Anda di halaman 1dari 18

MAKALAH

TEORI DAN JARINGAN KOMUNIKASI KELOMPOK


ORGANISASI

KELOMPOK 3
Rianingsih Layuhibu
Siti Magfirah Ente
Candrawan Kaida
Ardiansyah Kuku
Moh. Nur Ishak

JURUSAN KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM


FAKULTAS USHULUDDIN & DAKWAH
IAIN SULTAN AMAI GORONTALO
2023
Kata Pengantar

Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT, karena dengan karunia-Nya
kami dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “Teori Dan Jaringan Komunikasi
Organisasi”. Meskipun banyak hambatan yang kami alami dalam proses
pengerjaannya, tapi kami berhasil menyelesaikan makalah ini tepat pada waktunya.
Adapun maksud penyusunan makalah ini untuk memenuhi tugas mata kuliah
Komunikasi Kelompok Dan organisasi . Ucapan terima kasih kami tidak terkirakan
kepada Mirnawati R. Ahaya, S.I.kom, M,I.kom. selaku Dosen Pengampu mata
kuliah Komunikasi Kelompok Dan Organisasi.
Dengan penuh kesadaran bahwa tak ada gading yang tak retak, maka
makalah ini pun tidak luput dari segala kekurangan. Segala kritik dan saran dari
pembaca yang sifatnnya memperbaiki, menyempurnakan dan mengembangkan
laporan ini sangat kami harapkan.
Harapan kami, bahwa makalah ini dapat bermanfaat bagi para pembaca
untuk menambah wawasan dan pengetahuan tentang Komunikasi Kelompok Dan
Organisasi.
Wassalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh
DAFTAR ISI

Kata Pengantar.........................................................................................................................2
BAB I.........................................................................................................................................4
PENDAHULUAN........................................................................................................................4
A. Latar Belakang..............................................................................................................4
1. Rumusan Masalah....................................................................................................5
BAB II........................................................................................................................................6
PEMBAHASAN..........................................................................................................................6
A. Teori-Teori Dalam Komunikasi Kelompok.....................................................................6
B. Teori Teori Dalam Komunikasi Organisasi.....................................................................8
C. Jaringan dalam komunikasi kelompok dan organisasi................................................10
2. Jaringan dalam komunikasi kelompok....................................................................10
3. Jaringan dalam komunikasi organisasi....................................................................11
D. Kesimpulan.................................................................................................................14
E. Saran..........................................................................................................................14
DAFTAR PUSTAKA...................................................................................................................16
BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang

Komunikasi adalah fondasi dari segala aspek dalam kehidupan manusia,


terutama dalam konteks kelompok dan organisasi. Komunikasi membentuk dasar
interaksi manusia, memungkinkan pertukaran informasi, ide, dan visi bersama. Dalam
kelompok dan organisasi, komunikasi menjadi elemen kunci yang menentukan
keberhasilan dan kinerja mereka. Oleh karena itu, memahami konsep dan aspek
komunikasi sangat penting. Komunikasi dalam konteks kelompok dan organisasi
tidak hanya sebatas penyampaian pesan, melainkan juga mencakup interpretasi,
pemahaman, dan merespons pesan. Ini mencakup komunikasi verbal dan non-verbal,
formal dan informal, serta hubungan interpersonal yang memengaruhi dinamika
organisasi secara keseluruhan.1

Teori-teori komunikasi memberikan kerangka kerja untuk memahami proses


komunikasi dalam kelompok dan organisasi. Teori-teori ini mencakup berbagai
pendekatan, seperti teori pertukaran sosial yang menekankan aspek pertukaran dalam
komunikasi, teori sistem komunikasi yang menggambarkan organisasi sebagai sistem
komunikasi yang kompleks, dan teori komunikasi simbolik yang menyoroti makna
simbolik dalam interaksi manusia. Pengetahuan tentang teori-teori ini membantu kita
memahami cara komunikasi mempengaruhi perilaku, pengambilan keputusan, dan
budaya dalam kelompok dan organisasi.2

Pentingnya pemahaman yang mendalam tentang komunikasi dalam konteks


kelompok dan organisasi tak terbantahkan. Manajemen yang efektif dan peningkatan
produktivitas bergantung pada komunikasi yang baik. Komunikasi yang efektif
memungkinkan kelompok dan organisasi untuk merencanakan, berkoordinasi, dan

