Anda di halaman 1dari 2

PERTEMUAN 5 STANDAR AUDIT SEKTOR PUBLIK

PERKEMBANGAN STANDAR ASP


Tahun 1972 (Sydney, Australia)  ICA (International Congress cof Accounting) membentuk
organisasi profesi akuntan international guna mengembangkan standar-standar akuntansi yang patut
diterima secara universal
Tahun 1973 dibentuklah International Coordinator Committee Accounting Profession (ICCAP) dan
International Accounting Standards Committee (IASC)
Tahun 1972 bulan Agustus Badan Pembina Pasar Uang dan Modal membentuk Panitia
Penghimpunan Bahan-Bahan dan Struktur Generally Accepted Accounting Principles and Generally
Accepted Auditing Standards bekerjasama dengan IAI dan para akuntan lainnya, menghasilkan
konsep prinsip akuntansi Indonesia.
Tahun 1973, 2 Desember Pada Kongres ke tiga IAI, konsep Prinsip Akuntansi disahkan sebagai
prinsip akuntansi Indonesia dan Norma Pemeriksaan Akuntan yang berlaku di seluruh Indonesia
Tahun 1955 Di Indonesia, pada masa sebelurnnya, standar pemeriksaan dikenal dengan narna SAP
(Standar Audit Pemerintahan)
Awal Tahun 2007 BPK berhasil menyelesaikan penyusunan standar pemeriksaan yang diberi nama
‘Standar Pemeriksaan Keuangan Negara’ atau disingkat dengan ‘SPKN’ yang dipayungi dengan
peraturan BPK-R1 No. 1 Tahun 2007 sebagai pengganti standar pemeriksaan sebelumnya yaitu
Standar Audit Pemerintah (SAP) 1995.
SAP Standar audit berkaitan dengan kriteria atau ukuran mutu kinerja audit, dan berkaitan dengan
tujuan yang hendak dicapai dengan menggunakan prosedur yang ada.
SPKN adalah sebuah standar pemeriksaan yang memuat persyaratan profesional perneriksa, mutu
pelaksanaan perneriksaan, dan persyaratan laporan pemeriksaan yang profesional. Terdiri dari standar
umum, standar pemeriksaan keuangan, standar pemerikaan kinerja, standar pelaporan kinerja, standar
pemeriksaan untuk tujuan tertentu.
SPKN disusun untuk memenuhi Pasal 5 Undang-Undang No. 15 Tahun 2004 tentang Pemeriksaan
Pengelolaan dan Tanggung Jawab Keuangan Negara dan Pasal 9 ayat (1) huruf e Undang- Undang
No. 15 Tahun 2006 tentang Badan Pemeriksa Keuangan.
Tujuan SPKN untuk menjadi ukuran mutu bagi para pemeriksa dan organisasi pemeriksa dalam
melaksanakan pemeriksaan atas pengelolaan dan tanggung jawab keuangan negara.
Standar Umum Standar umum ini berkaitan dengan ketentuan mendasar untuk menjamin
kredibilitas hasil perneriksaan.
Dengan demikian, standar umum ini harus diikuti oleh semua pemeriksa dan organisasi pemeriksa
yang melakukan pemeriksaan berdasarkan Standar Pcmeriksaan.
 Pernyataan standar umum yang pertama adalah tentang persyaratan kemampuan atau
keahlian, yaitu “Pemeriksa secara kolektif harus memiliki kecakapan profesional yang
rnemadai untuk melaksanakan tugas pemeriksaan”
 Pernyataan standar umum kedua adalah “Dalarn semua hal yang berkaitan dengan pekerjaan
pemeriksaan, organisasi pemeriksa dan pemeriksa harus bebas dalam sikap mental dan
penampilan dari gangguan pribadi, eksternal, dan organisasi yang dapat memengaruhi
independensinya”.
 Pernyataan standar umum ketiga adalah “Dalam pelaksanaan pemeriksaan serta penyusunan
laporan hasil pemeriksaan, pemeriksa wajib menggunakan kemahiran profesionalnya secara
cermat dan seksama”.
 Pernyataan standar umum keempat adalah “Setiap organisasi pemeriksa yang melaksanakan
pemeriksaan berdasarkan Standar Pemeriksaan harus memiliki sistem pengendalian mutu
yang memadai, dan sistem pengendalian mutu tersebut harus di-review oleh pihak lain yang
kompeten (pengendalian mutu eksternal)”.
Standar pemeriksaan keuangan Pernyataan standar mi mengatur standar pelaksanaan untuk
pemeriksaan keuangan dan setiap standar pekerjaan lapangan audit keuangan dan Pernyataan
Standar Audit (PSA) yang ditetapkan oleh IAI, kecuali ditentukan lain. Dan bertujuan untuk
Untuk pemeriksaan keuangan Standar Pemeriksaan memberlakukan tiga pernyataan standar
pekerjaan lapangan SPAP yang ditetapkan IAI
Standar Pemeriksaan menetapkan standar pelaksanaan tambahan:
Komunikasi Pemeriksa, Pertimbangan terhdap hasil pemeriksaan sebelumnya, Merancang
pemeriksaan untuk mendeteksi terjadinya penyimpangan dari ketentuan peraturan perundang-
undangan, kecurangan (fraud), serta ketidakpatutan (abuse), Pengembangan temuan pemeriksaan, dok
pemeriksaan.
Standar Pelaporan Pemeriksaan Keuangan “Laporan audit harus menyatakan apakah laporan
keuangan disajikan sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum di Indonesia atau
prinsip akuntansi yang lain yang berlaku secara komprehensif”
Pemberian pendapat auditor wajar tanpa pengecualian sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku
umum harus didasarkan pada pertimbangan auditor, apakah:
a. Prinsip akuntansi yang dipilih dan diterapkan telah berlaku secara umum.
b. Prinsip akuntansi yang dipilih tepat untuk keadaan yang bersangkutan.
c. Laporan keuangan beserta catatan atas laporan keuangan memberikan informasi yang memadai
yang dapat memengaruhi penggunaan, pemaharnan, dan penafsirannya.
d. Informasi yang disajikan dalam laporan keuangan diklasifikasikan dan diikhtisarkan dengan
semestinya, tidak terlalu rinci maupun ringkas.
Perubahan dalarn prinsip akuntansi meliputi:
• Prinsip akuntansi.
• Estimasi akuntansi.
• Satuan usaha yang membuat laporan keuangan.
Kesalahan dalam laporan keuangan yang diterbitkan dalam periode sebelumnya.
Perubahan penggolongan atau reklasifikasi
Ketidak tepatan estimasi tahun-tahun sebelumnya dengan peristiwa dan kejadian dalam tahun
berjalan.

Anda mungkin juga menyukai