tata Udara F.43RAC01.008.1

 Perhatikan saat melakukan pengukuran, jangan sampai ujung probe


merah dan hitam saling bersentuhan, karena akan menyebabkan
korsleting.
 Dari pengukuran tersebut diperoleh penunjukan jarum sebagai berikut.

Gambar 12. Petunjuk Jarum pada Skala Meter Pengukuran


Tegangan AC PLN

 Cara menentukan pembacaan hasil ukur, rumus yang digunakan tidak


berbeda saat kita menghitung hasil ukur tegangan DC.

Rumus :

VAC = Tegangan AC
BU = Batas Ukur
SM = Skala maksimum yang dipakai
JP = Jarum Penunjuk

Pada pengukuran kita di atas Batas Ukur yang digunakan adalah 250 Vc dan
Skala Maksimum yang digunakan 250, serta penunjukan jarum pada angka
200 lebih 4 kolom kecil yang mana masing kolom bernilai 5 sehingga bila kita
jumlah menunjuk angka 220. dari data tersebut maka diketahui BU = 250, SM
= 250 dan JP = 220. Sehingga tinggal kita masukan ke rumus diatas sbb :

Vac = (250/250) 220 = 220 VAC

Untuk penerapan pengukuran yang lain kita lakukan hal yang sama misalnya
output trafo step down yang merupakan tegangan AC. Untuk mengukurnya
tentukan batas ukur terlebih dahulu dengan mengacu pekiraan nilai yang
tertera pada trafo tersebut. Kemudian sentuhkan ujung probe multimeter ke
masing-masing terminal outpu trafo yang akan diukur. Tentu saja terminal
trafo primer trafo harus terhubung tengangan PLN.

Judul Modul: Menggunakan Alat Ukur Refrigerasi dan Tata Udara Halaman: 26 dari 40
Buku Informasi Versi: 2020
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Sub-Golongan Teknik Refrigerasi dan Tata Udara F.43RAC01.008.1

3. Prosedur Mengukur Tekanan Menggunakan Manifod Gauge

Tekanan adalah gaya yang bekerja secara verikal pada bidang datar luas 1
cm2 oleh benda padat, cair maupun gas. Pada umumnya,satuan yg digunakan
adalah kg/cm2.besarnya tekanan di pakai satuan mm Aq ( tekanan
hidrostatika), mm Hg (tinggi air raksa dalam tabung) atau gr/cm2.

1) Tekanan Atmosfir
Tekanan atmosfir normal adalah tekanan yang bekerja atas semua benda
di bumi ini. Tekanan ini adalah berat udara di sekeliling kita = 1,03
kg/cm2 (1 atmosfir). Pada tekanan ini air raksa menunjukkan 760 mm Hg
( 76 cm Hg)
Jadi, 1 atm = 1,03 kg/cm2 = 760 mm Hg. Tekanan 76 cm air raksa
dinamakan 1 atmosfir yang berharga 1,03 kg/cm2. berat jenis air raksa =
13,6 gr/cm3. tinggi air raksa dalam tabung = 760 mm
13,6 x 76 = 1033 gr/cm2 = 1,03 kg/cm2

2) Tekanan Mutlak ( tekanan absolut )


Adalah tekanan dimana vakum 0 kg/cm2 adalah gaya yang bekerja dalam
keadaan hampa udara ( tinggi air raksa menjadi nol). Titik nol pada
tekanan mutlak adalah vakum 100% atau tidak ada tekanan sama sekali =
0 pascal = 0 psia.
Jadi, bila tekanan 1 atmosfir dinyatakan dalam tekanan mutlak, akan
menjadi 1,033 kg/cm2 = 14,696 psia. Untuk membedakannya, tekanan
yang diukur dengan pressure gauge disebut tekanan pengukur ( gauge
pressure ).

Tekanan absolut = tekanan manometer (manifold) + tekanan atmosfir


Penunjukan kedua tekanan tersebut masing masing adalah :
Kg/cm2 abs = untuk tekanan mutlak
Kg/cm2 G = untuk tekanan pengukur
Maka tekanan mutlak adalah tekanan yang dipergunakan dalam teknik
ditambah 1,03 kg/cm2.

Judul Modul: Menggunakan Alat Ukur Refrigerasi dan Tata Udara Halaman: 27 dari 40
Buku Informasi Versi: 2020
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Sub-Golongan Teknik Refrigerasi dan Tata Udara F.43RAC01.008.1

Tekanan mutlak ( kg/cm2 abs) =Tekanan pengukur( kg/cm2G + 1,033


kg/cm2)
Manifold gauge adalah sebuah perangkat yang wajib dimiliki oleh teknisi
perbaikan kulkas dan AC, alat ini sangat besar fungsinya ketika perbaikan
melibatkan media pendingin yaitu freon pada kulkas atau refrigerant pada
AC. Selain untuk mengosongkan/mengisi refrigerant juga sebagai alat
untuk mengidentifikasi gangguan pada sistem pendingin. Manifold
didesain dengan kontruksi standard sehingga mudah dipahami cara
pemakaiannya oleh siapa saja di seluruh dunia.
Service manifold terdiri dari: meter tekan dan meter ganda, dua buah
keran yang disatukan dan tiga buah selang isi dengan tiga warna yang
berlainan.
Dengan menghubungkan service manifold kepada sistem, kita dapat lebih
cepat mengetahui kesalahan dari sistem. Tekanan kedua meter dari
service manifold dapat menunjukkan kepada kita apa yang sedang terjadi
di dalam sistem. Selain itu alat tersebut dapat dipakai untuk: menunjukkan
vakum, mengisi bahan pendingin, menambah minyak pelumas mesin,
memeriksa tekanan dari sistem dan kompresor.

Gambar 13. Bagian-bagian Manifold Gauge

Keterangan :
A = Skala tekanan tinggi (pressure gauge)
B = Manifold Chamber yaitu tempat gas mengalir.

Judul Modul: Menggunakan Alat Ukur Refrigerasi dan Tata Udara Halaman: 28 dari 40
Buku Informasi Versi: 2020
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Sub-Golongan Teknik Refrigerasi dan Tata Udara F.43RAC01.008.1

C = Skala tekanan rendah (compond gauge)


a = Katup isolasi tekanan rendah
b = Katup isolasi tekanan tinggi

Pengukur tekanan di bagian kiri manifold disebut compound gauge karena


bisa untuk mengukur tekanan positip dan tekanan negative ( vacuum),
range pada gauge ini dimulai dari 30 inch Hg sampai dengan 0 PSI untuk
mengukur tekanan di bawah atmosphere, dan 0 PSI sampai dengan 250
PSI untuk keperluan mengukur tekanan di atas tekanan atmosphere,
warna daripada gauge compound adalah biru demikian juga selang yang
terhubung ke nozzle bagian kiri dari manifold ini disepakati berwarna biru.
Pengukur tekanan dibagian kanan manifold disebut pressure gauge, range
pada gauge ini dari 0 PSI sampai dengan 500 PSI. Kode warna gauge ini
adalah merah demikian pula warna selangnya disepakati berwarna merah.
Adapun dibagian tengah manifold ada nozzle yang selangnya diberi kode
warna kuning. Hubungan daripada ketiga nozzle tersebut adalah seperti
diperlihatkan pada gambar manifold diatas. Yaitu sebagai berikut; ketika
kedua valve ( a dan b) terbuka maka saluran
daripada semua nozzle saling berhubungan, aliran dari selang kuning bisa
mengalir ke selang biru maupun keselang merah dan sebaliknya dari
selang merah bisa ke selang biru maupun selang kuning, demikian pula
dari selang biru bisa mengalir ke selang merah dan selang kuning hanya
besarnya tekanan yang akan menentukan kemana aliran akan mengarah.
Bila valve b saja yang terbuka sementara valve a ditutup dengan
memutarnya searah jarum jam hingga mentok, maka hubungan nozzle-
nozzle didalam manifold adalah sebagai berikut; nozzle berselang kuning
akan terhubung dengan nozzle berselang merah jadi aliran hanya akan
terjadi dari selang kuning ke selang merah atau sebaliknya dari selang
merah ke selang kuning tergantung daripada keadaan tekanan saat itu.

Kemudian jika posisi valve yang dibuka diganti yaitu valve a saja yang
terbuka sementara valve b yang ditutup rapat maka kemungkinan aliran

Judul Modul: Menggunakan Alat Ukur Refrigerasi dan Tata Udara Halaman: 29 dari 40
Buku Informasi Versi: 2020
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Sub-Golongan Teknik Refrigerasi dan Tata Udara F.43RAC01.008.1

yang berlaku pada manifold adalah sebagai berikut; aliran dari nozzle
berselang kuning akan mengalir ke nozzle berselang biru tapi tidak bisa
mengalir ke selang merah, sebaliknya aliran dari selang berwarna biru bisa
mengalir ke selang berwarna kuning tapi tidak akan lolos ke nozzle selang
merah. Kemudian jika kedua valve ( a dan b) ditutup rapat, maka tiap-tiap
nozzle didalam manifold tidak saling berhubungan, artinya tidak ada aliran
yang dapat berlangsung diantara masing-masing nozzle tersebut.
Mengingat kontruksi manifold yang seperti demikian ini maka bilamana
nozzle tengah tidak dibutuhkan sebaiknya dipasangkan tutup (cap) agar
jika terjadi kesalahan dalam mengoperasikan manifold tidak terjadi
pelepasan material berlebih-lebihan.
Meter untuk mesin pendingin yang banyak kita pakai selain menunjukkan
besarnya tekanan dalam psig juga dapat menunjukkan besarnya suhu
penguapan bahan pendingin dalam Fahrenheit. Suatu tekanan dalam psig
pada meter, juga menunjukkan suhu penguapan dari beberapa bahan
pendingin, seperti: R-12, R-22 dan R-502. Dengan adanya persamaan
untuk tekanan dan suhu penguapan tersebut, kita tidak perlu lagi melihat
tabel hubungan suhu dan tekanan dari bahan pendingin.

Perhatikan jarum alat ukur tekanan angin dibawah ini

Gambar 14. Penunjukan jarum pada satuan psi dan bar

Judul Modul: Menggunakan Alat Ukur Refrigerasi dan Tata Udara Halaman: 30 dari 40
Buku Informasi Versi: 2020
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Sub-Golongan Teknik Refrigerasi dan Tata Udara F.43RAC01.008.1

Jika menggunakan satuan bar (garis warna hitam), maka tekanan dibaca
sebesar 3,4 bar karena persatuan garis kecilnya yaitu 0,1 bar, sedangkan
jika menggunakan psi (garis warna merah), maka tekanan pada manifold
dibaca 49 psi karena satuan persatuan garis kecilnya yaitu 1 psi.