1
Tita melia Milyane et al., Ilmu Komunikasi, 2022.
2
Wiryanto, “Komunikasi Umum,” no. 1981 (2015): 11–27, sc.syekhnurjati.ac.id.
mengatasi tantangan bersama. Dalam dunia bisnis yang kompetitif, organisasi yang
memiliki komunikasi yang kuat akan lebih mampu menyesuaikan diri, inovatif, dan
lebih efisien dalam mencapai tujuan mereka. Oleh karena itu, makalah ini akan
membahas konsep komunikasi, teori-teori yang relevan, dan mengapa pemahaman
tentang topik ini sangat vital dalam konteks manajemen dan produktivitas kelompok
dan organisasi.

1. Rumusan Masalah

1. Membahas detail tentang teori-teori dalam komunikasi kelompok dan organisasi


2. Membahas tentang jenis-jenis jaringan komunikasi dalam kelompok dan organisasi.
3. Membahas tentang bagaimana komunikasi memengaruhi kinerja dan dinamika dalam
kelompok dan organisasi.
BAB II

PEMBAHASAN

A. Teori-Teori Dalam Komunikasi Kelompok

Komunikasi kelompok adalah komunikasi yang berlangsung antara seorang


komunikator dengan sekelompok orang yang jumlahnya lebih dari dua orang. Apabila
jumlah orang dalam kelompok itu sedikit yang berarti kelompok itu kecil, komunikasi
yang berlangsung disebut komunikasi kelompok kecil. Namun apabila jumlahnya
banyak berarti kelompoknya dinamakan komunikasi kelompok besar. Pengertian
komunikasi kelompok juga dinyatakan sebagai sekumpulan orang yang mempunyai
tujuan bersama yang berinteraksi satu sama lain untuk mencapai tujuan bersama,
mengenal satu sama lainnya dan memandang mereka sebagai bagian dari kelompok
tesebut. Pada dasarnya komunikasi kelompok mempelajari pola-pola interaksi antar
individu dengan titik berat tertentu, misalnya pengambilan keputusan. Hal ini bisa
terjadi karena adanya keyakinan bahwa pengambilan keputusan pribadi berbeda
dengan pengambilan keputusan yang harus dibuat secara bersamasama dalam suatu
kelompok. 3
1. Teori Perbandingan Sosial (Social Comoarison Theory)
Teori atau pendekatan perbandingan sosial mengemukakan bahwa tindak komunikasi
dalam kelompok berlangsung karena adanya kebutuhan-kebutuhan dari individu
untuk membandingkan sikap, pendapat dan kemampuannya dengan individu-individu
lainnya. Pada pandangan teori perbandingan sosial ini, tekanan seseorang untuk
berkomunikasi dengan anggota kelompok lainnya akan mengalami peningkatan, jika
muncul ketidak setujuan yang berkaitan dngan suatu kejadian atau peristiwa, kalau
tingkat kepentingannya peristiwa tersebut meningkat dan apabila hubungan dalam
kelompok (group cohesivenes) juga menunjukkan peningkatan. Selain itu, setelah
suatu keputusan kelompok dibuat, para anggota kelompok akan saling berkomunikasi
untuk mendapatkan informasi yang mendukung atau membuat individu-individu
dalam kelompok lebih merasa senang dengan keputusan yang dibuat tersebut. Teori
perbandingan sosial ini diupayakan untuk dapat menjelaskan bagaimana tindak
komunikasi dari para anggota kelompok mengalami peningkatan atau penuruanan.

