Ilmu Keperawatan - 30901800188 - Fullpdf
Ilmu Keperawatan - 30901800188 - Fullpdf
Skripsi
Oleh:
Umi Kholifah
30901800188
Skripsi
Oleh:
Umi Kholifah
30901800188
Dengan ini saya nyatakan bahwa Karya Tulis Ilmiah yang berjudul:
PENGARUH GUIDED IMAGERY TERHADAP TINGKAT KECEMASAN DAN
NYERI PADA PASIEN CHOLELITHIASIS PRE OPERASI DI RSI SULTAN
AGUNG SEMARANG
Adalah benar hasil karya saya dan penuh kesadaran bahwa saya tidak melakukan
plagiasi atau mengambil alih seluruh atau sebagian besar karya tulis orang lain
tanpa menyebutkan sumbernya. Jika saya terbukti melakukan tindakan plagiasi.
Saya bersedia menerima sanksi sesuai dengan aturan yang berlaku.
Umi Kholifah
vii
ABSTRAK
Umi Kholifah
ABSTRACK
Umi Kholifah
EFFECT OF GUIDED IMAGERY ON ANXIETY AND PAIN LEVELS IN
CHOLELITHIASIS PREOPERATIVE PATIENTS AT RSI SULTAN AGUNG
SEMARANG
101 pages + 12 tables + 6 pictures + 15 attachments + xiv
Background: Guided Imagery elicits strong psychophysiological responses such
as changes in immune function as well as decreased activity of the sympathetic
nervous system that affects pain. The benefits of guided imagery as an intervention
that can be used to reduce anxiety, stress and pain, can also lower blood pressure,
pulse and respiration. This is because guided imagery techniques can activate the
parasympathetic nervous system.
Objective: To find out the effect of guided imagery on anxiety and pain levels in
patients with cholelithiasis preoperatively at Sultan Agung Islamic Hospital
Semarang
Method: quasy experimental type of research. Quasy experiment onegroup pre-
post test design technique, a total of 13 respondents.
Results: Based on the results of the study showed that the majority of respondents
with cholelithiasis at Sultan Agung Islamic Hospital in Semarang were between the
ages of 28 years and 36 years with a percentage (30.8%) with the most female sex
with a percentage (53.8%). The average results of the HARS pre and post
intervention questionnaires to lower anxiety levels were obtained sig pre (0.942) >
α (0.05) and sig post values (0.796) > α (0.05) so that H0 was accepted. The
average results of the NRS pre and post intervention questionnaires to reduce pain
were obtained sig pre (0.073) > α (0.05) and sig post values (0.093) > α (0.05) so
that H0 was received.
Conclusion: It was concluded that there was an influence from guided imagery to
lower anxiety and pain levels in patients with cholelithiasis preoperative at Sultan
Agung Islamic Hospital in Semarang.
Keywords: Guided Imagery, Anxiety, Pain
Bibliography: 36 (2016-2021)
ix
MOTTO
kiamat
x
KATA PENGANTAR
Alhamdulillahi robbal’alamin
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, atas rahmat dan
kerendahan hati penulis menyadari bahwa penulisan proposal skripsi ini tidak akan
terwujud tanpa adanya bantuan dan bimbingan dari berbagai pihak. Untuk itu saya
terhormat :
Semarang
4. Ns. Mohammad Arifin Noor, M. Kep., Sp. Kep. MB selaku pembimbing I yang
telah sabar dan ikhlas meluangkan waktu dan tenaganya. Terimakasih karena
saya antusias dalam membuat proposal skripsi yang baik dan benar serta
6. Seluruh Dosen Pengajar dan Staf fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Islam
Sultan Agung Semarang yang telah memberikan bekal ilmu pengetahuan serta
7. Teruntuk kedua Orang Tua saya serta adik saya yang selalu memberikan doa
dan dukungannya.
9. Semua pihak yang tidak dapat penulis tuliskan satu per satu.
Maka dari itu, penulis sangat membutuhkan saran dan kritik sebagai evaluasi
bagi penulis. Peneliti berharap proposal ini bermanfaat bagi banyak pihak.
fiddunya wal aakhirah atas semua dukungan yang diberikan kepada penulis.