4. Prosedur Mengukur Arus Menggunakan Tang Ampere

Gambar 15. Pengukuran Arus menggunakan Tang Ampere

Cara memakai clamp meter atau tang ampere yakni hanya dengan
menjepitkan rahang penjepit ke kabel listrik yang dikehendaki.

 Putar atau setting saklar clamp meter ke posisi ampere meter yang
biasanya ditulis dengan huruf A dengan gelombang sinus di atasnya.
Atur skala di atas arus yang akan kita ukur, jika tidak diketahui pada
nameplate maka gunakan skala tertinggi

 Tekan trigger yang ada di sisi samping untuk membuka rahang penjepit
Ampere meter yang ada di bagian tengah rahang penjepit ke salah satu
kabel baik fasa maupun netral lalu lepaskan trigger clamp meter.

 Jika kable listrik belum dialiri listrik, maka hubungkan kabel tersebut atau
nyalakan perangkat yang ingin diukur arus listriknya.

 Baca nilai ampere yang ada di layar clamp meter.

Judul Modul: Menggunakan Alat Ukur Refrigerasi dan Tata Udara Halaman: 31 dari 40
Buku Informasi Versi: 2020
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Sub-Golongan Teknik Refrigerasi dan Tata Udara F.43RAC01.008.1

Saat menggunakan Ampere meter khususnya pada motor listrik perhatikan


arus starting saat awal kerja karena arus yang terlihat sangat singkat,
kemudian kembali ke arus normal lagi.

Fungsi Menggunakan ampere meter pada sistem refrigerasi dan tata udara
adalah untuk indikator kinerja kompresor pada saat mesin kerja sehingga bisa
diketahui jika sistem bermasalah, hal itu bisa dibandingkan arus yang terukur
dengan arus pada name plate.

5. Prosedur Mengunakan Digital Thermometer

Digital thermometer terdiri dari beberapa jenis berdasarkan cara


pengukurannya yaitu :

a. Menggunakan Thermocuple
Cara menggunakan jenis ini yaitu tekan tombl power kemudian atur satuann
yang diinginkan dengan menempelkan ujung dari thermocouple ke
permukaan yang akan di ukur temperaturnya, lalu tunggu sebentar sampai
angka yang ditunjukkan pada layar berhenti atau stabil, pastikan kembali
satuan yang digunakan apakah menggunakan F atau C , Terakhir catat
hasinya.

Perlu diperhatikan pada alat jenis thermo couple terdapat batasan suhu yang
dapat diukur jangan sampai melewati batas maksimal kemampuan alat.

Gambar 16. Thermometer Thermocouple


b. Menggunakan sinar infra red
Cara menggunakan jenis infra red lebih mudah dan lebih praktis bahakan bisa
mengukur dengan jarak ±15 meter, caranya yaitu : Tekan tombol power lalu

Judul Modul: Menggunakan Alat Ukur Refrigerasi dan Tata Udara Halaman: 32 dari 40
Buku Informasi Versi: 2020
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Sub-Golongan Teknik Refrigerasi dan Tata Udara F.43RAC01.008.1

atur satuan yang diinginkan kemudian tembakan dengan menekan tombol


bagian bawah alat jika infra red nya tidak muncul atur pada tombol yang
terdapat simbol infra red karena alat ini dapat digunakan untuk mengukur
suhu ambient (udara sekitar) dan suhu permukaan benda. Jika sudah maka
lepas tombol bawah tadi maka otomatis tampilan suhu akan ke hold, terakhir
catat hasilnya dan pastikan satuannya.

Gambar 17. Thermometer Infra Red

B. Keterampilan yang Diperlukan dalam Melakukan pengukuran pada


system refrigerasi dan tata udara

1. Mendemonstrasikan penggunaan alat ukur insulation tester pada motor listrik


dan perlengkapan listrik sesuai prosedur
2. mengukur tahanan isolasi pada perlengkapan listrik menggunakan insulation
tester sesuai dengan prosedur
3. mengukur tahanan isolasi pada motor listrik menggunakan insulation tester
sesuai dengan prosedur
4. mengukur tegangan sumber listrik menggunakan peralatan yang sesuai
5. mengukur tegangan sumber listrik menggunakn metode yang sesuai
Melakukan konfirmasi jadwal permintaan peralatan dan material kepada
pihak terkait dengan benar.
6. Menguraikan tekanan dan besarannya pada ssitem refrigerasi dan tata udara
7. Mendemonstasikan penggunaan alat ukur Manifold Gaude
8. Mengukur tekanan system menggunakan manifold gauge
9. Membaca hasil pengukuran tekanan mengunggunakan Manifold Gauge
10. Menggunakan Tang Ampere dan membaca hasil ukur
11. Mengukur arus listrik dengan menggunakan Tang Ampere sesuai dengan
prosedur
12. menggunakan Digital Thermometer sesuai dengan prosedur dan manual
pabrikan

Judul Modul: Menggunakan Alat Ukur Refrigerasi dan Tata Udara Halaman: 33 dari 40
Buku Informasi Versi: 2020
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Sub-Golongan Teknik Refrigerasi dan Tata Udara F.43RAC01.008.1

C. Sikap kerja yang Diperlukan dalam Melakukan pengukuran pada


system refrigerasi dan tata udara

1. Harus tepat dalam menggunakan alat ukur


2. Harus cermat membaca hasil pengukuran engkonfirmasikan Jadwal waktu
permintaan/pemesanan peralatan dan material dengan Cermat
3. Harus teliti, cermat dan tepat dalam menggunakan alat ukur
4. Harus teliti, cermat dan tepat membaca hasil pengukuran

Judul Modul: Menggunakan Alat Ukur Refrigerasi dan Tata Udara Halaman: 34 dari 40
Buku Informasi Versi: 2020
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Sub-Golongan Teknik Refrigerasi dan Tata Udara F.43RAC01.008.1

BAB IV
MEMELIHARA ALAT UKUR

A. Pengetahuan yang Diperlukan dalam Memelihara Alat Ukur

1. Cara Membersihkan Alat Ukur dari kotoran yang menempel.

Alat akan kotor jika sering sering dipakai maka diperlukan perawatan yaitu
membesihkan alat ukur dari kotoran yang menempel secara rutin. Semprot
bagian yang kotor menggunakan cairan khusus elektronik kemudian sikat
menggunakan sikat gigi atau kuas pelan-pelan sampai kotoran hilang, terakhir
keringkan. Jika diperlukan menggunakan air sbun maka jangan sampai masuk
ke dalam alat ukur.

2. cara menyimpan semua alat ukur sesuai dengan prosedur petunjuk manual
Cara menyimpan alat ukur yaitu sebagai berikut :
a. Simpan alat ukur pada tools box atau lemari yang tertutup,
b. Simpan dengan kondisi temperature 5C – 65C dan Kelembaban 35%-
85%
c. Pisahkan alat ukur jangan ditumpuk dengan alat umum lainnya agar tidak
berbenturan saat box bergetar
d. Matikan power alat ukur sebelum disimpan
e. Jika alat ukur ingin disimpan dalam waktu lama maka lepas baterai
f. Bersihkan terlebih dulu alat ukur yang mau disimpan beserta tool box nya
g. Tutup semua lubang alat agar tidak terkontaminasi oleh kotoran.
h. Letakkan alat ukur sesuai arah penyimpanan.
i. Tambahkan busa pada box jika alat mudah pecah.
j. Pastikan semua bagian alat ukur telah lengkap.
k. Beri Keterangan jika alat terjadi kecacatan.

B. Keterampilan yang Diperlukan dalam Memastikan Peralatan dan Material

1. Membersihkan alat ukur dari kotoran yang menempel


2. Menyimpan semua alat ukur sesuai dengan prosedur petunjuk manual.

Judul Modul: Menggunakan Alat Ukur Refrigerasi dan Tata Udara Halaman: 35 dari 40
Buku Informasi Versi: 2020
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Sub-Golongan Teknik Refrigerasi dan Tata Udara F.43RAC01.008.1

C. Sikap kerja yang Diperlukan dalam Memastikan Peralatan dan Material

1. Melakukan pengukuran dengan taat panduan dan instruksi Memeriksa standar


peralatan dan material dengan Cermat
2. Melakukan pengukuran dan mencatat hasil pengukuran dengan teliti
3. Memulai pengukuran dan mengakhiri nya dengan aman.

Judul Modul: Menggunakan Alat Ukur Refrigerasi dan Tata Udara Halaman: 36 dari 40
Buku Informasi Versi: 2020
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Sub-Golongan Teknik Refrigerasi dan Tata Udara F.43RAC01.008.1

DAFTAR PUSTAKA

A. Dasar Perundang-undangan

1. -

B. Buku Referensi

1. DELMAR CENGAGE Learning, Refrigeration and Air Conditioning Technology,


Seventh Edition, USA, 2013
2. DIREKORAT PEMBINAAN SMK, Sistem dan Instalasi Refrigerasi 2, Jakarta, 2013

C. Majalah atau Buletin

1. –

D. Referensi Lainnya
https://muhammadyusuf1996.blogspot.com/2017/02/megger-mega-ohm-meter.html
http://makalah-beta.blogspot.com/2016/02/teori-dasar-pengukuran-listrik.html
https://oktapiyanti.wordpress.com/2011/08/11/besaran-besaran-listrik/
https://kusumandarutp.blogspot.com/2015/07/simbol-simbol-dalam-alat-ukur.html
https://fsagung.blogspot.com/2019/06/pengertian-megger-fungsi-megger-dan-cara-
penggunaan-megger.html
teknik-otomotif.com/2017/11/cara-mengukur-arus-tahanan-dan-tegangan.html
http://pengukuran-avometer.blogspot.com/2012/09/mengukur-tegangan-ac.html

Judul Modul: Menggunakan Alat Ukur Refrigerasi dan Tata Udara Halaman: 37 dari 40
Buku Informasi Versi: 2020
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Sub-Golongan Teknik Refrigerasi dan Tata Udara F.43RAC01.008.1

DAFTAR PERALATAN/MESIN DAN BAHAN

A. Daftar Peralatan/Mesin

No. Nama Peralatan/Mesin Keterangan


1. Laptop, infocus, laserpointer Untuk di ruang teori
2. Peralatan Praktik terkait dgn keahlian
peserta (untuk evaluasi praktik)