3
Ali Nurdin, “Buku Komunikasi Kelompok Dan Organisasi,” Komunikasi Kelompok Dan Organisasi
(2014): 1–17.
2. Teori Kepribadian Kelompok (Group Syntality Theory)
Teori kepribadian merupakan studi mengenai interaksi kelompok pada basis dimensi
kelompok dan dinamika kepribadian. Dimensi kelompok merujuk pada cirri-ciri
populasi atau karakteristik individu seperti umur, kecendekiawanan (intelligence),
sementara cirri-ciri kepribadian atau suatu efek yang memungkinkan kelompok
bertindak sebagai satu keseluruhan, merujuk pada peran-peran spesifik, dan posisi
status. Dinamika kepribadian diukur oleh apa yang disebut dengan synergy, yaitu
tingkat atau derajat energi dari setiap individu yang dibawa dalam kelompok untuk
digunakan dalam melaksanakan tujuan-tujuan kelompok. Banyak dari synergy atau
energi kelompok harus dicurahkan ke arah pemeliharaan keselarasan dan keterpaduan
kelompok.
3. Teori Percakapan Kelompok (Group Achievement Theory)
Teori percakapan kelompok ini sangat berkaitan dengan produktivitas kelompok atau
upaya-upaya untuk mencapainya melalui pemeriksaaan masukan dari anggota
(member input), variable-variabel perantara (mediating variables), dan keluaran dari
kelompok (group output). Masukan atau input yang berasal dari anggota kelompok
dapat diidentifikasikan sebagai perilaku, interkasi dan harapan-harapan (expectation)
yang bersifat individual. Sedangkan variable-variabel perantara merujuk pada
strukturstruktur formal dan struktur peran dari kelompok seperti status, norma, dan
tujuan-tujuan kelompok. Yang dimaksud dengan output kelompok adalah pencapaian
atau prestasi dari tugas atau tujuan kelompok. Produktivitas dari suatu kelompok
dapat dijelaskan melalui konsekuensi perilaku, interaksi dan harapan-harapan melalui
struktur kelompok. Dengan kata lain, perilaku, interaksi dan harapan-harapan (input
variables) mengarah pada struktur formal dan struktur peran (mediating variables)
sebaliknya variabel ini mengarah pada produktivitas, semangat dan keterpaduan
(group achievement).
4. Teori Pertukaran Sosial (Socual Exchange Theory)
Teori pertukaran sosial ini didasarkan pada pemikiran bahwa seseorang dapat
mencapai satu pengertian mengenai sifat kompleks dari kelompok dengan mengkaji
hubungan di antara dua orang (dydic relationship). Suatu kelompok dipertimbangkan
untuk kumpulan dari hubungan antara dua partisipan tersebut. Perumusan tersebut
mengasumsikan bahwa interaksi menusia melibatkan pertukaran barang dan jasa, dan
bahwa biaya (cost) dan imbalan (reward) dipahami dalam situasi yang akan disajikan
untuk mendapatkan respon dari individu-individu selama interaksi sosial. Jika
imbalan dirasakan tidak cukup atau lebih banyak dari biaya, maka interaksi kelompok
akan diakhiri atau individu-individu yang terlibat akan mengubah perilaku mereka
untuk melindungi imbalan apa pun yang mereka cari. Pendekatan pertukaran sosial
ini penting karena berusaha menjelaskan fenomena kelompok dalam lingkup konsep-
konsep ekonomi dan perilaku mengenai biaya dan imbalan. 4