Penulis
Umi Kholifah
xii
DAFTAR ISI
DAFTAR TABEL
DAFTAR GAMBAR
DAFTAR LAMPIRAN
BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
disaluran hati, jika batu ini letaknya keluar dari kandung empedu dapat
prevalensi dipengaruhi oleh umur dan jenis kelamin (Rizky & Abdullah,
2018), di Eropa Barat prevelensi kolelitiasis sebesar 5,9% pada lai-laki dan
3,2% pada laki-laki dan 15,6 pada perempuan. Menurut Third Nutrition
Serikat sebesar 7,9% pada jenis kelamin laki- laki dan 16,6% pada jenis
cholelithiasis yang di peroleh dari pasien rawat inap pada bulan Desember
pasien sembuh berjumlah 273 pasien. 20% dari data yang di dapat penderita
bedah dan terapi non bedah, terapi bedah berupa laparoskopi kolesistektomi
saat ini terutama pada pasien yang mengalami komplikasi seperti kolangitis
dan terapi non bedah berupa lisis batu yaitu sediaan garam empedu
inilah akan terjadi reaksi dari dalam tubuh yang menyebaban pasien merasa
yang tidak nyaman didalam tubuh karena adanya kerusakan pada stuktur
jaringan atau jaringan yang berpotensi akan rusak. Nyeri pada pasien
keluar melalui ampula arteri tetapi ditahan dan tidak bisa keluar hal tersebut
lebih sering berbaring. Terganggunya salah satu fungsi tubuh tentu sangat
3
2018)
berlebihan disertai dengan emosional yang kuat mengenai suatu hal yang
integritas tubuh (Antoro & Amatiria, 2018). Kecemasan pada pasien jika
tidak ditangani dengan baik akan menyebabkan denyut nadi meningkat dan
laju pernapasan, meningkatkan tekanan darah dan suhu tubuh serta glukosa
pikiran yang positif, sehingga membuat pasien merasa lebih tenang atau
rileks. Hal ini terjadi karena efek terapi yang dirasakan secara langsung dari
mengingatkan pasien agar tetap sabar dan ikhlas dalam menerima cobaan
Bulan Januari sampai Bulan Juni 2021, didapatkan data pasien cholelithiasis
individu masing- masing dari pasien. Tanda- tanda pasien yang mengalami
yaitu tekanan darah pasien akan meningkat dan pasien akan sulit tidur
terutama bagi pasien yang akan dilakukan tindakan operasi di pagi hari.
Selain kecemasan, nyeri juga merupakan keluhan awal yang dirasakan pada
atas, skala nyeri yang dialami pasien dari sedang hingga berat, dari data
yang didapatkan nyeri setiap masing- masing pasien berbeda. Jika nyeri
ringan pasien akan dilakukan tindakan relaksasi dan jika nyeri yang dialami
kecemasan dan nyeri pada pasien cholelithiasis pre operasi di Rumah Sakit
B. Perumusan Masalah
empedu yang seharusnya keluar melalui ampula arteri tetapi ditahan dan
tidak bisa keluar hal tersebut menyebabkan inflamasi pada kantung empedu,
aktivitas atau mobilisasi. Terganggunya salah satu fungsi tubuh tentu sangat
6
tubuh merasa lebih rileks secara menyeluruh Rumusan masalah yang dapat
diambil dalam penelitian ini sesuai latar belakang adalah Apakah ada
pengaruh guided imagery terhadap tingkat kecemasan dan nyeri pada pasien
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh guided imagery
2. Tujuan Khusus
a. Mengetahui karakteristik responden berdasarkan usia dan jenis
imagery
imagery
imagery
7
imagery
D. Manfaat Penelitian
cholelithiasis .
b. Institusi pendidikan
c. Perawat
d. Peneliti
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Tinjauan Teori
I. Cholelithiasis
a. Definisi
b. Etiologi
1) Jenis kelamin
2) Usia
lebih muda
3) Berat Badan
4) Makanan
5) Riwayat Keluarga
c. Manifestasi Klinik
1) Nyeri
10
2) Penyakit Kuning
pekat "clay-colored"
4) Kekurangan Vitamin
d. Klasifikasi
golongan yaitu :
1) Batu Kolesterol
2) Batu Pigmen
e. Pemeriksaan Penunjang
2) USG
3) Uji Radionuklida
4) ERCP
mengumpulkan empedu.