B. Daftar Bahan

No. Nama Bahan Keterangan


1. Kertas dan alat tulis

Judul Modul: Menggunakan Alat Ukur Refrigerasi dan Tata Udara Halaman: 38 dari 40
Buku Informasi Versi: 2020
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Sub-Golongan Teknik Refrigerasi dan Tata Udara F.43RAC01.008.1

LAMPIRAN

Judul Modul: Menggunakan Alat Ukur Refrigerasi dan Tata Udara Halaman: 39 dari 40
Buku Informasi Versi: 2020
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Sub-Golongan Teknik Refrigerasi dan Tata Udara F.43RAC01.008.1

DAFTAR PENYUSUN MODUL

NO. NAMA PROFESI

1. Sri Hardono  Instruktur BBPLK Bekasi


 Expert World Skills Asia
 Expert World Skills ASEAN

Judul Modul: Menggunakan Alat Ukur Refrigerasi dan Tata Udara Halaman: 40 dari 40
Buku Informasi Versi: 2020
MENGINTERPRETASIKAN GAMBAR TEKNIK
REFRIGERASI DAN TATA UDARA
MENGINTERPRETASIKAN GAMBAR TEKNIK
F.43RAC01.005.1
REFRIGERASI DAN TATA UDARA
F.43RAC01.005.1
DAFTAR ISI

Daftar Isi ................................................................................................i


Kata Pengantar .......................................................................................1
A. Pendahuluan .....................................................................................2
B. Penggunaan Materi ............................................................................2
C. Daftar Ikon ........................................................................................3
D. Bacaan Referensi ...............................................................................4
E. Pengantar Teori .................................................................................5
F. Langkah Kerja....................................................................................13
G. Implementasi Unit Kompetensi ..........................................................18
1. Elemen Kompetensi 1 ...................................................................18
1.1 Diskusi ……………………………………………………………...18
1.2 Aktivitas………………………….…………………………………..18
2. Elemen Kompetensi 2 ...................................................................19
2.1 Referensi………………………………………………………………19
2.2 Diskusi……………………………………………………......….....19
2.3 Pemeriksaan………………………………………………………....19
H. Lampiran...........................................................................................21
1. Kamus Istilah ...............................................................................21
2. Referensi ......................................................................................22
3. Unit Kompetensi ...........................................................................24
4. Daftar Nama Penyusun ................................................................26

i
KATA PENGANTAR

Sebagaimana Keputusan Direktur Jenderal Pembinaan Pelatihan dan


Produktivitas Kementerian Ketenagakerjaan Nomor 2/554/LP.00.01/VII/2020
tentang Pedoman Penyusunan Program dan Materi pelatihan, maka buku materi
pelatihan ini merupakan salah satu media pembelajaran yang dapat digunakan
sebagai media transformasi pengetahuan, keterampilan, dan sikap kerja kepada
peserta pelatihan untuk mencapai kompetensi tertentu yang mengacu kepada
Standar Kompetensi Kerja.

Buku Materi ini berisi informasi dan pengetahuan terkait unit kompetensi
yang dipelajari. Selain itu buku Materi juga berisi penjabaran dari metode dan
teknik yang dapat dilakukan saat instruktur dan peserta pelatihan berinteraksi
di ruang teori maupun di ruang praktek. Karena memiliki banyak pilihan dalam
cara pembelajarannya sehingga diharapkan kegiatan pelatihan menjadi tidak
monoton. Sedangkan buku Asesmen berisi soal, pertanyaan dan tugas praktek
sebagai alat untuk menilai dan mengukur kemampuan peserta pelatihan dalam
penguasaan unit kompetensi tersebut.

Materi Pelatihan Berbasis Kompetensi ini berjudul “Menginterpretasikan


Gambar Teknik Refrigerasi Dan Tata Udara (F.43rac01.005.1)” disusun
dengan format sesuai tata cara penyusunan materi pelatihan sebagaimana
disebutkan di atas. Kami berharap pola ini akan memudahkan instruktur dan
peserta pelatihan untuk menstimulasi perannya masing-masing agar pelatihan
dapat berjalan dengan efektif dan menyenangkan.

Semoga Tuhan Yang Maha Esa memberikan tuntunan kepada kita dalam
melakukan berbagai upaya untuk menunjang proses pelaksanaan pelatihan
guna menghasilkan tenaga kerja yang kompeten dan berdaya saing tinggi sesuai
kebutuhan pasar kerja baik nasional maupun global.

1
A. PENDAHULUAN

Tuntutan pembelajaran berbasis kompetensi menjadi sangat penting dalam


meningkatkan kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) yang kompeten,
sesuai dengan tuntutan kebutuhan pasar kerja. Selaras dengan tuntutan
tersebut, maka dibutuhkan mekanisme pelatihan yang lebih praktis,
aplikatif, serta dapat menarik dilaksanakan sehingga memotivasi para
peserta dalam melaksanakan pelatihan yang diberikan. Seiring dengan
mudahnya teknologi digunakan, maka materi pelatihan dapat disajikan
dengan berbagai media pembelajaran sehingga dapat diakses secara offline
dan online.
Materi pelatihan ini terdiri dari buku Panduan Materi Pelatihan dan buku
Panduan Asesmen. Serta dilengkapi dengan materi yang bersifat soft copy
seperti materi presentasi dan video.

B. PENGGUNAAN MATERI

1. Materi ini dapat dijadikan rujukan untuk pelaksanaan PBK dengan


penggunaan materi yang dapat dikembangkan dan disesuaikan dengan
kebutuhan pelatihan

• Buku Panduan Materi berisi pengetahuan, teori serta langkah-langkah


kerja yang wajib dibaca peserta pelatihan dengan muatan seperti
beikut :
o Bacaan Referensi
o Pengantar Teori
o Langkah Kerja
o Implementasi Unit kompetensi
o Lampiran :
- Kamus istilah
- Daftar referensi
- Unit kompetensi
- Daftar penyusun

2
• Buku Panduan Asesmen disajikan dalam paket buku secara
terpisah. Penilaian dapat berupa soal tertulis, wawancara, serta
demonstrasi yang akan dilaksanakan sesuai dengan proses
penilaian yang dilaksanakan.

• Slide presentasi, video, dan bahan cetak lainnya merupakan


kelengkapan yang dapat dijadikan referensi dalam memperkaya
materi.

2. Instruktur menyiapkan rencana pembelajaran dengan mengambil


referensi dari materi pelatihan serta memastikan materi tersebut
terimplementasi di saat pelatihan berlangsung.
3. Peserta mempelajari, mengamati dan mempraktikkan materi pelatihan di
bawah bimbingan dan pemantauan instruktur.

C. DAFTAR IKON
Daftar ikon yang dapat digunakan dalam buku ini, antara lain:

Pemeriksaan
Ikon ini memiliki arti anda diminta untuk mencari
atau menemui seseorang untuk mendapatkan
informasi

Aktivitas
Icon ini memiliki arti anda diminta untuk
menuliskan/ mencatat, melengkapi latihan/
aktivitas (bermain peran, presentasi) dan
mencatatkan dalam lembar kerja pada buku ini
sesuai instruksi

Referensi material/manual
Icon ini memiliki arti Anda harus melihat pada
aturan atau kebijakan yang berlaku dan
prosedur-prosedur atau materi pelatihan/ sumber
informasi lain untuk dapat melengkapi latihan/
aktivitas ini.

3
Berpikir
Ambil waktu untuk Anda dapat berpikir/
menganalisa informasi dan catat gagasan-gagasan
yang Anda miliki.

Komunikasi/ Diskusi
Berbicara/ berdiskusi lah dengan rekan anda
untuk gagasan yang anda miliki.

Membaca
Pilihlah bacaan yang dibutuhkan sesuai dengan
kebutuhan materi pelatihan.

Video/Youtube

Pilihlah Video/Youtube yang dibutuhkan.

D. BACAAN REFERENSI

Membaca secara lengkap :

❖ PUIL 2011
❖ Panduan Instalasi PT Daikin Airconditioning Indonesia

4
E. PENGANTAR TEORI

MENGINTERPRETASIKAN GAMBAR TEKNIK


REFRIGERASI DAN TATA UDARA

Dengan semakin kompleknya sistem refrigerasi dan tata udara dewasa ini,
para teknisi harus mampu membaca dan menginterprestasi seluruh jenis
gambar teknik refrigerasi dan tata udara. Gambar teknik memuat informasi
berharga tentang diagram instalasi listrik dan operasi peralatan listrik. Para
mekanik yang memasang suatu peralatan listrik misalnya peralatan tata udara
sangat tergantung pada diagram pengawatan yang dikeluarkan oleh pabrikannya
agar dia dapat memasang peralatan tersebut dengan semestinya. Para teknisi
menggunakan gambar teknik sebagai acuan atau rujukan untuk melakukan
pelacakan gangguan sistem kelistrikan dari suatu unit peralatan. Ada tiga jenis
diagram yang lazim digunakan di industri, yaitu diagram skematik, diagram
ladder, dan diagram pengawatan atau diagram koneksi. Dalam dunia refrigerasi
dan tata udara, diagram listrik yang sering digunakan juga bervariasi tergantung
pabrikan pembuatnya. .

1. Mengidentifikasi Gambar Teknik

Satu hal yang tidak mungkin dalam membangun diagram listrik adalah,
memuat seluruh komponen yang digunakan pada suatu unit peralatan
refrigerasi dan tata udara di dalam diagram listrik, karena akan terlalu memakan
tempat dan menjadi terlalu rumit bila disertai dengan cara penyambungan antar
komponen. Oleh karena itu, mengapa diagram listrik menggunakan simbol-
simbol untuk merepresentasikan komponen-komponen listrik yang digunakan
pada suatu unit peralatan refrigerasi dan tata udara.
Komponen listrik yang digunakan pada system refrigerasi dan tata udara
dapat dibedakan menjadi 2 bagian, yaitu (1) beban listrik, (2) sensor, yang terdiri
dari piranti kontrol, dan piranti pengaman atau proteksi. Beban listrik yang

5
digunakan pada peralatan refrigerasi dan tata udara dapat dibedakan menjadi
dua, yaitu beban listrik yang digunakan sebagai penggerak dan beban listrik
yang digunakan untuk keperluan lainnya. Beban listrik yang digunakan sebagai
penggerak dibedakan menjadi dua, yaitu yang menghasilkan gerakan rotari dan
yang menghasilkan gerakan translasi. Beban listrik yang menghasilkan gerakan
rotari lazim disebut sebagai motor. Bila tenaga penggeraknya energi listrik
disebut motor listrik. Beban listrik yang menghasilkan gerakan translasi adalah
koil solenoid. Dan beban listrik untuk keperluan lainnya adalah elemen pemanas
(heater) dan lampu.
Para teknisi/mekanik harus mampu mengidentifikasi sebagian besar simbol
yang digunakan dan mengetahui di mana melihat posisinya dalam suatu
peralatan listrik. Sebagian besar pabrikan menggunakan simbol-simbol yang
sama pada diagram listrik yang digunakannya, walaupun begitu sering dijumpai
masih adanya beberapa perbedaan yang bersifat minor. Jadi pemahaman dasar
tentang simbol dasar kelistrikan merupakan hal yang paling penting bila ingin
berhasil di dunia industri.