B. Teori Teori Dalam Komunikasi Organisasi

Menurut Goldhaber komunikasi organisasi adalah sebuah proses penciptaan serta


saling menukar pesan dalam satu jaringan hubungan yang bergantung oleh satu sama
lain untuk mengatasi lingkungan tidak pasti atau lingkungan yang berubah- ubah.
Ron Ludlow mengemukakan pendapat bahwa komunikasi organisasi adalah suatu
program komunikasi pada kajian bidang Public Relations (PR) mengenai hubungan
internal serta hubungan pemerintah dan hubungan investor dalam organisasi.
Sedangkan, Devito berpendapat bahwa komunikasi organisasi merupakan sebuah
usaha mengirim serta menerima pesan baik dalam kelompok formal maupun informal
dalam suatu organisasi. Katz dan Kahn berpendapat pula bahwa komunikasi
organisasi adalah sebuah pengiriman dan atau pertukaran informasi dalam suatu
organisasi, sehingga dapat membentuk arus informasi. Adanya komunikasi organisasi
dapat memunculkan jaringan informasi dalam organisasi tersebut. Pace dan
Faules berpendapat pula bahwa komunikasi organisasi suatu perilaku yang terjadi
dalam sebuah organisasi serta bagaimana orang-orang di dalamnya ikut terlibat dalam
proses tersebut dan melakukan transaksi berupa bertukar makna. Sementara itu Frank
Jefkins mendefinisikan komunikasi organisasi sebagai suatu bentuk komunikasi yang
telah direncanakan oleh sebuah organisasi dengan public atau masyarakat luas di
tempat organisasi tersebut berada untuk mencapai suatu tujuan tertentu. Menurut
pandangan Frank, interaksi antar anggota organisasi atau anggota dengan pemimpin
organisasi bukan merupakan komunikasi organisasi, melainkan interaksi antar
organisasi tersebut dengan sasaran komunikasi yang bukan bagian dari organisasi
tersebut.
dapat disimpulkan bahwa komunikasi organisasi merupakan sebuah proses yang
terjadi dalam suatu organisasi berupa penyampaian, penerimaan serta pertukaran
informasi dan pesan yang dilakukan untuk mencapai suatu tujuan tertentu yang sudah
ditetapkan oleh bersama (anggota serta pemimpin organisasi). Proses penyampaian,
penerimaan maupun bertukar informasi dan pesan dapat dilakukan secara formal
maupun informal selama tujuan yang ditetapkan terwujud.5
1. Teori struktural klasik
4
ALBERTO ABADIE, JOSHUA ANGRIST, and GUIDO IMBENS, “Teori Teori Dalam Komunikasi Kelompok”
(1999): 1–3.
5
Siti Roskiana dan Ikfan Haris, Komunikasi Dalam Organisasi (Toeri Dan Penerapannya), vol. i–viii,
2020.
Teori pertama ini berkembang sejak tahun 1800-an, dan dapat disebut sebagai teori
mesin. Teori ini menjelaskan bahwa organisasi digambarkan sebagai sebuah lembaga
yang sentral akan tugas – tugasnya serta memberikan petunjuk mekanis strukturalnya
yang bersifat kaku, monoton dan tanpa inovatif. Terdapat empat kondisi pokok dari
teori ini, yaitu kekuasaan, saling melayani, doktrin dan disiplin.
2. Teori neoklasik atau hubungan manusia
Teori ini diperkenalkan oleh Elton Mayo dan muncul karena adanya ketidakpuasan
dengan teori klasik atau teori mesin. Teori neo klasik mengacu pada pentingnya aspek
psikologis serta sosial karyawan sebagai seorang individu atau kelompok kerja. Teori
ini telah “difasihkan” melalui percobaan yang dilakukan oleh Elton di pabrik
Hawthorne pada tahun 1924. Hasil percobaan tersebut memperoleh kesimpulan
bahwa penting memperhatikan upah insentif serta kondisi kerja karyawan untuk
meningkatkan produktivitas kerja.
