MAKALAH
MAKALAH
KELOMPOK 3
Rianingsih Layuhibu
Siti Magfirah Ente
Candrawan Kaida
Ardiansyah Kuku
Moh. Nur Ishak
Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT, karena dengan karunia-Nya
kami dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “Teori Dan Jaringan Komunikasi
Organisasi”. Meskipun banyak hambatan yang kami alami dalam proses
pengerjaannya, tapi kami berhasil menyelesaikan makalah ini tepat pada waktunya.
Adapun maksud penyusunan makalah ini untuk memenuhi tugas mata kuliah
Komunikasi Kelompok Dan organisasi . Ucapan terima kasih kami tidak terkirakan
kepada Mirnawati R. Ahaya, S.I.kom, M,I.kom. selaku Dosen Pengampu mata
kuliah Komunikasi Kelompok Dan Organisasi.
Dengan penuh kesadaran bahwa tak ada gading yang tak retak, maka
makalah ini pun tidak luput dari segala kekurangan. Segala kritik dan saran dari
pembaca yang sifatnnya memperbaiki, menyempurnakan dan mengembangkan
laporan ini sangat kami harapkan.
Harapan kami, bahwa makalah ini dapat bermanfaat bagi para pembaca
untuk menambah wawasan dan pengetahuan tentang Komunikasi Kelompok Dan
Organisasi.
Wassalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh
DAFTAR ISI
Kata Pengantar.........................................................................................................................2
BAB I.........................................................................................................................................4
PENDAHULUAN........................................................................................................................4
A. Latar Belakang..............................................................................................................4
1. Rumusan Masalah....................................................................................................5
BAB II........................................................................................................................................6
PEMBAHASAN..........................................................................................................................6
A. Teori-Teori Dalam Komunikasi Kelompok.....................................................................6
B. Teori Teori Dalam Komunikasi Organisasi.....................................................................8
C. Jaringan dalam komunikasi kelompok dan organisasi................................................10
2. Jaringan dalam komunikasi kelompok....................................................................10
3. Jaringan dalam komunikasi organisasi....................................................................11
D. Kesimpulan.................................................................................................................14
E. Saran..........................................................................................................................14
DAFTAR PUSTAKA...................................................................................................................16
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
1
Tita melia Milyane et al., Ilmu Komunikasi, 2022.
2
Wiryanto, “Komunikasi Umum,” no. 1981 (2015): 11–27, sc.syekhnurjati.ac.id.
mengatasi tantangan bersama. Dalam dunia bisnis yang kompetitif, organisasi yang
memiliki komunikasi yang kuat akan lebih mampu menyesuaikan diri, inovatif, dan
lebih efisien dalam mencapai tujuan mereka. Oleh karena itu, makalah ini akan
membahas konsep komunikasi, teori-teori yang relevan, dan mengapa pemahaman
tentang topik ini sangat vital dalam konteks manajemen dan produktivitas kelompok
dan organisasi.
1. Rumusan Masalah
PEMBAHASAN
3
Ali Nurdin, “Buku Komunikasi Kelompok Dan Organisasi,” Komunikasi Kelompok Dan Organisasi
(2014): 1–17.
2. Teori Kepribadian Kelompok (Group Syntality Theory)
Teori kepribadian merupakan studi mengenai interaksi kelompok pada basis dimensi
kelompok dan dinamika kepribadian. Dimensi kelompok merujuk pada cirri-ciri
populasi atau karakteristik individu seperti umur, kecendekiawanan (intelligence),
sementara cirri-ciri kepribadian atau suatu efek yang memungkinkan kelompok
bertindak sebagai satu keseluruhan, merujuk pada peran-peran spesifik, dan posisi
status. Dinamika kepribadian diukur oleh apa yang disebut dengan synergy, yaitu
tingkat atau derajat energi dari setiap individu yang dibawa dalam kelompok untuk
digunakan dalam melaksanakan tujuan-tujuan kelompok. Banyak dari synergy atau
energi kelompok harus dicurahkan ke arah pemeliharaan keselarasan dan keterpaduan
kelompok.