2. Simbol elektrik dan elektronik sistem refrigerasi dan tata udara sesuai
standar yang berlaku

Unit refrigerasi dan tata udara menggunakan motor listrik untuk


mengoperasikan kompresor, fan kondensor, fan evaporator, dan defrost
timer. Unit refrigerasi menggunakan berbagai jenis rele dan kontaktor untuk
membangun sistem kontrol. Unit refrigerasi menggunakan elemen pemanas
(heater) untuk keperluan pencairan bunga es di evaporator, dan menggunakan
lampu untuk penerangan dan sebagai tanda. Yang masuk dalam kategori sensor
adalah berbagai sakelar otomatik seperti room thermostat, pressure switch, rele
beban lebih (overload protector), defrost terminator thermostat, dll.
Beban listrik merupakan bagian paling penting dari suatu sistem refrigerasi
dan tata udara karena komponen tersebut melakukan berbagai tugas aktuasi di
dalam sistem tersebut. Motor listrik mengoperasikan kompresor refrigerasi,
menaikkan tekanan dan mensirkulasi refrigerant setiap saat.

6
Beban listrik yang menghasilkan gerakan translasi adalah solenoid.Solenoid
lazim digunakan pada rele dan katub.Solenoid mengoperasikan rele, membuka
dan menutup kontak rele.

N NAMA KOMPONEN SIMBOL KETERANGA


O KOMPON N
EN

1 Kompress
or

2 Fan

3 Solenoid
Valve

4 Overloud

7
5 Kapasitor

6 Reley PTC

7 MCB

8 ELCB

8
9 Kontaktor
Magnet

1 TOR
0

1 Push
1 Button

1 Pilot Lamp
2

1 Thermosta
3 t

1 Thermosta
4 t digital

1 Pressure A = Sumber
(commond)
A
5 switch B = Indikator lamp

C = Kompressor

C B

9
1 Kabel
6 AWG dan
NYAF

Tabel 1 Singkatan beban listrik dan piranti kontrol

3. Simbol Mekanikal dan sistem refrigerasi dan tata udara sesuai standar yang
berlaku.

NO NAMA KOMPONEN SIMBOL


KOMPONEN

1 Kondensor

10
2 TXV

3 Pipa Tembaga

4 Pipa Kapiler

5 Hand Valve
Refrigeran

6 Filter Dryer

7 Refnet

8 Elbow

11
9 Tee

10 Liquid Reciver

11 Glassis

12

13 Oil Saparator

14 Akumulator

12
F. LANGKAH KERJA

MENGINTERPRETASIKAN GAMBAR TEKNIK REFRIGERASI DAN TATA UDARA

No.

PANDUAN GAMBAR CAPAIAN KETERANGAN

1. Menyiapkan layout dan diagram elektrik dan elektronik, 1. Akurasi Menyiapkan Skematik, layout,
penerjemahan
Refrigerasi Diagram kelistrikan Refrigerasi.
gambar teknik
untuk sistem
refrigerasi dan
tata udara.

Menyiapkan alat Menyiapkan pearalatan

- Kertas

- Pensil atau Pulpen

- Penghapus

- Penggaris

9
Menyiapkan blok diagram dan skema Rangkaian Kontrol Menterjemahkan blok diagram
dan skema rangkaian Kontrol
temperatur digital elliwel 974.
Refrigerasi komersil
menggunakan kontrol digital type
794 elliwel.

1. 6 dan 7 sumber

2. 1 commen

3. 3, 4 dan 5 No dan NC

4. 4 ke beban

5. 8,9 dan 10 sensor

Menyiapkan blok diagram dan skema Rangkaian utama Menterjemakan blok diagram dan
skema Rangkaian Utama
Refrigerasi komersil.
K1 1. Motor Fan indoor berkeja
K2
terlebih dahulu.

2. Setelah Fan indor bekerja


M M kemudian kompressor bekerja

Fan Indoor Kompresor

10
Menyiapkan skema dan diagram kelistrikan Switch Menterjemahkan skema dan
pressure. diagram kelistrikan Switch
pressure.

A Commen / sumber

B Indikator lmpu

C Kompressor

11
3 Menyiapkan Skematik, layout, piping and Menyiapkan skema,layout piping
Instrumentation Diagram (P&ID), Refrigerasi. and Instrumen Diagram (P&ID)
Refrigerasi dan Tata Udara.

Menyiapkan diagram Mekanik TXV Menterjemahkan diagram


Mekanik TXV.

Cairan refrigeran dari kondensor


sebelum di distribusikan ke
evaporator melewati TXV.

Menyiapkan diagram Liquid Reciever Menterjemahkan diagram Liquid


Reciever

12
Cairan refrigeran yang berasal
dari kondensor sebelum di
distribusikan ke evaporator di
tampung terlebih dahulu di liquid
reciever.

Menyiapkan diagram filter dryer Menterjemahkan diagram filter


dryer:

Refrigerant yang dicairkan


didalam kondensor sebelum di
distribusikan ke evaporator,
refrigeran akan melalui fiter dryer
yang berfungsi untuk menyaring
kotoran atau uap refrigeran yang
masih ikut mengalir.

Menyiapkan diagram switch pressure Menterjemahkan diagram switch


pressure

Tipe pressure switch jenis ganda


yaitu pressure switch yang
menggunakan satu sakelar
untuk dua keadaan yaitu untuk

13
mendeteksi apabila tekanan
refrigerant terlalu tinggi dan
terlalu rendah.

Pressure 1. Low Pressure Control (LPC),


Switch
untuk memberi perlindungan
terhadap adanya tekanan yang
terlalu rendah di dalam sistem;

2. High Pressure Control (HPC),


untuk memberi perlindungan
terhadap adanya tekanan yang
terlalu tinggi di dalam sistem.

2 Menyiapkan skema dan diagram elektrik Tata Udara Menterjemahkan skema dan
diagram elektrik Tata udara:

1. Power suplai satu fasa melalui


Panel / MCB ke unit indoor

2. Power suplai tiga fasa ke unit


out door

14
Menyiapkan skema dan diagram pemasangan kabel Menterjemahkan polaritas

A) Polaritas Indoor 1. Terminal indoor

2. Terminal outdoor

3. Penyambungan outdoor dan


indoor

B) Polaritas Out door

C) Penyambungan indoor dan outdoor

15
Menyiapkan diagram piping Tata udara Terjemahkan diagram piping Tata

A. Peletakan Outdoor Udara:

A. Peletakan outdoor

B. Penyambungan piping indor


dan outdoor

C. Menentukan refnet

B. Penyambungan pipa dua atau lebih outdoor

16
C. Pemipaan indoor

D Menentukan refnet

17
Perilaku Kerja : Indikator perilaku : SOP Menterjemahkan gambar
teknik sesuai ketentuan.
Pelaksanaan kegiatan menginterpretasikan gambar teknik a. Mengikuti
refrigerasi dan tata udara membutuhkan kompetensi tahapan sesuai
perilaku : SOP

1. Melakukan dengan sistematis sesuai SOP b. Menterjemahkan


sesuai dengan
2. Dilakukan dengan teliti untuk detail gambar
SOP.

18
G. IMPLEMENTASI UNIT KOMPETENSI

Elemen Kompetensi 1

Mengidentifikasi gambar teknik

Diskusi

Diskusikan dengan teman sekelompok,untuk mengindentifikasi


gambar teknik.

Aktivitas

Silakan untuk mencari :


1. Simbol - simbol komponen - komponen kelistrikan refrigerasi
dan tata udara.
2. Simbol - simbol mekanik komponen refrigerasi dan tata udara.

1.

Mempersiapkan dan mengidentifikasi diagram gambar teknik yang


sesuai jenis kegunaan.

Skema dan diagram yang digunakan:

Indentifikasi diagram dan skema gambar yang digunakan:

Hasil indentifikasi diagram gambar yang digunakan:

19
Elemen Kompetensi 2

Menerjemahkan gambar tekni.

Referensi :

Membaca secara lengkap :


1. PUIL 2011
2. Schematic refri sesuai spesifikasi
Link :
https://www.youtube.com/watch?v=CVhz2Xn_nDg

Diskusi :

Silahkan untuk mendiskusikan hasil pencarian informasi


mengenai hal berikut yang telah Anda pelajari:

1. TXV
2. Liqeid Reciever
3. Switch Pressure
4. Digital kontrol Temperatur

Dari hasil diskusi yang dilakukan dalam kelompok, buatlah


catatan dan presentasikan di kelas hasil diskusi setiap
kelompok.

Pemeriksaan :

Silahkan untuk memeriksa skema dan diagram gambar teknik


refrigerasi dan tata udara :

1. Diagram kelistrik kontrol motor


2. Diagram kelistrikan utama motor
3. Diagram pemipaan

Catat hasil pemeriksaan.

20
Penilaian:

Penilaian Catatan :
Memenuhi / Belum memenuhi
capaian pembelajaran
Peserta Instruktur

Nama/Tandatangan/tgl Nama/Tandatangan/tgl

21
H. LAMPIRAN

KAMUS ISTILAH

Refrigerasi Adalah suatu proses perpindahan (kalor) dari


suatu zat ke zat lainnya, hingga terjadi perubahan
temperature atau suhu.
Refrigerant adalah fluida penukar kalor
Polaritas adalah deskripsi tentang sebuah sifat, biasanya sifat biner
(satu dengan dua nilai), atau sebuah vektor (arah). Sebagai
misal:

Muatan listrik memiliki polaritas positif atau negatif.