3. Teori fusi
Teori ini diperkenalkan oleh Bakke dan pada tahun 1957 Argyris menyempurnakan
pendapat Bakke. Teori fusi berawal dari kesadaran Bakke pada tahun 1950 mengenai
kesadaran mengenai kepuasan minat manusia yang berbeda-beda dalam suatu
birokrasi maupun organisasi. Bakke berpendapat bahwa organisasi pada tahap-tahap
tertentu akan mempengaruhi seorang individu. Sementara pada saat yang sama pula
individu memberikan pengaruh pada organisasi yang diperkenalkan oleh organisasi.
Fenomena tersebut menyebabkan pegawai – pegawai menunjukan ciri-ciri
membentuk organisasi atau berorganisasi. Setiap jabatan yang dimiliki oleh pegawai
menunjukan keunikan serta memiliki ciri khas masing – masing organisasinya,
sehingga dapat dimodifikasi sesuai dengan minat dan bakat khusus pegawai atau
individu tersebut.
4. Teori peniti penyambung (The Linking Pin Model)
Teori ini dikembangkan oleh Renis Likert yang menggambarkan mengenai struktur
organisasi yang saling berkaitan dengan beberapa kelompok, dalam teori ini Likert
menjelaskan bahwa terdapat penyelia yaitu anggota dari dua organisasi atau
kelompok tersebut ( pemimpin unit rendah serta pemimpin unit tinggi). Penyelia yang
disebutkan oleh Likert memiliki fungsi sebagai penyambung atau seseorang yang
mengikat kelompok kerja satu dengan lainnya pada tahap atau tingkat berikutnya.
Pada teori yang dikembangkan oleh Likert ini proses berkelompok dinilai penting,
karena suatu organisasi perlu memiliki seorang penyelia atau penyambung sehingga
setiap anggota kelompok dan kelompok itu sendiri dapat bersifat efektif.
5. Teori sistem sosial
Teori satu ini menyatakan bahwa hubungan antara manusia memungkinkan suatu
organisasi dapat bertahan lebih lama daripada orang-orang yang ada di dalamnya.
Artinya, walaupun seseorang yang ada dalam suatu kelompok (anggota dari
kelompok tertentu) sudah meninggal, kelompok tersebut tetap ada hanya saja orang-
orang yang ada di dalamnya digantikan dengan anggota-anggota baru. Kats dan Kahn
menjelaskan pula bahwa hubungan antar manusia dalam suatu organisasi dinilai lebih
penting daripada hubungan antara jabatan formal tertentu.
6. Teori public relations
Seperti yang dikatakan oleh Ron Ludlow, komunikasi organisasi merupakan kajian
pada teori public relations, teori ini menyatakan upaya yang dilakukan secara
terencana dan berkesinambungan secara utuh atau menyeluruh oleh suatu organisasi.
Upaya tersebut dilakukan untuk menciptakan serta memelihara niat baik untuk saling
mengerti antara organisasi dan khalayaknya. Selain Ron Ludlow teori ini juga
didukung oleh Jefkins.
7. Teori kepemimpinan
Teori ini menyebutkan bahwa pemimpin suatu organisasi maupun kelompok
merupakan sosok yang penting untuk membantu anggota memenuhi kebutuhan serta
mencapai tujuan kelompok atau organisasi secara bersama-sama. Hersey telah
memformulasikan empat tugas pemimpin, yaitu (a) telling, mampu memberikan
informasi secara lugas. (b) selling, mampu memberikan petunjuk.
(c) participating, mampu menjalin kerja sama yang baik. (d) delegating, mampu
mengambil keputusan. Dalam mempelajari teori komunikasi khususnys di ranah
organisasi, kamu dapat melihat melalui pendekatan objektif serta interpretif yang saat
ini menjadi perhatian bagi para kaum akademisi dan juga praktisi ilmu komunikasi
yang di bahas pada buku Teori Komunikasi Kontemporer. 6