12
5) MRCP
f. Penatalaksanaan
1) Kolesistektomi laparoskopik
2) Kolesistektomi
3) Minikolesistektomi
hanya 4 cm.
purulen dikeluarkan.
5) Koledokostomi
13
II. Nyeri
a. Definisi
untuk rusak. setiap orang berbeda tingkat nyerinya, dan hanya orang
b. Klasifikasi Nyeri
a) Nyeri Akut
imobilitas.
b) Nyeri Kronis
a) Nyeri Nosisepstif
durasinya lama
b) Nyeri Neuropatik
nyeri ini terjadi karena ada cedera atau disfungsi sistem saraf.
a) Tidak Nyeri
b) Nyeri Ringan
c) Nyeri Sedang
d) Nyeri Berat
a) Nyeri Superfisial
b) Nyeri Viseral
1) Skala Deskriptif
garis yang terdiri dari tiga kata sampai lima kata yang disusun
dari "tidak ada rasa nyeri" hingga "rasa nyeri yang tak
tertahankan".
2) Skala Numerik
terjadi
yang artinya tidak ada rasa nyeri , kemudian wajah yang kurang
ketakutan
1) Usia
apa yang sedang mereka rasakan. Jadi, hal itu membuat perawat
secara adekuat
2) Jenis Kelamin
Dilihat dari jenis kelamin pria dan wanita tidak jauh berbeda
anak laki-laki harus menjadi anak yang pemberni dan tidak boleh
situasi apapun
3) Budaya
4) Ansietas
sedang dialami
e. Manajemen Nyeri
1) Distraksi
2) Relaksasi
III. Kecemasan
a. Definisi
berlebihan dari dalam tubuh pasien, oleh karena itu pasien merasa takut
dengan proses operasi yang akan dilakukan karena hal itu dianggap
sebagai suatu hal yang mengancam hidupnya (Polii & Wetik, 2020).
negatif dan cepat marah, pasien akan tampak tegang, terlihat gelisah dan
mudah kaget, pasien mengatakan takut jika sendirian dan berada pada
Prasetianti, 2018)
b. Jenis Kecemasan
kecemasan yaitu :
1) Kecemasan realistic
2) Kecemasan neurotic
dengan ancaman dari orang tua atau orang lain yang membuatnya
Orang yang memiliki super ego yang baik akan cenderung mudah
terkait dengan hukuman atau ancaman dari orang tua atau orang lain
22
norma
c. Tingkatan Kecemasan
yaitu :
1) Kecemasan Ringan
kemampuan belajar.
2) Kecemasan Sedang
denyut nadi dan tekanan darah tinggi, mulut terasa kering, merasa
gelisah, sembelit.
3) Kecemasan Berat
individu cenderung fokus pada sesuatu yang detail dan tidak dapat
23
4) Panik
d. Gejala Kecemasan
harapan
buruk, terbangun tiba- tiba saat tidur karena merasa takut, Sulit
a. Definisi
pikiran dan mengisi pikiran dengan hal- hal atau kejadian yang
atau rileks. hal ini terjadi karena efek yang dirasakan secara
2) Autogenic abstraction
3) Covert sensitization
dialami.
2017) adalah :
rasakan
dicapai/diinginkan)
27
dengan cara :
pasien
perawat.
pasien
28
kesejukan pegunungan
selanjutnya.
29
d. Fisiologi
tubuh yang tenang dan rileks maka secara otomatis dapat membuat
hormon yang diproduksi oleh system saraf pusat, hormone ini dapat
sebagai berikut :
nyaman
h. Tingkat Kesadaran
1) Compos Mentis
31
2) Apatis
3) Delirium
7) Coma
B. Kerangka Teori
KOLELITIASIS
Etiologi (Heuman, 2017) Klasifikasi Tatalaksana (Agus et.al, Manifestasi (Nurarif &
(Meylinda, 2020) 2017) Kusuma,2016)
1. Jenis kelamin
1. Batu kolesterol 1.Kolesistektomi 1. Nyeri
2. usia
laparaskopik
2. Batu pigmen 2. Penyakit kuning
3. Berat Badan
2. kolesistektomi
4. Makanan 3. Perubahan warna urin
3. minikolesistektomi dan fases
5. Riwayat keluarga
4. kolesistostomi 4. kekurangan vitamin
GUIDED
IMAGERY Manfaat (Afdila, 2016) :
Keterangan :
= Diteliti
= Tidak diteliti
C. Hipotesis
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Kerangka Konsep
B. Variabel Penelitian
C. Desain Penelitian
dahulu dengan diberi pre test. Setelah dilakukan intervensi guided imagey,
36
kecemasan dan skala nyeri sebelum dan sesudah dilakukan tindakan guided
imagery.