Tata udara Adalah proses pengaturan udara secara simultan atau


serempak antara temperatur, kelembaban,
pergerakan udara dan kebersihan udara di dalam suatu
ruangan, sehingga di peroleh suatu kondisi yang nyaman
pagi pengguna ruangan.
Elektrik Adalah Listrik
Kompresor Adalah komponen yang berfungsi untuk mengngompresi
fluida hingga menghasilkan gas tekanan tinggi
Kondensor Adalah komponen yang berfungsi mengubah refrigerant gas
menjadi cair
TXV Adalah Komponen untuk memampatkan laju refrigerant
untuk mengontrol jumlah cairan pendingin yang
disuntikkan ke dalam evaporator
Evaporator Adalah komponen yang berfungsi untuk menyerap kalor
untuh mengubah refrigerant cair menjadi gas.

REFERENSI

1. SKKNI Nomor 41 Tahun 2019


2. Undang-Undang Nomor tahun 1970 tentang Keselamatan dan Kesehatan
Kerja (K3)
3. PUIL 2011
4. Juli, Sardi S.Pd., M.T. 2016. BAB VI Sistem Refrigerasi Industrial.
5. Hasan, Syamsuri dkk.2008.Sistem Refrigerasi dan Tata Udara jilid 2.
6. Jakarta: Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan.

7. https://www.formasitraining.com/blog/potensi-bahaya-bekerja-di-
ketinggian#:~:text=Beberapa%20bahaya%20yang%20ada%20pada,dari%
20atas%20(falling%20object).
8. https://safetynet.asia/bahaya-bekerja-di-suhu-dingin/
9. https://riverspace.org/thermal-overload-relay/
10. https://www.danfoss.com/en-us/service-and-support/case-
stories/dcs/how-thermostatic-expansion-valves-

22
work/#:~:text=A%20thermostatic%20expansion%20valve%20(TXV,and%
20pressure%E2%80%94called%20the%20superheat.
11. www.lembarinformasi.com
12. https://www.listrik-praktis.com/2016/05/cara-memahami-instalasi-
dasar-kontaktor-pemula.html
13. https://hvactutorial.wordpress.com/sectioned-components/expansion-
valves/txv-with-external-equalizer/

UNIT KOMPETENSI

23
KODE UNIT : F. 43RAC01.005.1
JUDUL UNIT : Menginterpretasi Gambar Teknik Refrigerasi dan
Tata Udara
DESKRIPSI UNIT : Unit kompetensi ini mencakup pengetahuan,
keterampilan dan sikap kerja yang dibutuhkan dalam
menginterpretasikan gambar teknik (technical drawing)
refrigerasi dan tata udara.

ELEMEN KOMPETENSI KRITERIA UNJUK KERJA


1. Mengidentifikasi gambar 1.1 Gambar teknik dipilih sesuai dengan
teknik kebutuhan pekerjaan.

1.2 Gambar teknik dikelompokan


berdasarkan tipe dan peruntukannya.

2. Menerjemahkan gambar 2.1 Komponen, bagian, dan subsistem


teknik
diidentifikasi sesuai dengan ketentuan.

2.2 Dimensi/besaran yang menjadi ciri


utama komponen, bagian, ataupun
subsistem diidentifikasi sesuai dengan
ketentuan.

2.3 Simbol yang digunakan dalam gambar


diinterpretasikan sesuai dengan
ketentuan.

2.4 Gambar diperiksa sebelum dapat

digunakan dalam bekerja.

2.5 Gambar teknik didokumentasikan

sesuai prosedur yang berlaku.

BATASAN VARIABEL
1. Konteks variabel

24
1.1 Unit kompetensi ini memberikan dasar kemampuan berpikir
relevan dengan pelaksanaan tugas memeriksa, memahami,
melaksanakan dan memperbaiki unit serta sistem refrigerasi dan
tata udara.
1.2 Gambar teknik yang dimaksud dapat berbentuk skematik, layout,
Piping and Instrumentation Diagram (P&ID), dan kelistrikan.
1.3 Pemeriksaan gambar mencakup dan tidak terbatas pada:
1.3.1 Kegiatan membandingkan gambar awal dengan kondisi
aktual; dan
1.3.2 Membuat sketsa perubahan sebagai bahan informasi untuk
drafter.
2. Peralatan dan perlengkapan
2.1 Peralatan
2.1.1 Alat tulis kantor
2.2 Perlengkapan
2.2.1 Gambar teknik (skematik diagram, charts, diagram blok,
rencana tata letak, rencana lokasi, atau loop diagram)
3. Peraturan yang diperlukan
(Tidak ada.)
4. Norma dan standar
4.1 Norma
(Tidak ada.)
4.2 Standar
4.2.1 Standar nasional dan/atau internasional yang berlaku
terkait dengan simbol gambar

PANDUAN PENILAIAN
1. Konteks penilaian
1.1 Penilaian/asesmen kompetensi pada unit ini dapat dilakukan pada
Tempat Uji Kompetensi (TUK), tempat kerja dan/atau tempat kerja
simulasi.
1.2 Metode asesmen yang dapat diterapkan dapat berupa metode tes
lisan, tes tertulis, observasi di tempat kerja/demonstrasi/simulasi,
verifikasi bukti/portofolio dan wawancara, serta metode lain yang
relevan.

25
1.3 Penilaian/asesmen kompetensi dilakukan pada aspek pengetahuan,
keterampilan dan sikap kerja untuk memenuhi ketercapaian
kompetensi yang ditetapkan.
2. Persyaratan kompetensi
(Tidak ada.)
3. Pengetahuan dan keterampilan yang diperlukan
3.1 Pengetahuan
3.1.1 Sistem refrigerasi dan tata udara
3.1.2 Simbol elektrik dan elektronik
3.1.3 Simbol gambar sesuai standar nasional dan/atau
internasional yang berlaku
3.2 Keterampilan
3.2.1 Membaca gambar teknik
3.2.2 Membuat sketsa perubahan gambar
4. Sikap kerja yang diperlukan
4.1 Teliti
4.2 Cermat
5. Aspek kritis
5.1 Kecermatan dalam melakukan pemeriksaan gambar dengan
membandingkan kondisi aktual

26
DAFTAR NAMA PENYUSUN

NO. NAMA PROFESI

1. A. Nur Fatkhul Chobi


• PT. Darma Kalnaratas
Sembada

2. Abdul Hadi
• Instruktur Refrigerasi
BBPLK Bekasi

27
MEMBERSIHKAN AC INDOOR DAN
OUTDOOR
C. 281930.056.01
DAFTAR ISI

Daftar Isi ................................................................................................ i


Kata Pengantar ....................................................................................... 1
A. Pendahuluan .................................................................................... 2
B. Panduan Penggunaan Materi ............................................................ 2
C. Daftar Ikon ....................................................................................... 3
D. Bacaan Referensi .............................................................................. 4
E. Pengantar Teori................................................................................. 5
F. Langkah Kerja .................................................................................. 10
G. Implementasi Unit Kompetensi ......................................................... 16
1. Elemen Kompetensi 1 .................................................................. 16
1.1 Referensi…………………………………………………………….. .... 16
1.2 Aktivitas………………………….…………………………………...... 16
2. Elemen Kompetensi 2 .................................................................. 17
2.1 Referensi .............................................................................. 17
2.2 Diskusi ................................................................................ 17
2.3 Pemeriksaan ........................................................................ 17
2.4 Pikirkan ............................................................................... 17
3. Elemen Kompetensi 3…………………………………….…….………….. 18
3.1 Video Youtube ...................................................................... 18
3.2 Aktivitas .............................................................................. 18
3.3 Diskusi ................................................................................ 18
3.4 Pikirkan ............................................................................... 19
H. Lampiran .......................................................................................... 20
1. Kamus Istilah .............................................................................. 20
2. Referensi ..................................................................................... 21
3. Unit Kompetensi .......................................................................... 22
4. Daftar Nama Penyusun ............................................................... 25
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Wr. Wb.

Dengan memanjatkan puji syukur kehadirat Allah SWT Buku Materi


PBK dengan judul “ MEMBERSIHKAN AC INDOOR DAN OUTDOOR C.
281930.056.01” dapat tersusun dengan baik dan menjadi media
pembelajaran untuk mentransformasikan pengetahuan, keterampilan dan
sikap kerja kepada peserta pelatihan.

Penyusunan Materi PBK merupakan hasil identifikasi silabus, capaian


unit kompetensi, kriteria capaian yang kemudian dituangkan ke dalam
pokok pembahasan sebagaimana ditentukan dalam pedoman penyusunan
materi PBK.

Materi PBK diformulasikan menjadi 2 (dua) buku, yakni buku Materi


dan buku Asesmen (penilaian) yang merupakan satu kesatuan yang tidak
terpisahkan dalam penggunaannya. Materi pelatihan ini menjadi salah satu
bahan pengajaran kepada peserta pelatihan agar pelaksanaan pelatihan
dapat dilakukan secara efektif dan efesien.

Kami berharap materi ini dapat meningkatkan kemampuan aplikatif


bagi peserta pelatihan dan instruktur serta dapat dikembangkan lebih
lanjut. Semoga Tuhan Yang Maha Esa memberikan tuntunan kepada kita
semua dalam melakukan berbagai upaya untuk menunjang proses
pelaksanaan pelatihan berbasis kompetensi guna menghasilkan tenaga
kerja yang kompeten dan berdaya saing tinggi.

Wassalamu’alaikum Wr. Wb

Jakarta, November 2020

1
A. PENDAHULUAN

Tuntutan pembelajaran berbasis kompetensi menjadi sangat penting


dalam meningkatkan kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) yang
kompeten, sesuai dengan tuntutan kebutuhan pasar kerja. Selaras
dengan tuntutan tersebut, maka dibutuhkan mekanisme pelatihan yang
lebih praktis, aplikatif, serta dapat menarik dilaksanakan sehingga
memotivasi para peserta dalam melaksanakan pelatihan yang diberikan.
Seiring dengan mudahnya teknologi digunakan, maka materi pelatihan
dapat disajikan dengan berbagai media pembelajaran sehingga dapat
diakses secara offline dan online.
Materi pelatihan ini terdiri dari buku Panduan Materi Pelatihan dan
buku Panduan Asesmen. Serta dilengkapi dengan materi yang bersifat
soft copy seperti materi presentasi dan video.