C. Jaringan dalam komunikasi kelompok dan organisasi

6
Rosyidatul Ulum Paradise, “Komunikasi Organisasi” (2018): 11–44,
http://etheses.iainkediri.ac.id/743/.
Jaringan komunikasi dalam konteks kelompok dan organisasi merujuk pada pola
komunikasi antara individu atau unit dalam entitas tersebut. Ini mencakup cara informasi, ide,
dan pesan bergerak di antara anggota kelompok atau dalam suatu organisasi. Jaringan ini
dapat bersifat formal atau informal, tergantung pada struktur dan kebutuhan komunikasi.
Jaringan formal melibatkan struktur komunikasi yang diatur, seperti melalui saluran hierarkis,
sementara jaringan informal adalah interaksi yang lebih bebas antara anggota.
Dalam organisasi, jaringan komunikasi adalah fondasi kerjasama, pengambilan
keputusan, dan pertukaran informasi yang efektif. Ini memainkan peran penting dalam
mencapai tujuan dan mengelola informasi. Dengan memahami bagaimana jaringan
komunikasi beroperasi, kelompok dan organisasi dapat meningkatkan efisiensi dan efektivitas
komunikasi mereka.

2. Jaringan dalam komunikasi kelompok

a. Jaringan Formal
Jaringan Formal dalam komunikasi kelompok adalah struktur komunikasi yang
dibentuk berdasarkan hierarki dan peran-peran formal dalam suatu organisasi atau kelompok.
Dalam jaringan formal, aliran informasi dan komunikasi mengikuti jalur yang telah
ditetapkan sesuai dengan posisi dan peran masing-masing anggota kelompok. Berikut
beberapa karakteristik dan penjelasan lebih lanjut tentang jaringan formal dalam komunikasi
kelompok.7

b. Jaringan informal

7
Rizki Nurul Fajri, “Jaringan Formal Dalam Komunikasi Kelompok,” Jurnal Ilmiah Mahasiswa
Universitas Surabaya (2020).
Jaringan informal dalam komunikasi kelompok merujuk pada hubungan dan saluran
komunikasi yang berkembang secara alami di antara anggota kelompok, tanpa mengikuti
struktur formal atau hierarki. Dalam jaringan informal, anggota kelompok berkomunikasi
secara bebas berdasarkan hubungan personal, saling percaya, dan kebutuhan mereka.
Komunikasi dalam jaringan informal sering lebih fleksibel dan dapat mencakup pembicaraan
santai, pertukaran informasi, dan dukungan emosional. Jaringan informal dapat membantu
memperkuat koneksi sosial di antara anggota kelompok, memfasilitasi kolaborasi, dan
pertukaran ide.8
c. Jaringan lingkaran
Jaringan Lingkaran dalam komunikasi kelompok adalah suatu bentuk jaringan yang
menghubungkan anggota kelompok secara berurutan, mirip dengan susunan lingkaran. Setiap
anggota kelompok berkomunikasi dengan dua anggota, satu di sebelah kanan dan satu di
sebelah kiri. Model ini menciptakan aliran komunikasi yang lancar dan memungkinkan
semua anggota kelompok untuk terlibat secara aktif.9
d. Jaringan berpusat
Jaringan berpusat dalam komunikasi kelompok adalah pola komunikasi di mana
semua anggota kelompok berhubungan melalui satu individu atau kelompok yang berperan
sebagai pusat atau penghubung. Dalam jaringan ini, semua komunikasi kelompok mengalir
melalui satu entitas, dan anggota kelompok berinteraksi dengan pusat tersebut untuk bertukar
informasi, gagasan, atau keputusan.10

e. Jaringan berantai

8
Roskina and Haris, “Jaringan Komunikasi Informal ‘“V3 Team”’ Di PT Bank Panin Dubai Syariah Tbk,”
Jurnal Perspektif Komunikasi, 5, no. 2 (2021).
9
Tatag Handaka et al., “Sistem Komunikasi Pemerintah Dan Kompleksitas Pengetahuan Petugas
Penyuluh Lapangan,” Jurnal ASPIKOM 3, no. 3 (2017): 363.
10
Dwi Purnomo, Dwi Wulandari, and Dwi Setyawan, “Jaringan Komunikasi Kelompok Berbasis Sistem
Informasi Geografis (SIG) Pada Kelompok Tani Di Desa Sumberjaya, Kabupaten Lampung Selatan,”
Jurnal Ilmiah Teknologi Informasi Asia 13, no. 2 (2019).
Jaringan berantai dalam komunikasi kelompok adalah pola komunikasi di mana
informasi atau pesan mengalir dari satu anggota kelompok ke anggota berikutnya secara
berurutan, mirip dengan rantai. Dalam jaringan ini, pesan atau informasi pertama kali
disampaikan oleh satu anggota kelompok, dan kemudian anggota tersebut meneruskan pesan
ke anggota lain, dan begitu seterusnya.11

3. Jaringan dalam komunikasi organisasi

a. Jaringan formal
Jaringan Formal dalam komunikasi organisasi adalah struktur komunikasi resmi dan
terstruktur yang digunakan untuk mengatur aliran informasi dalam suatu organisasi. Dalam
jaringan formal, komunikasi mengikuti jalur yang telah ditentukan dan terkadang disebut
sebagai saluran komunikasi resmi.12
b. Jaringan informal
Jaringan informal dalam komunikasi organisasi merujuk pada aliran informasi di
dalam organisasi yang tidak terikat oleh struktur hierarki formal atau saluran komunikasi
resmi. Ini adalah cara di mana karyawan berinteraksi dan berbagi informasi di luar batas-
batas formal yang ditentukan oleh organisasi.13