K O1 X O1A
O2 O2B
Tabel 3. 1 Quasy Experiment Onegroup Pre-Post Test Design
Keterangan :
guided imagery
O1A : Hasil nilai Post- test tingkat kecemasan setelah dilakukan intervensi
guided imagery
O2B : Hasil nilai Post- test skala nyeri setelah dilakukan intervensi guided
imagery
37
1. Populasi
Islam Sultan Agung Semarang pada periode bulan Juni sampai bulan
2. Sample
a. Kriteria Inklusi :
berlangsung
b. Kriteria Eksklusi
15.
Z².N.p.q
𝑛 = d² (N− 1) + Z².p.q
Keterangan :
n : Jumlah sampel
N : Jumlah populasi
Dari rumus diatas maka jumlah sampel yang akan diambil adalah :
Z².N.p.q
𝑛 = d² (N− 1) + Z².p.q
1.962 .15.0,5.0,5
𝑛 = 0,12 (15−1)+1.962 .0,5.0,5
14,406
𝑛 = 1,1004
𝑛 = 13,09160
𝑛= 13 Responden
39
E. Teknik Sampling
dengan waktu yang direncanakan pada bulan Juni sampai bulan Oktober
2021
G. Definisi Operasional
Instrument yang dipakai oleh peneliti dalam penelittian ini adalah peneliti
skala nyeri dan alat Hamilton Rating Scalefor Anxiety (HARS) untuk
oleh Li, Liu dan Her dalam Swarihadiyanti tahun 2014 pada pasien post
operasi yang menunjukan bahwa nilai uji reliabilitas lebih dari 0.95 dan
digunakan dalam penelitian ini adalah data primer, data yang diambil
langsung dari responden. Data yang diperoleh oleh peneliti merupakan data
tingkat kecemasan dan skala nyeri di Rumah Sakit Islam Sultan Agung
Semarang.
tersebut.
persetujuan untuk mengikuti pre dan post test yang akan dilakukan oleh
Rating Scale.
a. Preinteraksi :
b. Tahap orientasi :
pasien
c. Tahap kerja :
terpejam
ditempat tersebut.
kesejukan pegunungan
10. ketika pasien sudah mulai rileks, pasien hanya fokus pada
d. Terminasi :
4. Salam.
pada lembar NRS sesuai dengan rasa nyeri yang responden saat ini
rasakan
yang ada
45
dilakukan ada langkah- langkah yang perlu diperhatikan oleh peneliti untuk
memeriksa dan memastikan supaya data penelitian lengkap dan tidak ada
2012) yaitu :
a. Editing
isian form kuesioner yang salah atau kurang tepat. Sehingga bisa di olah
b. Coding
Hasil data penelitian di ubah ke dalam bentuk angka dan masing- masing
memasukan data.
c. Entry Data
d. Cleaning
L. Analis Data
1) Analis univariat
46
Apabila hasil data yang diperoleh normal pada uji normalitas pada
karakteristik usia (ρ value > 0,05) maka menggunakan mean dan standar
deviasi, jika hasil yang diperoleh tidak normal (ρ value < 0,05) maka
2) Analis Bivariat
bivariat digunakan untuk mengetahui ada atau tidak ada pengaruh terapi
pada pasien cholelithiasis. Uji statistic yang digunakan adalah uji T. test
pada penelitian ini artinya distribusi data tidak normal. Peneliti dapat
menggunakan uji alternative yaitu uji Wilcoxon Sing Rank Test. Nilai
Chi- Square, untuk melihat nilai probabilitas (P- value) variabel bebas
dan variabel terikat dengan nilai distribusi data normal p= ≤ 0,05 jika
didapatkan nilai p= > 0,05 maka distribusi data tidak normal. Jika p ≤
0,05, maka Ho ditolak ada hubungan antara variabel bebas dan variabel
terikat. Apabila p > 0,05, maka Ho diterima karena tidak ada hubungan
digunakan untuk mengetahui perbedaan skala nyeri pre dan post test
data normal derajat kemaknaan (α) adalah 0,05, sedangkan uji yang
imagery pada pasien pre dan post operasi menggunakan uji Paired t-
Test.