3. Teori Percakapan Kelompok (Group Achievement Theory)
Teori percakapan kelompok ini sangat berkaitan dengan produktivitas kelompok atau
upaya-upaya untuk mencapainya melalui pemeriksaaan masukan dari anggota
(member input), variable-variabel perantara (mediating variables), dan keluaran dari
kelompok (group output). Masukan atau input yang berasal dari anggota kelompok
dapat diidentifikasikan sebagai perilaku, interkasi dan harapan-harapan (expectation)
yang bersifat individual. Sedangkan variable-variabel perantara merujuk pada
strukturstruktur formal dan struktur peran dari kelompok seperti status, norma, dan
tujuan-tujuan kelompok. Yang dimaksud dengan output kelompok adalah pencapaian
atau prestasi dari tugas atau tujuan kelompok. Produktivitas dari suatu kelompok
dapat dijelaskan melalui konsekuensi perilaku, interaksi dan harapan-harapan melalui
struktur kelompok. Dengan kata lain, perilaku, interaksi dan harapan-harapan (input
variables) mengarah pada struktur formal dan struktur peran (mediating variables)
sebaliknya variabel ini mengarah pada produktivitas, semangat dan keterpaduan
(group achievement).
4. Teori Pertukaran Sosial (Socual Exchange Theory)
Teori pertukaran sosial ini didasarkan pada pemikiran bahwa seseorang dapat
mencapai satu pengertian mengenai sifat kompleks dari kelompok dengan mengkaji
hubungan di antara dua orang (dydic relationship). Suatu kelompok dipertimbangkan
untuk kumpulan dari hubungan antara dua partisipan tersebut. Perumusan tersebut
mengasumsikan bahwa interaksi menusia melibatkan pertukaran barang dan jasa, dan
bahwa biaya (cost) dan imbalan (reward) dipahami dalam situasi yang akan disajikan
untuk mendapatkan respon dari individu-individu selama interaksi sosial. Jika
imbalan dirasakan tidak cukup atau lebih banyak dari biaya, maka interaksi kelompok
akan diakhiri atau individu-individu yang terlibat akan mengubah perilaku mereka
untuk melindungi imbalan apa pun yang mereka cari. Pendekatan pertukaran sosial
ini penting karena berusaha menjelaskan fenomena kelompok dalam lingkup konsep-
konsep ekonomi dan perilaku mengenai biaya dan imbalan. 4
6
Rosyidatul Ulum Paradise, “Komunikasi Organisasi” (2018): 11–44,
http://etheses.iainkediri.ac.id/743/.
Jaringan komunikasi dalam konteks kelompok dan organisasi merujuk pada pola
komunikasi antara individu atau unit dalam entitas tersebut. Ini mencakup cara informasi, ide,
dan pesan bergerak di antara anggota kelompok atau dalam suatu organisasi. Jaringan ini
dapat bersifat formal atau informal, tergantung pada struktur dan kebutuhan komunikasi.
Jaringan formal melibatkan struktur komunikasi yang diatur, seperti melalui saluran hierarkis,
sementara jaringan informal adalah interaksi yang lebih bebas antara anggota.
Dalam organisasi, jaringan komunikasi adalah fondasi kerjasama, pengambilan
keputusan, dan pertukaran informasi yang efektif. Ini memainkan peran penting dalam
mencapai tujuan dan mengelola informasi. Dengan memahami bagaimana jaringan
komunikasi beroperasi, kelompok dan organisasi dapat meningkatkan efisiensi dan efektivitas
komunikasi mereka.
a. Jaringan Formal
Jaringan Formal dalam komunikasi kelompok adalah struktur komunikasi yang
dibentuk berdasarkan hierarki dan peran-peran formal dalam suatu organisasi atau kelompok.
Dalam jaringan formal, aliran informasi dan komunikasi mengikuti jalur yang telah
ditetapkan sesuai dengan posisi dan peran masing-masing anggota kelompok. Berikut
beberapa karakteristik dan penjelasan lebih lanjut tentang jaringan formal dalam komunikasi
kelompok.7
b. Jaringan informal
7
Rizki Nurul Fajri, “Jaringan Formal Dalam Komunikasi Kelompok,” Jurnal Ilmiah Mahasiswa
Universitas Surabaya (2020).