c. Jaringan bintang

11
Rizki Nurul Fajr, “Analisis Jaringan Komunikasi Kelompok,” urnal Ilmiah Mahasiswa Universitas
Surabaya (2020).
12
E Murniarti, “Teori Komunikasi Dalam Organisasi” (2019): 19.
13
Fitriani, “Analisis Jaringan Komunikasi Informal " Adidas Team " Di PT. Damco Indonesia Jakarta
Pusat,” Jurnal Visi Komunikasi 15, no. 02 (2016): 275–285.
Jaringan bintang adalah salah satu topologi jaringan yang digunakan dalam
komunikasi organisasi. Dalam jaringan ini, satu pusat kendali atau server menjadi titik pusat
dari semua koneksi. Semua anggota jaringan terhubung langsung ke pusat kendali ini. 14
d. Jaringan simulasi
Jaringan simulasi dalam komunikasi organisasi adalah sebuah konsep di mana
organisasi menciptakan situasi atau lingkungan yang menyerupai situasi nyata untuk melatih
karyawan atau menguji berbagai skenario. Tujuannya adalah untuk mempersiapkan karyawan
menghadapi situasi yang mungkin terjadi di dunia nyata tanpa risiko yang sebenarnya. 15

e. Jaringan acak
Jaringan acak dalam komunikasi organisasi merujuk pada proses komunikasi yang
tidak terstruktur dan cenderung terjadi tanpa perencanaan atau pola yang jelas. Dalam
jaringan ini, informasi dan pesan bergerak secara spontan antara anggota organisasi tanpa
mengikuti aturan atau hierarki tertentu. Ini sering terjadi di luar jalur komunikasi formal yang
ditentukan oleh organisasi.16

14
Angeng Rara Cindoswari, “Analisis Jaringan Komunikasi Dan Eksistensi Dalam Komunitas X Kota
Bandung,” Jurnal Ilmu Komunikasi 4, no. 2 (2016).
15
M Iqbal Sultan, Jeanny Maria Fatimah, and Zulfikar, “Pola Jaringan Komunikasi Kelompok Dalam
Menumbuhkan Solidaritas Aksi Unjuk Rasa Mahasiswa Di Kota Makassar,” Jurnal Komunikasi Kareba 2,
no. 4 (2013): 315–325.
16
Sultan,M Iqbal,Fatimah, Jeanny Maria,Zulfikar Pola Jaringan Komunikasi Kelompok Dalam
Menumbuhkan Solidaritas Aksi Unjuk Rasa Mahasiswa Di Kota Makassar
BAB III
PENUTUP

D. Kesimpulan

Dalam konteks kelompok dan organisasi, teori komunikasi seperti Teori


Pertukaran Sosial, Teori Sistem Komunikasi, Teori Komunikasi Simbolik, dan Teori
Pertukaran Informasi memberikan wawasan mendalam tentang proses komunikasi
yang kompleks. Pertukaran sosial menyoroti pentingnya pertukaran yang seimbang
dan saling menguntungkan antar individu, sementara Teori Sistem Komunikasi
menggambarkan organisasi sebagai sistem kompleks yang bergantung pada aliran
informasi yang efektif.
Di sisi lain, Teori Komunikasi Simbolik menekankan pentingnya makna
simbolik dalam interaksi sosial, sementara Teori Pertukaran Informasi menekankan
nilai informasi sebagai sumber daya kunci yang memengaruhi pengambilan
keputusan.
Dalam rangka meningkatkan praktik komunikasi, penting bagi kelompok dan
organisasi untuk memperkuat pertukaran yang seimbang, memahami aliran informasi
yang efektif, memperhatikan simbol-simbol yang digunakan dalam komunikasi, dan
memastikan bahwa nilai informasi dihargai dan dipertukarkan dengan tepat. Dengan
mengadopsi pendekatan ini, diharapkan kelompok dan organisasi dapat memperkuat
kerjasama, memperbaiki efisiensi komunikasi, dan mencapai tujuan organisasi
dengan lebih efektif.
E. Saran