B. PANDUAN PENGGUNAAN MATERI

Beberapa ketentuan panduan penggunaan materi yang harus


diperhatikan adalah sebagai berikut:

1. Materi ini dapat dijadikan rujukan untuk pelaksanaan PBK dengan


penggunaannya dapat dikembangkan dan dikontekstualisasikan
sesuai dengan kebutuhan, materi ini terdiri dari:

a. Bacaan Referensi

b. Pengantar Teori

c. Langkah Kerja

d. Implementasi Unit kompetensi

e. Lampiran :

1) Kamus istilah

2) Daftar referensi

3) Unit kompetensi

4) Daftar penyusun

2
2. Slide powerpoint dan video merupakan kelengkapan yang dapat
dijadikan referensi bagi para instruktur.

3. Peran instruktur terkait dengan penggunaan modul, antara lain:

a. Instruktur dapat menggunakan modul dengan referensi video


dan powerpoint yang terlampir dalam modul sebagai referensi,
diharapkan dapat mengembangkan bahan yang disesuaikan
dengan BLK masing-masing

b. Proses pembelajaran dapat disampaikan dengan menggunakan


berbagai sumber yang menguatkan peserta pelatihan, baik
melalui tahapan persiapan, pelaksanaan di kelas, praktek,
melakukan investigasi, menganalisa, mendiskusikan, tugas
kelompok, presentasi, serta menonton video.

c. Keseluruhan materi yang tersedia sebagai referensi dalam buku


ini dapat menjadi bahan dan gagasan untuk dikembangkan oleh
instruktur dalam memperkaya materi pelatihan yang akan
dilaksanakan.

4. Buku penilaian menjadi kesatuan, namun disajikan dalam paket


buku penilaian secara terpisah. Buku penilaian dapat berupa soal
tertulis, panduan wawancara, serta instruksi demonstrasi yang akan
dilaksanakan sesuai dengan proses penilaian yang dilaksanakan.

5. Referensi merupakan referensi yang menjadi acuan dalam


penyusunan buku panduan pelatihan ini.

6. Lampiran merupakan bagian yang berisikan lembar kerja serta


bahan yang dapat digunakan sebagai berkas kelengkapan pelatihan.

3
C. DAFTAR IKON

Daftar ikon yang dapat digunakan dalam buku ini, antara lain:

Ikon Keterangan

Ikon ini memiliki arti anda diminta untuk mencari


atau menemui seseorang untuk mendapatkan
informasi
Pemeriksaan

Icon ini memiliki arti anda diminta untuk


menuliskan/mencatat,melengkapi,latihan/aktivitas
(bermain peran, presentasi) dan mencatatkan
dalam lembar kerja pada buku/media lain sesuai
Aktivitas instruksi

Icon ini memiliki arti anda harus melihat pada


aturan atau kebijakan yang berlaku dan prosedur-
prosedur atau materi pelatihan/ sumber informasi
lain untuk dapat melengkapi latihan/ aktivitas ini.
Referensi
material/manual

Icon ini memiliki arti ambil waktu untuk Anda


dapat berpikir/ menganalisa informasi dan catat
gagasan-gagasan yang anda miliki.
Berpikir

Icon ini memiliki arti berbicara/ berdiskusi lah


dengan rekan anda untuk gagasan yang anda
Komunikasi/ miliki.
Diskusi

Icon ini memiliki arti pilihlah bacaan yang


dibutuhkan sesuai dengan kebutuhan materi
pelatihan.
Membaca

Icon ini memiliki arti pilihlah video/youtube yang


dibutuhkan dalam materi pelatihan.
Video/Youtube

4
D. BACAAN REFERENSI

Membaca secara lengkap :

 Undang-Undang No. 1 Tahun 1970 tentang


Keselamatan dan Kesehatan Kerja
 Peraturan Pemerintah nomor 101 Tahun 2014
tentang Pengelolaan Limbah B3

E. PENGANTAR TEORI

Membersihkan AC Indoor dan Outdoor

Teknologi mesin refrigerasi saat ini sangat mempengaruhi


kehidupan dunia modern. Tidak hanya terbatas untuk peningkatan
kualitas dan kenyamanan hidup, namun juga sudah menyentuh hal-hal
esensial penunjang kehidupan manusia. Teknologi ini dibutuhkan untuk
penyiapan bahan makanan, penyimpanan dan distribusi makanan,
proses kimia yang memerlukan pendinginan, pengkondisian udara untuk
kenyamanan ruangan baik pada industri, perkantoran, transportasi
maupun rumah tangga. Karena peran tersebut membuat teknologi ini
banyak digunakan di tengah-tengah masyarakat. Saat ini teknologi
mesin refrigerasi yang paling banyak digunakan adalah dari jenis siklus
kompresi uap. Siklus jenis ini biasanya diaplikasikan pada mesin
refrigerasi untuk domestik (rumah tangga), komersial, industri,
transportasi, pengkondisian udara domestik dan komersial, chiller dan
MAC (mobil air conditioner). Mesin jenis ini kebanyakan menggunakan
jenis-jenis refrigeran yang kurang bersahabat dengan lingkungan karena
mengandung senyawa yang dapat merusak lapisan ozon dan efek
pemanasan global. (Teguh B et al 2003). Adapun jenis refrigeran tersebut
adalah jenis CFC (chlorofluorocarbon), HCFC (hydrochloro-fluorocarbon)
dan HFC (hydrofluorocarbon).

Teknologi Refrigerasi memiliki kontribusi langsung pada kerusakan


lingkungan diantaranya penipisan lapisan ozon dan pemanasan global
melalui kebocoran dan buangan refrigeran ke lingkungan. Terkait

5
dengan hal ini, Protokol Kyoto tahun 1997 tentang perubahan iklim
bumi telah mengatur penggunaan refrigerant yang termasuk dalam gas
rumah kaca, yakni HFCs (Hidro Fluoro Carbons).

Di era Industri dan globalisasi sekarang ini, gedung perkantoran


dan pabrik sebagian besar telah menggunakan sistem pendingin udara
atau AC ( Air Conditioning ). Keberadaan AC di lingkungan rumah tangga
pun mulai banyak dan dirasakan manfaatnya. AC tipe split ( wall split
mounted) adalah salah satu tipe yang paling banyak digunakan di sector
industri, perkantoran, dan rumah tangga.

Air Conditioning (AC) merupakan sebuah alat yang mampu


mengkondisikan udara. Dengan kata lain, AC berfungsi sebagai penyejuk
udara. Penggunaan AC dimaksudkan untuk memperoleh temperatur
udara yang diinginkan ( sejuk atau dingin ) dan nyaman bagi tubuh. AC
lebih banyak digunakan di wilayah yang beriklim tropis dengan kondisi
temperatur udara yang relative tinggi ( panas ), seperti di Indonesia.

Pada temperatur udara yang panas, mendinginkan udaranya saja


belum cukup untuk mendapatkan hawa sejuk ketika kelembapan udara
ruangan masih tinggi. Pada tingkat kelembapan udara yang rendah,
cenderung membuat tubuh manusia terasa lebih sejuk dan nyaman
karena keringat akan mudah terangkat dari pori-pori kulit. Sebaliknya,
ketika kelembapan udara tinggi, keringat akan sulit terangkat dari pori-
pori kulit. Akibatnya, tubuh manusia kepanasan atau gerah.
Idealnya, selain dilengkapi dengan pengukur temperature udara, unit
AC juga dilengkapi dengan alat pengukur kelembapan udara. Namun,
masih sedikit atau bahkan jarang sekali produsen AC yang melengkapi
unit AC nya dengan pengukur kelembapan udara. Untuk itu, kita perlu
melakukan antisipasi untuk menjaga kelembapan udara. Salah satu cara
untuk menjaga kelembapan udara adalah dengan meletakkan handuk
basah atau segelas air di dalam ruangan ber AC. Ternyata, cara seperti
ini bisa mempertahankan dan menjaga kelembapan udara ruangan.
Pada setiap unit AC biasanya dilengkapi dengan filter udara yang

6
terpasang pada bagian evaporator (indoor). Filter tersebut berguna untuk
menyaring udara kotor di dalam ruangan. Untuk itu, unit AC
memerlukan pembersihan secara berkala, baik pada komponen filter
maupun evaporatornya. Ini diperlukan agar kesejukan dan kebersihan
udara di dalam ruangan tetap terjaga.

Sirkulasi udara mesin AC Split maksudnya adalah bahwa lalu


lintas udara di dalam ruangan dikendalikan oleh blower ( indoor) dan
lalu lintas udara di luar ruangan dikendalikan oleh kipas/fan ( outdoor).

Sistem koneksi pemipaan indoor dan outdoor


(Gambar 1)

Secara umum unit AC type split terbagi 2 bagian besar yaitu:


1. Bagian indoor.
2. Bagian outdoor.

1. Bagian Indoor.
Meliputi : evaporator, cross flow fan/blower, saringan udara, panel
listrik, thermistor.
Udara suhu normal/hangat disirkulasikan dari ruangan menuju

7
ke kisi bagian atas dan depan AC, melewati air filter/saringan udara dan
evaporator sehingga suhu udara yg normal/hangat setelah melewati
evaporator berubah menjadi udara dingin. Selanjutnya, melalui hasil
kerja cross flow fan /blower yang memiliki daya hisap dan tiupan relatif
kencang, udara dingin tersebut disemburkan keluar melalui grid/kisi-
kisi AC.
Udara ruangan yang mengandung debu terisap, disirkulasikan
terus menerus oleh cross flow fan /blower melewati sirip evaporator. Saat
melewati filter udara, debu udara ini lama kelamaan akan menempel
pada filter yang menyebabkan kualitas udara yang dihasilkan oleh unit
AC kotor. Disamping itu apabila debu yang menempel pada filter udara
tebal, menyebabkan debit udara yang bersirkulasi berkurang dari
evaporator . Dan ini akan mempengaruhi proses penyerapan panas oleh
bahan pendingin (Kapasitas pendinginan jadi kecil).

Indoor Unit
Gambar 2.

2. Bagian Outdoor
Meliputi : kompresor, kondenser, propeller fan, pipa kapiler, strainer.
Sirkulasi udara pada outdoor dikendalikan oleh propeller fan. Dengan
bantuan propeller fan udara dari alam lingkungan sekitar mendinginkan
koil kondenser, sehingga refrigeran panas dari evaporator dibuang ke
udara bebas.
Kondensor adalah merupakan media pembuangan panas. Apabila
bagian ini kotor, maka proses pelepasan panas akan terhambat.
Sehingga refrigeran tidak sepenuhnya terkondensasi. Bila hal ini terjadi
maka tekanan refrigeran dalam sistem akan naik seiring bertambahnya
arus kompresor.