Jaringan informal dalam komunikasi kelompok merujuk pada hubungan dan saluran
komunikasi yang berkembang secara alami di antara anggota kelompok, tanpa mengikuti
struktur formal atau hierarki. Dalam jaringan informal, anggota kelompok berkomunikasi
secara bebas berdasarkan hubungan personal, saling percaya, dan kebutuhan mereka.
Komunikasi dalam jaringan informal sering lebih fleksibel dan dapat mencakup pembicaraan
santai, pertukaran informasi, dan dukungan emosional. Jaringan informal dapat membantu
memperkuat koneksi sosial di antara anggota kelompok, memfasilitasi kolaborasi, dan
pertukaran ide.8
c. Jaringan lingkaran
Jaringan Lingkaran dalam komunikasi kelompok adalah suatu bentuk jaringan yang
menghubungkan anggota kelompok secara berurutan, mirip dengan susunan lingkaran. Setiap
anggota kelompok berkomunikasi dengan dua anggota, satu di sebelah kanan dan satu di
sebelah kiri. Model ini menciptakan aliran komunikasi yang lancar dan memungkinkan
semua anggota kelompok untuk terlibat secara aktif.9
d. Jaringan berpusat
Jaringan berpusat dalam komunikasi kelompok adalah pola komunikasi di mana
semua anggota kelompok berhubungan melalui satu individu atau kelompok yang berperan
sebagai pusat atau penghubung. Dalam jaringan ini, semua komunikasi kelompok mengalir
melalui satu entitas, dan anggota kelompok berinteraksi dengan pusat tersebut untuk bertukar
informasi, gagasan, atau keputusan.10
e. Jaringan berantai
8
Roskina and Haris, “Jaringan Komunikasi Informal ‘“V3 Team”’ Di PT Bank Panin Dubai Syariah Tbk,”
Jurnal Perspektif Komunikasi, 5, no. 2 (2021).
9
Tatag Handaka et al., “Sistem Komunikasi Pemerintah Dan Kompleksitas Pengetahuan Petugas
Penyuluh Lapangan,” Jurnal ASPIKOM 3, no. 3 (2017): 363.
10
Dwi Purnomo, Dwi Wulandari, and Dwi Setyawan, “Jaringan Komunikasi Kelompok Berbasis Sistem
Informasi Geografis (SIG) Pada Kelompok Tani Di Desa Sumberjaya, Kabupaten Lampung Selatan,”
Jurnal Ilmiah Teknologi Informasi Asia 13, no. 2 (2019).
Jaringan berantai dalam komunikasi kelompok adalah pola komunikasi di mana
informasi atau pesan mengalir dari satu anggota kelompok ke anggota berikutnya secara
berurutan, mirip dengan rantai. Dalam jaringan ini, pesan atau informasi pertama kali
disampaikan oleh satu anggota kelompok, dan kemudian anggota tersebut meneruskan pesan
ke anggota lain, dan begitu seterusnya.11
a. Jaringan formal
Jaringan Formal dalam komunikasi organisasi adalah struktur komunikasi resmi dan
terstruktur yang digunakan untuk mengatur aliran informasi dalam suatu organisasi. Dalam
jaringan formal, komunikasi mengikuti jalur yang telah ditentukan dan terkadang disebut
sebagai saluran komunikasi resmi.12
b. Jaringan informal
Jaringan informal dalam komunikasi organisasi merujuk pada aliran informasi di
dalam organisasi yang tidak terikat oleh struktur hierarki formal atau saluran komunikasi
resmi. Ini adalah cara di mana karyawan berinteraksi dan berbagi informasi di luar batas-
batas formal yang ditentukan oleh organisasi.13
c. Jaringan bintang
11
Rizki Nurul Fajr, “Analisis Jaringan Komunikasi Kelompok,” urnal Ilmiah Mahasiswa Universitas
Surabaya (2020).