M. Etik Penelitian
1. Self determination
3. Confidentialy (Kerahasiaan )
tersebut.
4. Beneficience (Manfaat )
responden dan untuk mencegah hal- hal yang tidak diinginkan oleh
BAB IV
HASIL PENLITIAN
A. Pengantar
tentang pengaruh guided imagery terhadap tingkat kecemasan dan nyeri pada
pasien cholelithiasis pre operasi di Rumah Sakit Islam Sultan Agung Semarang.
Penelitian ini dilaksanakan oleh peneliti pada Bulan Juni sampai Bulan Oktober
memenuhi dan sesuai dengan kriteria inklusi dan eksklusi. Data yang akan
imagery terhadap tingkat kecemasan dan nyeri pada pasien cholelithiasis pre
B. Karakteristik responden
1. Umur responden
2. Jenis kelamin
C. Analis Univariat
presentase (23.1%).
pasien cholelithiasis pre operasi yang dirawat di Rumah Sakit Islam Sultan
dan responden dengan nilai terendah yaitu 6,7 dan 9 dengan jumlah
D. Analis Bivariat
1. Paired sampel test HARS
Tabel 4. 7 Hasil korelasi pengaruh guided imagery terhadap tingkat
kecemasan pada pasien cholelithiasis pre operasi
dirumah sakit islam sultan agung semarang dengan
menggunakan uji paired sampel test
Paired Differences
95% Confidence
Std. Interval of the
Std. Error Difference Sig. (2-
Mean Deviation Mean Lower Upper t Df tailed)
HARS_pre -
12.308 4.008 1.112 9.886 14.730 11.072 12 .000
HARS_post
Penelitian ini didapatkan hasil data jika ada pengaruh Guided
Imagery terhadap tingkat kecemasan, dengan melihat nilai Nilai sig (0.000)
< α (0.05), sehingga H0 ditolak. Kesimpulan pada taraf signifikansi 5%, rata-
rata pre dan post terapi Guided Imagery berbeda. Dari output diperoleh nilai
53
t hitung sebesar 11,072 dengan sig 0,000. Karena nilai sig < maka dapat
disimpulkan bahwa H0 ditolak, artinya rata-rata pre dan post terapi Guided
terhadap nyeri, dengan melihat nilai sig (0.000) < α (0.05), sehingga H0
ditolak. Kesimpulan pada taraf signifikansi 5%, rata-rata pre dan post terapi
Guided Imagery berbeda. Dari output diperoleh nilai t hitung sebesar 13,424
dengan sig 0,000. Karena nilai sig < maka dapat disimpulkan bahwa H0
ditolak, artinya rata-rata pre dan post terapi Guided Imagery berbeda.
BAB V
PEMBAHASAN
A. Pengantar
Pada bab ini peneliti membahas hasil dari penelitian. Hasil yang
karakteristik responden yang terdiri dari umur dan jenis kelamin responden.
Analis univariat dan bivariat terdiri dari jenis kelamin, tingkat kecemasan
1. Karakteristik Responden
a. Umur
usia di atas 40 tahun tetapi bisa saja menyerang remaja. Gaya hidup yang
dan kadar gula darah puasa. Ketiga ciri tersebut merupakan ciri kadar
b. Jenis kelamin
dibandingkan dengan laki- laki terutama pada ibu hamil dan perempuan
yang sedang menjalani terapi hormon akan beresiko lebih tinggi terkena
dimana nilai rasio prevalensi 3,38%. Ini berarti jenis kelamin perempuan
nilai HARS pre intervensi tertinggi yaitu dengan jumlah nilai tingkat
dan responden dengan nilai terendah yaitu dengan jumlah 39 sampai dengan
presentase (23.1%).