8
Outdoor Unit
Gambar 3.
Komponen utama yang perlu dibersihkan :
1. Heat exchanger evaporator.

2. Heat exchanger kondenser.

3. Filter udara.

4. Cover indoor dan outdoor .

5. Cross flow dan propeller fan.

6. Saluran pembuangan air.

Titik pengukuran

1. Tegangan catu daya.

2. Arus kompresor.

3. Tekanan refrigeran suction line.

4. Temperatur inlet dan outlet indoor.

5. Temperatur inlet dan outlet outdoor.

9
Keselamatan Kerja Saat Membersihkan AC Indoor dan Outdoor

Sebelum melaksanakan pembersihan tersebut perlu diperhatikan


masalah keselamatan kerja. Hal-hal tersebut antara lain:

1. Unit indoor dan outdoor pada umumnya berada pada ketinggian 2


meter dari lantai, bahkan lebih, oleh karena itu harus hati-hati
jangan sampai tangga yang digunakan kurang kuat. Bisa
menyebabkan kecelakaan.

2. Saat melepas cover indoor maupun outdoor perlu diperhatikan


keamanan awal yaitu suplai listriknya dalam kondisi terputus (off). Ini
diperlukan untuk menghindari terjadinya sengatan listrik pada saat
bekerja.

3. Saat membuka cover perhatikan posisi sekrup dan kancingan cover.


Agar tidak terjadi kerusakan pada cover.

4. Gunakan alat pelindung atau alat pengaman, antara lain sarung


tangan, helm, kaca mata, sepatu safety, safety belt sesuai prosedur
keselamatan kerja.

5. Ketika menggunakan alat bantu tangga, pastikan tangga dalam posisi


yang tepat dan kokoh.

Pemeriksaan Kinerja Unit AC

Pemeriksaan kinerja Unit AC bertujuan untuk memastikan unit AC


dapat bekerja dengan baik dan tidak ada kerusakan pada sistem
kelistrikan dan sistem refrigerasi sehingga unit AC dapat dipastikan
untuk digunakan.

Dalam melakukan service cuci (pembersihan) AC, pemeriksaan


kinerja unit AC dilakukan 2 kali : memeriksaan kinerja awal dan
pemeriksaan hasil pembersihan. Tujuannya adalah untuk mendapatkan
perbandingan kinerja sebelum dan sesudah pembersihan. Dan kemudian
mencatat untuk melakukan penjadwalan perawatan bulanan.

Peralatan pemeriksaan kinerja unit AC

10
Thermometer Tang Amper Manifold Gauge

Multimeter
Peralatan Pengukuran
(Gambar 4)

Peralatan pembersihan dan peralatan bantu

Jet cleaner cover plastik tangga lipat

Peralatan pembersih dan alat bantu


( Gambar 5. )

11
Peralatan K3

Alat Pelindung Diri


( Gambar 6. )

12
F. LANGKAH KERJA

MEMBERSIHKAN AC INDOOR DAN OUTDOOR

No PANDUAN GAMBAR CAPAIAN KETERANGAN


1. 1. Melakukan
Buku manual 1.1 Menyiapkan manual book/ buku pedoman Service
persiapan
pembersihan
unit
indoor dan
outdoor AC

Menyiapkan alat

1.2. Menyiapkan alat: Jet pump, Manifold Gauge,


Thermometer, Tang Ampere, Multimeter, obeng, plastik
casing dan peralatan bantu lainnya

9
MEMBERSIHKAN AC INDOOR DAN OUTDOOR

No PANDUAN GAMBAR CAPAIAN KETERANGAN

1.3 Lokasi unit AC di sesuaikan pada tempat kerja


masing masing. Bagian yang harus dibersihkan
pada:
1.3.1. Indoor unit : Casing indoor, koil evaporator, cross
flow fan, swing, saluran pembuangan air, filter udara

Indoor Unit

1.3.2. Outdoor unit : Casing outdoor, koil kondenser,


propeller Fan,

Outdoor unit

Mencari lokasi unit AC indoor dan


outdoor

10
MEMBERSIHKAN AC INDOOR DAN OUTDOOR

No PANDUAN GAMBAR CAPAIAN KETERANGAN


Memeriksa kinerja unit AC

1.4 Mengoperasikan unit AC dan melakukan


pengukuran:
Arus kompresor 1.4.1. Arus kompresor
1.4.2. Temperatur
1.4.3. Tekanan refrigeran
1.4.4. Tegangan power suplay

Cek temperatur suplay

Cek tekanan kerja sistem pada sisi


suction line( isap)

11
MEMBERSIHKAN AC INDOOR DAN OUTDOOR

No PANDUAN GAMBAR CAPAIAN KETERANGAN

Cek tegangan kerja sistem

2. 2. Melakukan 2.1 Membersihkan unit indoor


pembersihan 2.1.1. Membuka front cover.
unit 2.1.2. Melepas filter udara.
indoor dan 2.1.3. Memasang plastik casing.
outdoor AC 2.1.4. Membersihkan koil evaporator.
2.1.5. Membersihkan cross flow Fan /Blower.
2.1.6. Membersihkan filter udara.
Cover indoor
2.1.7. Mengeringkan dan memasang kembali cover
dan filter udara.

Filter Udara

12
MEMBERSIHKAN AC INDOOR DAN OUTDOOR

No PANDUAN GAMBAR CAPAIAN KETERANGAN

2.2 Membersihkan unit outdoor


2.2.1. Membuka casing outdoor.
2.2.2. Membersihkan koil kondenser.
2.2.3. Membersihkan propeller fan/ Fan outdoor.
2.2.3. Membersihkan casing outdoor.
Plastik casing/cover plastik cuci
2.2.4. Mengringkan dan memasang kembali cover
outdoor.

Membuka casing outdoor

13
MEMBERSIHKAN AC INDOOR DAN OUTDOOR

No PANDUAN GAMBAR CAPAIAN KETERANGAN

Membersihkan Kondenser

Membersihkan Fan

Memasang Cover Outdoor

14
MEMBERSIHKAN AC INDOOR DAN OUTDOOR

No PANDUAN GAMBAR CAPAIAN KETERANGAN


3. Alat pemeriksaan hasil perawatan 3. Melakukan 3.1. Memeriksa hasil perawatan unit AC indoor dan
pemeriksaan outdoor.
hasil Cek hasil data pemeriksaan sesuaikan dengan data
perawatan AC spesifikasi name plate unit, jika tidak sesuai maka
unit dilakukan lengkah - langkah sesuai dengan
indoor dan ketentuan.
outdoor AC

15
MEMBERSIHKAN AC INDOOR DAN OUTDOOR

No PANDUAN GAMBAR CAPAIAN KETERANGAN

Menguji kinerja unit AC


3.2. Mencatat hasil pengujian Catat hasil pengujian
di buku jadwal perawatan berkala dan di simpan.
Pastikan tanggal, bulan dan tahun pemeriksaannya

16
MEMBERSIHKAN AC INDOOR DAN OUTDOOR

No PANDUAN GAMBAR CAPAIAN KETERANGAN

Perilaku Kerja : Indikator Alat yang digunakan :


Pelaksanaan kegiatan membersihkan perilaku : 1. Daftar alat yang digunakan sesuai dengan
AC indoor dan outdoor 1. Mengikuti kebutuhan
membutuhkan kompetensi perilaku : tahapan 2. Form isian pemeriksaan
1. Melakukan dengan sistematis sesuai SOP 3. SOP membersihkan AC
sesuai SOP 2. Melakukan
2. Dilakukan dengan teliti untuk pemeriksaan
detail proses secara detail
3. Pencatatan hasil pemeriksaan dan teliti
dengan detail dan teliti 3.Pengukuran
dicatat pada
form
pemeriksaan
secara detail
dan teliti

17
G. IMPLEMENTASI UNIT KOMPETENSI

Elemen Kompetensi 1

Melakukan persiapan pembersihan unit indoor dan outdoor AC

Baca Referensi 1.1:

Silahkan untuk mencari informasi dan membaca beberapa hal


cara menyiapkan pekerjaan membesihkan AC indoor dan
outdoor sesuai prosedur

Aktivitas 1.1 :

Silahkan untuk melihat unit AC dan kenali data spesifikasi


pada body unit dan data manual service serta catat apa yang
Anda lihat pada unit AC yang ada

Aktivitas 1.2 :

Silahkan untuk memeriksa fungsi dan performa unit AC serta


catat hasil pemeriksaan pada lembar pemeriksaan.

14
Unit indoor :
Lokasi pemeriksaan temperatur
suplay pada unit indoor

Catatan:

Unit outdoor:

Catatan:

Periksalah kinerja AC, fungsi dan performa unit indoor dan outdoor sesuai
dengan spesifikasi pabrik dan pahamilah keterangannya:

Catatan:

15
Elemen Kompetensi 2

Melakukan pembersihan unit indoor dan outdoor AC

Baca Referensi 2.1:


Silahkan untuk mencari informasi dan membaca beberapa hal
sebagai berikut:

1. Jenis dan type unit AC split


2. Cara membuka casing indoor dan outdoor
3. Cara menyetel pompa steam dari beberapa merk dan
type

Diskusi 2.1:
Silahkan untuk mendiskusikan hasil mencarian informasi
mengenai hal berikut yang telah Anda pelajari:

1. Jenis dan type unit AC split


2. Cara membuka casing indoor dan outdoor
3. Cara menyetel pompa steam dari beberapa merk dan
type
4. Bagian – bagian yang harus dibersihkan pada unit

Dari hasil diskusi yang dilakukan dalam kelompok, buatlah


catatan dan presentasikan di kelas hasil diskusi setiap
kelompok.

Pemeriksaan 2.1:

Silahkan untuk memeriksa kondisi unit AC indoor dan


outdoor:

1. Periksa kondisi indoor unit dan dipastikan dapat


beroperasi dengan baik
2. Periksa kondisi outdoor unit dan dipastikan dapat
beroperasi dengan baik.

Catat hasil pemeriksaan.

Aktivitas 2.1:

Silahkan untuk mencoba membersihkan AC unit indoor dan


unit outdoor

16
Video Youtube 2.1:

Silahkan melihat youtube berikut ini:


Link: https:// youtu.be/K9Qu191yenY

Catat rangkum hasil Anda menyaksikan tayangan video


tersebut.