12
E Murniarti, “Teori Komunikasi Dalam Organisasi” (2019): 19.
13
Fitriani, “Analisis Jaringan Komunikasi Informal " Adidas Team " Di PT. Damco Indonesia Jakarta
Pusat,” Jurnal Visi Komunikasi 15, no. 02 (2016): 275–285.
Jaringan bintang adalah salah satu topologi jaringan yang digunakan dalam
komunikasi organisasi. Dalam jaringan ini, satu pusat kendali atau server menjadi titik pusat
dari semua koneksi. Semua anggota jaringan terhubung langsung ke pusat kendali ini. 14
d. Jaringan simulasi
Jaringan simulasi dalam komunikasi organisasi adalah sebuah konsep di mana
organisasi menciptakan situasi atau lingkungan yang menyerupai situasi nyata untuk melatih
karyawan atau menguji berbagai skenario. Tujuannya adalah untuk mempersiapkan karyawan
menghadapi situasi yang mungkin terjadi di dunia nyata tanpa risiko yang sebenarnya. 15
e. Jaringan acak
Jaringan acak dalam komunikasi organisasi merujuk pada proses komunikasi yang
tidak terstruktur dan cenderung terjadi tanpa perencanaan atau pola yang jelas. Dalam
jaringan ini, informasi dan pesan bergerak secara spontan antara anggota organisasi tanpa
mengikuti aturan atau hierarki tertentu. Ini sering terjadi di luar jalur komunikasi formal yang
ditentukan oleh organisasi.16
14
Angeng Rara Cindoswari, “Analisis Jaringan Komunikasi Dan Eksistensi Dalam Komunitas X Kota
Bandung,” Jurnal Ilmu Komunikasi 4, no. 2 (2016).
15
M Iqbal Sultan, Jeanny Maria Fatimah, and Zulfikar, “Pola Jaringan Komunikasi Kelompok Dalam
Menumbuhkan Solidaritas Aksi Unjuk Rasa Mahasiswa Di Kota Makassar,” Jurnal Komunikasi Kareba 2,
no. 4 (2013): 315–325.
16
Sultan,M Iqbal,Fatimah, Jeanny Maria,Zulfikar Pola Jaringan Komunikasi Kelompok Dalam
Menumbuhkan Solidaritas Aksi Unjuk Rasa Mahasiswa Di Kota Makassar
BAB III
PENUTUP
D. Kesimpulan
Fajri, Rizki Nurul. “Jaringan Formal Dalam Komunikasi Kelompok.” Jurnal Ilmiah
Mahasiswa Universitas Surabaya (2020).
Fitriani. “Analisis Jaringan Komunikasi Informal " Adidas Team " Di PT. Damco
Indonesia Jakarta Pusat.” Jurnal Visi Komunikasi 15, no. 02 (2016): 275–285.
Handaka, Tatag, Hermin Indah Wahyuni, Endang Sulastri, and Paulus Wiryono.
“Sistem Komunikasi Pemerintah Dan Kompleksitas Pengetahuan Petugas
Penyuluh Lapangan.” Jurnal ASPIKOM 3, no. 3 (2017): 363.
Milyane, Tita melia, Hesti Umiyati, Depi Putri, Juliastuti, Syubhan Akib, Rosy
F.Daud, Dawami, et al. Ilmu Komunikasi, 2022.
Roskina, and Haris. “Jaringan Komunikasi Informal ‘“V3 Team”’ Di PT Bank Panin
Dubai Syariah Tbk.” Jurnal Perspektif Komunikasi, 5, no. 2 (2021).
Siti Roskiana dan Ikfan Haris. Komunikasi Dalam Organisasi (Toeri Dan
Penerapannya). Vol. i–viii, 2020.
Sultan, M Iqbal, Jeanny Maria Fatimah, and Zulfikar. “Pola Jaringan Komunikasi
Kelompok Dalam Menumbuhkan Solidaritas Aksi Unjuk Rasa Mahasiswa Di
Kota Makassar.” Jurnal Komunikasi Kareba 2, no. 4 (2013): 315–325.