berlebihan disertai dengan emosional yang kuat mengenai suatu hal yang
integritas tubuh (Antoro & Amatiria, 2018). Kecemasan pada pasien jika
tidak ditangani dengan baik akan menyebabkan denyut nadi meningkat dan
laju pernapasan, meningkatkan tekanan darah dan suhu tubuh serta glukosa
pengalaman masa lalu dan faktor genetik. pada sistem syaraf pusat, proses
presentase (30.8%) dan responden dengan nilai terendah yaitu 6,7 dan 9
empedu yang seharusnya keluar melalui ampula arteri tetapi ditahan dan
tidak bisa keluar hal tersebut menyebabkan inflamasi pada kantung empedu,
dapat digunakan seperti rekaman audio, musik, suara alam, sugesti, atau
lukisan suatu benda atau tempat. Alat ukur yang digunakan untuk menilai
skala nyeri responden yaitu NRS atau Numeric Rating Scale, untuk menilai
Agung Semarang
kecemasan, stress dan nyeri, dapat juga menurunkan tekanan darah, nadi
dan respirasi. Hal ini karena teknik guided imagery dapat mengaktivasi
hal tersebut dapat ditunjukan dengan hasil uji hipotesis yang menunjukan
bahwa nilai signifikasi yang diperoleh dari nilai t hitung sebesar 11,072
dengan sig 0,000. Karena nilai sig < maka dapat disimpulkan bahwa H0
ditolak, artinya rata-rata pre dan post terapi Guided Imagery berbeda.
terhadap nyeri didapatkan nilai signifikasi yang diperoleh dari nilai t hitung
sebesar 13,424 dengan sig 0,000. Karena nilai sig < maka dapat
disimpulkan bahwa H0 ditolak, artinya rata-rata pre dan post terapi Guided
C. Keterbatasan Penelitian
antara lain:
pasien pre operasi, namun dalam hal ini kadang peneliti mengalami
imagery pada tingkat kecemasan dan nyeri pada pasien cholelithiasis pre
keperawatan.
63
BAB VI
A. Kesimpulan
bahwa :
2. Rata- rata hasil dari kuesioner HARS pre dan post intervensi untuk
menurunkan tingkat kecemasan didapatkan hasil Nilai sig pre (0.942) >
α (0.05) dan nilai sig post (0.796) > α (0.05), sehingga H0 diterima.
Kesimpulan pada taraf signifikansi 5%, data HARS Pre dan post terapi
3. Rata- rata hasil dari kuesioner NRS pre dan post intervensi untuk
menurunkan nyeri didapatkan hasil Nilai sig pre (0.073) > α (0.05) dan
nilai sig post (0.093) > α (0.05), sehingga H0 diterima. Kesimpulan pada
taraf signifikansi 5%, data NRS pre dan post terapi Guided Imagery
berdistribusi normal
Sultan Agung Semarang, hal tersebut dapat ditunjukan dengan hasil uji
nilai t hitung sebesar 11,072 dengan sig 0,000. Karena nilai sig < maka
ada pengaruh dari Guided Imagery untuk menurunkan nyeri pada pasien
Semarang, hal tersebut dapat ditunjukan dengan hasil uji hipotesis yang
sebesar 13,424 dengan sig 0,000. Karena nilai sig < maka dapat
B. Saran
Dari kesimpulan diatas ada beberapa saran yang peneliti ajukan yang dapat
2. Bagi Institusi
pencegahan penyakit.
pengaruh
Guided Imagery terhadap tingkat kecemasan dan nyeri pada pasien pre
DAFTAR PUSTAKA
Amir, A., & Rantesigi, N. (2021). Pengaruh Aromaterapi Lemon dan Guided
Imagery Terhadap Penurunan Skala Nyeri Pada Pasien Dengan Fraktur
Ekstremitas. Madago Nursing Journal, 2(1), 9–14.
https://doi.org/10.33860/mnj.v2i1.441
Antoro, B., & Amatiria, G. (2018). Pengaruh Tehnik Relaksasi Guide Imagery
terhadap Tingkat Kecemasan Pasien Preoperasi Katarak. Jurnal Keperawatan,
13(2), 239. https://doi.org/10.26630/jkep.v13i2.938
Chou, R., Gordon, D., de Leon-Casasola, OA Rosenberg, J., Bickler, S., & Brennan,
T. (2016). Management of Postoperative Pain. The Journal of Pain, 17(2),
131–157.