Untuk meningkatkan praktik komunikasi dalam kelompok dan organisasi,


berdasarkan pemahaman teori-teori tersebut, diperlukan langkah-langkah strategis.
Pertama, penting untuk memperkuat keseimbangan pertukaran sosial dengan
menegaskan pentingnya hubungan kerja yang didasarkan pada saling memberikan
manfaat yang seimbang.
Selanjutnya, menerapkan sistem komunikasi yang mempertimbangkan
berbagai kebutuhan informasi dalam organisasi dan mengurangi hambatan dalam
aliran informasi akan mendukung kelancaran proses komunikasi. Selain itu,
pemahaman yang mendalam tentang makna simbolik yang digunakan dalam
komunikasi dan memastikan pesan yang disampaikan dipahami dengan benar akan
memperkuat efektivitas komunikasi. Yang terakhir, menciptakan lingkungan yang
mendorong jaringan komunikasi yang sehat, baik dalam struktur formal maupun
informal, akan memfasilitasi kolaborasi yang efektif dan pertukaran ide yang
produktif.
Dengan menerapkan prinsip-prinsip ini, diharapkan bahwa kelompok dan
organisasi dapat meningkatkan kualitas komunikasi, memperkuat hubungan antar
anggota, dan meningkatkan efisiensi dalam mencapai tujuan organisasi.
DAFTAR PUSTAKA

ABADIE, ALBERTO, JOSHUA ANGRIST, and GUIDO IMBENS. “Teori Teori


Dalam Komunikasi Kelompok” (1999): 1–3.

Cindoswari, Angeng Rara. “Analisis Jaringan Komunikasi Dan Eksistensi Dalam


Komunitas X Kota Bandung.” Jurnal Ilmu Komunikasi 4, no. 2 (2016).

Fajr, Rizki Nurul. “Analisis Jaringan Komunikasi Kelompok.” urnal Ilmiah


Mahasiswa Universitas Surabaya (2020).

Fajri, Rizki Nurul. “Jaringan Formal Dalam Komunikasi Kelompok.” Jurnal Ilmiah
Mahasiswa Universitas Surabaya (2020).

Fitriani. “Analisis Jaringan Komunikasi Informal " Adidas Team " Di PT. Damco
Indonesia Jakarta Pusat.” Jurnal Visi Komunikasi 15, no. 02 (2016): 275–285.

Handaka, Tatag, Hermin Indah Wahyuni, Endang Sulastri, and Paulus Wiryono.
“Sistem Komunikasi Pemerintah Dan Kompleksitas Pengetahuan Petugas
Penyuluh Lapangan.” Jurnal ASPIKOM 3, no. 3 (2017): 363.

Milyane, Tita melia, Hesti Umiyati, Depi Putri, Juliastuti, Syubhan Akib, Rosy
F.Daud, Dawami, et al. Ilmu Komunikasi, 2022.

Murniarti, E. “Teori Komunikasi Dalam Organisasi” (2019): 19.

Nurdin, Ali. “Buku Komunikasi Kelompok Dan Organisasi.” Komunikasi Kelompok


Dan Organisasi (2014): 1–17.

Paradise, Rosyidatul Ulum. “Komunikasi Organisasi” (2018): 11–44.


http://etheses.iainkediri.ac.id/743/.

Purnomo, Dwi, Dwi Wulandari, and Dwi Setyawan. “Jaringan Komunikasi


Kelompok Berbasis Sistem Informasi Geografis (SIG) Pada Kelompok Tani Di
Desa Sumberjaya, Kabupaten Lampung Selatan.” Jurnal Ilmiah Teknologi
Informasi Asia 13, no. 2 (2019).

Roskina, and Haris. “Jaringan Komunikasi Informal ‘“V3 Team”’ Di PT Bank Panin
Dubai Syariah Tbk.” Jurnal Perspektif Komunikasi, 5, no. 2 (2021).

Siti Roskiana dan Ikfan Haris. Komunikasi Dalam Organisasi (Toeri Dan
Penerapannya). Vol. i–viii, 2020.

Sultan, M Iqbal, Jeanny Maria Fatimah, and Zulfikar. “Pola Jaringan Komunikasi
Kelompok Dalam Menumbuhkan Solidaritas Aksi Unjuk Rasa Mahasiswa Di
Kota Makassar.” Jurnal Komunikasi Kareba 2, no. 4 (2013): 315–325.

Wiryanto. “Komunikasi Umum,” no. 1981 (2015): 11–27. sc.syekhnurjati.ac.id.

Anda mungkin juga menyukai