Pikirkan 2.1:
 Aspek K3 yang penting diperhatikan dalam proses
membersihkan AC indoor dan outdoor menurut saya
adalah:

 Apabila evaporator kotor, maka akan mempengaruhi


tekanan dan temperatur suplay, menurut saya
penyebabnya adalah:

17
Elemen Kompetensi 3

Melakukan pemeriksaan hasil perawatan AC unit indoor dan outdoor AC

Video Youtube 3.1:

Silahkan melihat youtube berikut ini:


Link: https:// youtu.be/K9Qu191yenY

Catat rangkum hasil Anda menyaksikan


tayangan video tersebut.

Aktivitas 3.1:

Silahkan untuk mencoba memeriksa kembali


kinerja AC, fungsi dan performa unit indoor
dan outdoor

Mempersiapkan alat pemeriksaan kinerja hasil perawatan, sesuai


jenis pemeriksaan.

Tuliskan jenis pemeriksaan:

Alat yang digunakan:

Hasil Pemeriksaan kinerja :

18
Diskusi 3.1:

Silahkan diskusikan hasil yang Anda telah peroleh dan membahas


bersama rekan untuk hasil lain yang rekanmu peroleh.
Presentasikanlah per kelompok hasil nya

Pikirkan 3.1:

Studi Kasus 1:

Setelah pembersihan unit indoor dan outdoor dilakukan


pemeriksaan fungsi dan performa unit AC, unit AC tidak dapat
dioperasikan dengan remote control maupun manual. Apa yang
harus Anda lakukan?

Studi Kasus 2:

Jika setelah pembersihan unit indoor dan outdoor, dilakukan


pemeriksaan fungsi dan performa unit AC. Hasil pengukuran
tekanan refrigeran dalam sistem lebih rendah dari standar, apa
yang harus Anda lakukan?

Study Kasus 3:

Jika setelah pembersihan selesai dan unit dioperasikan selama 15


menit, maka terjadi air menetes pada dinding. Apa yang Anda
lakukan?

Penilaian:

Penilaian Catatan :
Kompeten / Belum Kompeten
Peserta Instruktur

Nama/Tandatangan/tgl Nama/Tandatangan/tgl

19
H. LAMPIRAN

KAMUS ISTILAH

Manifold Gauge Adalah alat ukur tekanan sistem untuk


kebutuhan servis

Suction Line Adalah sisi isap dari sistem refrigerasi


bertekanan rendah.

Evaporator Adalah suatu alat penukar kalor pada sis


tekanan rendah

Kondenser /Kondensor Adalah suatu alat penukar kalor pada sisi


tekanan tinggi yang mengubah gas bertekanan
tinggi menjadi cairan bertekanan tinggi

Mengukur Adalah membandingkan suatu besaran dengan


besaran lain (sejenis) yang digunakan sebagai
patokan

Refrigerasi Adalah suatu sistem yang memungkinkan untuk


mengatur suhu sampai mencapai suhu di bawah
suhu lingkungan

Refrigerant Adalah media fluida penukar kalor yang


digunakan pada sistem refrigerasi

Cooling capacity Adalah kemampuan mesin pendingin dalam


penyerapan panas/kalor dalam satuan waktu

Refrigerant Undercharge Adalah kondisi dimana refrigeran yang ada dalam


sistem kurang dari keadaan normal

Refrigerant Overcharge Adalah kondisi dimana refrigeran yang ada dalam


sistem berlebihan dari keadaan normal

Tekanan Gauge Adalah tekanan yang diperoleh dari pengukuran


menggunakan meter tekanan (gauge)

Tekanan absolut Adalah Tekanan gauge ditambahkan dengan


tekanan atmosfer

Temperatur Adalah keadaan tingkat panas suatu benda

20
Suhu Adalah besaran yang menyatakan derajat panas
dingin suatu benda

Panas Adalah energi yang berpindah akibat perbedaan


suhu. Satuannya SI untuk panas adalah Joule

Ampere adalah satuan untuk satuan SI untuk arus


listrik, atau jumlah muatan listrik yang mengalir
melalui konduktor dalam waktu yang ditentukan

Cross Flow fan Adalah jenis kipas yang ada pada indoor unit

Propeller fan Adalah jenis kipas yang ada pada outdoor unit

Control Board Adalah rangkaian elektronik sebagai pusat


kendali unit AC, biasanya disebut juga PCB
kontrol

Volt adalah satuan turunan di dalam Standar


Internasional (SI) untuk mengukur perbedaan
tegangan listrik.

BTU Adalah satuan panas Britania dalam bahasa


Inggris singkatan dari British Thermal Unit,
satuan dari panas/kalor. Merupakan satuan
energi digunakan di Amerika Serikat

Psi Adalah singkatan dari Pound Squart Inch,


satuan tekanan.

BTU/h Adalah kemampuan mengurangi panas /


mendinginkan ruangan dengan luas dan kondisi
tertentu selama 1 jam, atau jumlah panas yang
diserap dalam satuan waktu /kapasitas
pendinginan mesin refrigerasi

21
REFERENSI

 Undang-Undang Nomor 1 tahun 1970 tentang Keselamatan dan


Kesehatan Kerja (K3).
 Kurniawan, Iwan. 2005. Merawat dan Memperbaiki Air Conditioner.
Jakarta : Puspita Swara.
 Handoko, K. 1979. Teknik Room Air Conditioner. Jakarta : PT. Ikhtiar
Baru.
 Mitrakusuma, Windy Hermawan. 2009. Dasar Refrigerasi. Bandung :
Politeknik Negeri Bandung.
 Panasonik. 2008. Pedoman Service unit CS-PC9JKJ CU-PC9JKJ.
Jakarta : PT. Panasonic Manufacturing Indonesia.

22
UNIT KOMPETENSI

KODE UNIT : C.281930.056.01


JUDUL UNIT : Membersihkan AC Indoor dan Outdoor
DESKRIPSI UNIT : Unit ini berhubungan dengan pengetahuan,
keterampilan dan sikap kerja yang dibutuhkan
dalam membersihkan AC indoor dan outdoor.

ELEMEN KOMPETENSI KRITERIA UNJUK KERJA

1. Melakukan persiapan 1.1 Peralatan diidentifikasi sesuai


pembersihan unit kebutuhan.
indoor dan outdoor AC 1.2 Kinerja unit indoor dan outdoor
diperiksa
fungsi dan performance.

2. Melakukan 2.1 Casing unit indoor dan outdoor


pembersihan unit dilepas
indoor dan outdoor AC sesuai prosedur.
2.2 Plastik casing pembuangan air
dipasang
sesuai prosedur.
2.3 Pompa steam di-setting sesuai
kebutuhan.
2.4 Unit dibersihkan dengan pompa
steam
sesuai prosedur.
2.5 Casing unit indoor dan outdoor
dipasang
kembali sesuai prosedur.

3. Melakukan 3.1 Suhu ruangan dipastikan sesuai


pemeriksaan hasil dengan
perawatan AC unit sistem kontrol AC.
indoor dan outdoor AC 3.2 Tekanan refrigerant diukur sesuai
standar.

23
3.3 Sistem kelistrikan AC diukur sesuai
prosedur.
3.4 Kinerja unit indoor dan outdoor
diperiksa
kembali fungsi dan performance-nya.
3.5 Hasil perawatan dan penjadwalan
perawatan kembali dicatat dalam kartu
servis
.
BATASAN VARIABEL
1. Konteks variabel
1.1 Unit kompetensi ini berlaku untuk melakukan persiapan
pembersihan pembersihan unit indoor dan outdoor AC, melakukan
pembersihan unit indoor dan outdoor AC, serta melakukan
pemeriksaan hasil perawatan AC unit indoor dan outdoor AC dalam
lingkup membersihkan AC indoor dan outdoor.
1.2 Pemeriksaan sistem kelistrikan meliputi tegangan, arus, dan daya.
2. Peralatan dan perlengkapan
2.1 Peralatan
2.2 Pipa steam
2.3 Alat pengukuran suhu ruangan
2.4 Plastik
2.5 Alat ukur tekanan
2.6 Multi meter
2.7 Perlengkapan
2.8 APD
2.9 Kartu servis
3. Peraturan yang diperlukan
3.1 Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor 02 Tahun
2007 tentang Pedoman Teknis dan Persyaratan Kompetensi
Pelaksanaan Retrofit dan Recycle pada Sistem Refrigerasi
4. Norma dan standar
4.1 Norma
4.2 Etika kerja
4.3 Standar

24
4.4 Petunjuk kerja atau standard operating procedure (SOP) yang terkait
dengan membersihkan AC indoor dan outdoor
PANDUAN PENILAIAN
1. Konteks penilaian
1.1 Penilaian dilakukan terhadap pengetahuan, keterampilan dan sikap
kerja.
1.2 Kondisi penilaian merupakan aspek dalam penilaian yang sangat
berpengaruh atas tercapainya kompetensi ini terkait dengan
membersihkan AC indoor dan outdoor.
1.3 Hal-hal yang diperlukan dalam penilaian dan kondisi yang
berpengaruh atas tercapainya kompetensi ini adalah tempat uji
yang merepresentasikan tempat kerja, serta dilengkapi dengan
peralatan praktik.
1.4 Penilaian dapat dilakukan dengan cara lisan, tertulis, demonstrasi
atau praktik dan simulasi di workshop, di tempat kerja atau di
tempat uji kompetensi (TUK).
2. Persyaratan kompetensi
(Tidak ada.)
3. Pengetahuan dan keterampilan yang diperlukan
3.1 Pengetahuan
3.2 Komponen elektrik dan wiring diagram
3.3 Komponen mekanik
3.4 Teknik melepas casing unit outdoor dan indoor
3.5 Keterampilan
3.6 Menggunakan pompa steam
3.7 Menggunakan alat ukur clamp meter/tang ampere
4. Sikap kerja yang diperlukan
4.1 Teliti
4.2 Cermat
5. Aspek kritis
5.1 Ketepatan dalam mengukur kinerja arus listrik AC sesuai
prosedur

25
DAFTAR NAMA PENYUSUN

Jabatan Dalam
NO. NAMA PROFESI
Tim

1. Muhammad Ruddin  Instruktur Refrigerasi Penyusun


dan Tata Udara BLK
Makassar
 Asesor LSP BLK
Makassar
 Asesor LSP LMI Bidang
Refrigerasi Dan Tata
Udara
 Anggota APITU DPD
Sulawesi Selatan
 Praktisi Refrigerasi dan
Tata Udara Residensial
dan Industri

2. Arif Hafidiyanto - Verifikator

3. Bayu - Validator

26

Anda mungkin juga menyukai