Cole, L. (2021). The Impact of Guided Imagery on Pain and Anxiety in Hospitalized
Adults. Pain Management Nursing, 22(4), 465–469.
https://doi.org/https://doi.org/10.1016/j.pmn.2021.02.007
Darmadi, M. N. F., Hafid, A., Patima, & Risnah. (2020). Efektivitas Imajinasi
Terbimbing ( Guided Imagery ) Terhadap Penurunan Nyeri Pasien Post
Operasi : a Literatur Review. Alauddin Scientific Journal of Nursing, 1(1), 42–
54.
67
Lesmana, L. (2015). Penyakit Batu Empedu. Dalam : Setiati S, et al. Buku Ajar Ilmu
Penyakit Dalam Jilid II Edisi VI. Jakarta: Interna Publishing, 2015. hal 2020-
5.
Mardiani, N. & Hermawan, B. (2019). Pengaruh Teknik Distraksi Guidance
Imagery Terhadap Tingkatan Ansietas Pada Pasien Pra Bedah Di RSUD
Linggajati Kabupaten Kuningan. Jurnal Soshum Insentif, 136–144.
https://doi.org/10.36787/jsi.v2i1.117
Modarresi, G., & Shirin. (2021). Depression and Anxiety as Important Aggravating
Factors of Pain in Morton’s Neuroma. McGill Journal of Medicine, 20(1), 1–
4. https://doi.org/10.26443/mjm.v20i1.884
Pimpale, R., Katakwar, P., & Akhtar, M. (2019). Cholelithiasis: causative factors,
clinical manifestations and management. International Surgery Journal, 6(6),
2133. https://doi.org/10.18203/2349-2902.isj20192380
Polii, G. B., & Wetik, S. V. (2020). Pengaruh Guided Imagery Terhadap Tingkat
Kecemasan Pasien Pre-Operasi. Jurnal Kesehatan, 9(2), 130–136.
Prabha, R. M. R., Joseph, A., Author, C., Educator, C. N., & Medicity, N. (2020).
Intraoperative Guided Imagery on Anxiety. International Journal of
Innovative Science and Research Technology, 5(10), 663–668.
Rawal, N. (2016). Current issues in postoperative pain management. European
Journal of Anaesthesiology, 33(3), 160–171.
https://doi.org/10.1097/EJA.0000000000000366.
Rizky, N., & Abdullah, D. (2018). Hubungan Peningkatan Imt Dengan Kejadian
Kolelitiasis. Jurnal Kesehatan Saintika Meditory, 1(August), 79–88.
http://jurnal.syedzasaintika.ac.id/index.php/meditory/article/view/244
Safitri, W., & Agustin, W. (2020). Terapi Guide Imagery Terhadap Penurunan
Kecemasan Pasien Pre Operasi Sectio Caesarea. Jurnal
Keperawatan’Aisyiyah, 7(1), 31–37.
Shen, T. C., Lai, H. C., Huang, Y. J., Lin, C. L., Sung, F. C., & Kao, C. H. (2015).
The risk of depression in patients with cholelithiasis before and after
cholecystectomy a population-based cohort study. Medicine (United States),
94(10), 1–6. https://doi.org/10.1097/MD.0000000000000631
69
Sueta, M., & Warsinggih. (2017). Faktor Resiko Terjadinya Batu Empedu Di RSUP
DR. Wahidin Sudirohusodo Makassar. Jurnal Bedah Nasional.
Sumariadi, S., Simamora, D., Nasution, L. Y., Hidayat, R., & Sunarti, S. (2021).
Efektivitas Penerapan Guided Imagery terhadap Penurunan Rasa Nyeri Pasien
Gastritis. Jurnal Penelitian Perawat Profesional, 3(1), 199–206.
https://doi.org/10.37287/jppp.v3i1.389
Wahyuningsih, W., & Agustin, W. R. (2020). Terapi Guide Imagery Terhadap
Penurunan Kecemasan Pasien Preoperasi Sectio Caesarea. Jurnal
Keperawatan ’Aisyiyah, 7(1), 31–37. https://doi.org/10.33867/jka.v7i1.163
Widiastuti, W. (2019). Terapi Ursodeoxycholic Acid ( UDCA ) dan Tindakan
Kolesistektomi Laparaskopik pada Remaja dengan Cholelithiasis : Sebuah
Laporan Kasus. Jurnal Kedokteran Nanggroe Medika, 2(4), 34–39.
https://doi.org/e-ISSN: 2615-3874 | p-ISSN: 2615-3882